kedudukan bk
DESCRIPTION
kedudukan bkTRANSCRIPT
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN
NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA
DI SUSUN OLEH :
SURANTO
HARIYO H
RIAN DWI S
YUNITA SETIA U
YUYUN DESMITA S
FITRA VIDIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG (MPL)
2012/2013
A. KEDUDUKAN BIMBINGAN DALAM PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan
masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara
gamblang hanya dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel
yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan
memang menyangkut hal itu semua, namun lebih dari itu semuanya.
Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan
cita-cita pribadi individu (siswa).
Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai
individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi
(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan,
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan
tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan
arah kehidupannya.
Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan
pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan
menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik,
tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek
psikososiospiritual.
Ketiga bidang utama pendidikan di atas lebih lanjut dijelaskan
sebagai berikut:
1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien.
Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah
dan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan
organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas, pembiayaan,
penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan
evaluasi program.
2. Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak
yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini adalah para
guru.
3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada
peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang
optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel
yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah
guru pembimbing atau konselor.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan
persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan
peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling
berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat
berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan
proses belajarnya.
Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk:
1. Mengenal danmemahami setiap siswa baik secara individual maupu
kelompok,
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses
belajar,
3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat
belajar sesuai dengan karakter istik pribadinya,
4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah
pribadi yang dihadapinya,
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
B. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan
a. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar
mampu memahami diri dan lingkungannya. (Shertzer dan Stone, 1971)
b. Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya
dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. (Rochman Natawidjaja,1987)
c. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang
terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungannya. (M.Surya, 1988)
d. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
e. Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan optimal. (Sunaryo Kartadinata, 1998)
2. Pengertian Konseling
a. ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor
kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-
masalahnya. (dalam Syamsu Yusuf, 2009)
b. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan
maupun sebagai tehnik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan
secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu
secara pribadi. Montensen (1964:301) mengatakan bahwa,”Counseling
is the heart of the guidance program” . Dan Ruth Strang (1958)
menyatakan bahwa, “Guidance is broader: Counseling is a most
important tool of guidance” . Jadi konseling merupakan inti dan alat
yang paling penting dalam keseluruhan system dan kegiatan
bimbingan.
Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, sistematis, berencana yang mengarah kepada
pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan
dalam membantu individu mengambil keputusannya sendiri,
pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator. Keseluruhan proses
kegiatan atau layanan kepada individu untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya secara optimal dan didalamnya terdapat Konseling
yang merupakan inti dari kegiatan Bimbingan.
3. Ragam Bimbingan dan konseling
Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu:
a. Bimbingan Akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi masalah-masalah
akademik seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi,
cara belajar dsb. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara
mengembangkan suasana belajar- mengajar yang kondusif agar
terhindar dari kesulitan belajar. Dalam bimbingan akademik
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan Sosial-Pribadi, merupakan bimbingan untuk membantu
para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Contohnya: masalah sosial pribadi adalah hubungan sesama teman,
dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri
penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat
tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
c. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir
seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja,
pemahaman kondisi dan kemampuan diri dsb.
d. Bimbingan Keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada
para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu
menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri
secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan
norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai
kehidupan keluarga yang bahagia.
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat :
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta
kehidupannya di masa yang akan datang
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat, serta lingkungan kerjanya
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan, individu harus mendapatkan kesempatan untuk :
A. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya
b. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya
c. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut.
d. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
e. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,
kepentingan lembaga tempat bekerja, dan masyarakat.
f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya
g. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya
secara optimal
5. Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Fungsi Pemahaman, yaitu membantu individu agar dapat memahami
dirinya sendiri (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan,dan norma agama).
b. Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada individu dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
c. Fungsi Penyesuaian, yaitu membantu individu agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
d. Fungsi Penyaluran, yaitu membantu individu dalam memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
e. Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan individu.
f. Fungsi Pencegahan, yaitu memberikan bimbingan tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
g. Fungsi Penyembuhan, yaitu pemberian bantuan kepada individu yang
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir.
h. Fungsi Pemeliharaan, yaitu menfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
i. Fungsi Pengembangan, yaitu kerjasama antara konselor dengan
personil sekolah dalam merumuskan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya.
6. Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
b. Bimbingan bersifat individualisasi
c. Bimbingan menekankan hal yang positif
d. Bimbingan merupakan usaha bersama
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
7. Asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas Kerahasiaan yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang konseli yang merupakan data yang tidak layak
diketahui oleh orang lain.
b. Asas kesukarelaan yaitu menghendaki adanya kesukarelaan konseli
dalam mengikuti pelayanan yang diperlukan baginya.
c. Asas keterbukaan yaitu agar konseli bersifat terbuka dan tidak
berpura-pura dalam memberikan keterangan atau informasi yang
diperlukan dalam kegiatan layanan BK.
d. Asas kegiatan yaitu konseli yang menjadi sasaran pelayanan
berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kegiatan BK.
e. Asas kemandirian yaitu membantu / mengarahkan konseli agar
mampu mandiri dalam mengambil keputusan yang tepat.
f. Asas Kekinian yaitu asas yang menghendaki objek sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya
sekarang.
g. Asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang
sama hendaknya tidak monoton dan terus berkembang dari waktu ke
waktu.
h. Asas keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar berbagai pelayanan bimbingan dan konseling baik
yang dilakukan oleh guru pembimbing dan pihak-pihak lain saling
menunjang, harmonis dan terpadu.
i. Asas keharmonisan yaitu asas bimbingan dan konseling menghendaki
agar segenap pelayanan bimbingan dan konseling didasarkan pada
nilai dan norma yang ada.
j. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
k. Asas Alih Tangan Kasus yaitu mengalihtangankan permasalahan
kepada pihak yang lebih ahli agar konseli ditangani secara tepat dan
tuntas.
8. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Layanan Pengumpulan Data tentang siswa dan lingkungannya.
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri siswa seluas-
luasnya. Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan teknik tes
dan non tes. Teknik tes meliputi: psikotes, dan tes prestasi belajar.
Non tes meliputi observasi, angket, wawancara, dan autobiografi.
b. Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program
bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh
bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun
melalui media (telepon atau internet).
c. Penyajian Informasi dan Penempatan. Layanan ini menyajikan
informasi tentang berbagai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan
individu, seperti menyangkut aspek pribadi, sosial, dan
pengembangan karir. Sementara layanan penempatan merupakan
layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
menyalurkan dirinya ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan,
minat dan bakatnya.
d. Penilaian dan Penelitian
Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian tujuan program bimbingan dapat di capai. Selain itu
dilakukan juga penilaian penilaian terhadap hasil pelayanan terhadap
individu untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (follow up) terhadap
hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Hasil
penilaian terhadap program bimbingan dan individu dapat
dipergunakan sebagai bahan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengembangkan program bimbingandalam arti menelaah lebih jauh
tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan
yang belum terpenuhi serta menelaah tentang hakikat individu dan
perkembangannya.