laporan ekstraksi curcuma longla
DESCRIPTION
Laporan kimia organikTRANSCRIPT
PERCOBAAN 04
KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.)
DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)
Tanggal Praktikum : 1 Oktober 2015
Tanggal Pengumpulan: 8 Oktober 2015
Disusun oleh :
Semeru Gita Lestari
10614023
Kelompok 3
Asisten:
Maifa 10612086
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan nilai Rf kurkumin crude extract
2. Menentukan nilai Rf kurkumin murni
3. Menentukan nilai Rf pewarna sebelum dipisahkan
4. Menentukan nilai Rf pewarna hasil pemisahan
II. TEORI DASAR
Kromatografi adalah metode analisis yang digunakan secara luas
untuk memisahkan, mengidentifikasikan, dan menentukan komponen kimia
dalam suatu campuran. Metode kromatografi ada 2 yaitu: column
chromatography dan planar chromatography. Termasuk didalam
kromatografi planar adalah kromatografi lapisan tipis (TLC), kromatografi
kertas (PC), dan elektrokromatografi. Kromatografi merupakan cara
pemisahan campuran ke dalam komponen-komponennya berdasarkan
kecepatan migrasi tiap-tiap komponennya melalui medium stasioner (fasa
diam) di bawah pengaruh fasa gerak. Fase gerak pada metode kromatografi
kertas bergerak melewati fase diam karena pengaruh kapilaritas, gravitasi,
atau terkadang karena pengaruh potensial listrik (Skoog, West & Holler 1996:
660-721).
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana
dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran
plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel,
alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada
lempeng kaca, pada dasarnya digunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu,
bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah
yang tertutup (Chamber). Kromatografi lapis tipis digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi
oleh pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. (Rudi, 2010).
III. DATA PENGAMATAN
3.1 Isolasi Kurkumin dalam Kunyit
Berdasarkan percobaaan yang sudah dilakukan didapatkan beberapa data
pengamatan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Data Pengamatan Kromatografi Lapis Tipis Kurkumin Murni
ZatWarna teramati Jarak Tempuh
(cm)
Jarak senyawa
(cm)
Kurkumin
Jingga 2.35 4.00
Kuning 1.45 4.00
Kuning muda 0.95 4.00
Tabel 3.2 Data Pengamatan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif Kurkumin Crude
Extract
ZatWarna teramati Jarak Tempuh
(cm)
Jarak senyawa
(cm)
Kurkumin
Jingga 2.15 4.00
Kuning 1.3 4.00
Kuning muda 0.80 4.00
3.2 Pemisahan Zat Pewarna Makanan
3.2.1 Kromatologi Kolom
Tabel 3.3 Data Pengamatan Pemisahan Zat Warna Coklat dengan Komatografi
Kolom Sebelum Dipisahkan
ZatWarna teramati Jarak Tempuh
(cm)
Jarak senyawa
(cm)
Kurkumin Jingga 2.2 4.00
Kuning 2.3 4.00
Kuning muda 2.35 4.00
Tabel 343 Data Pengamatan Pemisahan Zat Warna Coklat dengan Komatografi
Kolom Setelah Dipisahkan
ZatWarna teramati Jarak Tempuh
(cm)
Jarak senyawa
(cm)
Pewarna
Coklat
Kuning 2.3 4.00
Merah 2.35 4.00
Biru 2.40 4.00
IV PERHITUNGAN
Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh
nilai-nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan dengan hubungan:
Rf =jarak tempuh sampel (cm)jarak tempuh pelarut (cm)
4.1 Isolasi Kurkumin dalam Kunyit
Rf kurkumin Murni
Jingga Rf = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.35
4 = 0.5875
Kuning Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 1.45
4 = 0.3625
Kuning muda Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 0.95
4 = 0.2375
Rf Kurkumin Crude Extract
Jingga Rf = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.15
4 = 0.5375
Kuning Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 1.30
4 = 0.325
Kuning muda Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 084
= 0.2
4.2 Pemisahan Zat Pewarna Makanan
Pemisahan Zat Warna Coklat dengan Komatografi Kolom Sebelum
Dipisahkan
Biru Rf = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.35
4 = 0.5875
Kuning Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.30
4 = 0.575
Merah Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.20
4 = 0.55
Pemisahan Zat Warna Coklat dengan Komatografi Kolom Setelah
Dipisahkan
Biru Rf = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.40
4 = 0.6
Kuning Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.35
4 = 0.585
Merah Rf’ = Jarak tempuhsampelJarak tempuh pelarut
= 2.30
4 = 0.575
V. PEMBAHASAN
Kurkumin adalah komponen utama senyawa kurkuminoid hasil
metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tanaman jenis kunyit dan
temulawak (suku Zingiberaceae). Pada isolasi kurkumin digunakan larutan
diklorometana. Senyawa organic yang terkandung dalam kunyit cendenrung
bersifat non polar, karena itulah digunanakan diklorometana sebagai pelarut
karena diklorometana bersifat non polar. Interaksi antar molekul non polar ini
akan melarutkan senyawa yang terkandung dalam kunyit termasuk kurkumin.
Proses refluks bertujuan untuk mengekstraki kurkumin. Suhu larutan ketika
refluks jangan terlalu tinggi supaya semua kurkumin dapat terekstrak
sempurna. Penambahan n-heksana kemudian dilakukan untuk menjenuhkan
campuran sehingga residu memadat (Jeffery, et all. 1989).
Penentuan nilai Rf suatu standar analit pada KLT untuk melihat
kurkumin crude ekstract dan kurkumin murni pada dasarnya memiliki nilai Rf
yang ditentukan dengan membandingkan jarak noda yang dihasilkan dari
migrasi solvent/ pelarutnya dengan jarak sample/ standar. Nilai Rf
menyatakan ukuran daya pisah suatu zat dengan kromatografi planar, dimana
jika nilai Rf-nya besar berarti daya pisah zat yang dilakukan solvent (eluenya)
maksimum sedangkan jika nilai Rf-nya kecil berarti daya pisah zat yang
dilakukan solvent (eluenya) minimum.
KLT preparatif digunakan untuk melihat keberadaan kurkumin murni
dalam fraksinya. Keberadaan kurkumin dalam fraksinya ini ditandai dengan
adanya perbedaan warna yang terletak pada plat kromatografi preparatif.
Warna yang terlihat mulai dari jingga kemudian kuning hingga berwarna
kuning muda. Komponen warna ini ditentukan dari tingkat kelarutan
terhadap eluen yang digunakan. Jika ekstract yang diberikan sebagai sampel
merupakan kurkumin murni, seharusnya hanya terdapat satu noda saja yang
merupakan kurkumin murni. Pada percobaan, didapatkan 3 noda warna yang
mengartikan bahwa ekstrak kurkumin yang digunakan belum benar – benar
murni. Masih terdapat zat – zat pengotor yang disebabkan oleh
ketidaksempurnaan proses ekstraksi yang dilakukan.
Dari data yang diperoleh, didapatkan 3 macam fasa warna yaitu warna
jingga, kuning dan kuning muda dengan nilai Rf tertinggi ada pada fasa
berwarna jingga. Sehingga dapat dipastikan bahwa komponen berwarna
jingga adalah kurkumin. Selain itu, kurkumin adalah senyawa non polar,
terbukti bahwa dia tidak berikatan terlalu lama dengan fasa diam KLT
preparat. Sedangkan senyawa berwarna kuning yang Rf nya berada ditengah
merupakan senyawa semipolar yaitu bisdemetoksikurkumin, dan senyawa
yang paling polar adalah noda ketiga yang berwarna kuning muda dan
memiliki nilai Rf paling kecil yaitu Desmetoksikurkumin.
Desmetoksikurkumin terdapat pada noda ketiga karena komponen ini bersifat
non polar sehingga terikat dengan fasa diam yang bersifat polar
(Kusmardiyani et al, 1992).
Menurut data pada literatur, Rf kurkumin berada diantara 0,2-0,4,
tergantung fasa gerak dan diam yang digunakannya. Senyawa yang bersifat
non polar akan memiliki nilai Rf yang besar sedangkan senyawa polar nilai
Rf nya akan kecil. Posisi noda dalam uji kromatografi lapisan tipis ini
tergantung dari jenis eluen yang digunakan. Jika eluen yang digunakan
terlalu polar, maka eluen akan cenderung berada dibawah sehingga senyawa
akan naik ke atas. Demikian juga sebaliknya, jika eluen yang digunakan
terlalu non polar maka eluen akan naik ke atas, sehingga senyawa hanya akan
tertahan dibawah (Jeffery et al, 1989).
Tujuan dari kromatografi kolom adalah untuk memisahkan komponen
senyawa yang terkandung dalam suatu ekstrak kedalam beberapa fraksi
berdasarkan kepolaran. Biasanya jenis adsorben digunakan silika gel. Silika
gel merupakan fasa diam yang bersifat sangat polar. Dalam pemisahan warna
coklat ini digunakan aquades yang bersifat paling polar untuk mengekstraksi
larutan berwarna kuning. Kemudian digunakan larutan Nacl untuk
mengekstraksi larutan berwarna merah dan terakhir adalah larutan etanol air
dengan perbandingan 1 ; 4.8 untuk mengekstraksi larutan berwarna biru yang
bersifat paling non polar.
VII. KESIMPULAN
1. Nilai Rf kurkumin crude extract = 0.5375
2. Nilai Rf kurkumin murni
Jingga Rf = 0.5875
Kuning Rf’ = 0.3625
Kuning muda Rf’ = 0.2375
3. Menentukan nilai Rf pewarna sebelum dipisahkan
4. Menentukan nilai Rf pewarna hasil pemisahan
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Jeffery, G.H et al.1989. Vogel’s Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5 th ed. John Wiley & Sonc. Inc
Rudi, L. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Kendari: Universitas Haluoleo.
Skoog, D.A., D.M. West & F.J. Holler. 1996. Fundamental of analytical
chemistry. 7th ed. Saunders College Publishing, Fort Worth: xviii + 870
hlm.