ppt sa tropis modul 1 fix(1).pptx

42
PENYAKIT VIRUS DAN JAMUR SISTEM KEDOKTERAN TROPIS KELOMPOK 3 IDHAM ANDAYANA 2013730047 IFFA KARIMAH 2013720048 ILHAM GHIFARI 2013730049 INDAH NOVIKA 2013730051 INDRI PARAMESWARI 2013730054 MAYA QODRIANI 2013730065 MICHAEL YAZID R.D 2013730066 MIFTAHUL KHAIR AKBAR 2013730067 MUHAMMAD RAZIV TAUHID 2013730071 NADIA SANTIKA AYU 2013730074 NUR ALFINAJMI 2013730079 NURUL DWI HUDATULLAH 2013730080 PARAMITHA AYU TRIVIANI 2013730082 Tutor: dr. Rayhana, M.Biomed

Upload: iffa-karimah

Post on 13-Dec-2015

358 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

PENYAKIT VIRUS DAN JAMURSISTEM KEDOKTERAN TROPISKELOMPOK 3

IDHAM ANDAYANA2013730047

IFFA KARIMAH 2013720048ILHAM GHIFARI 2013730049INDAH NOVIKA 2013730051INDRI PARAMESWARI 2013730054MAYA QODRIANI

2013730065MICHAEL YAZID R.D

2013730066MIFTAHUL KHAIR AKBAR

2013730067MUHAMMAD RAZIV TAUHID

2013730071NADIA SANTIKA AYU 2013730074NUR ALFINAJMI 2013730079NURUL DWI HUDATULLAH

2013730080PARAMITHA AYU TRIVIANI

2013730082

Tutor: dr. Rayhana, M.Biomed

Skenario 1

Seorang perempuan, berusia 25 tahun datang ke unit gawat darurat RS dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu Keluhan disertai rasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, nyeri otot dan tadi pagi gusinya berdarah waktu menggosok gigi. Pemeriksaan fisis: temperatur 39◦C, terdapat petekie di ekstremitas atas dan bawah dan nyeri tekan epigastrium.

DEMAM

Demam adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh berada diatas suhu normal. Suhu tubuh normal manusia berkisar antara 36,5° C – 37,2° C.

apabila suhu tubuh mengalami kenaikan sampai setinggi 41,2° C atau lebih maka disebut hiperpireksia, sedangakan apabila suhu tubuh dibawah 35° C maka dinamakan hipotermia.

Klasifikasi demam

Demam siklik

Demam remitten

Demam intermitten

Demam kontinyu

Demam septik

Pola demam

Pola Demam Penyakit

kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum

malignanRemitten Sebagian besar penyakit virus dan

bakteri

intermitten Malaria, limfoma, endokarditis

Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

Quotidian Malaria karena P.vivax

Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

Demam rekuren Familial Mediterranean fever

• Corynebacterium diphtheria

• genus Corynebacterium

• famili Corynebacteriaceae.

• spesies Mycobacterium tuberculosis

• genus Mycobacterium

• famili Mycobacteriaceae.

• bakteri Leptospira interrogans

• genus Lestospira

• family Trepanometaceae.

• bakteri Salmonella typhi

• genus Salmonella

• famili Enterobakteriakceae.

Etiologi DemamInfeksi oleh Bakteri :

1. Tuberculosis

2. Difteri

• Bacillus anthracis

• genus Bacillus• famili

Bacillaceae.

3. Demamtifoid

4. Leptospir

osis

5. Antrak

s

Referensi: B.K Mandal, E.G.L. Wilkins, E.M. Dunbar, R.T. Mayon-White. Penyakit Infeksi. Edisi keenam. Jakarta: EMS 2006.

1. DBD disebabkan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue, genus Aedes, family Culicidae.2. Chikungunya disebabkan Chikungunya virus, genus Alphavirus, famili Togaviridae.3. Campak disebabkan measles virus (MV), genus virus morbili, famili paramyxoviridae.4. Varicella disebabkan Human herpesvirus 3, genus Varicellovirus, famili Herpesviridae.5. Influenza burung disebabkan virus influenza tipe A, famili Orthomyxoviruses.6. HIV-AIDS disebabkan Human immunodeficiency virus 1, 2, genus Lentivirus, famili Retriviridae.7. Rabies disebabkan virus rabies, genus Lysavirus, famili Rhabdoviridae.8. Polio disebabkan Human enterovirus C, genus Enterovirus, famili Picornaviridae.9. SARS disebabkan virus Corona, genus Corona virus, famili Paramyxovirus.10. Yellow Fever disebabkan virus yellow, genus Flavivirus, famili Flaviridae.

Infeksi oleh Virus :

Referensi: B.K Mandal, E.G.L. Wilkins, E.M. Dunbar, R.T. Mayon-White. Penyakit Infeksi. Edisi keenam. Jakarta: EMS 2006.

Mekanisme Demam

Infeksi/ Peradangan

(invasi Mikroba)

Neutrofil mengeluarka

n Pirogen Endogen

Asam arakidonat memacu

pengeluaran prostaglandi

n

Hipotalamus meningkatkan set point suhu tubuh

Respons Dingin

Demam

Penyakit-penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus Disertai

Gejala DemamChikungunya

• Disebabkan alphavirus dari famili togaviridae. • Mayoritas penduduk perkotaan dapat terinfeksi dalam waktu berbulan-bulan dalam situasi ini aedes aegypti dapat mempertahankan virus dalam siklus manusia-nyamuk-manusia.

HIV/AIDS

• AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang termasuk famili retroviridae. Aids adalah tahap akhir dari infeksi hiv.

Rabies

• Penyakit infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia dan mamalia yang berakibat fatal

• Disebabkan oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus , famili Rhabdoviridae dan menginfeksi manusia melalui sekret yang terinfeksi pada gigitan binatang.

Demam

Berdarah Dengue (DBD)

• Disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam.

• Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae

Influenza

Burung

• Influenza burung atau avian influenza merupakan penyakit infeksi akibat virus influenza tipe A yang biasa mengenai unggas.

Morbili

• Virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.

Rubella

• Virus rubela adalah virus yang menyebabkan terjadinya campak jerman (jerman hanya simbol) yang menyerang anak-anak, orang dewasa, termasuk ibu hamil.

• menyerang bagian saraf atau otak yang kemudian menyerang kulit ditandai dengan timbulnya bercak merah seperti campak biasa.

Aru W. Sudoyo &Dkk. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Edisi V. Jakarta: Internal Publishing

Gejala Klinis Yang Menyertai Penyakit- Penyakit Dengan Gejala

DemamNo Penyakit

TropisGejala Klinis

1 Demam Berdarah Dengue

Demam tinggi terus menerus, malaise, sakit kepala, anoreksia, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leukopenia, tanda-tanda perdarahan, limfadenopati, hepatomegali.

2 Demam Kuning (Yellow Fever)

Demam secara mendadak dan menggigil, sakit kepala, sakit punggung, mialgia, dan muntah.

3 Rubella/Campak Jerman

Demam ringan (38,9˚C), pembesaran KGB, ruam merah, nyeri sendi, sakit kepala, mata merah

4 Avian Influenza Batuk, pilek, demam, sefalgia, nyeri tenggorokan, mialgia, dan malaise

No Penyakit Tropis Gejala Klinis

5Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS)

Demam, myalgia, menggigil dan rasa kaku-kaku di tubuh, batuk non produktif, nyeri kepala dan pusing

6 HIV/AIDS Demam, kelelahan, nyeri otot dan sendi, pembengkakan KGB, sakit tenggorokan, ruam kulit, penurunan berat badan (>10%), diare.

7 Rabies Gejala umum infeksi akut, adanya rasa gatal dan parastesia pada luka akibat gigitan.

8 Campak/Morbili/Rubeola

Demam, bintik merah, radang selaput lendir (konjungtivitis), Koplik’s spots, fotofobia

Buku Penyakit Infeksi Tropik Ed. 2 Penerbit EGC Harrison vol. 1 Edisi 13

Mekanisme Mual

Infeksi Virus Dengue

Mengaktivasi Chemorecept

or Trigger Zone (CTZ)

Salivation Center,

Respiratory Center, GI

Tract, Abdominal

Muscle

Mual

Mekanisme Tidak Nafsu Makan Dan Lemah

Infeksi Virus Dengue

Pengeluaran Mediator Inflamasi

Menekan Pusat Nafsu Makan Dan

Rasa Kenyang Pada

Hipotalamus

Serotonin

Pasien Lemah Karena

Kekurangan Nutrisi

Mekanisme Nyeri Otot

Infeksi Virus Dengue

Kompleks Imun

DemamKompensasi Tubuh Untuk Homeostasis

Perubahan Metabolisme, Glikolisis

Aerob >Anaerob

Pengeluaran zat zat tubuh

melalui keringat

Pengeluaran IL-1

Menginduksi PGE2

Aktivasi Makrofag

Penumpukan Asam Laktat

Nyeri Otot

Mekanisme Nyeri Epigastrium

Infeksi Virus

Dengue Menyebar Ke Organ

Organ

Pada Hepar Terjadi

Destruksi Trombosit Berlebihan

Infeksi Virus Dengue

Merusak Sel Kupffer

Hepatomegali Disertai

Nyeri Tekan Epigastrium

Mekanisme Timbul Petekie Dan Perdarahan Gusi Pada Pasien

Infeksi virus masuk ke aliran darah dan

Ber-replikasi (memperbanyak

diri)

Terbentuk komplek virus-antibodi dengan virus yang berfungsi

sebagai antigen (Komp. Virus antigen antibodi)

Agregasi trombosit

Mengendap di sel endotel yang

membuat jaringan rusak

Eliminasi trombosit oleh

sistem RES

Ketidak seimbangan

fungsi trombosit

Trombositopenia

Virus masuk ke aliran darah

Tubuh membentuk antibodi sbg

antigen

Antigen-antibodi melepaskan zat yg

merusak sel pembuluh darah

Proses autoimun

Permeabilitas kapiler

meningkat

Melebarnya pori-pori

pembuluh darah kapiler

Bocornya sel-sel darah

Tubuh mengalami bercak pada kulit

(petekie)

Anamnesis

Sifat

Terus Mener

us

1. Dbd2. Morbil

i3. Rubell

a

Demam

Hilang Timbul

1. Typoid

2. Malaria

Onset

Tidak Mendad

ak

Mendadak

1. Dbd2. Chikungu

nya

Alur Diagnosis

Keluhan Tambahan

LemasPerdarahan Gusi ,Epistaksis , Mual, Nyeri Otot Dan Tidak Nafsu Makan

1. Dbd2. Rubela3. Morbili 1. Dbd

Pemfis

Ttv

Dbd

Nadi & Tek.

Darah

1. Dbd2. Rubel

a3. Morbi

li

Suhu 39ᵒc

Inspeksi

Dbd

1. Morbili

2. Rubela

Ruam Kulit

Ptekie

Palpasi

Nyeri Tekan

Dbd

Perkusi

Auskultasi

DBD MORBILI RUBELLA

ETIOLOGI

Virus dengue, yang termasuk ke dalam genus Flavivirus, family Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106. Terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-3, Den-4.

Morbillivirus (fam. Paramixoviridae), RNA, dan ber envelope. Hanya ada satu serotipe. Virus ini megkode enam protein struktural, termasuk 2 glikoprotein transmembrane, fusi (F) dan hemagglutinin (H), yang memfasilitasi perlekatan ke sel pejamu dan masuknya virus.

Rubivirus (fam. Togaviridae), virus RNA, berenvelope

CARA PENULARAN

Melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti

Penyebaran melalui droplet, kontak langsung melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang yang terinfeksi. Masa penularan berlangsung mulai dari hari pertama sebelum munculnya gejala prodromal biasanya sekitar 4 hari sebelum timbulnya ruam, minimal hari kedua setelah timbulnya ruam

Cara penularan virus melalui udara dengan tempat masuk awal nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Selain itu virus ini juga menular melalui cairan tubuh seperti keringat. Virus ini tidak memilki perantara dalam penularannya. Tetapi penularan dapat terjadi karena udara.

Sumber :WHO. Dengu:Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva:World Health Organization.2009Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes and Subclaasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol. 39. Hlm 4332Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999 Price A.Sylvia. 2002. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC

1

• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :

• Uji bending positif• Petekie, ekimosis, atau purpura. • Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi),

atau perdarahan dari tempat lain.• Hematemesis atau melena

2• Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/uI).

3

• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut :

• Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.

4

• Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.

5• Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia.

GEJALA DBD

Sumber :WHO. Dengu:Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva:World Health Organization.2009Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes and Subclaasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol. 39. Hlm 4332Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999 Price A.Sylvia. 2002. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC

1• Masa prodromal antar 2-4 ditandai dengan demam 38,4-40,60

C, koriza, batuk, konjungtivitis, bercak Koplik

2

• Bercak koplik timbul 2 hari sebelum dan sesudah erupsi kulit, terletak pada mukosa bukal posterior berhadapan dengan geraham bawah, berupa papul warna putih atau abu-abu kebiruan di atas dasar bergranulasi atau eritematosa.

3• Demam sangat tinggi di saat ruam merata dan menurun

dengan cepat setelah 2-3 hari timbulnya eksantema.

4

• Dapat disertai adanya adenopati generalisata dan splenomegaly. Eksantema timbul pada hari ke 3-4 masa prodromal, memudar setelah 3 hari dan menghilang setelah 6-7 hari.

5

• Erupsi dimulai dari belakang telinga dan batasan rambut kepala kemudian menyebar secara sentrifugal samapi ke seluruh badan pada hari ke-3 eksantema.

6• Tidak gatal kadang disertai purpura.

7• Bercak menghilang disertai dengan hiperpigmentasi kecoklatan

dan deskuamasi ringan yang menghilang setelah 7-10 hari.

8

• Black measles merupakan keadaan yang berat dari campak, terdapat demam dan delirium diikuti penekanan fungsi pernafasan dan erupsi hemorrhagic yang luas.

GEJALA Morbilli

Sumber :WHO. Dengu:Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva:World Health Organization.2009Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes and Subclaasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol. 39. Hlm 4332Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999 Price A.Sylvia. 2002. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC

1

• Masa prodromal 1- 5 hari ditandai dengan demam subfebris, malaise, anoreksia, konjungtivitis ringan, koriza, nyeri tenggorokan, batuk dan limfadenopati. Gejala cepat menurun setelah hari pertama timbulnya ruam. Demam berkisar 38-38,7 0C. Biasanya menghilang bersamaan dengan ruam kulit.

2

• Eksantema ditemukan pada hari setelah timbulnya ruam.

3• Terdapat limfadenopati generalisata.

4

• Eksantema berupa maculopapular, eritematosa, diskret. Pertama kali ruam tampak dimuka dan menyebar ke bawah dengan cepat (leher, badan, dan ekstremitas). Ruam pada akhir hari pertama mulai merata di badan, kemudian pada hari kedua ruam dimuka mulai menghilang, dan pada hari ketiga ruam tampak lebih jelas di ekstremitas, sedangkan ditempat lain mulai menghilang.

GEJALA Rubella

Sumber :WHO. Dengu:Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New Edition. Geneva:World Health Organization.2009Koraka P, Suharti C, Setiati CE, Mairuhu AT, Van Gorp E, Hack CE, et al. Kinetics of Dengue Virus-specific Immunoglobulin Classes and Subclaasses Correlate with Clinical Outcome of Infection. J Clin Microbio. 2001;Vol. 39. Hlm 4332Darwis D. Kegawatan Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Naskah lengkap, pelatihan bagi dokter spesialis anak dan spesialis penyakit dalam pada tata laksana kasus DBD. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1999 Price A.Sylvia. 2002. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta:EGC

NON MEDIKAMENTOSA Makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan

protein Minum sebanyak mungkin untuk mengatasi kebutuhan

cairan. Konsumsi buah, sayur dan vitamin untuk meningkatkan

daya tahan tubuh

PENATALAKSANAAN MORBILLI

MEDIKAMENTOSA

1. Antipiretik : Paracetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam.

2. Ekspektoran : Gliseril Guaiakola. Anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari

3. Antitusif perlu diberikan bila batunya hebat/menganggu, narcotic antitussive(codein) tidak boleh digunakan.

4. Mukolitik bila perlu

5. Vitamin terutama vit.A&C

MEDIKAMENTOSA

1. Antipiretik : Paracetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam.

2. Vitamin terutama vit.A

PENATALAKSANAAN RUBELLA

NON MEDIKAMENTOSA Makan makanan yang bergizi, cukup

karbohidrat dan protein Minum sebanyak mungkin untuk

mengatasi kebutuhan cairan. Konsumsi buah, sayur dan vitamin untuk

meningkatkan daya tahan tubuh

Epidemiologi DBD (Demam Berdarah Dengue)

Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009. Provinsi Maluku, dari tahun 2002 sampai tahun 2009 tidak ada laporan kasus DBD. Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009.

Aru W. Sudoyo &Dkk. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Edisi V. Jakarta: Internal PublishingT.H Rampengan, IR.Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropis pada Anak. Jakarta: EGC Hal 90

Pemeriksaan Penunjang DHF/DBD

Pemeriksaan darah rutin: kadar Hb, Hct, trombosit, leukosit, hapusan darah tepi- Leukosit normal/Leukopenia- Trombositopenia- Terjadi peningkatan hematokrit- Penurunan faktor pembekuan V, VII, IX dan X- Hapusan darah tepi ditemukan limfosit plasma biruTes Imunoserologis: pemeriksaan antibodi spesifik terhadap dengue berupa IgM dan IgG dan pemeriksaan NS1 ( antigen non struktural-1)- IgM terdeteksi mulai hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke 3, menghilang setelah 60 – 90 hari- IgG pada Infeksi primer terdeteksi mulai hari ke 14, pada infeksi sekunder terdeteksi mulai hari ke 2- NS1 digunakan untuk deteksi virus awal yang dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari ke delapanIsolasi virus dengue (cell culture) atau dengan deteksi antigen virus RNA dengue menggunakan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction)

Pemeriksaan Penunjang Campak/Morbili

Pemeriksaan darah - Leukopenia terutama limfosit- Leukositosit mengarah kepada superinfeksi bakteri atau komplikasi lainnya

 

Isolasi Virus

Pemeriksaan Penunjang Campak/Morbili

Identifikasi atau perubahan titer antibodi- Antibodi rubella dapat dideteksi pada hari kedua munculnya ruam dan peningkatan titer terjadi selama 10 sampai 21 hari- Antibodi spesifik IgM menunjukkan infeksi rubella yang baru terjadi (dalam 2 bulan)

Isolasi virus

Aru W. Sudoyo &Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V. Jakarta: Internal PublishingIsselbacher,dkk. 2014. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, Volume 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Penatalaksanaan Pada Skenario

Terapi Infeksi Dengue Pemberian cairan Istirahat Antipiretik (hindari aspirin dan obat anti

inflamasi non steroid) Pantau tekanan darah, hematokrit,

jumlah trombosit, dan tingkat kesadaran

Protokol 1: Penanganan Tersangka (Probable ) DBD dewasa tanpa syok

Protokol 2: Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

Protokol 3: Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20 %

Protokol 4: Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD dewasa

Protokol 5: Tatalaksana Sindroma Syok Dengue pada dewasa

PANDUAN TATALAKSANA DBDPADA DEWASA

Keluhan DBD(Kriteria WHO 1997)

Hb, Ht meningkattrombo normal/turun

Hb, Ht normaltrombo < 100.000

Hb, Ht normaltrombo 100.000-150.000

Hb, Httrombo normal

ObservasiRawat jalanPeriksa Hb, HtLeuko, Tromb/24 jam

ObservasiRawat jalanPeriksa Hb, HtLeuko, Tromb/24 jam

Rawat Rawat

Penanganan ProtokolRawat Inap Untuk DBD

( Protokol 2 )

PROTOKOL 1PENANGANAN TERSANGKA (PROBABLE ) DBD

DEWASA TANPA SYOK

PROTOKOL 2PEMBERIAN CAIRAN PADA

TERSANGKA DBD DEWASA DI RUANG RAWAT

Suspek DBDPerdarahan Spontan dan Masif ( - )

Syok (-)

- Hb, Ht (n)- Tromb < 100.000- Infus Kristaloid *- Hb, Ht, Tromb tiap 24 jam

- Hb, Ht meningkat 10-20%- Tromb < 100.000- Infus Kristaloid *

- Hb, Ht, Tromb tiap 12 jam **

- Hb, Ht meningkat > 20%- Tromb < 100.000

Protokol pemberian CairanDBD dengan Ht meningkat> 20%

* Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan: Sesuai rumus berikut 1500 + 20 x (berat badan dalam kg - 20) Contoh volume rumatan untuk berat badan 55 kg : 1500 + 20 x (55-20) = 2200 ml (Pan American Health Organization: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Guidelines for Prevention and Control. PAHO: Washington, D.C., 1994: 67).

** Pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis

5 % defisit cairan

Terapi awal cairan intravenaKristaloid 6-7 ml/ kg/ jam

Tatalaksana sesuaiProtokol syok dan

perdarahan

Terapi cairandihentikan24-48 jam

TIDAK MEMBAIKHt, nadi meningkat

tekanan darah menurun < 20 mmHgproduksi urin menurun

Kurangi infuskristaloid

5 ml/ kg/ jam

TANDA VITAL DANHEMATOKRITMEMBURUK

Infus kristaloid10 ml/ kg/ jam

PERBAIKAN PERBAIKANTIDAK

MEMBAIK

PERBAIKANHt dan frekuensi nadi turun,

tekanan darah membaik,produksi urin meningkat

Kurangi infuskristaloid

3 ml/ kg/ jam

PERBAIKAN

Infus kristaloid15 ml/ kg/ jam

KONDISI MEMBURUKTanda syok

Evaluasi3-4 jam

PERBAIKAN

PROTOKOL 3PENATALAKSANAAN DBD DENGAN

PENINGKATAN HT > 20 %

PROTOKOL 4PENATALAKSANAAN PERDARAHAN SPONTAN

PADA DBD DEWASA

KASUS DBD :Perdarahan Spontan dan Masif : - Epistaksis tidak terkendali - Gross hematuria

- Hematemesis dan atau melena - Hematoskezia - Perdarahan otak

Syok (-)

Hb, Ht, Trombo, Leuko, Pemeriksaan Hemostasis (KID)Golongan darah, uji cocok serasi

KID (-)Transfusi komponen darah :

* PRC (Hb<10 g %)* FFP

* TC (Tromb.<100.000)* Pemantauan Hb, Ht, Tromb. Tiap 4-6 jam* Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam

kemudian

KID (+)Transfusi komponen darah :

* PRC (Hb<10 g/dL)* FFP

* TC (Tromb.<100.000)** Heparinisasi 5000-10000/24 jam drip

* Pemantauan Hb, Ht, Tromb. Tiap 4-6 jam* Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jamkemudian

Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol

Protokol 5Terapi Syok pada Pasien Dewasa

AirwayBreathing : O2 1-2 L/min with nasal cannuls, higher use a simple maskCirculation : crystalloid / colloid 10-20 mL/kg BW loading (If possible less than 10 min)

Evaluate BP, PP, pulse & diuresis after 15 – 30 minutes

Response*

Not Response Not Response, shock still happen

Response

Crystalloid 7 mL/kg BW in 1 h

Crystalloid 5 mL/kg BW in 1 h

Consider for nutrition after 12 h (Dx 5 % If no contraindication)

Within 24-48 h after shock controlled, vital signs/Ht stable, urine output

increasing

Crystalloid 20-30 mL/kg BW loading for 20-30 min

Not Response

Ht increase Ht decrease

Colloid 10-20 mL/kg BW loading for 10-15 min Blood transfusion 10 mL/kg BW can be repeated if

necessary

Not ResponseResponse*

Colloid until max 30 mL/kg BW

Not ResponseResponse*

CVPStop infusion

Response

Crystalloid 3 mL/kg BW in 1 h

Response

CVP

Colloid, if max dose does not reached yet or crystalloid/gelatin (if colloid have reached max dose)

10 mL/kgBW in 10 min, can be repeated until 30 mL/kgBW ; CVP target 15-18 cmH2O

Hypovolemic Normovolemic

Monitoring crystalloid for

10-15 min

Not Response

Acid-base & electrolyte

disturbance, hypoglycemia,

anemia, secondary infection correction

Inotropic, Vasopressor, Vasodilator

drug

Vasopressor gradual

increment

Colloid & crystalloid

combinationResponse*

Response:1. TD sistolik 100 mmHg2. PP > 20 mmHg3. Frek. Nadi < 100 x/mnt, vol

cukup4. Akral hangat5. Diuresis 0,5-1 cc/kgBB/jam

Protokol 5…(Lanjutan)Terapi Syok pada Pasien Dewasa

Komplikasi (1)

Ensefalopati dengue termasuk salah satu komplikasi dari demam berdarah dengue. Pada umumnya, ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok.

Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun jarang.

Ensefalopati Dengue Gagal ginjal

Komplikasi (2)

Efusi pleura adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi.

Pengertian Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.3

Efusi pleura DIC

KESIMPULAN

Menurut kelompok kami dengan menyimpulkan semua gejala klinis yang dialami pasien yaitu demam tinggi sejak 5 hari yang lalu disertai rasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, nyeri otot, gusinya berdarah. Pemeriksaan fisik: temperatur 39⁰C, petekie pada ekstremitas atas dan bawah, terdapat nyeri tekan epigastrium. Dengan pendekatan klinis tersebut diatas, maka Working Diagnosis yang kami simpulkan pasien tersebut adalah pasien terkena Demam Berdarah Dengue. Namun perlu dilakukan anamnesis tambahan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis tersebut.