kerangka acuan ded 2008

14

Click here to load reader

Upload: allison-beach

Post on 25-Oct-2015

102 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kerangka Acuan Pekerjaan DED 2008

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 1

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN

DI DINAS BINA MARGA DAN PEMATUSAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I UMUM

1.1 TUJUAN

a. Tujuan pokok dari proyek ini adalah melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan ( Engineering Estimate ) lengkap dan terinci sedemikian rupa sehingga tercapai penyesuaian terhadap tingkat optimum dari investasi serta pentahapan pelaksanaan dalam batas-batas kemampuan pembiayaan.

b. Pemberi tugas adalah Dinas Bina Marga dan Pematusan Pemerintah Kota Surabaya.

c. Konsultan yang diserahi tugas ini wajib menyediakan jasa-jasanya semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan pekerjaan perencanaan Teknis, sehingga diperoleh hasil pekerjaan berupa Dokumen Perencanaan yang terdiri dari laporan bulanan, laporan pendahuluan, laporan penyelidikan tanah, Engineering Estimate, gambar rencana serta Dokumen Perencanaan yang sesuai dengan standart Dinas Bina Marga dan Pematusan dan persyaratan yang ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan

d. Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemberi Tugas dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen akan membentuk Direksi Harian yang bertugas untuk melakukan pengawasan.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan perencanaan teknis peningkatan dan

pemeliharaan jalan pada ruas-ruas yang akan ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen.

b. Bagian –bagian pekerjaan yang tercakup dalam proyek ini meliputi:

1. Survei Pendahuluan. 2. Survei Lapangan. 3. Dokumen Perencanaan. 4. Dokumen Lelang. 5. Laporan.

Page 2: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 2

Dalam pelaksanaan yang dimaksud, konsultan : 1. Diwajibkan berkonsultasi kepada instalasi yang terkait untuk memperoleh

informasi data sekunder, dan masukan lain yang perlu. 2. Diwajibkan membuat jadwal kegiatan rencana kerja serta detail dalam jangka

waktu yang ditetapkan. 3. Diwajibkan melaksanakan konsultasi berkala kepada Pengguna Jasa. 4. Berinisiatif memprakarsai penerapan penemuan baru dalam perencanaan. 5. Seluruh kegiatan survei dilapangan harus didokumentasi foto-foto asli yang

dilampirkan dalam laporan survei. 1.3 STANDAR PERENCANAAN

Dalam hal melaksanakan perencanaan, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perhitungan. Referensi dimaksud adalah : • Tata Cara Pelaksanaan Survai Lalau Lintas. No.01/T/BNKT/1990. • Tata Cara Survai Kondisi Jalan Kota. No.005/T/BNKT/1991. • Tata Cara Survai Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota.

No.016/T/BNKT/1990. • Petunjuk Perencanaan Trotoar. No. 007/T/BNKT/1990. • Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan. SK SNI T-22-1991-03. • Tata Cara Perencanaan Pemisah Jalan Kota. No.014/T/BNKT/1990. • Petunjuk Perencanaan Marka Jalan . No.021/T/BNKT/1990. • Tata Cara Perencanaan Pemberhentian Bus. No.015/T/BNKT/1990. • Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sesederhana Jalan Perkotaan.

No.002/T/BNKT/1991. • Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam.

No.01/MN/B/1993. • Standart Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan. Maret 1992 • Spesifikasi Perencanaan Klasifikasi Fungsi Jalan di wilayah perkotaan.

No.010/T/BNKT/1990. • Peraturan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen. SNI-1732-1989-F ( SK BI-2.3.26.1987). • Tata Cara Perencanaan Teknis Lasekap jalan. No.033/T/BM/1996. • Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan / Jalan Raya. SNI-1725-1989

F ( SK BI-1.3.28.1987). • Urban Drainage Guide Lines and Technical Design Standart tahun 1994 yang

dikeluarkan oleh direktorat Jenderal Cipta Karya. • Spesifikasi Tanaman Lansekap Jalan. No.09/S/BNKT/1991. Pebruari 1992. • Petunjuk / Tata Cara Standart lainnya yang berhubungan.

Page 3: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 3

1.4 JANGKA WAKTU

Jangka waktu penyelenggaraan perencanaan teknis ini ditetapkan selama 180 ( Seratus Delapan Puluh ) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Pembangunan Jalan. Dalam jangka waktu tersebut, konsultan sudah harus menyelesaikan dan menyerahkan semua hasil pekerjaan dalam bentuk Detail Engineering Design kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

1.5 TUGAS TENAGA AHLI DAN URAIAN 1.5.1. KEBUTUHAN TANAGA AHLI

Kebutuhan Tenaga Ahli untuk pekerjaan perencanaan mengikuti tabel seperti tersebut dibawah ini:

No. Tenaga Ahli Pengalaman( Thn ) Keterangan

1. Tenaga Ahli Utama ( Gol. A -7 ) / Pemimpin Tim 17 Tahun

2. Tenaga Ahli Madya ( Gol. C -1 ) / Ahli Jalan Raya 4 Tahun

3. Tenaga Ahli Madya ( Gol. C -1 ) / Ahli Kuantitas dan Biaya 4 Tahun

4. Tenaga Ahli Madya ( Gol. C -1 ) / Ahli Geodesi 4 Tahun

1.5.2 URAIAN TUGAS TENAGA AHLI

1. Tenaga Ahli Utama ( Gol. A -7 ) / Pemimpin Tim Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman dalam bidang perencanaan jalan minimal 17 tahun, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung Jawab atas semua layanan jasa konsultasi sesuai dengan kerangka acuan kerja.

b. Mengkoordinasikan semua aktifitas, baik secara lisan maupun tertulis dengan Pejabat Pembuat Komitmen sehubungan spesifikasi teknis yang berkaitan.

c. Mengasistensikan dan menyiapkan / menyelesaikan laporan-laporan serta semua dokumen sesuai dengan kerangka acuan kerja.

d. Mempresentasikan semua hasil kerja draft design kepada Pejabat Pembuat Komitmen guna mendapat masukan-masukan untuk penyempurnaan hasil kerja.

Page 4: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 4

2. Tenaga Ahli Madya ( Gol. C -1 ) / Ahli Jalan Raya

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman dalam bidang perencanaan jalan minimal 4 ( empat ) tahun. Secara umum tugas dan tanggung jawabnya adalah mempersiapkan baik perhitungan dan gambar perencanaan alinyemen jalan termasuk pelengkap jalan yang diperlukan.

3. Tenaga Ahli Madya ( Gol. C -1 ) / Ahli Kuantitas dan Biaya Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya paling sedikit 4 ( empat ) tahun. Secara umum tugas dang tanggung jawabnya adalah mempersiapkan analisa kuantitas dan biaya beserta laporannya.

4. Tenaga Ahli Madya ( Gol. C -1 ) / Ahli Geodesi Adalah seorang sarjana atau strata lebih tinggi di bidang Teknik Geodesi dan telah berpengalaman dalam bidang pengukuran jalan / jembatan paling sedikit 4 ( empat ) tahun. Secara umum tugas dan tanggung jawabnya adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan pengukuran dilapangan , mempersiapkan baik perhitungan maupun gambar hasil pengukuran beserta laporannya.

1.6 SUMBER DANA Sumber dana untuk kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan ini berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008. Kode Kegiatan : 1.03.13.15.0005 No Rekening : 5.2.2.21.02

Page 5: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 5

BAB II

SURVEY PENDAHULUAN

Dalam survai pendahuluan, konsultan wajib mengumpulkan sebanyak mungkin data-data yang diperlukan untuk perencanaan lebih lanjut.

Untuk itu konsultan wajib melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengumpulkan dan meriview data-data mengenai alinyemen jalan dan situasinya serta informasi lainnya secara umum, termasuk didalamnya konfirmasi ruas yang akan ditangani.

2. Mengumpulkan dan mereview data lalu lintas. 3. Mengumpulkan dan mereview data banjir, erosi dan daerah tergenang

pada lokasi dari Dinas Bina Marga dan Pematusan. 4. Mengumpulkan dan mereview pemilihan lokasi atau daerah-daerah khusus

yang diperkirakan banyak membantu dalam tahap selanjutnya. 5. Mengumpulakan dan mereview data mengenai bahan-bahan / material

maupun peralata yang tersedia yang dapat menentukan jenis konstruksi. 6. Mengumpulkan dan mereview data harga satuan bahan dan material

dilokasi. 7. Membuat foto-foto dokumentasi mengenai kondisi lapangan yang

bersangkutan dan khusus untuk kepentingan lansekap jalan. 8. Memperhatikan usulan lainnya dari Dinas Bina Marga dan Pematusan. 9. Menyusun jadwal pelaksanaan dilapangan. 10. Mengumpulkan data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap

penting. Dari survai pendahuluan ini diharapkan konsultan sudah dapat mengusulkan metode penelitian dan perencanaan yang akan di tetapkan dan mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul. Semua hasil survai pendahuluan harus dilaporkan dalam Laporan Bulanan ( Bulan 01 ) lengkap dengan foto ( asli ) untuk dikonsultasikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sebagai dasar persiapan langkah selanjutnya.

Page 6: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 6

BAB III

SURVEY DAN ANALISA DATA LAPANGAN 3.1 PENGUKURAN TOPOGRAFI.

Pengukuran Topografi dilakukan pada daerah lokasi persimpangan yang cukup besar ( persimpangan dalan artileri ) serta daerah-daerah sekitarnya yang diperlukan dalam pembuatan rencana detail. Meliputi lebar daerah milik jalan tambah daerah sebelah kiri dan kanan dari daerah pengawasan jalan, sesuai dengan kebutuhan untuk perencanaan teknis.

Pekerjaan pengukuran ini meliputi pekerjaan-pekerjaan :

1. Pengukuran titik-titik kontrol horizontal dan vertikal ( poligon utama ). Titik kontrol poligon utama dibuat pada titik awal / akhir dari setiap jarak maksimal 500 meter pada sumbu jalan yang dimaksud.

2. Pengukuran situasi penampang memanjang dan penampang melintang.

a. Pengukuran situasi Pengukuran situasi harus dilakukan secara cermat. Semua data lapangan / bangunan permanen harus di ukur misalnya : bangunan gedung, rumah-rumah permanen, pinggir bahu jalan, pinggir selokan, letak gorong-gorong serta dimensinya, tiang listrik, tiang telepon, setra bangunan-bangunan lain yang dianggap perlu. Patok KM dan HM jika ada serta patok-patok tanda penting lainnya yang ada ditepi jalan yang diambil dan dihitung koordinatnya.

b. Pengukuran penampang memanjang Pengukuran penampang memanjang diambil dari sumbu dari lintasan yang diusulkan. Pengukuran beda tinggi titik-titik stasiun diambil untuk setiap jarak 50 meter. Titik-titik tersebut harus diberi tanda patok lapangan.

c. Pengukuran penampang melintang Pengukuran penampang melintang diambil pada setiap jarak 50 meter pada bagian yang ditandai dan setiap jarak 25 m untuk daerah-daerah tikungan / miring terjal. Lebar pengukuran harus meliputi daerah milik jalan ( damija ) atau sesuai kebutuhan.

Page 7: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 7

3. Pemasangan patok-patok untuk titik ikat patok-patok tanda. Patok-patok Pengukuran Jalan

a. Titik awal dan titik akhir sumbu jalan harus diikatkan pada titik-titik poligon yang telah di buat sebelumnya , dan diikatkan pada masing-masing dua buah patok ikat beton yang diletakkan ditepi kiri dan kanan daerah penguasaan jalan sebagai titik-titik ikat / BM penolongnya.

b. Patok beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 75 cm harus ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok yang ada diatas tanah adalah kurang lebih 25 cm. Atau dengan patok besi berdiameter 5 cm sebagai titik ikat polygon maupun BM.

c. Patok polygon dan profil dibuat dari kayu dengan ukuran 5 cm x 7 cm x 60 cm atau sesuai kebutuhan. Pada patok beton dan patok kayo hrus diberi tanda cat kuning dengan tulisan merah. Yang diletakkan di sebelah kiri kearah jalannya pengukuran. Khusus untuk profil memanjang, titik yang terletak disumbu jalan diberi paku dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda.

d. Untuk memperbanyak titik tinggi yang tetap, perlu ditetapkan titik tinggi referensi pada tempat lain yang permanen dan mudah dikemukakan kembali.

4. Perhitungan Penggambaran Peta.

Titik polygon utama harus di hitung koordinatnya berdasarkan pada metode kuadrat terkecil. Penggambaran titik polygon tersebut sama sekali tidak diperkenankan secara grafis. Gambar ukur yang merupakan gambar situasi harus digambar pada kertas milimeter dengan skala 1 : 1000 dan garis ketinggian dengan interval 1 m. Ketinggian titik detai harus tercantum dalam gambar ukur, begitu pula semua keterangan yang penting. Titik ikat atau titik mati serta titik-titik ikat baru harus dimasukkan dalam gambar dengan diberi tanda khisusu koordinat beserta ketinggian polygon utama harus di cantumkan dalam gambar dan dilampiri daftar data kordinat dan ketinggiannya dilampirkan.

3.2 SURVEI KONDISI JALAN

Survei kondisi jalan dilakukan untuk mengetahui jenis konstruksi. Struktur, jenis kerusakan yang terjadi dan seberapa berat kerusakannya dan kondisi lainnya. untuk mendapatkan data yang diperlukan guna perancanaan lebih lanjut. Pelaksanaan survai harus sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat General Bina Marga No.05/T/BNKT/1991 maupun peraturan-

Page 8: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 8

peraturan lain yang berlaku serta sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen.

3.3 SURVEY LALU LINTAS

Survai lalu lintas dilakukan untuk mengetahui volume dan kondisi lalu lintas yang akan dilayani oleh jalan tersebut selama masa pelayanannya untuk merencanakan struktur perkerasan dan geometrik jalan. Survai persimpangan diamksudkan untuk mengetahui kondisi persimpangan jalan. Baik situasi fisik dan kondisi lalu lintas. Antara lain komposisi distribusi menurut waktu dan arah. Dan lain-lain. Pelaksanaan survai harus sesuai dengan Pedoman Survai Lalu Lintas yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No.017/BNKT/1990 dan Pedoman yang berlaku lannya serta sesuai dangan permintaan Pejabat Pembuat Komitmen.

3.4 SURVEY INVENTARISASI JALAN Survei ini dilakukan untuk menginventarisasi tentang situasi, panjang jalan, lebar bahu, trotoar, median, drainase, persimpangan dengan jalan lain, bangunan pelengkap jalan, dan lain-lain yang berada di daerah pengawasan jalan dengan pengamatan minimal 50 meter dan maksimal 25 meter, atau sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan ini harus sesuai dengan Pedoman Survai Jalan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No.016/T/BNKT/1990 dan Pedoman yang berlaku lainnya serta sesuai dengan Pemerintah pemberi tugas.

3.5 SURVEY MATERIAL

Kegiatan yang dilakukan adalah menyelidiki / mencari lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi tersebut. menyangkut jenis, komposisi, perkiraan kuantitas dan lain-lainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi untuk pekerjaan struktur jalan yang dimaksud. Dan harus di identifikasi dan dibuat petanya.

Page 9: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 9

BAB IV

PERENCANAAN 4.1 PENGATURAN LALU LINTAS

Konsultan harus membuat pengaturan dan perencanaan lalu lintas ( traffic management ) berupa : • Pengaturan lalu lintas pada saat survei. • Pengaturan lalu lintas pada persimpangan . • Perencanaan lajur jalan dan pemisah. • Perencanaan rambu-rambu dan marka jalan. • Perencanaan fasilitas pejalan kaki. • Perencanaan fasilitas pemberhentian bus angkutan umum. • Perencanaan U-tern. • Perencanaan jembatan penyeberangan.

4.2 PERENCANAAN LANSEKAP

Dalam perencanaan ini konsultan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

• Kesesuaian dengan geometrik jalan. • Fungsional dan estetika. • Kesesuaian penggunaan tanaman daerah setempat yang cocok dengan

habitatnya serta disukai burung. • Perencanaan tata letak fasilitas penerangan jalan bila diperlukan. • Kesesuaian dengan persyaratan dan petunjuk teknis yang ada.

4.3 PENETAPAN GEOMETRIK 4.3.1 PENETAPAN ANYILEMENT HORISONTAL

Konsultan harus menetapkan kembali alinyemen horisontal yang mungkin menyimpang dari hasil studi kelayakan dengan memperhatikan : • Lokasi ( STA ) dan nomor-nomor titik kontrol horisontal. • Pertimbangan ekonomi. • Data-data lengkung horisontal ( kurva data )yang direncanakan. • Lokasi bangunan pelengkap dan rencana jembatan. • Kemiringan superelevasi. • Pelebaran perkerasan pada tikungan.

Page 10: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 10

4.3.2 KONSEP ALINYEMEN VERTIKAL

Konsep alinyemen vertikal ( penampang memanjang ) dapat dimulai setelah konsep alinyemen horisontal disetujui oleh Project Officer dan digambar di bagian bawah dari gambar alinyemen horisontal.

Penetapan alinyemen vertikal harus didasarkan pada : • Tinggi muka tanah asli. • Data-data lengkung vertikal. • Elevasi bangunan pelengkap, bangunan drainase, dan bangunan

disekitar rencana jalan. • Elevasi jembatan. • Pertimbangan ekonomi. • Ketentuan panjang kritis landai maksimum.

4.3.3 PENETAPAN POTONGAN MELINTANG

Dalam merencanakan standar potongan melintang konsultan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana pengaturan lalulintas, jalur hijau tanaman dan bangunan

pelengkap lainnya yang diperlukan. b. Penetapan rencana konstruksi perkerasan dan badan jalan. c. Penetapan rencan drainase. d. Penetapan rencana lansekap.

4.4 PERENCANAAN PERKERASAN

Memilih tipe dan material perkerasan harus didasarkan pada pertimbangan dari segi ekonomi, kondisi setempat, tingkat kebutuhan, kemampuan pelaksanaan, dan syarat teknis lainnya. Perhitungan tebal perkerasan lentur dilakukan dengan metode analisa komponen Bina Marga.AASTHO 1986. dan Road Note 31 sebagai desain pembanding dengan umur rencana 10 tahun. Konsultan diharapkan membuat perencanaan bangunan pelengkap, antara lain : Jembatan baru pelebaran , tembok penahan, box culvert dan lain-lain.

Page 11: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 11

4.5 PENGGAMBARAN Penggambaran perencanaan alinyemen vertikal dan horisontal harus disesuaikan dengan tabel berikut ini :

No. Jenis Gambar Jenis Pekerjaan Keterangan

1. Denah dan penampang Memanjang

Format standar / A3

2. Potongan melintang Format standar / A3

Gambar rencana harus dibuat dengan jelas dan lengkap dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Rencana diplot diatas layout yang cukup luas dimana letak jalan lama dan

jalan baru jelas kedudukannya. Yang perlu digambarkan jelas adalah rencana yang akan ditangani / dikerjakan. Untuk membedakan dengan yang ada ( exiting ) perlu ditunjukkan dengan garis terputus, dengan skala gambar 1 : 5000.

b. Gambar situasi dibuat dengan perbandingan yang proporsional, dengan menampilkan informasi umum sekitar jalan tersebut.

c. Potongan penampang memenjang, skala 1 : 1000 untuk horisontal dan 1 : 100 untuk vertikal.

d. Potongan penampang melintang, skala 1 : 100 untuk horisontal dan 1 : 50 untuk vertikal dengan stationing setiap vertikal 25 meter ditikungan dan 50 meter .

e. Detail persimpangan ( Intersection, skala 1 : 500 ). f. Ukuran huruf dengan tinggi maksimum 4 mm dan harus jelas. g. Rencana detail lansekap jalan per spot, termsuk persimpangan, tikungan

daerah putaran, lokasi pemberhentian bus, beserta penyeberangan dan motif trotoar.

Susunan gambar rencana tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sampul luar ( cover ) dan sampul. 2. Lembar judul yang membuat layout jalan, skala 1 : 500. 3. Daftar isi. 4. Lembar singkatan dan simbol. 5. Lembar daftar volume pekerjaan. 6. Typical Cross Section. 7. Gambar-gambar detail persimpangan. 8. Gambar rencan lansekap dan detailnya, dan harus sesuai dengan standar

dambar struktur bangunan pelengkap jalan lainnya ( seperti motif perkerasan untuk jalur pejalan kaki ).

Page 12: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 12

9. Gambar rencana trase jalan / anyilemen horisontal dan antilemen vertikal. 10. Gambar detail potongan melintang. 11. Gambar-gambar struktur jembatan.

4.6 PERHITUNGAN VOLUME DAN PERKIRAAN BIAYA.

a. Perhitungan Volume. Setiap ruas jalan yang direncanakan harus di htung volume pekerjaan untuk tiap bagian sesuai dengan masing-masingkontrak pelaksanaanya dan di kelompokkan dalam beberapa pekerjaan utama.

b. Perkiraan Biaya. Analisa harga satuan menggunakan metode Bina Marga berdasarkan faktor-faktor material, peralatan, sosial pajak overhead dan keuntungan yang berlaku didaerah setempat. Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisa ini di bandingkan dengan proyek-proyek sebelumnya didaerah sekitar lokasi.

4.6 PENYIAPAN SPESIFIKASI TEKNIK. Konsultan harus mempelajari menggunakan spesifikasi teknik standar yang dikeluarkan oleh direktorat Jenderal Bina Marga. Apabila dalam spesifikasi teknik yang tersedia tidak tercakup jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan, maka konsultan harus menyiapkan Spesifikasi Khusus yang sesuai dengan pekerjaan.

Page 13: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 13

BAB V

LAPORAN DAN PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

5.1 UMUM

Semua laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi tugas dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi tugas, setelah dilakukan asistensi dan disetujui oleh Project Officer. Laporan yang dimaksud meliputi :

1. Laporan bulanan. 2. Laporan Survei dan Analisa Data. 3. Laporan Akhir. 4. Dokumen Lelang dan Perkiraan Biaya. 5. Gambar Rencana berupa kalkir gambar asli diserahkan paling lambat pada

akhir jangka waktu pelaksanaan kontrak. 5.2 LAPORAN BULANAN

Laporan bulanan berisi laporan hasil survai pendahuluan mengenai perubahan lingkup pekerjaan, sketsa situasi umum, foto-foto lapangan, permasalahan, alternatif lokasi jembatan dan rencana kerja dari usulan metode kerja untuk tahap selanjutnya. Susunan laporan adalah sebagai berikut : • Daftar isi. • Pendahuluan. • Kondisi lapangan secara umum. • Kondisi jalan lama dan lokasi jalan baru. • Rencana kerja dan model kerja. • Kesimpulan. • Lampiran. • Foto dokumentasi.

5.3 LAPORAN SURVEY DAN ANALISA.

Laporan ini berisi data-data hasil sirvai lapangan dan hasil analisa data, dengan susunan sebagai berikut :

• Daftar isi. • Pendahuluan. • Survai dan analisa data topografi. • Survai dan analisa data lalu lintas. • Survai dan analisa inventarisasi jalan. • Survai dan analisa kondisi jalan. • Survai dan analisa data tanah dan material.

Page 14: Kerangka Acuan Ded 2008

Kerangka Acuan - 14

• Kesimpulan dan rekomendasi. • Lampiran data-data. • Foto-foto dokumentasi.

5.4 LAPORAN AKHIR.

Laporan ini berupa “ Laporan Teknis Perencanaan “ yang berisi perhitungan dan uraian dari rumus-rumus yang digunakan, sketsa dan data-data perencanaan. Dengan susunan laporan sebagai berikut :

• Daftar isi. • Pendahuluan. • Perhitungangeometri jalan. • Perhitungan tanah dasar dan perkerasan jalan. • Perhitungan struktur bangunan pelengkap. • Perhitungan konstruksi dan bahan elemen lansekap bukan tanaman. • Kesimpulan dan saran. • Lampiran. • Tabel dan grafik hasil perhitungan. • Data perencanaan. • Lain-lain yang ditentukan pemberi tugas.

5.5 DOKUMEN LELANG

Dokumen Lelang terdiri dari :

1. Jilid Satu : Instruksi Kepada Peserta Lelang. 2. Jilid Dua : Syarat Kontrak. 3. Jilid Tiga : Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus. 4. Jilid Empat : Gambar dan Rencana Anggaran Biaya dengan ukuran A3.

Surabaya, Januari 2008

Ditetapkan Oleh :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN

HARI DARSONO, ST. Penata Tk. I NIP. 110 020 584