makalah case study

58
KONSEP, DESAIN, DAN LANGKAH PENELITIAN CASE STUDY A. PENDAHULUAN Suatu pengalaman dalam kehidupan individu dapat diceritakan kepada orang lain. Mereka memberikan pandangan mereka tentang kelas, sekolah, masalah pendidikan dan latar dimana mereka bekerja. Ketika individu menceritakan kehidupannya kepada peneliti, mereka merasa didengarkan. Informasi yang mereka berikan kepada peneliti berupa cerita pengalaman- pengalaman pribadi. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Akan tetapi, ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih mendalam. Dalam makalah ini kami memaparkan tentang penelitian kasus. Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative Inquiry And Research Design” mengungkapkan lima tradisi penelitian, yaitu: biografi, fenomenologi, grounded theory study, studi kasus dan etnografi. Salah satu tradisi yang akan dikaji dalam makalah ini adalah studi 1

Upload: tata-suharta

Post on 13-Dec-2014

605 views

Category:

Documents


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Case Study

KONSEP, DESAIN, DAN LANGKAH PENELITIAN

CASE STUDY

A. PENDAHULUAN

Suatu pengalaman dalam kehidupan individu dapat diceritakan

kepada orang lain. Mereka memberikan pandangan mereka tentang kelas,

sekolah, masalah pendidikan dan latar dimana mereka bekerja. Ketika

individu menceritakan kehidupannya kepada peneliti, mereka merasa

didengarkan. Informasi yang mereka berikan kepada peneliti berupa cerita

pengalaman-pengalaman pribadi. Penelitian studi kasus adalah suatu

penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap

suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya,

maka penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang

sangat sempit. Akan tetapi, ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi

kasus lebih mendalam. Dalam makalah ini kami memaparkan tentang

penelitian kasus.

Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative Inquiry And

Research Design” mengungkapkan lima tradisi penelitian, yaitu: biografi,

fenomenologi, grounded theory study, studi kasus dan etnografi. Salah

satu tradisi yang akan dikaji dalam makalah ini adalah studi kasus yang

telah lama dipandang sebagai metode penelitian yang “amat lemah”. Para

peneliti yang menggunakan studi kasus dianggap melakukan “keanehan”

dalam disiplin akademisnya karena tingkat ketepatannya (secara

kuantitatif), objektivitas dan kekuatan penelitiannya dinilai tidak memadai.

Walaupun demikian, studi kasus tetap dipergunakan secara luas dalam

penelitian ilmu-ilmu sosial, baik dalam bidang psikologi, sosiologi, ilmu

politik, antropologi, sejarah dan ekonomi maupun dalam bidang ilmu-ilmu

praktis seperti pendidikan, perencanaan wilayah perkotaan, administrasi

umum, ilmu-ilmu manajemen dan lain sebagainya. Bahkan sering juga

diaplikasikan untuk penelitian evaluasi yang menurut sebagian pihak

1

Page 2: Makalah Case Study

merupakan bidang metode yang sarat dengan kuantitatifnya. Semuanya

ini merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dipertanyakan bahwa

apabila studi kasus itu memiliki kelemahan, mengapa para peneliti

menggunakannya?. Oleh karena itu makalah ini akan mengkaji: apakah

itu studi kasus?, bagaimana menggunakan teori dan pertanyaan penelitian

dalam studi kasus?, Bagaimana pengumpulan data studi kasus?,

bagaimana analisis data studi kasus?, bagaimana penulisan laporan studi

kasus?, bagaimana melakukan standar kualitas dan verifikasi dalam studi

kasus.

Jika diperhatikan dengan seksama, banyak jenis strategi

penelitian kualitatif menempatkan posisi obyek penelitian sebagai ‘kasus’

seperti halnya di dalam penelitian studi kasus. Penelitian-penelitian yang

demikian, termasuk penelitian studi kasus, sebagai penelitian berbasis

kasus (case-based research). Penelitian berbasis kasus adalah penelitian

kualitatif yang menggunakan kasus untuk menjelaskan suatu fenomena

dan mengkaitkannya dengan teori tertentu. Istilah penelitian berbasis

kasus mengemuka karena berkembangnya fakta bahwa penelitian

kualitatif lebih menekankan kualitas dan kedalaman analisis terhadap

obyek penelitian. Pada hampir di seluruh jenis penelitian kualitatif, obyek

penelitian dikaji tidak dari sudut permukaan yang dangkal atau bagian per-

bagian, tetapi dikaji secara menyeluruh dan terperinci. Menurut penelitian

berbasis kasus, obyek penelitian yang dipandang secara demikian disebut

sebagai ‘kasus’. Mengacu pada pemahaman ini, hampir seluruh jenis

penelitian kualitatif, termasuk penelitian grounded theory, ethnografi,

phenomenologi, dan penelitian studi kasus ke dalam jenis penelitian

berbasis kasus.

Hingga saat ini masih terus berlangsung perdebatan tentang posisi

‘kasus’ sebagai obyek penelitian dalam penelitian kualitatif pada umumnya

dan khususnya pada penelitian studi kasus. Banyak peneliti yang

memandang bahwa setiap obyek penelitian, khususnya obyek pada

penelitian kualitatif adalah ‘kasus’, Konsekuensinya, semua penelitian

kualitatif adalah penelitian studi kasus. Oleh karena itu, di dalam banyak

2

Page 3: Makalah Case Study

laporan penelitian, khususnya penelitian kualitatif, kata-kata ‘studi kasus’

banyak dicantumkan sebagai bagian dari judul.

Beberapa peneliti yang sekaligus juga penulis, seperti Stake

(1994), Creswell (1998), dan Yin (2003) menolak anggapan demikian.

Mereka berupaya menunjukkan perbedaan antara penelitian studi kasus

dengan penelitian berbasis kasus. Mereka memandang bahwa penelitian

studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian dalam penelitian

kualitatif yang memiliki kedudukan yang sama seperti halnya dengan jenis

strategi penelitian kualitatif yang lain, seperti penelitian ethnografi,

phenomenologi, grounded theory, dan biografi.

Dalam makalah ini akan di bahas secara ringkas tentang desain

penelitian studi kasus. Secara khusus, pada tahun 1982, Yin

memperkenalkan penelitian studi kasus sebagai metoda penelitian

tersendiri, yang terpisah dan berbeda dari ragam penelitian kualitatif yang

lain. Yin lebih memperjelas pendapatnya dengan menulis buku khusus

yang secara terperinci menjelaskan argumen, kriteria dan proses

penelitian studi kasus. Pendapat Yin tersebut mendapatkan banyak

tanggapan. Sebagian besar tidak menentangnya, tetapi cenderung

mendukung dengan menambahkan argumen-argumen untuk lebih

mempertegas kekhususan posisi, kedudukan, dan memperjelas arahan

penggunaannya. Dalam makalah ini akan di bahas secara ringkas tentang

desain penelitian studi kasus.

B. KONSEP PENELITIAN STUDI KASUS

1. Pengertian Penelitian study kasus

Selama sekitar lima belas tahun lebih, tepatnya sejak tahun 1993,

seiring dengan semakin populernya penelitian studi kasus, banyak

pengertian penelitian studi kasus telah dikemukakan oleh para pakar

tentang penelitian studi kasus (Creswell, 1998). Secara umum,

3

Page 4: Makalah Case Study

pengertian-pengertian tersebut mengarah pada pernyataan bahwa, sesuai

dengan namanya, penelitian studi kasus adalah penelitian yang

menempatkan sesuatu atau obyek yang diteliti sebagai ‘kasus’. Tetapi,

pandangan tentang batasan obyek yang dapat disebut sebagai ‘kasus’ itu

sendiri masih terus diperdebatkan hingga sekarang. Perdebatan ini

menyebabkan perbedaan pengertian di antara para ahli tersebut.

Perdebatan tersebut mengarah pada munculnya 2 (dua) kelompok.

Kelompok pertama berpendapat bahwa penelitian studi kasus adalah

penelitian terhadap suatu obyek penelitian yang disebut sebagai ‘kasus’.

Kelompok ini menekankan bahwa penelitian studi kasus merupakan

penelitian yang dilakukan terhadap obyek atau sesuatu yang harus diteliti

secara menyeluruh, utuh dan mendalam. Dengan kata lain, kasus yang

diteliti harus dipandang sebagai obyek yang berbeda dengan obyek

penelitian pada umumnya. Sedangkan yang kedua memandang bahwa

penelitian studi kasus adalah sebuah metoda penelitian yang dibutuhkan

untuk meneliti atau mengungkapkan secara utuh dan menyeluruh

terhadap ‘kasus’. Meskipun tampaknya hampir sama dengan kelompok

yang pertama, kelompok ini berangkat dari adanya kebutuhan metoda

untuk meneliti secara khusus tentang obyek atau ‘kasus’ yang menarik

perhatian untuk diteliti.

Pengertian dari kelompok yang pertama ini berasal dari pengertian

yang dikembangkan oleh Creswell (1998) yang menyatakan bahwa

penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu

‘obyek’, yang disebut sebagai ‘kasus’, yang dilakukan secara seutuhnya,

menyeluruh dan mendalam dengan menggunakan berbagai macam

sumber data. Penelitian studi kasus bukanlah sebuah pilihan metodologis,

tetapi sebuah pilihan untuk mencari kasus yang perlu diteiiti. Dengan kata

lain, keberadaan suatu kasus merupakan penyebab diperlukannya

penelitian studi kasus. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini:

A case study is an exploration of a ‘bounded system’ or a case (or

multiple cases) over time through detailed, in-depth data collection

4

Page 5: Makalah Case Study

involving multiple sources of information rich in context (Creswell, 1998,

61).

Case study research is a qualitative research approach in which the

investigator explore a bounded system (a case) or multiple bonuded

systems (cases) over time through detailed, indepth data collection

involving multiple source information (e.g., observations, interviews,

audiovisual material, and documents and reports), and reports a case

description and case-based themes (Creswell, 2007, 73).

Menurut kelompok pengertian ini, pada penelitian kualitatif, terdapat

obyek penelitian yang harus dipandang secara khusus, agar hasil

penelitiannya mampu menggali substansi terperinci dan menyeluruh

dibalik fakta. Obyek penelitian yang demikian, yang disebut sebagai

‘kasus’, harus dipandang sebagai satu kesatuan sistem dibatasi (bounded

system) yang terikat pada tempat dan kurun waktu tertentu. Sebagai

sistem tertutup, kasus terbentuk dari banyak bagian, komponen, atau unit

yang saling berkaitan dan membentuk suatu fungsi tertentu (Stake, 2005).

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metoda yang tepat untuk untuk dapat

mengungkapkan mengapa dan bagaimana bagian, komponen, atau unit

tersebut saling berkaitan untuk membentuk fungsi. Metoda tersebut harus

mampu menggali fakta dari berbagai sumber data, menganalisis dan

menginterpretasikannya untuk mengangkat substansi mendasar yang

terdapat dibalik kasus yang diteliti. Metoda penelitian tersebut adalah

metoda penelitian studi kasus.

Oleh karena itu, tidak semua obyek dapat diteliti dengan

menggunakan penelitian studi kasus (Creswell, 1998). Menurut Creswell

(1998), suatu obyek dapat diangkat sebagai kasus apabila obyek tersebut

dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dibatasi yang terikat dengan

waktu dan tempat kejadian obyek. Mengacu pada kriteria tersebut,

beberapa obyek yang dapat diangkat sebagai kasus dalam penelitian

studi kasus adalah kejadian atau peristiwa (event), situasi, proses,

5

Page 6: Makalah Case Study

program, dan kegiatan (Creswell, 1998), seperti yang dijelaskan oleh

Creswell berikut ini:

A case study is a problem to be studied, which will reveal an in-

depth understanding of a “case” or bounded system, which involves

understanding an event, activity, process, or one or more individuals.

Creswell (1998) menjelaskan bahwa suatu penelitian dapat disebut

sebagai penelitian studi kasus apabila proses penelitiannya dilakukan

secara mendalam dan menyeluruh terhadap kasus yang diteliti, serta

mengikuti struktur studi kasus yaitu: permasalahan, konteks, isu, dan

pelajaran yang dapat diambil.

Banyak penelitian yang telah mengikuti struktur tersebut tetapi tidak

layak disebut sebagai penelitian studi kasus, karena tidak dilakukan

secara menyeluruh dan mendalam. Penelitian-penelitian tersebut pada

umumnya hanya menggunakan jenis sumber data yang terbatas, tidak

menggunakan berbagai sumber data seperti yang disyaratkan dalam

penelitian studi kasus, sehingga hasilnya tidak mampu mengangkat dan

menjelaskan substansi dari kasus yang diteliti secara fundamental dan

menyeluruh. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dan kecermatan

untuk mencantumkan kata ‘studi kasus’ pada judul suatu penelitian,

khususnya penelitian kualitatif.

Sementara itu, kelompok pengertian yang kedua berkembang

berdasarkan pendapat Yin (2003), yang secara khusus memandang dan

menempatkan penelitian studi kasus sebagai sebuah metoda penelitian.

Creswell menyebut metoda penelitian studi kasus sebagai salah satu

strategi penelitian kualitatif (Creswell, 1998). Kebutuhan terhadap metoda

penelitian studi kasus dikarenakan adanya keinginan dan tujuan peneliti

untuk mengungkapkan secara terperinci dan menyeluruh terhadap obyek

yang diteliti. Pada pengertian yang dikemukakanya, Yin (2003) tidak

secara eksplisit menyebut obyek penelitian studi kasus sebagai kasus,

6

Page 7: Makalah Case Study

tetapi ia menyebut ciri-ciri dari obyek tersebut, yang menggambarkan ciri-

ciri suatu kasus. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kutipan berikut ini:

The case study research method as an empirical inquiry that

investigates a contemporary phenomenon within its real-life context; when

the boundaries between phenomenon and context are not clearly evident;

and in which multiple sources of evidence are used (Yin, 1984).

Menurut pengertian di atas, penelitian studi kasus adalah sebuah

metoda penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer

yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika

batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan

menggunakan berbagai sumber data. Dalam kaitannya dengan waktu dan

tempat, secara khusus Yin (2003) menjelaskan bahwa obyek yang dapat

diangkat sebagai kasus bersifat kontemporer, yaitu yang sedang

berlangsung atau telah berlangsung tetapi masih menyisakan dampak dan

pengaruh yang luas, kuat atau khusus pada saat penelitian dilakukan.

Secara sekilas, metoda penelitian ini sama dengan metoda penelitian

kualitatif pada umumnya. Tetapi jika penjelasan Yin (2003) secara teoritis

maupun dalam bentuk contoh-contoh praktisnya (Yin, 2003) dipelajari

lebih seksama, maka akan didapatkan beberapa kekhususan yang

menyebabkan metoda penelitian ini memiliki perbedaan siginifikan dengan

metoda penelitian kualitatif lainnya. Pada perkembangan penggunaanya,

dibandingkan dengan kelompok yang pertama, kelompok ini lebih banyak

diikuti, karena melalui buku-bukunya, Yin dianggap mampu menjelaskan

secara terperinci kekhususan metoda penelitian studi kasus yang harus

diikuti berikut dengan contoh-contoh terapannya.

Salah satu kekhususan penelitian studi kasus sebagai metoda

penelitian adalah pada tujuannya. Penelitian studi kasus sangat tepat

digunakan pada penelitian yang bertujuan menjawab pertanyaan

‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ (Yin, 2003) terhadap sesuatu yang diteliti.

Melalui pertanyaan penelitian yang demikian, substansi mendasar yang

terkandung di dalam kasus yang diteliti dapat digali dengan mendalam.

7

Page 8: Makalah Case Study

Dengan kata lain, penelitian studi kasus tepat digunakan pada penelitian

yang bersifat eksplanatori, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

menggali penjelasan kasualitas, atau sebab dan akibat yang terkandung

di dalam obyek yang diteliti. Penelitian studi kasus tidak tepat digunakan

pada penelitian eksploratori, yaitu penelitian yang berupaya menjawab

pertanyaan ‘siapa’, ‘apa’, ‘dimana’, dan ‘seberapa banyak’, sebagaimana

yang dilakukan pada metoda penelitian eksperimental (Yin, 2003).

Kekhususan penelitian studi kasus yang lain adalah pada sifat

obyek yang diteliti. Menurut Yin (2003), kasus di dalam penelitian studi

kasus bersifat kontemporer, masih terkait dengan masa kini, baik yang

sedang terjadi, maupun telah selesai tetapi masih memiliki dampak yang

masih terasa pada saat dilakukannya penelitian. Oleh karena itu,

penelitian studi kasus tidak tepat digunakan pada penelitian sejarah, atau

fenomena yang telah berlangsung lama, termasuk kehidupan yang telah

menjadi tradisi atau budaya. Sifat kasus yang demikian juga didukung

oleh Creswell (1998) yang menyatakan bahwa penelitian studi kasus

berbeda dengan penelitian grounded theory dan phenomenologi yang

cenderung berupaya meneliti teori-teori klasik, atau defintif, yang telah

mapan (definitive theories) yang terkandung di dalam obyek yang diteliti.

Pendapat Yin (2003) yang menyatakan bahwa kasus sebagai

obyek penelitian dalam penelitian studi kasus digunakan untuk

memberikan contoh pelajaran dari adanya suatu perlakuan dalam konteks

tertentu. Kasus yang dipilih dalam penelitian studi kasus harus dapat

menunjukkan terjadinya perubahan atau perbedaan yang diakibatkan oleh

adanya perilaku terhadap konteks yang diteliti. Menurut mereka, penelitian

studi kasus pada awalnya bertujuan untuk mengambil lesson learned yang

terdapat dibalik perubahan yang ada, tetapi banyak penelitian studi kasus

yang ternyata mampu menunjukkan adanya perbedaan yang dapat

mematahkan teori-teori yang telah mapan, atau menghasilkan teori dan

kebenaran yang baru.

8

Page 9: Makalah Case Study

Dari sifat kasusnya yang kontemporer, dapat disimpulkan bahwa

penelitian studi kasus cenderung bersifat memperbaiki atau

memperbaharui teori. Dengan kata lain, penelitian studi kasus berupaya

mengangkat teori-teori kotemporer (contemporary theories). Penelitian

studi kasus berbeda dengan penelitian grounded theory, phenomenologi

dan ethnografi yang bertujuan meneliti dan mengangkat teori-teori mapan

atau definitif yang terkandung pada obyek yang diteliti. Ketiga jenis

penelitian tersebut berupaya mengangkat teori secara langsung dari data

temuan di lapangan (firsthand data) dan cenderung menghindari pengaruh

dari teori yang telah ada. Sementara itu, penelitian studi kasus

menggunakan teori yang sudah ada sebagai acuan untuk menentukan

posisi hasil penelitian terhadap teori yang ada tersebut. Posisi teori yang

dibangun dalam penelitian studi kasus dapat sekedar bersifat

memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan teori yang ada

berdasarkan perkembangan dan perubahan fakta terkini. Meskipun

demikian, banyak hasil penelitian studi kasus yang berhasil mamatahkan

teori yang ada dan menggantikannya dengan teori yang baru.

Menurut Yin, posisi pemanfaatan teori yang telah ada di dalam

penelitian studi kasus dimaksudkan untuk menentukan arah dan fokus

penelitian. Yin menyebut arahan yang dibangun pada awal proses

penelitian tersebut sebagai ‘proposisi’. Meskipun tampaknya mirip, peran

dan fungsi proposisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan hipotesis

pada penelitian kuantitatif. Jika hipotesis merupakan jawaban sementara

atas pertanyaan penelitian, proposisi dibangun bukan untuk menetapkan

jawaban sementara, tetapi merupakan arahan teoritis yang digunakan

untuk membangun protokol penelitian. Protokol penelitian adalah petunjuk

praktis pengumpulan data yang harus diikuti oleh peneliti agar penelitian

terfokus pada konteksnya. Pada proses analisis data, proposisi kembali

digunakan sebagai pijakan untuk mengetahui posisi hasil penelitian

terhadap teori-teori yang ada. Dengan mengetahui posisi tersebut, dapat

ditetapkan apakah hasil penelitiannya mendukung, memperbaiki,

memperbaharui, atau bahkan mematahkan teori yang ada. Creswell

9

Page 10: Makalah Case Study

(1998) menyebut penggunaan kajian teori pada proses awal penelitian

yang demikian sebagai kajian before-end theory.

Sedikit berbeda dengan pendapat Yin diatas, Stake dan Creswell

(1998) menyatakan bahwa teori dapat digunakan sebagai acuan di dalam

proses analisis, setelah fakta terhadap kasus diperoleh. Kajian posisi fakta

terhadap teori dilakukan pada bagian akhir (after-end theory) tersebut

dilakukan untuk menentukan posisi hasil penelitian terhadap teori yang

ada. Hal ini dimaksudkan agar pada pengumpulan data dapat dilakukan

lebih leluasa, tidak terlalu terikat pada arahan atau prinsip-prinsip tertentu.

Melalui pengumpulan data yang yang demikian, peneliti dapat menggali

dan mengkaji nilai-nilai yang berada dibalik obyek yang ditelitinya secara

lebih terperinci.

Seperti halnya Stake (1995) dan Creswell (1998), Yin (2003)

berpendapat bahwa penelitian studi kasus menggunakan berbagai

sumber data untuk mengungkapkan fakta dibalik kasus yang diteliti.

Keragaman sumber data dimaksudkan untuk mencapai validitas dan

realibilitas data, sehingga hasil penelitian dapat diyakini kebenarannya.

Fakta dicapai melalui pengkajian keterhubungan bukti-bukti dari beberapa

sumber data sekaligus, yaitu dokumen, rekaman, observasi, wawancara

terbuka, wawancara terfokus, wawancara terstruktur dan survey lapangan.

Disamping fakta yang mendukung proposisi, fakta yang bertentangan

terhadap proposisi juga diperhatikan, untuk menghasilkan keseimbangan

analisis, sehingga obyektivitas hasil penelitian dapat terjaga.

Seperti telah dijelaskan di depan, meskipun tampaknya berbeda,

kedua kelompok pengertian tersebut pada dasarnya menuju pada satu

pemahaman yang sama. Keduanya memberikan penjelasan yang tidak

bertentangan, bahkan saling melengkapi. Kelompok pengertian yang

pertama memulai penjelasan dari adanya obyek penelitian, yang disebut

sebagai kasus, yang membutuhkan jenis penelitian kualitatif tertentu,

dengan metoda penelitian yang khusus, yaitu metoda penelitian studi

kasus. Sementara itu, kelompok yang kedua memandang penelitian studi

10

Page 11: Makalah Case Study

kasus sebagai salah satu jenis metoda penelitian kualitatif yang

dibutuhkan untuk digunakan untuk meneliti suatu obyek yang layak

disebut sebagai kasus. Kedua kelompok pendapat ini memiliki kesamaan

pemahaman yaitu menempatkan penelitian studi kasus sebagai jenis

penelitian tersendiri, sebagai salah satu jenis penelitian kualitatif.

Pada penelitian kualitatif, terdapat obyek penelitian yang harus

dipandang secara khusus, agar hasil penelitiannya mampu menggali

substansi terperinci dan menyeluruh dibalik fakta. Obyek penelitian yang

demikian, yang disebut sebagai ‘kasus’, harus dipandang sebagai satu

kesatuan sistem dibatasi (bounded system) yang terikat pada tempat dan

kurun waktu tertentu. Sebagai sistem tertutup, kasus terbentuk dari

banyak bagian, komponen, atau unit yang saling berkaitan dan

membentuk suatu fungsi tertentu.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk dapat

mengungkapkan mengapa dan bagaimana bagian, komponen, atau unit

tersebut saling berkaitan untuk membentuk fungsi. Metoda tersebut harus

mampu menggali fakta dari berbagai sumber data, menganalisis dan

menginterpretasikannya untuk mengangkat substansi mendasar yang

terdapat dibalik kasus yang diteliti. Metode penelitian tersebut adalah

metode penelitian studi kasus.

Menurut pengertian di atas, penelitian studi kasus adalah sebuah

metoda penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer

yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata, yang dilaksanakan ketika

batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya belum jelas, dengan

menggunakan berbagai sumber data. Dalam kaitannya dengan waktu dan

tempat, secara khusus Yin menjelaskan bahwa obyek yang dapat

diangkat sebagai kasus bersifat kontemporer, yaitu yang sedang

berlangsung atau telah berlangsung tetapi masih menyisakan dampak dan

pengaruh yang luas, kuat atau khusus pada saat penelitian dilakukan.

11

Page 12: Makalah Case Study

Secara sekilas, metoda penelitian ini sama dengan metoda

penelitian kualitatif pada umumnya. Tetapi jika penjelasan Yin secara

teoritis maupun dalam bentuk contoh-contoh praktisnya dipelajari lebih

seksama, maka akan didapatkan beberapa kekhususan yang

menyebabkan metoda penelitian ini memiliki perbedaan siginifikan dengan

metoda penelitian kualitatif lainnya.

Fokus sebuah biografi adalah kehidupan seorang individu, fokus

fenomenologi adalah memahami sebuah konsep atau fenomena, fokus

suatu teori dasar adalah seseorang yang mengembangkan sebuah teori,

fokus etnografi adalah sebuah potret budaya dari suatu kelompok budaya

atau suatu individu, dan fokus studi kasus adalah spesifikasi kasus dalam

suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya

ataupun suatu potret kehidupan. Lebih lanjut Creswell mengemukakan

beberapa karakteristik dari suatu studi kasus yaitu : (1) mengidentifikasi

“kasus” untuk suatu studi; (2) Kasus tersebut merupakan sebuah “sistem

yang terikat” oleh waktu dan tempat; (3) Studi kasus menggunakan

berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk

memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari

suatu peristiwa dan (4) Menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti

akan “menghabiskan waktu” dalam menggambarkan konteks atau setting

untuk suatu kasus.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diungkapkan bahwa studi

kasus adalah sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau

“suatu kasus/beragam kasus” yang dari waktu ke waktu melalui

pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber

informasi yang “kaya” dalam suatu konteks. Sistem terikat ini diikat oleh

waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program,

peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan perkataan lain, studi kasus

merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu

(kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi

atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan

12

Page 13: Makalah Case Study

mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data

selama periode tertentu.

Selanjutnya Creswell mengungkapkan bahwa apabila kita akan

memilih studi untuk suatu kasus, dapat dipilih dari beberapa program studi

atau sebuah program studi dengan menggunakan berbagai sumber

informasi yang meliputi: observasi, wawancara, materi audio-visual,

dokumentasi dan laporan. Konteks kasus dapat “mensituasikan” kasus di

dalam settingnya yang terdiri dari setting fisik maupun setting sosial,

sejarah atau setting ekonomi. Sedangkan fokus di dalam suatu kasus

dapat dilihat dari keunikannya, memerlukan suatu studi (studi kasus

intrinsik) atau dapat pula menjadi suatu isu (isu-isu) dengan menggunakan

kasus sebagai instrumen untuk menggambarkan isu tersebut (studi kasus

instrumental). Ketika suatu kasus diteliti lebih dari satu kasus hendaknya

mengacu pada studi kasus kolektif.

Menurut Creswell, pendekatan studi kasus lebih disukai untuk

penelitian kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Patton bahwa

kedalaman dan detail suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil

studi kasus. Oleh karena itu penelitian studi kasus membutuhkan waktu

lama yang berbeda dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya. Tetapi pada saat ini,

penulis studi kasus dapat memilih pendekatan kualitatif atau kuantitatif

dalam mengembangkan studi kasusnya. Seperti yang dilakukan oleh Yin

mengembangkan studi kasus kualitatif deskriptif dengan bukti kuantitatif.

Merriam mendukung suatu pendekatan studi kasus kualitatif dalam bidang

pendidikan. Hamel seorang sosiolog menunjukkan pendekatan studi

kasus kualitatif untuk sejarah. Stakes menggunakan pendekatan ekstensif

dan sistematis untuk penelitian studi kasus. Untuk itu Creswell

menyarankan bahwa peneliti yang akan mengembangkan penelitian studi

kasus hendaknya pertama-tama, mempertimbangan tipe kasus yang

paling tepat. Kasus tersebut dapat merupakan suatu kasus tunggal atau

kolektif, banyak tempat atau di dalam tempat, berfokus pada suatu kasus

atau suatu isu (instrinsik-instrumental). Kedua, dalam memilih kasus yang

13

Page 14: Makalah Case Study

akan diteliti dapat dikaji dari berbagai aspek seperti beragam perspektif

dalam permasalahannya, proses atau peristiwa. Ataupun dapat dipilih dari

kasus biasa, kasus yang dapat diakses atau kasus yang tidak biasa.

Studi kasus kualitatif menerapkan teori dalam cara yang berbeda.

Creswell mengungkapkannya dengan contoh studi kasus kualitatif dari

Stake (1995) tentang reformasi di Sekolah Harper yang menggambarkan

sebuah studi kasus deskriptif dan berorientasi pada isu. Studi ini dimulai

dengan mengemukakan isu tentang “reformasi sekolah”, kemudian

dilanjutkan dengan deskripsi sekolah, komunitas dan lingkungan. Selama

isu suatu kasus masih berkembang, teori belum dapat digunakan dalam

studi kasus ini. Menurut Creswell sebuah teori membentuk arah studi

Studi dimulai dengan definisi “non pembaca”, kemudian dilanjutkan pada

dasar teori bagi studi yang “dibingkai” dalam sebuah teori interaktif. Studi

berlanjut dengan melihat kemampuan dan ketidakmampuan membaca

siswa akan memprediksi kegagalan dan keberhasilan siswa dalam

membaca dan menulis. Hal ini berhubungan erat dengan faktor internal

dan eksternal.

Studi kasus menjadi berguna apabila seseorang/peneliti ingin

memahami suatu permasalahan atau situasi tertentu dengan amat

mendalam dan dimana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya

dengan informasi , kaya dalam pengertian bahwa suatu persoalan besar

dapat dipelajari dari beberapa contoh fenomena dan biasanya dalam

bentuk pertanyaan. Studi kasus pada umumnya berupaya untuk

menggambarkan perbedaan individual atau variasi “unik” dari suatu

permasalahan. Suatu kasus dapat berupa orang, peristiwa, program,

insiden kritis/unik atau suatu komunitas dengan berupaya

menggambarkan unit dengan mendalam, detail, dalam konteks dan

secara holistik. Untuk itu dapat dikatakan bahwa secara umum, studi

kasus lebih tepat digunakan untuk penelitian yang berkenaan dengan how

atau why .

14

Page 15: Makalah Case Study

2. Karakteristik Penelitian Studi Kasus

Ada beberapa konsep penting yang perlu dipahami tentang apa

sebenarnya Penelitian Studi Kasus. Hal ini penting untuk diketahui

sebelum melakukan kegiatan penelitian, karena masih banyak kalangan

peneliti, atau peminat pendidikan yang menilai bahwa Penelitian Studi

Kasus itu sama, baik dari segi pendekatan dan strategi analisis datanya

dengan penelitian kuantitatif.

Berdasarkan pendapat Yin (2003) dan Creswell (2003) secara lebih

terperinci, karakteristik penelitian studi kasus dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus.

Seperti telah dijelaskan di dalam pengertian penelitian studi kasus

di depan, keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara

pandang terhadap obyek penelitiannya sebagai ’kasus’. Bahkan, secara

khusus, bahwa penelitian studi kasus bukanlah suatu pilihan metoda

penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau target

penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harus

memahami bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya

sebagai kasus di dalam penelitiannya.

Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu

sistem kesatuan yang menyeluruh, tetapi terbatasi oleh kerangka konteks

tertentu (Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang

harus dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam

tentang kasus tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi,

yang melibatkan pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, atau

satu atau lebih individu. Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti

dapat dijelaskan secara terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak

hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi juga bagaimana dan

mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.

15

Page 16: Makalah Case Study

Seperti telah dijelaskan pada bagian kajian pengertian di depan,

maksud penelitian studi kasus adalah untuk menjelaskan dan

mengungkapkan kasus secara keseluruhan dan komprehensif. Dengan

demikian, kasus dapat didefinisikan secara praktis sebagai suatu

fenomena yang harus diteliti dan diinterpretasikan sebagai satu kesatuan

yang utuh dan komprehensif pada setiap variabel informasi yang terdapat

di dalamnya.

Karena penelitian studi kasus menempatkan kasus sebagai obyek

penelitian yang harus diteliti secara menyeluruh, kasus tidak dapat

disamakan dengan contoh atau sampel yang mewakili suatu populasi,

seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif. Kasus mewakili dirinya

sendiri secara keseluruhan pada lingkup yang dibatasi oleh kondisi

tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pembatasan dapat

dilakukan dari berbagai sudut pandang, seperti pembatasan lokasi, waktu,

pelaku dan fokus substansi. Dalam hal ini, secara khusus, Yin (2009)

menyatakan bahwa substansi yang diteliti dari suatu kasus harus

dipandang dan diposisikan sebagai unit analisis. Sebagai unit analisis,

substansi yang diteliti dari suatu kasus harus dilihat dan dikaji secara

keseluruhan untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian. Di dalam

banyak penelitian studi kasus, unit analisis penelitiannya adalah kasus itu

sendiri. Misalnya, penelitian studi kasus tentang pembangunan jembatan

di kawasan perbatasan, maka unit analisisnya adalah pembangunan

jembatan tersebut. Tetapi banyak pula penelitian studi kasus, dengan unit

analisis yang berbeda dengan kasusnya. Yin (2009) menyebut unit

analisis yang demikian sebagai unit yang tertanam (embedded unit).

Misalnya, penelitian studi kasus manajemen kawasan perbatasan daerah,

unit analisisnya dapat bermacam-macam, seperti manajemen

pemeliharaan dan operasional infrastruktur; manajemen fasilitas umum;

dan manajemen kerjasama di kawasan perbatasan daerah.

Kasus atau unit analisis sebagai obyek penelitian dapat berupa

berbagai ragam. Pada umumnya, kasus menyangkut kejadian dari

16

Page 17: Makalah Case Study

kehidupan sehari-hari yang nyata. Kasus dapat berupa seseorang,

sekelompok orang, kejadian, masalah, konflik, keputusan, program,

pelaksanaan suatu proses, dan proses organisasi.

Perdebatan terjadi karena belum disepakatinya cara atau teknik

untuk membatasi obyek penelitian studi kasus agar dapat disebut sebagai

kasus. Pada umumnya, untuk membatasi obyek penelitian sebagai kasus

adalah dengan menggunakan batasan waktu dan ruang. Ruang lingkup

penelitian suatu obyek dapat dibatasi dengan membatasinya dari awal

terjadinya kasus, hingga berakhirnya kasus. Kasus juga dapat ditentukan

dengan membatasi ruang kejadian atau tempat keberadaan yang terkait

dengan kasus tersebut.

Meskipun demikian, banyak ahli yang menyatakan bahwa kasus

juga dapat juga dibatasi dengan menggunakan berbagai cara dan metoda

yang lain, misalnya dengan mengkaji jejak-jejak pengaruh yang

disebabkan oleh keberadaan atau terjadinya kasus tersebut. Disamping

itu, pembatasan tentang suatu obyek juga dapat dilihat dari pihak-pihak

yang terlibat atau terkait dengan keberadaan atau terjadinya kasus

tersebut.

Lebih jauh, karena memandang obyek penelitian sebagai kasus,

penelitian studi kasus sering dipandang sebagai penelitian yang

menggunakan jumlah obyek sedikit. VanWynsberghe dan Khan (2007)

menyebutnya sebagai penelitian dengan small-N. Disebut jumlah N (n

dengan huruf besar) yang kecil, karena meskipun memiliki jumlah kasus

atau unit analisis hanya satu, tetapi mungkin saja untuk menjelaskan

kasus tersebut membutuhkan banyak pihak yang dilibatkan sebagai

informan di dalam proses penelitiannya.

b. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer

Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah

selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada

saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan

17

Page 18: Makalah Case Study

dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded

system (sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya

difokuskan pada hal-hal yang berada dalam batas tersebut. Pembatasan

dapat berupa waktu maupun ruang yang terkait dengan kasus tersebut.

Kata kontemporer itu sendiri berasal dari kata co (bersama) dan

tempo (waktu). Sehingga menegaskan bahwa sesuatu yang bersifat

kontemporer adalah sesuatu yang secara tematik merefleksikan situasi

waktu yang sedang dilalui. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kontemporer merupakan kata sifat yang menunjukkan bahwa sesuatu ada

pada waktu atau masa yang sama atau pada masa kini. Pengertian ini

menunjukkan bahwa sesuatu yang kontemporer berarti bersifat ada pada

suatu waktu atau masa tertentu.

Untuk menunjukkan sifat kontemporernya tersebut, berarti

penjelasaan tentang keberadaan sesuatu tersebut harus dibatasi dalam

kerangka waktu tertentu. Disamping dengan menggunakan waktu,

pembatasan dapat dilakukan dengan menggunakan ruang lingkup

kegiatan terjadinya phenomena tersebut.

Lebih jauh, kontemporer sering dikaitkan dengan kekinian, modern

atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang

sama atau saat ini; jadi sesuatu yang bersifat kontemporer adalah sesuatu

yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu, tetapi berkembang

sesuai pada masa sekarang. Sebagai contoh, seni kontemporer adalah

karya seni yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang

dilalui, yang tidak lagi terikat pada jaman dahulu, tetapi masih terikat dan

berlaku pada masa sekarang. Lebih jauh, seni kontemporer itu sendiri

sering dipandang sebagai seni yang melawan seni yang telah mentradisi,

yang dikembangkan untuk membangkitkan wacana pemunculan

indegenous art (seni pribumi), atau khasanah seni lokal para seniman.

Obyek penelitian yang berkebalikan dengan kasus sebagai

fenomena kontemporer adalah obyek yang bersifat telah ada atau

18

Page 19: Makalah Case Study

berlangsung sangat lama, sehingga sering dipandang telah menjadi suatu

budaya atau tradisi. Obyek yang demikian diteliti dengan menggunakan

strategi atau metoda penelitian kualitatif yang lain, seperti grounded

theory, phenomenologi, biografi atau ethnografi. Seringkali, penelitian

tentang obyek yang telah tua tersebut bertujuan untuk menggali nilai-nilai

kehidupan yang berada dibalik kehidupan masyarakat.

c. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya

Seperti halnya pendekatan penelitian kualitatif pada umumnya,

pelaksanaan penelitian studi kasus menggunakan pendekatan penelitian

naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi kasus menggunakan salah

satu karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek

pada kondisi yang terkait dengan kontekstualnya. Dengan kata lain,

penelitian studi kasus meneliti kehidupan nyata, yang dipandang sebagai

kasus. Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu kondisi kehidupan yang

terdapat pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu maupun

anggota kelompok yang sebenarnya.

Sebagai penelitian dengan obyek kehidupan nyata, penelitian studi

kasus mengkaji semua hal yang terdapat disekeliling obyek yang diteliti,

baik yang terkait langsung, tidak langsung maupun sama sakali tidak

terkait dengan obyek yang diteliti. Penelitian studi kasus berupaya

mengungkapkan dan menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan

obyek yang ditelitinya pada kondisi yang sebenarnya, baik kebaikannya,

keburukannya, keberhasilannya, maupun kegagalannya secara apa

adanya. Sifat yang demikian menyebabkan munculnya pandangan bahwa

penelitian studi kasus sangat tepat untuk menjelaskan suatu kondisi

alamiah yang kompleks.

Berkebalikan dengan penelitian yang di lakukan pada kehidupan

nyata, penelitian dapat dilakukan pada laboratorium. Pada umumnya,

penelitian di laboratotium dilakukan dengan membangun kondisi buatan

sedemikian rupa, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, misalnya

19

Page 20: Makalah Case Study

untuk mengeskplorasi dan memperjelas variabel-variabel yang terkait atau

tidak terkait dengan obyek penelitian. Penelitian yang menggunakan

kondisi buatan ini disebut sebagai penelitian eksperimental. Pada

umumnya, tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian

terhadap obyek penelitian terhadap kondisi tertentu yang dibangun sesuai

dengan keinginan penelitinya. Penggunaan penelitian di laboratorium juga

diakukan apabila penelitian yang diinginkan tidak dapat dilakukan pada

kondisi alamiahnya. Untuk itu, pada banyak penelitian eksperimental,

kondisi buatan tersebut dibuat sedemikian rupa dan diusahakan

menyerupai kondisi alam yang sebenarnya.

Penelitian eksperimental yang demikian secara umum tidak sesuai

dengan kriteria penelitian studi kasus (Yin, 2003). Meskipun kondisi

buatan di laboratorium dibuat mendekati kondisi alamiahnya, kondisi

alamiah yang sebenarnya merupakan kondisi yang tepat dan terbaik bagi

penelitian studi kasus pada khususnya, dan penelitian kualitatif pada

umumnya, karena pada dasarnya penelitian tersebut bertujuan

mengungkapkan dan menjelaskan obyek penelitian sesuai apa adanya di

kondisi yang alamiah.

d. Menggunakan berbagai sumber data

Seperti halnya strategi dan metoda penelitian kualitatif yang lain,

penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data. Seperti telah

dijelaskan di dalam bagian karakteristik penelitian kualitatif di depan,

pengggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan

data yang terperinci dan komprehensif yang menyangkut obyek yang

diteliti. Disamping itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai

validitas dan realibilitas penelitian. Dengan adanya berbagai sumber data

tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan data yang

diperolehnya dengan mengecek saling-silangkan antar data yang

diperoleh.

20

Page 21: Makalah Case Study

Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil

wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak dan dokumen.

Catatan wawancara merupakan hasil yang diperoleh dari proses

wawancara, baik berupa wawancara mendalam terhadap satu orang

informan maupun terhadap kelompok orang dalam suatu diskusi.

Sedangkan catatan lapangan dan artefak merupakan hasil dari

pengamatan atau obervasi lapangan. Catatan dokumen merupakan hasil

pengumpulan berbagai dokumen yang berupa berbagai bentuk data

sekunder, seperti buku laporan, dokumentasi foto dan video.

e. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian

Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda

dibandingkan dengan strategi atau metoda penelitian studi kasus yang

lain adalah penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Berdasarkan

pemikiran induktif yang bermaksud untuk membangun pengetahuan-

pengetahuan baru yang orisinil, penelitian kualitatif selalu dikonotasikan

sebagai penelitian yang menolak penggunaan teori sebagai acuan

penelitian. Penggunaan teori sebagai acuan dianggap dapat mengurangi

orisinalitas temuan dari penelitian kualitatif.

Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk

menentukan arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori

dapat dilakukan di bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian.

Pada bagian depan, teori digunakan untuk membangun arahan dan

pedoman di dalam menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada

bagian ini, teori dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis, seperti

halnya yang dilakukan pada paradigma deduktif atau positivistik Pada

bagian tengah, teori dipergunakan untuk menentukan posisi temuan-

temuan penelitian terhadap teori yang ada dan telah berkembang

(Creswell, 2007). Sedangkan pada bagian belakang, teori dipergunakan

untuk menentukan posisi hasil keseluruhan penelitian terhadap teori yang

ada dan telah berkembang (Creswell, 2007).

21

Page 22: Makalah Case Study

Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat

membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang

ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun melalui

penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari kasus

yang alamiah seperti apa adanya tersebut.

C. JENIS-JENIS PENELITIAN STUDI KASUS

Berbagai macam studi kasus diajukan oleh sedikit sekali ahli atau

lembaga. Studi kasus berbeda jenisnya karena tujuan yang dirumuskan

oleh peneliti. Beberapa jenis studi kasus secara umum yaitu Studi kasus

ilustratif, studi kasus eksploratory, studi kasus kumulatif, dan studi kasus

contoh kritis.

1. Studi kasus ilustratif

Studi kasus ilustratif digunakan apabila penulis ingin memberikan

pemahaman yang sama atas suatu fenomena yang belum diketahui

sebelumnya agar memperoleh pemahaman yang sama. Fenomena yang

diangkat khususnya adalah fenomena yang belum dikenal sebelumnya.

Saya bisa ambil contoh misalnya suatu fenomena dimana suatu kelompok

ajaran tertentu melakukan ritual hanya mengkonsumsi minuman kopi

selama berminggu-minggu, mereka tidak melakukan asupan makanan

kecuali minuman kopi itu, kemudian dilanjutnkan dengan periode dimana

mereka hanya makanan umbi-umbian tanpa memperoleh asupan yang

lain.Fenomena tersebut relatif jarang dideskripsikan secara ilmiah dengan

mendeskripsikan kondisi gizi, mental, atau aspek tubuh yang lain.

2. Studi Kasus ekploratory

22

Page 23: Makalah Case Study

Studi kasus ini berfungsi untuk mengidentifikasi pertanyaan-

pertanyaan dan memilih pengukuran lebih dahulu sebelum suatu

penelitian yang utama. Studi kasus ini padat dan singkat karena pemilihan

pengukuran bisa disimpulkan setalah penggalian data 'secukupnya' tanpa

harus melakukan pendalaman, karena itu kesulitannya adalah data

'secukupnya' tadi bisa terlihat sebagai data lengkap sehingga kesimpulan

terlalu awal atau prematur. Penelitian studi kasus eksploratori ini mirip

dengan pengklasifian oleh Yin yang menyatakan penelitian ini merupakan

penelitian pendahuluan.

3. Studi Kasus Kumulatif

Penelitian studi kasus ini mengumpulkan berbagai informasi dan data

dari hasil berbagai studi kasus yang berbeda waktu dan tempat, dengan

anggapan bahwa kesimpulan yang lebih besar dapat dihasilkan tanpa

harus melakukan penelitian lagi yang membutuhkan biaya lagi.

4. Studi Kasus contoh Kritis.

Studi kasus ini cocok untuk menjawab pertanyaan sebab akibat.

Sementara itu, Yin (2003) membagi penelitian studi kasus secara

umum menjadi 2 (dua) jenis, yaitu penelitian studi kasus dengan

menggunakan kasus tunggal dan jamak/ banyak. Disamping itu, ia juga

mengelompokkannya berdasarkan jumlah unit analisisnya, yaitu penelitian

studi kasus holistik (holistic) yang menggunakan satu unit analisis dan

penelitian studi kasus terpancang (embedded) yang menggunakan

beberapa atau banyak unit analisis. Penelitian studi kasus disebut

terpancang (embedded), karena terikat (terpancang) pada unit-unit

23

Page 24: Makalah Case Study

analisisnya yang telah ditentukan. Unit analisis itu sendiri dibutuhkan

untuk lebih memfokuskan penelitian pada maksud dan tujuannya.

Penentuan unit analisis ditentukan melalui kajian teori. Sementara itu,

pada penelitian studi kasus holistik, penelitian dilakukan lebih bebas dan

terfokus pada kasus yang diteliti dan tidak terikat pada unit analisis,

karena unit analisisnya menyatu dalam kasusnya itu sendiri

Sedangkan Stake mengidentifikasikan adanya 3 (tiga) tipe studi

kasus. Yang pertama disebut studi kasus intrinsik, yaitu studi untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari kasus yang khusus, hal ini

disebabkan karena seluruh kekhususan dan keluarbiasaan kasus itu

sendiri menarik perhatian. Tujuan studi kasus intrinsik bukan untuk

memahami suatu konstruksi abstrak atau konstruksi fenomena umum

seperti kemampuan membaca (literacy), penggunaan obat-obatan oleh

remaja atau apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. Tujuannya

bukan untuk membangun teori, meskipun pada waktu lain peneliti

mungkin mengerjakan hal tersebut. Studi dilakukan karena ada minat

intrinsik di dalamnya, sebagai contoh anak luar biasa, konferensi, klinik,

atau kurikulum.

Studi kasus yang kedua disebut studi kasus instrumental

(instrumental case study), adalah kasus khusus yang diuji untuk

memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah (issue)

atau untuk memperbaiki teori yang telah ada. Walaupun studi kasus ini

kurang diminati, ia memainkan peran yang mendukung, memasilitasi

pemahaman terhadap sesuatu yang lain (minat eksternal). Kasusnya

24

Page 25: Makalah Case Study

dilihat secara mendalam, dan konteksnya diteliti secara cermat, aktivitas-

aktivitas untuk mendalami kasus tersebut dilakukan secara rinci, karena

kasus ini membantu pemahaman tentang ketertarikan dari luar (minat

eksternal). Dasar pemilihan mendalami kasus ini dikarenakan kasus ini

diharapkan dapat memperluas pemahaman peneliti tentang minat lainnya.

Hal ini disebabkan karena para peneliti bersama-sama mempunyai

beberapa minat yang selalu berubah-ubah yang tidak membedakan studi

kasus intrinsik dari studi kasus instrumental dan bertujuan memadukan

keterpisahan di antara keduanya.

Studi kasus ketiga adalah studi kasus kolektif/ Jamak (collective

case study), yaitu penelitian terhadap gabungan kasus-kasus dengan

maksud meneliti fenomena, populasi, atau kondisi umum. Ini bukan

merupakan kumpulan studi instrumental yang diperluas pada beberapa

kasus. Studi kasus kolektif memerlukan kasus-kasus individual dalam

kumpulan kasus-kasus diketahui lebih dahulu untuk mendapatkan

karakteristik umum. Kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus

tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama atau berbeda, masing-masing

mempunyai kelebihan dan bervariasi. Kasus-kasus tersebut dipilih karena

dipercaya bila memahami kasus-kasus tersebut akan menghasilkan

pemahaman yang lebih baik, penyusunan teori yang lebih baik tentang

kumpulan kasus-kasus yang lebih luas.

Sementara itu, Creswell (2007) menyatakan bahwa jenis-jenis

penelitian studi kasus ditentukan berdasarkan batasan dari kasus, seperti

seorang individu, beberapa individu, sekelompok, sebuah program atau

25

Page 26: Makalah Case Study

sebuah kegiatan. Disamping itu, jenis-jenis tersebut dapat ditentukan

berdasarkan penentuan maksud dari analisis kasusnya. Penjelasan

Creswell tentang jenis-jenis penelitian studi kasus secara umum mirip

dengan Stake (2005), karena memang berpedoman kepada penjelasan

Stake. Berdasarkan maksud analisis kasusnya tersebut, Creswell (2007),

membagi penelitian studi kasus dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Penelitian studi kasus intrumental tunggal

Penelitian studi kasus instrumental tunggal (single instrumental

case study) adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan

menggunakan sebuah kasus untuk menggambarkan suatu isu atau

perhatian. Pada penelitian ini, penelitinya memperhatikan dan mengkaji

suatu isu yang menarik perhatiannya, dan menggunakan sebuah kasus

sebagai sarana (instrumen) untuk menggambarkannya secara terperinci.

2. Penelitian studi kasus jamak

Penelitian studi kasus jamak (collective or multiple case study)

adalah penelitian studi kasus yang menggunakan banyak (lebih dari satu)

isu atau kasus di dalam satu penelitian. Penelitian ini dapat terfokus pada

hanya satu isu atau perhatian dan memenfaatkan banyak kasus untuk

menjelaskannya. Disamping itu, penelitian ini juga dapat hanya

menggunakan satu kasus (lokasi), tetapi dengan banyak isu atau

perhatian yang diteliti. Pada akhirnya, penelitian ini juga dapat bersifat

sangat kompleks, karena terfokus pada banyak isu atau perhatian dan

menggunakan banyak kasus untuk menjelaskannya. Yin (2003)

mengatakan bahwa untuk melakukan penelitian studi kasus jamak ini,

26

Page 27: Makalah Case Study

dapat menggunakan penelitian replikasi yang logis, yaitu dengan

menggunakan suatu prosedur yang sama yang diberlakukan untuk setiap

isu atau kasus. Peneliti kemudian melakukan generalisasi pada setiap isu

atau kasus dan memperbandingkannya pada akhir kajian.

3. Penelitian studi kasus mendalam

Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah

penelitian yang dilakukan pada suatu kasus yang memiliki kekhasan dan

keunikan yang tinggi. Fokus penelitian ini adalah pada kasus itu sendiri,

baik sebagai lokasi, program, kejadian atau kegiatan. Penelitian studi

kasus mendalam ini mirip dengan penelitian naratif yang telah dijelaskan

di depan, tetapi memiliki prosedur kajian yang lebih terperinci kepada

kasus dan kaitannya dengan lingkungan disekitarnya secara terintegrasi

dan apa adanya. Lebih khusus lagi, penelitian studi kasus mendalam

merupakan penelitian yang sangat terikat pada konteksnya, atau dengan

kata lain sangat terikat pada lokusnya (site-case).

D. DESAIN PENELITIAN STUDI KASUS

Di dalam menentukan rancangan penelitian, hal perlu dilakukan

adalah menentukan jenis penelitian studinya. Jenis-jenis tersebut dapat

berupa apakah penelitian studi kasus yang dipilih berupa penelitian studi

kasus tunggal, majemuk, mendalam, holistik, dan sebagainya. Untuk

menentukan hal tersebut, perlu mempertimbangkan fungsi kasus di dalam

penelitian, apakah sebagai lokus atau instrumen; karakteristik

27

Page 28: Makalah Case Study

penelitiannya, seperti mengungkapkan, menggambarkan atau

menjelaskan sesuatu; dan disiplin ilmu dari penelitiannya. Jenis penelitian

studi kasus yang dipilih akan menentukan rancangan penelitiannya,

termasuk jenis data yang dibutuhkan, metoda pengumpulan data, dan

metoda analisisnya.

Menurut Yin (2003), Desain penelitian studi kasus dapat terdiri dari

4 (empat) jenis. Untuk lebih jelasnya, hubungan antar kedua

pengelompokkan tersebut, perhatikan gambar matriks jenis-jenis

penelitian studi kasus berikut ini

Gambar 1: Jenis-jenis Dasar Penelitian Studi Kasus (Sumber: Yin, 2009, 46)

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 (empat) jenis

desain penelitian studi kasus, yaitu:

1. Desain Penelitian studi kasus tunggal holistik (jenis 1 dan 2)

Penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic single-case study)

adalah penelitian yang menempatkan sebuah kasus sebagai fokus dari

28

Page 29: Makalah Case Study

penelitian. Yin (2003) menjelaskan bahwa terdapat 5 (lima) alasan untuk

menggunakan hanya satu kasus di dalam penelitian studi kasus, yaitu:

a) Kasus yang dipilih mampu menjadi bukti dari teori yang telah

dibangun dengan baik. Teori yang dibangun memiliki proposisi

yang jelas, yang sesuai dengan kasus tunggal yang dipilih sehingga

dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenarannya.

b) Kasus yang dipilih merupakan kasus yang ekstrim atau unik. Kasus

tersebut dapat berupa keadaan, kejadian, program atau kegiatan

yang jarang terjadi, dan bahkan mungkin satu-satunya di dunia,

sehingga layak untuk diteliti sebagai suatu kasus.

c) Kasus yang dipilih merupakan kasus tipikal atau perwakilan dari

kasus lain yang sama. Pada dasarnya, terdapat banyak kasus yang

sama dengan kasus yang dipilih, tetapi dengan maksud untuk lebih

menghemat waktu dan biaya, penelitian dapat dilakukan hanya

pada satu kasus saja, yang dipandang mampu menjadi

representatif dari kasus lainnya.

d) Kasus dipilih karena merupakan kesempatan khusus bagi

penelitinya. Kesempatan tersebut merupakan jalan yang

memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti kasus tersebut. Tanpa

adanya kesempatan tersebut, peneliti mungkin tidak memiliki akses

untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.

e) Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dalam dua

atau lebih pada waktu yang berlainan. Kasus yang demikian sagat

29

Page 30: Makalah Case Study

tepat untuk penelitian yang dimaksudkan untuk membuktikan

terjadinya perubahan pada suatu kasus akibat berjalannya waktu.

Sementara itu, perbedaan antara penelitian studi kasus holistik

(jenis 1) dan terpancang (jenis 2) adalah pada jumlah unit analisis yang

digunakan. Pada jenis yang pertama, jumlah unit analisis yang digunakan

pada umumnya hanya satu atau bahkan sama sekali unit analisisnya tidak

dapat dijelaskan, karena terintegrasi dengan kasusnya. Dalam penelitian

studi kasus yang demikian, unit analisis tidak dapat ditentukan karena

kasus tersebut juga sekaligus merupakan unit analisis dari penelitian.

Sedangkan jenis yang kedua, penelitian studi kasus terpancang

memiliki unit analisis lebih dari satu. Hal ini dapat terjadi karena didasari

oleh hasil kajian teori yang menuntut adanya lebih dari satu unit analisis.

Tuntutan penggunaan lebih dari satu unit analisis biasanya disebabkan

oleh tujuan penelitian yang ingin menjelaskan hubungan secara

komprehensif dan detail setiap bagian dari kasus secara lebih mendalam.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa semakin banyak jenis unit

analisis yang digunakan, sifat alamiah penelitian akan semakin kabur,

karena cenderung menjadi penelitian yang terikat pada keberadaan unit

analisisnya.

2. Desain penelitian studi kasus jamak (jenis 3 dan 4)

Pada dasarnya, penelitian studi kasus jamak adalah penelitian

yang menggunakan lebih dari satu kasus. Penggunaan jumlah kasus lebih

30

Page 31: Makalah Case Study

dari satu pada penelitian studi kasus pada umumnya dilakukan untuk

mendapatkan data yang lebih detail, sehingga diskripsi hasil penelitian

menjadi semakin jelas dan terperinci. Hal ini juga didorong oleh keinginan

untuk mengeneralisasi konsep atau teori yang dihasilkan. Dengan kata

lain, penggunaan jumlah kasus yang banyak dimaksudkan untuk menutupi

kelemahan yang terdapat pada penggunaan kasus tunggal, yang

dianggap tidak dapat digeneralisasikan.

Proses analisis pada penelitian studi kasus jamak berbeda dengan

penelitian kuantitatif yang menggunakan jumlah responden yang banyak.

Pada peneltian kuantitatif, data dari responden dapat diolah secara

terintegrasi dengan formula tertentu, sehingga menghasilkan satu

kesatuan konsep dalam bentuk model hubungan antar data. Di dalam

penelitian studi kasus jamak, Yin (2003) menyarankan menggunakan

logika replikasi sebagai pendekatan di dalam proses analisisnya. Pada

proses ini, setiap kasus harus mengalami prosedur penelitian yang sama,

hingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya,

hasil dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan

kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan

pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya pencapaian atas

maksud dan tujuan penelitian.

Jika dibuatkan dalam suatu diagram, jenis-jenis penelitian studi

kasus menurut Yin (2003) in dapat dilihat pada gambar diagram pada

halaman berikut. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat contoh judul-

31

Page 32: Makalah Case Study

judul penelitian yang menggambarkan isi dari masing-masing jenis.

Contoh penelitian studi kasus holistik tunggal yang diberikan dengan judul

‘Kemacetan Lalu-lintas di Kawasan Malioboro, Yogyakarta’, dan jamaknya

adalah ‘Kemacetan Lalu-lintas di Kawasan Gejayan dan Malioboro,

Yogyakarta’, menunjukan adanya keterpaduan antara kasus dengan

lokasi penelitiannya sebagai suatu penelitian yang holistik. Sementara itu,

contoh untuk penelitian studi kasus terpancang tunggal yang berjudul

‘Pencampuran Moda Transportasi Sebagai Penyebab Kemacetan, Studi

Kasus: Kawasan Malioboro, Yogyakarta’, dan contoh jamaknya adalah

‘Pencampuran Moda Transportasi Sebagai Penyebab Kemacetan, Studi

Kasus: Kawasan Malioboro dan Gejayan, Yogyakarta’, menunjukkan

adanya penggunaan istilah ‘studi kasus’. Penggunaan istilah tersebut

secara khusus untuk menunjukkan bahwa kasus yang dipergunakan

bersifat sebagai sarana (instrumen) pembukti atas konsep atau teori

peneliti. Sementara judul utamanya ‘Pencampuran Moda Transportasi

Sebagai Penyebab Kemacetan’ menggambarkan unit analisis yang

mengikat (memancang) fokus penelitiannya. Untuk lebih jelasnya,

perhatikan gambar berikut ini:

32

Page 33: Makalah Case Study

Gambar 2: Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus Menurut Yin (Sumber: Yin, 2003, 46)

Penjelasan penelitian studi kasus tunggal holistik menurut Yin

(2003) di atas mirip dengan jenis penelitian studi kasus mendalam yang

dijelaskan oleh Stake (2005) dan Crewell (2007). Jenis penelitian ini pada

dasarnya menempatkan kasus sebagai obyek penelitian yang perlu diteliti

untuk mengungkapkan esensi mendalam yang terdapat di balik kasus,

tanpa terikat pada unit analisis, karena unit analisis penelitian ini menyatu

dengan kasusnya.

Sementara itu, penelitian kasus jamak menurut Yin (2003),

khususnya yang bersifat holistik mirip dengan penjelasan penelitian studi

kasus jamak yang dijelaskan oleh Stake (2005) dan Crewell (2007). Yang

menarik adalah adanya penelitian studi kasus terpancang yang dijelaskan

oleh Yin (2003), yang tidak dijelaskan oleh Stake (2005) dan Crewell

(2007). Keberadaan penelitian studi kasus terpancang ini sebenarnya

33

Page 34: Makalah Case Study

menunjukkan bahwa penelitian studi kasus dapat diarahkan pada fokus

tertentu, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, yaitu dengan

menggunakan unit analisis. Jadi, unit analisis sebenarnya merupakan

bentuk upaya dari pengarahan penelitian studi kasus tersebut. Unit

analisis itu ditentukan melalui kajian teori. Dengan demikian, penelitian

studi kasus terpancang merupakan penelitian studi kasus yang

menggunakan paradigma positivistik.

E. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN STUDI KASUS

a. Pemilihan kasus:

Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan

(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh

peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program,

proses, dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas

objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat

diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber yang

tersedia;

Ciri-ciri Studi Kasus yang baik

Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan

dengan kepentingan umum atau bahkan dengan

kepentingan nasional.

Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas,

kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan

keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu

34

Page 35: Makalah Case Study

diselesaikan oleh penelitinya dengan balk dan tepat

meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.

Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan

sudut pandang yang berbeda-beda.

studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling

penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti

maupun yang tidak mendasarkan pninsip selektifitas.

Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga

mampu terkomunikasi pada pembaca.

b. Pengumpulan data:

Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang

lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi,

wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen

penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan

masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan

data yang berbeda secara serentak.

c. Analisis data:

Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,

mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang

dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal

khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.

Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau

35

Page 36: Makalah Case Study

dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak

peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah

semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;

Analisis kasus dapat dilakukan dalam 2 (dua) jenis, yaitu analisis

holistik (holistic) terhadap kasus, atau analisis terhadap aspek

tertentu atau khusus dari kasus (embedded) (Yin, 2003). Melalui

pengumpulan data, suatu penggambaran yang terperinci akan

muncul dari kajian peneliti terhadap sejarah, kronologi terjadinya

kasus, atau gambaran tentang kegiatan dari hari-ke hari dari

kasus tersebut. Setelah menggambarkan secara holistik, kajian

dilakukan lebih terperinci pada beberapa kunci atau tema yang

terdapat di balik kasus, yang dilakukan dengan maksud tidak

untuk melakukan generalisasi, tetapi lebih banyak untuk

mengungkapkan kompleksitas kasus. Caranya dapat dilakukan

dengan mengkaji isu-isu yang membentuk kasus, yang diikuti

dengan menggali tema-tema yang berada di balik isu tersebut.

Kajian ini bersifat sangat kaya terhadap penjelasan tentang

konteks atau seting dari kasus tersebut (Yin, 2003). Ketika

melakukan penelitian studi kasus jamak, format kajian pertama

yang dilakukan adalah kajian terhadap setiap kasus terlebih

dahulu untuk mengambarkan isu-isunya dan tema-temanya

secara terperinci, yang disebut sebagai within-case analysis (Yin

2003). Selanjutnya, tema-tema hasil kajian per-kasus dikaji saling-

silangkan dengan menggunakan analisis saling-silang kasus, atau

36

Page 37: Makalah Case Study

yang disebut sebagai sebuah cross-case analysis, dan melakukan

pemaknaan serta mengintegrasikan makna-makna yang berhasil

digali dari kasus-kasus tersebut.

d. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul,

dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan

penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru

terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru

mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali

harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan

ke dalam kategori yang sudah ada;

e. Penulisan laporan:

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari penelitian studi

kasus. Pada tahapan ini, penulis menuangkan hasil penelitiannya

dalam laporan dengan urutan yang logis dan dapat dicerna oleh

pembacanya. Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif,

rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan

sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk

mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat

membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang

atau kelompok.

37

Page 38: Makalah Case Study

F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN KASUS

Penelitian kasus sangat berguna untuk berguna untuk informasi

latar belakang guna merencanakan yang lebih besar dalam ilmu-ilmu

sosial. Ia lebih intensif menerangi variabel-variabel yang penting, proses-

proses dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian yang lebih luas.

Penelitian ini merupakan perintis bagi penelitian lanjutan, juga merupakan

sumber hipotesis.

Penelitian kasus memberikan contoh yang berguna berdasarkan

data yang diperoleh untuk memeberi gambaran mengenai penemuan-

penemuan yang disimpulkan dengan statistik.

Banyak segi positif dari Penelitian Studi Kasus, kesitimewaan studi

kasus adalah:

(1) Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik

dan hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap

oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di

balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.studi

kasus menyajikan uraian menyeluruh tentang suatu fenomena

yang terjadi sehari-hari;

(2) studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan

hubungan antara peneliti dan responden; sehingga dapat

memberikan pengetahuan proporsional dan ekseperimental

(3) Detail, sehingga bermanfaat untuk memecahkan masalah-

masalah spesifik. Studi kasus memberikan ”uraian tebal‟ yang

diperlukan bagi penilaian atas transferibilitas;

38

Page 39: Makalah Case Study

(4) studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut

berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks

tersebut;

(5) pendekatan terpenting dalam studi kasus adalah dengan

pendekatan kualitatif. Meskipun peneliti juga menggunakan

data dan analisis statistik, namun data analisis statistik tersebut

hanya sebagai pelengkap.

2). Kelemahan Studi Kasus

Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi

validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya

unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan

dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.

39

Page 40: Makalah Case Study

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education Inc., 2007.

Creswell, John W. Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing. London: SAGE Publications, 1998.

PENELITIAN STUDI KASUS. 15 Mei, 2010. http://penelitianstudikasus.blogspot.com/ (diakses 13 April, 2013).

Yin, Robert K. Case Study Research Design and Methods. Washington: COSMOS Corporation, 2003.

40