presentasi tropis + cover

Upload: yudikarsitek

Post on 17-Jul-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi saat ini, dimana terjadi perkembangan yang begitu pesat, bukan saja mencakup kemajuan teknologi tetapi juga pola hidup masyarakatnya pun di tuntut untuk berkembang.

Perkembangan ini mengarah pada berbagai aspek, baik itu aspek fisik, wilayah maupun perkembangan ke arah aspek kultural, sosial, budaya, ekonomi dan kemasyarakatan yang bentuknya antara satu dan yang lain saling berkaitan dan mempunyai daya dukung yang sangat signifikan.

Seiring perkembangan ini berjalan maka muncul bangunan-bangunan moderen yang di sebabkan oleh kebutuhan ruang yang serba mewah, baik itu sebagai bangunan rumah tinggal maupun sebagai bangunan umum lainnya. Kemajuan teknologi pembangunan pun semakin berkembang pesat setelah

ditemukannya bahan-bahan bangunan yang dapat menambah pesatnya pembangunan gedung-gedung dan bukan itu saja, penduduk di seluruh dunia pun ikut berkembang pesat, dan lahan hunian juga menjadi semakin menyempit, ini menyebabkan harga tanah pun semakin mahal dan memaksa manusia untuk membangun bangunan yang bersifat moderen minimalis.

1

Masalah pembangunan seharusnya memperhatikan ekologis. Para arsitek dapat mencari solusi dengan memperhatikan bangunan-bangunan yang tanggap akan iklim di Indonesia, seperti merancang bangunan dengan menggunakan bahan-bahan bangunan lokal atau bahan bangunan alami. Bahan-bahan bangunan ini sangat sesuai untuk bangunan tropis di Indonesia.

Tujuan yang akan dicapai disini adalah bagaimana untuk merancang sebuah bangunan yang memiliki sistem penghawaan alami, sistem kenyamanan di dalam ruang yang baik

(cross Ventilation), struktur dan utilitas yang baik dan efesien memperhatikanbahan alami, serta memberi tampilan bangunan yang sesuai dengan lingkungan yang ada di lingkungan sekitarnya dan juga menghadirkan suatu bangunan yang tanggap iklim dengan memperhatikan kenyamanan thermal.

1.2. KAJIAN TEORI ARSITEKTUR TROPIS

A. THERMAL (panas)

Faktor-faktor yang mempengaruhi konduktasi panas pada ruang udara ialah: 1. Ketebalan dan bentuk ruang udara 2. Orientasi 3. Arah laju panas (keatas atau kebawah) 4. Emissivitas dari kedua permukaan yang ada 5. Perbedaan suhu udara sepanjang ruang udara 6. Suhu udara rata-rata 7. Konveksi diantara ruang-ruang yang berdekatan

2

8. Ventilasi dari ruang udara

B. Thermal Capacity

Kapasitas thermal sistim struktur akan lebih terasa manfaatnya apabila variasi suhu udara dalam satu hari harus cukup tinggi.

Teori laju panas secara periodik dan konsep akan membawa kepermasalahan seberapa besar thermal capacity yang diperlukan serta seberapa panjang time-lag yang dikehendaki. Tujuannya adalah untuk menentukan sistim struktur yang sesuai dengan kebutuhan penanggulangan panas. Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya sistim struktur yang sesuai untuk daerah tropis lembab sebenarnya adalah yang ringan. Dengan struktur semacam ini akan didapat thermal capacity yang rendah serta time-lag yang pendek. C. Kontrol Matahari

Disamping banyak hal maka salah satu sumber masuknya radiasi matahari yang terbesar ialah menuju jendela. Oleh sebab itu untuk daerah tropis lembab halhal yang perlu dipertimbangkan dalam mengurangi beban panas dalam bangunan, ialah 1. orientasi dan ukuran jendela 2. internal blinds, tirai 3. kaca khusus 4. alat penahan sinar matahari

3

Panas yang diserap sampai batas keseimbangan tertentu akan dilepaskan pada kedua sisi (luar/dalam) dan ini akan mampu menaikkan suhu udara ruangan. 1.3. THERMAL PERFORMANCE OF BUILDING (kelakuan panas bangunan)

Kelakuan panas bangunan sangat dipengaruhi oleh hantaran panas matahari (solar heat gains), thermal insulating propertis (sistim insulasi), ventilation system (sistim ventilasi).

A. Pertukaran panas dalam bangunan Pada dasarnya proses pertukaran panas untuk keseimbangan panas didalam bangunan adalah:

GAMBAR 1 : pertukaran panas dari dan keluar bangunan untuk menciptakan keseimbangan panas didalam bangunan

4

B. Hantaran panas matahari (solar heat gains)

Efisiensi panas dari bangunan didaerah beriklim tropis ditentukan oleh ketahanan panas dari semua elemen luar bangunan dan juga oleh kemampuan menyerap dan menyimpan panas dari elemen tersebut pula. Ini tergantung sepenuhnya kepada kepadatan elemen tersebut.

Untuk daerah tropis, dimana pendinginan menjadi pertimbangan utama, rambatan panas baik langsung ataupun tak langsung, harus dijaga sekecil mungkin. Pertimbangan ini ditujukan kepada:

1. pemilihan warna yang benar untuk bagian yang langsung kena sinar matahari. 2. pemilihan orientasi yang benar 3. keseimbangan yang baik antara luas pembukaan kaca (jendela) dan luas bidang dinding. 4. perencanaan penahan / pembayangan matahari yang benar untuk bagian yang kena matahari langsung.

Apabila warna permukaan gelap, panas dari radiasi matahari akan banyak yang diserap selanjutnya suhu akan naik sampai diatas suhu udara luar. Warna ringan yang merefleksikan panas, yang berarti suhu akan lebih baik dari pada yang berwarna gelap.

Berbeda dengan bangunan di daerah beriklim dingin, panas justru diperlukan pada batas-batas tertentu untuk pemanasan ruangan. Oleh sebab itu biasanya 5

bangunan didaerah dingin lebih cenderung membuat perangkap-perangkap panas (solar collector) yang berupa jendela kaca yang agak luas.

1.4. SISTEM PENGHAWAAN

Ada dua prinsip utama dalam penghawaan untuk bangunan guna mencapai lingkungan yang sesuai untuk penghuninya yaitu penghawaan alam dan buatan.

Penghawaan alam ialah penghawaan yang sepenuhnya tergantung pada keadaan lingkungan luar, sebaliknya penghawaan buatan ialah penghawaan yang bebas sama sekali dari keadaan lingkungan luar.

Penghawaan

(sistim ventilasi) merupakan faktor utama yang menentukan

kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan manusia.

Sedangkan, fungsi utama dari ventilasi antara lain : 1. menjaga kwalitas udara didalam ruangan 2. mendinginkan sistim struktur bangunan dengan cara konveksi 3. memberikan kenyamanann thermis kepada pemakai dengan sistim pendinginan psikologis.

Konsentrasi udara Udara luar rata-rata terdiri dari : a. oksigen b. carbon dioxida c. nitrogen : 21% : 0, 03-0, 04% : 78% 6

d. argon dll. e. water vapour

: 1% : 5-25 gram dalam 1 m udara

Komposisi udara dalam ruangan sulit ditetapkan, karena tergantung jenis aktifitas dalam ruang.

A. Aplikasi Sistim Penghawaan Silang

Penghawaan silang ialah penghawaan dalam ruangan melalui dua lubang penghawaan yang berhadapan. Lubang pertama ialah untuk udara masuk, sedangkan lubang kedua untuk lubang keluar.

Penggunaan ventilasi silang didaerah tropis lembab tidak sepenuhnya tergantung pada jumlah pergantian udara di dalam ruang, namun lebih tergantung pada kecepatan angin yang ada pada daerah yang sering ditempati didalam ruang tersebut.

Kriteria untuk kondisi ventilasi yang baik ditentukan oleh tipe dari pemakaian ruang dan iklim yang ada setempat. Guna mencapai distribusi aliran angin yang baik maka sebaiknya sudut angin datang ialah sekitar 45-60 % terhadap bidang dinding muka. Elemen penangkap angin, sirip dinding vertikal misalnya, dapat membantu mempercepat aliran angin kedalam ruangan. Hal ini dikarenakan adanya benturan angin yang secara aerodinamis dapat menghasilkan kecepatan tambahan.

Sedangkan distribusi kecepatan dan tapak aliran angin yang diinginkan didalam ruang bervariasi menurut fungsi dari ruang. 7

Namun sebenarnya suksesnya pendinginan pasif dengan memakai penghawaan alam sangat tergantung pada pemakai bangunan itu sendiri. Sebagai pemakaian bangunan akhirnya akan mampu mengatur dirinya sendiri untuk mencapai

kenyamanan dengan mengatur pergantian udara dan kecepatan angin yang diinginkannya. Proses memerlukan waktu yang lama.

B. Perancangan pembukaan untuk penghawaan alam

Perancangan pembukaan untuk sistim penghawaan alam harus mampu mendaya gunakan angin dari bermacam-macam arah yang dominan. Perlu diketahui bahwa arah angin disuatu tempat datangnya dari berbagai arah yang dominan, sesuai dengan iklimnya.

Di daerah tropis, umumnya terdapat dua sistim bukaan, yaitu yang permanen dan yang temporer. Pembukaan temporer, misalnya jendela, umumnya dibuka pada waktu pagi hingga sore hari, waktu dimana terdapat radiasi matahari. Sedangkan, pembukaan permanen terus terbuka. Hal ini disebabkan walau pada waktu malam hari masih diperlukan penghawaan sebagai akibat karakter iklim setempat. Pembukaan temporer disini ialah untuk penghawaan tetap, misalnya krepyak atau jalusi.

Untuk mencapai aliran dan kecepatan angin didalam ruang yang efektif, beberapa usaha seperti dibawah ini dapat dilakukan :

a. pembukaan yang seluas-luasnya pada dinding dimana angin datang dan keluar, sesuai dengan kebutuhan. 8

b. Apabila kecepatan angin diluar lemah, maka untuk mendapatkan kecepatan angin yang lebih baik didalam ruang luas pembukaan ditempat angin datang sebaiknya lebih luas daripada permukaan dimana angin keluar. c. Distribusi dan kecepatan angin didalam ruang dapat lebih efektif apabila sudut 45-60 terhadap bidang muka.

Tipe distribusi yang dikehendaki dalam suatu ruang tergantung pada fungsi ruang dan persyaratan ventilasi yang dikehendaki.

Lokasi dan tipe jendela juga menentukan suksesnya penghawaan silang. Umumnya apabila as yang menghubungkan antara kedua jendela paralel dengan arah datangnya angin, penghawaan akan lebih baik hasilnya. Yang perlu diperhatikan untuk daerah tropis lembab, lubang pembukaan sebaiknya setinggi kurang lebih 1.00-1.50 m dari lantai. Ketinggian ini adalah ketinggian dimana manusia sensitif terhadap aliran angin yang ada, rasa nyaman dapat dicapai.

Orientasi bangunan terhadap arah aliran angin perlu sekali mendapat perhatian, terutama bangunan tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena pada permukaan yang semakin tinggi maka anginnya semakin tinggi pula, lagipula elemenelemen penghambat angin seperti misalnya pohon sudah tidak terdapat lagi. Maka, jika hal tersebut terjadi orientasi bangunan tersebut membutuhkan penghambat angin wind break.

Angin bergerak pada umumnya akan mengikuti kontur permukaan yang melengkung, sudut tajam atau permukaan yang kasar akan menyebabkan angin menjadi terpisah dan terjadinya eddy 9

Dalam suatu kelompok bangunan maka distribusi angin dan kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh :

a. bentuk pola kelompok bangunan tersebut b. bentuk dasar bangunan yang ada c. kepadatan bangunan dalam lingkungan tersebut d. ketinggian rata-rata bangunan yang ada e. sistim lansekap dari lingkungan

1.5. PENGARUH ATAP dan TINGGI LANGIT- LANGIT pada PANAS

Atap adalah komponen bangunan yang langsung berhubungan dengan semua elemen iklim yang ada.

Di daerah dingin atap mempengaruhi suhu udara didalam bangunan dari satu sisi saja, yaitu hilangnya panas lewat luasan yang bersangkutan dan besarannya tergantung pada resistensi panas bahan atap.

Untuk daerah tropis pengaruh atap pada suhu udara didalam bangunan tergantung pada beberapa hal yang pada dasarnya telah diketahui bahwa atap adalah generator panas yang potensial. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena rancangan atap yang salah, sebab kalau kaidah panas lewat atap dapat diketahui dengan baik, maka sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi.

10

Suhu permukaan terluar atap mempunyai fluktuasi paling besar diantara bagian yang lain. Keadaan ini tergantung pada jenis atau tipenya serta warna luarnya. Dengan keadaan ini maka tipe atap dapat dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu atap dengan konstruksi berat dan atap dengan konstruksi yang ringan.

1. Atap dengan konstruksi berat Biasanya berbentuk datar, atau sedikit miring. Biasanya terbuat dari beton dengan kapasitas panas yang cukup tinggi. Proses perpindahan panas dari kulit terluar hingga terdalam terjadi dengan sangat cepat, sehingga dapat memanaskan suhu langit langit mencapai dalam ruangan.

Sedangkan kondisi yang mampu menurunkan suhu udara dalam ruangan ialah: a. pemberian warna terang / putih mengkilau pada permukaan luar. b. Meningkatkan resistansi panas dengan memberikan lapisan insulasi. c. Pemberian efek pembayaran pada konstruksi atap d. Kombinasi dari semua yang diatas.

Dengan pemasangan komponen diatas, maka masing-masing ternyata mampu menurunkan suhu langit sampai 5C lebih dingin daripada komponen tersebut.

Perletakan lapisan insulasi sangat penting sekali untuk diperhatikan pada pemakaian atap beton datar dengan warna gelap, hal ini akan mempengaruhi suhu udara dalam ruangan (1.20 diatas permukaan lantai).

Apabila lapisan insulasi diletakkan diatas permukaan atap beton, maka lapisan ini akan mengurangi penetrasi panas kedalam beton, dapat mempengaruhi 11

suhu udara ruangan menjadi kecil. Sebaliknya, apabila insulasi diletakkan dibawah atap. Maka lapisan ini akan dapat menyerap panas yang banyak dari atap. Sehingga, suhu udara dalam ruang akan tinggi.

Dan oleh sebab itu maka sebaiknya atap memakai warna terang pada kulit luarnya. Pendinginan dengan atap evaporasi merupakan salah satu cara untuk melindungi atap dari panas, dengan cara memakai kolam air diatas atap atau dengan menyemprotkan air pada atap.

Kombinasi atap berwarna putih dengan diberikan semprotan air pada siang hari secara continue dapat menurunkan pengaruh atap panas terhadap ruang dalam.

2. Atap dengan konstruksi ringan Konstruksi atap ringan biasanya dengan memakai satu atau dua lapisan, yaitu penutup atap sendiri dan langit langit, yang terpisah oleh lapisan udara.

Faktor yang mempengaruhi kelakuan panas dengan konstruksi semacam ini adalah : a. jenis material dan warna dari penutup atap b. kondisi sistim ventilasi ruang atap c. resistensi panas dari kedua lapisan tersebut (penutup atap, langit langit, dan udara diantara keduanya).

Oleh karena baik lapisan penutup atap dan lapisan langit-langit merupakan lapisan konstruksi yang tipis, maka suhu udara dipermukaan bawah lapisan akan 12

sangat tergantung pada keadaan permukaan luar, dan ini sangat dipengaruhi oleh warna.

Lapisan udara diantara kedua lapisan dalam ruang atap akan berfungsi sebagai inulasi dan sedikitnya akan menurunkan pengaruh panas dari lapisan penutup atap akan berfungsi sebagai inulasi dan sedikitnya akan menurunkan pengaruh panas dari lapisan penutup atap.

1.6. PENGARUH IKLIM Terhadap MANUSIA

Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada strees yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut.

Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur dilakukan dengan menanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain.sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.

Kenyamanan dapat dikategorisasikan dalam tiga bentuk, yaitu: 1. Kenyamanan thermal 2. Kenyamanan visual 3. Kenyamanan audial

13

1.7. KENYAMANAN THERMAL

Agar manusia survive maka keseimbangan panas (thermal balance) harus terjaga baik.

Untuk didaerah tropis lembab thermal comfort dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : a. Faktor fisik mencakup, suhu udara, kelembapan relatif, kecepatan angin. b. Faktor non fisik mencakup, jenis kelamin, umur, pakaian yang dipakai, jenis aktifitas yang sedang dikerjakan.

Dari hasil penelitian telah ditemukan bahwa faktor utama yang menentukan tingkat kenyamanan untuk daerah tropis lembab ialah suhu udara.

Thermal comfort dapat tercapai apabila kecepatan angina yang ada cukup untuk proses evaporasi keringat pada permukaan tubuh manusia. Proses evaporasi, ini akan menurunkan suhu badan manusia melalui proses keseimbangan metabolisme tubuh proses metabolisme.

Ciri iklim tropis lembab : Suhu udara berkisar antara 24C - 29 C. Kelembaban relatif berkisar antara 60% - 90%. Arah angin dominan Timur dan Barat. Kecepatan angin berkisar antara 0,5 1,5m/det.

14

Calm period (angin mati, terjadi pada siang hari, padawaktu suhu udara dan kecepatan angin mencapai maximum dan relatif humidity mencapai minimum.

Dari ciri iklim tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendinginan pasif secara fisiologi dengan mendaya gunakan angin mempunyai kemungkinan untuk dilaksanakan.

1.8. PERSYARATAN IKLIM BANGUNAN untuk DAERAH TROPIS

Panggunaan sun shadding pada bidang atau jendela yang terkena langsung sinar matahari Penggunaan ruang atap Penggunaan material Penggunaan vegetasi Adanya ventilasi silang Ventilasi pada ruang atap

15

BAB II PEMBAHASAN

2.1. FUNGSI BANGUNAN

Fungsi bangunan sebagai bangunan tempat tinggal (rumah tinggal berlantai 2).

2.2. SISTEM PERALATAN BANGUNAN

Contoh penerapan sistem bangunan (sun shading, overstek, tritisan, selasar , cross ventilasi, dinding bahan alami)

GAMBAR 1: Contoh penerapan Sun Shadding, penggunaan ruang atap, penggunaan material dan penggunaan vegetasi

16

GAMBAR 2: Contoh Pemanfaatan angin ke dalam ruangan bangunan

17

GAMBAR 3: Contoh Ventilasi silang dan ventilasi pada ruang atap

18

2.3. KONSEP-KONSEP DALAM TUGAS ARSITEKTUR TROPIS.

1. Karena posisi site menghadap ke selatan dan barat, maka khususnya pada bagian dinding yang terkena matahari sore (bidang dan jendela pada posisi barat) digunakan overstek sebagai Sun Sadding .

GAMBAR 4: Konsep Sun Shadding pada bangunan tugas

19

2. Karena posisi site menghadap ke selatan dan barat, maka khususnya pada bagian dinding yang terkena matahari sore (bidang dan jendela pada posisi barat) digunakan overstek sebagai Sun Sadding, sementara pada posisi ini perlu juga dibuatkan ventilasi, penyelesaiannya dengan membuatkan kisi-kisi. Posisi kisi-kisi lihat gambar 5. di bawah ini.

GAMBAR 5: Konsep Kisi-kisi pada penyelesaian ventilasi

20

3. Menurut beberapa teori, bahwa udara sering berhembus dari arah selatan ke utara atau sebaliknya, maka pada posisi bidang/dinding bagian selatan dan utara diselesaikan dengan membuat lubang angin sebagai ventilasi silang (cross ventilation). Penerapan konsep ini dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.

GAMBAR 6: Konsep Cross Ventilasi

21

2.4. SISTEM TATA MASA DAN RUANG LUAR

GAMBAR 7: Tata massa ruang dalam dan luar. Didalam site ditata dengan 2 massa bangunan, dan diluar massa bangunan terdapat kolam.

22

GAMBAR 8: Tata massa berdasarkan radiasi sinar matahari

23

GAMBAR 9: Tata massa berdasarkan arah angin

24

2.5 BANGUNAN TERHADAPA MATAHARI

Point-point / kriteria dalam menangkap pencahayaan alami sinar matahari yang tidak kurang atau berlebihan.

1. Bagian bangunan yang menghadap ke timur, diperbanyak permukaan. Misal dengan jendela, dinding kaca untuk memperoleh sinar matahari pagi yang sehat.

GAMBAR 10: Bukaan Jendela 2. Sebaliknya bagian bangunan yang menghadap ke barat diusahakan terlindung ( ada bagian terbuka namun terlindung ) untuk mencegah masuknya sinar terik matahari langsung.

GAMBAR 11: Pohon di depan Jendela

25

3. Perlindungan (over steck) pada bagian yang memungkinkan terkena sinar matahari langsung disiang hari atau terlalu banyak.

GAMBAR 12: Penggunaan over steck 4. Penggunaan genting kaca atau pembukaan bagian atap tertentu yang dianggap kurang sinar.

GAMBAR 13: Penggunaan genting kaca

26

5. Macam-macam Jendela

Memungkinkan sedikitnya aliran udara yang masuk

GAMBAR 14: Jendela kecil (Boven Light)

Udara yang masuk sesuai dengan bukaan jendela nako, persentase udara masuk 80 %

GAMBAR 15: Jendela besar (bukaan lebar)

27

2.6. ANALISA TERHADAP ANGIN Pada sirkulasi silang vertikal, posisi dan bentuk jendela pada dinding sangat berpengaruh pada debit sirkulasi udara. Bukaan masuk ini akan menentukan apakah udara akan berputar dahulu dalam ruangan atau langsung keluar lagi melalui bukaan keluar. Yang paling baik adalah berputar lebih dahulu sebelum keluar melalui bukaan yang lebih kecil, karena pergerakan itu akan mengganti udara lama di ruangan.

3HV Q UR

GAMBAR 16: Ventilasi silang (cross ventilation)

28

2.7. ANALISA TERHADAP ARAH SINAR MATAHARI

Diagram lintasan sinar matahar

Gambar 17. Sinar jatuhnya sinar matahari pagi pada pukul 09.00

Bangunan yang menghadap ke timur adalah bangunan yang baik jika dibandingkan dengan bangunan yang menghadap ke arah barat. Bangunan yang menghadap ke arah barat harus menghindari masuknya sinar matahari sore.

29

Gambar 18. Sinar jatuhnya sinar matahari sore pada pukul 15.00

Untuk menghalangi masuknya sinar matahari sore, maka dibuat teritis dari dak beton dan ditanam pepohonan yang bersifat peneduh dan pelindung dengan tujuan sebagai penghalang masuknya sinar matahari sore. Sinar matahari antara pukul 15.00 sampai dengan 17.00, maka panas matahari yang dihasilkan tidak menyehatkan dan patut dihindari

Kontrol pandangan terhadap ruang luar Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang sebagai dinding, atap, dan lantai. Dinding dapat dibentuk oleh tanaman semak sebagai border. Atap dibentuk oleh tajuk pohon yang membentuk kanopi atau tanaman merambat pada pergola. Sedangkan sebagai lantai dapat dipergunakan tanaman rumput atau penutup tanah (ground covers). Dengan demikian pandangan dari arah atau kearah ruang yang diciptakan dapat dikendalikan.

30

Kontrol pandangan terhadap hal yang tidak menyenangkan Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang pandangan terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan untuk ditampilkan atau dilihat seperti timbunan sampah, tempat pembuangan sampah, dan galian tanah.

Gambar 19. Peletakan vegetasi sebagai kontrol pandangan Pembatas fisik (Physical barriers) Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia dan hewan. Selain itu juga dapat berfungsi mengarahkan pergerakan. Pembatas fisik yang ditimbulkan dari tanaman dapat memberikan kesan tersendiri bagi manusia yang berada di dalam koridor pembatas tersebut. Untuk pembatas dengan tinggi sebatas telapak kaki berfungsi sebagai penutup tanah, tinggi sebatas lutut berfungsi sebagai pola pangarah, tinggi di bawah pinggang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas ataupun pembentuk pola sirkulasi, tinggi sebatas dada berfungsi untuk membentuk ruang paling terasa, dan yang terakhir adalah tinggi sebatas mata yang berfungsi sebagai perlindungan.dan peneduh pada ruangan luar seperti pada pedestrian.

31

Pengendali iklim ( Climate control ) Kontrol radiasi sinar matahari dan suhu Tanaman menyerap panas dari pancaran sinar matahari dan memantulkannya sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro.

Gambar 20. Peletakan vegetasi sebagai kontrol radiasi sinar matahari dan suhu Pengendali suara Tanaman dapat menyerap suara kebisingan bagi daerah yang

membutuhkan ketenangan. Pemilihan jenis tanaman tergantung dari tinggi pohon, lebar tajuk, dan komposisi tanaman.

Gambar 21. Pengendali suara

32

Penyaring udara Tanaman sebagai filter atau penyaring debu, bau, dan memberikan udara segar. Terutama pada tumpukan-tumpukan sampah yang terkadang selalu ada pada bangunan pasar tradisonal. Di daerah kering, vegetasi lebat dapat menahan angin panas dan debu dan penguapan daun menambah kelembaban udara sebaliknya di daerah lembab diinginkan adanya gerakan maksimum dan semak serta pepohonan dapat menghambat gerakan udara.

Gambar 22. Vegetasi sebagai filter kebisingan dan angin

33

Vegetasi pada area terbuka digunakan sebagai penyerap air hujan yang kemudian diteruskan ke dalam tanah.

Gambar 23. Vegetasi sebagai filter kebisingan dan angin

34