kpp- coremapcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfbab i. kerangka acuan 1. kerangka acuan pemilihan...

126
Pengelolaan Berbasis Masyarakat Pengelolaan Berbasis Masyarakat Pengelolaan Berbasis Masyarakat Pengelolaan Berbasis Masyarakat Pengelolaan Berbasis Masyarakat Berdasar Berdasar Berdasar Berdasar Berdasar aspirasi aspirasi aspirasi aspirasi aspirasi masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan oleh oleh oleh oleh oleh masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat Untuk Untuk Untuk Untuk Untuk kesejahteraan kesejahteraan kesejahteraan kesejahteraan kesejahteraan masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat Serta pelestarian Serta pelestarian Serta pelestarian Serta pelestarian Serta pelestarian terumbu karang terumbu karang terumbu karang terumbu karang terumbu karang dan ekosistem dan ekosistem dan ekosistem dan ekosistem dan ekosistem terkait lainnya terkait lainnya terkait lainnya terkait lainnya terkait lainnya BUKU PANDUAN PELAKSANAAN PBM COREMAP Desember 2001 KPP- COREMAP

Upload: haquynh

Post on 23-May-2018

263 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Pengelolaan Berbasis MasyarakatPengelolaan Berbasis MasyarakatPengelolaan Berbasis MasyarakatPengelolaan Berbasis MasyarakatPengelolaan Berbasis Masyarakat

BerdasarBerdasarBerdasarBerdasarBerdasaraspirasiaspirasiaspirasiaspirasiaspirasi

masyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatDilaksanakanDilaksanakanDilaksanakanDilaksanakanDilaksanakan

oleholeholeholeholehmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakat

UntukUntukUntukUntukUntukkesejahteraankesejahteraankesejahteraankesejahteraankesejahteraanmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakat

Serta pelestarianSerta pelestarianSerta pelestarianSerta pelestarianSerta pelestarianterumbu karangterumbu karangterumbu karangterumbu karangterumbu karangdan ekosistemdan ekosistemdan ekosistemdan ekosistemdan ekosistemterkait lainnyaterkait lainnyaterkait lainnyaterkait lainnyaterkait lainnya

BUKU PANDUAN PELAKSANAANPBM COREMAP

Desember 2001

KPP- COREMAP

Page 2: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP/ CoralReef Rehabilitation and Management Program) adalah program nasionalpemerintah Indonesia untuk periode 15 tahun, yang bertujuan untukmelindungi, merehabilitasi, dan mencapai pemanfaatan lestari terumbukarang dan ekosistem terkait di Indonesia, yang pada gilirannya akanmeningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Program ini merupakanprogram yang bersifat intersektoral terpadu, dengan LIPI sebagai institusipelaksana.

Program Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PBM) merupakan salah satukomponen inti COREMAP yang langsung menyentuh kehidupanmasyarakat pesisir. PBM hanya dapat berhasil kalau didukung olehpartisipasi aktif seluruh stakeholders (pihak -pihak yang berkepentingan)mulai dari Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kabupaten sampai kemasyarakat luas. Karena itu, keberhasilan PBM tidak mungkin dicapaihanya dalam waktu yang singkat. Uji coba, pendampingan, pembelajaranlapangan, peningkatan kesadaran lingkungan, rasa memiliki terhadapsumber daya laut dan pesisir, serta peningkatan kapasitas dan kemandirianmasyarakat merupakan perjalanan panjang yang harus ditempuh dalamupaya mencapai keberhasilan pelaksanaan PBM.

Buku Panduan ini merupakan salah satu kontrribusi COREMAP kepadamasyarakat, terutama kepada pelaksana lapangan, baik untuk PBM-COREMAP maupun untuk program-program sejenis. COREMAPmendukung penggunaan Buku Panduan ini oleh pihak-pihak lain. Isi bukuini dapat dikutip dengan mencantumkan sumber.

COREMAP

Page 3: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PENGANTAR i

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PBM) dalamCOREMAP ini merupakan hasil revisi dari Buku Pedoman PBM tahun1997 dan 1999, disempurnakan dengan berbagai langkah pelaksanaanprogram dan dilengkapi dengan konsep dasar, pembelajaran lapangan,serta berbagai contoh mata pencaharian alternatif serta metoda partisipatif.Naskah Buku Panduan ini telah disosialisasikan dan dibahas dalamserangkaian Lokakarya Regional di 4 Kabupaten (Kepulauan Riau, Selayar,Biak Numfor, dan Sikka) serta Lokakarya Nasional di Jakarta, gunamendapatkan umpan balik dan masukan dari peserta Lokakarya, untukmenyempurnakan naskah tersebut agar menjadi produk bersama yangmewakili pendapat dan disepakati oleh stakeholders PBM-COREMAP,terutama masyarakat pesisir sendiri.

Diharapkan agar Buku Panduan PBM-COREMAP ini dapat menjadipegangan dan acuan bagi Fasilitator Lapangan, Motivator, dan PengurusPokmas dalam mendampingi masyarakat guna melaksanakan program-program PBM-COREMAP.

Buku Pedoman PBM-COREMAP ini bersifat dinamis dan akan terusberkembang sesuai dengan perkembangan politik, ekonomi, dan sumberdaya manusia serta pengelolaan sumber daya alam di masing-masinglokasi. Karena itu Buku Pedoman ini akan terus dikaji dan direvisi dariwaktu ke waktu.

Banyak pihak yang telah membantu dan menyumbangkan pikiran sertasaran bagi penyempurnaan Buku Pedoman ini. Oleh karena itu secaratulus KPP-COREMAP ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasihkepada PT. ECOLINK UTAMA yang telah melaksanakan penyusunan danpenyempurnaan naskah Buku Panduan ini, dan semua pihak yang telahikut memberikan sumbangan pikiran, kritik, dan saran yang konstruktif.

Di samping itu, KPP-COREMAP juga menyampaikan penghargaan danucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten, DPR Kabupaten,

KPP (POKJA) Kabupaten dan seluruh peserta Lokakarya di KepulauanRiau, Selayar, Biak Numfor, dan Sikka serta Lokakarya Nasional di Jakarta,serta kepada seluruh panitia pelaksana di masing-masing sekretariatkabupaten maupun di KPP-COREMAP Pusat.

Demikianlah Buku Panduan ini disusun untuk dapat digunakan sebagailandasan dalam melaksanakan program-program PBM-COREMAP secarasistematis berdasarkan aspirasi masyarakat, dilaksanakan olehmasyarakat untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

ii PENGANTAR

Jakarta, Desember 2001Kantor Pengelola Program COREMAP

DR. Anugerah NontjiDirektur

Page 4: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

PENDAHULUAN1. Latar Belakang 12. Tujuan 23. Pengguna 34. Proses 3

BAGIAN PERTAMA

BAB I. PBM-COREMAP1. Latar Belakang 72. Prinsip-prinsip Dasar 83. Komponen 104. Tujuan 125. Sasaran 136. Siklus 13

BAB II. PEMBELAJARAN LAPANGAN1. Pembelajaran dari Taka Bonerate 202. Pembelajaran dari Senayang-Lingga 233. Pembelajaran dari Port Barton 254. Pembelajaran dari Samoa 27

BAB III. ORGANISASI PELAKSANA1. Kantor Pengelola Program (KPP) 292. Kantor Pengelola Program (KPP) Propinsi 303. Kantor Pengelola Program (KPP) Kabupaten 30

4. Konsultan 315. Fasilitator Lapangan Senior 326. Fasilitator Lapangan 327. Motivator Desa 338. Kepala Desa 339. Badan Perwakilan Desa (BPD) 3410. Badan Pembangunan dan Pengelolaan Desa (BPPD) 3411. Kelompok Masyarakat (Pokmas) 35

BAGIAN KEDUA

BAB I. PERSIAPAN1. Pemilihan Lokasi 372. Pemilihan LSM Pendukung 373. Pemilihan Fasilitator Lapangan Senior 394. Pemilihan Fasilitator Lapangan 405. Pembekalan 41

BAB II. PRA PERENCANAAN1. Sosialisasi Diri Fasilitator Lapangan 422. Sosialisasi Program 443. Penguatan/Pembentukan Kelompok Masyarakat 464. Pemilihan Motivator Desa 485. Pemilihan Pengawas Terumbu Karang 506. Pembekalan Motivator Desa 517. Pembekalan Pengawas Terumbu Karang 538. Pembekalan Pengurus Pokmas 54

BAB III. PERENCANAAN1. Identifikasi dan Analisa Profil Desa 572. Identifikasi Stakeholders 593. Identifikasi Kebutuhan 624. Identifikasi Isu Pokok Pengelolaan 635. Penyusunan Rencana Kegiatan 67

DAFTAR ISI iii iv DAFTAR ISI

Page 5: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

DAFTAR ISI v vi DAFTAR ISI

BAB IV. PELAKSANAAN

1. Pengelolaan Terumbu Karang Berkelanjutan 731.1. Penetapan Batas Kawasan/Unit Pengelolaan 751.2. Identifikasi Hak-hak Pengelolaan Tradisional 761.3. Penataan Kawasan (Zonasi) 781.4. Pengintegrasian Hak-hak Pengelolaan Tradisional 791.5. Konservasi dan Rehabilitasi 811.6. Perumusan Peraturan Pemanfaatan 821.7. Penetapan Mekanisme Pemecahan Konflik 841.8. Pembentukan Sistem Pengawasan Terumbu Karang 85

2. Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif 872.1. Identifikasi Jenis-jenis Usaha 882.2. Pemilihan Jenis-jenis Usaha 902.3. Penyusunan Studi Kelayakan 912.4. Pelatihan Teknis & Manajemen Usaha 932.5. Pembentukan Lembaga Keuangan 95

3. Pengembangan Prasarana Dasar 963.1. Identifikasi Kebutuhan Prasarana 973.2. Pemilihan Jenis Prasarana Dasar 993.3. Penyusunan Rancangan Teknis dan Usulan Kegiatan 101

4. Peningkatan Kapasitas dan Kemandirian Masyarakat 1024.1. Identifikasi Jenis-jenis Pelatihan 1034.2. Pemilihan Jenis-jenis Pelatihan 1044.3. Penyusunan Usulan Pelatihan 105

5. Penyusunan Dokumen & Implementasi RencanaPengelolaan Terumbu KarangTerpadu 107

6. Pengajuan Permohonan Dana 1096.1. Dana Awal (Seed Fund) 1106.2. Dana Bantuan Desa (Village Grant) 113

BAB V. PEMANTAUAN & EVALUASI

1. Pemantauan 1221.1. Penyusunan Laporan oleh Pengurus Pokmas 1221.2. Pemantauan oleh Fasilitator Lapangan 123

1.3. Pemantauan Teknis oleh Fasilitator Lapangan Senior 1251.4. Pemantauan Kinerja Fasilitator Lapangan 1261.5. Hasil Kegiatan/Aspek-Aspek yang perlu diamati 131

2. Evaluasi 132

BAGIAN KETIGA

BAB I. KERANGKA ACUAN

1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 1352. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 1373. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan 1384. Contoh Kerangka Acuan Motivator Desa 1405. Contoh Kerangka Acuan Penguatan/Pembentukan Pokmas 1416. Contoh Kerangka Acuan Pengawas Terumbu Karang 143

BAB II. CONTOH JENIS-JENIS USAHAALTERNATIF

1. Usaha Pengasapan Ikan 1442. Usaha Pembuatan Ikan Asin 1463. Usaha Peternakan Itik 1484. Kios Bahan Kebutuhan Pokok 1505. Usaha Bengkel Mesin Perahu 1526. Usaha Produksi Cumi Kering 1537. Usaha Kerajinan Kulit Kerang 1558. Usaha Kepiting Dalam Keramba 1589. Usaha Budidaya Ikan Kerapu 16110. Usaha Budidaya Rumput Laut 16411. Usaha Kripik Gadung 16512. Fermentasi Minyak Kelapa 16813. Pembuatan Garam Halus 17014. Pembuatan Air Siap Minum Dengan Energi Surya 172

Page 6: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

DAFTAR ISI vii viii DAFTAR ISI

BAB III. RENCANA DAN ORGANISASIPENGELOLAAN TERUMBU KARANG

1. Garis Besar RPTK Terpadu 1742. Organisasi Pengelolaan Terumbu Karang Desa 1823. Contoh Organisasi PengelolaanTerumbu Karang

Desa Spesifik Kabupaten Biak 1874. Contoh Organisasi Pengelolaan Terumbu Karang

Desa Spesifik Kabupaten Selayar 188

BAB IV. AD/ART POKMAS

1. Anggaran Dasar Pokmas 1892. Anggaran Rumah Tangga Pokmas 1933. Contoh Keputusan Kepala Desa 197

BAB V. CONTOH-CONTOH FORMULIRPENDANAAN

1. Contoh Formulir Verifikasi Usulan KegiatanPembangunan Prasarana Pengelolaan 200

2. Contoh Formulir Rekapitulasi 202Permohonan Bantuan Dana

3. Contoh Kwitansi Penerimaan Dana Bantuan 203

DAFTAR REFERENSI 204

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH 207

Page 7: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kebutuhan akan Buku Panduan Pengelolaan Berbasis Masyarakat dalamCOREMAP (PBM-COREMAP) ini timbul mengingat belum tersedianyabuku panduan lapangan yang komprehensif dan praktis. Buku PetunjukPelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan PBM dalam COREMAPyang dikeluarkan pada tahun 1997 masih berupa petunjuk singkat yangdisusun berdasarkan konsep PBM. Kemudian pada tahun 1999 PMO-COREMAP mengeluarkan Buku Petunjuk Teknis Pengelolaan TerumbuKarang Berbasis Masyarakat dan Pedoman Bantuan Desa. Buku ini

dimaksudkan untuk menjadi pedomanoperasional dalam pelaksanaan programkegiatan PBM-COREMAP, dan isinyamencakup berbagai hal yang berkaitandengan penyusunan rencana pengelolaanterumbu karang berbasis masyarakat,pedoman teknis bantuan desa, kegiatanmata pencaharian alternatif, pelaporan danpemantauan, dan dilengkapi denganberbagai lampiran berupa kerangka acuan

dan formulir isian. Namun cara pemaparan dan penyajiannya dirasa masihkurang terarah, sehingga terasa kurang praktis.

Sejalan dengan pelaksanaan COREMAP phase I, termasuk pelaksanaanPBM di Taka Bonerate (didanai Bank Dunia) dan Senayang-Lingga (didanaiADB), disadari bahwa disamping prinsip-prinsip dasar pelaksanaanprogram yang berlaku umum, terdapat hal-hal yang bersifat spesifik daerahdan beberapa kendala yang dihadapi oleh pelaksana lapangan.

Memang tidak mungkin ada sistem tunggal dalam pelaksanaan PBM.Baik konsep maupun proses pelaksanaannya akan selalu berubah sesuaidengan kondisi lingkungan, politik, ekonomi, sosial, dan perkembangansumberdaya manusia, oleh karena itu buku panduan ini dikembangkan

PENDAHULUAN 1 2 PENDAHULUAN

dengan mengacu kepada konsep partisipatif dan pemberdayaan sebagaikunci dasar pengembangan pengelolaan berbasis masyarakat. KarenaPBM baru berhasil apabila dikembangkan dari masyarakat, dilaksanakanoleh masyarakat, dan untuk kesejahteraan masyarakat.

Buku panduan ini dirancang untuk digunakan oleh mereka yang bekerjasecara langsung dengan masyarakat pesisir, untuk membantumeningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola, melindungi, danmengembangkan sumberdaya lokal. Jadi sasaran utamanya mencakupfasilitator dan motivator lapangan, tokoh-tokoh panutan, kelompokmasyarakat, pekerja lapangan baik yang berasal dari LSM maupun petugaspemerintah yang menangani masalah pengembangan masyarakat.Panduan yang disajikan dalam buku ini tidak bersifat baku ataupun kaku,dan diharapkan dapat diterapkan sebagai arahan dasar yang sesuai dengankebutuhan lokal. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi wahana bagipelaksana program untuk menentukan kebijakan baru bersamamasyarakat.

Buku panduan ini terdiri atas 3 bagian. Bagian I mencakup 2 dasar-dasarpemikiran yang memuat prinsip-prinsip dasar PBM, kajian pengalaman-pengalaman pelaksanaan program-program sejenis PBM dan strategipelaksanaan PBM; Bagian Kedua yang berisi langkah-langkahpelaksanaan kegiatan PBM dalam COREMAP yang dimulai dari persiapan,pra-perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi;dan Bagian Ketiga yang memuat kerangka acuan, contoh-contoh usahaalternatif, rencana dan organisasi pengelolaan terumbu karang, AD/ARTPOKMAS, dan berbagai formulir pendanaan.

Buku II berisikan lampiran-lampiran yang mencakup kerangka acuan,usulan kegiatan, pedoman-pedoman pendanaan, dan beberapa contohintervensi untuk MPA (Mata Pencaharian Alternatif) yang cocok untukdikembangkan di wilayah pesisir.

2. TujuanPenyusunan Buku Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan suatuarahan tentang teknis-teknis pelaksanaan Program Pengelolaan TerumbuKarang Berbasis Masyarakat (PBM-COREMAP), sehingga dapat dibangun

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 8: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PENDAHULUAN 3 4 PENDAHULUAN

kesamaan langkah dalam pelaksanaan program di lapangan, baik antarPetugas Pelaksana di lapangan maupun antara Petugas Lapangan denganManajemen Proyek di kantor.

3. PenggunaPengguna utama Buku Panduan ini adalah pelaksana lapangan di semuatingkatan, mulai dari Fasilitator Lapangan Senior sampai dengan pengurusPokmas. Anggota masyarakat yang terlibat aktif dalam kegiatan PBMperlu mendapatkan pendampingan untuk memahami langkah-langkahpelaksanaan PBM. Karena itu, secara umum buku ini dapat digunakanoleh:

1. Fasilitator Lapangan, termasuk yang Senior2. Motivator3. Pengurus & Anggota Pokmas4. Masyarakat yang langsung maupun tidak langsung

memanfaatkan dan atau mempengaruhi sumber dayaterumbu karang

5. Staf dari institusi terkait6. LSM yang bergerak dalam pengelolaan sumber daya dan

pengembangan masyarakat pesisir.

Selain itu, buku panduan ini juga bermanfaat bagi pengguna akhir, yaitumereka yang ingin menggunakan hasil-hasil PBM, meskipun tidak terlibatdalam pelaksanaannya, antara lain penanggung jawab kegiatan serupa dilokasi-lokasi lain, para pengambil keputusan di tingkat Kabupaten,lembaga-lembaga penyandang dana. Para pengguna akhir biasanyamemiliki pengetahuan terbatas tentang teknis pelaksanaan PBM, danbuku ini dapat memberikan gambaran tentang pendekatan dan langkahyang tepat bagi pelaksanaan PBM.

4. ProsesBuku Panduan ini merupakan hasil akhir dari serangkaian lokakarya yangdilakukan di tingkat propinsi/ kabupaten dan lokakarya akhir yang dilakukandi Jakarta. Rancangan awal buku panduan disusun sebagai revisi daribuku panduan terdahulu ditambah dengan masukan-masukan dari berbagaipihak yang berkepentingan baik di tingkat regional (fasilitator lapangan,

LSM pendukung, dan Pokja) serta pengalaman-pengalaman yang dihimpundari Taka Bonerate dan Riau. Konsep isi, terutama yang dicakup dalamBagian II, dipresentasikan di Kantor Pengelola Program (KPP) untukmendapatkan kritik dan saran dari para pakar. Kemudian dilakukan revisiawal dan hasilnya dipresentasikan dalam Lokakarya tingkat regional, yangmelibatkan Pokja, LSM pendukung, dan pihak-pihak terkait lainnya. Dalamlokakarya ini dibahas mengenai tahap-tahap pelaksanaan PBM, metoda-metoda yang sesuai, jenis-jenis MPA, cara memantau dan melaporkanpelanggaran, cara menyusun RPTK (Rencana Pengelolaan TerumbuKarang), dan aspek lain. Kritik dan saran dari lokakarya di empat lokasitersebut kemudian dirangkum dan digunakan untuk merevisi buku panduanini, dan kemudian dipresentasikan kembali dalam lokakarya nasional diJakarta. Hasil lokakarya nasional digunakan untuk melakukan revisi akhirsehingga buku panduan ini dapat diselesaikan.

Rangkaian lokakarya yang dilakukan dititikberatkan pada 3P (proses,partisipasi, produk), dengan tujuan utama untuk:

1. Mengumpulkan masukan berupa kritik/ saran serta tambahaninformasi metoda, peralatan, dan pendekatan yang digunakanoleh masyarakat pesisir dalam pengelolaan sumberdaya laut, danmengintegrasikannya ke dalam rancangan buku panduan untukdapat digunakan, diuji cobakan maupun diadaptasi oleh pelaksana-pelaksana lain maupun organisasi-organisasi yang berkecimpungdalam PBM.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 9: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PERSIAPAN/PENYUSUNAN

Draft 1

Presentasi KPPKritik/ Saran

Revisi

Draft 2Presentasi Pokja

Kritik/SaranRevisi

Draft 3Presentasi Nasional

L O

K A

K A

R Y

A

REVISI AKHIR

CETAK BUKU

Diagram 1 PROSES PENYUSUNAN

BUKU PANDUAN PBM-COREMAP

6 PENDAHULUAN

2. Untuk memproduksi Buku Panduan PBM-COREMAP berdasarpengalaman-pengalaman lapangan dan partisipasi pihak-pihakterkait.

PENDAHULUAN 5

Tahapan proses penyusunan Buku Panduan PBM-COREMAP ini dapatdilihat pada Diagram 1.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 10: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PBM-COREMAP I 7

BAB IPBM-COREMAP

1. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki kuranglebih 60.000 km2 hamparan terumbu karang, atau 12-15% dari luasterumbu karang dunia. Sayangnya, terumbu karang di Indonesiamengalami kerusakan yang cukup parah, terutama karena tindakanmanusia, seperti penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledakatau racun, penangkapan ikan yang berlebihan, polusi, dan sedimentasi.Penelitian P3O-LIPI pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 72% terumbukarang Indonesia berada dalam kondisi rusak dan rusak berat, dan hanya28% yang berada dalam kondisi baik dan baik sekali.

Salah satu fungsi utama dari terumbu karang adalah sebagai tempatberkembang biak dan hidup bagi berbagai jenis ikan laut yang menjadisumber pendapatan utama bagi masyarakat. Disamping itu, terumbu karangjuga memiliki potensi besar bagi wisata bahari dan berperan penting dalammelindungi pantai dari abrasi. Karena itu, kerusakan ekosistem terumbukarang akan menimbulkan dampak yang besar bagi perekonomianmasyarakat pesisir yang menggantungkan kehidupannya pada keberadaansumberdaya terumbu karang, maupun bagi perekonomian Indonesia secaraumum.

Menanggapi hal ini, pemerintah telah melakukan berbagai upayapencegahan kerusakan dan perbaikan ekosistem terumbu karang. Salahsatu program yang dirancang secara khusus untuk menangani masalahterumbu karang adalah Program Rehabilitasi dan Pengelolaan TerumbuKarang (Coral Reef Rehabilitation and Management Program/ COREMAP),yang bertujuan untuk melindungi, merehabilitasi, dan mengelola terumbukarang secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatpantai. COREMAP terdiri atas 5 komponen utama, dan salah satunya adalahpengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat (PBM).

BAGIAN PERTAMA

Penangkapan ikan yang merusak

Hentikan Pemboman!

STOP KKN!!

Pemberdayaan& advokasi

KearifanTradisional

PETISI

HENTIKAN PEMBOMAN!!

KESETARAANJENDER

RAMAHLINGKUNGAN

& LESTARI

KESEJAHTERAAN

Pemerataanakses & peluang

KONSEP DASAR

Page 11: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

8 PBM -COREMAP I PBM -COREMAP I 9

Penetapan sistem manajemen ini didasari oleh adanya suatu kenyataanbahwa salah satu penyebab utama kerusakan ekosistem terumbu karangadalah berkaitan dengan aktivitas masyarakat, meskipun manfaatekonomis dari keberadaan terumbu karang tealh dirasakan oleh masyarakatsetempat.

Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat adalah suatu sistempengelolaan terumbu karang terpadu, yang direncanakan dan dilaksanakanmasyarakat secara bersama-sama dengan mengacu pada aspirasi danpengetahuan tradisional masyarakat. Tujuan PBM-COREMAP adalahuntuk melestarikan terumbu karang dan ekosistem terkait sekaligusmeningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Jadi PBM-COREMAP merupakan suatu proses untuk mengikut sertakanmasyarakat pesisir dalam mengelola sumberdaya terumbu karangnya,atau suatu proses pemberdayaan sosial, politik, dan ekonomi masyarakatpesisir agar mereka dapat menentukan dan mendapatkan akses penuhdan kendali pengelolaan atas sumberdaya pesisir mereka.

2. Prinsip-Prinsip Dasar

Prinsip dasar yang penting dalam pelaksanaan PBM-COREMAP adalah:1. Pemberdayaan2. Pemerataan akses dan peluang3. Ramah lingkungan dan lestari4. Pengakuan terhadap pengetahuan dan kearifan tradisional5. Kesetaraan jender

2.1. PemberdayaanPemberdayaan dimaksudkan sebagai pengembangan kemampuanmasyarakat untuk memegang kendali pengelolaan sumberdaya alampesisir secara lestari, guna meningkatkan taraf hidup mereka sendiri.

Dengan memperkuat akses dan kendali masyarakat terhadap sumberdayapesisir mereka, maka peluang untuk mendapat keuntungan ekonomisecara lokal menjadi lebih terjamin.

Jadi pemberdayaan masyarakat dapat pula diartikansebagai membangun kemampuan dan kapasitasmasyarakat untuk mengelola sumber daya alam merekasecara efisien, efektif, dan lestari.

2.2. Pemerataan

Prinsip pemerataan erat kaitannya denganpemberdayaan. Pemerataan harus diwarnai kesetaraanakses serta peluang. Pemerataan akan dicapai jikanelayan kecil telah memiliki kesamaan akses terhadappeluang yang ada untuk mengembangkan, melindungi,dan mengelola sumberdaya pesisir mereka.

COREMAP harus mengarah pada terbinanyapemerataan kesempatan antar generasisekarang dan generasi masa depan, terutamadengan menyediakan mekanisme pengelolaanyang menjamin perlindungan dan pelestariansumberdaya pesisir bagi pemanfaatan di masadepan.

2.3. Ramah Lingkungan dan Lestari

COREMAP mempromosikan penerapanteknologi dan praktek-praktek pengelolaanyang sesuai dengan kebutuhan sosial budayaserta ekonomi masyarakat, dan ramahlingkungan. Jadi teknologi pengelolaan yangditerapkan harus sesuai dengan daya dukunglingkungan serta kapasitas sumber daya danekosistemnya.

Pembangunan yang lestari berartimenyeimbangkan kondisi dan karakteristiklingkungan alam dengan pembangunan

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 12: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

10 PBM-COREMAP I PBM-COREMAP I 11

ekonomi, sehingga menjamin pemeliharaan sumberdaya tersebut bagikesejahteraan generasi masa depan. Karena itu, dalam COREMAPmasyarakat disadarkan akan peran dan fungsinya sebagai penjaga danpemelihara kekayaan alam yang merupakan titipan bagi generasi penerus.

2.4. Pengakuan Terhadap Pengetahuan dan KearifanTradisional

COREMAP mengakui nilai-nilai pengetahuandan kearifan tradisional, dan mendorongpengadopsian serta penggunaan pengetahuantradisional dalam berbagai kegiatan PBM.

2.5. Kesetaraan Jender

COREMAP menyadari keunikan peranserta kontribusi dari laki-laki maupunperempuan dalam pemanfaatan danpengelolaan sumberdaya pesisir. Karena ituCOREMAP mempromosikan kesetaraanpeluang bagi laki-laki maupun perempuanuntuk berperan dan berpartisipasi aktif dalampengelolaan sumberdaya terumbu karangberbasis masyarakat ini.

3. KomponenAda 4 komponen dasar PBM-COREMAP:

1. Peningkatan rasa memiliki2. Pembangunan kapasitas3. Konservasi lingkungan4. Pengembangan mata pencaharian yang berkelanjutan

melalui kebijakan atau peraturan-peraturan nasional dan lokal. Biasanyakondisi ini dicapai melalui pengorganisasian masyarakat yang efektif dankegiatan advokasi kebijakan-kebijakan terkait.

3.2. Pembangunan Kapasitas

Pembangunan kapasitas artinya memberdayakan masyarakat melaluipendidikan, pelatihan dan pengembangan organisasi. Pendidikanlingkungan dan konservasi merupakan bagian penting dari pembangunankapasitas, karena membantu untuk menyamakan pengertian dan persepsi

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

3.1. Peningkatan Rasa Memiliki

Peningkatan rasa memilikidimaksudkan untuk menjamindicapainya akses dan kendalipengelolaan sumberdayaproduktif oleh masyarakat, atausering dikenal sebagai hakpemanfaatan oleh masyarakat.Secara operasional, ini berartipelembagaan akses dan kontrol

terhadap berbagai aspekpengelolaan sumberdaya pesisiryang biasanya kompleks dansaling berkaitan. Denganmenekankan kepada isu-isulokal, pendidikan lingkunganakan membangun kesadarandan ketrampilan yang akanmemberikan kontribusi terhadapkapasitas individu yang padagilirannya meningkatkankapasitas adaptasi kritismasyarakat terhadap pengaruhperubahan yang terjadi.

Page 13: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PBM-COREMAP I 13

Secara rinci, tujuan PBM-COREMAP adalah sebagai berikut :a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti penting kegiatan

pengelolaan secara berkesinambungan sumberdaya terumbukarang dan ekosistem terkait lainnya.

b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan secaraaktif dalam pengembangan program pengelolaan

c. Mendorong masyarakat untuk mengembangkan mata pencaharianalternatif yang dapat mengurangi ketergantungan pendapatan padasumberdaya terumbu karang.

d. Meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam mengelola usahakecil, baik yang menyangkut pengelolaan keuangan, teknikproduksi, maupun aspek pemasarannya.

5. SasaranSasaran pelaksanaan PBM-COREMAP adalah :a. Hilangnya tekanan terhadap sumberdaya terumbu karang karena

telah membaiknya pemahaman dan kesadaran masyarakat akanarti penting keberadaan sumberdaya terumbu karang.

b. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam mengelola danmelestarikan sumberdaya alam lautnya.

c. Semakin membaiknya kualitas ekosistem terumbu karang seiringdengan semakin berkurangnya kegiatan-kegiatan yang bersifatmerusak.

d. Meningkatnya pendapatan masyarakat melalui usahapengembangan mata pencaharian alternatif.

6. SiklusSiklus PBM-COREMAP terdiri atas 4 tahap: perencanaan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi (P3E). Setiap tahap berbeda jangka waktu dantingkat kompleksitasnya, tergantung kepada kapasitas masyarakat yangmelakukan kegiatan-kegiatan di setiap tahap.

12 PBM-COREMAP I

3.4. Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif yangBerkelanjutan

Pengembangan mata pencaharian alternatif yang berkelanjutan memegangperan penting dalam menjamin kesejahteraan dan ekonomi nelayan. Matapencaharian merupakan fokus interaksi antara nelayan dan sumberdayapesisir. Jenis-jenis interaksi ini menentukan apakah sumberdaya dapatdimanfaatkan secara lestari atau tidak.

Pengembangan mata pencaharian alternatif yang berkelanjutan mencakupalternatif kegiatan berbasis darat ataupun laut (misalnya ternak unggas,penangkapan ikan ramah lingkungan), promosi mata pencaharian ramahlingkungan yang sudah ada, modifikasi atau perbaikan mata pencaharianyang ada, dan kampanye melawan penggunaan metoda-metodapenangkapan ikan yang merusak.

4. TujuanSecara umum, tujuan pelaksanaan PBM-COREMAP adalah untukmeningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat berperan secara aktifdalam upaya merehabilitasi dan mengelola terumbu karang dan ekosistemterkait, dalam rangka menjaga kelestarian fungi-fungsi ekologis danekonomis sumberdaya tesebut.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Konservasi lingkungan difokuskanpada rehabilitasi, pengayaan danperlindungan habitat pesisir, misalnyamelalui penetapan zona-zonaperlindungan laut. Perlindunganlingkungan pesisir mencakupperlindungan berbagai ekosistemyang saling berkaitan, dan hal ini erathubungannya dengan masalahperaturan dan penegakan hukum lingkungan, untuk meminimalkan dampakmerusak dari kegiatan-kegiatan di pesisir.

3.3. Konservasi Lingkungan

Page 14: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PBM-COREMAP I 15

6.1. Tahap Perencanaan

6.1.1. Tahap Persiapan

Kegiatan persiapan diselenggarakan di Kantor Pengelola Program (KPP)COREMAP Pusat, dan dimaksudkan untuk mempersiapkan seluruhrencana dan sarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PBM-COREMAP di lapangan. Kegiatan persiapan meliputi pemilihan desa/ lokasisasaran kegiatan PBM-COREMAP, pemilihan LSM Pendukung, pemilihanFasilitator Lapangan Senior, pemilihan Fasilitator Lapangan, danpembekalan seluruh Fasilitator Lapangan, termasuk Fasilitator LapanganSenior.

6.1.2. Pra-Perencanaan

Setelah Fasilitator Lapangan dikenal dan diterima oleh masyarakat,kegiatan berikutnya adalah menjelaskan secara konkrit pentingnya terumbukarang bagi kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini merupakan gerbangpertama dalam upaya menyadarkan masyarakat akan arti pentingkeberadaan sumberdaya terumbu karang serta bagaimana melakukanupaya-upaya untuk menyelamatkannya.

Setelah memperkenalkan program COREMAP dan kesadaran masyarakatmulai meningkat, langkah persiapan berikutnya adalah mengajakmasyarakat berperan aktif dalam pelaksanaan program rehabilitasi danpengelolaan terumbu karang.

Langkah ini dimulai dengan pemilihan Motivator Desa, dan pembentukanKelompok Masyarakat (Pokmas) yang akan menjadi kelompok binaan.Baik Motivator Desa maupun Pokmas (pengurus dan anggotanya)merupakan bagian dari anggota masyarakat desa setempat yang akanikut menentukan keberhasilan pelaksanaan program rehabilitasi danpengelolaan terumbu karang di desanya. Kunci keberhasilannya adalahbagaimana bisa mendapatkan Motivator Desa dan Pengurus Pokmas yangmemiliki kesadaran dan kemauan yang kuat untuk bersama-samamelakukan upaya penyelamatan sumberdaya terumbu karang melaluipemberdayaan masyarakat setempat.

Setelah terpilihnya Motivator Desa dan terbentuknya Pokmas, langkahterakhir dalam pengkondisian masyarakat adalah melakukan pembekalan,baik teknis maupun manajemen. Tujuan utama dari pembekalan adalahuntuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Motivator Desa danPokmas, sesuai dengan tugas dan peran yang akan mereka jalankan.

6.1.3. PerencanaanPrinsip utama pengelolaan berbasis masyakat adalah, masyarakat harusdilibatkan secara aktif dalam kegiatan pengelolaan mulai dari penyusunanrencana, pelaksanaan, pemantauan pelaksanaan, hingga evaluasi terhadap

14 PBM-COREMAP I

Pelaksanaan

PemantauanPerencanaan

Evaluasi

Fasilitator Lapangan harus mampu menarik perhatian dan menyadarkan masyarakatakan fungsi-fungsi penting sumberdaya terumbu karang dan upaya-upaya yangharus ditempuh untuk menyelamatkannya dari bahaya kehancuran

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Pra -perencanaan merupakanawal dari kegiatan PBM-COREMAP di lapangan. Tujuanpokok tahap ini adalahmengkondisikan masyarakat agarbetul-betul siap melaksanakanprogram rehabilitasi danpengelolaan terumbu karang yangada di desanya. Kegiatan inidiawali dengan memperkenalkandiri Fasilitator Lapangan kepada Pejabat Pemerintah Desa setempat sertapara tokoh kunci lainnya dan diikuti dengan perkenalan masyarakat.

Page 15: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

16 PBM-COREMAP I PBM-COREMAP I 17

hasil-hasil yang dicapai. Oleh karena itu, masyarakat, Motivator Desa,dan Fasilitator Lapangan merupakan pelaksana utama sejak tahapperencanaan.

Kegiatan perencanaan diawali dengankegiatan mengenali profil desa yangbersangkutan. Profil desa digambarkandalam bentuk faktor-faktor internal yangmenjadi potensi desa dan kelemahan-kelemahannya, faktor-faktor eksternalyang menjadi peluang dan ancaman,serta isu-isu strategis yang akanmenjadi dasar penyusunan rencana.

Berdasarkan profil dan isu-isu strategis tersebut, selanjutnya dirumuskanvisi pengelolaan terumbu karang yang akan memberikan inspirasi bagisemua pihak yang berkepentingan terhadap keberadaan sumberdayaterumbu karang di wilayah desa tempat kegiatan berlangsung. Visipengelolaan merupakan arah dari segenap strategi dan kebijaksanaanyang akan ditempuh dalam kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan terumbukarang.

Bertolak dari visi yang telah dirumuskan, langkah berikutnya adalahmenentukan sasaran atau target-target pengelolaan yang ingin dicapai,baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Selain bertolak darivisi yang telah dirumuskan, salah satu prinsip dalam penentuan sasaran/target adalah bahwa sasaran/target yang ditentukan harus dapat diukur,sehingga pada suatu waktu tingkat keberhasilannya dapat diukur dandievaluasi.

Setelah sasaran/target ditetapkan, langkah selanjutnya adalahmerumuskan berbagai strategi yang akan ditempuh untuk mencapaisasaran/target yang telah ditetapkan tersebut.

Sasaran/target harus dapat diukur nilainya !!!, misalnya “Pada akhir tahun pertamatelah dilakukan penataan seluruh areal terumbu karang berdasarkan fungsi-fungsunyayaitu ke dalam zona lindung dan zona budidaya. Kasus pelanggaran menurun dari 4kasus menjadi paling banyak 2 kasus. Tingkat pendapatan masnyarakat meningkatdari rata-rata Rp. 10.000.000,-/tahun menjadi paling sedikit Rp. 12.000.000,- / tahun.

Strategi tersebut biasanya terdiri dari strategi besar (grand strategy) danstrategi operasional berupa rumusan jenis-jenis kegiatan pemantauan yangdimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan berbagai kegiatan yang telahdirencanakan dan sistem evaluasi tingkat pencapaian hasil berdasarkansasaran/target yang telah ditetapkan.

6.2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan implementasi atau realisasiberbagai jenis kegiatan yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan.Bagaimanapun bagus dan akuratnya perencanaan yang telah dibuat, padaakhirnya keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh tingkat kemampuanmasyarakat dalam merealisasikannya. Pada tahap pelaksanaan iniumumnya akan muncul berbagai kendala yang dapat menjadi sumberpenghalang keberhasilan dalam merealisasikan suatu rencana kegiatan.

Untuk mencapai kelestarian sumberdaya terumbu karang dan peringkatanpendapatan masyarakat, akan ditempuh melalui 3 strategi pokok yaitu :

• Penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang (RPTK)• Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif (MPA)• Pembangunan Prasarana Penunjang.

Faktor-Faktor kunci penentu keberhasilan implementasi rencanakegiatan :

Kemampuan manajerial dari pelaksanaKetersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadaiKetersediaan danaKetersediaan waktuKondisi alam yang baik

Ilustrasi : Irina, R, 2001.

Visi sekurang-kurangnya harus mencakup kepentingan masyarakat luas akankeberadaan terumbu karang dan kepentingan masyarakat sekitar akan perbaikankehidupannya.

Page 16: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

6.3. Pemantauan

Merupakan kegiatan untuk mengetahui efisiensi pelaksanaan dari berbagaikegiatan yang telah direncanakan. Jadi pemantauan pada dasarnyamerupakan kegiatan mengukur dan membandingkan antara target kegiatandengan kemajuan yang dicapai. Tujuan utamanya adalah agar pelaksanaankegiatan dapat dipertahankan pada jadwal waktu dan besarnya anggaranyang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pemantauan adalah suatuinformasi apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal dan batas-batas anggaran yang yang direncanakan. Bila jawabannya “ya”, makakegiatan telah berjalan sesuai rencana. Sebaliknya bila ternyata “tidak”dalam arti kata bahwa realisasi lebih rendah dari target yang telahdirencanakan, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap berbagai faktoryang menjadi kendala hingga pelaksanaan berjalan lambat. Dari berbagaikendala yang berhasil diidentifikasi, selanjutnya dirumuskan alternatifpemecahannya.

6.4. Evaluasi

Evaluasi bermanfaat untuk mengukur tingkat pencapaian hasil atasberbagai kegiatan yang telah dilakukan. Hasil yang diukur dikaitkan dengansasaran/target hasil yang ingin dicapai yang telah ditetapkan pada tahapperencanaan. Jadi kegiatan evaluasi pada dasarnya membandingkanantara hasil yang dapat dicapai dengan sasaran/target yang ingin dicapai.Hasil akhir dari kegiatan evaluasi adalah berupa kesimpulan apakahsasaran/target yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Bilajawabannya “Ya”, maka kesimpulannya adalah bahwa berbagai kegiatanyang telah dilaksanakan sudah memberikan hasil sesuai dengan yangdiinginkan. Sebaliknya bila ternyata “tidak”, maka perlu dilakukanpengkajian ulang terhadap berbagai strategi dan kegiatan yang telahdilaksanakan. Pengkajian strategi ini sebaiknya dilakukan terus menerus,sehingga antara tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasimerupakan suatu proses manajemen yang berjalan secara terus menerusselama proyek masih berjalan. Sedangkan tahapan persiapan dan pra-perencanaan, hanya akan berjalan sekali selama proyek berlangsung.

Identifikasi target

pekerjaan

Identifikasi kemajuan pekerjaan

Identifikasi penyebab

keterlambatan

STOP

Tidak

1 2 3

4

Sesuai ?

Tentukan Aspek-aspek yang akan dievaluasi

Tentukan indikator/ standard pencapai-an hasil

Lakukan pengukur-an

Identifikasi penyebab

STOP

Tidak

Ya

12 3

45

Sesuai ?

Gambar I -1Diagram Proses Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan

PBM-COREMAP I 19

Gambar I -2Diagram Proses Evaluasi Hasil

18 PBM-COREMAP I

Identifikasitarget

pekerjaan

Identifikasikemajuanpekerjaan

Sesuai ? Identifikasipenyebab

keterlambatanTidak

STOP

Tenteukanindikator/standardpencapai-an hasil

TentukanAspek-aspekyangdievaluasi

Sesuai ?Identifikasipenyebab

TidakLakukanpengukur-an

Ya

STOP

Page 17: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IIPEMBELAJARAN LAPANGAN

Program PBM-COREMAP sudah dilaksanakan di dua lokasi, yaitu diKecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan,dengan dana bantuan Bank Dunia, dan di Kecamatan Senayang-Lingga,Kabupaten Kepri, Propinsi Riau, dengan dana pinjaman dari BankPembangunan Asia. Meskipun sudah berjalan selama kurang lebih duatahun, pelaksanaan PBM-COREMAP di kedua lokasi dianggap masihpada tahap belajar sambil melaksanakan dan mencari bentuk ideal yangcocok untuk masing-masing daerah target. Guna memberikan gambarantentang pelaksanaan PBM-COREMAP yang telah berjalan, berikutdikemukakan beberapa pembelajaran lapangan dari pelaksanaan PBM diKec. Senayang dan Lingga Propinsi Riau dan Kec. Taka Bone Rate diSulawesi Selatan, serta pengalaman dari Negara Samoa yang merupakanhasil Cross Visit Coremap pada bulan Februari 2001.

1. Pembelajaran dari Taka Bonerate – Selayar

Pelaksanaan PBM-COREMAP di Taka Bonerate telah berlangsung selamakurang lebih dua tahun. LP3M, salah satu LSM yang berbasis di Makassarterpilih sebagai LSM Pendukung dan menjadi mitra COREMAP-LIPI dalampelaksanaan PBM-COREMAP di Taka Bonerate.

Berdasarkan panduan pelaksanaan PBM-COREMAP 1999, ditetapkanbahwa PBM-COREMAP mencakup 3 program utama, yaitu: penyusunanrencana pengelolaan terumbu karang (RPTK) terpadu, penumbuhkembangan usaha-usaha mata pencaharian alternatif (MPA) bagimasyarakat berdasarkan potensi sumber daya yang dimiliki, sertadukungan pelaksanaan pengelolaan terumbu karang melalui penyiapanprasarana dasar.

Penerapan strategi dan pendekatan yang mengacu pada panduan PBM-COREMAP 1999 ternyata belum mencapai titik maksimal, karena proses

PEMBELAJARAN LAPANGAN II 21

penyiapan dan pemberdayaan masyarakat membutuhkan waktu yangrelatif lama. Akan tetapi, proses selama kurang lebih dua tahun ini setidak-tidaknya telah memberikan bahan pembelajaran yang ditelaah sebagaiacuan bagi penyempurnaan Buku Panduan Pelaksanaan PBM-COREMAP2001.

Salah satu kendala yang menghambat lajunya pelaksanaan program PBM-COREMAP adalah lokasi Taka Bonerate yang terpencil dan sulitnya akseske lokasi pada waktu musim angin Barat (dapat dikatakan tak terjangkauselama 5 bulan dalam setahun), sehingga mengganggu kesinambunganpelaksanaan program dan hilangnya momentum yang tepat.

Beberapa Pembelajaran Utama yang didapatkan dari pelaksanaan PBM-COREMAP di kawasan Taman Nasional Laut Taka Bonerate adalah sebagaiberikut :

Perlu peningkatan pengetahuan serta pemahamantentang COREMAP.Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dan stake-holders lainnya terhadap eksistensi COREMAP menjadi kendaladalam menumbuhkan dukungan dan partisipasi positif dalamimplementasi aksi-aksinya.

Perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilanmasyarakat.Masih terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakatmenjadi kendala bagi lahirnya ide-ide kreatif untuk melakukandiversifikasi usaha yang tidak merusak dan berorientasi pasar.Penentuan jenis-jenis usaha yang produktif harus didasarkan padakebiasaan dan keterampilan masyarakat serta harusmemperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhikesinambungan usaha tersebut antara lain, ketersediaan sumberdaya dan pasar.

Perlu waktu untuk memandirikan kelompok masyarakat.Untuk menjadikan suatu kelompok masyarakat yang mandirimembutuhkan waktu yang relatif lama dan proses pemberdayaanharus konsisten.

20 PEMBELAJARAN LAPANGAN II

Page 18: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Perlu penguatan sistem dan perangkat aturan hukum.Banyak kasus yang tidak dapat diteruskan sampai ke prosesperadilan, bahkan tidak jarang raib ditengah jalan. Adanya oknumaparat penegak hukum yang memberikan jaminan keamananbagi para pelaku pelanggar dengan imbalan tertentu, sehinggaterdorong untuk tetap melakukan kegiatan yang merusak tersebut.Perlu penciptaan iklim yang kondusif bagi prosesdemokratisasi pada semua tingkatan.Tidak kondusifnya lingkungan sosial dan ekonomi yang dapatmenstimulasi masyarakat untuk terlibat dalam program. Misalnya,masih kentalnya sikap otoriter aparat pemerintah desa danintimidasi dari aparat penegak hukum.Perlu strategi yang tepat dalam mensosialisasikan program.Sosialisasi termasuk pembentukan kelembagaan baru ditingkatDesa/Pulau dalam mendukung implementasi programmembutuhkan kehati-hatian, sebab hal tersebut memungkinkantimbulnya berbagai pertanyaan dan prasangka bahkan resistensioleh masyarakat dan unsur-unsur lainnya.

Perlu dibina sinergi antara Pemerintah Desa, TokohMasyarakat /Tokoh Agama, Petugas Keamanan, danMasyarakat dalam perumusan RPTK.Perumusan RPTK dalam PBM-COREMAP baru dapat berjalanefektif apabila pengelola dapat menggerakkan secara sinergissemua potensi anatomi desa yakni Pemerintah Desa danperangkatnya, Tokoh Masyaralat/ Tokoh Agama, Petugas Teknis/Keamanan dan Masyarakat, guna menghindarkan dominasidiantara organ anatomi desa, terutama mereka yang selama inimemiliki kekuasaan akan merasa lebih unggul atau lebih pentingdari organ yang lainnya. Keadaan inilah yang dapat melahirkanketidakharmonisan pola hubungan diantara organ desa itu sendiri.

Perlu betul-betul memperhatikan Kriteria LSM yang mapan.Perlu pertimbangan menyeluruh dalam menentukan jenis-jenisusaha yang produktif.

Pemilihan/ penentuan usaha yang produktif sebaiknya dilakukandengan mempertimbangkan kebiasaan dan ketrampilanmasyarakat, serta aspek-aspek yang mempengaruhikesinambungan usaha tersebut, seperti sumber daya dan pasar.

22 PEMBELAJARAN LAPANGAN II

2. Pembelajaran dari Senayang-Lingga, RiauPelaksanaan PBM-COREMAP di Propinsi Riau telah berjalan selamasembilan belas bulan. Kelompok pendamping (LSM) yang terlibat adalahsebuah konsorsium yang terdiri dari Yayasan Tuah Belia, Yayasan LaksanaSamudra, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan UNRI.

Dari pengalaman pelaksanaan PBM-COREMAP selama 19 bulantersebut beberapa pembelajaran yang bisa diperoleh adalah :

Perlu betul-betul memperhatikan Kriteria LSM yang mapan.LSM yang dipilih sebagai pendamping masyarakat haruslah yangbenar-benar memiliki komitmen tinggi dan trampil dalammanajemen program maupun manajemen keuangan. Bila LSMpendamping merupakan konsorsium dari dua atau lebih LSM,maka perlu diperhatikan pula adanya kesamaan visi tentang pro-gram dan kegiatan yang akan dilakukan, guna menghindarkantimbulnya perbedaan pandangan yang mengarah pada perpecahananggota konsorsium di kemudian hari. Konsorsium juga harusdipimpin atau diketuai oleh orang-orang yang memiliki kemampuankepemimpinan (leadership) yang kuat agar mampu menggerakkanroda organisasi dan mengarahkannya pada tujuan yang telahditetapkan.

Perlu upaya intensif dalam pengorganisasian danpeningkatan kemandirian masyarakat.Walaupun telah ada kemajuan dalam kemampuan anggota pokmasdalam berorganisasi dan menyusun usulan kegiatan, persentasejumlah anggota kelompok yang aktif dalam mempersiapkan danmelaksanakan kegiatan masih relatif terbatas pada pengurus danmotivator. Perlu diadakan pendekatan yang lebih intensif agarjumlah peserta aktif maupun anggota baru dapat meningkat. Halini biasanya memerlukan proses yang relatif lama.Sosialisasi kegiatan perlu dilakukan berulang-ulang.Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam memahamidan mengingat informasi mengakibatkan harus diulang-ulangnyakegiatan penyampaian materi yang sama dengan metoda yangberbeda-beda, agar diperoleh pemahaman yang utuh tentangkegiatan yang akan dilaksanakan.

PEMBELAJARAN LAPANGAN II 23

Page 19: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

pembangunan di desa, sehingga mereka tertarik untuk berperanaktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh FasilitatorLapangan. Di Kecamatan Senayang-Lingga, Dana awal yangtelah mereka terima, dimanfaatkan oleh masyarakat untukmembangun bak sampah dan perbaikan sarana umum.Pelaksanaan kegiatan pemetaan dan pengumpulan dataoleh kelompok masyarakat sangat bergantung pada musim.Kegiatan-kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan pada waktu luang/tidak melaut, sehingga pelaksanaannya memakan waktu yangrelatif lama.

3. Pembelajaran dari Port Barton Marine Park,Philipina

Taman Laut Port Barton terletak di San Vincente, Palawan, yang seluruhsumberdaya lautnya berada dalam status dilindungi. Sebagian besarsumber daya lautnya terdiri atas terumbu karang (88 jenis), hutan bakauyang didominasi oleh 3 jenis, padang lamun, dan sekitar 82 jenis ikankarang. Di sana juga terdapat berbagai jenis biota laut lain, seperti penyu,ular bakau, dan mamalia laut. Di samping itu, taman laut ini jugadimanfaatkan untuk berbagai kegiatan perekonomian yang ramahlingkungan, yaitu ekowisata bahari, marikultur, serta zona penangkapanikan untuk masyarakat.

Taman Laut Port Barton dikembangkan melalui proses konsultasi dankegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia yang cukup panjang.Taman Laut ini dikelola oleh Badan Pengelola Taman yang berkedudukandi bawah pemerintah desa (barangay). Desa ini pada mulanya dikenaldengan nama “Itaytay”, yaitu pada saat dikuasai oleh kelompok Tagbanuapada tahun 1890. Pada tahun 1933, terdapat operasi penebangan kayu dilokasi ini, dan berangsur-angsur daerah ini berkembang menjadi daerahpemukiman. Salah seorang pemukim adalah Kolonel Burton yangmelakukan survei dan kemudian menamakan daerah ini Barton. Padatahun 1961 Port Barton menjadi salah satu desa di bawah Puerto Princesa,dan kemudian ditransfer ke San Vincente pada tahun 1972 ketika SanVincente dikembangkan menjadi ibu kota.

PEMBELAJARAN LAPANGAN II 25

Perlu peningkatan pengetahuan masyarakat tentangekosistem terumbu karang.Rendahnya pengetahuan tentang arti penting ekosistem terumbukarang bagi kehidupan sekarang dan masa mendatangmengakibatkan rendahnya perhatian dan kepedulian terhadapkeberadaan terumbu karang. Hal ini menjadi kendala pada tahapawal pelaksanaan PBM-COREMAP, sehingga Fasilitator Lapanganbutuh waktu yang panjang (beberapa bulan) untuk prosessosialisasinya.Perlu peningkatan kesejahteraan masyarakat.Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat baik yangmenyangkut pendapatan masyarakat maupun ketersediaanfasilitas sosial, menjadi kendala bagi penerimaan dan partisipasimasyarakat terhadap pelaksanaan program. Umumnyamasyarakat selalu mempertanyakan manfaat apa yang akanmereka peroleh dari keterlibatan mereka dalam pelaksanaan pro-gram kegiatan, terutama bila dikaitkan dengan masyarakat yangmenginginkan pencairan dana bantuan desa secepatnya,sedangkan dilain pihak pencairan dana bantuan desa harusmelewati satu proses dan memenuhi persyaratan yang telahditetapkan, misalnya untuk bisa mencairkan tahap I (30%) danabantuan desa, masyarakat harus sudah memiliki RencanaPengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu).

Perlunya peningkatan ketrampilan kaum perempuan.Kenyataan menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki peranpenting dalam pengembangan masyarakat. Dalam programpengelolaan terumbu karang, peran kaum perempuan sangatdibutuhkan untuk menunjang peningkatan pendapatan keluargamelalui kegiatan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif.

Pencairan dana awal sebagai perangsang keikutsertaanmasyarakat.Pencairan Dana awal pada awal kegiatan sangat membantumemperlancar tugas Fasilitator Lapangan dalam prosespendekatan dan sosialisasi program terhadap masyarakat.Dengan pemberian dana awal, masyarakat dapat melihat danmerasakan kontribusi dari program Coremap terhadap

24 PEMBELAJARAN LAPANGAN II

Page 20: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Dengan total lahan seluas 22.779 ha dan garis pantai sepanjang 30 km,Port Barton terdiri atas 143 kota dan 11 pulau. Kira-kira 65% penduduknyahidup dari perikanan.

Proyek Pengelolaan Sumber Daya Pesisir di Port Barton baru dimulaipada tahun 1997 dengan pembiayaan USAID. Pemerintah setempatmencanangkan program konservasi dan pengelolaan lestari wilayah pesisirserta hutan. Dalam perkembangannya pengelola proyek menerapkankegiatan pengorganisasian masyarakat sebagai strategi pokok untukmeningkatkan kesadaran dan pemanfaatan sumber daya bagi masyarakat.

Upaya-upaya ini digalakkan melalui peningkatan kapasitas pemerintahlokal, pengkajian sumber daya secara partisipatif, dan pembuatan peta-peta sumber daya pesisir, serta pelatihan pengelolaan wilayah pesisirterpadu.

Pembelajaran lapangan yang didapat dari kunjungan ke Port Bartonmeliputi :

Persiapan sosial dan pengumpulan data yang memadaimenyiapkan masyarakat untuk melaksanakan penyusunanrencana pengelolaan sumber daya pesisir yang akan menjadidasar pelaksanaan berbagai intervensi strategis dalam mengatasimasalah-masalah pengelolaan yang sudah diidentifikasi.Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber dayapesisir berkelanjutan dimungkinkan karena didukung oleh Undang-Undang Pemerintah Lokal yang disahkan pada tahun 1991 danUndang Undang Perikanan yang disahkan pada tahun 1998.Undang Undang Pemerintah Lokal memberikan wewenang kepadapemerintah setempat untuk mengelola sumber daya hayati lauthingga 15 km ke arah laut serta wewenang untuk menetapkanzona pemanfaatan sumber daya pesisir dan penegakan hukumdi lapangan.LSM berperan dalam advokasi dan menjembatani hubungan antarapemerintah setempat dan masyarakat.Pelibatan aktif masyarakat dalam menyusun usulan penetapanpengelolaan wilayah perairan laut sesuai hasil kesepakatanbersama, kemudian disampaikan kepada forum antar desa untukmemperoleh dukungan. Selanjutnya usulan ini dikirim ke

pemerintah setempat untuk mendapatkan status hukum yangpasti. Rangkaian kegiatan ini merupakan proses pengelolaansumber daya berbasis masyarakat yang dapat diadopsi dandiadaptasikan dalam PBM-COREMAP.

4. Pembelajaran dari SamoaSamoa adalah sebuah negara kepulauan di Pasifik Selatan, yang terdiriatas 9 buah pulau dengan 2 pulau besar: Savai’i dan Upolu, sedangkan 7pulau lainnya merupakan pulau-pulau kecil, dimana 4 diantaranya belumberpenghuni. Semula Samoa merupakan negara jajahan Jerman yangkemudian dikuasai Inggris di bawah administrasi Selandia Baru. Samoamenjadi negara merdeka sejak 1 Januari 1962 dengan nama Samoa Barat,kemudian pada tahun 1987 menyatakan diri sebagai negara Samoa denganibukota Apia.

Kehidupan sosial masyarakat masih mempergunakan tradisi yangdipertahankan secara turun temurun yang disebut “Aiga”. Aiga merupakangabungan dari kelompok keluarga besar dan masing-masing dipimpin olehseorang kepala keluarga yang disebut “Matai”. Aiga berperan besar dalamkehidupan pemerintahan dan berperan sebagai penghubung antara sys-tem pemerintahan modern dan masyarakat. Sekitar 87% tanah daratanmerupakan tanah milik adat. Hukum dan aturan adat masih sangat kuatdiberlakukan. Tiap desa dan distrik mempunyai Dewan Desa dan DewanDistrik yang sangat berpengaruh, baik terhadap masyarakat maupunterhadap pemerintahan negara. Anggota Dewan Desa adalah para Mataidan Anggota Dewan Distrik berasal dari perwakilan Dewan Desa. DewanDesa dipilih oleh masyarakat.

Sumber kerusakan terumbu karang di Samoa adalah kegiatanpenangkapan ikan menggunakan dinamit dan racun dari tumbuhan (der-ris). Di negara ini tidak ditemukan adanya penangkapan ikan menggunakansianida. Kerusakan karang di Samoa juga disebabkan oleh faktor alamantara lain: pemangsaan oleh bulu seribu (Acanthaster planci), siklon,dan pemutihan karang akibat El Nino. Bulu seribu tercatat beberapa kalimengalami ledakan populasi dan menyebabkan kerusakan karang yangcukup parah pada tahun 1972, 1993, dan 1997. Siklon mempunyai andil

PEMBELAJARAN LAPANGAN II 2726 PEMBELAJARAN LAPANGAN II

Page 21: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

terbesar dalam perusakan karang di Samoa seperti terjadi pada tahun1990 yang mengakibatkan sekitar 70% karang mati.

Pembelajaran dari Pelaksanaan Pengelolaan Terumbu Karang BerbasisMasyarakat di Samoa:

Pelaksanaan program pengelolaan terumbu karang berbasismasyarakat masih berada pada tahap awal jadi belum dapat dikajihasilnya.

Kehidupan masyarakat berorientasi ke darat, sehingga tekananekonomi yang menyebabkan ketergantungan hidup dari laut tidakterlalu terlihat. Masyarakat yang hidup sebagai nelayan sangatkecil jumlahnya.

Berbeda dengan di Indonesia, luasan dan cakupan sumber dayalaut dan terumbu karang yang dikelola relatif kecil dan bukanmerupakan pulau karang.

Daerah konservasi berupa rataan terumbu sampai di lerengterumbu yang letaknya di depan desa sehingga memudahkanpengawasannya.

Negara mengenali dan mengakui hukum adat. Hukum adat diSamoa merupakan hukum/ aturan adat yang tertulis.

Permasalahan /konflik yang timbul di desa akan diselesaikandengan hukum adat. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikandengan hukum adat di tingkat desa atau permasalahan yang timbulantar desa, akan diselesaikan di tingkat distrik, dan apabila tidakdapat diselesaikan di tingkat distrik, baru digunakan hukum for-mal yang berlaku nasional.

28 PEMBELAJARAN LAPANGAN II

Page 22: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IIIORGANISASI PELAKSANA

Unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan Program PBM-COREMAPterdiri dari :

- Kantor Pengelola Program (KPP)- Kelompok Kerja (Pokja) COREMAP Tingkat Propinsi- Kelompok Kerja (Pokja) COREMAP Tingkat Kabupaten- Konsultan- LSM Pendamping- Fasilitator Lapangan Senior- Fasilitator Lapangan- Pemerintah Desa (Kepala Desa, BPD, BPPD)- Motivator Desa- Kelompok Masyarakat (Pokmas)

Hubungan tata kerja masing-masing unsur tersebut dapat dilihat padaGambar 3-1, sedangkan peran, tugas dan tanggungjawabnya adalahsebagai berikut :

1. Kantor Pengelola Program (KPP) COREMAPPusat

Kantor Pengelola Program berkedudukan di Jakarta. Peran KPP-COREMAP dalam pelaksanaan program PBM-COREMAP antara lain :

- Bersama-sama dengan konsultan, melakukan kegiatan persiapanawal.

- Melakukan koordinasi dengan Pokja Propinsi dan PokjaKabupaten berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan PBM-COREMAP di lapangan.

- Mengkaji usulan kegiatan pengelolaan terumbu karang,pengembangan mata pencaharian alternatif, pembangunan

prasarana dasar dan kegiatan pengembangan pengetahuanmasyarakat lainnya, yang diusulkan oleh masyarakat melaluiPokja.

- Melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi, baik sendiri maupunbersama pihak terkait lainnya.

2. Kantor Pengelola Program (KPP) COREMAPPropinsi / Pokja Propinsi

Kantor Pengelola Program (KPP) COREMAP Propinsi (Pokja Propinsi)berkedudukan di Kantor Bapeda Propinsi dengan peran, tugas dantanggungjawab sebagai berikut :

- Menjalankan koordinasi dengan instansi-instansi tingkat Propinsiyang terkait dengan pelaksanaan program PBM-COREMAP.

- Memberikan masukan kepada Pemerintah Propinsi tentangpelaksanaan program PBM-COREMAP, guna mendapatkandukungan baik berupa kebijakan maupun dukungan pendanaanbagi pengembangan perekonomian masyarakat desa tempatberlangsungnya program PBM-COREMPA.

- Membuat laporan penggunaan dana yang bersumber dariproyek COREMAP.

3. Kantor Pengelola Program (KPP) COREMAPKabupaten / Pokja Kabupaten

Kelompok Kerja (Pokja) Kabupaten berkedudukan di Kantor BappedaTingkat II. Peran, tugas, dan tanggungjawabnya antara lain :

- Melakukan koordinasi dengan Dinas atau instansi terkait di tingkatkabupaten sehubungan dengan pelaksanaan program PBM-COREMAP.

- Memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten tentangpelaksanaan program PBM-COREMAP guna mendapatkandukungan, baik berupa kebijakan maupun dukungan pendanaanbagi pengembangan perekonomian masyarakat desa tempatberlangsungnya program PBM-COREMAP.

PEMBELAJARAN LAPANGAN II 29 30 PEMBELAJARAN LAPANGAN III

Page 23: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

- Menerima dan melakukan pengkajian terhadap usulan-usulankegiatan termasuk usulan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang(RPTK) yang diajukan oleh masyarakat (Pemerintah Desa).

- Membuat laporan penggunaan dana yang bersumber dari proyekCOREMAP.

4. KonsultanPeran utama konsultan adalah memberikan konsultasi tentang berbagaiaspek, baik teknis maupun manajemen yang dibutuhkan dalampelaksanaan program PBM-COREMAP. Tugas dan tanggungjawabkonsultan antara lain :

- Menyiapkan jadwal pelaksanaan proyek secara terpadu danlengkap;

- Membantu KPP-COREMAP Pusat melakukan seleksi Calon LSMPendamping, Fasilitator Lapangan Senior, dan FasilitatorLapangan.

- Memastikan agar pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudahdijadwalkan benar-benar sesuai dan memenuhi standar pemerintahdan donor.

- Memberikan bimbingan teknis dan manajemen kepada FasilitatorLapangan Senior dan Fasilitator Lapangan sebagai pelaksanalapangan.

- Memantau dan menyusun target-target pelaksanaan berdasarinterval waktu dan melakukan kajian kemajuan pelaksanaan secaraberkala.

- Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul dalampelaksanaan PBM dan memberikan rekomendasi perbaikannya.

- Memfasilitasi kerjasama dan menjadi penghubung antara instansipelaksana dengan instansi-instansi terkait lainnya.

- Mengintegrasikan dan mengedit laporan-laporan kegiatan menurutstandar donor dan instansi terkait.

5. Fasilitator Lapangan Senior

Fasilitator Lapangan Senior mempunyai tugas dan tanggungjawab utama :- Memantau dan mengawasi kinerja Fasilitator Lapangan

- Membantu membentuk kemitraan antara masyarakat, pemerintahdaerah, LSM dan sektor swasta.

- Mencari pemecahan permasalahan yang diajukan FasilitatorLapangan.

- Membantu pembentukan sistem pengawas karang pada tingkatdesa, dan menghubungkannya dengan Unit Pengawasan TerumbuKarang Propinsi.

- Mengevaluasi dan memverifikasi usulan kegiatan dan permohonanbantuan dana oleh Pokmas.

- Memverifikasi transfer dana bantuan desa dari KPP-COREMAPPusat ke LKD.

- Memantau kemajuan pekerjaan dan penggunaan dana bantuanoleh Pokmas.

6. Fasilitator Lapangan

Fasilitator Lapangan mempunyai tugas dan tanggungjawab utama untuk :

- Melakukan sosialisasi Program PBM dan COREMAP secaraumum.

- Mengkoordinir pekerjaan Motivator Desa.

- Mengembangkan hubungan yang serasi antara Pokmas,pemerintah desa dan sektor swasta.

- Mengkoordinir masyarakat (Pokmas) menyiapkan konsepRencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu)yang meliputi program-program pengelolaan terumbu karang,pengembangan mata pencaharian alternatif, dan pembangunanprasarana pengelolaan, serta peningkatan kapasitas dankemandirian masyarakat.

32 PEMBELAJARAN LAPANGAN IIIPEMBELAJARAN LAPANGAN III 31

Page 24: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

- Membantu masyarakat mengajukan usulan RPTK Terpadu kepadaKPP-COREMAP melalui Fasilitator Lapangan Senior.

- Membantu masyarakat (Pokmas) mengimplementasikan RPTKTerpadu.

- Melakukan pemantauan terhadap kemajuan pekerjaan danpenggunaan dana bantuan desa oleh Pokmas/masyarakat.

- Melakukan evaluasi tingkat pencapaian hasil atas implementasiRPTK Terpadu yang sedang dan telah dilaksanakan olehmasyarakat.

7. Motivator Desa

Motivator Desa mempunyai tugas dan tanggungjawab utama :

- Membantu pelaksanaan tugas-tugas Fasilitator Lapangan.

- Ikut mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatanPengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat (PBM).

- Mengkoordinasikan masyarakat dalam kegiatan penyusunanRencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu)

- Mengkoordinasikan masyarakat dalam mengimplementasikanRPTK Terpadu.

- Ikut membantu kegiatan pemantauan dan evaluasi oleh FasilitatorLapangan.

8. Kepala Desa

Kepala Desa mempunyai tugas dan tanggungjawab utama :

- Ikut mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam programdan kegiatan pengelolaan terumbu karang di desanya sejak tahapperencanaan, pelaksanaan, maupun dalam pemantauan danevaluasi.

- Mengangkat Motivator Desa dan Pengurus Pokmas sesuai hasilmusyawarah dan kesepakatan masyarakat.

- Bersama-sama dengan masyarakat dan Badan Perwakilan Desa(BPD) menyusun Peraturan Desa yang berkaitan dengan Pro-gram Pengelolaan Terumbu Karang, termasuk juga mensyahkanRencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu yang disusun olehmasyarakat untuk diajukan ke KPP-COREMAP dan/atau Pemda.

- Menjadi penengah yang objektif bila terjadi perselisihan dalammasyarakat berkaitan dengan kegiatan pengelolaan terumbukarang termasuk memberikan sanksi bila terjadi pelanggaranterhadap Peraturan Pengelolaan Terumbu Karang yang telahditetapkan.

9. Badan Perwakilan Desa (BPD)

Badan Perwakilan Desa mempunyai tugas dan tanggung jawab utama :- Ikut aktif memberikan masukan dan pertimbangan-pertimbangan

dalam proses penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu KarangTerpadu.

- Bersama-sama dengan Pemerintah Desa menyusun danmensyahkan berbagai peraturan yang diperlakukan dalam pro-gram pengelolaan terumbu karang.

- Bersama-sama dengan masyarakat dan Kepala Desamensyahkan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu(RPTK Terpadu) yang telah disusun oleh masyarakat.

- Ikut melakukan pengawasan terhadap implementasi RPTKterpadu, termasuk memantau penggunaan dana bantuan desaoleh Pokmas.

10. Badan Pembangunan dan BadanPengelola Pembangunan Desa (BPPD)

BPPD mempunyai tugas dan tanggungjawab utama :- Mendorong masyarakat untuk berperan secara aktif dalam pro-

gram pengelolaan terumbu karang terpadu sejak prosesperencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasikegiatan.

34 PEMBELAJARAN LAPANGAN IIIPEMBELAJARAN LAPANGAN III 33

Page 25: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan masyarakatdalam penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatanpengelolaan terumbu karang terpadu.

- Ikut menggali potensi desa dan masyarakat dalam rangka upayaPengembangan Mata Pencaharian Alternatif dan pengembanganperekonomian masyarakat secara umum.

- Mendorong/melaksanakan kegiatan penyuluhan, pendidikan danpelatihan kepada masyarakat dalam rangka peningkatankapasitas masyarakat.

- Melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap aturan yang telahditetapkan, kepada Pemerintah Desa, BPD, dan Pejabat yangberwenang.

- Ikut melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasiRencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu dan hasil-hasilnya.

- Merekomendasikan revisi terhadap Rencana Pengelolaan biladiperlukan.

11. Kelompok Masyarakat (Pokmas)Pokmas mempunyai tugas dan tanggungjawab utama :

- Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang arti dannilai penting ekosistem terumbu karang, adanya ancaman terhadapkelestarian ekosistem terumbu karang serta upaya-upaya yangharus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan menjagakelestarian ekosistem terumbu karang.

- Berperan aktif dalam penyusunan Rencana Pengelolaan TerumbuKarang Terpadu (RPTK Terpadu) yang mencakup ProgramPengelolaan Terumbu Karang, Pengembangan Mata PencaharianAlternatif, Pengembangan Prasarana Dasar dan PeningkatanKapasitas dan Kesadaran Masyarakat.

- Mengimplementasikan RPTK Terpadu sesuai dengan bidangPokmas yang bersangkutan, misalnya Pokmas Konservasimelaksanakan program-program pengelolaan terumbu karang.

- Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan programkegiatan masing-masing Pokmas.

Gambar 3-1Hubungan Tata Kerja Organisasi Pelaksana PBM-COREMAP

36 PEMBELAJARAN LAPANGAN IIIPEMBELAJARAN LAPANGAN III 35

KEPALA DESA

BPPD MOTIVATOR

POKMAS PRODUKSI

POKMAS GENDER

POKMAS KONSERVASI

B P D

POKJA KAB. (KOORD. PBM)

FASILITATOR LAPANGAN

FASILITATOR LAPANGAN SENIOR

POKJA PROP.

KPP

LSM PENDAMPING

KONSULTAN

KONSULTAN KPP

LSMPENDAMPING

FASILITATORLAPANGAN SENIOR

FASILITATORLAPANGAN

MOTIVATOR

POKMASKONSERVASI POKMAS

PRODUKSIPOKMASGENDER

BPPD

BPDKEPALADESA

POKJA KAB.(KOORD. PBM)

POKJA PROP.

Page 26: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAGIAN KETIGA

Apa ya tugas saya sebagai pengamatterumbu karang ??

Beri dong Kerangka Acuannya !!

Kalau cuaca baik, hasil ikan ya cukupbanyak, tapi kalau terlalu banyakmesti diapain?Ajarin dong cara mengawetkan dankegiatan lain jika cuaca buruk dansaya ngga bisa cari ikan.

Menyusun RPTK kok susah bangetsih, belum lagi laporannya.Bagaimana urut-urutannya ya ?Saya perlu kerangka RPTK yangjelas, juga cara-cara menyusun usulankegiatan dan pendanaan.

BAGIAN KEDUA

Pelaksanaan Lapangan

Setelah memahami Konsep Dasar, kita akanmelangkah ke Bagian Kedua, yaitu Langkah -

langkah Pelaksanaan PBM

LANGKAH-LANGKAH

PELAKSANAANPBM

Page 27: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAGIAN PERTAMA

Penangkapan ikan yang merusak

Hentikan Pemboman!

STOP KKN!!

Pemberdayaan& advokasi

KearifanTradisional

PETISI KESETARAANJENDER

RAMAHLINGKUNGAN

& LESTARI

KESEJAHTERAAN

KONSEP DASAR

Pemerataanakses & peluang

HENTIKAN PEMBOMAN !!

Page 28: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IPERSIAPAN

Tahap persiapan mencakup kegiatan-kegiatan : pemilihan desa/lokasisasaran kegiatan PBM-COREMAP, pemilihan LSM Pendukung, pemilihanFasilitator Lapangan Senior, pemilihan Fasilitator Lapangan, sertapembekalan Fasilitator Lapangan Senior dan Fasilitator Lapangan.

1. Pemilihan LokasiLokasi yang dijadikan sasaran kegiatan PBM-COREMAP dipilih danditetapkan oleh KPP-COREMAP berdasarkan rekomendasi dari Pemdayang bersangkutan. Beberapa kriteria yang digunakan dalam penentuansasaran lokasi kegiatan antara lain:

Mempunyai luasan terumbu karang yang cukup luas.

Ada ketergantungan ekonomi masyarakat setempat terhadapsumber daya laut yang penting, misalnya ikan Napoleon, Kerapu,Tridacna/ Kima.

Ada ketergantungan nelayan sekitar lokasi terhadap ekosistemterumbu karang dan hasil ikan tangkapan.

Terdapat kegiatan yang merusak terumbu karang sepertipengeboman, penggunaan sianida, dsb.

Lokasi-lokasi yang sumber daya terumbu karangnya masihtergolong baik/utuh dan telah dikaji dan disetujui oleh donorsebagai proyek percontohan.

Akan lebih baik bila lokasi mudah dijangkau dengan transportasiumum sehingga kegiatan dapat dikelola secara efektif dan efisien.

2. Pemilihan LSM PendukungLSM Pendukung memiliki peran penting terhadap kesuksesan pelaksanaanprogram PBM-COREMAP. Pemilihan LSM pendukung dilakukan melalui

38 PERSIAPAN IPERSIAPAN I 37

tender terbuka, dan diutamakan untuk LSM lokal. Seleksi dilakukan secarabertahap, oleh Pokja, Konsultan, dan KPP-COREMAP. Hal ini dilakukanagar diperoleh LSM pendukung yang mengerti permasalahan yang adapada tingkat akar rumput, mempunyai visi yang kuat dan kemampuanmemadai dalam program pengelolaan terumbu karang, dan dikenal sertaditerima masyarakat dan pemerintah setempat.

Beberapa kriteria untuk memilih LSM adalah :

• Telah memenuhi persayaratan sebagai LSM yang mapan, yaitu :

Telah berdiri secara resmi,

Memiliki tujuan dan pengurus yangjelas,

Dipimpin oleh seorang Top Manageryang memiliki kemampuan ma-najerial yang kuat,

Berpengalaman mengelola danabantuan asing,

Memiliki staf yang bekerja penuhwaktu.

Merupakan LSM Lokal, atau paling tidak merupakan LSMyang berdiri dan berdomisili di Ibukota Propinsi atau Kabupatendari calon lokasi, sehingga betul-betul mengenal danmendalami adat istiadat masyarakat yang akan menjadibinaannya.

• Memiliki visi yang jelas tentang pengelolaan berbasis masyarakat,antara lain :

Telah berpengalaman dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya pesisir/ laut berbasis masyarakat.

Akan lebih baik bila telah memiliki pengalaman proyek dilokasi yang sama.

Dapat diterima oleh masyarakat serta tidak sedang dalamkondisi konflik dengan masyarakat sasaran.

Dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat.

Ilustrasi : Irina, R, 2001

Page 29: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

40 PERSIAPAN IPERSIAPAN I 39

3. Pemilihan Fasilitator Lapangan SeniorFasilitator Lapangan Senior adalah ujung tombak pelaksanaan programPBM-COREMAP, karena itu ia harus menguasai konsep pengelolaanberbasis masyarakat, memiliki jiwa kepemimpinan, serta luwes dalampergaulan. Beberapa kriteria yang dipakai untuk memilih FasillitatorLapangan Senior antara lain :

– Telah berpengalaman paling sedikit selama lima tahun dalammengelola proyek.

– Mempunyai latar belakang dalampengelolaan daerah pesisir.

– Memiliki kemampuan manajerial yangbaik.

– Memiliki ketrampilan berkomunikasiyang baik.

– Mempunyai pengalaman dalampenyelenggaraan pertemuan-pertemuan dengan pihak-pihak terkait,termasuk kerjasama dengan LSM dandengan pemerintah.

Proses pemilihan Fasilitator Lapangan Senior :– LSM Pendukung memasang pengumuman/iklan tentang lowongan

pekerjaan sebagai Fasilitator Lapangan Senior (akan berkedu-dukan di Kabupaten).

– Bila jumlah pelamar cukup banyak, maka dilakukan penyaringantahap pertama yang dilakukan melalui seleksi administratif, yaituberdasarkan data yang dikirimkan bersama surat lamaran.

– Para calon yang lulus saringan administrasi kemudian dipanggiloleh LSM Pendukung (dapat didampingi Konsultan) untukmengikuti seleksi tertulis dan wawancara, guna mengetahuikesiapan serta wawasan pelamar tentang pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut secara lestari, pengembangan masyarakat,sifat kepemimpinan, dan kemampuan manajerial.

– Dari para calon yang telah lulus saringan kedua, dipilih minimal 3calon terbaik untuk diajukan ke KPP-COREMAP dengan tembusankepada Pokja Kabupaten.

– KPP-COREMAP akan memilih dan menetapkan satu orang dari3 calon yang diajukan oleh LSM Pendukung tersebut sebagaiFasilitator Lapangan Senior, berdasarkan hasil seleksi serta sa-ran dan pertimbangan yang diajukan oleh LSM Pendukung danmasukan dari Pokja Kabupaten.

4. Pemilihan Fasilitator Lapangan

Fasilitator Lapangan bertugas mendampingi Pokmas dalam pelaksanaanprogram PBM-COREMAP. Beberapa kriteria yang dipakai untuk memilihFasilitator Lapangan antara lain :

Mempunyai latar belakang pendidikan dalam bidang pengelolaanatau pembangunan wilayah pesisir.

Telah memiliki pengalaman dalamkegiatan pengelolaan wilayah pesisir dilokasi proyek.

Mempunyai ketrampilan manajerial yangbaik.

Memiliki kemampuan berkomunikasisecara baik.

Dapat diterima oleh masyarakat.

Sanggup tinggal di lokasi proyek selama kegiatan proyekberlangsung.

Dapat bekerja penuh waktu.

Proses pemilihan Fasilitator Lapangan :

– LSM Pendukung memasang pengumuman / iklan tentanglowongan pekerjaan sebagai Fasilitator Lapangan, minimal1 orang untuk setiap lokasi/desa.

– Bila jumlah pelamar banyak, dilakukan penyaringan/penyeleksian awal melalui seleksi administratif berdasarkan datayang dikirim bersama surat lamaran.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 30: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

42 PRA-PERENCANAAN IIPERSIAPAN I 41

– Para calon yang lulus saringan administrasi kemudian dipanggiloleh LSM Pendukung (dapat didampingi oleh Konsultan) untukmengikuti seleksi tertulis dan wawancara guna mengetahuisejauhmana pengetahuan calon tentang pendampingan,pengembangan, dan pemberdayaan masyarakat; wawasantentang pengelolaan sumber daya pesisir dan laut secara lestari,serta kemampuan manajerial.

– Dari para calon yang telah lulus saringan kedua, dipilih calon-calon terbaik untuk diajukan ke KPP-COREMAP dengan tembusankepada Pokja Kabupaten.

– KPP-COREMAP akan memilih dan menetapkan satu FasilitatorLapangan untuk setiap lokasi binaan, berdasarkan hasil seleksiserta saran dan pertimbangan yang diajukan oleh LSM Pendukungdan masukan dari Pokja Kabupaten.

5. Pembekalan

Sebelum diberangkatkan ke lokasi proyek, baik Fasilitator LapanganSenior maupun Fasilitator Lapangan terlebih dulu akan diberi pembekalan/pelatihan. Materi pembekalan ini antara lain meliputi :

BAB IIPRA-PERENCANAAN

Pra-Perencanaan merupakan langkah awal kegiatan perencanaan, yangmencakup :

Sosialisasi Diri Fasilitator Lapangan

Sosialisasi Program COREMAP

Penguatan/Pembentukan Pokmas

Pemilihan Motivator Desa

Pemilihan Pengawas Terumbu Karang

Pembekalan Pengurus Pokmas

1. Sosialisasi Diri Fasilitator Lapangan

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Sosialisasi diri Fasilitator Lapanganadalah kegiatan perkenalan diriFasilitator Lapangan terhadaplingkungan tempat ia bertugas, baikterhadap masyarakat, aparatpemerintah, organisasi masyarakatserta aspek-aspek lingkungan lainnyayang akan menunjang kelancaranpelaksanaan tugas seorang FasilitatorLapangan.

Tujuan

Agar keberadaan Fasilitator Lapangan dapat dikenal dan diterima olehmasyarakat dan sebaliknya Fasilitator Lapangan dapat mengenalikondisi masyarakat binaannya dan pihak-pihak yang akan menjadimitra kerja Fasilitator Lapangan.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

* Lingkup tugas dantanggungjawab FasilitatorLapangan dan FasilitatorLapangan Senior

* Konsep dasar tentangProgram Rehabilitasi danPengelolaan Terumbu Karang(COREMAP)

* Konsep dasar tentangProgram Rehabilitasi danPengelolaan Terumbu KarangBerbasis Masyarakat (PBM-COREMAP)

* Pengetahuan Manajemen terutama Manajemen Umum,Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen Strategi.

Page 31: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Hasil yang ingin dicapai

Terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik antara FasilitatorLapangan, calon mitra kerja, dan masyarakat yang menjadi binaannya.

Bahan dan alat yang diperlukan :- Surat Tugas- Brosur tentang program COREMAP- Konsep pengelolaan ekosistem terumbu karang dan PBM-

COREMAP

Strategi Pelaksanaan :1. Proses sosialisasi diri Fasilitator Lapangan diawali dengan

perkenalan diri Fasilitator Lapangan kepada Kepala Desasetempat.

2. Sebelum mengadakan pertemuan, persiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

6. Berdasarkan informasi dari Kepala Desa, lakukan pertemuandengan tokoh-tokoh kunci.

7. Kepada para tokoh kunciyang ditemui, sampaikanpermintaan agar merekabersedia mendukungpelaksanaan programPBM-COREMAP secaraaktif.

8. Setelah mengadakan pertemuan dan mendapat dukungan dariKepala Desa dan tokoh-tokoh kunci, selanjutnya lakukanpertemuan dengan masyarakat.

PRA-PERENCANAAN II 43 44 PRA-PERENCANAAN II

TIP UNTUK PERSIAPAN DIRIPersiapan bahan yang diperlukanPersiapan materi program COREMAPPelajari etika berkomunikasi

3. Lakukan pertemuan dengan Kepala Desa setempat sambilmenyerahkan salinan Surat Tugas.

4. Kepada Kepala Desa, jelaskan secara rinci tentang maksudkedatangan dan tugas-tugas yang akan dijalankan.

5. Selanjutnya mintalah saran kepada Kepala Desa tentang :

Tokoh-tokoh kunci yang perlu ditemuiCara-cara efektif untuk melaksanakanPerkenalan diri dengan warga masyarakat

2. Sosialisasi Program COREMAP

Sosialisasi program COREMAP adalah suatu proses pemberian informasikepada masyarakat tentang program-program COREMAP yang sedangdan akan dijalankan.

Tujuan

Agar masyarakat memahami program-program COREMAP yaitu: apalatar belakang dan tujuannya, apa hasil yang ingin dicapai, apa sajakegiatannya, apa manfaatnya bagi masyarakat.

Perkenalan dengan masyarakat dapatdilakukan dalam bentuk pertemuan kelompok

Berikan penjelasan kepada masyarakattentang:

maksud keberadaan Fasilitator Lapangantugas-tugas yang akan dijalankan

hasil-hasil yang ingin dicapai peran dan dukungan masyarakat yangdiperlukan

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 32: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Hasil yang ingin dicapai

Masyarakat dapat memahami program-program COREMAP secarautuh, sehingga termotivasi untuk melakukan rehabilitasi danpengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan demi kelestarianlingkungan dan peningkatan ekonominya.

Bahan dan alat yang diperlukan :Brosur tentang program COREMAPSlide foto yang berhubungan dengan kegiatan COREMAP (bilaada)Alat peraga

Strategi pelaksanaan :1. Sosialisasi program COREMAP dapat dilakukan melalui

pertemuan kelompok.2. Persiapkan materi yang akan disampaikan.3. Lakukan koordinasi dengan Kepala Desa untuk mengatur

pertemuan dengan masyarakat. 3. Penguatan/Pembentukan KelompokMasyarakat

Kelompok Masyarakat (Pokmas) adalahsuatu organisasi atau kelompokmasyarakat desa yang dibentuk olehmasyarakat, dan mempunyai bidangtugas tertentu yaitu: bidang konservasi(Pokmas Konservasi), bidang produksi(Pokmas Produksi), dan bidangpengembangan peran dan kemampuankaum perempuan (Pokmas Perempuan).

Penguatan Pokmas adalah suatu proses meningkatkan kemampuan danperan suatu kelompok masyarakat ke arah bidang kegiatan tertentu(konservasi, produksi, peningkatan peran dan kemampuan perempuan),agar dapat berperan aktif dalam pelaksanaan pengelolaan terumbu karang.Pembentukan Pokmas adalah suatu proses membentuk kelompok atauorganisasi masyarakat yang akan mempunyai peran dan fungsi bidangtertentu (konservasi, produksi, peningkatan peran dan kemampuanperempuan).

PRA-PERENCANAAN II 45 46 PRA-PERENCANAAN II

Saran-Saran Untuk Penyampaian Materi :

Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahamimasyarakatHindarkan penggunaan istilah-istilah asingSelingi dengan pertanyaan-pertanyaan untukmengetahui apakah informasi yang telah disampaikantelah dapat dimengertiSediakan waktu cukup untuk berdiskusi agar diperolehpengertian dan persepsi yang sama antara FasilitatorLapangan dengan peserta pertemuanAkan lebih baik bila pertemuan diikuti dengan kunjunganlapangan

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Disajikan dalam bentuk tulisan sederhana dan dilengkapidengan gambar agar menarik dan mudah dipahami masyarakat

Cakupan materi yang perlu disajikan :Fungsi terumbu karangKondisi terumbu karang saat iniKegiatan-kegiatan yang dapat mengancam kelestarian terumbukarangDampak yang timbul akibat rusaknya ekosistem terumbu karangPerlunya upaya pelestarian sumber daya terumbu karangPeran program COREMAP dalam upaya pelestarian sumberdaya terumbu karangTujuan pelaksanaan program PBM-COREMAPSasaran yang hendak dicapaiManfaat program PBM-COREMAP bagi masyarakatJenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam program PBM-COREMAPPeran serta masyarakat yang diperlukanInformasi lain-lain yang penting dan perlu diketahui olehmasyarakat berkaitan dengan program pengelolaan terumbukarang

Page 33: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Sumber: IIRR, 1998

Tujuan

Untuk mempersiapkan kelompok-kelompok masyarakat yang akandibina dan berperan aktif dalam pelaksanaan Program Rehabilitasidan Pengelolaan Terumbu Karangberbasis masyarakat.

Hasil yang ingin dicapai

Terbentuknya tiga jenis kelompok/organisasi masyarakat lengkap denganstruktur organisasi, susunan pengurus,dan AD/ART, yaitu :a. Pokmas Konservasib. Pokmas Produksic. Pokmas Perempuan

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Pertama-tama lakukan identifikasi apakah telah ada organisasi/pokmas yang terbentuk sebelumnya.

2. Kalau sudah ada, pelajari apakah dapat dikembangkan menjadiPokmas untuk mendukung pelaksanaan program PBM-COREMAP, misalnya kelompok ibu-ibu PKK dapat dikembangkanmenjadi Pokmas Perempuan.

3. Bila dinilai bisa, tingkatkan kapasitasnya menjadi salah satupokmas untuk program PBM-COREMAP yaitu Pokmas Produksi,Pokmas Konservasi atau Pokmas Perempuan.

4. Bila belum ada, lakukan pembentukan Pokmas baru.Lakukan proses pembentukan.

Kuatkan hasil pembentukan Pokmas dengan KeputusanKepala Desa atau Instansi berwenang.

4. Pemilihan Motivator Desa

Motivator Desa adalah anggota masyarakat desa setempat yang menjadipanutan dan mempunyai bakat kepemimpinan, serta motivasi untuk maju,yang dipilih oleh masyarakat untuk membantu Fasilitator Lapangan dalammembimbing dan memotivasi masyarakat agar mampu berperan aktifdalam kegiatan pengelolaan terumbu karang secara lestari.

Tujuan

Untuk memilih Motivator Desa yang terampil, memiliki komitmen tinggidan mendapat dukungan masyarakat dalam memotivasi pelaksanaankegiatan-kegiatan pengelolaan terumbu karang secara lestari.

PRA-PERENCANAAN II 47 48 PRA-PERENCANAAN II

5. Tahapan-tahapan untuk pembentukan Pokmas baru :

Pertama-tama lakukan diskusi dengan masyarakat tentangrencana pembentukan Pokmas.Bersama-sama dengan masyarakat lakukan penyusunanKerangka Acuan.

Isi Kerangka Acuan :- Syarat-syarat Pokmas- Syarat-syarat kepengurusan Pokmas- Peran Pokmas dalam COREMAP- Proses pembentukan Pokmas

KERANGKAACUAN

Proses pembentukan Pokmas terdiri dari : Penyusunan Struktur Organisasi Pemilihan Pengurus Penyusunan AD/ART

Page 34: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Hasil yang ingin dicapai

Terpilihnya Motivator Desa yang terampil, memiliki komitmen tinggidan mendapat dukungan masyarakat setempat dalam memotivasipelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan terumbu karang secaralestari. Secara ideal diperlukan adanya tiga orang Motivator Desa,yaitu Motivator Desa untuk bidang konservasi, Motivator Desa untukbidang produksi, dan Motivator Desa untuk bidang pengembanganperan dan kemampuan kaum perempuan. Motivator bidang konservasidipilih dari anggota Pokmas Konservasi, Motivator bidang produksidipilih dari anggota Pokmas Produksi, dan Motivator bidangpengembangan peran dan kemampuan kaum perempuan dipilih dariPokmas Perempuan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/ papan tulis/ kertas plano/ media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :1. Susun Kerangka Acuan untuk Motivator Desa.

3. Sebelum dilakukan proses pemilihan, pastikan bahwa para calontelah memenuhi persyaratan seperti yang tertuang di dalamKerangka Acuan.

4. Lakukan proses pemilihan secara demokratis.5. Penentuan pemenang didasarkan pada perolehan jumlah suara

yang terbanyak.6. Kukuhkan hasil pemilihan dengan Keputusan Kepala Desa.

5. Pemilihan Pengawas Terumbu KarangPengawas Terumbu Karang adalah seseorang atau sekelompok orangyang dipilih dari anggota Pokmas Konservasi, yang mempunyai tugasdan tanggungjawab utama melakukan kegiatan pengawasan terumbukarang yaitu mengadakan patroli secara teratur guna mengamati, mencatatdan melaporkan terjadinya kegiatan perusakan terumbu karang di kawasandesa laut yang menjadi wilayah tugasnya.

Tujuan

Untuk memilih seseorang atau sekelompok orang Pengawas TerumbuKarang yang dapat diterima masyarakat dan memiliki motivasi tinggiuntuk berperan sebagai pengawas terumbu karang.

Hasil yang ingin dicapai

Terpilihnya seorang atau sekelompok orang Pengawas Terumbu Karangyang diterima dan mendapat dukungan dari masyarakat, serta memilikikomitmen dan kemampuan untuk melakukan kegiatan pengawasanterumbu karang.

Strategi pelaksanaan :1. Susun Kerangka Acuan untuk Pengawas Terumbu Karang.

PRA-PERENCANAAN II 49 50 PRA-PERENCANAAN II

2. Persilahkan masing-masing Pokmas mengajukan calon sesuaidengan persyaratan yang telah disepakati.

Isi Kerangka Acuan : Tugas dan tanggungjawab Motivator Desa Syarat-syarat untuk menjadi Motivator Desa Proses pemilihan dan penetapan Motivator Desa

TIPS UNTUK PEMILIHAN MOTIVATOR DESASebelum dilakukan pemilihan, jelaskan secara rinci tentang tugas dantanggungjawab Motivator Desa.Mintalah kepada para kandidat untuk menyampaikan pendapatnyatentang sumberdaya terumbu karang, program PBM-COREMAP, danprogram-program yang akan dilaksanakan untuk mengembangkanmasyarakat, agar para pemilih dapat menilai kemampuan dankesungguhan masing-masing calon.

Isi Kerangka Acuan : Tugas dan tanggungjawab Pengawas Terumbu Karang Syarat-syarat untuk menjadi Pengawas Terumbu Karang Proses pemilihan dan penetapan Pengawas Terumbu Karang

Page 35: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

2. Persilahkan anggota dari Pokmas Produksi mencalonkan diri.3. Sebelum dilakukan proses pemilihan, pastikan bahwa para calon

telah memenuhi persyaratan seperti yang tertuang di dalamKerangka Acuan.

4. Lakukan proses pemilihan secara demokratis.

PRA-PERENCANAAN II 51 52 PRA-PERENCANAAN II

Hasil yang ingin dicapai

Motivator Desa memahami tugas dan tanggungjawab yang harusdiemban, tentang Program Rehabilitasi dan Pengelolaan TerumbuKarang, masalah-masalah lingkungan, kepemimpinan, manajemen,dan tentang cara-cara memberikan motivasi kepada masyarakat untukhidup produktif dan ramah lingkungan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulisBrosurFilm/slideBuku referensi

Strategi pelaksanaan :

1. Pelaksana pelatihan adalah Kantor Pokja-COREMAP Kabupaten.Peserta pelatihan adalah Motivator Desa dari seluruh desa lokasikegiatan PBM-COREMAP.

2. Materi pelatihan mencakup aspek-aspek :Pendampingan masyarakatLingkungan dan masalahnyaProgram COREMAPPengorganisasian masyarakatKepemimpinan dan motivasiManajemen Kelompok

3. Dalam penyampaian makalah, gunakan bahasa yang sederhanaagar mudah dipahami oleh peserta pelatihan.

4. Agar peserta pelatihan dapat berperan aktif, adakan diskusikelompok untuk membahas materi yang telah disampaikan.

5. Selain pemutaran film/slide dan penggunaan alat peraga, lengkapikegiatan pelatihan dengan studi lapangan.

5. Penentuan pemenang didasarkan pada perolehan jumlah suarayang terbanyak.

6. Kukuhkan hasil pemilihan dengan Keputusan Kepala Desa.

6. Pembekalan Motivator DesaPembekalan Motivator Desa adalah kegiatan pelatihan/ pembekalan untukmeningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan efektifitas Motivator Desadalam melaksanakan tugasnya.

Tujuan

Untuk memberikan bekal pengetahuan kepada Motivator Desa tentangProgram Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang, masalah-masalah lingkungan, kepemimpinan dan motivasi, serta tentang tugasdan tanggung jawab sebagai Motivator Desa.

TIPS UNTUK PEMILIHANPENGAWAS TERUMBU KARANG

Sebelum dilakukan pemilihan, jelaskan secara rinci tentangtugas dan tanggungjawab Pengawas Terumbu Karang.

Mintalah kepada para kandidat untuk menyampaikanpendapatnya tentang sumberdaya terumbu karang, pro-gram PBM-COREMAP, dan kegiatan-kegiatan yang akandilaksanakan dalam pengawasan karang, agar parapemilih dapat menilai kemampuan dan kesungguhanmasing-masing calon.

Page 36: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PRA-PERENCANAAN II 53

6. Pada akhir kegiatan pelatihan, lakukan evaluasi untuk mengetahuisejauh mana materi yang telah diberikan dapat dimengerti danbagaimana kesiapan mereka dalam membantu FasilitatorLapangan.

7. Pembekalan Pengawas Terumbu Karang

Pembekalan Pengawas Terumbu Karang adalah kegiatan pelatihan/pembekalan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuanPengawas Terumbu Karang agar dapat menjalankan tugas dan perannyasecara efektif dalam menjaga keutuhan terumbu karang.

Tujuan

Untuk memberikan bekal pengetahuan kepada petugas PengawasTerumbu Karang mengenai cara-cara melakukan kegiatanpengawasan.

Hasil yang ingin dicapai

Pengawas Terumbu Karang memahami tugas dan tanggungjawabnyasebagai Pengawas Terumbu Karang, serta menguasai cara-caramelakukan kegiatan pengawasan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/ papan tulis/ kertas plano/ media lainnyaAlat tulisBrosurFilm/slideBuku referensi

Strategi pelaksanaan :

1. Pelaksana pelatihan adalah Kantor Pokja-COREMAP Kabupaten.Peserta pelatihan adalah Pengawas Terumbu Karang dari seluruhdesa lokasi kegiatan PBM-COREMAP.

54 PRA-PERENCANAAN II

2. Materi pelatihan mencakup aspek-aspek :

Pengetahuan dasar pengelolaan dan konservasi sumber dayaalam laut.

Prosedur menyelam yang benar :

- Teknik melakukan kegiatan pengawasan dan pemantauanterumbu karang

- Teknik berkomunikasi melalui radio komunikasi (SSB)

- Peraturan perundangan dan aturan-aturan tradisional yangberkaitan dengan konservasi dan pengelolaan lingkungan.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

- Pengenalan terhadap bukti-buktipelanggaran.

- Tindakan-tindakan yang harusdilakukan bila terjadi pelanggaran

- Cara membuat laporan hasilpengawasan.

4. Agar peserta pelatihan dapat berperan aktif, adakan diskusikelompok untuk membahas materi yang telah disampaikan.

5. Pada akhir kegiatan pelatihan, lakukan evaluasi untuk mengetahuisejauh mana materi yang telah diberikan dapat dipahami danbagaimana kesiapan mereka untuk melakukan tugas pengawasanterumbu karang.

8. Pembekalan Pengurus PokmasPembekalan Pengurus Pokmas adalah kegiatan pelatihan tentangmanajemen organisasi dan aspek-aspek lain yang berkaitan denganpengelolaan suatu organiasi, yang diikuti oleh Pengurus dan atau AnggotaPokmas.

3. Gunakan alat peraga agar pesertadapat betul-betul memahami materipelatihan yang diberikan.

Page 37: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

56 PRA-PERENCANAAN II

Tujuan

Untuk meningkatkan kemampuan Pengurus Pokmas dalam mengelolasuatu organisasi.

Hasil yang ingin dicapai

Pengurus Pokmas memiliki pengetahuan dan ketrampilan yangmemadai dalam pengelolaan organisasi antara lain :

- Pengurus Pokmas mampu membangun Visi dan menetapkansasaran organisasi secara baik.

- Ketua Pokmas dapat memimpin organisasi secara efektif

- Pengurus Pokmas memahami prosedur dan pengelolaankeuangan organisasi.

- Pengurus Pokmas memahami peran organisasinya dalam programpengelolaan terumbu karang.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/ papan tulis/ kertas plano/media lainnyaAlat tulisBrosurFilm/slideBuku referensi

Strategi pelaksanaan :1. Ciptakan suasana kelas yang kondusif agar semua peserta

pelatihan dapat berperan aktif dan bisa menyampaikan pendapatsecara baik.

2. Dalam penyampaian makalah/ materi, pergunakan bahasa yangsederhana agar mudah dipahami oleh peserta.

3. Materi yang perlu diberikan antara lain : Kepemimpinan Manajemen dan Dinamika Kelompok

Cara-cara mengatasi konflik

Prosedur surat menyurat dan administrasi lain

Manajemen keuangan organisasi

Cara membuat laporan

4. Bila tersedia, gunakan alat peraga agar peserta dapat betul-betulmemahami materi pelatihan yang diberikan.

5. Agar peserta pelatihan dapat berperan aktif, adakan diskusikelompok untuk membahas materi yang telah disampaikan.

6. Pada akhir kegiatan pelatihan, lakukan evaluasi untuk mengetahuisejauh mana materi yang telah diberikan dapat dimengerti danbagaimana kesiapan mereka untuk melakukan pengelolaanorganisasi.

PRA-PERENCANAAN II 55

Ilustrai: IIRR, 1998

Page 38: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IIIPERENCANAAN

Rangkaian kegiatan pra-perencanaan selesai dilaksanakan, apabila :

Fasilitator Lapangan telah melaksanakan sosialisasi diri danditerima oleh masyarakat

Fasilitator Lapangan telah melaksanakan sosialisasi programCOREMAP kepada masyarakat

Pokmas telah terbentuk

Motivator Desa telah terpilih dan ditetapkan

Pengamat Karang telah terpilih dan ditetapkan

Kepada Motivator Desa, Pengamat Karang, dan PengurusPokmas telah mendapat pembekalan

Tahapan berikutnya adalah penyusunan perencanaan program PBM-COREMAP untuk desa yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukanbersama-sama oleh Fasilitator Lapangan, Motivator Desa, Pokmas, danpihak lain yang terkait.

Perencanaan diawali dengan identifikasi dan analisa profil desa gunamenemukan isu dan masalah-masalah strategis yang akan dijadikansebagai dasar untuk menetapkan visi, sasaran serta program-programpengelolaan terumbu karang secara terpadu di desa yang bersangkutan.

1. Identifikasi dan Analisa Profil Desa(Profiling)

Identifikasi dan Analisa profil desa (profiling) merupakan kegiatanmengidentifikasi dan menganalisa kondisi potensi suatu desa yang meliputiaspek-aspek : kualitas lingkungan terumbu karang, potensi sumberdayaalam laut, kondisi sosial ekonomi masyarakat, pemanfaatan sumberdaya,dan kelembagaan.

TujuanUntuk mengetahui gambaran/profil suatu desa yang dicerminkan olehkondisi : kualitas lingkungan terumbu karang, potensi sumberdayaalam laut, kondisi sosial ekonomi masyarakat, pemanfaatansumberdaya, dan kelembagaan.

Hasil yang ingin dicapaiGambaran mengenai profil desa dan isu strategis untuk pengelolaansumberdaya terumbu karang serta pengembangan perekonomianmasyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :Alat tulis

Data monografi desaPeta areal terumbu karang

Strategi pelaksanaan :1. Susun daftar data profil yang akan dikumpulkan.2. Bahas bersama-sama untuk menyamakan persepsi dan

melengkapi bila ada data yang diperlukan tetapi belum masukdalam daftar.

3. Lakukan pembagian kelompok sesuai dengan jenis data yangakan dikumpulkan, contoh :

PERENCANAAN III 57 58 PERENCANAAN III

KELOMPOK Amengumpulkan data tentangkondisi ekosistem terumbukarang di wilayah pesisir desa

KELOMPOK Bmengumpulkan data tentangkondisi ekosistem sosialekonomi masyarakat

KELOMPOK Cmengumpulkan data tentangkegiatan pemanfaatan sumber-daya alam di wilayah pesisir desa

KELOMPOK Dmengumpulkan data danmengkaji tentang kelembagaandesa

Page 39: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

4. Lakukan pengumpulan data baik berupa data primer yaitumelalui pengamatan langsung, maupun data sekunder yaituberupa informasi yang diperoleh dari sumber tertentu.

5. Lakukan pembahasan bersama-sama terhadap data yangtelah terkumpul untuk memastikan apakah data yangterkumpul telah lengkap dan memenuhi syarat.

2. Identifikasi StakeholdersIdentifikasi stakeholders adalah suatu kegiatan mengenali danmengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dan kepentinganbaik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberadaanterumbu karang.

TujuanUntuk mengetahui pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dankepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadapkeberadaan terumbu karang serta dampak potensial yang mungkindapat diakibatkan.

Hasil yang ingin dicapaiDaftar jenis-jenis stakeholders lengkap dengan aktifitas dan peranyang dilakukan.

Bahan dan alat yang diperlukan :Alat tulisPeta area terumbu karang

Strategi pelaksanaan :1. Bahas bersama-sama mengenai batasan kelompok stakeholder

yaitu stakeholder primer, stakeholder sekunder, stakeholdertersier.

2. Lakukan pembagian kelompok sesuai dengan kelompokstakeholder yang akan diidentifikasi, yaitu :

PERENCANAAN III 59 60 PERENCANAAN III

Contoh Data Sekunder :- Jumlah penduduk- Data iklim- dsb.

Contoh Data Primer :- Hasil pengamatan langsung

terhadap adanya kegiatanpemboman

- Hasil pengamatan langsungterhadap terjadinya abrasi pantai

- Hasil pengamatan langsungterhadap kebiasaan sehari-harikaum perempuan di desa lokasi

KELOMPOK AMengindent i f i kas ikelompokstakeholder primer

KELOMPOK BMengindent i f i kas ikelompokstakeholdersekunder

KELOMPOK CMengindentifikasilembaga-lembaga/organisasi terkait

PENGELOMPOKAN STAKEHOLDER DAN LEMBAGA-LEMBAGA/ORGANISASI TERKAIT

Stakeholder Primer :

Yaitu pihak-pihak yang memiliki ketergantungan secara langsung pada keberadaanterumbu karang dan sumberdaya terkait untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, contoh: nelayan, perusahaan operator selam, dsb.

Stakeholder Sekunder :

Yaitu pihak-pihak yang tidak memanfaatkan secara langsung terumbu karang atausumberdaya terkait, tetapi membutuhkan/memanfaatkan hasil atau jasa dari terumbukarang dan sumberdaya terkait (misalnya pedagang ikan) atau pihak-pihak yangaktifitasnya memberikan dampak pada terumbu karang (misalnya petani di daerahhulu).Disamping Stakeholder primer dan sekunder, perlu pula dilakukan identifikasi terhadaplembaga-lembaga pemerintah atau organisasi terkait yang berperan dalam penyusunankebijakan, aturan atau advokasi.

Lembaga-lembaga / organisasi terkait :

Yaitu pihak-pihak yang mempunyai tanggungjawab langsung dalam pengaturan danpengendalian kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak pada terumbu karangatau yang memiliki kepentingan dengan stakeholder primer dan/atau sekunder. Masukdalam kategori ini adalah : institusi pemerintah, Perguruan Tinggi, Lembaga SwadayaMasyarakat, dan/atau konsumen.

Page 40: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Stakeholder, lembaga-lembaga terkait, kegiatan-kegiatan yangberkaitan dengan terumbu karang, serta dampak potensialnya.

2. Persilahkan masing-masing kelompok mempresentasikan hasilidentifikasinya guna mendapatkan masukan dari kelompoklainnya.

3. Lakukan pembahasan bersama-sama untuk merumuskanketerkaitan antara berbagai stakeholder yang telah teridentifikasidengan rencana pengelolaan terumbu karang yang akan dibuat.

3. Identifikasi Kebutuhan (Need Assessment)

Identifikasi kebutuhan (need assessment) adalah suatu kegiatan menggalijenis-jenis kebutuhan yang menjadi masalah mendasar bagi masyarakat.

Tujuan

Untuk mengetahui jenis-jenis kebutuhan yang menjadi masalahmendasar dan sesuai dengan keinginan masyarakat.

Hasil yang ingin dicapaiDaftar jenis-jenis kebutuhan mendasar sesuai keinginan masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :Alat tulis

PERENCANAAN III 61 62 PERENCANAAN III

Kegiatan-kegiatanberkaitandengan terumbukarang

Penangkapanikan yangmerusak

Pengumpulankarang dan ikanhias

Penyelaman

Pelayarandengan kapal/perahu motor

Penambangankarang

Pertanian

Pembangunan &pengembanganpemukiman diwilayah pesisir

Dampakpotensialterhadapterumbu karang

Kerusakan fisikakibat bom, biusatau alattangkap yangmerusak

EksploitasiberlebihanKerusakanhabitat

Kerusakan fisikakibat terinjakatau dirusakoleh penyelam

Kerusakan fisikakibatpenempatanjangkar secarasembarangan

Kerusakan fisikhabitat ikan

Sedimentasi,eutrofikasi daripupuk/pestisida

Kerusakan fisikakbibatpengurugan/pengerukan,sedimentasi,eutrofikasi,sampah

StakeholderPrimer

Nelayan

Pengumpulikan hias &karang

Penyelam &Operator selam

Nakhoda kapalumum/operatorperahu motoruntuk wisata

PenambangKarang

-

Pengembang,Pemilik hotel/resort,Masyarakatpesisir

StakeholderSekunder

Pedagangikan

Pedagang/Eksportir ikanhias dankarang

PengusahaWisataBahar/Pemilik UsahaSelam

Pengusahawisata bahari

Pembelikapur karang

Petani baik dihulu maupunhilir

PerusahaanReal Estate

Lembaga/Organisasiterkait

DepartemenKelautan danPerikanan(DKP), AsosiasiNelayan

DKP,DepartemenPerdaganganAsosiasiPengusahaIkan Hias/Karang

DirjenPariwisata,AsosiasiPengusahaWisata Bahari,AsosiasiPenyelam

DepartemenPerhubungan,AsosiasiPelayaran

IndustriKonstruksi,PemerintahKabupaten

DepartemenPertanian,Kelompok Tani

BiroPerencanaanKimpraswil,MenegLingkunganHidup,

AsosiasiPengembang/PengusahaReal Estate

Hasil pembahasan yang diharapkan :

Nama-nama stakeholder yang kegiatannya menimbulkandampak terhadap terumbu karang serta jenis-jenisdampak yang ditimbulkannya

Nama-nama stakeholder yang diharapkan dapatberperan dalam kegiatan pengelolaan terumbu karangdi desa serta jenis peran yang dapat dijalankan

Page 41: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Pendekatan cara pelaksanaan :

1. Lakukan diskusi kelompok.

2. Bagi kelompok menurut umur dan jenis kelamin. Usahakan agaranggota kelompok dapat mencakup berbagai latar belakangprofesi dan status sosial dalam masyarakat setempat.

3. Persilahkan masing-masing kelompok melakukan identifikasikebutuhan apa saja yang mereka inginkan dan bersifat mendasarbagi masyarakat luas.

4. Persilahkan masing - masing kelompok mempresentasikan hasilidentifikasinya guna mendapatkan masukan dari kelompoklainnya.

5. Lakukan pembahasan bersama-sama untuk merumuskan jenis-jenis kebutuhan yang memiliki keterkaitan dan mendukungkegiatan pengelolaan terumbu karang terpadu berbasismasyarakat.

4. Identifikasi Isu Pokok Pengelolaan

Identifikasi isu pokok pengelolaan adalah kegiatan menggali dan menelaahpermasalahan-permasalahan mendasar dan berkaitan erat denganprogram pengelolaan terumbu karang serta peningkatan kesejahteraanmasyarakat.

Tujuan

Untuk merumuskan isu-isu pokok yang akan dijadikan sebagai dasarpenyusunan rencana kegiatan pengelolaan terumbu karang secaraterpadu.

Hasil yang ingin dicapai

Daftar isu yang memiliki keterkaitan erat dengan program pengelolaanterumbu karang secara terpadu berbasis masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Alat tulis

Pendekatan cara pelaksanaan :

1. Lakukan diskusi kelompok.2. Bentuk kelompok sesuai dengan kategori isu yang akan

diidentifikasi

3. Jelaskan kepada peserta tentang metode untuk mengidentifikasidan menganalisis isu pokok guna memperoleh akar masalah dariisu yang ditemukan. Salah satu metode paling sederhana danmudah adalah Model Diagram Pohon Masalah yangmenggambarkan hubungan antara isu sebagai pohon masalah,sebab-sebab terjadinya isu sebagai akar permasalahan, dan akibatyang dapat ditimbulkan.

4. Berdasarkan hasil identifikasi potensi desa, kelompok stakeholder,dan kebutuhan masyarakat yang telah dilakukan, persilahkanmasing-masing kelompok melakukan identifikasi isu-isu yangdinilai sangat mendasar.

5. Persilahkan masing-masing kelompok mempresentasikan hasilidentifikasinya guna mendapatkan masukan dari kelompoklainnya.

PERENCANAAN III 63 64 PERENCANAAN III

KELOMPOK A

Laki-lakidewasa/tua

KELOMPOK D

Perempuanremaja

KELOMPOK B

Laki-lakiremaja

KELOMPOK C

PerempuanDewasa/tua

KELOMPOK B

Mengidentifikasiisu-isu pemanfaatan

KELOMPOK C

Mengidentifikasiisu-isu sosial

KELOMPOK D

Mengidentifikasiisu-isu

kelembagaan

KELOMPOK A

Mengidentifikasiisu-isu lingkungan

Page 42: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

CONTOH POHON MASALAH

Contoh Isu Strategis

PERENCANAAN III 65 66 PERENCANAAN III

6. Lakukan pembahasan bersama-sama untuk merumuskan isu-isuyang telah teridentifikasi tersebutuntuk ditetapkan sebagai isupokok dalam penyusunanrencana pengelolaan.

Isu :Terjadi kerusakan terumbu karang sangat berat di sebagian besar kawasan pesisir desa.

Sebab-sebab :1. Kegiatan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak2. Kegiatan penambangan karang3. Pembuatan jalan perahu, pembuangan jangkar perahu, pembuatan keramba tancap,

dan pengambilan karang untuk cindera mata.

Akibat :1. Kualitas terumbu karang menurun2. Hasil tangkapan ikan menurun3. Terjadi erosi pantai.

Isu :Peranan perempuan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir masih sangat kurang.

Sebab-sebab :1. Masyarakat masih beranggapan bahwa tugas perempuan hanya mengurus rumah

tangga2. Perempuan kurang diikutsertakan dalam kegiatan perencanaan kegiatan3. Masih kurangnya penyuluhan dan upaya-upaya peningkatan kemampuan perempuan

Akibat :1. Banyak waktu luang yang terbuang2. Potensi yang ada pada kaum perempuan untuk ikut berperan dalam rehabilitasi

terumbu karang dan peningkatan pendapatan keluarga tidak termanfaatkan.

Menurunnyapendapatannelayah

Menurunnyakeanekaragamanhayati

Hilangnyakeseimbanganekologis

Rusaknyahabitat ikan &biota laut lain

Akibat

Terumbu KarangRusak

Mengapa ?

Penggunaanbius

Penggunaanpeledak– Kemiskinan

– Keserakahan– Kurangnya MPA

Permintaan pasarHarga tinggiPenegakan hukum lemah

Ada pasarKemiskinanKurang MPA

PenambanganKarang

Ilustrai: IIRR, 1998

Page 43: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

5. Penyusunan Rencana KegiatanRencana kegiatan dalam Sub Bab ini adalah suatu rencana kegiatanpengelolaan terumbu karang terpadu berbasis masyarakat yang disusunbersama-sama oleh masyarakat dengan dipandu oleh FasilitatorLapangan,dan berisi visi dan sasaran yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan pengelolaan terumbu karang berkelanjutan, pengembangan matapencaharian alternatif (MPA), pengembangan prasarana dasar, danpeningkatan kapasitas masyarakat.

Tujuan

Untuk merumuskan suatu program kegiatan pengelolaan terumbukarang terpadu yang terarah berdasarkan isu dan masalah yang ada,yang merupakan kesepakatan bersama antara berbagai pihak yangterlibat dalam pelaksanaan program PBM-COREMAP.

Hasil yang ingin dicapai

Suatu program kerja PBM-COREMAP yang berisi :

Gambaran Umum (Profil) Desa

Isu-isu pokok pengelolaan terumbu karang terpadu

Visi pengelolaan terumbu karang

Sasaran/target yang ingin dicapai

Strategi dan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan

Organisasi pelaksana

Waktu pelaksanaan dan biaya yang dibutuhkan

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard

Alat tulis

Brosur dan buku-buku

Strategi pelaksanaan :1. Berdasarkan hasil identifikasi isu-isu strategis, tentukan Visi

pengelolaan untuk jangka panjang kedepan. Visi pengelolaanpaling tidak mencakup aspek kelestarian sumber daya terumbukarang dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

PERENCANAAN III 67 68 PERENCANAAN III

2. Dengan mengacu pada isu pokok pengelolaan yang telahdiidentifikasi dan Visi yang telah ditetapkan, tentukan sasaranyang ingin dicapai, untuk jangka waktu tertentu. Sasaran yangingin dicapai harus dapat diukur keberhasilannya.

Contoh sasaran pengelolaan terumbu karang terpadu

Terjaminnya kelestarian sumberdaya terumbu karang dan kesejahteraanmasyarakat setempat melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaan

berkelanjutan ramah lingkungan dan pengembangan matapencaharian alternatif bagi masyarakat setempat.

Sasaran Jangka Panjang :

1. Seluruh areal terumbu karang yang ada telah ditata sesuai denganfungsinya yaitu ke dalam zona lindung dan zona pemanfaatan

2. Tidak terjadi perusakan terumbu karang3. Tersedianya lembaga keuangan desa sebagai penunjang

pengembangan perekonomian desa.4. Tingkat penghasilan masyarakat, paling rendah Rp. / tahun

Sasaran Jangka Pendek :

1. Masyarakat dapat mengerti program-program pengelolaan terumbukarang

2. Masyarakat dapat memahami arti penting ekosistem terumbu karangbagi lingkungan dan kehidupan manusia

3. Masyarakat mulai tertarik untuk berperan serta dalam kegiatanpengelolaan terumbu karang.

Page 44: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

3. Formulasikan strategi pokok yang akan digunakan untukmencapai visi dan sasaran.

5. Susun Organisasi Pelaksana Pengelolaan Terumbu Karang Desalengkap dengan Struktur Organisasi, komponen yang terlibat, sertatugas dan tanggung jawab masing-masing komponen.

6. Susunan rencana jadwal pelaksanaan untuk masing-masing jeniskegiatan tersebut guna memperoleh perhatian dan dukunganmasyarakat dalam penetapan serta pencapaian targetpelaksanaannya.

7. Hitung perkiraan biaya yang diperlukan serta alternatif sumbernya.

8. Lakukan diskusi-diskusi secara intensif dengan masyarakat agardiperoleh masukan sekaligus mensosialisasikan rencana programPBM-COREMAP yang sedang disusun.

9. Tuangkan Perencanaan yang telah dibuat tersebut dalam satudokumen perencanaan.

10. Kukuhkan Perencanaan yang telah dibuat tersebut dalamKeputusan Pemerintah Desa tentang Rencana PelaksanaanProgram PBM-COREMAP.

PERENCANAAN III 69 70 PERENCANAAN III

4. Uraikan strategi pokok tersebut ke dalam bentuk jenis-jeniskegiatan.

Empat Strategi PokokPengelolaan Terumbu Karang Terpadu

1. Penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Berkelanjutan2. Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif3. Pengembangan Prasarana Dasar.4. Peningkatan Kapasitas Masyarakat.

Strategi 1 :Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang

Jenis-jenis kegiatan :1. Pembagian areal terumbu karang (zonasi) ke dalam zona lindung dan

zona pemanfaatan2. Pengintegrasian hak-hak pengelolaan tradisional ke dalam rencana

pengelolaan3. Konservasi dan rehabilitasi4. Penyusunan dan penetapan aturan pemanfaatan sumberdaya alam laut5. Penyusunan mekanisme pemecahan konflik6. Penyusunan sistem pengawasan dan pengendalian.

Strategi 3 :Pembangunan Prasarana Dasar

Jenis-jenis kegiatan :1. Identifikasi kebutuhan prasarana2. Penetapan jenis-jenis prasarana

dasar yang akan dibangun3. Penyusunan Rancangan Teknis

dan Usulan Kegiatan.Strategi 4 :

Peningkatan Kapasitas MasyarakatJenis-Jenis kegiatan :

1. Identifikasi jenis-jenis pelatihan yangdiperlukan

2. Pemilihan jenis-jenis kegiatan pelatihan3. Penyusunan rencana kegiatan pelatihan.

Pihak-pihak yang akan terlibat dalam kegiatan Terumbu Karang danEkosistem terkait antara lain :- Kepala Desa- Badan Perwakilan Desa (BPD)- Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang telah terbentuk yaitu terdiri dari Pokmas

Konservasi, Pokmas Produksi, dan Pokmas Jender- Motivator Desa- Fasilitator Lapangan- Pengamat Karang- Anggota masyarakat desa secara umum- Komponen lain sesuai dengan kekhasan kelembagaan masing-masing daerah

(misalnya : di Kab. Selayar ada lembaga penyelesaian konflik yang disebutQadi, di Kab. Biak berlaku Lembaga Adat dan Gereja.

Alternatif sumber pembiayaan antara lain :- Dari donor baik langsung maupun melalui KPP-COREMAP- Dari Pemerintah Daerah- Dari Masyarakat- Dari swasta atau perorangan yang peduli terhadap kelestarian terumbu karang

Strategi 2 :Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif

Jenis-jenis kegiatan :1. Identifikasi jenis-jenis usaha2. Pemilihan jenis-jenis usaha yang akan dikembangkan3. Penyusunan studi kelayakan4. Pelatihan teknis dan manajemen usaha5. Pembentukan Lembaga Keuangan dan Manajemen.

Page 45: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PERENCANAAN III 71

Contoh garis besar dokumen perencanaan :

Keputusan Pemerintah DesaKata PengantarDaftar IsiDaftar TabelDaftar GambarDaftar Lampiran

I. PENDAHULUANII. GAMBARAN UMUM DESAIII. ISU-ISU POKOK PENGELOLAAN SUMBERDAYA

TERUMBU KARANG TERPADUIV. VISI DAN SASARANV. STRATEGI DAN JENIS-JENIS KEGIATANVI. ORGANISASI PELAKSANAVII. JADWAL PELAKSANAAN DAN KEBUTUHAN BIAYA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 46: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IVPELAKSANAAN

Langkah awal dari tahap pelaksanaan adalah penyusunan RencanaPengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Tepadu). RPTK Terpadumencakup program-program Pengelolaan Terumbu Karang berkelanjutan,Pengembangan Prasarana Dasar, dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat.Cakupan kegiatan dari masing-masing komponen tersebut adalah sepertidiuraikan pada butir 1 (Pengelolaan Terumbu Karang Berkelanjutan), 2(Pengelolaan Mata Pencaharian Alternatif), 3 (Pengembangan PrasaranaDasar), dan butir 4 (Peningkatan Kapasitas dan Kemandirian Masyarakat).

RPTK Terpadu merupakan dasar penilaian awal bagi KPP-COREMAPterhadap program-program pengelolaan terumbu karang secara terpaduyang akan dilakukan oleh masyarakat sekaligus sebagai bahanpertimbangan untuk mencairkan dana bantuan desa.

Penyusunan RPTK Terpadu meliputi tahapan-tahapan : pengumpulan data,perumusan, pembahasan, revisi, dan pengesahan.

Pengumpulan Data

Data yang perlu dikumpulkan antara lain meliputi : data tentang kondisiekosistem terumbu karang, data tentang potensi desa, data tentangberbagai kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam laut yang telah ada,data tentang sumber-sumber kerusakan ekositems terumbu karang, datatentang kondisi sosial ekonomi masyasrakat, data tentang aturan-aturantradisional yang telah ada, data yang berhubungan dengan programpengembangan mata pencaharian alternatif, serta data penunjang lainnya.Data tersebut sebagian telah terkumpul pada saat proses perencanaan(Bab III).

PerumusanSetelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah membuat rumusanRPTK Terpadu yang dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu pokok,merumuskan Visi dan sasaran, menyusun program-program kegiatan untukmenjawab isu-isu pokok yang telah teridentifikasi beserta kebutuhan biayadan aspek-aspek lainnya.

PembahasanHasil perumusan RPTK Terpadu selanjutnya dibahas bersama-sama olehmasyarakat, Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah, Instansi terkait, danKPP-COREMAP guna mendapatkan kesepakatan baik mengenai program-program kegiatan yang akan dilaksanakan maupun mengenai hal-hal yangberkaitan dengan aspek-aspek pendanaan.

RevisiRevisi dimaksudkan untuk menyempurnakan Naskah RPTK Terpaduberdasarkan masukan-masukan dalam proses pembahasan tersebut,untuk selanjutnya disyahkan menjadi RPTK Terpadu yang definitif.

PengesahanRPTK Terpadu disyahkan dengan Keputusan Bersama antara Masyarakatdan Pemerintah Desa yang dikuatkan/diketahui oleh Camat. RPTK Terpaduselanjutnya juga perlu mendapat pengesahan dari Pemda setempat,terutama menyangkut penataan kawasan laut (hasil zonasi) yang telahditetapkan dalam RPTK Terpadu.

1. Pengelolaan Terumbu KarangBerkelanjutan

Pengelolaan Terumbu Karang Berkelanjutan merupakan suatu sitempengelolaan terhadap terumbu karang dan ekosistem terkait yangdilaksanakan secara berkelanjutan dengan tujuan utama untuk mencapaidan mempertahankan kelestarian fungsi ekologis dan fungsi ekonomisterumbu karang dan ekosistem terkait lainnya.

72 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 73

Page 47: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

74 PELAKSANAAN IV

Sasaran pengelolaan :

Area terumbu karang tertata menurut fungsi-fungsinya yaitu fungsiekologis dan fungsi ekonomis.

Hak-hak pengelolaan tradisional dari masyarakat diakomodir danterpadukan dalam Rencana Pengelolaan

Kawasan lindung (sanctuary) yang ditetapkan terjagakeutuhannya.

Kualitas terumbu karang, baik yang berada pada kawasan lindungmaupun pada kawasan pemanfaatan, terus menerus mengalamipeningkatan dengan adanya kegiatan-kegiatan rehabilitasi dankonservasi.

Adanya suatu aturan baku tentang berbagai kegiatan padakawasan pemanfaatan antara lain meliputi: kegiatan-kegiatan yangdiperbolehkan, kegiatan yang dilarang, dan batas-batas maksimumpenangkapan ikan yang diperbolehkan.

Terbentuk mekanisme pengawasan terhadap seluruh areal terumbukarang di wilayah desa

Tercapai kesepakatan tentang pemberian sanksi terhadapterjadinya pelanggaran yang merusak terumbu karang.

Batas unit areal pengelolaan harus jelas dan tegas sehingga setiapwilayah adat, desa dan atau pulau mempunyai unit arealpengelolaan terumbu karang tersendiri.

Lingkup kegiatan pengelolaan areal terumbu karangberkelanjutan

Pengelolaan terumbu karang mencakup serangkaian kegiatan yang salingmenunjang satu dengan lainnya.

Kegiatan-kegiatan dimaksud adalah :

Penetapan batas kawasan/unit pengelolaan

Identifikasi hak-hak pengelolaan tradisional

Integrasi hak-hak pengelolaan tradisional ke dalam programpengelolaan

Konservasi dan rehabilitasi

Penetapan aturan pemanfaatan sumberdaya alam laut

Penetapan mekanisme pemecahan konflik

Pengawasan dan pengendalian

1.1. Penetapan Batas Kawasan/Unit Pengelolaan

Penetapan batas kawasan/unit pengelolaanadalah suatu proses/ kegiatan untukmenetapkan batas-batas kawasan laut yangakan dikelola menurut aturan-aturan yangberlaku atau berdasarkan kesepakatan antaramasyarakat dan pemerintah.

TujuanUntuk mendapatkan kepastian batas-batas kawasan laut yangpengelolaannya akan dilakukan oleh masyarakat setempat.

Hasil yang ingin dicapai

Adanya batas-batas kawasan yang jelas dan tergambar dalam PetaUnit Pengelolaan lengkap dengan titik koordinatnya.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Peta areal terumbu karangWhiteboard/ papan tulis/ kertas plano/ media lainnyaAlat tulisGlobal Positioning Sistem (GPS)

PELAKSANAAN IV 75

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 48: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

76 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 77

Strategi pelaksanaan :

1. Lakukan pertemuan bersama antara pemerintah desa, tokohmasyarakat, Lembaga Adat, anggota masyarakat,dan pihak lainyang terakit.

2. Mintakan kepada peserta pertemuan untuk memberikanpendapatnya tentang batas-batas kawasan laut yang pengelolaan/pengawasannya dapat dilakukan oleh Desa atau masyarakat.

3. Catat apakah selama ini telah berlaku adanya batas-bataskawasan laut menurut aturan tradisional yang menjadikesepakatan masyarakat.

4. Bila telah ada batas-batas kawasan laut menurut aturantradisional, tanyakan dan cek di lapangan apakah batas-batasnyatelah jelas.

5. Bila belum ada batas kawasan menurut aturan tradisional, lakukanmusyawarah untuk menetapkan batas-batas kawasan laut yangakan dijadikan unit pengelolaan oleh desa.

6. Gambarkan batas-batas kawasan tersebut pada peta secara jelasdan benar.

7. Konsultasikan dengan desa yang berbatasan untuk mendapatkankepastian bahwa batas-batas yang telah ditetapkan tadi tidakmelanggar wilayah desa lain.

8. Bila semua telah sepakat dan tidak ada keberatan dari desa lain,buat kesepakatan dan penetapan oleh desa yang bersangkutanmengenai batas-batas kawasan yang telah ditetapkan tersebut.

1.2. Identifikasi Hak-Hak Pengelolaan Tradisional

Identifikasi hak-hak pengelolaan tradisional adalah suatu kegiatan untukmengidentifikasi dan menginventarisasi hak-hak apa saja yang melekatpada masyarakat setempat dalam pemanfaatan sumberdaya alam lautyang ada di daerahnya.

TujuanUntuk memastikan hak-hak apa saja yang melekat pada masyarakatdalam pemanfaatan sumberdaya alam laut di daerahnya.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Peta areal terumbu karangWhiteboard/ papan tulis/ kertas plano/ media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Catat semua hak pengelolaan tradisional dari masyarakat dalampemanfaatan sumberdaya alam laut.

2. Konsultasikan dengan Pemerintah Desa untuk mengetahuiapakah ada hak penguasaan atas suatu kawasan olehmasyarakat yang mendapat pengesahan/legalitas dari PemerintahDesa.

3. Apabila terdapat hak penguasaan, lengkapi data identifikasidengan data penunjang lainnya, misalnya :

Nama pemegang hakAlamatLuas areal yang dikuasaiMasa berlakunya hak

4. Petakan hak/kegiatan yang telah teridentifikasi tersebut ke dalamPeta Wilayah Pesisir Desa (Peta Unit Pengelolaan) secara tepatdan jelas.

Hasil yang ingin dicapai :Hak-hak masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam lautdapat diketahui.

Contoh hak-hak pengelolaan tradisionalmasyarakat :

hak menangkap ikan dengan alat tertentuhak penguasaan atas suatu kawasan untuk kegiatanbudidaya rumput laut.Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 49: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

1.3. Penataan Kawasan (Zonasi)Penataan Kawasan atau Zonasi adalah suatu proses/kegiatan untukmengelompokkan areal terumbu karang ke dalam zona-zona sesuai dengankondisi fisik dan fungsinya. Paling sedikit dikelompokkan menjadi duazona yaitu zona lindung dan zona pemanfaatan.

TujuanUntuk mengoptimalkan fungsi ekologis dan ekonomis ekosistemterumbu karang serta mempermudah penentuan jenis-jenis kegiatanpengelolaan.

Hasil yang ingin dicapaiKawasan terumbu karang tertata menurut fungsi-fungsinya yaitu kedalam zona lindung dan zona pemanfaatan. Hasil penataan inidigambarkan dalam Peta Unit Pengelolaan Terumbu Karang.

Bahan dan alat yang diperlukan :Peta areal terumbu karangWhiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulisAlat-alat perpetaan

Strategi pelaksanaan :1. Tentukan kriteria lingkungan untuk zona lindung.

2. Berdasarkan kriteria zona lindung yang ditetapkan pada butir 1tersebut, tetapkan bagian areal terumbu karang yang memenuhikriteria zona lindung. Areal yang tidak diplot menjadi zona lindungberarti berfungsi sebagai zona pemanfaatan.

3. Lakukan penataan zona pemanfaatan sesuai dengan fungsi danpotensinya, misalnya zona untuk penangkapan ikan, zona untukbudidaya rumput laut, kawasan wisata, dsb.

4. Gambarkan pada Peta Unit Pengelolaan Terumbu Karang denganmenggunakan warna yang berbeda antara zona lindung danmasing-masing zona pemanfaatan.

PELAKSANAAN IV 7978 PELAKSANAAN IV

Pengintegrasian hak-hak pengelolaantradisional adalah suatu prosesmemadukan hak yang telah dimiliki olehmasyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam laut ke dalam rencanapengelolaan terumbu karang.

5. Lakukan konsultasi dengan instansi terkait, antara lain KantorKecamatan, Kantor Bappeda, Dinas Kehutanan, dan DinasKelautan dan Perikanan, guna menyelaraskannya denganberbagai kebijakan pemanfaatan kawasan yang telah ada.

1.4. Pengintegrasian Hak-Hak Pengelolaan Tradisionalke Dalam Rencana Pengelolaan :

Contoh kriteria zona lindung :

Terumbu karang mempunyai kondisi fisik yang sangat peka terhadapganggunganKondisi terumbu karang masih bagus, sehingga perlu dipertahankankeutuhannya.Terumbu karang mengalami kerusakan dan tekanan berat, sehinggaperlu dilindungi dan direhabilitasiAdanya keunikan ekosistem, misalnya ada jenis-jenis ikan yangtergolong langka atau dilindungi.Adanya nilai ekologis yang khas, misalnya merupakan lokasipemijahan jenis-jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan.

Contoh penggunaan warna :

Warna hijau untuk menggambarkan zona lindung yang berarti bahwazona tersebut harus tetap dipertahankan keutuhannya.Warna kuning untuk menggambarkan zona pemanfaatan yang berartibahwa zona tersebut dapat dilakukan kegiatan pemanfaatan tetapi denganaturan tertentu.

Ilustrasi : Irina, R, 2001.

HAK

Page 50: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Tujuan

Untuk memberikan kepastian bahwa hak masyarakat dalampemanfaatan sumberdaya alam laut tetap diakui di dalam programpengelolaan terumbu karang, serta untuk menghindarkan terjadinyakonflik-konflik dalam pemanfaatan sumberdaya tersebut.

Hasil yang ingin dicapai

Hak-hak masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya alam lautterpadu di dalam program pengelolaan terumbu karang serta mendapatpengesahan dari pemerintah setempat.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Peta areal terumbu karang

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnya

Alat tulis

Alat-alat perpetaan

Strategi pelaksanaan :

1. Hak-hak masyarakat yang telah sesuai dengan konseppengelolaan kawasan (zonasi) dapat langsung diintegrasikan kedalam program pengelolaan.

2. Bila terdapat hak masyarakat yang tidak sesuai dengan konseppengelolaan kawasan (zonasi), lakukan pembahasan denganmasyarakat dan instansi terkait serta tenaga teknis, untukmengkaji bobot yang lebih dominan, sebagai acuan pengambilankeputusan kearah mana hak tersebut harus diintegrasikan.Misalnya, terdapat hak penangkapan ikan pada area terumbukarang yang telah mengalami kerusakan berat dan harus segeradirehabilitasi, maka lokasi ini cenderung untuk dimasukkan kedalam fungsi lindung. Karena itu, masyarakat perlu dicarikan lokasipenangkapan baru yang sesuai dan memberikan hasil tangkapanyang paling tidak sama dengan lokasi sebelumnya, atau diberikanmata pencaharian alternatif yang ramah lingkungan.

3. Lakukan pembahasan bersama-sama dengan instansi terkait,masyarakat, dan tenaga teknis, untuk memastikan bahwapengintegrasian hak pemanfaatan oleh masyarakat tersebutakurat dan selanjutnya akan tetap diakui.

1.5. Konservasi dan RehabilitasiKonservasi adalah suatu tindakan atau kegiatan melindungi suatusumberdaya alam dari ancaman kerusakan, sedangkan rehabilitasimerupakan suatu tindakan atau upaya memperbaiki kondisi kualitas suatusumberdaya alam agar kembali kepada kondisi ideal/normal.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang danekosistem terkait adalah untuk menjaga dan memperbaiki kualitasterumbu karang serta ekosistem terkait lainnya.

Hasil yang ingin dicapai

Kualitas terumbu karang dan ekosistem terkait berada pada kondisinormal/ideal.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulisBuku bacaan yang relevan dengan upaya rehablitasi terumbukarangBahan-bahan dan alat yang diperlukan sesuai dengan programkonservasi dan rehabilitasi yang akan dilaksanakan.

Strategi pelaksanaan :1. Berdasarkan isu-isu pokok lingkungan yang telah diidentifikasi

pada tahapan perencanaan (Bab III), lakukan identifikasi program-program apa saja yang relevan atau dapat menjawabpermasalahan-permasalahan seperti pada isu pokok lingkungandimaksud.

PELAKSANAAN IV 8180 PELAKSANAAN IV

Page 51: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

2. Berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang telah terpilih tersebut,selanjutnya susun rencana pelaksanaannya secara lengkap,meliputi :

Rancangan teknis dari bangunan yang akan dibuat

Bahan-bahan yang diperlukan

Jumlah kebutuhan biaya

Lokasi kegiatan

Jadwal pelaksanaan

Penanggungjawab kegiatan

Hasil yang ingin dicapaiAdanya aturan tentang batas-batas pemanfaatan sumberdaya yangdisepakati bersama oleh masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulisReferensi tentang aturan-aturan tradisional (bila ada)

Strategi pelaksanaan :1. Lakukan diskusi yang melibatkan masyarakat, aparat desa, dan

pihak lain yang terkait.2. Kelompokkan peserta diskusi ke dalam 4 kelompok.

3. Masing-masing kelompok membuat rumusan sesuai denganbidang tugasnya.

4. Bahas hasil rumusan masing-masing kelompok bersama-samaagar diperoleh keselarasan hubungan antara jenis-jenissumberdaya, ketentuan-ketentuan pemanfaatan, larangan dansanksi.

1.6. Perumusan Peraturan PemanfaatanPerumusan peraturan pemanfaatan sumberdaya terumbu karang danekosistem terkait merupakan proses untuk merumuskan aturan-aturantentang pemanfaatan sumberdaya terumbu karang dan ekosistem terkaitdalam rangka menjaga dan mempertahankan kelestariannya. Peraturanini sekurang-kurangnya berisi tentang jenis sumberdaya yang akan diaturjenis-jenis kegiatan yang diperbolehkan, jenis-jenis kegiatan yang dilarang,dan sanksi bila terjadi pelanggaran.

Tujuan

Untuk memberikan batasan-batasan pemanfaatan sumberdaya agardaya dukung lingkungan dapat dipertahankan dalam kondisi optimum.

82 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 83

Contoh program konservasi dan rehabilitasi yang bisamendapatkan bantuan dana dari COREMAP

Pembuatan tanda batas kawasan lindungPemasangan papan laranganPenanaman pohon bakau untuk menahan abrasi dan memperbaiki ekosistempantaiPemantauan oleh masyarakat.

KELOMPOK A

Merumuskan jenis-jenissumberdaya yang perludiatur pemanfaatannya

KELOMPOK B

Merumuskan kegiatanpemanfaatan yang

diperbolehkan

KELOMPOK C

Merumuskanlarangan-larangan

KELOMPOK D

Merumuskansanksi-sanksipelanggaran

Jenis-jenissumberdayayang perludiatur :1. Ikan2. Terumbu

karang3. Pasir

Kegiatan yangboleh dilakukan :1. Menangkap

ikan denganalat tertentu

2. Budidayarumput laut

3. Budidaya ikandlam keramba

Kegiatan yangdilarang :1. Menangkap

ikan denganbom

2. Manambangbatu karang

3. Menambangpasir

Saknsi-sanksi :1. Menyerahkan

hasiltangkapan

2. Didenda3. Alat disita

Page 52: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

5. Tuangkan hasil rumusan bersama tersebut ke dalam KeputusanDesa dan atau Lembaga Adat tentang Ketentuan-ketentuanKegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya TerumbuKarang dan Ekosistem Terkait.

6. Selanjutnya, Keputusan Desa ini dipakai sebagai acuanpenyelesaian masalah berkaitan dengan pengelolaan danpemanfaatan sumberdaya terumbu karang dan ekosistem terkaityang mungkin timbul di kemudian hari.

1.7. Penetapan Mekanisme Pemecahan Konflik

Konflik adalah suatu kondisi dimana terdapat perbedaan-perbedaanpendapat dan prinsip-prinsip antar dua atau lebih pihak terhadap suatumasalah yang sama, yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, antaralain adanya perbedaan kepentingan terhadap suatu sumber daya alamyang sama.

Mekanisme pemecahan konflik adalah suatu aturan yang berisi tentangtata cara atau langkah-langkah yang harus dilalui dalam penyelesaiansuatu konflik.

Tujuan

Untuk mendapatkan kesepakatan bersama diantara masyarakattentang mekanisme yang akan ditempuh untuk menyelesaikan/memecahkan konflik yang mungkin timbul.

Hasil yang ingin dicapaiTersusunnya suatu mekanisme pemecahan konflik yang dapatdimengerti dan disepakati oleh masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnya

Alat tulis

Referensi tentang Aturan-aturan tradisional (bila ada)

Strategi pelaksanaan :

1. Lakukan identifikasi terhadap jenis dan sumber konflik yang pernahdan/atau mungkin timbul.

2. Identifikasi pihak-pihak yang mungkin terlibat dalam konflik

3. Telaah mekanisme/proses penyelesaian konflik yang telah biasadilakukan oleh masyarakat yaitu apakah masyarakat telah terbiasamenyelesaikan konflik secara kekeluargaan/damai melaluimusyawarah, menempuh jalur hukum, atau dengan cara mainhakim sendiri.

4. Berdasarkan hasil identifikasi dan kajian seperti tersebut di atas,selanjutnya rumuskan mekanisme pemecahan konflik yang sesuaidengan kondisi masyarakat setempat.

5. Rumusan mekanisme penyelesaian konflik paling sedikitmencakup :

Tahapan yang perlu ditempuh dalam penyelesaian konflik

Pihak-pihak yang layak menjadi penengah dalampenyelesaikan konflik

Prinsip-prinsip penyelesaian konflik yang salingmenguntungkan (win-win solution)

6. Tuangkan rumusan mekanisme penyelesaian konflik ke dalamKeputusan Kepala Desa atau Lembaga Adat tentang MekanismePenyelesaian Konflik dalam Program Rehabilitasi dan PengelolaanTerumbu Karang.

7. Sosialisasikan Keputusan Kepala Desa atau Lembaga Adattersebut kepada seluruh lapisan masyarakat.

1.8. Pembentukan Sistem Pengawasan Terumbu Karang

Sistem pengawasan terumbu karang adalah suatu aturan tentang tatacaradan organisasi untuk melakukan kegiatan pengawasan terumbu karangoleh masyarakat.

PELAKSANAAN IV 8584 PELAKSANAAN IV

Page 53: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Pembentukan sistem pengawasan terumbu karang adalah suatu prosesuntuk merumuskan dan menetapkan organisasi dan tatacara yang harusdiikuti dalam melakukan kegiatan pengawasan terhadap sumberdayaterumbu karang dan ekosistem terkait.

TujuanUntuk merumuskan suatu sistem pengawasan yang tepat gunamencegah atau menekan terjadinya kerusakan terumbu karang.

Hasil yang ingin dicapaiTerbentuknya organisasi dan tatacara pelaksanaan kegiatanpengawasan terumbu karang oleh masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :Peta areal terumbu karangWhiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulisAlat-alat perpetaan

Strategi pelaksanaan :1. Pertama-tama lakukan pembahasan bersama tentang hal-hal

yang berkaitan dengan perusakan karang yang biasa terjadi,misalnya :

Jenis-jenis kegiatan perusakan terumbu karangLokasi sering terjadinya pelanggaranBagaimana kegiatan perusakan dilakukan dan bagaimanafrekwensinyaSiapa saja yang sering melakukan pelanggaranBagaimana peranan aparat penegak hukum dalam kegiatanpengawasan dan penanganan pelanggaran

2. Setelah aspek-aspek tersebut dapat dipahami bersama,selanjutnya rumuskan tindakan pengawasan yang perlu dilakukan,antara lain meliputi :

Alat yang diperlukan untuk kegiatan pengawasan

Bagaimana kegiatan pengawasan harus dilakukanKapan kegiatan pengawasan harus dilakukanTindakan-tindakan yang perlu dilakukan bila terjadipelanggaranBagaimana menjalin kerjasama dengan aparat penegakhukum untuk penanganan kasus pertangungjawabannya.Kepada siapa hasil pengawasan harus dilaporkan

3. Rumuskan Struktur Organisasi Pengawasan yang tepat/sesuai.

4. Tuangkan hasil rumusan tersebut ke dalam satu KeputusanKepala Desa tentang Mekanisme Pengawasan Terumbu Karang.

5. Sosialisasikan Keputusan Kepala Desa tersebut ke seluruhlapisan masyarakat.

PELAKSANAAN IV 8786 PELAKSANAAN IV

2. Pengembangan Mata PencaharianAlternatif (MPA)

Mata Pencaharian Alternatif (MPA) merupakan mata pencaharian atausuatu usaha baru yang dikembangkan dalam rangka mengurangi ataumenghilangkan tekanan terhadap terumbu karang sekaligus untukmeningkatkan pendapatan masyarakat.

Tujuan

Tujuan pengembangan MPA adalah untuk mengurangi ataumenghilangkan cara-cara penangkapan ikan atau pemanfaatansumberdaya laut lainnya yang berakibat pada rusaknya terumbukarang.

Sasaran pengembangan MPA

Terbentuknya jenis-jenis usaha yang diterima masyarakat sebagaimata pencaharian alternatif untuk merubah kegiatan masyarakat daribersifat merusak terumbu karang menjadi ramah lingkungan sertamampu meningkatkan penghasilan keluarga.

Page 54: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Langkah-langkah dalam pengembangan MPA :1. Identifikasi jenis-jenis usaha yang potensial.2. Dari jenis-jenis usaha yang telah teridentifikasi, pilih satu atau

beberapa jenis usaha yang memenuhi syarat untuk dikembangkansebagai Mata Pencaharian Alternatif.

3. Susun usulan kegiatan untuk diajukan kepada KPP-COREMAPguna memperoleh bantuan dana sebagai modal usaha.

4. Bentuk Lembaga Keuangan dan Manajemen baru atau perkuatlembaga yang sudah ada untuk menjadi wadah pembinaan usahamasyarakat.

5. Lakukan pelatihan teknis dan manajemen yang berkaitan denganjenis usaha yang akan dikembangkan.

2.1. Identifikasi Jenis UsahaIdentifikasi jenis usaha adalah kegiatan mencari alternatif jenis usaha yangmemungkinkan untuk dikembangkan di desa yang bersangkutan.

TujuanUntuk mendapatkan alternatif jenis usaha yang memungkinkandikembangkan sebagai mata pencaharian alternatif.

Hasil yang ingin dicapaiDaftar alternatif jenis usaha dan perkiraan jumlah modal yangdibutuhkan.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :1. Lakukan diskusi kelompok untuk menyusun daftar alternatif jenis

usaha yang potensial untuk dikembangkan.2. Bagi peserta diskusi ke dalam beberapa kelompok sesuai

dengan alternatif kelompok usaha yang akan dikembangkan,misalnya :

3. Lakukan identifikasi jenis usaha yang potensial untukdikembangkan, secara lengkap.

4. Lakukan pembahasan bersama-sama terhadap setiap hasilidentifikasi guna mendapatkan masukan dari kelompok lain.

5. Rumuskan hasil identifikasi tersebut ke dalam daftar jenis alternatifusaha.

88 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 89

KELOMPOKA

UsahaMakanan

KELOMPOKB

UsahaMinuman

KELOMPOKC

UsahaKerajinan

KELOMPOKD

Usahalain-lain

CONTOH ALTERNATIF JENIS-JENIS USAHA

Usaha Prod. Bahan Pemasaran Modal Untung Tng.Baku Kerja

Ikan Dikuasi Ikan Pasar 1.000.000 100.000/hr 2 org.asap lokal/luar

daerahTernak Dikuasi Bibit lokal 500.000 25.000/hr 2 org.itik itikKerajinan Dikuasi Kulit Tempat 1.000.000 100.000/hr 3 org.kulit kerang wisatakerang

CONTOH CARA IDENTIFIKASI

TERNAK ITIK

Proses produksi DikuasaiBibit tersediaPemasaran lokalKebutuhan Rp. 500.000,-modalPerkiraan Rp. 25.000,-/harikeuntunganTenaga kerja 2 orangterlibat

PENGASAPAN IKAN

Proses produksi DikuasaiBahan baku IkanPemasaran Pasar lokal/luar

daerahKebutuhan Rp. 1.000.000,-modalPerkiraan Rp. 100.000,-keuntungan /hariTenaga kerja 2 orangterlibat

Page 55: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

2.2. Pemilihan Jenis UsahaPemilihan jenis usaha adalah suatu proses/kegiatan untuk memilih jenisusaha yang layak untuk dikembangkan berdasarkan alternatif jenis usahayang telah teridentifikasi menurut kriteria yang ditentukan.

TujuanUntuk mendapatkan jenis usaha yang mudah dilaksanakan, adapasarnya, menguntungkan, dan tidak memerlukan modal besar.

Hasil yang ingin dicapai

Jenis usaha yang memenuhi kriteria untuk dikembangkan sebagaiMata Pencaharian Alternatif.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Lakukan pengkajian terhadap setiap jenis usaha yang telahteridentifikasi, kemudian urutkan sesuai dengan tingkatkeunggulan faktor-faktornya, misalnya :

Mempunyai pasar jelas atau barang-barang yang memangdibutuhkan oleh masyarakatBahan baku mudah di dapatTeknologi dikuasai oleh masyarakatTidak menimbulkan dampak pada ekosistem terumbu karang(ramah lingkungan)Memberikan keuntungan yang cukup besarMenyerap banyak tenaga kerjaKebutuhan modal kecil

2. Berdasarkan urutan yang telah dibuat, pilih jenis usaha yang akanditetapkan untuk dikembangkan.

3. Untuk menjamin pemilihan jenis usaha yang tepat, lakukan studibanding dengan jenis-jenis usaha yang sama yang telah ada.

90 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 91

2.3. Penyusunan Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu kajian tentang kelayakan ekonomis suaturencana usaha, yang meliputi kajian tentang jumlah modal yang dibutuhkan,bagaimana modal tersebut dikembalikan, bagaimana perkiraan tingkatkeuntungan yang akan diperoleh, dsb.

Tujuan

Untuk mengetahui jumlah modal yang dibutuhkan, kapasitas produksiyang akan dicapai, perkiraan pendapatan, perkiraan tingkatkeuntungan, dan rencana pengembalian modal dari usaha yang akandikembangkan.

Contoh jenis-jenis kegiatan usaha yang tidak dapat diberi

bantuan modal :

1. Pembuatan terumbu karang buatan2. Transplantasi atau penebaran kembali sumberdaya ikan sebelum rencana

pengelolaan diimplementasikan3. Pengadaan kapal dan peralatan perikanan kecuali untuk mengganti cara

penangkapan ikan yang merusak

Contoh jenis-jenis kegiatan usaha yang dapat diberibantuan modal :

1. Pembuatan es2. Pembuatan kotak pendingin untuk penyimpanan ikan3. Pengolahan ikan4. Budidaya rumput laut (alga)5. Budidaya ikan atau moluska dengan teknologi yang telah teruji6. Penyelaman (snorkeling) atau kegiatan ekowisata lain yang tidak mengakibatkan

dampak negatif terhadap lingkungan7. Kerajinan tangan8. Pengalihan cara penangkapan ikan dari cara yang merusak (misalnya

penangkapan ikan dengan sianida)

Page 56: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Hasil yang ingin dicapaiStudi kelayakan usaha yang berisi informasi tentang :

Jenis usaha yang akan dikembangkanJumlah modal yang dibutuhkanKapasitas produksiPerkiraan pendapatanPerkiraan tingkat keuntunganPola pengembalian modalStruktur organisasi pelaksanaannya

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulisBuku referensi

Strategi pelaksanaan :1. Bila dirasa perlu, lakukan studi banding dengan jenis-jenis usaha

yang sama guna memperoleh informasi tentang teknik produksi,biaya produksi dan harga jual.

2. Berdasarkan data hasil studi banding tersebut, susun suatu studikelayakan/usulan kegiatan.

3. Lakukan pembahasan bersama guna mendapatkan masukan,sehingga bisa dihasilkan suatu Usulan Kegiatan Usaha yangakurat dan realisitis.

2.4. Pelatihan Teknis dan Manajemen UsahaPelatihan teknis dan manajemen usaha adalah suatu kegiatan pelatihantentang teknik atau cara-cara memproduksi suatu barang/jasa serta cara-cara pengelolaan suatu usaha.

TujuanUntuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakatberkaitan dengan usaha yang akan atau sedang dikembangkan antaralain meliputi : cara-cara memproduksi suatu barang, caramemasarkannya, cara pengelolaan keuangan, dsb.

Hasil yang ingin dicapaiPeserta pelatihan memiliki kesiapan teknis untuk menjalankan usahayang akan dikembangkan.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/medialainnya

Alat tulis

Buku referensi

Alat peraga

Strategi pelaksanaan :1. Persiapkan materi pelatihan secara matang.

92 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 93

2. Pelatihan perlu ditunjang oleh pengajaryang telah berpengalaman pada bidangusaha yang akan dikembangkan,misalnya untuk pelatihan usaha “TernakItik”, harus ada instruktur yang sudahberpengalaman usaha ternak itik.

3. Kelompokkan peserta pelatihan sesuaidengan jenis usahanya. Materi yangbersifat umum, misalnya mengenaimanajemen usaha, dapat diberikan

CV. Pengajar

Nama : HasanAlamat : Desa limbungUmur : 30 tahunPendidikan : SMAPekerjaan : Peternak itik

POKMAS KARANG LESTARIDESA LIMBUNG LINGGA

USULAN KEGIATANUSAHA

TERNAK ITIK

DAFTAR ISI

Alasan pemilihan usahaPenguasaan teknologiproduksiProspek pasarKebutuhan ModalJumlah modal sendiriJumlah bantuan modalyang diperlukanPengembalian modalPerkiraan keuntunganOrganisasi pelaksanaan

Page 57: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

secara bersamaan kepada seluruh peserta. Sedangkan untukmateri khusus, misalnya tentang proses produksi, harus diberikansecara terpisah sesuai dengan kelompok usahanya.

4. Pada setiap akhir penyampaian materi, adakan diskusi kelompokuntuk melihat tingkat pemahaman terhadap materi yang diberikan.

5. Usahakan agar program pelatihan dilengkapi dengan kegiatanpraktek, sehingga peserta betul-betul dapat menguasai bidangusaha yang akan dikembangkan.

6. Akhiri kegiatan pelatihan dengan simulasi.

2.5. Pembentukan Lembaga Keuangan

Lembaga Keuangan adalah suatau lembaga yang dibentuk olehmasyarakat yang berfungsi menghimpun, mengelola, dan menyalurkandana untuk menunjang upaya pengembangan Mata Pencaharian bagimasyarakat.

Tujuan

Membantu penyediaan modal bagi masyarakat.

Hasil yang ingin dicapai

Terbentuk satu Lembaga Keuangan yang memiliki kemampuanpenyediaan modal bagi masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/ papan tulis/ kertas plano/ media lainnyaAlat tulisBuku referensi

Strategi pelaksanaan :

1. Lakukan identifikasi apakah telah ada lembaga yang pernahdibentuk oleh masyarakat yang berfungsi membantu penyediaanmodal bagi usaha masyarakat, misalnya koperasi simpan pinjam.

2. Kalau sudah ada, teliti apakah lembaga tersebut masih beroperasi.

3. Kalau masih beroperasi, pelajari kemungkinan untuk ditingkatkansebagai lembaga keuangan yang dapat menunjang kegiatanpengembangan Mata Pencaharian Alternatif (MPA).

4. Kalau belum ada atau ada tetapi tidak dapat ditingkatkan untukmendukung kegiatan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif,maka perlu dibentuk lembaga baru.

5. Berikan penjelasan kepada masyarakat tentang bentuk organisasiyang akan dibentuk, tujuan pembentukan dan fungsinya bagiupaya pengembangan MPA.

94 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 95

Setiap kelompok menyusun rencana usaha dan diminta menjelaskan bagaimanatahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan sejak awal hingga kegiatan

usaha berjalan.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 58: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

6. Setelah masyarakat dapat memahami tentang bentuk, tujuandan fungsi lembaga yang akan dibentuk, selanjutnya tentukangaris besar program-program yang akan dilaksananakan dalamupaya pengembangan mata pencaharian alternatif.

Langkah-langkah :

1. Identifikasi jenis-jenis prasarana pengelolaan.

2. Memilih dan menetapkan jenis parasarana pengelolaan yang akandibangun.

3. Menyusun rancangan teknis dan usulan kegiatan.

3.1. Identifikasi Kebutuhan Prasarana

Identifikasi kebutuhan prasarana pengelolaan adalah kegiatanmengidentifikasi jenis-jenis prasarana pengelolaan yang dibutuhkan untukmenunjang kegiatan pengelolaan terumbu karang dan pengembangan MataPencaharian Alternatif.

Tujuan

Untuk mengetahui jenis-jenis prasarana pengelolaan yang dibutuhkanuntuk menunjang kegiatan pengelolaan terumbu karang danpengembangan Mata Pencaharian Alternatif.

Hasil yang ingin dicapai

Daftar jenis-jenis prasarana pengelolaan yang dibutuhkan, lengkapdengan manfaat serta dana yang diperlukan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :1. Lakukan diskusi kelompok untuk menyusun daftar jenis-jenis

prasarana pengelolaan.

2. Tempatkan peserta diskusi menjadi 2 kelompok.

96 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 97

Syarat UtamaPengurus :

1. Jujur2. Memiliki

kemampuan3. Mempunyai waktu

cukup untukmengelolalembaga

7. Tentukan struktur organisasi yang sesuai,lengkap dengan deskripsi tentang tugasdan tanggung jawab masing-masing

8. Lakukan pemilihan kepengurusan.

9. Susun AD/ART dan program kerjalembaga.

10. Usulkan kepada instansi berwenanguntuk mendapatkan legalitas.

3. Pengembangan Prasarana Pengelolaan

Prasarana pengelolaan adalah prasarana atau fasilitas yang memberikanmanfaat utama bagi kegiatan pengelolaan terumbu karang danpengembangan Mata Pencaharian Alternatif, yang keberadaannya akansangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program pengelolaanterumbu karang dan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif.

Tujuan

Tujuan pembangunan prasarana pengelolaan adalah untukmeningkatkan ketersediaan prasarana yang sangat dibutuhkan bagikelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program pengelolaanterumbu karang dan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif.

Sasaran pembangunan prasarana pengelolaan :Tersedianya prasarana pengelolaan yang sangat dibutuhkan untukmenunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan programpengelolaan terumbu karang dan pengembangan Mata PencaharianAlternatif.

Page 59: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

3. Lakukan proses identifikasi antara lain mencakup : jenis prasaranapengelolaan, manfaat, dan biaya yang dibutuhkan.

4. Susun dalam tabel identifikasi.

3.2. Pemilihan Jenis Prasarana Pengelolaan Yang AkanDibangun

Merupakan kegiatan untuk memilih dan menetapkan jenis-jenis prasaranapengelolaan dari Tabel Hasil Identifikasi, berdasarkan kriteria yangditetapkan.

TujuanUntuk menetapkan jenis-jenis prasarana pengelolaan yang betul-betulmemberikan manfaat besar bagi pelaksanaan program pengelolaanterumbu karang dan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif sertakebutuhan masyarakat secara umum.

Hasil yang ingin dicapai

Jenis-jenis prasarana pengelolaan yang betul-betul memberikanmanfaat besar bagi pelaksanaan program pengelolaan terumbu karangdan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif serta kebutuhanmasyarakat secara umum yang biaya pembangunannya terjangkauoleh anggaran yang tersedia.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnya

Alat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Tetapkan kriteria untuk memilih jenis prasarana pengelolaan yangakan dibangun.

2. Berdasarkan kriteria tersebut, lakukan penelahaan terhadap hasilidentifikasi dan buat urutan prioritasnya.

3. Berdasarkan daftar prioritas tersebut, tetapkan jenis-jenisprasarana dasar yang akan dibangun.

PELAKSANAAN IV 9998 PELAKSANAAN IV

CONTOH TABEL IDENTIFIKASI

JENIS MANFAAT BIAYA

Jetty Labuh perahu Rp.pengamat karangMemperlancar kegiatanperekonomianmasyarakat

Menara Mempermudah Rp.Pengawas kegiatan pengawasan

Instalasi Air minum Rp.air bersih Bahan baku es

Tempat Sanitasi Rp.sampah Kebersihan pantai

KELOMPOK A

Mengidentifikasijenis-jenis

prasarana dasaruntuk pengelolaanterumbu karang

KELOMPOK B

Mengidentifikasijenis-jenis

prasarana dasaruntuk menunjang

pengembangan MPA

Page 60: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

3.3. Penyusunan Rancangan Teknis dan UsulanKegiatan

Rancangan teknis adalah suatu rancangan tentang bentuk dan ukurandari prasarana dasar yang akan dibangun serta spesifikasi bahan yangdigunakan.

Usulan kegiatan pembangunan prasarana dasar merupakan usulan darimasyarakat kepada KPP-COREMAP tentang jenis prasarana dasaryang akan dibangun.

Tujuan

Untuk mendapatkan dana yang diperlukan untuk membangunanprasarana dasar yang bersangkutan.

Hasil yang ingin dicapai

Usulan kegiatan yang berisi tentang jenis prasarana dasar yang akandibangun, manfaat yang ingin didapat, rancangan teknis, kebutuhanbiaya, jadwal pelaksanaan, dan susunan Organisasi pelaksanan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Alat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Buat rancangan teknis secara lengkap.

2. Hitung jumlah biaya yang dibutuhkan.

3. Identifikasi jenis-jenis bahan yang dapat dipenuhi dari bahan lokal.

4. Susun usulan kegiatan.

PELAKSANAAN IV 101100 PELAKSANAAN IV

Contoh Kriteria Prasarana

memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan programpengelolaan terumbu karang dan pengembangan MPAmemberikan nilai manfaat yang besar dan penting bagimasyarakatBiaya tidak terlalu tinggi, sehingga terjangkau oleh anggaranyang tersedia dan kemampuan masyarakat

Contoh jenis-jenis pembangunan prasarana yangdapat diberi bantuan dana :

1. Bangunan untuk memantau zona lindung (sanctuary)2. Pusat konservasi karang di desa3. Sistem penyediaan air tawar untuk keperluan masyarakat4. Dermaga kecil5. Dinding penahan gelombang6. Perbaikan sanitasi desa

Contoh jenis-jenis pembangunan prasarana yangdapat diberi bantuan dana :

1. Tugu peringatan2. Patung3. Bangunan-bangunan fasilitas non produksi

Page 61: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

4. Peningkatan Kapasitas dan KemandirianMasyarakat

Peningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat adalah suatu upayaatau kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilanmasyarakat melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan agar mereka dapathidup lebih maju.

Hasil yang ingin dicapai

Kemampuan dan kualitas hidup masyarakat akan terus meningkatdari waktu ke waktu, terutama yang menyangkut aspek-aspekpendidikan, kesehatan, ketrampilan, dan pengetahuan sertakesadaran masyarakat terhadap upaya pengelolaan sumberdaya alamlaut yang berwawasan lingkungan.

Langkah-langkah :

1. Identifikasi jenis-jenis kegiatan pelatihan yang diperlukan

2. Pemilihan jenis-jenis kegiatan pelatihan yang akan dijalankan

3. Penyusunan rencana pelaksanaan

4.1. Identifikasi Jenis Pelatihan

Identifikasi jenis pelatihan merupakan kegiatan mengidentifikasi alternatifjenis kegiatan pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengankelompok sasarannya.

TujuanUntuk mengetahui jenis pelatihan yang sebenarnya diperlukan dandiinginkan oleh masyarakat berdasarkan aspirasi dan kebutuhan yangdirasakan oleh masyarakat sendiri.

Hasil yang ingin dicapaiDaftar jenis pelatihan yang diinginkan masyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Tetapkan kelompok sasaran yang akan diberi pelatihan.

102 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 103

2. Persilahkan masing-masing kelompok sasaran mengidentifikasijenis-jenis kegiatan pelatihan yang mereka inginkan disertaidengan manfaat yang ingin didapat dari setiap kegiatan pelatihan.

ISI USULAN KEGIATAN

1. Jenis prasarana yang akan dibangun2. Lokasi3. Alasan manfaat4. Rancangan teknis (gambar teknis)5. Kebutuhan biaya6. Kontribusi masyarakat7. Tenaga kerja yang akan terlibat8. Rencana jadwal pelaksanaan9. Organisasi pelaksana

Kelompok kerjaputra dan putri

Kelompok orangtua (perempuan)

Kelompok orangtua (laki-laki)

Contoh Pembagian Kelompok Sasaran

Page 62: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

3. Bahas bersama-sama guna mendapatkan masukan dari kelompoklainnya.

4.2. Pemilihan Jenis Pelatihan

Pemilihan jenis pelatihan merupakan kegiatan memilih dan menetapkanjenis kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan berdasarkan alternatifjenis pelatihan yang telah teridentifikasi.

Tujuan

Untuk menetapkan jenis kegiatan pelatihan yang sesuai dengankebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Hasil yang ingin dicapai

Daftar jenis pelatihan yang terpilih berdasarkan kebutuhan dan aspirasimasyarakat.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Rumuskan kriteria yang akan digunakan untuk memilih jeniskegiatan pelatihan.

2. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, pilih jenis kegiatan pelatihanyang memenuhi kriteria dari daftar jenis kegiatan yang telahteridentifikasi.

3. Bahas bersama-sama guna mendapatkan masukan dari kelompoklainnya.

4.3. Penyusunan Usulan Pelatihan

Usulan pelatihan adalah usulan yang dibuat secara tertulis tentang kegiatanpelatihan yang akan dilaksanakan, yang menguraikan tentang : jeniskegiatan pelatihan, manfaat yang ingin didapat, materi pelatihan, instrukturyang akan memberikan pelatihan, bahan dan alat bantu yang diperlukan,waktu pelaksanaan, dan biaya yang dibutuhkan.

104 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 105

Contoh Tabel Identifikasi KelompokRemaja Putri

No. Pelatihan Manfaat

1. Menjahit – untuk keperluan sendiri– usaha jahitan

2. Membuat kue – untuk keperluan sendiri– untuk dijual

1. Menunjang kegiatan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif(pelatihan ketrampilan memproduksi barang/jasa)

2. Dapat menambah pengetahuan masyarakat untuk hidup lebih baik(misalnya : penyuluhan tentang kesehatan, pola makan, dsb.)

3. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat (misalnya : kegiatan wajibbelajar)

4. Bahan dan alat yang diperlukan mudah didapat5. Tenaga instruktur tersedia6. Biaya pelatihan murah7. dsb.

Contoh Kriteria Kegiatan Pelatihan

Page 63: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Tujuan

Penyusunan usulan pelatihan bertujuan untuk menghasilkan suaturumusan tentang rencana kegiatan pelatihan yang akan dilakukan,dalam rangka mendapatkan dukungan dana dari pihak yangberkompeten.

Hasil yang ingin dicapai

Rumusan tentang rencana kegiatan pelatihan yang dituangkan dalambentuk proposal yang menjelaskan tentang : jenis kegiatan pelatihan,kelompok sasaran, manfaat yang ingin didapat, materi pelatihan,instruktur yang akan memberikan pelatihan, bahan dan alat bantuyang diperlukan, waktu pelaksanaan, dan biaya yang dibutuhkan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Whiteboard/papan tulis/kertas plano/media lainnyaAlat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Susun konsep usulan (proposal) yang berisi tentang :

Bentuk kegiatan pelatihan yang akan dilakukanKelompok masyarakat yang akan menjadi kelompok targetAlasan/latar belakang pemilihan jenis pelatihanManfaat yang ingin didapat dari kegiatan pelatihanLembaga/instansi yang potensial untuk diajak kerjasamaBahan dan alat penunjang yang diperlukanPenanggungjawab pelaksanaanJadwal pelaksanaanJumlah biaya yang dibutuhkan

106 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 107

2. Bahas bersama-sama dengan kelompok target lainnya untukmendapatkan masukan.

5. Penyusunan Dokumen dan ImplementasiRPTK

Setelah seluruh proses pelaksanaan PBM-COREMAP yang bertumpupada penyusunan RPTK terpadu diselesaikan, dan informasi tentang profildesa, peta-peta kawasan konservasi dan zonasi serta dicapai kesepakatantentang aturan pengelolaan, maka pengurus Pokmas dengan dibantu olehMotivator Desa dan Fasilitator Lapangan menyusun dokumen RPTK, yangdilengkapi dengan Rencana Pengelolaan dan usulan-usulan kegiatan MPAdan pembangunan prasarana pengelolaan. Dokumen ini kemudiandiperkuat dengan Surat Keputusan Kepala Desa, dan tergantung kepadaPemerintah Kabupaten, dapat pula diperkuat dengan Perda.

Garis besar Dokumen RPTK disajikan dalam Sub-Bab ini, sedangkankerangka acuan penyusunan RPTK yang lebih rinci dapat dilihat dalamBuku II Panduan Pelaksanaan PBM-COREMAP.

Untuk mencapai hasil maksimum yaitu meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan kualitas hidup masyarakat, kegiatan pelatihan

hendaknya dilakukan secara berkesinambungan.

Page 64: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PELAKSANAAN IV 109108 PELAKSANAAN IV

Implementasi RPTK Terpadu

1. Implementasi RPTK Terpadu pada dasarnya meliputi dua halpokok yaitu implementasi dari rencana kegiatan (misalnyarencana kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang,pengembangan MPA, pembangunan prasarana, patroli,peningkatan kapasitas masyarakat) dan implementasi dariberbagai aturan (misalnya aturan pemanfaatan, aturan pemecahankonflik, aturan pengawasan, dan bentuk-bentuk kesepakatanlainnya).

2. Implementasi rencana kegiatan yang membutuhkan danatergantung dari ketersediaan dana yang dibutuhkan untukimplementasi rencana kegiatan yang bersangkutan. Oleh karenaitu, perlu dibuat skala prioritas sesuai dengan tingkat manfaat/pentingnya kegiatan terhadap tujuan pengelolaan terumbu karang.Kegiatan-kegiatan yang memberikan manfaat penting bagi upayapelestarian terumbu karang perlu didahulukan.

3. Implementasi berbagai peraturan yang telah dibuat hendaknyadiawali dengan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yangterkait dengan aturan yang bersangkutan. Sosialisasi perludilakukan secara intensif agar sebagian besar masyarakat betul-betul mengerti dan memahami tentang berbagai aturan yangberlaku dan mengikat semua warga masyarakat desa yangbersangkutan.

6. Pengajuan Permohonan Bantuan DanaAda dua jenis dana bantuan yang bisa diterima oleh masyarakat desasasaran program PBM-COREMAP yaitu Seed Fund (Dana Awal) dan Vil-lage Grant Fund (Dana Bantuan Desa). Dalam sub Bab ini diuraikanbeberapa hal yang perlu diketahui oleh masyarakat dan pihak-pihak yangterlibat dalam pelaksanaan program PBM-COREMAP, berkaitan denganpengelolaan dana bantuan tersebut.

OUTLINE RPTK TERPADU

Bab I . Pendahuluan- Gambaran Umum Wilayah Desa- Isu Pokok

Bab II. Visi dan Sasaran- Visi- Sasaran

Bab III. Strategi dan KegiatanA. Pengelolaan Terumbu Karang

- Batas Unit Pengelolaan- Penataan Kawasan (Zonasi)- Konservasi dan Rehabilitasi- Pembangunan Prasarana Pengelolaan- Aturan Pemanfaatan Sumber Daya Laut- Mekanisme Pemecahan Konflik- Sistem Pengawasan

B. Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif (MPA)- Kelompok masyarakat sasaran- Jenis-jenis usaha yang akan dikembangkan- Permodalan- Pembentukan Lembaga Keuangan Desa- Pelatihan

C. Pengembangan Prasarana- Jenis-jenis prasarana yang akan dibangun- Biaya dan bahan yang dibutuhkan

D. Peningkatan kapasitas dan kesadaran masyarakat- Jenis kegiatan- Instansi pendukung- Biaya

Bab IV. Organisasi PelaksanaBab V. Usulan BiayaLampiran-lampiran

Page 65: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

6.1. Dana Awal (Seed Fund)

Dana Awal (Seed Fund) adalah dana bantuan dalam bentuk hibah daridonor untuk masyarakat desa sasaran PBM-COREMAP melalui KPPCOREMAP Pusat yang dicairkan pada tahap-tahap awal pelaksanaanprogram PBM.

Sasaran penggunaan

Sasaran penggunaan Seed Fund adalah untuk kebutuhan-kebutuhan yangdirasakan sangat mendesak dan penting bagi masyarakat banyak dalamrangka upaya penyadaran dan menarik kepercayaan masyarakat terhadappelaksanaan program COREMAP. Akan lebih baik bila penggunaan SeedFund ini juga diarahkan untuk permodalan bagi usaha masyarakat yangdikelola sebagai dana bergulir, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakatbanyak.

PELAKSANAAN IV 111110 PELAKSANAAN IV

Persyaratan :a) Usulan kegiatan harus sesuai dengan hasil analisis kebutuhanb) Permohonan bantuan dana diusulkan oleh Kelompok Masyarakat

(Pokmas) bersama-sama dengan Pemerintah Desa. Proyek tidakakan memberikan bantuan dana kepada atas nama perorangan(individu).

c) Dukungan dana untuk pembangunan prasarana umum dapatdiberikan bila prasarana tersebut memenuhi kepentingan sebagianbesar warga dan keberadaannya akan membantu keberhasilankegiatan pengelolaan terumbu karang.

d) Permohonan dana Seed Fund untuk kegiatan Mata PencaharianAlternatif harus disertai dengan kesanggupan Pokmas untukmengembalikan, sehingga nantinya dapat dikelola sebagai danabergulir.

Contoh kegiatan yang dapat diberi bantuan dana dari Seed Fund:- system penyediaan air bersih untuk masyarakat- pembangunan sarana sanitasi- pengembangan usaha Mata pencaharian Alternatif yang memenuhi syarat-

syarat seperti halnya pada Dana Bantuan Desa

Proses pengajuan permohonan dana dan pengelolaannya :

a) Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, Pokmasdengan difasilitasi oleh Fasilitator Lapangan menyusun UsulanKegiatan (Proposal).

b) Setelah disusun, usulan kegiatan dibahas dengan PemerintahDesa dan pihak terkait lainnya untuk diketahui dan mendapatkanmasukan.

c) Setelah direvisi, selanjutnya usulan kegiatan ini ditandatanganioleh Ketua Pokmas pengusul

d) Fasilitator Lapangan Senior mengirimkan usulan ini kepada PokjaKabupaten (KPP-COREMAP Kabupaten) untuk mendapatkansurat keterangan bahwa usulan kegiatan dimaksud telahdikonsultasikan dan diketahui oleh Pokja Kabupaten (KPP-COREMAP Kabupaten). Prosedur administrasi ini diharapkanuntuk diselesaikan dalam waktu sekitar 7 (tujuh) hari kerja.

e) Dengan dilampiri Surat Keterangan dari Pokja Kabupaten (KPP-COREMAP Kabupaten), Fasilitator Lapangan Senior mengirimkanusulan kegiatan kepada KPP-COREMAP Pusat.

f) KPP-COREMAP Pusat bersama-sama dengan konsultan menilaiusulan kegiatan dan usulan anggaran serta memberikanpersetujuan besarnya bantuan dana yang dapat diberikan. Hasilpenilaian oleh KPP-COREMAP Pusat dan konsultan tersebutdituangkan dalam Berita Acara, keseluruhan proses diharapkanuntuk diselesaikan dalam waktu sekitar 14 (empat belas) harikerja.

g) Jumlah dana bantuan yang disetujui akan ditransfer ke rekeningLSM Pendamping. Kemudian LSM Pendamping akanmendistribusikan dana tersebut ke Pokmas Pengusul di lokasibinaannya.

h) Selanjutnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat,Pokmas penerima dana mengangsur pengembalian dana bantuankepada Lembaga Keuangan Desa untuk disalurkan kepadaPokmas lainnya sebagai dana bergulir.

Page 66: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Pelaporan dan pertanggungjawaban :

a) Setiap Pokmas penerima dana bantuan, wajib membuat laporankeuangan secara benar dan transparan.

b) Kwitansi pembelian barang harus dilampirkan dalam laporanpertanggungjawaban keuangan.

c) Laporan keuangan dimaksud, wajib diinformasikan kepadaseluruh anggota Pokmas, Fasilitator Lapangan dan Kepala Desa.

Pemantauan pemanfaatan dana bantuan :

a) Fasilitator Lapangan dan Fasilitator Lapangan Seniorbertanggungjawab untuk memantau penggunaan dana olehPokmas.

b) Fasilitator Lapangan dan Fasilitator Lapangan Seniorbertanggungjawab untuk melaporkan pengelolaan dana olehPokmas, kepada KPP-COREMAP Pusat dan Konsultan yangditunjuk setiap bulan sekali.

c) KPP-COREMAP Pusat, lembaga donor (institusi yang ditunjuk),dan/atau petugas Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan(BPKP), berhak melakukan pemantauan dan pemeriksaanterhadap penggunaan dana bantuan yang dikelola olehmasyarakat.

6.2. Dana Bantuan Desa (Village Grant Fund)

Dana Bantuan Desa adalah dana bantuan dari lembaga donor dalambentuk pinjaman kepada Pemerintah Indonesia yang ditujukan untukmasyarakat desa sasaran program COREMAP dan diberikan melalui KPP-COREMAP Pusat. Dana Bantuan Desa yang dipergunakan untuk kegiatanpengelolaan terumbu karang dan pembangunan prasarana dasar diberikandalam bentuk hibah, sedangkan yang dipergunakan sebagai modal usaha(Mata Pencaharian Alternatif) diberikan dalam bentuk pinjaman yang harusdikembalikan sebagai sumber dana bergulir.

112 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 113

ANALISA KEBUTUHAN

SUSUN PROPOSAL

BAHAS DGN PEMDES

REVISI

VERIFIKASI FL DIKETAHUI FLS

DIKETAHUI OLEH POKJA (KPP KABUPATEN)

AJUKAN KE KPP COREMAP PUSAT

REKENING LSM PENMDAMPING

POKMAS

LEMBAGA KEUANGAN DESA

: Alur proses dokumen

: Aliran dana (seed fund)

: Pengulangan proses

Keterangan :

DIAGRAM PROSES PENGAJUAN DAN PENGELOLAAN DANA AWAL (SEED FUND)

: Perputaran dana dalam bentuk dana bergulir

DINILAI OLEH KPP COREMAP DAN KONSULTAN

DIAGRAM PROSES PENGAJUAN DANPENGELOLAAN DANA AWAL (SEED FUND)

ANALISA KEBUTUHAN

SUSUNPROPOSAL

BAHAS DGN PEMDES

REVISI

VERIFIKASI FLDIKETAHUI FLS

DIKETAHUI OLEHPOKJ (KPP

KABUPATEN)

AJUKAN KE KPPCOREMAP PUSAT

DINILAI OLEH KPPCOREMAP DAN

KONSULTAN

REKENING LSMPENDAMPING

POKMAS

LEMBAGA KEUANGANDESA

: Alur proses dokumenKeterangan :

: Aliran dana (seed fund)

: Pengulangan proses

: Perputaran dana dalam bentuk dana bergulir

Page 67: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

c) Dana pendamping (matching grant) dalam kegiatan pengembang-an Mata Pencaharian Alternatif (MPA) yaitu sebesar maksimum50 % dari jumlah modal yang diperlukan.

d) Untuk membantu pembuatan prasarana pengelolaan terumbukarang yang telah disetujui, sehingga implementasi rencanapengelolaan dapat berlangsung secara efektif. Untuk kegiatanini, kontribusi dari masyarakat minimal sebesar 25 % dari jumlahdana yang diperlukan. Bentuk kontribusi masyarakat sebesar25 % ini dapat berupa tenaga kerja, barang, uang tunai ataukombinasi dari ketiganya.

114 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 115

Sasaran penggunaan

Sasaran penggunaan paket bantuan desa antara lain :

a) Untuk biaya pengelolaan dan pemantauan terumbu karang. Untukkegiatan ini tidak diwajibkan adanya sumbangan dari masyarakat.

b) Menunjang usaha perkreditan lokal bila di desa lokasi kegiatanPBM-COREMAP belum terdapat sumber kredit alternatif.Besarnya dana bantuan yang bisa diberikan untuk pendirian usahaperkreditan adalah maksimum 50 % dari jumlah dana yang berasaldari masyarakat.

Contoh jenis-jenis kegiatan usaha yang tidak dapat diberibantuan modal :

1. Pembuatan terumbu karang buatan2. Transplantasi atau penebaran kembali sumberdaya ikan sebelum rancana pengelolaan

diimplementasikan3. Pengadaan kapal dan peralatan perikanan kecuali untuk mengganti cara penangkapan

ikan yang merusak

Contoh jenis-jenis pembangunan prasarana yang dapat diberi bantuan dana :

1. Bangunan untuk memantau zona lindung (sanctuary)2. Pusat konservasi karang di desa3. Sistem penyediaan air tawar untuk keperluan masyarakat4. Dermaga kecil5. Dinding penahan gelombang6. Perbaikan sanitasi desa

Contoh jenis-jenis pembangunan prasarana yang tidak dapat diberibantuan dana :

1. Tugu peringatan2. Patung3. Bangunan-bangunan fasilitas non produksi

Contoh program konservasi dan rehabilitasi yang bisamendapatkan bantuan dana dari COREMAP :

Pembuatan tanda batas kawasan lindungPemasangan papan laranganPenanaman pohon bakau untuk menahan abrasi dan memperbaiki ekosistempantaiKegiatan pemantauan oleh masyarakat

Contoh jenis-jenis kegiatan usaha yang dapat diberibantuan modal :

1. Pembuatan es2. Pembuatan kotak pendingin untuk penyimpanan ikan3. Pengolahan ikan4. Budidaya rumput laut (alga)5. Budidaya ikan atau moluska dengan teknologi yang telah teruji6. Penyelaman (snorkeling) atau kegiatan ekowisata lain yang tidak mengakibatkan

dampak negatif terhadap lingkungan7. Kerajinan tangan8. Pengalihan cara penangkapan ikan dari cara yang merusak (misalnya

penangkapan ikan dengan sianida) dengan cara lain yang tidak merusaklingkungan khususnya terumbu karng (miskalnya penangkapan ikan denganpancing atau jaring)

Page 68: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

e) Untuk membantu biaya-biaya pelatihan dalam rangka upayapeningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat.

Persyaratan :

a) Usulan kegiatan harus sesuai dengan hasil analisis kebutuhandan dituangkan dalam Dokumen Rencana Pengelolaan TerumbuKarang Terpadu/RPTK Terpadu (Program Konservasi,Pembangnan Prasarana Pengelolaan Terumbu Karang,Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif, dan ProgramPeningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat).

b) Permohonan bantuan dana untuk modal pengembangan usaha(MPA) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :- Jenis usaha yang diusulkan layak secara ekonomis/finansial- Beresiko rendah- Teknologi dapat dikuasai oleh masyarakat- Memerlukan modal rendah- Memiliki pasar yang jelas- Ramah lingkungan- Tidak menimbulkan dampak negatif yang berarti

c) Dukungan dana untuk usaha perkreditan lokal dapat diberikanbila :

Usaha perkreditan telah terbentuk

Usaha perkreditan yang terbentuk dapat menjadi wahana bagiusaha konservasi terumbu karang dan pengembangan MataPencaharian Alternatif

Usaha perkreditan dimaksud dapat memberikan manfaatdalam mengurangi ketergantungan masyarakat setempatpada kreditor dari luar

Usaha perkreditan dikekola dan dipimpin oleh masyarakatsetempat

d) Permohonan bantuan dana untuk pembangunan prasarana harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

116 PELAKSANAAN IV

- Prasarana yang akan dibangun dapat menunjang keberhasilanpengelolaan terumbu karang dan/atau pengembangan MataPencaharian Alternatif

- Dapat memberikan manfaat bagi sebagian besar masyarakat

- Menggunakan tenaga kerja setempat

- Sebanyak mungkin menggunakan bahan-bahan lokal

- Konstruksi, instalasi, pengoperasian, dan perawatannyasesuai dengan kemampuan teknologi di tingkat desa

- Prasarana yang akan dibangun tidak mengganggu lingkungan

- Bantuan dana yang diperlukan berada dalam kisaran anggarandana bantuan yang tersedia

e) Permohonan bantuan dana diusulkan oleh Kelompok Masyarakat(Pokmas) bersama-sama dengan Pemerintah Desa. Proyek tidakakan memberikan bantuan dana atas nama perorangan (individu).

f) Setiap Pokmas pengusul telah membuat kesepakatan/perjanjianuntuk mengangsur pengembalian dana bantuan bagipengembangan usaha (MPA), yang diatur dan disetujui oleh Mo-tivator Desa, Fasilitator Lapangan, serta diketahui oleh KepalaDesa.

Proses pengajuan permohonan dan pengelolaan dana :

a) Permohonan dana bantuan desa diajukan satu paket dalamdokumen Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu.

b) Dokumen Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu yangtelah selesai disusun (telah dibahas dan disetujui oleh sebagianbesar masyarakat dan Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah sertainstansi terkait) dikirim oleh Fasilitator Lapangan Senior kepadaKPP-COREMAP Kabupaten untuk dibuatkan Surat Keteranganbahwa dokumen RPTK Terpadu tersebut telah dikonsultasikandan diketahui oleh KPP-COREMAP Kabupaten). Proseduradministrasi ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu kurangdari 7 (tujuh) hari kerja.

PELAKSANAAN IV 117

Page 69: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

c) Pencairan tahap ketiga sebesar 40 % akan dilakukan setelahdilakukan evaluasi oleh KPP-COREMAP Pusat dan Konsultanterhadap implementasi Rencana Pengelolaan Terumbu KarangTerpadu dan dinyatakan berhasil yaitu sasaran yang telahditetapkan dalam RPTK Terpadu dapat dicapai.

Prosedur pengelolaan dana bantuan desa :

a) Barang-barang yang dibutuhkan sedapat mungkin dibeli daripemasok yang ada di desa setempat.

b) Penetapan harga beli didasarkan pada sedikitnya tiga pembandingharga penawaran.

c) Jenis-jenis barang yang dibeli harus sesuai dengan daftar yangtercantum dalam RPTK Terpadu yang telah disetujui.

d) Tenaga kerja berasal dari tenaga kerja yang ada di desa setempatyang merupakan bentuk kontribusi masyarakat setempat terhadapprogram pengelolaan terumbu karang.

e) Material yang diperlukan diambil dari sumber yang ada di desasetempat.

Pelaporan dan pertanggungjawaban :

a) Setiap Pokmas penerima dana bantuan, wajib membuat laporankeuangan secara benar dan transparan.

b) Kwitansi pembelian barang harus dilampirkan dalam laporanpertanggungjawaban keuangan.

c) Laporan keuangan dimaksud, wajib diinformasikan kepada seluruhanggota Pokmas, Fasilitator Lapangan dan Kepala Desa.

Pemantauan pemanfaatan dana bantuan :

a) Fasilitator Lapangan dan Fasilitator Lapangan Seniorbertanggungjawab untuk memantau penggunaan dana olehPokmas.

PELAKSANAAN IV 119

c) Dengan dilampiri Dokumen RPTK Terpadu dan Surat Keterangandari KPP-COREMAP Kabupaten tersebut, selanjutnya FasilitatorLapangan Senior mengirimkan Surat Permohonan Bantuan Danakepada KPP-COREMAP Pusat.

d) KPP-COREMAP Pusat bersama-sama dengan konsultan menilaikelayakan teknis dari RPTK Terpadu dan usulan kegiatan yangdiajukan tersebut dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara,dan keseluruhan proses diharapkan untuk diselesaikan dalamwaktu sekitar 14 (empat belas) hari kerja.

e) Usulan kegiatan dan usulan anggaran yang telah disetujuidikonfirmasikan kembali kepada Pokmas Pengusul.

f) Pokmas mempersiapkan dokumen RPTK dan dokumen-dokumenlain yang diperlukan bagi keperluan administrasi pembayaran keKPKN melalui KPP-COREMAP.

g) Jumlah dana bantuan yang disetujui akan ditransfer oleh KPKNke rekening Pokmas Pengusul. Penandatangan dalam rekeningini paling sedikit terdiri dari 2 orang yaitu Ketua dan BendaharaPokmas.

h) Fasilitator Lapangan Senior, Fasilitator Lapangan, dan Konsultanyang ditunjuk ikut mengetahui pencairan dana dengan caramembubuhkan tanda tangan dibalik kuitansi yang dibuat olehmasing-masing Ketua dan Bendahara Pokmas.

i) Selanjutnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat,Pokmas penerima dana mengangsur pengembalian dana bantuankepada Lembaga Keuangan Desa untuk disalurkan kepadaPokmas lainnya sebagai dana bergulir.

Pencairan paket bantuan :

a) Pencairan tahap pertama sebesar 30% dari jumlah dana bantuanakan dilakukan setelah Rencana Pengelolaan Terumbu KarangTerpadu disetujui oleh KPP-COREMAP Pusat dan Konsultanserta pihak terkait lainnya.

b) Pencairan tahap kedua sebesar 30% dari jumlah dana bantuanakan dilakukan setelah Laporan penggunaan dana tahap I diterimaoleh KPP-COREMAP Pusat dan dinilai layak yaitu penggunaandan kemajuan hasil sesuai dengan yang telah direncanakan.

118 PELAKSANAAN IV

Page 70: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

120 PELAKSANAAN IV PELAKSANAAN IV 121

b) Fasilitator Lapangan dan Fasilitator Lapangan Seniorbertanggungjawab untuk melaporkan pengelolaan dana olehPokmas, kepada KPP-COREMAP Pusat dan Konsultan yangditunjuk setiap bulan sekali.

c) KPP-COREMAP Pusat, lembaga donor (institusi yang ditunjuk),dan/atau petugas Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan (BPKP), berhak melakukan pemantauan danpemeriksanaan terhadap penggunaan dana bantuan yang dikelolaoleh masyarakat.

IDENTIFIKASI ISU

SUSUN RPTK TERPADU

BAHAS DGN PEMDES & PEMDA

REVISI

DISETUJUI OLEH MASYARAKAT &

PEMDA

AJUKAN KE KPP COREMAP PUSAT UNTUK DINILAI

PERMOHONAN PERMINTAAN

PEMBAYARAN KE KPKN

BPD/BRI

POKMAS

LEMBAGA KEUANGAN DESA

: Alur proses dokumen

: Aliran dana

: Pengulangan proses

Keterangan :

DIAGRAM PROSES PENGAJUAN DAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN DESA (VILLAGE GRANT FUND)

: Perputaran dana dalam bentuk dana bergulir

BPD/BRIPERMOHONANPERMINTAAN

PEMBAYARAN KEKPKN

POKMASAJUKAN KE KPP

COREMAP PUSATUNTUK DINILAI

DISETUJUI OLEHMASYARAKAT &

PEMDA

LEMBAGAKEUANGAN DESA

REVISI

BAHAS DGNPEMDES & PEMDA

SUSUNRPTK TERPADU

IDENTIFIKASI ISU

DIAGRAM PROSES PENGAJUAN DANPENGELOLAAN DANA BANTUAN DESA (VILLAGE GRANT FUND)

Keterangan :

: Alur proses dokumen

: Aliran dana

: Pengulangan proses

: Perputaran dana dalam bentuk dana bergulir

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 71: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

MONEV V 123

Tujuan

Untuk mendokumentasikan perkembangan, pencapaian dan kendalayang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan, agar dapat dilakukanperbaikan dan penyesuaian secara berkala untuk mengoptimalkanhasil.

Hasil yang ingin dicapai

Adanya informasi tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan olehPokmas secara rutin yang meliputi :

- Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan

- Hasil-hasil yang telah dapat dicapai

- Jumlah penggunaan dana

- Kendala-kendala yang timbul

Bahan dan alat yang diperlukan :Dokumen Rencana Kerja

Table Pemantauan

Alat-alat tulis

Strategi pelaksanaan :1. Siapkan laporan bulanan, kwartal, semester dan tahunan.

2. Identifikasi berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama periodepelaporan, meliputi hasil yang dicapai, kendala, serta rencanatindak lanjutnya.

3. Serahkan laporan tersebut kepada Fasilitator Lapangan sesuaidengan jadwal yang telah ditentukan.

1.2. Pemantauan Oleh Fasilitator Lapangan

Pemantauan ini dilakukan oleh Fasilitator Lapangan terhadap pelaksanaankegiatan PBM-COREMAP di tingkat desa.

122 MONEV V

BAB VPEMANTAUAN DAN

EVALUASI

1. Pemantauan

Pemantauan adalah suatu proses mengamati kemajuan pelaksanaanrencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses pemantauanyang dimaksud dalam buku ini adalah kegiatan pemantauan oleh FasilitatorLapangan sebagai pendamping masyarakat langsung dan pemegang kuncikeberhasilan pelaksanaan PBM di tingkat desa, serta oleh FasilitatorLapangan Senior sebagai Organisator Lapangan dan pemegang kuncikesuksesan pelaksanaan PBM di tingkat kabupaten.

Tujuan :

Untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan perkerjaansesuai dengan rencana serta tahapan waktu yang direncanakan.

Untuk mengumpulkan informasi tentang hasil kegiatan yang telahdapat dicapai serta kendala-kendala yang timbul.

Hasil yang ingin dicapai

Hasil yang ingin didapat dari kegiatan Pemantauan adalahterkumpulnya informasi tentang keadaan kemajuan pelaksanaan pro-gram PBM-COREMAP secara berkala serta kendala-kendala yangmuncul.

1.1. Penyusunan Laporan Oleh Pengurus PokmasPenyusunan laporan oleh pengurus Pokmas diperlukan sebagai dasarpemantauan kemajuan dan pencapaian pekerjaan yang akan dilakukansecara berkala oleh Fasilitator Lapangan.

Page 72: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Tujuan :- Agar Fasilitator Lapangan dapat memantau perkembangan

pelaksanaan program-program di desa binaannya, sehingga bisamemastikan apakah target yang telah ditetapkan dapat dicapai.Hal ini sangat penting karena pelaksanaan program dan tugaspendampingan oleh Fasilitator dibatasi waktu.

- Agar Fasilitator Lapangan dapat mengidentifikasi masalah yangmenjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaiantarget, sehingga bisa mencari pemecahan bersama-sama denganPengurus Pokmas, Motivator Desa, Fasilitator Lapangan Senioratau pihak terkait lainnya.

Hasil yang ingin dicapaiTersusunnya informasi tentang kegiatan PBM-COREMAP di tingkatdesa yang meliputi :- Jenis kegiatan yang telah dilakukan- Hasil yang telah dicapai- Kendala yang timbul- Jumlah dan alokasi pemanfaatan dana (Seed Fund, dan Viilage

Grant Fund)

Bahan dan alat yang diperlukan :Dokumen Rencana KerjaAlat-alat tulis

Pendekatan cara pelaksanaan :1. Lakukan pemantauan setiap akhir bulan.2. Periksa Laporan Rencana Kegiatan Bulanan Pokmas untuk bulan

kegiatan yang akan dipantau.3. Periksa Laporan Bulanan Pokmas untuk periode bersangkutan.4. Identifikasi hasil-hasil yang telah diperoleh dari setiap pelaksanaan

kegiatan tersebut.5. Bandingkan dengan target atau rencana yang terdapat dalam

Laporan Rencana Kegiatan bulanan.6. Pastikan apakah hasil kemajuan yang diperoleh telah sesuai

dengan rencana yang terdapat dalam Laporan Rencana Kegiatanbulanan.

7. Bila ternyata hasil yang dicapai masih di bawah target yang telahdibuat, identifikasi kendala-kendala apa yang muncul danrumuskan bagaimana alternatif pemecahannya.

8. Serahkan laporan hasil pemantauan kepada Fasilitator LapanganSenior sesuai jadwal yang telah ditentukan.

1.3. Pemantauan Teknis Oleh Fasilitator LapanganSenior

Pemantauan ini dilakukan oleh Fasilitator Lapangan Senior terhadaprencana dan pelaksanaan kegiatan PBM-COREMAP dalam lingkup wilayahsatu kabupaten

Tujuan :- Agar Fasilitator Lapangan Senior dapat memantau pelaksanaan

program PBM-COREMAP dalam wilayah kabupaten yang menjadiwilayah kerjanya, sehingga bisa memastikan apakah target-target yang telah ditetapkan dapat dicapai. Hal ini sangat pentingkarena pelaksanaan program dan tugas pendampingan dibatasiwaktu.

- Agar Fasilitator Lapangan Senior dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan danpencapaian target, sehingga bisa mencari pemecahan bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaanprogram PBM.

Hasil yang ingin dicapaiTersusunnya informasi tentang kegiatan PBM-COREMAP di tingkatkabupaten, meliputi :- Jenis-jenis kegiatan yang telah dilakukan- Hasil yang telah dicapai- Kendala yang timbul- Alokasi dan jumlah dana yang telah dimanfaatkan (Seed Fund,

dan Viilage Grant Fund)

124 MONEV V MONEV V 125

Page 73: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Strategi pelaksanaan :1. Lakukan pemantauan langsung ke lapangan setiap tiga bulan.2. Periksa Laporan Kegiatan Fasilitator Lapangan yang merupakan

rangkuman Laporan Kegiatan Pokmas binaan masing-masingFasilitator Lapangan, untuk periode yang bersangkutan.

3. Periksa Laporan-laporan Kegiatan dari setiap Pokmas sesuaiperiode yang bersangkutan.

4. Identifikasi berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama periodepemantauan.

5. Identifikasi hasil yang telah diperoleh dari setiap pelaksanaankegiatan tersebut.

6. Bandingkan dengan target atau rencana yang terdapat dalamLaporan Rencana Kegiatan Awal maupun Laporan Kegiatan yangtelah disesuaikan pada setiap periode pemantauan.

7. Lakukan kajian apakah hasil kemajuan yang diperoleh telah sesuaidengan rencana yang terdapat dalam Laporan.

8. Bila ternyata hasil yang dicapai masih di bawah target yang telahdibuat, identifikasi kendala-kendala apa yang muncul danrumuskan bagaimana alternatif pemecahannya.

1.4. Pemantauan Kinerja Fasilitator LapanganPemantauan ini dilakukan oleh Fasilitator Lapangan Senior terhadap kinerjasetiap Fasilitator Lapangan di wilayah Kabupaten yang dibinanya.

Tujuan :- Agar Fasilitator Lapangan Senior dapat memantau kemampuan,

kinerja, serta keberhasilan setiap Fasilitator Lapangan yangmenjadi tanggung jawabnya dalam menjalankan fungsimemfasilitasi pelaksanaan program PBM-COREMAP di lokasimasing-masing.

- Agar Fasilitator Lapangan Senior dapat mengidentifikasi masalahyang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan danpencapaian target, sehingga bisa mencari pemecahan ataumengganti Fasilitator Lapangan yang bersangkutan.

Hasil yang ingin dicapaiTerjaganya kinerja Fasilitator Lapangan agar tetap optimal dan sesuaidengan kegiatan yang dilaksanakan.

Strategi pelaksanaanPematauan dapat dilakukan menurut tahap-tahap kegiatanpelaksanaan PBM-COREMAP sebagai berikut :

1. Lakukan pemantauan langsung ke lapangan setiap tiga bulan.

2. Periksa Laporan Kegiatan dari Fasilitator Lapangan yangmerupakan rangkuman Laporan Kegiatan Pokmas binaan masing-masing Fasilitator Lapangan, untuk periode yang bersangkutan.

3. Periksa Laporan-laporan Kegiatan dari setiap Pokmas sesuaiperiode yang bersangkutan.

4. Identifikasi berbagai kegiatan yang telah dilakukan selamaperiode pemantauan.

5. Identifikasi hasil-hasil yang telah diperoleh dari setiap pelaksanaankegiatan tersebut.

6. Bandingkan dengan target atau rencana yang terdapat dalamLaporan Rencana Kegiatan Awal maupun Laporan Kegiatan yangtelah disesuaikan pada setiap periode pemantauan.

7. Lakukan kajian apakah hasil kemajuan yang diperoleh telahsesuai dengan rencana yang terdapat dalam laporan.

8. Bila ternyata hasil yang dicapai masih di bawah target yang telahdibuat, identifikasi kendala-kendala apa yang muncul danrumuskan bagaimana alternatif pemecahannya.

Hasil yang ingin dicapai

Terjaganya kinerja Fasilitator Lapangan agar tetap optimal dan sesuaidengan kegiatan yang dilaksanakan.

Strategi pelaksanaan

Pemantauan dapat dilakukan menurut tahap-tahap kegiatanpelaksanaan PBM-COREMAP sebagai berikut :

126 MONEV V MONEV V 127

Page 74: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

1.4.1. Tahap Pra-Perencanaan

Sosialisasi diri Fasilitator Lapangan :

- Apakah Fasilitator Lapangan telah melakukan sosialisasi diriterhadap Kepala Desa, tokoh-tokoh informal dan masyarakat ?

- Apakah sosialisasi diri tersebut berjalan dengan lancar ?- Apakah Fasilitator Lapangan dapat diterima dengan baik oleh

Pemerintah Desa, tokoh informal serta masyarakat luas?- Apakah ada masyarakat yang menolak kehadiran Fasilitator

Lapangan?- Apakah Fasilitator Lapangan telah menggunakan kiat-kiat khusus

untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat?- Apakah peserta cukup antusias mengikuti kegiatan pembekalan?- Apakah selama atau setelah mengikuti kegiatan pembekalan,

para peserta semakin tertarik untuk terlibat dalam kegiatan PBM-COREMAP?

- Apakah setelah mengikuti pembekalan, peserta merasa siapmenjalankan tugasnya di lapangan?

Pembekalan Pengurus Pokmas :- Apakah kegiatan ini telah dilakukan?- Berapa jumlah pengurus Pokmas yang telah mengikuti kegiatan

pembekalan?- Apakah peserta cukup antusias mengikuti kegiatan pembekalan?- Apakah selama atau setelah mengikuti kegiatan pembekalan,

para peserta semakin tertarik untuk terlibat dalam kegiatan PBM-COREMAP?

- Apakah setelah mengikuti pembekalan, peserta merasa siapmenjalankan tugasnya di lapangan?

1.4.2. Tahap Perencanaan

Identifikasi/analisis Profil Desa :- Apakah kegiatan telah dilakukan?

- Apakah pihak terkait cukup membantu palaksanaan kegiatan ini,misalnya dalam hal penyampaian informasi/data?

- Apakah data yang terkumpul cukup untuk menyusunperencanaan?

Identifikasi/analisis Stakeholders :

- Apakah kegiatan telah dilakukan?

- Apakah jenis-jenis stakeholders yang telah berhasil diidentifikasi?

- Apakah stakeholder yang teridentifikasi juga telah ditemui untukdiberi informasi tentang berbagai hal berkaitan dengan programPBM-COREMAP?

- Bagaimana tanggapan mereka?

- Apakah mereka cukup tertarik dan akan mendukung PBM-COREMAP?

Identifikasi kebutuhan masyarakat (need assesment) :

- Apakah kegiatan telah dilakukan?

- Seberapa jauh partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini?

- Apakah hasilnya relevan dengan kondisi masyarakat dan pro-gram pengelolaan terumbu karang?

- Apakah sasaran (hasil yang ingin dicapai untuk jangka waktutertentu) telah dirumuskan dengan baik?

- Apakah jenis kegiatan yang direncanakan memiliki keterkaitandengan profil desa, hasil identifikasi kebutuhan pokok, isu-isupokok pengelolaan, serta sasaran yang telah dirumuskansebelumnya?

1.4.3. Tahap Pelaksanaan

Penyusunan RPTK Terpadu :

- Apakah kegiatan telah dilakukan?

- Apakah masyarakat terlibat secara aktif dalam penyusunanRPTK?

128 MONEV V MONEV V 129

Page 75: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

- Apakah proses penyusunan dan hasilnya telah mengacu dansesuai dengan “Outline” RPTK dalam Buku Panduan PelaksanaanPBM-COREMAP?

- Apakah hasilnya telah mendapatkan kesepakatan dari sebagianbesar masyarakat?

- Apakah Pemda telah mendukung menguatkan RPTK denganPeraturan Daerah?

- Apakah konsultasi aktif telah dilakukan dengan KPP-COREMAPdalam proses penysusunan RPTK terpadu?

Pengajuan permohonan dana bantuan :

- Apakah RPTK sebagai salah satu syarat utama pencairan danabantuan desa (Village grant) telah disetujui baik oleh masyarakatmaupun Pemkab serta KPP-COREMAP?

- Apakah kelengkapan kelembagaan untuk pengelolaan dana didesa telah terbentuk dengan baik?

- Apakah semua persyaratan administratif yang diperlukan untukpengajuan permohonan telah lengkap?

- Apakah permohonan telah diajukan ke KPP-COREMAP?- Apakah terhadap dokumen permohonan yang telah dikirimkan

kepada KPP-COREMAP, telah dilakukan konfirmasi mengenaisudah diterima atau belum dan mengenai apakah persyaratanyang diperlukan telah mencukupi?

Implementasi RPTK Terpadu :

- Sejauhmana RPTK Terpadu telah diimplementasikan?- Apa kendala yang timbul dalam implementasi RPTK Terpadu

khususnya menyangkut :√ Pengelolaan Kawasan lindung√ Implementasi aturan pemanfaatan√ Kegiatan pengawasan√ Pembangunan sarana/prasarana pengelolaan√ Pengelolaan dana bantuan desa√ Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif

1.5. Hasil Kegiatan/Aspek-Aspek Yang Perlu Diobservasi/Diamati

1.5.1. Aspek Fisik :- Tingkat abrasi pantai- Tingkat pencemaran laut- Jumlah prasarana dasar yang dibangun

1.5.2. Aspek Biologi :- Kondisi penutupan karang- Jumlah jenis ikan- Populasi ikan- Populasi bakau

1.5.3. Aspek Hukum :- Jumlah pemboman- Jumlah kasus pelanggaran yang diproses menurut aturan yang

telah disepakati dalam RPTK Terpadu- Jumlah kasus pelanggaran yang proses penyelesaiannya

berlanjut ke meja hijau- Jumlah kasus pelanggaran yang pelakunya ditahan/dipenjara- Jumlah pengebom yang masih beroperasi

1.5.4. Aspek Sosial Budaya :

- Persentase jumlah anggota masyarakat yang telah mengertidan menerima program COREMAP

- Jumlah anggota masyarakat yang aktif dalam kegaiatanpengelolaan terumbu karang

- Jumlah anggota keluarga yang bekerja

1.5.5. Aspek Ekonomi Masyarakat :- Jenis-jenis alat tangkap baru yang ramah lingkungan sebagai

pengganti alat tangkap lama yang bersifat merusak

130 MONEV V MONEV V 131

Page 76: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

- Jenis-jenis kegiatan mata pencaharian baru yang telah berhasildikembangkan

- Jumlah ikan hasil tangkapan- Jumlah penghasilan keluarga- Jumlah pendapatan Pemerintah Desa dari retribusi sumber daya

alam laut

1.5.6. Aspek Kelembagaan :

- Terbentuknya kelembagaan baru yang khusus menanganipengelolaan terumbu karang dan pengembangan masyarakat

- Jumlah Peraturan atau Ketentuan lainnya yang diterbitkan olehpemerintah, baik desa, kecamatan atau Kabupaten yangberkaitan dengan pengelolaan terumbu karang

2. EvaluasiEvaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap tingkat pencapaian hasilberdasarkan sasaran yang telah ditetapkan dan penilaian terhadapefektifitas strategi yang digunakan.

Tujuan :Untuk mengetahui sejauh mana sasaran yang ditetapkan telahdicapaiUntuk mengetahui efektifitas strategi yang digunakan dalam upayapencapaian sasaranUntuk mengetahui efektifitas strategi yang digunakan dalam upayaperbaikan strategi dan program kegiatan pada periode berikutnya.

Hasil yang ingin dicapaiAgar program PBM-COREMAP mampu menghilangkan/mengurangikegiatan yang merusak kualitas terumbu karang dan meningkatkankehidupan perekonomian masyarakat lebih baik dari sebelumnya.

Bahan dan alat yang diperlukan :Laporan hasil pemantauanAlat-alat tulis

Strategi pelaksanaan :

1. Evaluasi hasil, dapat dilakukan pada setiap akhir tahapan kegiatan(Pra-Prencanaan, Perencanaan, Pelaksanaan) atau berdasarkanperiode waktu tertentu (semesteran, tahunan, dsb) yang cukuppanjang, agar perubahan yang terjadi dapat terukur.

2. Evaluasi dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh darikegiatan pemantauan.

3. Kaji apakah ada peningkatan nilai dari berbagai indikator tersebutdibandingkan dengan kondisi sebelum pelaksanaan programPBM-COREMAP.

4. Terhadap berbagai indikator yang belum menunjukkan adanyaperbaikan, lakukan pengkajian tentang faktor-faktor penyebabnya.

5. Bila didapat indikasi bahwa strategi yang digunakan merupakanpenyebab rendahnya pencapaian hasil, maka lakukan diskusikelompok untuk memperbaiki strategi dan kegiatan yangbersangkutan untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuanpelaksanaan pada periode berikutnya.

6. Bila hasil yang didapat telah memenuhi standar, maka strategidan program dapat terus dipergunakan tanpa dilakukan perbaikan.

132 MONEV V MONEV V 133

Page 77: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAGIAN KETIGA

Apa ya tugas saya sebagai pengamatterumbu karang ??

Beri dong Kerangka Acuannya !!

Kalau cuaca baik, hasil ikan ya cukupbanyak, tapi kalau terlalu banyakmesti diapain?Ajarin dong cara mengawetkan dankegiatan lain jika cuaca buruk dansaya ngga bisa cari ikan.

Menyusun RPTK kok susah bangetsih, belum lagi laporannya.Bagaimana urut-urutannya ya ?Saya perlu kerangka RPTK yangjelas, juga cara-cara menyusun usulankegiatan dan pendanaan.

Page 78: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IKERANGKA ACUAN

Kerangka Acuan adalah suatu batasan yang dibuat sebagai pedomanuntuk melaksanakan suatu pekerjaan. Bagi setiap pekerjaan yangpelaksanaannya harus dilakukan dengan melibatkan pihak/orang lain,pada dasarnya diperlukan adanya kerangka acuan, sehingga semua pihakyang berkepentingan dapat bertumpu pada suatu acuan yang sama. Babini memuat beberapa Kerangka Acuan yaitu Kerangka Acuan untuk LSMPendukung, Fasilitator Lapangan Senior, Fasilitator Lapangan, MotivatorDesa, Pengawas Terumbu Karang, dan Pembentukan KelompokMasyarakat. Pemuatan Kerangka Acuan LSM Pendukung dan FasilitatorLapangan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang persyaratanyang harus dipenuhi, lingkup tugas dan tangung jawab, serta prosespemilihannya. Sedangkan pemuatan Kerangka Acuan untuk MotivatorDesa, Pengawas Terumbu Karang, dan Pokmas, dimaksudkan untukmemberikan contoh mengenai Kerangka Acuan yang harus disusun dandisepakati oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan pemilihan MotivatorDesa, Pengawas Terumbu Karang, dan pembentukan Pokmas.

1. Kerangka Acuan Pemilihan LSMPendamping

LSM Pendamping adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berperansebagai pendamping masyarakat dalam pelaksanaan ProgramPengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat.

Tugas dan tanggung jawab LSM pendamping :1. Mencalonkan seorang Faslitator Lapangan Senior di tingkat Kabupaten

dan Fasilitator Lapangan di tingkat Desa.

2. Mengkordinasikan kegiatan PBM antara lain :(a) Menyiapkan laporan keuangan dan kemajuan perkerjaan

(b) Menjadi penghubung terhadap lembaga sektoral, CRITC, dan TAproyek untuk mendapatkan dukungan teknis di tingkat lapangan;

(c) Membantu Sekretariat Kabupaten dalam penyaluran dana bantuandesa sesuai dengan Pedoman COREMAP untuk Bantuan Desa;

(d) Membantu memastikan diterimanya dana tersebut secara penuh;

3. Membantu pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan programCOREMAP di tingkat lokal dan kabupaten, termasuk mendorongterlaksananya kunjungan silang antar kawasan dan belajar bersamadari pengalaman yang diperoleh;

4. Mendorong terbentuknya kemitraan yang efektif antara masyarakatsetempat, pihak swasta dan pemda;

5. Mendorong terbentuknya peraturan daerah yang mendukung rencanapengelolaan setempat;

6. Membantu menengahi konflik antara desa-desa setempat, dan antarapemanfaat terumbu karang setempat dan yang berasal dari luar;

7. Mendorong terbentuknya kerjasama antar desa dalam pengelolaanterumbu karang;

8. Memberikan masukan secara teratur kepada KPP-COREMAPmengenai kemajuan kegiatan lapangan, pengalaman yang diperolehdan kemungkinan perlunya dilakukan penyesuaian pada pedomanpelaksanaan program;

9. Mengawasi dan mengelola kegiatan Fasilitator Lapangan Senior danFasilitator Lapangan (fasilitator);

10. Memastikan terlaksananya kordinasi antara komponen PBM dan MCSdengan cara membantu terbentuknya sistim jaga terumbu (reef watch)yang melapor kepada satuan Pemantauan dan Penerapan Hukum dipropinsi;

11. Berpartisipasi dalam pertemuan rutin Komite Pengarah COREMAPPropinsi dan pertemuan Sekretariat Kabupaten;

Syarat-syarat LSM pendamping :1. Memenuhi kriteria sebagai LSM yang telah mapan, yaitu :

- Telah berdiri secara resmi

KERANGKA ACUAN 135 136 KERANGKA ACUAN

Page 79: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

- Memiliki tujuan dan pengurus yang jelas.- Dipimpin oleh seorang Top Manager yang memiliki kemampuan

manajerial yang kuat.- Berpengalaman mengelola dana bantuan asing.- Memiliki staf yang bekerja penuh waktu

2. Memiliki visi yang jelas tentang pengelolaan berbasis masyarakat.3. Telah berpengalaman dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya pantai

berbasis masyarakat.4. Akan lebih baik bila telah memiliki pengalaman proyek di lokasi yang

sama.5. Dapat diterima masyarakat sasaran dan disetujui oleh Bupati.

Pemilihan dan Penetapan :LSM Pendamping dipilih dan ditetapkan bersama-sama oleh KPP (KantorPengelola Program) dan Konsultan COREMAP.

2. Kerangka Acuan Fasilitator LapanganSenior

Fasilitator Lapangan Senior adalah Fasilitator Lapangan di TingkatKabupaten yang tugas pokoknya mengkoordinasikan dan mengawasipekerjaan Fasilitator Lapangan di desa lokasi PBM yang berada dalamsatu wilayah kabupaten.

Tugas dan tanggungjawab Fasilitator LapanganSenior :1. Mengkoordinir dan mengatur pekerjaan Fasilitator Lapangan.2. Melakukan kerjasama yang erat dengan Sekretariat Kabupaten untuk

memperoleh dukungan teknis dan kebijakan yang memadai.3. Membantu membentuk kemitraan antara masyarakat, Pemerintah

Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan sektor swasta, dalamrangka upaya pengembangan Mata Pencaharian Alternatif.

4. Membina dan mengembangkan terbentuknya kerjasama antar desa5. Mencari pemecahan permasalahan yang diajukan Fasilitator

Lapangan.

6. Memeriksa dan mengevaluasi usulan permohonan dana bantuan desayang diajukan oleh masyarakat.

7. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait dalamrangka mensukseskan pelaksanaan program pengelolaan terumbukarang.

8. Mendorong diterbitkannya peraturan daerah yang mendukung rencanapengelolaan berbasis masyarakat;

9. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan danabantuan desa oleh masyarakat.

10. Membuat laporan tentang kemajuan pekerjaan dan mengirimkannyakepada KPP.

Syarat-syarat menjadi Fasilitator Lapangan Senior :1. Berpengalaman paling sedikit lima tahun dalam pengelolaan

proyek.

2. Mempunyai latar belakang dalam pengelolaan daerah pantai.

3. Memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik.

4. Memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik

5. Berpengalaman dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuandengan pihak-pihak terkait, termasuk kerjasama dengan LSM dandengan pemerintah.

Pemilihan dan pengangkatan Fasilitator LapanganSenior :

Fasililitator Lapangan Senior dipilih oleh LSM Pendamping, disetujui olehKPP-COREMAP Pusat.

3. Kerangka Acuan Fasilitator LapanganFasilitator Lapangan adalah personil LSM Pendamping yang ditugaskandi desa untuk mendampingi masyarakat dalam kegiatan-kegiatanpengelolaan terumbu karang di desa yang bersangkutan.

KERANGKA ACUAN 137 138 KERANGKA ACUAN

Page 80: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

2. Mengkoordinir pekerjaan Motivator Desa.3. Mengembangkan hubungan yang serasi antara Pokmas,

pemerintah desa dan sektor swasta.4. Mengkoordinir masyarakat (Pokmas) menyiapkan konsep

Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu)yang meliputi program-program pengelolaan terumbu karang,pengembangan mata pencaharian alternatif dan peningkatankapasitas masyarakat.

5. Membantu masyarakat mengajukan usulan RPTK Terpadaukepada KPP-COREMAP melalui Fasilitator Lapangan Senior.

6. Membantu masyarakat/Pokmas mengimplementasikan RPTKTerpadu.

7. Memantau dengan cermat dampak kegiatan proyek untukmemastikan :(a) hubungan langsung antara MPA dan tujuan pengelolaan

terumbu karang(b) keefektifan peraturan yang berkaitan dengan aturan dan upaya

pengelolaan

(c) perlindungan hak pengguna (user rights) untuk kelompokrentan

8. Menyiapkan masukan-masukan secara teratur kepada pengelolaproyek dalam hal pengalaman yang diperoleh dari lapangan.

9. Melakukan pemantauan terhadap kemajuan pekerjaan danpenggunaan dana bantuan desa oleh Pokmas/masyarakat.

10. Melakukan evaluasi tingkat pencapaian hasil atas implementasiRPTK Terpadu yang sedang dan telah dilaksanakan olehmasyarakat.

KERANGKA ACUAN 139 140 KERANGKA ACUAN

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Tugas dan tanggungjawab Fasilitator Lapangan :

1. Melakukan sosialisasi awal di desa,termasuk :(a) menentukan motivator desa dan

pelatihan(b) memperkuat kelompok masyarakat

(Pokmas)(c) mengadakan pelatihan-pelatihan bagi

masyarakat(d) meningkatkan kepedulian masyarakat

terhadap ekosistem terumbu karang(e) membentuk sistim pemantauan infor-

mal membentuk sistim pembukuankeuangan dan pelaporan yangtransparan di tingkat desa

(g) membentuk sistim jaga terumbu (reefwatch) pada tingkat desa;

Syarat-syarat menjadi FasilitatorLapangan :

1. Mempunyai pengalaman dalam programpengelolaan wilayah pesisir.

2. Sanggup tinggal di lokasi proyek untukjangka waktu yang lama.

3. Memiliki ketrampilan berkomunikasi yangbaik.

4. Dapat diterima oleh masyarakat sasaran.

5. Bersedia dan mampu bekerja penuhwaktu.

Pemilihan dan pengangkatanFasilitator Lapangan

Fasililitator Lapangan dipilih oleh LSM Pendamping,dan disetujui oleh KPP-COREMAP Pusat.

4. Contoh Kerangka Acuan Motivator Desa

Motivator Desa adalah seseorang dari anggota masyarakat desa setempatyang dipilih dan diangkat untuk memotivasi dan mendorong masyarakatagar berperan aktif dalam berbagai kegiatan PBM-COREMAP.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 81: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Tugas dan tanggungjawab Motivator Desa :1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas fasilitator lapangan

2. Ikut mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatanPengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat (PBM-COREMAP).

3. Mengkoordinasikan masyarakat dalam kegiatan penyusunan RencanaPengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu)

4. Mengkoordinasi masyarakat dalam mengimplementasikan RPTKTerpadu.

5. Ikut membantu kegiatan pemantauan dan evaluasi oleh fasilitatorLapangan.

Syarat-syarat menjadi Motivator Desa :1. Anggota masyarakat sasaran.

2. Berpendidikan dan mau belajar.

3. Berkepribadian baik dan tidak mempunyai konflik dengan masyarakat.

4. Hanya memiliki satu jenis kegiatan di luar mata pencaharian utama.

5. Mempunyai motivasi tinggi untuk mengatur dan memperkuat kelompokmasyarakat.

6. Mempunyai motivasi tinggi untuk upaya konservasi terumbu karang.

Pemilihan dan pengangkatan Motivator Desa :Motivator Desa dipilih masyarakat dan dikukuhkan oleh Kepala Desa.

5. Contoh Kerangka Acuan Penguatan/Pembentukan Pokmas

Pokmas adalah suatu kelompok masyarakat yang akan dibina dandilibatkan secara intensif dalam Program Rehabilitasi dan PengelolaanTerumbu Karang Berbasis Masyarakat. Ada 3 jenis Pokmas berdasarkanbidang kegiatannya yaitu Kelompok Masayarakat bidang Konservasi,Kelompok Masyarakat bidang Produksi, dan Kelompok Masyarakat bidangPeningkatan Peran Perempuan.

4. Mengkoordinasikan masyarakat dalam mengimplementasikan RPTKTerpadu.

5. Ikut membantu kegiatan pemantauan dan evaluasi oleh FasilitatorLapangan.

Syarat-syarat :1. Memiliki pengurus minimal terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,

dan Bendahara.

2. Memiliki anggota paling sedikit 5 orang diluar pengurus.

3. Memiliki Visi dan tujuan yang relevan dengan upaya pelestarianterumbu karang dan peningkatan perekonomian masyarakat.

4. Memiliki modal dasar

Pembentukan :1. Pokmas dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat.

2. Pengurus Pokmas dipilih oleh anggota Pokmas yang bersangkutandan dikuatkan dengan Keputusan Kepala Desa.

142 KERANGKA ACUANKERANGKA ACUAN 141

Tugas dan tanggungjawab Motivator Desa :

1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Fasilitator Lapangan

2. Ikut mendorong masyarakatuntuk berperan aktif dalamkegiatan Pengelolaan TerumbuKarang Berbasis Masyarakat(PBM-COREMAP).

3. Mengkoordinasikan masyarakatdalam kegiatan penyusunanRencana Pengelolaan TerumbuKarang Terpadu (RPTK Terpadu)

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 82: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

6. Contoh Kerangka Acuan PengawasTerumbu Karang

Pengawas Terumbu Karang adalah bagian dari anggota KelompokKonservasi/ Lingkungan yang dipilih dan diangkat untuk menjalankan tugas-tugas pengawasan terhadap terumbu karang desa.

Tugas dan tanggungjawab Pengawas TerumbuKarang :1. Melakukan patroli secara teratur pada lokasi-lokasi yang telah

ditentukan.

2. Mengamati, mencatat, dan melaporkan setiap terjadinya pelanggaranatau kegiatan perusakan terumbu karang.

3. Mengisi log book setiap selesai melaksanakan patroli danmelaporkannya kepada Fasilitator Lapangan.

4. Melakukan perawatan berbagai peralatan termasuk perahu, danmelaporkannya segera kepada Fasilitator Lapangan bila terjadikerusakan.

Syarat-syarat menjadi Pengawas Terumbu Karang :1. Memiliki minat yang kuat dalam kegiatan pengawasan terumbu karang.2. Memiliki pengalaman dan atau pengetahuan dalam penangkapan ikan

atau kegiatan lain yang berkaitan dengan laut.3. Mengerti dan dapat memelihara kapal motor.4. Dapat membaca dan menulis secara baik.5. Sehat jasmani dan rohani.6. Memiliki kemampuan penglihatan dan pendengaran yang baik.7. Disiplin, rajin, dan memiliki tanggungjawab tinggi.

Pemilihan dan Pengangkatan Pengawas TerumbuKarang :

Pengawas Terumbu Karang dipilih dari anggota Pokmas Konservasi dandisyahkan oleh Kepala Desa.

KERANGKA ACUAN 143

Page 83: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IICONTOH JENIS-JENISUSAHA ALTERNATIF

Untuk membantu membuka wawasan tentang jenis-jenis usaha yang dapatdikembangkan sebagai mata pencaharian alternatif, pada Bab inidiketengahkan beberapa contoh jenis usaha yang dapat dikembangkandan disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah/desa, terutamayang berkaitan dengan potensi bahan baku, prospek pasar, danpenguasaan teknologinya. Dalam contoh yang diuraikan di bawah ini,sengaja tidak dilengkapi dengan contoh perhitungan keuntungan, karenakomponen harga akan sangat beragam antara satu daerah dengan daerahlain, demikian juga antara keadaan sekarang dengan keadaan jauh kedepan.

1. Usaha Pengasapan Ikan

Latar BelakangPembuatan ikan asap akan memberikan nilai tambah terhadap ikan-ikanhasil tangkapan masyarakat. Selain itu, melalui proses pengasapan ini,ikan menjadi tahan lama. Pengasapan ikan dapat dilakukan oleh tenagakerja wanita, sehingga usaha ini sangat cocok untuk meningkatkanpendapatan keluarga.

Prospek Pasar

144 MPA MPA 145

Bahan BakuBahan baku untuk pembuatan ikan asap tersedia sepanjang tahun karenaberbagai jenis ikan dapat diproses dengan menggunakan teknologipengasapan ini. Untuk menghasilkan kualitas yang baik, diperlukan bahanbaku ikan segar. Ikan yang telah didinginkan atau ikan dari pasar, tidakmenguntungkan untuk dijadikan ikan asap.

Teknologi ProduksiProses produksi ikan asap dapat dilakukan dengan menggunakan teknologisederhana serta dengan peralatan yang ada di desa. Peralatan yangdiperlukan terdiri dari : tungku, panci, ketel dan nampan bambu.

Proses Produksi :1. Cuci ikan hingga bersih.

2. Siapkan larutan garam. Untuk 40 kgikan segar, diperlukan 2 kg garam dan10 gallon air bersih.

3. Masukkan ikan ke dalam larutangaram hingga seluruh ikan terendam.

4. Didihkan larutan garam berisi ikantersebut selama 5 menit.

5. Setelah 5 menit mendidih, ikan diangkat dan ditaruh di dalamnampan bambu (tampah) secara berjejer (tidak tertumpuk),kemudian ditiriskan.

6. Setelah tiris, masukkan ke dalam drum pengasap dan tutup.Kukus hingga ikan terasa kering. Lama pengukusan tergantungdari ukuran dan kondisi keringnya ikan.

7. Setelah pengasapan/pengukusan dianggap cukup, nampandiangkat dan didinginkan pada suhu kamar.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ikan asap dapat dijual secara eceran di pasarlokal atau dijual ke pedagang pengumpul untukdi kirim ke luar daerah.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 84: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Proses produksi ikan asin dapat dilakukan dengan menggunakan teknologisederhana serta dengan peralatan yang ada di desa. Peralatan yangdiperlukan terdiri dari : kantong plastik, papan bambu, dan nampanpengeringan.

Proses Produksi :1. Cuci ikan hingga bersih.2. Tiriskan selama lebih kurang 20 menit.3. Taburkan garam pada permukaan ikan dengan perbandingan 10 – 35

% berat ikan.4. Letakkan ikan pada nampan secara teratur, kemudian jemur dengan

panas matahari.

Kebutuhan Modal

Organisasi PelaksanaanUsaha pembuatan ikan asin dapat dikelola secara individu atau secarakelompok. Walaupun pengelolaan dilakukan secara individu, namunpemasaran hasil sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, misalnya

MPA 147

Ilustrasi : IIRR, 1998.

menghasilkan kualitas yang baik,diperlukan bahan baku ikan segar. Ikanyang telah didinginkan atau ikan dari pasar,tidak menguntungkan untuk dijadikan ikanasin.

Teknologi Produksi

Modal Kerja

Ikan segarGaramAir bersihUpah kerja

Modal Investasi

Papan banbu Ember

Nampan bambu

Organisasi PelaksanaanUsaha pengasapan ikan dapat dikelola secara individu atau secarakelompok. Walaupun pengelolaan dilakukan secara individu, namunpemasaran hasil sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, misalnyadalam bentuk koperasi. Pemasaran secara bersama yang terorganisasisecara baik dan legal, akan sangat membantu untuk memperoleh hargajual yang baik.

2. Usaha Pembuatan Ikan Asin

Latar BelakangUsaha pembuatan ikan asin dapat memberikan nilai tambah hasiltangkapan ikan. Dengan diproses menjadi ikan asin, maka ikan hasiltangkapan menjadi tahan lama, sehingga dapat disimpan dalam waktuyang cukup lama. Kondisi demikian akan dapat membantu mencegahterjadinya penurunan harga pada saat musim ikan.

Prospek PasarIkan asin dapat dijual secara eceran di pasar lokal atau dijual ke pedagangpengumpul untuk di kirim ke luar daerah.

Bahan BakuBahan baku untuk pembuatan ikan asin tersedia sepanjang tahun karenaberbagai jenis ikan pada dasarnya dapat diproses menjadi ikan asin. Untuk

Kebutuhan Modal

146 MPA

Modal Kerja

Ikan segarGaramAir bersihKayu bakarUpah kerja

Modal Investasi

Panci Ketel/dandang

Nampan bambuTungkuDrum bekas

Page 85: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

dalam bentuk koperasi. Pemasaran secara bersama yang terorganisasisecara baik dan legal, akan sangat membantu untuk memperoleh hargajual yang baik.

3. Usaha Peternakan Itik

Latar Belakang

Usaha ternak itik sangat cocok untuk menambah pendapatan. Denganproduksi telur yang diperoleh setiap hari, maka penghasilan tambahanjuga akan dapat diperoleh setiap hari. Selain itu, sumber makanan untukitik tersedia melimpah antara lain kerang, keong, ikan-ikan kecil dan biotaair lainnya.

Prospek Pasar

Pemasaran telur itik cukup mudah karena selain dikonsumsi sebagaisumber protein, telur itik juga dapat dijual sebagai sumber bibit. Induk itikyang sudah tidak produktif juga dapat dijual untuk itik potong.

Bibit Itik

Di daerah-daerah dimana usaha ternak itik telah biasa dilakukan olehmasyarakat, maka bibit itik dapat diperoleh dari desa setempat. Sedangkanbila usaha ternak itik ini sama sekali belum ada, maka bibit itik harusdidatangkan dari daerah lain. Pengadaan bibit juga dapat dilakukan dengancara mengeramkan telur itik dengan induk ayam yang sedang mengeram.Namun cara ini memiliki tingkat resiko kegagalan yang cukup tinggi, baikkarena adanya resiko telur yang tidak dapat menetas atau menetas tetapimenghasilkan bibit jantan. Karena itu bila untuk pengadaan bibit akanditempuh dengan cara penetasan sendiri, maka perlu betul-betul mengerticiri-ciri telur itik yang akan menghasilkan bibit betina serta telur berkualitasbaik yaitu yang mempunyai resiko gagal menetas kecil.

Teknologi ProduksiUsaha Ternak itik tidak memerlukan teknologi khusus. Masyarakatumumnya terbiasa melakukan usaha ternak itik petelur. Sistempemeliharaan dapat dilakukan dengan sistem kandang atau dilepas.

Proses Produksi :a. Pemilihan bibit :

1. Bila pengadaan bibit dilakukan dengan penetasan sendiri, pilihtelur yang masih relatif baru. Sebaiknya membeli telur langsungdari peternak. Tanyakan kepada peternak yang bersangkutanciri-ciri telur yang mengandung calon itik betina.

2. Bila pengadaan bibit dilakukan dengan membeli bibit jadi, pilihbibit yang sehat dan lincah. Perbandingan antara itik jantan danbetina adalah 1 itik jantan untuk 10 itik betina.

b. Makanan

Makanan itik adalah berupa kerang, keong, ikan-ikan kecil dan biotaair lainnya. Setelah berumur 5 minggu, beri makanan hijauan misalnyakangkung, tiga kali sehari. Selain jenis-jenis makanan tersebut, itikjuga dapat diberi makanan produksi pabrik yaitu pellet.

148 MPA MPA 149

Ilustrasi : IIRR, 1998.

1. Tindakan pencegahan penyakitdilakukan dengan cara memberikanmakanan yang sehat dan cukupserta menjaga sanitasi lingkungan.

2. Lakukan vaksinasi segera saatdiketahui adanya itik yang terserangpenyakit.

3. Bakar atau kubur dalam-dalambangkai itik yang terserangpenyakit.

c. Pencegahan dan pengendalian penyakit :

Page 86: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

transportasi untuk mencapai kota menjadi sangat mahal. Akibatnyaadalah bahwa suplai kebutuhan pokok sangat tergantung pada beberapapedagang dengan harga yang relatif mahal.

Prospek PasarPengembangan usaha kios bahan pokok memiliki prospek yang sangatbagus, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Bila dikeloladengan baik dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang benar, makausaha ini dapat menjadi bidang usaha startegis bagi masyarakat desayang bersangkutan. Pola pengembangannya dapat menggunakan polaseperti koperasi yaitu mempersilahkan masyarakat menjadi anggotadengan persyaratan tertentu. Keuntungan yang dapat diperoleh bagianggota adalah mereka belanja dengan harga yang lebih murah misalnyadengan memberikan diskon. Selain itu, bagi anggota yang menanamkanmodal dalam usaha ini, akan mendapatkan sisa hasil usaha (keuntungan)sesuai dengan jumlah modal yang ditanamkan.

Barang DaganganBarang-barang yang diperdagangan perlu disesuaikan dengan polakebutuhan bahan pokok masyarakat setempat. Untuk mendapatkanharga yang murah, barang dagangan sebaiknya dibeli dari took-toko grosirdi kota.

Kebutuhan Modal

MPA 151

Organisasi PelaksanaanUsaha ini dapat dikelola secara individu atau secara kelompok. Bilausaha dikelola secara kelompok, maka perlu ditetapkan bentuk organisasisecara jelas, lengkap dengan aturan-aturan yang disepakati bersamaoleh kelompok yang bersangkutan. Salah satu kunci penting dalam

Modal Investasi Modal Kerja

- Lahan - Barang dagangan- Bangunan kios - Bahan habis pakai- Peralatan - Upah kerja

d. Pengambilan telur :1. Kumpulkan telur pada pagi hari

bersamaan dengan pemberianmakan. Itik biasanya bertelur padamalam hari.

2. Bersihkan telur dengan lap basah dankelompokkan berdasarkan ukurannya.

3. Simpan telur di dalam keranjang yangtelah dialasi dengan daun pisang kering atau jerami.

Kebutuhan Modal

Organisasi PelaksanaanUsaha peternakan itik dapat dilakukan secara individu atau secarakelompok, tergantung dari skala usahanya. Sistem pengelolaan secaraindividu memiliki kelebihan antara lain dalam pengambilan keputusan lebihmudah karena segala sesuatunya cukup diputuskan oleh satu orangsaja. Di dalam pengelolaan secara kelompok, pengambilan keputusanharus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota kelompoknya.

4. Kios Bahan Kebutuhan PokokLatar BelakangDi desa-desa yang jauh dari pusat pasar seperti desa-desa di daerahTaka Bonerate, ketersediaan bahan pokok dalam jumlah cukup denganharga bersaing sangat diperlukan masyarakat. Permasalahan yangmendasar bagi desa-desa seperti ini untuk mencapai pusat pasar di kotaadalah jauh dan terbatasnya sarana transportasi, sehingga biaya

150 MPA

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Modal Investasi Modal Kerja

- Kandang - Bibit- Peralatan - Makanan

- Obat-obatan- Upah kerja

Page 87: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

pengelolaan usaha kios bahan kebutuhan pokok adalah pembukuan, baikpembukuan keuangan maupun stok barang. Setiap transaksi penjualanharus dicatat secara benar. Stok barang harus dicek secara rutin palingsedikit dua hari sekali.

5. Usaha Bengkel Mesin Perahu

Latar BelakangPerahu merupakan sarana transportasi dan peralatan penangkapan ikanyang utama bagi masyarakat pesisir. Di desa-desa lokasi PBM-COREMAP,keberadaan bengkel mesin perahu masih sangat jarang (langka).Akibatnya adalah bahwa biaya perbaikan mesin perahu menjadi relatifmahal karena harus mendatangkan montir atau mengirim mesin ke daerahlain yang jaraknya cukup jauh.

Prospek PasarMengingat bahwa keberadaan bengkel mesin perahu sangat dibutuhkanoleh masyarakat, maka pengembangan usaha ini di setiap desamempunyai prospek yang bagus. Usaha bengkel yang dilengkapi denganpenyediaan suku cadang akan sangat membantu masyarakat dalammemperoleh pelayanan perbaikan mesin perahu secara lebih mudah dancepat serta dengan biaya relatif murah. Skala usaha dan jumlah tenagamontir perlu disesuaikan dengan besar atau jumlah permintaan perbaikansetiap harinya.

Pengelolaan UsahaPengelolaan usaha terutama yang menyangkut aspek-aspek pembukuandan keuangan masih perlu pelatihan. Pembukuan ini dinilai sangat pentingmengingat bahwa usaha ini merupakan usaha kelompok dengan modalyang akan diperoleh dari pinjaman atau dari anggota.

Kendala yang berkaitan dengan teknis perbengkelan ditempuh melalui :– pelatihan tentang teknik-teknik perbaikan mesin perahu dan usaha

perbengkelan.– kerjasama dengan instansi pemerintah atau swasta yang terkait

dengan usaha perbengkelan.

Kebutuhan Modal

Organisasi PelaksanaanUsaha ini akan dikelola secara individu atau secara kelompok. Pengelolaansecara kelompok akan lebih bagus bila anggota-anggotanya memilikikemampuan yang saling menunjang, sehingga dapat berkontribusi secarabaik. Kemampuan yang dibutuhkan menyangkut permodalan danketrampilan/kehlian dalam perbaikan mesin. Bila pengelolaan dilakukansecara kelompok, maka perlu diatur secara jelas tentang kontribusi yangdiberikan dan pembagian keuntungan yang diperoleh, maka keuntungantersebut merupakan sisa hasil usaha yang akan dibagikan kembali kepadapara anggota.

6. Usaha Produksi Cumi Kering

Latar BelakangCumi kering memiliki harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan hargacumi segar, sehingga usaha produksi cumi kering mempunyai prospekbagus dan menguntungkan. Selain itu, cumi yang telah dikeringkan akanmenjadi tahan lama. Produksi cumi kering dapat dilakukan oleh tenagakerja wanita, sehingga usaha ini sangat cocok untuk meningkatkanpendapatan keluarga.

Prospek PasarCumi kering dapat dijual secara eceran di pasar lokal atau dijual kepedagang pengumpul untuk di kirim ke luar daerah.

Bahan BakuBahan baku untuk memproduksi cumi kering yaitu berupa cumi segardapat diperoleh sepanjang tahun. Bahan baku ini dapat diperoleh darihasil tangkapan sendiri atau membeli cumi segar dari pasar.

152 MPA MPA 153

Modal Investasi Modal Kerja

Lahan Barang daganganBangunan kios Perawatan peralatanPeralatan Tenaga kerja

Page 88: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Teknologi ProduksiProduksi cumi kering dapat dilakukan dengan menggunakan teknologidan peralatan sederhana yang ada di desa. Peralatan yang diperlukanterdiri dari : botol bekas, talenan, anyaman dan rak bambu untuk menjemur.

Proses Produksi :1. Bahan baku (cumi segar) disortir berdasarkan ukurannya yaitu

ukuran kecil, sedang dan besar. Ukuran kecil (S) mempunyaikisaran panjang 25 – 30 Cm, ukuran sedang (M) mempunyaikisaran panjang 31 – 35 Cm, dan ukuran besar (L) mempunyaikisaran panjang 36 – 40 Cm.

2. Mata, kulit, mulut, dan sirip cumi dihilangkan, dan dibersihkanmenggunakan air kran.

3. Isi perut dibersihkan/dibuang.

4. Cumi yang telah dibersihkan dijemur terlentang (bagian perut diatas) di atas anyaman bambu, dari pk. 8.00 hingga 15.00.Kemudian dianginkan (dikering-udarakan) selama satu jam.Setelah itu dijemur kembali selama satu jam.

5. Pada hari kedua, cumi dijemur kembali dengan cara seperti padapenjemuran hari pertama, tetapi bagian punggung menghadapke atas (tengkurep).

6. Setelah dijemur selama dua hari, cumi dipipihkan dengan caradigilas menggunakan botol. Pada saat akan digilas, cumi terlebihdulu diolesi dengan minyak goreng.

Organisasi PelaksanaanUsaha ini cocok dikelola secara individu yaitu memanfaatkan cumi hasiltangkapan yang diperoleh setiap harinya. Pemasaran sebaiknya dikelolasecara kelompok guna memperoleh daya tawar yang baik. Cara yangpaling efektif dalam pemasaran adalah dengan pembentukan lembagapemasaran misalnya dalam bentuk koperasi. Seluruh anggota menjualkepada lembaga pemasaran dengan harga yang disepakati, kemudianlembaga menjualnya ke pasar atau kepada pihak tertentu dengan hargayang lebih tinggi. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan tersebutmerupakan sisa hasil usaha yang akan dibagikan kembali kepada paraanggota.

7. Usaha Kerajinan Kulit KerangLatar BelakangPada musim-musim tertentu banyak sekali kuwuk dan keong yang telahmati, terbawa ombak dan mengumpul di pinggir pantai. Bila dibiarkan,lama kelamaan kuwuk dan keong yang telah mati tersebut akan berpotensimengganggu kebersihan pantai. Sebaliknya, cangkangnya dapatdimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan denganberbagai bentuk.

Prospek PasarPemasaran hasil kerajinan dari cangkang kuwuk dan keong terkait eratdengan kunjungan wisatawan. Oleh karena itu pengembangan usahakerajinan cangkang kuwuk dan keong ini terutama akan sangat cocokuntuk daerah-daerah yang mempunyai kunjungan wisatawan cukup tinggi.

Bahan BakuBahan baku untuk pembuatan kerajinan cangkang kuwuk dan keong adalahcangkang-cangkang kuwuk maupun keong mati, yang banyak sekaliditemukan dipinggiran pantai.

Jenis-Jenis Hasil ProduksiJenis/bentuk kerajinan yang bisa dihasilkan dari cangkang kuwuk/ keong

154 MPA MPA 155

Modal Investasi Modal Kerja

- Anyaman dan rak bambu - Cumi segar- Talenan - Garam- Pisau - Air bersih- Ember plastik - Minyak kelapa- Botol bekas - Upah kerja

Kebutuhan Modal

Page 89: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

sangat beragam. Karena itu agar bisa dihasilkan keaneka ragaman yangtinggi, perlu dilakukan studi banding ke berbagai tempat sentra kerajinancangkang kuwuk/ keong.

Proses Produksi :

a. Persiapan bahan baku :

Keong

1. Kumpulkan cangkang kuwuk yang telah mati dari sepanjang pantaidesa.

2. Cangkang kuwuk dibersihkan dengan sabun dan air, kemudiandikelompokkan sesuai dengan ukurannya.

3. Setelah dibersihkan, kuwuk disangrai hingga berwarna kehijauanatau kemerahan.

4. Kuwuk yang sudah disangrai kemudian dimasukkan ke dalam airagar menjadi dingin.

5. Setelah dingin, pisahkan cangkang kuwuk dari kotoran dan cucihingga bersih, lalu keringkan.

Kuwuk

1. Kumpulkan cangkang keong yang telah mati dari sepanjang pantaidesa, dan cuci dengan air laut hingga bersih.

2. Masukkan cangkang keong ke dalam keranjang bambu, kemudiankocok-kocok untuk memisahkan/membersihkan batu-batu kecilyang melekat.

3. Setelah itu, cuci beberapa kali hingga menjadi bersih dan jemur.

4. Pisahkan cangkang keong menurut ukuran dan warnanya,kemudian sangrai.

5. Setelah disangrai, masukkan ke dalam air, agar menjadi dingin.

6. Dicuci dengan sabun dan air, kemudian jemur.

7. Lakukan pemutihan dengan menggunakan larutan klorin selamasatu malam.

156 MPA MPA 157

Organisasi Pelaksanaan

Usaha ini dapat dikelola secara individu datau secara kelompok. Biladikelola secara individu, sebaiknya pemasaran tetap dikelola secarakelompok agar diperoleh daya tawar yang baik. Cara yang paling efektifdalam pemasaran adalah dengan pembentukan lembaga pemasaranmisalnya dalam bentuk koperasi. Seluruh anggota menjual kepadalembaga pemasaran dengan harga yang disepakati, kemudiann lembagamenjualnya ke pasar atau kepada pihak tertentu dengan harga yang lebihtinggi. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan tersebut merupakansisa hasil usaha yang akan dibagikan kembali kepada para anggota.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Ilustrasi : IIRR, 1998.

b. Cara membuat rangkaian :1. Pertama-tama buat lingkaran

menggunakan kawat denganukuran panjang 64, 48, 32, 24,dan 16 Cm dengan tinggi 5 Cm.

2. Buat manik-manik dari cang-kang kuwuk dan keong denganmenggunakan tali nylon.

3. Lekatkan manik-manik padalingkaran sesuai ukuran yangdiperlukan.

4. Buat bentuk rangkaian yangdiinginkan.

Kebutuhan Modal

Modal Investasi Modal Kerja

Peralatan untuk Bahan baku (cangkang kuwuk/memproses bahan baku keong)

Klorin

Peralatan untuk merangkai Benang nylonKawatCatSabun

Peralatan untuk finishing Upah kerja

Page 90: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Teknik Budidaya :a. Pembuatan keramba

1. Sediakan kayu untuk bahan kerangka dan bambu untuk bahankisi-kisinya.

2. Buat kerangka dengan ukuran 200 Cm x 150 Cm x 120 Cm, atausesuai dengan kondisi lapangan.

MPA 159

3. Belah bambu menjadi bilah-bilah dengan ukuran lebar 2 – 3 cmdan potong sesuai dengan ukuran keramba.

4. Pasang bilah-bilah bambu tersebut pada kerangka keramba secaraberjejer dengan jarak yang diperhitungkan benih kepiting tidakbisa melewatinya, kemudian paku secara teratur.

5. Buat sekat-sekat di dalam keramba agar pemeliharaan kepitingdapat dipisah-pisahkan berdasarkan ukurannya.

b. Penyediaan benih :1. Kumpulkan benih dari alam2. Pisahkan benih menurut ukurannya, jenis kelaminnya (jantan/

betina), dan kondisi vigornya (kuat/lemah).3. Masukkan benih ke dalam keramba. Setiap sekatan dapat diisi

rata-sarat 5 ekor benih, sehingga dalam satu keramba dapatmenampung 200 ekor kepiting.

c. Pemberian pakan :1. Jenis-jenis sumber pakan kepiting antara lain : wideng (kepiting

kecil), ikan rucah, dan keong sawah.2. Berikan pakan tersebut dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.

Pilih jenis-jenis kayu dan bambu yang tahan/tidak mudah lapuk dalam air

Catatan :Kepiting bersifat kanibal, sehingga bila kekurangan pakan akan memangsa kepitinglainnyaBerikan pakan dengan dosis minimal 8-10% dari berat kepiting dalam keramba

Pengelolaan secara kelompok akan memberikan hasil yang lebih baikmengingat bahwa usaha produksi kerajinan kulit kerang meliputi banyakkegiatan yaitu : pengumpulan bahan baku (kulit kerang mati), pemrosesanbahan baku, dan membuat rangkaian. Bila pengelolaan dilakjukan secarakelompok, maka peran anggota dapat dibagi-bagi menurut tahapankegiatan dalam proses produksi. Pembuatan rangkaian dapat dibagi-bagilagi sesuai dengan bentuk hasil rangkaian. Dengan cara seperti ini, makaproses produksi akan menjadi lebih efisien karena masing-masing yangterlibat menjalankan tugas dan peran sesuai dengan ketrampilannya.

8. Usaha Kepiting Dalam Keramba

Latar BelakangKepiting termasuk salah satu komoditas hasil laut yang sangat digemarioleh pecinta masakan laut, selain kerang dan berbagai jenis ikan. Karenaitu, harganyapun menjadi mahal. Salah satu jenis kepiting yang cocokdibudidayakan dengan system keramba adalah kepiting bakau (Scillaserrata).

Prospek PasarKepiting dapat dijual di pasar lokal, dijaul ke restoran, dikriim ke luardaerah, bahkan diekspor. Penjualan dapat dihitung per ekor atau ditimbang.Untuk kepiting dewasa, per

Benih/BibitBudidaya kepiting dalam keramba pada umumnya hanya bersifatpenggemukan artinya bahwa benih kepiting yang dimaukkan di dalamkeramba harus sudah mencapai ukuran cukup besar yaitu antara 125 –150 gr/ekor. Dengan ukuran benih seperti ini, kepiting akan dapat dipanendalam waktu yang singkat.Hingga saat ini budidaya kepiting bakau dengan system keramba masihharus mengambil benih dari alam. Oleh karena itu kendala utama dalampengadaan benih kepiting adalah jumlahnya yang sangat terbatas, ukuranberagam, dan keberadaannya tergantung pada musim.

158 MPA

Page 91: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

d. PemanenanPemanenan dapat dilakukan setelah 15-20 hari masa pemeliharaan.Ukuran kepiting pada umumnya telah mencapai 3-4 ekor/Kg.Pemanenan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Siapkan keranjang untuk tempat kepiting.

2. Alasi bagian dasar keranjang dengan daun-daun kering dan basahidengan air agar tetap lembab.

3. Angkat keramba ke daratan

4. Keluarkan kepiting dengan menggunakan caduk (serokan darijaring).

5. Ikat kaki dan capitnya.

6. Masukkan ke dalam keranjang yang telah disiapkan.

Kebutuhan Modal

9. Usaha Budidaya Ikan Kerapu

Latar BelakangIkan kerapu mempunyai prospek pasar yang baik untuk kondumen dalammaupun luar negeri. Potensi lahan pengembangan budidaya cukup besardan belum banyak dimanfaatkan. Disisi lain teknologi budidaya pembesaranikan ini telah dikuasai.

Prospek PasarPerkembangan selera konsumen dari mengkonsumsi ikan mati/beku kebentuk ikan segar/hidup membuka peluang yang sangat besar bagi usahabudidaya ikan termasuk ikan kerapu. Seperti telah banyak diketahui bahwaikan kerapu sangat disukai dan harganya mahal.

Benih/BibitKetersediaan benih merupakan salah satu kendala utama budidaya/pembesaran ikan kerapu. Hingga saat ini, benih masih harusmengandalkan hasil tangkapan dari alam. Benih yang dipakai sebaiknyapaling kecil berukuran 75 – 100 gr/ekor.

Sarana dan Alat :a. Keramba apung

- Ukuran : 3 m x 3 m x 3 m- Bahan : jaring PED.18, lebar mata 1” – 1,25”

b. Kerangka- bahan : bambu- Ukuran : 8 m x 8 m

c. Pelampung- Jenis : drum plastik, volume 120 liter

d. Jangkar- Bahan : besi 40 kg- Panjang tali : minimal 1.5 kali kedalaman perairan

160 MPA MPA 161

Organisasi Pelaksanaan

Usaha ini dapat dikelola secara individu datau secara kelompok. Biladikelola secara individu, sebaiknya pemasaran tetap dikelola secarakelompok agar diperoleh daya tawar yang baik. Cara yang paling efektifdalam pemasaran adalah dengan pembentukan lembaga pemasaranmisalnya dalam bentuk koperasi. Seluruh anggota menjual kepadalembaga pemasaran dengan harga yang disepakati, kemudiann lembagamenjualnya ke pasar atau kepada pihak tertentu dengan harga yang lebihtinggi. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan tersebut merupakansisa hasil usaha yang akan dibagikan kembali kepada para anggota.

Modal Investasi Modal Kerja

- Pembuatan keramba - Benih- Pembelian caduk - Pakan- Pembelian keranjang - Pemanenan

- Upah kerja

Page 92: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

e. Peralatan budidaya :- Ember, serok, keranjang, gunting, dll.- Perairan pantai/laut yang terlindung

Cara Budidayaa. Pemilihan lokasi :

- Perairan pantai/ laut yang terlindung- Kedalaman air saat surut tidak kurang dari 5 – 7 meter- Pergerakan air cukup baik; kecepatan arus 20 – 40 cm/detik- Kadar garam 27 – 32 ppt, suhu air 28 – 30 oC, Oksigen terlarut

7 – 8 ppm- Benih mudah diperoleh di sekitar lokasi- Bebas dari pencemaran- Mudah dijangkau

b. Pemasangan keramba apung :- Tempatkan kerangka pada lokasi yang telah ditetapkan- Pasang jangkar agar kerangka tetap berada di lokasi- Pasang kurungan apung pada kerangka dengan cara mengikatkan

keempat sudut kurungan apung pada sudut-sudut kerangka.- Beri pemberat pada setiap sudut bawah kurungan apung, agar

kurungan apung berbentuk.

c. Penebaran benih :- waktu : pagi/sore- Cara : diaklimatisasikan terlebih dulu- Kerapatan : 40 – 50 ekor / m3

d. Pemberian pakan :- Takaran : 8 – 100 % berat badan benih/hari- Frekwensi : 2 kali sehari (pagi dan sore)

e. Perawatan :- Bersihkan kotoran yang menempel pada kurungan apung secara

teratur- Ganti jaring setiap bulan sekali

Kebutuhan Modal

162 MPA MPA 163

Organisasi PelaksanaanUsaha ini dapat dikelola secara individu atau secara kelompok. Bila dikelolasecara individu, sebaiknya pemasaran tetap dikelola secara kelompokagar diperoleh daya tawar yang baik. Cara yang paling efektif dalampemasaran adalah dengan pembentukan lembaga pemasaran misalnyadalam bentuk koperasi. Seluruh anggota menjual kepada lembagapemasaran dengan harga yang disepakati, kemudian lembaga menjualnyake pasar atau kepada pihak tertentu dengan harga yang lebih tinggi. Bilaterdapat keuntungan, maka keuntungan tersebut merupakan sisa hasilusaha yang akan dibagikan kembali kepada para anggota.

Modal Investasi Modal Kerja

Pembuatan jaring apung BenihPembuatan kerangka PakanPembelian drum plastik PemanenanPembelian peralatan Upah kerja(ember plastik, serok,keranjang dsb.)

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Page 93: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

10. Usaha Budidaya Rumpul Laut

Latar BelakangRumput laut merupakan komoditas laut selain ikan yang juga memilikipotensi untuk dikembangkan. Akhir-akhir ini, rumput laut dijadikan salahsatu komoditas unggulan yang sedang digalakkan oleh pemerintah.

Prospek PasarPasar rumput laut sangat bergantung pada permintaan pabrik pengolahanyang ada. Oleh karena itu, sebelum menetapkan pilihan untukmembudidayakan komoditas ini, terlebih dulu perlu dipastikan adanyapabrik pengolahan yang akan menampung.

Persyaratan Tempat Tumbuh :- Suhu air berkisar antara 28 sampai 30 derajat Celsius- Salinitas 28 – 33 permill- Arus relatif tenang- Kedalaman air antara 1 sampai dengan 12 meter- Dasar laut keras, berpasir atau berbatu- Tidak banyak pencemaran

Cara BudidayaBudidaya rumput laut dapat menggunakan beberapa metode sesuai dengankondisi dasar paerairan dan keadaan pasang surut, yaitu :

- Metode lepas dasar, digunakan pada perairan yang dasarnyakarang berpasir dan tidak berlumpur serta arusnya cukup kuat.

- Metode rakit apung, digunakan pada perairan yang dasarnyasedikit berlumpur dan arusnya cukup kuat

- Metode rawai, digunakan pada perairan yang agak dalam

Pemeliharaan :- Bersihkan tanaman dari kotoran- Buang/ganti tanaman yang mati/rusak- Perbaiki konstruksi budidaya yang rusak- Awasi tanaman dari predator (bulu babi dan ikan baronang)

Kebutuhan Modal

MPA 165164 MPA

terdapat keuntungan, maka keuntungan tersebut merupakan sisa hasilusaha yang akan dibagikan kembali kepada para anggota.

11. Usaha Keripik Gadung

Latar BelakangDi Kabupaten Sikka, ubi gadung tumbuh liar di kebon-kebon penduduk.Masyarakat menganggap tanaman gadung sebagai gulma (tanamanpengganggu). Oleh karenanya, mereka berusaha memberantasnya.Permasalahannya adalah bahwa semakin dibabat, ternyata tanamangadung justru tumbuh lebih lebat. Masyarakat selama ini belummemanfaatkan tanaman gadung untuk konsumsi karena belum mengerti

Modal Investasi Modal Kerja

Bambu BenihJangkar TaliPeralatan lainnya Biaya Pemanenan

Upah kerja

Ilustrasi : IIRR, 1998.

Organisasi PelaksanaanUsaha ini dapat dikelola secara individu atau secara kelompok. Bila dikelolasecara individu, sebaiknya pemasaran tetap dikelola secara kelompokagar diperoleh daya tawar yangbaik. Cara yang paling efektifdalam pemasaran adalah denganpembentukan lembaga pemasaranmisalnya dalam bentuk koperasi.Seluruh anggota menjual kepadalembaga pemasaran dengan hargayang disepakati, kemudianlembaga menjualnya ke pasar ataukepada pihak tertentu denganharga yang lebih tinggi. Bila

Page 94: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

cara memasaknya, terutama untuk menghilangkan pengaruh racun yangada di dalam umbi gadung.

Prospek PasarKeripik gadung memiliki rasa yang khas dan banyak disukai orang.Dibeberapa kota besar, keripik gadung juga dijual di super market. Olehkarena itu, sebenarnya produk ini memiliki pangsa pasar yang luas yaitubaik untuk konsumsi lokal maupun dijual ke luar daerah terutama kota-kota besar.

Bahan BakuBahan baku utama untuk pembuatan keripik gadung adalah umbi gadung/magar, sedangkan bahan penolongnya adalah air dan garam.

Teknologi ProduksiProses produksi keripik gadung dapat dilakukan dengan menggunakanteknologi sederhana serta dengan peralatan yang ada di desa. Peralatanyang diperlukan terdiri dari : bak perendam, parang, ember, pisau, baskombesar, dan alat perajang.

Proses Produksi :1. Kupas kulit ubi gadung dan cuci hingga bersih.

2. Belah ubi yang telah dicuci tersebut menjadi dua atau lebih sesuaidengan ukuran alat perajang.

3. Rajang atau iris-iris ubi sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

4. Cuci irisan-irisan ubi tersebut di dalam baskom besar, secaraberulang-ulang hingga air limbah kelihatan bening.

6. Masukkan garam dapur sesuai dengan berat irisan ubi yang akandirendam dan aduk hingga seluruh garam larut dalam air.

166 MPA MPA 167

5. Siapkan air di dalam bak perendaman sesuai dengan banyaknyairisan ubi yang akan direndam.

7. Masukkan irisan ubi gadung ke dalam larutan garam hinggaseluruhnya terendam dan biarkan hingga satu malam.

8. Ulangi perendaman tersebut hingga 4 kali (4 malam).9. Setelah proses perendaman yang ke 4, cuci irisan ubi hingga

bersih dan jemur dengan panas matahari selama 4 hari.10. Irisan ubi siap digoreng.

Kebutuhan Modal

Organisasi PelaksanaanUsaha pembuatan keripik gadung dapat dikelola secara individu atau secarakelompok. Walaupun pengelolaan dilakukan secara individu, namunpemasaran hasil sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, misalnyadalam bentuk koperasi. Pemasaran secara bersama yang terorganisasisecara baik, akan sangat membantu untuk memperoleh harga jual yangbaik.

Untuk mendapatkan hasil yang bagus, pencucian irisan ubiharus diulang paling sedikit hingga 15 kali

Setiap 10 kg irisan ubi diperlukan 2 kg garam dapur

Modal Investasi Modal Kerja

Bak perendaman Ubi gadungBaskom besar Garam dapur, soda kueEmber & amoniaAlat perajang Minyak gorengAlat penggorengan Kayu bakar

Upah kerja

Page 95: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

7. Campurkan ragi roti dengan 1 gelas air panas.8. Tuangkan campuran ragi roti tersebut ke dalam santan.9. Tambahkan setengah gelas inokulum starter (Acetobacter) ke

dalam campuran santan.10. Biarkan hingga 24 jam.11. Setelah terjadi pemisahan antara minyak dengan airnya, keluarkan

airnya, sehingga yang tinggal adalah minyak kelapa mentah.12. Panaskan minyak kelapa mentah tersebut selama 20 – 25 menit

dan tambahkan bahan pengawet.13. Setelah 25 menit angkat dan dinginkan.14. Setelah dingin, saring dengan menggunakan saringan halus dari

bahan kapas.15. Minyak hasil saringan tersebut merupakan minyak murni yang

siap digunakan dan dapat tahan lama hingga 7 – 10 bulan.

12. Fermentasi Minyak Kelapa

Latar Belakang

Buah kelapa banyak dihasilkan di daerah-daerah pantai/pesisir. Buahkelapa yang dihasilkan pada umumnya dijual secara langsung atau dikupasuntuk diambil dagingnya dan dikeringkan. Pemrosesan daging kelapamenjadi minyak goreng merupakan salah satu cara untuk memberikannilai tambah, sehingga nilai hasil panen menjadi lebih tinggi.

Prospek PasarMinyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangatdibutuhkan oleh manusia. Hasil minyak kelapa akan menjadi salah satualternatif substitusi minyak goreng bikinan pabrik yang harganya cenderungterus meningkat. Karena itu, selain dimanfaatkan sendiri, produksi minyakkelapa juga dapat dijual di pasar lokal atau dikirim ke luar daerah.

Bahan BakuBahan baku pembuatan minyak kelapa adalah buah kelapa, sedangkanbahan penolongnya adalah air panas, ragi roti dan starter.

Teknologi ProduksiPembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan menggunakan teknologisederhana serta dengan peralatan yang ada di desa.

Proses Produksi :1. Siapkan bahan baku berupa buah kelapa yang sudah tua.2. Kupas buah kelapa dan ambil dagingnya.3. Parut daging kelapa.4. Masukkan daging kelapa yang telah diparut tersebut ke dalam

air panas dan remas-remas untuk mendapatkan santannya.5. Jemur selama 1-2 jam.6. Setelah dijemur pisahkan santan dari ampasnya dengan

menggunakan saringan santan.

MPA 169168 MPA

Kebutuhan Modal

Organisasi PelaksanaanUsaha pembuatan minyak kelapa dapat dikelola secara individu atausecara kelompok. Walaupun pengelolaan dilakukan secara individu, namunpemasaran hasil sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, misalnyadalam bentuk koperasi. Pemasaran secara bersama yang terorganisasisecara baik, akan sangat membantu untuk memperoleh harga jual yangbaik.

Modal Investasi Modal Kerja

Panci Biji kelapaParutan kelapa Garam dapur, ragi rotiEmber Kayu bakarBak plastik Upah kerjaAlat perebusanSaringan santan

Page 96: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

5. Setelah diendapkan selama satu malam, pindahkan airnya kedalam tempat perebusan. Tempat perebusan dapat dibikin daridrum yang telah dibelah.

6. Rebus lebih kurang selama 12 jam atau hingga airnya habis danterbentuk endapan garam halus.

7. Setelah dingin, saring agar sisa air yang masih ada lolos kebawah sedangkan garamnya tertahan di dalam saringan.

8. Garam halus siap dibungkus dan dijual.

MPA 171

Organisasi PelaksanaanUsaha pembuatan garam halus dapat dikelola secara individu atau secarakelompok. Walaupun pengelolaan dilakukan secara individu, namunpemasaran hasil sebaiknya dilakukan secara bersama-sama, misalnyadalam bentuk koperasi. Pemasaran secara bersama yang terorganisasisecara baik, akan sangat membantu untuk memperoleh harga jual yangbaik.

Kebutuhan Modal

Modal Investasi Modal Kerja

Panci Biji kelapaParutan kelapa Garam dapur, ragi rotiEmber Kayu bakarBak plastik Upah kerjaAlat perebusanSaringan santan

Catatan :Air bekas saringan jangan dibuang karena dapat diproses lagi

menjadi garam halus pada produksi berikutnya.

13. Pembuatan Garam Halus

Latar BelakangPembuatan garam halus dapat dilakukan oleh siapa saja, laki perempuan,tua atau muda. Selain itu, usaha ini tidak memerlukan pelatihan secarakhusus, karena prosesnya memang betul-betul sangat mudah. Usaha inisangat cocok dilakukan terutama bila musim ombak datang dan nelayantidak dapat melaut.

Prospek PasarGaram merupakan salah satu jenis barang kebutuhan pokok yang sangatdibutuhkan manusia. Kita tidak bisa memasak tanpa ada garam. Olehkarena itu, usaha pembuatan garam memiliki prospek pasar yang sangatbagus. Selain dapat dijual di pasar lokal, garam halus dapat dikirim keluar daerah atau ke kota-kota besar.

Bahan BakuBahan baku untuk pembuatan garam halus adalah garam kasar. Bila dilokasi tidak ada produksi garam kasar, maka dapat didatangkan daritempat-tempat produksi garam seperti Bima (Sumbawa), Madura.

Teknologi ProduksiPembuatan garam halus dapat dilakukan dengan menggunakan teknologisederhana serta dengan peralatan yang ada di desa.

Proses Produksi :1. Siapkan bahan baku berupa garam kasar.

2. Siapkan ember plastik ukuran besar.

3. Larutkan garam kasar dalam ember berisi air dengan caramengaduk-aduk secara terus menerus hingga seluruh garam kasarlarut.

4. Setelah larut biarkan selama satu malam.

170 MPA

Page 97: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

14. Pembuatan Air Siap Minum DenganEnergi Surya (Solar Water Disinfection/Sodis)

Latar BelakangSalah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir adalahketersediaan air minum yang sehat. Penulisan cara pengolahan air minumini tidak dimaksudkan untuk dikembangkan sebagai salah satu usahaalternatif, namun lebih ditujukan untuk memberikan informasi kepadamasyarakat pesisir tentang cara pengolahan air minum yang sehat danpraktis dengan biaya sangat murah. Cara ini juga cocok untuk diterapkanbila sedang melaut agar tidak perlu merebus air minum di atas kapal.

MPA 173172 MPA

3. Setelah cat mengering, cuci botolhingga betul-betul bersih.

4. Isi botol dengan air bersih hingga penuhdan tutup rapat-rapat.

5. Jemur di bawah terik mata hari denganposisi tidur yaitu bagian botol berwarnahitam berada di posisi bawah.

6. Lama penjemuran adalah 4-5 jam padacuaca cerah, 6-7 jam pada cuacamendung, dan 2 hari berturut-turut bilakondisi hujan.

Bahan dan Alat :- Botol transparan bekas kemasan air mineral

ukuran 1,5 liter, lengkap dengan tutupnya- Cat warna hitam

Proses Produksi :1. Cat separuh badan botol (irisan vertikal/separuh

samping) dengan cat warna hitam secara merata.2. Biarkan hingga cat betul-betul mengering

Ilustrasi : Irina, R, 2001.

Ilustrasi : Irina, R, 2001.

Page 98: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

174 RPTK

pengelolaan terumbu karang. Karena itu dalam proses penyusunan RPTK,perlu dilakukan diskusi-diskusi secara intensif terutama diskusi dengankonsultan.

1. Garis Besar RPTK TerpaduPeraturan Desa

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Lampiran

Bab I. Pendahuluan1. Gambaran Umum Wilayah Desa

2. Isu Pokok

– Isu Pokok Lingkungan (isu-isu yang berkaitan dengan terjadinyapenurunan kualitas lingkungan)

– Isu Pemanfaatan Sumber Daya Alam Laut (Isu-isu yang berkaitandengan potensi alam laut yang ada, pemanfatan yang telahdilakukan, dan ancaman terhadap sumber daya alam laut yangada)

– Isu Sosial (isu-isu mengenai kondisi sosial ekonomi dan budayamasyarakat setempat dikaitkan dengan program pengelolaanterumbu karang dan peningkatan pendapatan masyarakat)

– Isu Kelembagaan (isu-isu yang berkaitan dengan keberadaan danfungsi perangkat kelembagaan yang ada di desa dikaitkan denganprogram pengelolaan terumbu karang)

3. Manfaat Rencana Pengelolaan

Kemukakan secara singkat tentang manfaat yang ingin didapat daripenyusunan renacana pengelolaan yang sedang disusun yaitu :

BAB IIIRENCANA DAN ORGANISASI

PENGELOLAAN TERUMBUKARANG

Pengalaman dari pelaksanaan PBM Fase I menunjukkan bahwa hinggasatu setengah tahun lebih pelaksanaan PBM, Rencana PengelolaanTerumbu Karang Terpadu belum dapat terselesaikan. Salah satu kendalaadalah belum adanya format yang pasti untuk penyusunannya, bahkanmasih terdapat perbedaan penafsiran tentang bentuk RPTK yang harusdihasilkan. RPTK Terpadu merupakan garis-garis besar tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam pengelolaan terumbukarang terpadu secara berkelanjutan untuk mencapai terciptanyakelestarian eksosistem terumbu karang dan kesejahteraan sertakemandirian masyarakat. Karena itu dalam RPTK Terpadu tercakupprogram-program : Pengelolaan Terumbu Karang, Pengembangan MataPencaharian Alternatif, Pengembangan Prasarana Dasar, dan PeningkatanKapasitas serta Kemandirian Masyarakat. Secara prosedur administrative,Dokumen RPTK Terpadu merupakan syarat utama bisa dicairkannya DanaBantuan Desa.

Bertolak pada kondisi seperti tersebut di atas, maka dalam Bab ini diuraikansecara rinci tentang format/outline Rencana Pengelolaan Terumbu KarangTerpadu serta Organisasi Pelaksanaannya guna membuka pemahamanyang lebih lengkap terutama bagai Fasillitator Lapangan. Kuncikeberhasilan aplikasi dari format ini terletak pada kemampuan dan kerjakeras dari Fasilitator Lapangan dan Fasilitator Lapangan Senior untukmembantu dan menggali aspirasi masyarakat yang akan dituangkan dalamdokumen RPTK.

Dalam aplikasinya, Fasilitator Lapangan dan fasilitator Lapangan Seniorperlu melakukan penyesuaian dengan kondisi lapangan yang ada sertamasukan-masukan dari pihak lain yang berkompeten dengan program

RPTK 173

Page 99: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

RPTK 175 176 RPTK

– Manfaat bagi masyarakat

– Manfaat bagi stakeholders lainnya seperti : pengusaha yangberkaitan dengan sumber daya alam laut, LSM, dsb.

– Manfaat bagi pemerintah (daerah & nasional)

– Manfaat bagi dunia (internasional)

Bab II. Visi dan Sasaran1. Visi (menggambarkan suatu keadaan yang ingin dicapai untuk

jangka panjang ke dapan)

Tuliskan Visi yang telah dirumuskan bersama-sama olehmasyarakat pada tahap perencanaan (Buku II Bab 3)

2. Sasaran (menggambarkan tentang target hasil yang ingin dicapaiuntuk jangka waktu tertentu)

Tuliskan Sasaran yang ingin dicapai yang telah dirumuskan padatahap perencanaan (Buku II Bab 3)

Bab III. Strategi dan Kegiatan

A. Pengelolaan Terumbu Karang :

1. Batas-batas Kawasan/Unit Pengelolaan

– Sebutkan batas-batas kawasan yang akan dijadikan sebagaiunit pengelolaan, baik berupa batas alam maupun batasbuatan. Akan lebih baik bila bisa ditetapkan koordinatnyasecara tepat menggunakan GPS.

– Gambarkan pada peta dengan skala yang memadai.

2. Penataan Areal (Zonasi) :

– Menjelaskan tentang pembagian wilayah pengelolaanberdasarkan fungsi ekologis dan fungsi ekonomisnya, a.l :

√ Kawasan lindung

√ Kawasan penyangga (buffer zone) untuk kawasanlindung

√ Kawasan pemanfaatan (dirinci menurut pemanfaatannya:misalnya kawasan wisata, kawasan untuk penangkapanikan, kawasan budidaya rumput laut, dsb.).

– Gambarkan pada peta Unit Pengelolaan dengan batas-batasdan legenda yang jelas. Akan lebih baik bila diberi pewarnaanyang berbeda untuk masing-masing jenis kawasan (zona).

3. Hak-hak Pemanfaatan Tradisional :

– Jelaskan jenis-jenis kegiatan pemanfaatan oleh masyarakat(misalnya penangkapan ikan dengan alat tetentu, budidayarumput laut, wisata menyelam, dsb.).

– Gambarkan pada peta unit pengelolaan sesuai dengan hasilZonasi

– Perlu dijelaskan adanya hak-hak pemanfaatan tradisional yangtidak sesuai dengan hasil zonasi (misalnya kegiatanpenangkapan ikan di dalam zona lindung yang baru ditetapkan)dan kearah mana kegiatan tersebut dipadukan di dalamrencana pengelolaan serta bagaimana kompensasi yang dapatdiberikan kepada masyarakat yang bersangkutan.

4. Program Konservasi :

– Jelaskan kegiatan konservasi yang akan dilakukan mengacupada isu-isu lingkungan yang telah diidentifikasi sebelumnya,misalnya :

√ Penanaman mangrove

√ Pembuatan bangunan pemecah ombak

√ Pembuatan tanda batas kawasan lindung

√ Pemasangan papan larangan

– Uraikan secara rinci mengenai lokasi, volume kegiatan, danspesifikasi teknisnya.

Page 100: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

RPTK 177 178 RPTK

5. Pembangunan Prasarana Pengelolaan :

– Jelaskan prasarana penunjang pengelolaan terumbu karangyang akan dibangun, misalnya :

√ Dermaga kecil (jetty)

√ Menara pengawas

√ dsb.

– Uraikan secara rinci mengenai lokasi, volume kegiatan, danspesifikasi teknisnya.

6. Aturan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Laut :

– Jelaskan aturan-aturan pemanfaatan yang telahdisepakati oleh masyarakat, yaitu :

√ Kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan

√ Kegiatan-kegiatan yang dilarang

√ Batas-batas jumlah ikan tangkapan

√ Ketentuan retribusi atas hasil tangkapan ikan untukkegiatan pembangunan desa dan pengelolaan lingkungan

√ Sanksi-sanksi pelanggaran

√ dsb.

7. Mekanisme Pemecahan Konflik :– Jelaskan mekanisme penyelesaian konflik yang telah

disepakati oleh masyarakat, antara lain meliputi :

– Tatacara penyelesaian

– Pihak-pihak yang bertindak sebagai penengah

8. Sistem Pengawasan :

– Jelaskan sistem pengawasan yang akan dilakukan yaitumenyangkut :

√ Tata cara kegiatan pengawasan

√ Organisasi pelaksana kegiatan pengawasan

B. Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif (MPA)

1. Kelompok Masyarakat Sasaran

– Jelaskan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dalamkegiatan pengembangan MPA, antara lain meliputi :√ Nama kelompok√ Jumlah anggota√ Mata pencaharian utama dari anggota√ Perannya dalam program pengelolaan terumbu karang

2. Jenis-jenis Usaha Yang Akan Dikembangkan :

– Jelaskan jenis-jenis kegiatan usaha yang akan dikembangkan

– Jelaskan keterkaitan antara jenis usaha yang akandikembangkan dengan kegiatan pengelolaan terumbu karang,misalnya :

√ sebagai kompensasi atas relokasi kegiatanpenangkapan di areal kawasan lindung

√ sebagai kompensasi atas penggantian alat tangkap ikandari yang bersifat merusak menjadi alat tangkap yangramah lingkungan

√ sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah dari ikanhasil tangkapan oleh masyarakat

√ dsb.

3. Permodalan :

– Sebutkan Jumlah modal yang diperlukan untuk pengembanganberbagai usaha tersebut (merupakan akumulasi dari usulankelompok-kelompok yang terlibat)

– Jelaskan sumber-sumber permodalan yang diharapkanberdasarkan hasil-hasil pendekatan/penjajagan awal yang telahdilakukan, misalnya :

√ Dari masyarakat sendiri√ Dari swasta/BUMN (dalam bentuk modal ventura)

Page 101: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

RPTK 179 180 RPTK

√ Dari Pemerintah Daerah√ Dari donor (melalui KPP-COREMAP)√ dsb.

– Jelaskan system Pengelolaan permodalan yang akandilakukan, yang telah menjadi kesepakatan bersama, yaitu :

√ Berapa boleh diambil sebagai keuntungan√ Berapa harus disimpan sebagai tabungan atau sumber

dana bergulir√ Berapa harus disisihkan untuk dana pengelolaan

lingkungan√ dsb.

4. Pembentukan Lembaga Keuangan dan Manajemen Usaha :

– Jelaskan bentuk Badan Usaha atau Organisasi dari lembagakeuangan yang akan/telah dibentuk. Sebaiknya mengacu padabentuk-bentuk lembaga keuangan menurut peraturanperundangan yang berlaku, agar nantinya bisa dimintakanlegalitasnya kepada instansi yang berwenang, misalnyaKoperasi.

– Jelaskan fungsi utama yang akan dijalankan, misalnya :√ Membantu penyediaan modal√ Membangun hubungan kerjasama dengan pihak ketiga

berkaitan dengan aspek-aspek permodalan, teknisproduksi, pemasaran hasil, dsb.

5. Pelatihan :

– Jelaskan kegiatan pelatihan yang akan dilakukan untukmendukung pengembangan usaha dimaksud, meliputi :

√ Jenis-jenis pelatihan√ Hasil yang ingin dicapai√ Instansi penunjang (misal : Dinas Kelautan dan

Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian danPerdagangan, Dinas Koperasi, dsb).

C. Pengembangan Prasarana Pengelolaan

1. Jenis-Jenis Prasarana Dasar

– Jelaskan jenis-jenis prasarana dasar yang akan dibangun,meliputi :√ Nama/jenis prasarana√ Lokasi√ Manfaat yang ingin didapat, baik berkaitan dengan

upaya pengelolaan terumbu karang, pengembangan MPA,maupun dengan kepentingan masyarakat secara umum.

2. Biaya dan bahan yang diperlukan :

– Jelaskan jumlah biaya dan bahan yang diperlukan

– Jelaskan sumber-sumber pembiayaan yang diharapkanberdasarkan hasil-hasil pendekatan/penjajagan awal yang telahdilakukan, misalnya :√ Dari masyarakat sendiri√ Dari swasta√ Dari Pemerintah Daerah√ Dari donor (melalui KPP-COREMAP)√ dsb.

D. Peningkatan Kapasitas dan Kesadaran Masyarakat1. Jenis Kegiatan :

– Jelaskan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, misalnya :√ Wajib belajar untuk usia sekolah maupun yang masih tuna-

aksara√ Penyuluhan Kesehatan√ Peningkatan ketrampilan kaum perempuan√ Pengenalan dan pelatihan pengelolaan terumb karang√ dsb.

– Jelaskan target hasil yang diharapkan dari masing-masing jeniskegiatan

Page 102: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

182 RPTK

– Pengembangan Prasarana Dasar– Program Peningkatan Kesardaran dan Kapasitas Masyarakat– Lain-Lain

Lampiran-Lampiran– Lampirkan dokumen-dokumen yang dapat mendukung Dokumen

RPTK Terpadu yang sedang disusun, antara lain :√ Proposal√ AD/ART Pokmas√ Kesepakatan-kesepakatan masyarakat√ Data penunjang lainnya

2. Organisasi Pengelolaan Terumbu KarangDesa

Pada dasarnya pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pengelolaanterumbu karang di tingkat desa adalah terdiri dari :

- Kepala Desa- Badan Perwakilan Desa (BPD)- Fasilitator Lapangan- Motivator Desa- Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang terdiri dari Pokmas

Produksi, Pokmas Konservasi, dan Pokmas Perempuan

Guna mengefektifkan pelaksanaan kegiatan, maka diantara pihak-pihaktersebut perlu disepakati adanya tatakerja yang mengatur hubungan kerjadiantara mereka. Di bawah ini diuraikan satu alternatif/contoh hubungantata kerja tersebut secara umum. Untuk daerah-daerah tertentu mungkinada hal-hal yang spesifik sehingga perlu penyesuaian. Sebagai contohuntuk Kabupaten Selayar ada sebuah lembaga di desa yang diberi namaQadi. Lembaga ini berfungsi sebagai penengah atau hakim bila terjadi

RPTK 181

2. Instansi Pendukung :– Sebutkan instansi-instansi yang diharapkan akan dapat

mendukung pelaksanaan kegiatan, misal:– Dinas Pendidikan untuk mendukung kegiatan wajib belajar– Dinas Kesehatan untuk mendukung kegiatan penyuluhan

kesehatan– Dinas Perindustrian untuk mendukung kegiatan peningkatan

ketrampilan kaum perempuan melalui pelatihan berbagai jenisindustri rumah tangga

– Dinas Perikanan dan Kelautan untuk mendukung kegiatanpengenalan dan pelatihan pengelolaan terumbu karang

– dsb.

3. Biaya

– Perkirakan jumlah sarana dan biaya yang dibutuhkan untukmasing-masing jenis kegiatan.

Bab IV. Organisasi Pelaksana– Jelaskan Struktur Organisasi Pelaksana mengacu pada hasil

rumusan yang telah dihasilkan pada tahapan Perencanaan (BukuII Bab 3)

– Jelaskan tugas dan tanggungjawab masing-masing komponenyang terlibat

Bab V. Usulan BiayaBerdasarkan berbagai program kegiatan yang telah direncanakan padaBab III, susun biaya-biaya yang diperlukan untuk diajukan sebagaiusulan biaya pengelolaan. Secara garis besar, kebutuhan biaya dapatdikelompokkan sesuai dengan sasaran pemanfaatannya, yaitu :

– Konservasi dan Rehabilitasi– Pembangunan Prasarana Pengelolaan– Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif

Page 103: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

RPTK 183 184 RPTK

perselisihan pendapat diantara warga desa. Sedangkan di Kabupaten Biak,selain BPD ada Lembaga Adat dan Gereja yang ikut berperan dalampengambilan kebijaksanaan di desa.

Dalam implementasinya, Fasilitator Lapangan perlu betul-betul membahasstruktur organisasi pengelolaan ini dengan semua pihak yang terkait,terutama dengan Kepala Desa, BPD, dan Lembaga lain yang ada di desa,guna memastikan bahwa struktur organisasi yang terbentuk akan betul-betul efektif dan dimengerti serta dipatuhi.

Kepala Desa

Kepala Desa mempunyai tugas dan tanggungjawab utama :

– Ikut mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam programdan kegiatan pengelolaan terumbu karang.

– Mengangkat Motivator Desa dan Pengurus Pokmas sesuai hasilmusayawarah dan kesepakatan masyarakat.

– Bersama-sama dengan masyarakat dan BPD menyusunPeraturan Desa yang berkaitan dengan Program PengelolaanTerumbu Karang, termasuk juga mensyahkan RencanaPengelolaan Terumbu Karang Terpadu yang disusun olehmasyarakat untuk diajukan ke KPP-COREMAP Pusat dan/atauPemda Kabupaten.

– Menjadi penengah bila terjadi perselisihan dalam masyarakatberkaitan dengan kegiatan pengelolaan terumbu karang termasukmemberikan sanksi bila terjadi pelanggaran terhadap PeraturanPengelolaan Terumbu Karang yang telah ditetapkan.

Badan Perwakilan Desa (BPD)

Badan Perwakilan Desa mempunyai tugas dan tanggung jawab utama :– Ikut aktif memberikan masukan dan pertimbangan-pertimbangan

dalam proses penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu KarangTerpadu.

– Bersama-sama dengan Pemerintah Desa menyusun danmengesahkan berbagai peraturan yang diperlakukan dalamprogram pengelolaan terumbu karang.

– Bersama-sama dengan masyarakat dan Kepala Desamengesahkan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu(RPTK Terpadu) yang telah disusun oleh masyarakat .

– Ikut melakukan pengawasan terhadap implementasi RPTKTerpadu termasuk melaksanakan pemantauan terhadappenggunaan dana bantuan desa yang diberikan oleh KPP kepadamasyarakat.

POKMAS PRODUKSI

POKMAS GENDER

POKMAS KONSERVASI

MOTIVATOR DESA

FASILITATOR LAPANGAN

: Garis Pendampingan : Garis Koordinasi : Garis Instruksi

BPD : Badan Perwakilan Desa Pokmas : Kelompok Masyarakat

Keterangan:

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN TERUMBU

BPPD

KEPALA DESA BPD

Keterangan :

Garis Pendampingan

Garis Koordinasi

Garis Instruksi

BPD : Badan Perwakilan Desa

Pokmas : Kelompok Masyarakat

STRUKTUR ORGANISASIPENGELOLAAN TERUMBU

BPDKEPALADESA

FASILITATORLAPANGAN BPPD

MOTIVATORDESA

POKMASGENDER

POKMASPRODUKSI

POKMASKONSERVASI

Page 104: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

RPTK 185 186 RPTK

Badan Pembangunan dan Pengelola Desa (BPPD)BPPD mempunyai tugas dan tanggung jawab utama :

- Mendorong masyarakat untuk berperan secara aktif dalamprogram pengelolaan terumbu karang terpadu sejak prosesperencanaan, pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasikegiatan.

- Ikut menggali potensi desa dan masyarakat dalam rangka upayaPengembangan Mata Pencaharian Alternatif dan pengembanganperekonomian masyarakat secara umum.

- Mendorong/melaksanakan kegiatan penyuluhan, pendidikan danpelatihan kepada masyarakat dalam rangka peningkatankapasitas masayrakat.

- Melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap aturan yang telahditetapkan, kepada Pemerintah Desa, BPD, dan Pejabat yangberwenang.

- Ikut memantau dan mengevaluasi implementasi RencanaPengelolaan Terumbu Karang Terpadu dan hasil-hasilnya.

- Merekomendasikan revisi terhadap Rencana Pengelolaan biladiperlukan.

Fasilitator LapanganFasilitator Lapangan mempunyai tugas dan tanggung jawabutama :

- Melakukan sosialisasi Program PBM dan COREMAP secaraumum.

- Mengkoordinasikan pekerjaan Motivator Desa.

- Mengembangkan hubungan yang serasi antara Pokmas,pemerintah desa dan sektor swasta.

- Mengkoordinir masyarakat (Pokmas) menyiapkan konsepRencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu)

- Membantu masyarakat mengajukan usulan RPTK Terpadaukepada KPP-COREMAP Pusat melalui Fasilitator LapanganSenior.

- Membantu masyarakat/Pokmas mengimplementasikan RPTKTerpadu.

- Melakukan pemantauan kemajuan pekerjaan dan penggunaandana bantuan desa oleh Pokmas/masyarakat.

- Melakukan evaluasi tingkat pencapaian hasil atas implementasiRPTK Terpadu yang sedang dan telah dilaksanakan olehmasyarakat.

Motivator Desa

Motivator Desa mempunyai tugas dan tanggung jawab utama :- Membantu pelaksanaan tugas-tugas Fasilitator Lapangan

- Ikut mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatanPengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat (PBM-COREMAP).

- Mengkoordinasikan masyarakat dalam kegiatan penyusunanRencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu)

- Mengkoordinasikan masyarakat dalam meng-implementasikanRPTK Terpadu.

- Ikut membantu kegiatan pemantauan dan evaluasi oleh FasilitatorLapangan.

Kelompok Masyarakat (Pokmas)

Pokmas mempunyai tugas dan tanggung jawab utama :

- Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang artipenting ekosistem terumbu karang, adanya ancaman terhadapkelestarian ekosistem terumbu karang serta upaya-upaya yangharus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan menjagakelestarian ekosistem terumbu karang.

- Berperan aktif dalam penyusunan Rencana PengelolaanTerumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu).

Page 105: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

KEPALA DESA

BPPD

MOTIVATOR

POKMAS PRODUKSI

POKMAS JENDER

POKMAS KONSERVASI

LEMBAGA ADAT

FASILITATOR LAPANGAN

: GARIS PENDAMPINGAN

: GARIS INSTRUKSI : GARIS KOORDINASI BPD : Badan Perwakilan Desa BPPD : Badan Pengelola

Pembangunan Desa

GEREJA

188 RPTKRPTK 187

- Mengimplementasikan RPTK Terpadu sesuai dengan bidangPokmas yang bersangkutan, misalnya Pokmas Konservasimelaksanakan program-program pengelolaan terumbu karang.

- Membuat laporan pelaksanaan kegiatan

3. Contoh Organisasi Pengelolaan TerumbuKarang Desa Spesifik Kabupaten Biak

Ciri khas dari contoh ini adalah adanya peran Lembaga Adat dan Gerejayang sejajar dengan Kepala Desa. Pada kasus-kasus tertentu, keputusanyang akan diambil dimusyawarahkan terlebih dulu secara bersama-samaoleh Kepala Desa sebagai Pimpinan Formal dengan Lembaga Adat danGereja sebagai unsur pimpinan non formal dari suatu desa.

4. Contoh Organisasi Pengelolaan TerumbuKarang Desa Spesifik Kabupaten/Selayar

Ciri khas dari contoh ini adalah adanya suatu lembaga desa yang disebutdengan Qadi. Lembaga ini memiliki fungsi sebagai penengah atau hakimbila terjadi perselisihan pendapat diantara warga desa.

GEREJA KEPALA DESA LEMBAGAADAT

BPPDFASILITATORLAPANGAN

MOTIVATOR

POKMASPRODUKSI

POKMASJENDER

POKMASKONSERVASI

BPD : Badan Perwakilan DesaBPPD : Badan Pengelola Pembangunan Desa

: GARIS PENDAMPINGAN

: GARIS INSTRUKSI

: GARIS KOORDINASI

KEPALA DESA

BPPD

MOTIVATOR

POKMAS PRODUKSI

POKMAS JENDER

POKMAS KONSERVASI

BPD

FASILITATOR LAPANGAN

: GARIS PENDAMPINGAN

: GARIS INSTRUKSI : GARIS KOORDINASI BPD : Badan Perwakilan Desa BPPD : Badan Pengelola

Pembangunan Desa

QADI

BPD : Badan Perwakilan DesaBPPD : Badan Pengelola Pembangunan Desa

: GARIS PENDAMPINGAN

: GARIS INSTRUKSI

: GARIS KOORDINASI

QADI KEPALA DESA BPD

FASILITATORLAPANGAN BPPD

MOTIVATOR

POKMASKONSERVASI

POKMASPRODUKSI

POKMASJENDER

Page 106: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

BAB IVAD/ART POKMAS

Untuk menjaga agar organisasi Pokmas dapat berjalan dengan baik, makaperlu ada kesepakatan aturan organisasi yang mengikat semua anggota,baik untuk keperluan ke dalam maupun keluar organisasi. Dalam Bab inidiuraikan contoh mengenai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanggauntuk Pokmas. Selain itu berkaitan dengan berbagai hasil kesepakatandan kebijakan yang harus dikukuhkan dengan Keputusan Kepala Desa,dalam Bab ini juga diberikan sebuah contoh Keputusan Kepala Desatentang Rencana Pengelolaan Terumbu Karang.

1. Anggaran Dasar Pokmas

ANGGARAN DASAR (AD)

KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS) “Putri Jaya”

DESA :

KECAMATAN :

PASAL I

UMUM

1. Pokmas ini dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat desa . . . . . .dalam rangka meningkatkan peran serta kaum perempuan dalampelaksanaan program Pengelolaan Terumbu Karang BerbasisMasyarakat.

2. Tujuan utama pembentukan Pokmas ini adalah untuk meningkatkanketrampilan kaum perempuan agar mampu berperan sejajar dengankaum laki-laki, sehingga peran kaum perempuan dalam pembangunandesa serta pengelolaan sumber daya alam laut semakin meningkat.

190 AD/ARTAD/ART 189

PASAL II

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN1. Sesuai dengan kapasitas dan tujuan pembentukannya, maka Pokmas

ini diberi nama Pokmas Perempuan “Putri Jaya”.2. Pokmas ini berkedudukan di Desa : . . . . . ; Kecamatan : . . . . ;

Kabupaten : . . . . . ; Propinsi : . . . . . . .

PASAL III

BIDANG USAHA1. Guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat Desa . .

. . . . . . secara umum, Pokmas ini akan menjalankan usahaperdagangan yang berkaitan dengan hasil ketrampilan dan kerajinankaum perempuan dengan bahan-bahan, teknologi dan hasil yang ramahlingkungan serta tidak dilarang menurut ketentuan yang berlaku.

2. Usaha-usaha seperti dimaksudkan di atas akan diarahkan pada usahayang berbasis kelautan dalam rangka upaya untuk mendapatkan nilaitambah dari hasil laut.

PASAL IV

KEPENGURUSAN1. Pokmas dikelola dan dijalankan oleh Badan Pengelola yang sekurang-

kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara.2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Pokmas melalui rapat anggota.3. Susunan Pengurus Pokmas yang telah terbentuk dan terpilih melalui

Rapat Anggota seperti pada ayat 2 Pasal ini perlu dikukuhkan denganSurat Keputusan Kepala Desa.

PASAL V

KEANGGOTAAN1. Anggota Pokmas terutama berasal dari masyarakat Desa . . . . . .

dengan syarat-syarat seperti dijelaskan dalam Anggaran RumahTangga Pokmas.

Page 107: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

2. Sesuai dengan bidang gerak Pokmas, anggota Pokmas ini padadasarnya adalah terdiri dari kaum perempuan.

PASAL VIRAPAT ANGGOTA

1. Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam setahun untukmengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai dalam tahun terakhir danuntuk menetapkan program kerja tahun berikutnya.

2. Rapat Anggota dianggap sah bila memenuhi syarat jumlah anggotayang hadir.

PASAL VIIPERMODALAN

1. Dalam rangka pengembangan usaha, Pokmas akan menghimpunmodal.

2. Modal Pokmas akan dihimpun dari :a. Anggotab. Dari Pihak Ketiga

3. Modal yang dihimpun dari Pihak Ketiga dapat berupa modalpinjaman maupun sistem bagi hasil atau sistem lainnya denganpersyaratan yang tidak memberatkan Pokmas.

4. Pemanfaatan modal dari Pihak Ketiga terutama yang berupapinjaman, harus mendapatkan persetujuan dari anggota Pokmasmelalui Rapat Anggota.

PASAL VIIIKEUNTUNGAN ATAU SISA HASIL USAHA

1. Keuntungan usaha dihitung dan dibagikan pada akhir tahun anggaran.2. Pembagian keuntungan atau sisa hasil usaha didasarkan pada jumlah

modal yang disetor atau kontribusi lainnya sesuai dengan kesepakatananggota Pokmas.

3. Penetapan jumlah keuntungan yang dibagikan dilakukan melaluiRapat Anggota.

PASAL IX

PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur atau kurang cukup daitur dalamAnggaran Dasar ini akan ditetapkan kemudian dan merupakan bagiantidak terpisahkan dari Anggaran Dasar Pokmas.

Ditetapkan di :

Tanggal :

Tim Perumus :

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

AD/ART 191 192 AD/ART

Page 108: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PASAL II

KEANGGOTAAN

1. Syarat-syarat keanggotaan :a. Sebagai Pokmas Perempuan, maka anggota Pokmas ini lebih

diuatamakan berasal dari kaum perempuan (ibu-ibu danremaja) yang tinggal di Desa . . .

b. Berminat untuk mengikuti program-program pengembanganketrampilan dan peran perempuan

c. Bersedia untuk ikut memberikan informasi kepada masyarakattentang program-program pengelolaan terumbu karang danmemotivasi mereka untuk berperan aktif dalam berbagaiupaya/kegiatan penyelamatan ekosistem terumbu karang.

d. Aktif berperan dalam upaya memajukan organisasi demikesejahteraan seluruh anggota dan masyarakat secara umum.

e. Bersedia mengikuti ketentuan-ketentuan organisasi.

2. Masa keanggotaan :Pada dasarnya masa keanggotaan adalah tidak terbatas olehwaktu selama organisasi masih berdiri dan memenuhi syaratkeanggotaan.

3. Hilangnya hak keanggotaan :a. Atas permintaan sendirib. Melakukan pelannggaran yang sangat beratc. Meninggal dunia.d. Tidak aktif dalam segala kegiatan.

4. Hak dan kewajiban anggota :a. Berhak mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun

tertulis.b. Berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus pokmas.c. Wajib melaksanakan segala ketentuan yang ada dalam

organisasi.

AD/ART 193 194 AD/ART

2. Anggaran Rumah Tangga Pokmas

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS) . . . . .

DESA :

KECAMATAN :

PASAL I

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PENGURUS POKMAS

1. Tugas dan tanggungjawab Ketua Pokmas :- Memimpin dan menggerakkan roda organisasi- Mewakili Pokmas baik ke dalam maupun ke luar terutama

dalam kaitannya dengan pelaksanaan programpengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat.

- Menyusun Rencana kegiatan Pokmas- Ikut memotivasi anggota Pokmas untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan peran dan kemampuan kaumperempuan, pengembangan Mata PencaharianAlternatif, dan upaya penyelamatan ekosistem terumbukarang.

- Memantau dan mengawasi pengelolaan aliran keuanganorganisasi yang ditangani oleh Bendahara Pokmas

2. Sekretaris :- Melaksanakan tugas-tugas administratif dari kegiatan

organisasi- Mewakili Ketua bila berhalangan- Membuat laporan kegiatan

3. Bendahara :- Melakukan pencatatan aliran keuangan organisasi- Menyusun laporan keuangan, baik Laporan Rutin maupun

Laporan Akhir Tahun

Page 109: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PASAL III

RAPAT ANGGOTA

1. Rapat Anggota dianggap sah bila dihadiri oleh paling sedikit. . . . . . orang anggota dan 2 orang Pengurus.

2. Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam setahun gunamengevaluasi pencapaian hasil selama satu tahun dan menyusunrencana kerja untuk tahun berikutnya.

3. Hasil Rapat Anggota disyahkan dengan tanda tangan seluruhanggota yang hadir serta Badan Pengurus Pokmas

4. Anggota yang tidak dapat hadir dalam Rapat Anggota tundukdan terikat dengan kesepakatan yang telah dihasilkan dalamRapat Anggota.

PASAL IV

PENGELOLAAN MODAL USAHA

1. Modal usaha dihimpun dari anggota dan Pihak Ketiga.

2. Modal yang dihimpun dari Pihak Ketiga dapat berupa pinjamanataupun sistem kerjasama.

3. Penghimpunan modal dari Pihak Ketiga dengan pola pinjamanharus mendapatkan persetujuan dari anggota.

4. Pengelolaan permodalan dilakukan secara transparan, sehinggaseluruh anggota berhak menanyakan berbagai hal berkaitandengan pengelolan modal dimaksud.

PASAL V

KEUNTUNGAN USAHA

1. Keuntungan usaha dihitung setiap akhir tahun.2. Keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha selama satu tahun

akan dikelola sebagai berikut :Disetorkan kepada Lembaga Keuangan yang telah dibentukdalam rangka program pengembangan MPA, sebagai danabergulir

Ditahan untuk meningkatkan modal usahaDisetorkan kepada kas Badan Pengelolaan Terumbu KarangDesa untuk dana pengelolaan lingkunganDibagikan kepada anggota sesuai dengan jumlah modal yangdisetorkan atau kontribusi dalam bentuk lain yang diberikanoleh anggota.

3. Besarnya pembagian seperti tersebut di atas ditetapkan melaluiRapat Anggota.

PASAL VI

PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur atau kurang cukup daitur dalamAnggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan kemudian dan merupakanbagian tidak terpisahkan dari Anggaran Rumah Tangga Pokmas.

Ditetapkan di :

Tanggal :

Tim Perumus :

AD/ART 195 196 AD/ART

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

Page 110: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

d. bahwa dengan diterapkannya kebijakan dan strategi pembangunanwilayah pesisir dan laut yang mantap dan berkesinambungan, makasemakin terbukti negara kita mampu secara mandiri untuk mengelolasumber daya alam dengan baik, sesuai dengan tujuan pembangunannasional

e. dsb.

Mengingat :

a. Undang-Undang No. Tahun 19 tentang Pembentukan Daerah-DaerahTingkat II di Propinsi . . . .

b. Undang-undang No. 9 Tahun 1985 tentang Perikananc. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnyad. Undang_undang No. 35 Tahun 1991 tentang Sungaie. Dst

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KEPUTUSAN PEMERINTAH DESA . . . . . TENTANG PELAKSANAANRENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA TERUMBU KARANGDESA . . . . . . .

Pertama : Rencana Pengelolaan Sumberdaya Terumbu KarangDesa . . . .

dilaksanakan secara bersama oleh Pemerintah danmasyarakat desa . . . . .

Kedua : Melaksanakan Rencana Pengelolaan SumberdayaTerumbu Karang secara terpadu antara instansipemerintah dan swasta terkait.

Ketiga : Setiap warga Desa . . . berhak dan berkewajibanuntuk mendukung dan melaksanakan RencanaPengelolaan Sumber Daya Terumbu Karang

AD/ART 197 198 AD/ART

3. Contoh Keputusan Kepala Desa

KABUPATEN . . . . .

KECAMATAN . . . . . . .

PEMERINTAH DESA . . . . . . .

SURAT KEPUTUSAN PEMERINTAH DESA . . . . . .

NO. : . . . . . . .

TENTANG

RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA TERUMBU KARANG DIWILAYAH DESA . . . . .

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DESA . . . . .

Menimbang :

a. bahwa lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat TuhanYang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakanruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya sesuai denganWawasan Nusantara;

b. bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkunga hidupuntuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkunghanhidup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjangterlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasanlingkungan;

c. bahwa pembangunan Pembangunan wilayah pesisir adalahpembangunan seluruh wilayah daratan dan perairan Indonesia denganseganap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya untukkesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Page 111: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan,dengan ketentuan akan diadakan perbaikansebagaimana mestinya apabila terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di :

Tanggal :

Kepala Desa . . . . . SekretarisDesa

( ) ( )

Mengetahui :

Camat . . . . .

( )

AD/ART 199 200 AD/ART

BAB VCONTOH-CONTOH

FORMULIR PENDANAAN

1. Contoh Formulir Verifikasi Usulan KegiatanPembangunan Prasarana Pengelolaan

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Usulan kegiatan :

Pokmas Pengusul :

Jumlah kebutuhan dana : Rp.

telah dilakukan verifikasi dan dinilai telah memenuhi syarat-syarat yangditetapkan oleh KPP-COREMAP Pusat yaitu :

– Prasarana yang akan dibangun dapat menunjang keberhasilanpengelolaan terumbu karang dan/atau pengembangan MataPencaharian Alternatif

– Dapat memberikan manfaat bagi sebagian besar masyarakat

– Menggunakan tenaga kerja setempat

– Sebanyak mungkin menggunakan bahan-bahan lokal

– Konstruksi, instalasi, pengoperasian, dan perawatannya sesuaidengan kemampuan teknologi di tingkat desa.

– Prasarana yang akan dibangun tidak mengganggu lingkungan

Page 112: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Selain hal-hal tersebut di atas, anggota dan Pengurus Pokmas telahmenyanggupi beberapa hal sebagai berikut :

– memberikan kontribusinya dalam pembangunan prasaranadimaksud setidaknya dalam bentuk : tenaga/material/uang tunai.

– membuat laporan penggunaan dana yang diterima dari KPP-COREMAP Pusat secara transparan dan benar setiap bulan sekaliserta melaporkannya kepada Fasilitator Lapangan.

– Dipantau dan diperiksa oleh KPP-COREMAP Pusat, lembagadonor (institusi yang ditunjuk oleh lembaga donor) atau BadanPemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan penuhrasa tanggungjawab.

FORM 201 202 FORM

Desa . . . . . . . . . . , bulan . . . . . . . , tahun . . . . . .

Fasilitator Lapangan Kepala Desa

(. . . . . . . . . . . . . . .) ( . . . . . . . . . . . . . .)

2. Contoh Formulir RekapitulasiPermohonan Bantuan Dana

Fasilitator Lapangan Fasilitator Lapangan Senior

( ) ( )

Desa : Kecamatan :Jenis

Kegiatanyang

diusulkan

NamaPokmas

Pengusul

Jumlahdanayang

dibutuh-kan

(Rp)

Jumlahdana

swadayamasya-

rakat

(Rp)

Jumlahbantuan

danayang

diharap-kan(Rp)

PolaPengem-

baliandana

bantuan

(Rp)

Page 113: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

3. Contoh Kwitansi Penerimaan Dana Bantuan

Telah terima dari : KPP- COREMAP Pusat

Uang sebanyak :

Untuk pembayaran : Dana bantuan untuk pembangunan sebuahmenara pengawas terumbu karang dalamrangka pelaksanaan Program PengelolaanTerumbu Karang Berbasis Masyarakatdi desa . . . . . . . . .

Desa . . . . . . . , . . . . . , . . . . .

Ketua Pokmas

( )

Catatan :Fasilitator Lapangan Senior dan Fasilitator Lapangan ikut menandatanganidi bagian belakang kwitansi

Rp. . . . .

FORM 203

Bendahara Pokmas

( )

DAFTAR REFERENSI

Anonimus. 1989. Manajemen Organisasi Nirlaba. Cetakan Kedua. SekretariatPengembangan Manajemen (Sepma) bekerjasama denganPerhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).Jakarta.

Anonimus. 1997/1998. Usaha Budidaya Kepiting Bakau Dengan KerambaDalam Empang Sylvofishery. Leaflet diterbitkan oleh ProyekPembinaan Perikanan Daerah Pantai, Direktorat JenderalPerikanan.

Anonimus. 1998. Sustainable Livelihood Options for the Philippines - AnInformation Kit- Booklet 3: Coastal Ecosystem. Department ofEnvironmental and Natural Resources. Visayas Avenue, Diliman,Queazon City. Philippines.

Anonimus. 1999. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran - DepartemenKeuangan No. SE-106/A/1999. Perihal Petunjuk PelaksanaanPembayaran Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan TerumbuKarang (Coral Reef Rehabilitation and Management Project/COREMAP) yang dibiayai dari dana Loan IBRD 4305-IND, GrantGEF Trust Fund IBRD TF. 028373 dan Loan ADB 1613-INO.Departemen Keuangan Jakarta.

Anonimus. SODIS Membuat Air Minum Sehat dengan Sinar Matahari. Leaflet.Yayasan Dian Desa Cabang Kupang.

Atje, R. 1999. Monitoring dan Evaluasi. Materi Pelatihan Fasilitator LapanganCOREMAP. 6-13 Desember 1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

Bunce,L., P.Townsley, R.Pomeroy, and R.Pollinac. 2000. SocioeconomicManual for Coral Reef Management. Australian Institute ofMarine Science. Townsville, Australia.

Castillo,G. 1983. How Participatory is Participatory Developemnt? A Reviewfrom the Philippines Experienvce. Philippine Institute forDevelopment Studies. Philippines.

CBM Konsorsium. 2000. Laporan Tahunan Kegiatan CBM CoremapKecamatan Senayang-Lingga. CBM Konsorsium Propinsi Riau.

204 REFERENSI

Page 114: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Christanty,L. 1999. Analisis Masalah dan Tujuan. Materi Pelatihan untukPelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP. 6-13 Desember 1999.COREMAP-LIPI, Jakarta.

Christanty,L. 1999. Analisis Stakeholders. Materi Pelatihan untuk PelatihanFasilitator Lapangan COREMAP. 6-13 Desember 1999.COREMAP-LIPI, Jakarta.

Christanty,L. 1999. Pengelolaan Siklus Proyek Partisipatif. Materi Pelatihanuntuk Pelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP. 6-13 Desember1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

Christanty,L. 1999. Pengembangan Program Partisipatif. Materi Pelatihanuntuk Pelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP. 6-13 Desember1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

David Case,D. 1990. The Communtiy Toolbox. The Idea, Methods and Toolsfor Participatory AZssessment, Monitoring and Evaluation in Com-munity Forestry. Communtiy Forestry Field Manual 2, FAO Re-gional WEood Energy Development Programme in Asia. Bangkok,Thailand.

De Negri,B., Thomas,E., Illingumugabo,A., Muvandi,I., and Lewis, G. 2000.Empowering Communities Participatory Techniques for Com-munity Based Programme Development. 2 Vols. Nairobi: TheCenter for African Family Studies (CAFS), in collaboration withthe Johns Hopkins University Center for CommunicationProgramme and Academy for Educational Development.

Grandstaff,T.B., and D.A., Messerschmidt. 1995. A Manager’s Guide to theuse of Rapid Rural Appraisal. FARM Programme, FAO? UNDPand Suranaree University of Technology. Thailand.

IIRR. 1998. Participatory methods in community based coastal resourcesmanagement. 3 vols. International Institute of Rural Reconstruc-tion, Silang, Cavite, Philippines.

Kasmidi, et al. 1999. Rencana Pengelolaan daerah Perlindungan Laut danPembangunan Sumber Daya Wiliayah Pesisir, Desa Blongko,Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.Proyek Pesisir Sulawesi Utara bekerjasama dengan BappedaKabupaten Minahasa.

Kumar,K.(ed) 1993. Rapid Rural Appraisal Methods. World Bank Regionaland Sectoral Studies. Washington,D.C.

Legawa,T. 1999. Sosialisasi. Materi Pelatihan untuk Pelatihan FasilitatorLapangan COREMAP. 6-13 Desember 1999. COREMAP-LIPI,Jakarta.

LIPI. 1999. Petunjuk Teknis Pengelolaan Terumbu Karang BerbasisMasyarakat dan Pedoman Bantuan Desa. Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia.

Mali, T. 2001. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Makalahdisampaikan pada acara Lokakarya Nasional Revisi PanduanPengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat. Jakarta 3-4 Oktober 2001.

PMO COREMAP. 2001. Laporan Kunjungan ke Samoa. Laporan Intern CrossVisit PMO ke Samoa. COREMAP-LIPI Jakarta.

PPA & COREMAP-LIPI. 2001. Studi Strategi Alternatif-Alternatif TerhadapKegiatan Usaha Penangkapan Ikan yang bersifat Merusak padaTerumbu Karang. Modul Pelatihan Budidaya Laut. PusatPengembangan Agribisnis bekerjasama dengan Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia dan Program Rehabilitasi danPengelolaan Terumbu Karang (COREMAP).

P3O-LIPI & ECOLINK UTAMA. 1997. Petunjuk Teknis Pelaksanaan PengelolaanBerbasis Masyarakat dalam COREMAP. LIPI, Jakarta.

Tongson,E. 1995. Community Based Coral Reef and Fisheries Management.Paper presenteed at the Global Biodiversity Forum, Hotel Indo-nesia, Jakarta. November 4-5, 1995.

White,A., L.Hale, Y.Renard, L.Cortesi. 1994. Collaborative and CommunityBased Management of Coral Reefs: Lessons from Experience.Kumarian Press.

YIS. 1983. Bungai Rampai Kegiatan Wanita. Yayasan Indonesia Sejahtera,Solo.

YIS. 1988. Kemandirian Tonggak Pembangunan. Seri Bunga Rampai BergetarNo.4. Yayasan Indonesia Sejahtera, Solo.

REFERENSI 205 206 REFERENSI

Page 115: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

DAFTAR SINGKATAN DAN BEBERAPAISTILAH PENTING

AD/ART Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga

ADB Asian Development Bank

BPD Badan Perwakilan Desa

BPD Bank Pembangunan Daerah

BPPD Badan Pengelola Pembangunan Desa

BRI Bank Rakyat Indonesia

BUMN Badan Usaha Milik Negera

CBM Community Based Management

COREMAP Coral Reef Rehabilitation and Management Program/Program Pengelolaan dan Rehabilitasi TerumbuKarang

CRITC Coral Reef Information and Training Center/ PusatInformasi dan Pelatihan Terumbu Karang

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

FL Fasilitator Lapangan

FLS Fasilitator Lapangan Senior

KPP Kantor Pengelola Program

LA Lembaga Adat

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Log Book Buku catatan harian tentang Pelayaran.

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MCS Monitoring Control and Surveillance/Pemantauan,Pengendalian dan Pengawasan.

MPA Mata Pencaharian Alternatif

P3O-LIPI Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi -Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

PBM Pengelolaan Berbasis Masyarakat

PERDES Peraturan Desa

Pokja Kelompok Kerja

Pokmas Kelompok Masyarakat

PRA Participatory Rural Appraisal/Pengkajian Desa secaraPartisipatif

Qadi Suatu Lembaga di tingkat desa yang berperan me-nangani konflik antar anggota masyarakat di desa(spesifik di Kabupaten Selayar)

Ramah Lingkungan Suatu Kegiatan yang tidak/sedikit menimbulkandampak negatif terhadap lingkungan

RPTK Terpadu Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu

Sasaran Suatu target yang ingin dicapai dalam suatu kegiatandalam waktu tertentu.

Seed Fund Dana taktis yang disediakan pada tahap awal suatukegiatan untuk menarik minat masyarakat, sekaligussebagai dana awal kegiatan skala mikro.

Sekarang Selamatkan Terumbu Karang, yang merupakanslogan Kampanye COREMAP untuk PenyadaranMasyarakat

TA Technical Assistance/Bantuan Teknis

Village Grant Fund Dana bantuan untuk masyarakat desa sasaran pro-gram PBM -COREMAP, yang ditujukan untukpembangunan prasarana pengelolaan terumbukarang dan pengembangan Mata PencaharianAlternatif.

Visi Pandangan mengenai keadaan ideal di masa depanyang diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaanprogram.

SINGKATAN & ISTILAH 207 208 SINGKATAN & ISTILAH

Page 116: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PENYUSUN NASKAH :PT. ECOLINK UTAMA

KONSULTAN :Drs. Tommi Legawa, MA.Agus Djailani, MBAIr. Lamidi, MM.Drs. Adhi Gunawan, MM.

NARA SUMBER :DR. Linda ChristantyDR. Raymond AtjeIr. Nilanto Perbowo, M.Sc.DR. Malikusworo HutomoIr. Max Zieren, M.Sc.

DESAIN BUKU :DR. Linda Christanty

ILUSTRASI SAMPUL :Irina Rafliana

ILUSTRASI NASKAH :IIRR, 1998.Irina Rafliana, 2001.

PANITIA LOKAKARYA NASIONAL :Dr. H. Anugerah Nontji, APU Mulyanto, SEDr. H.M. Kasim Moosa, APU Irina Rafliana, A.Md.Ir. Nilanto Perbowo, M.Sc. Eman SuwandiDrs. Del Afriadi, MS. Dewirina Z., A.Md.Dr. Subagjo Soemodihardjo WidodoIr. Novita Fitrianty Titi MarpaungMunadjah, BA

PANITIA LOKAKARYA REGIONAL :

Kabupaten Kep. Riau :Ir. Jusmadi Syamsuherman,S.Pi.

Noora Nelvidarakhmi, S.Pi. Abdullah

Basrul Hamdi, S.Pi. Tubagus Fuad Rizal

Neni Yuniarti, ST

Kabupaten Selayar :Andi Mappagau, SE Drs. Basok Lewa

Gunawan Redha Saiful Arif, SH

Supriadi, S.Sos. Erni Harlina, SP

Nurwahida, S.Pd. Andi Eka Rindam, A.Md.

Yana Hasnawati, SS

Kabupaten Biak :Paulus Ughude, BA Nico O. Wambrauw, S.Sos.

Yunus Saflembolo, SE.,MTP Yulinia Rahayu

Florence Gyven, SE Zacharias L. Mailoa, ST

Dwi Atmawati, S.Sos. Nataniel Ughude, SE

Kornelius Sapu Harun Saman, S.Pi.

Simson Rumsowek Yohanes Wakdomi

Herman Warwer SE.

Kabupaten Sikka :Soemarmo, SH Rosa, SH

Drs. Marcelinus Litong Mauritius Minggo, ST

A.A.G. Conterius, S.Sos. J.F.F. de Chantal, ST

Petrus Poling W., ST Barbara A.K. da Cunha, SE

Lusia A.D.P. Hekopung, S.Sos.

PANITIA LOKAKARYA 209 210 PANITIA LOKAKARYA

Page 117: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PESERTA LOKAKARYA REGIONAL :

A Kabupaten Kepulauan Riau :1 Ir. H. Elizal, M.Sc. Fak. Perikanan – Unri

2 Ir. Surya Maulana Bappeda Propinsi Riau

3 Herwanto Bappeda Kab. Kepri

4 Drs. Syamsul R. P., M.Si. Bappeda Kab. Kepri

5 Na’i Marsu DPRD Kabupaten Kepri

6 Ir. Hendri Suhendri Dinas Perikanan

7 Ir. Ilzam Ramanur Dinas Perikanan

8 Asrulsyah Dinas Pariwisata

9 Ir. Asyari Sitompul Bapedalda

10 Drs. Defril Camat Senayang

11 Misbardi, S.Sos. SekCam Lingga

12 Abu Bakar Dobeh Cabdis Perikanan Senayang

13 M. Noor Cabdis Perikanan Lingga

14 Baharen Tampubolon P M D

15 Syamsul Kamal P M D

16 Ir. Wiranti Saraswati Failisitator Senior

17 Jurianto M. Nur, S.Pi . Fasilitator Lapangan

18 Ir. Abang Zulfa Fasilitator Lapangan

19 Ikhfa Rafii, S.Pi. Fasilitator Lapangan

20 Yurioskandar, S.Pi. Fasilitator Lapangan

21 Mahon Afifuddin, ST Fasilitator Lapangan

22 Ade Reno Sudiarno Fasilitator Lapangan

23 Rosaswara, S.Pi. Fasilitator Lapangan

24 Ir. Kaziamir Fasilitator Lapangan

25 Drs. Muhammad Idris DM LSM Andalan Negeri

26 Syuzarlis Sood LSM – FP3M

27 Edy Akhyari, S.Sos. LSM – Tuah Belia

28 Ramses Firdaus, S.Pi. LSM Laksana Samudera

29 Sukardi Arifin RRI Regional II

B Kabupaten Selayar :

30 Irwan Umar, SH DPRD Kabupaten Selayar31 Nur Abidin Sultan, BA DPRD Kabupaten Selayar32 Syarifuddin Hasan DPRD Kabupaten Selayar33 H. Muhammad Djafar, S.I.P. Dinas Perhubungan34 Hasbullah, B.Sc. Dinas Pemberdayaan Usaha35 Nasaruddin Dinas Perikanan36 Ir. Syahriah Ahmad Dinas Perikanan37 H. Muh. Ilyas, BA Dinas Kependudukan & PMB38 Ir. Arman Setwilda39 Kamaruddin, ST Pokja COREMAP40 A. Israhudin Yayasan Rauf Rahman41 M. Yusuf Sahar, SE LSM Yapinta42 Sitti Syarah, A.Ma. Yayasan Melania43 Arfianto, STP Forum Pemuda Peduli Lingk.44 Nur Hayati Lembaga Profesi Tek. & Man.45 Patmawati, ST LPM Madani46 Sitti Syamsiah, A.Ma. UNISMUH47 Andi Nurjaya, ST Fasilitator Senior48 Mahfud Syah LP3M49 M i r w a n Fasilitator Lapangan50 Arianto Achmad Fasilitator Lapangan51 Drs. Muhammad Aksa Fasilitator Lapangan52 Drs. Adil Badaruddin Fasilitator Lapangan53 Hendra Wijaya Arif Fasilitator Lapangan54 Awaluddin, A.Md.Pi. Fasilitator Lapangan55 M. Arqam Inayah Motivator Desa Tarupa56 Ambo Rappe Nelayan P. Rajuni Besar57 M a r i s Nelayan Pasitallu Tengah58 B a s o Nelayan Pasitallu Timur59 Supriadi Nelayan Pulau Jinato60 S u a i d Nelayan Pulau Latondu61 Samuddin Tokoh Masy. Desa Rajuni62 Kun Praseno, ST CRITC - Makassar

PESERTA LOKAKARYA 211 212 PESERTA LOKAKARYA

Page 118: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

C Kabupaten Biak Numfor :63 Gongga Mc Hutagalung P M D

64 Sarudi, SH Pengadilan Negeri

65 Ponco Hartanto, SH Kejaksaan Negeri

66 Ir. Isack Matarihi Yayasan Rumsram

67 Bernadus Betaubun, SP Yayasan Rumsram

68 Ir. Salomi K.N. Mauboy Yayasan Rumsram

69 Feliks Wambrauw Yayasan Rumsram

70 Ir. Musa Sulle LSM Santa Lusia

71 Katut Waluyo SekCam -Padaido

72 Dorthinus Rumbarar Ketua LMA Anobo-Padaido

73 Willem Ramses Rumkabu Kades Pasi-Padaido

74 Festus Rumpapap Kades Auki-Padaido

75 Yoseph Rumkorem Kades Supraima-Padaido

76 Willem Yarangga Kades Samber Pasi-Padaido

77 Alfonsius Rumaropen Kades Mbromsi-Padaido

78 Semuel Mansmor Kades Saba Biak Timur Jauh(BTJ)

79 Nataniel Inas Kades Anggaduber BTJ

80 Agustinus Morin Sekretaris Camat BTJ

81 Obed Ansek Ketua Lembaga Adat BTJ

82 Alfons Rumsarwir Lembaga Adat Desa Wadibu

83 Lot Louis Yensenem, SE KFLH - Biak Timur Jauh

84 Elkanus W.M. Rumpaidus, SH Tokoh Masyarakat BTJ

85 Abraham Philemon Rumanasen Tokoh Masyarakat BTJ

86 Otniel Msen Tokoh Pemuda

D Kabupaten Sikka :87 Robertus Nua, SH Bappeda Kab. Sikka

88 Heribertus Krispinus, B.Sc. Dinas Perikanan

89 Laurentius Walong, B.Sc Dinas Perikanan

PESERTA LOKAKARYA 213

90 Daniel Tanjung Dinas Pariwisata

91 Melkhior Gedo, SH Dinas Kehutanan

92 Dominggus Bolla KSDA

93 Eustachius Elvidius DPRD Kabupaten Sikka

94 Vitus Modestus Nidi DPRD Kabupaten Sikka

95 I Made Berata Kesuma POLRES

96 Wynand Paulus, BA Bapedalda

97 Donatus Suban Garak, S.Fil. COREMAP AusAID

98 Blasius Seo, S.Fil. Yayasan Nusa Jaya

99 Ursula Aries Udariyani Yayasan Pelita Swadya

100 Ignas da Cunha Yayasan Karya Sosial

101 Dra. Maria Mediatrix Mali YASPEM

102 Heny Doing YPBF

103 Agustinus M. Bataona San Marina NGO

104 Agustino Lameng, SH Camat Maumere

105 Marhaing Kaur Pemb. Desa Koja Doi

106 Abdul Rajab Kepala Desa Parumaan

107 Drs. Lukman Sekretaris Camat Alok

108 Agustinus Agu da Silva, BA Lurah Wolomarang

109 Don Bosco Lurah Wuring

110 Bernardus Bala Leyn Tokoh Masy. Nangahure

111 Nikolaus Noang Kantor Camat Talibura

112 Mulhima Kepala Desa Nangahale

113 Ir. Patrisius Paskalis Bangwita - Talibura

114 Ir. Vitalis Kanisius Camat Kewapante

115 Ahmad Dahlan Masy. Desa Namang Kewa

116 Jean Gabriel Parera Tokoh Masyarakat

117 Viator Parera Tokoh Masyarakat

214 PESERTA LOKAKARYA

Page 119: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

E. Jakarta :

118 Dr. Fadjri Alihar Puslit Kependudukan - LIPI

119 Drs.H. Wanda S. Atmadja,M.Sc. COREMAP - LIPI

120 Dr. Sugiarta Wirasantosa DKP

121 Drs. Riyanto Basuki DKP

122 Ir. H. Suharyadi Salim, M.Sc. DKP

123 Ir. Erni Widjajanti, A.Ag.Buss. DKP

124 Dra. Desi Florita SY. Meneg Lingkungan Hidup

125 Drs. Iswahyudi Meneg Lingkungan Hidup

126 Prof.Dr.Ir. Zoer’aini D.Irwan, MS Meneg Pember. Perempuan

127 Ir. Bambang Suliantoro, MPSt Bangda - Depdagri

128 Ivan Syahri Rangkuti, SE., M.Si. Bangdes - Depdagri

129 Prof.Dr. H. Aprilani Soegiarto Konsultan ACIL

130 Didi S. Marjimi AusAID

131 Dr. J. Douglas Storey Konsultan JHU/CCP

132 Ita Mucharam Konsultan JHU/CCP

133 Dr. Jan Henning Steffen Yayasan Terangi

134 Yunaldi, S.Pi. Yayasan Terangi

135 Tiene R.P. Gunawan, M.Sc. The Nature Conservancy

136 Wilson T.P. Siahaan, SE Proyek Pesisir

137 Stacey Tighe Proyek Pesisir

138 Christovel Rotinsulu Proyek Pesisir

139 Markus Othniel Mamahit, SH Wanadri

140 Aulia Esti Wijiasih Kel. Peduli Anak Indonesia

141 Indah Mulyani, SP Yayasan Bina Swadaya

142 Ronna Saab, S.Si. Biological Science Club

143 Nur Chasana Biological Science Club

144 Ir. S. Wahyuni M. Yarman AKKI

145 Ir. Indra Wijaya AKKI

146 Uus Abdul Kudus, S.Pi. AKKI

147 Aris Munandar Pokja Kab. Kep. Riau

148 Drs. Basok Lewa Pokja Kab. Selayar

149 Yunus Saflembolo, SE., MTP Pokja Kab. Biak Numfor

150 Dominggus Bolla Pokja Kab. Sikka

151 Ir. Wiranti Saraswati LPB3I Konsorsium

152 Andi Nurjaya, ST LP3M

153 Herman Warwer, SE Yayasan Rumsram

154 Dra. Maria Mediatrix Mali YASPEM

PESERTA LOKAKARYA 215 216 PESERTA LOKAKARYA

Page 120: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Daftar ReferensiDaftar ReferensiDaftar ReferensiDaftar ReferensiDaftar Referensi

Anonimus. 1989. Manajemen Organisasi Nirlaba. Cetakan Kedua.Sekretariat Pengembangan Manajemen (Sepma)bekerjasama dengan Perhimpunan Pengembangan Pesantrendan Masyarakat (P3M). Jakarta.

Anonimus. 1997/1998. Usaha Budidaya Kepiting Bakau Dengan KerambaDalam Empang Sylvofishery. Leaflet diterbitkan oleh ProyekPembinaan Perikanan Daerah Pantai, Direktorat JenderalPerikanan.

Anonimus. 1998. Sustainable Livelihood Options for the Philippines - AnInformation Kit- Booklet 3: Coastal Ecosystem. Departmentof Environmental and Natural Resources. Visayas Avenue,Diliman, Queazon City. Philippines.

Anonimus. 1999. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran - DepartemenKeuangan No. SE-106/A/1999. Perihal Petunjuk PelaksanaanPembayaran Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan TerumbuKarang (Coral Reef Rehabilitation and Management Project/COREMAP) yang dibiayai dari dana Loan IBRD 4305-IND,Grant GEF Trust Fund IBRD TF. 028373 dan Loan ADB 1613-INO. Departemen Keuangan Jakarta.

Anonimus. SODIS Membuat Air Minum Sehat dengan Sinar Matahari.Leaflet. Yayasan Dian Desa Cabang Kupang.

Atje, R. 1999. Monitoring dan Evaluasi. Materi Pelatihan FasilitatorLapangan COREMAP. 6-13 Desember 1999. COREMAP-LIPI,Jakarta.

Bunce,L., P.Townsley, R.Pomeroy, and R.Pollinac. 2000. SocioeconomicManual for Coral Reef Management. Australian Institute ofMarine Science. Townsville, Australia.

Castillo,G. 1983. How Participatory is Participatory Developemnt? A Reviewfrom the Philippines Experienvce. Philippine Institute forDevelopment Studies. Philippines.

CBM Konsorsium. 2000. Laporan Tahunan Kegiatan CBM CoremapKecamatan Senayang-Lingga. CBM Konsorsium Propinsi Riau.

Christanty,L. 1999. Analisis Masalah dan Tujuan. Materi Pelatihan untukPelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP. 6-13 Desember1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

Christanty,L. 1999. Analisis Stakeholders. Materi Pelatihan untukPelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP. 6-13 Desember1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

Christanty,L. 1999. Pengelolaan Siklus Proyek Partisipatif. MateriPelatihan untuk Pelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP.6-13 Desember 1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

Christanty,L. 1999. Pengembangan Program Partisipatif. MateriPelatihan untuk Pelatihan Fasilitator Lapangan COREMAP.6-13 Desember 1999. COREMAP-LIPI, Jakarta.

David Case,D. 1990. The Communtiy Toolbox. The Idea, Methods andTools for Participatory AZssessment, Monitoring andEvaluation in Community Forestry. Communtiy ForestryField Manual 2, FAO Regional WEood Energy DevelopmentProgramme in Asia. Bangkok, Thailand.

De Negri,B., Thomas,E., Illingumugabo,A., Muvandi,I., and Lewis, G.2000. Empowering Communities Participatory Techniquesfor Community Based Programme Development. 2 Vols.Nairobi: The Center for African Family Studies (CAFS), incollaboration with the Johns Hopkins University Centerfor Communication Programme and Academy forEducational Development.

Grandstaff,T.B., and D.A., Messerschmidt. 1995. A Manager’s Guideto the use of Rapid Rural Appraisal. FARM Programme,FAO? UNDP and Suranaree University of Technology.Thailand.

IIRR. 1998. Participatory methods in community based coastalresources management. 3 vols. International Institute ofRural Reconstruction, Silang, Cavite, Philippines.

Kasmidi, et al. 1999. Rencana Pengelolaan daerah Perlindungan Lautdan Pembangunan Sumber Daya Wiliayah Pesisir, DesaBlongko, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, SulawesiUtara. Proyek Pesisir Sulawesi Utara bekerjasama denganBappeda Kabupaten Minahasa.

Kumar,K.(ed) 1993. Rapid Rural Appraisal Methods. World BankRegional and Sectoral Studies. Washington,D.C.

Page 121: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

Daftar Singkatan dan Beberapa IstilahDaftar Singkatan dan Beberapa IstilahDaftar Singkatan dan Beberapa IstilahDaftar Singkatan dan Beberapa IstilahDaftar Singkatan dan Beberapa IstilahPentingPentingPentingPentingPenting

AD/ART Anggaran Dasar/Anggaran RumahTangga

ADB Asian Development Bank

BPD Badan Perwakilan Desa

BPD Bank Pembangunan Daerah

BPPD Badan Pengelola Pembangunan Desa

BRI Bank Rakyat Indonesia

BUMN Badan Usaha Milik Negera

CBM Community Based ManagementCOREMAP Coral Reef Rehabilitation and

Management Program/ ProgramPengelolaan dan Rehabilitasi TerumbuKarang

CRITC Coral Reef Information and TrainingCenter/ Pusat Informasi dan PelatihanTerumbu Karang

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

FL Fasilitator Lapangan

FLS Fasilitator Lapangan Senior

KPP Kantor Pengelola Program

LA Lembaga Adat

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Log Book Buku catatan harian tentangPelayaran.

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

Legawa,T. 1999. Sosialisasi. Materi Pelatihan untuk Pelatihan FasilitatorLapangan COREMAP. 6-13 Desember 1999. COREMAP-LIPI,Jakarta.

LIPI. 1999. Petunjuk Teknis Pengelolaan Terumbu Karang BerbasisMasyarakat dan Pedoman Bantuan Desa. Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia.

Mali, T. 2001. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir.Makalah disampaikan pada acara Lokakarya Nasional RevisiPanduan Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat.Jakarta 3-4 Oktober 2001.

PMO COREMAP. 2001. Laporan Kunjungan ke Samoa. Laporan InternCross Visit PMO ke Samoa. COREMAP-LIPI Jakarta.

PPA & COREMAP-LIPI. 2001. Studi Strategi Alternatif-Alternatif TerhadapKegiatan Usaha Penangkapan Ikan yang bersifat Merusakpada Terumbu Karang. Modul Pelatihan Budidaya Laut.Pusat Pengembangan Agribisnis bekerjasama denganLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan ProgramRehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP).

P3O-LIPI & ECOLINK UTAMA. 1997. Petunjuk Teknis PelaksanaanPengelolaan Berbasis Masyarakat dalam COREMAP. LIPI,Jakarta.

Tongson,E. 1995. Community Based Coral Reef and FisheriesManagement. Paper presenteed at the Global BiodiversityForum, Hotel Indonesia, Jakarta. November 4-5, 1995.

White,A., L.Hale, Y.Renard, L.Cortesi. 1994. Collaborative andCommunity Based Management of Coral Reefs: Lessonsfrom Experience. Kumarian Press.

YIS. 1983. Bungai Rampai Kegiatan Wanita. Yayasan IndonesiaSejahtera, Solo.

YIS. 1988. Kemandirian Tonggak Pembangunan. Seri Bunga RampaiBergetar No.4. Yayasan Indonesia Sejahtera, Solo.

Page 122: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

MCS Monitoring Control and Surveillance/Pemantauan, Pengendaliandan Pengawasan.

MPA Mata Pencaharian Alternatif

P3O-LIPI Pusat Penelitian dan PengembanganOceanologi - Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia

PBM Pengelolaan Berbasis Masyarakat

PERDES Peraturan Desa

Pokja Kelompok Kerja

Pokmas Kelompok Masyarakat

PRA Participatory Rural Appraisal/Pengkajian Desa secara Partisipatif

Qadi Suatu Lembaga di tingkat desa yangberperan menangani konflik antaranggota masyarakat di desa (spesifikdi Kabupaten Selayar)

Ramah Lingkungan Suatu Kegiatan yang tidak/ sedikitmenimbulkan dampak negatifterhadap lingkungan

RPTK Terpadu Rencana Pengelolaan TerumbuKarang Terpadu

Sasaran Suatu target yang ingin dicapaidalam suatu kegiatan dalam waktutertentu.

Seed Fund Dana taktis yang disediakan padatahap awal suatu kegiatan untukmenarik minat masyarakat, sekaligussebagai dana awal kegiatan skalamikro.

SINGKATAN & ISTILAH 1 SINGKATAN & ISTILAH 2

Sekarang Selamatkan Terumbu Karang, yangmerupakan slogan KampanyeCOREMAP untuk PenyadaranMasyarakat

TA Technical Assistance/ BantuanTeknis

Village Grant Fund Dana bantuan untuk masyarakat desasasaran program PBM-COREMAP,yang ditujukan untuk pembangunanprasarana pengelolaan terumbu karangdan pengembangan Mata PencaharianAlternatif.

Visi Pandangan mengenai keadaan ideal dimasa depan yang diharapkan dapatdicapai melalui pelaksanaan program.

Page 123: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PENYUSUN NASKAH:PENYUSUN NASKAH:PENYUSUN NASKAH:PENYUSUN NASKAH:PENYUSUN NASKAH:PT. ECOLINK UTAMA

KONSULKONSULKONSULKONSULKONSULTTTTTAN:AN:AN:AN:AN:Drs. Tommi Legawa MA.Agus Djailani MBAIr. Lamidi MSc.Drs. Adhi Gunawan MM.

NARA SUMBER:NARA SUMBER:NARA SUMBER:NARA SUMBER:NARA SUMBER:DR. Linda ChristantyDR. Raymond AtjeIr. Nilanto Perbowo MSc.DR. Malikusworo HutomoIr. Max Zieren MSc.

ILUSTRASI SAMPUL:ILUSTRASI SAMPUL:ILUSTRASI SAMPUL:ILUSTRASI SAMPUL:ILUSTRASI SAMPUL:

Irina Rafliana

DESAIN BUKU:DESAIN BUKU:DESAIN BUKU:DESAIN BUKU:DESAIN BUKU:

PPPPPANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARYYYYYA NASIONAL:A NASIONAL:A NASIONAL:A NASIONAL:A NASIONAL:Dr. H. Anugerah Nontji, APU Mulyanto, SE

Dr. H.M. Kasim Moosa, APU Irina Rafliana, A.Md.

Ir. Nilanto Perbowo, M.Sc. Eman Suwandi

Drs. Del Afriadi, MS. Dewirina Z., A.Md.

Dr. Subagjo Soemodihardjo Widodo

Ir. Novita Fitrianty Titi Marpaung

Munadjah, BA

PPPPPANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARANITIA LOKAKARYYYYYA REGIONAL:A REGIONAL:A REGIONAL:A REGIONAL:A REGIONAL:

Kabupaten Kep. Riau:Kabupaten Kep. Riau:Kabupaten Kep. Riau:Kabupaten Kep. Riau:Kabupaten Kep. Riau:

Ir. Jusmadi Syamsuherman,S.Pi. Noora Nelvidarakhmi, S.Pi. Abdullah

Basrul Hamdi, S.Pi. Tubagus Fuad Rizal

Neni Yuniarti, ST

Kabupaten Selayar:

Andi Mappagau, SE Drs. Basok Lewa

Gunawan Redha Saiful Arif, SH

Supriadi, S.Sos. Erni Harlina, SP

Nurwahida, S.Pd. Andi Eka Rindam, A.Md.

Yana Hasnawati, SS

Kabupaten Biak:

Paulus Ughude, BA Nico O. Wambrauw, S.Sos.

Yunus Saflembolo, SE.,MTP Yulinia Rahayu

Florence Gyven, SE Zacharias L. Mailoa, ST

Dwi Atmawati, S.Sos. Nataniel Ughude, SE

Kornelius Sapu Harun Saman, S.Pi.

Simson Rumsowek Yohanes Wakdomi

Herman Warwer SE.

Kabupaten Sikka: Soemarmo, SH Rosadalima, SH

Drs. Marcelinus Litong Mauritius Minggo, ST

A.A.G. Conterius, S.Sos. J.F.F. de Chantal, ST

Petrus Poling W., ST Barbara A.K. da Cunha, SE

Lusia A.D.P. Hekopung, S.Sos.

DR. Linda Christanty

Page 124: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

PESERTA LOKAKARYA REGIONAL:

A Kabupaten Kepulauan Riau :1 Ir. H. Elizal, M.Sc. Fak. Perikanan – Unri

2 Ir. Surya Maulana Bappeda Propinsi Riau

3 Herwanto Bappeda Kab. Kepri

4 Drs. Syamsul R. P., M.Si. Bappeda Kab. Kepri

5 Na’i Marsu DPRD Kabupaten Kepri

6 Ir. Hendri Suhendri Dinas Perikanan

7 Ir. Ilzam Ramanur Dinas Perikanan

8 Asrulsyah Dinas Pariwisata

9 Ir. Asyari Sitompul Bapedalda

10 Drs. Defril Camat Senayang

11 Misbardi, S.Sos. SekCam Lingga

12 Abu Bakar Dobeh Cabdis PerikananSenayang

13 M. Noor Cabdis Perikanan Lingga

14 Baharen Tampubolon P M D

15 Syamsul Kamal P M D

16 Ir. Wiranti Saraswati Failisitator Senior

17 Jurianto M. Nur, S.Pi . Fasilitator Lapangan

18 Ir. Abang Zulfa Fasilitator Lapangan

19 Ikhfa Rafii, S.Pi. Fasilitator Lapangan

20 Yurioskandar, S.Pi. Fasilitator Lapangan

21 Mahon Afifuddin, ST Fasilitator Lapangan

22 Ade Reno Sudiarno Fasilitator Lapangan

23 Rosaswara, S.Pi. Fasilitator Lapangan

24 Ir. Kaziamir Fasilitator Lapangan

25 Drs. Muhammad Idris DM LSM Andalan Negeri

26 Syuzarlis Sood LSM – FP3M

27 Edy Akhyari, S.Sos. LSM – Tuah Belia

28 Ramses Firdaus, S.Pi. LSM Laksana Samudera

29 Sukardi Arifin RRI Regional II

B Kabupaten Selayar :30 Irwan Umar, SH DPRD Kabupaten Selayar

31 Nur Abidin Sultan, BA DPRD Kabupaten Selayar

32 Syarifuddin Hasan DPRD Kabupaten Selayar

33 H. Muhammad Djafar, S.I.P. Dinas Perhubungan

34 Hasbullah, B.Sc. Dinas Pemberdayaan Usaha

35 Nasaruddin Dinas Perikanan

36 Ir. Syahriah Ahmad Dinas Perikanan

37 H. Muh. Ilyas, BA Dinas Kependudukan & PMB

38 Ir. Arman Setwilda

39 Kamaruddin, ST Pokja COREMAP

40 A. Israhudin Yayasan Rauf Rahman

41 M. Yusuf Sahar, SE LSM Yapinta

42 Sitti Syarah, A.Ma. Yayasan Melania

43 Arfianto, STP Forum Pemuda Peduli Lingk.

44 Nur Hayati Lembaga Profesi Tek. & Man.

45 Patmawati, ST LPM Madani

46 Sitti Syamsiah, A.Ma. UNISMUH

47 Andi Nurjaya, ST Fasilitator Senior

48 Mahfud Syah LP3M

49 M i r w a n Fasilitator Lapangan

50 Arianto Achmad Fasilitator Lapangan

51 Drs. Muhammad Aksa Fasilitator Lapangan

52 Drs. Adil Badaruddin Fasilitator Lapangan

53 Hendra Wijaya Arif Fasilitator Lapangan

54 Awaluddin, A.Md.Pi. Fasilitator Lapangan

55 M. Arqam Inayah Motivator Desa Tarupa

56 Ambo Rappe Nelayan P. Rajuni Besar

57 M a r i s Nelayan Pasitallu Tengah

58 B a s o Nelayan Pasitallu Timur

59 Supriadi Nelayan Pulau Jinato

60 S u a i d Nelayan Pulau Latondu

61 Samuddin Tokoh Masy. Desa Rajuni

62 Kun Praseno, ST CRITC - Makassar

Page 125: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

C Kabupaten Biak Numfor :63 Gongga Mc Hutagalung P M D

64 Sarudi, SH Pengadilan Negeri

65 Ponco Hartanto, SH Kejaksaan Negeri

66 Ir. Isack Matarihi Yayasan Rumsram

67 Bernadus Betaubun, SP Yayasan Rumsram

68 Ir. Salomi K.N. Mauboy Yayasan Rumsram

69 Feliks Wambrauw Yayasan Rumsram

70 Ir. Musa Sulle LSM Santa Lusia

71 Katut Waluyo SekCam -Padaido

72 Dorthinus Rumbarar Ketua LMA Anobo-Padaido

73 Willem Ramses Rumkabu Kades Pasi-Padaido

74 Festus Rumpapap Kades Auki-Padaido

75 Yoseph Rumkorem Kades Supraima-Padaido

76 Willem Yarangga Kades Samber Pasi-Padaido

77 Alfonsius Rumaropen Kades Mbromsi-Padaido

78 Semuel Mansmor Kades Saba Biak TimurJauh (BTJ)

79 Nataniel Inas Kades Anggaduber BTJ

80 Agustinus Morin Sekretaris Camat BTJ

81 Obed Ansek Ketua Lembaga AdatBTJ

82 Alfons Rumsarwir Lembaga Adat DesaWadibu

83 Lot Louis Yensenem, SE KFLH - Biak Timur Jauh

84 Elkanus W.M. Rumpaidus, SH Tokoh Masyarakat BTJ

85 Abraham Philemon Rumanasen Tokoh Masyarakat BTJ

86 Otniel Msen Tokoh Pemuda

D Kabupaten Sikka :87 Robertus Nua, SH Bappeda Kab. Sikka

88 Heribertus Krispinus, B.Sc. Dinas Perikanan

89 Laurentius Walong, B.Sc Dinas Perikanan

90 Daniel Tanjung Dinas Pariwisata

91 Melkhior Gedo, SH Dinas Kehutanan

92 Dominggus Bolla KSDA

93 Eustachius Elvidius DPRD Kabupaten Sikka

94 Vitus Modestus Nidi DPRD Kabupaten Sikka

95 I Made Berata Kesuma POLRES

96 Wynand Paulus, BA Bapedalda

97 Donatus Suban Garak, S.Fil. COREMAP AusAID

98 Blasius Seo, S.Fil. Yayasan Nusa Jaya

99 Ursula Aries Udariyani Yayasan Pelita Swadya

100 Ignas da Cunha Yayasan Karya Sosial

101 Dra. Maria Mediatrix Mali YASPEM

102 Heny Doing YPBF

103 Agustinus M. Bataona San Marina NGO

104 Agustino Lameng, SH Camat Maumere

105 Marhaing Kaur Pemb. Desa Koja Doi

106 Abdul Rajab Kepala Desa Parumaan

107 Drs. Lukman Sekretaris Camat Alok

108 Agustinus Agu da Silva, BA Lurah Wolomarang

109 Don Bosco Lurah Wuring

110 Bernardus Bala Leyn Tokoh Masy. Nangahure

111 Nikolaus Noang Kantor Camat Talibura

112 Mulhima Kepala Desa Nangahale

113 Ir. Patrisius Paskalis Bangwita - Talibura

114 Ir. Vitalis Kanisius Camat Kewapante

115 Ahmad Dahlan Masy. Desa Namang Kewa

116 Jean Gabriel Parera Tokoh Masyarakat

117 Viator Parera Tokoh Masyarakat

Page 126: KPP- COREMAPcoremap.or.id/downloads/manual-cbm.pdfBAB I. KERANGKA ACUAN 1. Kerangka Acuan Pemilihan LSM Pendamping 135 2. Kerangka Acuan Fasilitator Lapangan Senior 137 3. ... Kemudian

E. Jakarta :118 Dr. Fadjri Alihar Puslit Kependudukan - LIPI

119 Drs.H. Wanda S. Atmadja,M.Sc. COREMAP - LIPI

120 Dr. Sugiarta Wirasantosa DKP

121 Drs. Riyanto Basuki DKP

122 Ir. H. Suharyadi Salim, M.Sc. DKP

123 Ir. Erni Widjajanti, A.Ag.Buss. DKP

124 Dra. Desi Florita SY. Meneg Lingkungan Hidup

125 Drs. Iswahyudi Meneg Lingkungan Hidup

126 Prof.Dr.Ir. Zoer’aini D.Irwan, MS Meneg Pember. Perempuan

127 Ir. Bambang Suliantoro, MPSt Bangda - Depdagri

128 Ivan Syahri Rangkuti, SE., M.Si. Bangdes - Depdagri

129 Prof.Dr. H. Aprilani Soegiarto Konsultan ACIL

130 Didi S. Marjimi AusAID

131 Dr. J. Douglas Storey Konsultan JHU/CCP

132 Ita Mucharam Konsultan JHU/CCP

133 Dr. Jan Henning Steffen Yayasan Terangi

134 Yunaldi, S.Pi. Yayasan Terangi

135 Tiene R.P. Gunawan, M.Sc. The Nature Conservancy

136 Wilson T.P. Siahaan, SE Proyek Pesisir

137 Stacey Tighe Proyek Pesisir

138 Christovel Rotinsulu Proyek Pesisir

139 Markus Othniel Mamahit, SH Wanadri

140 Aulia Esti Wijiasih Kel. Peduli Anak Indonesia

141 Indah Mulyani, SP Yayasan Bina Swadaya

142 Ronna Saab, S.Si. Biological Science Club

143 Nur Chasana Biological Science Club

144 Ir. S. Wahyuni M. Yarman AKKI

145 Ir. Indra Wijaya AKKI

146 Uus Abdul Kudus, S.Pi. AKKI

147 Aris Munandar Pokja Kab. Kep. Riau

148 Drs. Basok Lewa Pokja Kab. Selayar

149 Yunus Saflembolo, SE.,MTP Pokja Kab. Biak Numfor

150 Dominggus Bolla Pokja Kab. Sikka

151 Ir. Wiranti Saraswati LPB3I Konsorsium

152 Andi Nurjaya, ST LP3M

153 Herman Warwer, SE Yayasan Rumsram

154 Dra. Maria Mediatrix Mali YASPEM