laporan kelompok
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENULISAN
Bioetik dan humaniora dalam kedokteran adalah suatu mata kuliah
wajib untuk mahasiswa kedokteran yang menjadi kebutuhan dasar dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan etika kedokteran dan
undang-undang yang mengatur tentang kesehatan. Sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter Indonesia, etika kedokteran merupakan area kompetensi
pertama. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum mendalami lebih jauh tentang
teori-teori serta paktek kedokteran, para mahasiswa harus mengetahui standar
etika dalam ilmu kedokteran, hal inilah yang menyebabkan Mata Kuliah
Bioetik dan Humaniora diberikan kepada mahasiswa kedokteran tahun
pertama.
Untuk memahami secara mendalam esensi dari bioetik dan humaniora
dalam kedokteran, mahasiswa dituntut untuk memahami terlebih dahulu
kondisi di lapangan dalam hal ini Rumah Sakit dan Puskesmas. Hal inilah
yang menjadi dasar dilaksanakannya observasi lapangan dengan target
Rumah Sakit dan Puskesmas di sekitar wilayah Kota Kendari.
Dalam melakukan observasi lapangan, mahasiswa diminta untuk
mengamati kondisi Rumah Sakit/Puskesmas serta kegiatan pelayanan
kesehatan. Yang harus ditekankan adalah “Mahasiswa hanya bisa mengamati,
bukan menilai”. Dalam melakukan pengamatan, mahasiswa dapat
memperoleh data dan informasi mengenai RS/Puskesmas dari hasil
wawancara staf, perawat, atau pasien dan membuat catatan lapangan yang
berisi hasil pengamatan. Dari hasil catatan lapangan observer itulah penulis
akan rangkum dalam laporan hasil observasi ini.
1
B. METODE PENULISAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi di RS. Santa Anna
dengan metode kuantitatif berdasarkan panduan penulisan laporan yang telah
disampaikan oleh dr. Sri Asriyani, Sp. Radiologi, yaitu sebagai berikut.
o BAB I PENDAHULUAN
o BAB II TINJAUAN PUSTAKA
o BAB III HASIL OBSERVASI:
- Gambaran Umum Lokasi
- Fokus Pengamatan
o BAB IV PEMBAHASAN
o BAB V PENUTUP
o DAFTAR PUSTAKA
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mendeskripsikan gambaran umum lokasi RS. Santa Anna.
2. Untuk mengetahui kebijakan pelayanan kesehatan di RS. Santa Anna.
3. Untuk memahami penerapan prinsip dan kaidah etik kedokteran di
lapangan.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi penulis dan mahasiswa lain, dapat menjadi sumber pengetahuan dan
bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada
khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
2. Bagi Pemerintah dan Masyarakat (termasuk dokter, staf Rumah
Sakit/Puskesmas, perawat, dosen, dan orang tua), dapat menjadi acuan
sikap ataupun tindakan yang akan dilakukan untuk mengembangkan
2
pelayanan kesehatan sesuai dengan prinsip dan kaidah etik kedokteran
demi mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam membahas hasil observasi, penulis mengacu pada beberapa pasal dalam
UU RI No. 44 Tahun 2009, yaitu sebagai berikut.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Dengan Persetujuan Bersama, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan
Presiden Republik Indonesia, Memutuskan; Menetapkan : Undang-Undang
Tentang Rumah Sakit.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
4
Pasal 2
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada
nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan
hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien,
serta mempunyai fungsi sosial.
Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;
dan
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.
Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit
mempunyai fungsi :
5
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
BAB V
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
(2) Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau
swasta.
(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana
Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu,
atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6
(4) Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (2) harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya
hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
Bagian Kedua
Lokasi
Pasal 8
(1) Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus
memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan
tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit.
(2) Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan,
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(3) Ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
(4) Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada studi kelayakan dengan
menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas,
serta demografi.
Bagian Ketiga
Bangunan
Pasal 9
7
Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus
memenuhi :
a. persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada
umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
Pasal 10
(1) Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang
paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
(2) Bangunan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit terdiri atas ruang:
a. rawat jalan;
b. ruang rawat inap;
c. ruang gawat darurat;
d. ruang operasi;
e. ruang tenaga kesehatan;
f. ruang radiologi;
g. ruang laboratorium;
h. ruang sterilisasi;
i. ruang farmasi;
j. ruang pendidikan dan latihan;
k. ruang kantor dan administrasi;
l. ruang ibadah, ruang tunggu;
m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;
n. ruang menyusui;
8
o. ruang mekanik;
p. ruang dapur;
q. laundry;
r. kamar jenazah;
s. taman;
t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempat
Prasarana
Pasal 11
(1) Prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dapat meliputi:a. instalasi air;b. instalasi mekanikal dan elektrikal;c. instalasi gas medik;d. instalasi uap;e. instalasi pengelolaan limbah;f. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;g. petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;h. instalasi tata udara;a. sistem informasi dan komunikasi; danb. ambulan.
(2) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit.
(3) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
(4) Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
(5) Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
9
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prasarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Kelima
Sumber Daya Manusia
Pasal 12
(1) Persyaratan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) yaitu Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi
tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan.
(2) Jumlah dan jenis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit.
(3) Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik
atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
(4) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
Pasal 13
(1) Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib
memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki
izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
10
(4) Ketentuan mengenai tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
(1) Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
(2) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih
teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan
setempat.
(3) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah memiliki
Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan tenaga kesehatan asing
pada ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keenam
Kefarmasian
Pasal 15
(1) Persyaratan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau.
(2) Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar
pelayanan kefarmasian.
(3) Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu.
11
(4) Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit
harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan
Pemerintah.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketujuh
Peralatan
Pasal 16
(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
(2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
(3) Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan
dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
(4) Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus
dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
(5) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
(6) Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara
berkala dan berkesinambungan
(7) Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis,
standar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 17
12
Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14,
Pasal 15, dan Pasal 16 tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak
diperpanjang izin operasional Rumah Sakit.
BAB VI
JENIS DAN KLASIFIKASI
Bagian Kesatu
Jenis
Pasal 18
Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.
Pasal 19
(1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan
dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
(2) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
(3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya.
Pasal 20
(1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah
Sakit publik dan Rumah Sakit privat.
(2) Rumah Sakit publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat
nirlaba.
13
(3) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah
diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dialihkan menjadi
Rumah Sakit privat.
Pasal 21
Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dikelola
oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas
atau Persero.
Pasal 22
(1) Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah
memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan.
(2) Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi
urusan pendidikan.
Pasal 23
(1) Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan
penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran,
pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan
lainnya.
(2) Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk Jejaring
Rumah Sakit Pendidikan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
14
Bagian Kedua
Klasifikasi
Pasal 24
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang
dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah
Sakit.
(2) Klasifikasi Rumah Sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Rumah Sakit umum kelas A;
b. Rumah Sakit umum kelas B;
c. Rumah Sakit umum kelas C;
d. Rumah Sakit umum kelas D.
(3) Klasifikasi Rumah Sakit khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas :
a. Rumah Sakit khusus kelas A;
b. Rumah Sakit khusus kelas B;
c. Rumah Sakit khusus kelas C.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
15
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. GAMBARAN UMUM RS. SANTA ANNA
Rumah sakit Santa Anna terletak di Jl. DR. Moh. Hatta No. 65A.
kelurahan Sanua Kecamatan Kendari. Rumah Sakit Snta Anna ini merupakan
salah satu rumah sakit umum swasta katolik dengan type/kelas D di kendari.
Rumah sakit Santa Anna memiliki nomor kode 74 03 04 4. Rumah sakit ini
didirikan pada tanggal 25 Juli 1978, diresmikan pada tanggal 8 Agustus 1978
dan telah dimulaikannya kegiatan rumah sakit pada tanggal 25 Juli 1978.
Luas bangunan rumah sakit ini yaitu 3.340 M2 dengan luas tanah 5.318 M2.
Jumlah dokter yang ada di Rumah sakit ini yaitu 21 orang. Terdiri dari
dokter tetap dan dokter tidak tetap. Dokter tetap berjumlah 2 orang yaitu dr.
Theresia (Dokter umum) dan dr. Mario (dokter ortopedi) serta dokter tidak
tetap berjumlah 19 orang. Rumah sakit Santa Anna mempunyai berbagai
macam dokter spesialis yaitu, dokter ahli kandungan, dokter penyakit dalam,
dokter anak, dokter saraf, dokter bedah, dokter THT, dokter jiwa, dokter
radiologi, dokter anastesi, dan dokter kulit dan kelamin. Rumah sakit ini
menggunakan air bersih yaitu air PAM.
Rumah sakit ini terdiri dari 67 buah tempat tidur dengan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan. Pada bagian rawat inap terbagi dari 3 bagian
yaitu. Di bagian lantai atas bernama Santa Monica. Santa monica ini
terkhususkan pada pasien rawat inap perempuan dan anak perempuan. Di
lantai bawah ada terdapat Santo Clemens. Santo Clemens ini khusus
menangani pasien rawat inap laki-laki. Kecuali VIP, ada juga terdapat pasien
perempuan. Di bagian santo Clemens ada terdapat ruang isolasi. Setelah
Santo Clemens ada pula terdapat Santa Yohana. Santa Yohana ini khusus
menangani pasien kebidanan untuk pasien yang mau melahirkan. Ruang
rawat inap pada santa Yohana memiliki kamar bersalin dan kamar operasi
16
juga ada pula ruang ICU dan juga ada ruang UGD yang terletak disebelah
kanan. Kapasitas tempat tidur yang ada diruang ICU ada 4 buah.
Awalnya memasuki rumah sakit ini, akan ditemukan sebuah gereja
katolik disebelah kanan dan disebelah kirinya ada tempat pelayanan kartu
serta tempat pendaftaran. Rumah sakit santa anna ini bersambungan dengan
gereja. Digereja ada terdapat tempat ibadah tetapi semacam sekolah Kristen
karena pada saat kami datang, kami melihat banyak anak-anak sedang belajar
dalam gereja itu. Setelah masuk ke dalam lagi, ada terdapat tempat parkir
mobil dan parkir motor. Bertepatan di depan tempat parker, ada sebuah ruang
Jenazah dan di sebelahnya ada tempat parker mobil ambulance.
Di sebelah kanan, terletak ruang pertemuan. Dan pada lantai atasnya
ada terdapat kamar pegawai dan disamping ruang pertemuan ada Poli Gizi
dan dapur. Rumah sakit ini terlihat sangat bersih dan bebas dari sampah-
sampah besar maupun sampah-sampah kecil.
Disebelah tempat parkir ambulance ada ruang UGD. Di sebelahnya ada
ruangan adsministrasi. Di sebelahnya, ada terdapat sebuah pagar besi kecil
menuju ke bagian santa Yohana (tempat bersalin). Di sebelahnya lagi
langsung berhadapan dengan Santo Clemens. Tepat disebelah santo Clemens
ada terdapat kantin.
2. Fasilitas yang Ada Di RS. Santa Anna
b. UGD
c. Rawat inap
d. Laboratorium
e. Instalasi Farmasi
3. Poliklinik yang tersedia di rumah sakit ini antara lain:
b. Poli umum
c. Poli THT
d. Poli Kandungan
e. Poli Kulit dan Kelamin
17
f. Dalam waktu yang dekat akan tersedia juga Poli Gigi
4. Jenis pelayanan lain yang disediakan oleh rumah sakit ini, yaitu:
b. Radiologi (X-Ray)
c. USG
d. EKG
B. FOKUS PENGAMATAN (GAMBARAN SETIAP BAGIAN)
1. Ruang Registrasi dan Ruang Kartu
Ruang registrasi terletak di sebelah kanan ruang UGD. Ketika
pertama kali kami menginjakkan kaki di dalam ruangan tersebut, tampak
satu meja registrasi panjang yang di depannya terdapat pula enam deret
kursi yang disediakan untuk pengunjung yang sedang mengantri. Selain
itu, di sebelah kiri pintu terdapat poliklinik THT, poliklinik kulit dan
kelamin, serta poliklinik kebidanan. Di sebelah kanan terdapat ruang
kartu dimana ruangan ini digunakan untuk menyimpan kartu-kartu pasien
yang telah melakukan registrasi.
Di meja registrasi tampak tumpukan kartu-kartu pasien yang terdiri
dari 2 macam kartu, yaitu kartu berwarna merah jambu (untuk pasien
perempuan) dan kartu berwarna biru (untuk pasien laki-laki). Di meja ini
juga terdapat sebuah telepon dan alat tulis untuk pasien. Berbeda halnya
dengan meja pembayaran/kasir, hanya terdapat beberapa buku
pembayaran dan notanya.
Kami sempat berbincang-bincang dengan para petugas yang duduk
di meja registrasi. Mereka mengatakan bahwa ada 3 orang yang bertugas
di meja tersebut. Satu orang untuk mengurusi registrasi pasien yang baru
datang, dan 2 orang lainnya mengurusi pembayaran pasien yang telah
menebus obatnya di apotek. Masing-masing petugas memiliki jadwal
jaga, yaitu setiap hari Senin sampai Jumat dengan shift pertama mulai
18
pukul 07.00 pagi sampai pukul 14.00 siang dan shift kedua mulai pukul
14.00 sampai pukul 21.00 malam. Sedangkan untuk hari Sabtu, shift
pertama mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 13.00 siang dan shift
kedua mulai pukul 13.00 sampai pukul 20.00 malam.
Kemudian kami diberitahu tentang prosedur dalam melakukan
registrasi. Adapun tahapan dalam melakukan registrasi adalah sebagai
berikut :
1. Pertama, pasien datang dan melakukan antri di depan meja registrasi.
Kemudian, pasien mulai mengisi kartu registrasi yang telah tersedia.
2. Bila seorang pasien ingin berkonsultasi atau melakukan pemeriksaan
kepada dokter spesialis, maka pasien harus menunggu konfirmasi dari
dokter yang bersangkutan, apakah dokter tersebut ada di tempat
praktek atau tidak. Dalam hal ini, petugas registrasi yang bertugas
menghubungi dokter tersebut. Setelah itu, bila dokter yang
bersangkutan ada ditempat, maka pasien harus menunggu sampai
namanya dipanggil oleh pihak registrasi untuk masuk ke dalam
poliklinik dan mulai dilakukan pemeriksaan oleh dokter.
3. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter memberikan resep kepada
pasien.
4. Resep ini kemudian di bayar dulu di meja kasir.
5. Setelah dinyatakan lunas, maka pasien boleh mengambil obat di apotek
yang terletak di depan ruang kartu.
Setelah kami melakukan observasi di meja registrasi dan meja
kasir, kemudian kami menuju ke ruang kartu. Ruangan ini berukuran
sekitar 3 x 2 meter. Di dalam ruangan ini terdapat 1 set meja komputer, 1
set lemari berlaci banyak (tempat penyimpanan kartu) dan satu set lemari
tempat penyimpanan buku dan catatan kasir.
2. Poli Umum dan UGD
19
Ruang UGD dari RS.Santa Ana tepat berdampigan dengan ruang
untuk poli umum. Dibagian depan ruang UGD terdapat dua rostur dan
dua brangka. Didalam ruangan terdapat dua meja untuk pelayanan para
tenaga medis yang bertugas, terdapat pula dua lemari tempat
penyimpanan obat, sebuah rak panjang pula tersedia untuk tempat
penyimpanan dokumen. Selain itu terdapat alat-alat pendukung yang
sangat diperlukan, yakni dua tabung oksigen berukuran besar dan dua
tabung oksigen berukuran kecil, light box , dan lain sebagainya. Didalam
ruang UGD tersebut terdapat lima buah tempat tidur yang dipisahkan
oleh sekat menjadi tiga ruangan, sehingga ruangan ketiga terdapat tiga
tempat tidur sekaligus. Didalam ruang tersebut pula terdapat satu ruangan
dokter, dan satu toilet.
Dibagian belakang dari ruangan ini, terdapat sebuah lemari untuk
menyimpan barang para petugas medis yang sedang bertugas, sebuah
kulkas, dan beberapa barang yang dibutuhkan lainnya. Hal ini terjadi
karena beberapa gedung dari Rumah sakit ini sedang dalam tahap
renovasi. Sehingga masih ada beberapa ruangan yang masih
digabungkan.
Didalam ruangan tertera tarif perawatan yang diberlakukan sejak
1 Oktober 2012, yakni :
TipeVIP
1 2 3s ICUA B
Har
ga
Rp.405.0
00
Rp.375.0
00
Rp.216.00
0
Rp.120.00
0
Rp.74.0
00
Rp.375.0
00
20
Ketika kami memasuki bagian UGD, kami melihat ada beberapa
perawat yang jaga pada saat itu. Kami disambut dengan baik oleh
perawat tersebut. Kami dipersilahkan mengamati apa-apa yang ada
disekitar ruang UGD. Ruang UGD terlihat tidak terlalu luas. Ketika
masuk, disebelah kiri langsung terdapat 1 tempat tidur pasien dan
disebelah kanan ada terdapat 2 meja perawat. Di belakang meja perawat
ada terdapat tempat pembacaan foto radiologi. Di UGD rumah sakit
Santa Anna, mempunyai, sebuah televisi, sebuah AC, sebuah timbangan
bayi yang kelihatannya sudah rusak, sebuah kulkas sedang, sebuah
westafel, 5 buah tempat tidur, 3 buah lemari, dan sebuah meja registrasi.
UGD terbagi atas tiga ruangan. Di UGD juga terdapat sebuah ruangan,
dimana ruangan tersebut khusus untuk ruangan makan dan kamar siaga
dokter, menurut salah seorang perawat yang sedang bertugas, ruangan
tersebut tidak boleh dimasuki oleh orang asing, kecuali oleh dokter dan
perawat rumah sakit. UGD juga dilengkapi dengan kamar mandi dengan
luas sekitar 2x2 meter menggunakan air bersih terdapat ember sebagai
penampung air dan terdapat closet duduk. Didalam kamar mandi juga
terdapat jemuran kecil dan rak piring yang digunakan untuk menyimpan
piring yang telah dicuci, 3 ember dan alat pel. Di depan UGD terlihat 2
brangkar, 2 rostur, dan 1 tong sampah.
Setelah beberapa menit kami mengamati, kami di persilahkan
untuk keluar dari ruang UGD dan kami pun bergegas keluar dari ruangan
tersebut. Pada saat mengamati terlihat 2 pasien dan 5 perawat yang
sedang bertugas di UGD, dimana 2 perawat sedang melayani seorang
kakek yang ingin mengganti perban luka di kakinya. 2 orang perawat
sedang duduk di depan meja registrasi, dan 1 perawat terlihat sedang
menjaga seorang pasien.
Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh salah satu staf
administrasi RS. Santa Anna, di UGD, ada sistem pergantian jaga (shift),
dimana ada 3 kali pergantian jaga, yaitu pagi, siang, malam, dengan
21
sistem 3 3 2, yaitu 3 perawat yang berjaga pagi-siang mulai dari jam
07.00-02.00, 3 perawat yang berjaga siang-malam mulai dari jam 02.00-
21.00, dan 2 perawat yang berjaga malam-pagi mulai dari jam 21.00-
07.00.
3. Ruang perawatan Santa Yohana (Ruang Bersalin)
Setelah dari ruang UGD, kami menuju ke ruang perawatan Santa
Yohana. Dalam ruangan santa Yohana, terdapat beberapa kelas kamar.
Diantaranya, 3 kelas VIP, dan ada 2 kelas biasa. Dalam kelas biasa, ada
terdiri dari kelas 1 dan kelas 3. Dalam kelas 1, terdapat 2 tempat tidur
pasien dan 2 tempat tidur bayi. Di ruangan kelas 3 ada 4 tempat tidur
pasien dan 4 tempat tidur bayi. Kemudian kami pergi ke tempat registrasi
melihat-lihat, di situ kami penasaran ingin masuk ke suatu ruangan yang
terletak di belakang tempat registrasi. Kami menanyakan kepada
petugasnya, dan ternyata itu adalah ruangan bersalin. Kami dipersilahkan
untuk masuk ke dalam untuk melihat-lihat. Disini kami dipersilahkan
untuk membuka alas kaki, karena ruangan itu adalah ruangan yang steril.
Setelah kami masuk, kami melihat dalam ruangan itu ada 2 buah
incubator, 1 lemari peralatan, 2 tempat tidur pasien dan 1 tempat tidur
bayi. Lama-kelamaan ternyata ada seorang pasien yang akan melahirkan.
Pasien tersebut merintih-rintih kesakitan. Kemudian pasien itu segera di
bawa ke ruang operasi oleh beberapa perawat. Kamipun segera keluar
dari ruangan tersebut berhubung kami sudah dipersilahkan kembali
pulang oleh salah satu pegawai rumah sakit yang mengantar kami untuk
melihat-lihat di sekitar rumah sakit.
4. Instalasi Farmasi (Apotek)
Ruang instalasi farmasi terdiri atas dua bagian besar: ruang
penyimpanan dan ruang obat. Setelah memasuki ruang instalasi melalui
pintu dari arah belakang ruang tersebut, maka ruang penyimpanan akan
22
ditemui terlebih dahulu digunakan untuk menyimpan kiriman obat untuk
RS. Santa Anna dalam bentuk kardus. Tempatnya berukuran sekitar 4x7
meter.
Kemudian dari ruang penyimpanan, kemudian di bagian depan ada
ruang obat. Di ruang obat, terdapat 4 lemari di setiap sisi ruangan yang
setiap lemarinya berisikan obat sesuai dengan jenis obat tersebut. Jika
dilihat dari arah ruang penyimpanan (arah belakang ruang instalasi
farmasi) lemari sebelah kiri merupakan lemari obat tablet, lemari sebelah
depan untuk obat injeksi, dan diantara lemari obat tablet dan injeksi
terdapat lemari obat sirup. Sedangkan untuk sebelah kiri ada lemari
khusus menyimpan alat-alat kesehatan seperti lidocain, abbocath,
handscoen, kateter, spoit dll.
Berdasarkan wawancara dari salah satu karyawan di apotek
tersebut, untuk setiap obat, telah dilengkapi dengan daftar stock
(simpanan) dalam 2 warna berbeda yaitu berwarna ungu dan jingga.
Daftar stock tersebut digunakan sebagai kepentingan administrasi dari
obat tersebut. Apabila obat sejenis diresepkan, jumlahnya bertambah
maka akan ditulis pada daftar stock tersebut sesuai hari dan tanggalnya.
Obat-obat dari instalasi farmasi didatangkan dari Jakarta dan ada
juga dari Makassar oleh pedagang besar farmasi. Lemari injeksi yang
terdapat di bagian depan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk
karyawan yang bekerja di ruangan tersebut. Pada meja lemari obat injeksi
terdapat 2 wadah khusus untuk setiap resep yang diterima. Kedua wadah
tadi kemudian dibagi menjadi 4, sehingga ada 4 golongan resep obat:
resep untuk rawat jalan, resep untuk rawat inap, resep untuk arsip, resep
untuk jamkesmas.
Khusus untuk resep Jamkesmas, obat yang diberikan berupa obat
generik dan obat paten. Ruangan tersebut juga dilengkapi dengan kamera
pengawas yang menangkap gambar di dalam ruangan meliputi semua
23
interaksi yang terjadi dan langsung dihubungkan pada monitor di ruangan
penjaga RS. Santa Anna. Pemasangan kamera pengawas ini bertujuan
untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam ruang obat tersebut.
Untuk bagian instalasi farmasi, ada 2 apoteker dan 8 orang staf.
24
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 1, RS.
Santa Anna merupakan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan
promotif dan preventif, dilihat dari berbagai banner yang terpajang di
sekitaran Rumah Sakit yang bertujuan untuk memberitahukan para pasien,
keluarga pasien, pengunjung, dan masyarakat lain untuk melakukan tindakan
pencegahan penyakit sesuai yang tertera pada banner tersebut. RS. Santa
Anna juga meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif, hal itu terlihat dari
jenis pelayanan yang disediakan oleh Rumah Sakit berupa pelayanan
kesehatan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap dengan berbagai fasilitas
tertentu.
B. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 2, RS.
Santa Anna menerima dan memberlakukan dengan baik semua pasien tanpa
membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras dan mempekerjakan
staf dan dokter dengan latar belakang daerah yang berbeda-beda. Hal itu
terlihat dari penjelasan staf administrasi bahwa dokter serta staf yang bekerja
pada Rumah Sakit tersebut berasal dari berbagai daerah, dengan penanggung
jawab Rumah Sakit dari seluruh Indonesia yang diganti setiap 4-5 tahun.
C. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 3-5, RS.
Santa Anna memiliki pelayanan dengan sumber daya manusia (baik tenaga
kesehatan dan tenaga non-kesehatan), terutama dokter yang memiliki
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan
solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko, khususnya
dalam bidang kegawatdaruratan. Hal ini terlihat dari kemampuan dokter
untuk bertindak cepat ketika ada pasien yang akan melahirkan di poli
kandungan.
25
D. Berdasarkan UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, khususnya
mengenai prasarana, lokasi, bangunan, sumber daya manusia, dan lain-lain,
RS. Santa Anna memiliki standar tersebut. Hali ini terlihat dari klasifikasi RS.
Santa Anna yang masuk dalam RSU kelas D yang menunjukkan bahwa
fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit sudah memenuhi standar
minimal penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
26
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan empat Kaidah Dasar Bioetik, RS. Santa Anna memenuhi
semua unsur tersebut. Pertama, beneficence, dimana RS. Santa Anna
dibangun di daerah yang mudah dijangkau dan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada semua pasien dengan terus memperbaiki
sarana serta sumber daya manusia yang ada. Kedua, nonmaleficence, dimana
RS. Santa Anna memberikan pelayanan kesehatan dalam bidang
kegawatdaruratan dengan memiliki sarana Unit Gawat Darurat dengan
fasilitas penunjang yang memadai untuk pasien dalam kondisi emergency.
Ketiga, autonomy, dimana RS. Santa Anna memberikan beberapa alternatif
pemeriksaan penunjang dan berbagai pilihan terapi yang bisa dipilih
berdasarkan jenis penyakit, tingkat ekonomi, dan kebutuhan oleh pasien itu
sendiri tanpa ada paksaan dari pihak rumah sakit. Dan keempat, justice,
dimana meskipun RS. Santa Anna merupakan rumah sakit swasta katolik
tetapi pelayanan kesehatan diberikan untuk semua masyarakat tanpa melihat
agama, ras, status sosial maupun status-status lain dengan pemberian
pelayanan care yang sama untuk semua pasien.
B. SARAN
1. Sebagai tim observer, mahasiswa kedokteran hanya bisa melakukan
pengamatan, bukan melakukan penilaian apalagi evaluasi karena
mahasiswa tidak punya wewenang atas hal itu.
2. Sebagai mahasiswa kedokteran, hendaknya kita memahami lebih dalam
mengenai etika kedokteran dan humaniora bukan hanya sekadar teori tapi
harus bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
terutama ketika menjadi dokter kelak.
27
3. Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita memperluas wawasan kita
dengan membaca artikel atau bahan bacaan terbaru, terutama dalam
bidang kedokteran sesuai dengan tuntutan Long Life Study.
28
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Jusuf & Amri Amir. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009.
Jakarta: Pemerintah RI
29
DAFTAR GAMBAR
A. RS. SANTA ANNA TAMPAK LUAR
30
Gambar 1 Tampak luar RS. Santa Anna
Gambar 2 Ambulance milik RS. Santa Anna
Gambar 3 Parkiran roda dua Rumah Sakit
B. RUANG REGISTRASI DAN RUANG KARTU
\
31
Gambar 4 Ruang registrasi dan kasir
Gambar 5 Ruang tunggu
Gambar 6 Ruang registrasi tampak dari pintu utama RS. Santa Anna
Gambar 7 Ruang Kartu
C. RUANG UGD DAN POLI UMUM
.
32
Gambar 8 Pasien UGD
Gambar 9 Meja UGD tempat penyimpanan beberapa arsip penting dan sirkum set
Gambar 10 Bed ruang UGD
Gambar 11 Beberapa fasilitas ruang UGD
Gambar 12 Kamar mandi di Rg. UGD
D. Ruang perawatan Santa Yohana (Ruang Bersalin)
33
Gambar 13 Tampak luar ruang perawatan Sta. Yohana
Gambar 14 Koridor ruang perawatan Sta. Yohana
Gambar 15 Medical Set dalam ruang bersalin