laporan kasus psikiatri steven

Upload: steven-matuali

Post on 27-Mar-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapkas psikiatri

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS PSIKIATRISKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh :Steven Matuali (07120110055)Pembimbing :dr. Waskita Roan, Sp KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran JiwaFakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSanatorium DarmawangsaPeriode : 23 Maret 25 April 2015Jakarta, 2015

No. rekam medis: 1122249Tanggal masuk rumah sakit: 22 Juni 2014 jam 16.30Dokter yang merawat: dr. A, Sp. KJ (K)Riwayat perawatan: Awal tahun 1998 pasien dirawat pada RS Atang sanjaya bogor. Tahun 2000 pasien pernah dirawat di RS Marzuki Mahdi kurang lebih 1 bulan. Pasien pertama kali masuk Sanatorium Dharmawangsa (SDW) pada tanggal 17 April 2006 lalu diizinkan pulang pada tanggal 6 Mei 2006. Setelah sekitar 2 tahun dirumah, ia dirawat lagi di SDW pada tanggal 12 Juni 2008 lalu diijinkan pulang pada tanggal 23 Juni 2008. Setelah tiga bulan kembali kerumah, ia masuk kembali ke SDW pada tanggal 22 Desember 2012 dan dipulangkan beberapa minggu kemudian. Pasien kembali dirawat di SDW pada tanggal 22 Juni 2014 hingga kini.

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. YJenis kelamin: PriaUmur: 42 tahunBangsa/suku: WNI/ SundaAgama: IslamPendidikan terakhir: D IIIPekerjaan: Belum bekerjaStatus Pernikahan: Belum menikahAlamat: Pondok Karya

II. RIWAYAT PSIKIATRIAnamnesis diperoleh dari: Autoanamnesis (pada tanggal 11 April 2015 di aula Sanatorium Dharmawangsa). Alloanamnesis dengan perawat Tn. S dan Ibu. U (13 April 2015) di Sanatorium Dharmawangsa.

A. Keluhan utamaPada saat terakhir masuk Sanatorium Dharmawangsa, keluarga pasien mengeluhkan pasien sering merokok dan tidak bisa menahan keinginannya untuk merokok selama bulan puasa. Mengingat sedang bulan puasa, keluarga takut pasien mengganggu lingkungan.B. Riwayat gangguan sekarangPasien sendiri tidak ada keluhan yang spesifik, namun pasien sulit untuk diajak berkomunikasi dan hanya berkomunikasi seperlunya, pasien sering berkata bahwa dirinya lagi ingin sendiri dan tidak ingin di ganggu. Pasien sering terlihat mondar-mandir khususnya di aula, saat pasien sedang mondar-mandir pasien terkadang berhenti, membungkukan badan, menundukan kepalanya, dan melihat kelantai. Ketika pasien ditanya apa yang dilihat di lantai, pasien seperti tidak mau menjelaskannya dan berkata kalau dia hanya melihat semut tapi tidak mau menjelaskan lebih lanjut.Melalui alloanamnesa dengan perawat, hal yang sama juga disampaikan bahwa pasien sering melihat lantai dan berkata kemungkinan besar pasien itu sedang berhalusinasi. Pasien pernah berhalusinasi ketika pasien mau duduk dan mengatakan bahwa ada kursi untuk duduk, namun kenyataannya tidak ada. Pasien dulu memiliki riwayat halusinasi auditorik dan waham paranoid. Pada rekam medis ditemukan bahwa pasien terkadang berhalusinasi namun bila ditanya berhalusinasi apa pasien menyangkal adanya halusinasi. Pada rekam medis ditemukan bahwa sebelum dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa pasien malas mandi, sulit diatur, sulit diajak komunikasi, gejala-gejala pasif, banyak merokok dan banyak tidur. Pasien tidak bisa menahan keinginan untuk merokok pada bulan puasa. Pasien sudah diijinkan untuk pulang tetapi keluarga belum siap menerima pasien, mengakibatkan keadaan pasien terkadang jadi memburuk bila pasien merasa ingin pulang.

C. Riwayat gangguan sebelumnyaa. Riwayat Gangguan PsikiatriBerdasarkan rekam medis awal tahun 1998 kakak pasien dilamar, tanpa sebab yang jelas pasien menjadi sering merasa takut, mudah tersinggung, curiga dan tanpa sebab yang jelas menjadi ngamuk dan berhenti sekolah. Pasien suka berbicara sendiri, mendengar suara-suara, tertawa sendiri dan kemudian dibawa ke RS Atang Sanjaya di bogor. Pada tahun 2000 pasien kambuh dan dirawat di RS Marzuki Mahdi kurang lebih 1 bulan dengan sebab pasien marah-marah dan mudah tersinggung.Pada tanggal 17 April 2006 pasien dirawat di SDW dengan alasan pasien pergi dan baru pulang kerumah setelah berpergian selama 20 hari dan ditemukan oleh tetangga di daerah depok dekat Universitas Indonesia dengan kondisi kurus, pucat dan tidak bisa untuk diajak bicara atau berkomunikasi. Beberapa hari sebelum dirawat pasien sering marah-marah, membanting piring bila kemauannya tidak dituruti. Pasien mengaku mendengar suara dan bisikan dan merasa takut oleh karena ada yang ingin berniat jahat pada dirinya. Pasien juga tidak mau mandi.Pada tanggal 22 Desember 2012 pasien kembali dirawat di SDW dengan alasan sejak sebulan lalu pasien menunjukan gejala pasif, pasien tidak mau mandi dan bisa sampai 3 atau 4 hari, tidak mau ganti pakaian, dan tidak mau sholat.b. Riwayat Gangguan MedisPasien tidak memiliki gangguan medis apapun selain kadar total kolesterol, LDL dan trigliserida yang berada diatas nilai normal.c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)Menurut pengakuan keluarga pasien yang terdapat pada rekam medis, pasien sering merokok dan tidak bisa menahan keinginan untuk merokok. Saat ini pasien hanya merokok sebanyak 9 batang sehari dan pasien. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

D. Riwayat kehidupan pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatalPada saat mengandung, ibu pasien sehat. Partus spontan cukup bulan. Berat lahir 3 kg. Pasien lahir ditolong oleh bidan dirumah.2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)Tidak ditemukan adanya gangguan. Pasien sehat.3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Baik dan berlaku normal. Hubungan dengan teman baik.4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remajaPasien cukup baik dalam sosialisasi.5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat Pendidikan Pasien menempuh pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas dengan lancar. Pasien melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah (analis) dan berhenti pada semester enam.b. Riwayat PekerjaanPasien belum pernah bekerja, pasien pernah beberapa kali melamar kerja namun tidak pernah diterima. Dulu pasien pernah berdagang namun gagal.c. Riwayat psikoseksual (pernikahan) Pasien belum menikahd. Riwayat kehidupan beragamaPasien beragama Islam. Pada status pasien ditemukan bahwa pasien terkadang rajin untuk beribadah dan sholat namun terkadang malas untuk beribadah dan sholat.e. Riwayat pelanggaran hukumPasien belum pernah melanggar hukum

E. Riwayat keluargaDikeluarga tidak ada yang menderita gejala-gejala yang sama seperti pasien.

Ayah pasien dulu menjabat sebagai Puranawirawan TNI AU Kakak pasien (anak pertama) bekerja sebagai Polwan Adik pasien (anak ketiga) bekerja sebagai bidan Adik pasien (anak keempat) bekerja sebagai perawat

F. Situasi Kehidupan Ekonomi SekarangPasien belum memiliki mata pencaharian dan tinggal bersama dengan kedua orang tua. Berdasarkan alloanamnesis ditemukan bahwa keluarga pasien ingin menjodohkan pasien dan memberikan pasien rumah bila keadaan pasien membaik.

III. STATUS MENTAL (11 April 2015)A. Deskripsi Umum1. Penampilan: Seorang pria berusia 42 tahun, tampak sesuai dengan usianya. Pakaian sehari-hari pasien adalah kaos dan celana pendek. Postur tubuh bongkok, tampak sehat dan gizi cukup. Tinggi badan sekitar 160 cm. Warna kulit sawo matang. Rambut berwarna hitam tidak tersisir, terdapat sedikit uban pada kumis dan jengot. Tingkat kebersihan dan perawatan diri buruk.2. Perilaku dan aktifitas psikomotor: Sebelum Wawancara: Pasien terlihat jarang mengobrol dengan pasien lain, lebih banyak diam dan tidur siang.Selama Wawancara:Pasien tidak kooperatif. Pasien tidak mau berbincang-bincang, pasien sibuk mondar-mandir dan tersenyum.Sesudah Wawancara:Pasien mondar-mandir dan kembali ke kamarnya, hanya sesekali keluar kamar. 3. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien bersikap ramah pada pemeriksa. Namun pasien tidak koperatif dan tidak mau menjawab pertanyaan dengan berkata bahwa pasien sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu.B. PembicaraanKuantitas: Pasien menjawab pertanyaan dengan singkatKualitas: Pasien menjawab dengan spontan dan lancar namun dengan suara yang lemah. Suara pasien dapat didengar dengan baik dan jelas. Serta ide cerita sedikit.C. Alam Perasaan (Emosi) Mood: Hipothym Afek: Tumpul Keserasian: SerasiD. Gangguan Persepsi1. Delusi : Tidak ditemukan2. Halusinasi: Terdapat halusinasi visual. Ada riwayat halusinasi auditorik.3. Depersonalisasi : Tidak ada4. Derealisasi: Tidak adaE. Proses Pikir1. Arus pikira. Produktivitas: Miskinb. Kontinuitas: Tidak tergangguc. Hendaya berbahasa: Tidak ada2. Isi pikirTidak ada gangguan pada isi pikir pasien. Namun dulu ada riwayat waham.F. Fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognisi)1. Sensorium/Taraf Kesadaran dan Kesigapan Kesadaran Neurologis : Kompos Mentis Kesadaran Psikiatrik: Terganggu (adanya halusinasi)2. Fungsi Kognitif Intelegensi: Baik. Kemampuan Informasi: Tidak terganggu Orientasi Orientasi waktu: Tidak tergangguPasien mengetahui hari saat wawancara. Orientasi tempat: Tidak tergangguPasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di Sanatorium Dharmawangsa Orientasi orang: Tidak tergangguPasien mengingat dokter yang merawatnya dan nama pasien lain. Daya ingat Jangka panjang: Tidak dilakukan Jangka menengah: Tidak dilakukan Jangka pendek: Tidak dilakukan Daya ingat segera: Tidak dilakukan Konsentrasi dan PerhatianTidak dilakukan Kemampuan Membaca dan MenulisTidak dilakukan Kemampuan VisuospasialTidak dilakukan Pikiran AbstrakTidak dilakukan Kemampuan Menolong Diri SendiriKemampuan menolong diri pasien buruk. Pasien sering diingatkan untuk mandi dan jarang ganti baju, namun pasien masi mampu untuk makan sendiriG. Pengendalian Impuls: Terganggu karena pasien pernah mencium pasien laki-laki lain. Perilaku psikososial abulia.H. Judgement dan Tilikan: Tilikan derajat 1, menyangkal bahwa dirinya sakitI. Taraf Dapat DipercayaSecara keseluruhan, pernyataan pasien dapat dipercayaIV. PEMERIKSAAN FISIKA . Status InternusKeadaan umum: BaikKesadaran : Kompos MentisTensi: 120/80Nadi: 72 x/minSuhu badan: tidak diperiksaFrekuensi pernapasan: 18 x/menitKepala: Bentuk normal, rambut pendek, hitam dengan sedikit uban.Mata: Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)Hidung: Bentuk normal, tidak ada sekretTelinga: Bentuk normal, fungsi pendengaran baikMulut: Tidak dilakukanJantung: Tidak dilakukanParu-paru: Tidak dilakukanAbdomen: Tidak dilakukanEkstremitas atas: Tidak ada kelainanEkstremitas bawah: Tidak ada kelainanB. Status NeurologikRangsang meningeal: Tidak dilakukanPeningkatan TIK: (-), tidak ada nyeri kepala, muntah proyektil (-)N. Craniales: tidak dilakukan Pupil: Tidak dilakukanSensibilitas: Tidak dilakukanMotorik: Tidak dilakukanFungsi Serebelum & Koordinasi: Tidak tergangguFungsi Luhur: Bahasa dan kognitif tidak tergangguRefleks fisiologis: Tidak dilakukanRefleks patologis: Tidak dilakukanKesan : Kondisi medis secara umum dalam batas normal

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium tanggal 23 Juni 2014- Darah RutinHemoglobin: 13.6 mg/dlLeukosit: 6.1 rb/ul- Hitung jenisBasofil: 0%Eosinofil: 2%Neutrofil batang: 2%Neutrofil segmen: 65%Limfosit: 30%Monosit: 2%- LED: 32 mm/jam- Jumlah Trombosit: 241 rb/ul- Fungsi HatiProtein Total: 7.6Albumin: 4.6Globulin: 3SGOT: 23 U/LSGPT: 37 U/L- LemakTrigliserida: 247 mg/dlTotal cholesterol: 244 mg/dlHDL: 48 mg/dlLDL: 147 mg/dl- KarbohidratGlukosa puasa: 108 mg/dl- Fungsi ginjalUreum: 32 mg/dlCreatinin: 1 mg/dlBUN: 15 mg/dl- Lain-lainAsam urat: 4.9 mg/dl

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien Tn. Y berumur 42 tahun, WNI, beragama Islam, datang ke SDW pada tanggal 22 Juni 2014 yang sebelumnya sudah beberapa kali dirawat. Pasien dibawa oleh ayah kandung pasien karena keluarga pasien mengeluhkan pasien sering merokok dan tidak bisa menahan keinginannya untuk merokok selama bulan puasa. Keluarga takut pasien mengganggu lingkungan sekitar dengan kebiasaannya tersebut.Pasien sulit diajak berkomunikasi dan sering berkata bahwa dirinya lagi ingin sendiri dan tidak ingin di ganggu. Pasien memiliki gejala pasif, menjawab seadanya dan tidak bisa merawat diri sendiri dengan baik karena jarang mandi dan malas ganti pakaian. Pasien sering terlihat mondar-mandir khususnya di aula, saat pasien sedang mondar-mandir pasien terkadang berhenti dan melihat kelantai. Pasien menyangkal adanya halusinasi.Pasien memiliki riwayat menjadi mudah tersinggung, curiga dan tanpa sebab yang jelas menjadi ngamuk khususnya bila kemauannya tidak dituruti dan berhenti sekolah. Pasien sempat pergi dan baru pulang kerumah setelah berpergian selama 20 hari dan ditemukan tetangga di daerah depok dekat Universitas Indonesia dengan kondisi kurus, pucat dan tidak bisa untuk diajak bicara atau berkomunikasi. Pasien mengaku mendengar suara dan bisikan dan merasa takut oleh karena ada yang ingin berniat jahat pada dirinya. Pasien suka berbicara sendiri, mendengar suara-suara, tertawa sendiri. Pada pemeriksan laboratorium ditemukan adanya peningkatan laju endap darah, trigliserida, total kolestrol, dan LDL. Tidak ditemukan adanya riwayat gangguan kejiwaan pada keluarga pasien

VII. FORMULASI DIAGNOSTIKAksis IBerdasarkan Ikhtisar Penemuan Bermakna, kasus ini digolongkan dalam skizofrenia paranoid (F20.0) Diagnosis skizofrenia pada pasien ditegakkan dengan: Halusinasi Visual: Pasien pernah melihat kursi yang sebenarnya tidak ada dan pasien sering terdiam melihat lantai. Halusinasi Auditorik: Pasien memiliki riwayat mendengar suara dan bisikan-bisikan. Waham Curiga: Pasien memiliki riwayat merasa ada yang ingin berniat jahat kepadanya.Aksis IIDependent personality disorderAksis IIIBerdasarkan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 Juni 2014 ditemukan adanya peningkatan pada kadar trigliserida, total kolestrol dan LDL. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya dislipidemia pada pasien.Aksis IVTidak ada gangguanAksis VBerdasarkan skala Global Assessment of Functioning (GAF), pasien berada pada rentang 70-61. Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. VIII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: F20.0 (Skizofrenia paranoid).Aksis II: F60.7 (Dependent personality disorder)Aksis III: E71Aksis IV: Tidak ada gangguanAksis V: GAF 70-61IX. DAFTAR PROBLEM1. OrganobiologikPasien memiliki gangguan pada metabolisme lemak yaitu dislipidemia.2. PsikologikPasien memiliki gejala negatif dan riwayat gangguan halusinasi dan waham. 3. Sosial/Keluarga/BudayaKeluarga belum dapat menerima kepulangan pasien padahal pasien sempat boleh dipulangkan.

X. PROGNOSISA . Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik: Pasien tidak mengalami gangguan mental organik. Pasien sudah membaik bila dibandingkan dengan riwayat penyakit sebelumnya. Pasien rajin mengkonsumsi obat.B . Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk : Gejala pasien sudah muncul terus menerus walaupun dengan pengobatan yang teratur khususnya gejala negatif pasien. Keluarga pasien belum siap menerima kepulangan pasien Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam.

XI. TERAPIA. PsikofarmakaPersidal (Risperidone) 2mg 2x1 tabletSizoril (Clozapine) 100mg 2x1/2 tabletFridep (Sertraline)50 mg 1x1 tablet (pagi) Hexymer (Trihexyphenidyl HCL) 2mg 3x1 tabletB. PsikoterapiEdukasi keluargaC. SosioterapiBersosialisasi dan mengikuti aktivitas yang ada

XII. DISKUSIDiagnosisDiagnosis dari pasien ini adalah skizoparanoid. Berdasarkan gejala pasien yaitu jarang mandi, miskin berbicara, miskin ide, malas mandi dan malas ganti baju menujukan gejala negatif pasien dan pasien memiliki gejala halusinasi visual dimana pasien melihat kursi namun tidak ada, serta pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik dimana pasien mendengar suara dan bisikan-bisikan, dan juga waham curiga dimana pasien merasa ada yang berniat jahat terhadap dirinya, sering senyum-senyum sendiri dan berbicara sendiri. Serta disfungsi sosial dan pekerjaan, dan hal ini telah berlangsung lebih dari 6 bulan. Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut DSM IV-TR :A. Gejala-gejala yang khas: Dua atau lebih dari gejala berikut yang bermakna dalam periode satu bulan (atau kurang jika berhasil diterapi), yaitu waham, halusinasi, pembicaraan yang janggal (mis. Sering derailment atau incohorensia), perilaku janggal atau katatonik, dan adanya gejala negatif (spt afek datar,alogia,abulia). Catatan : Hanya satu dari kriteria A yang diperlukan jika waham-nya janggal atau jika halusinasinya berupa suara yang terus menerus mengomentari tingkah laku atau pikiran yang bersangkutan atau berisi dua (atau lebih) suara-suara yang saling bercakap-cakap. B. Disfungsi sosial atau pekerjaan: Satu atau lebih dari area fungsional utama menunjukkan penurunan nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset dalam suatu rentang waktu yang bermakna sejak onset gangguan (atau bila onset pada masa anak-anak atau remaja terdapat kegagalan pencapaian tingkat interpersonal, akademik atau okupasilainnya) seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri.C. Durasi: tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya enam bulan. Periode enam bulan ini meliputi satu bulan gejala-gejala fase aktif yang memenuhi kriteria A (atau kurang bila berhasil diterapi) dan dapat juga mencakup fase prodromal atau residual. Selama berlangsung. fase prodormal atau residual ini, tanda-tanda gangguan dapat bermanifestasi hanya sebagai gejala-gejala negatif saja atau lebih dari atau dua dari gejala-gejala dalam kriteria A dalam bentuk yang lebih ringan (seperti kepercayaan kepercayaan ganjil, pengalaman perseptual yang tidak biasa).D. Penyingkiran skizofektif dan gangguan mood: Gangguan skizoafektif dan mood dengan gambaran psikotik dikesampingkan karena: (1) tidak ada episode depresi, mania atau campuran keduanya yang terjadi bersamaan dengan gejala-gelala fase aktif, (2) jika episode mood terjadi intra fase aktif maka perlangsungannya relatif singkat dibanding periode fase aktif dan residual.E. Penyingkiran kondisi medis dan zat: Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum.F. Hubungan dengan suatu gangguan perkembangan pervasif: Jika terdapat riwayat autistik atau gangguan pervasif lainnya maka tambahan diagnosa skizofernia hanya dibuat bila juga terdapat delusi atau halusinasi yang menonjol dalam waktu sedikitnya satu bulan (atau kurang jika berhasil diterapi).Skizofrenia paranoid jika preokupasi pada satu waham atau lebih atau sering berhalusinasi auditorik. Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III :- Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):- thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau- thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan- thought broadcasting = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;- delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau- delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau- delusion of passivity = waham tentang dirinya tak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);- delusional perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;halusinasi auditorik :- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuhwaham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain). - Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika; - Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.Kriteria diagnostik Skizofrenia Paranoid menurut PPDGJ III :- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. - Sebagai tambahan :halusinasi dan/atau waham harus menonjol;suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa; halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol; waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi, atau passivity, dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjolTerapiPasien menerima dua obat anti psikotik atipikal yaitu Persidal (Risperidone) dan Sizoril (Clozapine). Obat anti psikotik atipikal baik digunakan untuk pasien yang memiliki gejala positif dan negatif karena bekerja terhadap dopamine D2 receptors juga terhadap serotonin 5 HT2 receptors dan memiliki efek samping yang minimal. Untuk meminimalkan sindrom ekstrapiramidal yang dapat muncul akibat pemberian obat antipsikosis, maka pasien diberikan Hexymer (Trihexyphenidyl HCL). Karena pasien juga memiliki gejala depresi maka pasien diberikan obat anti depresi SSRI Fridep (Sertraline) karena memiliki efek samping yang minimal.

XIII. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)Subjective: Pasien tidak memiliki keluhanObjective: Ditemukan adanya halusinasi visual dan serta gejala negatif, dan kebersihan yang kurang. Lipid profile yang abnormal.Assessment: Skizofrenia Paranoid, DPD, dislipidemiaPlanning: Teruskan obat anti psikotik, ganti obat anti depresi menjadi golongan trisiklik misalnya amitriptilin 3x1 25mg/hari. Ajari mengenai kebersihan diri dan bersosialisasi. Kadar kolesterol dan trigliserida yang meningkat diberikan obat kolesterol Simvastatin 1x1 10mg/hari dan Gemfibrosil 2x1 300 mg/hari. Mengajak pasien berolahraga misalnya tenis meja.