laporan dewi analisis bahan pangan

30
Politeknik Negeri Ujung Pandang D3 Teknik Kimia HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 1

Upload: hastyy-dewie-purnama

Post on 23-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembuatan selai nenaspembuatan tape ubi kayupembuatan telur asin

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 1

Page 2: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN PANGAN

Pembimbing : Muh. Saleh, ST., M.Si

Nama : Hasti Dewi Poernama

Nim : 331 11 012

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 2

Page 3: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

2013

LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Laboratorium Teknologi Bahan Pangan

Penyusun : Hasti Dewi Poernama / 331 11 012

Laporan ini telah di periksa dan di setujui sebagai hasil laporan praktikum yang

telah kami lakukan.

Makassar, 12 Desember 2013

Menyetujui

Pembimbing Penyusunan

( Muhammad Saleh, S.T.,M.Si) ( Hasti Dewi Poernama)

196710081993031001 331 11 012

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 3

Page 4: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Laboratorium Analisis Bahan Pangan tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis yang tercinta yang telah memberikan kasih

sayang, semangat, limpahan materi, dan doa yang tiada henti-hentinya dipanjatkan

untuk penulis. Juga tak lupa penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Muh. Saleh ST,M.Si yang telah memberikan kami

kesempatan untuk membuat Laporan Praktikum Laboratotium Analisis Pangan

serta teman-teman atas bantuan dan kerjasamanya dalam praktikum yang

dilakukan dalam penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, Oleh karena itu, penulis masih mengharapkan segala saran dan

kritik yang sifatnya membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT membalas

segala kebaikan mereka dan semoga tugas akhir ini juga bermanfaat bagi kita

semua. Amin

Makassar , Desember 2013

Penulis

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 4

Page 5: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................... iv

PERCOBAAN 1 PEMBUATAN TELUR ASIN

A. Tujuan Percobaan ..................................................................... 1

B. Alat ........................................................................................... 1

C. Bahan ....................................................................................... 1

D. Dasar Teori ............................................................................... 1

E. Prosedur Kerja ......................................................................... 3

F. Pengamatan ............................................................................... 4

G. Pembahasan ............................................................................. 4

H. Kesimpulan ............................................................................... 6

PERCOBAAN II PEMBUARAN SELAI NANAS

A. Tujuan Percobaan ..................................................................... 7

B. Perincian Kerja ......................................................................... 7

C. Alat ............................................................................................ 7

D. Bahan ....................................................................................... 7

E. Dasar Teori ............................................................................... 8

F. Prosedur Kerja ......................................................................... 9

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 5

Page 6: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

G. Pengamatan .............................................................................. 9

H. Pembahasan ............................................................................. 9

I. Kesimpulan ............................................................................... 10

PERCOBAAN III PEMBUATAN TAPE UBI KAYU

A. Tujuan Percobaan ..................................................................... 11

B. Perincian Kerja .......................................................................... 11

C. Alat ............................................................................................ 11

D. Bahan ........................................................................................ 11

E. Dasar Teori ............................................................................... 12

F. Prosedur Kerja .......................................................................... 12

G. Pengamatan ............................................................................... 13

H. Pembahasan .............................................................................. 13

I. Kesimpulan ............................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 6

Page 7: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

PERCOBAAN I

PEMBUATAN TELUR ASIN

A. Tujuan

Untuk mengetahui proses pembuatan telur asin pada telur bebek

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Baskom

2. Panci

3. Kompor

Bahan yang digunakan

1. Telur bebek

2. Garam

3. Abu gosok

4. Air

C. Dasar Teori

Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur

yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk

menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah

telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain.

Masa kadaluwarsa telur asin bisa mencapai satu bulan (30 hari).

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa

yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah

diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk,

bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain

sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan

mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 7

Page 8: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti :

besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein

(50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang

jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis

protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah

rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan

mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan

sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih

bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau

dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena

protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan

menurun. Macam-macam telur adalah : telur ayam (kampung dan ras), telur

bebek, puyuh dan lain-lain.

Kualitas telur ditentukan oleh :

1. Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning

telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning

telur).

2. Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur,

keutuhan, dan kebersihan kulit telur).

Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih

dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan

yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur

pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak).

Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat

keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur

yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran

telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 8

Page 9: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh

induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang

menempel pada kulit telur.

Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan

mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih

awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi

oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan. Telur asin

adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan

dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan

enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski

tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Masa kadaluwarsa

telur asin bisa mencapai satu bulan (30). Panganan ini bersifat praktis dan

dapat dipadukan dengan berbagai masakan misalnya nasi jamblang, dan nasi

lengko, bahkan dapat pula dimakan tanpa nasi. Nelayan yang melaut atau

orang yang bepergian untuk waktu lama biasa membawa telur asin untuk

bekal. Di Jawa Tengah, daerah Brebes dikenal sebagai penghasil utama telur

asin. Industri telur asin di Brebes cukup meluas hingga tersedia berbagai

pilihan kualitas telur asin. Masing-masing produsen memiliki cap sendiri-

sendiri yang biasanya dapat dilihat pada kulit telur. Walaupun selera orang

berbeda-beda, telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri

bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering"

(jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan

rasa asin tidak menyengat.

D. Prosedur Kerja

1. Membersihkan telur asin, lalu membagi 2 telur ada yang direbus dan ada

yang tidak direbus.

2. Merebus telur sampai matang

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 9

Page 10: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

3. Menyiapkan abu gosok, air dan garam

4. Mencampur bahan tersebut untuk membuat adoan pembungkus telur.

5. Membungkus telur dengan adonan

6. Abu gosong ditabur didasar baskom yang telah diberi garam

7. Menyimpan telur yang telah dibungkus adonan dibaskom, pisahkan

penyimpanan telur rebus dan telur tidak direbus.

8. Mendiamkan selama 7 hari

E. Pengamatan

F. Pembahasan

Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Telur

mengandung semua zat gii yang diperlukan tubuh, rasanya enak,mudah

dicerna, serta dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan.

Didalam telur juga terdapat protein lebih banyak, terdapat pada kuning telur

terdiri dari ovalbumin dan ovavitelin. Protein telur mengandung semua asam

amino esensial yang butuhkan tubuh. Kebanyakan telur asin dibuat dari telur

bebek, bukan dari telur ayam atau telur yang lain.

Ada beberapa alasan mengapa telur asin dibuat dari telur bebek, yaitu:

1. Cangkang telur bebek lebih tebal, sehingga telur bebek tidak mudah retak

atau pecah. Ini akan berpengaruh pada saat proses pengasinan yaitu pada saat

telur direndam dalam campuran media (media dapat berupa abu gosok atau

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 10

Page 11: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

batu bata) dengan garam. Karena adanya tekanan dan suhu yang

kemungkinan naik, jika cangkang telur terlalu tipis, telur akan mudah pecah

atau retak. Tebalnya cangkang telur bebek juga melindungi telur saat telur

digosok dengan amplas pada perlakuan pendahuluan sebelum pengasinan.

2. Pori-pori telur bebek lebih besar. Pori-pori ini akan sangat berpengaruh pada

saat proses pengasinan karena garam akan lebih mudah berpenetrasi ke dalam

telur bebek. Jika pori-pori telur kecil, akan menyebabkan penetrasi garam

terhambat sehingga rasa telur jadi kurang asin. Bisa juga pengasinan

dilakukan tetapi butuh waktu yang lama. Pori-pori telur bebek juga bisa

diperlebar dengan cara menggosok telur dengan amplas halus.

3. Nilai gizi telur bebek lebih tinggi. Di dalam telur bebek, banyak terkandung

protein. Protein telur ini mengandung asam amino esensial yang diperlukan

tubuh untuk hidup sehat. Jumlah dan komposisi asam amino pada telur sangat

lengkap dan berimbang, sehingga dapat digunakan untuk pertumbuhan juga

pergantian sel yang rusak. Begitu juga dengan kandungan lemak, hampir

semua lemak dalam sebutir telur itik terdapat dalam kuning telurnya. Lemak

pada telur ini terdiri dari trigliserida, fosfolipida, dan kolesterol. Fungsinya

tentu sebagai sumber energi. Apalagi, lemak dalam telur tergabung dengan air

sehingga lebih mudah dicerna baik oleh bayi, anak-anak, dan lanjut usia.

Selain itu, bagian kuning telur mengandung hampir semua vitamin, kecuali

vitamin C. Telur juga mengandung sumber mineral serta vitamin D alami

kedua terbesar setelah minyak hati ikan hiu. Mineral penting juga terkandung

dalam telur di antaranya adalah besi, fosfor, kalsium, tembaga, iodium,

magnesium, mangan, kalium, natrium, seng, klorida, dan sulfur.

4. Masa simpan telur bebek lebih lama. Masa simpan telur bebek relatif lebih

lama hal ini dipengaruhi oleh ketebalan cangkang yang mampu melindungi

telur.

G. Kesimpulan

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 11

Page 12: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

Asin tidaknya telur asin dan keawetannya sangat bergantung pada

kadar garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin

awet telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 12

Page 13: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

PERCOBAAN II

PEMBUATAN SELAI NANAS

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pembuatan selai nanas

2. Untuk mengetahui tentang karakteristik bahan mentah dan produk pangan

(sifat fisik, kimia, biologis dan mikrobiologis).

3. Mempelajari tentang aspek teknologi pangan (pemilihan bahan baku,

pemanasan, filtering, penambahan BTP dll.) terhadap mutu produk yang

dihasilkan.

B. Perincian Kerja

1. Menyiapkan bahan baku untuk membuat selai tomat

2. Penambahan gula untuk menambah rasa

3. Proses penggorengan sampai terbentuk selai yang kental

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan

1. Wajan

2. spatula

3. Pisau

4. Blender

5. Kompor

Bahan yang digunakan

1. Buah nenas

2. Air

3. Gula pasir

D. Dasar Teori

1. Pengertian Selai

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 13

Page 14: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

Selai atau selei (bahasa Inggris: jam, bahasa Perancis: confiture)

adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan

yang sudah dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau

bebentuk setengah padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan diolesi

diatas roti tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan

sebagi isi pada kue-kue Nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt

dan es krim.

Pectin yang dikandung buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan

gula dan asam membuat selai mendaji kental. Buah-buahan dengan kadar

pectin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan pectin atau asam agas

selai bisa menjadi kental.

Selai biasanya dibuat dari berbagai macam jenis buah-buahan yang

terdapat banyak dipasaran, misalnya saja strawberyy, blueberry, nanas, dan

pisang. Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat yang

dasarnya dibuat dari campuran 45 bagian berat buah. Biasanya selai

digunakan sebagai penambah cita rasa dalam menikmati berbagai macam

kue maupun saat menikmati roti, selain untuk menambah rasa selai juga

dapat memperindah tampilan kue atau roti itu sendri karena selai memiliki

warna yang sangat menarik misalnya selai nanas yang memiliki warna

kuning yang sangat menarik perhatian.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Selai

1. Pemberian gula.

Pemberian gula bila kurang akan mengakibatkan kadar gula yang

terkandung didalam selai tidak mencapai standar yang ditentukan

yaitu antara 68 %, gula berfungsi juga sebagai pengawet.

2. Proses pemasakannya

Dalam proses pemasakan selai harus diaduk terus menerus karena,

bila tidak diaduk maka selai akan gosong.

3. Proses pengemasan.

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 14

Page 15: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

Botol yeng digunakan untuk mengemas selai harus disterilkan, yaitu

dengan mengoven atau merebusnya. Cara memegang botol atau

tutupnya, jangan memegang pada bagian mulut botol dan bagian

dalam tutup botol.

E. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Mengupas buah nanas hingga bersih dan dibuang matanya.

3. Menyiapkan bleneder dan masukkan potongan nanas, lalu blender (tanpa

air) hingga halus.

4. Menyiapkan wajan, menuang nanas yang sudah diblender dalam wajan

dan tambahkan gula

5. Memasak dengan api kecil, dan mengaduk hingga kering atau mengental

F. Pengamatan

Tekstur : kasar

Aroma : harum buah nenas

Rasa : asam manis

Bentuk : pasta

G. Pembahasan

Selai merupakan perpaduan antara daging buah dan gula. Selai tomat

adalah hasil percampuran dari daging buah tomatnya dan gula. Pemanfaatan

buah tomat sudah dikenal oleh masyarakat luas seperti, digunakan sebagai

sayuran untuk keperluan memasak yaitu bahan dasar membuat sambal, dibuat

minuman, digunakan untuk menambah rasa asam dalam makanan bahkan

dapat dikonsumsi langsung. Buah ini kaya akan lycopene, yaitu suatu zat

antioksidan yang dapat menghancurkan radikal bebas dalam tubuh akibat

rokok, polusi dan sinar ultraviolet. Tinggi akan kandungan vitamin C dan

vitamin A, yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 15

Page 16: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

Selai biasanya dibuat dari berbagai macam jenis buah-buahan yang

terdapat banyak dipasaran, misalnya saja strawberyy, blueberry, nanas, dan

pisang. Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat yang

dasarnya dibuat dari campuran 45 bagian berat buah. Pectin yang dikandung

buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat selai

mendaji kental. Buah-buahan dengan kadar pectin atau keasaman yang

rendah perlu ditambahkan pectin atau asam agas selai bisa menjadi kental.

Percobaan ini dilakukan dengan menguliti dan membersihkan buah

nanas kemudian diblender agar diperoleh buah nanas seperti bubur. Setelah

diblender ditambahkan gula pasir. Pada penambahan gula ini diaduk sampai

homogeny agar rasa manis dapat merata dan menambah kepekatan.

H. Kesimpulan

Dengan memanfaatkan buah-buahan yang ada dan diolah menjadi

selai, buah-buahan tersebut dapat menjadi lebih awet, cara pembuatan dan

dana yang dibutuhkan tidak banyak untuk membuat selai nanas.

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 16

Page 17: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

PERCOBAAN III

PMEBUATAN TAPE UBI KAYU

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pembuatantape ubi jalar

2. Untuk mengetahui tentang karakteristik bahan mentah dan produk

pangan (sifat fisik, kimia, biologis dan mikrobiologis).

3. Mempelajari tentang aspek teknologi pangan (pemilihan bahan baku,

pemanasan, filtering, penambahan BTP dll.) terhadap mutu produk yang

dihasilkan.

B. Perincian Kerja

1. Penyiapan bahan baku

2. Proses perebusan

3. Fermentasi dengan ragi

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan

1 Panji

2 Basko

3 Pisau

4 sendok

5 Kompor

Bahan yang digunakan

1. Ubi jalar

2. Ragi tape

3. Air

4. Daun pisang

D. Dasar Teori

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 17

Page 18: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk

respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik

dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang dilakukan oleh

mikroorganisme, terutama kapang dan khamir. Rasa manis tape sendiri

disebabkan oleh kadar gula dari tape itu sendiri. Dalam proses fermentasi,

pati akan berubah menjadi gula oleh kapang jenis Chlamydomucor dan oleh

mikroorganisme ragi Saccaromyces cereviceae gula diubah menjadi alkohol.

Saccaromyces cereviceae yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi

bercampur tepung beras. Ragi tape yang sering kita jumpai dipasar

merupakan adonan khusus yang dibuat dengan mencampurkan biakan

khamir, tepung beras dan berbagai macam bumbu(kayu manis, bawang putih,

laos, dan jahe). Bumbu-bumbu ini dapat bersifat senyawa anti mikroba yang

mampu mengurangi jumlah mikroba non khamir, sebagai sumber nutrien dan

sebagai pembentuk rasa dan aroma pada produk tape. Kualitas tape sangat

tergantung pada kondisi lingkungan yaitu suhu dan kondisi anaerob, jenis

bahan yang digunakan dan lama fermentasi. Bahan dasar pembuatan tape

biasanya digunakan ubi kayu atau beras ketan.

F. Prosedur Kerja

1. Menyiapkana alat dab bahan yang digunakan

2. Mengupas ubi dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.

3. Memotong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan

4. Mencuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.

5. Memasukka singkong ke dalam panju lalu kemudian masukkan air

kedalam panci.

6. Mengukus hingga singkong setengah matang

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 18

Page 19: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

7. Mendinginkan singkong, kemudian menyiapkan wadah yang berisi daun

pisang didalamnya

8. Setelah singkong benar-benar dingin masukkan kedalam wadah sambil

diberi ragi tape diatasnya.

9. Menutup wadah dengan daun pisang sampai udara tidak dapat masuk

didalamnya,

10. Mendiamkan 1 sampai 2 hari hingga terasa lunak dan manis.

E. Pengamatan

Aroma : menyengat

Tektstur : lembut

Warna : kuning

Bentuk : padat

F. Pembahasan

Pada praktikum ini, Singkong yang digunakan sebagai bahan dasar

dan nantinya sebagai substrat bagi khamir Saccharomyces cerevisiae dalam

proses fermentasi. Ragi disini berfungsi dalam mempercepat fermentasi tape

singkong karena pada ragi terkandung khamir Saccharomyces cerevisiae.

Daun pisang digunakan untuk membungkus ketan yang telah dicampur ragi

agar dapat berlangsung fermentasi karena apabila telah dibungkus

suasananya akan bersifat anaerob. Serta penggunaan lumpang dan alu

digunakan untuk mengubah tekstur ragi yang digunakan yang semula padat

(bergelontongan) menjadi serpihan yang kecil-kecil. Selain itu alat dan

bahan lain yang digunakan seperti: kompor, pisau, panci, air bersih, dll

berguna nantinya baik dalam proses pengukusan, pendinginan sampai

akhirnya tapai itu dikemas dan disimpan.

Untuk membuat tapai singkong, kulit singkong harus dibuang terlebih

dahulu. Singkong dicuci lalu dikukus dan ditempatkan pada keranjangyang

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 19

Page 20: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

dilapisi daun pisang. Ragi disebar pada singkong dan lapisan daun pisang

yang digunakan sebagai alas dan penutup. Selain rasanya yang manis dan

aroma yang memikat, tapai juga dibuat dengan beberapa warna berbeda.

Warna tersebut tidak berasal dari pewarna buatan yang berbahaya,

melainkan berasal dari pewarna alami. Untuk membuat tapai ketan

berwarna merah, digunakan angkak, pigmen yang dihasilkan oleh Monascus

purpureus. Sedangkan tapai ketan warna hijau dibuat menggunakan ekstrak

daun pandan. Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan

yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses

fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang

digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik

alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak

atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan

tapai bisa menyebab`kan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga

harus bersih.

G. Kesimpulan

Dalam pembuatan tape berlangsung proses fermentasi yang

melibatkan mikroorganisme tertentu, seperti Saccharomyces cerevisiae.

Saccharomyces cerevisiae dalam keadaan anaerob akan mengubah gula

menjadi senyawa etanol dan karbondioksida.

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 20

Page 21: Laporan Dewi analisis bahan pangan

Politeknik Negeri Ujung Pandang

D3 Teknik Kimia

DAFTAR PUSTAKA

1. http://liajegeg2.blogspot.com/2012/12/pembuatan-tape.html?m=1

2. http://imgianni.blogspot.com/2012/09/makala-cara-membuat-selai-nana-

kata.html?m=1

3. http://haris1aja.wordspress.com/2010/04/28/cara-pembuaran-tape-

singkong

4. http://makalahpenelitian.blogspot.com/2010/03/makala-penelitian-tentang-

fermentasi.html?m=1

HASTI DEWI POERNAMA/ 331 11 012 21