laporan kelompok

47
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Bioetik dan humaniora dalam kedokteran adalah suatu mata kuliah wajib untuk mahasiswa kedokteran yang menjadi kebutuhan dasar dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan etika kedokteran dan undang-undang yang mengatur tentang kesehatan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, etika kedokteran merupakan area kompetensi pertama. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum mendalami lebih jauh tentang teori-teori serta paktek kedokteran, para mahasiswa harus mengetahui standar etika dalam ilmu kedokteran, hal inilah yang menyebabkan Mata Kuliah Bioetik dan Humaniora diberikan kepada mahasiswa kedokteran tahun pertama. Untuk memahami secara mendalam esensi dari bioetik dan humaniora dalam kedokteran, mahasiswa dituntut untuk memahami terlebih dahulu kondisi di lapangan dalam hal ini Rumah Sakit dan Puskesmas. Hal inilah yang menjadi dasar dilaksanakannya 1

Upload: dwi-ayu-indaswary-nhb

Post on 02-Jan-2016

307 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENULISAN

Bioetik dan humaniora dalam kedokteran adalah suatu mata kuliah

wajib untuk mahasiswa kedokteran yang menjadi kebutuhan dasar dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan etika kedokteran dan

undang-undang yang mengatur tentang kesehatan. Sesuai dengan Standar

Kompetensi Dokter Indonesia, etika kedokteran merupakan area kompetensi

pertama. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum mendalami lebih jauh tentang

teori-teori serta paktek kedokteran, para mahasiswa harus mengetahui standar

etika dalam ilmu kedokteran, hal inilah yang menyebabkan Mata Kuliah

Bioetik dan Humaniora diberikan kepada mahasiswa kedokteran tahun

pertama.

Untuk memahami secara mendalam esensi dari bioetik dan humaniora

dalam kedokteran, mahasiswa dituntut untuk memahami terlebih dahulu

kondisi di lapangan dalam hal ini Rumah Sakit dan Puskesmas. Hal inilah

yang menjadi dasar dilaksanakannya observasi lapangan dengan target

Rumah Sakit dan Puskesmas di sekitar wilayah Kota Kendari.

Dalam melakukan observasi lapangan, mahasiswa diminta untuk

mengamati kondisi Rumah Sakit/Puskesmas serta kegiatan pelayanan

kesehatan. Yang harus ditekankan adalah “Mahasiswa hanya bisa mengamati,

bukan menilai”. Dalam melakukan pengamatan, mahasiswa dapat

memperoleh data dan informasi mengenai RS/Puskesmas dari hasil

wawancara staf, perawat, atau pasien dan membuat catatan lapangan yang

berisi hasil pengamatan. Dari hasil catatan lapangan observer itulah penulis

akan rangkum dalam laporan hasil observasi ini.

1

B. METODE PENULISAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi di RS. Santa Anna

dengan metode kuantitatif berdasarkan panduan penulisan laporan yang telah

disampaikan oleh dr. Sri Asriyani, Sp. Radiologi, yaitu sebagai berikut.

o BAB I PENDAHULUAN

o BAB II TINJAUAN PUSTAKA

o BAB III HASIL OBSERVASI:

- Gambaran Umum Lokasi

- Fokus Pengamatan

o BAB IV PEMBAHASAN

o BAB V PENUTUP

o DAFTAR PUSTAKA

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mendeskripsikan gambaran umum lokasi RS. Santa Anna.

2. Untuk mengetahui kebijakan pelayanan kesehatan di RS. Santa Anna.

3. Untuk memahami penerapan prinsip dan kaidah etik kedokteran di

lapangan.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi penulis dan mahasiswa lain, dapat menjadi sumber pengetahuan dan

bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada

khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

2. Bagi Pemerintah dan Masyarakat (termasuk dokter, staf Rumah

Sakit/Puskesmas, perawat, dosen, dan orang tua), dapat menjadi acuan

sikap ataupun tindakan yang akan dilakukan untuk mengembangkan

2

pelayanan kesehatan sesuai dengan prinsip dan kaidah etik kedokteran

demi mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam membahas hasil observasi, penulis mengacu pada beberapa pasal dalam

UU RI No. 44 Tahun 2009, yaitu sebagai berikut.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009

TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan

Presiden Republik Indonesia, Memutuskan; Menetapkan : Undang-Undang

Tentang Rumah Sakit.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

4

Pasal 2

Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada

nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan

hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,

serta mempunyai fungsi sosial.

Pasal 3

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan;

b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;

dan

d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

BAB III

TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 4

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna.

Pasal 5

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit

mempunyai fungsi :

5

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis;

c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

dan

d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;

BAB V

PERSYARATAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 7

(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,

sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

(2) Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau

swasta.

(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana

Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu,

atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum

atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

6

(4) Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang dimaksud

pada ayat (2) harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya

hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

Bagian Kedua

Lokasi

Pasal 8

(1) Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus

memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan

tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan

penyelenggaraan Rumah Sakit.

(2) Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan,

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(3) Ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang

Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

(4) Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada studi kelayakan dengan

menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas,

serta demografi.

Bagian Ketiga

Bangunan

Pasal 9

7

Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus

memenuhi :

a. persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada

umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,

kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang

cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.

Pasal 10

(1) Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang

paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

(2) Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit terdiri atas ruang:

a. rawat jalan;

b. ruang rawat inap;

c. ruang gawat darurat;

d. ruang operasi;

e. ruang tenaga kesehatan;

f. ruang radiologi;

g. ruang laboratorium;

h. ruang sterilisasi;

i. ruang farmasi;

j. ruang pendidikan dan latihan;

k. ruang kantor dan administrasi;

l. ruang ibadah, ruang tunggu;

m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;

n. ruang menyusui;

8

o. ruang mekanik;

p. ruang dapur;

q. laundry;

r. kamar jenazah;

s. taman;

t. pengolahan sampah; dan

u. pelataran parkir yang mencukupi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Keempat

Prasarana

Pasal 11

(1) Prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dapat meliputi:a. instalasi air;b. instalasi mekanikal dan elektrikal;c. instalasi gas medik;d. instalasi uap;e. instalasi pengelolaan limbah;f. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;g. petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;h. instalasi tata udara;a. sistem informasi dan komunikasi; danb. ambulan.

(2) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit.

(3) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.

(4) Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

(5) Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.

9

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kelima

Sumber Daya Manusia

Pasal 12

(1) Persyaratan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

ayat (1) yaitu Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi

tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga

kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan.

(2) Jumlah dan jenis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit.

(3) Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik

atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.

(4) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan.

Pasal 13

(1) Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib

memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki

izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja

sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar

prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak

pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.

10

(4) Ketentuan mengenai tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

(1) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan

kebutuhan pelayanan

(2) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih

teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan

setempat.

(3) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah memiliki

Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan tenaga kesehatan asing

pada ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Keenam

Kefarmasian

Pasal 15

(1) Persyaratan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang

bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau.

(2) Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar

pelayanan kefarmasian.

(3) Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di

Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu.

11

(4) Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit

harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan

Pemerintah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Ketujuh

Peralatan

Pasal 16

(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar

pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.

(2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan

dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan

dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.

(3) Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan

dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.

(4) Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus

dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.

(5) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan

oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

(6) Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara

berkala dan berkesinambungan

(7) Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis,

standar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 17

12

Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14,

Pasal 15, dan Pasal 16 tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak

diperpanjang izin operasional Rumah Sakit.

BAB VI

JENIS DAN KLASIFIKASI

Bagian Kesatu

Jenis

Pasal 18

Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

Pasal 19

(1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan

dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

(2) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

(3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan

pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau

kekhususan lainnya.

Pasal 20

(1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah

Sakit publik dan Rumah Sakit privat.

(2) Rumah Sakit publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat

nirlaba.

13

(3) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah

diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau

Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dialihkan menjadi

Rumah Sakit privat.

Pasal 21

Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dikelola

oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas

atau Persero.

Pasal 22

(1) Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah

memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan.

(2) Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi

urusan pendidikan.

Pasal 23

(1) Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan

penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran,

pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan

lainnya.

(2) Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk Jejaring

Rumah Sakit Pendidikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

14

Bagian Kedua

Klasifikasi

Pasal 24

(1) Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang

dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus

diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah

Sakit.

(2) Klasifikasi Rumah Sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. Rumah Sakit umum kelas A;

b. Rumah Sakit umum kelas B;

c. Rumah Sakit umum kelas C;

d. Rumah Sakit umum kelas D.

(3) Klasifikasi Rumah Sakit khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas :

a. Rumah Sakit khusus kelas A;

b. Rumah Sakit khusus kelas B;

c. Rumah Sakit khusus kelas C.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

15

BAB III

HASIL OBSERVASI

A. GAMBARAN UMUM RS. SANTA ANNA

Rumah sakit Santa Anna terletak di Jl. DR. Moh. Hatta No. 65A.

kelurahan Sanua Kecamatan Kendari. Rumah Sakit Snta Anna ini merupakan

salah satu rumah sakit umum swasta katolik dengan type/kelas D di kendari.

Rumah sakit Santa Anna memiliki nomor kode 74 03 04 4. Rumah sakit ini

didirikan pada tanggal 25 Juli 1978, diresmikan pada tanggal 8 Agustus 1978

dan telah dimulaikannya kegiatan rumah sakit pada tanggal 25 Juli 1978.

Luas bangunan rumah sakit ini yaitu 3.340 M2 dengan luas tanah 5.318 M2.

Jumlah dokter yang ada di Rumah sakit ini yaitu 21 orang. Terdiri dari

dokter tetap dan dokter tidak tetap. Dokter tetap berjumlah 2 orang yaitu dr.

Theresia (Dokter umum) dan dr. Mario (dokter ortopedi) serta dokter tidak

tetap berjumlah 19 orang. Rumah sakit Santa Anna mempunyai berbagai

macam dokter spesialis yaitu, dokter ahli kandungan, dokter penyakit dalam,

dokter anak, dokter saraf, dokter bedah, dokter THT, dokter jiwa, dokter

radiologi, dokter anastesi, dan dokter kulit dan kelamin. Rumah sakit ini

menggunakan air bersih yaitu air PAM.

Rumah sakit ini terdiri dari 67 buah tempat tidur dengan pelayanan

rawat inap dan rawat jalan. Pada bagian rawat inap terbagi dari 3 bagian

yaitu. Di bagian lantai atas bernama Santa Monica. Santa monica ini

terkhususkan pada pasien rawat inap perempuan dan anak perempuan. Di

lantai bawah ada terdapat Santo Clemens. Santo Clemens ini khusus

menangani pasien rawat inap laki-laki. Kecuali VIP, ada juga terdapat pasien

perempuan. Di bagian santo Clemens ada terdapat ruang isolasi. Setelah

Santo Clemens ada pula terdapat Santa Yohana. Santa Yohana ini khusus

menangani pasien kebidanan untuk pasien yang mau melahirkan. Ruang

rawat inap pada santa Yohana memiliki kamar bersalin dan kamar operasi

16

juga ada pula ruang ICU dan juga ada ruang UGD yang terletak disebelah

kanan. Kapasitas tempat tidur yang ada diruang ICU ada 4 buah.

Awalnya memasuki rumah sakit ini, akan ditemukan sebuah gereja

katolik disebelah kanan dan disebelah kirinya ada tempat pelayanan kartu

serta tempat pendaftaran. Rumah sakit santa anna ini bersambungan dengan

gereja. Digereja ada terdapat tempat ibadah tetapi semacam sekolah Kristen

karena pada saat kami datang, kami melihat banyak anak-anak sedang belajar

dalam gereja itu. Setelah masuk ke dalam lagi, ada terdapat tempat parkir

mobil dan parkir motor. Bertepatan di depan tempat parker, ada sebuah ruang

Jenazah dan di sebelahnya ada tempat parker mobil ambulance.

Di sebelah kanan, terletak ruang pertemuan. Dan pada lantai atasnya

ada terdapat kamar pegawai dan disamping ruang pertemuan ada Poli Gizi

dan dapur. Rumah sakit ini terlihat sangat bersih dan bebas dari sampah-

sampah besar maupun sampah-sampah kecil.

Disebelah tempat parkir ambulance ada ruang UGD. Di sebelahnya ada

ruangan adsministrasi. Di sebelahnya, ada terdapat sebuah pagar besi kecil

menuju ke bagian santa Yohana (tempat bersalin). Di sebelahnya lagi

langsung berhadapan dengan Santo Clemens. Tepat disebelah santo Clemens

ada terdapat kantin.

2. Fasilitas yang Ada Di RS. Santa Anna

b. UGD

c. Rawat inap

d. Laboratorium

e. Instalasi Farmasi

3. Poliklinik yang tersedia di rumah sakit ini antara lain:

b. Poli umum

c. Poli THT

d. Poli Kandungan

e. Poli Kulit dan Kelamin

17

f. Dalam waktu yang dekat akan tersedia juga Poli Gigi

4. Jenis pelayanan lain yang disediakan oleh rumah sakit ini, yaitu:

b. Radiologi (X-Ray)

c. USG

d. EKG

B. FOKUS PENGAMATAN (GAMBARAN SETIAP BAGIAN)

1. Ruang Registrasi dan Ruang Kartu

Ruang registrasi terletak di sebelah kanan ruang UGD. Ketika

pertama kali kami menginjakkan kaki di dalam ruangan tersebut, tampak

satu meja registrasi panjang yang di depannya terdapat pula enam deret

kursi yang disediakan untuk pengunjung yang sedang mengantri. Selain

itu, di sebelah kiri pintu terdapat poliklinik THT, poliklinik kulit dan

kelamin, serta poliklinik kebidanan. Di sebelah kanan terdapat ruang

kartu dimana ruangan ini digunakan untuk menyimpan kartu-kartu pasien

yang telah melakukan registrasi.

Di meja registrasi tampak tumpukan kartu-kartu pasien yang terdiri

dari 2 macam kartu, yaitu kartu berwarna merah jambu (untuk pasien

perempuan) dan kartu berwarna biru (untuk pasien laki-laki). Di meja ini

juga terdapat sebuah telepon dan alat tulis untuk pasien. Berbeda halnya

dengan meja pembayaran/kasir, hanya terdapat beberapa buku

pembayaran dan notanya.

Kami sempat berbincang-bincang dengan para petugas yang duduk

di meja registrasi. Mereka mengatakan bahwa ada 3 orang yang bertugas

di meja tersebut. Satu orang untuk mengurusi registrasi pasien yang baru

datang, dan 2 orang lainnya mengurusi pembayaran pasien yang telah

menebus obatnya di apotek. Masing-masing petugas memiliki jadwal

jaga, yaitu setiap hari Senin sampai Jumat dengan shift pertama mulai

18

pukul 07.00 pagi sampai pukul 14.00 siang dan shift kedua mulai pukul

14.00 sampai pukul 21.00 malam. Sedangkan untuk hari Sabtu, shift

pertama mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 13.00 siang dan shift

kedua mulai pukul 13.00 sampai pukul 20.00 malam.

Kemudian kami diberitahu tentang prosedur dalam melakukan

registrasi. Adapun tahapan dalam melakukan registrasi adalah sebagai

berikut :

1. Pertama, pasien datang dan melakukan antri di depan meja registrasi.

Kemudian, pasien mulai mengisi kartu registrasi yang telah tersedia.

2. Bila seorang pasien ingin berkonsultasi atau melakukan pemeriksaan

kepada dokter spesialis, maka pasien harus menunggu konfirmasi dari

dokter yang bersangkutan, apakah dokter tersebut ada di tempat

praktek atau tidak. Dalam hal ini, petugas registrasi yang bertugas

menghubungi dokter tersebut. Setelah itu, bila dokter yang

bersangkutan ada ditempat, maka pasien harus menunggu sampai

namanya dipanggil oleh pihak registrasi untuk masuk ke dalam

poliklinik dan mulai dilakukan pemeriksaan oleh dokter.

3. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter memberikan resep kepada

pasien.

4. Resep ini kemudian di bayar dulu di meja kasir.

5. Setelah dinyatakan lunas, maka pasien boleh mengambil obat di apotek

yang terletak di depan ruang kartu.

Setelah kami melakukan observasi di meja registrasi dan meja

kasir, kemudian kami menuju ke ruang kartu. Ruangan ini berukuran

sekitar 3 x 2 meter. Di dalam ruangan ini terdapat 1 set meja komputer, 1

set lemari berlaci banyak (tempat penyimpanan kartu) dan satu set lemari

tempat penyimpanan buku dan catatan kasir.

2. Poli Umum dan UGD

19

Ruang UGD dari RS.Santa Ana tepat berdampigan dengan ruang

untuk poli umum. Dibagian depan ruang UGD terdapat dua rostur dan

dua brangka. Didalam ruangan terdapat dua meja untuk pelayanan para

tenaga medis yang bertugas, terdapat pula dua lemari tempat

penyimpanan obat, sebuah rak panjang pula tersedia untuk tempat

penyimpanan dokumen. Selain itu terdapat alat-alat pendukung yang

sangat diperlukan, yakni dua tabung oksigen berukuran besar dan dua

tabung oksigen berukuran kecil, light box , dan lain sebagainya. Didalam

ruang UGD tersebut terdapat lima buah tempat tidur yang dipisahkan

oleh sekat menjadi tiga ruangan, sehingga ruangan ketiga terdapat tiga

tempat tidur sekaligus. Didalam ruang tersebut pula terdapat satu ruangan

dokter, dan satu toilet.

Dibagian belakang dari ruangan ini, terdapat sebuah lemari untuk

menyimpan barang para petugas medis yang sedang bertugas, sebuah

kulkas, dan beberapa barang yang dibutuhkan lainnya. Hal ini terjadi

karena beberapa gedung dari Rumah sakit ini sedang dalam tahap

renovasi. Sehingga masih ada beberapa ruangan yang masih

digabungkan.

Didalam ruangan tertera tarif perawatan yang diberlakukan sejak

1 Oktober 2012, yakni :

TipeVIP

1 2 3s ICUA B

Har

ga

Rp.405.0

00

Rp.375.0

00

Rp.216.00

0

Rp.120.00

0

Rp.74.0

00

Rp.375.0

00

20

Ketika kami memasuki bagian UGD, kami melihat ada beberapa

perawat yang jaga pada saat itu. Kami disambut dengan baik oleh

perawat tersebut. Kami dipersilahkan mengamati apa-apa yang ada

disekitar ruang UGD. Ruang UGD terlihat tidak terlalu luas. Ketika

masuk, disebelah kiri langsung terdapat 1 tempat tidur pasien dan

disebelah kanan ada terdapat 2 meja perawat. Di belakang meja perawat

ada terdapat tempat pembacaan foto radiologi. Di UGD rumah sakit

Santa Anna, mempunyai, sebuah televisi, sebuah AC, sebuah timbangan

bayi yang kelihatannya sudah rusak, sebuah kulkas sedang, sebuah

westafel, 5 buah tempat tidur, 3 buah lemari, dan sebuah meja registrasi.

UGD terbagi atas tiga ruangan. Di UGD juga terdapat sebuah ruangan,

dimana ruangan tersebut khusus untuk ruangan makan dan kamar siaga

dokter, menurut salah seorang perawat yang sedang bertugas, ruangan

tersebut tidak boleh dimasuki oleh orang asing, kecuali oleh dokter dan

perawat rumah sakit. UGD juga dilengkapi dengan kamar mandi dengan

luas sekitar 2x2 meter menggunakan air bersih terdapat ember sebagai

penampung air dan terdapat closet duduk. Didalam kamar mandi juga

terdapat jemuran kecil dan rak piring yang digunakan untuk menyimpan

piring yang telah dicuci, 3 ember dan alat pel. Di depan UGD terlihat 2

brangkar, 2 rostur, dan 1 tong sampah.

Setelah beberapa menit kami mengamati, kami di persilahkan

untuk keluar dari ruang UGD dan kami pun bergegas keluar dari ruangan

tersebut. Pada saat mengamati terlihat 2 pasien dan 5 perawat yang

sedang bertugas di UGD, dimana 2 perawat sedang melayani seorang

kakek yang ingin mengganti perban luka di kakinya. 2 orang perawat

sedang duduk di depan meja registrasi, dan 1 perawat terlihat sedang

menjaga seorang pasien.

Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh salah satu staf

administrasi RS. Santa Anna, di UGD, ada sistem pergantian jaga (shift),

dimana ada 3 kali pergantian jaga, yaitu pagi, siang, malam, dengan

21

sistem 3 3 2, yaitu 3 perawat yang berjaga pagi-siang mulai dari jam

07.00-02.00, 3 perawat yang berjaga siang-malam mulai dari jam 02.00-

21.00, dan 2 perawat yang berjaga malam-pagi mulai dari jam 21.00-

07.00.

3. Ruang perawatan Santa Yohana (Ruang Bersalin)

Setelah dari ruang UGD, kami menuju ke ruang perawatan Santa

Yohana. Dalam ruangan santa Yohana, terdapat beberapa kelas kamar.

Diantaranya, 3 kelas VIP, dan ada 2 kelas biasa. Dalam kelas biasa, ada

terdiri dari kelas 1 dan kelas 3. Dalam kelas 1, terdapat 2 tempat tidur

pasien dan 2 tempat tidur bayi. Di ruangan kelas 3 ada 4 tempat tidur

pasien dan 4 tempat tidur bayi. Kemudian kami pergi ke tempat registrasi

melihat-lihat, di situ kami penasaran ingin masuk ke suatu ruangan yang

terletak di belakang tempat registrasi. Kami menanyakan kepada

petugasnya, dan ternyata itu adalah ruangan bersalin. Kami dipersilahkan

untuk masuk ke dalam untuk melihat-lihat. Disini kami dipersilahkan

untuk membuka alas kaki, karena ruangan itu adalah ruangan yang steril.

Setelah kami masuk, kami melihat dalam ruangan itu ada 2 buah

incubator, 1 lemari peralatan, 2 tempat tidur pasien dan 1 tempat tidur

bayi. Lama-kelamaan ternyata ada seorang pasien yang akan melahirkan.

Pasien tersebut merintih-rintih kesakitan. Kemudian pasien itu segera di

bawa ke ruang operasi oleh beberapa perawat. Kamipun segera keluar

dari ruangan tersebut berhubung kami sudah dipersilahkan kembali

pulang oleh salah satu pegawai rumah sakit yang mengantar kami untuk

melihat-lihat di sekitar rumah sakit.

4. Instalasi Farmasi (Apotek)

Ruang instalasi farmasi terdiri atas dua bagian besar: ruang

penyimpanan dan ruang obat. Setelah memasuki ruang instalasi melalui

pintu dari arah belakang ruang tersebut, maka ruang penyimpanan akan

22

ditemui terlebih dahulu digunakan untuk menyimpan kiriman obat untuk

RS. Santa Anna dalam bentuk kardus. Tempatnya berukuran sekitar 4x7

meter.

Kemudian dari ruang penyimpanan, kemudian di bagian depan ada

ruang obat. Di ruang obat, terdapat 4 lemari di setiap sisi ruangan yang

setiap lemarinya berisikan obat sesuai dengan jenis obat tersebut. Jika

dilihat dari arah ruang penyimpanan (arah belakang ruang instalasi

farmasi) lemari sebelah kiri merupakan lemari obat tablet, lemari sebelah

depan untuk obat injeksi, dan diantara lemari obat tablet dan injeksi

terdapat lemari obat sirup. Sedangkan untuk sebelah kiri ada lemari

khusus menyimpan alat-alat kesehatan seperti lidocain, abbocath,

handscoen, kateter, spoit dll.

Berdasarkan wawancara dari salah satu karyawan di apotek

tersebut, untuk setiap obat, telah dilengkapi dengan daftar stock

(simpanan) dalam 2 warna berbeda yaitu berwarna ungu dan jingga.

Daftar stock tersebut digunakan sebagai kepentingan administrasi dari

obat tersebut. Apabila obat sejenis diresepkan, jumlahnya bertambah

maka akan ditulis pada daftar stock tersebut sesuai hari dan tanggalnya.

Obat-obat dari instalasi farmasi didatangkan dari Jakarta dan ada

juga dari Makassar oleh pedagang besar farmasi. Lemari injeksi yang

terdapat di bagian depan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk

karyawan yang bekerja di ruangan tersebut. Pada meja lemari obat injeksi

terdapat 2 wadah khusus untuk setiap resep yang diterima. Kedua wadah

tadi kemudian dibagi menjadi 4, sehingga ada 4 golongan resep obat:

resep untuk rawat jalan, resep untuk rawat inap, resep untuk arsip, resep

untuk jamkesmas.

Khusus untuk resep Jamkesmas, obat yang diberikan berupa obat

generik dan obat paten. Ruangan tersebut juga dilengkapi dengan kamera

pengawas yang menangkap gambar di dalam ruangan meliputi semua

23

interaksi yang terjadi dan langsung dihubungkan pada monitor di ruangan

penjaga RS. Santa Anna. Pemasangan kamera pengawas ini bertujuan

untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam ruang obat tersebut.

Untuk bagian instalasi farmasi, ada 2 apoteker dan 8 orang staf.

24

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 1, RS.

Santa Anna merupakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan

promotif dan preventif, dilihat dari berbagai banner yang terpajang di

sekitaran Rumah Sakit yang bertujuan untuk memberitahukan para pasien,

keluarga pasien, pengunjung, dan masyarakat lain untuk melakukan tindakan

pencegahan penyakit sesuai yang tertera pada banner tersebut. RS. Santa

Anna juga meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif, hal itu terlihat dari

jenis pelayanan yang disediakan oleh Rumah Sakit berupa pelayanan

kesehatan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap dengan berbagai fasilitas

tertentu.

B. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 2, RS.

Santa Anna menerima dan memberlakukan dengan baik semua pasien tanpa

membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras dan mempekerjakan

staf dan dokter dengan latar belakang daerah yang berbeda-beda. Hal itu

terlihat dari penjelasan staf administrasi bahwa dokter serta staf yang bekerja

pada Rumah Sakit tersebut berasal dari berbagai daerah, dengan penanggung

jawab Rumah Sakit dari seluruh Indonesia yang diganti setiap 4-5 tahun.

C. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 3-5, RS.

Santa Anna memiliki pelayanan dengan sumber daya manusia (baik tenaga

kesehatan dan tenaga non-kesehatan), terutama dokter yang memiliki

kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan

solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko, khususnya

dalam bidang kegawatdaruratan. Hal ini terlihat dari kemampuan dokter

untuk bertindak cepat ketika ada pasien yang akan melahirkan di poli

kandungan.

25

D. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, khususnya

mengenai prasarana, lokasi, bangunan, sumber daya manusia, dan lain-lain,

RS. Santa Anna memiliki standar tersebut. Hali ini terlihat dari klasifikasi RS.

Santa Anna yang masuk dalam RSU kelas D yang menunjukkan bahwa

fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit sudah memenuhi standar

minimal penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

26

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan empat Kaidah Dasar Bioetik, RS. Santa Anna memenuhi

semua unsur tersebut. Pertama, beneficence, dimana RS. Santa Anna

dibangun di daerah yang mudah dijangkau dan memberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas kepada semua pasien dengan terus memperbaiki

sarana serta sumber daya manusia yang ada. Kedua, nonmaleficence, dimana

RS. Santa Anna memberikan pelayanan kesehatan dalam bidang

kegawatdaruratan dengan memiliki sarana Unit Gawat Darurat dengan

fasilitas penunjang yang memadai untuk pasien dalam kondisi emergency.

Ketiga, autonomy, dimana RS. Santa Anna memberikan beberapa alternatif

pemeriksaan penunjang dan berbagai pilihan terapi yang bisa dipilih

berdasarkan jenis penyakit, tingkat ekonomi, dan kebutuhan oleh pasien itu

sendiri tanpa ada paksaan dari pihak rumah sakit. Dan keempat, justice,

dimana meskipun RS. Santa Anna merupakan rumah sakit swasta katolik

tetapi pelayanan kesehatan diberikan untuk semua masyarakat tanpa melihat

agama, ras, status sosial maupun status-status lain dengan pemberian

pelayanan care yang sama untuk semua pasien.

B. SARAN

1. Sebagai tim observer, mahasiswa kedokteran hanya bisa melakukan

pengamatan, bukan melakukan penilaian apalagi evaluasi karena

mahasiswa tidak punya wewenang atas hal itu.

2. Sebagai mahasiswa kedokteran, hendaknya kita memahami lebih dalam

mengenai etika kedokteran dan humaniora bukan hanya sekadar teori tapi

harus bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,

terutama ketika menjadi dokter kelak.

27

3. Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memperluas wawasan kita

dengan membaca artikel atau bahan bacaan terbaru, terutama dalam

bidang kedokteran sesuai dengan tuntutan Long Life Study.

28

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Jusuf & Amri Amir. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.

Jakarta: EGC

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009.

Jakarta: Pemerintah RI

29

DAFTAR GAMBAR

A. RS. SANTA ANNA TAMPAK LUAR

30

Gambar 1 Tampak luar RS. Santa Anna

Gambar 2 Ambulance milik RS. Santa Anna

Gambar 3 Parkiran roda dua Rumah Sakit

B. RUANG REGISTRASI DAN RUANG KARTU

\

31

Gambar 4 Ruang registrasi dan kasir

Gambar 5 Ruang tunggu

Gambar 6 Ruang registrasi tampak dari pintu utama RS. Santa Anna

Gambar 7 Ruang Kartu

C. RUANG UGD DAN POLI UMUM

.

32

Gambar 8 Pasien UGD

Gambar 9 Meja UGD tempat penyimpanan beberapa arsip penting dan sirkum set

Gambar 10 Bed ruang UGD

Gambar 11 Beberapa fasilitas ruang UGD

Gambar 12 Kamar mandi di Rg. UGD

D. Ruang perawatan Santa Yohana (Ruang Bersalin)

33

Gambar 13 Tampak luar ruang perawatan Sta. Yohana

Gambar 14 Koridor ruang perawatan Sta. Yohana

Gambar 15 Medical Set dalam ruang bersalin

E. RUANG INSTALASI FARMASI

34

Gambar 16 Rak penyimpanan obat jenis tablet

Gambar 17 Rak penyimpanan obat injeksi

Gambar 18 Rak penyimpanan obat sirup