lap perhitungan

18
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beratus-ratus spesies dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit karena kita ketahui banyak terdapat mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa dilingkungan (Pelczar & Chan, 1986). Untuk melihat seberapa banyak jumlah bakteri yang terdapat pada lingkungan khususnya laut dapat kita ketahui dengan metode perhitungan mikroba. Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate, spiral plate), membrane filtration, MPN, menghitung langsung dengan Petroff Hausser ataupun cara lainnya (misalnya aktivitas metabolik, turbidimetri, berat kering dll.). Namun dalam ulasan ini lebih ditekankan pada metode yang memerlukan penghitungan koloni pada cawan petri, seperti membrane filtration, spread plate, pour plate, plate count agar dan lain-lain. Oleh karena itu maka perlu diadakan praktek lapang mikrobiologi laut untuk mengetahui cara perhitungan bakteri dengan metode plate count dengan menggunakan berbagai jenis sampel yang berbeda untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur. 54

Upload: krisye-pasanea

Post on 27-Jun-2015

1.599 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Perhitungan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beratus-ratus spesies dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh

kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit karena kita ketahui banyak

terdapat mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa dilingkungan

(Pelczar & Chan, 1986). Untuk melihat seberapa banyak jumlah bakteri yang

terdapat pada lingkungan khususnya laut dapat kita ketahui dengan metode

perhitungan mikroba.

Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam

suatu sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate, spiral

plate), membrane filtration, MPN, menghitung langsung dengan Petroff Hausser

ataupun cara lainnya (misalnya aktivitas metabolik, turbidimetri, berat kering dll.).

Namun dalam ulasan ini lebih ditekankan pada metode yang memerlukan

penghitungan koloni pada cawan petri, seperti membrane filtration, spread plate,

pour plate, plate count agar dan lain-lain. Oleh karena itu maka perlu diadakan

praktek lapang mikrobiologi laut untuk mengetahui cara perhitungan bakteri

dengan metode plate count dengan menggunakan berbagai jenis sampel yang

berbeda untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi ini adalah untuk mengetahui

cara perhitungan organisme melalui agar cawan tuang (standar plate count)

Sedangkan kegunaan dari praktikum mikrobiologi dari praktikum ini adalah

sebagai bahan pembanding antara teori dan praktek sesuai yang didapat dalam

referensi serta bahan kuliah dengan kenyataan yang ditemukan pada hasil

praktek.

54

Page 2: Lap Perhitungan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya

bakteri adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada

cawan digunakan satuan CFU’s/volume atau berat. CFU’s adalah singkatan dari

Coloni Forming Unit’s yang artinya unit-unit / satuan pembentuk koloni. Yang

dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau sekumpulan sel yang

jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal. Pada

dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang

memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap

sel dan ada pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel

pada induknya, seperti halnya yang terjadi pada streptococcus, diplococcus,

sarcina dll. sehingga penyebarannya berkelompok-kelompok. Pada jenis yang

seperti ini jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka pertumbuhan

menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa

sel (Anonim, 2010).

Menurut Anonim (2010), Hal-hal penting yang harus dipikirkan matang

sebelum menganalisa sampel untuk diketahui jumlah mikroorganismenya adalah:

1. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per

satuan volum.

2. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat.

3. Mengetahui jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya

bermaksud akan menghitung yeast, bakteri, atau bakteri genus tertentu

saja.

4. Menentukan media pertumbuhan yang cocok.

5. Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara bakteri, yeast

dan molds.

55

Page 3: Lap Perhitungan

6. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika

sample yang dianalisa memerlukan referensi tersebut.

7. Memperkirakan jumlah sampel (volum/berat) yang perlu ditampung pada

saat pengambilan sampel yang disesuaikan dengan sample size dari

metode teretentu.

Seorang mikrobiologiwan sebaiknya mampu memprediksi jumlah sel

mikroba dalam suatu sampel tertentu atau yang disebut dengan cell density

sebelum menganalisanya. Densitas sel sangat tergantung dari jenis sample.

Kemampuan mengira-ira ini dapat diperoleh dari pengalaman, membaca atau

bahkan bagi yang “expert” didapat dari perasaan. Fungsi utama memperkirakan

densitas sel ini adalah untuk menentukan perlu atau tidaknya dilakukan

pengenceran atau untuk menentukan jumlah sampel yang akan dianalisa.

Keputusan ini adalah sangat penting (Anonim, 2010).

Sebagai pijakan awal, harus diketahui bahwa hasil yang paling baik

adalah antara 30-300 koloni per cawan , ada juga yang menyebutkan 25-250

koloni per cawan. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir kemungkinan-

kemungkinan kesalahan dalam proses analisa, terutama statistical error

(Anonim, 2010).

Syarat perhitungan jumlah bakteri adalah (Pangastuti dan Triwibowo,

1996).:

a. Jumlah koloni tiap petri dish antara 30-300 koloni, bila tidak ada, dipilih yang

mendekati.

b. Tidak ada spreader (koloni yang menutup lebih dan setengah luas petri dish).

c. Bila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar

dengan pengenceran sebelumnya <2, hasilnya dirata-rata, tetapi bila> 2,

yang dipakai jumlah bakteri dan pengenceran sebelumnya.

56

Page 4: Lap Perhitungan

d. Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya dirata-rata

Menurut Suriawiria (1985) bahwa cara perhitungan yang paling umum

digunakan yaitu :

a. Pengenceran

Dengan pengenceran disiapkan beberapa buah tabung yang berisi

aquades steril sebanyak 9 ml. kepada masing-masing tabung kemudian

ditambahkan 1 ml sampel yang mau diterimah secara bertahap yaitu

1) 1 ml sampel kedalam tabung pertama hingga konsentrasi larutan dalam

tabung pertama menjadi 10 -1.

2) 1 ml d ari tabung pertama ketabung kedua, hingga konsentrasi larutan

dalam tabung kedua menjadi 10 -2.

Dari tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan ditambahkan

kedalam cawan Petri yang berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang

kemudian tumbuh pada tiap-tiap cawan dihitung. Didalam cara perhitungan

ini harus diperhitungkan factor-faktor kerapatan koloni. Karena kalau

pertumbuhan terlalu rapat maka biasanya sulit dipertanggug kawabkan

hasilnya. Juga pertumbuhan yang terlalu jarang.

b. Penggunaan ruang penghitung

Yaitu hasil pengenceran tidak ditanamkan kedalam cawan yang berisi media,

tetapi ditetaskan dalam ruang penghitung. Pemeriksaan selanjutnya dibawah

mikroskop terhadap sel mikroba yang terdapat dalam kolom-kolom

penghitung. Perhitungan langsung melalui alat ruang hitung memiliki

keuntungan dan kerugiannya. Keuntungannya yaitu bahwa sel mikroba baik

yang masih hidup ataupun yang sudah mati akan terhitung secara langsung.

Sedangkan kerugiannya kesalahan menghitung akan didapatkan kalau

system pegencerannya tidak homogen lagi.

57

Page 5: Lap Perhitungan

c. Penggunaan turbidimeter.

Cara ini merupakan perhitungan kerapatan suatu materi (sel) didalam larutan

yang diberi cahaya. Kualitas bias suatu cahaya dapat dilakukan identil

dengan kerapatan materi sel yang berada dalam larutan.

Analisis mikrobiologi meliputi perhitungan jumlah bakteri (Dinoto, 2005).

bakteri dihitung secara tidak langsung dengan membuat taburan dalam cawan

petri. Pada mulanya dibuat pengenceran bahan dengan kelipatan 10. Dan

masing-masing pengenceran diambil 1 ml dan dituangkan ke dalam cawan petri.

Untuk menghitung bakteri digunakan medium nutrien agar, Dalam penentuan ini

dibuat seri pengenceran dan 10-5 sampai 10-7. Setelah diinkubasi dihitung jumlah

koloni bakteri dalam tiap gram berat kering bahan. Sedang waktu inkubasi yang

dibutuhkan 24 jam (Pangastuti dan Triwibowo, 1996).

58

Page 6: Lap Perhitungan

III. METODOLOGI PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat

Praktek mikrobiologi laut dilaksanakan pada hari Jumat 26 Maret 2010

jam 09.00 sampai selesai di Laboratorium Mikrobiologi laut jurusan ilmu

Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : cawan petri 3 buah

sebagai tempat medium, bunsen atau lampu spritus 1 buah untuk sterilisasi, rak

tabung 1 bauh untuk menyimpan tabung reaksi , Pipet skala 2 buah untuk

memindahkan larutan pengencer pada cawan petri , LAF ruang isolasi sebagai

tempat mencampur media dan larutan pengencer, ruang inkubator untuk

menumbuhkan jamur, vortex untuk menghomogenkan larutan pengenceran,

colony counter untuk menghitung jumlah koloni dan penangas air untuk

mengencerkan media agar dan Plate Count Agar (PCA), waterbath digunakan

untuk memanaskan larutan, timbangan digital, botol pengencer 20ml.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kapas,

tissue roll, kertas label, plate count agar, air laut, air sumur, larutan phospate

buffered 225ml.

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari praktiku ini adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Ambil semua alat dan bahan dan dikerjakan di LAF

59

Page 7: Lap Perhitungan

3. Masukkan larutan buffered sebanyak 225 ml kedalam botol yang disterilkan

didalam autoklaf.

4. Mengambil 25 ml sampel masuk kedalam larutan buffered kedalam botol.

5. Aduk dan kocok agar larutan dalam sampel bercanpur ( pengenceran 10-1)

6. Melakukan penegenceran dengan memasukkan 1 ml sample air sumur yang

telah bercampur dengan larutan buffered kedalam tabung reaksi yang telah

berisi 9 ml ini merupakan pengenceran ke 10-2. menghomogenkan larutan

dengan vortex. melakukan pengenceran hingga tiga tingkat pengenceran.

7. Mengambil masing-masing 1 ml pengenceran 10-2 dimasukkan kedalam c 10 -3

lalu dihomogenkan , hal ini dilakukan sampai pengenceran 10-6.

8. Menuang larutan sebanyak 1ml ke masing masing cawan petri dan digoyang

perlahan hingga medium dan sampel tercampur.

9. Membiarakan medium hingga dingin dan memadat dan masukkan kedalam

inkubator selama 48 jam.

10. Menghitung jumlah koloni dengan menggunkan colony counter.

D. Analisis Data

Rumus metode Plate count :

Jumlah sel = v x n x 1/f

Dimana :

V = volume sampel yang ditambahkan

N = jumlah koloni dalam cawan

F = Faktor pengenceran

60

Page 8: Lap Perhitungan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIJURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

3 2 2

1

Keterangan :

1. Plate Count

Agar

2. Bakteri biakan

Nama Biakan : Bakteri pada pengenceran 10-2

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIJURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

61

Page 9: Lap Perhitungan

2

1

Keterangan :

1. Plate Count Agar

2. Bakteri biakan

Nama Biakan : Bakteri pada pengenceran 10-3

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIJURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2 1

Keterangan :

1. Plate Count Agar

2. Bakteri biakan

Nama Biakan : Bakteri pada pengenceran 10-4

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

62

Page 10: Lap Perhitungan

JURUSAN ILMU KELAUTANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2

1

Keterangan :

1. Plate Count Agar

2. Bakteri biakan

Nama Biakan : Bakteri pada pengenceran 10-5

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIJURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2

1

Keterangan :

1. Plate Count Agar

2. Bakteri biakan

Nama Biakan : Bakteri pada pengenceran 10-6

Tabel

Pengenceran Jumlah Jumlah sel Jumlah total 63

Page 11: Lap Perhitungan

Koloni

bakteri bakteri (ALT)

10-2 147 14700

3,18 x 105 Cfu/ml10-3 112 112000

10-4 83 830000

B. Pembahasan

Analisis mikrobiologi berupa perhitungan jumlah koloni bakteri dari air

sumur diperoleh dari hasil pengenceran sebanyak enam kali dengan

menggunakan teknik agar tuang (palte count) pada media Plate Count Agar

(PCA). Hasil pada pengenceran 10-2 didapatkan jumlah koloni bakteri sebanyak

147 koloni, pada pengenceran 10-3 sebanyak 112 koloni, pada pengenceran 10-4

sebanyak 83 koloni, pada pengenceran 10-5 sebanyak 69 koloni dan pada

pengenceran 10-6 sebanyak 35 koloni Hasil ini menunjukan semakin tinggi tingkat

pengenceran maka semakin rendah jumlah dari koloni bakteri.

Oleh karena itu maka dalam perhitungan jumlah koloni bakteri digunakan

syarat menurut Pangastuti dan Triwibowo (1996) yang mengatakan bahwa

apabila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar

dengan pengenceran sebelumnya <2, hasilnya dirata-rata, tetapi bila> 2, yang

dipakai jumlah bakteri dan pengenceran sebelumnya. Pada hasil pengukuran ini

jumlah koloni bakteri dengan perbandingan pengenceran <2 sehingga hasilnya

dirata-ratakan. Jumlah ini termasuk dalam pertumbuhan yang cukup baik.

Pertumbuhan bakteri yang baik adalah jika jumlah koloni tiap cawan petri antara

30–300 koloni (Nursyirwani dan Fadli, 2003). Jumlah total bakteri didapatkan

dari hasil rata-rata jumlah bakteri pada tingkat pengenceran dibagi banyaknya

jumlah pengenceran. Hasilnya adalah 8,57 x 106 Cfu/ml.

LAMPIRAN

64

Page 12: Lap Perhitungan

Jumlah sel = v x n x 1/f

Dimana :

V = volume sampel yang ditambahkan

N = jumlah koloni dalam cawan

F = Faktor pengenceran

a. Pengenceran 10-2

Jumlah sel = 1 ml x 147 x 1/10-2

= 14700

b. Pengenceran 10-3

Jumlah sel = 1 ml x 112 x 1/10-3

= 112000

c. Pengenceran 10-4

Jumlah sel = 1 ml x 83 x 1/10-4

= 830000

Jumlah Total= 14700+112000+830000 = 3,18 x 105Cfu/ml

3

IV. SIMPULAN DAN SARAN

65

Page 13: Lap Perhitungan

A. Simpulan

Hasil pada pengenceran 10-2 didapatkan jumlah koloni bakteri sebanyak

147 koloni, sedangkan 10-3 sebanyak 112, pengenceran 10-4 sebanyak 83 koloni,.

Jumlah total bakteri didapatkan dari hasil rata-rata jumlah bakteri pada tingkat

pengenceran dibagi banyaknya jumlah pengenceran. Hasilnya adalah 3,18 x 105

Cfu/ml.

B. Saran

Sebaiknya asisten bisa membuat daftar antri pada praktikan dalam

pemakaian atau penggunaan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

66

Page 14: Lap Perhitungan

Anonim, 2010. http://blogkita.info/perhitungan-jumlah-bakteri/ (diakses tanggal 8 April 2010)

Dinoto, 2005, Google, http://www.renik.4t.com/artikel012.htm Diakses pada hari Minggu tanggal 29 Maret 2010, pukul 16. 20 WITA.

Pangastuti Hestining dan Triwibowo Sitoresmi, 1996, http://www.kalbe.co.id/files/ cdk/files/17 (diakses pada 8 April 2010)

Pelczar, J, Michael dan Chan, 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

67