laporan modul 2 tropis, klp 4

Upload: melisa-budi-selawati

Post on 02-Mar-2018

256 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    1/17

    MODUL II

    BERCAK PUTIH

    Skenario:

    Seorang laki-laki, sawo matang, umur 17 tahun datang ke puskesmas dengan

    keluhan bercak-bercak berwarna putih pada kulit, berbentuk bulat dan lonjong,

    diameter 1-3 cm. Bercak putih tersebut muncul 1 bulan yang lalu di daerah

    punggung.

    Kata kunci :

    - Laki-laki 17 tahun- Bercak putih pada kulit- Bercak berbentuk bulat dan lonjong dengan diameter 1-3 cm- uncul satu bulan yang lalu didaerah punggung

    Pertanyaan :

    1. Bagaimanakah anatomi kulit yang normal !

    ". #pakah jenis e$$loresensi dari scenario !

    3. #pakah penyebab terjadinya bercak putih !

    %. Bagaimana mekanisme timbulnya bercak putih !

    &. 'enyakit apa sajakah yang memberikan gambaran klinik berupa bercak

    putih !

    1

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    2/17

    (. #pakah diagnosa banding dari skenario !

    7. Bagaimana langkah-langkah diagnostik pada skenario !

    Jawaan :

    !" Anato#i ku$it

    )ulit adalah organ

    tubuh yang terletak paling luar

    dan membatasinya dari

    lingkungan hidup manusia.1

    *arna kulit berbeda-

    beda ,dari kulit yang berwarnaterang ,pirang,dan hitam,warna

    merah muda pada telapak kaki

    dan tangan bayi,serta warna

    hitam kecokelatan pada genital

    orang dewasa.1

    1#natomi kulit secara histopatologik

    'embagian secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu +

    (Gambar 1)

    1. Lapisan epidermis

    ". Lapisan dermis

    3. Lapisan subkutan

    1. Lapisan epidermis terdiri dari +

    a. Stratum

    corneum,

    Lapisan kulit paling luar,terdiri dari sel-sel gepeng yang mati

    b. Satratum lucidum,

    epat dibawah lapisan corneum,terdiri dari sel-sel gepeng tanpa

    inti

    c. Stratum granulosum,

    2

    2Gambar 1

    2Gambar 2

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    3/17

    Lapisan kerato-hialin,sel-sel gepeng dengan sitoplasma butir

    kasar dan inti diantaranya.

    d. Stratum spinosum,e. Stratum basalis

    Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan ber$ungsi

    reprodukti$.Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel ,yaitu +

    1. Sel sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma

    baso$ilik

    ". Sel pembentuk melanin melanosit/ merupakan sel-sel

    berwarna muda, dengan sitoplasma baso$ilik dan inti gelap

    dan mengandung butir pigmen melanosomes.

    ". Lapisan dermisa. 'ars papillare + bagian yang menonjol ke epidermis

    b. 'ars retikulare + bagian yang dibawahnya menonjol ke arah

    subkutis

    3. Lapisan subkutan

    )elanjutan dermis ,terdiri sel-sel lemak, 0askularisasi,dan sara$.

    %" A&aka' (eni) e**$ore)en)i +ari )cenario ,

    Jenis effloresensi :Makula hipopigmentasi

    akula adalah e$$loresensi primer yang hanya berupa perubahan warnakulit tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea 0ersikolor, morbus

    ansen.3

    ipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih

    putih dari sekitarnya.isal pada scleroderma dan 0itiligo.3

    Ukuran

    2umular adalah ukuran lesi sebesar uang logam & rupiah atau 1 rupiah1

    'lakat adalah ukuran lesi lebih besar dari numular1

    -" A&aka' &enyea ter(a+inya ercak &uti' ,

    a. 4n$eksi

    Bakteri +Mycobacterium leprae, Streptococcus aureus

    5amur +Malassezia furfur

    b. 2on 4n$eksi

    Sinar 6, kelainan kromosom8kongenital%

    ." Ba/ai#ana #ekani)#e ti#u$nya ercak &uti' ,

    3

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    4/17

    MikroorganismeMempengaruhi enzim TIROSINASEMenghambat pembentukan meanin

    !umah meanosit berkurang"I#O#IGMENTASI$ER%A& #'TI"

    %,&Skema diatas adalah gambaran mengenai melagonesis yang normal

    dan mekanisme hipopigmentasi dari beberapa penyakit

    .5adi, untuk memahami terjadinya mekanisme bercak putih, maka ada

    kaitannya dengan adanya gangguan pada jalur pembentukan melanin yang

    normal.Berikut ringkasan mengenai mekanisme terjadinya

    hipopigmentasibercak putih/ secara umum +

    0" Penyakit a&a )a(aka' yan/ #e#erikan /a#aran k$inik eru&a

    ercak &uti' ,

    (

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    5/17

    9a$tar beberapa penyakit penyebab hipopigmentasi&

    :enetic #lbinism

    'iebaldism

    'henylketonuria

    *aardenburg;s syndrome

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    6/17

    De*ini)i

    'itriasis 0esikolor yang disebabkan malassezia furfur Aobin B#4LL21CCD/ adalah penyakit jamur super$icial yang knonik biasanya tidak

    memberikan keluhan subjekti$berupa bercak berskuama yang berwana putih

    sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat

    menyerang ketiak, lipat paha, lengan tungkai atas,leher, muka dan kulit kepala

    yang berambut.1,3

    Sinoni#

    inea 0asikolor, kromo$itosis, dermatomikosis, li0er spot, line $la0a,

    pitriasi 0ersikolor $la0a, dan panau.1

    E&i+e#io$o/i

    'itriasis 0ersikolor adalah penyakit uni0ersal dan terutama ditemukan di

    daerah tropis.1

    Pato/ene)i)

    'ada kulit terdapat $lora normal yang berhubungan dengan timbulnya

    pitriasis 0ersikolor ialah Pityrosporumorbiculare yang berbentuk bulat dan

    Pityrosporum oale yang berbentuk o0al. )eduanya merupakan organisme

    yang sama, dapat berubah sesuai dengan lungkungannya, misalnya suhu,

    media dan kelembapan.

    alassea@ia $ur$ur merupakan $ase spora dan miselium. Eaktor

    predisposisi menjadi patogen dapat endogen atau eksogen. =ndogen dapatdisebabkan diantaranya oleh de$isiensi imun. =ksogen dapat karena $aktor

    suhu, kelembapan uadara dan keringat.1,3

    4e(a$a K$ini)

    )elainan kulit pitriasis 0ersikolor sangat super$isial ditemukan terutama di

    badan. )elaina ini terlihat sebagai bercak-bercak yang berwarna-warni, bentuk

    tidak teratur sampai teratur, batas jelas samapai di$us. Bercak-bercak tersebut

    *

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    7/17

    ber$loresensibila dilihat dengan lampu wood. Bentuk papulo-0esikuler dapat

    terlihat walaupun jarang. )elainan biasanya asimtomatik sehingga adakalanya

    penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.

    )adang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan

    alasan berobat. 'seudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau

    kemungkinan pengaruh toksik jamur terhadap pembentukan pigmen, sering

    menjadi keluhan penderita.

    'enyakit ini sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang tua

    tidak luput dari in$eksi. enurut B6A)= 1D(1/ ada beberapa $aktor yang

    mempengaruhi in$eksi yaitu $aktor heriditer, penderita yang sakit kronik atau

    yang mendapat pengobatan steroid dan malnutrisi.1,(

    Dia/no)i)

    9iagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan $luoresensi,

    lesi kulit dengan lampu wood dan sediaan langsung.

    :ambaran $louresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu wood berwarna

    kuning keemasan dan pada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan

    ) "F terlihat campuran hi$a pendek dan spora-spora bulat yang dapat

    berkelompok.1,(

    Dia/no)i) Ban+in/

    'enyakit ini harus dibedakan denga dermatitis sebioroika, eritrasma, si$ilis

    44, achromia parasitik dari pardo-ue@, moebus ansen,

    pitriasis alba, serta 0itiligo.1

    Pen/oatan

    'engobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan konsisten.

    bat-obatan yang dapat dipakai misalnya + suspensi selenium sul$ide selsun/

    dapat dipakai sebagai sempai "-3 kali seminggu. bat diosokkan pada lesi dan

    diamkan selama 1&-3 menit, sebelum mandi. bat-obatan lain yang

    berkhasiat terhadap penyakit ini adalah salisil spiritus 1FG deri0at-deri0at

    a@ol, misalnya mikona@ol, klotrima@ol, isokona@ol, dan ekona@olG sul$ur

    presipitatum dalam bedak kocok %-"FG toksiklatG tolna$tat, dan haloprogin.

    +

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    8/17

    5ika sulit disembuhkan ketokona@ol dapat dipertimbangkan dengan dosis

    1?" mg sehari selama 1 hari1.

    Pro/no)i)

    'rognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekundan

    konsisten. 'engobatan harus diteruskan " minggu setelah $louresensi negati

    dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negati$.1

    B" MORBUS HA2SE2)usta termasuk penyakit tertua. )ata kusta berasal dari bahasa

    india kust!a,dikenal sejak 1% tahun sebelum asehi. )ata kusta disebut

    di kitab injil, terjemahan dari bahasa ebrew zaraat!, yang sebenarnya

    mencakup beberapa penyakit kulit lainnya. ernyata banhwa berbagai

    diskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur, apalagi dibandingkan

    dengan kusta yang kita kenal sekarang.1,7,C

    9=E424S4

    )usta meupakan penyakit in$eksi yang kronik, dan penyebabnya

    ialah mycrobacterium reprae yang bersi$at intra seluler obligat. Sara$peri$er sebagai a$initas pertama, lalu kulit dan ukosa tractus respiratorius

    bagian atas, kemudian dapat keorgan lain kecuali susunan sara$ pusat.

    S4224

    Lepra, morbus ansen1

    ='49=4L:41,7,Casalah =pidemiologi masih belum terpecahkan, cara penularan

    belum diketahui pasti hanya berdasarkan anggapan klasik yaitu melalui

    kontak langsung antar kulit yang lama dan erat. #nggapan kedua ialahsecara inhalasi, sebab .leprae masih dpat hidup beberapa hari dlam

    droplet.

    asa tunasnya sangat ber$ariasi, antara % hari sampai % tahun,

    umumnya beberapa tahun, rata-rata 3-& tahun.

    'enyebab penyakit kusta dari suatu temat ke tempat lain sampai

    tersebar"iseluru! "unia, tampaknya disebkan oleh perpindahan penduduk

    ysng terin$eksi penyakit tersebut. asuknya kusta kepulau-pulau

    melanisia termasuk 4ndonesia, diperkirakan terbawa oleh orang-orang

    china. 9istribusi penyakit ini tiap-tiap 2egara maupun dalam satu 2egara

    ,

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    9/17

    sendiri berbeda-beda. 9emikian pula penyebab penyakit kusta menurun

    atau menghilang pada suatu 2egara sampai saat ini belum jelas benar.

    Eaktor-$aktor yang perlu dipertimbangkan adalah pathogenesiskuman penyebab, cara penularan, keadaan social ekonomi dan lingkungan,

    0arian genetic yang berhubungan dengan keratanan, perubahan imunitas,

    dan kemungkinan adanya reser0oir diluar manausia. 'enyakit kusta masa

    kini lain dengan kusta tempo dulu, tetapi meskipun demikian masih

    banyak hal-hal yang belum jelas diketahui, sehingga masih merupakan

    tantangan yang luas bagi para ilmuan untuk pemecahannya.

    Belum ditemukan medium arti0isial, mempersulit dalam

    mempelajari si$at-si$at .leprae sebagai sumber in$eksi hanyalah manusia,

    meskipun masih dipikirkan adanya kemungkinan diluar manusia.'enderita yang mengandung .leprae jauh lebih banyak sampai 10

    13

    per garam jaringan/, dibandingkan dengan pederitaan yang mengandung

    107

    , penularannya hanya 3-1 kali lebih besar.

    )usta bukan penyakit keturunan. )uman dapat ditemukan dikulit,

    $olikel rambut, kelenjar keringat, dan air susu ibu, jarang didapat dalam

    urin. Sputum dapat banayak mengandung .leprae yang berasal dari

    tractus respiratorius atas. empat implantasi tidak selalu menjadi tempat

    lesi pertama. 9apat menyerang semua umur, anak-anak lebih rentandaripada orang dewasa. 9i 4ndonesia penderita anak-anak dibawah umur

    1% tahun didapatkan 11,3DF, tetapi anak dibawah umur 1 tahun

    jarang sekali saat ini usaha pencatatan penderita dibawah usia satu tahun

    penting dilakukan untuk dicari kemungkinan ada tidaknya kusta

    congenital, sekuensi tertinggi terdapat pada kelompok umur antara "&-3&

    tahun.

    )usta dimana-dimana terutama di asia, a$rika, amerika latin,

    daerah tropis, dan sub tropis, serta masyarakat yang social ekonominya

    rendah. akin rendah social ekonomi makin berat penyakitnya, sebaliknya$aktor social ekonomi tinggi sangat membantu penyembuhan. #da 0ariasi

    reaksi terhadap in$eksi m. leprae yang mengakibatkan 0ariasi gambaran

    klinisspectrum dan lain-lain/ dibebagai suku bangsa hal ini diduga

    disebabkan oleh $aktor genetic yang berbeda.

    'ada tahun 1D1 *orld ealt #ssembly membuat resolusi tentang

    eliminasi kusta sebagai problem kesehatan masyarakat pada tahun "

    dengan menurunkan pra$elensi kusta menjadi satu kasus per 1.

    penduduk. 9i 4ndonesia hal ini dikenal sebagai eliminasi kusta tahun

    "=) "/.

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    10/17

    5umlah kasus kusta diseluruh dunia selama 1" tahun terakhir ini

    telah menurun tajam di sebagian besar 2egara atau wilayah endemis kasus

    yang terda$tar pada permulaan tahun "D tercatat "13.3( penderita yang

    berasal dari 1"1 negara, sedangkan jumlah kasus baru tahun "C baru

    tercatat "%D.7. di 4ndonesia jumlah kasus kusta yang tercatat akhir tahun

    "C adalah "".3&D orang dengan kasus baru tahun "C sebesar 1(.((C

    orang . 9istribusi tidak merata, yang tertinggi antara lain dipulau jawa,

    Sulawesi, aluku, dan papua. 're$elensi pada tahun "C per 1.

    penduduk adalah .73.

    )usta merupakan penyakit yang menyeramkan dan ditakuti oleh

    karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan de0ormitas. 'enderita kusta

    bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga )arena dikucilkanmasyarakat disekitarnya. al ini akibat kerusakan sara$ besar yang

    ire0ersibel diwajah dan ekstremitas, motorik dan sensorik, serta dengan

    adanya kerusakan yang berulang-ulang pada daerah anestetik disertai

    paralisis dan atro$i otot.

    =4L:4

    )uman penyebab adalah mycrobacterium leprae yang ditemukan

    oleh :.#. #2S=2 pada tahun 1C7% dinorwegia yang sampai sekarang

    belum juga dapat dibiakkan dalam media arti$icial. . leprae berbentuk

    kuman dengan ukuran 3-C pm kali .& pm, tahan asam dan alcohol sertapositi$ gram.1,7

    '#:=2=S4S1'ada tahun 1D( Shepard berhasil menginokulasikan m. leprae

    pada kaki mencit, dan berkembang biak disekitar tempat suntikan. 9ari

    berbagai macam specimen, bentuk lesi maupun 2egara asal penderita,

    ternyata tidak ada perbedaan spesies. #gar dapat tumbuh diperlukan

    minuman . leprae yng disuntikan dan kalau melampaui jumlah

    maksimum tidak berarti meningkatkan perkembangbiakkan.

    4nokulasi pada mencit yang telah diambil timusnya dengan diikutiiradiasi D r, sehingga kehilangan respons imun selulernya akan

    mengahsilkan granuloma penuh kuman terutama dibagian tubuh yang

    relati0e dingin yaitu hidung, cuping telinga, kaki, dan ekor. )uman

    tersebut selanjutnya dapat diinokulasikan lagi, berarti memenuhi salah satu

    postulat )och, meskipun belum seluruhnya dapat dipenuhi.

    Sebenarnya .leprae mempunyai patogenitas dan daya in0asi yang

    rendah, sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum

    tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat sebaliknya.

    )etidak seimbangan antara derajat in$eksi dengan derajat penyakit, tidak

    1.

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    11/17

    lain disebabkan oleh espons imun yang berbeda, yang menggugah

    timbulnya reaksi granuloma setempat atau menyeluruh yang dapat sembuh

    sendiri atau progresi$. leh karena itu penyakit kusta dapat disebut sebagai

    penyakit imunologi. :ejala klinisnya lebih sebanding dengan tingkat

    reaksi selulernya daripad intensitasnya in$eksinya.

    :=5#L# )L424S

    9iagnosis penyakit kusta didasarkan gambaran klinis,

    bakterioskopis, dan hispatologis,dan serologis.

    9iantara ketiganya, diagnosis secara klinislah yang terpenting dan

    paling sederhana. asil bakterioskopis memerlukan waktu paling sedikit

    1&-3 menit, sedangkan histopatologik 1-1% hari. )alau memungkin

    dapat dilakukan tes lepromin mitsuda/ untuk membantu penentuan tipe,

    yang hasilnya baru dapat diketahui setelah 3 minggu. 'enentuan tipe kusta

    perlu dilakukan agar dapat menetapkan terapi yang sesuai. Bila kuman

    .leprae masuk kedalam tubuh seseorang, dapat timbul gejala klinis

    sesuai dengan kerentanan orang tersebut . bentuk tipe klinis bergantung

    pada system imunitas seluler S4S/ penderita. Bila S4S baik akan tampak

    gambaran klinis ke arah tuberkuloid, sebaliknya sis rendah memberikan

    gambaran lepromatosa.1,7,C,D

    1,C

    '=2625#2: 94#:2S4S1. 'emeriksaan bakterioskopik kerokan jaringan kulit/

    ". 'emeriksaan histopatologik

    3. 'emeriksaan serologic

    1,1'=2:B##2

    - 9ds

    - Ai$ampisin

    - )lo$a@imin lamprene/

    - 'rotionamid

    bat alternati$- $loksasin

    - inosiklin

    - )laritromisin

    C" !PITIRIASIS ALBA

    9=E=24S4

    Bentuk dermatitis yang tidak spesi$ik dan belum diketahui penyebabnya.

    9itandai dengan adanya bercak kemerahan dan skuama halus yang akan

    menghilang serta meninggalkan area yang depigmentasi.

    =4L:4

    11

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    12/17

    enurut pendapat para ahli menduga adanya in$eksi strepkococcus, tetapi

    belum dapat dibuktikan. 'itiriasis alba merupakan mani$estasi dermatitis

    non-spesi$ik yang belum diketahui penyebanya.

    :=5#L# )L424S

    'itiriasis alba sering dijumpai pada anak umur 3-1( tahun 3-%F/.

    *anita dan pria sama banyak, lesi berbentuk bulat, o0al atau plakat yang

    tak teratur. *arna merah muda atau sesuai warna kulit dengans>uama

    paling halus. 'ada stadium ini penderita datang berobat terutama pada

    orang dengan kulit berwarna. Bercak biasanya multiple %-" dengan

    diameter diangtara H smpai " cm. pada anak anak lokasi kelainan pada

    muka &-(F/, paling sering disekitar mulut, dagu, pkipi, serta dahi.

    4S'#L:4

    'erubahan histopatologi, hanya dijumpai adanya akantosis ringan,

    spongiosis dengan hyperkeratosis sedang dan para keratosis setempat.

    idak adanya pigmen disebabkan karena e$ek penyaringan sinar oleh

    stratum korneum yang menebal atau oleh kemampuan sel epidermal,

    mengangkut granula pigmen melanin berkurang.

    94#:2S4S

    Berdasarkan umur, skoama halus dan distribusi lesi. 9iagnosi banding +

    0itiligo, ada a$se eritrema sering diduga psoriasis.

    '=2:B##2

    6munya mengecewakan. Skuama dapat dikurangi dengan krem emolien.

    9apat dicoba dengan preparat tert, misalnya likuorkarbonet detergen 3-&F

    dalam kream atau salep, setelah dioleskan harus banyak terkena matahari.

    'A:2S4S

    'enyakit dapat sembuh spontan setelah beberapa bualn sampai beberapa

    tahun.

    D" !!3ITILI4O

    itiligo merupakan kelainan depigmentasi yang didapat disebabkantidak

    adanya melanosit pada epidermis, membrane mukosa, mata maupun

    bulbus dari rambut. )arakteristik lesi berupa macula ataupun bercak

    depigmentasi yang berbatas tegas dan biasanya asimptomatik.

    ='49=4L:4

    'ada banyak penelitian, 0itiligo lebih banyak dijumpai pada wanita

    dewasa / dibandingkan pada laki-laki dewasa/ yaitu "-3+1. Sedangkan

    12

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    13/17

    penelitian 0itiligo pada anak-anak, dijumpai perbandingan yang hamper

    sama pada kedua jenis kelamin.

    =4L:4

    'ada 0itiligo, penyebab hilangnya melanosit pada epidermis belum

    diketahui dengan pasti. 9iduga merupakan penyakit herediter yang

    diturunkan secara autosomal dominan.

    '#:=2=S4S

    'athogenesis 0itilogo belum dapat dijelaskan dengan pasti ada beberapa

    hipotesis yang dikemukakan yaitu

    1. #utoimune hipotesis

    ". 2eurogenik hipotesis3. Sel$-destruct teori oleh lerner

    %. #utocytoto?it hipotesis

    &. :enetic hipotesis

    )L#S4E4)#S4

    Lesi pada 0itiligo dapat diklasi$ikasin berdasarkan perluasan dan distribusi

    pada kulit. Secara luas 0itiligo dapat dibagi atas

    1. ipe lokalisata". ipe generalisata

    3. ipe uni0ersalis

    E#)A '=2

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    14/17

    dan digital palanghes. itiligo juga dapat dijumpai pada bibir, genitalia,

    gingi0al, aerola dan puting susu.

    9apat juga ditemukan 0ariasi bentuk klinik 0itiligo yaitu+

    ichrome 0itiligo + 0itiligo dengan warna coklat mudah

    Iuadrichrome 0itiligo + adanya macula peri$olikular atau batas

    hiperpigmentasi yang terlihat pada proses ripigmentasi 0itiligo

    4n0lamatori 0itiligo+ lesi eritematosa dengan tepi yang meninggi

    94#:2S4S

    enegakkan diagnosis 0itiligo pada umumnya berdasarkan gambaran

    klinis yang khas yaitu adanya lesi dipegmantasi berupa macula atau

    bercak berwarna putih, berbats tegas dengan pinggir yang

    hiperpigmentasi dan mempunyai distribusi yang khas

    94#:2S4S B#2942:

    Beberapa penyakit yang mempunyai gambaran lesi seperti 0itiligo

    yaitu+

    1. ine 0ersicolor

    ". 'tiriasis alba3. uberous clerosis

    %. 'iebaldism

    &. #lbinism

    (. Lupus erytematosus

    7. 2e0us depigmentosus

    '=2##L#)S#2##2

    'rinsip pengobatan 0itiligo adalah pembentukan cadangan baru

    melanosit, dimana diharapkan melanosit baru yang terbantuk akan

    tumbuh kedalam kulit yang mengalami dipegmantasi. etodepengobatan 0itiligo dapat diabagi atas +

    1. 'engobatan secara umum yaitu+

    emberi keteranagn mengenai penyakit

    'enggunaan tabir surya S'E1&-3/ pada daerah yang

    terpapar sinar matahari

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    15/17

    a. 6sia dibawah 1" tahun

    opical steroid

    opical tacrolimus

    opical '6'#

    b. 6sia lebih dari 1" tahun remaja/

    Sistemi '6'#

    erapi bedah

    9epigmentasi

    attoo micropigmentasi/

    'A:2S4S

    'erkembangan penyakit 0itiligo sukar untuk diramalkan, dimana

    perkembangan lesi depigmentasi dapat menetap, meluas ataupun

    terjadi repigmentasi. Biasanya perkembangan penyakit dari semua tipe

    0itiligo bertahap, dan be%rcak depigmentasi akan menetap seumur

    hidup kecuali diberi pengobatan. Sering diawali dengan

    perkembangan yang cepat dari lesi depigmentasi dalam beberapa

    bulan kemudian progresi$itas lesi depigmentasi akan berhenti dalam

    beberapa bulan dan menetap dalam beberapa tahun. Aepigmentasi

    spontan terjadi pada 1-"F pasien tetapi hasilnya jarang memuaskansecara kosmetik.

    5"Ba/ai#ana $an/ka'6$an/ka' +ia/no)tik &a+a )kenario ,

    Ana#ne)i) Ta#a'an

    1. #pakah ada gatal terutama saat berkeringat !

    ". #pakah ada rasa panas !

    3. #pakah ada nyeri !

    %. #pakah bercak putihnya ada di tempat lain selain daerah punggung !&. Bagaimana ukuran dan warna awal bercaknya !

    (. #pakah ada kram-kram8mati rasa !

    7. #pakah pernah ada keluhan yang sama sebelumnya !

    C. #da riwayat berobat tapi belum sembuh !

    D. #pakah ada orang disekitar yang mengalami hal yang sama !

    1. Bagaimna kondisi lingkungan sekitarnya !

    11. #pakah ada riwayat kontak dengan penderita lepra !

    1". #pakah demam !

    Pe#erik)aan 7i)ik +an Pe#erik)aan Penun(an/!8%8-8.8081858988!;8!!

    1)

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    16/17

    '==A4)S##2 E4S4S '==A4)S##2

    '=2625#2:

    )usta In)&ek)i + Bercak, bintil atau

    nodul, bercak berbentuk plakat

    dengan kulit meningkat atau

    kring bersisik

    Pa$a&a)i + ilangnya sensasi

    nyeri, terdapat baal pada lesi

    kulit, nyeri tekan dan atau

    spontan pada sara$

    B#

    )erokan jaringan

    kulit Slit skin

    smear /

    inea #lba In)&ek)i : Lesi sebesar

    miliar sampai plakat,

    eritroskuamosa,

    berskuama halus,

    kadang-kadang terlihat

    merah kecoklatan

    Lampu *ood

    )erokan jaringan

    kulit

    inea

    ersikolor

    In)&ek)i : Bercak berwarna

    warni, bentuk tidak teratur teratur, batas jelas, bentuk

    papulo 0esikuler

    'emeriksaan

    e$loresensi

    Lampu *ood

    Lesi )ulit

    Sediaan Langsung

    itiligo In)&ek)i : akula berwarna

    putih bulat, lonjong, eritema,

    gatal

    =0aluasi klinis

    istopatologi

    Biokimia

    1*

  • 7/26/2019 Laporan Modul 2 Tropis, Klp 4

    17/17

    9#E#A '6S#)#

    1. 9juanda,#dhi. "1. #lmu Penyakit $ulit "an $elamin%".&. E) 64+

    5akarta. al. 3-%, %, 1-11, 333-33%

    ". Scanion, alerie