sampul depan sumber foto : agus budiyanto desain cover...

105

Upload: others

Post on 19-Oct-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi
Page 2: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Page 3: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

STUDI BASELINE EKOSISTEM TERUMBU KARANG

DI LOKASI DPL KABUPATEN RAJA AMPAT

TAHUN 2008

Koordinator Tim Penelitian

ANNA E.W. MANUPUTTY

Disusun oleh :

HENDRIK A. W. CAPPENBERG

ABDULLAH SALATALOHY

Page 4: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

PENDAHULUAN

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Komponen yang sangat penting dalam menyusun ekosistem ini adalah karang batu. Biota-biota lain seperti ikan, moluska, ekinodermata dan rumput laut memanfaatkan lingkungan terumbu karang sebagai tempat hidup, membesarkan diri, melahirkan keturunan serta mencari makan.

Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau-Pulau Sekitar Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Provinsi Papua Barat. Secara umum pulau-pulau yang ada di kabupaten ini mempunyai ekosistem pantai yang didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.

Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam fase sebelumnya fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan di ujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi sipengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Lagi pula metode ini sulit diterapkan bagi pemula yang notabene baru dilatih satu atau dua kali, karena perlu waktu yang lama untuk memahami bentuk pertumbuhan karang, sampai ke tingkat taxon bahkan sampai ke jenis karang itu sendiri. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok.

Page 5: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

ii

Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan monitoring kondisi terumbu karang di lokasi-lokasi DPL yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Dengan demikian informasi akurat tentang perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi di lokasi DPL dapat dicatat, untuk kemudian dilakukan langkah pengelolaan selanjutnya.

HASIL

Dari pengamatan yang dilakukan di 38 lokasi transek dari 18 lokasi DPL di Kabupaten Raja Ampat diperoleh hasil sebagai berikut :

Jumlah jenis karang batu di 18 lokasi DPL sebanyak 120 jenis yang mewakili 15 suku.

Jumlah jenis terbanyak dijumpai di stasiun RJAP03 (DPL Yanbeser) sebanyak 23 jenis yang mewakili 8 suku dan lokasi yang sedikit jumlah jenis karang batu adalah di stasiun RJAP15 (DPL Meosmanggara) yaitu 2 jenis yang mewakili 2 suku.

Persentase kehadiran karang batu tertinggi untuk marga Acropora yaitu 66 % dengan jumlah individu sebanyak 33 individu yang dijumpai di Stasiun RJAP 10. Karang batu non-Acropora tertinggi yaitu 76 % dengan jumlah individu sebanyak 38 individu yang dijumpai di Stasiun RJAP 37. Komponen lain tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) yaitu 62 % dengan frekuensi kehadiran sebanyak 31 yang dijumpai di Stasiun RJAP 32. Berikutnya komponen karang lunak (SC) sebesar 46 % dengan jumlah individu sebanyak 23 individu yang dijumpai di Stasiun RJAP 24.

Biota megabentos yang diamati di lokasi DPL, didominasi oleh Karang jamur (CMR) dan bulu babi (Diadema setosum). Jumlah rata-rata individu/transek biota megabentos hasil

Page 6: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

iii

baseline, tertinggi yaitu 129 individu yang diwakili oleh karang jamur (CMR) Fungia spp, yang dijumpai di lokasi Serpele. Sedangkan biota berikut yang dijumpai terbanyak yaitu Diadema setosum sebanyak 25 individu yang dijumpai di lokasi Manyaifun.

Pemantauan terhadap ikan karang di 38 lokasi pengamatan, dicatat sebanyak 172 jenis yang termasuk dalam 21 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 15576 individu/transek.

Jenis Lutjanus biguttatus merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 1194 individu/transek.

SARAN

Dari pengamalaman dan hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian di lapangan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

• Pengamatan yang dilakukan di perairan Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, hanya diwakili oleh beberapa lokasi yang tersebar sehingga kesimpulan yang diambil mungkin saja tidak seluruhnya benar untuk menggambarkan jumlah jenis karang batu dan komponen lainnya secara keseluruhan dan mengingat jumlah jumlah stasiun penelitian yang terbatas (38 stasiun). Hal ini dikarenakan waktu penelitian yang sangat terbatas. Untuk itu sebaiknya jumlah stasiun bisa ditambahkan pada penelitian selanjutnya.

• Dengan meningkatnya kegiatan di darat di sekitar Kabupaten Raja Ampat, pasti akan membawa pengaruh terhadap ekosistem di perairan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penelitian kembali di daerah ini sangatlah penting dilakukan untuk melihat perkembangan karang batu dan komponen lainnya, sehingga hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para stakeholder dan mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari.

Page 7: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah.

Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini beberapa penelitian telah dilakukan, dengan penyandang dana dari ”World Bank” (WB). Salah satu diantaranya penelitian ekologi terumbu karang untuk mendapatkan data dasar (baseline data) di lokasi-lokasi COREMAP. Khususnya di lokasi ”Daerah Perlindungan Laut” (DPL) yang dicanangkan oleh penduduk setempat, dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode ”Point Intercept Transect” (PIT), yang lebih sederhana tapi menghasilkan data yang lebih cepat dan terukur.

Kegiatan baseline ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terumbu karang di lokasi tersebut. Hasil studi baseline akan dipakai sebagai data dasar, berupa data rujukan untuk pengamatan selanjutnya dengan metode yang sama dan di lokasi yang sama.

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa data, sehingga buku tentang studi baseline terumbu karang dengan metode ”PIT” dapat tersusun dengan baik.Kami menyadari, buku ini belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan, demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2008

Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI

Prof.Dr.Ir.Kurnaen Sumadiharga, M.Sc.

Page 8: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

v

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………….... i

A. PENDAHULUAN ………………………………………………......... i

B. HASIL …………………………………………………………........... ii

C. SARAN ………………………………………………………............. iii

KATA PENGANTAR …………………………………………….................... iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………..................... v

DAFTAR TABEL ……………………………………………........................ vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………................... x

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………................. 1

I. LATAR BELAKANG ………………………............... 1

I. TUJUAN PENELITIAN ………………………............ 1

I. RUANG LINGKUP PENELITIAN …………............ 3

BAB II. METODE PENELITIAN ……………………………….............. 4

II LOKASI PENELITIAN ………………………............. 4

II WAKTU PENELITIAN ………………………............. 6

II PELAKSANAAN PENELITIAN ……………............ 6

II. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA ................................................

6

II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) 6

II.4.2. Karang ................................... 10

II.4.3. Megabentos ............................. 11

II.4.4. Ikan Karang ............................. 11

BAB III. HASIL PENGAMATAN..... .................................. 13

III.1. HasilPengamatan SIG.............................. 13

III.2. Hasil Pengamatan Karang ........................ 16

III.3. Hasil Pengamatan Megabentos..... ............. 46

III.4. Hasil Pengamatan Ikan Karang..... ............. 49

UCAPAN TERIMA KASIH................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 53

LAMPIRAN ............................................................... 54

Page 9: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan

substrat di lokasi DPL Saonek, Kabupaten Raja Ampat, 2008…………………………………......................

17

Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Saporkren, Kabupaten Raja Ampat, 2008................................................

19

Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Yanbeser, Kabupaten Raja Ampat, 2008................................................

21

Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Friwen, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

23

Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Yennavpnor, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

25

Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Kapisawar, Kabupaten Raja Ampat, 2008……………………………….........................

26

Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Yenbuba, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

28

Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Kurkapa, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

30

Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Sawingrai, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

31

Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Jenbekwan, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

33

Page 10: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

vii

Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Arborek, Kabupaten Raja Ampat, 2008………………………………………….................

34

Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Warsilap, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

37

Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Bianci, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

38

Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mutus, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

39

Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Meosmanggara, Kabupaten Raja Ampat, 2008..........................................

41

Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Manyaifun, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

42

Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Serpele, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

44

Tabel 18. Frekuensi Relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Kabupaten Raja Ampat, 2008……………………………………

52

Page 11: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1a. Peta stasiun DPL di bagian tenggara Waigeo, di

selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008 ...............

4

Gambar 1b. Peta stasiun DPL di bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008 ...........

5

Gambar 1c. Peta stasiun DPL di bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008.........................

5

Gambar 2. Citra Landsat Komposit 453........................... 7

Gambar 3. Peta bentuk dan luas DPL di bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008..

13

Gambar 4. Peta bentuk dan luas DPL di bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008………………………......................................

14

Gambar 5. Peta bentuk dan luas DPL di bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008………………….

14

Gambar 6. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL di bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008……………………

22

Gambar 7. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008……………………….

35

Gambar 8. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008………………..............

46

Gambar 9. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008……………………………………..................

47

Gambar 10. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008 ………………………………………………….......

48

Page 12: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

ix

Gambar 11. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat,....................................................

48

Gambar 12 Kelimpahan ikan karang hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008…............................................

50

Gambar 13. Kelimpahan ikan karang hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008……………………………………………………………

51

Gambar 14. Kelimpahan ikan karang hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008…

51

Page 13: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Posisi lokasi DPL di Kabupaten Raja Ampat,

2008.................................................

54

Lampiran 2. Sebaran jenis karang batu lokasi DPL stasiun RAJP 01 – RAJP 13, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

55

Lampiran 3. Sebaran jenis karang batu lokasi DPL stasiun RAJP 14 – RAJP 26, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

59

Lampiran 4. Sebaran jenis karang batu lokasi DPL stasiun RAJP 27 – RAJP 38, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

62

Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL stasiun RJAP 01 – RJAP 13, Kabupaten Raja Ampat, 2008.......................................

67

Lampiran 6. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL stasiun RJAP 14 – RJAP 26, Kabupaten Raja Ampat, 2008.......................................

68

Lampiran 7. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL stasiun RJAP 27 – RJAP 38, Kabupaten Raja Ampat, 2008.......................................

69

Lampiran 8. Sebaran jenis ikan karang lokasi DPL stasiun RAJP 01 – RJAP 13, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

70

Lampiran 9. Sebaran jenis ikan karang lokasi DPL stasiun RJAP 14 – RJAP 26, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

78

Lampiran 10. Sebaran jenis ikan karang lokasi DPL stasiun RJAP 27 – RJAP 38, Kabupaten Raja Ampat, 2008.................................................

85

Page 14: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

1

BAB I. PENDAHULUAN

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Komponen yang sangat penting dalam menyusun ekosistem ini adalah karang batu. Biota-biota lain seperti ikan, moluska, ekinodermata dan rumput laut memanfaatkan lingkungan terumbu karang sebagai tempat hidup, membesarkan diri, melahirkan keturunan serta mencari makan.

Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau-Pulau Sekitar Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Provinsi Papua Barat. Secara umum pulau-pulau yang ada di kabupaten ini mempunyai ekosistem pantai yang didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.

Hasil pengamatan kondisi terumbu karang Indonesia yang dilakukan oleh COREMAP menunjukkan bahwa hanya tinggal 6 % karang yang sangat baik dan 32 % kurang baik. Informasi ini menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun badan internasional untuk dapat mengurangi tekanan yang terjadi terhadap terumbu karang. Salah satu solusi yang diajukan adalah menciptakan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) dengan fokus utamanya adalah daerah perlindungan laut (DPL). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi karang yang ada di kawasan daerah perlindungan laut Pulau-Pulau Kabupaten Raja Ampat, dengan harapan hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi semua “stakeholders” (instansi pemerintah, perusahan, LSM, akademisi dan kelompok masyarakat) dalam memanfaatkan kawasan laut sebagai sumber kehidupannya.

I.1. LATAR BELAKANG

Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam fase sebelumnya fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan di ujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang

Page 15: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

2

ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi sipengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan monitoring kondisi terumbu karang di lokasi-lokasi DPL yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Dengan demikian informasi akurat tentang perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi di lokasi DPL dapat dicatat, untuk kemudian dilakukan langkah pengelolaan selanjutnya.

I.2. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Untuk mendapatkan data dasar tentang kondisi karang dan terumbu karang termasuk ikan karang. Juga data biota bentik lainnya yang memiliki nilai ekonomis penting di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat.

• Menganalisa hasil pengamatan untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengetahui perubahan yang terjadi di Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan mencari jalan keluar untuk mengatasi perubahan atau kerusakan yang terjadi.

Page 16: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

3

I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup pengamatan kondisi karang ini meliputi empat tahapan yaitu :

1. Tahap persiapan, meliputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan tim penelitian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat. Pengadaan dan mobilisasi peralataan penelitian serta perencangan penelitian untuk memperlancar perlaksanaan survei di lapangan. Selain itu, dalam tahapan ini juga dilakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penelitian yang akan dilakukan.

2. Tahap pengumpulan data, yang dilakukan langsung di lapangan yang meliputi data tentang karang, bentos dan ikan karang.

3. Tahap analisa data, yang meliputi verifikasi data lapangan dan pengelolaan data sehingga data lapangan bias disajikan dengan lebih informatif.

4. Tahap pelaporan, berupa laporan sementara dan laporan akhir dari kegiatan penelitian.

Page 17: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

BAB II. METODE PENELITIAN

II.1. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian dipusatkan di Kabupaten Raja Ampat khususnya di lokasi DPL yang telah ditentukan, di pulau-pulau sekitar Kabupaten Raja Ampat. Mengingat lokasi pengamatan yang sangat luas dan tersebar, maka untuk lebih informative, peta lokasi maupun peta tematik dibuat dalam beberapa gambar. Lokasi DPL ini terletak di 18 pulau yang meliputi 38 stasiun pengamatan yaitu P. Saonek (RJAP 01, RJAP 02, RJAP 03 DAN RJAP 04), Pulau Saporkren (RJAP 5 dan RJAP 06), P. Yanbeser (RJAP 07, RJAP 08 dan RJAP 09), P. Friven (RJAP 10 dan RJAP 11), P. Yennavpnor (RJAP 12 dan RJAP 13), P. Kapisawar (RJAP 14 dan RJAP 15), P. Yenbuba ( RJAP 16 dan RJAP 17), Kurkap (RJAP 18, RJAP 19 dan RJAP 20), P. Sawingrai (RJAP 21 dan RJAP 22), P. Jenbekwan (RJAP 23), P. Arborek 2 (RJAP 24 dan RJAP 25), P. Arborek (RJAP 24, RJAP 25, RJAP 26 dan RJAP 27), P. Waisilap (RJAP 28 dan RJAP 29), P. Bianci (RJAP 30), P. Mutus (RJAP 31 dan RJAP 32), P. Meosmangara (RJAP 33 dan RJAP 34), P. Manyaifun (RJAP 35 dan RJAP 36), P. Serpele (RJAP 37 dan RJAP 38). (Gambar 1a, 1b dan 1c).

Gambar 1a. Peta stasiun DPL di bagian tenggara Waigeo (Peta 1), di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

4

Page 18: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 1b. Peta stasiun DPL di bagian selatan Waigeo (Peta 2), di

barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008. Gambar 1c. Peta stasiun DPL di bagian barat Waigeo (Peta 3), di

barat Kabupaten Raja Ampat, 2008.

5

Page 19: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

6

II.2. WAKTU PENELITIAN

Pengamatan kondisi karang dan biota lainnya di lokasi DPL Kabupaten Raja Ampat dilakukan pada bulan November 2008.

II.3. PELAKSANA PENELITIAN

Penelitian dilakukan oleh Staf CRITC-COREMAP-LIPI Jakarta, dibantu oleh beberapa Staf dan teknisi Puslit Oseanografi LIPI Jakarta dan personal CRITC daerah setempat

II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA

Metode penarikan sampel diuraikan berdasarkan masing-masing metode dari substansi yang terlibat dalam penelitian ini.

II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) Penyiapan Peta Dasar

Peta dasar terumbu karang dibuat dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat. Saluran panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini adalah saluran tampak hingga inframerah dekat. Pada citra Landsat, saluran tersebut terdapat pada saluran 1, 2, 3, 4, dan 5. Liputan citra yang digunakan adalah liputan 2 scene Landsat dengan ukuran masing – masing 185 km x 185 km persegi pada liputan path/row 113/064 dan 113/065, yang merekam keseluruhan Kepulauan Kabupaten Raja Ampat. Ukuran terkecil objek yang diwakili oleh satu piksel pada citra multispektral (saluran 1, 2, 3, 4, 5, dan 7) mewakili area permukaan bumi dengan ukuran 30 m x 30 m persegi.

Citra yang digunakan merupakan citra satelit Landsat ETM+ 7 level 1G, sehingga citra tersebut sudah mengalami restorasi citra yang mencakup koreksi radiometri dan koreksi geometri. Koreksi radiometri dilakukan untuk mengatasi distorsi citra yang menyebabkan gangguan yang sifatnya spektral, sedangkan koreksi geometri dilakukan untuk gangguan yang sifatnya spasial. Pada citra level 1G, koreksi geometri yang dilakukan adalah koreksi geometri untuk kesalahan atau distorsi yang sifatnya sistematis sehingga sudah diperhitungkan sebelumnya (NASA, 1999).

Identifikasi objek pada terumbu karang dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi saluran 1, 2, dan 3 yang merupakan saluran tampak. Saluran tampak digunakan untuk identifikasi objek

Page 20: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

di terumbu karang, karena pada panjang gelombang ini, sinar sanggup menembus kolom air hingga kedalaman 20 meter (Campbell, 1996). Saluran 4 yang merupakan saluran inframerah dekat, digunakan untuk membatasi wilayah daratan dan perairan serta untuk membedakan objek vegetasi, dalam hal ini mangrove. Pembedaan objek vegetasi mangrove dengan vegetasi lainnya dilakukan dengan memanfaatkan saluran 5. Hal ini disebabkan karena saluran 5 merupakan saluran inframerah tengah yang peka terhadap kelembaban lahan. Mangrove tumbuh pada lahan basah, sehingga dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya menggunakan saluran 5 ini. Ciri khas lahan yang ditumbuhi mangrove pada citra komposit saluran 453 adalah berwarna jingga gelap (Gambar 2). Warna jingga mewakili warna vegetasi yang ditonjolkan oleh saluran 4, dan warna gelap menunjukkan pada objek tersebut terletak pada lahan yang basah.

Mangrove

Vegetasi lainnya

Gambar 2. Citra Landsat komposit 453

Peta sebaran terumbu karang dan mangrove tentative dibuat terlebih dahulu di laboratorium sebelum dilakukan kerja lapangan. Peta ini digunakan sebagai bahan untuk pemilihan lokasi sampling dan alat bantu navigasi di lapangan. Peta tentatif ini selanjutnya akan dijadikan sebagai peta dasar terumbu karang setelah diuji/dikoreksi dengan keadaan sesungguhnya dilapangan. Langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut:

7

Page 21: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

8

1. Penyiapan citra, yang meliputi penghilangan pengaruh gangguan atmosfer dengan jalan mengurangi nilai piksel pada seluruh liputan citra dengan nilai digital minimum citra. Hal ini dilakukan dengan asumsi nilai digital minimum citra seharusnya nol. Apabila nilai piksel minimum tidak sama dengan nol, maka ada nilai bias yang dipandang sebagai hasil dari hamburan atmosfer.

2. Menghilangkan pengaruh awan dengan cara meng-eliminasi liputan awan dengan metode ”masking”. ”Masking” liputan awan dilakukan dengan jalan mengambil beberapa sampel (training area) nilai digital awan dan kemudian nilai digital tersebut dijadikan acuan untuk pembuatan citra ”masking”. Citra ”masking” tersebut kemudian digunakan untuk meng-ekstrak liputan citra yang tidak tertutup awan.

3. Setelah citra bebas dari tutupan awan, maka dilakukan proses digitisasi garis pantai untuk memisahkan objek daratan/pulau dan perairan/laut. Digitisasi dilakukan dengan teknik ”on-screen digitizing”, yaitu digitisasi langsung pada layar monitor computer. Kebaikan metode ”on-screen digitizing” dibanding metode digitasi manual (Stefanovic, 1991) adalah :

Tugas operator lebih mudah dari pada menggunakan alat “digitizer”.

Lebih teliti, adanya fasilitas “zooming” memungkinkan operator meletakkan posisi tepat ditengah garis yang didigitasi.

Lebih cepat, proses digitasi dan perbaikan dalam satu tempat dan satu waktu.

Digitisasi dilakukan dengan memanfaatkan saluran 4 untuk mempertegas batas antara daratan dan zona perairan. Agar diperoleh hasil yang memadai, digitisasi dilakukan pada perbesaran/skala 1:25.000.

4. Setelah objek perairan dipisahkan dari daratan, dengan cara yang sama pada mintakat laut didigitisasi batas terluar dari mintakat terumbu. Komposit citra yang digunakan adalah komposit citra 321, dan di tajamkan dengan teknik ”linier stretching”. Untuk identifikasi mangrove, juga dilakukan dengan jalan digitisasi pada batas areal mangrove dengan memanfaatkan komposit citra 453, juga ditajamkan dengan teknik ”linier stretching”.

Page 22: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

9

5. Berdasarkan peta tentative tersebut kemudian dipilih lokasi-lokasi sampel secara acak. Lokasi sampel yang berupa informasi koordinat, digunakan sebagai panduan pada saat ke lapangan dengan bantuan alat navigasi GPS (Global Positioning System). GPS yang digunakan saat kerja lapangan adalah GPS Map GARMIN 76 C dengan ketelitian posisi absolut sekitar 15 meter, bahkan di atas laut ketelitiannya bias mencapai 5 meter. Data hasil lapangan digunakan selanjutnya untuk interpretasi ulang dan digitisasi ulang sehingga diperoleh batas yang lebih akurat.

Pemetaan Daerah Perlindungan Laut (DPL)

Pemetaan DPL dilakukan dengan memanfaatkan informasi koordinat batas DPL yang tersedia di daerah kajian. Informasi koordinat tersebut bersifat sementara, sehingga informasi lebih lanjut/detil didapatkan melalui keterangan penduduk setempat. DPL yang dibuat oleh penduduk/masyarakat, merupakan DPL yang digunakan untuk perlindungan ekosistem terumbu karang. Letak DPL bervariasi tergantung pada karakteristik lingkungan disekitarnya. Pada wilayah dengan rataan terumbu karang yang sempit dan menempel pada pulau, garis batas DPL ditarik mulai dari wilayah yang terdapat karang hingga kea rah garis pantai. Untuk wilayah dengan rataan terumbu karang yang luas, batas DPL dibuat mulai dari tubir terumbu hingga batas wilayah yang memiliki karang. Langkah-langkah pemetaannya adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan peta tentative posisi DPL dilakukan dengan jalan memasukkan koordinat DPL sementara berdasarkan informasi awal ke dalam peta dasar terumbu karang yang dikombinasikan dengan data citra satelit. Peta tentative ini nantinya digunakan sebagai panduan untuk mendatangi lokasi yang diduga sebagai DPL pada saat kerja lapangan.

2. Setelah peta dibawa ke lapangan, melalui informasi yang didapat di lapangan baik melalui informasi penduduk maupun dari dinas terkait, maka ujung-ujung batas DPL dipetakan dengan mencatat koordinatnya menggunakan alat GPS. Pembuatan sket bentuk DPL juga dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan dalam penarikan garis batas pada saat pembuatan peta DPL.

3. Pembuatan peta DPL dilakukan di laboratorium dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG dan pengolah data tabular (excel). Data yang diambil dari GPS merupakan data koordinat ujung-ujung batas DPL yang bentuknya berupa

Page 23: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

10

data tabular. Data tabular GPS mencatat informasi koordinat longitude dan latitude, identitas titik, serta informasi tambahan lainnya seperti waktu pengambilan titik, elevasi dari permukaan laut rata-rata bidang ellipsoid, dan symbol titik. Data ini diolah didalam perangkat lunak SIG menjadi peta sebaran titik. Kemudian, titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis sehingga membentuk sebuah batas DPL. Hasil peta garis batas tersebut kemudian dibangun topologinya menjadi sebuah topologi polygon agar dapat diketahui luasan area DPL tersebut.

II.4.2. Karang

Bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan karang, biota bentik dan substrat (komponen bentik) ialah peralatan selam lengkap (SCUBA), perahu motor (rubber boat), alat tulis dalam air (kertas, pensil), papan pengalas, pita berskala (100 m), besi (diameter ±20 mm) dengan panjang 30 cm yang digunakan sebagai patok, martil (palu) dan tali plastik (nilon) ukuran diameter 6 mm.

Metode yang digunakan adalah metode transek garis, panjang transek 25 meter, dibentangkan sejajar garis pantai dimana daratan/pulau berada di sebelah kiri. Pencatatan kehadiran koloni karang dilakukan dengan “Point Intercept Transect” (PIT). Tiap koloni karang, biota bentos maupun substrat yang dilewati atau berada di bawah garis transek dicatat dengan interval 50 cm. Secara teknis di lapangan, yang dicatat ialah komponen bentik dimulai dari titik 0,50; 1; 1,50; 2; 2,5 dan seterusnya sampai ke titik 25. Total jumlah titik yang dilalui dan dicatat, 50 titik. Transek dilakukan di daerah lereng terumbu bagian atas dengan asumsi pertumbuhan karang batu cukup baik di area ini. Data pengamatan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel untuk kepentingan analisa lanjutan antara lain untuk melihat persentase kehadiran jenis karang, biota bentik dan substrat. Disamping itu untuk melengkapi laporan ini dibuat deskripsi lokasi dan gambar bentuk dasar perairan tiap lokasi. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk Tabel maupun peta tematik. Untuk analisa data hanya dilakukan secara deskriptif, dengan perhitungan persentase komponen bentik sebagai berikut :

Jumlah Tiap Komponen

(%) Jumlah Individu = ----------------------------- x 100 %

Total Komponen

Page 24: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

11

II.4.3. Megabentos

Sampling dilakukan sesudah kegiatan PIT, dengan metode ”Reef Check” pada transek yang sama sepanjang 25 m dan dengan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis transek. Total bidang pengambilan/pencatatan biota makrobentik : (2 X 25) m2 = 50 m2. Biota yang dicatat jumlah individunya sepanjang transek ialah :

• Lobster (udang barong)

• ”Banded coral shrimp” (udang karang kecil yang hidup di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Seriatopora spp.)

• Acanthaster planci (bintang bulu seribu)

• Diadema setosum (bulu babi hitam)

• “Pencil sea urchin” (bulu babi seperti pensil)

• “Large Holothurian” (teripang ukuran besar, panjangnya ≥ 20 cm )

• “Small Holothurian” (teripang ukuran kecil, panjangnya < 20 cm)

• “Large Giant Clam” (kima ukuran besar, panjangnya ≥ 20 cm)

• “Small Giant Clam” (kima ukuran kecil, panjangnya < 20 cm)

• Trochus niloticus (lola)

• Drupella (sejenis keong, berukuran kecil yang hidup disela-sela karang)

• “Mushroom coral’ (karang jamur, Fungia spp.)

I I.4.4. Ikan Karang

Seperti halnya karang, pengamatan ikan dilakukan di sepanjang garis transek. Metode yang digunakan yaitu metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 25 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 25 ) = 125 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda, et al. (1984), Kuiter (1992) dan Lieske dan Myers (1994). Khusus untuk

Page 25: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

12

ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall and Heemstra (1991) dan Heemstra dan Randall (1993). Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/transek. Data kelimpahan tiap jenis ikan karang yang dicatat dimasing-masing stasiun transek, ditampilkan dalam bentuk tabel dan peta tematik.

Jenis-jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (English, et al., 1997), yaitu :

a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang / daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakatua) dan Acanthuridae (ikan pakol);

b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5–25 cm, dengan karakteristik warna yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada diperairan terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).

Page 26: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

III. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang diamati, yaitu SIG, karang, megabentos dan ikan karang. Karena luasnya pulau, untuk menjadikan lebih informatif, peta-peta yang ditampilkan dipilah menjadi beberapa gambar.

III.1. Hasil Pengamatan SIG

Hasil pengamatan SIG disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan polygon dan luas daerah DPL (Gambar 3, 4 dan 5). Posisi masing-masing DPL disajikan dalam lampiran.

Gambar 3. Peta bentuk dan luas DPL di di bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

13

Page 27: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 4. Peta bentuk dan luas DPL di bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Gambar 5. Peta bentuk dan luas DPL di bagian barat Waigeo, di

barat Kabupaten Raja Ampat, 2008.

14

Page 28: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

15

Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Kabupaten Raja Ampat sebagian besar tersebar di sebelah selatan pulau Waigeo dan hanya satu yang berada di pesisir utara pulau Waigeo. DPL yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat berjumlah 18 DPL. Lokasi DPL terletak pada kawasan terumbu karang, baik yang menempel pada pulau (fringing reef) ataupun pada bentukan gosong (patch reef). Bentuk DPL pada bentukan gosong atau yang berada di laut cenderung memiliki bentuk area segiempat, hal ini dimaksudkan agar mudah didalam pengelolaannya. Wilayah DPL pada terumbu karang yang menempel pulau, bentuk areanya cenderung tidak beraturan karena batas DPL ditarik mulai dari ujung tubir terumbu hingga ke garis pantai, sehingga bentuknya tidak beraturan mengikuti bentuk garis pantai dan tubir terumbu.

Area DPL biasanya dipilih oleh masyarakat pada daerah yang memiliki karang yang baik, sehingga bagi masyarakat setempat layak untuk dijadikan wilayah konservasi atau perlindungan. Luas DPL bervariasi mulai dari yang paling kecil yaitu DPL Indip seluas 9,43 Ha (Gambar 5) hingga yang terluas pada DPL Mutus seluas 146,05 Ha. DPL Indip berada pada lokasi gosong yang tidak terlalu luas dan berada di sebelah Pulau Gam tepatnya 5,27 Km Tenggara Pulau Yangelo. Gosong tersebut merupakan bagian dari gugusan gosong dan pulau-pulau kecil yang berada mengelompok di sebelah Selatan Pulau Gam. Daerah ini memang memiliki karang yang cukup baik, sehingga cocok untuk daerah konservasi. DPL terluas yaitu DPL Mutus, terletak di sebelah Tenggara Pulau Mutus Besar yang berada pada gugusan pulau-pulau kecil di Barat Daya Pulau Waigeo. DPL Mutus jika dilihat pada peta (Gambar 4) areanya merupakan penghubung antara dua gosong. Oleh karena itu area DPL tersebut menjadi lebih luas daripada DPL lainnya.

DPL Viaduru (Desa Yanbeser), DPL Yenmankwan (Desa Saporkren), dan DPL Gurabessy, (Desa Saonek) pada Gambar 3 terletak di wilayah pesisir Selatan Pulau Waigeo. Ketiga DPL tersebut terletak di rataan terumbu (fringing reef) yang relatif sempit dengan lebar ± 200 meter. DPL yang tergambar pada peta di Gambar 3 wilayahnya meliputi rataan terumbu mulai dari tubir hingga garis pantai dan memanjang mengikuti bentuk pantai dan tubir rataan terumbu. Khusus untuk DPL Gurabessy, wilayah DPL meliputi dua sistem rataan terumbu yang terpisah, sehingga memiliki ukuran wilayah DPL yang lebih luas daripada 2 DPL lainnya pada wilayah pesisir selatan Pulau Waigeo tersebut.

Berdasarkan perhitungan luasan DPL melalui analisa SIG (Sistem Informasi Geografi) maka didapatkan jumlah total luasan 14 DPL yang terdapat di Kabupaten Rajaampat yaitu sebesar 692.55 ha

Page 29: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

16

atau 6,93 km2. Jika dibandingkan dengan total luasan terumbu karang di Kabupaten Rajaampat yaitu 76,8 km2 (LIPI, 2006), maka persentase total luas DPL terhadap luasan terumbu karang adalah 9,02%. Berdasarkan data tersebut, maka 90,98% luasan terumbu karang di Kabupaten Rajaampat merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan positif lainnya. III.2. Hasil Pengamatan Karang

Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Raja Ampat dilakukan di 38 lokasi. Masing-masing lokasi DPL dibuat 2 - 3 transek permanen, bahkan ada yang hanya 1 transek permanen, mengingat area yang tidak terlalu luas, rata-rata panjang (sejajar garis pantai) 200 – 1200 meter. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Untuk menampilkan peta yang yang lebih jelas dan informatif, hasil maupun peta tematik ditampilkan dalam beberapa gambar. Hasil pengamatan diuraikan berdasarkan pembagian peta lokasi (gambar 1a, 1b dan 1c) sehingga lebih mudah di lihat dan tidak saling tumpang tindih antara lokasi satu dan lainnya. Penamaan lokasi DPL berdasarkan nama DPL itu sendiri atau nama desa yang berdekatan dengan stasiun DPL. Hasil pengamatan diuraikan selanjutnya.

Hasil pengamatan di bagian selatan Kabupaten Raja Ampat

Pengamatan dilakukan di bagian selatan Kabupaten Raja Ampat, tepatnya di bagian tenggara Pulau Waigeo ini meliputi DPL di tiga desa, yaitu Desa Saonek, Desa Saporkren dan Desa Yanbeser (Gambar 6). 1. DPL Saonek

Lokasi ini terletak di desa Saonek yang termasuk gugusan pulau-pulau Kabupaten Raja Ampat. Pengamatan dilakukan pada 4 stasiun DPL (RJAP01, RJAP02, RJAP03 dan RJAP04). Secara umum vegetasi pantai didominasi oleh semak belukar diselingi dengan adanya pohon kelapa. Kondisi pantainya berupa pasir dan berbatu, dengan panjang rataan terumbu bervariasi dimana stasiun RJAP01 dan RJAP02 mempunyai lebar rataan terumbu sepanjang 50 m, sedangkan stasiun RJAP03 dan RJAP04 mempunyai lebar rataan terumbu sejauh 100 m dari garis pantai. Karang batu yang dominan di rataan terumbu adalah Acropora spp., Porites spp., Favia spp. dan Porites lutea. Disamping itu zona ini juga didominasi oleh karang lunak dari marga Sinularia sp. dan Sarcophyton sp. Bentuk dasar perairan memiliki tingkat kemiringan ± 30. Jenis karang batu yang dominan di daerah slope untuk stasiun RJAP01 adalah

Page 30: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

17

Goniastrea spp., Porites spp. dan Acropora spp., serta karang lunak dari marga Sinularia sp. Stasiun RJAP02 didominasi oleh karang batu dari jenis Acropora palifera dan karang lunak dari marga Sarcophyton sp. serta jenis alga dari marga Halimeda sp. Stasiun RJAP03 lebih didominasi oleh jenis karang batu dari jenis Acropora spp. dan stasiun RJAP04 didominasi oleh jenis karang batu Acropora brueggemanni dan karang lunak jenis Sinularia sp. Pertumbuhan karang batu sampai pada kedalaman 15 m dengan substrat dasar berupa karang mati. Kecerahan perairan pada saat pengamatan berlangsung yaitu 10 m dan berarus. Indikasi tingkat kerusakan pada terumbu karang disebabkan oleh adanya penggunaan bom dan potasium sianida (potas) dalam penangkapan ikan. Hasil persentase kehadiran karang batu marga Acropora sp. tertinggi dijumpai di stasiun RJAP04 sebanyak 17 individu dengan persentase kehadiran yaitu 34 % dan terendah dijumpai di stasiun RJAP02 yaitu 2 individu dengan persentase tutupan sebesar 4 %. Karang batu non-Acropora terbanyak ditemukan di stasiun RJAP03 sebanyak 20 individu dengan persentase tutupan sebesar 40 % dan terendah dijumpai di stasiun RJAP04 sebanyak 11 individu dengan persentase tutupan sebesar 22 %. Komponen lain yang mempunyai persentase tutupan tertinggi adalah karang mati beralge (DCA), sebesar 28 % yang dijumpai di stasiun RJAP02. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Saonek, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jumlah Individu % Jumlah Individu

Jenis karang Batu RJAP 01

RJAP 02

RJAP 03

RJAP 04

RJAP 01

RJAP 02

RJAP 03

RJAP 04

ACROPORA Acropora microphthalma 1 1 0 0 2 2 0 0 A. nasuta 1 0 0 0 2 0 0 0 A. palifera 3 0 1 0 6 0 2 0 A. valida 1 0 0 0 2 0 0 0 A. cytherea 0 0 1 0 0 0 2 0 A. divaricata 0 0 3 0 0 0 6 0 A. echinata 0 0 1 0 0 0 2 0 A. florida 0 0 1 0 0 0 2 0 A. acuminata 0 0 2 0 0 0 4 0 A. hyacinthus 0 0 2 0 0 0 4 0 A. millepora 0 0 1 0 0 0 2 0 A. valenciennesi 0 0 1 0 0 0 2 0 A. aspera 0 0 0 3 0 0 0 6 A. brueggemanni 0 0 0 12 0 0 0 24

Page 31: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

18

A. formosa 0 0 0 1 0 0 0 2 A. secale 0 0 0 1 0 0 0 2 Total 6 1 13 17 12 2 26 34 NON-ACROPORA Astreopora myriophthalma 0 1 0 0 0 2 0 0 Cyphastrea chalcidicum 1 0 0 0 2 0 0 0 Favia matthaii 1 0 0 0 2 0 0 0 F. maxima 1 0 0 0 2 0 0 0 Favites flexuosa 0 1 0 0 0 2 0 0 Goniastrea favulus 1 0 1 0 2 0 2 0 Montipora grisea 1 0 0 0 2 0 0 0 M. informis 2 1 1 0 4 2 2 0 M. venosa 0 0 1 1 0 0 2 2 Pachyseris speciosa 1 1 1 0 2 2 2 0 Porites lichen 1 1 0 0 2 2 0 0 P. lutea 3 6 1 2 6 12 2 4 P. nigrecens 1 0 0 0 2 0 0 0 P. cylindrica 0 1 0 1 0 2 0 2 P. lobata 0 0 2 0 0 0 4 0 Fungia concinna 0 0 1 0 0 0 2 0 Podabacea crustacea 0 0 1 0 0 0 2 0 Merulina scabricula 0 0 0 0 0 0 0 0 Millepora tenella 0 0 0 0 0 0 0 0 Symphyllia radians 0 0 0 0 0 0 0 0 Diploastrea heliopora 0 0 2 0 0 0 4 0 Hydnophora rigida 0 0 1 0 0 0 2 0 Pavona varians 0 0 1 0 0 0 2 0 Platygyra sinensis 0 0 1 0 0 0 2 0 P. lamellina 0 0 0 1 0 0 0 2 Seriatophora hystrix 0 0 4 1 0 0 8 2 Stylophora pistillata 0 0 2 3 0 0 4 6 Mycedium elephantotus 0 0 0 1 0 0 0 2 Tubipora musica 0 0 0 1 0 0 0 2 Total 13 16 20 11 26 32 40 22 Komponen Lain DC 0 0 0 0 0 0 0 0 DCA 11 14 7 11 22 28 14 22 SC 10 7 7 6 20 14 14 12 SP 0 0 1 0 0 0 2 0 OT 0 1 0 0 0 2 0 0 FS 7 9 0 2 14 18 0 4 R 1 1 1 0 2 2 2 0 S 2 1 1 3 4 2 2 6 RCK 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 31 33 17 22 62 66 34 44 Jumlah Total 50 50 50 50 100 100 100 100

Page 32: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

19

2. DPL Saporkren

Pengamatan dilokasi ini dilakukan pada suatu pada areal daerah perlindungan laut (DPL) yaitu RJAP05 dan RJAP06. Bagian daratan (pantai) lokasi ini didominasi oleh pohon kelapa yang tumbuh ditengah semak belukar dan pantainya berpasir. Panjang daerah rataan ± 100 m dari garis pantai yang diatasnya didominasi oleh karang batu jenis Acropora spp., Porites spp., Favia spp., Acropora brueggemanni dan Acropora hyacinthus. Selanjutnya dasar laut agak miring (slope) dengan tingkat kemiringan 35º dan merupakan areal pengamatan LIT dan didominasi oleh karang batu jenis Acropora brueggemanni, Porites lutea dan Pectinia lactuca dan juga karang lunak dari marga Sinularia sp. dan Gorgonium spp. Pertumbuhan karang batu masih ditemukan hingga kedalaman 15 meter, dengan substrat dasar berupa pasir dan karang mati. Kecerahan pada saat pengamatan ± 10 meter. Indikasi kerusakan karang batu diduga akibat arus yang cukup kuat. Jumlah individu karang batu terbanyak dijumpai di stasiun RJAP05 yaitu dari marga Acropora sebanyak 21 individu dengan persentase tutupan sebesar 42%. Sedangkan komponen lain tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebanyak 23 individu dengan persentase tutupan sebesar 46 % yang dijumpai di stasiun RJAP06. Hasil selengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di

lokasi DPL Saporkren, Kabupaten Raja Ampat 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu RJAP 05 RJAP 06 RJAP 05 RJAP 06

ACROPORA Acropora nasuta 1 0 2 0 A. palifera 5 1 10 2 A. brueggemanni 15 17 30 34 Total 21 18 42 36 NON-ACROPORA Goniastrea favulus 1 0 2 0 Porites lichen 0 1 0 2 P. cylindrica 2 0 4 0 P. lobata 1 0 2 0 Herpolitha limax 1 0 2 0 Pavona explanulata 0 1 0 2 Echinopora horrida 5 0 10 0 Leptoria phrygia 1 0 2 0 Total 11 2 22 4 Komponen Lain DC 0 0 0 0

Page 33: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

20

DCA 9 23 18 46 SC 4 0 8 0 SP 0 0 0 0 OT 0 0 0 0 FS 5 7 10 14 R 0 0 0 0 S 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 18 30 36 60 Jumlah Total 50 50 100 100

3. DPL Yanbeser

Pengamatan di lokasi DPL Yanbeser dilakukan pada 3 stasiun transek, yaitu RJAP07, RJAP08 dan RJAP09. Bagian pantai lokasi ini ditumbuhi oleh pohon kelapa yang berada di tengah semak belukar dan pantainya terdiri dari karang mati dan pasir bercampur karang mati. Panjang daerah rataan berkisar antara 5 m (RJAP08) sampai 100 m (RJAP09) dan diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Acropora spp. dan Porites spp. serta karang lunak dari marga Sinularia sp. dan Lobophyton sp. terutama di stasiun RJAP 08. Selajutnya dasar perairan agak miring (slope) dengan tingkat kemiringan ± 75º (RJAP08), sedangkan pada RJAP07 dan RJAP09 mempunyai kemiringan dasar perairan ± 30º. Di daerah slope karang batu yang dominan yaitu Acropora spp. dimana pertumbuhannya sampai kedalaman 9,5 m dengan substrat dasar berupa karang mati dan pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan mencapai 10 m. Indikasi kerusakan pada terumbu karang disebabkan oleh adanya penggunaan bom dalam penangkapan ikan. Persentase tutupan karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 32 % dengan jumlah individu sebesar 16 individu yang ditemukan di stasiun RJAP07. Komponen lain yang tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) dengan jumlah individu sebanyak 26 individu yang ditemukan di stasiun RJAP08. Hasil selengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel3.

Page 34: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Yanbeser, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

RJAP 07

RJAP 08

RJAP 09

RJAP 07

RJAP 08

RJAP 09

ACROPORA Acropora cytherea 0 0 2 0 0 4 A. hyacinthus 0 0 2 0 0 4 A. brueggemanni 0 0 1 0 0 2 A. tenuis 1 0 0 2 0 0 Acropora sp 6 0 0 12 0 0 A. nobillis 1 0 1 2 0 2 A. granulosa 1 0 0 2 0 0 A. clathrata 0 3 0 0 6 0 A. horrida 0 1 0 0 2 0 Total 9 4 6 18 8 12 NON-ACROPORA Goniastrea pectinata 0 0 2 0 0 4 Goniastrea sp 1 0 0 2 0 0 Montipora sp 1 0 1 2 0 2 M. verrucosa 0 1 0 0 2 0 Porites nigrecens 10 2 0 20 4 0 P. cylindrica 0 0 4 0 0 8 Fungia sp 1 1 0 2 2 0 F. echinata 0 0 1 0 0 2 Platygyra sp 0 0 1 0 0 2 Seriatophora hystrix 0 1 0 0 2 0 Stylophora pistillata 3 0 1 6 0 2 Galaxea fascicularis 0 3 0 0 6 0 G. astreata 0 0 1 0 0 2 Oulophyllia crispa 0 1 0 0 2 0 Pocillopora verrucosa 0 1 0 0 2 0 Total 16 10 11 32 20 22 Komponen Lain DC 0 0 0 0 0 0 DCA 12 26 13 24 52 26 SC 10 10 8 20 20 16 SP 0 0 0 0 0 0 OT 1 0 3 2 0 6 FS 1 0 0 2 0 0 R 0 0 0 0 0 0 S 1 0 9 2 0 18 SI 0 0 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 0 0 Total 25 36 33 50 72 66

Jumlah Total 50 50 50 100 100 100

21

Page 35: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 6. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan

substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Hasil pengamatan di bagian barat daya Kabupaten Raja Ampat

Pengamatan dilakukan di bagian barat daya Kabupaten Raja Ampat, tepatnya di bagian selatan Pulau Waigeo ini meliputi delapan DPL yaitu DPL Friwen, DPL Yennavpor, DPL Kapisawar, DPL Yenbuba, DPL Kurkapa, DPL Sawingrai, DPL Jenbekwan dan DPL Arborek (Gambar 7).

4. DPL Friwen

Pada lokasi DPL Friwen, dilakukan transek permanen sebanyak 2 kali. Daerah pantai lokasi ini banyak ditumbuhi oleh vegetasi mangrove (bakau), terutama jenis Rhizopora sp. Kedua stasiun DPL ini memiliki panjang rataan terumbu atas (reef flat) ± 50 m dari garis pantai dan ditumbuhi oleh karang batu dari jenis Acropora spp., Porites lobata dan Goniapora spp. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring dengan tingkat kemiringan ± 40 dan didominasi oleh jenis karang batu Acropora spp. Pertumbuhan karang batu pada lokasi ini sampai pada kedalaman 10 m dengan substrat dasar perairan berupa pasir dan karang mati. Kecerahan perairan pada

22

Page 36: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

23

saat pengamatan yaitu 10 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dan potasium sianida (potas) dalam penangkapan ikan serta pola sirkulasi arus yang cukup kuat. Persentase jumlah individu karang batu dari kelompok Acropora di stasiun RJAP10 adalah sebesar 66% (33 individu). Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan stasiun RJAP11 yang hanya sebesar 28% (14 individu). Jenis karang dari kelompok Non-Acropora memiliki nilai persentase tertinggi di stasiun RJAP11, yaitu 30% (15 individu) dan hanya 8% (4 individu) di stasiun RJAP10. Komponen lain yang tertinggi persentase tutupannya yaitu karang mati beralga (DCA) sebesar 20 % dengan jumlah individu sebanyak 10 individu yang dijumpai pada stasiun RJAP11. Hasil selengkap persentase tutupan karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Friwen, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP 10 RJAP 11 RJAP 10 RJAP 11

ACROPORA Acropora cytherea 0 2 0 4 A. florida 10 0 20 0 A. millepora 2 0 4 0 A. valenciennesi 0 4 0 8 A. formosa 3 1 6 2 A. tenuis 0 1 0 2 Acropora sp 0 2 0 4 A. nobillis 11 1 22 2 A. clathrata 0 1 0 2 A. humillis 1 0 2 0 A. grandis 6 0 12 0 A. microclados 0 2 0 4 Total 33 14 66 28 NON-ACROPORA Montipora venosa 0 1 0 2 Montipora sp 0 1 0 2 Millepora tenella 0 1 0 2 Platygyra lamellina 0 2 0 4 P. daedalea 0 1 0 2 Seriatophora calcidicum 0 2 0 4 Stylophora pistillata 0 4 0 8 Echinopora lamellosa 2 0 4 0 Pocillopora verrucosa 1 0 2 0 Oxypora lacera 1 1 2 2 Heliopora coerulea 0 1 0 2 Pectinia lactuca 0 1 0 2

Page 37: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Total 4 15 8 30 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 1 10 2 20 SC 3 7 6 14 SP 0 1 0 2 OT 0 3 0 6 FS 1 0 2 0 R 0 0 0 0 S 8 0 16 0 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 13 21 26 42 Jumlah Total 50 50 100 100

5. DPL Yennavpnor

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun RJAP12 dan RJAP13. Bagian pantai secara umum didominasi oleh semak belukar dan beberapa jenis tumbuhan mangrove dengan kondisi pantai berupa pasir dan berbatu. Lokasi ini mempunyai panjang daerah rataan berkisar antara 100 m (RJAP12) dan 150 m (RJAP13) serta diatasnya dijumpai karang batu dari jenis Acropora vallenciennesi dan Porites lutea. Disamping itu tumbuhan lamun dari jenis Thallasia hemprichii dan Enhalus acoroides. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan tingkat kemiringan sebesar 45º dimana pada areal ini dijumpai karang batu dari jenis Acropora brueggemanni, Porites cylindrica, Acropora hyacinthus dan Acropora cytherea. Pertumbuhan karang batu mencapi kedalaman 20 m dengan substrat dasar perairan berupa karang mati dan pasir. Disamping itu juga dijumpai adanya pertumbuhan algae terutama dari marga Halimeda sp. dan karang lunak dari jenis Xenia sp. Kecerahan perairan pada saat pengamatan yaitu antara 10 – 15 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dan potasium sianida (potas) pada saat penangkapan ikan karang. Persentase tutupan karang batu dari marga Acropora berkisar antara 8 sampai 32 % dan karang non-Acropora berkisar antara 8 – 12 %. Komponen lain yang tertinggi persentase tutupannya yaitu karang mati beralge (DCA) yaitu 28 % dengan jumlah individu sebanyak 14 individu yang dijumpai pada stasiun RJAP13. Hasil selengkapnya dari persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 5.

24

Page 38: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat

di lokasi DPL Desa Yennavpnor, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu RJAP12 RJAP13 RJAP12 RJAP13

ACROPORA Acropora microphthalma 1 0 2 0 A. divaricata 3 2 6 4 A. florida 2 0 4 0 A. millepora 0 1 0 2 A. aspera 1 0 2 0 A. brueggemanni 8 0 16 0 A. humillis 1 0 2 0 A. cerealis 0 1 0 2 Total 16 4 32 8 NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 1 0 2 0 Porites lutea 0 1 0 2 P. cylindrica 3 3 6 6 Pocillopora verrucosa 0 1 0 2 Coeloseris mayeri 0 1 0 2 Total 4 6 8 12 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 8 14 16 28 SC 6 0 12 0 SP 1 0 2 0 OT 0 0 0 0 FS 0 7 0 14 R 11 13 22 26 S 4 6 8 12 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 30 40 60 80 Jumlah Total 50 50 100 100

6. DPL Kapisawar

Lokasi DPL Kapisawar disebut juga DPL Tanadibun, dimana pada lokasi ini pengamatan dilakukan pada dua stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu RJAP14 dan RJAP15. Bagian pantai di stasiun RJAP14 tidak memiliki pantai datar (rataan terumbu) sebaliknya di stasiun RJAP15 bagian pantainya didominasi oleh tumbuhan mangrove terutama dari jenis Rhizopora spp. Daerah

25

Page 39: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

26

rataan terumbu hanya ada di stasiun RJAP15 dengan panjang lintasan ± 150 m dari garis pantai kearah laut terbuka dan diatasnya dijumpai karang batu dari jenis Acropora spp, Goniopora spp, Porites spp, Montipora spp dan Seriatophora hystrix. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dimana diatasnya didominasi oleh karang batu dari jenis Acropora spp, Montipora spp dan Porites spp. Pertumbuhan karang batu dijumpai sampai pada kedalaman 20 m dengan substrat dasar perairan berupa karang mati dan pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan yaitu 10 m. Indikasi kerusakan pada daerah terumbu karang di lokasi ini disebabkan oleh bom dan pola gelombang air laut yang besar sehingga menyebabkan ombak. Persentase tutupan karang batu dari marga Acropora dijumpai sebanyak 4 individu dengan persentase tutupan sebesar 8 % (RJAP14) dan karang non-Acropora dijumpai sebanyak 27 individu dengan persentase tutupan sebesar 54 % (RJAP15). Komponen lain yang mempunyai persentase tutupan tertinggi adalah karang mati beralge (DCA) sebesar 38 % dengan jumlah individu sebanyak 19 individu. Hasil selengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Kapisawar, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP14 RJAP 15 RJAP 14 RJAP15

ACROPORA Acropora microphthalma 1 0 2 0 A. nasuta 1 0 2 0 A. palifera 1 0 2 0 A. granulosa 1 0 2 0 A. elseyi 2 0 4 Total 4 2 8 4 NON-ACROPORA Faviaspeciosa 1 0 2 0 Goniastrea australiensis 1 0 2 0 Montipora sp 7 0 14 0 M. foliosa 0 26 0 52 Pachyseris speciosa 1 0 2 0 Porites lutea 4 0 8 0 Fungia concinna 0 1 0 2 F. fungites 1 0 2 0 Heliofungia actiniformis 1 0 2 0 Merulina ampliata 2 0 4 0 Platygyra daedalea 1 0 2 0

Page 40: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Seriatophora hystrix 1 0 2 0 S. caliendrum 1 0 2 0 Goniopora sp. 1 0 2 0

Lobophyllia hemprichii 1 0 2 0 Total 23 27 46 54 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 8 19 16 38 SC 0 0 0 0 SP 3 0 6 0 OT 6 2 12 4 FS 0 0 0 0 R 0 0 0 0 S 6 0 12 0 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 23 21 46 42 Jumlah Total 50 50 100 100

7. DPL Yenbuba

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun RJAP16 dan RJAP17 yang juga disebut DPL Warasnus. Vegetasi pantai pohon kelapa yang tumbuh ditengah semak belukar serta pantai yang berpasir putih. Daerah rataan terumbu di lokasi ini mempunyai panjang ± 50 m dari garis pantai kearah laut terbuka, dimana pada bagian atasnya dijumpai karang batu dari jenis Acropora hyacinthus, Acropora palifera, Porites lutea, Acropora brueggemanni dan beberapa jenis Porites spp. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan tingkat kemiringan mencapai 45º, dimana pada bagian ini dijumpai karang batu dari jenis Acropora yongei, A. microphthalma, A. brueggemanni, Porites cylindrica dan Montipora foliosa. Pertumbuhan karang batu dijumpai sampai pada kedalaman 20 m dengan substrat dasar perairan berupa karang mati dan pasir. Disamping itu dijumpai beberapa jenis karang lunak terutama dari marga Xenia spp. Kecerahan pada saat pengamatan berlangsung yaitu antara 15–16 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dan pola arus yang kuat. Persentase tutupan karang batu dari marga Acropora yaitu 22 % dengan jumlah individu sebanyak 11 individu (RJAP16) dan 40 % dengan jumlah individu sebanyak 20 individu (RJAP17). Karang non-Acropora 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu (RJAP16) dan 30 % dengan jumlah individu sebanyak 15 individu (RJAP17). Komponen lain yang mempunyai jumlah individu terbanyak adalah karang mati beralge (DCA) sebesar 9 individu dengan persentase tutupan yaitu 18 % yang

27

Page 41: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

dijumpai pada stasiun RJAP16. Hasil selengkapnya dari persentase tutupan karang batu dan komponen lain di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Yenbuba, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

RJAP16 RJAP17 RJAP16 RJAP17 ACROPORA Acropora microphthalma 0 4 0 8 A. aspera 1 3 2 6 A. brueggemanni 4 0 8 0 A. formosa 2 3 4 6 A. secale 2 0 4 0 A. yongei 2 9 4 18 A. paniculata 0 1 0 2 Total 11 20 22 40 NON-ACROPORA Montipora foliosa 1 0 2 0 M. incrasata 3 0 6 0 M. aequituberculata 1 0 2 0 Pachyseris speciosa 0 1 0 2 P. lutea 1 1 2 2 P. nigrecens 4 1 8 2 P. cylindrica 2 8 4 16 P. rus 0 1 0 2 Seriatophora hystrix 0 1 0 2 Stylophora pistillata 0 1 0 2 Mycedium elephantotus 1 0 2 0 Echinophora lamellosa 3 0 6 0 Pocillophora damicornis 1 0 2 0 Heliopora coerulea 0 1 0 2 Total 17 15 34 30 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 9 8 18 16 SC 3 3 6 6 SP 2 2 4 4 OT 0 0 0 0 FS 1 2 2 4 R 7 0 14 0 RCK 0 0 0 0 Total 22 15 44 30 Jumlah Total 50 50 100 100

28

Page 42: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

29

8. DPL Kurkapa (Saowandarek)

Lokasi pengamatan berada di Pulau Mansuar yang terdiri dari stasiun RJAP18 dan RJAP19 serta RJAP20 yang berada di agak ketengah laut (patch reef). Bagian pantai lokasi ini memiliki vegetasi pantai berupa pohon kelapa yang tumbuh ditengah semak belukar dan mempunyai pantai yang berpasir (RJAP19) sedangkan pantai RJAP18 berupa tebing. Stasiun RJAP18 dan RJAP19 memiliki daerah rataan terumbu dengan panjang ±100 m dari garis pantai sedangkan stasiun RJAP20 tidak mempunyai daerah rataan terumbu. Jenis karang batu yang dijumpai pada daerah rataan terumbu yaitu Acropora subglabra, Acropora cytherea, Acropora hyacinthus dan Porites spp. Selanjutnya dasar perairan agak miring (slope) dengan tingkat kemiringan berkisar antara 40º (RJAP19), 50º (RJAP18) sampai 60º (RJAP20).

Pengamatan PIT dilakukan pada daerah slope, dimana areal ini didominasi oleh karang batu dari jenis Pectinia lactuca dan Seriatophora caliendrum (RJAP19), Acropora yongei, Stylophora pistillata dan Porites cylindrica (RJAP18) sedangkan RJAP20 didominasi oleh Seriatophora hystrix. Pertumbuhan karang batu dijumpai sampai pada kedalaman 15 m (RJAP20), 25 m (RJAP18) dan di lokasi RJAP19 mencapai kedalaman 30 m. Substrat dasar perairan secara umum terdiri dari karang mati dan pasir. Disamping itu areal ini juga ada pertumbuhan karang lunak terutama dari marga Sinularia sp dan Sarcophyton sp. Indikasi kerusakan karang batu disebabkan oleh penggunaan bom, ombak yang besar dan pola arus yang kencang. Persentase tutupan karang batu lokasi ini, untuk marga Acropora tertinggi 24 % dengan jumlah individu sebanyak 12 individu yang dijumpai pada stasiun RJAP19, sedangkan karang non-Acropora tertinggi dijumpai di 2 stasiun yaitu RJAP18 dan RJAP20 sebesar 56 % dengan jumlah individu sebanyak 28 individu. Hasil selengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 43: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

30

Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Kurkapa (Saowandarek), Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu

RJAP 18

RJAP 19

RJAP 20

RJAP 18

RJAP 19

RJAP 20

ACROPORA Acropora microphthalma 2 0 0 4 0 0 A. palifera 0 2 8 0 4 16 A. cytherea 0 1 0 0 2 0 A. divaricata 0 1 0 0 2 0 A. echinata 0 1 0 0 2 0 A. hyacinthus 0 0 1 0 0 2 A. formosa 1 0 0 2 0 0 A. nobillis 1 0 1 2 0 2 A. secale 0 1 0 0 2 0 A. yongei 2 0 1 4 0 2 A. subglabra 1 6 0 2 12 0 Total 7 12 11 14 24 22 NON-ACROPORA Favia stelligera 1 0 0 2 0 0 Montipora foliosa 0 0 13 0 0 26 M. grisea 1 0 0 2 0 0 Porites lichen 0 1 0 0 2 0 P. lutea 0 0 2 0 0 4 P. nigrecens 0 2 0 0 4 0 P. cylindrica 4 2 0 8 4 0 P. lobata 0 0 0 0 0 0 P. rus 1 0 0 2 0 0 Fungia concinna 1 0 0 2 0 0 Pavona varians 0 1 0 0 2 0 Seriatophora hystrix 1 4 12 2 8 24 S. caliendrum 2 2 0 4 4 0 Stylophora pistillata 14 2 0 28 4 0 Mycedium elephantotus 1 0 0 2 0 0 Echinopora horrida 2 0 0 4 0 0 Heliopora coerulea 0 0 1 0 0 2 Total 28 14 28 56 28 56 Komponen Lain DC 0 0 0 0 0 0 DCA 3 14 9 6 28 18 SC 9 4 0 18 8 0 SP 1 2 0 2 4 0 OT 0 0 0 0 0 0 FS 0 1 0 0 2 0 R 1 2 0 2 4 0 S 1 1 2 2 2 4 SI 0 0 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 0 Total 15 24 11 30 48 22 Jumlah Total 50 50 50 100 100 100

Page 44: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

31

9. DPL Sawingrai

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 stasiun DPL yaitu RJAP21 dan RJAP22 yang merupakan daerah terumbu karang yang berada di tengah perairan (patch reef). Lokasi ini dikenal dengan nama daerah perlindungan laut (DPL) Mansaswar dan tidak mempunyai zona rataan terumbu (reef flat). Karang batu yang dominan di lokasi stasiun RJAP21 yaitu Acropora brueggemanni dan Euphyllia glabrescens sedangkan stasiun RJAP22 didominasi oleh Acropora spp., Galaxea spp. dan Seriatopora spp. Bentuk dasar perairan agak miring dengan tingkat kemiringan mencapai 60º dan substrat berupa karang mati dan pasir. Pertumbuhan karang batu sampai pada kedalaman 15 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dalam penangkapan ikan dan pola ombak yang cukup besar. Persentase tutupan karang batu dari marga Acropora tertinggi yaitu 14 % dengan jumlah individu sebesar 7 individu yang ditemukan di stasiun RJAP22, sedangkan karang batu non-Acropora tertinggi yaitu 62 % dengan jumlah individu 31 individu yang dijumpai di stasiun RJAP21. Komponen lain yang mempunyai nilai persentase tutupan tertinggi yaitu Karang lunak sebesar 46 % dengan jumlah individu sebanyak 23 individu yang ditemukan di stasiun RJAP22 yang didominasi oleh marga Xenia sp. Hasil lengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lain di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Sawingrai, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP 21 RJAP 22 RJAP 21 RJAP 22

ACROPORA 0 0 0 0 Acropora brueggemanni 2 0 4 0 A. elseyi 7 14 Total 2 7 4 14 NON-ACROPORA Fungia echinata 0 1 0 2 F. fungites 0 1 0 2 F. repanda 0 1 0 2 Heliofungia actiniformis 2 0 4 0 Herpolitha limax 0 1 0 2 Seriatophora hystrix 2 0 4 0 Euphyllia glabrescens 27 0 54 0 Total 31 4 62 8 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 7 15 14 30

Page 45: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

32

SC 10 23 20 46 SP 0 1 0 2 OT 0 0 0 0 FS 0 0 0 0 R 0 0 0 0 S 0 0 0 0 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 17 39 34 78 Jumlah Total 50 50 100 100

10. DPL Jenbekwan

Pengamatan di lokasi ini hanya dilakukan pada 1 stasiun daerah perlindungan Laut (DPL) RJAP23 yang disebut dengan DPL Ikwan Iba. Lokasi ini merupakan zona terumbu karang yang berada di tengah perairan (patch reef) sehingga tidak mempunyai daerah pantai tetapi memiliki panjang daerah rataan sejauh ± 150 m. Bagian atas zona rataan terumbu ditemukan lamun dari jenis Enhalus acoroides, karang batu dari jenis Goniastrea spp. dan Montipora digitata. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan mencapai 45º dan diatasnya didominasi oleh karang batu jenis Acropora brueggemanni. Pertumbuhan karang batu sampai pada kedalaman 25 m dengan substrat dasar perairan berupa karang mati dan pasir. Disamping itu pada daerah slope ditemukan juga beberapa jenis sponge. Kecerahan perairan pada saat pengamatan mencapai 10 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dalam penangkapan ikan dan pola arus yang cukup kuat. Persentase tutupan karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 36 % dengan jumlah individu sebanyak 16 individu yang tediri dari 2 jenis yaitu Acropora brueggemanni dan Acropora nasuta. Komponen lain yang tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 42 % dengan jumlah individu sebanyak 21 individu. Lengkapnya persentase tutupan karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 46: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

33

Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di DPL Jenbekwan, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu RJAP 23 RJAP 23

ACROPORA Acropora nasuta 1 2 A. brueggemanni 17 34 Total 18 36 NON-ACROPORA Pavona varians 1 2 Stylophora pistillata 1 2 Total 2 4 Komponen Lain DC 0 0 DCA 21 42 SC 0 0 SP 5 10 OT 0 0 FS 0 0 R 3 6 S 1 2 SI 0 0 RCK 0 0 Total 30 60 Jumlah Total 50 100

11. DPL Arborek

Lokasi pengamatan di daerah perlindungan laut (DPL) Arborek, dilakukan pada 4 stasiun DPL yaitu stasiun RJAP24 dan RJAP25 yang disebut dengan DPL Indip dan stasiun RJAP26 dan RJAP27 yang disebut dengan DPL Mambarayu. Keempat lokasi pengamatan merupakan daerah gosong pulau (patch reef) atau zona terumbu karang yang berada di tengah perairan sehingga tidak mempunyai daerah pantai. Zona rataan terumbu tidak terlalu luas dan didominasi oleh karang batu dari jenis Acropora formosa (RJAP26), Acropora spp dan Porites lutea (RJAP 27), sedangkan stasiun RJAP25 didominasi oleh beberapa jenis karang lunak dan patahan karang, selanjutnya RJAP24 didominasi oleh patahan karang, beberapa jenis karang lunak dan karang batu dari jenis Porites nigrescens. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan mencapai 60º dan substrat dasar berupa karang mati dan pasir serta dijumpai karang lunak dari marga Sinularia sp. dan

Page 47: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

34

karang batu jenis Acropora formosa. Pertumbuhan karang batu ditemukan sampai pada kedalaman 10 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dalam penangkapan ikan dan pola gelombang air laut yang cukup besar. Persentase tutupan karang batu tertinggi dari marga Acropora yaitu 58 % dengan jumlah individu sebanyak 29 individu ditemukan di stasiun RJAP26. Stasiun RJAP24 tidak ditemukan marga Acropora. Karang non-Acropora tertinggi yaitu 14 % dengan jumlah individu sebanyak 7 individu ditemukan di stasiun RJAP27. Komponen lain yang tertinggi persentase tutupannya yaitu karang lunak (SC) sebesar 46 % dengan jumlah individu sebanyak 23 individu ditemukan di stasiun RJAP24. Hasil lengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Arborek, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu

RJAP 24

RJAP 25

RJAP 26

RJAP 27

RJAP 24

RJAP 25

RJAP 26

RJAP 27

ACROPORA Acropora palifera 0 0 1 0 0 0 2 0 A. cytherea 0 0 5 0 0 0 10 0 A. florida 0 0 7 2 0 0 14 4 A. acuminata 0 1 3 0 0 2 6 0 A. hyacinthus 0 0 6 2 0 0 12 4 A. brueggemanni 0 0 0 2 0 0 0 4 A. formosa 0 0 0 4 0 0 0 8 A. nobillis 0 0 4 0 0 0 8 0 A. secale 0 0 0 4 0 0 0 8 A. clathrata 0 0 1 1 0 0 2 2 A. yongei 0 1 0 4 0 2 0 8 A.digitifera 0 0 1 0 0 0 2 0 A. robusta 0 0 1 0 0 0 2 0 A. loripes 0 0 0 1 0 0 0 2 Total 0 2 29 20 0 4 58 40 NON-ACROPORA Montipora venosa 0 0 1 0 0 0 2 0 Montipora sp 0 0 0 2 0 0 0 4 M. efflorence 0 0 1 0 0 0 2 M. danae 0 0 0 1 0 0 2 Pachyseris speciosa 0 1 0 2 2 0 4 Porites lutea 1 1 0 2 0 2 0 P. nigrecens 2 2 0 1 4 4 0 2 P. cylindrica 1 0 0 0 2 0 0 0 Fungia concinna 0 0 0 1 0 0 0 2

Page 48: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Seriatophora hystrix 1 0 0 0 2 0 0 0 S. caliendrum 0 1 0 0 0 2 0 0 Stylophora pistillata 1 1 0 0 2 2 0 0 Galaxea fascicularis 0 0 1 0 0 0 2 0 Total 6 5 4 7 12 10 8 14 Komponen Lain DC 0 0 0 0 0 0 0 0 DCA 16 8 10 7 32 16 20 14 SC 23 22 6 8 46 44 12 16 SP 0 1 0 1 0 2 0 2 OT 5 2 1 4 10 4 2 8 FS 0 0 0 0 0 0 0 0 R 0 0 0 0 0 0 0 0 S 0 10 0 3 0 20 0 6 SI 0 0 0 0 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 44 43 17 23 88 86 34 46 Jumlah Total 50 50 50 50 100 100 100 100

Gambar 7. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian barat Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008.

35

Page 49: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

36

Hasil pengamatan di bagian barat Kabupaten Raja Ampat

Pengamatan dilakukan di bagian barat Kabupaten Raja Ampat, tepatnya di bagian barat Pulau Waigeo ini meliputi enam DPL yaitu DPL Warsilap, DPL Bianci, DPL Mutus, DPL Meosmanggara, DPL Manyaifun, dan DPL Serpele (Gambar 8). 12. DPL Warsilap

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 daerah perlidungan laut (DPL) yaitu staiun DPL RJAP28 dan RJAP29 yang terletak dibagian Pulau Kabupaten Raja Ampat. Bagian pantai kedua lokasi ini mempunyai vegetasi yang sama yaitu hutan mangrove tetapi berbeda substrat pantainya yaitu pantai berpasir lumpur (RJAP28) dan pantai berpasir (RJAP29). Stasiun RJAP28 mempunyai panjang daerah rataan terumbu sejauh 25 m dan diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Porites cylindrica, Acropora brueggemanni dan Poties lobata, sedangkan stasiun RJAP29 mempunyai panjang rataan terumbu sejauh 200 m dan diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Echinopora horrida dan Porites cylindrica. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan mencapai 60º, dimana pada areal ini didominasi oleh karang batu dari jenis Acropora spp dan Porites cylindrica. Pertumbuhan karang batu di stasiun RJAP28 mencapai kedalaman 10 m sedangkan di stasiun 29 mencapai kedalaman 5 m. Substrat dasar perairan berupa pasir dan karang mati. Kecerahan perairan pada saat pengamatan mencapai 10 m. Indikasi penyebab kerusakan terumbu karang di lokasi ini lebih dominan disebabkan oleh penggunaan bom dalam penangkapan ikan dan pola ombak yang cukup besar. Persentase tutupan karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 74 % dengan jumlah individu sebanyak 37 individu yang ditemukan di stasiun RJAP29. Karang batu dari marga Acropora hanya ditemukan di stasiun RJAP28 sebanyak 8 individu dengan persentase tutupan sebesar 16 %. Komponen lain yang mempunyai nilai persentase tutupan tertinggi yaitu karang batu beralge (DCA) sebesar 50 % yang ditemukan di stasiun RJAP28. Hasil lengkap persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 50: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

37

Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Warsilap, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP 28 RJAP 29 RJAP 28 RJAP 29

ACROPORA Acropora palifera 1 0 2 0 A. brueggemanni 4 0 8 0 A. formosa 2 0 4 0 A. granulosa 1 0 2 0 Total 8 16 NON-ACROPORA Montipora sp 0 1 0 2 Porites lutea 2 0 4 0 P. nigrecens 1 0 2 0 P. cylindrica 6 28 12 56 Fungia sp 0 1 0 2 Hydnophora exesa 1 0 2 0 Pavona cactus 1 0 2 0 Seriatophora hystrix 0 2 0 4 Echinopora lamellosa 0 1 0 2 E. mammiformis 0 4 0 8 Total 11 37 22 74 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 25 11 50 22 SC 0 0 0 0 SP 0 1 0 2 OT 0 0 0 0 FS 4 0 8 0 R 1 0 2 0 S 1 1 2 2 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 31 13 62 26 Jumlah Total 50 50 100 100

13. DPL Bianci

Pengamatan di daerah perlindungan laut (DPL) Bianci hanya pada 1 lokasi yaitu stasiun DPL RJAP30. Lokasi ini merupakan sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil lainnya. Bagian pantai pulau Bianci didominasi oleh tumbuhan mangrove (bakau) dan profil dasar pantainya berupa pasir dan karang mati. Lokasi ini memliki panjang zona rataan terumbu sejauh ± 200 m dari garis pantai kearah laut terbuka dimana

Page 51: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

38

diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Porites spp. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan mencapai 45º dimana pada bagian ini ditemukan karang batu dari jenis Porites cylindrica dan Seriatopora spp. Pertumbuhan karang batu mencapai kedalaman 5 m dengan substrat dasar perairan di kedalaman ini masih berupa pasir dan karang mati. Kecerahan perairan mencapai 10 m pada saat pengamatan berlangsung. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dalam penangkapan ikan terutama jenis-jenis ikan karang. Persentase tutupan karang batu tertinggi yaitu dari kelompok karang batu non-Acropora sebesar 44 %. Sedangkan dari kelompok karang Acropora hanya diwakili oleh satu jenis saja, yaitu Acropora sp. Untuk komponen lain, karang mati beralge memiliki nilai persentase tutupan tertinggi, yaitu sebesar 48 % dengan jumlah sebanyak 24 individu. Hasil lengkap persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Bianci, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP30 RJAP30

ACROPORA Acropora sp 1 2 Total 1 2 NON-ACROPORA Montipora sp 1 2 M. digitata 1 2 Porites lutea 1 2 P. cylindrica 17 34 Seriatophora hystrix 1 2 Pocillopora damicornis 1 2 Total 22 44 Komponen Lain DC 0 0 DCA 24 48 SC 2 4 SP 0 0 OT 1 2 FS 0 0 R 0 0 S 0 0 RCK 0 0 Total 27 54 Jumlah Total 50 100

Page 52: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

39

14. DPL Mutus

Lokasi pengamatan daerah perlindungan laut (DPL) Mutus merupakan gosong pulau (patch reef) yang terletak dikelilingi oleh beberapa pulau kecil. DPL Mutus disebut juga sebagai DPL Mursika, dimana lokasi ini tidak memiliki daerah pantai dan hanya didominasi oleh pasir karang mati. Panjang zona rataan terumbu (reef flat) cukup jauh yaitu ± 750 m dan diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Porites spp dan Acropora spp (RJAP32) sedangkan di RJAP31 daerah rataan terumbunya didominasi oleh jenis Porites lutea dan Pocillopora verrucosa. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan mencapai 30º di stasiun RJAP 31 dan 45º di stasiun RJAP32. Pada daerah slope ditemukan karang batu dari jenis Acropora spp. dan karang lunak terutama dari jenis Sinularia sp. (RJAP32) sedangkan di stasiun RJAP31 didominasi oleh Seriatophora caliendrum dan Stylophora pistillata. Pertumbuhan karang batu mencapai kedalaman 6 m di stasiun RJAP32, sebaliknya di stasiun RJAP31 mencapai kedalaman 20 m. Secara umum substrat dasar berupa pasir dan karang mati, kecerahan perairan pada saat pengamatan yaitu 10 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dalam penangkapan ikan dan pola ombak yang cukup besar. Persentase tutupan karang batu pada lokasi ini hanya diwakili oleh karang non-Acropora sebesar 30 % dengan jumlah individu sebanyak 15 individu. Untuk komponen lain, karang mati beralge (DCA) memiliki nilai persentase kehadiran tertinggi, yaitu sebesar 62 % dengan jumlah individu sebanyak 31 individu. Hasil lengkap persentase tutupan karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mutus, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP31 RJAP32 RJAP31 RJAP32

NON-ACROPORA Montipora venosa 1 0 2 0 Montipora sp 0 1 0 2 Porites lutea 2 0 4 0 P. cylindrica 0 7 0 14 P. lobata 1 0 2 0 Fungia echinata 0 1 0 2 Seriatophora caliendrum 4 0 8 0 Stylophora pistillata 1 0 2 0 Pocillopora verrucosa 3 0 6 0 Coeloseris mayeri 3 0 6 0 Total 15 9 30 18

Page 53: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 5 31 10 62 SC 1 5 2 10 SP 0 0 0 0 OT 0 2 0 4 FS 0 0 0 0 R 19 0 38 0 S 10 3 20 6 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0 Total 35 41 70 82 Jumlah Total 50 50 100 100

15. DPL Meosmanggara

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 stasiun yaitu stasiun RJAP33 dan stasiun RJAP34 yang mempunyai bagian pantai yang berbeda. Stasiun RJAP33 mempunyai bagian pantai yang didominasi oleh pohon cemara dan berpasir putih, sedangkan st. RJAP34 tidak memiliki pantai, karena lokasi ini merupakan gosong pulau (patch reef) sehingga tidak memiliki pantai. Demikian juga dengan zona rataan terumbu yang hanya ada di st. RJAP33 dengan panjang lintasan sejauh ± 2000 m, dimana diatasnya dijumpai karang batu dari jenis Acropora spp., Porites spp., Favia sp. dan Favites spp serta beberapa jenis karang lunak. profil dasar perairan agak miring (slope) dengan tingkat kemiringan mencapai 25º (RJAP33) dan 60º (RJAP34) yang ditumbuhi oleh karang batu dari jenis Acropora spp. dan karang lunak (RJAP34) serta Acropora formosa dan Acropora hyacinthus (RJAP33). Pertumbuhan karang batu pada st. RJAP33 masih ditemukan hingga kedalaman 25 m. Sebaliknya di st. RJAP34, pertumbuhan karang hanya mencapai 15m. Substrat dasar perairan kedua stasiun terdiri dari pasir dan karang mati, dengan kecerahan berkisar antara 5 sampai 8 m. Indikasi kerusakan pada terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bom dan pola ombak yang cukup besar. Persentase tutupan karang batu tertinggi yaitu dari marga Acropora sebesar 38% dengan jumlah individu sebanyak 19 individu yang dijumpai di stasiun 34. Demikian pula dengan komponen lain yang diwakili oleh karang mati beralge (DCA) sebesar 30 % dengan jumlah individu sebanyak 15 individu yang dijumpai juga di st. RJAP34. Hasil lengkap persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 15.

40

Page 54: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

41

Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Meosmanggara, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu %Jumlah Individu RJAP33 RJAP34 RJAP33 RJAP34

ACROPORA Acropora microphthalma 2 0 4 0 A. palifera 3 0 6 0 A. cytherea 1 1 2 2 A. divaricata 1 0 2 0 A. florida 0 1 0 2 A. hyacinthus 2 0 4 0 A. formosa 4 14 8 28 A. nobillis 0 3 0 6 A. yongei 1 0 2 0 Total 14 19 28 38 Non-ACROPORA Favia matthaii 1 0 2 0 Favites flexuosa 1 0 2 0 Montipora hispida 1 0 2 0 Porites lutea 11 1 22 2 P. cylindrica 2 1 4 2 P. lobata 1 0 2 0 Total 17 2 34 4 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 6 15 12 30 SC 1 8 2 16 SP 0 0 0 0 OT 2 1 4 2 FS 0 1 0 2 R 4 1 8 2 S 6 3 12 6 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 19 29 38 58 Jumlah Total 50 50 100 100

16. DPL Manyaifun

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 stasiun, yaitu RJAP35 dan RJAP36. Kedua lokasi ini disebut juga dengan nama DPL Mansilo yang merupakan sebuah pulau kecil yang berdekatan dengan Pulau Matagui. Bagian pantai stasiun RJAP35 didominasi oleh mangrove (bakau) dari jenis Rhizopora sp. dan pasir agak

Page 55: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

42

berlumpur, sedangkan RJAP36 didominasi oleh semak belukar dan pasir. Kedua lokasi ini mempunyai panjang daerah rataan terumbu sekitar 100 m dari garis pantai, dimana pada bagian atasnya ditutupi oleh karang batu dari jenis Acropora palifera (RJAP35) dan stasiun RJAP36 didominasi oleh Acropora tenuis, Porites lutea dan Alge dari jenis Halimeda sp dan Sarggasum sp. Kemiringan dasar perairan ± 40º serta banyak ditumbuhi karang batu dari jenis Pachyseris rugosa, Acropora palifera dan Stylophora pistillata (RJAP35), sedangkan di stasiun RJAP36, lereng terumbu didominasi oleh karang batu dari jenis Acropora yongei, Acropora florida dan Porites cylindrica. Pertumbuhan karang batu di stasiun RJAP35 sampai kedalaman 20 m sedangkan di stasiun RJAP36 mencapai 25 m dengan substrat dasar berupa karang mati, pasir dan agak berlumpur. Kondisi perairan saat pengamatan cukup cerah dengan jarak pandang ± 12 m. Indikasi kerusakan pada daerah terumbu karang disebabkan oleh pola arus yang kuat dan penggunaan bom dalam penangkapan ikan. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu dari kelompok karang non-Acropora sebesar 46 % dengan jumlah individu sebanyak 23 individu dan hanya ditemukan di stasiun RJAP36. Untuk komponen lain, karang mati beralge (DCA) dan patahan karang (R) memiliki nilai persentase tertinggi dibandingkan ketogeri lainnya. Masing-masing sebesar 20 % (10 individu) yang ditemukan pada st. RJAP35 dan st. RJAP36 Hasil lengkap dari persentase tutupan karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat

di lokasi DPL Manyaifun, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP 35

RJAP 36

RJAP 35 RJAP 36

ACROPORA Acropora microphthalma 0 1 0 2 A. palifera 5 0 10 0 A. echinata 1 0 2 0 A. florida 0 1 0 2 A. brueggemanni 0 1 0 2 A. formosa 1 2 2 4 A. cerealis 1 0 2 0 A. yongei 0 1 0 2 A. samoensis 0 1 0 2 Total 8 7 16 14 NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 1 0 2 0

Page 56: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Fungia palida 1 0 2 0 Goniastrea favulus 1 0 2 0 G. retiformis 0 1 0 2 Montipora informis 0 1 0 2 M. venosa 3 0 6 0 M. foliosa 1 0 2 0 M. hispida 1 0 2 0 Porites rugosa 2 0 4 0 P. lutea 1 2 2 4 P. cylindrica 1 9 2 18 P. rus 1 1 2 2 Merulina scabricula 0 2 0 4 Hydnophora rigida 0 1 0 2 Pavona varians 0 1 0 2 P. venosa 0 1 0 2 Platygyra sinensis 0 1 0 2 Seriatophora hystrix 1 0 2 0 S. caliendrum 1 0 2 0 Echinopora gemmacea 0 1 2 Pocillopora verrucosa 3 1 6 2 Psammocora profundacela 0 1 0 2 Physogyra licthensteini 2 0 4 0 Total 20 23 40 46 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 10 7 20 14 SC 3 0 6 0 SP 0 0 0 0 OT 0 0 0 0 FS 6 0 12 0 R 1 10 2 20 S 2 3 4 6 SI 0 0 0 0 RCK 0 0 0 0 Total 22 20 44 40 Jumlah Total 50 50 100 100

17. DPL Serpele

Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 stasiun, yaitu st. RJAP37 dan st. RJAP38 yang disebut juga dengan DPL Manfakwak. Lokasi ini berada pada bagian pulau Kabupaten Raja Ampat dengan bagian pantainya didominasi oleh semak belukar (RJAP37) dan pohon bakau dari jenis Rhizopora sp. (RJAP38). Bagian pantai kedua lstasiun ini berupa daerah tebing tetapi memiliki daerah rataan terumbu dengan panjang berkisar antara 15 m (RJAP37) dan diatas

43

Page 57: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

44

ditemukan karang batu dari jenis Acropora spp. dan Echinopora mammiformis sedangkan di stasiun RJAP38 panjang daerah rataan terumbu (reef flat) mencapai 25 m dan diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Montipora digitata dan Acropora microphthalma. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan mencapai 35º (RJAP37) dan diatasnya dijumpai karang batu dari jenis Echinopora mammiformis dan Anacropora puertogalarae, sedangkan st. RJAP38 mencapai 25º dan diatasnya dijumpai karang batu dari jenis Acropora grandis, Euphyllia glabrescens dan Montipora hoffmeisteri. Pertumbuhan karang batu di lokasi ini mencapai kedalaman 15 m, dengan substrat dasar perairan berupa pasir, karang mati dan pasir berlumpur. Disamping itu pada lokasi ini juga ditemukan karang lunak dari jenis Sinularia sp. Kecerahan perairan pada saat pengamatan berkisar antara 7 sampai 10 m. Indikasi kerusakan terumbu karang disebabkan oleh pola arus yang kuat. Persentase kehadiran karang batu dari marga Acropora tertinggi distasiun RJAP38 sebesar 28 % dengan jumlah individu sebanyak 14 individu. Karang non-Acropora tertinggi di stasiun RJAP37 sebesar 76 % dengan jumlah individu sebanyak 38 individu. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 18 % yang dijumpai di stasiun RJAP37. Hasil lengkap dari persentase kehadiran karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Serpele, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % jumlah Individu RJAP37 RJAP38 RJAP37 RJAP38

ACROPORA Acropora palifera 0 3 0 6 A. aspera 0 2 0 4 A. brueggemanni 1 1 2 2 A. grandis 0 7 0 14 A. teres 0 1 0 2 Total 1 14 2 28 NON-ACROPORA Anacropora puertogalerae 2 2 4 4 Montipora informis 1 0 2 0 M. venosa 1 0 2 0 M. foliosa 0 1 0 2 M. hoffmeisteri 2 3 4 6 Porites lichen 2 0 4 0 P. lutea 0 2 0 4

Page 58: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

45

P. cylindrica 0 6 0 12 P. lobata 0 1 0 2 Fungia concinna 1 0 2 0 F.paumotensis 0 1 0 2 Merulina ampliata 0 1 0 2 Hydnophora rigida 0 1 0 2 Seriatophora hystrix 3 0 6 0 Stylophora pistillata 0 1 0 2 Echinopora mammiformis 24 0 48 0 Pocillopora verrucosa 1 0 2 0 Goniopora columna 1 1 2 2 Euphyllia glabrescens 0 3 0 6 Total 38 23 76 46 Komponen Lain DC 0 0 0 0 DCA 9 8 18 16 SC 0 0 0 0 SP 2 1 4 2 OT 0 1 0 2 FS 0 0 0 0 R 0 1 0 2 S 0 2 0 4 SI 0 0 0 0 RK 0 0 0 0 Total 11 13 22 26 Jumlah Total 50 50 100 100

Page 59: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 8. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan

substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian selatan Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008.

III.3. Hasil Pengamatan Megabentos

Pengamatan biota megabentos dilakukan di lokasi transek yang sama dengan lokasi pengamatan karang. Panjang transek 25 meter, luas bidang pengamatan: 2 x 25 m = 50 m2. Biota bentik yang dicatat ialah biota-biota yang berperan langsung dalam kesehatan suatu terumbu karang. Dari 38 transek yang dilakukan di 3 lokasi DPL (Waigeo Barat, Waigeo Tenggara dan Waigeo Selatan), biota megabentos didominasi oleh karang jamur (CMR) Fungia spp. dan bulu babi (Diadema setosum), kemudian diikuti oleh kima berukuran kecil (small giant clam), kima berukuran besar (large giant clam). Biota CMR rata-rata tertinggi dicatat di RJAP33 (129 individu/transek) yaitu di lokasi Serpele, dan terendah dicatat di RJAP28 (Meosmanggara)yang hanya ditemukan 2 individu. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam Gambar 9, 10 dan 11, dan dalam Lampiran 3.

Untuk biota Diadema setosum, kelimpahan tertinggi dicatat di RJAP36 (36 individu/transek) yaitu di lokasi Bianci, dan terendah dicatat di beberapa lokasi yang tidak ditemukan. Biota Drupella sp.,

46

Page 60: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

dicatat tertinggi dijumpai di RJAP05 (7 individu/transek), 2 stasiun lainnya ditemukan 7 1ndividu/transek (RJAP26 dan RJAP28) berikutnya ditemukan di stasiun RJAP13 sebanyak 4 individu. Lokasi lainnya tidak ditemukan.

Untuk kima yang berukuran kecil (small giant clam), dicatat berkisar tertinggi di lokasi Jenbekwar (RJAP 26) sebanyak 3 individu/transek, sedangkan lokasi Saonek, Friven, Yenapnor, Kapisawar, Arborek dan Warsilap ditemukan 1 individu/transek. Lokasi lainnya tidak ditemukan kima dalam ukuran kecil. Kima berukuran besar (large giant clam) ditamukan di beberapa lokasi dalam jumlah kecil (1 – 4 individu/transek) yaitu di RJAP26 (4 individu/transek), 2 individu/transek di RJAP11, RJAP32 dan RJAP33 dan 1 individu/transek yaitu RJAP07 dan RJAP17. Di lokasi lainnya tidak ditemukan kima dengan ukuran besar. Teripang dengan ukuran besar ditemukan dalam jumlah antara 1 – 2 individu/transek di stasiun RJAP27 (2 individu/transek) dan RJAP17, RJAP18, RJAP23, RJAP26 dan RJAP35 masing-masing ditemukan 1 individu/transek. Teripang kecil hanya ditemukan di stasiun RJAP25 sebanyak 1 individu/transek. Biota lain seperti “pencil sea urchin”, trochus niloticus, banded coral shrimp dan lobster, tidak ditemukan di lokasi DPL manapun.

Gambar 9. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline

dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

47

Page 61: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 10. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline

dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Gambar 11. Peta kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline

dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL di bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008.

48

Page 62: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

49

III.4.Hasil Pengamatan Ikan Karang

Hasil pengamatan ikan karang dengan metode “Underwater Fish Visual” (UVC) di 38 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) perairan Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, ditemukan sebanyak 173 jenis ikan karang yang termasuk dalam 22 suku. dengan jumlah sebanyak 15576 individu, terdiri dari kelompok ikan major 86 jenis dan 9467 individu, ikan target 62 jenis (5606 individu) dan ikan indikator 25 jenis (503 individu). Jenis Lutjanus biguttatus (suku Lutjanidae) merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 1194 individu/transek. Sebaran jenis ikan karang di setiap stasiun transek ditampilkan pada lampiran 5, 6, dan 7.

Dari total individu yang dicatat, stasiun RJAP14 memiliki jumlah individu tertinggi, yaitu 2403 individu (47 jenis). Pada stasiun ini, kelompok ikan target sangat dominan, yaitu sebanyak 1687 individu (16 jenis), sedangkan kelompok ikan major hanya 699 individu (25 jenis) dan ikan indikator 17 individu (5 jenis). Sedangkan jumlah individu dan jenis terendah terdapat di stasiun RJAP06, yaitu 170 individu dan 28 jenis, dan kelompok ikan major adalah yang dominan, dibandingkan ikan target dan ikan indikator. Kelompok ini hadir sebesar 54, 71% dari total individu pada stasiun tersebut. Kelimpahan ikan pada masing-masing stasiun transek ditampilkan pada Gambar 12, 13 dan 14.

Dari 86 jenis ikan kelompok major yang dicatat dalam pengamatan ini, Chromis ternatensisi (Pomacentridae) dan Diploprion bicasciatum (Serranidae) memiliki jumlah individu yang tertinggi, yaitu 1127 individu/transek dan 1090 individu/transek. Sedangkan Balistoides conspicillum (Balistidae), Myripristis hexagonatus, Myripristis sp. (Holocentridae) dan Epibulus insidiator (Labridae) adalah jenis-jenis yang memiliki jumlah individu yang terendah, masing-masing 1 individu/transek. Bila dilihat dari sebaran jenis, hanya Thalassoma lunare dari suku Labridae, yang memiliki sebaran relatif luas. Jenis ini ditemukan hampir pada semua stasiun transek, dengan nilai frekuensi kehadiran sebesar 86,84%.

Page 63: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 12. Kelimpahan ikan karang hasil studi baseline dengan

metode UVC di lokasi DPL bagian tenggara Waigeo, di selatan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Kehadiran kelompok ikan target (ekonomis penting) yang dicatat pada masing-masing stasiun, berkisar antara 7 – 22 jenis, dengan jumlah jenis tertinggi terdapat di stasiun RJAP12, RJAP23 dan RJAP35, masing-masing 22 jenis. Sedangkan jenis yang terendah terdapat di stasiun RJAP2 (7 jenis). Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang cukup menonjol, adalah dari Suku Caesionidae (kelompok ikan ekor kuning) sebanyak 2976 individu/transek, ikan kakap (suku Lutjanidae 1336 individu/transek dan ikan kerapu (Suku Serranidae) 99 individu/transek. Namun secara umum kehadiran kelompok ikan target pada masing-masing stasiun memiliki jumlah individu yang relatif sedikit.

Kelompok ikan indikator adalah jenis-jenis ikan karang yang biasa dipakai untuk menduga kondisi kesehatan terumbu karang. Makin banyak jumlah jenis dan jumlah individu ikan yang ditemukan, semakin baik kondisi terumbu karang tersebut, begitu juga sebaliknya. Dari hasil transek di setiap stasiun, Chaetodon kleini adalah jenis yang terbanyak jumlah individunya, yaitu 102 individu/transek dan diikuti oleh Heniochus varius (81 individu/transek) dan Chaetodon baronessa (72 individu/transek).

50

Page 64: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

Gambar 13. Kelimpahan ikan karang hasil studi baseline dengan

metode “UVC” di lokasi DPL bagian selatan Waigeo, di barat daya Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Gambar 14. Kelimpahan ikan karang hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL bagian barat Waigeo, di barat Kabupaten Raja Ampat, 2008.

51

Page 65: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

52

Frekuensi relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Kabupaten Raja Ampat disajikan dalam Tabel 18.

Hasil pengamatan pada masing-masing stasiun transek permanen ditemukan kelompok ikan major sebanyak 9467 individu, ikan target 5606 individu dan ikan indikator 503 individu. Dengan nilai perbandingna sebagai berikut ; 19 : 11 : 1. Artinya bahwa untuk setiap 31 individu ikan yang ditemukan di perairan Kabupaten Raja Ampat, kemungkinan komposisinya terdiri dari 19 individu ikan mayor, 11 individu ikan target dan 1 individu ikan indikator.

Tabel 18. Frekuensi Relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Frekuensi

No. Jenis Relatif Kategori Kehadiran (%) 1  Thalassoma lunare  86,84  Major 2  Chaetodon baronessa  73,68  Indikator 3  Pomacentrus moluccensis  73,68  Major 4  Zebrasoma scopas  73,68  Major 5  Chaetodon kleinii  71,05  Indikator 6  Chromis ternatensis  71,05  Major 7  Labroides dimidiatus  65,79  Major 8  Scarus ghobban  65,79  Target 9  Zanclus cornutus  65,79  Major 10  Abudefduf vaigiensis  63,16  Major 11  Amblyglyphidodon curacao  63,16  Major 12  Caesio teres  60,53  Target 13  Heniochus varius  57,89  Indikator

Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa hasil pengamatan didalam laporan ini diuraikan secara deskriptif dan tidak dilakukan analisa secara statistik, sehingga secara detail tidak dapat dibuat suatu kesimpulan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Survei dari

CRITC Jakarta, CRITC daerah dan Peneliti dan Teknisi yang terlibat dalam kegiatan lapangan.

Page 66: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

53

DAFTAR PUSTAKA Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London:

Taylor & Francis.

Coral Reef Rehabilitation and Management Project, 2006.Report on Standard Operational Procedures. Consultant Report ADB CRITC COREMAP II/53.

Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London: Taylor & Francis.

English. S.; C. Wilkinson and V. Baker. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second edition. Australia Institute of Marine Science. Townsville: 390p.

Heemstra. P.C. and Randall. J.E., 1983. FAO Species Catalogue. Vo. 16. Grouper of the World (Family Serranidae. Sub Family Epinephelidae).

Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific, Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama.

Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus Edition, Singapore. 400p.

Matsuda, A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984. The Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai University Press.

NASA. 1999. Guide to Landsat 7. USA : Earth Observing System Project Science Office NASA.

Randall. J.E. and Heemstra. P.C., 1991. Indo-Pacific. Revision of Indo-Pacific Grouper (Perciformis: Serranidae: Epinephelidae). With Description of Five New Species.

Stefanovic, P. 1991. Elements of Computer-Assisted Cartography. Revised March.

Page 67: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Posisi lokasi DPL di Kabupaten Raja Ampat, 2008. Stasiun  LONG  LAT  Nama_DPL RJAP01 130,788100 ‐0,442683 Gurabesy /SaonekRJAP02 130,776450 ‐0,437300 Gurabesy /SaonekRJAP03 130,769483 ‐0,441517 Gurabesy /SaonekRJAP04 130,763317 ‐0,443900 Gurabesy /SaonekRJAP05 130,744833 ‐0,441850 Yenmankwan /Saporkren RJAP06 130,740117 ‐0,440033 Yenmankwan /Saporkren RJAP07 130,696250 ‐0,442470 Viadura /YanbeserRJAP08 130,696630 ‐0,447800 Viadura /YanbeserRJAP09 130,692080 ‐0,453300 Viadura /YanbeserRJAP10 130,653840 ‐0,515080 Kordis /FriwenRJAP11 130,643420 ‐0,515880 Kordis /FriwenRJAP12 130,617883 ‐0,525783 Kormansiwin /Yennavpnor RJAP13 130,612283 ‐0,526517 Kormansiwin /Yennavpnor RJAP14 130,557560 ‐0,519600 Tanadi /KapisawarRJAP15 130,557390 ‐0,514480 Tanadi /KapisawarRJAP16 130,669633 ‐0,565767 Warasnus /YenbubaRJAP17 130,664117 ‐0,565100 Warasnus /YenbubaRJAP18 130,606333 ‐0,588150 Inburnos /KurkapaRJAP19 130,601783 ‐0,594933 Inburnos /KurkapaRJAP20 130,593590 ‐0,575460 Nyandesner RJAP21 130,569710 ‐0,554590 Mansuar /SawingraiRJAP22 130,567620 ‐0,554330 Mansuar SawingraiRJAP23 130,568917 ‐0,578167 Ikwan Iba / Jenbekwan RJAP24 130,538080 ‐0,580400 Mamba /ArborekRJAP25 130,533610 ‐0,578960 Mamba /ArborekRJAP26 130,496840 ‐0,548190 Indip /ArborekRJAP27 130,495360 ‐0,548370 Indip /ArborekRJAP28 130,376550 ‐0,272210 Kapisawar /WarsilapRJAP29 130,369450 ‐0,267650 Kapisawar /WarsilapRJAP30 130,362250 ‐0,303040 Biansi RJAP31 130,358367 ‐0,351817 Mutus RJAP32 130,359110 ‐0,372950 Mutus  RJAP33 130,271917 ‐0,404383 Mios manggara RJAP34 130,269850 ‐0,405350 Mios manggara RJAP35 130,248500 ‐0,323417 Mansilo /ManyaifunRJAP36 130,244833 ‐0,322933 Mansilo /ManyaifunRJAP37 130,270950 ‐0,217483 Manfakwak /SerpeleRJAP38 130,271850 ‐0,219533 Manfakwak/ Serpele

Page 68: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

55

Lampiran 2. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL RJAP01 – RJAP13, di perairan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

No. SUKU / Jenis RJAP 01

RJAP 02

RJAP 03

RJAP 04

RJAP 05

RJAP 06

RJAP 07

RJAP 08

RJAP 09

RJAP 10

RJAP 11

RJAP 12

RJAP 13

I ACROPORIDAE 1 Acropora acuminata - - + - - - - - - - - - - 2 Acropora aspera - - - + - - - - - - - + - 3 Acropora brueggemanni - - - + + + - - + - - + - 4 Acropora cerealis - - - - - - - - - - - - + 5 Acropora clatharata - - - - - - - + - + - - - 6 Acropora cytherea - - + - - - - - + + - - - 7 Acropora divaricata - - + - - - - - - - - + + 8 Acropora echinata - - + - - - - - - - - - - 9 Acropora florida - - + - - - - - - - + + - 10 Acropora formosa - - - + - - - - - + + - - 11 Acropora grandis - - - - - - - - - - + - - 12 Acropora granulosa - - - - - - + - - - - - - 13 Acropora horida - - - - - - - + - - - - - 14 Acropora humilis - - - - - - - - - - - + - 15 Acropora hyacinthus - - + - - - - - + - - - - 16 Acropora microclados - - - - - - - - - + - - - 17 Acropora microphthalma + + - - - - - - - - - + - 18 Acropora millepora - - + - - - - - - - + - + 19 Acropora nasuta + - - - + - - - - - - - - 20 Acropora nobilis - - - - - - + - + + + - - 21 Acropora palifera + - + - + + - - - - - - -

Page 69: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

56

22 Acropora secale - - - + - - - - - - - - - 23 Acropora sp. - - - - - - + - - + - - - 24 Acropora tenuis - - - - - - + - - + - - - 25 Acropora valenciennesi - - + - - - - - - + - - - 26 Acropora valida + - - - - - - - - - - - - 27 Astreopora myriophthalma - + - - - - - - - - - - - 28 Montipora grisea + - - - - - - - - - - - - 29 Montipora informis + + + - - - - - - - - - - 30 Montipora sp. - - - - - - + - + + - - - 31 Montipora venosa - - + + - - - - - + - - - 32 Montipora verrucosa - - - - - - - + - - - - - II AGARICIIDAE 33 Coeloseris mayeri - - - - - - - - - - - - + 34 Pachyseris speciosa + + + - - - - - - - - - - 35 Pavona explanulata - - - - - + - - - - - - - 36 Pavona varians - - + - - - - - - - - - - III DENDROPHYLLIIDAE 37 Turbinaria sp. + - - - - - - - - - - - - IV EUPHYLLIDAE 38 Platygyra daedalea - - - - - - - - - + - - - 39 Platygyra lamellina - - - - - - - - - + - - - 40 Platygyra sinensis - - + - - - - - - - - - - 41 Platygyra sp. - - - - - - - - + - - - - V FAVIIDAE 42 Cyphastrea chalcidicum + - - - - - - - - - - + -

Page 70: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

57

43 Diploastrea heliopora - - + - - - - - - - - - - 44 Echinopora horida - - - - + - - - - - - - - 45 Echinopora lamellosa - - - - - - - - - - + - - 46 Favia matthaii + - - - - - - - - - - - - 47 Favia maxima + - - - - - - - - - - - - 48 Favites flexuosa - + - - - - - - - - - - - 49 Goniastrea favulus + - + - + - - - - - - - - 50 Goniastrea pectinata - - - - - - - - + - - - - 51 Goniastrea sp. - - - - - - + - - - - - - 52 Leptoria phrygia - - - - + - - - - - - - - 53 Oulophyllia crispa - - - - - - - + - - - - - VI FUNGIIDAE 54 Fungia concinna - + + - - - - - - - - - - 55 Fungia echinata - - - - - - - - + - - - - 56 Fungia repanda - - - - - - - - - - - - - 57 Fungia sp. - - - - - - + + - - - - - 58 Herpolitha limax - - - - + - - - - - - - - 59 Podabacia crustacea - - + - - - - - - - - - - VII HELIOPORIDAE 60 Heliopora coerulea - - - - - - - - - + - - - VIII MERULINIDAE 61 Hydnophora rigida - - + - - - - - - - - - - 62 Merulina scabricula - + - - - - - - - - - - - IX MILLEPORIDAE 63 Millepora tenella - + - - - - - - - + - - -

Page 71: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

58

X MUSSIDAE 64 Symphyllia radians - + - - - - - - - - - - - XI OCULINIDAE 65 Galaxea astreata - - - - - - - - + - - - - 66 Galaxea fascicularis - - - - - - - + - - - - - XII PECTINIIDAE 67 Mycedium elephantotus - - - + - - - - - - - - - 68 Oxypora lacera - - - - - - - - - + + - - 69 Pectinia lactuca - - - - - - - - - + - - - XIII POCILLOPORIDAE 70 Pocillopora verrucosa - - - - - - - + - - + - + 71 Seriatopora caliendrum - - - - - - - - - + - - - 72 Seriatopora hystrix - - + + - - - + - - - - - 73 Stylophora pistillata - - + + - - + - + + - - - XIV PORITIDAE 74 Porites cylindrica - + - + + - - - + - - + + 75 Porites lichen + + - - - + - - - - - - - 76 Porites lobata - - + - + - - - - - - - - 77 Porites lutea + - + + - - - - - - - - + 78 Porites nigrescens + - - - - - + + - - - - - XV SIDERASTREIDAE 79 Tubipora musica - - - + - - - - - - - - -

Page 72: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

59

Lampiran 3. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL stasiun RJAP14 – RJAP26, di perairan Kabupaten Raja Ampat, 2008.

No. SUKU / Jenis RJAP 14

RJAP 15

RJAP 16

RJAP 17

RJAP 18

RJAP 19

RJAP 20

RJAP 21

RJAP 22

RJAP 23

RJAP 24

RJAP 25

RJAP 26

I  ACROPORIDAE 

1 Acropora acuminata - - - - - - - - - - - + + 2 Acropora aspera - - + + - - - - - - - - - 3 Acropora brueggemanni - - + - - - - + - + - - - 4 Acropora cytherea - - - - - + - - - - - - + 5 Acropora divaricata - - - - - + - - - - - - - 6 Acropora elseyi - + - - - - - - + - - - - 7 Acropora florida - - - - - - - - - - - - + 8 Acropora formosa - - + + + - - - - - - - - 9 Acropora granulosa + - - - - - - - - - - - -

10 Acropora hyacinthus - - - - - - + - - - - - + 11 Acropora microphthalma + - - + + - - - - - - - - 12 Acropora nasuta + - - - - - - - - + - - - 13 Acropora nobilis - - - - + - + - - - - - + 14 Acropora palifera + - - - - + + - - - - - + 15 Acropora robusta - - - - - - - - - - - - + 16 Acropora secale - - + - - + - - - - - - - 17 Acropora subglabra - - - - + + - - - - - - - 18 Acropora yongei - - + + + - + - - - - + - 19 Montipora aequituberculata - - + - - - - - - - - - - 20 Montipora efflorence - - - - - - - - - - - - +

Page 73: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

60

21 Montipora foliosa - + + - - - + - - - - - - 22 Montipora grisea - - - - + - - - - - - - - 23 Montipora incrassata - - + - - - - - - - - - - 24 Montipora sp. + - - - - - - - - - - - - 25 Montipora venosa - - - - - - - - - - - - +

II AGARICIIDAE 26 Pachyseris speciosa + - - + - - - - - - - + - 27 Pavona varians - - - - - + - - - + - - -

III EUPHYLLIDAE 28 Euphyllia glabrescens - - - - - - - + - - - - - 29 Platygyra daedalea + - - - - - - - - - - - -

IV FAVIIDAE 30 Echinopora horida - - - - + - - - - - - - - 31 Echinopora lamellosa - - + - - - - - - - - - - 32 Favia speciosa + - - - - - - - - - - - - 33 Favia stelligera - - - - + - - - - - - - - 34 Goniastrea australiensis + - - - - - - - - - - - -

V FUNGIIDAE 35 Fungia concinna - + - - + - - - - - - - - 36 Fungia fungites + - - - - - - - + - - - - 37 Fungia repanda - - - - - - - - + - - - - 38 Heliofungia actiniformis + - - - - - - + - - - - - 39 Herpolitha limax - - - - - - - - + - - - -

VI HELIOPORIDAE 40 Heliopora coerulea - - - + - - - - - - - - -

Page 74: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

61

VII MERULINIDAE 41 Merulina ampliata + - - - - - - - - - - - -

VIII MUSSIDAE 42 Lobophyllia hemprichii + - - - - - - - - - - - -

IX OCULINIDAE 43 Galaxea fascicularis - - - - - - - - - - - - +

X PECTINIIDAE 44 Mycedium elephantotus - - + - + - - - - - - - -

XI POCILLOPORIDAE 45 Pocillopora damicornis - - + - - - - - - - - - - 46 Seriatopora caliendrum + - - - + + - - - - - + - 47 Seriatopora hystrix + - - + + + + + - - + - - 48 Stylophora pistillata - - - + + + - - - + + + -

XII PORITIDAE 49 Goniopora sp. + - - - - - - - - - - - - 50 Porites cylindrica - - + + + + - - - - + - - 51 Porites lichen - - - - - + - - - - - - - 52 Porites lutea + - + + - - + - - - + - + 53 Porites nigrescens - - + + - + - - - - + + - 54 Porites rus - - - + + - - - - - - - -

XIII SIDERASTREIDAE 55 Tubipora musica - - - - - - - - - - + - -

Page 75: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

62

Lampiran 4. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL stasiun RJAP27 – RJAP38, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

NO. SUKU / Jenis RJAP 27

RJAP 28

RJAP 29

RJAP 30

RJAP 31

RJAP 32

RJAP 33

RJAP 34

RJAP 35

RJAP 36

RJAP 37

RJAP 38

I ACROPORIDAE

1 Acropora aspera - - - - - - - - - - - +

2 Acropora brueggemanni - + - - - - - - - + + +

3 Acropora cerealis - - - - - - - - + - - -

4 Acropora clatharata + - - - - - - - - - - -

5 Acropora cytherea - - - - - - + + - - - -

6 Acropora divaricata - - - - - - + - - - - -

7 Acropora echinata - - - - - - - - + - - -

8 Acropora florida + - - - - - - + - + - -

9 Acropora formosa + + - - - - + + + + - -

10 Acropora grandis - - - - - - - - - - - +

11 Acropora granulosa - + - - - - - - - - - -

12 Acropora hyacinthus + - - - - - + - - - - -

13 Acropora loripes + - - - - - - - - - - -

14 Acropora microphthalma - - - - - - + - - + - -

15 Acropora nobilis - - - - - - - + - - - -

16 Acropora palifera - + - - - - + - + - - +

Page 76: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

63

17 Acropora robusta - - - - - - - - - - - -

18 Acropora samoensis - - - - - - - - - + - -

19 Acropora secale + - - - - - - - - - - -

20 Acropora sp. - - - + - - - - - - - -

21 Acropora teres - - - - - - - - - - - +

22 Acropora valenciennesi + - - - - - - - - - - -

23 Acropora yongei + - - - - - + - - + - -

24 Anacropora puertogalerae - - - - - - - - - - + +

25 Montipora danae + - - - - - - - - - - -

26 Montipora digitata - - - + - - - - - - - -

27 Montipora foliosa - - - - - - - - + - - +

28 Montipora hispida - - - - - - + - + - - -

29 Montipora hoffmeisteri - - - - - - - - - - + +

30 Montipora informis - - - - - - - - - + + -

31 Montipora sp. + - + + - + - - - - - -

32 Montipora venosa - - - - + - - - + - + -

II AGARICIIDAE

33 Coeloseris mayeri - - - - + - - - - - - -

34 Pachyseris rugosa - - - - - - - - + - - -

Page 77: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

64

35 Pachyseris speciosa + - - - - - - - - - - -

36 Pavona cactus - - - - - - - - - - - -

37 Pavona explanulata - - - - - - - - - - - -

38 Pavona varians - - - - - - - - - + - -

39 Pavona venosa - - - - - - - - - + - -

III EUPHYLLIDAE

40 Euphyllia glabrescens - - - - - - - - - - - +

41 Physogyra lichtensteini - - - - - - - - + - - -

42 Platygyra sinensis - - - - - - - - - + - -

IV FAVIIDAE

43 Cyphastrea chalcidicum - - - - - - - - + - - -

44 Echinopora gemmacea - - - - - - - - - + - -

45 Echinopora lamellosa - - + - - - - - - - - -

46 Echinopora mammiformis - - - - - - - - - - + -

47 Favia matthaii - - - - - - + - - - - -

48 Favia palida - - - - - - - - + - - -

49 Favites flexuosa - - - - - - + - - - - -

50 Goniastrea favulus - - - - - - - - + - - -

Page 78: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

65

51 Goniastrea retiformis - - - - - - - - - + - -

V FUNGIIDAE

52 Ctenactis echinata - - - - - + - - - - - -

53 Fungia concinna + - - - - - - - - - + -

54 Fungia paumotensis - - - - - - - - - - - +

55 Fungia sp. - - + - - - - - - - - -

VI MERULINIDAE

56 Hydnophora exesa - + - - - - - - - - - -

57 Hydnophora rigida - - - - - - - - - + - +

58 Merulina ampliata - - - - - - - - - - - +

59 Merulina scabricula - - - - - - - - - + - -

VII POCILLOPORIDAE

60 Pocillopora damicornis - - - + - - - - - - - -

61 Pocillopora verrucosa - - - - + - - - + + + -

62 Seriatopora caliendrum - - - - + - - - + - - -

63 Seriatopora hystrix - - + + - - - - + - + -

64 Stylophora pistillata - - - - + - - - - - - +

Page 79: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

66

VIII PORITIDAE

65 Goniopora columna - - - - - - - - - - + +

66 Porites cylindrica - + + + - + + + + + - +

67 Porites lichen - - - - - - - - - - + -

68 Porites lobata - - - - + - + - - - - +

69 Porites lutea - + - + + - + + + + - +

70 Porites nigrescens + + - - - - - - - - - -

71 Porites rus - - - - - - - - + + - -

IX SIDERASTREIDAE

72 Psammocora profundacela - - - - - - - - - + - -

Page 80: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

67

Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL stasiun RJAP 01 – RJAP 13, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Saonek Friwen Yanbeser Saporkren Yennavpnor

Megabentos RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP Tot. % Tot.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ind. Ind.

Acanthaster planci 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 2 0,38 Coral Mushroom (CMR) 30,00 26,00 43,00 39,00 28,00 47,00 32,00 19,00 44,00 57,00 29,00 28,00 22,00 444 84,57

Diadema setosum 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 11,00 3,00 0,00 15,00 29 5,52

Drupellasp. 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 23,00 5,00 0,00 7,00 36 6,86

Large Giant Clam 1,00 0,00 0,00 0,00 2,00 1,00 2,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7 1,33

Small Giant Clam 3,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 2,00 0,00 6 1,14

Large Holothurian 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1 0,19

Small Holothurian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Lobsters 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Pencil Sea Urchin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Trochus sp. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Banded Coral Shrimp 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Jumlah Individu 34 28 44 39 30 48 34 19 45 92 38 30 44 525 100,00

Jumlah Jenis 3 3 2 1 2 2 2 1 2 4 4 2 3

Page 81: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

68

Lampiran 6. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL stasiun RJAP 14 – RJAP 26, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Kapisawar Sawingrai Kurkapa2 Yenbuba Yenbekwan Arborek1 Arborek2

Megabentos RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP Tot. % Tot.

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Ind. Ind.

Acanthaster planci 0,00 0,00 8,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10 2,04 Coral Mushroom (CMR) 32,00 11,00 63,00 37,00 72,00 91,00 23,00 27,00 13,00 8,00 18,00 3,00 37,00 435 88,96

Diadema setosum 0,00 0,00 0,00 16,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 16 3,27

Drupellasp. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7 1,43

Large Giant Clam 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 0,00 4,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 1,23

Small Giant Clam 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3,00 0,00 1,00 0,00 0,00 5 1,02

Large Holothurian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 2,00 2,00 0,00 8 1,64

Small Holothurian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 1 0,20

Lobsters 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Pencil Sea Urchin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Trochus sp. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1 0,20

Banded Coral Shrimp 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Jumlah Individu 33 11 71 53 73 93 26 27 29 9 21 6 37 489 100,00

Jumlah Jenis 2 1 2 2 2 3 4 1 6 2 3 3 1

Page 82: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

69

Lampiran 7. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL stasiun RJAP 27 – RJAP 38, Kabupaten Raja Ampat, 2008.

Kurkapa 1 Serpele Manyaifun Bianci Waisilap Meosmanggara Mutus

Megabentos RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP RJAP Tot. % Tot.

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Ind. Ind.

Acanthaster planci 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 1 0,21 Coral Mushroom (CMR) 3,00 133,00 124,00 16,00 27,00 19,00 10,00 47,00 3,00 0,00 15,00 6,00 403 84,49

Diadema setosum 0,00 0,00 0,00 36,00 14,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 51 10,69

Drupellasp. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 14,00 0,00 0,00 14 2,94

Large Giant Clam 0,00 0,00 3,00 0,00 3,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 1,26

Small Giant Clam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1 0,21

Large Holothurian 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1 0,21

Small Holothurian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Lobsters 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Pencil Sea Urchin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Trochus sp. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Banded Coral Shrimp 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00

Jumlah Individu 3 133 127 52 45 19 11 47 3 15 15 7 477 100,00

Jumlah Jenis 1 1 2 2 4 1 2 1 1 2 1 2

Page 83: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

70

Lampiran 8. Sebaran Jenis ikan karang di lokasi DPL stasiun RJAP01 – RJAP13, Kabupaten Raja Ampat, 2008

No. SUKU / Jenis RJAP

01

RJAP

02

RJAP

03

RJAP

04

RJAP

05

RJAP

06

RJAP

07

RJAP

08

RJAP

09

RJAP

10

RJAP

11

RJAP

12

RJAP

13 Kategori

I ACANTHURIDAE

1 Ctenochaetus binotatus - - - - - - + + + + - - - Target

2 Ctenochaetus striatus - - - - - - + - + + - - - Target

3 Naso lituratus - - - - - - - - - + - - - Target

4 Zebrasoma scopas + + + + + + + + + + + + Major

II APOGONIDAE

5 Apogon aureus - - - - - - - - - - - + - Major

6 Apogon sealei - - - - - - - - - - - + - Major

7 Cheilodipterus quinquelineatus - - - - - + - - - - - + + Major

8 Sphaeramia orbicularis - - - - - - - - - - - + - Major

III AULOSTOMIDAE

9 Aulostomus chinensis - - - - - - - - + - - - - Major

IV BALISTIDAE

10 Balistapus undulatus + + - - + + + + - + - + - Major

11 Rhinecanthus verrucosus - - - + + + - - - - - + - Major

V CAESIONIDAE

12 Caesio caerulaurea - - - - - - - - - + - - - Target

13 Caesio cuning - - + - - - - - + - - - - Target

14 Caesio teres + + + + - + - - - + - + + Target

15 Pterocaesio tessellata - - - - - - - - - + - + - Target

Page 84: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

71

16 Pterocaesio tile - - - - - - - - - + - - - Target

VI CARANGIDAE

17 Caranx sexfasciatus - - - - - - - - - - - + - Target

18 Caranx sp. - - - - - - - - - - + - - Target

VII CHAETODONTIDAE

19 Chaetodon baronessa - - + + + + + + + + + + + Indicator

20 Chaetodon citrinellus + + - - + - - + + - + - - Indicator

21 Chaetodon collare - - - + - - - - - - - - - Indicator

22 Chaetodon ephippium - - + - - - - - - + - - - Indicator

23 Chaetodon guentheri - - - + - - - - - - - - - Indicator

24 Chaetodon guttatissimus - - + + - - - - - - - - - Indicator

25 Chaetodon kleinii + + + - - + - - - + + + + Indicator

26 Chaetodon lunula + + - + - - - - + - - - Indicator

27 Chaetodon melannotus - - + - - - - + + + + + - Indicator

28 Chaetodon meyeri - - - - - - - - - + - - - Indicator

29 Chaetodon octofasciatus - - - - - + - + + + - + - Indicator

30 Chaetodon ornatissimus + + - - - - - + - - - - - Indicator

31 Chaetodon rafflesii - - - - - - - - + - + + - Indicator

32 Chaetodon semeion - - + - - - - - - - - - - Indicator

33 Chaetodon speculum - - - - - - + - - - - + - Indicator

34 Chaetodon trifascialis - - - - - + + + - - + - - Indicator

35 Chaetodon trifasciatus - - - - + + + - + + - - - Indicator

36 Chaetodon unimaculatus - - - - + - - - - - - - - Indicator

Page 85: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

72

37 Chaetodon vagabundus + + - - + - - - - + + - + Indicator

38 Chelmon rostratus + + + - - - - - - - - - - Indicator

39 Heniochus acuminatus - - - - - - - + - - - - - Indicator

40 Heniochus monoceros - - - + - - - - - - - - - Indicator

41 Heniochus varius + + + - + + - + + + + + - Indicator

VIII HAEMULIDAE

42 Plectorhinchus lessoni - - - - - - - - - + - - - Target

43 Plectorhinchus lineatus - - - - + - - - + - - + - Target

IX HOLOCENTRIDAE

44 Myripristis kuntee + + + - + - - - - - - - - Major

45 Sargocentron caudimaculatum - - - - + - - - - + - + - Target

46 Sargocentron sp. - - + - - - - - - - - - - Target

X LABRIDAE

47 Anampses meleagrides - - - - + - - - - - - + - Major

48 Bodianus mesothorax - - - - - - - - + - - - - Major

49 Cheilinus fasciatus - - - - + + + + + - - + + Target

50 Cheilinus trilobatus - - - + - - - - - - - + + Target

51 Choerodon anchorago - - - - - - - - + + + - + Major

52 Gomphosus varius - - - - - - + + + - + - - Major

53 Halichoeres chloropterus + + - - - - - - - - - - - Major

54 Halichoeres hortulanus - - - - + - - - - - - - + Major

55 Halichoeres melanurus - - - - + - - - - - - + - Major

56 Halichoeres scapularis - - - - - - - - - - - - + Major

Page 86: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

73

57 Hemigymnus fasciatus - - - + - - - - - - - + - Target

58 Labroides dimidiatus + + - + + + + + - + + + + Major

59 Stethojulis strigiventer + + - - - - - - - - - + - Major

60 Thalassoma hardwicke + + + - + - + - + - + + - Major

61 Thalassoma jansenii - - - - + - - - - - - - - Major

62 Thalassoma lunare + + + + + + + + - - + + + Major

XI LETHRINIDAE

63 Monotaxis grandoculis + - - - - - - + + + - - Target

XII LUTJANIDAE

64 Lutjanus biguttatus + + - + + + + + - - - - + Target

65 Lutjanus carponotatus - - - - - - - - - + + - - Target

66 Lutjanus decussatus + + - - - - + - - + + + + Target

67 Lutjanus fulviflammus - - + - - - - - - - - - - Target

68 Lutjanus fulvus - - - + - - - - - + - + - Target

69 Lutjanus gibbus + + - - - - - - - - - - - Target

XIII MULLIDAE

70 Parupeneus barberinus - - - - + + - - + - - - + Target

71 Parupeneus bifasciatus - - + - - - - + + + - - - Target

72 Parupeneus multifasciatus - - + - - - - - - - - - - Target

73 Upeneus tragula + + - - - - - - - - - - - Target

XIV NEMIPTERIDAE

74 Pentapodus trivittatus - - - + - - + + - - + + - Target

Page 87: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

74

XV POMACANTHIDAE

75 Centropyge multifasciatus - - + - - - - - - - - - - Major

76 Centropyge tibicen - - - - - - - + - - - - - Major

77 Centropyge vrolikii - - - + - - - + - + - - - Major

78 Pomacanthus navarchus - - - - - - - - - + - - - Major

79 Pomacanthus sexstriatus - - - - - - - - - - - - - Major

80 Pygoplites diacanthus + + + + + - + - + + + - - Major

XVI POMACENTRIDAE

86 Abudefduf sexfasciatus + - + - + - - + - - + - Major

87 Abudefduf sp. + + - - - - - - - - - - - Major

88 Abudefduf vaigiensis + + + + + + - - + + - + + Major

89 Acanthurus auranticavus - - - - + - - + + - - - - Major

90 Acanthurus lineatus - - - - - - + - + + - + - Major

91 Acanthurus nigricans - - - - + - - + - - - - - Major

92 Acanthurus pyroferus - - - - - - - + + + - - - Major

93 Amblyglyphidodon curacao + + - - - - + + + + + - - Major

94 Amblyglyphidodon leucogaster - - - - - - - + + + - - - Major

95 Amblyglyphidodon nigroris - - - - - - - - + - - - - Major

96 Amphiprion clarkii + + - - - - + - - - + - - Major

97 Amphiprion perideraion - - - - - - + - - - - - - Major

98 Chaetodontoplus mesoleucus - - - - - + + - - + + - - Major

99 Chromis amboinensis - - - - + - + - - + - + - Major

100 Chromis lineata + + - - - - - - - - - - - Major

Page 88: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

75

101 Chromis retrofasciata - - - - - - + - + + - - - Major

102 Chromis ternatensis + + + + + + + + + + + + Major

103 Chromis viridis - - - - - - - - + - + - - Major

104 Chromis xanthura - - - - + - - - - - - - - Major

105 Chrysiptera cyanea + + + - - - - - - - + + Major

106 Chrysiptera hemicyanea - - - - - - - - - - - - - Major

107 Chrysiptera rollandi - - - + + - - - - - - - + Major

108 Chrysiptera talboti - - - + - - - - - - - - - Major

109 Dascyllus aruanus - - + + - - - + - - - + Major

110 Dascyllus melanurus - - - - + - - - - - - + - Major

111 Dascyllus reticulatus - - + - - + - - + + + + - Major

112 Dascyllus trimaculatus + + - - - - - - - - + - - Major

113 Dischistodus perspicillatus - - + - + + - - - - + - + Major

114 Neoglyphidodon melas - - - + + - - - - + + - - Major

115 Neoglyphidodon nigroris - - - - - - + + - + - - - Major

116 Neopomacentrus azysron - - - - - - - - - - + - - Major

117 Plectroglyphidodon lacrymatus - - - - + - - - - - + - - Major

118 Pomacentrus brachialis - - - - - - + + - - + - - Major

119 Pomacentrus coelestis - - - - - - - - - - + + Major

120 Pomacentrus lepidogenys - - - + - - + - + + - + - Major

121 Pomacentrus moluccensis + + + + + + + + - - + + Major

XVII SCARIDAE

122 Scarus bleekeri - - - - - + - + + - - - + Target

Page 89: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

76

123 Scarus dimidiatus - - - - - + - + + + - - + Target

124 Scarus ghobban + + + - - + - + + - - + - Target

125 Scarus schlegeli - - - - - - - - - - - + - Target

126 Scarus sordidus + + + - + + - - - - - + + Target

127 Scarus sp. - - + - - - - - - - - - - Target

XVIII SCOLOPSIDAE

128 Scolopsis bilineatus - - - + - - + - + + - - - Target

129 Scolopsis ciliatus - - - - + + - - - - - + - Target

130 Scolopsis lineatus - - + - - - - - - - - - - Target

131 Scolopsis margaritifer - - - - + - - + + + + + Target

XIX SERRANIDAE

132 Anyperodon leucogrammicus - - - - - - + - - - - - - Target

133 Cephalopholis boenak + - - + + - - - - - + + - Target

134 Cephalopholis cyanostigma - - - - - - - - - - - + - Target

135 Cephalopholis miniata - - - - + - - - - - - - - Target

136 Cephalopholis urodeta - - - - - - - - - - - + + Target

137 Cromileptes altivelis - - - - + - - - - - - - Target

138 Diploprion bifasciatum - - - - - - - - - + - - - Major

139 Epinephelus merra + - - - - - - - - - - + - Target

140 Pseudanthias huchtii - - - - - - - - - - + + Major

141 Pseudanthias squamipinnis - - - - - - - - - - - + - Major

142 Pseudanthias tuka - - - - - - - - - - - + - Major

143 Variola louti - - + - - - - - - - - - - Target

Page 90: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

77

XX SIGANIDAE

144 Siganus doliatus - - - - - - - + + + + - - Target

145 Siganus puellus - - - - - - - - - + - + - Target

146 Siganus virgatus - - - + - - - - - - + - - Target

147 Siganus vulpinus - - + - + + - + - - - + - Target

XXI ZANCLIDAE

148 Zanclus cornutus - - - + + + - + + + - + - Major

Page 91: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

78

Lampiran 9. Sebaran Jenis ikan karang di lokasi DPL stasiun RJAP14 – RJAP26, Kabupaten Raja Ampat, 2008

No. SUKU / Jenis RJAP

14

RJAP

15

RJAP

16

RJAP

17

RJAP

18

RJAP

19

RJAP

20

RJAP

21

RJAP

22

RJAP

23

RJAP

24

RJAP

25

RJAP

26 Kategori

I ACANTHURIDAE

1 Ctenochaetus binotatus - + - - + - + + - - - + + Target

2 Ctenochaetus striatus + + - - + - + + - - - + + Target

3 Naso lituratus - - - - - - - - - - - + + Target

4 Zebrasoma scopas + + - - + + + - + + + - + Major

II APOGONIDAE

5 Apogon aureus - - + - - - - - - - - - - Major

6 Apogon sealei - - - - + - - - - - - - - Major

7 Apogon sp. - - + - - - - - - - - - - Major

8 Cheilodipterus quinquelineatus - - + + - + - - - - - - - Major

III AULOSTOMIDAE

9 Aulostomus chinensis - - - - - - - - + - - - - Major

IV BALISTIDAE

10 Balistapus undulatus + - - + - + - - - + + + + Major

11 Melichthys vidua - - - - - - - - - + - - - Major

12 Rhinecanthus verrucosus - - + + - - - - - - - - - Major

V CAESIONIDAE

13 Caesio caerulaurea + - - - - - + + - - - - - Target

14 Caesio cuning - - + - + + - - + + + + - Target

15 Caesio teres - - + - + + - + + + + + - Target

Page 92: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

79

16 Caesio xanthonota - - + - - - - - - - - - - Target

17 Pterocaesio tessellata + - + - + + + - - + - + + Target

18 Pterocaesio tile + - + + + - - + - + + - - Target

19 Pterois volitans - - - - - - - - - + - - - Target

VI CARANGIDAE

20 Caranx melampygus - - - - - + - - - - - - - Target

21 Caranx sexfasciatus - - - - + - - - - + - - - Target

22 Caranx sp. - - + - - + - + - - - - + Target

VII CHAETODONTIDAE

23 Chaetodon baronessa + - + + + + + - + + - - + Indicator

24 Chaetodon kleinii + - + + + + - + + + + + + Indicator

25 Chaetodon lunula - - - + + - - - + - - - Indicator

26 Chaetodon melannotus - - - + + + - - + - + + + Indicator

27 Chaetodon octofasciatus + + - - - - - + - - - - - Indicator

28 Chaetodon rafflesii - - - - - - + - - - + - - Indicator

29 Chaetodon speculum - - - - + - - - - - - - - Indicator

30 Chaetodon trifascialis - + - - - - + - - - - - + Indicator

31 Chaetodon trifasciatus + + - + - - - + + - - + + Indicator

32 Chaetodon vagabundus + + - - - - + - - - - + - Indicator

33 Heniochus varius - + + + + + - - + + + - - Indicator

VIII HOLOCENTRIDAE

34 Myripristis hexagonatus - + - - - - - - - - - - - Major

35 Myripristis kuntee - - + + - - + - - - - - - Major

Page 93: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

80

36 Myripristis sp. - - - - - - - - + - - - - Major

37 Sargocentron caudimaculatum + - - + - - + - - - - - - Target

IX LABRIDAE

38 Anampses meleagrides - - - - + - - - - - - - - Major

39 Bodianus diana - - - - - - + - + - + - - Major

40 Bodianus mesothorax - - - - - - - - - - - - + Major

41 Cheilinus fasciatus + + - + + - + + + + - + + Target

42 Cheilinus trilobatus - + - - - - - + - - - + + Target

43 Cheilinus undulatus - - - - - - - - + - - - - Target

44 Choerodon anchorago + + - + - - - - - + - + + Major

45 Cirrhilabrus cyanopleura - - - - - - + - - - + - - Major

46 Diproctacanthus xanthurus - - - - - - + + + - + - + Major

47 Epibulus insidiator - - - - - - - - - - + - - Major

48 Gomphosus varius - + - - + - - - - + - + - Major

49 Halichoeres hortulanus - - - - - + - - - - - - - Major

50 Halichoeres melanurus + - + + + - + - - - + - - Major

51 Hemigymnus fasciatus - - + - - - + - - + - + + Target

52 Hemigymnus melapterus - - - - - - + - + - + + - Target

53 Labroides dimidiatus - + + + + + + + - - - + + Major

54 Thalassoma hardwicke + + + + + + + - - + + + - Major

55 Thalassoma lunare + + + + + + - + + + + + + Major

X LETHRINIDAE

56 Monotaxis grandoculis - + + - - - - - - - - - - Target

Page 94: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

81

XI LUTJANIDAE

57 Lutjanus biguttatus + + - + + + - - - - - - - Target

58 Lutjanus carponotatus + - + - - - - - - - - - - Target

59 Lutjanus decussatus - + + + - - - + + + - + + Target

60 Lutjanus fulviflammus - - - - - + - - - - - - - Target

61 Lutjanus fulvus - - - - + - - - - - - - - Target

XII MULLIDAE

62 Parupeneus barberinus - + + - + + - - + + + - - Target

63 Parupeneus bifasciatus + + - - - - - - + + + + + Target

64 Parupeneus multifasciatus - - + - - - + - + - + + + Target

XIII NEMIPTERIDAE

65 Pentapodus caninus - - - + - - - - - + - - - Target

66 Pentapodus trivittatus + + - - - - - + + + - + - Target

XIV POMACANTHIDAE

67 Centropyge tibicen - - - - - - + - - - - - - Major

68 Centropyge vrolikii + + - + + + + + - + + + - Major

69 Pomacanthus navarchus + + - - - - - - + + - - - Major

70 Pomacanthus sexstriatus + - - - - - - - - - - - - Major

71 Pygoplites diacanthus + - + + + + + - + + - - + Major

XV POMACENTRIDAE

72 Abudefduf bengalensis - - + - - - - - - - - - - Major

73 Abudefduf sexfasciatus + - + - + - + + - - + - + Major

74 Abudefduf sp. - - - - - - - - - - - - - Major

Page 95: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

82

75 Abudefduf vaigiensis + - + - + + + + - + + - + Major

76 Acanthurus auranticavus - - - - + - + - - - - - - Major

77 Acanthurus lineatus - - + - - + + - - + - - + Major

78 Acanthurus nigricans - - - - - + + - - - - + + Major

79 Acanthurus pyroferus - - - - - - - - - - + - + Major

80 Amblyglyphidodon curacao - + + + + - - + + - + + + Major

81 Amblyglyphidodon leucogaster - - + - - - - - + - + - + Major

82 Amblyglyphidodon nigroris - - - - - - + - + - - - - Major

83 Amphiprion clarkii - - - - - - - - + - - + - Major

84 Chaetodontoplus mesoleucus + + - - - + + + + + + + - Major

85 Chromis amboinensis - + - - + + + - - - + - - Major

86 Chromis retrofasciata + - - - - - - - - - - - - Major

87 Chromis ternatensis - + + + - + + - + + + - - Major

88 Chromis viridis - + - - + - - - - - - - + Major

89 Chrysiptera cyanea + + + - - + - - - + - + - Major

90 Chrysiptera hemicyanea - - - + + - - - - - - - - Major

91 Chrysiptera rollandi + - - - + - + - + - + + - Major

92 Chrysiptera talboti - - - - - - - - + - - - - Major

93 Dascyllus aruanus - - - + + - - - - - - - - Major

94 Dascyllus melanurus - - - - - - + - - - - - - Major

95 Dascyllus reticulatus + - - + - - + + - + - + + Major

96 Dascyllus trimaculatus + - - - - - - - - - - - - Major

97 Dischistodus perspicillatus + - - + - + - - - - - - - Major

Page 96: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

83

98 Neoglyphidodon melas - - + + + + + + - + - + - Major

99 Neoglyphidodon nigroris + + - + + + - + - + - + - Major

100 Neopomacentrus azysron - - - - - - - - - - - - - Major

101 Plectroglyphidodon lacrymatus + - - - - - - - + - + + - Major

102 Pomacentrus brachialis + - - - - - - - - - - - + Major

103 Pomacentrus chrysurus - - - - - + - - - - - - - Major

104 Pomacentrus coelestis - - - + - + + - - - - + + Major

105 Pomacentrus lepidogenys + + - + - + + + - - - - + Major

106 Pomacentrus moluccensis + - + + + - - + + + + + + Major

XVI SCARIDAE

107 Scarus bleekeri + + + - - - - + + - - + + Target

108 Scarus dimidiatus + + + - + - - + + - + + - Target

109 Scarus ghobban - + + + + + - - + - + + + Target

110 Scarus sordidus - + + + + + - - + + + + - Target

111 Scarus sp. - - - - - - - - + - + - - Target

XVII SCOLOPSIDAE

112 Scolopsis bilineatus - - + + + - - + - + - + + Target

113 Scolopsis ciliatus - - - + + - - - - - - - - Target

114 Scolopsis lineatus + - - - - - - - - - - - - Target

115 Scolopsis margaritifer + + + - + - - - + + + + - Target

XVIII SERRANIDAE

116 Anyperodon leucogrammicus - - - - - - - - - - - - + Target

117 Cephalopholis boenak + - - - - + - + - + - - - Target

Page 97: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

84

118 Cephalopholis cyanostigma + + - - + + - + + - + + + Target

119 Cephalopholis miniata - + - - - - - + - - + - - Target

120 Cephalopholis spp. - + - - - - - - - - - - - Target

121 Cephalopholis urodeta - - - + - + - - - + - - + Target

122 Diploprion bifasciatum - - - - - - - - + - - - - Major

123 Pseudanthias huchtii - - + + + + + - - + + +- + Major

124 Pseudanthias tuka - - - + - - - - - - - - - Major

125 Variola louti - - - - - + - - - + - - - Target

XIX SIGANIDAE

126 Siganus doliatus - + - - + - - - + + - - - Target

127 Siganus puellus - - - - - - - - + - - - - Target

128 Siganus virgatus - - + + - + - - - + - - - Target

129 Siganus vulpinus - - + + + - - - + + + - - Target

XX ZANCLIDAE

130 Zanclus cornutus + - + + - - + + + + + + + Major

Page 98: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

85

Lampiran 10. Sebaran Jenis ikan karang di lokasi DPL stasiun RJAP27 – RJAP38, Kabupaten Raja Ampat, 2008

No. SUKU / Jenis RJAP

27

RJAP

28

RJAP

29

RJAP

30

RJAP

31

RJAP

32

RJAP

33

RJAP

34

RJAP

35

RJAP

36

RJAP

37

RJAP

38 Kategori

I ACANTHURIDAE

1 Ctenochaetus binotatus - - - - - + + - - + - - Target

2 Ctenochaetus striatus - - - - + + + - - + - - Target

3 Zebrasoma scopas + - - - + + + + - - + + Major

II APOGONIDAE

4 Apogon aureus - - + - - - - - - - - - Major

5 Apogon literalis - - - - - - - - + - - - Major

6 Apogon sealei - - + - - - - - - - - - Major

7 Apogon sp. - - + - - - - - - - - - Major

8 Cheilodipterus lineatus - - - - - - - - - - + - Major

9 Cheilodipterus quinquelineatus - - + - - + - - + + - - Major

10 Sphaeramia orbicularis - - + - - + - - - - - - Major

III AULOSTOMIDAE

11 Aulostomus chinensis - - - - - - + - - - - - Major

IV BALISTIDAE

12 Balistapus undulatus - - - - + + + + + - + - Major

13 Balistoides conspicillum - - - - - - - + - - - - Major

14 Odonus niger - - - - - + + - - - - - Major

V CAESIONIDAE

15 Caesio cuning - + + - - - + - + + + - Target

Page 99: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

86

16 Caesio teres + + - - - + + - + + + - Target

17 Pterocaesio tessellata + - - - - - + + - + - - Target

18 Pterocaesio tile + - - - - + + + + + - - Target

VI CARANGIDAE

19 Caranx sexfasciatus - - - - - - + - - - - - Target

20 Caranx sp. - - + - - + - - - - + - Target

VII CHAETODONTIDAE

21 Chaetodon baronessa + - - - + - + + + + + + Indicator

22 Chaetodon bennetti + - - - - - - - - - - - Indicator

23 Chaetodon ephippium + - - - - - - - - - - - Indicator

24 Chaetodon kleinii + - - - + - + + + + + + Indicator

25 Chaetodon lunula - - - - + - - - + + - - Indicator

26 Chaetodon melannotus + - - - - - - + - - + - Indicator

27 Chaetodon octofasciatus - + + - - - - - - - - - Indicator

28 Chaetodon rafflesii + + - - - - + + - - - - Indicator

29 Chaetodon trifascialis + - - - - - + + - + - - Indicator

30 Chaetodon trifasciatus - - - - + - + + - - - + Indicator

31 Chaetodon ulietensis - - + - - - - - - - - - Indicator

32 Chaetodon vagabundus - - - - + - + + - + - + Indicator

33 Heniochus varius - - + - - - + - - - + + Indicator

VIII EPHIPPIDAE

34 Platax teira - - - - - + - - - - - - Target

Page 100: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

87

IX HAEMULIDAE

35 Plectorhinchus lineatus - - - - - - - - + - - - Target

X HOLOCENTRIDAE

36 Myripristis kuntee - - + - - - + - - + - - Major

37 Sargocentron caudimaculatum + - - - - - - - - + - - Target

XI LABRIDAE

38 Anampses meleagrides - - - - - - - + - - - - Major

39 Bodianus axillaris - - - - - - + - - - - - Major

40 Bodianus diana - - - - - - - + - + - - Major

41 Bodianus mesothorax - - - - - + - - - - - - Major

42 Cheilinus chlorourus - - + - - - - - - - - - Target

43 Cheilinus fasciatus - - - - - - - - + + + + Target

44 Cheilinus trilobatus - + - - - - - - + - - + Target

45 Choerodon anchorago - - - - - - + - - + - - Major

46 Cirrhilabrus cyanopleura - - - - - - - + - - - - Major

47 Diproctacanthus xanthurus + + + - + + - + - - - - Major

48 Gomphosus varius - - - - + - - - - - - - Major

49 Halichoeres hortulanus + - + - - - - - + - - - Major

50 Halichoeres melanurus + - - - - - - + - + + + Major

51 Halichoeres scapularis - - - - + - - + - - - - Major

52 Hemigymnus fasciatus + - - - - - - - - - - - Target

53 Hemigymnus melapterus + - - - + + + - + - + - Target

54 Labroides dimidiatus - + + - + - - - + - + - Major

Page 101: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

88

55 Thalassoma hardwicke - - - - - - + - + - + + Major

56 Thalassoma lunare + + + - + - + + + + + + Major

XII LUTJANIDAE

57 Lutjanus biguttatus - - + - - - - - + + - + Target

58 Lutjanus carponotatus - + - - - + - - - - - - Target

59 Lutjanus decussatus + + + - + - - + - + - + Target

60 Lutjanus fulvus + - - - - - - - - - - - Target

XIII MULLIDAE

61 Parupeneus barberinus + - - - - - + - + - - + Target

62 Parupeneus bifasciatus + - - - - + + + + - + + Target

63 Parupeneus multifasciatus + - - - - + + + + - - - Target

XIV NEMIPTERIDAE

64 Pentapodus caninus - - - - - - - - - - + + Target

65 Pentapodus trivittatus - - - - + - - - + - - + Target

XV POMACANTHIDAE

66 Centropyge bicolor - - - - + - - + - - - - Major

67 Centropyge tibicen - - - - - + - - + - - - Major

68 Centropyge vrolikii - + - - - + + + - + - - Major

69 Pomacanthus navarchus - - + - - + - + - - + - Major

70 Pomacanthus sexstriatus - - - - - - - + - - - - Major

71 Pygoplites diacanthus - - - - - - - - + + + + Major

XVI POMACENTRIDAE

72 Abudefduf sexfasciatus - - - - - - + - - - - - Major

Page 102: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

89

73 Abudefduf vaigiensis - - - - + - + - + + - + Major

74 Acanthurus auranticavus - + + - - - + + - - + - Major

75 Acanthurus lineatus - - - - + - - + - + + - Major

76 Acanthurus nigricans + - - - - - - - - - - + Major

77 Acanthurus pyroferus - - - - + - - - - - - - Major

78 Amblyglyphidodon curacao + + + - - + - + + - + + Major

79 Amblyglyphidodon leucogaster + + - - - - - + + - + + Major

80 Amblyglyphidodon nigroris - + - - - - - - - - - - Major

81 Amphiprion clarkii - - + - - - - + + - - - Major

82 Chaetodontoplus mesoleucus + - + - - + - + - - - - Major

83 Chromis amboinensis + + - - - + + + - + + + Major

84 Chromis retrofasciata + - - - - - - + - - - - Major

85 Chromis ternatensis - + - - - + + + - + + + Major

86 Chromis viridis - - + - - + + + - - + - Major

87 Chrysiptera cyanea - + + - - - + - - + + + Major

88 Chrysiptera rollandi - + + - - + - + - - - + Major

89 Chrysiptera talboti - - - - - - - + - - - - Major

90 Dascyllus aruanus - - - - - - - - + - + - Major

91 Dascyllus melanurus - - - - + - - - - + + - Major

92 Dascyllus reticulatus + - - - - - + + - - - - Major

93 Dischistodus perspicillatus - + - - - - - - - - - - Major

94 Neoglyphidodon melas - + + - - + + + + + + - Major

95 Neoglyphidodon nigroris - - - - - + - + - + - + Major

Page 103: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

90

96 Neopomacentrus azysron - + - - - - - - - - - - Major

97 Plectroglyphidodon lacrymatus + + - - + - - - - - + + Major

98 Pomacentrus brachialis + - - - - + + - - - - - Major

99 Pomacentrus chrysurus - + + - - - + - - + + - Major

100 Pomacentrus coelestis + - - - - - + + - + + - Major

101 Pomacentrus lepidogenys - - + - - - - - - - - - Major

102 Pomacentrus moluccensis + + + - + + + - - + - + Major

XVIII SCARIDAE

103 Chlorurus sordidus - - - - - + - - - - - - Target

104 Scarus bleekeri + + + - + - - + - - - - Target

105 Scarus dimidiatus - + - - + - + + + + + - Target

106 Scarus ghobban + + + - - + + + + + + - Target

107 Scarus schlegeli - - - - - - - - - + - + Target

108 Scarus sordidus + - - - - - + - + + + + Target

XIX SCOLOPSIDAE

109 Scolopsis bilineatus - - - - + - - - + + + + Target

110 Scolopsis ciliatus - - - - - - - - + - + + Target

111 Scolopsis margaritifer - + - - - + - + + + + + Target

XX SERRANIDAE

112 Cephalopholis boenak - - + - + - - - - + + - Target

113 Cephalopholis cyanostigma - - - - - - - + + - + - Target

114 Cephalopholis miniata - - - - - - - + - - - - Target

115 Cephalopholis urodeta - - - - + - - - - + - - Target

Page 104: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

91

116 Epinephelus merra - - - - - - - - + - - - Target

117 Pseudanthias huchtii + - - - - + + + - - + - Major

118 Pseudanthias squamipinnis - - - - - - - - - - + - Major

119 Pseudanthias tuka - - - - - - - + - - - - Major

XXI SIGANIDAE

120 Siganus corallinus - - - - - - - + - - - - Target

121 Siganus doliatus + - - - - - - - + - - - Target

122 Siganus puellus + + - - - - - + - - - - Target

123 Siganus virgatus - - - - - - + - - + - - Target

124 Siganus vulpinus + - + - + + - + + + + + Target

XXII TETRAODONTIDAE

125 Canthigaster solandri - - + - - - - - - - - - Major

XXIII ZANCLIDAE

126 Zanclus cornutus + + + - - - + + - + + + Major

Page 105: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_RajaAmpat_2008.pdf · tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi

92