laporan kasus anc ( ante natal care)

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Defenisi ANC Upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan 1 . 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal yaitu 1 : 1. Untuk menjalin rasa saling percaya antara pasien dengan petugas kesehatan 2. Mengupayakan terwujudkan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya 3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan janinnya 4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi 5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan riwayat bayi

Upload: anonymous-z56uhsox

Post on 20-Feb-2016

67 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

berisi laporan kasus mengenai ANC pada ibu hamil

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kasus ANC ( ante natal care)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi ANC

Upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi

luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin

selama kehamilan1.

6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal yaitu1:

1. Untuk menjalin rasa saling percaya antara pasien dengan petugas

kesehatan

2. Mengupayakan terwujudkan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan janinnya

4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan dan riwayat bayi

6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

2. Tujuan ANC2

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan

berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.

Tujuan umum adalah :

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang

berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan

selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

Page 2: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Tujuan khusus adalah :

1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,

termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian

ASI.

2) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan

pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas.

3) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.

4) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil

sedini mungkin.

5) Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem

rujukan yang ada2.

3. Jadwal kunjungan ANC1

Jadwal kunjungan pada kehamilan normal biasanya 4 kali, yaitu1:

K1hingga usia kehamilan 28 mingguTM I

K2dari usia kehamilan 28-36 minggu TM II

K3

K4

Diejalaskan kepada ibu, bahwa makin tua kehamilannya makin cepat

pemeriksaan harus diulang hal ini bergantung pula terhadap hasil pemeriksaan

sebelumnya, misalnya bumil dengan kelainan jantung, hipertensi atau DM harus

sering periksa ulang dari pada seorang ibu yang sehat tanpa kelainan4.

Pada usia kehamilan diatas 36 mingguTM III

Page 3: laporan kasus ANC ( ante natal care)

4. Indikator Kunjungan ANC2

1. Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif

sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester

pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.

2. Kunjungan ke-4 (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan

yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar.

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut:

Sekali pada trimester I(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24

minggu),minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke

24 sampai dengan minggu ke 36.

Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada

keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4.

3. Penanganan Komplikasi (PK)

PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun

tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan

nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.

Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi adalah:

perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinan macet,infeksi, abortus, Malaria,

HIV/AIDS, Sifilis, TB, Hipertensi, Diabetes Meliitus, anemia gizi besi (AGB) dan

kurang energi kronis (KEK).

Page 4: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Kerangka konsep antenatal komprehensif dan terpadu

5. Jenis pelayanan yang diberikan pada saat ANC dikenal dengan istilah 7

T2 :

1) Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan

untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat

badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1

kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

2) Ukur tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan

untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada

kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai

bawah; dan atau proteinuria)

Page 5: laporan kasus ANC ( ante natal care)

3) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan

untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur

kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

4) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat

imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi

TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status

imunisasi ibu saat ini.

5) Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet

zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

6) Tes terhadap penyakit menular seksual

Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

a. Pemeriksaan golongan darah,

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui

jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon

pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi

kegawatdaruratan.

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Page 6: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali

pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini

ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak

selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses

tumbuh kembang janin dalam kandungan.

c. Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester

kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui

adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu

indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

d. Pemeriksaan kadar gula darah.

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan

pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester

pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga

(terutama pada akhir trimester ketiga).

e. Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah

Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non

endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.

f. Pemeriksaan tes Sifilis

Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil

yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin

pada kehamilan.

g. Pemeriksaan HIV

Page 7: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan

ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani

konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri

keputusannya untuk menjalani tes HIV.

h. Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita

Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak

mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila

diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas

rujukan.

7) lakukan temu wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani

sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang

tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan

6. KIE Efektif2

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:

a. Kesehatan ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara

rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang

cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja

berat.

Page 8: laporan kasus ANC ( ante natal care)

b. Perilaku hidup bersih dan sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama

kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,mandi 2 kali sehari

dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum

tidur serta melakukan olah raga ringan.

c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama

suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu

menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,transportasi rujukan dan calon

donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan,

dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

menghadapi komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama

kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda

maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.

Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari

pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.

Beberapa tanda bahaya kehamilan yang penting untuk disampaikan kepada

ibu hamil adalah3:

a. perdarahan pervagina

b. sakit kepala hebat

c. masalah penglihatan kabur

d. bengkak/udem pada kaki dan tangan (ekstremitas

Page 9: laporan kasus ANC ( ante natal care)

e. nyeri abdomen hebat

f. berkurangnya gerak bayi diabndingkan biasanya

e. Asupan gizi seimbang

Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang

cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses

tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil

disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia

pada kehamilannya.

f. Gejala penyakit menular dan tidak menular.

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular

(misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya

hipertensi) karena dapat mempengaruhi

pada kesehatan ibu dan janinnya.

g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu

(risiko tinggi).

Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan

kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko

penularan HIV dari ibu ke janinnya,dan kesempatan untuk menetapkan

sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil

tersebut HIV

positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun

sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka diberikan bimbingan

untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.

h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

Page 10: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah

bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk

kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.

i. KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan

untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri

sendiri, anak, dan keluarga.

j. Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk

mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.

Tabel 1. Materi KIE

Page 11: laporan kasus ANC ( ante natal care)

7. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :

Identifikasi data umum pribadi pasien, yaitu1:

1. Nama

2. Usia

3. Alamat

4. Pekerjaan ibu/suami

5. Lamanya menikah

6. Hamil anak ke-

Data ini dapat memberikan informasi apakah kehamilan tersebut beresiko atau

tidak, seperti usia kehamilan terlalu tua atau multiparitas karena akan beresiko

untuk terjadinya HPP atau kelainan lainnya dalam kehamilan.

Page 12: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Anamnesa1,2

1. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat

ini.

- jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu

-lamanya mengalami gangguan tersebut

2. Riwayat Haid2

-HPHT

-Usia kehamilan dan taksiran persalinan

3. Riwayat kehamilan dan persalinan

-ANC, persalinan dan nifas kehamilan sebelumnya

-cara persalinan

-jumlah dan jenis kelamin anak hidup

-berat badan lahir

-cara pemberian asupan gizi bagi bayi yang dilahirkan

-informasi saat persalinan atau keguguran terakhir

4. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan

penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:

o Muntah berlebihan

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada pagi hari

namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan

ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak

dapat makan dan berat badan menurun terus.

o Pusing

Page 13: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai mengganggu

aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.

o Sakit kepala

Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat

membahayakan kesehatan ibu dan janin.

o Perdarahan

Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda bahaya

sehingga ibu hamil harus waspada.

o Sakit perut hebat

Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.

o Demam

Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang rahim

dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada kehamilan.

o Batuk lama

Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut.Dapat dicurigai ibu

menderita TBC.

o Berdebar-debar

Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah pada

kehamilan yang harus diwaspadai.

o Cepat lelah

Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbulrasa lelah,

mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore hari.

Kemungkinan ibu menderta kurang darah.

o Sesak nafas atau sukar bernafas

Page 14: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila bernafas

karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi berlebihan

maka perlu diwaspadai.

o Keputihan yang berbau

Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu hamil.

o Gerakan janin

Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke empat. Apabila

gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan yang semakin

berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada.

o Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara

sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan

perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang

mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan

dikonsulkan ke psikiater.

o Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan

Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil seringkali

sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau berterus terang pada

kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu

mengemukakan masalahnya kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan.

Dalam keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan

memberikan dukungan agar mau membuka diri.

5. Menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga

6. Menanyakan riwayat penyakit ibu

7. Menanyakan riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan

Page 15: laporan kasus ANC ( ante natal care)

8. Menanyakan riwayat kb

9. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.

10. Menanyakan riwayat menyusui

11. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan

terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:

o Siapa yang akan menolong persalinan?

Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.

o Dimana akan bersalin?

Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah sakit?

o Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?

Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga terdekat.

Masyarakat/organisasi masyarakat, kader,dukun dan bidan dilibatkan untuk

kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan

obstetri dan neonatal

o Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi pendarahan?

Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah yang sewaktu-

waktu dapat menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan.

o Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?

Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan kesepakatan bersama

yang dapat dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan

termasuk tempat rujukan. Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil,ojek,

becak, sepeda, tandu, perahu, dsb.

o Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?

Page 16: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu kelak. Biaya

persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu bersalin) atau dasolin (dana

sosial ibu bersalin) yang dapat dipergunakan untuk membantu pembiayaan mulai

antenatal, persalinan dan kegawatdaruratan.

12. pemeriksaan khusus obstetric

1.Abdomen

Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin

belum nyata).

Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan

palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih

besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara

fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).

Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :

1. Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan

telapak tangan.

2. Leopold II

Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala

pasien,mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin

bagian keras bulat (kepala) janin.

3. Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simfisis)

sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.

Page 17: laporan kasus ANC ( ante natal care)

4. Leopold IV Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,

jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan

menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas

panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5). Jika memungkinkan dalam

palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan

kesalahan juga masih cukup besar).

Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan

di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan

kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu

menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin

dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin

normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi

kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi

menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat

janin).

2a. Genitalia eksterna

Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka /

perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari

pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.

Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan

dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina

dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga

horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna),

keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan

Page 18: laporan kasus ANC ( ante natal care)

dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya.

Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.

2b. Genitalia interna

Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan

BIMANUAL dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan

konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak

kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah

(presentasi) janin. Jangan lupa selalu palpasi bimanual pada pemeriksaan vagina.

Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik

untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.

Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :

1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena

kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang

lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara

perabaan fornices dengan sangat hati-hati)

2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi

(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak

dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya

pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik

(persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu,

untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri

dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan

persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang

Page 19: laporan kasus ANC ( ante natal care)

dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal,

akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.

Pemeriksaan2

Tabel 2. Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu.

Penanganan dan tindak lanjut kasus2

Page 20: laporan kasus ANC ( ante natal care)

Tabel 3. Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus

Page 21: laporan kasus ANC ( ante natal care)