kur

13
Focus Group Discussion 1. Focus Group Discussion 1. Aspek Regulasi KUR Mikro dan Sinkronisasi Kebijakan Dengan SOP KUR Mikro

Upload: pekerja-sosial-masyarakat

Post on 29-Nov-2014

1.297 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Kur

Focus Group Discussion 1.Focus Group Discussion 1.

Aspek Regulasi KUR Mikro dan SinkronisasiKebijakan Dengan SOP KUR Mikro

Page 2: Kur

1. Sejak dicanangkannya program KUR (Nopember 2007) hingga saat ini telah terserap Rp 3,27 trilyun, dengan debitor 187.860 pengusaha.

2. Penyaluran program melalui 6 Bank, seperti : BNI, BRI, Bank Mandiri, Syariah Mandiri, dan Bukopin) untuk membiayai bidang pertanian, perikanan, perdagangan, kehutanan, kelautan, dan industri.

3. Program ini cukup signifikan untuk pendampingan permodalan dalam penanggulangi kemiskinan, terbukti dari penyerapan akhir tahun 2007 tersalur + Rp 485 milyar, meningkat pada bulan Januari 2008 menjadi Rp 851,5 milyar, dan Maret 2008 menjadi + 3,27 trilyun

TOR – OVERVIEW :

Page 3: Kur

1. Sekitar 48 juta unit Usaha Mikro Kecil (UMK) yangmenjadi nasabah Kredit + 18,9 juta unit, dan + 30 jutaunit UMK tidak memiliki akses ke perbankan

2. Kendala UMK tidak bankable, tetapi feasibel, yangmenjadikan kesulitan untuk akses permodalan

KARAKTER UMK PERLU DI DORONG DALAM MENGEMBANGKAN JARINGAN ALIANSI

DAN LINKADE PROGRAM

Page 4: Kur

1. Lebih dari 78.124 desa tersebar di Indonesia kebanyakan belum memiliki LKM yang BANKABLE

2. Lebih dari 60 % pengusaha mikro berada di perdesaan, seperti : petani dan orang miskin.

3. Sementara 85 % bank berada di perkotaan Jawa, dan 15 % di Sumatera, Bali dan daerah lainnya, dimana hanya 5 % desa yang tersentuh pelayanan perbankan.

Page 5: Kur

4. Sekitar 83 % Kabupaten/Kota berbasis pertanian,tersedia + 82 % tenaga kerja berbasis pertanianperdesaan dan UMK sektor informal.

5. Sekitar 42 % pengangguran terbuka ada di perdesaan,padahal 36 % GDP di sumbang oleh sektor pertaniandan UMK informal.

Page 6: Kur

1. Lebih dari 55 ribu unit LKM/P tersebar hingga pelosokperdesaan Indonesia, dengan bentuk dan ragam jenis

2. Diantaranya + 23 ribu unit LKM/P disumbang dari program UED-SP, LSP-BM, dan UPK-PPK; yang melayani segmen pasar Rp 300 ribu s.d Rp 1 juta.Jumlah pelayanan 33 juta penabung dan 21 juta peminjam termasuk masyarakat miskin.

LKM semacam ini relatif dekat dengan masyarakatdiwilayahnya (local community based), memilikiPOTENSI dan KOMPETENSI untuk menjangkau

wilayah pertanian dan perdesaan

Page 7: Kur

1. Tingkat kemampuan pengembalian penyaluran danaLKM/P sudah terbukti, karena masyarakat perdesaantaat azas dan prinsip dengan sangsi sosial menjunjungkearifan lokal.

2. Daya serap LKM/P diperkirakan Rp 4 trilyun, terdiri dari+ 2,1 trilyun melalui BPR dan Rp 1,9 trilyun melaluiLKM/P lainnya

Dibutuhkan lebih dari 210 trilyun, bila dihitung ada 42 juta usaha mikro (12,6 juta adalah pedagang pasar)

yang rata2 memerlukan Rp 5 juta pembiayaan pertahun

Page 8: Kur

1. Kesempatan Kerja 99,5 % disediakan UMK, dan 57 % kebutuhan barang dan jasa masyarakat perdesaan melalui UMK.

2. 19 % ekspor merupakan produksi UMK, memberikontribusi 2 – 4 % terhadap pertumbuhan nasional

Bila setiap UMK mampu difasilitasi dandiberdayakan untuk mencapai satu orangkesempatan kerja atau usaha baru, akantercipta 40 juta kesempatan kerja baru

Page 9: Kur

1. Aspek regulasi LKM/P melalui bentuk PERDES,berpedoman pada PERDA (sesuai amanat PP 72/2004), dan diaktakan di NOTARIS. Disamping itu 23 ribu LKM/P (UED-SP, LSP-BM,UPK-PKK) telah terlindungi oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah.

2. LKM/P yang berkembang di Bali, NTB, Riau, Sumbar, dikukuhkan dengan PERDA Provinsi ybs yang bermitra dengan Bank Pembangunan Daerah.

3. Sekitar 15 % dari jumlah Kab/Kota mendorong BUMDessebagai jembatan untuk melindungi LKM/P.

Page 10: Kur

4. Semangat OTODA (UU 32/04 dan PP 72/05) mendorong LKM/P terlindungi dalam BUMDes sebagai pijakan Regulasi.

5. LKM/P yang sudah terlindungi dengan PERDES, PERDA belum dapat diterima sebagai penjaminanperbankan, sementara LKM/P membutuhkan pendampingan permodalan yang layak

Page 11: Kur

1. Membangun usaha LKM/P dan UMK yang dapatdireplikasikan dan dikembangkan di daerah lainmelalui program PNPM Mandiri Perdesaan

2. Mendorong peningkatan volume usaha dan jenisbarang dengan sebaran pasar lokal melalui pasar desa

3. Membangun dan mengembangkan jaringan pelanggan dan pemasok lokal sesuai dengankuantitas usaha dengan UMK lainnya

4. Mengupayakan dapat menyerap tenaga kerja berbasis lokal dan secara langsung berkontribusidalam meningkatkan pendapatan masyarakat

Page 12: Kur

1. TEPAT SASARAN, pada LKM/P yang feasibel danberkarakter, agar UMK dapat berkembang

2. TEPAT JUMLAH, (besarnya penyaluran pembiayaansesuai kebutuhan riil atas analisis, evaluasi dan survey terhadap calon pemanfaat)

3. TEPAT AKAD, (peningkatan pembiayaan menggunakanakad yang tepat)

4. TEPAT METODA (two-step, co-financing, aliansi)5. TEPAT PEMBINAAN, (pendekatan kelompok binaan,

tiap kelompok memiliki jaminan kolektif di tingkat desa).

Page 13: Kur