tekfor lap

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sediaan farmasi sangat jarang digunakan dalam bentuk bahan aktif murni, tetapi hampir selalu diberikan dalam suatu formula tertentu dengan menggunakan berbagai bahan tambahan atau eksipien dan dengan teknologi manufakturing yang tepat sehingga dihasilkan suatu sediaan farmasi yang berkualitas. Teknologi farmasi diterapkan untuk mengembangkan suatu formula sediaan dan prosedur yang dapat diterapkan secara umum pada semua tahap proses produksi (pelarutan, penggerusan, pencampuran, dan lain sebagainya), yang spesifik pada setiap bentuk sediaan. Kapsul adalah sediaan padat yang terbungkus dalam satu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. 1

Upload: hafilia-haznawati

Post on 11-Aug-2015

169 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tekfor Lap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sediaan farmasi sangat jarang digunakan dalam bentuk bahan aktif murni,

tetapi hampir selalu diberikan dalam suatu formula tertentu dengan menggunakan

berbagai bahan tambahan atau eksipien dan dengan teknologi manufakturing yang

tepat sehingga dihasilkan suatu sediaan farmasi yang berkualitas. Teknologi

farmasi diterapkan untuk mengembangkan suatu formula sediaan dan prosedur

yang dapat diterapkan secara umum pada semua tahap proses produksi (pelarutan,

penggerusan, pencampuran, dan lain sebagainya), yang spesifik pada setiap

bentuk sediaan.

Kapsul adalah sediaan padat yang terbungkus dalam satu cangkang keras

atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat

juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Asam mefenamat merupakan obat analgetik golongan AINS Non Selektif.

Semua AINS bekerja mengikat COX (cyclooxygenase), untuk AINS Non Selektif

seperti asam mefenamat berarti menghambat COX1 dan COX2 sehingga dapat

menimbulkan iritasi lambung. Oleh karena itu, jika menggunakan obat golongan

ini harus diminum setelah makan dan tidak digunakan pada orang yang menderita

gastritis dan harus hati – hati pada lansia.

1

Page 2: Tekfor Lap

Kebanyakan obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri atau rasa

sakit tidak hanya berkhasiat sebagai analgetik saja, tetapi juga mempunyai khasiat

sebagai antipiretik dan anti inflamasi. Analgetik adalah obat yang dapat

menghilangkan rasa nyeri atau rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran.

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas dan Antiinflamasi adalah

obat yang merangsang atau menyebabkan pelepasan mediator inflamasi yang

dapat menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak dan

gangguan fungsi organ.

Granula adalah gumpalan – gumpalan dari partikel – partikel yang lebih

kecil. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan 4 – 12, walaupun demikian granula

dari macam – mcam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada

tujuan pemakaiannya. Granula mengalir baik dibanding dengan serbuk, bentuk

granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia dari pada serbuk saja.

Metode granulasi basah membentuk granul dengan cara mengikat serbuk

dengan suatu perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini

membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang

biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut

dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah.

B. Tujuan

1. Asam mefenamat dibuat dalam bentuk granul untuk memperbaiki sifat

alir dari asam mefenamat yang kurang baik.

2

Page 3: Tekfor Lap

2. Dibuat dalam bentuk kapsul untuk menutupi rasa yang kurang enak dari

asam mefenamat.

3

Page 4: Tekfor Lap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi nyeri

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan

dengan ancaman kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya

gangguan di jaringan seperti peradangan, rematik, encok atau kejang otot (Tjay,

2008).

Rasa sakit ini merupakan sensasi yang timbul oleh karena stimulus atau

rangsangan yang berasal dari gangguan-gangguan atau kerusakan jaringan yang

akan mengakibatkan terlepasnya mediator nyeri. Zat ini akan merangsang reseptor

nyeri yang terdapat pada ujung-ujung saraf bebas seperti pada kulit dan selaput

lendir yang akan diteruskan oleh saraf sensorik ke susunan saraf pusat dan akan

diteruskan ke thalamus. Sehingga kita merasakan nyeri. Jadi rasa sakit ini penting

untuk melindungi tubuh. Oleh karena adanya rasa sakit maka kita akan berusaha

untuk menghindarkan ataupun menyelamatkan diri (Anwar, 1973).

Menurut (Tjay, 2008) berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat

dilawan dengan beberapa cara, yaitu dengan:

a. Analgetika perifer, yang kerjanya menghambat terbentuknya rangsangan pada

reseptor nyeri perifer

b. Anestetika lokal, yang berfungsi merintangi penyaluran rangsangan di saraf-

saraf sensoris

4

Page 5: Tekfor Lap

c. Analgetika sentral ( narkotika ), yang memblokir pusat nyeri di SSP dengan

anestesi umum

d. Antidepresiva trisiklis, yang digunakan pada nyeri kanker dan saraf.

Kebanyakan obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri atau rasa

sakit tidak hanya berkhasiat sebagai analgetik saja, tetapi juga mempunyai khasiat

sebagai antipiretik dan anti inflamasi. Analgetik adalah obat yang dapat

menghilangkan rasa nyeri atau rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran.

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas dan Antiinflamasi adalah

obat yang merangsang atau menyebabkan pelepasan mediator inflamasi yang

dapat menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak dan

gangguan fungsi organ (Anwar, 1973).

B. Granulasi

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme

pengikatan tertentu. Dapat juga diartikan, granulasi adalah proses pembuatan

ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar atau agregat

permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih

homogen dari segi kadar, massa jenis, ukuran serta bentuk partikel. Adapun fungsi

granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa

cetak tablet, memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang

tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu,

dan memperbaiki penampakan tablet. Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses

5

Page 6: Tekfor Lap

granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa.

Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses

pembuatan tablet melalui proses granulasi,tapi sering timbul beberapa kendala

yang disebabkan sifat aktif itu sendiri atau eksipien. Macam-macam granulasi :

1. Granulasi Basah

Granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa

tablet menggunakan larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu,

lalu digranulasi. Metode ini dapat digunakan untuk zat aktif yang sukar larut

dalam air atau pelarut yang digunakan tahan terhadap pemanasan dan

kelembaban. Umumnya digunakan untuk zat aktif yang sulit dicetak karena

mempunyai sifat aliran dan kompressibilitas yang jelek. Oleh karena itu, pada

metode ini diperlukan zat, pengikat, penghancur, pengisi, lubrikan dan eksipien

lain.

Keuntungan granulasi basah :

1) Dapat meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk dengan

penambahan bahan pengikat.

2) Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit

dikompresi

3) Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut

dandosis kecil.

4) Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan

pengikat.

6

Page 7: Tekfor Lap

5) Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari

serbuk).

6) Mampu mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.

7) Dapat memperbaiki kecepatan disolusi zat aktif yang sukar larut serta dapat

menghasilkan kecepatan pelepasan yang termodifikasi dengan pemilihan bahan

pengikat dan bahan pembawa yang cocok.

Kerugian granulasi basah adalah :

1) Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang

banyak.

2) Memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke unit proses

lainnya.

3) Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih besar.

4) Tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab.

2. Granulasi Kering

Granulasi kering adalah metode yang dilakukan dengan cara membuat granul

secara mekanis tanpa bantuan pengikat basah atau pelarut pengikat. Metode ini

digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, serta tidak tahan air

atau pelarut yang digunakan. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan

mesin slug dan mesin rol. Prinsip granulasi kering adalah menciptakan ikatan

antara partikel-partikel dengan pemberatan secara mekanik. Ikatan yang mungkin

timbul antar partikel-partikel tergantung dari sifat serbuk serta campuran.

7

Page 8: Tekfor Lap

Keuntungan metode granulasi kering adalah :

1) Memerlukan tahap proses yang lebih sedikit sehingga mengurangi kebutuhan

akanproses validasi.

2) Waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat.

3) Tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya.

4) Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan

lembab.

Kerugian metode granulasi kering adalah :

1) Perlu mesin khusus untuk pembuat slug.

2) Tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen.

3) Tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut.

4) Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih cepat.

5) Keseragaman kandungan lebih sulit dicapai

Evaluasi granul

1. Waktu alir

Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk mengalir

dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai efektivitas bahan

pelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat permukaan granul. Semakin

kecil ukuran partikel granul akan memperbesar daya kohesinya sehingga akan

menyulitkan aliran karena granul akan mengalir dalam bentuk gumpalan.

Untuk menentukan sifat aliran, digunakan sudut kemiringan aliran yaitu sudut

8

Page 9: Tekfor Lap

yang dihasilkan bila suatu zat berupa serbuk dibiarkan mengalir bebas dari atas

corong kedasar. Sudut tersebut akan membentuk suatu kerucut yang kemudian

sudut kemiringannya diukur. Semakin datar sudut yang dihasilkan, artinya

sudut kemiringannya semakin kecil semakin baik sifat aliran serbuk tersebut

(Voigt,1994). Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir granul adalah bentuk

dan ukuran partikel granul, distribusi ukuran partikel, kekasaran atau tekstur

permukaan, penurunan energi permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel

granul makin kecil akan memperbesar daya kohesinya, sehingga granul akan

menggumpal dan menghambat kecepatan alirnya (Banker dan Anderson,1994).

Granul dimasukkan ke dalam corong alat uji waktu alir. Penutup corong dibuka

sehingga granul keluar sambil dinyalakan stopwatch dan ditampung pada

bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan

mengukur diameter dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong.

Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30 derajat.

2. Sudut diam

Sudut diam yaitu sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk

kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 30º

biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas,bila sudutnya lebih

besar atau sama dengan 40º biasanya mengalirnya kurang baik. Besar kecilnya

sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembaban granul. Granul

akan mudah mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 40°(Banker dan

Anderson,1994).

3. Uji kompresibilitas / pengetapan

9

Page 10: Tekfor Lap

Pengetapan menunjukkan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk

akibat hentakan (tapped) dan getaran (vibrating). Makin kecil indeks

pengetapan maka semakin kecil sifat alirnya. Granul dengan indeks pengetapan

kurang dari 20% menunjukkan sifat alir yang baik (Fassihi dan Kanfer, 1986).

C. Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras

atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat

juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Depkes RI, 1995).

Mothes dan Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan

penemuan kapsul gelatin. Paten mereka didapatkan pada bulan Maret dan

Desember 1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin yang terdiri

dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat gelatin

panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian ditemukan oleh James

Murdock dari London (1848), dan dipatenkan di Inggris pada tahun 1865

(Lachman, 1994).

Macam-macam kapsul

1. Kapsul gelatin keras (Capsulae gelatinosae operculatae), yang mengandung

gelatin, gula, dan air. Kapsul dengan tutup diberi warna-warna. Diberi

tambahan warna adalah untuk dapat menarik dan dibedakan warnanya.

Menurut besarnya, kapsul diberi nomor urut dari besar ke kecil sebagai berikut:

10

Page 11: Tekfor Lap

No. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus disimpan dalam wadah gelas yang

tertutup kedap, terlindung dari debu, kelembaban dan temperatur yang ekstrim

(panas).

2. Kapsul lunak (Soft capsules). Kapsul lunak yang tertutup dan diberi warna

macam-macam. Perbedaan komposisi kapsul gelatin lunak dengan kapsul

gelatin keras yaitu gula diganti dengan plasticizer yang membuat lunak, 5%

gula dapat ditambahkan agar kapsul dapat dikunyah. Sebagai plasticizer

digunakan gliserin dan sorbitol atau campuran kedua tersebut, atau polihidris

alkohol lain.

3. Kapsul cangkang keras. Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk,

butiran, atau granul. Bahan semi padat atau cairan dapat juga diisikan ke dalam

kapsul cangkang keras, tetapi jika cairan dimasukkan dalam kapsul, salah satu

teknik penutupan harus digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran.

Kapsul cangkang keras dapat diisi dengan tangan. Cara ini memberikan

kebebasan bagi penulis resep untuk memilih obat tunggal atau campuran

dengan dosis tepat yang paling baik bagi pasien. Fleksibelitas ini merupakan

kelebihan kapsul cangkang keras dibandingkan bentuk sediaan tablet atau

kapsul cangkang lunak (Ditjen POM, 1995).

11

Page 12: Tekfor Lap

Keuntungan dan kerugian sediaan kapsul

Menurut Syamsuni (2006), kapsul mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai

berikut:

a. Keuntungan sediaan kapsul:

1. Bentuknya menarik dan praktis.

2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa

dan berbau tidak enak.

3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga obat

cepat diabsorpsi.

4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pasien.

5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat

tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.

12

Page 13: Tekfor Lap

b. Kerugian sediaan kapsul:

1. Tidak dapat untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul

tidak dapat menahan penguapan

2. Tidak dapat untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).

3. Tidak dapat untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.

4. Tidak dapat diberikan untuk balita.

5. Tidak dapat dibagi-bagi.

Cara pengisian kapsul

Ada 3 cara pengisian kapsul, yaitu :

1. Dengan tangan

Merupakan cara paling sederhana yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain.

Caranya :

a. Serbuk dibagi terlebih dahulu ke kertas perkamen sesuai dengan jumlah

yang diminta dalam resep.

b. Serbuk yang sudah dibagi sama rata dimasukkan ke dalam badan kapsul lalu

ditutup.

2. Dengan Alat bukan mesin

Alat yang dimaksud adalah obat pengisi kapsul yang terdiri dari 2 bagian, yaitu

bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. Dengan menggunakan alat ini

akan di dapatkan kapsul yang lebih beragam dan pengerjaannya lebih cepat.

13

Page 14: Tekfor Lap

Caranya :

a. Buka bagian-bagian kapsul

b. Badan kapsul dimasukkan dalam lubang pada bagian alat yang tidak

bergerak (tetap)

c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan dalam kapsul, lalu ratakan dengan

kertas film.

d. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian alat yang

bergerak

3. Dengan mesin

Alat ini digunakan untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan

menjaga keseragaman kapsul dimana alat ini otomatis. mulai dari membuka,

mengisi sampai menutup kapsul.

Evaluasi kapsul

1. Uji keseragaman bobot

Menurut FI III, uji keseragaman bobot untuk kapsul berisi obat kering adalah

sbb : Timbang 20 kapsul lalu timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua

kapsul,timbang selurung bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan

bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul

terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan

kolom A dan untuk 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B.

14

Page 15: Tekfor Lap

BOBOT RATA-RATA

ISI KAPSUL

PENYIMPANGAN BOBOT ISI KAPSUL (%)

A B

120 mg atau kurang

Lebih dari 300 mg

±10%

± 7,5%

±20%

±15%

2. Uji keseragaman sediaan

Menurut FI IV : Keseragaman sediaan, yang dapat ditetapkan dengan salah

satu atau dari dua metode, yaitu keragaman bobot atau keseragaman

kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan mengadung satu zat aktif

dan sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.

a. Keragaman Bobot

Dilakukan untuk produk yang mengandung zat aktif 50mg atau lebih yang

merupakan 50%atau lebih dari bobot sediaan. Keseragaman dari zat aktif

lain, jika jumlahnya lebih kecil, ditetapkan dengan persyaratan keseragaman

kandungan.

Cara untuk kapsul keras :

Timbang seksama 10 kapsul, satu persatu, beri identitas tiap kapsul,

keluarkan isi tiap kapsul dengan cara yang sesuai. Timbang seksama tiap

cangkang kapsul kosong dan hitung bobot netto dari isi tiap kapsul dengan

cara mengurangkan bobot cangkang kapsul dari masing- masing bobot

kapsul. Dari hasil penetapan kadar, hitung zat aktif masing- masing dari 10

kapsul dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen.

15

Page 16: Tekfor Lap

b. Keseragaman Kandungan

Persyaratan ini dapat diterapkan pada sediaan padat (termasuk sediaan padat

steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif yang ditambahkan.

3. Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi

yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul,

kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan

disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam

masing-masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut

enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu

hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka

digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada

uji Pelepasan Obat, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.

4. Uji Waktu Hancur

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang

tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa

tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang

untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu

atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak

waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan

yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang

tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.

16

Page 17: Tekfor Lap

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut

sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang

tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti

yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.

D. Formulasi

1. Asam mefenamat

- Rumus Molekul : C15H15NO2

- Berat Molekul : 241.29

- Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih. Melebur pada suhu

lebih kurang 2300C disertai peruraian.

- Kelarutan : larut dalam alkali hidroksida, agak sukar larut dalam

klorofom, sukar larut dalam etanol dan methanol, praktis tidak larut

dalam air.

- Persyaratan Kadar : mengandung asam mefenamat tidak kurang dari

90.0% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.

- penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

Asam mefenamat merupakan derivat asam antranilat dan termasuk

kedalam golongan obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS). Dalam 17

Page 18: Tekfor Lap

pengobatan, asam mefenamat digunakan untuk meredakan nyeri dan

rematik. Obat ini cukup toksik terutama untuk anak-anak dan janin, karena

sifat toksiknya, Asam mefenamat tidak boleh dipakai selama lebih dari 1

minggu dan sebaiknya jangan digunakan untuk anak-anak yang usianya di

bawah 14 tahun (Munaf,1994).

Farmakologi asam mefenamat

Asam mefenamat mempunyai khasiat sebagai analgetik dan anti inflamasi.

Asam mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan

kerja pusat dan juga kerja perifer. Mekanisme kerja asam mefenamat

adalah dengan menghambat kerja enzim sikloogsigenase (Goodman,

2007).

Farmakokinetika dan efek samping asam mefenamat

Tablet asam mefenamat diberikan secara oral. Diberikan melalui mulut

dan diabsorbsi pertama kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan

melalui hati diserap darah dan dibawa oleh darah sampai ke tempat

kerjanya. konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai

dalam 2 sampai 4 jam. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat

diekskresikan dalam urin sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi.

dan 20% obat ini ditemukan dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil

yang tidak terkonjugasi (Goodman, 2007).

18

Page 19: Tekfor Lap

Efek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna yang sering

timbul adalah diare, diare sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap

mukosa lambung, selain itu dapat juga menyebabkan eritema kulit,

memperhebat gejala asma dan kemungkinan gangguan ginjal (Setiabudy,

2009).

Dosis

Menurut DOI edisi 10

*oral

Dewasa : 500 mg sebagai permulaan, bersama makanan, diikuti dengan

250mg setiap 6 jam sekali sesuai dengan keperluan, selama tidak lebih dari

Menurut BNF 61, March 2011

- Dewasa leih dari 18 tahun : 500 mg 3 kali sehari

- Anak 12-18 tahun, rasa nyeri akut seperti dismenorea, menorrhagia :

500mg 3 kali sehari

2. Polivinil pirolidon

Povidon adalah hasil polimerisasi 1-vinilpirolid-2-on. Dalam berbagai

bentuk polimer dengan rumus molekul (C6H9NO)n, bobot molekul

berkisar antara 10.000 hingga 700.000

- Pemerian : serbuk halus berwarna putih sampai putih kekuning-

kuningan, tak berbau atau hampir berbau, higroskopis.

19

Page 20: Tekfor Lap

- Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam

kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata; praktis

tidak larut dalam eter P.

- Khasiat dan penggunaan : zat tambahan

- Konsentrasi sebagai tablet binder, tablet diluent, coating agent 0,5-5%

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

3. Amylum manihot / pati singkong

Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot

utilissima Pohl (Familia Euphorbiaceae)

- Pemerian : serbuk sangat halus, putih

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol

- Mikroskopik : butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak; butir kecil

diameter 5 µm sampai 10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai

35 µm; hilus di tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga;

lamela tidak jelas, konsentris; butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau

3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya.

- Batas mikroba : tidak boleh mengandung Escherichia coli; lakukan

penetapan menggunakan 1,0 g

- Konsentrasi sebagai pengikat 5-25% dan penghancur 3-15%

- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

20

Page 21: Tekfor Lap

4. Talcum

Talcum adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang

mengandung sedikit alumunium silikat.

- Pemerian : serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat,

mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam dan basa cair, pelarut organik

dan air.

- Konsentrasi sebagai glidant dan tablet lubricant 1-10%

- OTT : tidak tercampur dengan bahan-bahan amonium

- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

5. Lactose

- Rumus molekul : C12H22O11

- Berat molekul : monohidrat 360,31 ; anhidrat 342,30

- Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau putih krem.

Tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah

menyerap bau.

21

Page 22: Tekfor Lap

- Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah

larut dalam air mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut

dalam kloroform dan dalam eter.

- Batas mikroba : angka lempeng total tidak lebih dari 100 per g dan

tidak boleh mengandung Salmonella sp dan Escherichia coli

- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pda residu

glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan,

laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel

mukosa usus.

Laktosa, atau sering juga disebut sebagai gula susu, adalah bagian dari

susu yang memberikan rasa manis dengan tingkat kemanisan lebih rendah

dari sukrosa. Laktosa berfungsi untuk membantu penyerapaan natrium dan

kalsium. Juga memberikan efek positif terhadap fisiologis usus, termasuk

efek prebiotik, melunakkan kotoran dan membantu mengikat air.

22

Page 23: Tekfor Lap

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat Dan Waktu

1. Tempat

Praktikum dilakukan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi

Solid Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.

Dr. Hamka.

2. Waktu

Praktikum di laboratorium dilaksanakan pada bulan desember 2012.

B. Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat Praktikum

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : lumpang dan alu,

pipet tetes, beacker glass, gelas ukur, batang pengaduk, termometer, spatel,

baskom plastik, ayakan nomor 12 dan 16, hot plate, oven, granule le

tester, Desintegration tester, taped density, stopwatch, timbangan analitik.

2. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan adalah Asam mefenamat, polivinil pirolidon,

amylum manihot, talcum, dan lactosa.

23

Page 24: Tekfor Lap

C. Trial produksi

Rancangan formula :

R/ Asam mefenamat 500mg

Polivinil pirolidon 5%

Amylum manihot 8%

Talcum 5%

Lactosa ad 700mg

D. Perbaikan trial

Rancangan formula :

R/ Asam mefenamat 500mg

Polivinil pirolidon 5%

Amylum manihot 12%

Talcum 5%

Lactosa ad 700mg

E. Prosedur Praktikum

1. Pembuatan granul

a. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Menggerus bahan yang berbentuk serbuk dalam mortir hingga halus.

c. Menimbang bahan-bahan obat yang akan dibuat menjadi sediaan.

24

Page 25: Tekfor Lap

d. Asam mefenamat dimasukkan ke dalam wadah baskom, kemudian

ditambahkan lactosa dan amylum manihot, dicampur dengan

menggunakan tangan sampai homogen (massa 1)

e. PVP yang telah dilarutkan dengan air panas dimasukkan ke dalam

massa 1 sedikit demi sedikit sambil diremas-remas.

f. Campuran diaduk dan diremas dengan tangan sampai terbentuk massa

yang dapat dikepal.

g. Bila dikepal atau dipatahkan bisa tetapi tidak patah atau hancur

berantakan, atau yang biasa disebut banana breaking (seperti

mematahkan buah pisang).

h. Dilakukan pengayakan basah dengan menggunakan ayakan nomor 12,

lalu ditimbang beratnya.

i. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50 oC selama ± 24 jam.

j. Diayak kembali dengan menggunakan ayakan nomor 16 lalu ditimbang

beratnya.

k. Granul yang telah jadi diletakkan di dalam wadah kemudian dilakukan

evaluasi granul.

2. Evaluasi granul

a. Waktu alir

Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong

dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu

alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur

25

Page 26: Tekfor Lap

diameter dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong.

Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih dari 30

derajat. Untuk 100 g granul atau serbuk dengan waktu alir lebih dari 10

detik, maka akan mengalami kesulitan saat waktu penabletan.

b. Sudut diam

Setelah dilakukan uji waktu alir, diukur diameter tumpukan granul

dibidang horizontal dengan penggaris. Diukur pula tinggi tumpukan

dari bidang horizontal. Lalu dihitung sudut diam dengan rumus tan α =

h/r dengan h adalah tinggi kerucut dan r adalah jari-jari bidang dasar

kerucut

3. Pengisian kapsul

a. Granul yang telah dibuat ditambahkan dengan Talcum, kemudian

dicampur sampai homogen.

b. Disiapkan cangkang kapsul nomor 0.

c. Dilakukan pengisian kapsul sampai 30 kapsul dengan menggunakan

alat bukan mesin.

4. Evaluasi kapsul

a. Keragaman bobot (FI IV)

Timbang seksama 10 kapsul, satu persatu, beri identitas tiap kapsul,

keluarkan isi tiap kapsul dengan cara yang sesuai. Timbang seksama

tiap cangkang kapsul kosong dan hitung bobot netto dari isi tiap kapsul

26

Page 27: Tekfor Lap

dengan cara mengurangkan bobot cangkang kapsul dari masing- masing

bobot kapsul. Dari hasil penetapan kadar, hitung zat aktif masing-

masing dari 10 kapsul dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen.

b. Keseragaman bobot (FI III)

Timbang 20 kapsul lalu timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua

kapsul,timbang selurung bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi

kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.

c. Waktu hancur (FI III)

Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan

satu kasa berukuran 10 mesh yangditempatkan pada permukaan lempengan

atas dari rangkaian keranjang pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan

air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan

cairan lain dalam masing-masing monografi. Amati kapsul dalam batas

waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul

harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.

27

Page 28: Tekfor Lap

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil

Rancangan Formula 1 kapsul

R/ Asam Mefenamat 500 mg

PVP 5 %

Amylum Manihot 8 %

Talk 5%

Laktosa ad 700 mg

Perbaikan Formula

R/ Asam Mefenamat 500 mg

PVP 5 %

Amylum Manihot 12 %

Talk 5%

Laktosa ad 700 mg

Formula 1 batch (70 kapsul)

R/ Asam Mefenamat 35 g

PVP 5 %

Amylum Manihot 12 %

Talk 5%

28

Page 29: Tekfor Lap

Laktosa ad 49 g

Perhitungan:

- Asam Mefenamat : 500 mg x 70 = 35 g

- PVP : 5 % x 49 g = 2,45 g

- Amylum Manihot : 12 % x 49 g = 5,88 g

- Talk : 5 % x 49 g = 2,45 g

- Laktosa : 49 g – (35+2,45+5,88+2,45) g = 3,22 g

Evaluasi Granul1. Waktu Alir

Perlakuan 1 = 10 detikPerlakuan 2 = 10 detik

2. Sudut DiamPerlakuan 1 Pelakuan 2t = 3,2 cm t = 3,1 cmd = 13 cm d = 12 cmtan α = h / r = 3,2 / 6,5 = 0,4923 tan α = h / r = 3,1 / 6 = 0,5166α = 24,7024º α = 25,0169º

Evaluasi Kapsul1. Keseragaman Bobot

Bobot

(gram)

Penyimpangan

(%)

Bobot

(gram)

Penyimpangan

(%)

0,6175 16,0175 0,6219 16,5206

0,6141 15,2710 0,6114 14,7030

0,6181 15,9526 0,6106 14,6705

0,6181 15,8714 0,6195 16,0986

0,6174 15,8065 0,6213 16,2609

29

Page 30: Tekfor Lap

0,6281 17,5916 0,6092 14,4920

0,6047 13,7779 0,6217 16,6504

0,6067 14,1350 0,6162 15,4495

0,6046 13,8266 0,6277 17,4456

0,6225 16,9750 0,6122 13,9727

Jumlah bobot 20 kapsul = 12,3235Rata-rata bobot 1 kapsul = 12,3235/20 = 0,6162

2. Waktu Hancur1. 2 menit 10 detik2. 1 menit 55 detik3. 2 menit

B. Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan granul dari zat aktif Asam

Mefenamat. Berdasarkan uji waktu alir yang telah dilakukan sebelumnya terhadap

Asam Mefenamat, dapat disimpulkan bahwa Asam Mefenamat memiliki sifat alir

yang kurang baik, sehingga perlu diperbaiki. Cara memperbaiki sifat alir suatu zat

aktif salah satunya adalah dibuat ke dalam bentuk granul.

Untuk membuat sebuah granul diperlukan beberapa bahan tambahan, yaitu

bahan pengikat, bahan pengisi, bahan penghancur (disintegrant) dan glidan. Bahan

pengikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah PVP (Polivinilpirolidon).

PVP memiliki kelebihan dapat meningkatkan kelarutan zat aktif yang tidak larut

dalam air. Konsentrasi PVP sebagai pengikat berkisar antara 0,5-5%. Bahan

pengisi yang digunakan adalah Laktosa. Untuk bahan penghancur digunakan

Amylum Manihot. Amylum dapat digunakan sebagai bahan penghancur dengan

konsentrasi sebesar 3-15%. Sedangkan glidan yang digunakan adalah Talk.

30

Page 31: Tekfor Lap

Glidan diperlukan untuk memperbaiki sifat alir dari granul sehingga memudahkan

pada proses pengemasan granul ke dalam cangkang kapsul.

Pembuatan granul dilakukan dengan cara, membuat suatu larutan dengan

mecampurkan PVP dengan ml air panas, aduk homogen. Asam Mefenamat

dicampur dengan Amylum Manihot dan Laktosa sampai homogen. Larutan PVP

yang telah dibuat sebelumnya, ditambahkan kedalam campuran zat

aktif,desintegrant dan bahan pengisi tersebut sedikit demi sedikit hingga terbentuk

massa yang dapat dikepal dan dipatahkan tetapi tidak hancur berantakan (banana

breaking).

Pada pengerjaan trial produksi massa yang terbentuk terlalu lunak dan

tidak dapat dipatahkan sehingga dilakukan penambahan konsentrasi Amylum

Manihot hingga didapatkan massa yang dapat dipatahkan atau sesuai yang

dikehendaki. Massa yang telah terbentuk kemudian diayak dengan ayakan no.12.

Sebelumnya, loyang yang digunakan untuk wadah mengeringkan granul

ditimbang terlebih dahulu beserta alumunium foil yang melapisinya. Granul yang

sudah diayak ditempatkan sebagai massa basah lalu ditimbang beserta loyangnya.

Granul dikeringkan dalam oven pada suhu 50°C. Setelah dikeringkan selama ± 24

jam atau granul tidak gosong, granul ditimbang kembali untuk mengetahui %

susut pengeringan yang didapat dan diayak dengan ayakan mesh no. 16. Granul

yang telah diayak ditimbang kembali untuk mengetahui bobot granul yang

diperoleh.

Penelitian dilanjutkan dengan evaluasi granul. Tujuan evaluasi granul

adalah untuk mengetahui apakah granul dapat mengalir dengan baik atau tidak.

31

Page 32: Tekfor Lap

Uji evaluasi granul terdiri dari waktu alir dan sudut diam. Pengujian waktu alir

digunakan granul ± 50 gram, lalu ditambahkan Talkum sebagai glidan. Alat yang

digunakan dalam pengujian adalah granule le tester . Pengujian dilakukan

sebanyak 2 kali dan didapat hasil waktu yang tercatat yaitu 10 detik; 10 detik dan

didapat waktu rata-ratanya 10 detik. Berdasarkan referensi sifat alir granul yang

baik memiliki waktu alir tidak lebih dari 10 detik. Hal ini membuktikan bahwa

granul mempunyai sifat alir yang baik.

Sudut diam adalah sudut yang terjadi antara himbunan pertikel bentuk

kerucut dengan bidang horizontal. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh

bentuk, ukuran dan kelembaban granul (Wedke & Jacobson, 1989). Metode yang

digunakan dalam uji sudut diam sama seperti pada uji waktu alir. Sudut diam

didapat dengan mengukur tinggi kerucut dan jari-jari kerucut tan α= h/r. Pada

perlakuan sebanyak tiga kali diperoleh data 24,7024 ; 25,0169. Persyaratan granul

dengan sifat alir yang baik adalah 25º - 45º, sehingga granul tersebut dapat

dikatakan memenuhi syarat sudut diam.

Setelah dilakukan evaluasi granul, proses produksi dilanjutkan dengan

pengisian kapsul. Kapsul yang digunakan adalah jenis kapsul keras. Kapsul keras

terdiri dari tutup dan badan kapsul, tersedia dalam bentuk kosong, isinya biasanya

padat, cara pakai per oral, dan bentuk hanya satu macam. Kapsul yang digunakan

adalah kapsul nomor 0 dengan kapasitas volume 0,85 ml.

Pengisian dilakukan dengan menimbang granul sebanyak jumlah bobot

untuk 1 batch yaitu 70 kapsul x 700 mg. Alat yang digunakan adalah jenis alat

bukan mesin yang dinamakan capsule filling. Bagian badan dari kapsul keras

32

Page 33: Tekfor Lap

ditempatkan pada alat capsule filling. Granul yang telah ditimbang kemudian

dimasukkan ke dalam cangkang kapsul sama rata dan tutup semua kapsul dengan

bagian tutupnya.

Evaluasi kapsul merupakan proses lanjutan dari pengisian kapsul. Evaluasi

kapsul dilakukan untuk mendapatkan kapsul yang bagus dan memenuhi

persyaratan. Evaluasi untuk kapsul terdiri dari evaluasi keseragaman bobot, waktu

hancur, disolusi dan keseragaman sediaan. Namun, karena keterbatasan alat dan

waktu yang dilakukan hanya uji keseragaman bobot dan waktu hancur.

Untuk uji keseragaman bobot, 20 kapsul yang telah berisi granul

ditimbang, kemudian kapsul ditimbang satu persatu. Setelah itu dikeluarkan isi

dari kapsul dan ditimbang kembali cangkang kapsul yang telah kosong satu

persatu, sehingga dapat diperoleh bobot obat yang ada pada tiap kapsul. Dari data

tersebut juga dapat diperoleh bobot rata-rata kapsul yaitu seberat 0,6162 g.

Berdasarkan tabel Farmakope Indonesia Edisi III, jika bobot rata-rata lebih

dari 120 mg, maka % penyimpangan pada kolom A sebesar 7,5% dan kolom B

sebesar 15%. Dari hasil praktikum, diketahui ada kapsul yang %

penyimpangannya lebih dari 7,5% dan 2 kapsul lebih dari 15%. Hal ini

menandakan kapsul yang dibuat tidak memenuhi syarat keseragaman bobot. Hasil

tersebut kemungkinan terjadi karena kurang seragamnya bobot granul yang

dimasukkan pada tiap kapsul, atau kurang bersihnya cangkang kapsul saat

ditimbang kembali sehingga masih ada serpihan granul yang menempel.

Untuk pengujian waktu hancur, dilakukan dengan menggunakan alat

Desintegration Tester. Dalam penggunaannya, digunakan media air dengan suhu

33

Page 34: Tekfor Lap

37°C. Kemudian, kapsul dimasukkan ke dalam masing-masing chamber (6

kapsul). Amati berapa waktu hancur kapsul yang diperlukan. Dari pengujian

waktu hancur secara triplo (3 kali), didapatkan waktu hancur kapsul yaitu 2 menit

10 detik, 1 menit 55 detik dan 2 menit. Persyaratan menurut FI III, kecuali

dinyatakan lain waktu hancur kapsul tidak boleh lebih dari 15 menit. Hal ini

membuktikan bahwa kapsul granul Asam Mefenamat yang dibuat, memenuhi

syarat waktu hancur.

Pengemasan dilakukan selanjutnya setelah evaluasi. Kapsul yang tersisa

sebanyak 30 kapsul dikemas dalam sebuah wadah botol plastik yang memenuhi

syarat sebagai wadah yang baik untuk penyimpanan kapsul. Wadah tersebut

kemudian dilapisi oleh box dan disertakan juga brosur untuk kemudahan

informasi konsumen.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

34

Page 35: Tekfor Lap

Asam mefenamat memiliki sifat alir yang tidak bagus, salah satu

cara untuk memperbaiki sifat alir adalah dengan granulasi. Metode

granulasi yang digunakan adalah granulasi basah. Pada granulasi

digunakan amilum sebagai penghancur, laktosa sebagai bahan pengisi, pvp

sebagai bahan pengikat, dan talcum sebagai glidant.

Evaluasi granul terdiri dari uji waktu alir, uji sudut diam, dan

kompresibilitas. Pada praktikum diperoleh hasil uji waktu alir tidak lebih

dari 10 detik dan sudut diam berkisar antara 25º - 45º, dari hasil tersebut

dapat disimpulkan granul asam mefenamat memenuhi syarat.

Evaluasi kapsul terdiri dari uji waktu hancur, uji keseragaman

bobot, uji disolusi. Pada praktikum diperoleh hasil uji waktu hancur tidak

lebih dari 15 menit, diperoleh hasil penyimpangan % bobot 1 kapsul lebih

dari 7,5% dan % bobot rata-rata 2 kapsul lebih dari 15% pada uji

keseragaman bobot. Dari data tersebut dapat disimpulkan kapsul asam

mefenamat memenuhi syarat waktu hancur tetapi tidak memenuhi syarat

keseragaman bobot.

B. Saran

Proses pemasukkan granul ke dalam kapsul dilakukan dengan hati-hati

agar didapatkan sediaan kapsul yang memenuhi syarat keseragaman bobot.

Kapsul asam mefenamat dikemas dalam wadah yang tertutup baik dan tidak

terkena sinar matahari langsung.

35

Page 36: Tekfor Lap

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1975.Farmakope Indonesia Edisi ketiga. Jakarta : Departemen kesehatan RI

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke empat. Jakarta : Departemen kesehatan RI

Anonim. 2002.Data Obat Di Indonesia. Jakarta: Grafidian Medipress

Anief, moh. 1988. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gajah Mada university Press.

Aulton, Michael.E, Diana. M. Collent. 1991. Pharmaceutical Practice. Singapore: ELBS

Syamsuni A, 2007. Ilmu Resep. Jakarta : penerbit buku kedokteran EDC.

Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed. Ke-5. Jogja: UGM Press

Wade,Ainley, Paul.J.Weller. 1994. Handbook Of Pharmaceutical Excipient Second Edition Washington: American Pharmaceutical Association

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22623/4/Chapter%20II.pdf

36