laporan case study 3

5
LAPORAN CASE STUDY-3 BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2 Oleh: Hasta Adin Nugraha (G1G009031) SKENARIO KASUS Candra, seorang mahasiswi (25 tahun) dating ke RSGMP UNSOED untuk membuatkan gigi palsu. Dia seorang model iklan dan putri seorang pejabat. Gigi belakang bawah kiri dicabut 2 tahun yang lalu karena berlubang besar. Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan bahwa gigi 46 telah hilang, dengan gigi 47 telah miring kearah mesial sebanyak 5 0 dan gigi 16 telah turun sebesar 2 mm. Kebersihan rongga mulut pasien dalam rentang sedang. ANALISIS KASUS 1. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF a. Chief Complaint (CC) : Ingin membuat gigi palsu b. Present Illness (PI) : Tidak diketahui c. Past Dental History (PDH) : Gigi 46 dicabut 2 tahun lalu d. Past Medical History (PMH) : Tidak diketahui e. Family History (FH) : Tidak diketahui f. Social History (SH) : Mahasiswa, model, putri pejabat 2. PEMERIKSAAN OBJEKTIF Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan bahwa gigi 46 telah hilang, dengan gigi 47 telah miring kearah mesial sebanyak 5 0 dan gigi 16 telah turun sebesar 2 mm. Kebersihan rongga mulut pasien dalam rentang sedang. 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG Radiografi (X-ray photo) yaitu panoramik atau radiografi periapikal untuk melihat kondisi akar dan jaringan sekitar gigi 37/47 dan 35/45. 4. DIAGNOSIS Diagnosis pada kasus ini adalah klasifikasi Applegate-Kennedy kelas VI 5. RENCANA PERAWATAN Rencana perawatan pada gigi 45,46, dan 47 adalah Gigi Tiruan Cekat Bridge Porcelain Fused to Metal 3 unit. PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2 1

Upload: hasta-adin-nugraha

Post on 21-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Case Study 3

LAPORAN CASE STUDY-3 BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2Oleh: Hasta Adin Nugraha (G1G009031)

SKENARIO KASUSCandra, seorang mahasiswi (25 tahun) dating ke RSGMP UNSOED untuk membuatkan gigi palsu. Dia seorang model iklan dan putri seorang pejabat. Gigi belakang bawah kiri dicabut 2 tahun yang lalu karena berlubang besar. Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan bahwa gigi 46 telah hilang, dengan gigi 47 telah miring kearah mesial sebanyak 50 dan gigi 16 telah turun sebesar 2 mm. Kebersihan rongga mulut pasien dalam rentang sedang.ANALISIS KASUS1. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

a. Chief Complaint (CC) : Ingin membuat gigi palsu

b. Present Illness (PI) : Tidak diketahui

c. Past Dental History (PDH) : Gigi 46 dicabut 2 tahun lalu

d. Past Medical History (PMH) : Tidak diketahui

e. Family History (FH) : Tidak diketahui

f. Social History (SH) : Mahasiswa, model, putri pejabat

2. PEMERIKSAAN OBJEKTIFHasil pemeriksaan objektif

menunjukkan bahwa gigi 46 telah hilang, dengan gigi 47 telah miring kearah mesial sebanyak 50 dan gigi 16 telah turun sebesar 2 mm. Kebersihan rongga mulut pasien dalam rentang sedang.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiografi (X-ray photo) yaitu panoramik atau radiografi periapikal untuk melihat kondisi akar dan jaringan sekitar gigi 37/47 dan 35/45.4. DIAGNOSIS

Diagnosis pada kasus ini adalah klasifikasi Applegate-Kennedy kelas VI5. RENCANA PERAWATAN

Rencana perawatan pada gigi 45,46, dan 47 adalah Gigi Tiruan Cekat Bridge Porcelain Fused to Metal 3 unit.

Gambar1. BridgePROSEDUR PERAWATAN

1. Pertimbangkan hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. UsiaUmumnya pembuatan fixed bridge dilakukan pada usia tua. Usia juga menentukan besarnya ruang pulpa yang memengaruhi sesitivitas gigi.

b. Kesehatan umum pasienc. Oklusi gigi

Bila pasien kehilangan satu atau beberapa gigi dan bila tidak segera dibuatkan fixed bridge, maka gigi-gigi yang ada diantara gigi yang hilang tersebut akan drifting. Sedangkan gigi lawannya akan ekstrusi/intrusi.

d. Oral hygienee. Jaringan periodontal

Pertimbangkan Hukum Antef. Posisi gigi dan kesejajaran gigi

Bentuk lengkung gigi harus diperhatikan untuk melihat apakah gigi-gigi berada pada posisi yang

PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2 1

Page 2: Laporan Case Study 3

normal ataupun sejajar dengan gigi tetangganya. Gigi yang dijadikan abutment setidaknya mempunyai inklinasi tidak lebih dari 250

g. Jumlah dan lokasi kehilangan gigih. Kegoyangan gigii. Frekwensi kariesj. Discoloration

2. Pencetakan rahanga. Menggunakan alginat. Kemudian

diisi dengan gips stone untuk djadikan sebagai model kerja.

b. Pemeriksaan kesejajaran bidang aksial pada model kerja menggunakan dental surveyor.

3. Preparasi gigi abutment (45 dan 47)a. Melakukan anestesi Infiltrasi pada

gigi abutment sebelum preparasi.b. Pengurangan bidang proksimal

Alat: pointed tapered cylindrical burCara:1) Garis pedoman dibuat berjarak 1-

1,5 mm dari titik kontak pada permukaan labial proksimal gigi. Kemudian dilakukan pengurangan.

2) Kesejajaran mesial dan distal harus diperhatikan.

3) Bidang proksimal dibuat konvergen ke arah insisal dengan sudut kemiringan 6o.

4) Sonde digunakan setelah selesai, untuk melihat ada tidaknya undercut pada kontak proksimal.

5) Kesejajaran bidang proksimal gigi penyangga satu dengan yang gigi penyangga lain atau sesuai dengan hasil surveyor.

c. Preparasi oklusal1) Mengikuti bentuk anatomi gigi

asli. 2) Pedoman preparasi dengan

membentuk groove pada 2

bidang oklusal (bidang buko oklusal dan linguo oklusal) sedalam 1 - 1,5 mm.

3) Pengasahan atau pengurangan bidang buko oklusal terlebih dahulu dari groove ke arah mesial distal, baru dilanjutkan pada bidang linguo oklusal.

4) Tonjol bukal lebih tinggi daripada tonjol lingual.

d. Preparasi bukal dan lingual1) Dibuat pedoman groove seperti

pada mahkota tiruan penuh. 2) Pengasahan dilakukan sesuai

dengan sumbu gigi dan sedikit konvergen 2 – 50 dari sumbu gigi ke arah oklusal.

e. Preparasi servikalUntuk restorasi Porcelain Fused to Metal, finishing line tipe chamfer menggunakan round end tapered cylindrical bur.

4. Retraksi gingiva Retraksi dilakukan menggunakan benang yang dibasahi larutan hemoden dan ditekankan pada celah gusi.

5. Pencetakan gigi Pencetakan setelah preparasi dilakukan untuk mendapatkan die/model kerja. Pencetakan model kerja menggunakan teknik double impression putty dan light body.

6. Pemilihan warna gigiSesuai dengan warna gigi tetangga dengan bantuan pedoman warna (shade guide) untuk menentukan value (tingkat warna gelap ke terang), chroma (kepekatan warna), hue (merah atau kuning).

7. Pembuatan mahkota tiruan sementara

PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2 2

Page 3: Laporan Case Study 3

a. Pada cetakan gigi sebelum dipreparasi dibuat model malam pontik gigi 46.

b. Gigi yang akan dipreparasi dan model malam pontik dicetak dengan alginat, kemudian disimpan sejenak dengan menggunakan tissue lembab.

c. Setelah preparasi gigi selesai, gigi yang telah dipreparasi dan daerah di sekitarnya diolesi dengan vaseline.

d. Cetakan alginat yang telah dibuat dicobakan kemudian diberi tanda dengan pensil warna, tujuannya untuk mempermudah reposisi kedudukan pada saat dimasukkan kembali ke dalam mulut.

e. Adonan cold cure acrylic sewarna gigi dibuat pada dappen glass

f. Adonan akrilik tersebut dimasukkan ke dalam cetakan alginat. Posisikan kembali cetakan ke dalam mulut, fiksasi sebentar hingga hampir mengeras.

g. Cetakan alginat dikeluarkan dari dalam mulut, kelebihan akrilik pada alginat dibuang, rapihkan bagian proksimal, bukal, lingual. Kemudian akrilik dilepaskan dari alginat.

h. Mahkota tiruan sementara tersebut dicobakan kembali ke dalam mulut

i. Mahkota sementara dipoles dengan pemoles akrilik.

j. Mahkota tiruan disementasi dengan semen sementara (Zinc Oxide Eugenol/ ZOE)

8. Prosesing PFM bridge 3 unitPembuatan PFM bridge secara laboratoris dilakukan di laboratorium dental oleh tekniker. Dokter mengirim cetakan model kerja dan menentukan desain serta warna dari PFM bridge yang akan dipesan.

9. Pelepasan mahkota Sementara dan sementasi PFM bridge.Setelah PFM bridge jadi, mahkota sementara dilepas menggunakan alat trekker. Lakukan try in PFM bridge dan periksa apakah posisi bridge sudah sesuai dan tidak mengganggu jaringan sekitar. Sementasi PFM sementara dengan menggunakan ZOE untuk semetara dan instruksikan pasien untuk kembali 3 hari kemudian untuk dievaluasi. Setelah evaluasi berhasil lakukan sementasi tetap dengan menggunakan Glass Ionomer Cement (GIC).

KESIMPULANBerdasarkan hasil pemeriksaan

subjektif dan objektif, diagnosis yang diperoleh adalah Klasifikasi Applegate-Kennedy kelas VI. Rencana perawatannya adalah dilakukan pembuatan gigi tiruan jembatan jenis rigid fixed bridge 3 unit dengan bahan Porcelain fused to metal.

Prosedur perawatannya terdiri dari pertimbangan oklusi, oral hygiene, Hukum Ante serta posisi dan inklinasi gigi geligi. Setelah itu lakukan pencetakan untuk mendapatkan model studi, preparasi mahkota, pencetakan hasil preparasi untuk mendapatkan die, pembuatan mahkota sementara dan sementasi. Setelah PFM bridge jadi mahkota sementara dilepas, lalu sementasi rigid fixed bridge.

DAFTAR PUSTAKAKafalias, M.C., 1969, Abutment

preparation in crown and bridge, Australian Dental Journal, 14(1): 1-7.

Martanto, P., 1985, Ilmu Mahkota dan Jembatan jilid 1 dan 2, EGC, Jakarta.

PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2 3