laporan ekstraksi simplisia.docx

12
FITOKIMIA Golongan : R /Kelompok 1 Nama/NRP : - Fitri Wahyuningsih / 2443010222 - Amelia / 2443011029 - Fanny Kusuma / 2443011030 Asisten : - Dra. Hj. Liliek S. Hermanu, MS., Apt - Dra. Sriharti - Agatha Maylie. W Tanggal praktikum : Judul praktikum : I.1. Dasar teori Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau carian dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda dari komponen – komponen tersebut. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kelarutan. Ekstrak terdapat dalam berbagai macam sediaan seperti sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyaring simplisia nabati dan hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh matahari yang langsung. Tujuan ekstraksi :

Upload: dian-novita

Post on 08-Dec-2014

157 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan ekstraksi simplisia.docx

FITOKIMIA

Golongan : R /Kelompok 1

Nama/NRP : - Fitri Wahyuningsih / 2443010222

- Amelia / 2443011029

- Fanny Kusuma / 2443011030

Asisten : - Dra. Hj. Liliek S. Hermanu, MS., Apt

- Dra. Sriharti

- Agatha Maylie. W

Tanggal praktikum :

Judul praktikum :

I.1. Dasar teori

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan

atau carian dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan

larutan yang berbeda dari komponen – komponen tersebut. Ekstraksi biasa

digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kelarutan. Ekstrak

terdapat dalam berbagai macam sediaan seperti sediaan kering, kental, atau cair

dibuat dengan menyaring simplisia nabati dan hewani menurut cara yang cocok, di

luar pengaruh matahari yang langsung.

Tujuan ekstraksi :

1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme

2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu misalnya

alkaloid, flavonoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebenarnya dari

senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui.

3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional

4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara

apapun.

Page 2: laporan ekstraksi simplisia.docx

Adapun metode – metode ekstraksi yaitu ekstraksi dengan pelarut (cara dingin

dan cara panas), destilasi uap, dll. Tetapi pada praktikum ini kami melakukan ekstraksi

dengan pelarut. Ekstraksi dengan perlarut dibagi menjadi 2 cara yaitu cara dingin

(perkolasi dan maserasi) dan cara panas (reflux, soxhletasi, digesti, infus, dekok).

Pada praktikum ini kita menggunakan perkolasi.

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna

(exhaustive extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar. Perkolasi merupakan

proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut sesuai cara lambat pada

simplisia dalam suatu perkolator. Tujuan dari perkolasi adalah supaya zat berkhasiat

tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun

tidak tahan pemanasan.

Prinsip kerja perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana

silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas

ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel – sel

yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan

gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang

cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan dalam perkolasi antara lain : gaya

berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukan, difusi, osmosa, adhesi, daya kapiler

dan daya geseran. Proses perkolasi melalui tahap pengembangan bahan, tahap maserasi

antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak). Keuntungan dari

perkolasi ini adalah tidak terjadi kejenuhan dan pengaliran meningkatkan difusi

(dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti terdorong untuk keluar dari sel).

Kerugian dari perkolasi adalah cairan penyari lebih banyak dan resiko cemaran mikroba

untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka.

I.2. Simplisia

Rizome Curcuma

Curcuma Domesticae Rhizoma

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

SubDivisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Page 3: laporan ekstraksi simplisia.docx

Kelas: Liliopsida

Sub Kelas: Commelinidae

 Ordo: Zingiberales

 Famili: Zingiberaceae

 Genus: Curcuma

 Spesies: Curcuma domesticae

Curcuma Domesticae Rhizoma

Kandungan senyawa:

I.3. Kandungan senyawa

- Minyak atsiri 3 – 5% (mengandung senyawa seskuiterpen alkohol, tur-meron, dan

zingiberen).

- Kurkumi-noid (mengandung senyawa kurkumin dan turunannya yaitu

desmetoksi-kurkumin dan bidesmetoksikurku-min) berwarna kuning

- Rimpang juga mengandung senyawa gom, lemak, protein, kalsium, fosfor dan

besi

I.4. Kegunaan

- Memperlancar ASI

- Memperlancar datang bulan (haid)

- Menangani sakit keputihan

- Mengobati diabetes melitus

- Mengobati tifus

- Mengobati usus buntu

- Mengobati disentri

- Mengobati pengakit pada amandel

Page 4: laporan ekstraksi simplisia.docx

II. Alat dan Bahan

Alat: Perkolator

Beker glass

Gelas ukur

Bahan:

Simplisia kunyit

Alkohol 70%

III. Cara kerja

1. Menimbang simplisia kering (kunyit) sejumlah 1 kg.

2. Memasukkan simplisia yang sudah ditimbang ke dalam wadah (baskom) kemudian

tambahkan 300 ml alkohol 70%, sedikit demi sedikit ad simplisia terbasahi semua.

3. Diamkan selama 3 jam.

4. Memindahkan simplisia yang telah dibasahi dengan alkohol 70% kedalam perkolator.

5. Menambahkan alkohol 70% sebanyak 2 liter, diamkan selama 24 jam.

6. Setelah 24 jam , mulai lakukan penetesan sampai diperoleh ekstrak cair.

7. Pelarut di dalam perkolator harus selalu di cek jangan sampai habis, agar ekstraksi

bisa berlangsung secara berkesinambungan.

8. Perkolasi dihentikan apabila cairan yang menetes sudah jernih.

9. Setelah didapat ekstrak kering, uapkan ekstrak kering tersebut di atas water bath di

dalam lemari asam ad terbentuk ekstrak kental.

10. Ekstrak kental yang didapatkan diuapkan lagi di atas waterbath dalam lemari asam

sampai didapatkan ekstrak kering.

IV. Skema kerja

Timbang serbuk kunyit 200 mg

Larutkan dalam 10 ml etanol

Panaskan diatas WB selama 2 menit dengan mulut tabung disumbat kapas basah dan corong

Page 5: laporan ekstraksi simplisia.docx

Lalu saringlah kunyit tersebut

Plat diberi tanda batas atas dan bawah untuk tempat penotolan

Kalibrasi chamber kira-kira 20 ml disesuaikan batas plat

Celupkan kertas saring dan masukkan eluennya

Tunggu hingga kertas saring terbasahi semua

Totolkan plat KLT dengan sampel dan pembanding dengan bantuan pipa kapiler yang telah dibersihkan dengan etanol

Masukkan plat KLT yang telah ditotolkan dalam chamber dan tunggu sampai batas eluen mencapai batas akhir yang diberi tanda tadi

Keluarkan plat, keringkan lalu dilapisi kertas mika

Amati plat KLT pada lampu UV dan gambar hasilnya

Page 6: laporan ekstraksi simplisia.docx

V. Hasil

SAMPEL (Kunyit serbuk)

SPOT Dengan Sinar UV 254 Dengan Sinar UV 366 Secara Visual

Rf HRf Warna Rf HRf Warna Rf HRf Warna

1 0,4375 43,75 Kuning

pekat

0,4125 41,25 Hijau 0,4 0,40 Kuning

2 0,9 90 Kuning

pekat

0,1875 18,75 Jingga - - -

Dengan sinar UV 254

Spot 1

Rf →3,58

=0,4375

H Rf →3,58

x100=43,75

Spot 2

Rf →7,28

=0,9

H Rf →7,28

x 100=90

Dengan sinar UV 366

Spot 1

Rf →3,38

=0,4125

HRf →3,38

x100=41,25

Spot 2

Rf →1,58

=0,1875

HRf →1,58

x100=18,75

Dengan visual

Rf →3,28

=0,4

H Rf →3,28

x 100=40

Page 7: laporan ekstraksi simplisia.docx

PEMBANDING (Curcumin)

SPOT Dengan Sinar UV 254 Dengan Sinar UV 366 Secara Visual

Rf HRf Warna Rf HRf Warna Rf HRf Warna

1 0,4375 43,75 Kuning

pekat

0,4125 41,25 Hijau 0,4 0,40 Kuning

2 0,9 90 Kuning

pekat

0,1875 18,75 Jingga - - -

Dengan sinar UV 254

Spot 1

Rf →3,58

=0,4375

H Rf →3,58

x100=43,75

Spot 2

Rf →7,28

=0,9

H Rf →7,28

x 100=90

Dengan sinar UV 366

Spot 1

Rf →3,38

=0,4125

HRf →3,38

x100=41,25

Spot 2

Rf →1,58

=0,1875

HRf →1,58

x100=18,75

Page 8: laporan ekstraksi simplisia.docx

Dengan visual

Rf →3,28

=0,4

H Rf →3,28

x 100=40

PUSTAKA

Komponen HRf Warna Dengan

(Ergon, 1985)

UV 366 UV 254

Kurkumin 40-45 Merah-darah Jingga

Desmetoksikurkumin 35-40 Salmon Jingga

Bidesmetoksikurkumi

n

25-35 Merah-jingga muda Kuning

VI. Pembahasan

Pada sinar UV 254 terdapat 1 spot

- Spot 1 memiliki jarak 3,5 cm dan nilai HRf 43,75. Spot ini menampakkan

warna kuning. Komponen yang terkandung adalah kurkumin. Pada

pembanding juga memiliki nilai HRf yang sama yaitu 43,75 dengan nilai HRf

pada sampel.

- Spot 2 memiliki jarak 7,2 cm dan nilai HRf 90. Spot ini menampakkan warna

kuning. Komponen yang terkandung adalah kurkumin. Pada pembanding juga

memiliki nilai HRf yang sama yaitu 90 dengan nilai HRf pada sampel.

Pada sinar UV 336 terdapat 4 spot

- Spot 1 memiliki jarak 3,3 cm dan nilai HRf 41,25. Spot ini menampakkan

warna hijau. Komponen yang terkandung adalah kurkumin. Pada pembanding

juga memiliki nilai HRf yang sama yaitu 41,25 dengan nilai HRf pada sampel.

- Spot 2 memiliki jarak 1,5 cm dan nilai HRf 18,75. Spot ini menampakkan

warna jingga. Komponen yang terkandung adalah komponen pengotor karena

tidak terdapat dalam range pada daftar pustaka.

Page 9: laporan ekstraksi simplisia.docx

Pada visual terdapat 1 spot

- Spot 1 memiliki jarak 3,2 cm dan nilai HRf 40. Spot ini menampakkan warna

kuning.

Komponen ini

terkadung

kurkumin.

VII. Kesimpulan

- Jika dilihat dari nilai HRf yang dibandingkan dengan pustaka yang dideteksi

dibawah sinar UV 254 ditemukan senyawa kurkumin pada spot 1

- Jika dilihat dari nilai HRf yang dibandingkan dengan pustaka yang dideteksi

dibawah sinar UV 366 ditemukan senyawa kurkumin pada spot 1

- Jika dilihat dari nilai HRf yang dibandingkan dengan pustaka yang dideteksi

secara visual, spot 1 mengandung kurkumin

- Jika dilihat dari nilai HRf yang dibandingkan dengan pembanding (kurkumin)

yang dideteksi secara visual, sinar UV 254 pada spot 1 dan sinar UV 366 pada

spot 1 hasilnya mirip. Sehingga kemurnian kurkuminnya tinggi.

VIII. Daftar pustaka praktikum

- Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi.

Bandung : Penerbit ITB

- Haqiqi, Sohibut Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis (Cited: 2011

September, 30). Avaliable from:

http://d4him.files.wordpress.com/2009/02/paper-kromatografi-lapis-tipis.pdf