24. lap analisa hidrologi dan perhitungan drainase

Upload: rm-reza-susanto-putra

Post on 17-Oct-2015

597 views

Category:

Documents


76 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Hidrologi

TRANSCRIPT

  • Surat Perjanjian Pemborongan

    Nomor : 37/SPP-DIR/2005Tanggal : 28 Juli 2005

    PT. VIRAMA KARYA (PERSERO)KONSULTAN TEKNIK DAN MANAJEMEN Jl. Hang Tuah Raya No. 26 Kebayoran Baru, Jakarta SelatanEmail : [email protected]

    BEKERJASAMA DENGAN

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGIDAN

    (BAGIAN DARI ROW PLAN)

    PERHITUNGAN DRAINASE

    OKTOBER 2005

    RENCANA TEKNIK AKHIR JALAN TOL SEMARANG - BAWENPEKERJAAN

    PT. JASA MARGA (PERSERO)(INDONESIA HIGHWAY CORPORATION)

    PLAZA TOL TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA 13550, KOTAK POS 4354 JAKARTA 12043

    TELEPON (021) 841-3528,841-3630 FAKSIMILE (021) 841-3540

    PT. DELTA TAMA WAJAJl Petogogan II No.45Kebayoran BaruJakarta Selatan

    PT. TATA GUNA PATRIAGolden Plaza Fatmawati(D'Best Plaza) Blok J 8-9Jl. R.S. Fatmawati No. 15Jakarta Selatan

    PT. POLA AGUNGJl. Suwiryo No.1Menteng - Jakarta Pusat

    0000

    0100

    0200

    0300

    0400

    0500

    0600

    0700

    0800 0

    900 1

    TS = 0+506.530SC = 0+634.648

    CS = 0+976.112

    ST = 1+10

    pedalangan

  • PEKERJAAN RENCANA TEKNIK AKHIR JALAN TOL

    SEMARANG - BAWEN

    KATA PENGANTAR

    Berdasarkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Nomor : 37/SPP-

    DIR/2005., tanggal 28 Juli 2005, Persero PT. Virama Karya bekerja sama

    dengan PT. Tata Guna Patria, PT. Delta Tama Waja dan PT. Pola Agung

    diberikan tugas untuk melaksanakan pekerjaan Rencana Teknik Akhir Jalan

    Tol Semarang-Bawen. Bersama dengan ini Konsultan mempersiapkan dan

    menyusun Laporan Analisa Hidrologi dan Perhitungan Drainase.

    Laporan Analisa Hidrologi dan Perhitungan Drainase ini berisikan mengenai

    uraian mengenai pemahaman Konsultan akan maksud dan tujuan, lingkup

    pekerjaan serta hasil analisa data-data hidrologi dan perhitungan drainase.

    Sesuai dengan tugas tersebut, maka Tim Konsultan menyiapkan Konsep

    Laporan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Keranga Acuan

    Kerja.

    Pada kesempatan ini Konsultan menyampaikan terima kasih kepada PT. Jasa

    Marga (Persero), yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk

    melaksanakan Pekerjaan Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang - Bawen,

    dan kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran Proses penyusunan

    laporan ini.

    Jakarta, Oktober 2005

    Ir. Bhudjono

    Team Leader

    Persero PT Virama Karya bekerja sama dengan PT. Tata Guna Patria, PT Delta Tama Waja dan PT Pola Agung Jl. Hangtuah Raya No. 26 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan Telp. (021) 7397545 Fax. (021) 7204331

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Umum ----------------------------------------------------------- I-1

    1.2 Maksud dan Tujuan--------------------------------------------- I-1

    1.3 Lingkup Pekerjaan---------------------------------------------- I-1

    BAB II ANALISA HIDROLOGI

    2.1 Konsep Dasar Perencanaan Hidrologi ------------------------ II-1

    2.2 Konsep Dasar Perencanaan Drainase ------------------------ II-8

    BAB III PENUTUP

    3.1 Resume Hasil Analisa Hidrologi ------------------------------ III-1

    LAMPIRAN- LAMPIRAN

    - Analisa Hidrologi

    - Perhitungan Hidrolika

    - Tabel Hidrolika

    - Simulasi Debit dan TW (Pada Box Culvert dan RCP)

    - Peta Chatchment Area

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang-Bawen i

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang-Bawen I - 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 U M U M

    Laporan Analisa Hidrologi ini merupakan bagian dari pekerjaan

    Rencana Teknik Akhir Tol Semarang Bawen sepanjang 23.700 Km,

    yang meliputi daerah administrative Kotamadya Semarang dan

    Kabupaten Semarang. Secara lengkap rute Tol Semarang Bawen

    kami sajikan pada Gambarn 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan.

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud dan tujuan pekerjaan Analisa Hidrologi dalam kaitannya dengan

    pekerjaan Rencana Teknik Akhir Tol Semarang Bawen adalah :

    1. Menganalisa data Hidrologi di daerah proyek, dengan mempertimbangkan seri data curah hujan terbaru dari beberapa

    stasiun curah hujan yang mewakili dengan lokasi daerah proyek.

    2. Mengevaluasi kondisi daur hidrologis yang dipengaruhi oleh factor iklim maupun topogarfi daerah proyek, kontribusi dan pengaruhnya

    terhadap kondisi hidrologis daerah proyek.

    1.3 LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup pekerjaan dalam Analisa Hidrologi ini adalah :

    1. Mengumpulkan data curah hujan dari stasiun curah hujan terdekat dengan lokasi proyek, minimal 10 (sepuluh) tahun terakhir.

    2. Menganalisa curah hujan dalam kaitannya untuk mendapatkan besaran curah hujan rancangan dengan periode ulang tertentu.

    3. Menghitung debit rencana dari suatu daerah tangkapan (Catchment Area) yang dibatasi oleh rute jalan tol tersebut.

    4. Menganalisa dan mengambil kesimbulan faktor-faktor karakteristik hidrologis tertentu pada lokasi proyek, diantaranya : pengaruh air

    tanah, keberadaan sumber-sumber air.

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    BAB II ANALISA HIDROLOGI

    2.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN HIDROLOGI

    Metodologi Sarana bagan alir dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini :

    Gambar 2.1. Metodologi Kerja Perencanaan Hidrologi

    Pengumpulan Data

    Desain lebih ditekankan pada kompilasi ketinggian banjir yang pernah

    terjadi dan dibandingkan terhadap output dari analisis data curah hujan,

    Mulai

    Input Data Hujan

    Melengkapi Data Hujan

    Output Data Hujan

    Hujan Rata-rata

    A

    A

    Intensitas Hujan

    Output Hujan Rencana

    Hujan Efektif

    Selesai

    Distribusi Ditolak

    Ranking Data Hujan

    Uji Abnormal

    Tidak Normal

    Data Normal

    Uji Distribusi

    Distribusi Frekuensi

    Distribusi Diterima

    Output Hujan Rencana

    Selesai

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 1

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    dimana perhitungan desain akan menggunakan elevasi banjir yang

    tertinggi. Data-data tersebut antara lain:

    a. Data curah hujan harian yang didapat dari Semarang, Dinas Pengairan

    Kab. Semarang atau Badan Meteorologi dan Geofisika.

    b. Peta Rupa Bumi Bakosurtanal.

    c. Peta Lembar Geologi Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi. d. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Prop. Jawa Tengah.

    Distribusi Frekuensi/Statistis Penggunaan distribusi krekuensi / statistis menggunakan tiga metode

    yaitu :

    i) Distribusi Gumbel (4)

    Harga ekstrim Gumbel adalah :

    XT = SSYY

    Xn

    nT .+ ..........................................(2)

    Dimana :

    XT = besarnya curah hujan pada periode ulang tertentu (T tahun)

    X = harga rata-rata sampel YT = reduced private, merupakan fungsi dari probabilitas

    = )(

    1)((xT

    xTInInr

    r Yn = reduced private mean (rata-rata YT), merupakan fungsi dari

    pengamatan

    Sn = reduced private standard deviation, merupakan koreksi dari

    penyimpangan

    S = deviasi standar sampel

    Syarat distribusi Gumbel :

    1. koefisien skewness : Cs = 1.14

    2. koefisien kurtosis : Ck = 5.40

    ii) Distribusi Log Pearson (1)

    Dirumuskan :

    Log R = Log R+KT.SX

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 2

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Log R = n

    R log

    SX = 1)log(log 2

    nRR

    G = 3

    3

    )).(2).(1()log(log.

    xSnnRRn

    Dimana :

    RT = besarnya curah hujan pada periode ulang tertentu (T tahun)

    R = tinggi curah hujan harian maksimum (mm)

    SX = deviasi standar

    G = koefisien assimetri Pearson

    kT = koefisien skewness Pearson, untuk nilai-nilai tertentu didapat

    dari interpolasi.

    Distribusi Log Pearson III tidak memberikan batasan syarat terhadap

    koefisien skewness.

    iii) Distribusi Log Normal (5)

    Persamaan kurva frekuensi :

    Log X = SxYxLog .+ Dimana :

    xLog = rata-rata logaritma x Y = faktor frekuensi, tergantung dari kala ulang

    SX = deviasi standar

    Syarat-syarat distribusi log normal :

    Cs = 3 Cv

    Dari hasil perhitungan curah hujan rancangan dengan tiga

    perbandingan distribusi tersebut, diambil curah hujan rancangan

    dengan nilai terbesar untuk masing-masing periode ulang setelah

    dilakukan pengujian terhadap koefisien skewness dan kurtosisnya.

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 3

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Intensitas Hujan Dalam analisis ini perhitungan lama intensitas curah hujan (I) ditentukan

    berdasarkan asumsi distribusi hujan terpusat selama 6 jam per hari

    (Proyek Jatiluhur) dan dirumuskan berdasarkan rumus Mononobe (2) :

    It = )3/2(

    24 24.24

    t

    R

    Dimana :

    It = rata-rata intensitas curah hujan dari awal sampai jam ke t

    (mm/jam)

    R24 = curah hujan rencana (mm)

    24 = standar presentase dalam 1 hari (R24 = 100%).

    t = lama hujan (jam)

    Sehingga rumus diatas menjadi :

    It = )3/2(

    24 6.6

    tc

    R

    Intensitas curah hujan diasumsikan berdasarkan distribusi hujan terpusat

    selama 6 jam per hari yang dirumuskan :

    Rt = )3/2(

    24 6.6

    t

    R

    Curah hujan pada jam ke T, dirumuskan :

    Rt = T.Rt (T-1).Rt (T-1)

    Dimana :

    Rt = intensitas curah hujan pada jam ke T (mm)

    T = lama hujan dari awal sampai jam ke T (jam)

    Rt (T-1) = rata-rata intensitas curah hujan dari awal sampai jam ke T-1

    Intensitas Hujan Efektif

    Curah hujan efektif dirumuskan (2) :

    Ief = I x

    Dimana :

    Ief = curah hujan efektif

    I = intensitas curah hujan

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 4

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    = koefisien pengaliran

    Koefisien pengaliran () dilakukan dari beberapa pendekatan antara lain berdasarkan tata guna lahan dan jenis permukaan tanah. Nilai koefisien

    berdasarkan rumus :

    = 1 (6.6/I241/2)

    dimana :

    = koefisien pengaliran I24 = intensitas curah hujan

    Catatan :

    Penerapan rumus tersebut diatas dilakukan untuk daerah-daerah yang

    mempunyai catchment area yang luas (Daerah Aliran Sungai), dimana

    agak menyulitkan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien pengaliran yang

    eksak.

    Nilai koefisien pengaliran dapat juga ditetapkan dengan meninjau kondisi

    fisik, karakteristik tanah dan tata guna lahan, dapat dilihat pada Tabel

    2.1.

    Tabel 2.1. Koefisien Pengaliran

    No. Jenis Permukaan Koefisien 1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    Jalan Aspal

    Bahu Jalan

    Jalan Beton

    Talud Timbunan

    Daerah Perkotaan

    Daerah Pinggir Kota

    Daerah Permukiman

    Taman dan Kebun

    Daerah Persawahan

    0.70 0.95

    0.70 0.85

    0.70 0.95

    0.40 0.65

    0.70 0.95

    0.60 0.70

    0.40 0.60

    0.20 0.40

    0.45 0.60

    Catatan :

    Penerapan nilai-nilai koefisien diatas digunakan untuk daerah-daerah yang mempunyai

    catchment area yang sempit (koridor jalan utama) sehingga nilai-nilai koefisien

    pengaliran yang eksak dapat dengan mudah ditentukan.

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 5

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Debit Banjir

    i) Metode Rasional Debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional, apabila luas

    daerah aliran (catchment area) lebih kecil dari 5.00km2 (SNI) yang

    dirumuskan sebagai berikut :

    Q = f x x I x A

    Dimana :

    Q = debit banjir rencana (m3/det)

    f = faktor konversi (f = 0.278)

    = koefisien pengaliran I = intensitas hujan pada durasi yang sama dengan waktu

    konsentrasi dan pada periode ulang hujan tertentu

    (mm/jam)

    A = luas daerah aliran (km2)

    Rumus Rasional digunakan untuk menghitung kapasitas saluran

    samping dan gorong-gorong yang berada disepanjang koridor jalan

    utama. Berdasarkan pengamatan site visit, rencana alinemen proyek

    melewati daerah yang sangat bergelombang (rolling) diperkirakan

    setiap 1 km akan ditempatkan 2 sampai 3 gorong-gorong baik berupa

    pipa maupun boks.

    Periode ulang yang akan digunakan dalam metode ini maksimum 25

    tahun, disesuaikan terhadap umur proyek yang akan dikerjakan.

    ii) Metode Regresi Metode regresi digunakan untuk memperkirakan debit puncak banjir

    daerah aliran sungai ddengan data minim.

    Parameter yang digunakan antara lain :

    a. Area (A)

    Luas daerah aliran sungai ditentukan dari base map skala 1:25.000

    b. Rata-rata curah hujan harian (R ) Rata-rata curah hujan harian (Mean annual maximum 1 day point

    rainfall) dipengaruhi oleh faktor koefisien Thiessen dan luas

    pengaruhnya.

    c. Kemiringan sungai (S)

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 6

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Beda tinggi antara titik tertinggi pada alur sungai utama dengan

    elevasi sungai di jembatan. Nilai minimal S = 0.100%.

    d. Luas genangan (AL)

    Luas genangan atau danau adalah luas yang berpengaruh terhadap

    debit puncak banjir disebelah hilirnya.

    Persamaan regresi dari parameter-parameter tersebut untuk

    menentukan debit banjir tahunan rata-rata adalah :

    X = 85.0117.0445.26 )1()()())(10)(00.8( + LV ASRA dimana :

    V = 0.02 0.0275 log A

    Debit banjir berdasarkan periode ulang dirumuskan :

    QN = C x X

    Dimana :

    QN = debit banjir rencana

    C = faktor pembesar

    Tabel 2.2 Faktor Pembesar C

    Periode Ulang (T) Variasi Reduksi (Y) Faktor C

    5

    10

    20

    50

    100

    1.50

    2.25

    2.97

    3.90

    4.60

    1.28

    1.56

    1.88

    2.35

    2.78

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 7

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    2.2. KONSEP DASAR PERENCANAAN DRAINASE

    (1) Metodologi Analisis Saluran

    Secara bagan alir dapat dilihat pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Metodologi Analisis Saluran

    Mulai

    Cross Section

    - Lebar Cross - Gradien Cross

    - Panjang Saluran - Elevasi Saluran

    - To, Td- Time of Concentration

    - Dalam Air - Perimeter - Wet Perimeter - Hdraulik Gradien - Freeboard

    - Penampang Ekonomis

    Long Section - Intensitas hujan

    Geometrik Hidrologi

    Catchment Area

    Q rencana

    A

    A

    Q rencana

    Qr < Qs

    Selesai

    N

    Y

    (2) Perencanaan Saluran Samping

    Saluran samping (side ditch) direncanakan berdasar aliran seragam

    (uniform flow) dengan rumus kontinuitas :

    Qs = F x V

    Dimana :

    Qs = kapasitas saluran (m3/det)

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 8

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    F = luas penampang basah saluran (m2)

    V = kecepatan aliran (m/det)

    Besarnya kecepatan aliran dihitung dengan Rumus Manning :

    V = 2/13/21 xSoxRnd

    Dimana:

    nd = koefisien kekasaran manning

    R = jari-jari hidrolis saluran

    = PF

    F = luas penampang basah saluran (m2)

    P = keliling basah saluran (m)

    So = kemiringan dasar

    (3) Waktu Konsentrasi

    Waktu pengaliran menuju saluran atau time of inlet dirumuskan :

    To =

    167.0

    128,332

    o

    d

    Sn

    xxx

    Dimana :

    To = waktu pengaliran menuju saluran (men)

    l = panjang alur terpanjang (m)

    nd = koefisien hambatan

    so = kemiringan aliran

    waktu pengaliran dalam saluran atau time of flow dihitung berdasarkan

    sifat-sifat hidrolis saluran dan dirumuskan :

    td = (det)VL

    td = )(60

    menVxL

    Dimana :

    td = waktu pengaliran dalam saluran (men)

    L = panjang saluran drainase (m)

    V = kecepatan aliran (m/det)

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 9

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Sehingga waktu konsentrasi (tc) dapat dirumuskan :

    Tc = to + td

    = 60

    128,332

    167,0

    VxL

    Sndxxx

    o

    +

    (4) Koefisien Manning

    Nilai Koefisien Manning untuk analisi dasar perencanaan dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 2.3. Koefisien Manning (ND)

    NO. JENIS PERMUKAAN MIN. NORMAL MAK.

    1. 2. 3.

    4.

    Gorong-gorong slab Gorong-gorong beton, bebas kikisan Gorong-gorong beton, saluran pembuangan dengan bak kontrol, apron dan lurus Gorong-gorong baja bergelombang

    0.018 0.010

    0.013 0.013

    0.025 0.011

    0.015 0.016

    0.030 0.013

    0.017 0.017

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    Saluran tanah, lurus dan seragam, bersih baru dibuat Saluran tanah lurus dan seragam, berumput pendek, sedikit tanaman pengganggu Saluran tanah, berkelok-kelok dan tenang tanpa tetumbuhan Saluran tanah, berkelok-kelok dan tenang dengan beberapa tanaman penganggu Saluran tanah, berkelok-kelok dan tenang dengan banyak tanaman penganggu atau tanaman air pada saluran yang dalam Saluran tanah, dasar tanah dengan tebing dari batu pecah Saluran tanah hasil galian atau kerukan tanpa tetumbuhan Saluran tanah hasil galian atau kerukan dengan semak-semak kecil ditebing

    0.016

    0.022

    0.023

    0.025

    0.030

    0.028

    0.025

    0.035

    0.018

    0.027

    0.025

    0.030

    0.035

    0.030

    0.028

    0.050

    0.020

    0.033

    0.030

    0.033

    0.040

    0.035

    0.033

    0.060

    13. 14. 15. 16.

    Saluran pasangan batu disemen Saluran pasangan batu Saluran beton dipoles Saluran beton tidak dipoles

    0.017 0.023 0.015 0.014

    0.025 0.032 0.017 0.017

    0.030 0.035 0.020 0.020

    (5) Kemiringan Dasar Saluran

    Untuk menghitung kemiringan saluran samping, dimana kimiringan

    topografi terlalu curam atau landai dapat digunakan rumus:

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 10

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    So = 2

    3/2

    RVxnd

    Dimana:

    So = kemiringan aliran

    V = kecepatan aliran (m/det)

    Nd = koefisien hambatan

    R = jari-jari hidrolis saluran (m)

    (6) Kemiringan Dinding Saluran Bentuk penampang saluran disarankan mempunyai kemiringan yang

    paling efisien dari segi ekonomis dan masih memperhitungkan segi

    keamanannya. Umumnya digunakan kemiringan 1:1~1.5 (kententuan ini

    untuk saluran unlined dicth dengan material tanah lempung).

    (7) Tinggi Jagaan (freboard) Freeboard adalah jarak vertikal dari puncak saluran ke permukaan air

    kondisi rencana, didasarkan rumus :

    W = xd5.0 Dimana:

    W = tinggi jagaan (m)

    d = kedalaman air di saluran (m)

    (8) Saluran Pengumpul Saluran pengumpul (interceptor) ditempatkan pada daerah galian atau

    timbunan yang cukup tinggi, diletakkan pada bantarannya. Bentuk saluran

    dapat didesain berbagai bentuk, akan tetapi bentuk yang paling ideal

    adalah bentuk segitiga, mengikuti bentuk blade dari backhoe.

    Tinggi maksimal galian atau timbunan didapat dari perhitungan stabilitas

    terhadap longsoran dan tergantung dari faktor kohesi serta sudut geser

    material tanah dimana perhitungan ditinjau pada saat lereng baru selesai

    dibangun.

    Lebar bantaran (berm) dari galian atau timbunan didasarkan pada rumus:

    b = 3.6H1/3-3

    Dimana:

    b = lebar bantaran (m)

    H = tinggi galian atau timbunan (m)

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 11

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Lebar bantaran juga harus memperhatikan faktor jalan inspeksi untuk

    kepentingan pemeliharaan. Kelemahan yang mungkin menjadi kendala

    adalah keterbatasan lahan atau damija yang ada. Sesaat setelah

    dikerjakan harus segera dilakukan penanaman rumput yang berfungsi

    untuk melindungi terhadap gerusan jika tiba-tiba terjadi hujan.

    Kualitas tanah (borrow material) yang digunakan untuk pondasi saluran

    juga harus mengikuti standar yang ditetapkan dalam spesifikasi.

    (9) Saluran Median Saluran median (separator) ditempatkan pada daerah super elevasi.

    Bentuk saluran dapat didesain sebagai saluran terbuka atau gorong-

    gorong. Penyesuaian terhadap kondisi yang diinginkan akan membentuk

    berbagai alternatif desain. Konsep hidrolika yang digunakan sama dengan

    konsep perencanaan saluran samping. Terjunan (chut way) digunakan jika

    elevasi outlet gorong-gorong mempunyai selisih elevasi yang besar

    terhadap dasar saluran (terutama pada ddaerah timbunan), konstruksi

    terjunan bersifat dan dianalisis sama dengan konsep saluran diperkeras

    (linen ditch).

    (10) Periode Ulang Perencanaan bangunan air menggunakan periode ulang yang disesuaikan

    terhadap tipe bangunan :

    Tabel 2.4 Periode Ulang

    No. Jenis Bangunan Periode Ulang

    Free Board (w)

    1. Saluran samping (langsung ke sungai) 10 tahun 0.2 m

    2. Saluran samping (masuk kegorong-gorong) 25 tahun 0.25 m

    3. Gorong-gorong 25 tahun 0.2 D

    4. Sungai (Q < 200 m3/det) 50 tahun 1.5 m

    5. Sungai (Q > 200 m3/det) 100 tahun 2.5 m

    *) D : Diameter gorong-gorong / tinggi gorong-gorong

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 12

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    (11) Metodologi Analisis Dimensi Gorong-gorong

    Secara bagan alir dapat dilihat pada Gamber 2.3 berikut ini :

    Gamber 2.3 Metodologi Kerja Analisis Gorong-gorong

    Mulai

    - Hidrograf- Q banjir

    Konversi ke British system

    Luas penampang culvert

    Estimasi tipe

    Analisis hidrolika Q culvert

    Flow of water

    QbanjirQculvert

    Kurva kapasitas

    Selesai

    - Cross section- Alinemen

    V rencana

    GEODETIC - GEOMETRIK

    - Panjang culvert - Tinggi culvert - Slope

    - HWL - NWL,

    Y

    N

    (12) Perencanaan Gorong-gorong Penentuan tipe gorong-gorong (pipa atau boks) dilakukan setelah

    diketahui besarnya debit banjir rencana yang akan mendapatkan nilai

    diameter atau ukuran yang optimal dan akan disesuaikan terhadap

    kemudahan pelaksanaan dilapangan maupun tersedianya barang

    dipasaran.

    Penggunaan metode ini mengacu pada sistim yang dipakai oleh Bureu of

    Public Roads (USAID).

    Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 13

  • Persero PT Virama Karya

    LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE

    Dalam merencanakan gorong-gorong perlu dipertimbangkan mengenai

    topografi daerah aliran/alur karena hal ini menyangkut beberapa

    ketetapan antara lain :

    i) Bentuk gorong-gorong

    ii) Dimensi gorong-gorong

    iii) Elevasi dasar inlet dan outlet

    iv) Panjang gorong-gorong

    v) Kemiringan gorong-gorong, ditetapkan antara 0.5 2.0%

    Gorong-gorong yang diperhitungakan terhadap kondisi keadaan aliran

    bebas free flow :

    Aliran bebas (free flow) dan transisi

    Prinsipnya sama dengan saluran terbuka. Pada aliran bebas terdapat dua

    kondisi, yaitu :

    a. Mulut gorong-gorong tidak tenggelam.

    Dengan syarat 2.1