siklon tropis kajian

34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seperti telah diketahui bersama bahwa Indonesia terletak diantara dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudra Indonesia, dan juga dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Oleh karena itu, keadaan cuaca dan iklim Indonesia sedikit banyak dipeng aruhi oleh keadaan atmosfer di Asia dan Australia, juga keadaan atmosfer di laut sekitar Indonesia. Posisi geografis Indonesia terletak pada lintang rendah (the low latitudes) [Nieuwolt,1977] yaitu antara 6 0 Lintang Utara sampai 11 0 Lintang Selatan. Indonesia tidak seperti negara -negara yang seringkali menjadi lintasan badai seperti Amerika, Jepang, Australia, Filipina atau negara lainnya. Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang, gelombang tinggi dan hujan pada darah-daerah yang dekat dengan tempat tumbuhnya badai. Setiap badai bergerak dengan lintasan mereka masing -masing. Meskipun demikian, pada umumnya badai yang terbentuk di sebelah utara ekuator bergerak ke arah barat atau barat laut dan badai yang terbentu k di sebelah selatan ekuator bergerak ke arah barat atau barat daya. Hal ini berkaitan dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi, termasuk diantaranya yaitu arah rotasi bumi dan gaya corioli yang ditimbulkannya. Badai tropis bergerak berbanding lurus deng an besarnya gaya corioli bumi. Disini berlaku fungsi matematik sinus φ dengan φ adalah besar lintang [Acmad Zakir.Drs.2006] . Karena Indonesia berada di wilayah ekuator dengan sudut lintang rendah, maka harga sinus yang di dapat mendekati nol. Hal tersebut menyebabkan badai tropis apapun tidak mungkin melintasi wilayah Indonesia.

Upload: kakerlac

Post on 19-Jun-2015

900 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: siklon tropis kajian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seperti telah diketahui bersama bahwa Indonesia terletak diantara dua

samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudra Indonesia, dan juga dua benua

yaitu benua Asia dan benua Australia. Oleh karena itu, keadaan cuaca dan iklim

Indonesia sedikit banyak dipeng aruhi oleh keadaan atmosfer di Asia dan

Australia, juga keadaan atmosfer di laut sekitar Indonesia. Posisi geografis

Indonesia terletak pada lintang rendah (the low latitudes) [Nieuwolt,1977] yaitu

antara 60 Lintang Utara sampai 110 Lintang Selatan.

Indonesia tidak seperti negara -negara yang seringkali menjadi lintasan

badai seperti Amerika, Jepang, Australia, Filipina atau negara lainnya. Indonesia

hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang,

gelombang tinggi dan hujan pada darah-daerah yang dekat dengan tempat

tumbuhnya badai.

Setiap badai bergerak dengan lintasan mereka masing -masing. Meskipun

demikian, pada umumnya badai yang terbentuk di sebelah utara ekuator bergerak

ke arah barat atau barat laut dan badai yang terbentu k di sebelah selatan ekuator

bergerak ke arah barat atau barat daya. Hal ini berkaitan dengan banyaknya faktor

yang mempengaruhi, termasuk diantaranya yaitu arah rotasi bumi dan gaya corioli

yang ditimbulkannya.

Badai tropis bergerak berbanding lurus deng an besarnya gaya corioli

bumi. Disini berlaku fungsi matematik sinus φ dengan φ adalah besar lintang

[Acmad Zakir.Drs.2006] . Karena Indonesia berada di wilayah ekuator dengan

sudut lintang rendah, maka harga sinus yang di dapat mendekati nol. Hal tersebut

menyebabkan badai tropis apapun tidak mungkin melintasi wilayah Indonesia.

Page 2: siklon tropis kajian

2

Bisa dilihat dari data klimatologi bahwa wilayah tumbuh badai tropis adalah di

atas 100 LS pada bulan Desember sampai April dan di atas 100 LU pada bulan

September sampai November.

Karena itu Indonesia tidak seperti negara -negara yang seringkali menjadi

lintasan badai seperti Amerika, Jepang, Australia, Filipina atau negara lainnya.

Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin

kencang, gelombang tinggi dan hujan pada daerah-daerah yang dekat dengan

tempat tumbuhnya badai.

Meskipun dikatakan bahwa pengaruh badai di wilayah Indonesia bisa

berupa angin kencang, gelombang tinggi dan hujan namun hal ini tidak mutlak

selalu terjadi. Selain pengaruh dari posisi dan intensitas badai, timbulnya hujan

lebat dan angin kencang tergantung pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah

Indonesia. Terkadang ketika ada indikasi tumbuh badai, pada beberapa wilayah

kecenderungan cuacanya terlihat memburuk. Tapi ketika badai i tu sudah matang

atau sudah diberi nama (kecuali daerah yang mempunyai radius 500 km dari pusat

badai yang lebih sering mengalami hujan lebat), yang timbul di Indonesia justru

hanya angin kencang dan gelombang tinggi. Kemudian di saat badai tersebut

sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika intensitasnya sudah melemah justru

cuaca di Indonesia bagian selatan cenderung banyak hujan lebat. Itu semua tidak

mutlak terjadi. Tergantung dari sirkulasi udara di atas Indonesia [Acmad

Zakir.Drs.2006]. Dari kenyataan itu dapatdiegaskan sekali lagi bahwa badai tidak

selamanya membentuk cuaca buruk di Indonesia, sehingga dalam menganalisa

dibutuhkan prakirawan cuaca yang berpengalaman dan qualified, memahami

seluk beluk sirkulasi udara, tidak hanya sekedar melihat sat elit awan kemudian

menyimpulkan adanya bibit badai yang akan mengancam Indonesia.

Dari uraian diatas dan dengan melihat posisi Jakarta maka Jakarta juga

merupakan wilayah yang bebas dari lintasan siklon tropis, namun demikian

pengaruh tidak langsung dari keberadaan siklon di sekitar perairan Indonesia

bagian selatan tentunya juga akan mempengaruhi keadaan cuaca di Jakarta.

Page 3: siklon tropis kajian

3

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan pada sub bab sebelumnya, maka yang akan dibahas pada

tulisan ini adalah karakteristik cuaca selama bulan Maret 2007 di beberapa tempat

di Jakarta yang diwakili stasiun -stasiun meteorologi yang ada di beberapa tempat,

dimana pada bulan Maret 2007 terdapat 2 siklon tropis yaitu George dan Jacob.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penulisan ini adalah, penulis ingin mengetahui sejauh mana

pengaruh siklon tropis yang terjadi pada bulan Maret 2007 yakni siklon tropis

George dan Jacob, terutama terhadap kondisi cuaca di Jakarta. T ujuannya adalah

untuk mempelajari pola tekanan, angin dan hujan yang terjadi s elama keberadaan

siklon.

1.4 BATASAN MASALAH

Ruang lingkup yang akan dibahas pada tulisan ini adalah terbatas pada

analisa keberadaan siklon tropis George dan Jacob di selatan ekuator selama

periode bulan Maret yang dihubungkan dengan parameter cuaca seperti tekanan

udara, angin dan curah hujan yakni :

a. Kejadian Siklon Tropis selama bulan Maret tahun 2007 di selatan

pulau Jawa atau utara Australia, yaitu;

- Siklon tropis George : 5 – 12 Maret 2007

- Siklon tropis Jacob : 7 – 12 Maret 2007

b. Wilayah yang mewakili bahasan analisa antara lain :

Stasiun meteorologi Cengkareng

Stasiun meteorologi Kemayoran

Stasiun meteorologi maritim Tanjung P riok

Stasiun klimatologi Pondok Betung

Page 4: siklon tropis kajian

4

1.5 METODELOGI PENELITIAN

Metodelogi yang digunakan adalah dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan data baik data sinoptik dan data di tempat terjadinya

siklon dari berbagai sumber baik dari stasiun -stasiun tersebut dan dari

BMG pusat.

2. Data yang telah terkumpul dibuat rata -rata hariannya sehingga dalam

penganalisaan digunakan data rata -rata harian.

3. Data yang dianalisa adalah tekanan udara, suhu dan curah hujan harian.

Kemudiaan dibuat dalam bentuk grafik, serta interpretasi medan angin.

4. Kemudian dianalisa keterkaitannya, dalam hal ini perubahan -perubahan

yang signifikan selama terjadinya siklon.

1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN

Untuk memudahkan dalam penulisan digunakan s istematika sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penilitian, batasan

masalah, metodelogi penilitian serta gambaran sistematika penulisan sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menjelaskan tentang teoi -teori tentang siklon tropis

antara lain pengertian siklon tropis, syarat -syarat terjadinya, karakteristik siklon

tropis, klasifikasi siklon tropis, dan siklus hidup dari siklon tropis. Juga tentang

gambaran keadaan cuaca di daerah Jakarta serta topografi dan geografinya .

BAB III METODE DAN PENGOLAHAN

Pada bab ini berisikan metodologi yang dipakai dalam mengerjakan tulisan

ini dan data yang dipakai untuk mengerjakan .

Page 5: siklon tropis kajian

5

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil-hasil analisa dan pembahasan yang didapatkan dari

permasalahan yang diangkat berdasarkan data dan unsur -unsur meteorologi yang

bersangkutan.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan yang ditarik dari pokok permasalahan

yang dibahas.

Page 6: siklon tropis kajian

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 SIKLON TROPIS

2.1.1 Pengertian Siklon Tropis

Secara etymologi, yang pertama kali memperkenalkan istilah ”cyclone”

adalah seorang kapten kapal yang bernama Capt.Hendry Piddington yang

menggunakannya untuk memberi nama pada angin badai yang terjadi di Mauritius

pada tahun 1845.

Diduga Capt.Hendry mengambil nama tersebut dari bahasa Yunani yaitu

“cyclos” yang artinya lingkaran ular, dan dalam bahasa Inggris disebut “coils of a

snake”. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa nama ”c yclone” diambil dari

mitos bangsa Yunani, yakni tentang raksasa bermata satu yang bernama

“Cyclops”.

Secara Meteorology, badai tropis atau yang biasa disebut dengan

”Typhon” atau ”Tropical Cyclone” adalah merupakan pusaran angin kencang

yang diameternya dapat mencapai 200 k m dengan kecepatan angin diatas 200

km/jam dengan jarak trayektori (jauh l intasan) dapat mencapai 1000 k m. Setiap

tahun badai dapat tumbuh dan berkembang di daerah samudra yang ada di

permukaan bumi. Sebuah sirkulasi belum dapat disebut sebagai badai jika tid ak

memenuhi beberapa kualifikasi salah satunya adalah memiliki kecepatan angin

lebih dari 34 knot (63 km/jam) [Achmad Zakir.Drs.2006].

Dalam Meteorologi siklon adalah s istem tekanan rendah dengan isobar

tertutup yang biasa disebut sebagai depresi [Byers, H. R. 1995] . Karena adanya

pemanasan dari matahari yang lebih pada daerah tropis maka di daerah tropis akan

lengang dari pada di daerah lintang tinggi.

Page 7: siklon tropis kajian

7

Untuk mencapai keseimbangan, maka udara selalu bergerak dari daerah

bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah [Soerjadi 1995]. Karena di daerah

tropis banyak terdapat daerah yang bertekanan lebih rendah dari sekitarnya, maka

udara disekitarnya akan bergerak menuju ke daerah pusat tekanan rendah tersebut.

Karena adanya gaya gerak rotasi bumi menyebabkan udara ini ti dak bergerak

secara lurus melainkan mengalami pembelokan. Untuk daerah belahan bumi utara

(BBU) arus udara akan berbelok berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.

Sedangkan didaerah selatan (BBS) udara akan dibelokan searah dengan arah

perputaran jarum jam.

Udara yang dibelokkan tersebut bergerak membentuk sirkulasi spiral yang

menyebabkan udara dapat terangkat dengan ketinggian rata -rata 40.000 feet. Pada

saat udara naik inilah gaya corioli dan gaya sentrifugal menghasilkan tiupan angin

yang sangat kuat sebagai tenaga gerak [Herbet Riehl, 1959].

Siklon tropis merupakan suatu sumber energi yang sangat besar, dengan

berbagai perhitungan di dapat energi yang dilepaskan siklon tropis selama satu

hari kira-kira sebesar 6 × 10 25 erg. Dengan tenaga yang dilepaskannya, siklon

tropis mampu menyedot air sebanyak 2 × 10 10 ton air dalam waktu 24 jam.

Dengan jumlah uap air yang sebanyak itu maka terjadilah kondensasi secara

besar-besaran sehingga terbentuklah awan -awan konvektif, awan-awan inilah

yang menyebabkan hujan disertai guntur dan angin kencang. Jika siklon tropis

terjadi di daerah pantai maka permukaan laut akan naik. Oleh karena itu siklon

tropis sangat menakutkan karena hampir selalu menyebabkan cuaca buruk.

Sumber tenaga siklon tropis adalah berasal dari pelepasan panas laten

sewaktu proses kondensasi berlangsung.

Faktor-faktor utama dalam kemunculan (terjadinya) siklon tropis adalah :

Adanya keadaan vortisitas positif di lapisan bawah

troposfer.

Gaya corioli yang mencukupi

Page 8: siklon tropis kajian

8

Energi panas air laut (Ocean Thermal Energy)

Kelembaban udara dilapisan menengah.

Adapun dengan syarat-syarat diatas maka tempat-tempat di permukaan

bumi yang sesuai dengan tempat lahirnya siklon adalah di daerah (lihat gambar

2.1).

Sumber : NOAA

Pacific Barat Daya

Laut Atlantik Utara

Teluk Benggala

Laut India Barat

Sebelah Timur dan Barat Australia

Lautan Arab

Pacifik timur

Adapun dibeberapa tempat penyebutan namanya berbeda, namun sifat dan

cara kerja serta prilaku yang sama (lihat gambar 2.2).

Typhon : Pasifik Utara sebelah selatan

Hurricane : Pasifik Selatan-Pasifik Utara daerah timur India

Willy-willies : Australia dan Selandia baru

Baguious : Filipina

Gambar 2.1 Daerah Klimatologis Tumbuhnya Siklon Tropis

Page 9: siklon tropis kajian

9

Sumber : NOAA

2.1.2 Teori dan Syarat Terjadinya

Pada belahan bumi bagian utara atau selatan (khususnya untuk didaerah

lautan), saat musim panas dapat terjadi penurunan tekanan udara hingga 5 - 10

[miller,1958]. Pertumbuhan siklon tropis pada umumnya dipicu oleh adanya

ganguan konvektif yang dikenal sebagai klauser awan, karena dipengaruhi oleh

gaya corioli dan gaya gravitasi yeng membentuk sisem sirkulasi terpisah melalui

beberapa tahapan perkembangan (McBride.L John,1995].

Walaupun secara teoritis tidak ada mekanisme tunggal dalam

pembentukan siklon tropis, namun secara umum dapat diterima bahwa sumber

energi/tenaga yang membentuk siklon tropis adalah berasal dari energi laten yang

dilepaskan dalam awan, dimana energi tersebu t berasal dari penguapan

permukaan air laut (evaporative flux Eo). Sedangkan dengan Hukum Newton

yang ke dua dapat dijelaskan tentang dinamika siklon tropis yang dijabarkan

dalam hukum kekekalan massa, energi termodianmika, dan uap air.

Gambar 2.2 Perbedaan Nama Siklon Di berbagai Daerah

9

Sumber : NOAA

2.1.2 Teori dan Syarat Terjadinya

Pada belahan bumi bagian utara atau selatan (khususnya untuk didaerah

lautan), saat musim panas dapat terjadi penurunan tekanan udara hingga 5 - 10

[miller,1958]. Pertumbuhan siklon tropis pada umumnya dipicu oleh adanya

ganguan konvektif yang dikenal sebagai klauser awan, karena dipengaruhi oleh

gaya corioli dan gaya gravitasi yeng membentuk sisem sirkulasi terpisah melalui

beberapa tahapan perkembangan (McBride.L John,1995].

Walaupun secara teoritis tidak ada mekanisme tunggal dalam

pembentukan siklon tropis, namun secara umum dapat diterima bahwa sumber

energi/tenaga yang membentuk siklon tropis adalah berasal dari energi laten yang

dilepaskan dalam awan, dimana energi tersebu t berasal dari penguapan

permukaan air laut (evaporative flux Eo). Sedangkan dengan Hukum Newton

yang ke dua dapat dijelaskan tentang dinamika siklon tropis yang dijabarkan

dalam hukum kekekalan massa, energi termodianmika, dan uap air.

Gambar 2.2 Perbedaan Nama Siklon Di berbagai Daerah

9

Sumber : NOAA

2.1.2 Teori dan Syarat Terjadinya

Pada belahan bumi bagian utara atau selatan (khususnya untuk didaerah

lautan), saat musim panas dapat terjadi penurunan tekanan udara hingga 5 - 10

[miller,1958]. Pertumbuhan siklon tropis pada umumnya dipicu oleh adanya

ganguan konvektif yang dikenal sebagai klauser awan, karena dipengaruhi oleh

gaya corioli dan gaya gravitasi yeng membentuk sisem sirkulasi terpisah melalui

beberapa tahapan perkembangan (McBride.L John,1995].

Walaupun secara teoritis tidak ada mekanisme tunggal dalam

pembentukan siklon tropis, namun secara umum dapat diterima bahwa sumber

energi/tenaga yang membentuk siklon tropis adalah berasal dari energi laten yang

dilepaskan dalam awan, dimana energi tersebu t berasal dari penguapan

permukaan air laut (evaporative flux Eo). Sedangkan dengan Hukum Newton

yang ke dua dapat dijelaskan tentang dinamika siklon tropis yang dijabarkan

dalam hukum kekekalan massa, energi termodianmika, dan uap air.

Gambar 2.2 Perbedaan Nama Siklon Di berbagai Daerah

Page 10: siklon tropis kajian

10

Adapun beberapa teori tumbuhnya siklon tropis yang dikemukakan oleh

beberapa ahli meteorologi adalah:

1. Menurut Palmen, C .E(1948)

Adanya suatu daerah perairan luas yang suhu muka lautnya cukup

tinggi yakni >26°C.

Harga parameter corioli harus besar yakni >5° LU/LS dari garis

ekuator.

Windshear di tempat kejadian harus lemah.

2. Menurut Soerjadi (1995)

Suatu lautan luas homogen yang terletak antara 10° -20° baik LU

atau LS.

Suhu muka lautnya diatas 27°C.

Beda antara suhu muka laut dan suhu udara diatasnya sekitar 2°C.

Kelembaban udara tinggi.

Adanya gangguan misalnya pusaran dan Gelombang Timuran.

Di bagian bawah terdapat pumpun angin dan di atas terdapat

beraian.

3. Menurut Herbet Riehl (1954)

Tersedianya energi input dari uap air yang merupakan panas laten.

Sumber energi ini berasal dari penguapan, oleh karena i tu siklon

tropis hanya terjadi di atas permukaan laut yang banyak

mengandung uap air atau mempunyai kelembaban yang tinggi dan

tebal [Ramage, Monsoon Meteorology, 1971]. Oleh karena itu,

siklon tropis hanya dapat terjadi pada laut yang suhu

permukaannya diatas 26°C, karena dengan demikian terdapat

kelembaban yang tinggi dan tebal.

Adanya mekanisme Trigger yang berfungsi sebagai pen ggerak,

sedangkan mekanisme Trigger sendiri adalah angin yang

berasal/disebabkan oleh gradien tekanan yang besar.

Page 11: siklon tropis kajian

11

Peristiwa kondensasi yang merupakan hasil dari gerakan udara

naik merupakan peristiwa perubahan panas laten menjadi panas

sensible (sensible heat). Ketika udara naik ke lapisan atas, maka

pada lapisan atas terjadi arus keluar dengan demikian maka

otomatis pada lapisan bawah terjadi arus masuk yang identik

dengan sistem tekanan rendah.

Adanya gaya corioli yang cukup besar menyebabkan berubahnya

angin yang diakibatkan panas tadi menjadi arus tangensial yang

menyebabkan gaya-gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ini akan

merubah energi kinetik radial menjadi menjadi energi kinetik

tangensial.

2.1.3 Karakteristik Siklon Tropis

1. Tekanan Udara Permukaan

Siklon merupakan sistem tekanan rendah diatas permukaan laut sampai

pada ketinggian tertentu, dan sistem tekanan rendah ini berubah menjadi s istem

tekanan tinggi sesuai dengan dengan fungsi z (fungsi ketinggian) atau dapat

dikatakan secara vertikal.

Page 12: siklon tropis kajian

12

Sesuai dengan hasil pengamatan Royal Observatory Hong Kong hubungan antara

jari-jari siklon dengan tekanan (lihat gambar 2.3) :

1000

990

980

970

960

950

0 100 200 300 400 500 600 700 800 (r) km

Sumber : Royal Observatory Hong Kong

Hal ini sesuai dengan kenyataan pada peta sinoptik yakni bahwa siklon

tropis merupakan isobar tertutup, yang jarak isobar ini makin kedalam semakin

rapat. Dari isobar yang makin rapat ini menunjukan bahwa makin dekat ke pusat

siklon maka gardien tekanan se makin besar. Hal ini menyebabkan kecepatan

angin bervariasi sesuai dengan variasi gradien tekanan .

Maka dapat disimpulkan gradien tekanan merupakan fungsi dari jari -jari

siklon, yang bila dirumuskan antara jari -jari, gradien tekanan, kecepatan angin

gradien adalah

+ + fv = 0

Keterangan :

v = kecepatan angin gradient

r = jari-jari siklon (jarak antar pusat sampai jari -jari )

Gambar 2.3 Hubungan Antara Jari-Jari Siklon Dan Tekanan

Udara permukaan

Page 13: siklon tropis kajian

13

f = gaya corioli

= gradien tekanan ( kerapatan udara)

2. Medan Suhu

Akibat pengaruh dari konvergensi pada lapisan bawah dan adanya

pelepasan panas laten akibat kondensasi, menyebabkan suhu mata siklon lebih

tinggi dari sekitarnya. Tetapi hal ini tidak berlaku pada lapisan bawah karena suhu

disini hampir sama kelapisan luar .

Pada siklon suhu potensial dan kelembaban spesifik adalah berbanding

terbalik dengan tekakan permukaan. Dengan kata lain bila tekanan permukaan

naik atau bertambah besar maka suhu potensial dan kelembaban spesifik akan

bergerak turun.

3. Medan Angin

Dari pembahasan diatas dapat diketehui bahwa kecepatan angin dari siklon

tropis adalah merupakan fungsi dari jari -jari siklon tropis dimana kecepatan

maksimumnya berada didaerah sekitar pusatnya, tetapi dipusat siklon tropis

sendiri kecepatan anginya calm (tenang). Semakin jauh dari inti siklon maka

kecepatan anginya semakin berkurang. Digambarkan oleh Hawkins dan Rubsau

seperti (lihat gambar 2.4).

Sumber : Royal Observatory Hong Kong

Gambar 2.4 Cross Section Angin Siklon Tropis

Page 14: siklon tropis kajian

14

Kecepatan angin pada siklon tropis dapat dibedakan menjadi dua yaitu

komponen kecepatan tangensial dan komponen kecepatan radial. Komponen ini

disimpulkan mengunakan beberapa hukum gerak yang berlaku, salah satunya

hukum kekekalan momentum sudut. Dengan anggapan pusat siklon adalah titik

konvergen. Dalam penentuan distribusi angin perlu melibatkan efek putaran bumi

yang akan menghasilkan gaya corioli.

2.1.4 Klasifikasi Siklon Tropis

Berdasarkan intensitasnya siklon tropis dapat diklasifikaikan menjadi

empat kategori antara lain menurut “Bureau of Meteorology” (Badan Meteorologi

Australia) adalah :

1. Tropical Depression ( TD ), yaitu badai tropis yang kecepatan angin

maksimumnya kurang dari 63 km/jam, dan pusatnya belum jelas.

2. Tropical Strom ( TS ), daerah badai yang memiliki kecepatan angin

maksimum antara 63 – 87 km/jam.

3. Severe Tropical Strom ( STS ), badai tropis yang memiliki kecepatan

angin maksimumnya sebesar 88 – 117 km/jam.

4. Typhoon ( T ), siklon tropis yang kecepatan angin maksimumnya lebih

dari 118 km/jam.

2.1.5 Siklus Hidup Siklon Tropis

Dalam perkembangan siklon dibagi menjadi beberapa tingkatan agar

mudah untuk dikenali, pembagian tersebut dilakukan menurut akti vitas-aktivitas

yang terjadi dari siklon tropis. Menurut Mc. Donald (1942) dan Dunn (1944)

pembagian dilakukan menjadi :

1. Tahap Pertumbuhan

Biasa ditandai dengan adanya gangguan pada arus timuran dan

sheareline pada arus pokok sehingga terbentuk seperti mangkuk dekat

Page 15: siklon tropis kajian

15

pusat gelombang. Kemudian tumbuh vortex diikuti dengan penurunan

tekanan secara perlahan-lahan.

2. Tahap Remaja (belum dewasa)

Pada tahap ini siklon sudah tampak dan tekanan permukaan sudah

dibawah dari 1000 mb. Pada streamline pola angin sudah tampak jelas,

untuk medan anginya ditandai dengan meluasnya sirkulasi pada arah

horizontal dan vertikal.

3. Tahap Dewasa

Diketahui dengan penurunan tekanan paling minimum pada daerah

pusat siklon tropis. Kecepatan anginya makin besar, akti vitas cuacanya

semakin bertambah buruk dan meluas. Sudah terbentuk mata siklon yang

kecepatan angin pada pusatnya rendah.

4. Tahap Punah

Pada tahap ini biasanya ketika siklon tropis memesuki daerah

lautan yang panas latennya rendah atau telah memasuki daratan sehingga

tidak ada lagi sumber tenaga, dalam hal ini memasuki daerah yang uap

airnya rendah.

2.2 KEADAAN JAKARTA

Jakarta terletak di pantai utara pulau Jawa lebih tepatnya berada pada

ujung barat pantai utara pulau Jawa dengan posisi lintang dan bujur antara

106°35’ BT - 107° BT dan 06°25’ LS – 06°25’ LS. Jakarta terletak pada daerah

yang dikenal dengan nama teluk Jakarta, dan pada sebelah selatan terdapat

gunung dengan ketinggian kira -kira 4000 m diatas permukaan laut.

Karena pengaruh letak ini maka pada siang hari Jakarta cenderung terkena

angin dari pantai sehingga pada daerah selatan hujan tumbuh lebih banyak

dibanding daerah utara akibat angin yang terbentur gunung. Sedang kan pada

malam hari angin dari gunung bertiup ke daerah pantai.

Page 16: siklon tropis kajian

16

Jakarta mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan mu sim hujan

serta adanya musim transisi yang terjadi pada setiap pergantian musim ini akibat

monsoon baratan dan timuran.

Page 17: siklon tropis kajian

17

BAB III

DATA DAN PENGOLAHAN

3.1 DATA

Data yang dipakai untuk penulisan ini adalah

1. F-KLIM 71

Yang berisi baik rata-rata maupun jumlah dari tiap unsur -unsur cuaca

selama 1 hari, tetapi yang digunakaan dalam pengerjaan tulisan ini hanya

jumlah curah hujan tiap harinya dan rata -rata tekanan harian (QFF).

Sedangkan periode yang dipakai selama bulan Maret tanggal 1 sampai

tanggal 15.

2. Data Siklon

Data diperoleh dari Badan Meteorologi Australia yang digun akaan untuk

mengetahui peta trayektori serta waktu lahir dan punah dari siklon tropis

George dan Jacob. Serta data sinoptik dari tiap-tiap stasiun dalam hal ini

data tiap 6 jam-an.

3. Foto satelit dan peta streamline

Data yang dipergunakan adalah data tanggal 1 sampai tanggal 15 Maret.

Data ini digunakan untuk melihat peta pergerakan massa udara dan

keadaan awan melalui citra satelit sewaktu terjadi siklon tropis.

Page 18: siklon tropis kajian

18

3.2 METODELOGI

Metode yang dipakai dalam penulisan ini dengan adalah dengan

interpretasi data model angin, citra satelit dan membandingkan keadaan unsur -

unsur cuaca saat sebelum, sedang dan sesudah terjadi siklon terhadap unsur cuaca

dalam hal initekanan udara, angin dan curah hujan.

Grafik dan tabel digunakan untuk dapat lebih mudah dilihat perubahaan

yang terjadi akibat kemunculan siklon tropis serta dapat dibandingkan bila tidak

terjadi siklon tropis. Serta metode korelasi yang digunakan untuk menghitu ng

hubungan jarak dan tekanan siklon tropis terhadap tekanan udara di Jakarta.

Page 19: siklon tropis kajian

19

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISA

4.1.1 Analisa Siklon Tropis

Untuk menganalisa pengaruh keberadaan siklon terhadap beberapa

parameter cuaca disekitar wilayah Jakarta, maka penulis menjelaskan terlebih

dahulu kronologis siklon tropis yang terj adi selama bulan Maret 2007 (yak ni

siklon tropis George dan Jacob).

4.1.1.1 Siklon Tropis George

Dari data yang diperoleh menunjuk kan siklon tropis George tumbuh

disekitar sebelah utara dari barat laut Australia ( Teluk Joseph Bonaparte ) yaitu

sekitar 14.5 LS dan 125.5 BT pada tanggal 3 M aret 2007 dan berakhir di sekitar

Port Hedland pada tanggal 12 Maret 2007. Siklon tropis George selama hidupnya

memiliki kategori bervariasi mulai dari hanya berupa daerah bertekanan rendah

(Tropical Depression) hingga menjadi siklon tropis kategori 5. Siklon tropis

George memiliki lintasan seperti pada (lihat gambar pada lampiran 33). Lintasan

siklon tropis George sejajar dengan lintang tropis Kepulauan Nusa Tenggara

Timur.

Sebelum tumbuh, siklon ini sudah teridentifikasi pada tanggal 27 Februari

2007 tetapi hanya berupa daerah bertekanan rendah (depresi tropis) dengan

kecepatan anginnya dibawah 30 knot. Siklon tropis George terbentuk tanggal 3

Maret dan bergerak menuju barat dengan kecepatan 6 - 8 knots (11 – 15 km/jam).

Siklon tropis George mencapai kategori 2 pada tanggal 5 Maret dan terus menguat

hingga menjadi kategori 3 pada tanggal 7 Maret dengan kecepatan angin yang

meningkat dari 90 km/jam menjadi 165 km/jam. Tanggal 8 Maret siklon tropis

George menjadi kategori 5 dan mempunyai mata.

Page 20: siklon tropis kajian

20

Tanggal 9 Maret siklon tropis George bergerak menuju daratan dan

melemah, hal ini dapat dilihat dari kecepatan angin nya yang melemah dari 55

knots pada tanggal 9 Maret menjadi 20 knots pada tanggal 12 Maret. Siklon tropis

George memiliki jarak paling dekat dengan Jakarta pada tanggal 7 Maret 2007,

yaitu dengan jarak sekitar 1700 km.

4.1.1.2 Siklon tropis Jacob

Siklon tropis Jacob terbentuk ketika siklon tropis George masih aktif,

siklon ini terbentuk di daerah barat laut Kimberly sekitar 13.1 LS dan 108.9 BT

pada tanggal 6 Maret 2007, dan kemudian punah pada tanggal 12 Maret 2007.

Siklon tropis Jacob ini tumbuh dengan variasi kategori dari kategori 1 hingga

kategori 3. Sebelum siklon ini tumbuh, sudah ter identifikasi sejak tanggal 2 Maret

2007 dengan takanan 1000 hPa, kecepatan angin disekitarnya mencapai 45 knot.

Arah pergerakan siklon Jacob menuju pulau Chris tmas sampai pada

tanggal 7 Maret, kemudian pada tanggal 8 Maret siklo n tropis Jacob bergerak

kearah tenggara. Siklon tropis Jacob mencapai kategori 2 pada tanggal 7 Maret

jam 18.00 UTC ditandai dengan kecepatan ang innya diatas 55 knot, pada tanggal

8 Maret siklon tropis Jacob melemah saat berbelok menuju pantai Australia.

Siklon tropis Jacob mencapai kategori 3 pada tanggal 9 Maret tetapi kembali

melemah pada keesokan harinya. Pelemahan ini terus berlanjut hingga tanggal 11

Maret dan saat memasuki daratan pada tanggal 12 Maret hingga akhirnya punah.

Siklon tropis Jacob memiliki jarak paling dekat dengan Jakarta tanggal 7 Maret

2007 dengan jarak sekitar 700 km.

4.1.2 Analisa Stasiun-stasiun

4.1.2.1 Stasiun Meteorologi Cengkareng

a. Tekanan Udara

Berdasarkan grafik tekanan udara (lihat grafik 4.1) stasiun meteorologi

Cengkareng menunjukan tanggal 2 Maret tekanan udara di stasiun meteorologi

Page 21: siklon tropis kajian

21

Cengkareng berkisar antara 1008.2 mb, kemudian ada peningkatan tekanan udara

mulai tanggal 2 hingga tanggal 6 Maret dimana tekanan udara pada tanggal 2

Maret sebesar 1008.2 mb pada tangggal 6 M aret menjadi sebesar 1009.7 mb. Dari

grafik juga terlihat bahwa pada tanggal 7 Maret terjadi penurunan tekanan yang

drastis hingga mencapai 1006.6 mb.

Kemudian tekanan udara pada tanggal 8 M aret sebesar 1007.5 mb naik

drastis menjadi 1010.7 mb pada tanggal 9 Maret, lalu nilainya tetap pada tanggal

10 Maret dan kemudian naik lagi pada tanggal 13 Maret hingga mencapai 1013.2

mb. Setelah tanggal 13 Maret tekanan udara kembali turun hingga mencapai

kisaran 1009.2 mb pada tanggal 15 Maret.

b. Curah hujan

Stasiun meteorologi Cengkareng mencatat terjadinya hari-hari hujan yang

terkonsentrasi pada awal bulan M aret 2007 hingga pertengahan bulan Maret 2007.

Selama bulan Maret 2007, curah hujan sangat fl uktuatif dengan didominasi oleh

curah hujan yang rendah dalam satu harinya.

Tanggal 1 Maret terjadi hujan dengan jumlah curah hujan dibawah 1 mm.

Pada tanggal 2 Maret tercatat jumlah curah hujan 3 mm, sedangkan untuk tanggal

1002

1004

1006

1008

1010

1012

1014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

tekanan (mb)

tanggal

Grafik 4.1 Tekanan udara stamet Cengkareng

Page 22: siklon tropis kajian

22

3 dan 4 Maret masing-masing adalah 1 dan 7 mm. Tanggal 5 Maret curah hujan

yang teramati mencapai 32.9 mm. Dari tanggal 6 hingga tanggal 8 Maret, curah

hujan sangat kecil dibawah 5 mm (lihat grafik 4.2), sedangkan tanggal 9 Maret

terdapat curah hujan yang tinggi sekitar 92.3 mm.

4.1.2.2 Stasiun Meteorologi Kemayoran

a. Tekanan Udara

Tekanan udara pada stasiun meteorologi Kemayoran sesuai grafik 4.3

dapat dilihat tanggal 1 Maret tekanan udara yang tercatat pada stasiun meteorologi

Kemayoran sekitar 1008 mb. Kemudian bergerak naik sampai tanggal 5 Maret

hingga mencapai nilai 1009.7 mb, setelah tanggal 5 Maret, tekanan udara turun

drastis mencapai nilai 1006.8 mb pada tanggal 7 M aret. Tekanan udara bergerak

naik signifikan hingga tanggal 9 Maret dengan nilai sebesar 1010 mb dan

bergerak naik lagi hingga tanggal 12 M aret menjadi 1011.2 mb. Setelah itu hingga

tanggal 15 Maret tekanan udara bergerak turun mencapai 1008.8 mb.

0

20

40

60

80

100

1 2 3

curah huajan (mm)

Grafik 4.2 Curah hujan stamet Cengkareng

22

3 dan 4 Maret masing-masing adalah 1 dan 7 mm. Tanggal 5 Maret curah hujan

yang teramati mencapai 32.9 mm. Dari tanggal 6 hingga tanggal 8 Maret, curah

hujan sangat kecil dibawah 5 mm (lihat grafik 4.2), sedangkan tanggal 9 Maret

terdapat curah hujan yang tinggi sekitar 92.3 mm.

4.1.2.2 Stasiun Meteorologi Kemayoran

a. Tekanan Udara

Tekanan udara pada stasiun meteorologi Kemayoran sesuai grafik 4.3

dapat dilihat tanggal 1 Maret tekanan udara yang tercatat pada stasiun meteorologi

Kemayoran sekitar 1008 mb. Kemudian bergerak naik sampai tanggal 5 Maret

hingga mencapai nilai 1009.7 mb, setelah tanggal 5 Maret, tekanan udara turun

drastis mencapai nilai 1006.8 mb pada tanggal 7 M aret. Tekanan udara bergerak

naik signifikan hingga tanggal 9 Maret dengan nilai sebesar 1010 mb dan

bergerak naik lagi hingga tanggal 12 M aret menjadi 1011.2 mb. Setelah itu hingga

tanggal 15 Maret tekanan udara bergerak turun mencapai 1008.8 mb.

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

tanggal

Grafik 4.2 Curah hujan stamet Cengkareng

22

3 dan 4 Maret masing-masing adalah 1 dan 7 mm. Tanggal 5 Maret curah hujan

yang teramati mencapai 32.9 mm. Dari tanggal 6 hingga tanggal 8 Maret, curah

hujan sangat kecil dibawah 5 mm (lihat grafik 4.2), sedangkan tanggal 9 Maret

terdapat curah hujan yang tinggi sekitar 92.3 mm.

4.1.2.2 Stasiun Meteorologi Kemayoran

a. Tekanan Udara

Tekanan udara pada stasiun meteorologi Kemayoran sesuai grafik 4.3

dapat dilihat tanggal 1 Maret tekanan udara yang tercatat pada stasiun meteorologi

Kemayoran sekitar 1008 mb. Kemudian bergerak naik sampai tanggal 5 Maret

hingga mencapai nilai 1009.7 mb, setelah tanggal 5 Maret, tekanan udara turun

drastis mencapai nilai 1006.8 mb pada tanggal 7 Maret. Tekanan udara bergerak

naik signifikan hingga tanggal 9 Maret dengan nilai sebesar 1010 mb dan

bergerak naik lagi hingga tanggal 12 Maret menjadi 1011.2 mb. Setelah itu hingga

tanggal 15 Maret tekanan udara bergerak turun mencapai 1008.8 mb.

13 14 15

Grafik 4.2 Curah hujan stamet Cengkareng

Page 23: siklon tropis kajian

23

b. Curah hujan

Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa terjadi hari hujan pada stasiun

meteorologi Kemayoran pada awal bulaan Maret 2007 hingga pertengahan bulan

Maret 2007, dengan jumlah curah hujan yang berbeda untuk tiap harinya.

Pada tanggal 1 Maret curah hujan yang tercatat 2.6 mm, sedangkan tanggal

2 Maret mencapai 17.7 mm. Tanggal 4 Maret hujan yang terukur sebanyak 5.3

mm tanggal 5 Maret terjadi peningkatan curah hujan menjadi 17.5 mm. Tanggal 8

Maret curah hujan mencapai 12. 9 mm sedangkan pada tanggal 9 Maret hujan

meningat signifikan dari hari sebelumnya menjadi 32 mm. Tanggal 10 hujan

cenderung lebih rendah dari hari sebelumnya hanya 9.8 mm sedangkan tanggal 11

Maret lebih rendah lagi 6 mm. Tanggal 14 Maret terjadi hujan dengan takaran

cukup tinggi sekitar 22 mm.

1003100410051006100710081009101010111012

1 2 3

tekanan (mb)

05

101520253035

1 2 3

curah hujan (mm)

Grafik 4.3. Tekanan udara stamet Kemayoran

Grafik 4.4 Curah hujan stamet Kemayoran

23

b. Curah hujan

Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa terjadi hari hujan pada stasiun

meteorologi Kemayoran pada awal bulaan Maret 2007 hingga pertengahan bulan

Maret 2007, dengan jumlah curah hujan yang berbeda untuk tiap harinya.

Pada tanggal 1 Maret curah hujan yang tercatat 2.6 mm, sedangkan tanggal

2 Maret mencapai 17.7 mm. Tanggal 4 Maret hujan yang terukur sebanyak 5.3

mm tanggal 5 Maret terjadi peningkatan curah hujan menjadi 17.5 mm. Tanggal 8

Maret curah hujan mencapai 12. 9 mm sedangkan pada tanggal 9 Maret hujan

meningat signifikan dari hari sebelumnya menjadi 32 mm. Tanggal 10 hujan

cenderung lebih rendah dari hari sebelumnya hanya 9.8 mm sedangkan tanggal 11

Maret lebih rendah lagi 6 mm. Tanggal 14 Maret terjadi hujan dengan takaran

cukup tinggi sekitar 22 mm.

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14tanggal

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

tanggal

Grafik 4.3. Tekanan udara stamet Kemayoran

Grafik 4.4 Curah hujan stamet Kemayoran

23

b. Curah hujan

Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa terjadi hari hujan pada stasiun

meteorologi Kemayoran pada awal bulaan Maret 2007 hingga pertengahan bulan

Maret 2007, dengan jumlah curah hujan yang berbeda untuk tiap harinya.

Pada tanggal 1 Maret curah hujan yang tercatat 2.6 mm, sedangkan tanggal

2 Maret mencapai 17.7 mm. Tanggal 4 Maret hujan yang terukur sebanyak 5.3

mm tanggal 5 Maret terjadi peningkatan curah hujan menjadi 17.5 mm. Tanggal 8

Maret curah hujan mencapai 12.9 mm sedangkan pada tanggal 9 Maret hujan

meningat signifikan dari hari sebelumnya menjadi 32 mm. Tanggal 10 hujan

cenderung lebih rendah dari hari sebelumnya hanya 9.8 mm sedangkan tanggal 11

Maret lebih rendah lagi 6 mm. Tanggal 14 Maret terjadi hujan dengan takaran

cukup tinggi sekitar 22 mm.

14 15

14 15

Grafik 4.3. Tekanan udara stamet Kemayoran

Grafik 4.4 Curah hujan stamet Kemayoran

Page 24: siklon tropis kajian

24

4.1.2.3 Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok

a. Tekanan Udara

Dari grafik 4.5 dapat dilihat bahwa tanggal 1 M aret tekanan udaranya

sekitar 1012.5 mb. Dari tanggal 2 hingga tanggal 4 Maret tekanan udara bergerak

turun mmenjadi 1011.5 mb. Tanggal 5 dan 6 Maret tekanan naik secara signifikan

menjadi 1013.5 mb dan turun lagi pada keesokan harinya menjadi 1012.9 mb.

Keadaan ini bertahan hingga tanggal 11 Maret dan turun lagi manjadi 1012.2 mb

pada tanggal 13 Maret.

b. Curah Hujan

Dari grafik 4.6 terlihat hujan yang banyak terjadi pada awal dan

pertengahan bulan Maret 2007. Pada bulan Maret hujan terjadi antara tanggal 2

hingga tanggal 5 Maret dengan curah hujan dibawah 10 mm, sesuai grafik 4.6

pada tanggal 7 Maret hingga tanggal 10 Maret terjadi hujan dengan curah hujan

yang cukup tinggi. Tanggal 7 Maret curah hujannya 6.6 mm, sedangkan tanggal 8

Maret meningkat dari hari sebelumnya menjadi 19.0 mm dan kembali meningkat

pada tanggal 9 Maret menjadi 29.4 mm.

1010.51011

1011.51012

1012.51013

1013.51014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

tekanan (mb)

tanggal

Grafik 4.5 Tekanan udara stamar Tanjung Priok

Page 25: siklon tropis kajian

25

4.1.2.4 Stasiun Klimatologi Pondok Betung

a. Tekanan Udara

Dari grafik 4.7 dapat dilihat pada tanggal 1 Maret tekanan udara 1008.3

mb. Pada tanggal 4 Maret tekanan udara yang tercatat menunjukan 1009.8 mb dan

turun secara signifikan menjadi 1005.9 mb pada tanggal 7 Maret. Kemudian

bergerak naik hingga tanggal 9 Maret menjadi 1009.7 mb dan naik lagi pada

kisaran 1011.4 mb pada tanggal 13 Maret. Setelah tanggal 13 Maret, tekanan

bergerak turun hingga mencapai 1008.5 mb pada tanggal 15 Maret.

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

1 2 3

curah hujan (mm)

1003100410051006100710081009101010111012

1 2 3

tekanan (mb)

Grafik 4.6 Curah hujan stamar Tanjung Priok

Grafik 4.7. Tekanan udara staklim Pondok Betung

25

4.1.2.4 Stasiun Klimatologi Pondok Betung

a. Tekanan Udara

Dari grafik 4.7 dapat dilihat pada tanggal 1 Maret tekanan udara 1008.3

mb. Pada tanggal 4 Maret tekanan udara yang tercatat menunjukan 1009.8 mb dan

turun secara signifikan menjadi 1005.9 mb pada tanggal 7 Maret. Kemudian

bergerak naik hingga tanggal 9 Maret menjadi 1009.7 mb dan naik lagi pada

kisaran 1011.4 mb pada tanggal 13 Maret. Setelah tanggal 13 Maret, tekanan

bergerak turun hingga mencapai 1008.5 mb pada tanggal 15 Maret.

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14tanggal

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14tanggal

Grafik 4.6 Curah hujan stamar Tanjung Priok

Grafik 4.7. Tekanan udara staklim Pondok Betung

25

4.1.2.4 Stasiun Klimatologi Pondok Betung

a. Tekanan Udara

Dari grafik 4.7 dapat dilihat pada tanggal 1 Maret tekanan udara 1008.3

mb. Pada tanggal 4 Maret tekanan udara yang tercatat menunjukan 1009.8 mb dan

turun secara signifikan menjadi 1005.9 mb pada tanggal 7 Maret. Kemudian

bergerak naik hingga tanggal 9 Maret menjadi 1009.7 mb dan naik lagi pada

kisaran 1011.4 mb pada tanggal 13 Maret. Setelah tanggal 13 Maret, tekanan

bergerak turun hingga mencapai 1008.5 mb pada tanggal 15 Maret.

14 15

14 15

Grafik 4.6 Curah hujan stamar Tanjung Priok

Grafik 4.7. Tekanan udara staklim Pondok Betung

Page 26: siklon tropis kajian

26

b. Curah hujan

Dari grafik 4.8 dapat dilihat hujan yang tercatat pada stasiun klimatologi

Pondok Betung dari periode tanggal 1 Maret hingga 15 Maret. Pada grafik ini

terlihat hujan yang turun kebanyakan dibawah 10 mm, kecuali pada tanggal 9

Maret yang mencapai 33.4 mm.

4.1.3 Analisa Angin

Pada umumnya angin pada tangggal 1 sampai tanggal 3 Maret, yakni

sebelum munculnya siklon tropis, arah angin dari wilayah barat Indonesia yakni

dari daerah Samudra Indonesia. Angin ini sebenarnya berasal dari daerah Asia dan

Eropa karena disini terdapa t daerah bertekanan tingi (daratan Cina), karena angin

bergerak dari daerah bertekanan tinggi kedaerah bertekanan rendah kemudian

menuju Laut Cina Selatan terus ke daerah S amudra Indonesia dan masuk k e

wilayah Indonesia.

0

10

20

30

40

1 2 3

curah hujan (mm)

Grafik 4.8 Curah hujan staklim Pondok Betung

26

b. Curah hujan

Dari grafik 4.8 dapat dilihat hujan yang tercatat pada stasiun klimatologi

Pondok Betung dari periode tanggal 1 Maret hingga 15 Maret. Pada grafik ini

terlihat hujan yang turun kebanyakan dibawah 10 mm, kecuali pada tanggal 9

Maret yang mencapai 33.4 mm.

4.1.3 Analisa Angin

Pada umumnya angin pada tangggal 1 sampai tanggal 3 Maret, yakni

sebelum munculnya siklon tropis, arah angin dari wilayah barat Indonesia yakni

dari daerah Samudra Indonesia. Angin ini sebenarnya berasal dari daerah Asia dan

Eropa karena disini terdapa t daerah bertekanan tingi (daratan Cina), karena angin

bergerak dari daerah bertekanan tinggi kedaerah bertekanan rendah kemudian

menuju Laut Cina Selatan terus ke daerah S amudra Indonesia dan masuk k e

wilayah Indonesia.

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

tanggal

Grafik 4.8 Curah hujan staklim Pondok Betung

26

b. Curah hujan

Dari grafik 4.8 dapat dilihat hujan yang tercatat pada stasiun klimatologi

Pondok Betung dari periode tanggal 1 Maret hingga 15 Maret. Pada grafik ini

terlihat hujan yang turun kebanyakan dibawah 10 mm, kecuali pada tanggal 9

Maret yang mencapai 33.4 mm.

4.1.3 Analisa Angin

Pada umumnya angin pada tangggal 1 sampai tanggal 3 Maret, yakni

sebelum munculnya siklon tropis, arah angin dari wilayah barat Indonesia yakni

dari daerah Samudra Indonesia. Angin ini sebenarnya berasal dari daerah Asia dan

Eropa karena disini terdapat daerah bertekanan tingi (daratan Cina), karena angin

bergerak dari daerah bertekanan tinggi kedaerah bertekanan rendah kemudian

menuju Laut Cina Selatan terus ke daerah S amudra Indonesia dan masuk ke

wilayah Indonesia.

14 15

Grafik 4.8 Curah hujan staklim Pondok Betung

Page 27: siklon tropis kajian

27

Sumber : BMG

Pada saat sebelum terjadinya siklon tropis Jacob dan George arah angin

seperti pada peta bertiup dari arah barat sampai ba rat laut wilayah Indonesia

menuju pusat tekanan rendah sehinga pada wilayah Jakarta terjadi daerah

konvergensi dari massa udara bumi bagian selatan dan utara. Pada tiga hari

sebelum terjadi siklon kecepatan angin pada tiap -tiap stasiun berkisar antara (lihat

lampiran 1 - 6).

Stasiun Kecepatan (knot) Arah ( o)

Cengkareng 14 - 20 230 - 250

Tanjung priok 10 - 16 250 - 280

Kemayoran 7 - 15 270 -310

Pondok betung 5 - 7 180 - 280

Sedangkan pada saat terjadi siklon tropis, angin yang melalui Jakarta

semuanya terpengaruhi, sehingga pada saat siklon bergerak mendekat kearah

Jakarta, Jakarta menjadi daerah konvergensi yang sangat me mungkinkan untuk

terjadinya cuaca buruk, contohnya pada tanggal 7 Maret 2007 (lihat gambar 4.2).

Sedangkan data angin dari stasiun pengamatan meteorologi yang ada di Jakarta

selama terjadi siklon mencatat bahwa angin di Jakarta melemah dari keadaan

Gambar 4.1 Peta Streamline Tanggal 2 Maret 2007

Tabel 4.1 Data angin Stasiun Meteorologi sebelum terjadi siklon George dan Jacob

27

Sumber : BMG

Pada saat sebelum terjadinya siklon tropis Jacob dan George arah angin

seperti pada peta bertiup dari arah barat sampai ba rat laut wilayah Indonesia

menuju pusat tekanan rendah sehinga pada wilayah Jakarta terjadi daerah

konvergensi dari massa udara bumi bagian selatan dan utara. Pada tiga hari

sebelum terjadi siklon kecepatan angin pada tiap -tiap stasiun berkisar antara (lihat

lampiran 1 - 6).

Stasiun Kecepatan (knot) Arah ( o)

Cengkareng 14 - 20 230 - 250

Tanjung priok 10 - 16 250 - 280

Kemayoran 7 - 15 270 -310

Pondok betung 5 - 7 180 - 280

Sedangkan pada saat terjadi siklon tropis, angin yang melalui Jakarta

semuanya terpengaruhi, sehingga pada saat siklon bergerak mendekat kearah

Jakarta, Jakarta menjadi daerah konvergensi yang sangat me mungkinkan untuk

terjadinya cuaca buruk, contohnya pada tanggal 7 Maret 2007 (lihat gambar 4.2).

Sedangkan data angin dari stasiun pengamatan meteorologi yang ada di Jakarta

selama terjadi siklon mencatat bahwa angin di Jakarta melemah dari keadaan

Gambar 4.1 Peta Streamline Tanggal 2 Maret 2007

Tabel 4.1 Data angin Stasiun Meteorologi sebelum terjadi siklon George dan Jacob

27

Sumber : BMG

Pada saat sebelum terjadinya siklon tropis Jacob dan George arah angin

seperti pada peta bertiup dari arah barat sampai ba rat laut wilayah Indonesia

menuju pusat tekanan rendah sehinga pada wilayah Jakarta terjadi daerah

konvergensi dari massa udara bumi bagian selatan dan utara. Pada tiga hari

sebelum terjadi siklon kecepatan angin pada tiap -tiap stasiun berkisar antara (lihat

lampiran 1 - 6).

Stasiun Kecepatan (knot) Arah ( o)

Cengkareng 14 - 20 230 - 250

Tanjung priok 10 - 16 250 - 280

Kemayoran 7 - 15 270 -310

Pondok betung 5 - 7 180 - 280

Sedangkan pada saat terjadi siklon tropis, angin yang melalui Jakarta

semuanya terpengaruhi, sehingga pada saat siklon bergerak mendekat kearah

Jakarta, Jakarta menjadi daerah konvergensi yang sangat me mungkinkan untuk

terjadinya cuaca buruk, contohnya pada tanggal 7 Maret 2007 (lihat gambar 4.2).

Sedangkan data angin dari stasiun pengamatan meteorologi yang ada di Jakarta

selama terjadi siklon mencatat bahwa angin di Jakarta melemah dari keadaan

Gambar 4.1 Peta Streamline Tanggal 2 Maret 2007

Tabel 4.1 Data angin Stasiun Meteorologi sebelum terjadi siklon George dan Jacob

Page 28: siklon tropis kajian

28

sebelum terjadinya siklon tropis ini. Berikut adalah data dari stasiun meteorologi

Cengkareng selama terjadi siklon.

Tanggal Jam pengamatan (UTC) Arah / kecepatan

6-Mar-07 00.00 200/08

06.00 280/12

12.00 250/10

18.00 240/05

7-Mar-07 00.00 240/08

06.00 300/10

12.00 240/11

18.00 270/08

8-Mar-07 00.00 270/03

06.00 320/61

12.00 340/06

18.00

9-Mar-07 00.00

06.00 320/10

12.00 340/04

18.00 270/04

10-Mar-07 00.00

06.00 320/12

12.00 040/05

18.00 270/05

11-Mar-07 00.00 180/04

06.00 340/13

12.00 070/03

18.00 120/03

12-Mar-07 00.00 calm

06.00 320/09

12.00 calm

18.00 calm

Tabel 4.2 Data angin Stasiun Meteorologi saat terjadi siklon George dan Jacob

Page 29: siklon tropis kajian

29

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa selama terjadi siklon

angin cenderung datang dari arah barat dan angin membentuk daerah konvergensi

di daerah Jakarta dan sekitarnya sehingga memungkinkan terjadinya cuaca buruk

pada daerah ini. Massa udara yang datang dari Laut Cina S elatan berbelok di

daerah sekitar garis ekuator kemudian bergerak menuju daer ah tekanan rendah,

dalam hal ini siklon tropis George dan Jacob .

Sumber : BMG

4.2 PEMBAHASAN

Pada sub bab analisa diatas telah kita lihat analisa tekanan, curah hujan

dan kedaan angin pada masing – masing stasiun selama periode terjadinya siklon

tropis George dan siklon tropis Jacob. Berikut akan dibahas kejadian – kejadian

signifikan secara meteorologi, khususnya tekanan dan curah hujan.

Pada tekanan akan dilihat dari tiga segi analisa yang pertama grafik

perubahan tekanan udara di Jakarta yang dikaitkan dengan kehadiran siklon tropis

George dan siklon tropis Jacob. Yang kedua adalah dengan menghubungkan jarak

siklon tropis dari Jakarta dan yang ketiga adalah meninjau hubungan te kanan di

dipusat siklon dengan tekanan udara permukaan di Jakarta. Serta perhitungan

dampak gabungan kedua siklon tropis terhadap tekanan udara di Jakarta. Jakarta

dalam hal ini akan diwakilkan dengan stasiun meteorologi Cengkareng.

Gambar 4.2 Peta Streamline Tanggal 7 Maret 2007

29

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa selama terjadi siklon

angin cenderung datang dari arah barat dan angin membentuk daerah konvergensi

di daerah Jakarta dan sekitarnya sehingga memungkinkan terjadinya cuaca buruk

pada daerah ini. Massa udara yang datang dari Laut Cina S elatan berbelok di

daerah sekitar garis ekuator kemudian bergerak menuju daer ah tekanan rendah,

dalam hal ini siklon tropis George dan Jacob .

Sumber : BMG

4.2 PEMBAHASAN

Pada sub bab analisa diatas telah kita lihat analisa tekanan, curah hujan

dan kedaan angin pada masing – masing stasiun selama periode terjadinya siklon

tropis George dan siklon tropis Jacob. Berikut akan dibahas kejadian – kejadian

signifikan secara meteorologi, khususnya tekanan dan curah hujan.

Pada tekanan akan dilihat dari tiga segi analisa yang pertama grafik

perubahan tekanan udara di Jakarta yang dikaitkan dengan kehadiran siklon tropis

George dan siklon tropis Jacob. Yang kedua adalah dengan menghubungkan jarak

siklon tropis dari Jakarta dan yang ketiga adalah meninjau hubungan te kanan di

dipusat siklon dengan tekanan udara permukaan di Jakarta. Serta perhitungan

dampak gabungan kedua siklon tropis terhadap tekanan udara di Jakarta. Jakarta

dalam hal ini akan diwakilkan dengan stasiun meteorologi Cengkareng.

Gambar 4.2 Peta Streamline Tanggal 7 Maret 2007

29

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa selama terjadi siklon

angin cenderung datang dari arah barat dan angin membentuk daerah konvergensi

di daerah Jakarta dan sekitarnya sehingga memungkinkan terjadinya cuaca buruk

pada daerah ini. Massa udara yang datang dari Laut Cina S elatan berbelok di

daerah sekitar garis ekuator kemudian bergerak menuju daer ah tekanan rendah,

dalam hal ini siklon tropis George dan Jacob .

Sumber : BMG

4.2 PEMBAHASAN

Pada sub bab analisa diatas telah kita lihat analisa tekanan, curah hujan

dan kedaan angin pada masing – masing stasiun selama periode terjadinya siklon

tropis George dan siklon tropis Jacob. Berikut akan dibahas kejadian – kejadian

signifikan secara meteorologi, khususnya tekanan dan curah hujan.

Pada tekanan akan dilihat dari tiga segi analisa yang pertama grafik

perubahan tekanan udara di Jakarta yang dikaitkan dengan kehadiran siklon tropis

George dan siklon tropis Jacob. Yang kedua adalah dengan menghubungkan jarak

siklon tropis dari Jakarta dan yang ketiga adalah meninjau hubungan te kanan di

dipusat siklon dengan tekanan udara permukaan di Jakarta. Serta perhitungan

dampak gabungan kedua siklon tropis terhadap tekanan udara di Jakarta. Jakarta

dalam hal ini akan diwakilkan dengan stasiun meteorologi Cengkareng.

Gambar 4.2 Peta Streamline Tanggal 7 Maret 2007

Page 30: siklon tropis kajian

30

Untuk peninjauan yang kedua dan ketiga akan digunakan metode statistik

yaitu mencari korelasi dengan mengunakan rumus regresi linier sebagai berikut :

–{n X2 – ( X)2 }{n Y2 – ( Y) 2}

= r

Dengan :

r = menunjukan tingkat korelasi

n = banyaknya data

X = data tekanan di stasiun Cengkareng

Y = data dari siklon tropis

Dari foto satelit akan terlihat apakah kehadiran siklon tropis George dan

siklon tropis Jacob ada pengaruhnya terhadap turunya hujan di Jakarta, yakni

dengan melihat perkembangan dan pergerakan siklon tropis serta memperhatikan

distribusi perawanannya. Peta streamline digunakan untuk menentukan keadaan

Jakarta akibat munculnya siklon tropis apakah keadaannya terbentuk daerah

divergensi atau konvergensi. Tentunya juga dengan memperhatikan grafik curah

hujan dari stasiun meteorologi di Jakarta.

4.2.1 Tekanan Udara

Dari grafik tekanan udara pada masing – masing stasiun dapat dilihat

bahwa ketika kedua siklon mendekat, tekanan udara pada setiap stasiun cenderung

bergerak turun ( lihat grafik tekanan udara masing – masing stasiun ). Ini terbukti

dari turunnya harga tekanan udara pada tanggal 7 Maret yang sesuai dengan

tanggal pergerakan siklon yang menuju Jakarta. Tanggal 7 Maret siklon tropis

George berada pada kategori 3 dan terus menguat, dengan jarak yang paling dekat

Page 31: siklon tropis kajian

31

dengan Jakarta sekitar 1600 km. Siklon tropis Jacob tanggal 7 Maret berjarak

sekitar 600 km dari Jakarta dengan intensitas kategori 2.

Setelah tanggal 7 Maret dapat dilihat bahwa tekanan berger ak naik hingga

tanggal 12 Maret, hal ini sejalan dengan pergerakan kedua siklon tropis yang

bergerak menjauhi Jakarta dan punah tanggal 12 Maret. Dari sini dapat dikatakan

bahwa saat siklon bergerak mendekat maka tekanan udara masing – masing

stasiun cenderung turun, dan saat kedua siklon bergerak menjauh tekanan udara

bergerak naik.

Dari hasil perhitungan mengunakan rumus korelasi didapatkan bahwa,

hubungan antara tekanan di pusat siklon George terhadap tekanan di Jakarta

adalah sebesar 17 %, sedangkan hubungan tekanan di pusat siklon tropis Jacob

terhadap perubahan tekanan di Jakarta 10.5 % (lihat tabel 4.3). Untuk gabungan,

dalam hal ini rata-rata tekanan kedua siklon tropis terhadap tekanan di Jakarta

sebesar 34 %. Dari perhitungan ini dapat dikatakan bahwa perubahan tekanan

udara di Jakarta lebih besar dipengaruhi oleh gabungan kedua siklon tropis .

Tabel 4.3 Rata-Rata Nilai Korelasi Tekanan di Stasiun Terhadap Siklon

Nama StasiunKorelasi Tekanan di Stasiun dengan Tekanan Siklon

George Jacob George dan Jacob

Cengkareng 22.604 0.998 51.339Kemayoran 9.923 1.082 26.729Tanjung Priok 16.241 39.063 15.312

Pondok Betung 18.318 1.082 42.772

Nilai Rata-rata 16.7715 10.55625 34.038

Untuk pengaruh jarak siklon tropis terhadap perubahan tekanan di Jakarta

hubungannnya yaitu, untuk perubahan jarak siklon tropis George terhadap

perubahan tekanan di Jakarta sebesar 64.3 % dan untuk Jacob sebesar 49 %

sedangkan gabungan kedua siklon tropis ini mencapai 61 % (lihat tabel 4.4). Dari

perhitungan ini terlihat bahwa ternyata siklon tropis George lebih mempengaruhi

Jakarta. Pengaruh untuk tiap daerah untuk lebih jelas dapat dilihat di lampiran 9-

Page 32: siklon tropis kajian

32

32. Dapat dilihat disini bahwa untuk stasiun Tanjung Priok harga r bernilai negatif

yang artinya tidak sama dengan karakteristk stasiun yang lain saat terjadi siklon

tropis.

Tabel 4.4 Rata-Rata Nilai Korelasi Tekanan di Stasiun Terhadap Siklon

Nama StasiunKorelasi Tekanan di Stasiun dengan Jarak Siklon

George Jacob George dan Jacob

Cengkareng 80.5 58.476 76.311Kemayoran 77.317 53.323 69.689Tanjung Priok 19.097 24.503 22.848

Pondok Betung 80.820 58.676 73.616

Nilai Rata-rata 64.335 48.7445 60.616

4.2.2 Curah Hujan

Dari grafik curah hujan dari masing – masing stasiun dapat dilihat selama

terjadinya siklon tropis George dan siklon tropis Jacob curah hujan tiap harinya

berubah fluktuatif. Dari peta streamline dapat dilihat karena kehadiran siklon

tropis George dan siklon tropis Jacob menyebabkan Jakarta menjadi daerah

konvergensi. Karena pengaruh konvergensi ini pada wilayah Jakarta tumbuh awan

– awan tebal hal ini dapat dibuktikan dengan melihat foto satelit (lihat lampiran

35-38). Ketika terjadinya siklon tropis George dan Jacob perawanan didaerah

barat Indonesia dan Samudra Indonesia seolah – olah ditarik oleh kedua siklon

tropis.

Saat siklon tropis George dan Jacob bergerak mendekati Jakarta dari

garfikcurah hujan terlihat bahwa curah hujan juga me ningkat, tetapi puncak curah

hujan terjadi pada tanggal 9 Maret yang artinya 2 hari setelah jarak antara siklon

tropis George dan Jacob paling dekat dengan Jakarta. Sedangkan setelah tanggal 9

Maret curah hujan berkurang bahkan pada beberapa daerah tidak t urun hujan.

Kejadian ini didukung oleh distribusi awan yang terlihat dari foto satelit (lihat

lampiran 35-38), dimana pada saat siklon tropis George dan Jacob muncul dan

bergerak mendekati Jakarta, perawanan yang luas terlihat menutupi daerah

Page 33: siklon tropis kajian

33

Jakarta. Dari foto satelit juga terlihat bahwa awan tebal menutupi daerah Jakarta

hingga tanggal 11 Maret, ini didukung dengan data curah hujan tiap stasiun yang

menunjukan setelah tanggal 11 Maret hujan jarang terjadi.

4.2.3 Angin

Angin merupakan suatu unsur cuaca yang paling dipengaruhi oleh

kehadiran siklon tropis. Seperti pada bab sebelumnya telah dikatakan bahwa jarak

pengaruh siklon tropis adalah radius 500 km, walaupun begitu karena atmosfer

merupakan fluida yang tidak terbataskan oleh ruang maka daerah-daerah

sekitarnya (diluar 500 km) secara otomatis medan anginnya juga terpengaruhi

oleh suatu gangguan cuaca dalam hal ini oleh kehadiran suatu siklon seperti siklon

George dan Jacob. Demikian juga dengan yang akan kita bahas disini walaupun

jaraknya diluar 500 km dari radius siklon George dan Jacob Jakarta juga dilihat

terkena pengaruh pada medan angin oleh hadirnya siklon George dan siklon

Jacob. Pada analisa ini akan dilihat peta streamline dan kecepatan serta arah angin

pada stasiun.

Pada saat terjadi siklon tropis George dan Jacob angin bervariasi tetapi

dominan dari barat hal ini didukung oleh posisi siklon tropis yang berada di

sebelah tenggara hingga selatan Jakarta dan juga pengaruh musim pada saat itu

yaitu monsoon Asia. Demikian pula dengan kehadiran siklon tropis George dan

Jacob, perubahan arah angin lebih dominan dibanding dengan perubahan

kecepatan.

Pada analisa streamline juga jelas terlihat bagaimana pengaruh kehadiran

siklon tropis George dan Jacob terhadap arah angin di Jakar ta. Jadi dapat

dikatakan keberadaan siklon tropis George dan Jacob sangat erat kaitannya

dengan arus angin di Jakarta karena terlihat bahwa arus angin di Jakarta selalu

menuju pusat tekanan rendah dalam hal ini siklon tropis George dan Jacob.

Page 34: siklon tropis kajian

34

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan pengaruh siklon tropis George dan Jacob diatas,

dapat ditarik beberapa ksimpulan dantara lain :

1. Adanya siklon tropis George dan Jacob mempengaruhi perubahan tekanan

udara di Jakarta.

2. Pada saat siklon tropis George dan Jacob bergerak mendekat, tekanan

udara cenderung bergerak turun dan saat siklon tropis tersebut bergerak

menjauh tekanan bergerak naik.

3. Curah hujan meningkat saat siklon tropis George dan Jacob menjauhi

Jakarta, yaitu saat siklon tropis George di sebelah selatan kepulauan Nusa

Tenggara dan siklon tropis Jacob di sebelah selatan Jawa.