katekese umat sebagai upaya untuk meningkatkan ... · katolik paroki santo petrus kanisius wonosari...

151
KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS KANISIUS WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Laurentius Anang Widhi Prakosa NIM: 111124002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

i

KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN

KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP

MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS KANISIUS WONOSARI

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Laurentius Anang Widhi Prakosa

NIM: 111124002

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

SKRIPSI

KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKANKETERLIBATAN ORANG MTIDA KATOLIK DALAM IIIDUP

MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS KANISIUS WONOSARIKABUPATEN GUNUNGKTI}UL

Oleh:

Laurentius Anang Widhi Prakosa

MM: 1 11124002

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. B.A. Rukiyanto, S.J. tanggal02 Juli 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

SKRIPSI

KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKANKETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK I}AI.AM HIDUP

MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS KANISTUS WONOSARIKABUPATEN GUNUNGKTDUL

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Laurentius Anang Widhi Prakosa

MM: 111,124002

Telah diperkhankan-Oi Aepn panitia Penguji

pada tanggat 12 Juli 2018

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Ketua

Sekretaris

Anggota

Nama

: Dr. B. A. Rukiyanto S.J.

: Yoseph Kristianto, SFK.,M.Pd.

: 1. Dr. B. A. Rukiyanto S.J.

2. Drs. Bambang Hendarto Y.M.Hum.

3. F.X. Dapiyanta, SFK.,M.Pd.

Yogyakarta, 12 Juli 20 I 8

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

111

rr I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Seluruh Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Gunungkidul dan semua pihak yang terlibat dalam meningkatkan keterlibatan

Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja di Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari dan kupersembahkan bagi keluargaku Bapak, Ibu, Kakak, dan semua

saudara-saudariku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

v

MOTTO

“Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang.”

(William J. Siegel)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

viii

ABSTRAK

Judul skripsi KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK

DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS

KANISIUS WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL dipilih

berdasarkan kenyataan bahwa pemahaman Orang Muda Katolik di Paroki Santo

Petrus Kanisius Wonosari akan hidup menggereja perlu ditingkatkan. Untuk itu

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mempunyai harapan besar pada

keterlibatan Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja. Namun kenyataannya

keterlibatan Orang Muda Katolik tersebut masih sangat kurang. Orang Muda

Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki hanya sekedar rutinitas

belaka tanpa ada dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan yang

diikuti.

Persoalan pokok pada skripsi ini adalah bagaimana Orang Muda Katolik

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari bisa dibantu dalam upaya meningkatkan

keterlibatan hidup menggereja mereka melalui katekese umat. Orang Muda

Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari sebagai generasi penerus Gereja

mempunyai kewajiban untuk mengembangkan Gerejanya melalui suatu bentuk

pendampingan iman secara terus menerus yang dapat membantu perkembangan

iman mereka. Oleh karena itu, untuk mengkaji lebih lanjut persoalan yang

dihadapi Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, penulis

melakukan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen

Gereja, dan juga pandangan para ahli mengenai katekese umat guna mengetahui

peran katekese umat dalam hidup menggereja umat. Kemudian, untuk

memperoleh gambaran kehidupan menggereja Orang Muda Katolik Paroki Santo

Petrus Kanisius Wonosari maka penulis melakukan penelitian dengan cara

pengamatan, penyebaran kuesioner, dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa keterlibatan Orang Muda

Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari dalam hidup menggereja

termasuk dalam kategori cukup dan belum mencapai standar yang diharapkan

oleh karena berbagai alasan, mulai dari pekerjaan, urusan pribadi, kurangnya

pengetahuan, dan pengaruh teknologi. Namun demikian, Orang Muda Katolik

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari memiliki harapan melalui kegiatan

katekese semakin mampu meningkatan hidup menggereja mereka. Maka dari itu,

penulis dalam skripsi ini mengusulkan program pendampingan iman melalui

katekese umat model SCP (Shared Christian Praxis) sebagai upaya untuk

meningkatkan keterlibatan Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari dalam hidup menggereja baik di lingkungan, wilayah, paroki, maupun

di masyarakat. Dengan demikian cita-cita Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

dapat tercapai dan nilai-nilai Kerajaan Allah dapat terwujud di tengah-tengah

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

ix

ABSTRACT

The title of this undergraduate thesis COMMUNITY CATECHESIS AS

EFFORT TO INCREASE THE CATHOLIC YOUTH IN LIVING LIFE IN

SAINT PETER CANISIUS PARISH WONOSARI, GUNUNGKIDUL was

chosen based on the fact that the understanding of Young Catholics in St. Peter

Kanisius Parish Wonosari living in the church needs improvement. For this

reason, St. Peter Canisius Parish Wonosari has great hope for the involvement of

the young Catholic in his church life. But in reality the involvement of Young

Catholics is still very lacking. The Catholic Youth of St. Peter Kanisius Parish

Wonosari follows activities undertaken in the neighborhood, territory or parish

just a mere routine without any positive impact from the activities being followed.

The main issue of this undergraduate thesis is how the Catholic Youth of St.

Peter Canisius Parish Wonosari can be helped in increasing the involvement of

their church life through the catechesis of the people. The Catholic Youth of St.

Peter Canisius Parish Wonosari as the next generation of the Church has an

obligation to develop his Church through a continuous form of faith that can

foster their faith. Therefore, to further examine the problems faced by the young

based on Catholic Saint Peter Kanisius Parish Wonosari, the author do a literature

study community the Scriptures, Church documents, as well as the views of

scholars on the catechesis to know the role of catechesis of the people in life of

the church. Then, to get a picture of the life of Church Catholic Youth St. Peter

Kanisius Parish Wonosari then the authors do research by way of observation,

spreading of questionnaires, and interviews.

Based on the results of the study, it was found that the involvement of the

Catholic Youth of St. Peter Canisius Parish Wonosari in the life of the church was

sufficiently categorized and had not reached the standards expected for various

reasons, ranging from work, personal affairs, lack of knowledge, and

technological influences. However, the Catholic Youth of St. Peter Canisius

Parish Wonosari have hope through catechesis activities, increasingly able to

improve their church life. Therefore, the author of this undergraduate proposed an

advisory program of faith through the catechism of the SCP (Shared Christian

Praxis) model as an effort to increase the involvement of the Catholic Youth of St.

Peter Kanisius Parish Wonosari in the life of the church, territory, parish, and

community. Thus the ideals of Saint Peter Canisius Wonosari Parish can be

achieved and the values of the Kingdom of God can be realized in the midst of

society.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA

UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA

KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO

PETRUS KANISIUS WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

Skripsi ini diajukan guna memberikan sumbangan pemikiran, gagasan, dan

inspirasi bagi siapapun yang memiliki kerinduan dalam meningkatkan keterlibatan

Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mengalami pendampingan,

dukungan, motivasi, serta perhatian. Di mana semuanya ini, penulis yakini

sebagai karya Tuhan dalam membimbing serta memampukan penulis hingga pada

tahap akhir dengan penuh kesetiaan. Pada kesempatan ini, penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J, selaku dosen pembimbing utama serta dosen

penelitian yang telah setia membimbing, mengarahkan, dan selalu

memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xi

2. Bapak Drs. Bambang Hendarto Y. M.Hum., selaku dosen pembimbing

akademik, dan dosen penguji II yang telah meluangkan waktu untuk

mempelajari dan memberi masukan sehubungan dengan skripsi ini.

3. Bapak P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M. Si, selaku dosen penguji III yang telah

meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukan demi

semakin baiknya skripsi ini.

4. Gereja Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari dan Orang Muda Katolik

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Gunungkidul yang telah membuka

dan menerima penulis untuk mengadakan penelitian.

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang setia

membagikan cinta kasih, pengetahuan serta pengorbanan selama penulis

menjalani masa studi.

6. Karyawan Prodi PAK yang turut memberi perhatian dan dukungan bagi

penulis.

7. Bapak, Ibu, dan kakak, yang selalu mendukung, mendoakan dan berkorban

bagi penulis selama menjalani masa studi.

8. Sahabat dan teman spesial Theresia Sri Rahayu yang tidak pernah berhenti

untuk menyemangati penulis serta selalu memotivasi dan mendengarkan

semua keluh kesah penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang telah berjuang bersama-sama

dan turut membentuk pribadi serta menjadi bagian dalam hidup penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xii

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selama ini

dengan ketulusan hati memberikan motivasi, doa maupun kerjasama sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh ketulusan, penulis menerima

segala kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi siapa pun.

Yogyakarta, 12 Juli 2018

Penulis

Laurentius Anang Widhi Prakosa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 8

D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 9

E. Metode Penulisan ......................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 10

BAB II KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA

KATOLIKDALAMHIDUPMENGGEREJA ................................. 13

A. Katekese Umat .............................................................................. 14

1. Arti Katekese Umat .................................................................. 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xiv

2. Tujuan Katekese Umat ............................................................. 16

3. Proses Katekese Umat .............................................................. 18

4. Kekhasan Katekese Umat ........................................................ 19

5. Pendamping Katekese Umat .................................................... 21

a. Kepribadian dan Spiritualitas Pendamping Ketekese

Umat .................................................................................... 22

b. Pengetahuan Seorang Pendamping Katekese Umat ............ 24

c. Keterampilan Seorang Pendamping Katekese Umat ........... 26

6. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu

Model Katekese Umat .............................................................. 28

a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ......................... 29

b. Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP) .............. 32

B. Sumbangan Katekese Umat sebagai Upaya

Meningkatkan Keterlibatan Umat dalam

Hidup Menggereja melalui Empat Tugas Gereja ......................... 39

1. Membangun Persaudaraan (Koinonia) ..................................... 41

2. Mengembangkan Pewartaan Kabar Gembira (Kerygma) ......... 42

3. Menghidupkan Peribadatan yang Menguduskan (Leiturgia) ... 44

4. Memajukan Karya Cinta Kasih/Pelayanan (Diakonia) ............ 46

C. Orang Muda .................................................................................. 47

1. Pengertian Orang Muda ........................................................... 47

2. Perkembangan Orang Muda .................................................... 49

a. Perkembangan Kognitif .................................................... 50

b. Perkembangan Moral / Etika ............................................... 51

c. Perkembangan Ego .............................................................. 51

d. Perkembangan Iman Orang Muda ...................................... 52

e. Permasalahan Orang Muda ................................................. 53

f. Orang Muda Katolik ........................................................... 57

g. Rangkuman ......................................................................... 60

BAB III GAMBARAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK

DI PAROKI SANTO PETRUS KANISIUS WONOSARI

KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM HIDUP

MENGGEREJA .......................................................................... 61

A. Gambaran Situasi Umum Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xv

Kabupaten Gunungkidul ............................................................. 62

1. Situasi Geografis Paroki Santo Petrus Kanisius ....................... 62

2. Sejarah Singkat Paroki Santo Petrus Kanisius ......................... 63

3. Situasi Orang Muda Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari . 66

a. Mata Pencaharian Orang Muda Katolik ............................. 67

b. Segi-segi Kehidupan Umat ................................................. 67

4. Karya-karya Pastoral Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari . 68

a. Bidang Persekutuan (Koinonia) ........................................... 69

b. Bidang Pewartaan (Kerygma) ............................................. 70

c. Bidang Liturgi/Perayaan (Leiturgia) ................................... 71

d. Bidang Pelayanan (Diakonia) .............................................. 71

B. Penelitian mengenai Keterlibatan Hidup Menggereja

Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Kabupaten Gunungkidul .............................................................. 72

1. Persiapan Penelitian ................................................................. 72

a. Latar Belakang Penelitian ................................................... 73

b. Tujuan Penelitian ................................................................. 74

c. Jenis Penelitian .................................................................... 75

d. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 75

e. Responden Penelitian .......................................................... 77

f. Tempat Penelitian dan Alokasi Waktu ................................ 77

g. Analisis Data ...................................................................... 77

h. Variabel yang Diteliti dan Kisi-kisi ..................................... 77

i. Definisi Konseptual ............................................................. 78

j. Definisi Operasional ............................................................ 78

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian Keterlibatan

Orang Muda Katolik Dalam Hidup Menggereja Di Paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari Kabupaten Gunungkidul ..... 82

a. Identitas Responden ............................................................ 82

b. Laporan Hasil Kusioner Terbuka ....................................... 84

c. Laporan Hasil Wawancara .................................................. 87

3. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xvi

a. Pemahaman akan Keterlibatan Hidup Menggereja ............. 92

b. Keterlibatan dalam Hidup Menggereja ............................... 93

c. Kesulitan dan Motivasi yang Dialami Orang Muda Katolik

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Kabupaten

Gunungkidul untuk Terlibat dalam Kegiatan Gereja ......... 94

d. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Orang Muda

Katolik ................................................................................ 96

3. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................ 97

BAB IV USULAN PROGRAM KEGIATAN KATEKESE UMAT

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN

ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP

MENGGEREJA ........................................................................... 99

A. Latar Belakang Program .............................................................. 99

B. Tujuan Program ............................................................................ 100

C. Usulan Program ............................................................................ 101

D. Bentuk Program ............................................................................ 103

E. Matriks Program ............................................................................ 104

F. Satuan Persiapan Program ............................................................ 108

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 123

A. Kesimpulan ................................................................................... 123

B. Saran ............................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 127

LAMPIRAN

Lampiran 1: Teks Kitab Suci ............................................................. (1)

Lampiran 2: Daftar Lagu-lagu Pendalaman Iman Model SCP ............. (2)

Lampiran 3: Kuesioner terbuka ........................................................... (3)

Lampiran 4: Transkip Hasil Wawancara ............................................ (4)

Lampiran 5: Cerita Daun-daun dan Orang .......................................... (7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Baru:

dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia

dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem (Dekerit Gereja tentang kerasulan

Awam)

CT : Catechesi Tradendae (Anjuran Apostolik I Paus Yoh. Paulus Sina

II tentang Penyelenggaraan Katekese Masa Kini)

EG : Evangelii Gaudium (Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang

sukacita Injil)

KGK : Katekesmus Gereja Katolik

LG : Lumen Gentium (Konsili Vatikan II tentang Konstitusi Dogmatis

Gereja)

SC : Sacrosanctum consilium (Konstitusi tentang Liturgi Suci)

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

App : Aksi Puasa Pembangunan

AK : Abdi Kristus

KBG : Komunitas Basis Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

xviii

KU : Katekese Umat

Mawi : Majelis Agung Gereja

OMK : Orang Muda Katolikl

OP : Ordo Pewarta Santo Dominikus

PIR : Pendamping Iman Remaja

PKPKM : Pedoman Karya Pastoral Orang Muda

SCP : Shared Christian Praxis

SJ : Serikat Jesus

SP : Satuan Persiapan

SEKAMI : Serikat Kepausan Anak-anak Misioner

WKRI : Wanita Katolik Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Iman Katolik yang sejati adalah iman yang berdasarkan pada Kitab Suci

dan Tradisi Gereja yang telah dihidupi sejak dahulu. Melalui Para Rasul, mereka

telah mewarisi iman akan Yesus Kristus dengan bertekun dalam pengajaran dan

dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

(Kis 2:42). Mereka bersekutu dan saling berbagi. Inilah bagian dari iman kita

sampai saat ini. Dengan beriman berarti manusia menyerahkan dirinya kepada

Allah. Penyerahan diri ini mengandung konsekuensi nyata bahwa manusia itu

terlibat penuh dalam segala aspek hidup demi tercapai tujuan hidupnya. Orang

beriman tidak cukup hanya dengan rajin beribadat dan hidup baik tetapi ia dituntut

lebih daripada itu. Orang beriman berarti ia harus mau dipanggil Allah, mau

dipakai Allah sebagai alat-Nya dan mau menerima Allah sebagai satu-satunya

penyelamat sampai pada kehidupan kekal. Oleh karena itu, iman juga perlu

diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari lewat suatu bentuk cinta kasih yang

aktif. Di sinilah iman mampu mencapai kesempurnaan itu. Sebab tanpa cinta

kasih iman tidaklah menjadi sempurna.

“Iman adalah rasional bukan karena dibuktikan, tetapi karena

dipertanggungjawabkan” (Iman Katolik, 1996: 131). Iman orang Katolik

dipertanggungjawabkan melalui wujud hidup menggereja. Dalam arti apa hidup

menggereja tersebut? Dalam arti hidup yang senantiasa berpusat pada Yesus

Kristus. Di mana setiap sikap, kegiatan dan aktivitas hidup yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

2

seseorang menampakkan iman akan Yesus Kristus, yang adalah dalam bentuk

hidup menggereja. Dapat dilihat juga melalui tindakan seseorang apabila ia

menunjukkan imannya dalam hidup bermasyarakat, maka ia menggereja dalam

lingkup masyarakat dan sebaliknya jika ia menunjukkan imannya di dalam

lingkup Gereja maka ia menggereja dalam lingkup Gereja atau orang-orang

seiman dengannya. Perlu diingat bahwa batasan hidup menggereja tidak hanya

terbatas pada lingkup wilayah teritorial paroki saja. Melainkan hidup menggereja

perlu dipahami dalam arti luas dan universal terlebih bukan hanya pada Gereja

katolik saja, tetapi bagi masyarakat umumnya.

Sacrosanctum Consilium (SC) No. 48, Konstitusi tentang Liturgi Suci

menyinggung keterlibatan aktif orang beriman dalam menghadiri misteri iman

(misalnya, perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda, doa bersama) bukan sebatas rutinitas

belaka melainkan aktif ikut ambil bagian sehingga benar-benar memahami misteri

itu dengan baik dan penuh khidmat. Dengan demikian umat semakin mampu

mempersembahkan diri mereka dalam hidup sehari-hari demi kemuliaan Allah.

Selain itu, Dekrit Apostolicam Actuositatem (AA) tentang kerasulan awam

juga menyinggung keterlibatan umat dalam hidup menggereja. Orang awam

dipanggil untuk merasul sesuai dengan kemampuannya melalui Gereja oleh

semua anggotanya dengan pelbagai cara. Sebagai umat Allah yang berpusat pada

Yesus Kristus, mereka dituntut berperan aktif dalam hidup menggereja dan

bermasyarakat.

Gereja adalah umat Allah yang hidup di tengah-tengah dunia, maka dari

itu Gereja tidak terpisahkan dari dunia. Justru Gereja dan dunia masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

3

mengambil bagiannya sendiri untuk saling bahu-membahu mewujudkan Kerajaan

Allah di dalam kehidupannya. Dunia adalah tempat tinggal manusia dan di situlah

manusia sebagai subyek otonom dunia menyatakan apa yang diimaninya bersama

Gereja. Untuk menata dunia menuju pada kesejahteraan umum, Gereja dipanggil

oleh Allah sebagai partner kerja dengan semua orang tanpa batas. Artinya

mencakup segala aspek hidup manusia dari lingkup kecil hingga lingkup yang

paling besar sekalipun.

Buku Iman Katolik (1996: 452) memberikan gambaran bahwa “Gereja

adalah suatu lembaga keagamaan yang mempunyai tempat dan peranannya dalam

masyarakat, sehingga sebagai keseluruhan, Gereja juga dituntut memperlihatkan

sikap pelayanan Kristus”. Artinya, jika Gereja ingin memperlihatkan sikap

pelayanan Kristus kepada masyarakat, Gereja semestinya tampil sebagai Gereja

yang memasyarakat. Visi ini perlu direalisasikan oleh Gereja sebagai Umat Allah

dalam bentuknya yang konkret yakni dalam hidup menggereja itu sendiri di

tengah-tengah masyarakat.

Berbicara mengenai Gereja yang memasyarakat tentu tidak lepas dari

keberadaan sebuah paroki. Karena paroki itu sendiri berada di dalam masyarakat

dan di situlah Gereja tersebut mampu mewujudnyatakan jati diri sesungguhnya.

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari merupakan salah satu paroki yang berada

di wilayah Keuskupan Agung Semarang dengan jumlah 11 wilayah dan ada 50

lingkungan yang jaraknya cukup jauh dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya.

Sebagai paroki yang memiliki banyak wilayah, paroki ini ditantang mewujudkan

Gereja yang sesuai dengan visi Gereja Indonesia. Gereja tidak hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

4

mengusahakan perkembangan secara internal tetapi juga ditantang untuk

memberikan kesaksian demi perkembangan hidup bersama di tengah-tengah

masyarakat.

Salah satu dasar filsafat dari Rm. Driyarkara, SJ yang melandasi hidupnya

dengan spirit Ignatian adalah Humanisme (manusia muda, memanusiakan

manusia muda/pendidikan yang memanusiakan manusia). Hal ini berarti bahwa

berkeinginan untuk menyiapkan pribadi-pribadi orang muda katolik yang

berkualitas baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun kepribadian; yang

nantinya dipakai sebagai pendidikan yang memanusiakan manusia lain.

Orang muda katolik adalah kusuma, harapan, generasi penerus, ahli waris

dan masa depan bangsa dan Gereja. Jutaan orang muda katolik sekarang dalam

masa pertumbuhan dan perkembangan. Orang muda katolik sedang mengalami

proses pertumbuhan fisik dan perkembangan kepribadian (mental, emosional,

sosial, moral, dan religius) dengan segala permasalahannya. Ada tanda-tanda

keliaran pada permulaan tumbuhnya usia remaja. Mereka menderita kegelisahan

karena mereka tidak mengerti akan pertumbuhan yang sedang mereka alami.

Mereka menunjukkan sikap menantang, kurang menghiraukan petunjuk-petunjuk

dan nasihat dari orang tuanya. Mereka juga dipengaruhi oleh lingkungan

sekitarnya.

Dalam masa ini orang muda masih harus menerima banyak dari orang lain,

tetapi dari dirinya sendiri juga ingin memberi, untuk itulah ia harus

mengembangkan dirinya agar maju dan menjadi dewasa. Ini juga yang dialami

oleh orang muda katolik yang ada di Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

5

Menjadi dewasa adalah suatu proses perkembangan, yaitu belajar menemukan

dirinya sendiri, dan kemudian dapat menilai kemampuan-kemampuannya dalam

bidang jasmani, pikiran, perasaan dan dalam bidang susila serta bidang rohani.

Itulah yang diharapkan peneliti bagi orang muda katolik yang ada di Paroki Santo

Petrus Kanisius Wonosari.

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari hingga sekarang telah berusia 83

tahun, namun selama usia ini tidak banyak mengalami perkembangan, khususnya

dalam hal iman yang tampak dalam perwujudan nyata. Selama tinggal di paroki

ini, penulis mendapat kesan bahwa pemahaman orang muda katolik mengenai

keterlibatan dalam hidup menggereja masih sangat terbatas. Kegiatan hidup

menggereja hanya sebatas kegiatan Gereja yang kudus, khususnya bidang intern

gerejani. Kesan ini penulis jumpai dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh orang muda katolik di Gereja paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari yang

juga menjadi letak pusat paroki (Nunung, 2009: 19).

Dapat dibayangkan, jika di paroki yang menjadi pusat paroki saja

keadaannya seperti itu, apalagi di wilayah-wilayah lain yang letaknya lebih jauh

dari pusat paroki. Di paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, kehidupan umat dan

terkhusus orang muda katolik masih berorientasi pada kegiatan-kegiatan di sekitar

altar, antara lain: doa Rosario, Novena, Misa Mingguan, Misa pada hari-hari

besar, Tablo dan Pendalaman iman dll. Corak kehidupan seperti ini menunjukkan

bahwa bentuk hidup menggereja orang muda katolik dan umat belum mengarah

pada pembangunan Gereja yang memasyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

6

Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari sebagai pusat paroki, tentunya

memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan teladan bagi wilayah-

wilayah lain. Oleh karena itu, paroki ditantang untuk menjadi ragi di tengah-

tengah masyarakat. Masalah ekonomi, pendidikan, perbedaan etnis dan

pendatang, kemiskinan, lingkungan hidup, pengangguran, serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tantangan bagi hidup menggereja umat

setempat.

Melihat permasalahan di atas, maka perlunya sebuah usaha guna

meningkatkan pemahaman orang muda katolik di Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari berkaitan dengan hidup menggereja. Hidup menggereja tidak hanya

sebatas terlibat di dalam gereja melainkan secara nyata dalam hidup menggereja

yang terbuka bagi siapa saja “masyarakat luas”. Jika kedua hal berjalan dengan

seimbang maka apa yang menjadi harapan Gereja niscaya dapat terwujud. Untuk

meningkatkan kualitas hidup menggereja orang muda katolik maka dapat

dilakukan melalui katekese sebagai salah satu bentuk pembinaan iman demi

menjawab keprihatinan tersebut.

Tujuan katekese bukan hanya membantu orang muda katolik memiliki

dasar iman yang kuat, memperkembangkan hidup spiritual orang muda, dan

membangun communio orang muda. Memang ketiga aspek di atas penting tetapi

yang lebih dari itu, yakni mengarah pada reformasi dan transformasi sosial di

tengah-tengah hidup orang muda katolik, umat gereja dan masyarakat demi

terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Di dalam tugas pembinaan iman, katekese

merupakan salah satu pokok yang menjadi proses pembinaan iman itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

7

Katekese yang menjadi tonggak utama meluasnya Gereja di tengah dunia ini,

harus muncul dan hidup di tengah-tengah orang muda katolik dan umat, di mana

katekese adalah dari umat, oleh umat dan untuk umat.

Katekese ini sering disebut sebagai katekese umat yang juga menjadi

proses yang terus berkelanjutan dalam PKKI (Pertemuan Kateketik Keuskupan

se-Indonesia). Hal ini juga menjadi kelanjutan dari gambaran Gereja masa kini

yang di antaranya adalah Gereja sebagai Umat Allah. Umat Allah dipanggil dan

dipilih untuk Tuhan dan dunia (Lalu, 2007:70). Dan dalam katekese umat

diwujudkan secara konkrit persekutuan umat yang berbeda status sosial, budaya,

fungsi, tetapi sama dalam martabatnya (Lalu, 2007:71). Katekese umat merupakan

katekese yang berbicara tentang umat yang menjadi subyek dalam proses katekese

dan semua peserta katekese adalah sederajat. Dengan arti bahwa tidak ada yang

diunggulkan ataupun yang direndahkan.

Oleh karena itu, diharapkan dalam katekese umat ini, terjadi suatu

komunikasi iman dari tiap umat yang pada akhirnya akan semakin memperteguh

dan memperdalam iman serta menjadikannya sebagai saksi Kristus. Inilah yang

perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar proses katekese selalu mengarah

pada perwujudan iman umat dalam keterlibatan hidup menggereja orang muda

katolik.

Berdasarkan latar belakang dan keprihatinan yang ada, penulis tertarik

untuk menyumbangkan sebuah pemikiran demi meningkatkan arah hidup

menggereja orang muda katolik agar lebih memasyarakat melalui penulisan

skripsi ini dengan judul “KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

8

MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK

DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO PETRUS

KANISIUS WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL”. Penulis ingin

memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan katekese umat di Paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari. Penulis berharap pelaksanaan katekese umat

untuk orang muda katolik dapat membawa perubahan sikap yang diwujudkan

melalui keterlibatan orang muda katolik dalam hidup menggereja sesuai dengan

visi dan misi Gereja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa itu katekese umat?

2. Sejauh mana Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Kabupaten GunungKidul terlibat dalam hidup menggereja?

3. Katekese umat model apa yang dapat digunakan untuk meningkatkan

keterlibatan Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Kabupaten GunungKidul dalam hidup menggereja?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan permasalahan yang diungkapkan di atas, maka ada

beberapa rumusan tujuan:

1. Menguraikan apa itu katekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

9

2. Mengungkapkan permasalahan yang dihadapi orang muda katolik Paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari dalam hidup menggerejanya.

3. Memberi sumbangan pemikiran guna membantu meningkatkan keterlibatan

orang muda katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari dalam hidup

menggereja melalui katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP).

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara akademis, skripsi ini memberikan kontribusi bagi pengetahuan dan

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan katekese umat yang nantinya

akan membawa dampak positif terhadap keterlibatan orang muda katolik

dalam hidup menggereja.

b. Skripsi ini sebagai masukan bagi paroki khususnya para orang muda

katolik yang mau menjadi katekis untuk memacu mereka dalam usaha

meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja.

c. Paroki diharapkan mampu mempergunakan hasil-hasil pemikiran dalam

skripsi ini yaitu sebagai bahan untuk memperluas wawasan para orang

muda katolik sehingga memiliki kemampuan lebih dalam berkatekese.

d. Sebagai calon katekis, penulis semakin diperkaya sehingga mampu

mendesain katekese umat yang sungguh kontekstual dan menarik tentunya

bagi orang muda katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

10

2. Manfaat Teoritis

Skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai katekese umat guna

meningkatkan keterlibatan orang muda katolik maupun umat dalam hidup

menggereja

b. Sebagai sumbangan pustaka ilmiah, khususnya dalam bidang katekese

umat.

E. Metode Penulisan

Penelitian ini, penulis menggunakan metode analitis deskriptif yang

bertujuan untuk memaparkan cara hidup menggereja secara umum yang diangkat

melalui studi pustaka. Penulis juga akan mengungkapkan situasi Orang Muda

Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius dalam keterlibatan hidup menggereja.

Guna mengumpulkan data, penulis akan menggunakan metode wawancara

terhadap orang muda katolik di Paroki Santo Petrus Kanisius. Melalui data yang

diperoleh tersebut, penulis mencoba menganalisis dan merumuskan sumbangan

pemikiran mengenai katekese umat yang dapat membantu orang muda katolik

guna meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja mereka.

F. Sistematika Penulisan

Bab I adalah bagian pendahuluan yang di dalamnya mencakup latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

11

Bab II menjelaskan apa itu katekese umat dan keterlibatan orang muda

Katolik dalam hidup menggereja. Bab ini berisi sejarah katekese

umat, arti katekese umat, peserta katekese umat, pendamping

katekese umat, tujuan katekese umat, kekhasan katekese umat,

proses katekese umat, model-model katekese umat, dan juga fungsi

katekese umat. Pengertian orang muda, perkembangan orang muda,

dan permasalahan yang dihadapi orang muda.

Bab III berisikan Gambaran Situasi Umum Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari, Situasi Geografis, Sejarah Singkat, wonosari Sebagai

Paroki dan Periode Menjadi Paroki. Situasi umum orang muda

katolik. Juga dalam bab ini diuraikan penelitan mengenai cara

hidup menggereja orang muda katolik Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari di dalamnya memuat persiapan kuisioner terbuka dan

wawancara, laporan kuisioner terbuka dan wawancara, tanggapan

pribadi atas hasil kuisioner terbuka serta wawancara dan

kesimpulan hasil kuisioner terbuka serta wawancara.

Bab IV pembahasan berupa pemikiran sumbangan katekese umat sebagai

upaya untuk meningkatkan keterlibatan orang muda katolik dalam

hidup menggereja. Dalam bab ini juga akan diuraikan mengenai

katekese yang relevan dengan orang muda katolik Paroki Santo

Petrus Kanisius Wonosari, kemudian usulan program katekese

umat model SCP yang terdiri dari latar belakang penyusunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

12

program, alasan pemilihan tema, pelaksanaan program, usulan

program katekese, dan contoh SP katekese umat model SCP.

Bab V bab ini berisikan penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

13

BAB II

KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK

DALAM HIDUP MENGGEREJA

Pada bab II ini, penulis akan menguraikan mengenai katekese umat

sebagai upaya meningkatkan keterlibatan Orang Muda Katolik dalam hidup

menggereja. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab II ini adalah apa

itu katekese umat dan keterlibatan Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja.

Bab II merupakan kajian pustaka. Penulis pada bab ini membagi menjadi

tiga pokok bahasan, yakni pada pokok bahasan pertama menjelaskan tentang

katekese umat. Pokok bahasan kedua menjelaskan peran katekese umat dalam

hidup menggereja, yang ketiga menjelaskan tentang siapa itu Orang Muda

Katolik.

Pokok bahasan pertama berisi penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan katekese umat, yakni sejarah katekese umat, arti, tujuan, proses, kekhasan,

peserta, pendamping, dan Shared Christian Praxis (SCP) sebagai salah satu model

katekese umat beserta pengertian dan langkah-langkahnya. Pokok bahasan kedua,

penulis akan menjelaskan katekese umat mencakup empat tugas Gereja, yakni

menghadirkan dan membangun persekutuan (koinonia), mengembangkan

pewartaan Kabar Gembira (kerygma), menghidupkan peribadatan yang

menguduskan (leiturgia), serta memajukan karya cinta kasih atau pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

14

(diakonia). Dan ketiga menjelaskan tentang orang muda yang mencakup

pengertian orang muda, perkembangan orang muda, dan permasalahan yang

dihadapi orang muda

A. Katekese Umat

Katekese adalah usaha Gereja untuk membantu umat agar semakin

berkembang dalam iman serta dapat mewujudkan iman itu dalam hidup sehari-

hari. Pembinaan iman ini diberikan baik untuk anak-anak, orang muda, maupun

orang dewasa (Rukiyanto, 2012:59).

1. Arti Katekese Umat

Kesepakatan tentang arti katekese umat yang dijadikan arah katekese di

Indonesia ditegaskan dalam Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se-Indonesia

II di Klender 29 Juni – 5 Juli 1980 (KomKat KWI, 1993:9). Dalam pertemuan ini,

katekese umat dimengerti sebagai: “Komunikasi iman atau tukar pengalaman

iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat atau kelompok. Melalui

kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-

masing diteguhkan dan dihayati semakin sempurna”.

Rumusan di atas menegaskan bahwa katekese umat merupakan

komunikasi iman. Komunikasi iman ini bukan saja antara pembimbing dengan

peserta, tetapi lebih-lebih komunikasi antar peserta itu sendiri. Yang

dikomunikasikan dalam katekese umat adalah penghayatan iman, bukan

pengetahuan akan rumusan iman yang sering kali tidak relevan dengan keadaan

atau situasi umat pada saat itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

15

Arti katekese umat di atas juga menunjukkan bahwa yang berkatekese itu

adalah umat, artinya semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus

saling percaya dan menghargai. Katekese umat merupakan komunikasi iman atau

pengamalam hidup umat yang saling bersaksi satu sama lain akan iman mereka,

dan di situ diharapkan peserta berdialog dalam suasana penuh keterbukaan, saling

mendengarkan dan menghargai.

Rumusan katekese umat dalam PKKI II tersebut, dikembangkan lagi oleh

Afra Siauwarjaya melalui buku Membangun Gereja Indonesia II sebagai berikut:

“Usaha umat secara terencana untuk saling menolong mengartikan hidup nyata

dalam terang Yesus Kristus sebagaimana telah dihayati dalam Tradisi Gereja, agar

kelompok makin mampu mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam hidup

nyata” (Siauwarjaya, 1987:38-39).

Katekese umat itu sendiri adalah usaha umat. Dalam arti mengajak umat

untuk saling tolong menolong, bersikap bebas, terbuka dan jujur menyadari

kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka yang konkret. Iman personal yang

dikembangkan dalam katekese umat adalah iman yang dihayati Gereja dalam

Tradisi. Maka dari itu, dalam usaha saling tolong menolong, secara bebas, terbuka

dan jujur mengartikan hidup nyata, Kitab Suci perlu mendapat tempat yang

sentral. Katekese umat juga mengajak peserta untuk saling tolong menolong

menyadari kehadiran Allah maupun kehendak Allah dalam hidup konkret. Hidup

konkret ini merupakan medan penghayatan iman kalau dimaknai dengan terang

iman arahnya jelas yakni menuju pada perwujudan iman. Dengan demikian iman

yang dihayati Gereja dalam Tradisi Gereja semakin bermakna dan berkembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

16

baik secara pribadi maupun secara bersama dalam masyarakat (Siauwarjaya,

1987:39-40)

Pada dasarnya, di dalam katekese umat hidup konkret diartikan sebagai

penghayatan relasi umat dengan Yesus Kristus. Relasi itu sekaligus menuntut

keterlibatan umat dalam pelaksanaan pengutusan Allah dalam segala dimensi

hidup manusia (Siauwarjaya, 1987:41-42). Berangkat dari relasi itu, umat diajak

untuk senantiasa memusatkan perhatian dan solider dengan orang tertindas,

miskin serta mampu menegakkan keadilan bagi mereka dengan perkataan dan

tindakan. Melalui keterlibatan konkret dalam hidup menggereja itulah umat

menjadi tanda keselamatan bagi semua orang baik bagi umat Gereja Katotik

maupun bagi masyarakat luas pada umumnya.

2. Tujuan Katekese Umat

Tujuan katekese adalah agar orang dapat mengembangkan pengertian

tentang misteri Kristus dalam terang Sabda Allah, sehingga seluruh pribadinya

diresapi oleh Sabda itu (Rukiyanto, 2012:62). Dengan demikian terang Sabda itu

mampu membawa orang pada kesadaran akan keterlibatannya dalam hidup

menggereja yang lebih luas. Selain itu, Katekese umat yang dipahami sebagai

komunikasi iman atau tukar pengalaman iman juga memiliki tujuan yang

dirumuskan pada saat pelaksanaan PKKI II. Tujuan katekese umat (KomKat

KWI, 1993:10-11) tersebut adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

17

1) Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-

pengalaman kita sehari-hari;

2) Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari

kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari;

3) Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap

mengamalkan cinta kasih, dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani

kita;

4) Begitu pula kita semakin bersatu dengan Kristus, makin menjemaat,

makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan

Gereja semesta;

5) Sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup

kita di tengah masyarakat.

Rumusan tujuan di atas merupakan rumusan yang memiliki sorotan

pandangan tujuan katekese umat dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Jika

dilihat dengan saksama maka akan nampak tiga bagian penting alur tujuan yang

hendak dikembangkan. Pada bagian pertama dan poin satu sampai tiga lebih

menyoroti iman peserta secara pribadi. Kemudian pada bagian kedua poin empat

menyoroti perkembangan iman dalam komunitas. Dan bagian ketiga atau poin

lima lebih menegaskan tujuan Gereja berpuncak pada hidup di tengah-tengah

masyarakat.

Dengan demikian, tujuan katekese umat bukan hanya bersifat personal

tetapi juga bersifat eklesial yakni demi kepentingan bersama dan Gereja universal.

Dan yang menjadi tugas orang Kristiani adalah mewujudnyatakan suatu tindakan

konkret di tengah-tengah dunia yang didasari oleh sikap dan tindakan Yesus

Kristus sebagai pusatnya. Tindakan umat diharapkan juga sampai pada suatu

perubahan atau transformasi sosial sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah yang

diperjuangkan oleh Yesus sebagai pusat iman umat benar-benar nyata di dunia. Ini

adalah sebuah tugas dan tanggungjawab sebagai saksi Kristus di tengah-tengah

masyarakat yang serba kompleks. Dengan demikian umat diharapkan semakin

sadar dalam menempatkan pengalaman religius ke dalam hidupnya sebagai bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

18

sejarah penyelamatannya. Selain itu, umat juga disadarkan untuk senantiasa

terlibat dalam pembangunan Gereja. Betul melakukan tugas pewartaan mengenai

Kristus yakni dengan melaksanakan tugas-tugas Gereja tetapi ingat bahwa Gereja

sendiri bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sebagai sarana bagi umat untuk

memberi kesaksian tentang Kristus. Yang terpenting adalah tercapainya cita-cita

surgawi di dunia yakni terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Tujuan katekese umat juga ditegaskan oleh Siauwarjaya (1987:42-43),

sebagai usaha umat untuk saling menolong agar semakin mampu mengungkapkan

dan melaksanakan imannya dalam hidup nyata. Penghayatan iman tidak hanya

dinyatakan dalam ungkapan saja, tetapi lebih-lebih dilaksanakan dalam tindakan

konkret. Iman yang sungguh-sungguh dihayati semakin membuat orang terdorong

untuk ambil bagian dalam hidup menggereja juga sekaligus dalam setiap usaha

mewujudkan keadilan, perdamaian, cinta kasih dan kerukunan. Iman betul-betul

real jika iman tersebut dilaksanakan dalam hidup nyata dengan demikian cita-cita

akan pembangunan hidup beriman jemaat berdasarkan nilai-nilai injili baik secara

personal maupun bersama akan tercapai.

3. Proses Katekese Umat

Proses katekese umat mengikuti siklus pastoral yang ada pada umumnya

yakni lebih pada mengolah pengalaman umat yang diharapkan menjadi

pengalaman iman yang luar biasa, yang dapat menguatkan dan meneguhkan satu

sama lain. Pengalaman iman umat ini kemudian diwujudkan dalam hidup sehari-

hari selanjutnya. Menurut (Lalu, 2007:98-100) ada tiga langkah besar dalam

pelaksanaan katekese umat yakni: pemetaan masalah, merefleksikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

19

terang Injil; dan terakhir mengusahakan aksi. Untuk lebih jelasnya ketiga langkah

tersebut akan dibahas di bawah ini.

a. Langkah Pertama

Langkah ini bertujuan mengamati dan menyadari fenomena yang telah terjadi

dalam masyarakat atau pengalaman konkret umat. Pengalaman konkret ini

hendaknya diamati, didalami dan dianalisis supaya sungguh-sungguh disadari

secara utuh.

b. Langkah Kedua

Langkah ini bertujuan menyadari dan merefleksikan fenomena tersebut atau

pengalaman konkret dan menganalisis dalam terang Injil.

c. Langkah Ketiga

Langkah ini bertujuan memikirkan dan merencanakan suatu aksi atau

tindakan nyata untuk dilaksanakan setelah menganalisis melalui terang Injil.

Ketiga langkah di atas tentunya menyangkut proses katekese umat itu

sendiri. Sifat dari proses itu adalah dinamis. Artinya proses tersebut berjalan

dengan mantap, penuh semangat, mengalir dan tidak ada yang sia-sia tetapi penuh

makna. Jadi, proses akan berkembang apabila tetap mengikuti langkah-langkah

yang ada secara bertahap. Antara tahap pertama dan seterusnya akan saling

berhubungan serta mempunyai relasi dengan tahap yang lain dan juga tidak dapat

dipisahkan antara tahap yang satu dengan lainnya.

4. Kekhasan Katekese Umat

Telah diuraikan dengan jelas di atas bahwa katekese umat merupakan

komunikasi iman. Komunikasi iman adalah salah satu kekhasan katekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

20

Ini merupakan usaha umat untuk saling mengarahkan, mengembangkan, dan

menumbuhkan imannya. Komunikasi iman seperti apakah itu? Tentu komunikasi

iman yang melibatkan peserta (umat). Melalui sharing pengalaman, peserta yang

hadir saling berbagi dan melengkapi pengalaman iman mereka sehingga iman

mereka semakin diteguhkan dan diperkaya. Mereka berkumpul bersama-sama

untuk menggali dan menanggapi pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup inilah

yang dihayati sebagai pengalaman iman akan Yesus Kristus.

Katekese umat memiliki kekhasan tersendiri yakni komunikasi iman dari

umat, oleh umat, dan untuk umat. Hasil PKKI II merumuskan bahwa “yang

berkatekse adalah umat itu sendiri...” (KomKat KWI, 1993:9), ini berarti bahwa

yang menjadi kekhasan katekese umat maupun pesertanya adalah umat itu sendiri.

Kedua hal tersebut sama-sama menempatkan umat sebagai subjek utama dalam

katekese. Umat harus terlibat aktif dan memiliki inisiatif, sehingga proses

katekese umat menjadi lebih hidup dan menarik. Tentunya, sebagai pelaku utama

dalam katekese umat, umat ditantang mengolah dan menanggapi persoalan yang

dihadapi. Melalui komunikasi, situasi yang dihadapi akan ditanggapi bersama

dalam iman yang Kristosentris. PKKI II merumuskan “yang berkatekese ialah

umat, Kristosentris artinya semua orang beriman yang secara pribadi memilih

Kristus; Kristus menjadi pola hidup pribadi, pun pula pola kehidupan kelompok;

jadi seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok-kelompok basis maupun

di sekolah atau perguruan tinggi” (KomKat KWI, 1993:9).

Peserta katekese saling membantu manggali makna hidup dalam terang

Kitab Suci dan diperkaya melalui sharing pengalaman. Dengan demikian setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

21

umat semakin dapat menemukan karya keselamatan Allah yang nampak dalam

diri Yesus Kristus melalui pengalaman konkret mereka.

Rumusan di atas memperjelas siapa peserta katekese umat itu. Semua

orang beriman sama artinya dengan seluruh Gereja, yang mana kita pun tahu

bahwa katekese itu sendiri tidak ditujukan hanya kepada sebagian umat saja.

Tetapi katekese ditujukan kepada semua umat yang terpanggil untuk mendalami

imannya secara terus-menerus. Dan di dalam katekese umat, umat mengambil

perannya masing-masing, baik sebagai peserta maupun pendamping yang

bertugas mengarahkan jalannya proses katekese umat tersebut. Tentu peran

pendamping katekese umat ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebab tanpa

pendamping proses katekese umat tidak akan berjalan dengan lancar.

Selain itu, rumusan peserta katekese umat tidak selalu menuntut adanya

pengelompokan tertentu, tetapi dalam setiap kesempatan umat berkumpul dalam

lingkup apapun itu, di situ dapat dilakukan katekese umat. Jadi ditegaskan

kembali bahwa peserta katekese umat adalah siapa saja tanpa terkecuali yakni

seluruh umat yang telah memilih Kristus sebagai pola hidupnya dan ingin

memperkembangkan imannya, mereka dapat mengambil bagian dalam katekese

umat itu sendiri. Penekanan pada seluruh umat ini justru merupakan salah satu

unsur yang memberi arah pada katekese sekarang (KomKat KWI, 1993:9-10).

5. Pendamping Katekese Umat

PKKI II menyampaikan hal yang berhubungan dengan pendamping

katekese umat demikian: “yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang

beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

22

lebih memahami Kristus” (Lalu, 2007:94). Dalam katekese umat, yang bertugas

sebagai pendamping adalah umat itu sendiri yang dipilih sebagai pendamping,

pemimpin, pengarah atau sering juga disebut sebagai fasilitator guna menciptakan

pelayanan katekese umat yang komunikatif.

Lokakarya “Pembinaan Pembina Katekese Umat” yang dilaksanakan di

Wisma Kinasih, Caringin Jawa Barat, pada tanggal 16-21 Februari 1998

membahas tiga unsur pokok yang harus dimiliki seorang pendamping katekese

umat, yaitu kepribadian dan spiritualitas pembina katekese umat, pengetahuan

pembina katekese umat, dan keterampilan pembina katekese umat (Lalu,

2007:147-148). Memang, unsur keterampilan menjadi penting tetapi alangkah

baiknya pendamping ketekese umat memiliki keseluruhan hal-hal yang berkaitan

dengan pasionnya sebagai seorang pendamping katekese umat. Tiga hal pokok

yang ditekankan bagi seorang pendamping katekese umat adalah:

a. Kepribadian dan Spiritualitas Pendamping Katekese Umat

Kepribadian yang baik dari seorang pendamping katekese umat merupakan

cerminan bagi umat. Kepribadian merupakan modal dasar bagi pendamping

katekese umat dalam menjalankan tugas perutusannya. (Lalu, 2007:149-150)

dalam buku “Katekese Umat” mengatakan bahwa ada 5 hal yang berkaitan dengan

kepribadian seorang pendamping katekese umat, yaitu: 1) Terhadap diri sendiri,

seorang pendamping katekese umat hendaknya bersikap jujur, menerima diri

seadanya, tidak angkuh, tetapi juga tidak rendah diri. Ia harus mampu menahan

diri, misalnya tidak terlalu banyak berbicara supaya umat bisa lebih banyak

berbicara. 2) Terhadap sesama, seorang pendamping katekese umat hendaknya

terbuka, jujur dan rendah hati, memiliki kepekaan dan komitmen, suka membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

23

sesama, suka mendengar, penuh pengertian, ramah, komunikatif, dan tahu

membawa diri. 3) Terhadap situasi, hendaknya kritis tidak terbawa arus, tetapi

terbuka, mampu menyesuaikan diri, cekatan membaca tanda zaman, tahan

bantingan pada situasi kritis dan sulit. 4) Terhadap tugas, hendaknya mencintai

tugas dan merasa terpanggil untuk itu, senantiasa loyal (setia) dan terlibat pada

tugas, dan berusaha untuk menjadi professional dalam menjalankan tugas. 5)

Terhadap Tuhan, hendaknya percaya pada Tuhan dalam situasi apa saja, akrab

dengan Kitab Suci dan kekayaan iman Gereja, senantiasa bersyukur kepada Tuhan

dalam untung dan malang, senantiasa berharap pada Tuhan dan penuh semangat

optimisme.

Lokakarya “Pembinaan Pembina Katekese Umat” yang dilaksanakan di

Caringin Jawa Barat, tanggal 16-21 Februari 1998, merumuskan spiritualitas

pendamping katekese umat sebagai “Roh (semangat) membantu sesama peserta

katekese umat melalui pewartaan iman yang komunikatif, agar bersama-sama

mampu mewujudkan Kerajaan Allah, karena kepedulian terhadap Allah dan

terhadap sesama” (Lalu, 2007:154).

Semangat yang dimiliki oleh pendamping katekese umat harus senantiasa

dikembangkan secara terus-menerus sehingga mempunyai kedekatan relasi

dengan Allah yang nampak dalam diri Putra-Nya Yesus Kristus. Melalui misteri

Paskah yang setiap kali ia rayakan dalam kurban Ekaristi kudus, pendamping

katekese umat dilahirkan kembali oleh Roh. Dengan dilahirkan kembali ia

memperoleh semangat baru untuk melayani Tuhan dan sesamanya. Maka

spiritualitas seorang pendamping katekese umat senantiasa mengikuti jejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

24

Kristus, yaitu keterlibatan pada dunia demi membangun Kerajaan Allah (Lalu,

2007:153-154).

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya

bagi domba-dombanya;......” (Yoh 10:11-15). Ayat ini mengandung arti bahwa di

dalam jiwa seorang pendamping katekese umat tertanam sikap melayani seperti

yang diteladankan oleh Yesus sebagai Gembala yang baik terhadap domba-

dombanya, seperti mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi umat,

meninggalkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan umat yang

dilayani, dan dekat dengan yang dibimbing sampai-sampai tahu persis apa yang

menjadi keluhannya. Dengan demikian sikap-sikap seperti inilah yang dapat

membuat seorang pendamping katekese umat menjadi sahabat umat di dalam

peziarahan hidup.

“Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka

akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan

Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” (Yeh

34:16). Kutipan ayat ini memberikan gambaran seorang pendamping katekese

umat sebagai pelayan yang betul-betul memiliki relasi mendalam.

b. Pengetahuan Seorang Pendamping Katekese Umat

Hal yang kedua berkaitan dengan pengetahuan seorang pendamping

katekese umat. Ini merupakan dasar yang memang harus dimiliki oleh seorang

pendamping katekese umat. Bagaimana mungkin ia dapat mendampingi katekese

umat sedangkan ia sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang menunjang

pendampingan proses katekese umat dengan benar. Jadi setidak-tidaknya seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

25

pendamping katekese umat memiliki juga pengetahuan yang menyangkut isi,

metode, peserta dan konteks peserta katekese umat (Lalu, 2007: 155).

Artinya bahwa pendamping betul-betul menguasai segala segi yang

berkaitan dengan katekese umat itu sendiri. Dari segi isinya ia dituntut memiliki

pengetahuan berkaitan ajaran iman Katolik, misalnya pengetahuan akan isi

katekese umat seperti Kitab Suci, Kristologi, Eklesiologi (Gereja), dan Ajaran

Sosial Gereja.

Namun tidak semua pokok menyangkut iman Katolik direfleksikan tetapi

dapat dipilih salah satunya saja yang memang berkaitan dengan konteks hidup

umat. Kemudian, dari segi pengetahuan yang menyangkut metode seperti kreatif

dalam memilih metode yang bisa digunakan dalam berkatekese, mampu

menganalisis situasi, mampu menafsirkan Kitab Suci, dan dapat menyusun

rencana tindak lanjut.

Dari segi pengetahuan menyangkut peserta katekese umat seperti mampu

melihat apa yang menjadi kebutuhan umat sehingga dalam proses ketekese, umat

menjadi tertarik mendalaminya. Kemudian, bagaimana daya nalar, perasaan dan

intuisi umat ketika menghadapi suatu persoalan hidup, apakah mereka mampu

atau tidak? Di sini pendamping harus tanggap sehingga dapat membantu dan

mengarahkan umat sampai benar-benar paham akan persoalan yang dihadapi.

Kemudian, pendamping juga perlu melihat bagaimana latar belakang kehidupan

status sosial, ekonomi, dan budaya umat. Apabila beberapa hal menyangkut

peserta ini benar-benar dimiliki oleh pendamping katekese umat maka jelas proses

katekese umat akan menjadi sesuatu yang menarik bagi umat.

Dan terakhir pengetahuan menyangkut konteks hidup yang bersifat

nasional dan global yang memang membawa dampak negatif bagi perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

26

iman umat, seperti pengaruh globalisasi dalam wujud sikap materialisis,

konsumerisis, individualisis, dan sebagainya (Lalu, 2007:157-158). Pendamping

katekese umat harus mampu memaknai konteks hidup umat dan yang terpenting

senantiasa membangun relasi serta dekat dengan umat sehingga umat merasa

tersapa dan menjadi teman seperjuangan dalam iman.

c. Keterampilan Seorang Pendamping Katekese Umat

Hal ketiga berkaitan dengan keterampilan pendampingan Katekese Umat:

1) Keterampilan Berkomunikasi

Komunikasi yang terjadi dalam sebuah proses katekese umat adalah

komunikasi antar pribadi dengan pengalaman tertentu pada situasi tertentu yang

dilatarbelakangi kebudayaan tertentu. Maka yang perlu ditekankan antara lain:

keterampilan berkomunikasi dan berelasi sehingga katekis mampu

mengumpulkan, menyatukan dan mengarahkan kelompok sampai kepada suatu

tindakan nyata, keterampilan mengungkapkan diri berbicara dan mendengarkan,

kemampuan menciptakan suasana yang memudahkan peserta untuk

mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain (Lalu, 2007:158-

159).

Keterampilan berkomunikasi tidak dapat dipandang sepele oleh

pendamping. Keterampilan ini merupakan daya kekuatan untuk mengolah proses

katekese umat sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar dan sampai pada

tujuan yang hendak dicapai bersama.

2) Keterampilan Berefleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

27

Komunikasi yang terjadi dalam katekese umat adalah komunikasi iman

yang adalah suatu kesaksian iman. Diartikan bahwa seorang pendamping katekese

umat mampu merefleksikan pengalaman imannya yang berpusat pada Yesus

Kristus kemudian mensharingkan kepada peserta lainnya. Seorang pendamping

yang terampil membaca dan merefleksikan serta memaknai pengalaman sehari-

harinya menjadi pengalaman iman, tentu mampu menuntun peserta bagaimana

berefleksi yang baik. Maka dari itu, pendamping katekese umat dilatih untuk

terampil menemukan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari,

terampil menemukan nilai-nilai Kristiani dalam Kitab Suci, ajaran Gereja dan

Tradisi Kristiani lainnya, terampil memadukan nilai-nilai Kristiani dengan nilai-

nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari (Lalu, 2007:159).

3) Keterampilan yang lebih spesifik berkaitan dengan langkah-langkah

proses katekese umat.

Keterampilan yang lebih spesifik berkaitan dengan langkah-langkah

proses katekese umat misalnya sadar akan situasi dengan topik yang diangkat,

menafsirkan kenyataan hidup umat menurut terang Kitab Suci, dan membulatkan

tekat guna rencana aksi, kemampuan dan keterampilan mengekspresikan diri,

bertutur kata dan bertindak, berbicara dan mendengarkan orang lain, serta

kemampuan dan ketereampilan mengekspresikan dalam menciptakan suasana

yang mendukung proses katekese sehingga peserta merasakan kenyamanan dalam

mengikutinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

28

Jika ketiga hal pokok di atas betul-betul telah dimiliki oleh seorang

pendamping, niscaya setiap pelaksanaan katekese umat yang dilakukan akan

menjadi hal yang membahagiakan bagi siapa saja yang ikut berproses di dalamnya

dan bahkan manfaatnya pun dapat dialami bersama, baik yang dilayani maupun

yang melayani.

6. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat

Model merupakan sebuah kontruksi teoritis dan skematis yang

menawarkan pokok-pokok pemikiran realitas. Model ini juga menawarkan suatu

bentuk analisa untuk memahami realita yang menerangkan dan menelusuri suatu

tindakan manusia. (Heryatno WW, 1997:1-5)

Katekese umat memiliki berbagai model dengan kekhasannya masing-

masing. Model-model ini biasanya kita temukan dalam pendalaman iman yakni

dalam buku panduan APP, Adven dan pada BKSN yang dibuat oleh keuskupan

untuk dipakai sebagai bentuk pelaksanaan katekese umat. Oleh karena itu,

bertolak dari mana awal model katekese umat pada umumnya terdapat satu model

yang cocok dengan katekese umat, yakni model Shared Christian Praxis (SCP).

Pada bagian awal telah dibahas bahwa katekese umat adalah komunikasi

iman umat. Apa yang dikomunikasikan? Tentu yang dikomunikasikan adalah

pengalaman hidup umat itu sendiri yang sudah direfleksikan dan dimaknai

menjadi pengalaman iman. Berkaitan dengan pengalaman hidup maka sangat

cocok digunakan model katekese umat Shared Christian Praxis (SCP), sebab

model ini juga berpusat pada pengalaman hidup atau selalu bermula dari

pengalaman menuju refleksi iman dan sampai pada pengalaman baru. Maka dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

29

itu, di bawah ini akan dibahas secara lengkap apa itu Shared Christian Praxis

(SCP), komponen, dan langkah-langkahnya.

Katekese dengan model Shared Christian Praxis ini pertama kali

diperkenalkan oleh Thomas H. Groome. Ia adalah seorang ahli katekese yang

berusaha mencari pendekatan katekese yang handal dan efektif, yaitu suatu model

yang sungguh-sungguh mempunyai dasar teologis yang kuat, mampu

memanfaatkan perkembangan ilmu pendidikan dan memiliki keprihatinan pastoral

yang aktual. Model ini ditawarkan untuk menjawab kebutuhan para katekis dalam

membantu umat demi perkembangan iman mereka. Untuk memahami lebih dalam

tentang katekese umat model SCP ini serta langkah-langkahnya, maka secara

khusus akan diuraikan di bawah ini lima langkah yang saling beruntun (Heryatno

WW, 1997:5), sebagai berikut:

1) Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)

Model SCP merupakan salah satu model katekese umat yang

menekankan proses yang bersifat dialogis partisipatif. Tujuan dari proses ini

adalah agar dapat mendorong peserta untuk mampu mengomunikasikan antara

Tradisi dan visi hidup peserta dengan Tradisi dan visi Kristiani. Dan pada

akhirnya, peserta baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan

penegasan dan pengambilan keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai

Kerajaan Allah.

Model katekese ini dapat dikatakan sebagai model praksis, karena

bermula, berproses dan berakhir dari praksis hidup peserta. Pengalaman hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

30

peserta tersebut, direfleksikan secara kritis sehingga peserta mampu menemukan

maknanya, kemudian dikonfrontasikan dengan Tradisi atau visi Kristiani supaya

muncul pemahaman sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada

praksis baru. Orientasi model SCP ini adalah praksis peserta sebagai subyek yang

bebas dan bertanggungjawab (Heryatno WW, 1997:1).

Model SCP ini memiliki tiga komponen yaitu praksis, Kristiani dan

sharing. Untuk memahami lebih dalam model ini, maka akan dijelaskan masing-

masing komponen itu sebagai berikut:

a) Praksis

Praksis adalah suatu tindakan manusia yang sudah direfleksikan. Sebagai

tindakan, praksis meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia yang

mampunyai tujuan untuk mencapai perubahan hidup yang meliputi kesatuan

antara praktek dan teori, antara refleksi kritis dan kesadaran historis. Proses

kesatuan antara praktek dan teori akan membentuk suatu kreatifitas, sedangkan

refleksi dan kesadaran historis akan mengarah pada keterlibatan baru.

Praksis mempunyai tiga unsur yaitu: aktifitas, refleksi dan kreatifitas.

Ketiga unsur ini memiliki fungsi yakni mampu membangkitkan berkembangnya

imajinasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praksis baru yang dapat

dipertanggungjawabkan secara etis dan moral. Berikut ini penjelasan mengenai

ketiga unsur tersebut, sebagai berikut:

Unsur pertama, aktifitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran,

tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik yang merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

31

medan untuk perwujudan diri sebagai manusia. Kedua, refleksi menekankan

refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial terhadap kehidupan

bersama serta terhadap “Tradisi” dan “visi” iman Kristiani sepanjang sejarah.

Ketiga, kreatifitas merupakan perpaduan antara aktifitas dan refleksi yang

menekankan transendensi manusia dalam dinamika menuju masa depan yang

terus berkembang sehingga melahirkan praksis baru (Heryatno WW, 1997:1-2).

b) Kristiani

Maksud dari Kristiani dalam Shared Christian Praxis adalah

mengusahakan agar kekayaan iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya makin

terjangkau dan relevan untuk kehidupan umat. Namun jangan lupa bahwa yang

ditekankan di sini mengenai kekayaan iman Kristiani adalah pengalaman iman

Tradisi Kristiani sepanjang sejarah dan visinya.

Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat yang hidup dan

sungguh dihidupi. Sedangkan visi Kristiani menegaskan tuntutan dan janji Allah

yang terkandung di dalam Tradisi, tanggung jawab dan pengutusan orang

Kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan. Artinya

bahwa Tradisi Kristiani mengungkapkan tanggapan manusia terhadap Allah yang

terlaksana dalam hidup mereka sebagai realitas iman, Tradisi senantiasa

mengundang keterlibatan praktis. Sedangkan visi Kristiani menegaskan tuntutan

dan janji Allah yang terkandung dalam Tradisi, tanggung jawab dan pengutusan

orang Kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan.

Visi Kristiani yang paling hakiki adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di

dalam kehidupan manusia (Heryatno WW, 1997:3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

32

c) Sharing

Istilah shared atau sharing mengandung pengertian komunikasi timbal

balik, partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta. Istilah ini juga merupakan

proses katekese yang menekankan unsur dialog-partisipatif peserta yang ditandai

dengan suasana kebersamaan, persaudaraan, keterbukaan, keterlibatan, dan

solidaritas. Dalam sharing semua peserta diharapkan untuk ikut aktif, terbuka,

siap mendengarkan dengan hati pengalaman orang lain dan berkomunikasi dengan

kebebasan hati juga (Heryatno WW, 1997:3-4).

Dalam sharing orang dapat berbagi rasa, pengetahuan serta saling

mendengarkan pengalaman orang lain. Tentu, ada dua hal penting di dalamnya

yakni membicarakan dan mendengarkan. Membicarakan di sini lebih menekankan

pada menyampaikan atau mengungkapkan pengalaman hidup yang didasari

oleh sikap keterbukaan, kerendahan hati, kepercayaan satu dengan lainnya dalam

mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata dalam dirinya.

Sedangkan mendengarkan berarti mendengarkan dengan hati tentang apa yang

disharingkan oleh para peserta. Mendengarkan berarti juga melibatkan

keseluruhan diri untuk menangkap pesan atau intisari dari apa yang

disharingkan peserta sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati,

empati terhadap apa yang dikomunikasikan oleh orang lain (Sumarno Ds,

2014:17).

2) Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP)

Menurut Thomas H. Groome, SCP merupakan suatu model berkomunikasi

tentang makna pengalaman hidup antar peserta, yang mana dalam prosesnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

33

terdapat lima langkah pokok. Namun sebelumnya didahului langkah awal atau

pendahuluan sebagai berikut:

a) Langkah Awal: Pemusatan Aktivitas

Tujuan dari langkah ini adalah mendorong peserta sebagai subyek utama

menemukan topik pertemuan yang bertolak pada kehidupan konkret berkaitan

dengan tema dasar pertemuan. Dengan demikian, tema dasar tersebut dapat

mewakili pokok-pokok permasalahan dalam hidup, keprihatinan, serta kebutuhan

peserta. Dalam memilih tema, perlu juga diperhatikan situasi konkret peserta,

tujuannya, dinamika pendekatan yang bersifat dialogis, dan sumber-sumber iman

Kristiani (Heryatno WW, 1997: 10). Tema dasar harus sungguh-sungguh

menggerakkan peserta agar aktif terlibat dalam pertemuan, menekankan

partisipasi dan dialog, dan tidak bertentangan dengan iman Kristiani. Maka

seorang pendamping harus mampu membantu peserta merumuskan prioritas tema

yang tepat dengan konteks hidup umat.

Perlu juga diperhatikan bahwa pada tahap ini, pendamping dapat

menggunakan sarana-sarana seperti simbol, foto, cerita, film, video, poster,

cergam dan lain-lain yang dapat mendukung dalam pemilihan tema bersama.

Maka dengan itu, seorang pendamping harus dapat memilih sarana yang tepat. Di

samping itu pendamping harus dapat menciptakan lingkungan psikososial dan

fisik yang mendukung supaya peserta dapat berpartisipasi aktif dan kreatif dalam

suasana dialog dan kebersamaan Heryatno WW (1997:9-10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

34

b) Langkah I: Pengungkapan Praksis Faktual

Langkah ini bertujuan membantu peserta agar mengungkapkan

pengalaman hidup faktual. Peserta menyadari pengalaman hidupnya,

membahasakan dan mengomunikasikannya pada peserta lain. Pengungkapan

pengalaman hidup faktual ini bisa berupa pengalaman peserta sendiri, atau

kehidupan dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, ataupun gabungan

keduanya yang dia pandang cocok dengan tema yang sudah digali bersama

(Heryatno WW, 1997:11).

Langkah ini diawali dengan tuntunan pertanyaan sesuai dengan tema.

Perumusan pertanyaan pun harus jelas, terarah dan tidak terkesan menyinggung

perasaan peserta lain, sesuai dengan situasi peserta dan bersifat terbuka dan

obyektif. Setelah itu, peserta membagikan pengalamannya dan pada saat ini tidak

boleh ada komentar atau tanggapan. Selain dari itu, peserta juga diberi kebebasan

untuk mengungkapkan pengalamannya dengan gaya dan pilihannya. Mereka

dapat mengemukakannya melalui puisi, nyanyian, tarian, gambar, lambang, atau

simbol, dll (Heryatno WW, 1997:12).

Penekanan pada langkah ini adalah proses dan kehidupan konkret yang

menjadi pokok penting dalam proses katekese. Oleh karena itu, pendamping perlu

menyadari tujuan dan pokok pemikiran dasarnya. Pokok pemikiran dasar perlu

diajukan secara jelas dan terbuka serta berhubungan dengan tema utama dan

menggaris bawahi aspek-aspek pokok dari praksis keterlibatan faktual peserta.

Pada langka ini, pendamping berperan sebagai fasilitator dengan tujuan

menciptakan suasana hangat dan mendukung sehingga peserta dengan hati

gembira mau membagikan pengalamannya tanpa merasa tertekan. Pendamping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

35

perlu bersikap ramah, bersahabat dan meyakinkan peserta bahwa komunikasi

pengalaman mereka sangat penting untuk seluruh proses katekese (Heryatno WW,

1997:13).

c) Langkah II: Refleksi Kritis pada Komunikasi Praksis Faktual

Langkah ini bertujuan membantu peserta supaya berdasar pengalaman

hidupnya sampai pada tingkat kesadaran terdalam guna mengolah dan

menemukan makna baru hingga ia terdorong melangkah pada praksis baru. Ada

beberapa perspektif yang perlu diperhatikan dalam langkah ini yaitu refleksi kritis

pada pengalaman peserta, interpretasi kritis dan kreatif pada komunikasi

pengalaman faktual, serta komunikasi Tradisi dan visi oleh para peserta (Heryatno

WW, 1997:14).

Refleksi kritis pada tahap ini dimaksudkan agar peserta berpikir secara

sungguh-sungguh akan setiap pengalamannya. Kemudian peserta dapat

menemukan atau mengambil nilai-nilai apa yang mau dilaksanakan dan dengan

demikian dapat mengarah pada perubahan sikap yang konkret. Pada hakekatnya

ingin membantu peserta merefleksikan secara kritis praksis faktual apa yang

mereka komunikasikan dengan memperdalam, mempertajam dan mengolah

pengalaman mereka yang menekankan segi pemahaman, kenangan, dan imajinasi.

Sedangkan interpretasi bertujuan memberi arti dan nilai pada praksis faktual,

menanamkan unsur-unsur yang dapat memperteguh, serta yang harus ditolak dan

dikembangkan lebih lanjut.

Pada langkah ini, pendamping dituntut agar dapat menciptakan suasana

pertemuan yang saling menghormati dan mendukung setiap gagasan dari peserta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

36

Pendamping harus dapat mendorong peserta untuk mengadakan dialog dan

penegasan bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman,

kenangan dan imajinasi peserta. Setiap peserta diajak untuk mengomunikasikan

pengalamannya, namun jangan sampai menimbulkan kesan pemaksaan. Oleh

karena itu, pendamping perlu menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

analitis dan tidak mengganggu harga diri peserta. Pendamping perlu juga

menyadari keadaan peserta karena refleksi merupakan tahap yang sulit yang

membutuhkan kesabaran dan keterampilan untuk memperkembangkannya

Heryatno WW (1997:14-16).

d) Langkah III: Mengusahakan Tradisi dan Visi Kristiani lebih Terjangkau

Langkah ini menekankan agar Tradisi dan visi Kristiani menjadi lebih

terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar

belakang kebudayaannya berbeda. Tradisi Kristiani mengungkapkan iman jemaat

Kristiani sepanjang sejarah pewahyuan Ilahi. Tradisi hadir dalam Kitab Suci,

liturgi, adat-kebiasaan Jemaat Perdana, doa, credo, dogma, teologi, sakramen,

bahasa religius, seni, dan kepemimpinan kehidupan jemaat. Visi Kristiani

merupakan suatu konsekuensi dari janji dan tanggungjawab yang muncul pada

Tradisi. Visi Kristiani mengungkapkan janji keselamatan dan kepenuhan yang

mendorong peserta pada tanggungjawab mereka untuk menjadi partner Allah

dalam mewujudkan kehendak-Nya yaitu menyelamatkan manusia Heryatno WW

(1997: 19-20).

Pada langkah ini, pendamping menginterpretasikan dan

mengkomunikasikan aspek Tradisi dan visi Kristiani kepada peserta. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

37

menginterpretasikan dan mengomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan visi Kristiani,

pendamping perlu memiliki latar belakang yang cukup dalam hal penafsiran,

menghormati Tradisi dan visi Kristiani yang otentik dan normatif, kritis

mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi dan visi Kristiani,

menggunakan metode interpretasi yang sifatnya menegaskan, meneguhkan,

mempertanyakan dan mengundang keterlibatan peserta.

Pada tahap ini, pendamping dapat berfungsi sebagai “guru” dan sekaligus

sebagai “murid”. Sebagai guru pendamping bukanlah pengajar tetapi sebagai

patner, yang bersama peserta berusaha menyadari kehendak Allah. Sedangkan

sebagai murid, pendamping siap belajar dan maju untuk segala ilmu. Sementara

dalam memberikan penafsiran, pendamping perlu mengikutsertakan kesaksian

iman, harapan dan cinta pada nilai Tradisi dan visi Kristiani. Maka dari itu,

sebelum melaksanakan proses katekese, pendamping sungguh-sungguh membuat

persiapan yang matang demi suksesnya langkah ini.

e) Langkah IV: Hermeneutik yang dialektik antara Tradisi dan Visi

Kristiani dengan “Tradisi dan Visi” Peserta

Langkah ini lebih menekankan interpretasi yang dialektis antara Tradisi

dan visi faktual peserta dengan Tradisi dan visi Kristiani yang akan melahirkan

kesadaran sikap dan niat baru sebagai jemaat Kristiani. Jadi, dalam langkah ini

mempunyai tujuan untuk mengajak peserta, berdasar nilai Tradisi dan visi

Kristiani menemukan sikap dan nilai hidup yang hendak dikembangkan. Di satu

pihak peserta mengintegrasikan nilai-nilai hidup mereka ke dalam Tradisi dan visi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

38

Kristiani, di lain pihak mempersonalisasikan dan memperkaya dinamika Tradisi

dan visi Kristiani Sumarno Ds (2014:20-21).

Pada langkah ini, peserta saling dialog tentang hasil pengolahan mereka

pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok pada langkah ketiga. Peserta

diberi kebebasan mempertimbangkan dan menilai mengenai nilai Tradisi dan visi

Kristiani berdasar situasi konkret. Peserta dapat mengemukakan apa yang

sungguh-sungguh mereka pikirkan serta mengungkapkan perasaan, sikap intuisi,

persepsi, penegasan dan lain-lain Heryatno WW (1997:31-32).

Pada tahap ini juga, pendamping perlu menghormati kebebasan dan hasil

penegasan peserta dengan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu

mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan

visi Kristiani. Oleh karena itu, pendamping hendaknya mendorong peserta untuk

mengubah sikap dari pendengar menjadi pihak aktif. Selain itu, pendamping perlu

menyadari bahwa tafsiran pendamping bukan kata mati dan bukan merupakan

kebenaran satu-satunya Sumarno Ds (2014:21-22).

f) Langkah V: Keterlibatan Baru demi Terwujudnya Kerajaan Allah

Langkah ini bertujuan mendorong peserta sampai pada keterlibatan baru

dengan harapan juga peserta dapat mengambil keputusan sendiri untuk mengalami

pertobatan terus-menerus (metanoia). Maka dari itu, keputusan yang diambil

dalam langkah ini haruslah praktis, mudah dilaksanakan dan menyemangati agar

mereka setia melaksanakannya. Tentu keputusan yang dibuat peserta dapat

beranekaragam bentuknya dan tingkatannya. Pada umumnya keputusan dapat

dikategorikan dalam empat kelompok : (a). yang bersifat kognitif, afektif, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

39

praktikal; (b). level personal, interpersonal, dan sosial; (c). berkenaan dengan

aktivitas pribadi dan kelompok; (d). menjadi operasional dalam kelompok sendiri

atau di luar kelompok (Heryatno WW, 1997:35).

Pada langkah ini hendaknya pendamping sungguh-sungguh mengusahakan

agar peserta dapat sampai pada keputusan hidup yang akan dilakukan baik pribadi

maupun bersama. Pendamping tidak hanya merangkum hasil dari langkah ini

tetapi dapat menambah juga dengan hasil rangkuman langkah keempat agar dapat

memperkaya dan lebih membantu peserta mengambil keputusan. Pendamping

perlu juga memberi semangat kepada peserta, menaruh sikap optimis dan realistis

terhadap masa depan peserta yang lebih baik dengan harapan bahwa Allah

senantiasa menyertai hidup umatnya dalam keadaan apapun.

Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih Shared Christian Praxis

sebagai model katekese umat yang akan dipakai dalam penulisan skripsi ini.

Sebab model ini sangat cocok digunakan berkaitan dengan kehidupan menggereja

Orang Muda Katolik di Wonosari, paroki Santo Petrus Kanisius, Kabupaten

Gunungkidul.

B. Sumbangan Katekese Umat sebagai Upaya Meningkatkan Keterlibatan

Umat dalam Hidup Menggereja melalui Empat Tugas Gereja

Katekismus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-

orang, yang dipanggil oleh Sabda Allah, supaya mereka membentuk suatu Umat

Allah, dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus sendiri” (KGK,

art. 777). Artinya bahwa Gereja adalah paguyuban atau himpunan Umat Allah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

40

yang mengimani pribadi Yesus Kristus dalam melanjutkan dan mewujudnyatakan

keselamatan Allah di dunia ini. Dalam mengarungi peziarahan hidupnya, Gereja

sebagai Umat Allah mengemban kewajiban untuk mengembangkan kehidupan

beriman umat dan mengembangkan dunia terus-menerus agar menjadi lingkungan

hidup yang layak serta selaras dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Kedua kewajiban

ini merupakan tugas pastoral Gereja, yakni dalam usaha membimbing dan

mengembangkan iman umat serta pelayanan untuk dunia demi meneruskan nilai-

nilai Kerajaan Allah yang diperjuangkan Yesus, bertolak dari situasi konkret umat

dan dunia.

Sebagai paguyuban orang-orang yang mengimani Kristus, Gereja

merupakan persaudaraan yang dibangun berdasarkan Injil Yesus Kristus.

Tentunya persaudaraan yang dimaksud bukan persaudaraan yang tertutup sebab

Kristus bukan milik eksklusif Gereja. Yesus Kristus datang ke dunia dengan

keprihatinan pokok mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang. Jikalau

pewartaan Kabar Gembira tentang Kerajaan Allah tersebut diterima, maka akan

dirayakan di dalam liturgi. Dan apabila liturgi itu dirayakan dengan baik, maka

akan menggerakan paguyuban tersebut untuk terlibat dalam pelayanan, untuk

masuk dalam gerakan Kerajaan Allah, Kerajaan damai dan keadilan, kebenaran

dan kasih semakin dirasakan Lalu (2007:76-77).

Gereja sebagai Umat Allah dalam membimbing dan mengembangkan

iman umat serta meneruskan nilai-nilai Kerajaan Allah menggunakan katekese

umat. Sebab katekese umat adalah salah satu bentuk eksplisitasi dari Gereja Umat

Allah (Lalu, 2007:71). Eksistensi himpunan Umat Allah ini diwujudkan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

41

lokal dalam hidup berparoki. Di dalam paroki inilah himpunan Umat Allah

mengambil bagian dan terlibat dalam karya pastoral melalui empat bidang

pastoral. Keempat bidang pastoral itu tidak terpisah antara yang satu dengan yang

lain. Namun demikian empat bidang itupun tidak bisa disamakan begitu saja,

mengingat masing-masing mempunyai ruang lingkup serta kekhasan tersendiri.

Maka, di bawah ini akan dijelaskan sumbangan katekese umat terhadap

keempat bidang karya pastoral Gereja yaitu menghadirkan dan membangun

persaudaraan (koinonia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma),

menghidupkan peribadatan yang menguduskan (leiturgia), serta memajukan karya

cinta kasih/pelayanan (diakonia) (Lalu, 2007:77).

1. Membangun Persaudaraan (Koinonia)

Gereja adalah persekutuan dan persaudaraan murid-murid Kristus. Hidup

persaudaraan berarti membina persekutuan hidup yang saling mengasihi, sehati-

sejiwa atas dasar relasi dengan Yesus Kristus. Persaudaraan yang dicita-citakan

adalah persaudaraan yang tertuju bagi keselamatan semua orang Siauwarjaya

(1987:24-25). Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan

Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, Putera-Nya, dalam kuasa

Roh Kudus. Maka, berkaitan dengan ini katekese umat menjadi sarana untuk

membentuk paguyuban yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus sesuai

dengan tujuan KU nomor 4. Hal ini berhubungan dengan ‘cura anima’

(pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan umat sebagai Tubuh Mistik Kristus.

Oleh karena itu, melalui katekese diharapkan umat dapat menciptakan kesatuan:

antar umat, umat dengan paroki dan umat dengan warga masyarakat. Paguyuban

ini diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara teritorial (paroki,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

42

stasi/lingkungan, keluarga) maupun dalam kelompok-kelompok kategorial yang

ada dalam Gereja dan masyarakat. Dalam komunitas Kristiani itu katekese umat

ikut menciptakan dan membangun kebersamaan dan kerjasama yang baik antar

umat untuk saling melayani. Di mana dalam kebersamaan umat bersama-sama

juga mengusahakan perdamaian, cinta kasih, kerukunan dan kebenaran baik di

dalam komunitas itu sendiri maupun dengan komunitas lain, lebih-lebih dalam

masyarakat luas.

Gereja dalam menghayati dan mewujudkan hidup persaudaraan di tengah

masyarakat, pada dasarnya merupakan jawaban kerinduan manusia akan

persaudaraan, perdamaian, persatuan, dan komunikasi di antara umat manusia

secara sehat dan mendalam. Oleh sebab itu, Gereja tak henti-hentinya berusaha

untuk memberikan kesaksian akan adanya suatu kemungkinan kehidupan yang

didasari persaudaraan dan persatuan dalam persekutuan dengan Allah Siauwarjaya

(1987:24-25).

2. Mengembangkan Pewartaan Kabar Gembira (Kerygma)

Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang sukacita Injil “mengajak dan

mendorong umat Kristiani untuk mengawali bab baru evangelisasi yang ditandai

oleh sukacita.....” (EG, art. 1). Artinya bahwa pewartaan bukan menjadi hal yang

sekedar memberitakan Injil tetapi lebih dari pada itu. Pewartaan harus benar-benar

dilihat secara baru agar Kabar Gembira dapat memenuhi hati dan hidup semua

orang yang menjumpai Yesus. Setiap orang dapat merasakan kasih Yesus yang

sungguh tak terkira, kasih yang tak ada batasnya bagi umat manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

43

Dalam arti luas pewartaan menyangkut seluruh hidup Gereja. Gereja

seluruhnya merupakan pewartaan dan kesaksian tentang Yesus Kristus, Sabda,

dan Wahyu Allah (KWI, 1996:383). Hal ini menegaskan bahwa sudah menjadi

tugas Gereja untuk membawa Kabar Gembira bahwa Allah telah menyelamatkan

dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus, Putera-Nya. Gereja

melaksanakan pewartaan (pelayanan Sabda) yang menggembirakan,

membebaskan, menerangi, dan menafsirkan hidup manusia sehingga bermakna di

hadapan Allah tentu melalui katekese. Sebab katekese berhubungan erat dengan

pewartaan. Keduanya saling berintegrasi dan saling melengkapi. Gereja dipanggil

untuk menjadi saksi dan pembawa harapan dengan mewartakan Yesus Kristus

yang memulai serta menjamin terwujudnya karya keselamatan Allah di dunia ini.

Karya pewartaan Injil yang merupakan tugas perutusan dasar Gereja ini terus

berlangsung tak henti-hentinya sejak Gereja Perdana hingga akhir jaman nanti.

Perhatian pokok dalam pewartaan Gereja adalah demi iman umat dan demi

hubungan dengan Kristus yang semakin mendalam. Hal ini merupakan perhatian

pokok pewartaan yang mana selalu tertuju pada penghayatan dan perwujudan

iman umat dalam hidup sehari-hari (Siauwarjaya, 1987:26). Untuk itu katekese

umat menyumbangkan perannya dengan proses saling meneguhkan,

mengarahkan, dan mengoreksi kondisi iman aktual umat. Melalui katekese,

pewartaan Kabar Gembira benar-benar menjadi kegembiraan yang menguatkan

bagi iman umat dan menjadi miliknya sehingga semakin mampu membagikan

kegembiraan tersebut kepada semua orang yang mereka jumpai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

44

Dalam katekese umat selalu diusahakan terjadinya komunikasi iman.

Lewat komunikasi iman itu dicapailah pengertian dan penghayatan iman yang

lebih mendalam. Dengan demikian umat semakin akrab dengan Sabda Allah dan

berani menafsirkan Sabda Allah dalam hidup konkretnya. Komunikasi iman yang

terjadi selalu dalam keterarahan pada pertobatan (metanoia) secara terus-menerus,

sehingga diharapkan umat mencapai kehidupan Kristiani yang penuh.

Melalui katekese umat, Kabar Gembira diwartakan secara baru dan

diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk semakin mendalami kebenaran

Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan

semangat injili yang menggembirakan bagi siapa saja, dan mengusahakan

pengenalan yang semakin mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak

mudah goyah dan tetap setia. Artinya pewartaan Kabar Gembira yang

menggambarkan bahwa Yesus Kristus begitu mencintai kita; Ia menyerahkan

hidup-Nya untuk menyelamatkan kita dan sekarang Ia tinggal dalam diri kita

untuk menerangi, mendampingi, menguatkan, dan membebaskan.

3. Menghidupkan Peribadatan yang Menguduskan (Leiturgia)

Dalam kehidupan menggereja, liturgi merupakan perayaan iman akan

Yesus Kristus. Dalam liturgi umat mengungkapkan imannya akan kasih Allah

(Siauwarjaya, 1987:26). Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan,

mengakui, dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam kesatuan Gereja

Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang, dan dalam

kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

45

memimpin perayaan liturgis tertentu, seperti memimpin ibadat sabda/doa

bersama, membagi komuni; menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar, paduan

suara, penghias Altar, dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam

setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi, dan

sikap badan.

Pernyataan identitas maupun partisipasi aktif umat yang telah diungkapkan

di atas akan mendapatkan wujudnya, tentu didasari oleh katekese itu sendiri.

Anjuran Apostolik I Paus Yoh. Paulus Sina II tentang penyelenggaraan katekese

masa kini “Katekese mempunyai hubungan batin dengan seluruh kegiatan liturgis

dan sakramental.....” (CT, art. 23). Artinya ada kedekatan relasi antara katekese

dan liturgi maupun sakramen. Katekese akan bersifat konseptual belaka jikalau

tidak dihidupkan dengan praksis sakramental. Begitu juga kehidupan sakramental

akan menjadi hampa dan sekedar ritual, apabila tidak didasari oleh pemaknaan

yang sungguh mengenai sakramen-sakramen melalui katekese. Maka katekese

diharapkan mampu membantu umat untuk semakin memaknai dan menghayati

liturgi dan sakramen-sakramen dalam hidup konkret mereka.

Konsili Vatikan II tentang Konstitusi Dogmatis Gereja mengajarkan

bahwa Gereja dibentuk “karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi” (LG, art. 8

dan KWI, 1996:392). Artinya bahwa kesatuan Gereja bukan hanya karya Roh

Kudus, tetapi juga hasil komunikasi antar manusia, khususnya perwujudan

komunikasi iman di antara para anggota Gereja. Komunikasi ini terjadi terutama

dalam perayaan iman dalam liturgi. Maka penampilan Gereja yang istimewa

terdapat dalam keikutsertaan penuh dan aktif seluruh Umat Allah dalam liturgi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

46

Ada kesamaan cara komunikasi seperti yang telah diungkapkan di atas dengan

cara komunikasi yang terjadi dalam katekese umat. Dalam katekese umat, umat

saling mengomunikasikan iman dalam segala pengalaman hidup dan komunikasi

tersebut mengantarkan umat menuju pada sebuah komunikasi iman yang lebih

luas yakni dalam memaknai liturgi sebagai “sumber dan puncak seluruh hidup

Kristiani” (LG, art. 11), sehingga liturgi sungguh menjadi bagian dari

pengungkapan iman dan sekaligus mengembangkan iman (Siauwarjaya, 1987:

26).

4. Memajukan Karya Cinta Kasih/Pelayanan (Diakonia)

Katekese sebagai pendidikan iman mempunyai tugas membangkitkan dan

membina pengungkapan dan perwujudan iman umat dalam pelbagai

macam bentuknya: pendidikan dalam kehidupan doa dan sakramen,

pendidikan dalam kehidupan moral, pendidikan dalam gerakan ekumenis,

pendidikan dalam kepedulian akan masyarakat terutama dalam

memperjuangkan perdamaian, keadilan, kebenaran dan lingkungan hidup

(Adisusanto, 2000: 12).

Hal ini berarti bahwa dalam kaitannya dengan tugas pelayanan Gereja

katekese umat mempunyai tugas untuk membangkitkan, mendorong serta

membina perwujudan iman umat dalam berbagai macam bentuk. Misalnya ikut

serta dalam melaksanakan karya karitatif cinta kasih melalui aneka kegiatan amal

kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang kecil, miskin, telantar, tersingkir,

difabel, memperjuangkan keadilan, kebenaran, perdamaian, lingkungan hidup,

terlibat dalam kegiatan sosial serta politik dan sebagainya.

Melalui katekese umat, umat semakin menyadari akan tanggungjawab

pribadi mereka terhadap kesejahteraan sesamanya dalam segi-segi kehidupan

masyarakat seperti; pendidikan, sosial, politik, ekonomi, kesehatan, kebudayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

47

dan sebagainya. Sebab katekese umat selalu mengangkat masalah-masalah aktual

untuk direfleksikan dalam terang Injil lalu bermuara pada tindakan nyata untuk

hidup bermasyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan adanya

kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan

hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh umat manusia seperti

yang diteladankankan oleh Jemaat Perdana (Kis 4:32-35). Dengan demikian

katekese umat semakin berdaya transformatif, dan Kerajaan Allah semakin

dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia.

Tugas pelayanan Gereja merupakan sebuah relasi antara Gereja dengan

Kristus sebab tindakan Yesus adalah bagian integral dari pengutusan-Nya.

Demikian juga Gereja dipanggil Kristus dan diutus oleh Allah melaksanakan

kehendak Allah bukan hanya dengan pemberitaan melulu tetapi juga melalui

keterlibatan konkret dalam hidup nyata Siauwarjaya (1987:26-27). Iman yang

dimiliki umat akan menjadi iman yang mati apabila tanpa perwujudan konkret

dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Diakonia merupakan suatu

bentuk pelayanan Gereja untuk mewujudkan iman dalam masyarakat. Gereja

dipanggil menjadi pelopor pelayanan, hadir pada orang lain sebagai sesamanya.

Itulah hidup Kristus, itulah panggilan Gereja (KWI, 2006: 450).

C. Orang Muda

1. Pengertian Orang Muda

Istilah orang, golongan, kelompok orang muda mempunyai arti yang

berbeda-beda tergantung sudut pandangan dan konteks penggunannya. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

48

Perserikatan Bangsa-Bangsa, orang muda mencakup anak-anak manusia dari

umur 15 sampai 24 tahun. Menurut Undang-Undang Perkawinan RI, tahun 1974,

orang muda meliputi para muda-mudi yang sudah melewati umur kanak-kanak

dan belum mencapai umur yang boleh Undang-Undang diperbolehkan menikah:

bagi pemuda minimal berumur 19 tahun, bagi pemudi minimal berumur 16 tahun.

Dalam organisasi pemuda, keanggotaannya dapat menjangkau semua ornag muda

yang menurut Anggaran Dasarnya dapat menjadi anggota. Menurut organisasi

pemuda, orang muda dapat saja mencakup semua muda-mudi yang berumur 15 –

40 tahun. Orang muda sebagai pribadi sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan: fisik, mental, emosional, sosial, moral dan religius dengan segala

permasalahannya. (Mangunhardjana, 1986:4-5). Menurut (Shelton. 1998:10)

orang muda adalah orang-orang yang berusia antara 12-24 tahun dan sedang

mengalami tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial,

moral serta religius.

Dalam Kitab Suci Kita merasakan adanya perhatian dan cinta Tuhan

Kepada umat-Nya, khususnya kapada orang muda, begitu juga dalam tradisi

Gereja. Konsili Vatikan II sebagai suatu peristiwa penting dalam sejarah gereja

tidak sedikit menunjuk kepada orang muda dan berbicara kepada orang muda

secara langsung. Disebut bahwa orang muda adalah harapan dan masa depan

Gereja dan masyarakat. Seorang dewasa sudah sepenuhnya menyelami

kepribadiannya. Ia telah menemukan segala akal dayanya serta manfaat dari

segala bakatnya. Ia mengerti dirinya sendiri. Ia dapat memusatkan kekuatan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

49

kekuatannya hingga dapat mengungkapkan serta memberi dirinya kepada orang

lain dengan suatu perbuatan yang sepenuhnya bebas.

Dalam pengembangan kepribadian orang muda, harus dipandang sebagai

pribadi yang sedang berkembang. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang

tak tergantikan, kualitas, bakat dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai

perasaan, pola pikir, tata nilai dan pengalaman tertentu, serta masalah dan

kebutuhan yang perlu dipahami. Mereka memiliki hak dan kewajiban, tanggung

jawab dan peran tersendiri yang perlu diberi tempat. Semua itu merupakan potensi

untuk dikembangkan dalam proses pembinaan, sehingga orang muda dapat

berperan aktif-positif dalam kehidupan keluarga, Gereja dan masyarakat.

Hendaknya orang muda diberi kemungkinan, kesempatan, kepercayaan dan

tanggung jawab sebagai subyek dan pelaku utama proses bina diri dan saling bina.

Mereka bukan lagi bejana kosong yang perlu diisi atau lilin yang harus dibentuk

menurut selera para pembina. Dengan demikian, segala bentuk pengembangan

yang sifatnya menggiring, mendikte, mengobyekkan dan memperalat orang muda

demi suatu kepentingan di luar perkembangan diri mereka dan peran serta tersebut

di atas haruslah dihindari dan dihilangkan. Hakekat pengembangan orang muda,

sebagai karya pastoral, adalah pelayanan dan pendampingan.

2. Perkembangan Orang Muda

Pada saat orang muda berusia 13-17 tahun terjadi perkembangan dalam

dirinya baik itu perkembangan kongnitif, perkembangan moral/etika,

perkembangan ego, maupun perkembangan iman (Shelton. 1998:38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

50

a. Perkembangan Kognitif

Pada usia ini terjadi perkembangan kognitif yang juga sering disebut

dengan tahap operasi formasi dimana pada usia ini, orang muda memasuki tahap

kematangan intelek. Pada usia ini orang muda mulai mampu berpikir jauh

melebihi dunia nyata dan keyakinannya sendiri, yaitu memasuki dunia ide-ide.

Tahap ini merupakan awal berpikir ilmiah. Contohnya, orang muda dapat

memakai pendekatan sistematis untuk memecahkan masalah dengan tidak hanya

mendasarkan diri pada meniru orang lain. Orang muda yang berusia 13-17 tahun

juga dapat berpikir reflektif, mengevaluasi pemikiran, imajinasi yang ideal, dan

berpikir abstrak. Mereka juga dapat berpikir mengenai konsep, berpikir

menggunakan proporsi dan perbandingan, mengembangkan teori dan

mempertanyakan hal-hal yang bersifat etis. Perkembangan pada orang muda

tidak hanya terbatas pada usia 13-18 saja melainkan akan terus berkembang.

Pada saat orang muda berusia 18-25 tahun akan terus berlangsung

perkembangan dalam dirinya baik itu perkembangan kognitif, perkembangan

moral/etika, perkembangan ego dan perkembangan imannya. Pada saat orang

muda berusia 18-25 tahun terjadi perkembangan kognitif, menurut teori kognitif

Piaget pada usia ini orang muda telah melampaui tahap operasioanal formal

yang dialami pada masa remaja yaitu orang muda yang berusia 13-17 tahun.

Tidak hanya perkembangan kognitif yang terjadi melainkan masih banyak

perkembangan yang terjadi pada orang muda yang berusia 18-25 tahun.

(Shelton. 1998:39)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

51

b. Perkembangan Moral/Etika

Perkembangan moral juga terjadi pada saat orang muda berusia 18-25 tahun,

dimana pada taraf ini orang muda lebih menegakkan hukum dan disiplin

menjadi orientasi utama. Tekanan pada tingkat moral ini adalah siapa yang

memegang kekuasaan, dialah yang harus dihormati. Pemuda-pemudi senang

memerhatikan kewajiban yang harus dilakukan oleh orang serta bagaimana

harus mempertahankan tata kehidupan sosial untuk kepentingan ketertiban dan

keamanan sendiri. Fokus orang muda pada tahapan ini adalah memelihara

masyarakat. Jadi, tidak hanya patuh kepada lingkungan masyarakat (seperti pada

masa kanak-kanak). (Shelton. 1998:39-40)

c. Perkembangan Ego

Pada taraf ini, pemuda-pemudi barada dalam suatu situasi di antara mencari

intimitas (kedekatan) dan menyisihkan isolasi atau keterasingan. Yang dimaksud

dengan intimitas adalah suatu kapasitas untuk membuat komitmen pribadi

kepada orang lain meskipun mungkin harus membuat kompromi, bahkan ada

kemungkinan mengalami penderitaan. Intimitas dapat dikembangkan pada dua

insan berbeda jenis kelamin, atau persahabatan di antara sesama jenis kelamin.

Yang penting di sini adanya kemampuan untuk sharing dan saling

memerhatikan tanpa harus kehilangan identitas. Sementara, isolasi terjadi

apabila intimitas tidak dapat direalisasikan. Isolasi merupakan suatu tendensi

untuk menyendiri dan ketakutan kehilangan identitas. Isolasi terjadi bila

seseorang mengalami kelemahan identitas dan tidak mampu menopang

ketakpastian dalam intimitas. Orang tersebut tidak dapat dan tidak mau berbagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

52

dalam banyak hal dengan orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa masa muda ini dapat disebut sebagai alat merealisasikan cinta kasih.

(Shelton. 1998:40-41)

d. Perkembangan Iman Orang Muda

Perkembangan iman orang muda berada pada Taraf iman yang disebut

individual reflektif. Pada masa ini, pemuda-pemudi harus memulai secara serius

untuk membangun keyakinannya sendiri, gaya hidup mandiri, dan sikap pribadi

yang khas. Keadaan ini dapat menimbulkan barbagai ketegangan karena pada

saat yang sama, ia juga mencari keseimbangan antara: memiliki sikap mandiri

dan mengikuti pola yang disepakati oleh kelompok tempat ia menjadi

anggotanya. Juga ada subjektivitas berkaitan dengan dorongan nafsu yang sering

tidak terkendali versus objektivitas dan sikap kritis terhadap diri sendiri; adanya

keinginan untuk memenuhi hasrat pribadi serta ekspresi diri versus sikap mau

melayani dan hidup untuk orang lain. Pada usia ini mereka mulai menimbang-

nimbang semua alternatif dan menentukan pandangan pribadi. Refleksi pribadi

dan pemikiran secara mandiri akan membantu terbentuknya pandangan yang

khas. Kepercayaan dan pemahaman mengenai Tuhan bersifat sangat personal.

Pada umumnya, taraf iman seperti ini memang sering kita jumpai pada

kehidupan pemuda. Meskipun demikian, ada pula orang-orang yang mencapai

taraf ini pada usia 30-an sampai 40-an. Kalau pada tahap sebelumnya. Ego

identitas ditopang oleh lingkungan terdekat (orang tua, teman dekat, dan

sebagainya), sekarang, ego berdiri sendiri dan membentuk pandangan secara

mandiri (Shelton. 1998:41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

53

e. Permasalahan Orang Muda

Permasalahan orang muda yang sering muncul berasal dari dalam dan dari

luar dirinya. Permasalahan itu biasanya ada keterkaitan satu sama lain.

Permasalahan yang ada pada dirinya itu akan mempengaruhi perkembangan

kepribadian orang muda. Berbeda dengan remaja, orang muda akan selalu

mencari cara dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang menimpa

dirinya.

1) Dalam diri

Permasalahan dalam diri orang muda berkaitan dengan emosi, berkaitan

dengan hubungan sosial, berkaitan dengan iman, berkaitan dengan perkembangan,

baik itu perkembangan kognitif maupun perkembangan fisik. (Shelton. 1998:38)

Permasalahan fisik, dalam perkembangannya orang muda sering merasa

tidak nyaman. Terlebih dalam menghadapi perkembangan fisik. Permasalahan

orang muda yang terjadi akibat perubahan fisik dirasakan awal ketika mereka

mengalami pubertas. Pada orang muda yang sudah selesai masa pubertasnya

permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/keprihatinan

mereka terhadap keadaan fisik yang dimilikinya, yang kadang kala tidak sesuai

dengan fisik ideal yang diinginkan. Orang muda kadang kala tidak dapat

menerima dirinya apa adanya. Ketidakpuasan dengan akan diri ini erat kaitannya

dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi,

rendahnya harga diri, dan merokok (Whitenton, 2002:38-37).

Permasalahan kognitif, Orang muda sudah dapat berpikir logis, absrak,

konkret dan sudah dapat menganalisa, mengevaluasi dan merefleksi segala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

54

sesuatu yang terjadi. Permasalahan yang terjadi disebabkan apa yang dievaluasi

tidak sesuai.

Permasalahan emosi, orang muda sering tidak mampu menahan emosinya,

sehingga sering terjadi luapan emosi ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan

yang ia harapkan. Ini akibat dari ideologi-ideologi yang ada dalam diri mereka

sering kali tidak realistik. Semakin tidak realistik ideologi dan pemikirannya

semakin ia menjadi emosi jika kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang ia

pikirkan. Hal ini yang cenderung menimbukan permasalahan dalam diri mereka.

Tidak hanya itu mereka memiliki pikiran dan cita-cita yang tidak realistik,

sehingga apa bila cita-citanya tidak tercapai orang muda merasa gagal dan ini

mengakibatkan permasalahan dalam diri serta ketidakstabilan emosi orang muda.

( Hurlock, 1980 :235).

Permasalahan dalam diri orang muda yang berhubungan dengan kehidupan

sosial sering disebabkan oleh adanya kesenjangan antara dirinya dengan teman

sebaya, keluarga dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu orang muda

kerap kali mencari kejelasan tentang siapa dirinya. Dalam pencarian identitas

dirinya orang muda sering menemukan permasalahan. Dalam diri orang muda

sering terjadi krisis identitas. Orang muda mengalami masa badai dan tekanan

(strom and stress). Orang muda mendapat banyak tekanan dalam hubungannya

dengan teman sebaya, di satu sisi ia ingin menjadi diri sendiri di satu sisi ia juga

ingin diakui dalam lingkungan kelompok sebaya, sehingga ia harus menyesuaikan

diri dengan prinsip kelompok teman sebaya. Hal ini mengakbatkan tekanan dalam

diri orang muda. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

55

adanya perasaan kosong akibat perombakan pendapat dan petunjuk hidup

mengakibatan permasalahan dalam orang muda. (Gunarsa,1989:100).

Permasalahan iman, orang muda mengalami keraguan religius, mereka

seringkali bertindak tidak mempercayakan dan mempertanyakan konsep iman

yang diyakini oleh keluarganya yang ia ikuti ketika masih kecil.

2) Permasalahan dalam Keluarga

Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan, (Hurlock,

1980:232-233) berpendapat bahwa adanya pertentangan antara orang muda dan

orang tua dalam hal prinsip mengakibatkan hubungan orang muda dengan anggota

keluarga menjadi kurang baik. Adanya “kesenjangan generasi” antara orang muda

dan orang tua, dikarenakan adanya adanya perubahan radikal dalam nilai dan

standar perilaku yang biasanya terjadi dalam setiap perubahan budaya yang pesat.

Kesenjangan generasi yang paling menonjol terjadi di bidang norma-norma sosial.

Banyak orang muda menganggap bahwa orang tua tidak mengerti mereka.

Biasanya orang muda menganggap bahwa peraturan dan standar yang ditetapkan

oleh orang tua tidak sesuai dengan dirinya, tidak sesuai dengan perkembangan

zaman sekarang, orang muda menganggap kuno peraturan dan standar perilaku

yang ditetapkan oleh orang tua. Tidak hanya itu, orang muda juga menganggap

bahwa metode disiplin yang digunakan oleh orang tua dianggap tidak adil atau

kekanak-kanakan, yang mengakibatkan adanya pemberontakan orang muda

terhadap orang tua.

Selain itu, hubungan dengan saudara kandung juga dapat menimbulkan

pertentangan dengan orang tua, karena orang muda menganggap orang tau pilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

56

kasih. Merasa jadi korban dalam keluarga seperti merawat adik juga dapat

menjadi sumber permasalahan pada orang muda, selain itu sikap kritis yang

datang dari orang muda juga kadang kala tidak disukai oleh orang tua merupakan

salah satu pertentangan di antara orang muda dengannya. Besarnya keluarga dan

perilaku yang kurang matang yang ada dalam keluarga juga mengakibatkan

sumber pertentanga dan permasalahan orang muda. Biasanya keluarga yang terdiri

dari tiga atau empat anak lebih sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan

keluarga kecil, serta sikap menghukum yang diberikan kepada orang muda bila

orang muda mengabaikan tugas dan tanggungjawabnya, mengakibatkan orang

muda membenci dan tidak menyukai orang tua. Pemberontakan yang dilaukan

orang muda dan masalah pergaulan orang muda juga menjadi sumber

pertentangan dalam keluarga. Hal ini menimbulkan permasalahan orang muda

dalam keluarga. (Hurlock, 1980:232-233)

3) Permasalahan dengan Masyarakat

Anggapan bahwa orang muda adalah orang yang tidak dapat

bertanggungjawab mengakibatkan sumber pertentangan dan permasalahan bagi

orang muda dalam masyarakat. peraturan dan norma yang ditetapkan oleh

masyarakat sering bertentangan dengan apa yang ada dalam konsep orang muda.

Anggapan stereotif pada orang muda membuat orang muda merasa tidak nyaman

dengan keadaan dirinya, hal ini mengakibatkan sumber permasalahan orang muda

dengan masyarakat. Tidak hanya itu, nilai-nilai moral yang ada di lingkungan

masyarakat juga kadang kala berbeda dengan nilai moral yang ditanamkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

57

keluarga. Terlebih nilai moral dalam pergaulan dengan teman sebaya hal ini

mengakibatkan suatu dilema pada orang muda (Gunarsa,1989:100).

f. Orang Muda Katolik

1) Pengertian

Yang dimaksud dengan OMK menurut Pedoman Karya Pastoral Orang

Muda (PKPKM) yang dikeluarkan Komisi Kepemudaan KWI adalah mereka

yang berusia 13 s.d. 35 tahun dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan

situasi dan kebiasaan masing-masing daerah. OMK mencakup jenjang usia

remaja, taruna dan pemuda. Orang muda adalah kata kolektif untuk orang yang

berada pada rentang umur 11-25 tahun. Sedangkan Komisi

Kepemudaan mengambil batas 13-35 tahun.

Rentang umur tersebut menunjukkan bahwa orang muda terdiri atas usia

remaja sampai dengan dewasa awal. Rentang umur tersebut dikategorisasi lebih

rinci demi efektivitas pendampingan . Kategorisasi tersebut sebagai berikut:

a) Kelompok usia remaja (13 – 15 tahun)

b) Kelompok usia taruna (16 – 19 tahun)

c) Kelompok usia madya (20 – 24 tahun)

d) Kelompok usia karya (25 – 35 tahun)

Dalam pendampingan OMK harus dipandang sebagai pribadi yang sedang

berkembang. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang tak tergantikan,

kualitas, bakat dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai perasaan, pola

pikir, tata nilai dan pengalaman tertentu, serta masalah dan kebutuhan yang perlu

dipahami. Mereka memiliki hak dan kewajiban, tanggung jawab dan peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

58

tersendiri yang perlu diberi tempat. Semua itu merupakan potensi untuk

dikembangkan dalam proses pembinaan, sehingga orang muda dapat berperan

aktif-positif dalam kehidupan Keluarga, Gereja dan Masyarakatnya.

2) Tiga Ciri Orang Muda Katolik :

a) Jati Diri: OMK dipanggil untuk menjadi dirinya sendiri

Hanya dengan mengetahui jati dirinya sesuai yang dikehendaki Tuhan,

maka OMK bisa membangun dunia. Meminjam kata-kata Santa Katharina dari

Siena (1347-1380), “Be who God meant you to be and you will set the world on

fire”http://tokorohanikita.blogspot.com/2017/12/kata-bijak-kutipan-santakatatina-

dari.html, diakses pada tanggal 11 juni 2018, pukul 12.00 WIB). Namun, orang

muda masa kini, tak terkecuali di tempat kita, sedang mengalami ketimpangan

biologis-psikososial. Kebutuhan untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan

telah memperpanjang masa muda mereka, dan menunda masa “mentas” mereka.

Di alam pedesaan tradisional pemuda dinyatakan lulus dari remaja ke dewasa

dengan pernikahan dini. Sekarang orangtua diharapkan untuk merawat orang

dewasa muda lebih lama lagi. Sementara itu kondisi lingkungan yang kurang baik

telah mengakibatkan pubertas awal. Jadi, anak-anak secara biologis siap untuk

menikah lebih awal daripada di masa lalu, namun kini mereka harus menunda

pernikahan karena alasan psikososial. Ada ketimpangan antara perkembangan

biologis yang lebih cepat dan kematangan psikososial yang lebih lambat.

Pengenalan Jati diri menjadi makin susah dalam situasi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

59

b) Ketidakpastian: Dari sisi sosio-ekonomi,

Umat Katolik Indonesia terbagi menjadi dua: sekitar separuh menikmati

kesejahteraan yang membuat mereka gampang meraih apa yang mereka inginkan,

dan separuh masih berjuang untuk meningkatkan taraf kesejahteraan mereka.

Bagi Orang Muda Katolik (OMK) dari kalangan orang beruntung, sering ada

beberapa pilihan pekerjaan yang bermanfaat bagi mereka. Bagi OMK yang dari

kalangan kurang beruntung, hampir tidak ada pilihan sama sekali. Setengah

pengangguran atau pindah-pindah kerja (bekerja tidak sesuai dengan ilmu yang

dipelajari) mengalami peningkatan jumlah. Bagi kebanyakan OMK, wajah mereka

menampakkan ketidakpastian masa depan.

c) Hubungan-Hubungan: Sementara OMK

Orang Muda Katolik masih bergulat dengan jati diri yang tak kunjung

jelas, dan berjuang mendapatkan pekerjaan, maka OMK harus belajar membangun

relasi antar-pribadi dalam keluarga, teman sebaya dan menemukan jodoh atau

panggilan hidup (mau pacaran dan menikah, atau melajang, atau selibat demi

Kerajaan Allah?). Suatu relasi-relasi yang membelit mereka dan bisa

membingungkan jika tidak didampingi secara bijaksana. Mereka membutuhkan

relasi yang bermakna, bukan hanya “just for fun” maupun main-main.

Secara teritorial OMK, sebagai umat muda dalam suatu paroki adalah

OMK paroki, walaupun mereka dapat juga menjadi anggota berbagai

wadah/kelompok/organisasi/gerakan kategorial sesuai minat, bakat dan keinginan

mereka. Dengan demikian, dimanapun mereka aktif dan melibatkan diri, bahkan

juga bila sama sekali belum aktif, secara teritorial merupakan warga paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

60

setempat dengan OMK paroki sebagai “home base” (pangkalan induk) mereka.

Oleh karena itu, OMK haruslah menjadi basis pembinaan serta sumber inspirasi

dan motivasi untuk keterlibatan dalam berbagai wadah/

kelompok/organisasi/gerakan kategorial, baik intern maupun ekstern gerejawi.

Apabila konsep akomodatif OMK ini dipahami, maka pelbagai

wadah/kelompok/organisasi/gerakan Orang Muda Katolik dalam berbagai

tingkatan tidak perlu saling menganggap sebagai pesaing apalagi ancaman,

melainkan justru sebagai kekayaan dan kekuatan OMK.

g. Rangkuman

Katekese hidup menggereja merupakan komunitas iman, harapan dan

kasih dalam Kristus (bdk. Lumen Gentium,art 8) Gereja ada karena prakarsa Allah

(bdk. Lumen Gentium art 2,3,4). Dengan demikian diharapkan OMK menyadari

bahwa perlu berjejaring dan bergerak dalam misteri tersebut. Selain itu katekese

hidup menggereja perlu pula menggerakkan Orang Muda Katolik untuk lebih

kreatif dengan cara-cara baru dalam mengajarkan bagian-bagian pengajaran iman

katolik.

Dengan demikian kehidupan berkatekese dalam Gereja, tidak dapat

dipisahkan dengan diri Orang Muda Katolik. Harapannya keduanya menjadi

tumbuh dan berkembang baik dalam iman maupun kegiatan-kegiatan. Semoga

katekese dalam Gereja menjadi wadah yang tepat dan berguna bagi kehidupan

orang muda saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

61

BAB III

GAMBARAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI

SANTO PETRUS KANISIUS WONOSARI KABUPATEN

GUNUNGKIDUL DALAM HIDUP MENGGEREJA

Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran umum situasi di

paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Situasi yang

penulis paparkan adalah hasil dari pengamatan penulis sendiri selama hidup dan

aktif di paroki Santo Petrus Kanisius dalam kurun waktu kira-kira 15 tahun.

Penulis terlibat aktif dalam tugas-tugas gereja setelah menerima sakramen komuni

pertama. Tugas-tugas yang dijalankan antara lain misdinar, PIR sebagai pembina,

OMK sebagai anggota dan terlibat dalam beberapa kegiatan pendalaman iman di

lingkungan. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab III ini adalah

sejauh mana Orang Muda Katolik di paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Kabupaten Gunungkidul terlibat dalam hidup menggereja.

Pada bab III ini, penulis membagi menjadi dua pokok bahasan. Pokok

bahasan pertama memaparkan situasi umum di paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Kemudian, pokok bahasan kedua membahas

penelitian mengenai keterlibatan hidup menggereja Orang Muda Katolik di paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

Pokok bahasan pertama berisi gambaran umum situasi geografis, sejarah,

situasi umat, karya-karya pastoral, visi, dan misi paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Kemudian, pokok bahasan kedua mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

62

persiapan penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian, dan kesimpulan

penelitian.

A. Gambaran Situasi Umum Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Kabupaten Gunungkidul

1. Situasi Geografis Paroki Wonosari

Luas wilayah Paroki Wonosari ± 1.085 Km² dengan kondisi tanah

pertanian tadah hujan dan hutan rakyat, berpegunungan kapur (luar kota). Jalan-

jalan utama sudah beraspal dan umumnya kendaraan roda empat sudah bisa

masuk jalan kampung/dusun. Mengingat wilayah yang luas dengan jarak antar

lingkungan yang jauh dengan pusat paroki. Sejak tahun 2014 dimulai pembagian

untuk memudahkan reksa pastoral yang semakin efisien dan menyentuh banyak

umat menjadi tiga bagian wilayah yaitu wilayah timur (luar kota), wilayah tengah

(dalam kota plus) dan Wilayah Barat (luar kota). Wilayah Timur terdiri dari 4

wilayah yaitu Ngeposari, Semanu, Jati dan Baris. Wilayah kota terdiri dari 5

wilayah yaitu wilayah 1, 2, 3, 4, dan 5. Wilayah Barat terdiri dari 2 wilayah yaitu

Pulutan dan Singkil. Total wilayah ada 11 wilayah dan 50 lingkungan (Nunung,

2009:11).

Paroki Wonosari berjarak 40 km dari kota Jogjakarta ke arah tenggara ini

memiliki 1 Gereja induk, 6 Kapel wilayah (Semanu, Ngeposari, Jati, Pulutan,

Singkil dan Tepus), 7 kapel lingkungan (Petir, Pokdadap, Nglipar, Trengguno,

Cuwelo, Kwangen dan Baran) serta 4 rumah warga sebagai tempat ibadah

(Bolang, Menthel, Girisuba). Paroki Wonosari juga memiliki 1 tempat ibadah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

63

alam yaitu Gua Maria Tritis “Maria Pengantara Wahyu” di wilayah Singkil

(Nunung, 2009:11).

2. Sejarah Singkat Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Tahun 1923 dua orang iman Serikat Jesus yaitu Henri Van Driesche, SJ

dan F. Strater, SJ mulai berkarya di Besole (sekarang Baleharjo). Rama Van

Driesche, SJ berkarya di paroki Kidul Loji Yogyakarta yang secara khusus

melayani umat pribumi. Sedangkan Rama F. Strater, SJ, meluaskan Kerajaan

Allah melalui dunia pendidikan. selain kedua imam tersebut,ada tiga orang guru

agama yang bertugas di daerah Playen, Karangmojo, dan Semanu. Selain

menjalankan tugas sebagai pegawai, mereka juga mewartakan kabar gembira.

Seiring berjalannya waktu, pada 19 April 1924 seorang warga kelahiran Wonosari

pada 1911 yaitu Sastrodikromo, anak dari Kartosentono, dibaptis (dengan nama

permandian Clementinus) oleh Rama Van Driesche di Gereja St. Yusup Bintaran

Yogyakarta (Nunung, 2009:18).

Antara tahun 1924-1930, ada sepuluh orang umat dari stasi Wonosari yang

dipermandikan di Gereja St. Yusup Bintaran. Di antara sepuluh orang itu, salah

satunya adalah Raden Ignatius Soedarminto yang lahir pada 7 Agustus 1928 dan

di permandikan pada 4 November 1928 oleh Rama F. Strater, SJ. Ignatius

Soedarminto kemudian masuk biara, dan pada 6 September 1952 ditahbiskan

menjadi imam (Nunung, 2009:18).

Secara khusus Rama Van Driesche mendapat tugas untuk memperhatikan

perkambangan umat Katolik pribumi dengan ditemani oleh Rama F. Strater, SJ.

Kedua orang imam ini datang ke Gunungkidul. Dengan dibantu oleh beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

64

katekis awam, mereka mulai mewartakan Injil. Panenan pertama dapat dipetik

pada tahun 1924 dan selanjutnya mulai 1930 permandian dapat dilaksanakan di

Gereja Stasi wonosari (Nunung, 2009:19).

Melihat permandian pertama bagi warga yang berasal dari Wonosari pada

tahun 1924, maka dapat dikatakn bahwa Gereja di Wonosari mulai ada pada tahun

tersebut. Tahun 1928 ada tiga orang guru beragama katolik bertugas di daerah

Playen, Karangmojo, dan Semanu. Secara rutin tiga orang ini dikumpulkan oleh

Rama Van Driesche, SJ untuk koordinasi dan ibadat bersama di rumah Bapak

Padmosudjo di Wonosari (Nunung, 2009:19).

Perkembangan Gereja di Wonosari dibantu oleh sekolah misi yang

didirikan pada tahun 1931. Rama F. Strater, SJ selaku kepala sekolah misi

tersebut, mendapat bantuan dari bapak Paulus Mangundarmo. Berdirinya sekolah

misi memberikan pengaruh yang cukup besar dalam penyebaran kabar gembira di

daerah Karangrejek dan Kelor. Sampai akhirnya di kedua daerah tersebut juga

didirikan sekolah misi. Tauhn 1932, rumah Bapak Wongsosugoto disewa dan

dijadikan kapel. Kapel ini selain digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan

sebagai tempat pertemuan guru-guru agama bersama pastur. Pada saat iti ada

beberapa orang yang dipermandikan yaitu: Ny. Harjo Suprapto, Ny.

Barjoyuwono, Ny. Harjopawiro, Ny. Marto dan Ny. Ngapiyo (Nunung, 2009:20).

Tahun 1933, berdiri sekolah misi di Beji/Gading, Pulutan, Kuwon, dan

Besole (Baleharjo). Berdirinya sekolah misi di daerah Gading membawa berkah

bagi uamt di Ngijorejo. Pada saat itu seluruh anggota keluarga Bapak Atmo

Suparto yang berjumlah 6 orang dipermandikan oleh Rama F. Strater, SJ.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

65

Keluarga inilah yang menjadi cikal bakal Gereja di daerah Ngijorejo. Di daerah

Baleharjo, yang menjadi guru misi adalah Bapak Hardjo Suprapto dan Bapak

Darmowardoyo. Tahun 1934, terdapat guru-guru misi untuk beberapa wilayah:

Karangrejek (Bapak Hardjosukismo dan Bapak Kiran), Kelor (Bapak

Darmosuprapto dan Bapak Martowiyoto), Beji (Bapak hardjoprapto, Bapak

Sadimin, dan Bapak Siswohardjono), Pulutan (Bapak Mardisiswaya dan Bapak

Sangadi), Kuwon (Bapak Dwijosubroto). (Nunung, 2009:21)

Tongak sejarah perkembangan Gereja Wonosari, diukir dengan

didirikannya gedung gereja di Wonosari yang berukuran 12x15m pada tahun

1935, Gereja ini diberkati oleh Rama F. Strater, SJ. Gereja ini merupakan Gereja

stasi dari paroki St. Ignatius Kotabaru Yogyakarta. Dalam menyebarkan kabar

gembira, Rama F. Strater, SJ dan Rama Van Driesche, SJ dibantu oleh Bapak

Parto Sentono. Mereka keliling untuk menyebarkan kabar gembira dari Ngijorejo

ke arah Timur Wonosari. Disamping sumbangan karya pewartaan dari sekolah-

sekolah misi yang sudah berdiri. Pada tahun ini pula, 8 umat yang berasal dari

daerah Kelor Karangmojo dipermandikan (Nunung, 2009:21).

Tahun 1941 Jepang mulai berkuasa di Indonesia. Salah satu dampak yang

dirasakan bagi Gereja di Wonosari adalah ketika Jepang mulai memasuki wilayah

Gunungkidul. Pada saat itu perkembangan gereja mengalami hambatan. Pelajaran

agama di sekolah-sekolah maupun di masyarakat terhenti. Pastor yang ada

ditangkap dan ditawan dan guru-guru misi tidak mendapatkan gaji. Karena

mengalami ketakutan yang dialami oleh umat, peralatan ibadat pun terpaksa

diungsikan. Namun demikian, pada tahun ini juga Bapak Tanda Kasanadi (Lurah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

66

pasar waktu itu) beserta isteri dapat menerima Sakramen Permandian dari Rama

F. Starter, SJ (Nunung, 2009:22).

Tahun 1942-1945 Jepang berkuasa penuh atas Indonesia, tetapi

sebelum masa itu, Sri Paus mengangkat seorang Pastur untuk menjadi Uskup di

Semarang. Beliau adalah Mgr. Albertus Soegijopranoto SJ. Peran Mgr. Albertus

Soegijopranoto pada masa-masa ini sangat berarti bagi perkembangan gereja-

gereja di wilayah Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta. Peran penting

itu antara lain adalah ketika penguasa Jepang menekan umat Katolik karena

dituduh sebagai penganut aliran sesat, Mgr. Albertus Soegijopranoto, SJ memberi

bantahan dengan membuat surat terbuka untuk umum dan kepada pemerintah

Jepang yang isinya bahwa agama Katolik adalah agama yang diakui pemerintah

Indonesia pada masa itu (Nunung, 2009:22).

Meski dalam situasi yang tidak menentu, secara diam-diam beberapa

katekis yaitu Bapak Darmowardojo dan Bapak Jajeng Hardjono terus melanjutkan

karya mereka terutama di daerah Ngijorejo. Sampai akhirnya pada tahun 1952,

berdirilah Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari dengan Pastur Paroki Rama

Vandel, SJ. (Nunung, 2009:22).

3. Situasi Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus

Jumlah orang muda Katoilk Paroki Santo petrus berdasarkan data paroki

tahun 2017 berjumlah ± 300 jiwa. Yang masih duduk di tingkat SMA berjumlah ±

56, yang sedang menepuh pendidikan tinggi berjumlah ± 25 dan selebihnya sudah

bekerja di beberapa tempat seperti Wonosari dan Yogyakarta. Sebagian besar dari

mereka bekerja di Yogyakarta dan pulang ke Wonosari setiap minggunya. Rata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

67

rata Orang Muda Katolik tingkat pendidikan telah mencapai sekolah menengah

atas (SMA). Selama ini umat yang berdomisili di Wonosari sebagian besar berasal

dari suku Jawa dan sisanya berasal dari suku Flores, suku Ambon, dan suku

Sumatra (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus 2015:1).

a. Mata Pencaharian Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius

Mata pencaharian OMK paroki Santo Petrus kanisius bervariasi mulai dari

guru, pegawai, pengusaha, pedagang toko, dan buruh. Mayoritas mata pencarian

OMK santo petrus Kanisius adalah pedagang, pengusaha kecil dan pegawai. Yang

bekerja sebagai pedagang, pengusaha, buruh dan pegawai adalah OMK yang

tinggal di dekat pusat Kota Wonosari (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus

2015:2).

b. Segi-segi Kehidupan Umat

1) Segi Ekonomi

Kehidupan ekonomi umat sebagian besar termasuk golongan menengah

dan bawah. Hal ini terlihat dari pemukiman penduduk dengan rumah permanen

dan semi-permanen, dan upah yang sesuai dengan perda setempat. Yang termasuk

golongan menengah adalah pegawai, guru, pedagang, dan pengusaha. Sedangkan

untuk golongan bawah adalah buruh yang belum memiliki rumah dan menerima

upah yang telah ditetapkan oleh daerah. Golongan bawah sangat membutuhkan

perhatian dari paroki sehingga dalam hidup menggereja tidak ada perbedaan

fungsi yang begitu mencolok yang didasarkan pada tingkatan ekonomi. Situasi

sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi cara hidup Orang Muda Katolik

(Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus 2015:2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

68

2) Segi Pendidikan

Tingkat sosial ekonomi umat mempunyai pengaruh pada tingkat

pendidikan. Ada yang mendapat pendidikan tinggi, adapula yang hanya sampai

pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMA saja. Pengaruh itu disebabkan karena

perbedaan pendapatan ekonomi rumah tangga. Yang memiliki pendapatan lebih

tinggi dapat memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sampai ke jenjang

perguruan tinggi. Sementara rumah tangga yang berpenghasilan rendah merasa

berat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut

hasil wawancara dengan pengurus Dewan Paroki Wonosari 70% sampai 80%

tamatan SMA sisanya tamatan perguruan tinggi. Dengan demikian tingkat

pendidikan di wonosari sudah tergolong baik (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data

Sensus 2015:2).

3) Segi Kebudayaan

Seperti kita ketahui, suku Jawa merupakan suku mayoritas umat wonosari.

Hanya sebagian kecil saja merupakan perantau dari luar Jawa. Maka segi-segi

kehidupan umat masih sangat dekat dengan kebudayaan Jawa. Namun dalam

keadaan seperti ini kerukunan umat sangat baik. Baik penduduk asli maupun

pendatang dapat hidup berbaur satu dengan lainnya. Budaya gotong royong pun

sangat terjaga dengan sangat baik, meskipun bahasa yang digunakan sehari-hari

merupakan bahasa Jawa (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus 2015:2).

4. Karya-karya Pastoral Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Karya-karya pastoral Gereja yang diselenggarakan stasi sangat beragam.

Pada umumnya karya pastoral itu diselenggarakan dalam rangka mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

69

keempat fungsi Gereja. Keempat fungsi Gereja yang dimaksud adalah bidang

persekutuan (koinonia), bidang pewartaan (kerygma), bidang perayaan (leiturgia),

dan bidang pelayanan (diakonia). Karya-karya pastoral yang akan penulis

paparkan di sini merupakan karya-karya yang termuat dalam struktur

kepengurusan paroki Wonosari (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus

2015:3).

a. Bidang Persekutuan (Koinonia)

Bagi umat Kristiani, koinonia merupakan fungsi dasariah yang amat

penting. Koinonia merupakan pangkal dan tujuan Gereja karena umat Kristiani

merupakan persekutuan orang-orang yang percaya akan Allah dalam diri Kristus.

Sebagai pangkal dan tujuan Gereja koinonia bukan hanya untuk dirinya sendiri

tetapi juga bagi dunia demi kepentingan semua orang. Keterlibatan umat dalam

usaha mewujudkan diri sebagai persekutuan para murid di tengah masyarakat

menjadi tugas semua orang beriman (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus

2015:3).

Segi koinonia pertama-tama lahir dalam keluarga-keluarga Katolik

khususnya di Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari sebagai persekutuan

terkecil. Mereka menghayati keluarga sebagai Gereja mini seperti kata Santo

Yohanes Christotomus sebagai Gereja rumah tangga adalah tempat Yesus Kristus

hidup dan berkarya untuk keselamatan manusia dan berkembangnya Kerajaan

Allah. Sebagai Gereja mini, keluarga juga menghayati 4 fungsi Gereja yang

senantiasa memberikan bekal iman yang mendalam bagi setiap anggotanya,

seperti membangun persekutuan cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

70

memberikan pendidikan iman yang baik kepada anak-anak, mempersiapkan,

memelihara dan melindungi berbagai panggilan yang ditumbuhkan Allah, dan

berperan serta dalam kehidupan dan misi Gereja universal. Berangkat dari

keluarga, kini seksi komunitas basis Paroki SAnto Petrus Kanisius Wonosari terus

mengembangkan ke persekutuan yang lebih besar yang secara khusus

mengupayakan persekutuan dalam Gereja dan masyarakat, seperti OMK, ibu-ibu

WKRI, SEKAMI, dan KBG. Dan diharapkan akan terus berkembang hingga

tercapainya visi Gereja universal (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus

2015:3).

b. Bidang Pewartaan (Kerygma)

Tugas mewartakan Kabar Gembira merupakan tugas seluruh umat

Kristiani. Panggilan tersebut diemban sejak penerimaan sakramen baptis.

Pewartaan di sini bukan dimengerti sebagai bentuk kegiatan mempertobatkan

orang lain menjadi Katolik tetapi pewartaan sebagai usaha yang terus menerus

memperbaharui dan memperdalam hubungan umat beriman akan Kristus. Jadi

maksud pewartaan di sini lebih pada memperdalam penghayatan iman umat akan

Kristus. Adapun bentuk kegiatan pewartaan di Paroki Wonosari antara lain:

pendalaman Kitab Suci pada bulan September, masa Adven dan masa Prapaskah,

pendampingan calon baptis, pendampingan calon komuni pertama, pendampingan

calon Krisma dan pendampingan pasangan yang mau menikah. (Paroki Santo

Petrus Kanisius, Data Sensus 2015:3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

71

c. Bidang Liturgi/Perayaan (Leiturgia)

Fungsi Gereja dalam bidang liturgi adalah merayakan karya penyelamatan

Allah terhadap manusia yang terwujud dalam diri Yesus Kristus. Dalam liturgi

umat mengungkapkan imannya akan karya Allah sekaligus bersyukur atas segala

rahmat yang diterimanya. Bagi umat Kristiani liturgi mempunyai tujuan untuk

mengungkapkan dan memperkembangkan iman akan Yesus Kristus.

Adapun bentuk kegiatan antara lain: setiap hari minggu ada misa, doa

Rosario di lingkungan pada bulan Mei dan Oktober, pendalaman Kitab Suci pada

bulan September dan masa Adven, doa rutin lingkungan di rumah-rumah dan

ibadat tematis seperti ibadat arwah, syukuran rumah, kesembuhan dari penyakit,

keberhasilan dalam belajar, keberhasilan dalam usaha dan ulang tahun anggota

keluarga (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus 2015:3).

d. Bidang Pelayanan (Diakonia)

Gereja sebagai persekutuan orang-orang beriman yang percaya akan

Kristus dituntut untuk mengikuti sikap dan semangat hidup Kristus. Kristus

datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Dengan

demikian, umat Kristiani dituntut juga untuk melaksanakan tugas pelayanan

Kristus. Pelayanan di sini bukan sebatas pelayanan dalam lingkup intern Gereja

saja tetapi juga untuk umum.

Umat paroki Wonosari sungguh-sungguh mengambil peran dalam hal

pelayanan baik dalam Gereja maupun di luar Gereja. Bentuk kegiatan yang

mengarah pada Gereja seperti dana solidaritas setiap bulan perkepala keluarga,

aksi puasa paskah (APP), aksi Natal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

72

Kemudian kegiatan pelayanan di luar Gereja yang telah berjalan beberapa

tahun terakhir, seperti bekerjasama dengan para suster AK dan OP khususnya

dalam pelayanan sakramen minyak suci. Selain itu, umat paroki wonosari

bekerjasama dengan pihak paroki dan para suster AK menyediakan sebuah asrama

yang digunakan untuk menampung siswa-siswi dari pinggiran desa-desa yang

ingin melanjutkan sekolah di kota maupun kecamatan. Asrama sungguh

membantu masyarakat kurang mampu dalam mengenyam pendidikan yang layak.

Sebab di asrama anak-anak juga mendapat pelajaran tambahan dari pembimbing

asrama (Paroki Santo Petrus Kanisius, Data Sensus 2015:3).

B. Penelitian Mengenai Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda

Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari kabupaten Gunugkidul

Gambaran umum OMK Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari yang telah

diuraikan pada pokok bahasan pertama akan dilengkapi dalam pokok bahasan

yang kedua ini. Pokok bahasan kedua ini mengungkapkan penelitian mengenai

keterlibatan hidup menggereja Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari Kabupaten Gunugkidul. Dan secara khusus akan dipaparkan mengenai

persiapan penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian, dan kesimpulan

penelitian.

1. Persiapan Penelitian

Berikut penulis akan menguraikan gambaran penelitian yang akan penulis

lakukan. Gambaran tersebut meliputi latar belakang penelitian, tujuan, jenis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

73

instrument pengumpulan data, responden, tempat dan alokasi waktu, kemudian

variabel yang diteliti dan kisi-kisi.

a. Latar Belakang Penelitian

Paroki Santo Petrus kanisius Wonosari hingga sekarang telah berusia 83

tahun, namun selama usia ini tidak banyak mengalami perkembangan, khususnya

dalam hal iman yang tampak dalam perwujudan nyata. Selama tinggal di paroki

ini, penulis mendapat kesan bahwa pemahaman kaum muda mengenai

keterlibatan dalam hidup menggereja masih sangat terbatas. Kegiatan hidup

menggereja hanya sebatas kegiatan Gereja yang kudus, khususnya bidang intern

gerejani. Kesan ini penulis jumpai dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh kaum muda di gereja paroki Wonosari yang juga menjadi letak pusat paroki.

Dapat dibayangkan, jika di paroki yang menjadi pusat paroki saja keadaannya

seperti itu, apalagi di wilayah-wilayah lain yang letaknya lebih jauh dari pusat

paroki. Di paroki wonosari, kehidupan umat masih berorientasi pada kegiatan-

kegiatan di sekitar altar, antara lain: doa Rosario, Novena, Misa Mingguan, Misa

pada hari-hari besar, Tablo dan Pendalaman iman dll. Corak kehidupan umat

seperti ini menunjukkan bahwa bentuk hidup menggereja kaum muda dan umat

belum mengarah pada pembangunan Gereja yang memasyarakat.

Paroki Wonosari merupakan pusat paroki, tentunya memiliki tanggungjawab

yang besar. Paroki ini harus mampu memberikan teladan bagi wilayah-wilayah

lain karena letaknya yang pusat dengan paroki dan dianggap sebagai tuan rumah.

Oleh karena itu, paroki ditantang untuk menjadi ragi di tengah-tengah masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

74

Masalah ekonomi, pendidikan, perbedaan etnis dan pendatang, kemiskinan,

lingkungan hidup, pengangguran, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi menjadi tantangan bagi hidup menggereja umat setempat.

Melihat permasalahan di atas, maka perlunya sebuah usaha guna

meningkatkan pemahaman kaum muda di Paroki Wonosari Paroki Santo Petrus

Kanisius wonosari berkaitan dengan hidup menggereja. Hidup menggereja tidak

hanya sebatas terlibat di dalam gereja melainkan secara nyata dalam hidup

menggereja yang terbuka bagi siapa saja “masyarakat luas”. Jika kedua hal

berjalan dengan seimbang maka apa yang menjadi harapan Gereja niscaya dapat

terwujud. Untuk meningkatkan kualitas hidup menggereja kaum muda maka dapat

dilakukan melalui katekese sebagai salah satu bentuk pembinaan iman demi

menjawab keprihatinan tersebut.

b. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui tingkat kedalaman pemahaman Orang Muda Katolik mengenai

arti hidup menggereja.

2) Menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami Orang Muda Katolik paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja.

3) Mendapat gambaran harapan Orang Muda Katolik guna meningkatkan

kualitas hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

75

Ketiga tujuan di atas perlu diletakan dalam konteks hidup menggereja.

Sebab pertama-tama perlu diketahui bahwa pengalaman hidup Orang Muda

Katolik adalah hidup menggereja itu sendiri dan hidup menggereja adalah hasil

atau wujud dari katekese umat. Pada pokok bahasan sebelumnya telah dikatakan

bahwa katekese umat tidak lain adalah pengalaman hidup umat. Maka katekese

umat diharapkan semakin mampu meningkatkan hidup menggereja umat itu

sendiri, khususnya Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari.

Dan juga semakin aktif ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan baik di tingkat lingkungan, paroki maupun di masyarakat.

c. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian analitis

deksriptif. Penelitian analisis deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,

aktivitas, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

(Sukmadinata 2006:72).

d. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tiga metode untuk

melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu, wawancara,

observasi dan dokumentasi. Wawancara dimaksudkan untuk merekam percakapan

dengan maksud tertentu yang bertujuan untuk mengkonstruksi mengenai orang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

76

kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi tuntutan kepedulian dan

mengubah serta memperluas konstruksi yang sedang dikembangkan oleh peneliti

sebagai pengecekan. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan

langsung. Dengan wawancara, dimaksudkan untuk mendapatkan informasi secara

lisan dengan tujuan mendapatakan data yang dapat menjelaskan permasalahan

penelitian.

Wawancara yang akan dilakukan oleh penulis adalah wawancara langsung

dan tidak langsung. Wawancara langsung akan penulis lakukan dengan bertemu

secara langsung dengan narasumber sedangkan wawancara tidak langsung akan

penulis lakukan dengan menggunakan sarana-sarana komunikasi sosial lainya

seperti email, kuesioner, dan sosial media lainnya. Narasumber wawancara

penulis adalah Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisisun Wonosari.

Tujuan penulis memilih Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari karena Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

adalah subyek utama dari katekese umat dalam hidup menggereja. Oleh karena

Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari adalah subyek utama

dari katekese umat, maka mereka merekam seluruh proses katekese umat yang

mencakup bentuk, materi, waktu, suasana, faktor penghambat, faktor pendukung

dan harapan dari katekese umat. Jadi, tujuan wawancara yang penulis lakukan

adalah untuk mendapatkan data-data primer dari narasumber yang mengikuti,

meengalami, dan mempersiapkan katekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

77

e. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari Yogyakarta. Guna menentukan responden penelitian perlu

diketahui terlebih dahulu perbedaan antara populasi dan sampel. Populasi adalah

suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi

hasil penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti

(Dwi Priyanto 2008:9).

f. Tempat Penelitian dan Alokasi Waktu

Mengacu pada judul skripsi yang penulis ambil penelitian akan

dilaksanakan di Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

Waktu penelitian akan dimulai 21 Maret sampai 21 April 2018.

g. Analisis Data

Setelah selesai melakukan pengolahan data, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Data mentah yang sudah didapatkan kemudian dianalisis.

Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian

karena dengan analisis data, data yang telah diperoleh mempunyai arti atau makna

yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah penelitian.

h. Variabel yang Diteliti dan Kisi-kisi

Variabel merupakan segala sesuatu atau faktor-faktor yang menunjukkan

variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya terhadap peristiwa atau gejala yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

78

menjadi sasaran penelitian (Sutrisno Hadi, 1982: 224). Variabel yang akan

diungkapkan dalam penelitian mengenai cara menggereja umat adalah:

1) Identitas responden.

2) Tingkat pemahaman hidup menggereja.

3) Keterlibatan dalam kegiatan Gereja.

4) Kesulitan-kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan Gereja.

5) Harapan hidup menggereja Orang Muda Katolik.

i. Definisi Konseptual

1) Katekese umat adalah usaha kelompok/umat secara terencana untuk saling

tolong menolong, terbuka, bebas dan jujur mangartikan hidup nyata atau

pengalamannya dalam terang iman akan Yesus Kristus sebagaimana telah

dihayati dalam Tradisi Gereja sehingga mereka semakin mampu

mengungkapkan imannya dalam hidup konkret.

2) Hidup menggereja yang dimaksudkan di sini adalah segala pengalaman hidup

umat dalam hidup menggereja yang mana mencakup empat unsur koinonia,

leiturgia, kerygma, dan diakonia.

j. Definisi Operasional

1) Katekese umat berupa pendalaman iman dengan menggunakan model Shared

Christian Praxis (SCP).

2) Hidup menggereja termasuk dalam empat unsur yakni:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

79

a) Unsur koinonia seperti: selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan

oleh komunitas-komunitas di gereja maupun di masyarakat.

b) Unsur kedua yakni leiturgia seperti: selalu berdoa bersama dalam keluarga

ketika makan atau doa malam, doa Rosario, selalu mengikuti misa harian

maupun hari Minggu. Ambil bagian dalam peribadatan di basis maupun saat

misa hari Minggu di gereja, misalnya menjadi pemimpin ibadat, lektor,

misdinar, pemazmur, dan koor.

c) Unsur ketiga yakni kerygma seperti: di dalam keluarga ketika doa malam dan

doa pagi selalu mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan dari Kitab

Suci. Dalam komunitas-komunitas pun selalu mendengarkan dan

merenungkan sabda Tuhan. Selalu mengikuti kegiatan pendalaman iman di

paroki, stasi maupun di basis-basis yang ada bahkan di dalam keluarga.

d) Unsur keempat yakni diakonia seperti: mengikuti kegiatan pelayanan di

masyarakat misalnya badan amal, poliklinik, pelayanan kesehatan untuk

warga kurang mampu, mengumpulkan dana solidaritas membantu warga

yang terkena musibah, membantu biaya pendidikan anak-anak tidak mampu,

menampung anak yatim, mengumpulkan dana bagi kaum papa, dan donor

darah.

Jika keempat unsur ini terpenuhi maka dapat dikategorikan bahwa tingkat

pemahaman Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja sangat mendalam.

Tetapi jika mencakup tiga unsur maka dapat dikategorikan bahwa tingkat

pemahaman umat dalam hidup menggereja mendalam. Apabila hanya dua unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

80

maka dikategorikan cukup dan jika hanya satu unsur maka dapat dikategorikan

kurang.

Kisi-kisi dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Penelitian

No Variabel No item Jumlah

1. Pemahaman hidup menggereja 1 s/d 4 4

2. Keterlibatan dalam kegiatan OMK 5 s/d 8 4

3. Motivasi dan hambatan untuk terlibat

dalam kegiatan OMK

9 s/d 13 5

4. Kegiatan katekese yang diharapkan OMK 14 s/d 15 2

Jumlah 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

81

INSTRUMEN

Nama :

Wilayah/lingkungan :

Usia :

Pekerjaan :

1. Apa yang anda pahami tentang hidup menggereja?

2. Dalam bidang pewartaan ada kegiatan katekese yang dilakukan di setiap

wilayah. Apa yang anda ketahui tentang kegiatan katekese?

3. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan katekese di lingkungan atau di

OMK?

4. Apakah katekese itu membantu anda untuk mau dan tetap terlibat dalam

kegiatan OMK

5. Apakah anda pernah terlibat aktif dalam kegiatan OMK di lingkungan dan

Paroki?

6. Mengapa anda terlibat dalam kegiatan OMK, keinginan pribadi atau

dorongan dari orang lain?

7. Apa saja kegiatan yang anda ikuti di OMK?

8. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?

9. Hambatan-hambatan apa saja yang anda temui selama terlibat aktif dalam

kegiatan OMK?

10. Tantangan apa yang anda hadapi dalam keterlibatan anda sebagai OMK?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

82

11. Faktor-faktor apa saja yang mendukung anda untuk tetap terlibat dalam

kegiatan OMK?

12. Apa saja faktor-faktor yang tidak mendukung anda untuk terlibat aktif dalam

kegiatan OMK?

13. Kegiatan apa yang memotivasi anda untuk terlibat aktif dalam OMK?

14. Apa kegiatan yang anda harapkan di OMK?

15. Usul dan saran apa yang anda berikan untuk perkembangan OMK ke depan?

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian Keterlibatan Orang Muda

Katolik dalam Hidup Menggereja di Paroki Santo Petrus Kanisius

Wonsari Gunung Kidul.

Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan

pada penelitian yang dilaksanakan pada 21 Maret sampai 21 April 2018 untuk 20

responden Orang Muda Katolik di paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari.

Bagian ini mencakup laporan hasil penelitian yang terdiri dari identitas responden,

laporan hasil kuisioner terbuka, laporan hasil wawancara, laporan hasil observasi,

dan laporan studi dokumen.

Penelitian ini menggunakan kuisioner terbuka dan wawancara

a. Identitas Responden

Dari 20 responden yang ditemui penulis hanya 15 responden yang

menuliskan identitas diri. Oleh karena itu lima responden yang tidak menuliskan

identitas diri dianggap abstain oleh penulis dan tidak digunakan sebagai data

kuisioner tebuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

83

Responden penelitian katekese umat keterlibatan Orang Muda Katolik

paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Gunungkidul terdiri dari 11 orang muda

laki-laki dan 4 orang muda perempuan. Usia responden yang penulis temui 14

sampai dengan 28 tahun. Usia responden laki-laki berkisar pada usia 14 sampai

dengan 28 tahun. Sedangkan usia responden perempuan yang penulis temui

berkisar pada 18 sampai dengan 24 tahun.

Responden Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

yang berusia 14 tahun berjumlah satu orang, responden yang berusia 17 tahun

berjumlah satu orang, responden yang berusia 18 tahun berjumlah dua orang,

responden yang berusia 19 tahun berjumlah dua orang, responden berusia 20

tahun berjumlah dua orang, responden berusia 21 tahun berjumlah satu orang,

responden yang berusia 22 berjumlah dua orang, responden yang berusia 23 tahun

berjumlah dua orang, respoden yang berusia 24 tahun berjumlah satu orang, dan

responden yang berusia 28 tahun berjumlah satu orang. Semua responden berasal

dari paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Gunungkidul.

Pada bagian ini penulis menggolongkan jenis pekerjaan para responden

yang telah penulis temui. Dari 15 responden yang mengisi kuisioner dapat penulis

golongkan menjadi empat golongan yakni: pelajar, mahasiswa, guru dan

karyawan swasta. Responden yang bestatus sebagai pelajar berjumlah tiga orang.

Responden Orang Muda Katolik yang berstatus sebagai mahasiswa berjumlah

Sembilan orang. Responden yang berstatus sebagai guru berjumlah satu orang dan

responden yang bekerja sebagai karyawan swasta berjumlah dua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

84

b. Laporan Hasil Kuisioner Terbuka

Jika angket lebih bersifat membatasi jawaban responden pada pilihan

tertentu dan kurang membuka peluang bagi responden untuk menjawab dengan

rinci, maka kuisioner terbuka digunakan untuk mengumpulkan data secara luas.

Pada kuisioner terbuka yang telah dipersiapan oeh penulis, responden bebas

menjawab sesuai dengan pengalamannya, oleh karena itu bisa jadi jumlah

jawaban yang terkumpul tidak sama dengan jumlah responden (15 orang). Ada

pula kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tidak tepat sasaran atau keluar

dari pokok pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut karena sifat kuisioner terbuka

yang tidak memiliki batasan pilihan jawaban dan seoarng responden bisa

menjawab satu pertanyaan dengan beberapa jawaban. Berikut ini laporan hasil

kuisioner terbuka.

Pada pertanyaan nomor 1, mengenai pemahaman responden tentang hidup

mengereja, sebanyak enam responden menjawab bahwa hidup menggereja adalah

aktif dalam kegiatan Gereja, dengan melayani atau ambil bagian dalam organisasi

Gereja misalnya kegiatan misdinar, lektor, paduan suara, tata tertib, guna

melayani umat. Sedangkan 9 responden lainnya menjawab pertanyaan nomor 1

dengan jawaban bahwa pemahaman tentnag hidup menggereja adalah pelayanan

terhadap Tuhan dan sesama serta mengembangkan Gereja.

Pada pertanyaan nomor 2, mengenai pemahaman tentang kegiatan katekese

sebanyak 8 responden menjawab bahwa kegiatan katekese adalah pendalaman

iman yang terlaksana dalam banyak kegiatan Gereja contohnya adalah

sembahyangan atau doa lingkungan, pendalaman Kitab Suci baik dalam masa

Adven atau Pra Paskah, dan lain sebagainya. Sedangkan 7 responden menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

85

bahwa mereka kurang mengetahui apa yang dimaksud dengan kegiatan katekese.

Bahkan tidak memahami arti dari katekese itu sendiri.

Pada pertanyaan nomor 3, mengenai keterlibatan dalam kegiatan

menggereja semua responden menjawab pernah terlibat dalam kegiatan

menggereja.

Pada pertanyaan nomor 4, mengenai pengaruh katekese terhadap

keterlibatan hidup menggereja sebanyak 10 responden menjawab bahwa katekese

yang dilakukan membantu mereka untuk semakin aktif dalam kegiatan Gereja,

sedangkan 5 responden yang lain menjawab bahwa katekese lingkungan tidak

membuat mereka semakin aktif terlibat dalam kegaitan hidup menggereja tetapi

justru semakin mengerti tentang ajaran Gereja.

Pada pertanyaan nomor 5, mengenani keterlibatan dalam hidup menggereja,

responden yang selalu aktif terlibat berjumlah 8 orang, sedangkan 7 orang

responden menjawab kadang-kadang terlibat dalam kegiatan hidup menggereja.

Pada pertanyaan nomor 6, mengenai alasan keterlibatan dalam hidup

menggereja sebanyak 5 responden menjawab alasan terlibat dalam hidup

menggereja karena dorongan orang tua, sebanyak 8 responden menjawab alasan

terlibat dalam hidup menggereja karena kemauan pribadi dan 2 responden

menjawab alasan terlibat dalam kehidupan menggereja karena ikut-ikutan teman.

Pada pertanyaan nomor 7, mengenai apa saja kegaitan yang diikuti oleh

responden dalam kegaitan Orang Muda Katolik sebanyak 3 responden mengikuti

kegiatan rekoleksi, 4 responden mengikuti kegaitan malaem keakraban, 3 orang

responden mengikuti kegiatan pendampingan iman anak, dan 5 orang responden

mengikuti kegiatan retret dan camping rohani serta paduan suara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

86

Pada pertanyaan nomor 8, mengenai tingkat intesitas mengikuti kegiatan

dalam hidup menggereja, sebanyak 8 responden menjawab bahwa mereka tidak

selalu atau tidak terlalu aktif dalam kehidupan menggereja dan 7 responden

terlibat secara aktif atau berkala aktif dalam mengikuti kegiatan hidup

menggereja.

pada pertanyaan nomor 9, mengenai hambatan yang ditemui selama terlibat

aktif dalam kegiatan Orang Muda Katolik, semua responden menjawab kendala

atau hambatan utama adalah mengatur waktu atau menyesuaikan waktu dengan

kegiatan sekolah, kuliah, atau pekerjaan.

Pada pertanyaan nomor 10, mengenai tantangan yang dihadapi dalam

mengikuti kegiatan orang mendukung untuk katolik, semua responden

mengutarakan bahwa tantangan yang dialami adalah mengajak teman-teman lain

untuk ikut aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

Pada pertanyaan nomor 11, mengenai faktor apa saja yang tetap mendukung

untuk ikut aktif terlibat dalam kehidupan menggereja, sebanyak 5 responden

menjawab bahwa faktor pendukung untuk tetap aktif dalam kegiatan menggereja

adalah teman-teman, sebanyak 5 responden menjawab orang tua menjadi faktor

pendukung untuk tetap aktif, dan 5 responden menjawab fasilitas dan sarana

prasana yang membuat mereka terlibat aktif dalam kegiatan Orang Muda Katolik.

Pada pertanyaan nomor 12, megenai faktor yang tidak mendukung kaum

muda untuk terlibat aktif dalam kegiatan Gereja semua responden menjawab

bahwa yang menjadi hambatan utama untuk mengikuti kegitan orang muda adalah

menyesuaikan kegiatan gereja dengan kegaitan atau aktivitas harian lainnya.

Pada pertanyaan nomor 13, mengenai kegiatan yang memotivasi untuk

mengikuti kegiatan Orang Muda Katolik, sebanyak 8 responden menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

87

kegiatan yang bersifat santai atau jalan-jalan seperti ziarah, camping rohani, dan

futsalan, sedangkan 7 responden menjawab kegiatan yang bersifat rutin seperti

latihan untuk paskahan dan natalan.

Pada pertanyaan nomor 14, mengenai usulan kegiatan yang diharapkan agar

dilaksanakan oleh Orang Muda Katolik, sebanyak 8 responden menjawab

kegiatan sosial seperti bakti sosial, atau anjangsana ke paroki-paroki lain,

sedangkan 7 responden menjawab kegiatan ziarah, camping rohani, rekoleksi,

retret dan kegiatan pendalaman ajaran Gereja yang lain.

Pada pertanyaan nomor 15, mengenai usulan responden guna

meningkatkan keterlibatan orang muda dalam keterlibatan hidup menggereja,

sebanyak 10 responden mengusulkan agar Orang Muda Katolik harus sealalu

kompak, bersinergi dan bekerja sama agar apabila terdapat perbedaan pendapat

OMK tetap utuh dan tidak terpecah. Sedangkan 5 responden mengusulkan agar

kegiatan hidup menggereja misalnya kegiatan Orang Muda Katolik dipersiapkan

dengan sungguh-sungguh sehingga para anggota atau kaum muda, dapat

menyesuaikan waktu antara kegiatan sekolah, kuliah dan bekerja dengan kegiatan

hidup menggereja.

c. Laporan Hasil Wawancara

Data yang diperoleh dari kuisioner terbuka, OMK belum cukup terlibat

aktif. Guna melengkapi dan memantapkan data kuisioner tersebut, penulis

menggunakan metode wawancara. Menurut Sutrisno Hadi (1989:218), metode

wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

88

diperoleh dengan cara lain. Data hasil wawancara ini digunakan untuk

menguatkan pembahasan data kuisioner pada bagian selanjutnya.

Narasumber wawancara ini adalah Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari yakni Maria Virgina Rahma Yuniar, Ardefian Roman R, dan

Athanasia Wenhing Dewanti.

Ada empat hal yang menjadi fokus pertanyaan dalam wawancara ini. Empat

hal tersebut adalah: (a) apakah saudara/saudari terlibat dalam kegiatan Orang

Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, (b) apa yang menjadi

motivasi untuk terlibat dalam kegiatan Orang Muda Katolik, (c) hambatan apa

yang seringkali ditemui dalam mengikuti kegaitan Orang Muda Katolik, (d)

harapan apa yang dapat diberikan untuk kegiatan Orang Muda Katolik.

Hal pertama, apakah saudara-saudari terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja terutama dalam kegiatan Orang Muda Katolik. Menurut ketiga

narasumber di atas mereka terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan Orang Muda

Katolik.

Pernyataan ini selaras dengan keterangan dari saudari Maria Virginia :

Saya terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja terutama dalam

kegiatan Orang Muda Katolik. Dalam kegiatan Orang Muda Katolik, saya

menjabat sebagai bendahara OMK. Sebagai salah satu pengurus OMK

saya terlibat dalam berbagai macam kegiatan OMK misalnya malam

keakraban OMK, rekoleksi, dan retret.

{lampiran…..}

Pada hari Rabu dan Sabtu setiap minggu, pukul 17.00 WIB jika tidak dalam

masa ujian untuk anggota OMK yang sedang ujian diadakan kumpul OMK untuk

membahas program-program kerja yang akan dilakukan. Kegiatan kumpul OMK

dilakukan setiap dua minggu sekali selain guna untuk membahas program-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

89

program kerja atau latihan mempersiapkan masa Natal dan Paskah, juga untuk

meningkatkan keakraban antara anggota OMK.

Pernyataan ini diperoleh dari keterangan saudara Ardefian:

Biasanya, kita kumpul OMK seminggu dua kali pada hari Rabu dan Sabtu

jam 5 sore sampai selesai. Ya, biasanya kita ngomongin program-program

kerja, mana yang mau dibuat, atau kadang-kadang latihan-latihan buat

Natal atau Paskah. Kalau pas musim ujian itu, libur dulu, soalnya banyak

anggota OMK yang focus belajar buat ujian. {lampiran……}

Hal kedua yang ditanyakan adalah mengenai motivasi untuk terlibat dalam

kegiatan Orang Muda Katolik. Motivasi untuk terlibat dalam kegiatan Orang

Muda Katolik berasal dari keluarga, dan teman. Dukungan orang tua menjadi

motivasi tersendiri bagi Orang Muda Katolik karena dengan dukungan dari orang

tua, Orang Muda Katolik merasa bahwa pilihan mengikuti kegiatan hidup

menggereja bukanlah pilihan yang salah. Selain dukungan, hal lain yang menjadi

motivasi adalah relasi dengan teman-teman sebaya atau sepermainan. Relasi

pertemanan menjadi motivasi yang menguatkan karena melalui kebersamaan

tersebut Orang Muda Katolik dapat saling berbagi pengalaman serta mempererat

persaudaraan.

Pernyataan ini diperoleh dari keterangan saudari Maria Virginia Rahma:

Bersama teman-teman dapat sharing pengalaman, mempererat persaudaraan

serta dapat semakin menjalin relasi dengan teman-teman separoki, selain itu

dukungan dari keluarga membuat saya semakin yakin bahwa terlibat aktif

dalam kegiatan hidup menggereja bukan pilihan yang salah.

{lampiran……}

Hal ketiga yang ditanyakan oleh penulis adalah hambatan apa yang

seringkali ditemui dalam proses terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

90

Hambatan yang ditemui adalah kesulitan untuk mengumpulkan dan mengajak

teman-teman lain untuk terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja karena

mereka memiliki kegiatan dan kesibukkan masing-masing. Menurut penulis,

belakangan ini, kehidupan orang muda memang dituntut oleh tuntutan yang lebih

kompleks. Tuntutan itu berubah seiring dengan perkembangan jaman yang

semakin modern. Jadi tidak heran jika kesulitan atau hambatan yang ditemui oleh

orang muda yang aktif dalam kegiatan hidup menggereja adalah mengajak teman

lain untuk mengikuti kegiatan yang serupa.

Pernyataan ini diperoleh dari keterangan saudari Athanasia Wenhing:

Hambatan yang seringkali saya temui dalam mengikuti kegiatan Orang

Muda Katolik adalah mengumpulkan dan mengajak anggota serta teman

lain untuk ikut aktif dalam kegiatan hidup menggereja khususnya kegaitan

Orang Muda Katolik karena mereka masing-masing memiliki kesibukan

dan kegiatan sendiri. {lampiran……}

Hal keemapat menjadi pertanyaan penulis selanjutnya adalah mengenai

harapan narasumber terkait kegiatan Orang Muda Katolik. Harapan yang terucap

dari ketiga narasmuber secara garis besar adalah harapan yang sama yakni mereka

berharap agar kegiatan Orang Muda Katolik dapat menjadi salah wadah bagi

Orang Muda Katolik dalam mengekspresikan hidup dan panggilannya. Mereka

berharap bahwa Gereja maupun dewan Gereja mampu mengakomodir kreatifitas

mereka dengan melihat potensi-potensi yang ada dalam diri setiap anggota Orang

Muda Katolik di paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari.

Pernyataan ini diperoleh dari keterangan saudari Athanasia Wenhing:

Harapan saya tentang kegiatan Orang Muda Katolik adalah semoga

kegiatan Orang Muda Katolik dapat menjadi wadah bagi anak-anak muda

untuk mengekspresikan dirinya berserta dengan seluruh potensi dan bakat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

91

bakat mereka. Oleh karena itu perlu ada dukungan dari Gereja dan dewan

paroki dalam bentuk pendampingan dan pembinaan. {lampiran……}

Demikianlah hasil wawacara dengan narasumber yang dapat penulis jabarkan.

Dari keterangan ketiga narasumber tersebut penulis semakin yakin bahwa

pembinaan dan pendampingan terutama keterlibatan hidup menggereja kaum

muda paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari perlu ditingkatkan.

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Kerangka pendalaman terhadap hasil penelitian ini pertama-tama mengacu

pada pokok-pokok katekese umat yang telah dibahas pada bab II, seperti

pengalaman hidup umat, pertobatan yang menyadarkan bahwa Allah senantiasa

hadir dalam hidup sehari-hari, membantu hidup beriman umat semakin sempurna

secara pribadi maupun dalam komunitas, dan akhirnya menuju pada tindakan

konkret dalam hidup bermasyarakat. Kerangka pendalaman di atas mengartikan

bahwa hidup menggereja berasal dari pengalaman hidup umat sendiri. Kemudian

pengalaman itu diolah oleh umat dan hasilnya pun untuk umat baik pribadi,

komunitas maupun yang lebih besar yakni masyarakat.

Berkaitan dengan penjelasan di atas maka hasil penelitian yang telah

disajikan sebelumnya akan dibahas lebih lanjut agar semakin memperjelas

gambaran hidup menggereja Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari. Pembahasan berikut akan mengungkapkan pendapat penulis terhadap

tiap-tiap variabel yang telah disebutkan yang meliputi pemahaman hidup

menggereja umat, keterlibatan umat dalam hidup menggereja, kesulitan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

92

dialami umat dalam hidup menggereja dan harapan hidup mengggereja Orang

Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Gunungkidul

a. Pemahaman Akan Keterlibatan Hidup Menggereja

Data yang penulis peroleh dari kuisioner menunjukkan bahwa hampir

seluruh besar responden memahami arti hidup menggereja sebagai bentuk

keterlibatan aktif dalam setiap kegiatan Gereja terutama kegiatan Orang Muda

Katolik. Pemahaman seperti ini kurang begitu mendalam sebab masih berkutat

pada lingkup Gereja saja. Telah disebutkan pada pokok bahasan sebelumnya

bahwa pengertian hidup menggereja adalah setiap kegiatan yang menampakkan

iman Kristiani di manapun ia berada baik dalam lingkup Gereja maupun

masyarakat.

Hasil kuisioner menunjukkan bahwa hampir seluruh responden aktif dan

terlibat dalam kehidupan menggereja khususnya kegiatan Orang Muda Katolik

paroki. Sebagian responden menghayati hidup menggereja sebagai panggilan

umat Kristiani untuk terlibat aktif di setiap kegiatan yang dilaksanakan di

lingkungan, wilayah maupun paroki. Menurut penulis pemahaman semacam ini

masih sebatas pada lingkup dalam Gereja. Bentuk penghayatan ini perlu

dikembangkan. Tingkat penghayatan hidup menggereja lebih mendalam adalah

perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun masyarakat.

Melihat seluruh aspek yang sudah terungkap, penulis dapat mengatakan

bahwa tingkat kedalaman pemahaman Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari akan keterlibatan hidup menggereja sudah cukup mendalam.

Tingkat pemahaman keterlibatan itu perlu ditindaklajuti agar umat semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

93

memahami dan menghayati hidup menggereja dengan demikian dapat diwujudkan

dalam hidup sehari-hari.

b. Keterlibatan dalam Hidup Menggereja

Jawaban umat mengenai keterlibatannya dalam setiap kegiatan yang

dilaksanakan di lingkungan atau wilayah mengungkapkan bahwa mereka aktif

terlibat. Jumlah responden yang selalu terlibat aktif dalam kegiatan menggereja

mencapai 8 orang.. Jumlah mereka hampir seimbang dengan umat yang kadang-

kadang terlibat. Perbedaan jumlah umat yang terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja dapat dilihat cukup besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kaum muda sudah cukup memiliki “sense of belonging” akan kehidupan

menggereja. Oleh karena itu, perlu adanya pendampingan lebih lanjut agar

keterlibatan Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari dapat

semakin meningkat.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa alasan kaum muda terlibat dalam

kegiatan hidup menggereja sebanyak 5 responden mengikuti kegiatan hidup

menggereja karena dorongan orang tua. Hal ini berarti orang tua berperan penting

dalam keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja. Sedangkan 8

responden lainnya menjawab bahwa mengikuti kegiatan hidup menggereja

dikarenakan keinginan pribadi. Hal ini tentunya sangat penting, bahwa kesadaran

pribadi menjadi alasan utama sebagian besar responden untuk terlibat aktif dalam

kegiatan hidup menggereja. Sisa responden sebanyak 2 orang mengatakan bahwa

terlibat mengikuti kegiatan hidup menggereja karena ikut-ikutan teman. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

94

membutktikan bahwa pertemanan menjadi salah satu faktor bagi orang muda

untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

Bentuk kegiatan yang diikuti oleh kebanyakan responden adalah kegiatan

rekoleksi, malam keakraban, pendampingan iman anak, retret, camping rohani

dan kegiatan liturgi misalnya koor, mazmur, dan lektor.. Berdasarkan pemahaman

penulis bahwa kegiatan persekutuan dan pewartaan dapat meningkatkan

persaudaraan sejati seperti yang terungkap dalam misi paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari. Bentuk kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari

pemberdayaan komunitas lingkungan, wilayah maupun paroki. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan agar bentuk kegiatan persekutuan dan pewartaan perlu

digemakan lagi di kalangan Orang Muda Katolik.

Bertitik tolak dari aspek yang telah terungkap, dapat dikatakan bahwa

keterlibatan Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari dalam

kegiatan menggereja masih kurang. Keterlibatan itu perlu ditingkatkan kembali

begitu juga dengan keterlibatan dalam hidup bermasyarakat. Kedua-duanya harus

mendapatkan prioritas yang sama. Oleh karena itu pembinaan Orang Muda

Katolik guna peningkatan kesadaran dalam hidup menggereja perlu mendapat

perhatian khusus

c. Kesulitan dan Motivasi yang Dialami Orang Muda Katolik Paroki Santo

Petrus Kanisius Wonosari untuk Terlibat dalam Kegiatan Gereja

Hasil kuisinoer terbuka mengungkapkan jawaban seluruh responden adalah

kendala atau hambatan utama yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja adalah mengatur waktu atau menyesuaikan waktu dengan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

95

lainnya seperti kegiatan sekolah, kuliah, dan pekerjaan. Kesulitan mengatur waktu

dialami oleh para pelajar dan mahasiswa yang belakangan ini semakin dituntut

untuk mampu terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Bagi kaum muda yang

telah bekerja, mengatur waktu tersebut sulit dikarenakan kadang kala kegiatan

Orang Muda Katolik bertabrakan dengan jadwal bekerja atau kepetingan kerja

lainnya.

Di samping jawaban responden di atas, menurut para responden dalam poin

pertanyaan nomor 10, kesulitan atau hambatan lain yang mereka alami adalah

sulitnya mengajak teman-teman lain untuk aktif dalam kegiatan hidup

menggereja. Menurut pendapat penulis yang juga hidup di paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari, susahnya mengajak teman lain untuk terlibat dalam kegiatan

hidup menggereja bukan hanya disebabkan karena kesulitan mengatur waktu,

namun juga disebabkan oleh karena jarak antara wilayah yang satu dengan lain

cukup berjauhan Bertolak dari jawaban di atas, penulis berpendapat bahwa kaum

muda yang kesulitan mengatur waktu dan bertempat tinggal di wilayah yang

berjarak jauh dari Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari memang cukup aktif

hanya saja akhirnya mau tak mau meninggalkan kegiatan Gereja.

Selain faktor kesulitan atau hambatan terdapat pula faktor pendukung yang

menjadi motivasi bagi kaum muda agar terlibat aktif dalam kegiatan hidup

menggereja. Dari hasil kuisioner terbuka, sebanyak 5 responden mengatakan

bahwa teman sepermainan menjadi faktor pendukung atau motivator agar tetap

terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja. Selain itu 5 responden menjawab

bahwa dorongan orang tua menjadi motivasi untuk terlibat aktif dalam kegaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

96

hidup menggereja. Dan faktor terkahir yang menjadi pendukung terakhir dari

keterlibatan hidup menggereja Orang Muda Katolik adalah sarana dan prasarana

yang dipersiapkan oleh paroki. Sarana dan prasaarana yang menunjang kegiatan

tentunya akan menjadi faktor penting bagi keberlangusngan keterlibatan aktif

Orang Muda Katolik. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penulis memiliki

pendapat bahwa tiga faktor di atas adalah tiga hal penting yang harus menjadi

perhatian Pembina Orang Muda Katolik. Pembina Orang Muda Katolik harus

memberikan perhatian khusus agar keterlibatan hidup menggereja Orang Muda

Katolik semakin meningkat.

d. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Orang Muda Katolik

Berkaitan dengan pelaksanaan katekese, hasil Kuisioner terbuka

menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden memilih jawaban kegiatan katekese

sosial seperti bakti sosial dan anjangsana ke wilayah atau paroki agar lebih banyak

dilakukan dalam sebulan. Sedangkan 7 responden menjawab kegiatan katekese

yang dibentuk dalam kegiatan rohani seperti kegiatan ziarah, camping rohani,

rekoleksi, retret, dan kegiatan pendalaman ajaran Gereja yang lain.

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut penulis berpendapat bahwa kegiatan

katekese sosial mampu menjadi wadah bagi Orang Muda Katolik yang sekarang

ini hidup dalam jaman modern. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang

lain tentu akan menjadi salah satu keterampilan yang baik jika dimiliki dan

dikembangkan secara terus menerut. Sedangkan usulan katekese rohani,

menunjukkan kepada penulis bahwa selain kegiatan sosial Orang Muda Katolik

Santo Petrus Kanisus Wonosari juga tertarik dan berminat dengan kegiatan serta

ajaran Gereja. Dan jika boleh, kegiatan katekese sosial dan rohani dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

97

dilaksanakan bergantian sehingga kaum muda paroki Santo Petrus Kanisius

Wonosari semakin akrab dan iman mereka dapat semakin berkembang.

Hasil kuisioner yang terakhir menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden

mengusulkan agar Orang Muda Katolik harus selalu kompak, bersinergi dan

bekerja sama agar apabila terdapat perbedaan pendapat OMK tetapi utuh dan tidak

terpecah-pecah. Sedangkan sebanyak 5 responden mengusulkan agar kegiatan

hidup menggereja misalnya kegiatan Orang Muda Katolik dipersiapkan dengan

sungguh-sungguh sehingga para anggota atau kaum muda, dapat menyesuaikan

waktu antara kegiatan sekolah, kuliah dan bekerja dengan kegiatan hidup

menggereja.

C. Kesimpulan Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menyampaikan empat kesimpulan berdasakan

hasil dari penelitian. Pertama, pemahaman dalam hidup menggereja penulis cukup

aktif. Akan tetapi ada hal yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan oleh Orang

Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari yakni kesadaran dan

pemahaman bahwa keterlibatan dalam hidup menggereja tidak hanya mencakup

lingkungan gerejawi semata namun juga meliputi lingkungan masyarakat bahkan

sampai merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, keterlibatan dalam hidup menggereja. Berdasarkan pada hasil

penelitian pada item 5 sampai 8 dapat disimpulkan bahwa kaum muda sudah

cukup aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, dan guna meningkatkan

keaktifan tersebut maka harus diadakan pendampingan dan pembinaan

berkelanjutan. Selain cukup aktif, penulis juga menemukan bahwa alasan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

98

dorongan untuk terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja yang dilakukan

oleh Orang Muda Katolik berasal dari keinginan pribadi, dukungan keluarga dan

relasi pertemanan. Penulis juga menemukan bahwa bentuk kegiatan yang diikuti

oleh Orang Muda Katolik adalah kegiatan rekoleksi, retret, ziarah, camping

rohani, pendalaman iman, malam keakraban dan pendampingan iman anak.

Ketiga, hal yang dapat penulis simpulkan adalah kesulitan dan motivasi

yang dialami oleh Orang Muda Katolik paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

selama ikut berperan aktif dalam kegiatan hidup menggereja. Kesulitan yang

ddihadapi dapat penulis simpulkan sebagai kesulitan untuk menejemen waktu atau

menyesuaikan waktu antara waktu aktif di Gereja dengan waktu kegiatan lainnya

seperti sekolah, kuliah dan bekerja. Kesulitan lainnya yang penulis temukan

adalah kesulitan untuk mengajak teman-teman lain yang kurang aktif, karena

mereka memiliki kesibukan dan kegiatan masing-masing.

Hal keempat yang dapat penulis simpulkan adalah kegiatan katekese yang

diharapkan oleh Orang Muda Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari yakni

kegiatan katekese sosial sekaligus kegiatan katekese rohani. Kegiatan sosial yang

dapat penulis simpulkan adalah kegiatan seperti retret, rekoleksi, ziarah, campig

rohani,, bakti sosial, anjangsana ke paroki lain dan kegiatan rohani yang

diharapkan adalah kegiatan seperti pendalaman iman, pendampingan iman anak,

latihan koor serta kegiatan pendalaman Ajaran Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

99

BAB IV

USULAN PROGRAM KEGIATAN KATEKESE UMAT

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN

ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA

PAROKI SANTO PETRUS KANISIUS WONOSARI GUNUNGKIDUL

Pada bab IV ini penulis akan menjabarkan sumbangan pemikiran berupa

usulan program katekese umat sebagai upaya meningkatkan keterlibatan Orang

Muda Katolik dalam hidup menggereja paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

Kabupaten Gunungkidul. Usulan program tersebut merupakan tindak lanjut dari

hasil penelitian pada bab III. Usulan pemikiran program tersebut akan dijabarkan

dengan rincian meliputi latar belakang program, tujuan program, usulan program,

bentuk program, matriks program dan satuan persiapan program.

A. Latar Belakang Program

Katekese umat merupakan suatu bentuk pelayanan pastoral yang menitik

beratkan pada sharing pengalaman iman antar peserta, sehingga mampu

memperteguhkan iman peserta masing-masing. Biasanya katekese umat

dilaksanakan pada bulan Maret pada masa Prapaskah, Oktober pada masa

BKSN, dan Desember pada masa Adven. Bahkan pihak Keuskupan telah

menyediakan bahan dalam bentuk buku panduan demi memudahkan dalam

berkatekese. Dengan adanya katekese umat, Orang Muda Katolik diharapkan

semakin dewasa dalam iman sehingga dapat menjadi saksi Kristus di tengah-

tengah masyarakat. Adanya katekese umat menjadikan Orang Muda Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

100

semakin akrab dengan sabda Tuhan sebagai pedoman dalam kehidupan. Orang

Muda Katolik juga diarahkan untuk peduli dengan keadaan sekitarnya serta

mampu berbuat lebih baik lagi dalam hidup menggerja.

Berdasarkan keprihatinan Orang Muda Katolik yang terjadi di paroki Santo

Petrus Kanisius Wonosari maka penulis mengusulkan untuk melaksanakan

kegiatan Camping Rohani yang dikemas dengan bentuk katekese umat model

SCP demi membantu meningkatkan keterlibatan Orang Muda Katolik paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari dalam hidup menggereja. Orang Muda Katolik

juga dapat merefleksikan secara kritis setiap pengalaman yang terjadi dalam

hidup mereka. Selain itu, Orang Muda Katolik pun dapat sampai pada pertobatan

diri pribadi maupun bersama dan menyadari karya Allah dalam hidup

menggereja mereka. Dengan demikian, mereka mampu menjadi penggerak atau

motivator bagi yang lain demi tercapainya cita-cita Kerajaan Allah.

B. Tujuan Program

Untuk lebih memahami isi dan maksud program, penulis akan menjabarkan

tujuan program. Adapun tujuan program tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bersama-sama dengan pendamping, Orang Muda Katolik dapat

menyadari pentingnya membangun persekutuan dalam sebuah

komunitas sehingga kita dapat saling berbagi satu sama lain dalam

kehidupan menggereja sehari-hari dan menjadi teladan bagi yang

lain.

2. Bersama-sama dengan pendamping, Orang Muda Katolik dapat

memahami bahwa dirinya dipilih dan diutus untuk mewartakan Injil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

101

oleh karena rahmat Allah dan bukan hanya menjadi pendengar

tetapi sebagai pelaksana sehingga kita semakin mampu

mengembangkan panggilan mewartakan Injil dan terlibat aktif di

dalamnya.

3. Bersama-sama dengan pendamping, Orang Muda Katolik dapat

menyadari bahwa melayani dengan cinta kasih adalah pemberian

diri bagi yang lain sehingga dapat membangun sikap mencintai

dengan tulus dan dapat menumbuhkan sikap peduli kepada orang

lain tanpa mementingkan diri sendiri.

C. Usulan Program

Pada bagian ini penulis akan memberikan usulan program camping Rohani

yang dikemas dengan bentuk Shared Christian Praxis (SCP) sebagai tindak

lanjut dari kebutuhan umat berdasarkan hasil penelitian.

SCP merupakan salah satu model katekese umat yang menekankan proses

yang bersifat dialogis partisipatif. Tujuan dari proses ini adalah agar dapat

mendorong peserta untuk mampu mengomunikasikan antara Tradisi dan visi

hidup peserta dengan Tradisi dan visi Kristiani. Dan pada akhirnya, peserta baik

secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan

keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Model katekese ini dapat dikatakan sebagai model praksis, karena bermula,

berproses dan berakhir dari praksis hidup peserta. Pengalaman hidup peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

102

tersebut, direfleksikan secara kritis sehingga peserta mampu menemukan

maknanya, kemudian dikonfrontasikan dengan Tradisi atau visi Kristiani supaya

muncul pemahaman sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada

praksis baru. Orientasi model SCP ini adalah praksis peserta sebagai subyek yang

bebas dan bertanggungjawab (Heryatno WW, 1997:1).

Camping Rohani adalah salah satu bentuk kegiatan rohani yang

dilaksanakan diluar ruangan sebagai upaya untuk meningkatkan iman serta

menumbuhkan rasa persaudaraan seiman dalam suatu komunitas baik PIA, PIR,

dan OMK serta komunitas yang lain.

Adapun tema yang penulis usulkan untuk kegiatan Camping rohani yang

dikemas dengan bentuk Shared Christian Praxis (SCP) adalah “Menjadi Orang

Muda Katolik yang mampu mewartakan kabar gembira dengan persaudaraan

sejati untuk membangun komunitas dalam menghidupi nilai-nilai Kerajaan

Allah”

Tema ini diambil oleh penulis mengingat tingkat keaktifan Orang Muda

Katolik di Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari masih perlu ditingkatkan.

Harapannya, dengan tema ini Orang Muda Katolik semakin mampu mewartakan

Kabar Gembira dalam kehidupan sehari-hari dalam persaudaraan sejati. Pada

akhirnya Orang Muda Katolik berani membangun komunitas yang mampu

mengajak semua Orang Muda Katolik untuk semakin aktif dan giat dalam

mewartakan nilai-nilai Kerjaan Allah melalui berbagai kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

103

D. Bentuk Program

Melihat permasalahan yang dihadapi oleh Orang Muda Katolik di Paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari, maka penulis mengusulkan program yaitu,

Camping Rohani yang dikemas dalam bentuk Shared Christian Praxis (SCP) .

Program ini dikemas dalam bentuk SCP, karena menilik pada usia responden

diyakini sudah mampu berbagi pengalaman iman yang akan semakin

menjadikan Orang Muda Katolik menjadi pribadi yang berwawasan luas yang

pada akhirnya menjadikan Orang Muda Katolik semakin berani dalam

mengaktualisasikan imannya dalam berbagai kegiatan yang semakin

mendewasakan iman mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

104

E. Matiks Program

Tema umum : Menjadi Orang Muda Katolik yang mampu mewartakan kabar gembira dengan persaudaraan sejati untuk

membangun komunitas dalam menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah.

Tujuan Umum : Dengan katekese umat yang dikemas dalam bentuk SCP Orang Muda Katolik semakin mampu mewartakan

kabar gembira dengan persaudaraan sejati dalam menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah.

Tujuan Khusus : Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari semakin mampu mewartakan kabar gembira

dengan persaudaran sejati dalam menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah.

No Tema Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan Waktu

1 Membangun

Persekutuan

Sehati dan

Sejiwa Dalam

Hidup Menggereja.

Bersama pendamping, orang

muda Katolik dapat menyadari

pentingnya membangun

persekutuan dalam sebuah

komunitas sehingga kita dapat

saling berbagi satu sama lain

dalam kehidupan menggereja

- Pengalaman

hidup umat

- Panggilan untuk

menjadi orang

Katolik

- Manusia adalah

mahkluk sosial

- Persekutuan

dalam komunitas

- Unsur-unsur

kehidupan dalam

komunitas

- Sharing

- Tanya jawab

- Informasi

- Renungan

- Peneguhan

- Teks Kitab

Suci Kis

2:41-47

- Teks lagu

“Dalam

Yesus Kita

Bersaudara”

dan “Hari Ini

Ku Rasa

Bahagia”

- Teks cerita

Daun-daun

dan Orang

- Kis 2:41-47

- Dianne

Bergant, CSA.

Dan Robert J.

Karris, OFM.

2002. Tafsir

Alkitab

Perjanjian

Baru.

Yogyakarta:

Kanisius. Hal.

218

- Darmawijaya.

90 menit

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

105

No Tema Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan Waktu

sehari-hari dan menjadi teladan

bagi yang lain.

- Speaker aktif

- Laptop

- Lagu MP3

instrumental

(Bapa Sentuh

Hatiku)

- Lilin dan

salib

2006. Hal 42-

47

- LBI, 2002: 218

- LBI, 2011: 143

- Mihalic,

2008a: 182-

183

2 Semangat

Pewartaan

Menjadikanku

Saksi Kristus.

Bersama pendamping, orang

muda Katolik dapat memahami

bahwa dirinya dipilih dan diutus

mewartakan Injil oleh karena

rahmat Allah dan bukan

hanya menjadi pendengar tetapi

sebagai pelaksana sehingga

kita semakin mampu

mengembangkan panggilan

mewartakan Injil dan terlibat

- Pengalaman

hidup umat

- Hal-hal baik

yang dijumpai

dalam pewartaan

Injil

- Menemukan

keprihatinan

dalam pewartaan

Injil

- Menimba Ajaran

Gereja

- Harapan dalam

pewartaan Injil

- Sharing

- Tanya jawab

- Diskusi

- Informasi

- Renungan

- Refleksi

- Peneguhan

- Teks Ajaran

Gereja LG.

No. 5

- Teks lagu

MB. No. 522

“Pantang

Mundur” dan

MB. No. 455

“Jadilah Saksi

Kristus”

- Laptop

- Lilin dan

salib

- LG. No. 5

“keterlibatan

kaum awam

dalam tugas

kenabian

Kristus”

- Madah Bakti

- KWI. 1996.

Iman Katolik

Buku

Informasi dan

Referensi.

Yogyakarta:

Kanisius. Hal.

382-392

90 menit

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

106

No Tema Pertemuan Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan Waktu

aktif di dalamnya.

3 Satu Hati Satu

Cinta Peduli

Sesama Sebagai

Wujud

Pelayanan.

Bersama pendamping, orang

muda Katolik dapat menyadari

bahwa melayani dengan cinta

kasih adalah pemberian diri bagi

yang lain sehingga dapat

membangun sikap mencintai

dengan tulus dan dapat

menumbuhkan sikap peduli

kepada orang lain tanpa

mementingkan diri sendiri.

- Pengalaman

hidup umat

- Sikap dasar

untuk melayani

bukan dilayani

- Gereja dan

Masyarakat

- Gereja dan

Kaum Miskin

- Katolik sejati

harus peduli dan

berbagi

- Sharing

- Refleksi

- Tanya jawab

- Informasi

- Peneguhan

- Teks Kitab

Suci Luk

10:25-37

- Teks lagu

MB. No. 533

“Tingkatkan

Karya serta

Karsa” dan

MB. No. 325

“Fajar Telah

Menyingsing”

- Video chicken

a la carte

- Laptop

- LCD

- Speaker

- Lilin dan salib

- Luk 10:25-37

- Dianne

Bergant, CSA.

Dan Robert J.

Karris, OFM.

2002. Tafsir

Alkitab

Perjanjian

Baru.

Yogyakarta:

Kanisius. Hal.

135-136

- KWI. 1996.

Iman Katolik

Buku

Informasi dan

Referensi.

Yogyakarta:

Kanisius. Hal.

444-460

- Madah Bakti

90 menit

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

108

F. Satuan Persiapan Program

Berikut ini akan dijabarkan mengenai persiapan perogram yang diusulkan

sebagai tanggapan atas kebutuhan umat dengan rincian sebagai berikut.

Satuan Persiapan (SP) 1

1) Tema Pertemuan : Membangun Persekutuan Sehati dan Sejiwa Dalam

Hidup Menggereja.

2) Tujuan : Bersama pendamping, orang Muda Katolik dapat

menyadari pentingnya membangun persekutuan dalam

sebuah komunitas sehingga kita dapat saling berbagi satu

sama lain dalam kehidupan menggereja sehari-hari dan

menjadi teladan bagi yang lain.

3) Peserta : Orang muda Katolik.

4) Tempat : Aula Gereja Santo Petrus Kanisius Wonosari.

5) Waktu : 90 menit.

6) Metode : Sharing, tanya jawab, informasi, renungan, dan

peneguhan

7) Model : SCP (Shared Christian Praxis)

8) Sarana : Teks Kitab Suci Kis 2:41-47; teks lagu “Dalam Yesus

Kita Bersaudara” dan “Hari Ini Ku Rasa Bahagia”; teks

cerita “Daun-daun dan Orang”; speaker aktif; laptop,

lagu MP3 instrumental (Bapa Sentuh Hatiku); lilin; dan

salib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

109

9) Sumber bahan : Kis 2:41-47; Dianne Bergant, CSA. Dan Robert J.

Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.

Yogyakarta: Kanisius. Hal. 218; Darmawijaya. 2006. Hal

42-47; LBI, 2002: 218; dan LBI, 2011: 143

a. Pemikiran Dasar

Dewasa ini sungguh masih relevan bahwa persekutuan antar umat sangat

diperlukan demi mempererat hubungan satu dengan lainnya. Suatu komunitas

terbentuk karena adanya persekutuan antar anggota-anggotanya. Tetapi pada

kenyataannya persekutuan tersebut semakin larut oleh karena termakan

perkembangan zaman itu sendiri. Pada zaman sekarang, kita dapat melihat sendiri

di berbagai tempat maupun paroki. Banyak orang muda Katolik yang tidak peduli

dengan lingkungan di mana mereka berdomisili. Banyak orang muda Katolik

kurang memahami pentingnya membangun sebuah persekutuan dalam komunitas.

Penyebab utamanya ialah lunturnya semangat persekutuan tersebut oleh karena

pengaruh perkembangan teknologi yang begitu cepat. Orang muda Katolik

disibukkan dengan, tawaran-tawaran duniawi yang menyenangkan, semakin acuh

tak acuh dengan keadaan sekitar, bahkan rasa egois pun tumbuh dengan subur

dalam diri masing-masing pribadi. Tidak jarang sering dijumpai banyak orang

muda Katolik hanya memanfaatkan semangat persekutuan tersebut jikalau itu

bermanfaat baginya.

Kisah Para Rasul menguraikan tentang persekutuan sehati dan sejiwa

dalam sebuah komunitas yang percaya kepada Kristus. Kita semua merupakan

pribadi-pribadi yang percaya kepada Kristus dan hidup dalam suatu komunitas

yang membuat kita selalu kuat. Melalui baptisan yang telah kita terima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

110

menjadikan kita istimewa untuk hidup bersama Yesus. Dan oleh karena kita hidup

dalam komunitas yang membutuhkan semangat persekutuan sehati dan sejiwa,

maka Yesus mengajak kita untuk tekun dalam pengajaran dan berkumpul

merayakan Ekaristi atau ibadat bersama, tekun dalam doa, bersuka cita,

bersyukur, dan saling berbagi satu dengan lainnya. Ajakan Yesus tersebut

menuntun kita untuk semakin percaya dan yakin akan kuasa Kristus dalam hidup

dan dengan demikian semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas

pun dapat dibangun bersama tanpa ada rasa kekuatiran bahwa Yesus membiarkan

kita berusaha sendiri.

Pada pertemuan kali ini, kita diajak untuk membangun semangat

persekutuan dalam komunitas Gereja, serta melibatkan Yesus di dalamnya.

Semangat persekutuan dalam komuntas harus selalu dijaga dan dikembangkan

agar suka cita hidup bersama Yesus selalu dirasakan. Dengan membangun

persekutuan dalam komunitas kita semakin mampu merasakan kasih Tuhan untuk

saling berbagi satu sama lain. Perwujudan persekutuan sehati dan sejiwa dalam

komunitas tersebut dapat berupa melibatkan diri dalam kegiatan menggereja,

tekun berdoa, menghadiri perayaan Ekaristi, saling berbagi pengalaman,

pengetahuan, bekerjasama membersihkan ligkungan Gereja, melibatkan diri

dalam tugas koor, OMK, SEKAMI, WKRI, KBG, dan lain-lain. Membangun

persekutuan sehati dan sejiwa berarti berani untuk berkorban dan bekerjasama

serta berani keluar dari keamanan diri sendiri untuk memberikan diri seutuhnya

bagi orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

111

b. Pengembangan Langkah-langkah

1) Pembukaan

a) Kata pengantar

Kawan-kawan yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada kesempatan kali

ini, kita berkumpul bersama-sama untuk belajar bagaimana kita bersama Yesus

dapat membangun semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas.

Pada saat ini semangat persekutuan yang ada di antara orang muda Katolik paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari semakin luntur. Banyak hal kita jumpai, seperti

umat yang terlalu sibuk dengan , urusan pribadi, ku, kurang tanggap akan situasi

dan kondisi yang terjadi di sekitar kita. Persekutuan dalam komunitas menjadi

sangat penting dan mendapat maknanya apabila dijalankan seturut kehendak

Yesus. Dalam Kis 2:41-47, mengajak kita untuk selalu membangun sikap tersebut

dalam komunitas beriman yang kita hidupi. Semangat persekutuan tidak hanya

sebatas merasakan kebahagiaan akan tetapi juga membutuhkan pengorbanan guna

mencapai cita-cita bersama. Untuk membangun semangat persekutuan sehati dan

sejiwa juga membutuhkan kerjasama, saling peduli, dan berbagi satu sama lain.

Melalui hal itu kita belajar berkomunikasi dan akrab dengan sesama.

b) Lagu pembukaan: “Dalam Yesus Kita Bersaudara”

c) Doa pembukaan

Allah Bapa yang maha pemurah, kami bersyukur dan berterima kasih

kepada-Mu, karena penyertaan-Mu kami semua dapat berkumpul di tempat ini

untuk bersama-sama mendalami sabda-Mu. Ya Bapa, kami mohon dampingi kami

semua yang hadir di sini agar dapat membuka hati kami merenungkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

112

mendalami, dan mensharingkan pengalaman hidup kami dalam membangun

persekutuan komunitas. Ya Bapa, kami mohon semoga Engkau memberkati

seluruh pertemuan malam ini, dari awal hingga akhir. Dengan demikian kami

sungguh-sungguh semakin memahami arti persekutuan yang sebenarnya menurut

teladan-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

a) Pendamping membagikan teks cerita yang berjudul “Daun-daun dan Orang”

kepada peserta dan menunjuk salah satu peserta untuk membacakan

sedangkan peserta yang lain memperhatikan dan mendengarkan.

b) Pendamping memberikan waktu beberapa saat kepada umat untuk membaca

secara pribadi cerita tersebut dalam hati.

c) Pendamping meminta salah satu peserta mencoba menceritakan kembali

dengan singkat cerita tersebut.

d) Inti sari cerita “Daun-daun dan Orang.”

Hidup dalam sebuah komunitas seperti halnya sebuah pohon yang terdiri

dari daun, batang pohon, cabang, dan akar. Daun memiliki peran penting demi

berkembang dan bertumbuhnya pohon tersebut. Satu lembar daun bagaikan satu

pribadi dalam komunitas tersebut. Jika satu lembar daun tidak dapat bekerja

dengan baik maka akan menghambat pertumbuhan pohon. Jika tidak ada rasa

persekutuan sehati dan sejiwa antara daun, batang, cabang, dan akar maka pohon

tidak akan tumbuh dengan baik. Pohon sangat membutuhkan air melalui akarnya

dan sinar matahari melalui daunnya. Begitu juga dengan batang dan cabang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

113

memilki fungsinya masing-masing demi pertumbuhan dan perkembangan pohon

tersebut.

e) Pengungkapan pengalaman hidup: peserta diajak mendalami cerita tersebut

dengan tuntunan beberapa pertanyaan:

Hambatan apa saja yang terjadi jika sebuah pohon tumbuh tanpa ada

persekutuan antara batang, daun, cabang maupun akar!

Ceritakanlah pengalaman kawan-kawan dalam menghadapi hambatan

ketika hendak membangun sebuah persekutuan dalam komunitas!

f) Suatu contoh arah rangkuman pendamping

Berdasarkan analogi cerita tadi, hambatan apa yang terjadi jika bagian-

bagian dari pohon tersebut tidak memiliki rasa persekutuan atau saling memiliki

antara satu dengan yang lain dalam komunitasnya. Tentu pohon tidak akan

tumbuh dan berkembang dengan baik. Misalnya daun tidak menerima sinar

matahari oleh karena terhalang sesuatu, akar tidak menerima air dari tanah, dan

batang tidak mau menjadi penyanggah berdirinya pohon. Maka banyak hal yang

akan terjadi, seperti daun-daun mulai kering, pertumbuhan pohon menjadi lambat,

pohon akan cepat roboh ketika ditiup angin kencang, dan akhirnya pohon tersebut

mati.

Dalam pengalaman hidup kita sehari-hari hambatan-hambatan yang sering

dihadapi dalam membangun sebuah komunitas dapat terjadi oleh karena tidak

adanya rasa memiliki maupun persekutuan antara satu dengan lainnya. Misalnya

tidak mau bekerja sama satu sama lain, tidak saling percaya akan kemampuan

orang lain, tidak mau berkorban, selalu egois, saling menyalahkan, dan tidak mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

114

peduli pada orang lain. Hambatan-hambatan tersebut akan senantiasa

mengganggu kehidupan dalam berkomunitas. Akan tetapi semua hambatan dapat

diatasi jika anggota satu dengan yang lainnya saling bekerjasama, punya rasa

memiliki, punya rasa persekutuan sehati sejiwa serta senantiasa melibatkan Yesus

di dalamnya.

3) Langkah II: Merefleksikan secara Kritis Pengalaman Hidup Peserta

a) Peserta diajak merefleksikan sharing pengalaman hidup yang telah

diungkapkan pada langkah I dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana sikap kawan-kawan dalam menghadapi hambatan-hambatan

yang terjadi dalam membangun sebuah komunitas baik di sekolah,

kampus, tempat bekerja, di paroki dan di masyarakat?

b) Pendamping memberikan arah rangkuman singkat atas jawaban-jawaban

peserta yang telah diungkapkan, misalnya sebagai berikut:

Kawan-kawan yang terkasih setelah merefleksikan pengalaman hidup

kita, ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengahadapi hambatan-

hambatan guna membangun semangat persekutuan dalam komunitas. Setiap dari

kita tentu memiliki caranya masing-masing dalam menghadapi hambatan-

hambatan tersebut. Ada orang yang memberikan perhatian dan kepedulian tanpa

pamrih, begitu juga dengan anggota lainnya mengambil peran dan tugasnya

dengan senang hati tanpa perlu mengomentari dan menjatuhkan orang lain. Dan

masih banyak cara lain yang dapat dilakukan dalam membangun semangat

persekutuan dalam sebuah komunitas. Tentu segalanya memerlukan ketekunan,

keberanian dan saling percaya serta senantiasa mengandalkan Tuhan agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

115

mendapatkan kekuatan. Hanya Yesuslah yang dapat diandalkan dalam

mengahadapi berbagai hambatan dan tantangan demi membangun rasa

persekutuan dalam sebuah komunitas.

4) Langkah III: Mengusahakan Pengalaman Kristiani Menjadi Relevan untuk

orang muda Katolik Zaman Sekarang.

a) Salah satu peserta dimohon membacakan teks Kitab Suci yang diambil dari

Kis 2:41-47.

b) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil (dapat disesuaikan dengan

keadaan) guna keefektifan sharing.

c) Peserta diberi waktu secara pribadi merenungkan dan menanggapi bacaan

Kitab Suci dalam kelompok dengan bantuan beberapa pertanyaan, yaitu:

Ayat-ayat mana yang mengesan bagi kawan-kawan berkaitan dengan

membangun rasa persekutuan di dalam komunitas? Mengapa ayat tersebut

mengesan bagi kawan-kawan?

Apa pesan inti Kis 2:41-47 dalam membangun persekutuan di dalam

komunitas?

d) Peserta diajak terlebih dahulu mengungkapkan hasil renungan pribadi

sehubungan dengan pertanyaan di atas.

e) Pendamping menyampaikan tafsiran dari bacaan Kitab Suci Kis 2:41-47 dan

menghubungkan pesan inti dengan tanggapan dan hasil renungan pribadi

peserta sesuai dengan tema dan tujuan pertemuan sebagai berikut:

Teks Kis 2: 41-47 merupakan salah satu perikop yang membicarakan

tentang persekutuan dalam komunitas dan sekaligus mengajak kita untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

116

merenungkan cara hidup dalam sebuah komunitas. Hampir semua ayat dalam

perikop ini sungguh mengesan dan dapat menjadi teladan bagi hidup kita. Ayat

41, mengingatkan kita akan panggilan hidup mengikuti Yesus melalui baptisan

yang kita terima. Ayat 42 menjelaskan cara hidup dalam komunitas yakni

bertekun dalam pengajaran, dan berkumpul untuk berdoa bersama. Ayat 44,

banyak orang yang percaya kepada-Nya tetap bersatu dan kepunyaan mereka

adalah kepunyaan bersama. Ayat 45, saling berbagi satu sama lain. Ayat 46, selalu

berkumpul bersama dengan sepenuh hati, bertekun, memecahkan roti secara

bergilir dan makan bersama dengan gembira dan tulus hati. Dan pada ayat 47

dikatakan bahwa mereka selalu memuji Allah sehingga hidup mereka disukai

banyak orang dan semakin bertambah jumlahnya oleh karena rahmat Tuhan selalu

menyertai mereka.

Perikop Kis 2:41-47 ingin menyampaikan pesan inti bahwa orang-

orang yang percaya kepada Kristus semakin banyak oleh karena

terbentuknya gaya hidup jemaat yaitu persekutuan untuk saling berbagi,

melayani, berdoa, sukacita, dan selalu memuji Allah. Seperti pada ayat 44,

menggambarkan sebuah persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas

sehingga mereka menyadari bahwa komunitas itu adalah milik mereka serta

bertanggungjawab secara tulus hati mengembangkannya. Segalanya menjadi

milik bersama tanpa ada yang perlu disembunyikan atau ditutup-tutupi demi

kepentingan sendiri.

Unsur kehidupan dalam berkomunitas adalah bertekun dalam ajaran,

membangun keluarga baru, memecahkan roti, berdoa bersama, berbagi

dengan tulus hati dan dicintai banyak orang. Berbagi dengan tulus hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

117

dalam komunitas bukan berarti hanya makanan saja tetapi segalanya. Apa

saja termasuk segala kepunyaan yang ada dalam komunitas, seperti, ide,

gagasan, pemikiran, pendapat, pelayanan, talenta, pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, kepedulian dan juga cinta kasih yang senantiasa disatukan

dalam doa bersama kepada Yesus sebagai kekuatan demi keberlangsungan

hidup komunitas beriman sehingga kita mampu tampil sebagai saksi Kristus

di tengah-tengah masyarakat.

5) Langkah IV: Menemukan Kesadaran Sikap Baru yang Mau Dijalankan

a) Pendamping memulai langkah ini dengan mengajak peserta menerapkan

pesan inti Kitab Suci dalam pengalaman, kebutuhan, dan situasi hidup sesuai

dengan tema dan tujuan pertemuan, misalnya sebagai berikut:

Kawan-kawan yang terkasih dalam Yesus Kristus. Setelah kita mendalami

bersama-sama pengalaman akan hidup dalam sebuah komunitas dengan dasar

persekutuan sehati dan sejiwa. Kita tentu menemukan pesan yang berguna untuk

diterapkan dalam hidup sehari-hari. Bersama Yesus kita diajak membangun

komunitas yang penuh dengan semangat persekutuan sehati dan sejiwa akan satu

sama lain. Tentu semuanya itu dibutuhkan ketulusan hati serta semangat berbagi

dalam diri yang besar demi perkembangan dan kemajuan komunitas tersebut.

Bersama Yesus kita semakin mampu menjalani kehidupan dalam komunitas.

Tidak mudah untuk hidup dalam komunitas yang di dalamnya berkumpul orang-

orang dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Akan tetapi kita tetap yakin

bahwa dengan semangat dan tujuan yang dibangun bersama, kita dapat berproses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

118

menjadi orang beriman yang tetap berpegang teguh pada Yesus Kristus. Dengan

demikian, perbedaan tersebut menjadi indah dan semakin bermakna, khususnya

bagi kita orang muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari sebagai satu

komunitas Umat Allah.

b) Sebagai bahan refleksi untuk semakin mendalami arti persekutuan sehati dan

sejiwa dalam komunitas dan dalam suasana yang hening peserta diajak

merenungkan hasil renungan langkah I-III dengan panduan pertanyaan

sebagai berikut:

Menurut kawan-kawan, berbagi seperti apakah yang dapat meningkatkan

serta membangun persekutuan dalam hidup berkomunitas?

c) Peserta diberi kesempatan merenungkan pertanyaan tersebut dengan diiringi

musik instrumental “Bapa Sentuh Hatiku.” Setelah itu peserta diberi

kesempatan mengungkapkan hasil renungan pribadi. Pada langkah ke IV,

pendamping dapat memberikan arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-

hasil renungan pribadi peserta, misalnya:

Bersama Yesus kita mampu melakukan banyak hal termasuk membangun

semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas. Dengan melibatkan

Yesus, kita dikuatkan bahwa pentingnya bantuan Yesus dalam hidup kita. Sikap

dan tindakan Kristus dapat menjadi teladan kita dalam membangun sebuah

komunitas.

Berbagi dalam persekutuan hidup berarti mau memberikan segalanya yang

dimilki kepada siapa saja yang membutuhkan. Berbagi berarti mau berkorban bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

119

orang lain tanpa mengharapkan balasan apapun. Dengan berbagi kita pun belajar

untuk hidup dalam sebuah komunitas terlebih membangun semangat persekutuan

sehati dan sejiwa. Misalnya berbagi pengetahuan, perhatian, kepedulian, materi,

cinta kasih, mau terlibat dalam kegiatan komunitas seperti mengikuti Ekaristi

dengan penuh penghayatan, ibadah bersama, pendalaman iman, doa bersama,

kerja bakti, koor, lektor dan sebagainya.

6) Langkah V: Mengambil Keputusan Konkret ke Arah Aksi yang Baru demi

Terwujud Nilai-nilai Kerajaan Allah

a) Pengantar

Kawan-kawan yang terkasih dalam Kristus. Pada kesempatan ini kita telah

bersama-sama menggali pengalaman hidup dalam komunitas melalui cerita

“Daun-daun dan Orang.” Hidup berkomunitas ibarat sebuah pohon yang terdiri

dari daun, ranting, batang serta akar. Demi pertumbuhan sebuah pohon diperlukan

matahari sebagai sumber tenaga dan air yang cukup untuk mengolah bahan

makanan sehingga pohon tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan buah. Satu

lembar daun ibarat satu pribadi yang memiliki peran dalam pertumbuhan

komunitas. Demikian pula dengan pengalaman hidup membangun persekutuan

sehati dan sejiwa dalam komunitas. Tentu banyak hambatan yang terjadi seperti

malas terlibat, tidak adanya rasa memiliki, egois, sibuk dengan sekolah, kuliah

sertapekerjaan dan sebagainya. Namun semua itu dapat diatasi secara bersama

dengan melibatkan Yesus sebagai sang teladan. Hal-hal baik yang telah dibangun

dapat dipertahankan dan dikembangkan khususnya dalam berkomunitas dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

120

meniru cara hidup Jemaat Perdana. Tekun dalam doa, tekun dalam pengajaran,

menghadiri Ekaristi dengan penuh syukur, saling berbagi dengan tulus hati dalam

segala hal, saling percaya, terlebih semakin menumbuhkan rasa memiliki.

Tindakan serta sikap-sikap tersebut merupakan wujud dari persekutuan sehati dan

sejiwa dalam sebuah komunitas. Berdasarkan pengalaman iman dalam Kisah Para

Rasul, kita semakin menyadari bahwa membangun semangat persekutuan sehati

dan sejiwa dalam komunitas merupakan hal yang terpenting. Sebab dari sanalah

akan lahir nilai-nilai Kristiani yang akan tumbuh dan berbuah limpah bagi orang

lain.

Berdasarkan hasil refleksi, kita seakan ditegur, disapa, diteguhkan serta

dikuatkan dalam hal berdoa, berbagi segalanya, mengikuti Ekaristi, membangun

rasa memiliki, menaruh cinta kasih, dan sebagainya. Maka alangkah baiknya

nilai-nilai Kristiani yang sudah kita dapatkan dalam pertemuan ini perlu

dipraktekkan dalam hidup sehari-hari. Baik secara pribadi maupun bersama demi

terwujudnya sebuah komunitas yang mampu memberikan kesaksian hidup kepada

orang lain.

b) Peserta diajak memikirkan tindakan/kegiatan apa yang akan dilakukan

(kegiatannya boleh jangka pendek maupun jangka panjang) guna mendukung

terwujudnya semangat persekutuan sehati dan sejiwa di stasi Mansalong ini

dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

Tindakan apa saja yang harus diperhatikan guna terwujudnya persatuan

sehati dan sejiwa dalam komunitas basis, stasi, maupun paroki?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

121

c) Peserta diberi kesempatan mengungkapkan dan mensharingkan

tindakan/kegiatan pribadi maupun bersama yang akan dilakukan dalam

kehidupan. Kemudian peserta diajak mendiskusikan dan mengambil

keputusan bersama tindakan/kegiatan yang akan dilakukan sebagai orang

muda Katolik Paroki Santo Petrus kanisius Wonosari. Setelah itu,

tindakan/kegiatan pribadi mapun bersama yang telah diambil dipersembahkan

dalam doa umat agar mendapat rahmat dari Tuhan.

7) Penutup

a) Sebelum doa dimulai, pendamping mengambil salib dan lilin lalu meletakkan

di tengah-tengah peserta sehingga semua peserta dapat melihatnya. Kemudian

pendamping mengajak peserta hening sejenak sambil menghadap ke salib,

merenungkan serta menyatukan segala doa dan permohonan pada Yesus yang

disalib sebagai simbol kekuatan. Setelah itu, pendamping memulai dengan

doa umat spontan guna mengawalinya lalu umat lainnya mengikuti dengan

mengajukan doa-doa umat kepada Tuhan Yesus.

b) Kemudian pendamping mengakhiri doa umat tersebut dengan doa Bapa Kami

secara bersama. Lalu ditutup dengan doa penutup yang dihubungkan dengan

tema dan tujuan pertemuan.

c) Doa penutup

Allah Bapa, kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala penyertaan-Mu

pada pertemuan saat ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Banyak hambatan

dan tantangan yang kami hadapi demi membangun semangat persekutuan sehati

dan sejiwa dalam hidup berkomunitas. Tetapi kami percaya semuanya ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

122

dilalui dengan ketekunan dan kesabaran. Kami berterima kasih karena dengan

sabda-Mu, Engkau telah menyadarkan betapa pentingnya membangun semangat

persekutuan sehati dan sejiwa dalam hidup berkomunitas melalui semangat

berbagi yang diajarkan oleh Para Rasul serta senantiasa melibatkan Putera-Mu

dalam setiap langkah hidup kami. Ya Bapa, kami mohon bantulah umat-Mu orang

muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari yang karena berkat teladan-

Mu kami semakin mampu mewujudkan semangat persekutuan sehati dan sejiwa

dalam hidup berkomunitas. Saling berbagi kasih, cinta, perhatian, peduli, waktu,

tenaga, pengetahuan dan sebagainya kepada sesama sesuai dengan kebutuhan.

Semoga berkat kasih-Mu selalu dan senantiasa menyertai setiap langkah hidup

kami khususnya dalam hidup berkomunitas. Demi Kristus, Tuhan kami, kini dan

sepanjang masa. Amin.

Lagu penutup: “Hari ini Ku Rasa Bahagia”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

BAB V

PENUTUP

Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis mencoba melihat secara

keseluruhan berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan ini, dengan

dikuatkan oleh hasil kuisioner terbuka dan wawancara. Kemudian pada bagian

berikutnya berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Sumbangan katekese umat untuk hidup menggereja umat meliputi 4 aspek

yaitu: koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia. Di dalam 4 aspek tersebut

katekese umat membantu umat untuk meneruskan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Keempat aspek tersebut yakni: pertama, katekese umat membantu

mengembangkan semangat persekutuan umat sebagai suatu paguyuban umat

beriman yang mengimani Kristus (koinonia). Kedua, katekese umat mengambil

peran membantu umat mewartakan Kabar Gembira, mendalami kebenaran Firman

Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup dan melaksanakannya

berdasarkan semangat injili sebagai saksi Kristus bagi dunia (kerygma). Ketiga,

katekese umat membantu menghidupkan kembali perayaan ibadat resmi yang

dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa sehingga

peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman (leiturgia). Dan yang

keempat, katekese umat menyadarkan tanggungjawab pribadi sebagai umat

beriman terhadap kesejahteraan sesamanya atas dasar cinta kasih, saling melayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

124

dan berbagi dengan sesama, sehingga cita-cita Kerajaan Allah dapat terwujud di

dunia (diakonia).

Hasil kuisioner terbuka dan wawancara menunjukkan bahwa gambaran

keterlibatan Orang Muda Katolik dalam hidup menggereja di Paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari sudah cukup baik. Hanya saja pada prakteknya kurang

maksimal sehingga perlu ditingkatkan. Dari segi keterlibatan, dapat dikatakan

bahwa keterlibatan Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

bahwa sudah cukup aktif terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Akan tetapi

ada hal yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan oleh Orang Muda Katolik

paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari yakni kesadaran dan pemahaman bahwa

keterlibatan dalam hidup menggereja tidak hanya mencakup lingkungan gerejawi

semata namun juga meliputi lingkungan masyarakat bahkan sampai merasuk ke

dalam kehidupan sehari-hari.

Kesulitan lain yang dihadapi dan dapat penulis simpulkan sebagai

kesulitan akan keaktifan Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius ialah

menajemen waktu atau menyesuaikan waktu antara waktu aktif di Gereja dengan

waktu kegiatan lainnya seperti sekolah, kuliah dan bekerja. Kesulitan lainnya

yang penulis temukan adalah kesulitan untuk mengajak teman-teman lain yang

kurang aktif, karena mereka memiliki kesibukan dan kegiatan masing-masing.

Keseluruhan permasalahan di atas perlu ditanggapi dalam suatu bentuk

kegiatan pendampingan iman yang sesuai dengan corak kehidupan Orang Muda

Katolik . Maka penulis menawarkan bentuk pendampingan iman umat melalui

katekese umat model SCP (Shared Christian Praxis) demi menjawab kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

125

mereka. Kegiatan katekese yang diharapkan oleh Orang Muda Katolik Santo

Petrus Kanisius Wonosari yakni kegiatan katekese sosial sekaligus kegiatan

katekese rohani. Kegiatan sosial yang dapat penulis simpulkan adalah kegiatan

seperti retret, rekoleksi, ziarah, camping rohani, bakti sosial, anjangsana ke paroki

lain dan kegiatan rohani yang diharapkan adalah kegiatan seperti pendalaman

iman, pendampingan iman anak, latihan koor serta kegiatan pendalaman Ajaran

Gereja.

Penulis melihat bahwa program ini bukan sekedar program pribadi penulis

tetapi program ini adalah milik bersama Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus

Kanisius Wonosari. Maka tepatlah bahwa katekese umat dari umat, oleh umat dan

untuk umat. Umatlah yang menggagas, mengarahkan dan melaksanakan katekese

umat ini sekaligus penikmat hasilnya. Dengan program ini Orang Muda Katolik

diharapkan semakin menyadari tugas dan tanggungjawabnya dalam kegiatan-

kegiatan Gereja dan masyarakat sebagai wujud iman Kristianinya demi

tercapainya Kerajaan Allah di dunia.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa

saran sebagai hasil refleksi selama melaksanakan kuisioner terbuka dan

wawancara.

Pengurus Orang Muda Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari

harus dan mulai menindaklanjuti program yang telah penulis usulkan yaitu

katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP). Program ini diyakini

mampu memotivasi Orang Muda Katolik untuk sungguh-sungguh terlibat aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

126

dan bertanggungjawab dalam hidup menggereja baik dalam kegiatan paroki

maupun di masyarakat. Hal ini didasari bahwa pertumbuhan dan perkembangan

Gereja tergantung dari keterlibatan Orang Muda Katolik di dalam dinamika

kehidupan Gereja itu sendiri. Maka Orang muda Katolik harus berani keluar dari

kenyamanannya lalu pergi mencari dan menemukan sesuatu yang baru demi

menghidupkan kembali iman dalam hidup menggereja yang sudah mulai padam.

Bagi pihak pengurus paroki, perlu menyadari pentingnya pendampingan

terhadap Orang Muda Katolik dan mau melibatkan diri dalam usaha

pendampingan tersebut. Selain itu, pihak pengurus paroki juga diharapkan untuk

senantiasa membangun kerjasama dengan Orang Muda Katolik serta kerjasama

dengan umat baik di wilayah maupun lingkungan . Wujud kerjasama guna

menindaklanjuti program tersebut bisa dengan kegiatan sosial melibatkan Orang

Muda Katolik dari seluruh wilayah maupun lingkungan-lingkungan atau

pembinaan pendamping Orang Muda Katolik dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

127

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, FX., Drs., SJ. (1991). Kateketik Umum. Yogyakarta: STFK.

Afra Siauwarjaya. (1987). Membangun Gereja Indonesia 2. Yogyakarta:

Kanisius.

Heryatno Wono Wulung, FX., SJ. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu

Model Berkatekese (Seri Puskat no. 356). (Saduran bebas dari Thomas

H. Groome, Sharing Faith: A Comprehensive Approach to Religious

Education and Pastoral Ministry, New York: Harper Collins, 1990, hal

133-197). Yogyakarta: LPKP.

Komisi Kateketik KWI. (1993). Arah Katekese Gereja Indonesia:

Perkembangan dari Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se

Indonesia (PKKI I-V 1977-1992), Malang: Dioma.

Konsili Vatikan II. Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana, SJ.

Penterjemah dalam angka tahun 1983). Jakarta: Obor.

KWI. (1996). Iman Katolik. Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta:

Kanisius.

Lalu Yosef Pr. (2007). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI;

kerja sama dengan Yogyakarta: Kanisius

Rukiyanto, B. A., SJ. (2012). “Katekese di Tengah Arus Globalisasi” Dalam

Pewartaan Di Zaman Global. Ed. B.A. Rukiyanto SJ. Yogyakarta:

Kanisius

Sumarno Ds, M, Drs., MA., SJ. (2014). Program Pengalaman Lapangan

Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK

Paroki bagi semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan

Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Telaumbanua, M. Dr., OFMCap. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode.

dan Peserta Gerejawi. Jakarta: Obor.

Tim Penyusun Buku Kenangan. (2009). Beriman Mendalam Peduli dan

Gembira. Kenangan 75 Tahun Gereja Santo Petrus Kanisius Wonosari

Gunungkidul. Wonosari: Anuggerah Offset.

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan

Katekese): Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para

uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini

(16 Oktober 1979). Seri Dokumen Gerejawi no. 28. Diterjemahkan oleh

R. Hardawiryana, SJ. Jakarta: DOKPEN KWI.

http://tokorohanikita.blogspot.com/2017/12/kata-bijak-kutipan-santakatatina-

dari.html, diakses pada tanggal 11 juni 2018, pukul 12.00 WIB).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(1)

Lampiran : 1 Teks Kitab Suci

Cara Hidup Jemaat Yang Pertama

Kis 2:41-47

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan

pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 2:42 Mereka

bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu

berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan

banyak mujizat dan tanda.

2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala

kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-

bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam

Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan

makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari

Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(2)

Lampiran : 2 Daftar Lagu Pendalaman Iman SCP

DALAM YESUS KITA BERSAUDARA

Dalam Yesus Kita bersaudara

Dalam Yesus Kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara

Sekarang dan selamanya

Dalam Yesus Kita bersaudara

HARI INI KU RASA BAHAGIA

Hari ini kurasa bahagia berkumpul bersama saudara seiman

Tuhan Yesus tlah satukan kita

tanpa memandang diantara kita

Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati

berjalan dalam terang kasih Tuhan

Kau sahabatku, kau saudaraku

tiada yang dapat memisahkan kita 2x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(3)

Lampiran 3 : Kuisioner Terbuka

INSTRUMEN

Nama :

Wilayah/lingkungan :

Usia :

Pekerjaan :

1. Apa yang anda pahami tentang hidup menggereja?

2. Dalam bidang pewartaan ada kegiatan katekese yang dilakukan di setiap

wilayah. Apa yang anda ketahui tentang kegiatan katekese?

3. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan katekese di lingkungan atau di

OMK?

4. Apakah katekese itu membantu anda untuk mau dan tetap terlibat dalam

kegiatan OMK

5. Apakah anda pernah terlibat aktif dalam kegiatan OMK di lingkungan dan

Paroki?

6. Mengapa anda terlibat dalam kegiatan OMK, keinginan pribadi atau

dorongan dari orang lain?

7. Apa saja kegiatan yang anda ikuti di OMK?

8. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan tersebut?

9. Hambatan-hambatan apa saja yang anda temui selama terlibat aktif dalam

kegiatan OMK?

10. Tantangan apa yang anda hadapi dalam keterlibatan anda sebagai OMK?

11. Faktor-faktor apa saja yang mendukung anda untuk tetap terlibat dalam

kegiatan OMK?

12. Apa saja faktor-faktor yang tidak mendukung anda untuk terlibat aktif dalam

kegiatan OMK?

13. Kegiatan apa yang memotivasi anda untuk terlibat aktif dalam OMK?

14. Apa kegiatan yang anda harapkan di OMK?

15. Usul dan saran apa yang anda berikan untuk perkembangan OMK ke depan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(4)

Lampiuran 4 : Transkip Hasil Wawancara

Data Wawancara Dengan Orang Muda Katolik

Paroki Santo Petrus kanisius Wonosari

Tgl 9 April 2018

Nama : Maria Virgina Rahma Yuniar

Usia : 19 tahun

Status : Mahasiswa

Tanggal : 09 April 2018

Waktu : 11.30-12.30 WIB

1. Apakah saudara/saudari terlibat dalam kegiatan orang muda Katolik paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari?

Pernah terlibat dan menjadi bendahara dalam kegiatan orang muda Katolik

paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari.

2. Apa yang menjadi motivasi untuk terlibat dalam kegiatan orang muda

Katolik?

Yang menjadi motivasi terlibat dalam kegiatan orang muda Katolik karena

dapat sharing pengalaman mempererat persaudaraan serta dapat menjalin

relasi dengan dewan Paroki.

3. Hambatan apa yang seringkali ditemui dalam mengikuti kegaitan orang

muda Katolik!

Hambatan yang seringkali ditemui, ketika ada kegiatan yang bersamaan

dengan kegiatan orang muda katolik.

4. Hal-hal apa yang menjadi motivasi dalam mengikuti kegiatan orang muda

Katolik? Keakraban, saling berbagi pengalaman serta kegiatan yang dapat mempererat persaudaraan orang muda katolik.

5. Harapan apa yang dapat diberikan untuk kegiatan orang muda Katolik? Agar orang muda Katolik semakin hidup menggereja dan semakin aktif dalam membuat kegiatan yang positif.

Gunungkidul, 09 April 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(5)

Nama : Ardefiyan Roman R

Usia : 18 tahun

Status : Pelajar

Tanggal : 09 April 2018

Waktu : 17.00-19.00 WIB

1. Apakah saudara/saudari terlibat dalam kegiatan orang muda Katolik paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari?

Aktif dan terlibat dalam kegiatan orang muda Katolik, karena mengenal

kawan-kawan baru, organisasi baru yang lebih tersusun dengan baik.

2. Apa yang menjadi motivasi untuk terlibat dalam kegiatan orang muda

Katolik?

Mengenal orang-orang baru dalam berorganisasi dan kegiatannya sangat

membantu saya dalam terlibat di Gereja.

3. Hambatan apa yang seringkali ditemui dalam mengikuti kegaitan orang

muda Katolik!

Hambatan yang seringkali ditemui karena masih pelajar jadi

memprioritaskan sekolah.

4. Hal-hal apa yang menjadi motivasi dalam mengikuti kegiatan orang muda

Katolik? Yang menjadi motivasi mengikuti kegiatan orang muda Katolik karena dorongan pribadi dan rasa ingin tau apa saja kegiatan orang muda Katolik

5. Harapan apa yang dapat diberikan untuk kegiatan orang muda Katolik?

Agar orang muda Katolik bisa menjadi landasan iman untuk memajukan

Gereja.

Gunungkidul, 09 April 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(6)

Nama : Athanasia Wenhing Dewanti

Usia : 18 tahun

Status : Mahasiswa

Tanggal : 09 April 2018

Waktu : 11.30-12.30 WIB

1. Apakah saudara/saudari terlibat dalam kegiatan orang muda Katolik paroki

Santo Petrus Kanisius Wonosari?

Masih terlibat dalam kegiatan orang muda Katolik

2. Apa yang menjadi motivasi untuk terlibat dalam kegiatan orang muda

Katolik?

Motivasi untuk menjadikan diri lebih percaya diri, berteman dengan siapa

saja dan mengikuti kegiatan Gereja.

3. Hambatan apa yang seringkali ditemui dalam mengikuti kegaitan orang

muda Katolik!

Hambatan yang sering ditemui sulitnya mengumpulkan anggota orang

muda Katolik karena kegiatan pribadi masing-masing.

4. Hal-hal apa yang menjadi motivasi dalam mengikuti kegiatan orang muda

Katolik? Teman yang menjadi lebih banyak dan aktif dalam kegiatan Gereja

5. Harapan apa yang dapat diberikan untuk kegiatan orang muda Katolik?

Orang muda Katolik dapat menjadi tali persaudaraan serta mejalin

hubungan baik dengan Gereja terutama dewan Paroki.

Gunungkidul, 09 April 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ... · Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan, wilayah maupun paroki

(7)

Lampiran 5 : Cerita Daun-daun dan Orang

"Daun-daun dan Orang

Yang paling penting dari sebuah pohon adalah daun-daunnya. Anda bisa

memiliki batang pohon dan cabang-cabangnya, tetapi jika tidak ada daunnya

maka pohon itu adalah pohon mati atau tidak berproduksi, daun adalah bengkel

dari sebuah pohon.

Dalam satu kelompok atau organisasi, para anggotanya bisa disamakan

dengan daun-daun pada sebuah pohon. Sama seperti ada ratusan jenis daun maka

ada banyak jenis manusia yang berguna, yang berfungsi sebagai hisan, berduri,

bisa dimakan, bisa untuk obat, harum dan beragam bentuk dan ukurannya.

Selembar daun adalah satu unit kerja. jika ia tidak bekerja dan

memproduksi, maka pohon tersebut memotong diri sendiri saluran hidupnya. daun

membutuhkan air dari akar pohon dan cahaya matahari dari atas. melalui warna

hijau pada daun, ia memproduksi air dan gula yang disimpan di dalam akar dan

kemudian menjadi makanan seperti kentang dan sebagainya.

Jika anda menghalangi sinar matahari dari daun maka ia akan mati. ia mati

karena tidak bisa bekerja dan memproduksi. Jika anda tidak mengairinya maka ia

akan mati juga karena ia tidak bisa bekerja. Dan sekali lagi, jika karena satu dan

lain hal tidak dapat berproduksi, maka pohon tersebut akan menggugurkan

daunnya. Daun itu tidak berguna atau tidak berproduksi.

Orang-orang dalam organisasi bisa disamakan dengan daun-daun itu.

Tanpa mereka kelompok bisa saja mempunyai ketua dan beberapa kepala seksi,

tetapi tidak mempunyai anggota. Dalam kehidupan rohani, seperti halnya dengan

daun-daun dalam ilmu tumbuhan (biotani), kita memerlukan kekuatan dari bawah

dan dari atas. Kita adalah manusia; kita membutuhkan bumi dan kehidupan; tetapi

kita juga memerlukan rahmat Tuhan dari atas. Tanpa hal ini kita tidak bisa

menghasilkan buah yang berlimpah.

Mihalik, Frank. (2008). 1500 Cerita Bermakna (Jilid 1). Obor: Jakarta,

Hal. 182-183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI