case study forensik

19
CASE STUDY “RIGOR MORTIS” Disusun Oleh : R.M. Ridho Hidayatulloh 1102011264 Pembimbing : dr. Budi Suhendar, DFM, Sp. F dr. Baety Adhayati, Sp. F

Upload: ridho-hidayatulloh

Post on 29-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang kaku mayat dan jamu

TRANSCRIPT

CASE STUDY RIGOR MORTIS

CASE STUDYRIGOR MORTISDisusun Oleh :R.M. Ridho Hidayatulloh1102011264Pembimbing :dr. Budi Suhendar, DFM, Sp. Fdr. Baety Adhayati, Sp. F

2PENDAHULUAN

Beberapa jam setelah kematian, semua otot tubuh masuk dalam keadaan kontraktur yang disebut rigor mortis atau kaku mayat, yaitu otot berkontraksi dan menjadi kaku walaupun tidak terdapat potensial aksi. Kekakuan ini disebabkan oleh hilangnya semua ATP yang dibutuhkan untuk menyebabkan pemisahan jembatan penyeberangan di filamen aktin selama proses relaksasi.KASUSSeorang wanita umur 26 tahun gravida 2 para 1, dipindahkan dari pusat kesehatan karena tinggi fundus yang berlebihan dengan kehamilan jangka panjang dan awal fase laten persalinan. Pada pukul 08:00, leher rahim telah melebar di 3 cm kepala turun 4/5 tapi tanpa kontraksi.

Disproprtion sefalopelvik diambil sebagai diagnosis dan operasi caesar dilakukan dengan menggunakan teknik Misgav LADACH.Setelah pembukaan, rahim itu dalam status tetani, anterior kebiruan, posterior dan banyak lagi (Gambar 1,2).

Fundus janin terlalu kebiruan dan seluruh tubuhnya di rigor mortis (APGAR 0/10) dengan terlalu banyak mekonium kental. Berat badannya adalah 3.3kg. Perdarahan adalah moderat.Dari apa yang sudah diketahui, tidak ada penyebab yang diketahui menyebabkan kematian bayi

Dua hari setelah operasi, wanita itu mengungkapkan dia telah mengkonsumsi jamu pada pukul 01:00 dari ibu mertuanya lalu setelah itu segera dia merasakan kontraksinya berhenti.DISKUSIKasus :Ditemukan fundus janin berwarna kebiruan dan seluruh tubuhnya di rigor mortis (kaku mayat) dengan terlalu banyak mekonium kental. Berat badannya adalah 3.3kg. Perdarahan adalah moderat.

Analisa :Pada kasus ini ditemukan kaku mayat pada janin setelah dilakukan section caesaria. Sebelumnya sang ibu mengkonsumsi jamu yang diberikan mertuanya, lalu setelah itu dia merasakan kontraksi janin pada perutnya tiba-tiba menghilang.

Ibu tidak ada komplikasi yang berhubungan dengan operasi atau riwayat perdarahan, juga karena penyebab lain (perdarahan intramymetrial, mekonium kental, tetani uteri, kurangnya kontraksi yang kuat, mayat bayi ditemukan di tetani) yang diproduksi setelah minum obat herbal.kita asumsikan bahwa jamu adalah penyebabnya. Jamu yang tidak diketahui farmakologi sehingga dapat berdampak negatif pada kehamilan, persalinan, kepada ibu atau janin.

TINJAUAN PUSTAKAKaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode relaksasi primer. Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat pada serabut-serabut otot.Primary Flaccidity (periode relaksasi primer)Rigor Mortis (kaku mayat)Kaku mayat belum lengkapKaku mayat lengkapKaku mayat mulai menghilangSecondary Flaccidity (periode relaksasi sekunder)

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya rigor mortis:Suhu sekitarnyaAktivitas otot saat meninggalUsiaGiziCara kematian

Kekakuan yang menyerupai kaku mayat :Cadaveric spasm (instantaneous rigor)Heat stiffeningCold stiffening

PembedaRigor MortisCadaveric SpasmWaktutimbulDua jam setelah meninggal.Rigor mortis lengkap setelah 12 jam.Sesaat sebelum meninggal(intravital) dan menetap.Faktor Predisposisi-Kelelahan, emosi hebat, ketegangan,dll.EtiologiHabisnya cadangan glikogensecara generalHabisnya cadangan glikogen pada otot setempatPola Kekakuan OtotSentripetal, dari otot-otot kecilkemudian otot besar.Kaku otot pada satu kelompok otot tertentu.Kepentingan MedikolegalUntuk penentuan saat kematian.Untuk menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Biasanya pada kasus pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan.Suhu MayatDinginHangatKematian SelAda Tidak adaRelaksasi PrimerAdaTidak adaTimbulnyaLambatCepatLamanyaCepat hilangLambat hilang (dipertahankan)Koordinasi OtotKurangBaikRelaksasi OtotMenyeluruhSetempat (yang aktif)Rangsangan SelTidak ada respon ototAda respon ototKaku OtotDapat dilawan dengan sedikittenaga.Perlu tenaga kuat untukMelawannyaDAFTAR PUSTAKAAtmadja DS. Tanatologi. Budiyanto A. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 1997. Hal 25 - 35. Saukko P, Bernard K. Rigor Mortis. Bernard K. Forensic Pathology; 3rd Edition. Arnold. 1990. Hal 52 - 67. Shepherd R. Rigor Mortis. Shepherd R. Simpsons Forensic Medicine. 12th Edition. Arnold. 2003. Hal 38 - 41.Sibomana J. P. Does Herbal Medicine Induce Fresh Rigor Mortis and Couvelaire Uterus. Department of Gynecology and Obstetrics, Gitwe Hospital, Ruhango District. Rwanda Medical Journal

TERIMA KASIH