makala steven johnson

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom Steven Johnson (SSJ) adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi dari ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel / bula, dapat disertai purpura. ( Djuanda, 2000) Angka kejadian syndrom steven johnson sebenarnya tidak tinggi hanya sekitar 1-14 per 1 juta penduduk. Syndrom steven johnson ditemukan oleh dua dokter anak Amerika. Syndrom steven johnson dapat timbul sebagai gatal-gatal hebat pada mulanya, diikuti dengan bengkak dan kemerahan pada kulit. Setelah beberapa waktu, bila obat yang menyebabkan tidak dihentikan, serta dapat timbul demam, sariawan pada mulut, mata, anus, dan kemaluan serta dapat terjadi luka-luka seperti koreng pada kulit. Namun pada keadaan-keadaan kelainan sistem imun seperti HIV dan AIDS serta lapus angka kejadiannya dapat meningkat secara tajam. Etiologi SSJ sulit ditentukan dengan pasti, karena penyebabnya berbagai faktor, walaupun pada umumnya sering berkaitan dengan respon imun terhadap obat. 1

Upload: maya-saadah

Post on 06-Dec-2014

184 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala steven johnson

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindrom Steven Johnson (SSJ) adalah sindrom yang mengenai kulit,

selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi

dari ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel /

bula, dapat disertai purpura. ( Djuanda, 2000)

Angka kejadian syndrom steven johnson sebenarnya tidak tinggi

hanya sekitar 1-14 per 1 juta penduduk. Syndrom steven johnson

ditemukan oleh dua dokter anak Amerika. Syndrom steven johnson

dapat timbul sebagai gatal-gatal hebat pada mulanya, diikuti dengan

bengkak dan kemerahan pada kulit. Setelah beberapa waktu, bila obat

yang menyebabkan tidak dihentikan, serta dapat timbul demam,

sariawan pada mulut, mata, anus, dan kemaluan serta dapat terjadi

luka-luka seperti koreng pada kulit. Namun pada keadaan-keadaan

kelainan sistem imun seperti HIV dan AIDS serta lapus angka

kejadiannya dapat meningkat secara tajam.

Etiologi SSJ sulit ditentukan dengan pasti, karena penyebabnya

berbagai faktor, walaupun pada umumnya sering berkaitan dengan

respon imun terhadap obat. Beberapa faktor penyebab timbulnya SSJ

diantaranya : infeksi (virus, jamur, bakteri, parasit), obat (salisilat,

sulfa, penisilin, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis, kontraseptif),

makanan (coklat), fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar X), lain-lain

(penyakit polagen, keganasan, kehamilan). Patogenesis SSJ sampai

saat ini belum jelas walaupun sering dihubungkan dengan reaksi

hipersensitivitas tipe III (reaksi kompleks imun) yang disebabkan oleh

kompleks soluble dari antigen atau metabolitnya dengan antibodi IgM

dan IgG dan reaksi hipersensitivitas lambat (delayed-type

1

Page 2: Makala steven johnson

hypersensitivity reactions, tipe IV) adalah reaksi yang dimediasi oleh

limfosit T yang spesifik.

Berdasarkan data-data di atas, maka penulis tertarik untuk menulis

makalah mengenai steven johnson dan mempelajari tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan steven johnson.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan

keperawatan kepada klien dengan steven johnson.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar penyakit

steven johnson.

b. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan

keperawatan pada pasien steven johnson.

c. Mahasiswa dapat membahas kasus yang ada mengenai steven

johnson.

C. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan

makalah ini adalah Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari Latar

Belakang, Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Kemudian di

lanjutkan Bab II Konsep Dasar Penyakit Steven Johnson yang terdiri

dari Anatomi Fisiologi, Pengertian, Penyebab,

Patofisiologi,Manifestasi Klinik, Pemeriksaan Diagnostik, Komplikasi,

Penatalaksanaan Medik. Bab III Konsep Asuhan Keperawatan pada

pasien steven johnson yang meliputi Pengkajian Data, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan, Dan Evaluasi. Bab IV Pembahasan

Kasus. Bab V Penutup, yang berisikan Kesimpulan dan Saran. Dan di

akhiri dengan Daftar Pustaka.

2

Page 3: Makala steven johnson

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Anatomi dan Fisiologi

Sumber :

http//anatomi-fisiologi-penampang-kulit.blogspot.com

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan

berfungsi pelindung tubuh terhadap bahaya yang datang dari luar,

seperti bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme dan

menjaga keseimbangan tubuh dengan lingkungan.

Klasifikasi kulit berdasarkan :

a. Warna

1) Terang (fair skin), pirang, dan hitam

2) Merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi

3) Hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa

b. Jenisnya

1) Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium

2) Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang

dewasa

3

Page 4: Makala steven johnson

3) Tipis : pada wajah

4) Lembut : pada leher dan badan

5) Berambut kasar : pada kepala

c. Letaknya

1) Lapisan epidermis (luar)

Lapisan epidermis merupakan lapisan paling luar yang

tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di

lapisan bawah bermitosis terus-menerus, sedangkan lapisan

paling luar epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis

terdiri dari 5 lapis yaitu stratum korneum, stratum lucidum,

stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum

malphigi.

2) Lapisan dermis (dalam)

Dermis terdiri dari bulu, kelenjar minyak, kelenjar lendir dan

kelenjar keringat yang membenam jauh ke dalam dermis.

Lapisan dermis terdiri dari lapisan papilla dan lapisan

retikulosa.

3) Lapisan hipodermis (paling dermis)

Lapisan bawah kulit yang terdiri atas jaringan pengikat

longgar, komponennya serat longgar, elastis dan sel lemak.

Lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, vena

dan anyaman sarafg yang berjalan sejajar dengan

permukaan kulit dibawah dermis.

Kulit juga memiliki beberapa fungsi yang sangat penting selain

menjalin kelangsungan hidup secara umum. Fungsi-fungsi tersebut

seperti fungsi proteksi yang menjaga bagian dalam tubuh terhadap

gangguan fisik, fungsi ekskresi merupakan fungsi untuk

mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna dari dalam tubuh, serta

fungsi pengaturan suhu tubuh dimana kulit mengeluarkan keringat

dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.

4

Page 5: Makala steven johnson

2. Pengertian

Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput

lendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi dari

ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel / bula,

dapat disertai purpura. ( Djuanda, 2000)

Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang

terdiri dari erupsi kulit, kelainan dimukosa dan konjungtifitis. ( Junadi,

1982).

Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa

eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit,

selaput lendir yang orifisium dan mata dengan keadaan umum

bervariasi dari baik sampai buruk. ( Mansjoer, 2000).

Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit,

selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi

dari ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel

atau bula disertai purpura, kelainan dimukosa dan konjungtifitis.

3. Penyebab

Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa factor yang

dapat dianggap sebagai penyebab adalah:

1. Alergi obat secara sistemik ( misalnya penisilin, analgetik, anti

piretik ), Penisilline, Sthreptomicine, Sulfonamide, Tetrasiklin.

2. Anti piretik atau analgesic ( derifat, salisil/pirazolon, metamizol,

metampiron dan paracetamol Kloepromazin, Karbamazepin, Kirin

Antipiri, Tegretol.

3. Infeksi mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur dan parasit ).

4. Neoplasma dan factor endokrin.

5. Factor fisik ( sinar matahari, radiasi, sinar-X ).

6. Makanan (coklat)

5

Page 6: Makala steven johnson

4. Patofisiologi

Alergi obat-obatan, infeksi mikroorganisme, neoplasma dan faktor

endokrin, faktor fisik dan makanan

Masuk ke dalam tubuh

Sel B dan plasma cel

Antigen berikatan dengan antibodi (Ig M dan Ig G)

Komplek imun

Deposit pembuluh darah

Mengaktifkan komplemen & degranulasi sel mast

Neutrofil tertarik kedaerah infeksi

kerusakan jaringan kapiler/ organ

Kerusakan akumulasi neutrofil

6

reaksi radang nociseptor      Merangsang peningkatan

submukosa: lidah

Permeabilitas vaskular

Gangguan menelan

Kelainan kulit Mengirim diorbital

Page 7: Makala steven johnson

5. Manifestasi Klinik

Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 tahun kebawah. Keadaan

umumnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat

kesadarannya menurun, penderita dapat soporous sampai koma.

Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam

tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan. Pada

sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa:

1. Kelainan kulit

Kelainan kulit terdiri dari eritema, vesikel dan bula. Vesikel dan bula

kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itu

dapat juga terjadi purpura. Pada bentuk yang berat kelainannya

generalisata.

2. Kelainan selaput lendir di orifisium

Kelainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut

(100%) kemudian disusul oleh kelainan dilubang alat genetal (50%)

sedangkan dilubang hidung dan anus jarang (masing-masing 8%

dan 4%).

3. Kelainan berupa vesikel dan bula yang cepat memecah sehingga

menjadi erosi dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Juga dalam

terbentuk pseudomembran. Dibibir kelainan yang sering tampak

ialah krusta berwarna hitam yang tebal.

4. Kelainan dimukosa dapat juga terdapat difaring, traktus

respiratorius bagian atas dan esofagus. Stomatitis ini dapat

menyebabkan penderita sukar tidak dapat menelan. Adanya

pseudomembran di faring dapat menyebabkan keluhan sukar

bernafas.

5. Kelainan mata

konjungitivitis (radang selaput yang melapisi permukaan dalam

kelopak mata dan bola mata), konjungtivitas kataralis,

blefarokonjungtivitis, iritis, iridosiklitis, kelopak mata edema dan sulit

dibuka, pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi kornea yang

dapat menyebabkan kebutaan. Cedera mukosa okuler merupakan

faktor pencetus yang menyebabkan terjadinya ocular cicatricial

7

Page 8: Makala steven johnson

pemphigoid, merupakan inflamasi kronik dari mukosa okuler yang

menyebabkan kebutaan. Waktu yang diperlukan mulai onset

sampai terjadinya ocular cicatricial pemphigoid bervariasi mulai dari

beberapa bulan sampai 31 tahun.

6. Disamping trias kelainan tersebut dapat pula terdapat kelainan lain,

misalnya: nefritis dan onikolisis.

7. Gejala prodromal berkisar antara 1-14 hari berupa demam,

malaise, batuk, korizal, sakit nyeri dada, muntah, pegal otot dan

atralgia yang sangat bervariasi dalam derajat berat dan kombinasi

gejala tersebut.

6. Pemeriksaan diagnostik

1. Laboratorium

Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi

Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi

2. Histopatologi

Infiltrasi sel ononuklear di sekitar pembuluh darah dermis superficial

Edema dan extravasasi sel darah merah di dermis papilar.

Degenerasi hidrofik lapisan absalis sampai terbentuk vesikel

subepidermal. Nekrosis sel epidermal dan kadang-kadang dianeksa

Spongiosis dan edema intrasel di epidermis.

3. Imunologi 

Deposit IgM dan C3 di pembuluh darah dermal superficial dan pada

pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Terdapat komplek

imun yang mengandung IgG, IgM, IgA secara tersendiri atau dalam

kombinasi.

4. Penatalaksanaan Kedaruratan

Prioritas utama pada kedaruratan kasus alergi yang berat dan

penyerangannya secara sistemik kita tetap melakukan tindakan

ABC ( Airway, Breathing dan Circulation ).

Tindakan berikutnya adalah:

Bila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh beri prednisone

30-40 mg/hari Keadaan umum buruk dan lesi menyeluruh beri

8

Page 9: Makala steven johnson

kortikosteroid merupakan tindakan life saving dan gunakan

Dexamethason intravena dosis permulaan 4-6 x 5mg sehari setelah

masa kritis teratasi dosis diturunkan secara cepat setiap hari

diturunkan 5mg. setelah dosis mencapai 5mg sehari

dexamethasone injeksi diganti dengan tablet Kortikosteroid

misalnya Prednison yang diberikan 20mg sehari dan kemudian

diturunkan menjadi 10mg kemudian dihentikan dengan total lama

pengobatan kira-kira 10 hari. Seminggu setelah oemberian

Kortiokosteroid lakukan pemeriksaan elektrolit ( Na, Cl dan K ) bila

terjadi hipokalemi diberikan KCL 3 x 500 mg/hari dan bila terjadi

hopernatremia berikan diet rendah garam Berikan antibiotic yang

jarang menyebabkan alergi, berspektrum luas dan bersifat

bakteriosidal untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya

Gentamisin dengan dosis 2 x 80 mg. Pengaturan keseimbangan

cairan dan elektrolit dan nutrisi sangat penting. Berikan cairan

infuse Glukosa 5% dan larutan Darrow. Bila therapy dalam 2-3 hari

kondisi tidak membaik berikan tranfusi darah sebanyak 300cc

selam 2 hari berturut-turut. Bila perlu berikan injeksi Vitamin C

500mg atau 100mg intravena. Therapy topical untuk lesi di mulut

dapat berupa Kenalog on orabase. Lesi di kulit dan erosive dapat

diberikan Sofratule atau krim Sulfadiazine perak.

7. Komplikasi

Sindrom steven johnson sering menimbulkan komplikasi,antara lain

sebagai berikut:

1. Kehilangan cairan dan darah

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Shock

3. Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis,

kebutaan

4. Gastroenterologi - Esophageal strictures

5. Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile scarring,

stenosis vagina

6. Pulmonari – pneumonia, bronchopneumonia

9

Page 10: Makala steven johnson

7. Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen,

infeksi kulit sekunder.

8. Infeksi sitemik, sepsis

8. Penatalaksanaan medis

1. Kortikosteroid

Bila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh cukup diobati

dengan prednisone 30-40 mg sehari. Namun bila keadaan

umumnya buruk dan lesi menyeluruh harus diobati secara tepat

dan cepat. Kortikosteroid merupakan tindakan file-saving dan

digunakan deksametason intravena, dengan dosis permulaan 4-6 x

5 mg sehari.Umumnya masa kritis diatasi dalam beberapa hari.

Pasien steven-Johnson berat harus segera dirawat dan diberikan

deksametason 6×5 mg intravena. Setelah masa krisis teratasi,

keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru, lesi lama

mengalami involusi, dosis diturunkan secara cepat, setiap hari

diturunkan 5 mg. Setelah dosis mencapai 5 mg sehari,

deksametason intravena diganti dengan tablet kortikosteroid,

misalnya prednisone yang diberikan keesokan harinya dengan

dosis 20 mg sehari, sehari kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg

kemudian obat tersebut dihentikan. Lama pengobatan kira-kira 10

hari.Seminggu setelah pemberian kortikosteroid dilakukan

pemeriksaan elektrolit (K, Na dan Cl). Bila ada gangguan harus

diatasi, misalnya bila terjadi hipokalemia diberikan KCL 3 x 500

mg/hari dan diet rendah garam bila terjadi hipermatremia. Untuk

mengatasi efek katabolik dari kortikosteroid diberikan diet tinggi

protein/anabolik seperti nandrolok dekanoat dan nanadrolon.

Fenilpropionat dosis 25-50 mg untuk dewasa (dosis untuk anak

tergantung berat badan).

2. Antibiotik

Untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya bronkopneumonia

yang dapat menyebabkan kematian, dapat diberi antibiotic yang

jarang menyebabkan alergi, berspektrum luas dan bersifat

10

Page 11: Makala steven johnson

bakteriosidal misalnya gentamisin dengan dosis 2 x 80 mg.Infus

dan tranfusi darah.

3. Pengaturan keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi penting

karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi dimulut

dan tenggorokan serta kesadaran dapat menurun. Untuk itu dapat

diberikan infus misalnya glukosa 5 % dan larutan Darrow. Bila

terapi tidak memberi perbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat

diberikan transfusi darah sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-

turut, terutama pada kasus yang disertai purpura yang luas.

4. Pada kasus dengan purpura yang luas dapat pula ditambahkan

vitamin C 500 mg atau 1000 mg intravena sehari dan hemostatik.

5. Topikal:

Terapi topical untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in orabase.

Untuk lesi di kulit yang erosif dapat diberikan sufratulle atau krim

sulfadiazine perak.

11

Page 12: Makala steven johnson

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Data

a. Identitas

Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian.

Klien dengan Steven Johnson biasanya mengeluhkan

demam, malaise, kulit merah dan gatal, nyeri kepala, batuk,

pilek, dan sakit tenggorokan.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji riwayat alergi makanan klien, riwayat konsumsi obat-

obatan dahulu, riwayat penyakit yang sebelumnya dialami

klien.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami

penyakit yang sama.

5) Riwayat Psikososial

Kaji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan

interaksi sosial

c. Pola Fungsional Gordon

Pola persepsi kesehatan - manajemen kesehatan, pada pola ini

kita mengkaji :

1) Bagaimanakah pandangan klien terhadap penyakitnya?

2) Apakah klien klien memiliki riwayat merokok, alkohol, dan

konsumsi obat-obatan tertentu?

3) Bagaimakah pandangan klien terhadap pentingnya

kesehatan?

12

Page 13: Makala steven johnson

d. Pola Nutrisi – Metabolik

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Bagaimanakah pola makan dan minum klien sebelum dan

selama dirawat di rumah sakit?

2) Kaji apakah klien alergi terhadap makanan tertentu?

3) Apakah klien menghabiskan makanan yang diberikan oleh

rumah sakit?

4) Kaji makanan dan minuman kesukaan klien?

5) Apakah klien mengalami mual dan muntah?

6) Bagaimana dengan BB klien, apakah mengalami penurunan

atau sebaliknya?

Pada klien dengan Steven Johnson, biasanya mengalami

penurunan nafsu makan, sariawan pada mulut, dan kesulitan

menelan.

e. Pola Eliminasi

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Bagaimanakah pola BAB dan BAK klien ?

2) Apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi?

3) Kaji konsistensi BAB dan BAK klien

4) Apakah klien merasakan nyeri saat BAB dan BAK?

Klien dengan Steven Johnson, biasanya akan mengalami retensi

urin, konstipasi, membutuhkan bantuan untuk eliminasi dari

keluarga atau perawat.

f. Pola aktivitas - latihan

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Bagaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dirawat

di rumah sakit?

2) Kaji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri

3) Kaji tingkat ketergantungan klien

0 = mandiri

1 = membutuhkan alat bantu

13

Page 14: Makala steven johnson

2 = membutuhkan pengawasan

3 = membutuhkan bantuan dari orang lain

4 = ketergantungan

4) Apakah klien mengeluh mudah lelah?

Klien dengan Steven Johnson biasanya tampak gelisah dan

merasa lemas, sehingga sulit untuk beraktifitas.

g. Pola istirahat - tidur

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Apakah klien mengalami gangguan tidur?

2) Apakah klien mengkonsumsi obat tidur/penenang?

3) Apakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidur?

Klien dengan Steven Johnson, akan mengalami kesulitan untuk

tidur dan istirahat karena nyeri yang dirasakan, rasa panas dan

gatal-gatal pada kulit.

h. Pola kognitif – persepsi

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Kaji tingkat kesadaran klien

2) Bagaimanakah fungsi penglihatan dan pendengaran klien,

apakah mengalami perubahan?

3) Bagaimanakah kondisi kenyamanan klien?

4) Bagaimanakah fungsi kognitif dan komunikasi klien?

Klien dengan Steven Johnson akan mengalami kekaburan pada

penglihatannya, serta rasa nyeri dan panas di kulitnya.

i.Pola persepsi diri - konsep diri

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Bagaimanakah klien memandang dirinya terhadap penyakit

yang dialaminya?

2) Apakah klien mengalami perubahan citra pada diri klien?

3) Apakah klien merasa rendah diri?

14

Page 15: Makala steven johnson

Dengan keadaan kulitnya yang mengalami kemerahan, klien

merasa malu dengan keadaan tersebut, dan mengalami gangguan

pada citra dirinya.

j. Pola peran - hubungan

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Bagaimanakah peran klien di dalam keluarganya?

2) Apakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klien?

3) Bagaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat

sekitarnya?

k. Pola reproduksi dan seksualitas

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Bagaimanakah status reproduksi klien?

2) Apakah klien masih mengalami siklus menstrusi (jika wanita)?

l. Pola koping dan toleransi stress

Pada pola ini kita mengkaji :

1) Apakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat ini?

2) Bagaimanakah cara klien menghilangkan stress yang

dialaminya?

3) Apakah klien mengkonsumsi obat penenang?

m. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Warna, suhu, kelembaban, kekeringan

Palpasi : Turgor kulit, edema

n. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

1) Laboratorium : leukositosis atau esosinefilia

2) Histopatologi : infiltrat sel mononuklear, oedema dan

ekstravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis,

nekrosis sel epidermal, spongiosis dan edema intrasel di

epidermis.

15

Page 16: Makala steven johnson

3) Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun

yang mengandung IgG, IgM, IgA.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi

dermal dan epidermal

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

denagan kesulitan menelan

c. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan inflamasi

pada kulit

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

e. Gangguan Persepsi sensori : kurang penglihatan berhubungan

dengan konjungtifitis.

3. Intervensi

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi

dermal dan epidermal

Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi

Kriteria hasil : Menunjukkan kulit dan jaringan kulit yang

utuh

Intervensi :

1) Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi dan sensori

serta perubahan lainnya yang terjadi.

Rasional : Menentukan garis dasar dimana perubahan pada

status dapat dibandingkan dan melakukan intervensi yang

tepat

2) Gunakan pakaian tipis dan alat tenun yang lembut

Rasional : Menurunkan iritasi garis jahitan dan tekanan dari

baju, membiarkan insisi terbuka terhadap udara meningkat

proses penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi

3) Jaga kebersihan alat tenun

Rasional : Untuk mencegah infeksi

4) Kolaborasi dengan tim medis

16

Page 17: Makala steven johnson

Rasional : Untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kesulitan menelan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : Menunjukkan berat badan stabil/peningkatan

berat badan

Intervensi :

1) Kaji kebiasaan makanan yang disukai/tidak disukai

Rasional : Memberikan pasien/orang terdekat rasa kontrol,

meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat

memperbaiki pemasukan

2) Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering

Rasional : Membantu mencegah distensi

gaster/ketidaknyamanan

3) Hidangkan makanan dalam keadaan hangat

Rasional : Meningkatkan nafsu makan

4) Kerjasama dengan ahli gizi

Rasional : Kalori protein dan vitamin untuk memenuhi

peningkatan kebutuhan metabolik, mempertahankan berat

badan dan mendorong regenerasi jaringan.

c. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi

pada kulit

Tujuan : Nyeri berkurang

Kriteria hasil :

- Melaporkan nyeri berkurang

- Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks

Intervensi:

1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan intensitasnya

Rasional : Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat

beratnya keterlibatan jaringan

17

Page 18: Makala steven johnson

2) Berikan tindakan kenyamanan dasar. Contoh : pijatan pada

area yang sakit

Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan

otot dan kelelahan umum

3) Pantau TTV

Rasional : Suhu merupakan salah satu gejala terjadinya

inflamasi.

4) Berikan analgetik sesuai indikasi

Rasional: Menghilangkan rasa nyeri

d. Gangguan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik

Tujuan : Gangguan intoleransi aktivitas tidak terjadi

Kriteria hasil : Klien melaporkan peningkatan toleransi

aktivitas

Intervensi:

1) Kaji respon individu terhadap aktivitas

Rasional : Mengetahui tingkat kemampuan individu dalam

pemenuhan aktivitas sehari-hari.

2) Bantu klien dalam memenuhi aktivitas sehari-hari dengan

tingkat keterbatasan yang dimiliki klien

Rasional : Energi yang dikeluarkan lebih optimal

3) Jelaskan pentingnya pembatasan energi

Rasional : Energi penting untuk membantu proses

metabolism tubuh

4) Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas klien

Rasional : Klien mendapat dukungan psikologi dari keluarga

e. Gangguan Persepsi sensori : kurang penglihatan berhubungan

dengan konjungtifitis

Tujuan : Gangguan persepsi sensori teratasi

Kriteria hasil :

18

Page 19: Makala steven johnson

- Kooperatif dalam tindakan

- Menyadari hilangnya pengelihatan secara permanen

Intervensi :

1) Kaji dan catat ketajaman pengelihatan

Rasional : Menetukan kemampuan visual

2) Kaji deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat/tidak.

Rasional : Memberikan keakuratan terhadap pengelihatan

dan perawatan.

3) Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan pengelihatan:

Rasional : Meningkatkan self care dan mengurangi

ketergantungan.

4) Orientasikan terhadap lingkungan.

Rasional : Meningkatkan rangsangan pada waktu

kemampuan pengelihatan menurun.

4. Evaluasi

1. Integritas kulit dan jaringan kulit kembali utuh

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan berat badan

stabil/peningkatan berat badan

3. Nyeri berkurang dengan menunjukkan ekspresi wajah/postur

tubuh rileks

4. Peningkatan toleransi aktivitas

5. Gangguan persepsi sensori teratasi

19

Page 20: Makala steven johnson

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Kasus

Tn. S, 20 tahun, dirawat di Rumah Sakit A pada tanggal 1 April 2013

dengan diagnosa medis Sindrom Steven Johnson. Dengan keluhan

kulit melepuh dibeberapa bagian tubuh, nyeri, gatal, demam, dan

terasa lemas sejak 5 hari SMRS. Klien mengatakan kelainan kulit

serupa belum pernah dialami oleh pasien maupun pada silsilah

keluarga. Setelah diobservasi kelainan mata tidak ditemukan dan

dijumpai papul eritema di beberapa bagian tubuh yaitu leher, ketiak dan

selangkangan, kulit tampak kemerah-merahan. Kesadaran kompos

mentis, skala nyeri 6, klien terlihat lemah. Tanda-tanda vital, TD 110/80

mmHg, N 72x/ menit, T 37,50C, RR 20x/ menit. Berat badan sebelum

sakit 58 kg, berat badan sekarang 55 kg.

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

1) Nama : Tn. S

2) Usia : 20 tahun

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Alamat : Jl. Rawa Kuning Kel. Pulo Gebang, Kec.

Cakung-Jaktim

5) Masuk RS : 1 April 2013

6) Pengkajian : 2 April 2013

7) Diagnosa medis : Sindrom Steven Johnson

b. Data Fokus

Data Subjektif Data Fokus

Klien mengeluh kulit melepuh. Adanya papul pada bagian leher,

20

Page 21: Makala steven johnson

Klien mengeluh nyeri pada bagian

kulit yang melepuh

Klien mengeluh badan terasa

panas

Klien mengeluh gatal

Klien mengatakan BB sebelum

sakit 58 kg.

Klien mengeluh lemas.

ketiak dan selangkangan.

TD 110/80 mmHg, N 72x/ menit,

T 37,50C, RR 20x/ menit.

BB sekarang 55 kg.

Klien terlihat meringis.

Klien tampak lemah.

Kulit tampak kemerah-merahan

Skala nyeri 6

21

Page 22: Makala steven johnson

ANALISA DATA

NO TANGGAL DATA FOKUS MASALAH PARAF

1 8/03/2013 DS: Klien mengeluh nyeri pada bagian

kulit yang melepuh Klien mengeluh gatalDO: Klien terlihat meringis. skala nyeri 6TD 110/80 mmHg, N 72x/ menit, T

37,50C, RR 20x/ menit.

Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Penulis

2 8/03/2013 DS: Klien mengeluh kulit melepuh. Klien mengeluh gatalDO: Adanya papul pada bagian leher,

ketiak dan selangkangan. Kulit tampak kemerah-merahan.TD 110/80 mmHg, N 72x/ menit, T

37,50C, RR 20x/ menit.

Gangguan integritas kulit Penulis

22

Page 23: Makala steven johnson

3 8/03/2013 DS: Klien mengeluh lemas

DO: Klien tampak lemah.

Intoleransi aktivitas Penulis

RENCANA KEPERAWATAN

NO

TGL

DIAGNOSA TUJUAN /

KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL PARAF

23

Page 24: Makala steven johnson

1 Gangguan Rasa Nyaman :

Nyeri berhubungan dengan

dengan  inflamasi pada kulit

ditandai dengan:

DS: Klien mengeluh nyeri pada

bagian kulit yang melepuh Klien mengeluh gatalDO: Klien terlihat meringis. skala nyeri 6TD 110/80 mmHg, N 72x/

menit, T 37,50C, RR 20x/

menit.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 3x24

jam

Kriteria Hasil :

Klien mengatakan

rasa nyeri

berkurang (1-3)

atau hilang

Ekspresi wajah

klien tampak rileks

TTV batas

Normal:

Suhu : 36-370 C

Nadi : 60-80x/menit

RR : 16-24X/menit

TD : 100/80-120/90

1. Kaji tingkat nyeri

klien

2. Kaji respon

verbal dan non

verbal klien

terhadap nyeri

3. Atur posisi tidur

klien senyaman

mungkin

4. Anjurkan klien

menggunakan

teknik relaksasi

1. Mengevaluasi gejala

nyeri untuk pemberian

intervensi selanjutnya

2. Ketidaksesuaian

antara petunjuk verbal

dan non verbal dapat

memberikan informasi

tentang derajat nyeri

dan keefektifan

intervensi

3. Memberi rasa nyaman

pada klien

4. Menurunkan tingkat

nyeri

24

Page 25: Makala steven johnson

mmHg

5. Berikan kompres

hangat pada

luka bengkak

6. Kolaborasi

dalam

pemberian

analgetik

5. Pemanasan lokal

dapat memberikan

proses vasodilatasi

pada luka

6. Menghambat sinyal-

sinyal nyeri dan

menurunkan nyeri

klien

2 Gangguan integritas kulit

berhubungan dengan

inflamasi dermal ditandai

dengan:

DS:

Klien mengeluh kulit

melepuh.

Klien mengeluh gatal

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam

Kriteria hasil :

Klien

1. Observasi kulit

setiap hari catat

turgor sirkulasi

dan sensori serta

perubahan

lainnya yang

terjadi.

2. Gunakan pakaian

1. menentukan garis

dasar dimana

perubahan pada

status dapat

dibandingkan dan

melakukan intervensi

yang tepat

2. menurunkan iritasi

garis jahitan dan

25

Page 26: Makala steven johnson

DO:

Adanya papul pada bagian

leher, ketiak dan

selangkangan.

Kulit tampak kemerah-

merahan

TD 110/80 mmHg, N 72x/

menit, T 37,50C, RR 20x/

menit.

mengatakan

gatal berkurang

Warna

kemerahan pada

kulit berkurang

Papul pada

bagian leher,

ketiak dan

selangkangan

hilang

TTV normal :

- TD 120/80

mmHg

- N = 90 x/menit

- T = 37oC

- RR = 20 x/menit

tipis dan alat

tenun yang

lembut

3. Jaga kebersihan

alat tenun

4. Kolaborasi

dengan tim

medis

tekanan dari baju,

membiarkan insisi

terbuka terhadap

udara meningkat

proses penyembuhan

dan menurunkan

resiko infeksi

3. untuk mencegah

infeksi

4. untuk mencegah

infeksi lebih lanjut

3 Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan fisik ditandai

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1. Kaji respon

individu terhadap

1. Mengetahui tingkat

kemampuan individu

dalam pemenuhan

26

Page 27: Makala steven johnson

dengan:

DS:

Klien mengeluh lemas.

DO:

Klien tampak lemah.

3x24 jam klien

intoleransi aktivitas

klien teratasi

Kriteria hasil :

Klien

mengatakan

lemas berkurang

Klien mampu

menggerakkan

anggota

badannya

aktivitas

2. Bantu klien

dalam memenuhi

aktivitas sehari-

hari dengan

tingkat

keterbatasan

yang dimiliki klien

3. Jelaskan

pentingnya

pembatasan

energy

4. Libatkan

keluarga dalam

pemenuhan

aktivitas klien

aktivitas sehari-hari.

2. energi yang

dikeluarkan lebih

optimal

3.  energi penting untuk

membantu proses

metabolisme tubuh

4. klien mendapat

dukungan psikologi

dari keluarga

27

Page 28: Makala steven johnson

CATATAN KEPERAWATAN

TANGGAL PUKUL NO.DX CATATAN KEPERAWATAN NAMA

01 APRIL 2013 08.00

08.10

08.30

09.00

10.00

Dx 1 ,2

Dx 2

Dx 1

Dx 3

Dx 1

1. Mengkaji KU klien

2. mengganti alat tenun

klien.

3. Memberi posisi yang

nyaman pada klien.

4. mengkaji tingkat

aktifitas klien dan

mendekatkan barang-

barang yang diperlukan

klien.

5. Mengajarkan teknik

relaksasi (nafas dalam

dan masase) untuk

meringankan nyeri

Penulis

Penulis

Penulis

28

Page 29: Makala steven johnson

11.00

12.00

12.30

Dx 1,2,3

Dx 1

Dx 3

6. Mengukur tanda-tanda

vital

Hasil : 110/80 mmhg,

nadi 80x/menit, suhu

370 c, rr 16x/menit.

7. Kolaborasi pemberian

analgesic.

C/ asam mefenamat.

8. melibatkan keluarga

dalam pemenuhan

kebutuhan klien serta

aktivitas klien.

02 April 2013 08.00

08.05

08.30

09.00

Dx 1,2,3

Dx 1

Dx 1

Dx 3

1. Mengkaji KU klien

2. Mengkaji tingkat nyeri

klien.

3. Memberi posisi yang

nyaman pada klien.

4. Mengkaji tingkat

29

Page 30: Makala steven johnson

09.15

11.00

12.00

12.30

Dx 1

Dx 1,2,3

Dx 1

Dx 3

aktifitas klien.

5. Mengajarkan teknik

relaksasi (nafas dalam

dan masase) untuk

meringankan nyeri

6. Mengukur tanda-tanda

vital

Hasil : 110/80 mmhg,

nadi 80x/menit, suhu

370 c, rr 16x/menit.

7. Kolaborasi pemberian

analgesic.

C/ asam mefenamat.

8. Menjelaskan pada klien

untuk membatasi

aktivitas

03 April 2013 08.00 Dx 1,2,3 1. Mengkaji KU klien

2. Mengkaji tingkat nyeri

30

Page 31: Makala steven johnson

08.05

08.30

09.00

09.15

11.00

12.00

Dx 1

Dx 1

Dx 3

Dx 1

Dx 1,2,3

Dx 1

klien.

3. Memberi posisi yang

nyaman pada klien.

4. Mengkaji tingkat

aktifitas klien.

5. Mengajarkan teknik

relaksasi (nafas dalam

dan masase) untuk

meringankan nyeri

6. Mengukur tanda-tanda

vital

Hasil : 110/80 mmhg,

nadi 80x/menit, suhu

370 c, rr 16x/menit.

7. Kolaborasi pemberian

analgesic.

C/ asam mefenamat.

8. Menjelaskan pada klien

31

Page 32: Makala steven johnson

12.30 Dx 3 untuk membatasi

aktivitas

CATATAN PERKEMBANGAN

TANGGAL NO.DX SOAP NAMA

01 APRIL 2013 DX 1 S : klien mengatakan nyeri

berkurang.

O : skala nyeri 4

A : masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Penulis

02 april 2013 Dx 2 S :- klien mengeluh kulit

melepuh

- klien mengeluh kulit gatal

Penulis

32

Page 33: Makala steven johnson

03 april 2013 Dx 3

O :- intregasi kulit sedang

- tidak ada luka

A :masalah teratasi sebagian

P :intervensi dipertahankan

S : -klien mengatakan badannya

masih lemas

O :klien tampak mencoba

melakukan aktivitasnya

secara mandiri

A :masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Penulis

33

Page 34: Makala steven johnson

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit,

selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi

dari ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel /

bula, dapat disertai purpura. ( Djuanda, 2000). Penyebab belum

diketahui dengan pasti, namun beberapa factor yang dapat dianggap

sebagai penyebab antara lain alergi obat, infeksi, makanan,

neoplasma, dan factor fisik. Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3

tahun kebawah. Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan

berupa: Kelainan kulit, Kelainan selaput lendir di orifisium, Kelainan

berupa vesikel dan bula, Kelainan dimukosa, Kelainan mata.

Disamping trias kelainan tersebut dapat pula terdapat kelainan lain,

misalnya: nefritis dan onikolisis.

Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan

Glaukoma terdiri dari: pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi,

dan evaluasi.

B. Saran

- Untuk mahasiswa sebaiknya memperdalam ilmu dalam perawatan

pasien stroke agar dapat membantu klien untuk mencapai

kesembuhan dan pengobatan.

- Untuk mahasiswa bisa lebih paham tentang pengertian,

pencegahan, pengobatan serta cara-cara untuk memberikan

pendidikan kesehatan terhadap pasien.

- Untuk institusi pendidikan diharapkan dapat melengkapi atau

menambah buku-buku yang berkaitan dengan bidang keilmuan

keperawatan seperti buku keperawatan medikal bedah, asuhan

keperawatan, kamus kedokteran dan lain-lain sebagai literatur

dalam menambah ilmu bagi mahasiswa.

34

Page 35: Makala steven johnson

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Djuanda, Adi. 2000. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi 3. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI.

Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC

Hamzah, Mochtar. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid 2. Jakarta:

Media Aesculapius

Price dan Wilson. (1991). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses

Penyakit. Edisi 2. Jakarta: EGC

Syaifuddin. (2002). Anatomi Fisiologi Manusia Untuk Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Tim Penyusun. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius

Tim Penyusun. (2000). Kapita Selekta Kedokteran 2. Jakarta : Media

Aesculapius.

http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/05/16/sindrom-steven-

johnson/, diakses pada tanggal 1 April 2013

35