lapkas hernia

15
SMF ILMU BEDAH RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BAB 1 LAPORAN KASUS I. Identitas pasien No rekam medik : 15330902 Tanggal masuk RS: 03-10-2015 Nama : Tn. NI Umur : 61 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Tasikmalaya Agama : Islam Status perkawinan : Menikah II. Anamnesis Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada lipatan paha kiri Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : 1

Upload: rizki-wulandari

Post on 22-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hernia inguinalis

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas hernia

SMF ILMU BEDAH RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

BAB 1

LAPORAN KASUS

I. Identitas pasien

No rekam medik : 15330902

Tanggal masuk RS : 03-10-2015

Nama : Tn. NI

Umur : 61 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tasikmalaya

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

II. Anamnesis

Keluhan Utama :

Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada lipatan paha kiri

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien datang Ke IGD pukul 22.40 wib pada tanggal 3 oktober

2015 dengan keluhan benjolan dilipat paha kiri sejak 1 tahun yang lalu.

Benjolan hilang timbul, dan dapat dimasukan kembali. Benjolan terasa

nyeri ketika os berjalan, nyeri berkurang saat dimasukan.

Pada pukul 19.00 wib benjolan tidak dapat masuk kembali dan

dirasakan nyeri hebat. Os merasakan mual (+) muntah (+) sebanyak 2x

1

Page 2: Lapkas hernia

berisi makanan dan minuman. Os tidak mengeluh adanya demam (-).

Sebelumnya os masih dapat BAB dan flatus. BAK normal. Riwayat

defekasi os sering mengejan.

Setelah 1 malam dirawat, dan dilakukan reposisi benjolan tidak

masuk kembali kerongga abdomen.

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :

DM (-),

Asma (-),

Penyakit jantung(-)

Batuk kronik (-)

Hipertensi (-)

Riwayat Alergi :

Alergi obat (-)

Alergi makanan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :

Riw. DM (-),

Riw. Hipertensi(-),

Riw Asma (-),

Riw Pnyakit jantung (-).

Tidak ada saudara pasien yang mengalami gejala sama seperti pasien.

III. Pemeriksaan fisik

Keadan umum : Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign : Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernafasan : 24x/menit

2

Page 3: Lapkas hernia

Suhu : 35,2° C

Status General :

Kepala

Normochepali

Tidak tampak adanya deformitas

Mata

Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem (-)

Conjunctiva tidak anemis (-)

Sklera tidak tampak ikterik(-)

Pupil: isokor kiri kanan

Hidung

Bagian luar : normal, deformitas (-), pernafasan cuping

hidung (-)

Septum : Terletak ditengah dan simetris

Mukosa hidung : Hiperemis (-)

Cavum nasi : Perdaraha (-)

Mulut dan tenggorokan

Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis

Gigi geligi : lengkap, ada karies

Palatum : tidak ditemukan torus

Lidah : normoglosia

Tonsil : T1/T1 tenang

Faring : tidak hiperemis

Leher

Kelenjar getah bening:Tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

3

Page 4: Lapkas hernia

Trakea : letak di tengah

Thorax

Paru-Paru

Inspeksi : pergerakan nafas saat statis dan dinamis

Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru

Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara nafas vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-,

whezing -/-

Jantung

Inspeksi : ictus cordis terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis

sinistra, ICS 5

Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis

sinistra

Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis

dextra

Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea

midclavicularis sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Lihat status lokalis

Ekstremitas atas

Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem

Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem

Ekstremitas Bawah

Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem

Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem

IV. Status Lokalis

4

Page 5: Lapkas hernia

Regio : Inguinal sinistra

Inspeksi : Tampak benjolan (+), warna sama dengan kulit sekitar,

dan tanda-tanda radang (-)

Palpasi : Teraba massa (+), kenyal (+)

Auskultasi : Bisisng USus (-)

Gambar 1. Keadaan pasien datang ke IGD

PEMERIKSAAN PENUNJANG

5

Page 6: Lapkas hernia

Laboratorium

Tanggal 03 Oktober 2015

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Metode

Hematology

Hemoglobin 12,4 P: 12-16, L: 14-18 gr/dl Auto Analyzer

Hematokrit 38 P : 35-45, L: 40-50 % Auto Analyzer

Leukosit 17.100 Dws : 5.000-10.000Bayi : 7.000 – 17.000

/mm3 Auto Analyzer

Trombosit 173.000 150.000 – 350.000 /mm3 Auto Analyzer

Karbohidrat

Glukosa Sewaktu 251 76-110 mg/dl GOD – POD

Faal Ginjal

Ureum 35 15-45 mg/dl Urase Kinetik UV

Kreatinin 1,22 P:10-31, L: 0,7-1,20 mg/dl Kinetik Jaffe

Elektrolit

Natrium, Na 146 134-146 mmol/L ISE

Kalium, K 3,5 3,40-4,50 mmol/L ISE

Kalsium, Ca 1,23 0,90-1,20 mmol/L ISE

V. Diagnosa kerja

Hernia Inguinalis Lateral Sinistra Incarserata

VI. Diagnosa Banding

- Hernia Inguinalis Lateral Sinistra Incarserata

- Hidrocel

- Limfadenitis inguinalis

VII. Penatalaksanaan

Medikamentosa

6

Page 7: Lapkas hernia

Infus RL 20 TPM

Inj. Ketorolac 1 amp iv 2x1

Inj. Ranitidin 1 amp iv 2x1

Inj. Ceftriaxon 2x1 gram

Trendelenburg

Pasang DC, NGT

Operatif : Hernioraphy

Tanggal Operasi 04-10-2015

Teknik Operasi :

Disinfeksi lapangan pembedahan.Tutup dengan kain steril.

Irisan 2 cm medial spina iliaca superior (SIAS) sampai

tuberkulum pubikum.

Dipasang kain berlubang. Aponeurosis muskulus obliquus

eksternus (MOE) dibuka kecil dengan pisau dan dengan

bantuan pinset anatomis dan gunting dibuka lebih lanjut ke

kranial sampai annulus internus dan ke kaudal sampai

membuka annulus eksternus.

Dengan menjepit MOE dengan kocher, aponeurosis

dibebaskan dari dasar ke lateral sampai tampak ligamentum

inguinalis Pourpati dan ke medial sampai conjoint tendon

(muskulus obliquus internus dan transverses).

Dengan bantuan 2 pinset chirurgis dan gunting kantong

dibuka. Setelah eksplorasi isi kantong hernia, isinya

dikembalikan kedalam rongga abdomen. Dengan

memasukkan jari kedua tangan kiri kedalam lubang dan

sedikit tarikan , kantong dibebaskan secara tumpul dan tajam.

Kantong hernia dibebaskan se proksimal mungkin sampai

tampak jaringan lemak pre-peritoneal. Kantong diplintir dan

diikat dengan plain catgut no.1 Bila mulut kantong proksimal

7

Page 8: Lapkas hernia

lebar,dapat ditutup tabakzaknaad. Kemudian kantong hernia

dipotong.

Hernioraphy selesai.

DO : Ditemukan Kantung hernia berisi omentum majus.

Edukatif post operatif : bed rest total, puasa sampai bising usus

terdengar

VIII. Prognosis

Ad vitam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

BAB II

8

Page 9: Lapkas hernia

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

pada pasien Tn. N didapatkan diagnosis Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra

Incarserata.

Dari autoanamnesa dan alloanamnesa dengan pasien dan keluarga pasien

didapatkan bahwa keluhan benjolan pada lipat paha kiri. Didapatkan riwayat

penyakit, benjolan muncul sejak sejak ± 1 tahun yang lalu, pada awal nya

benjolan keluar sedikit dan bisa dimasukkan kembali dengan tangan, benjolan

muncul pada saat Os melakukan aktivitas dan menghilang jika berbaring/istirahat.

Akan tetapi, ± 3 jam SMRS benjolan di lipat paha kiri membesar dan benjolan

tidak dapat dimasukkan kembali. Os juga mengeluh nyeri terus menerus di sekitar

benjolan tersebut.

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin,

kantong, dan isi hernia.1

Hernia inkarserata dan strangulata terjadi bila isinya terjepit oleh cincin

hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam

rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis

istilah hernia inkarserata dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai

gangguan pasase. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul jika terjadi

ileus karena inkarserata.1,2

Dari pemeriksaan fisik didapatkan benjolan dilipat paha kiri, benjolan

tidak dapat masuk kembali, asimetris. Berbentuk lonjong. Warna kulit sama,

tidak terlihat adanya tanda peradangan.

Riwayat sering mengangkat beban berat setiap hari disangkal, dan keluhan

batuk-batuk. Dari hasil anamnesa didapatkan nyeri di daerah scroctum secara

9

Page 10: Lapkas hernia

terus menerus dan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kadar leukosit

yang meningkat (17.100 mm3)..

Penatalaksanaan pada kasus hernia inkarserata dengan perut pasien

cembung maka pasien di puasakan dan dilakukan pemasangan NGT untuk

dekompresi (mengurangi tekanan intra abdomen akibat obstruksi), pemasangan

kateter untuk memantau balance cairan, pemasangan infus RL 30 tpm untuk

menghindari dehidrasi akibat obstruksi usus yang terjadi. Analgetik diberikan

untuk mengurangi nyeri pada penderita.

Penatalaksanaan selanjutnya pasien dioperasi hernioraphy cito, operasi

pada penderita harus dilakukan segera karena adanya hernia inkarserata dapat

menimbulkan obstruksi usus, dan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti

hernia strangulata, perforasi usus, perforasi abses, abses lokal maka dilakukan

operasi segera. Jenis operasi pada pasien dengan hernioraphy, dilakukan

pembukaan aponeurosis m.obliquus abdominis eksternus dan membuka funikulus

spermaticus. Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis

spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis

spinalis di rekonstruksi.3

Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada

yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi

perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia

tidak dapat dimasukkan kembali.3

Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah

sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia

maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia incarserata atau strangulate

yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus sehingga

menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya

suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi

nekrosis.2

10

Page 11: Lapkas hernia

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of

Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

2. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.

17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217

3. Syamsuhidayat, R, and Wim de Jong, (2012), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi

revisi, 706- 710, EGC, Jakarta.

11