kaup final bab 1 - 3 kelompok verbal linguistik.docx

31
Konstruksi Alat Ukur Psikologi Kemampuan Linguistik Verbal pada Anak Pra Sekolah Bella Gemilang Putri 46111010043 Elvira Ayuandita 46111010046 Andini Ayu Larasati 46111010045 Arfi Naluri Aswatunia 46111010037 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Upload: vii-arvie-natra

Post on 11-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Konstruksi Alat Ukur PsikologiKemampuan Linguistik Verbal pada Anak Pra Sekolah

Bella Gemilang Putri46111010043Elvira Ayuandita46111010046Andini Ayu Larasati46111010045Arfi Naluri Aswatunia 46111010037

PROGRAM STUDI PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MERCU BUANAJAKARTA2014

BAB IPENDAHULUAN

I.I Latar BelakangSeorang anak terkadang memiliki kesulitan dalam memenuhi tahapan berfikir. Kesesuaian berfikir mereka masih bersifat abstrak dan belum bisa terkotak-kotakkan dengan baik. Pemikirannya akan berkembang ketika mereka mempelajari bagaimana orang-orang yang ada disekitarnya mampu berinteraksi, belajar berkomunikasi serta mencoba sesuatu hal diluar pengalaman kognitif anak Verbal adalah komunikasi yang disampaikan oleh yang memberikan informasi (komunikator), kepada yang menerima informasi (komunikan) dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal ini lebih mudah disampaikan dibanding dengan non verbal. Sehingga komunikan bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Begitu pun dengan anak dalam menerima stimulus dari keluarga, teman sebaya anak atau lingkungan yang baru bagi si anak itu sendiri. Antara anak dengan lingkungannya diharapkan lebih bisa memberikan informasi yang bisa membuat antar keduanya mengerti sehingga tahapan untuk creating atau menciptakan, bisa tercapai dengan baik. Para ahli linguistik telah mengembangkan sebuah kerangka kerja bahasa yang bersifat hierarkis (berjenjang). Para ahli tersebut memiliki minat dalam pengembangan sebuah model bahasa mencakup isi, struktur, dan proses bahasa. Hierarki linguistik berkisar dari komponen-komponen yang fundamental ke komponen-komponen gabungan (compound components) hingga ke komponen-komponen yang sangat rumit. Dengan kata lain, unit-unit suara dan unit-unit makna memiliki jenjang kerumitan yang semakin meningkat Seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola stimulus yang diberikan oleh orangtua ataupun lingkungannya. Masa-masa golden age anak berusia 0-6 tahun Daya serap otaknya memunculkan sesuatu hal yang baru dan lama akan tersimpan ke memori jangka panjangnya yang bersifat permanen. Banyak orangtua yang berusaha untuk anaknya agar mampu menyampaikan sesuatu dengan baik serta mengajarkan anak sesuai dengan umurnya. Namun, banyak pula orangtua yang kecolongan karena anaknya bersikap malas dan egosentris yang kuat sehingga dibiarkan begitu saja sampai anak itu tidak mendapat bimbingan, seperti salah satunya adalah Mengingat usia 0-6 tahun yang merupakan usia golden age, ialah masa anak usia dini (AUD) dimana seorang anak lebih mudah menyerap informasi atau stimulus yang diberikan oleh lingkungannya. Tidak terlepas dari bagaimana cara anak mampu menyelesaikan struktur pemikiran yang dikemukakan oleh teori Bloom, yang mana seorang anak mampu melewati tahapan dari remembering (mengingat) sampai dengan creating (menciptakan).Anak-anak yang kelainan kognitif sering mengalami keterlambatan dalam bicara dan perkembangan bahasa. Mereka cenderung untuk mengembangkan pembicaraan pada tingkat lambat, mengalami kesulitan untuk memahami konsep simbolik, memiliki struktur sintaksis yang tidak memadai dan kosakata serta problem artikulasi (Deiner, 1993). Anak dengan keterlambatan kognitif sering mengalami kesulitan menerapkan apa yang mereka pelajari dalam satu situasi ke situasi lain (generalisasi). Mereka juga cenderung untuk memperoleh informasi melalui pembelajaran pada kejadian tertentu yang didapatkannya. Ciri-ciri anak dengan potensi kecerdasan kognitif verbal, diantaranya mampu mengekspresikan ide-idenya atau berkomunikasi dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan, cenderung banyak berbicara atau senang menulis dan banyak bertanya, Pandai menyusuin permainan kata-kata, misalnya puisi, pantun, kata-kata mutiara atau bersilat lidah. Ia juga pandai mengarang, memiliki daya ingat yang kuat, misalnya nama-nama orang, tempat, peristiwa,istilah baru maupun hal-hal yang bersifat detail.I.2Tujuan penelitianMengetahui gambaran kemampuan kognitif anak pra sekolah, apakah mereka memiliki pemahaman yang baik dengan kata lain guru berhasil dalam menyampaikan materinya dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia 3-6 tahun, atau murid tidak memiliki pemahaman yang baik dengan kata lain guru gagal dalam menyampaikan materinya dan menggunakan bahasa yang sulit dipahami oleh murid.

I.3 Rumusan Masalah1. Apakah alat tes lingustik verbal memiliki validitas yang tinggi?2. Apakah alat tes lingustik verbal memiliki reliabilitas yang tinggi?3. Apakah alat tes lingustik verbal dapat dikorelasikan dengan tes yang sejenis?

I.4 Manfaat Penelitian Guru dapat mengetahui kemampuan kognitif verbal murid-muridnya dan merupakan cerminan bagi para guru apakah mereka berhasil dalam menyampaikan setiap materinya di dalam kelas kepada murid-muridnya atau tidak. Apabila hasilnya adalah murid memiliki pemahaman yang baik maka dapat disimpulkan bahwa cara penyampaian materi dan bahasa yang digunakan oleh guru di dalam kelas adalah sesuai dengan tingkat kognitif anak pada usia 3-6 tahun. Sedangkan, apabila hasilnya adalah murid tidak memiliki pemahaman yang baik maka dapat disimpulkan bahwa cara penyampaian materi dan bahasa yang digunakan oleh guru sulit dipahami oleh anak usia 3-6 tahun.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA Tahap anak pra sekolah yang muncul pada usia dua sampai enam tahun, merupakan tahapan pra opersional . Pada tahap ini, anak dikembangkan keterampilan berbahasanya dengan merepresentasikan bicaranya mengenai benda-benda dengan kata-kata serta gambar. Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia adalah generatif (diciptakan). Penciptaan tidak terbatas adalah kemampuan untuk memproduksi sejumlah kalimat tak terbatas yang bermakana dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan. Generative- produktif berada dalam batasan-batasan sebuah struktur linguistik. Pengguna bahasa bisa memproduksi ucapan-ucapan baru. Kemungkinan bagi penciptaan ucapan baru ini tak terbatas sifatnya. Pendidikan hanya memperbaiki keahlian kognitif anak yang sudah muncul. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana guru atau significant others mampu menuntun anaknya untuk mengerti bahasa dalam berbentuk kata maupun kalimat Kecerdasan verbal-linguistikadalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang diucapkan. Temasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.A. Teori Perkembangan KognitifPiaget (1953), kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem saraf dan pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.B. Teori Multyple IntellegenceGardner berpendapat kepintaran linguistik atau pintar berbahasa merupakan salah satu dari 9 jenis kepintaran. Kemampuan ini penting, mengingat bahasa adalah kemampuan manusia yang utama. Dengan bahasa, manusia dapat berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan sempurna. Selain itu, dalam bukunya frames of mind . Gardner juga mengatakan bahwa aspek retoris bahasa dapat membuat orang mampu berpendapat dan meyakinkan orang lain.

C. Teori LingustikMenurut Krathwohl (dalam Bloom, 1994), kemampuan seseorang berada pada ranah kognitif linguistik bahasa yang meliputi remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Teori Bloom yang terkenal tersebut adalah Blooms Taxonomy. Blooms Taxonomy digunakan unutk menentukan seberapa baik skill atau kompetensi yang dipelajari. Bloom Taxonomys yang sudah direvisi pada tahun 1990-an oleh Lorin Anderson yang merupakan salah satu murid Bloom :

Level 6 besar pada Blooms Taxonomy mengenai Domain Kognitif :1. Remembering : kembali mengingat informasiMemperlihatkakn memori terhadap materi yang pernah dipelajarinya dengan cara melakukan recall mengenai fakta, istilah, konsep dasar dan jawaban. Kata kerja yang dapat membantu adalah mendefinisikan, mendeskripsikan, mengingat, mengidentifikasikan, menamakan, mengurutkan, mengenal, dan menyatakan.2. Understanding : menjelaskan arti dari sebuah informasiMemperlihatkan pengertian dari sebuah fakta dan ide dengan cara mengorganisasikanya, membandingkannya, mengartikannya, menginterpretasikannya, dan menyatakan ide utama. Kata kerja yang dapat membantu adalah mengklasifikasikan, mengkonversikan, mendiskusikan, membedakan, mengeneralisasikan, menulis kembali, menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.3. Applying : menggunakan abstraksi dalam situasi konkretKemampuan dalam menggunakan kemampuan yang baru. Mengatasi masalah dalam situasi tertentu dengan cara mengaplikasikan pengetahuan, fakta, teknik yang baru didapatnya serta aturan aturan yang berbeda. Kata kerja yang dapat membantu adalah mengaplikasikan, merubah, memilih, menghitung, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, menginterpretasikan, memodifikasi, mengatasi dan menggunakan.4. Analyzing : memisahkan sesuatu yang utuh menjadi beberapa komponen bagianMenguji dan memisahkan informasi menjadi bagian bagian dan cara mengidentifikasikan motif atau penyebabnya. Membuat kesimpulan dan fakta untuk mendukung sesuatu yang sifatnya umum. Kata kerja yang dapat membantu adalah menganalisa, menilai, memisahkan, mengkategorikan, membandingkan, mengkritik, mendiskriminasikan, membedakan, dan mengilustrasikan.5. Evaluating : membuat judgement atau penilaian mengenai ide, materi dan fenomenaMenyampaikan dan mempertahankan opini dengan membuat judgment mengenai suatu informasi, validitas mengenai ide atau kualitas kerja yang didasarkan pada kumpulan kriteria kriteria. Kata kerja yang dapat membantu adalah memilih, menyeleksi, memutuskan, mengargumentasikan, menempatkan, mengestimate, memprioritaskan dan merekomendasikan.6. Creating : menyatukan bagian bagian menjadi sesuatu yang menyeluruhMenyatukan informasi berbeda dengan cara mengkombinasikan elemen elemen menjadi pola yang baru atau menjadi solusi alternatif yang bermakna. Kata kerja yang dapat membantu adalah menciptakan, menemukan, memprediksi, merencanakan, membangun, mendesign, mengimajinasikan, memformulasikan, mengkombinasikan dan meramalkan.Blooms taxonomy adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan pada tahun 1956 oleh psikolog pendidikan Benjamin Bloom untuk mengkategorikan kemampuan intelektual dan perilaku dalam belajar. Blooms taxonomy sendiri dibuat pada tahun 1948 oleh Bloom dan beberapa temannya. Pertama kali dibuat sebagai metode untuk meklasifikasikan tujuan-tujuan murid dalam proses belajar. Blooms taxonomy telah direvisi bertahun-tahun dan tetap dipakai dalam dunia pendidikan hingga saat ini. Tujuan utama pada tahap creating adalah memfokuskan 3 domain utama, yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif tercakup di dalamnya the recall or recognition of knowledge and the development of intellectual abilities and skills atau pemanggilan kembali atau pengenalan kembali mengenai pengetahuan dan perkembangan terhadap kemampuan dan skill intelektual. Domain afektif mencakup changes in interest, attitudes, and values, and the development of appreciations and adequate adjustment atau perubahan dalam minat, perilaku dan nilai, dan perkembangan terhadap pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Sedangkan yang terakhir adalah domain psikomotor meliputi the manipulative or motor-skill area atau manipulatif atau area kemampuan-motorik.Mesikipun Bloom dan kawan kawan berniat untuk menggunakan ketiga domain tersebut ke dalam Blooms Taxonomy tetapi Blooms Taxonomy itu sendiri hanya mengaplikasikan domain kognitif saja seperti perkembangan kemampuan intelektual.Pengaplikasian Blooms Taxonomy sendiri di dalam kelas dapat digunakan di semua tingkat sekolah maupun pendidikan non-formal seperti bimbel. Dengan menggunakan teori Bloom ini akan memudahkan para guru untuk melakukan assessment kepada murid mengenai hasil belajar mereka. Dimana setiap levelnya dalam taxonomy terdapat berbagai macam tugas yang mampu mengarahkan para murid untuk melakukan proses berpikir secara bertingkat.Menurut toeri Piaget mengenai kapasitas berpikir pada anak pra sekolah (3-6 tahun) berada pada tahap pre-operational. Tahap pre-operational adalah suatu tahap dimana anak mulai belajar berbicara. Proses berpikir mereka pada tahap ini bersifat egosentris dimana anak belum bisa memahami sudut pandang orang lain. Tahap pre-operational ini dibagi menjadi 2 subtahap, yaitu subtahap fungsi simbolik dan subtahap pemikiran intuitif. Fungsi simbolik adalah ketika anak mampu unutk mengerti, dapat mempresentasikan kembali, mengingat gambar objek yang ada di dalam pikirannya tanpa harus melihat objek tersebut berada di hadapnnya. Sedangkan pemikiran intuitif adalah ketika anak mencoba untuk mengemukakan pertanyaan bagaimana? dan kenapa?. Subtahap ini pada pre-operational adalah subtahap dimana anak memiliki rasa ingin tahu mengenai segala sesuatu di sekitarnya.Subtahap fungsi simbolik (usia 2-4 tahun). Anak anak sudah bisa memanipulasi dan mentransformasi informasi secara logika. Ditambah lagi, anak pada tahap ini sudah bisa berpikir menggunakan simbol dan gambar. Simbolik digunakan ketika anak bermain peran bersama temannya atau berimajinasi memiliki teman khayalan. Permainan anak anak dapat membuat mereka dapat bersosialisasi serta dapat mengatur peran yang akan dimainkan. Contohnya adalah ketika mereka sedang bermain masak masakan dan bermain rumah rumahan. Permainan tersebut membuat anak menjadi kreatif dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya. Kekurangan pada tahap ini adalah anak memiliki egosentrisme yang tinggi. Mereka tetap tidak bisa membedakan antara perspektif miliknya sendiri dengan milik orang lain. Mereka berusaha untuk tetap kukuh berada pada sudut pandangnya sendiri.Subtahap pemikiran intuitif (usia 4-7). Anak anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan sering timbul pertanyaan pada diri mereka sendiri. Menurut Piaget pada tahap ini anak memiliki banyak sekali pengetahuan tetapi mereka tidak menyadari bagaimana cara untuk memperolehnya. Pada tahap ini mencakup beberapa karakteristik yaitu, centration, conversation, irreversibility, class inclusion dan transitive inference. Centration adalah memfokuskan semua perhatian terhadap satu karakter atau dimensi saja. Conservation adalah kesadaran akan perubahan terhadap substansi yang tampak tanpa merubah sifatnya aslinya. Irreversibility adalah suatu konsep yang sangat berhubungan dekat terhadap ide ide dari centration dan conservation. Pada tahap ini anak tidak mampu untuk memahami kejadian kejadian yang tidak berurutan. Class inclusion merupakan sejenis cara berpikir konseptual yang belum bisa dicapai oleh anak pada umur 4 7 tahun. Ketidak mampuan mereka dalam memfokuskan pada dua aspek situasi terkadang menghambat mereka untuk memahami prinsip dari suatu kategori atau kelas yang memiliki beberapa subkategori atau kelas yang berbeda. Contohnya, pada seorang anak berumur empat tahun diberikan gambar delapan ekor anjing dan tiga ekor kucing. Anak tersebut tahu betul wujud anjing dan kucing seperti apa dan dia sadar bahwa keduanya merupakan jenis binatang. Ketika ditanya, manakah yang lebih banyak, anjing atau hewan? ia menjawab, lebih banyak anjing. Hal ini dikarenakan bahwa anak belum bisa fokus terhadap dua subkelas (anjing dan kucing) dan kelas yang lebih besar (hewan) secara bersamaan. Cara pandang si anak dalam melihat gambar tersebut adalah dengan melihat anjing sebagai hewan anjing atau jenis binatang, tetapi ia merasa kesulitan untuk mengklasifikasikannya sebagai suatu kesatuan. Hal ini berkaitan dengan transitive inference. Transitive inference merupakan penggunaan pengetahuan sebelumnya untuk menentukan potongan atau bagian yang hilang dengan menggunakan logika dasar mereka. Contohnya, ketika anak diberitahu bahwa A lebih besar dari B dan B lebih besar dari C. Anak mungkin merasa kesulitan untuk memahami bahwa A juga lebih besar daripada C.Kelebihan pada linguistik verbal yakni: berbicara, mendengarkan atau menyimak, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar, menggunakan humor, memahami sintaksis dan arti kata-kata, mengingat informasi, meyakinkan oranglain terhadap pendapatnya dan menganalisa penggunaan bahasa. Karena kepintaran verbal linguistik ini berhubungan erat dengan kemampuan kata-kata maupun berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Umumnya ciri-ciri anak yang mempunyai kepintaran ini,memiliki kemampuan merangkai kata-kata yang dikenal sebagai anak kritis.Ciri-ciri anak dengan potensi kecerdasan ini:1. Mampu mengekspresikan ide-idenya atau berkomunikasi dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan. 2. Cenderung banyak berbicara atau senang menulis dan banyak bertanya3. Pandai menyusuin permainan kata-kata, misalnya puisi, pantun, kata-kata mutiara atau bersilat lidah. Ia juga pandai mengarang4. Memiliki daya ingat yang kuat, misalnya nama-nama orang, tempat, peristiwa,istilah baru maupun hal-hal yang bersifat detail5. Mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi6. Memiliki kelebihan mudah belajar bahasa

2.2 Teori Psikometri (integrasi dari berbagai sumber)2.2.1Jenis TesMenurut Cronbach (1960), ability test merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu untuk mendapatkan perfomance yang maksimal. Salah satu jenis dari ability test adalah aptitude test atau yang biasa disebut dengan tes bakat. Tes bakat ini dapat menggambarkan pengaruh kumulatif dari berbagai pengalaman kiehidupan individu sehari-hari, memberikan peramalan mengenai prestasi individu di masa yang akan datang, memperkirakan keuntungan yang dapat diperoleh individu dari sebuah program pelatihan, serta meramalkan prestasi dalam situasi baru (handout: Pengantar Pengukuran Psikologis, 2004). Di dalam tes bakat itu sendiri terdapat tes bakat khusus (special aptitude) yang hanya mengukur satu bakat saja, seperti misalnya keterampilan psikomotorik, bakat mekanik, bakat administratif, serta bakat yang berhubungan dengan komputer.

\

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak pra sekolah dengan mengambil sample sebanyak 30 anak dari dua TK di daerah sekitar Universitas Mercu Buana. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Berumur 4- 5 tahun 2. laki-laki dan perempuan 3. normal 3.2 Operasional Konstruk Konstruk : linguistik verbal Definisi : Menurut Krathwohl (dalam Bloom, 1994), kemampuan seseorang berada pada ranah kognitif linguistik bahasa yang meliputi remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Teori Bloom yang terkenal tersebut adalah Blooms Taxonomy. Blooms Taxonomy digunakan unutk menentukan seberapa baik skill atau kompetensi yang dipelajari.VariabelAspekIndikatorItem

Linguistik verbalRememberingKemampuan menyebutkan kembali informasi yang telah diingat1. Menyebutkan minimal 4 macam buah, hewan, warna dan benda yang berada di dalam kelas??? 2. Mengulangi kembali serangkaian informasi mengenai sebuah cerita pendek. (contoh : cerita kancil dan buaya)3. Mengingat kembali gambar yang ditampilkan pada kartu. (contoh : tester menunjukkan gambar kancil sedang menyebrangi sungai dengan bantuan para buaya yang berjejer dari satu sisi hingga ke sisi sebrang. Tester akan bertanya, di gambar yang saya tunjukkan tadi, kamu melihat apa saja?

UnderstandingKemampuan memahami pengertian atau konsep yang telah diajarkan1. Menjawab pertanyaan berdasarkan sebuah cerita (contoh : cerita Kancil dan Buaya)2. Mendefinisikan beberapa kata (contoh : papan tulis) dengan menggunakan bahasa mereka sendiri3. Memprediksi kelanjutan cerita yang belum selesai. (contoh: tester memberitahu setiap karakter yang ada pada tokoh cerita. Tester mengatakan, Budi anak yang rajin menabung. Saat hari libur sekolah budi mendapat uang jajan dari ibunya. Menurut kamu apa yang akan budi lakukan dengan uang tersebut?)

ApplyingKemampuan untuk menginterpretasikan konsep dalam situasi tertentu1. Menjawab pertanyaan Apa yang akan kamu lakukan apabila... (contoh : Apa yang akan kamu lakukan apabila melihat temanmu sedang menangis?)2. Memilih dan memadukan tiga buah benda untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (contoh : instruksinya adalah Ani ingin berangkat ke sekolah. Coba kamu pilih tiga buah benda yang Ani butuhkan untuk berangkat ke sekolah.

AnalyzingKemampuan dalam mengkategorisasikan dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep secara utuh1. Mencari persamaan dari dua buah benda yang memiliki fungsi berbeda. (contoh : tester akan bertanya kepada testee, kaos kaki dan sepatu sama-sama dipakai dimana? atau sendok dan garpu sama-sama digunakan untuk apa?)2. Membedakan dua buah benda yang memiliki fungsi sama. (contoh : tester akan bertanya kepada testee, perbedaan antara motor dengan sepeda apa? atau perbedaan piring dengan mangkok apa?) 3. Meletakkan kartu (gambar benda) yang sesuai dengan di ruangan mana benda tersebut harusnya berada. (contoh : tester menunjukkan kartu gambar ruang tidur, ruang makan, dan ruang kelas. Kemudian testee diberikan kartu bergambar papan tulis. Tester kemudian bertanya, papan tulis ada di ruang apa ya?)

EvaluatingKemampuan menetapkan sesuatu berdasarkan norma, kriteria, dan patokan tertentu1. Menilai dengan memilih apakah gambar pada kartu merupakan contoh yang baik atau buruk. (contoh : testee diberikan kartu gambar seorang anak membuang sampah sembarangan dan seorang anak yang membuang sampah pada tempatnya. Tester bertanya, anak yang baik ada pada kartu yang biru atau merah? atau tester menanyakan sebaliknya, anak yang tidak baik ada pada kartu yang biru atau yang merah?2. Menjawab pertanyaan Bagaimana yang kamu rasakan apabila....? (contoh : tester bertanya, apa yang kamu rasakan kalau Ibu Guru menegur kamu karena menyontek? atau apa yang kamu rasakan kalau kamu dicontek oleh teman?)3. Mencoba untuk mencari solusi berdasarkan masalah yang terjadi pada gambar. (contoh : tester menjelaskan, ini adalah gambar ruangan kelas dan banyak sampah berantakan di dalamnya. Apa yang akan kamu lakukan terhadap sampah-sampah tersebut?)

CreatingKemampuan memadukan unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuhPada item motorik ini tester tidak menilai apakah testee berhasil melakukan tugas atau tidak. Tetapi yang akan dinilai oleh tester adalah prosedur yang dilakukan testee saat menyelesaikan tugas.1. Mencari jalan keluar pada permainan di kotak maze. (contoh : kotak maze berisi seorang anak yang sedang mencari kucingnya. Testee diminta untuk menolong seorang anak tersebut supaya dapat kembali bertemu dengan kucingnya. Tester akan bertanya saat testee sedang mengerjakan tugasnya, jalan yang kamu pilih lewat pinggir kanan, kiri, atau tengah? Kenapa?2. Menggambar rancangan baju barbie (perempuan) atau rancangan pesawat tempur (laki laki) beserta asesorisnya. (contoh : tester akan bertanya pada murid perempuan, kenapa di bajunya ada bunga bunganya? Kenapa bajunya tidak memiliki lengan?)3. Menyusun permainan leggo menjadi bentuk yang bermakna (misalnya pesawat, mobil, rumah, dll). (contoh : tester akan bertanya, kamu sedang membuat apa? Kenapa yang pertama kamu buat adalah sayap pesawatnya?)

3.3Expert Judgment3.3.1 Psikologi Anak ( Maria Ulfah )Overall, sudah cukup baik. Perlu sedikit koreksi lagi, terutama dalam membuat soal atau tugas untuk anak. Sebagian besar tugas yang diberikan pada anak tidak sesuai dengan tahap kognitifnya (cara berpikir anak). Coba cek kembali karakteristik cara berpikir anak pra operasional menurut Piaget.3.3.2 Guru Taman Kanak-Kanak ( Ibu Vivi )Seluruh item sudah sesuai dengan apa yang di pelajari anak di sekolah, namun untuk penggunaan bahasa pengantar untuk anak jangan terlalu kaku atau terlalu baku, agar anak lebih nyaman berbicara dengan kita. Dan juga untuk instruksi harus lebih jelas dan mudah di pahami, pakai cerita-cerita dalam kehidupan sehari-hari. 3.4 Persyaratan Alat Ukur yang Baik3.4.1 Reliabilitas. Realibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scorer Reliability yaitu Metode yang dilakukan dengan cara menilai hasil tes oleh dua orang tester yang berbeda, dimana kemudian skor dari kedua tester tersebut dikorelasikan untuk mengahsilkan koefisien korelasi yang merupakan ukuran reliabilitas skorer interscorer reliability. 3.4.2ValiditasValiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Content Validation / Content Validity yaitu Prosedur pengukuran validasi yang melibatkan pengecekan sistematis dari isi tes untuk menentukan apakah tes telah mencakup sampel domain tingkah laku yang ingin diukur secara representatif (Anastasi & Urbina, 1997). Dengan kata lain content validity merupakan ukuran mengenai sejauh mana suatu tes valid dan dapat dipertanggungjawabkan bila digunakan untuk mengukur isi domain tingkah laku tertentu. Dalam hal ini domain tingkah laku merupakan hal- hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan. Content Validity ini harus ada dalam achievement test serta tes hasil pelatihan keterampilan.3.4.3 Analisis ItemAnalisis item difficulty sangat tepat untuk digunakan dalam maximal performance test, yaitu achievement dan aptitude test, karena dalam menganalisisnya membutuhkan item-item yang diberi skor sebagai betul dan salah (Friedenberg, 1995). Cara yang biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran item atau item difficulty, yaitu dengan menghitung indeks kesukaran item (p). Indeks kesukaran item merupakan persentase jumlah orang yang menjawab benar dalam tes (Friedenberg, 1995). Indeks tersebut didapatkan dari jumlah peserta tes yang menjawab dengan benar pada soal yang ingin dianalisis dengan peserta tes seluruhnya (Depdikbud, 1999).

3.5 Instruksi per item 1. Remembering

1. Adik (sebutkan nama) coba sebutkan apa aja nama buah yang ada dikelas ini? Ini namanya apa?(menunjukkan sebuah gambar) Kalau yang ini apa namanya?(menunjukan gambar yang berikutnya)1. (Membacakan sebuah buku cerita kancil dan buaya), musuhnya kancil siapa sih ? kancil suka curi apa? Buaya rumahnya dimana ya?1. Tadi gambarnya ada apa aja sih?1. Understanding 1. Kamu tau gak kancil itu apa? Makanan nya kancil apa sih?.kalau buaya itu apa? Buaya kaki nya ada berapa yaa?1. (sebutkan nama si anak) ( mengeluarkan pulpen dan pensil) pulpen tuh yang mana ? kalau pulpen itu untuk apa sih? Ini huruf apa? ( p-u-l-p-e-n). (Menunjukkan kursi). Ini apa? Untuk apa sih ini?1. Kamu pakai baju ya sekarang? Baju pakai nya dimana? Warna apa baju kamu?1. Applying1. (sebutkan nama), kalau teman kamu nangis kamu gimana?.ibu guru suka marah-marah gak? Marahnya kayak gimana?1. Kalau kamu kesekolah, bawanya apa aja sih di tas?1. Analyzing1. (menunjukkan sendok dan garpu). Ini apa? Buat apa sih ini? Dipakainya dimana?1. (menunjukkan penghapus dan pensil). Ini apa yaa? Kalau penghapus untuk apa? Menghapus apa ya?. Kalau ini apa? Pensil itu untuk apa? Gimana cara pakainya?1. (menunjukkan gambar kamar tidur, ruang kelas dan kamar mandi) kalau selimut kamu taruh dimana? Sabun taruh nya dimana ya?1. Evaluating1. Buang sampah itu dimana sih? Di lantai atau tempat sampah?1. Kalau teman kamu pukul kamu, kamu gimana ? kalau mainan kamu ilang gimana? 1. Kalau mama gak bisa anterin ke sekolah kamu gimana?1. Creating1. Ini ada anak kecil, yang mau kerumah neneknya. Nah tugas kamu harus bantu anak ini menemukan jalan untuk menuju rumah neneknya.1. ( tester menyediakan gambar dasar rumah) (sebut nama) coba lengkapi gambar apa aja yang ada dirumah ini ? 1. (memberikan 10 lego ) (sebut nama ) nih kaka punya 10 lego.. nah coba kamu bentuk dari 10 lego ini. Kira-kira kamu buat apa?