sma pedoman penyususna kerangka acuan

Upload: pardi-joko-pagau

Post on 16-Jul-2015

152 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

:

2|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pembangunan Bandar Udara Internasioanal GeTengan Tana Toraja (SULSEL) Penyusunan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran BAHASA INDONESIA Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak penulis kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. semoga bantuan anda semua mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha ESA , amin.

3|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

DAFTAR ISI BAB IPEDOMAN PENYUSUSNA KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMAPAK DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-AMDAL)

A. B. C. D. E. F. G. H.

Pengertian AMDAL.................................................................. Fungsi Pedoman Penyusunan KA-ANDAL................................ Tujuan Dan Fungsi KA-ANDAL.................................................. Dasar Pertimbangan Penyusunan KA-ANDAL.......................... Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penyusunan KA-ANDAL....... Pemakai Hasil Andal Dengan Penyusunan KA-ANDAL............. Wawasan KA-ANDAL Proses Pelingkupan BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Manfaat

BAB III RUANG LINGKUP STUDI A. Status Dan Lingkup Rencana Usaha...................................................

BAB IV METODE STUDI A. Metode Pengumpulan Dan Analisis Data......................................... BAB V PELAKSANAAN STUDI Biaya Studi.......................................................................................

A.

DAFTAR PUSTAKA

BAB I4|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

PEDOMAN PENYUSUSNA KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMAPAK DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-AMDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud Analisis Mengenai Damapak Lingkungan Hidup (AMDAL)adalah kajian mengenai damapak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan dan/atau kegiatan. Yang dimaksud damapak besar dan penting selanjutnya disebut dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan /atau kegiatan. Kerangka Acuan selanjutnya disebut KA-ANDAL adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupanyang disepakati oleh pemrakarsa/PenyusunanAMDAL dan Komisi Penilai AMDAL. 2. Fungsi pedoman penyusunan KA-ANDAL adalah: Pedoman penyusunan KA-ANDAL digunakan sebagai dasar bagi penyusunan KA-ANDAL baik KA-ANDAL kegiatan tunggal,KA-ANDAL kegiatan terpadu /multisektor maupun KAANDAL kegiatan dalam kawasan. 3. Tujuan dan fungsi KA-ANDAL 1.1 Tujuan penyusunan KA ANDAL adalah a. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL; b. Mengarahkan studi ANDALagar berjalan secara efektif dan efesien sesuai denganbiaya,tenaga dan waktu yang tersedia. 1.2 Funsi dokumen KA-ANDAL A adalah: a. Sebagai rujukan penting bagai pemrakarsa, instansi yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan ,dan penyusunan studi AMDAL tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan. b. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi studiANDAL. 4. Dasarpertimbangan penyusunanKA-ANDAL Keanekaragaman :ANDAL bertujuan menduga kemungkiman terjadinya dampak dari suatu rencana usaha danataukegiatan terhadap lingkungan hidup.Rencana usahadan / atau kegiatandan rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beranekaragam.Keanekaragaman rencana usaha dan atau kegiatan dapat berupa keanekaragaman bentuk,ukuran,tujuan,sasaran dan sebagainya.Demikian pula rona lingkungan hidup akan berbeda menurut letak geografi keanekaragaman faktor lingkungan hidup,pengaruh manusia ,dan sebagainya .karena itu tata kaitan antara keduanya tentu sangat bervariasi pula.Kemungkiman timbulnya untuk memberikan arahan tentang komponen usaha dan/atau kegiatan manakah yang harus ditelaah,dan komponen lingkungan hidup manakah yang perlu diamati selama menyusun ANDAL. 5|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

Keterbatasan sumber daya : Penyusunan ANDAL acap kali dihadapkan pada keterbatasan sumber daya ,seperti antara lain:keterbatasan waktu ,dana,tenaga ,metode dan sebagainya .KAANDAL memberikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam keterbatasan sumber daya tersebut tanpa mengurangi mutu pekerjaan ANDAL.Dalam KA-ANDALditonjolkan upaya untuk menyusun prioritas manakah yang harus diutamakan agar tujuan ANDAL dapat terpenuhi meski sumber daya terbatas. Effisiensi : Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL perlu dibatasi pada faktorfaktor yang berkaitan langsung dengankebutuhan prakiraandanevaluasidalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan .Melalui cara ANDAL dapat dilakukan secara efisien. Penentuan masukan berupa data dan informasi yang amat relevan ini kemudian disusun dan dirumuskan dalam KA-ANDAL. 5. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan KA ANDAL Pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam penyusunan KA-ANDAL adalah pemrakarsa,instansi yang bertanggung jawab ,dan penyusunan studi ANDAL .Namun dalam pelaksanaan penyusunan KA-ANDAL (prosel pelingkupan)harus senantiasa melibatkan para pakar serta masyarakat yang berkepentingan sesuai Pasal 33,Pasal dan Pasal35 Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisi mengenai Dampak Lingkungan Hidup.KA-ANDAL ini merupakan dokumen penting untu kmemberikan rujukan tentang kedalaman studi ANDAL yangakan dicapai. 6. Pemakai hasil ANDAL dan hubungannya dengan penyusunan KA-ANDAL Menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999,Analisi Mengenai Damapak Lingkungan Hidup merupakan bagian kegiatanstudi kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatanadalah aspek teknisdan aspek ekonomi-financial. Hasil studi kelayakan adalah untuk prosespengambilan keputusan dan dapatdigunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah .Karena itu ,dalam menyusun KA-ANDAL untuk suatu ANDAL perlu dipahami bahwa hasilnya nanti akan merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan olehpengambil keputusan dan perencana.Sungguhpun demikian ,berlainan dengan bagian studi kelayakan yang menggarap faktor penunjang dan penghambat terlaksananya suatu usaha dan /atau kegiatan ditinjau dari segi ekonomi dan teknologi,ANDAL lebihmenunjukkan pendugaan dampak yang bisaditimbulkan oleh usahadan /atau kegiatan tersebut terhadap lingkungan hidup. Karena itu,penyusunan KA-ANDAL perlu mengikuti diagram alir penyusunan ANDAL dibawah ini sehingga akhirnya dapat memberikan masukan yang diperlukan oleh perencana dan pengambilan keputusan:

Pengumpulan Data dan Informasi tentang Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK Rencana usaha dan/ atau kegiatan Rona lingkungan hidup Kegiatan lain disekitar rencana usaha dan /atau kegiatan

6|Page

Proyeksi perubahan rona lingkungan hidup sebagai akibat adanya Rencana usaha dan/ atau kegiatan

Penentuan besar dan sifat penting dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan olh rencana usaha dan /atau kegiatan

Evaluasi dampak penting terhadap lingkungan hidup

Rekomendasi /saran tidak lanjut pengambilan keputusan,perencanaan Dan pengelolaan lingkungan hidup berupa Alternatif komponen usaha dan / atau kegiatan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

7. Wawasan KA-ANDAL Dokumen KA-ANDAL harus mencerminkan secara jelas dan tegas wawasan lingkungan hidup yang harus di pertimbangkan dalam pembangunan suatu rencana usaha dan /atau kegiatan.Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa factor yang harus di perhatikan: a. Dokumen KA-ANDAL harus menampung berbagai aspirasi tentang hal-hal yang di anggap penting untuk teladani dalam ANDAL menurut pihak-pihak yang terlibat; b. Mengingat AMDAL adalah bagian dari studi kelayakan,maka dalam studi ANDAL perlu di teladani dan evaluasi masing-masing alternatif dari komponen rencana 7|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

usaha dan / atau kegiatan yang di pandang layak baik dari segi lingkungan hidup, teknis maupun ekonomi sebagai upaya untuk mencegah timbulnya dampak negatif yang lebih besar. c. Mengingat kegiatan-kegiatan pembangunan pada umumnya mengubah lingkungan hidup,maka menjadi penting memperhatikan komponen-komponen lingkungan hidup yang berciri: i. Komponen lingkungan hidup yang ingin dipertahankan dan di jaga serta di lestarikan fungsinya seprti: a) Hutan lindung, hutan konservasi, dan Cagar Biosfer b) Sumber daya air c) Keanekaragaman hayati d) Kualitas udara e) Warisan alam dan warisan budaya f) Kenyamanan lingkungan hidup g) Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup ii. Komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan perubahan tersebut dianggap penting oleh masyarakat disekitar suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain: a) Fungsi ekosistem b) Pemilikan dan penguasaan lahan c) Kesempatan kerja dan usaha d) Tarap hidup masyarakat e) Kesehatan masyarakat d. Pada dasarnya dampak lingkungan hidup yang di akibatkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan tidak berdiri sendiri, satu sama lain memiliki keterkaitan dan ketergantungan.Hubungan sebab akibat ini perlu di pahami sejak dini dalam proses penyusunan KA-ANDAL agar studi ANDAL dapat berjalan lebih terarah dan sistematis.Keempat faktor tersebut harus menjadi bagian integral dalam penyusunan KA-ANDAL terutama dalam proses pelingkupan. 8. Proses Pelingkupan Pelingkupan merupakan proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengdentifikasikan dampak penting (hipotesis)yang terkait dengan rencana usaha dan /atau kegiatan. Pelingkupan merupakan proses terpenting dalam penyusunan KA-ANDAL karena melalui proses ini dapat di hasilkan: a. Dampak peting hipotetik terhadap lingkungan hidup yang di pandang relavan untuk di teladani secara mendalam dalam studi ANDAL dengan menyediakan hal-hal atau komponen lingkungan hidup yang di pandang kurang penting untuk di teladani. b. Lingkup wilayah studi ANDAL berdasarkan beberapa pertimbangan:batas proyek, batas ekologis,batas sosial dan batas atministrative. c. Batas waktu kajian yang merupakan rentang waktu yang akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan prakiraan perubahan kualitas/kondisi lingkungan tanpa adanya proyek dan dengan adanya proyek

8|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

d. Kedalaman studi ANDAL antara lain mecakup metode yang digunakan, jumlah sample yang di ukur, dan tenaga ahli yang di butuhkan sesuai dengan sumber daya yang tersedia (Dana dan Waktu). Semakin baik hasil pelingkupan semakin tegas dan jelas arah dari studi ANDAL yang akan dilakukan. 1. Pelingkupan dampak penting Pelingkupan dampak penting dilakukan melalui serangkaian proses berikut: 1) Identifikasi dampak potensial Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasikan segenap dampak lingkungan hidup (primer,sekunder,dan seterusnya)yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan.Pada tahap ini hanya inventerisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar /kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak.Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensia tersebut mrupakan dampak penting. Identifikasi dampak potensial diperoleh dari seragkaian hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, pemrakarsa, instansi yang bertanggung jawab, masyarakat yang berkepentingan serta dilengkapi dengan hasil pengamatan lapangan(observasi) Selain itu identifikasi dampak potensial juga dapat dilakukan menggunakan metode-metode identifikasi dampak berikut ini: a) Penela pustaka ;dan /atau b) Analisis isi (content analisiys);dan/atau c) Interaksi kelompok (Rapat,lokakaria,brainstorming,dan lain-lain);dan/atau d) Metode ad hoc;dan/atau e) Daftar uji sederhana;dan/atu f) Matrik interaksi sederhana;dan/atau g) Bagian alir (flowchart);dan/atau h) Pengamatan lapangan (observasi) 2) Evaluasi dampak potensial Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan/menyediakan dampak potesial yang dianggap tidak relavan atau tidak penting,sehinggaa diperoleh daftar dampak penting hipotesis yang dipandang perlu dan relavan untuk diteladani secara mendalam dalam studi ANDAL.Daftar dampak penting potensial ini disusun berdasarkan pertimbangan atau hal-hal yang di anggap penting oleh masyarakat sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan, instansi yang bertanggung jawab, dan para pakar.Pada tahap ini daftar dampak penting hipotesis yang dihasilkan belum tertata secara sistematis.Metode yang digunakan adalah interaksi kelompok (rapat,logakarta,brainstorming).Kegiatan evaluasi dampak potensial ini terutama dilakukan oleh pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan (yang dalam hal ini dapat diwakili oleh konsultan penyusunan ANDAL),dengan mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar,instansi yang bertanggung jawab serta masyarakat yang berkerpentingan. 9|Page Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

3) Klasifikasi dan prioritas dampak penting Pelingkupan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan /mengorganisir dampak penting yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar di peroleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut dalam dokumen ANDAL.Dalam melakukan klasifikasi dalam prioritas perlu memperhatikan hal berikut: a) Kebijaksanaan atau peraturan yang menjadi dasar untuk arahan kajian AMDAL selanjutnya,seperti standar baku /baku mutu dan lain-lain. b) Konsep saintifik dari kajian yang akan dilakukan. Dampak penting hipotetik tersebut dirumuskan melalui 2 (dua) tahapan.Pertama,keterkaitannya satu sama lain.Kedua dampak penting yang berkelompok tersebut selanjutnya di urut berdasarkan kepetingannya. Sebagai contoh: Rencana pembuangan limbah cair dari industri petrokimia ke sungai akan menimbulkan dampak pentik hipotetik berupa peningkatan BOD,COD, dan TSS,sementara dari proses produksi akan menimbulakan dampak penting hipotetik berupa SO2 dan Nox, dampak penting hipotetik masing-masing parameter tersebut selanjutnya dapat dikelompokkan menjadi ;penurunan kualitas air sungai dan penurunan kualitas udara ambient.Selanjutnya terhadap 2(dua) dampak penting tersebut diurutkan berdasarkan kepentingannya, misalnya (1)penurunan udara ambient,(2)penurunan kualitas air sungai. 2. Pelingkupan wilayah studi dan batas waktu kajian Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luas wilayah studi ANDAL sesuai hasil pelingkupan dampak penting, dan dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya, waktu dan tenaga, serta saran pendapat dan tanggapan masyarakat berkepentingan. a. Lingkup wilayah studi ANDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang 1) Batas proyek Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan /atau kegiatan akan melakukan kegiatan prankonstruksi, konstruksi desain operasi.Dari ruang rencana usaha dan atau kegiatan inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup disekitarnya,termasuk dalam hal ini alternatif lokasi rencana usaha dan /atau kegiatan.Posisi batas proyek ini agar dinyatakan juga dalam kordinat. 2) Batas ekologis Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air,udara)dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.Termasuk dalam ruang ini adalah ruang disekitar rencana usaha dan/dan atau kegiatan secara ekologis memberi dampak terhadap aktifitas usaha dan/atau kegiatan. 3) Batas sosial 10 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

Batas sosial adalah ruang disekitar rencana usaha dan /atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk system dan strukrur sosial),sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas sosial ini sanagt penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi ANDAL,mengimngat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang kehidupan sosial ekonomi dan budayanya akan mengalami perubahan mendasar akibat aktifitas usaha dan/atau kegiatan,mengingat dampak lingkungan hidup yang timbul oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan menyebar tidak merata,maka batas sosial ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan memprhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas proyek dan ekologis namun berpootensi terkena dampak yang mendasar dari rencana usaha dan/atau kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja,pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial. 4) Batas administrative Batas administrative adalah ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam ruang tersebut . Batas ruang tersebut dapat berupa batas administrasi pemerintahan atau batas konsesi pengelolaan sumber daya oleh suatu usaha dan/atau kegiatan (misalnya,batas HPH,batas kuasa pertambangan). Dengan memperhatikan batas-batas tersebut di atas dan mempertimbangkan kendala-kendala teknis yang di hadapi (dana, waktu,dan tenaga)maka akan diperoleh ruang lingkup wilayah studi yang dituangkan dalam peta dengan sklal yang memadai. 5) Batas ruang libngkup wilayah studi ANDAL Batas ruang lingkup wilayah studi ANDAL adalah ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas,namun penentunya sesuai dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data ,seperti waktu, dana,tenaga,teknil dan metode talaahan Dengan demikian ruang lingkup wilayah studi memang bertitik tolak pada ruang bagi rencana usaha dan /atau kegiatan kemudian diperluas keruang ekosistem,ruang sosial dan ruang administrasi yang lebih luas.

BAB II PENDAHULUAN Latar belakang Bandara Internasional Getengan Tana Toraja (SULSEL) dibangun 11 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

Selain ini Bandara Internasonal Getengan jauh sebelumnya melayani penerbangan lintas Internasional diwilayah yang mencakup semua wilayah Bandara Udara Internasioan Getengan juga merupakan pintu gerbang udara diKawasan Selatan Indonesia dan Propinsi Sulawesi Selatan khususnya, dimana Bandar Udara ini telah memberikan corak tersendiri sebagai Bandar Udara Transit yang diarahkan turut mendukung dan mengembangkan pariwisata, mobilisasi arus penumpang serta berpartisipasi dalam perdagangan dan industri. Visi Bandar Udara; Menjadi ATS Center dan Transit Airport yang dapat diandalkan.Visi dapat dioperasionalkan sebagai berikut; ATS Centre yang sejajar dengan Australia dan Singapura ; Pelayanan Bandara Transit terbaik di Indonesia Misi Bandar Udara Peningkatan kualitas pelayanan melalui peningkatan kualitas peralatan dan kemampuan Sumber Daya Manusia

Tujuan Bandar Udara Internasioanal GeTengan 1) Supaya masyarakat Toraja mudah untuk menjangkau tempat tujuan 2) Penduduk Toraja tidak jauh-jauh lagi pergi mencari bandara udara yang lain jikamereka pergi keluar kota,atau untuk meringankan beban masyarakat yang ingin berpergian. 3) Pembangunan bandar udara yang dapat didarati pesawat berbadan lebar hendaknya menjadi prioritas pembangunan sarana-prasarana Toraja. Bandara tsb akan menjadi sangat vital dalam pengembangan industri pariwisata Toraja, mengingat budaya Toraja yang unik sesungguhnya sudah mendunia dan sangat menarik perhatian masyarakat internasional. Keluhan yang sering dilontarkan oleh mereka yang pernah ke Toraja adalah jarak Makasar dengan Toraja sangat jauh dan memerlukan waktu minimal dua hari dua malam perjalanan serta sangat melelahkan. Karena itu sangat jarang wisatawan domestik apalagi mancanegara yang melakukan perjalanan wisata berulang 4) Dengan tersedianya bandara udara yang terhubung dengan semua kota di Indonesia sebagai salah satu jalur alternatif menuju Toraja dapat meningkatkan pihak wisatawan baik lokal dan mancanegara yang akan berkunjung ke Toraja dan swasta yang ingin menanamkan investasi disegala bidang di Tanah Toraja. Keluhan yang sering dilontarkan oleh mereka yang pernah ke Toraja adalah jarak Makasar dengan Toraja sangat jauh dan memerlukan waktu minimal dua hari dua malam perjalanan serta sangat melelahkan. Karena itu sangat jarang wisatawan domestik apalagi mancanegara yang melakukan perjalanan wisata 12 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

berulang-ulang ke Toraja, meskipun mereka sebetulnya sangat tertarik dengan buadaya Toraja. Dengan adanya bandara di Toraja yg besar dan dapat menghubungkan dengan titik penerbangan nasional dan internasional dipastikan keluhan demikian tak akan muncul lagi.

5) Menyelenggarakan manajemen dan Fungsi secara Profesional dan Komersialdengan mencapai sasaran - sasaran Perusahaan yang telah ditetapkan untuk dapat mencapai Tujuan Perusahaan baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang

Peraturan1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan penyusunan DELH atau DPLH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri sesuai kewenangan penilaiannya atas DELH atau DPLH sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri melakukan verifikasi terhadap permohonan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan menggunakan kriteria: a. telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; b. telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; c. lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan; dan d. tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen lingkungan hidup tetapi tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal usaha dan/atau kegiatan tidak memenuhi kriteria tersebut di atas, maka usaha dan/atau kegiatan dimaksud tidak dapat diproses melalui mekanisme DELH atau DPLH. 3. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri menggolongkan usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan penyusunan DELH atau DPLH mengacu pada Peraturan Menteri yang mengatur tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan amdal. Apabila tergolong sebagai usaha dan/atau kegiatan wajib amdal, maka wajib DELH, atau apabila tergolong sebagai usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka wajib DPLH. 4. Bagi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan DELH, maka: a. untuk usaha dan/atau kegiatan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, (1) kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota melakukan verifikasi permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 menyampaikan usulan penyusunan DELH yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 2 kepada kepala instansi lingkungan 13 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

hidup provinsi dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan. (2) kepala instansi lingkungan hidup provinsi melakukan verifikasi usulan penyusunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan usulan penetapan DELH yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 2 kepada Menteri melalui Deputi Menteri dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya usulan penyusunan. b. untuk usaha dan/atau kegiatan yang menjadi kewenangan provinsi, kepala instansi lingkungan hidup provinsi melakukan verifikasi permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan menyampaikan usulan penyusunan DELH yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 2 kepada Menteri melalui Deputi Menteri dengan tembusan kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan. c. untuk usaha dan/atau kegiatan yang menjadi kewenangan Pusat, Menteri melakukan verifikasi permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan menetapkan permohonan penyusunan DELH yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan dengan tembusan kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota dan kepala instansi lingkungan hidup provinsi. 5. Dalam hal terjadi keberatan terhadap usulan permohonan dan/atau penetapan DELH, Menteri melakukan koordinasi dengan instansi lingkungan hidup kabupaten/kota dan/atau instansi lingkungan hidup provinsi untuk menyelesaikan keberatan yang diajukan. 6. Dalam hal tidak ada keberatan sebagaimana dimaksud pada angka 5, maka berdasarkan usulan penyusunan DELH dan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf c, Deputi Menteri menetapkan usaha dan/atau kegiatan yang wajib menyusun DELH. Penetapan dimaksud diterbitkan dalam bentuk surat perintah penyusunan DELH. 7. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diperintahkan untuk menyusun DELH melakukan penyusunan DELH sesuai dengan format pada Lampiran II Peraturan Menteri ini. 8. Bagi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan DPLH, maka: a. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri melakukan verifikasi permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan. b. dalam hal verifikasi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2, kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri menetapkan permohonan DPLH dalam bentuk surat perintah penyusunan DPLH. 9. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diperintahkan untuk menyusun DPLH melakukan penyusunan DPLH sesuai dengan format pada Lampiran III Peraturan Menteri ini. 10. Dalam hal DELH telah selesai disusun oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, maka: a. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan penilaian DELH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri sesuai dengan kewenangannya. 14 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

b. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri memberikan tanda bukti penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi format penyusunan DELH. c. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri setelah menerima DELH yang memenuhi format sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas melakukan penilaian terhadap DELH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani penilaian dokumen amdal. Mekanisme penilaian dimaksud dilakukan dalam bentuk rapat dengan mengundang wakil dari pihak-pihak yang terkait langsung dengan usaha dan/atau kegiatan tersebut. 11. Dalam hal DPLH telah selesai disusun oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, maka: a. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan penilaian DPLH kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri sesuai dengan kewenangannya. b. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri memberikan tanda bukti penerimaan permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah memenuhi format penyusunan DPLH. c. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi atau Deputi Menteri setelah menerima DPLH yang memenuhi format sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas melakukan penilaian terhadap DPLH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani penilaian UKL-UPL. Nah, untuk para pelaku usaha, yang telah beroperasi namun belum memiliki dokumen AMDAL atau UKL-UPL, sebaiknya segera berkoordinasi dengan Instansi Pengelola Lingkungan di Lokasi usaha Anda. Karena waktunya sudah tidak banyak lagi (Deadline 3 Oktober 2011) dan setelah tanggal tersebut akan dilakukan penegakan hukum sesuai amanat UU 32 2009.

BAB III RUANG LINGKUP STUDIPemerintah Kabupaten Tana Toraja, dengan dukungan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Pusat saat ini berencana membangun sebuah Bandara Udara baru di Tana Toraja untuk menggantikan Bandara Udara Pongtiku di Rantetayo. Pembangunan bandar udara yang dapat didarati pesawat berbadan lebar hendaknya menjadi prioritas pembangunan sarana-prasarana Toraja. Bandara tsb akan menjadi sangat vital dalam pengembangan industri pariwisata Toraja, mengingat budaya Toraja yang unik sesungguhnya sudah mendunia dan sangat menarik perhatian masyarakat 15 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

internasional. Keluhan yang sering dilontarkan oleh mereka yang pernah ke Toraja adalah jarak Makasar dengan Toraja sangat jauh dan memerlukan waktu minimal dua hari dua malam perjalanan serta sangat melelahkan. Karena itu sangat jarang wisatawan domestik apalagi mancanegara yang melakukan perjalanan wisata berulang-ulang ke Toraja, meskipun mereka sebetulnya sangat tertarik dengan buadaya Toraja. Dengan adanya bandara di Toraja yg besar dan dapat menghubungkan dengan titik penerbangan nasional dan internasional dipastikan keluhan demikian tak akan muncul lagi. Oleh sebab itu, saya sangat mendukung rencana tersebut dan sebaiknya Pemda Toraja dan Toraja Utara segera mengambil langkah-langkah konkret untuk realisasikan, mumpung Pemerintah Propinsi dan Pusat lagi berkenan. Dephub Anggarkan Bandara Toraja (26 May 2009) Makassar (Fajar). Pembangunan bandar udara (bandara) baru di Tana Toraja mendapat persetujuan Departemen Perhubungan (Dephub). Mulai 2010, bandara yang akan dibangun di Desa Buntu Kunyi, Kecamatan Mengkendek, telah mendapat alokasi anggaran dari Dephub.Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Sulham Hasan, mengatakan, Pemprov Sulsel telah menyediakan anggaran sebesar Rp 750 juta, tahun ini. Dana itu digunakan untuk pembuatan master plan bandara. Ini proyek sharing. Bupati Toraja sudah bersedia menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan bandara. Pemprov yang menanggung pembuatan master plan dan terminalnya. Pembangunan landasan pacu ditanggung oleh pemerintah pusat, ungkapnya di Kantor Gubernur Sulsel, Senin, 25 Mei. Pemkab Toraja, kata dia, telah menyediakan lahan untuk tahap awal seluas 30 hektare. Untuk pematangan lahan landasan pacu saja, dibutuhkan anggaran sedikitnya Rp 9 miliar. Runway bandara yang dikerjakan pada tahap awal akan dibangun sepanjang 1.500 meter. Menurut Sulham, pembangunan bandara diharapkan rampung dalam jangka waktu empat tahun. Disesuaikan dengan ketersediaan anggaran, katanya. Bandara baru ini akan menggantikan fungsi Bandara Pongtiku yang sulit untuk diperpanjang lagi. Jika pembangunannya rampung, pesawat yang dapat mendarat bukan lagi hanya jenis perintis, tetapi minimal pesawat dengan 50 kursi.

BAB IV METODE STUDIUsulan dana untuk pembangunan Bandara Pongtiku di Kabupaten Tana Toraja Sulsel dalam penyusunan studi kelayakan (feasibility study) Pemkab Tanah Toraja yang mencapai Rp1 triliun dinilai tidak rasional. Makassar, 27/11 (Antara/FINROLL News) - Usulan dana untuk pembangunan Bandara Pongtiku di Kabupaten Tana Toraja Sulsel dalam penyusunan studi kelayakan (feasibility study) Pemkab Tanah Toraja yang mencapai Rp1 triliun dinilai tidak rasional. Asisten II Pemprov Sulawesi Selatan Sulham Hasan di Makassar, Jumat, mengungkapkan dalam penyusunan studi kelayakan itu termuat anggaran pembangunan landasan pacu (run way) sepanjang 1500 - 2000 meter sebesar Rp1 triliun lebih. "Anggaran `run way` yang akan dibiayai Pemerintah Pusat ini tidak logis. Bandara Internasional Hasanuddin saja tidak mencapai angka itu," keluhnya. Pemerintah Pusat berencana mengalokasikan dana sebesar Rp20 miliar, menurut dia adapun pembengkakan biaya pembangunan `run way` hanya terpusat pada biaya pengerukan tanah 16 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

sebesar 9 juta meter kubik terkait lokasi pembangunan bandara melewati areal perbukitan. Dia meminta pemerintah setempat melakukan revisi ulang "feasibility study" bandara toraja itu, sebab berdasarkan hasil koordinasi dengan Menteri Perhubungan, pemerintah pusat tidak akan mencairkan dana pembangunan itu jika Pemprov Sulsel dan Pemkab Tanah Toraja tidak mengubah usulan anggaran itu. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Sulsel Maskyur Andi Sulthan mengaku revisi studi kelayakan bandara Toraja akan berdampak mundurnya pembangunan bandara Pongtiku Tanah Toraja. "Pemprov sendiri telah menargetkan pembangunan bandara itu harus dimulai awal 2010," ungkapnya Tahun ini, lanjutnya Pemprov Sulsel telah mengalokasikan dana Rp750 miliar dalam APBD Pokok Sulsel 2009 untuk pembuatan master plan bandara. "Master plan ini adalah acuan Pemkab Toraja dan Pemprov Sulsel selama proses pembangunan fisik berjalan," pungkasnya. Bandara yang akan dibangun itu terletak di Desa Buntu Kunyi, Kecamatan Mangkendek, kabupaten Tanah Toraja yang dibangun dengan dana patungan antara Pemkab Tanah Toraja, Pemprov Sulsel dan Pemerintah Pusat. Pemkab Toraja bersedia menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan bandara, Pemprov Sulsel menanggung pembuatan master plan dan terminal bandara, sementara pembangunan landasan pacu ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat

BAB V PELAKSANAAN STUDIPemerintah Kabupaten Tana Toraja terus mendorong peningkatan kunjungan wisata ke daerah ini. Salah satunya dengan menggenjot pembangunan Bandar Udara di Tampo, Kecamatan Mengkendek. Untuk proyek bandara ini menghabiskan anggaran Rp 340 miliar. Belum termasuk biaya pembebasan lahan, pematangan dan desain bandara. ''Untuk mendorong sektor pariwisata harus diawali dengan tersedianya infrastruktur yang baik. Seperti pembukaan jalan menuju obyek wisata baru maupun yang lama,'' kata Bupati Tator, Theofilus Allorerung saat lauching Cafe PKK di Makale pekan lalu. Hadir adalah acara ini Ketua Tim Penggerak PKK, Ny Yariana Somalinggi, Sekkab Enos Karoma dan para pimpinan SKPD. Dijelaskan Theofilus, untuk tahun anggaran 2011 ini Pemkab Tator menyiapkan dana Rp 5 miliar untuk pengembangan obyek wisata lama, dan pembukaan 20 obyek wisata baru. Salah satu obyek wisata alam yang mendesak untuk dikembangkan adalah permandian alam Sarambuassi di Bittuang, agrowisata di Makale Selatan, dan pembangunan pohon natal raksasa di Burake. Yang terakhir ini merupakan salah satu obyek wisata rohani dan budaya dan menelan biaya Rp 400 juta, dan diklaim tidak ada duanya di tanah air. ''Untuk tahun anggaran 2011 ini, khusus peningkatan infrastruktur jalan ke obyek wisata disiapkan dana sekitar Rp 2 miliar,'' sebut mantan Kepala Inspektorat Sulsel itu. Selain itu, juga dipersiapkan pertunjukan wisata budaya yang masih kental di tengah masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Minggu di lapangan basked. Theofilus optimis, sektor pariwisata di daerah ini akan berkembang pesat di tahun 2014, seiring dengan berfungsinya akses bandara. Pada saat bersamaan investor di sektor ini mulai masuk. Disebutkan Bupati, untuk pembebasan lahan bandara dibutuhkan dana Rp 20 miliar. Kehadiran infrastruktur ini tidak boleh merugikan masyarakat. Melainkan sebaliknya, harus memberi keuntungan baik kepada pemerintah maupun investor. Kepala Dinas Pariwisata Tator, Lexianus 17 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

Lintin meyakini, kehadiran bandara di Mengkendek kelak akan menguntungkan masyarakat setempat, utamanya kalangan pengusaha. Makassar (ANTARA News) - Pembangunan bandar udara baru berlokasi di Desa Buntu Kunik, Kecamatan Mangkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, mulai dilaksanakan. "Pembangunan sementara berjalan, persoalan tanah sudah beres," kata anggota Komisi D DPRD Sulsel asal Tana Toraja, Alex Palinggi, saat dihubungi via telepon seluler dari Makassar, Selasa. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sulsel sendiri, telah menyelesaikan master plan, demikian juga dengan desain detail engineering sisi darat dan udara pada 2010. Kepala Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Perhubungan Kementrian Perhubungan, Hanggoro Budiwiryaman saat menghadiri Rakor Pariwisata se Sulawesi dan Bali akhir Desember 2010 di Toraja, menjamin pembangunan bandara tersebut tuntas 2014. "Untuk pembangunan bandara perintis dengan panjang landasan pacu 1.200 meter bisa selesai dalam 3-4 tahun, dengan catatan bupati melaksanakan apa yang disampaikan gubernur," katanya. Ia yakin Kemhub mampu menuntaskan pembangunan Bandara Buntu Kunik melalui dana APBN sekitar Rp50 miliar sampai Rp100 miliar yang akan dikucurkan selama tiga tahun berturutturut, jika pada 2011 Pemkab Toraja mampu menuntaskan membebaskan lahannya. Ia juga mengemukakan, keberadaan bandara baru di Toraja mutlak harus ada demi mendukung Sulsel sebagai satu dari 10 provinsi yang masuk dalam destinasi pengembangan pariwisata nasional 2011 yang meliputi Sultra, Jabar, Riau, Maluku, NTT, NTB, Papua dan Papua Barat. "Untuk mendukung program nasional 10 destinasi daerah wisata, harus didukung oleh sarana transportasi. Yang paling cepat adalah pembangunan bandara, karena kalau jalan darat sangat lama, untuk ke sini ada 300 km lebih", ujarnya. Bandara baru ini nantinya mampu didarati pesawat jenis ATR berkapasitas 60 hingga 70 penumpang, jauh lebih berbobot dibanding Bandara Pongtiku yang sekarang beroperasi, hanya bisa menampung pesawat jenis Cassa dengan jumlah penumpang 20 orang.

18 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK

DAFTAR PUSTAKA http://www.siswa sma.com diakses pada tanggal 8 Februari 2012 pukul 10.00 http://www.intel.com/ebusiness/pdf/intel/80216_wimax.pdf, http://www.blogspot.com/PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KA-ANDAL. http://en.wikipedia.org.com http://cangkruk.com

19 | P a g e Makalah SMA NEGERI I MENGKENDEK