kerangka acuan ppgd

6
Kesembuhan dating dari Alla SWT. Kepuasan pasien kewajiban kami KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI A. PENDAHULUAN Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan contoh bagaimana musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi kematian karena sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan, seharusnya dapat kita cegah. Pelayanan Tindakan pada Gawat Darurat menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat” . Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu tergantung kepada : Kecepatan ditemukannya penderita Kecepatan meminta bantuan pertolongan Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar. Kedudukan puskesmas sebagai gate keeper memiliki posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Karena : 1. Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja. 2. Keadaan gawat darurat dapat disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan. 3. Penyakit dapat berupa : serangan jantung, kejang demam, muntaber, demam berdarah, dan lain-lain.

Upload: ina-skm

Post on 04-Feb-2016

263 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

KERANGKA ACUAN PPGD

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN PPGD

Kesembuhan dating dari Alla SWT.Kepuasan pasien kewajiban kami

KERANGKA ACUANPENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT

Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI

A. PENDAHULUAN

Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat.

Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan contoh bagaimana musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi kematian karena sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi paru, dan perdarahan, seharusnya dapat kita cegah. Pelayanan Tindakan pada Gawat Darurat menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat” . Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu tergantung kepada :

Kecepatan ditemukannya penderita

Kecepatan meminta bantuan pertolongan

 Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan

Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar.

Kedudukan puskesmas sebagai gate keeper memiliki posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Karena :1. Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja.2. Keadaan gawat darurat dapat disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan.3. Penyakit dapat berupa : serangan jantung, kejang demam, muntaber, demam berdarah, dan lain-

lain.4. Kecelakaan dapat berupa : kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, bencana alam, dan lain-lain.5. Prinsip penanganan penderita gawat darurat adalah tepat, cepat dan cermat dalam upaya

penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.

B. LATAR BELAKANG

1. Undang undang nomor  36 tahun 2009  tentang kesehatan 2. Permenkes Nomor  152/Menkes/Per/IV/2007  Tentang Izin dan penyelenggaran Praktik

Kedokteraan dan kedokteran Gigi 3. Permenkes Nomor RI HK.02.02.MENKES/148/2010, tentang regitrasi dn izin praktik

keperawatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75/Menkes/2014 tentang Puskesmas 

5. Panduan PPGD Nasional : PPGD/GELS Kemenkes edisi 2006

Page 2: KERANGKA ACUAN PPGD

Kesembuhan dating dari Alla SWT.Kepuasan pasien kewajiban kami

C. TUJUAN KEGIATAN

TUJUAN UMUM

Menyelenggarakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pada karyawan puskesmas kebonsari dalam kegawatdaruratan secara profesional dan proporsional dengan mengedepankan kepentingan penderita tanpa mengesampingkan aspek legalitas

TUJUAN KHUSUS

Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah peserta diharapkan mampu :1. Menganalisa organisasi dalam pelayanan gawat darurat sehari-hari dan pelayanan gawat darurat

dalam bencana di wilayah kerja.2. Mempraktekkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat darurat secara

cepat, tepat dan akurat (initial assessment)3. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan jalan napas yang bersih sekaligus

memproteksi terhadap spinal (Airway Management)4. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan ventilasi paru dan perfusi jaringan yang

adequat (Breathing and Ventilatory Management) 5. Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi syok dan mengontrol perdarahan (Circulatory

Management) 6. Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support-Cardiopulmonal

Rescucitation/ melakukan pijat jantung)7. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat bagi penderita yang mengalami

trauma/injury/cedera8. Mampu melakukan komunikasi ke fasilitas yang lebih tinggi 9. Mempraktekkan keterampilan pemasangan balutan dan pembidaian sederhana 10. Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi dan tranportasi dengan teknik yang benar

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Pelatihan PPGD ini dilaksanakan di Puskesmas Kebonsari dengan peserta karyawan medis/non medis

Puskesmas Kebonsari.

Kegiatan ini akan kami laksanakan dalam dua season yaitu :

1. Teori tentang Organisasi PPGD (PPGD/harian & PPGD/bencana) dan penanganan

penanggulangan kegawat daruratan.

2. Praktek atau simulasi tentang penanganan kegawat daruratan.

E. METODE MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dalam melaksanakan kegiatan ini menjadi tanggung jawab Koordinator poli umum dan

tindakan gawat darurat sebagai ketua pelaksana kegiatan ini. Dalam pelaksanaan kegiatan ini peserta

mendapatkan materi kegawatdaruratan sebagai acuan selama mengikuti proses pendidikan dan

pelatihan. Penyampaian materi yaitu dokter terlatih dibantu oleh perawat yang terlatih memberikan

materi/teori secara langsung tentang kegawatdaruratan, kemudian dilanjutkan peragaan tentang cara

bagaimana penanganan kegawatdaruratan. Setelah materi dan peragaan selesai disampaikan,

diadakan Tanya jawab dengan peserta.

F. SASARAN

Sasaran pelatihan PPGD ini adalah perawat/bidan serta staf puskesmas kebonsari , baik PNS, PTT

maupun tenaga honorer dan magang. Peserta pelatihan berjumlah dari 35 sampai 37 orang dengan

Page 3: KERANGKA ACUAN PPGD

Kesembuhan dating dari Alla SWT.Kepuasan pasien kewajiban kami

fasilitator/nara sumber adalah dokter/paramedis yang telah dilatih PPGD oleh Rumah Sakit Saiful

Anwar.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelatihan dilakukan di aula Puskesmas Kebonsari dan diselenggarakan pada hari Kamis, 15

Oktober 2015.

H. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sbb:

1. Biaya persiapan sarana prasarana lainnya.

2. Anggaran biaya tersebut diupayakan dapat diperoleh dari dana operasional puskesmas melalui

APBD.

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Penilaian atau evaluasi ini dilakukan kepada karyawan terutama paramedis yang telah

mengikuti pelatihan dan dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan sekali setelah mengikuti pelatihan.

Selanjutnya laporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh panitia dan disampaikan kepada Kepala

Puskesmas.

J. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan dibuat oleh ketua pelaksana kegiatan ini

dan nantinya akan dilaporkan ke Kepala Puskesmas. Semua pelaksanaan kegiatan ini terdokumentasi

mulai persiapan, proses hingga pelaksanaannya. Evaluasi dilakukan secara berkala yaitu 3 bulan

sekali terhadap personel yang telah mengikuti kegiatan ini terutama paramedis.

K. PENUTUP

Demikian kerangka acuan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat darurat (PPGD) ini dibuat

untuk diketahui serta dijadikan pedoman dalam penyelenggaraannya

Ketua Panitia Pelatihan PPGDPuskesmas Kebonsari

Wahyu Sulistyono NIP.

Page 4: KERANGKA ACUAN PPGD

Kesembuhan dating dari Alla SWT.Kepuasan pasien kewajiban kami

8 September 2015

No :Lamp :Hal : Kerangka Acuan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI TENTANG PPGD

Kepada Yth,Kepala Puskesmas KebonsariDi Tuban

Menindaklanjuti disposisi Kepala Puskesmas Kebonsari terkait dengan permohonan pelaksanaan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI TENTANG PPGD hari Senin, tanggal 5 Oktober 2015

Bersama ini kami sampaikan kerangka acuan PERTEMUAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI TENTANG PPGD. Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan petugas dalam penanggulangan pertama pada gawa darurat.

1. Fokus pertama dilakukan dengan mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan Airway, Breathing, Circulation serta pengorganisasian saat harian maupun bencana, tata cara evakuasi, rujukan dan komunikasi yang efektif. Hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan sesuai standar dalam Panduan PPGD Nasional : PPGD/GELS Kemenkes edisi 2006.

Demikian penyampaian kami, dengan harapan bahwa kegiatan ini dapat terwujud. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Tembusan :1. Kepala Puskesmas Kebonsari2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban

Ketua Panitia Pelatihan PPGDPuskesmas Kebonsari

Wahyu Sulistyono NIP.

Page 5: KERANGKA ACUAN PPGD

Kesembuhan dating dari Alla SWT.Kepuasan pasien kewajiban kami

Permenkes Nomor  152/Menkes/Per/IV/2007  Tentang Izin dan penyelenggaran Praktik Kedokteraan dan

kedokteran Gigi, BAB III Pasal  15 Ayat  (I), Dokter dan dokter Gigi dapat memberilan pelimpahan suatu tindakan

kedokteran  dan tindakan  kedokteran gigi  , kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatn lainnya secara

tertulis.  

Tingkat pasien gawat darurat :

1. Kelompok dengan cedera ringan yang tanpa pelayanan medis tidak akan mengancam nyawanya.

2. Kelompok dengan cedera sedang/berat yang jika diberi pertolongan akan dapat menyelamatkan jiwanya.

3. Kelompok dengan cedera sangat berat atau parah yang walau diberi pertolongan tidak akan

menyelamatkan jiwanya (Etika dan Hukum Kesehatan,  Prof.Dr.Soekijo Notoatmojo 2010).

C.1. Definisi Pelayanan Gawat Darurat

1.  Pasien gawat darurat

Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya

atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

2.  Pasien gawat tidak darurat

Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium

lanjut.

3.  Pasien darurat tidak gawat

Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam jiwa dan anggota badannya, misal :

luka sayat dangkal.

4.  Pasien tidak gawat tidak darurat

Misalnya pasien TBC kulit

5.  Kecelakaan (accident)

Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki

sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental, sosial)

6.  Cedera

Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.

 7. Bencana

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan

korban dan penderita manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana

umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan

nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.