buletin paroki mei 2012

48

Upload: buletin-gma

Post on 21-Mar-2016

251 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pendidikan yang mencerdaskan

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Paroki Mei 2012
Page 2: Buletin Paroki Mei 2012

Dari Redaksi

Redaksi

Tim Kerja Buletin ParokiModerator

Rm. Ch. Sutrasno Purwanto, PrPenanggungjawab

?Kabid Pewartaan Paroki Santa Maria Assumpta Klaten

?Tim Kerja Komsos Paroki Santa Maria Assumpta Klaten

PenasehatAlexius Mardi Utomo

Pemimpin Perusahaan A. Alfrit Maryanto

BendaharaEmma R (0272) 323404

Redaksi?Yohanes Budi Setiyawan?Theodorus Krisna Aditama?Alexander Krisna Kurniawan?Maria Dewi Rosari?Antonius Satrio Budi Nugroho

Kartunis?Api?Senna

Lay Out dan Design?Antonius Dodi?Benedictus Nico

Distributor dan Iklan?Eva?Ardhi?Anggit?Gian

Redaksi menerima karya tulis asli (bukan terjemahan/ saduran atau mengambil artikel penuh dari internet dll). Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Karya tulis maksimal 1 lembar A4/kuarto dengan font 12 arial spasi 1. Pengirim harus mencantumkan data diri, meliputi nama dan alamat yang jelas.Artikel dapat juga dikirim melalui email bulletin: [email protected]

Tema bulan Juni :“Ekaristi sebagai sumber dan

puncak kehidupan Gereja"

Apa ya yang istimewa di bulan Mei? Wah nampaknya musim kemarau telah menjelang. Kita sebagai umat katolik memperingatinya sebagai Bulan Maria. Dan sebagai warga negara Indonesia, kita memperingati 2 momentum penting, yaitu hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei dan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei. Dikalangan pekerja secara spesial akan memperingati mayday atau hari buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei.

Ada banyak peringatan dan momentum namun apabila kita berani merefleksikan dan memaknainya secara mendalam semua itu akan menuntun kita pada pemahaman bahwa manusia diciptakan Allah sungguh-sungguh mempunyai makna bagi yang lain. Oleh sebab itulah, kehidupan manusia tidak bisa lepas dari pendidikan; dimulai dari keluarga, hingga memasuki pendidikan formalnya. Tujuan manusia belajar adalah agar manusia mendapatkan ilmu untuk menyelesaikan masalah dan mengusahakan kehidupanya agar lebih baik. Sehingga tujuan pendidikan (baca sekolah) tidak sekedar mendapatkan nilai atau indek prestasi komulatif diatas rata-rata saja, melainkan manusia juga "cerdas" dalam membangun hidup agar bermakna bagi yang lain.

Redaksi berharap beberapa shering umat yang dimuat di edisi Mei ini memberikan inspirasi, dan membuka pola pikir yang semakin memperkaya pengetahuan dan pemahaman agar kita semakin "cerdas" dalam mengusahakan hidup yang lebih baik. Berkah Dalem.

Page 3: Buletin Paroki Mei 2012

1Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

engawali sharing tentang

lentera hidup, saya jadi

teringat dengan syair ini. MSepenggal syair pujian yang sangat

indah bermakna dan hingga saat inipun

menjadi sebuah jawaban, jika ada yang

bertanya makna lentera hidup, maka

jawabannya adalah DIA satu-satunya

Lentera Hidup yang sesungguhnya

bagi saya (tentu bagi sesama yang lain

juga). Dalam menjalani kehidupan

hingga saat ini, rasa yakin melangkah

dalam terang NYA sangat kuat. Seperti

dalam per ja lanan h idup pada

umumnya, kita mengetahui ada saat

kita mengalami situasi yang sangat

mudah kita nikmati (suka) dan ada pula

saat dimana kita harus melangkah

dalam situasi yang tidak kita inginkan

dan tidak kita nikmati (duka), namun

berkat pesan yang disampaikan oleh

Santa Angela Merici pendiri Tarekat

kami yakni “langkah anda yang

pertama senantiasa kembali ke kaki

Yesus”, yang kami hidupi juga dalam

komunitas, maka segala situasi bisa

dilalui dengan cara yang lebih dewasa

dan senan t i asa mempersem-

bahkannya dalam relasi dengan Sang

Terang. Dalam renungan saya, jika

relasi dengan sang Terang baik, maka

LENTERALENTERA“Tuhan pelita Hidupku, dalam susah dan senang...”

Sr. Paulina Ping, OSU

Page 4: Buletin Paroki Mei 2012

2Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

dengan sesamapun akan baik. Bisa

saya refleksikan dengan rasa aman

dan nyaman yang dialami oleh anggota

komunitas, sesama di tempat saya

berkarya (saya slipkan satu foto

kebersamaan saya bersama teman-

teman di SD Maria Assumpta) dan

sesama. Lalu dalam pengalaman akan

bagaimana Tuhan Yesus menjadi

sebuah Terang dalam hidup saya, tentu

tidak hanya berhenti terhadap rasa

syukur diri sendiri tapi sebagaimana

dipesankan dalam Kitab Suci bahwa

cahaya harus diletakkan di tempat

yang bisa dilihat orang maka sayapun

harus berusaha terus menerus belajar

menjadi perpanjangan terang bagi

sesama. Menjadi Lentera Kecil yang

bernyala di tengah sesama, tentu saya

tidak melangkah sendiri. Dalam hal ini,

saya menyadari saya telah ditemani,

didampingi oleh sesama Suster dalam

komunitas, teman pelayanan di

sekolah (guru, karyawan/ i), sesama

yang dilayani (Peserta Didik di

sekolah), orang tua Peserta Didik dan

sesama lain yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu. Selama ini saya

juga sangat dibantu bagaimana

menjadi perpanjangan Sang Terang

dan selanjutnya menjadi lentera yang

berguna bagi sesama. Sebuah

per tanyaan re f leks i b isa k i ta

munculkan untuk hari-hari pelayanan

kita selanjutnya. Bisakah kita menjadi

Lentera Hidup, Lentera Bernyala dan

berguna bagi sesama? Dengan

mengandalkan persatuan dengan

Tuhan Sang terang, maka dengan

mantap kita memberi jawaban bahwa

kita BISA dan MAU menjadi lentera

hidup yang berguna bagi sesama

dimana saja kita berada. Dalam

keseharian bersama anak-anak di SD

Maria Assumpta dan bersama para

guru, sayapun mengalami bagaimana

mereka sudah aktif dalam menjadi

lentera bagi sesama mulai dari hal-hal

yang kecil. Tahun pelajaran 2011/

2012, selain senantiasa menghidupi

semangat SERVIAM, kami juga

mengajak anak-anak untuk ikut

menghidupi dan merealisasikan tema

“ D O T H E B E S T I N FA I T H ,

P E R S O N A L I T Y , A N D

ACHIEVEMENT”. Tema ini kami pilih

dengan harapan anak-anak yang kami

dampingi terpuji dalam kepribadian,

bertumbuh dalam iman yang tetap

terbina dan memperoleh hasil

akademik yang memuaskan.

Page 5: Buletin Paroki Mei 2012

3Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

Selanjutnya... Bagaimana

dengan Lentera Hidup yang menjadi

penuntun kisah kita?Sebelum mengakhiri kisah

saya bagaimana mengalami “Lentera

Hidup”, saya ingin mengajak kita untuk

tetap menjadi Lentera Hidup yang

berguna bagi sesama. Percayalah jika

kita memiliki niat menjadi terang bagi

sesama, Tuhan sang terang pasti

memberikan berkatNYA untuk kita dan

sesama. Terima kasih saya haturkan

untuk para Suster, bapak ibu guru,

karyawan/ i, anak-anak SD Maria

Assumpta dan siapa saja yang telah

membantu saya menjadi Lentera

Hidup. Selamat menjadi lentera hidup

dan berguna bagi sesama.Berkah Dalem.

*Sr. Paulina Ping, OSU

Page 6: Buletin Paroki Mei 2012

4Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

ecara umum sudah dimengerti

bahwa bagi manusia, kaki Smerupakan bagian tubuh yang

berfungsi t idak hanya sebagai

penyangga badan , seka l i gus

m e r u p a k a n p e r a n g k a t u n t u k

melakukan mobilitas. WYS.POERWODARMINTO

dalam KUBI edisi 1976 memberi 3

batasan; batasan 1 dan 2 seperti yang

sudah kita pahami ( berlaku bagi

makluk hidup : manusia dan hewan di

darat, udara dan sebagian binatang

ampibi ) sedang batasan yang ke 3

berlaku buat semua benda mati ( kaki

adalah bagian suatu benda yang

menjadi penopang / penyangga ) dan

tidak merupakan perangkat mobilitas (

mobilitasnya bergantung “intervensi”

yang berkepentingan ).Kaki memiliki peran yang

amat penting ( v i t a l ), karena tanpa

perannya si pemilik tidak akan

mampu melakukan mobilitas untuk

mencapai suatu tujuan. Hasil

mobilitas - jumlah perolehan maupun

waktu yang diperlukan - biasanya

dipengaruhi oleh jumlah kaki yang

dimiliki si empunya. Kaki lebih dari

dua akan menghasilkan perolehan

lebih besar dan lebih cepat pula.

Seseorang yang berjalan dengan dua

kaki sekalipun ia berlari akan kalah

bersaing dengan hewan yang memiliki

kaki empat. Yang tidak boleh diabaikan

i a l a h b a h w a u n t u k b i s a

mendayagunakan kak i secara

maksimal, tentulah kaki tersebut harus

senantiasa dalam kondisi “siap pakai”,

tidak dalam keadaan cedera (timpang

apalgi lumpuh).Bermenung dari kenyataan di

atas, ada hikmah yang bisa kita

p e r h a t i k a n s e k a l i g u s u n t u k

diimplementasikan dalam kehidupan

menggereja. Sebagai orang Kristiani di

dalam hidup menggereja kita tidak

cukup berbangga hati hanya berbekal

“dua kaki” anugerah Tuhan (Sakramen

Babtis dan Sakramen Penguatan)

yang sudah kita terima sejak itu,

namun yang lebih penting ialah

b a g a i m a n a k i t a s a n g g u p

mendayagunakan “dua khaki” itu

K A K IK A K I

Page 7: Buletin Paroki Mei 2012

5Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

dengan mengaktualisasikan hakekat

babtis itu dalam kehidupan sehari-hari

selama dalam peziarahan ini menuju

urip sejati. Tegasnya, rasa “mongkog”

kita tidak cukup untuk kita jadikan

label legitimasi sebagai “wong Katolik”

yang menyandang p red i ka t

“warganing Pasamuwan Suci” hanya

dengan menyimpan surat babtis,

sebab secara nyata sudah dibabtis.

Tetapi sesungguhnya kita dituntut

untuk tidak hanya menghayati iman

secara rutinitas, lebih dari itu kita harus

terus berjuang membangun iman

secara terus menerus. Untuk bisa

mencapai “goal” yang dirindukan

setiap orang yang sudah dibabtis

secara Katolik kita perlu memiliki

“KAKI” tambahan yang “siap pakai”. “KAKI” lain yang rupanya

relevan dalam kehidupan sehari-hari,

yang perlu dimiliki oleh sedtiap orang

Katolik apabila menginginkan kualitas

keagamaannya mantab, adalah

gelora semangat menggereja yang

memiliki sifat-sifat “Kritis-konstruktif” -

“Aktif” - ”Komunikatif ” dan …..

“Inovatif”. K r i t i s ( b u k a n g a w a t

mendesak) adalah sikap jeli, waspada,

m e n c a r i k e b e n a r a n y a n g

sesungguhnya , menen tukan

sikap/pilihan secara tepat, tidak

gegabah, tahu mana yang baik dan

benar diantara yang buruk dan keliru,

tidak mudah “anut grubyug”. Umat

yang kritis tidak “menelan ayat-ayat

firman mentah-mentah”. Kalau ia

melihat kekeliruan siap menyampaikan

pembetulan demi kebaikan untuk

memperoleh nilai tambah. Aktif berarti berlaku dinamis

karena merasa membutuhkan, tidak

tinggal diam. Untuk memperoleh

kebenaran yang hakiki, ia tak segan-

segan mencari dan mencari bertanya

dan bertanya agar ia memperoleh

referensi lengkap sehingga apa yang

dikerjakan, ucapkan tidak akan keliru.

Selanjutnya kebenaran yang telah

diperolehnya disosialisasikannya

kepada siapa saja yang memerlukan. K o m u n i k a t i f = s i a p

berhubungan atau menghubungi siapa

saja lebih-lebih kepada pribadi yang

dipandang kompeten untuk dimintai

penjelasan guna memperteguh

pemahamannya. Selanjutnya ia siap

berbagi (“lima roti dan dua ikan”)

kepada orang lain. Inovati f = si fat yang

senantiasa “bernafsu” membangun,

meningkatkan mutu, pengetahuan,

memperbarui semangat, namun tidak

konservatif melainkan mampu

dengan bijaksana menyesuaikan

dengan perkembangan keadaan ( nut

jaman kelakone )..Berkah Dalem!

(Permenungan Ki Pandhanwangi –

LAJ )

Page 8: Buletin Paroki Mei 2012

6Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

Kereta ApiKehidupanKereta ApiKehidupan

ehidupan sering diumpamakan

sebuah perjalanan. Begitu

dilahirkan dalam dunia ini, kita Ksudah duduk di dalam sebuah kereta

kehidupan.Orang yang paling awal kita

kenal dalam perjalanan itu adalah ayah

dan ibu. Kita mengira mereka selalu

b isa mendampingi k i ta dalam

perjalanan hidup ini. Namun ternyata

kenyataannya bukan seperti itu.

Mereka bisa turun lebih dahulu di

sebuah terminal pemberhentian,

meninggalkan kita sendiri. Perhatian

dan kasih sayang me-reka, curahan

hati dan pendampingan mereka yang

begitu total dan mendalam tidak bisa

diwakili, dan tidak akan bisa ditemukan

lagi. Namun kereta mesti tetap berjalan

terus.

Kemudian ada orang lain yang

naik dalam gerbong itu dan menjadi

teman seperjala-nan. Sebagian orang

di antara mereka mempunyai arti yang

khusus bagi kita. Di an-tara mereka itu

ada kakak-kakak dan adik-adik kita,

ada saudara-saudara dan teman baik

dan orang yang kita cintai, yang

kemudian menjadi suami atau isteri

kita. Kadang kala, penumpang

yang penting dan mempunyai makna

mendalam bagi kita malah duduk

dalam gerbong kereta yang lain. Kita

mencoba untuk mendekatinya ... tapi

sayang sekali, kita sudah tidak bisa

duduk di sampingnya, karena sudah

ditempati oleh orang lain. Namun

kereta mesti tetap berjalan terus.

Page 9: Buletin Paroki Mei 2012

7Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

Di antara orang-orang yang

menjadi teman seperjalanan dalam

kereta yang sama, ada yang santai dan

menikmati perjalanan sehingga

pe r ja lanan te rasa cepa t dan

menyenangkan. Tetapi ada pula yang

cemberut, sedih dan tegang sehingga

p e r j a l a n a n t e r a s a l a m a d a n

membosankan. Masih ada lagi, yang

sibuk kian-kemari di dalam kereta,

setiap saat siap membantu orang yang

butuh dibantu. Ada banyak orang yang

setelah turun dari kereta, masih selalu

dikenang oleh para penumpang lain

k a r e n a k e h a d i r a n n y a s a n g a t

dirindukan karena telah memberi

sesuatu yang bermakna. Tetapi juga

a d a s e b a g i a n o r a n g , k e t i k a

meninggalkan tempat duduknya, tak

ada orang lain yang memperhatikan.

Kehadirannya tidak mempunyai arti.

Bahkan ada juga yang kehadirannya

tidak diharapkan karena mengganggu

ketenangan sehingga ketika dia

meninggalkan kereta, penumpang

yang lain malah bersyukur senang.

Namun apa pun yang terjadi kereta

tetap berjalan terus mengarah pada

suatu tujuan.Sedapat mungkin kita harus

membuat perjalanan ini menjadi

s e b u a h p e r j a l a n a n y a n g

menyenangkan! Teka teki dari kehidupan

adalah: Kapan dan stasiun mana kita

turun dari kereta ?

Penumpang yang duduk di

samping kita akan turun di stasiun

mana dan kapan ? Kapan dan di mana

saudara-saudara dan teman-teman

kita akan turun dari kereta? Kita tidak

akan tahu...Aku sering berpikir demikian,

ketika tiba waktunya turun kereta, apa

yang masih kurasa berat untuk

ditinggalkan? Aku pasti akan merasa

berat meninggalkan orang-orang yang

kucintai. Berpisah dengan isteri, suami,

anak, saudara, teman, rasanya sulit …

menyakitkan. Namun kereta mesti

tetap berjalan terus.Membiarkan anakku berjalan

seorang diri, rasanya sedih. Tapi aku

mempunyai hara-pan bahwa di tempat

pemberhentian akhir kita akan

berkumpul bersama lagi dengan

semua orang yang kucintai.Ketika anakku mengawali

perjalanan dalam kereta ini, dia tidak

membawa apa-apa. Akulah yang harus

memberinya bekal. Seandainya aku

bisa memberinya sebuah koper yang

berisi kisah-kisah cinta, kenangan-

kenangan yang indah dan manis

rasanya baha-gia sekali.Setelah aku turun dari kereta

dan masih dikenang oleh para

penumpang yang berjalan bersamaku

dalam kereta, aku akan merasa

senang dan terhibur.(Diterjemahkan secara bebas oleh

Rm. Ch. Sutrasno Purwanto, Pr. dari

The Epoch Times)

Page 10: Buletin Paroki Mei 2012

ila mendaraskan doa Litani

Santa Perawan Maria, akan

mengucapkan nama Bunda BMaria dengan 50 nama yang berbeda.

Mulai dari Santa Maria sebagai nama

urutan yang pertama sampai Ratu

Pencinta Damai nama yang ke

limapuluh. Pada urutan yang ke

tigapuluh dua menyebutkan Bunda

Maria sebagai Tabut Perjanjian. Ada

relasi apakah antara Bunda Maria

dengan Tabut Perjanjian? Tabut

Perjanjian adalah sebuah tempat untuk

loh batu, bertuliskan sabda Allah,

sepuluh perintah Allah. Bunda Maria

mengandung Yesus dalam rahimnya.

Yesus adalah sabda Allah yang

menjadi Manusia.Marilah membuka Kitab Suci

mengenai Tabut Perjanjian dan Bunda

Maria. Dalam Kitab 2 Samuel 6:9-14,

dikisahkan Tabut dipindahkan ke

Yerusalem. Dalam Kitab Lukas 1:41-

56, dikisahkan Maria mengunjungi

Elisabet. Ucapan Daud saat menyadari

keberadaan dan kuasa Tuhan yang

menyertai Tabut Perjanjian; dan

ucapan Elisabet yang penuh dengan

Roh Kudus, saat menyambut Maria;

memiliki makna yang sama yaitu

sebuah introspeksi diri ketidaklayakan

Bunda Maria Tabut Perjanjian Baru

dirinya di hadapan Tuhan. Karena

kehadiran Tuhan itulah Daud menari-

nari dan anak dalam rahim Elisabet

melonjak; waktu yang digunakan Maria

untuk tinggal di rumah Elisabet dan

tabut Tuhan tinggal di rumah Obed-

Edom sama selama tiga bulan.Peristiwa nyata yang terjadi

saat Daud memindahkan Tabut

Perjanjian merupakan gambaran

peristiwa yang akan terjadi dan sudah

menjadi nyata dalam peristiwa Bunda

Mar i a mengun jung i E l i sabe t .

Gambaran Bunda Maria pada peristiwa

nyata pada jaman Daud itu berwujud

Tabut Perjanjian.Kitab Wahyu 11:19 -12:1,

dalam Kitab Wahyu, Tabut Perjanjian

hanya muncul sekali dan diikuti oleh

ayat berikutnya yang menggambarkan

Bunda Maria (Seorang perempuan

b e r s e l u b u n g k a n m a t a h a r i ) .

Penulisannya pun ada kesamaan. ...

kelihatan tabut perjanjian-Nya..... dan

.....tampaklah Seorang perempuan

berselubungkan matahari.......Jelaslah

bahwa Tabut Perjanjian Baru adalah

Bunda Maria.Kisah Bunda Maria tidaklah

sebanyak Tabut Perjanjian Lama di

dalam kitab suci. Marilah membaca

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 20128

Page 11: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 20129

Manusia. Dalam rahim Bunda Maria,

mengandung jiwa, raga dan keilahian

Yesus. Pasti Bunda Maria memenuhi

persyaratan yang dikehendaki oleh

Allah, tentu saja Bunda Maria

dikuduskan oleh Allah, dan dalam

peristiwa pesta perkawinan di Kana,

kehadiran Bunda Maria mendatangkan

mukjizat dari Allah. Tabut Perjanjian

Lama hilang sampai sekarang tidak

d i t emukan dan Tuhan Yesus

memberikan Bunda Maria yang adalah

Tabut Perjanjian Baru sebagai ibu

Gereja, seperti tertulis dalam Injil

Yohanes 19:26-27.

Sudah seharusnya pengikut Tuhan

Yesus memiliki rasa hormat yang tinggi

dan menempatkan Bunda Maria

sebagai ibu yang kudus tempat anak-

anaknya memohon untuk didoakan.

“Bunda Maria doakanlah kami putra-

putrimu sekarang dan pada waktu kami

mati.” Amin.

Oleh:

Bonaventura Hasta Prayitna

(BvHP)

Lingkungan : St. Markus

KwaStasi : Puluh Watu

Stasi : Senden.

bagaimana Tabut Perjanjian Lama

dikisahkan dalam Kitab Suci. Tabut

Perjanjian detail design; Keluaran

25:10-22. Tabut Perjanjian berisi

Sabda Allah berupa loh batu; Keluaran

25:16 dan 21. Tabut Perjanjian

ditempatkan di tempat maha kudus;

Keluaran 26:33. Tabut Perjanjian

dikuduskan dengan minyak urapan;

Keluaran 30:26; 40:9. Tabut Perjanjian

dibuat; Keluaran 37:1-9. Tabut

Perjanjian disentuh oleh orang yang

tidak dikuduskan, orang tersebut akan

mati dihukum oleh Allah sendiri;

Bilangan 4:15; 1Samuel 6:19; 2Samuel

6:6. Tabut Perjanjian menguduskan

tempat yang ditempati; 2Tawarih 8:11.

Tabut Perjanjian adalah Tabut Kudus;

2Tawarih 35:3. Tabut Perjanjian

mendatangkan mukjizat dari Allah;

Yosua 4:7; 6:6-20; 1Sam 5:1-4.Tabut Perjanjian Lama adalah

benda mati sebagai tempat sabda Allah

yang berujud Loh batu benda mati.

Begitu detail dan istimewa persyaratan

yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri

dan dikuduskan. Yang memperlakukan

Tabut Perjanjian dengan tidak hormat,

langsung dihukum mati oleh Tuhan.

Kehadirannya mendatangkan mukjizat

dari Allah dan Allah menghendaki

penempatan Tabut Perjanjian harus di

tempat yang maha kudus dalam kemah

suci.Bunda Maria, mengandung

Sabda Allah yang hidup menjadi

Page 12: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201210

percayaan akan keampuhan doa. Doa

yang tidak terkabulkan biasanya

membuat frustasi atau keputus asaan

ataupun membuat bosan seseorang

untuk berdoa. Berdoa juga sering

dilakukan hanya pada momen

tertentu misalnya pada waktu

seseorang mengalami masalah atau

kalau lagi mengalami kesusahan.

Sedangkan pada waktu mengalami

masa-masa bahagia, hidupnya

senang, berkelimpahan harta , berdoa

sering dilupakan , padahal berdoa

seharusnya dilakukan pada saat hidup

kita senang maupun pada waktu kita

lagi susah. Pada waktu hidup kita

senang , tidak berkekurangan, sudah

sepantasnya kita berdoa mengucap

syukur akan kemurahan yang telah

Tuhan ber ikan kepada k i ta .

Sedangkan pada waktu hidup kita lagi

Berdoa Berdoa menjadi senjata ampuh untuk

menyelesaikan segala permasalahan

hidup, berdoa juga berfungsi sebagai

alat komunikasi yang effektif bagi

setiap orang untuk berhubungan

langsung dengan sang pencipta . untuk

itulah seharusnya kita tidak boleh

membuang waktu hanya untuk hal-hal

y a n g k u r a n g b e r g u n a t e t a p i

memanfaatkanya untuk berdoa.

Berdoa sebenarnya adalah sebuah

kegiatan yang sangat mudah

dilakukan, bisa secara lisan ataupun

menggunakan panduan, bisa

dilakukan dimana saja, kapan saja,

secara sendirian maupun berkelompok

. Kecenderungan yang ada bahwa

banyak orang justru tidak pernah

berdoa lantaran alasan kesibukan

sehari hari ataupun adanya ketidak

berdoa & bekerja

Page 13: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201211

Bekerja “Bekerja sudah menjadi kewajiban

setiap orang untuk bisa bertahan

hidup, karena dengan bekerja bisa

menghasilkan uang untuk memenuhi

kebutuhan primernya seperti pangan,

sandang dan perumahan maupun

kebutuhan sekundernya. Tanpa

bekerja sulit untuk mendapatkan uang

kecuali mengharapkan uluran tangan

dan belas kasih orang lain. Pekerjaan

sudah menjadi tuntutan bagi setiap

orang. Lapangan pekerjaan yang

sempit tidak mampu menampung

banyaknya tenaga kerja produktif yang

membutuhkan pekerjaan sehingga

menimbulkan masalah-masalah

sosial yang rawan, menambah jumlah

angka penduduk berpenghasilan

rendah alias miskin serta semakin

banyaknya tindak kejahatan dan

kriminalitas. Karena terjepit dengan

kebutuhan sehari-hari yang harus

dipenuhi dan sulitnya memperoleh

pekerjaan yang halal, maka banyak

orang yang nekad dengan melakukan

pekerjaan yang cepat menghasilkan

uang dengan cara-cara yang tidak

halal sehingga banyak yang harus

berurusan dengan pihak berwajib.

Kondisi yang memprihatinkan ini

menjadi pemicu timbulnya gangguan

kamtibmas yang semakin hari

semakin banyak jumlahnya. “Bekerja”

memang tak semudah “Berdoa”.

Untuk bisa bekerja dibutuhkan

dirundung banyaknya permasalahan

hendaknya kita semakin tekun berdoa

dan mendekatkan dir i , mohon

kekuatan dan campur tangan Tuhan

agar kita mampu mengatasi segala

permasalahan itu. Yang penting kita

tidak boleh mengabaikan kegiatan

berdoa mulai dari pagi bangun tidur

sampai malam kita akan tidur.

Peranan doa menjadi teramat penting

bagi seluruh umat beriman karena

diyakini doa b isa membawa

perubahan yang luar biasa kearah

yang lebih baik. Kita harus percaya

bahwa Tuhan sang penguasa

kehidupan akan selalu mendengarkan

doa syukur dan permohonan semua

orang yang percaya kepadaNYA. Jadi

tidak perlu ada keraguan sedikitpun

bahwa Tuhan tidak mendengarkan

dan mengabulkan doa kita. Tuhan telah

memberikan kesempatan yang seluas

luasnya untuk kita agar selalu berdoa

kepadaNYA., kenapa kita tidak

memanfaatkan dengan sebaik-

baiknya. Melalui doa kita bisa

menyampaikan segala uneg-uneg

maupun rasa syukur kepada sang

pencipta. Yakinlah bahwa Tuhan akan

mengabulkan doa kita sepanjang

selaras dengan kehendakNYA. Kita

tidak boleh memaksakan agar doa kita

terkabul tetapi kita juga tidak boleh

merasa bosan untuk selalu berdoa

karena kita percaya bahwa Tuhanlah

yang berkuasa mengatur segalanya.

Page 14: Buletin Paroki Mei 2012

kata lain bekerja juga berarti berdoa.

Jadi dua kata tersebut tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Bekerja

tanpa doa mungkin tidak akan sukses,

berdoa tanpa bekerja hanyalah sebuah

kesia-siaan belaka. Dengan bekerja

berarti kita sudah menerima dan tidak

menyia nyiakan kesempatan yang

telah diberikan oleh Tuhan. Dengan

berdoa kita tidak membuang

kesempatan untuk meraih kehidupan

yang lebih baik. Keduanya hendaknya

seiring sejalan. Doa bisa menguatkan

kita dalam bekerja dan bekerja adalah

jawaban iman kita kepada Tuhan.

Ladang Tuhan sangat luas dan

membutuhkan pekerja-pekerja yang

c u k u p b a n y a k . Tu h a n a k a n

memberikan upahnya bagi setiap

pekerja yang tekun bekerja dan

m e n g h a s i l k a n b u a h . T u h a n

menawarkan dan member ikan

kesempatan seluas luasnya kepada

setiap orang yang membutuhkan

pekerjaan tanpa syarat-syarat yang

sulit dan birokratis. Modal kita hanya

p e r c a y a s e p e n u h n y a p a d a

kehendakNYA dan melaksanakan

perintah perintahNYA. Mencari

pekerjaan didunia memang susah

tetapi hal itu hendaknya tidak menjadi

halangan karena ternyata banyak

lapangan pekerjaan yang terbuka lebar

untuk kita manfaatkan dengan sebaik-

baiknya sehingga akan mambawa

kehidupan kita kearah yang lebih baik.

perjuangan yang keras,apalagi untuk

memperoleh pekerjaan yang formal

dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Mulai dari persyaratan yang birokratis,

latar belakang pendidikan yang

dibutuhkan sampai pada tahap jalan

pintas dengan cara suap menyuap

agar bisa diterima sebagai

karyawan/pegawai. Sebenarnya

Tuhan telah memberikan kekayaan

yang berlimpah kepada umatNYA,

hanya sa j a k i t a t i dak mapu

mengelolanya dengan baik sehingga

menimbulkan ketidak adilan dalam

masyarakat. Ada sebuah keyakinan

bahwa rejeki setiap orang berada

ditangan Tuhan. Keyakinan itu

memang benar adanya tetapi setiap

orang tetap harus berusaha dan

bekerja serta mencari dimana rejeki

itu berada, setiap orang tidak boleh

menyia-nyiakan kesempatan tuk

meraih rejeki sebanyak-banyaknya.

Tuhan t idak akan begitu saja

menjatuhkan rejeki dari langit

melainkan harus dikejar dan dicari.

Berdoa sambil bekerja atau bekerja

sambil berdoaBerdoa bisa menjadi alat ampuh untuk

memperoleh pekerjaan. Berdoa dan

bekerja , adalah dua buah kata yang

saling mendukung satu sama lain.

Sebelum dan sesudah bekerja

sebaiknya kita berdoa. Berdoapun bisa

dilakukan dengan bekerja atau dengan

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201212

Page 15: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201213

boleh melupakan bahwa uang

bukanlah satu-satunya alat agar

setiap orang bisa hidup, tetapi doa

akan menjadi kebutuhan yang primer

dalam hidup kita. Dengan berdoa

Tuhan akan memberikan segalanya

dan percayalah bahwa melalui doa

Tuhan pasti akan menjawab

permasalahan yang ada atau akan

tiba waktunya suatu saat Tuhan pasti

akan berikan jalan.....Amin

*Henricus Hargiyatno(Lingkungan Santa Maria

Sidorejo)

Tidak harus berpendidikan tinggi

ataupun mempunyai keahlian tertentu,

tidak perlu menjadi PNS, Polisi atau

TNI atau anggota DPR yang gajinya

selangit, yang penting adalah kita bisa

menangkap sinyal dan memanfaatkan

kesempatan untuk mengolah sumber-

sumber alam dan kita jadikan sumber

penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan hidup se-hari hari. Kejelian

sangat diperlukan karena apa yang

ada ini bisa dirubah menjadi uang dan

uang adalah sesuatu yang sangat

diperlukan dalam hidup ini. Kita tidak

*Petrus Adi WirawanAgen / 08564 3939 151

dok. pelita/jbst

Page 16: Buletin Paroki Mei 2012

endidikan adalah salah satu hal yang mau tidak mau harus dialami seseorang dalam P

m e n j a l a n i k e h i d u p a n . E n t a h pendidikan formal atau non formal. Terlebih di Negara Indonesia yang mewajibkan seluruh rakyat untuk mengenyam pendidikan minimal 9 tahun dengan slogan wajib belajar 9 tahun. Jika dilihat dari seluruh aspek kehidupan, pendidikan mendapat porsi yang begitu besar dan menjadi impian setiap orang dalam menjalani kehidupan. Masalahnya saat ini paradigma tentang pendidikan mulai diartikan salah kaprah. Pendidikan sama artinya dengan sekolah atau pendidikan formal sa ja . Lalu bagaimana sebenarnya pendidikan yang ideal untuk saat ini?

Adalah Suster Yustanti Osu yang memulai terjun ke dunia pendidikan sejak tahun 1994 dengan berawal menjadi Mahasiswa IKIP dan mengambil konsentari Matematika. Ia mengatakan bahwa pendidikan saat ini te ru tama untuk global be lum menujukan proses pendidikan yang sesungguhnya, masih bertahan pada aspek intelektualitas saja walaupun ada beberapa sekolah yang tidak lagi

mengejar aspek akademis tetapi juga aspek lain seperti softskill. Yang ideal adalah pendidikan yang melibatkan atau mengolah seluruh aspek. Kalau kita lihat saat ini pendidikan di Indonesia masih terfokus/ terbelenggu oleh system yang sebenernya tidak mengembangkan pendidikan itu sendiri. Segala sesuatu telah diatur oleh system dari pemerintah. Bahkan kurikulum pembelajaran ditentukan dari pusat, padahal yang ideal adalah kurikulum dan kelengkapannya adalah tugas dari sekolah-sekolah untuk membuat sendiri sehingga visi dan misi d a r i s e k o l a h t e r s e b u t d a p a t tersampaikan atau sesuai dengan kebutuhan dari anak didik jika dilihat dari segi factor budaya dan lingkungan. Karena system itulah pendidikan di Indonesia seakan-akan dimaknai sebagai gedung fisik yaitu sekolah. Menurut beliau muncul pandangan bahwa kalau belum terdaftar di dalam salah satu sekolah berarti belum mengenyam pendidikan. Untuk di Indonesia kenyataan itulah yang muncul.

Menurut Pengalaman Suster Yustanti, sapaan akrab beliau, mengatakan bahwa pendidikan di

Memanusiakan Manusia

Oleh: Sr. Justanti Rerawati, OSU.

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201214

Page 17: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201215

Indonesia belum ada yang mencapai kata ideal. Ideal yang dimaksud adalah pendidikan yang mengajarkan tentang segala aspek kehidupan, mulai dari akademis hingga softskill yang menunjang mereka untuk hidup. Sehingga yang diungkapkan oleh Driyakarya Memanusiakan Manusia terwujud. Seakan-akan pendidikan memberikan beban yang begitu berat karena cara pandang yang salah dan berpengaruh pada system yang dibuat.

Sebenarnya untuk saat ini banyak sekali pihak yang mulai mengupayakan pendidikan yang menyasar segala aspek kehidupan. Ada sekolah hutan, sekolah social, sekolah karya dsb. Intinya bukan saja segi akademis yang menjadi sasaran utama tetapi segala aspek yang membuat seseorang dapat menjadi manusia yang sesungguhnya. Masih banyak hal yang perlu di benahi pendidikan di Indonesia.

**Sr. Justanti Rerawati, OSU.

dok. pribadi/Sr.Yus

Page 18: Buletin Paroki Mei 2012

askah ada lah perayaan terpenting dalam tahun liturgi Pgereja Kristen. Bagi umat

Kristiani, Paskah identik dengan Yesus, oleh Paulus disebut sebagai “anak domba Paskah”; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Paskah merupakan hari

kebangkitan Yesus dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yusus. Perayaan kenaikan Yesus dirayakan dengan kegiatan-kegiatan yang menarik salah satunya adalah kegiatan Paskahan dan Pesta Nama St. Yusup di Lingkungan Sidowayah pada tanggal 22 April 2012 di SD Kanisius Sidowayah 2. Acari ini adalah puncak dari Kegiatan Paskahan dan Pesta Nama St. Yusup sebelumnya ada ujub pada saat misa dan kerja bakti di sekitar lingkungan gereja Santa Maria Assumpta Klaten. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh umat Lingkungan Sidowayah.

Paskahan dan Pesta Nama St. YusupLingkungan SidowayahPaskahan dan Pesta Nama St. YusupLingkungan Sidowayah

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201216

dok. panitia

Page 19: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201217

Pada awal acra ini di buka oleh nyanyian dari anak-anak PIA untuk menarik perhatian semua umat dan dilanjutkan doa pembuka. Setelah itu pembukaan dari ketua panitia dan dilanjutkan renungan yang diberikan oleh Suster Yustanti tentang St. Yusup. Suster Yustanti menjelaskan tentang sifat-sifat St. Yusup dan memberikan pendalaman dengan memberikan empat pertanyaan refleksi salah satunya adalah ”Peran apa yang telah saya berikan sebagai umat dalam wilayah sebagai wujud peduli dan berbagi sebutkan! Mengapa?”

Setelah renungan dari Suster Yustanti, di lanjutkan dengan .

pembagian hadiah lomba untuk anak-anak PIA. Dari lomba mencari telur, lomba menghias telur paskah dan lomba merangkai kata-kata. Dan pada pesta nama St. Yusup ini juga diadakan doa dan nyanyian kepada St. Yusup secara bersama-sama, dan dilanjutkan d e n g a n d o a p e n u t u p a n d a n pemberkatan oleh romo Rus. Setelah sumua rangkaian acara selesai diakhiri dengan santap siang.

Paskah tidak hanya dirayakan denan misa saja tetapi bisa dengan pesta, kunjungan ke kalel-kapel dan kegiatan yang tidak kalah seru lainnya karena dengan kegiatan seperti itu

bisa menumbuhkan rasa saling perduli dan berbagi dan juga

re l as i sesama uma t kristiani. Paskahan itu menyenangkan! :)

**Ignatius Bayu Kusuma

dok. panitia

Page 20: Buletin Paroki Mei 2012

radisi merayakan Paskah di

lingkungan Paroki Klaten ada

yang berbeda dan unik. Tiap Ttahun inovasi untuk membuat acara

agar lebih berisi dilakukan. Bertempat

di rumah Ibu MY. Kamini yang juga

ketua Lingkungan, umat Lingkungan

A g u s t i n u s D u w e t b e r k u m p u l

merayakan Paskah. Sebagai wujud

syukur, kepedulian dan kesediaanya

berbagi, masing-masing umat (kepala

keluarga) membawa bingkisan berupa

bekal makanan yang akan disantap

bersama. Namun sebelum acara

makan bersama, melalui media

wayang uwuh umat diajak berefleksi,

berdoa sekaligus merenungkan tema

Paskah yang diangkat oleh lingkungan

Agustinus Duwet tahun ini "Katolik

sejati kudu peduli lan rila andum rejeki".

Umat berantusias dalam mengikuti

pagelaran wayang uwuh yang

ditempatkan sebagai pengganti kotbah

dalam ibadat yang dipimpin oleh Bapak

Prodiakon. Melalui tembang-tembang

yang didalamnya mengandung unsur

doa, harapan dan syukur umat dari

semua jenjang usia; anak-anak,

remaja, orang muda dan orang tua

turut bernyanyi, dari wajahnya nampak

berbinar memancarkan kegembiraan

hatinya. Bacaan kitab suci yang diambil

sebagai inti renungan rupanya sudah

terwujud dalam tata acara yang

disusun oleh umat l ingkungan

Agustinus Duwet :

Berefleksi Dengan Wayang Uwuh Berefleksi Dengan Wayang Uwuh

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201218

do

k. pa

nitia

Page 21: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201219

Mateus 25:21 Maka kata tuannya itu

kepadanya: Baik sekali perbuatanmu

itu, hai hambaku yang baik dan setia;

engkau telah setia dalam perkara kecil,

aku akan memberikan kepadamu

tanggung jawab dalam perkara yang

besar. Masuklah dan turutlah dalam

kebahagiaan tuanmu.Lingkungan

Agustinus Duwet telah berani memulai

sesuatu yang beda, berinovasi sama

juga berani mengembangkan talenta

yang telah Tuhan berikan.

Ctt:Wayang uwuh adalah wayang

yang terbuat dari sampah-sampah

plastik yang tidak terpakai dan dibuat

menjadi sebuah wayang dihiasi dan

masing-masing mempunyai karakter.

Alat musiknyapun nampak sederhana,

dari kenthongan dan gamelan

m in ima l i s . Nama paguyuban /

ke lompok yang memprakarsa i

pagelaran wayang uwuh ini adalah

ke lompok Emaus dar i Parok i

Rohkudus Kebonarum. Ceritanya

dibuat simple tentang kehidupan

sehari-hari namun syarat dengan

makna refleksi.

**@john_elia

dok. panitia

Page 22: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201220

askah tahun ini Gereja Katolik mengajak kita untuk semakin Pmemiliki sikap peduli dan

berbagi. Ajakan tersebut disambut baik oleh umat di Paroki Santa Maria Assumpta Klaten dengan mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk menyambut kebangkitanNya dan sebagai manifestasi tema tersebut. Salah satunya umat di lingkungan Sto.Yoseph Sekarsuli pun tak mau ketinggalan. Dalam masa Paskah tahun ini, Lingkungan yang berada di wilayah Klaten Utara II ini melaksanakan sebuah aksi nyata yang telah menjadi agenda rutin setiap tahun.

Adalah kerja bakti. Sebuah agenda kegiatan lingkungan yang menge-depankan kebersamaan umat dan rasa peduli pada lingkungan sekitar. Kegiatan kerja bakti tahun ini dilaksanakan pada hari Minggu, 22 April 2012. Sekitar pukul 06.30 pagi umat telah berkumpul di depan balai desa Sekarsuli guna memulai kegiatan kerja bakti, yang dikomando oleh Bapak FX. Siswanto, selaku ketua rukun umat Sekarsuli. Kegiatan yang d i l a k s a n a k a n a n t a r a l a i n membersihkan rumput l iar dan sampah-sampah di jalan sepanjang balai desa sampai gapura Sekarsuli.

PEDULI DAN BERBAGI

YOSEPH SEKARSULIPEDULI DAN BERBAGI

YOSEPH SEKARSULI

ALA

Page 23: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201221

K e b e r s a m a a n u m a t d i lingkungan Yoseph Sekarsuli dalam kegiatan ini ditunjukkan dengan terlibatnya anak-anak dan remaja. Tidak sedikit dari umat yang rumahnya suwung pada saat kerja bakti berlangsung karena baik bapak/ibu dan juga anak-anak ikut berpartisipasi dalam kerjabakti. Mereka ikut bekerja sesuai dengan tugas, kemampuan dan tentunya sesuati dengan alat yang mereka bawa. Anak-anak bersama dengan ibu-ibu ada yang menyapu j a l a n , a d a p u l a y a n g i k u t membersihkan rumput liar dan bapak-bapak ada yang memotong rumput, mendorong gerobak, membakar sampah dan mengayunkan pacul untuk merapikan tanah di tepi jalan.

Kegiatan kerja bakti ini berlangsung kira-kira sampai jam 09.30. Setelah dirasa cukup,umat pun

membe reskan a lat -a lat yang digunakan dan kembali ke rumah untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.

Bagi umat lingkungan Yoseph Sekarsuli, jika berbagi kepada sesama telah diwujudkan melalui celengan APP, maka kini rasa peduli pada l ingkungan sekitar yang perlu dilakukan. Namun, sebenarnya, melalui kegiatan “bersih-bersih jalan ini”, umat lingkungan Yoseph Sekarsuli juga menunjukkan rasa peduli kepada orang lain supaya dapat menggunakan jalan sepanjang balai desa sampai gapura Sekarsuli dengan nyaman.“Peduli dan berbagai harus nyata dan sebisa mungkin melibatkan seluruh pihak, terutama anak dan remaja” kata I b u N a w a n g w u l a n , k e t u a l i n g k u n g a n Yo s e p h S e k a r s u l i .

**mdrosari

dok. panitia

dok. panitia

Page 24: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201222

ika ada 2 orang atau lebih berkumpul atas namaKu, Aku berada di antara mereka. Tentu J

kita pernah/ sering mendengar sabda Tuhan tersebut. Berkumpul dalam nama Tuhan Yesus dapat diwujudkan melalui berbagai hal. Dapat berupa komunitas pendampingan iman untuk kelompok umur tertentu (PIA/PIR), paduan suara maupun perkumpulan yang dikhususkan untuk kaum tertentu. Bukan untuk mengadakan suatu diskriminasi pada kelompok tertentu, namun supaya anggota komunitas yang berkumpul dapat memuji dan memuliakan nama Tuhan melalui kesamaan minat, rasa maupun cara.

Hal itulah yang menjadi salah satu latar belakang dibentuknya paguyuban ibu- ibu Kato l ik d i lingkungan F.A Krapyak. Selain ingin memuji dan memuliakan nama Tuhan, melalui komunitas ini, diharapkan keakraban ibu-ibu dapat semakin diperdalam demi pelayanan kepada Tuhan.

Paguyuban yang lahir pada tanggal 17 Juli 2005 ini mempunyai dua puluh enam anggota aktif yang berdomisili di perumahan Krapyak Permai, Citra Indah, Citra Merbung dan ada pula anggota yang berasal dari desa Senden dan perumahan Glodogan Timur. Paguyuban yang kini

MENGENAL PAGUYUBAN IBU-IBU KATOLIK

LINGKUNGAN FRANSISKUS ASISI KRAPYAK

dok. panitia

Page 25: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201223

diketuai oleh Ibu Lucia Eka S. ini mengadakan pertemuan rutin setiap bulan pada minggu ketiga dengan menempati rumah salah satu anggota secara bergilir.

Pada bu lan Apr i l l a l u , pertemuan rutin diadakan pada hari Minggu, 22 April 2012 di rumah Ibu Sumbodo di perumahan Krapyak Permai. Pertemuan rutin pada bulan ini diawali dengan ibadat singkat lalu dilanjutkan dengan laporan kegiatan bulan lalu – pengundian arisan dan ditutup dengan suatu acara unik. Bulan April yang identik dengan peringatan Ibu Kartini, pejuang emansipasi wanita ini tidak ingin dilewatkan momennya

oleh paguyuban ibu-ibu di F.A Krapyak tanpa acara yang menarik. Maka dari itu, sebelum pertemuan rutin bulan April dilaksanakan, ibu-ibu ini telah mengikuti acara lomba menyajikan nasi goreng yang penjurian dan p e n g u m u m a n p e m e n a n g n y a dilaksanakan di akhir pertemuan rutin bulan April. Ibu-ibu yang bersedia mengikuti lomba ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian bekerjasama untuk meramu, memasak dan menyajikan nasi goreng sebaik dan seunik mungkin. Pada proses penjur ian d i akh i r per temuan diputuskanlah oleh dewan juri para pemengang yang berhasil menyajikan

dok. panitia

Page 26: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201224

nasi goreng dengan baik: juara pertama diraih oleh tim ibu Kuncoro, juara duaibu Sri Harjanti dan juara ketiga diraih oleh ibu Datik. Dengan lomba ini, diharapkan ibu-ibu dapat menyajikan nasi goreng yang lebih variatif kepada keluarga.

Selain pertemuan rutin dan kegiatan sebagai peringatan Ibu Kartini, paguyuban ibu-ibu ini juga mengadakan simpan pinjam, arisan dan juga mempunyai beberapa agenda kegiatan lain. Misalnya pada bulan September yang diperingati oleh gereja sebagai Bulan Kitab Suci Nasional, diadakan lomba-lomba seputar Kitab Suci, seperti lomba baca kitab suci dan cerdas cermat Kitab Suci se-lingkungan F.A Krapyak. Selain itu, paguyuban yang berlindung kepada Sta. Ana ini juga tidak lupa melakukan kegiatan sosial, yaitu membagikan sembako kepada warga yang tidak mampu, baik mereka yang beragama Katolik maupun penganut agama lain. Kegiatan pendalaman iman pun juga tidak ditinggalkan, pada bulan Mei ini paguyuban ibu-ibu Katolik ini berencana mengadakan ziarah. Disamping itu semua, kegiatan tahunan yang tidak boleh dilupakan adalah peringatan ulang tahun paguyuban pada bulan Juli.

Ibu T.H Susilaningsih, Ketua Lingkungan F.A Krapyak yang merupakan srikandi bhayangkari dan anggota aktif paguyuban mengatakan bahwa wanita sekarang harus bisa berbuat lebih dan tidak sekedar

menjadi kanca- wingking. Ibu Susi, begitu panggilan akrabnya, meyakini bahwa dibelakang pria-pria yang berhasil dan sukses terdapat wanita-wanita yang hebat. Dan itu dapat dicapai salah satunya melalui paguyuban ini, dimana para anggota dapat saling bertukar pengetahuan, penga laman iman dan sa l ing menguatkan satu sama lain untuk menjadi wanita tangguh. Ibu Susi dan Ibu Lusi berharap semoga kedepan paguyuban ibu-ibu Katolik di F.A K r a p y a k i n i d a p a t s e m a k i n berkembang dan solid demi pelayanan kepada Tuhan Yesus, terutama dalam perjalanan paguyuban yang telah menginjak usia tujuh tahun di tahun 2012 ini.

**mdrosari

Page 27: Buletin Paroki Mei 2012

inggu – 4 Maret 2012, pukul

09.00 WIB, hari di mana telah

dijadwalkan untuk acara MOMK Stasi Ignatius Ketandan, cuaca

nampaknya begitu cerah. Berkumpul di

halaman gereja setempat, tidak

diduga, beberapa kawan lama OMK

yang jarang tidak berjumpa, berkumpul

lagi demi aksi kami, “Pengumpulan

Barang Bekas (PBB)”. Yaa.. acara awal

taun yang kami adakan sekaligus untuk

pembukaan APP 2012, memang

sengaja dikemas dalam bentuk “PBB”

lingkup stasi ini. Alasannya adalah PBB

ini sudah menjadi pekerjaan tiap taun

untuk OMK demi memperoleh

penghasilan, sekaligus juga menjadi

jembatan keledai untuk persahabatan

OMK dengan umat stasi. Sekitar 13

OMK Stasi Ignatius Ketandan ikut

berpar t is ipas i dan t idak lupa

Pendamping OMK kami yang setia

ambil bagian dalam kegiatan PBB ini.

Acara berlangsung meriah karena

kami begitu kepanasan namun mimik

kami selalu tersenyum dan berkata

“terima kasih” kepada setiap ketua

lingkungan atau siapapun yang

PBB: Pengumpulan Barang BekasOMK Stasi St. Ignatius Ketandan

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201225

dok. omkketandan/iin

Page 28: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201226

memberikan barang-barang bekasnya

kepada kami. Canda dan tawa selalu

saja menghias setiap perbincangan

kami. Kebersamaan itu terasa begitu

hangat karena sembari nostalgia OMK

yang kurang lebih agak menurun

aktifitasnya tahun lalu. Antusiasme

umat Stasi Ignatius Ketandan dalam

PBB juga membanggakan karena

banyak sekali terkumpul koran,

majalah, kardus, botol kaca, botol

plastik, besi, bahkan sebuah kulkas

bekas. Dengan bantuan motor tossa,

kami bawa barang-barang bekas

tersebut menuju ke tempat pengepulan

Sekar Wangi.

Sek i ta r Rp 750 .000 ,00

terkumpul dari penjualan barang-

barang bekas tersebut untuk 3 kali

pengumpulan di minggu berikutnya.

Akhir kegiatan kami tutup dengan

makan bersama kemudian foto

bersama kemudian pulang bersama

sekitar pukul 15.00 WIB. Kami OMK

Stasi mengucapkan terima kasih

kepada seluruh umat Stasi Ignatius

Ketandan yang telah berpartisipasi

dalam kegiatan PBB ini. Berkah Tuhan

berlimpah untuk kita semua. Tetap

sehat dan tetap semangat. Tuhan

memberkati ̂ ^

*iin_ketandan*

dok. omkketandan/iin

Page 29: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201227

im Pendamping Orang Muda

Katholik Paroki Santa Maria

Assumpta mencanangkan Tprogram unggulannya yaitu Sekolah

p o l i t i k k e m a s y a r a k a t a n b a g i

mahasiswa Katholik. Dalam temu

perdana yang dilaksanakan pada

tanggal 29 April 2012 di Gereja Maria

A s s u m p t a , o l e h M b a k M a r i a

Sucianingsih sebagai koordinator

materi sekaligus penggagas konsep

pendidikan politik kemasyarakatan

untuk mahasiswa katolik paroki klaten

d i j e l a s k a n m e n g e n a i a l u r

pembelajaran. Ada 6 pokok materi

yang akan dibahas lebih dalam

selama tahun ini : Sejarah gerakan

mahasiswa, Mahasiswa dan ekonomi

serta kebijakan adil gender-ramah

lingkungan, mahasiswa dan hukum,

m a h a s i s w a d a n g l o b a l i s a s i ,

pembangunan bangsa di mata

mahasiswa, analisa sosial, prioritas

masalah dan RTL. Atuaran dalam

sekolah politik ini pun simple namun

unik yaitu: Peserta dilarang tidak

berpendapat, berbeda pendapat itu

wajib, presensi selama perkuliahan

hanya boleh bolos 1 kali selama 6

pertemua, dan waktu molor itu tidak

penting. Dalam pertemuan perdana ini

diikuti sementara 10 orang mahasiswa

Berikan Aku 10 Orang PemudaMaka Akan Ku Goncang Dunia!

Temu Perdana Sekolah Politik Kemasyarakatan

Mahasiswa Katholik Paroki Klaten

Temu Perdana Sekolah Politik Kemasyarakatan

Mahasiswa Katholik Paroki Klaten

Berikan Aku 10 Orang PemudaMaka Akan Ku Goncang Dunia!

Page 30: Buletin Paroki Mei 2012

BAPTISAN BAYI BULAN APRIL TH.2012

1. Florentina Widi MardawaPutri dari Kel.Bpk Ignatius Sita Mardawa dan ibu Scholastika Herlyna Ari Widyastuti (Santo Petrus Gatak)

2. Bonaventura Marlino Noven CahyarizkiPutra dari Kel. Bpk Agustinus Maryanto dan ibu Dewi Wulan Cahyaningsih (Santo Petrus Gatak)

3. Patrisius Cahyo KartikaPutra dari Kel. Bpk Agustinus Maryanto dan ibu Dewi Wulan Cahyaningsih (Santo Petrus Gatak)

4. Kasimirus Naovan Hierbet PrtamaPutra dari Kel. Bpk Heribertus Purnomo Meywanto dan ibu Niken Prastiwi (Bonifatius Kokap)

5. Georgius Reswara Natha AdmajaPutra dari Kel. Bpk Aloysius Gonzoga Sugiyarto dan ibu Yuliana Untari Retnaningsih (Mateus Blimbing)

TIM REDAKSI BULETIN MENGUCAPKAN“SELAMAT ATAS PENERIMAAN SAKRAMEN PERMANDIAN

KEPADA SAUDARA-SAUDARI”

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201228

Katholik, dimana mereka telah sepakat

untuk memulai pendidikannya pada

tanggal 13 Mei 2012 jam 16.00 di Kapel

Jebugan. Hadir pula Rama Ch.

Sutrasno, dalam arahanya rama

menyampiakan bahwa dalam hidup ini

dimulai dari huruf "B" yang berari birth

(kelahiran) dan diakhiri dengan huruf

"D" yang artinya dead (kematian),

namun ditengah-tengah huruf B dan D

ada huruf "C" yang artinya choice

(pilihan) artinya selama kita hidup

didunia dihadapkan pada pilihan. Umat

Katholik harus berani membuat pilihan

yang baik agar hidupnya lebih

bermakna dan mengesan bagi orang

lain.Sekolah politik kemasya-

rakatan ini tentu akan dilaksanakan

continue, dan yang ada sekarang

merupakan angkatan pionir, dimana

setelah mereka menamatkan studinya

akan mendidik adik angkatannya.Ayo rekan-rekan adakah yang masih

berminat dan berani mengikuti sekolah

politik? Hm... hidup itu pilihan kok!

**@john_elia

Page 31: Buletin Paroki Mei 2012

6. Bibiana Graciela Febe SupriyadiPutri dari Kel. Bpk Thomas Yakup Supriyadi dan ibu Yohana Dwi Lina Fajarwati (Mateus Blimbing)

7. Clara Aurelia MelvianiPutri dari Kel. Bpk Petrus Eko Prasetyo dan ibu Siti Maesarah (Matius Blimbing)

8. Angela Maryta PutriPutri dari Kel. Bpk Basilius Prasetyawan dan ibu Agata Nofi Indriyani (Lukas Jagalan)

9. Benedictus Alviro Kesya NurhanggaPutra dari Kel. Bpk Yohanes Sata Krisna Nurhangga dan ibu Emi Haryanti (Santo Yusuf Gayamprit)

10. Jonathan Herjuno ArdipramuktiPutra Kel. Bpk Albertus Toni Wuryanto dan ibu Maria Magdalena Rini Dyah Soviana (Santo Yusuf Gayamprit)

11. Agela Syerin Ajeng FaradynaPutri Kel. Bpk Dominicus Tri Yulianto dan ibu Tiwi Ismiyati (Santo Yusuf Gayamprit)

12. Agustinus Valentinus Kevin Mandala PutraPutra Kel. Bpk Bambang Dwi Purwanto dan Ibu Yasinta Puji Astuti ( Yusup Bareng)

13. Gabriel Yohan Putra Widya KiranaPutra Kel. Bpk Antonius Triyulianto dan ibu Agnes Dianita Widya Prasetyawati (Yusup Jebugan)

14. Regina Clarisa GladysPutri Kel. Bpk Heribertus Jarot Heri Purnomo dan ibu Fransiska Heny Pudiyastuti (Santo Valentinus Karangduwet)

15. Regina Fayola NaylaniPutri dari Kel. Bpk Vincentius Oktavianus Lanjar Bayu Widodo dan Francisca Ratih Widyastuti (Santo Agustinus Randualas)

16. Vincensius Virent Jokla EriyantoPutra dari Kel. Bpk Florentinus Budi Eriyanto dan ibu Clemensia Novika Kunti (Fransiscus Assisi Krapyak)

17. Albertha Queen SeptianiPutri dari Kel. Bpk Albertus Sapto Legowo dan Ibu Helena Margani (Clara Tambong)

18. Felix Bagas Tri KurniawanPutra dari Kel. Bpk Yohanes Purwo Suseno dan ibu Yosefin Rofi Budiarti (Bonifasius Ngingas)

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201229

Page 32: Buletin Paroki Mei 2012

Pertanyaan:“Hosti Berdarah” dan

TransubstansiasiRomo, beberapa hari yang lalu

saya diberitahu oleh salah seorang sahabat bahwa pada hari Minggu, 15 April 2012 yang lalu di Paroki Kidul Loji Yogyakarta telah terjedi mukjizat. Ketika seorang bapak Prodiakon Paroki menerimakan komuni, hosti itu jatuh ke lantai dan dicari tidak ketemu. Setelah Perayaan Ekaristi selesai bapak Prodiakon bersama Romo mencarinya di sekitar tempat jatuhnya host i i tu. Mereka menemukan semacam cairan darah sebesar hosti. Kemudian cairan itu dilap dengan purif icatorium. Menurut banyak kesaksian baunya sangat harum. Apakah berita itu benar romo? Saya p e r n a h m e n d e n g a r i s t i l a h transubstansiasi atau perubahan substansi roti dan anggur dalam Perayaan Ekaristi menjadi Tubuh dan D a r a h K r i s t u s . B a g a i m a n a penjelasannya romo ?(Afin – Gayamprit.)Jawaban

Mas An ton yang ba i k , Peristiwa “Hosti Berdarah” memang telah beredar luas di internet. Sampai

sekarang belum ada pernyataan resmi dari pihak Gereja Keuskupan Agung Semarang. Bapak Uskup Agung Semarang mengatakan bahwa yang p e n t i n g k i t a s e k a l i a n h a r u s menemukan hikmah atas peristiwa itu. “Dan bagi saya, itu tak lain agar kita semakin hormat pada Ekarist i Sakramen Mahakudus,” kata Bapak Uskup Agung Semarang saat ditanya tanggapannya atas kejadian itu.

Transubstansiasi adalah istilah tehnis teologis yang dipergunakan oleh Konsili Lateran IV (1215) dan Konsili Trente (1547-1565) untuk menjelaskan kehadiran Kristus dalam Perayaan Ekaristi. Konsili Trente mengajarkan bahwa “dalam sakramen Ekaristi yang mahakudus secara sungguh, real dan substansial ada tubuh dan darah Tuhan kita Yesus Kristus, bersama dengan jiwa dan keallahan-Nya, jadi seluruh Kristus” (DS 883/1651). Kehadiran Kristus dalam Ekaristi disebabkan oleh “perubahan seluruh substansi roti menjadi tubuh dan seluruh substansi anggur menjadi darah, sedang yang tinggal hanyalah rupa roti dan anggur; perubahan ini oleh Gereja Katolik dengan t epa t d i sebu t t r ans -substantiatio” (DS 884/1652). Kata itu

Umat Bertanya Romo Menjawab...?#?...

. ....#@$ .

Oleh: Romo Ch. Sutrasno.

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201230

Page 33: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201231

untuk mengungkapkan kenyataan iman akan adanya perubahan sejati yang terjadi dalam Ekaristi. Istilah itu ditegaskan oleh Konsili Trente untuk menanggapi pandangan Martin Luther yang menolak adanya perubahan itu. Sebenarnya istilah itu hanya mau menegaskan bahwa Kristus sungguh-sungguh hadir (istilah teologisnya: realis praesentia) dalam Perayaan Ekaristi, khususnya dalam rupa roti dan anggur. Yang harus disadari ialah bahwa dengan istilah itu Gereja tidak mau menjelaskan bagaimana Kristus hadir. Kehadiran Kristus dalam Ekaristi m e r u p a k a n m i s t e r i i m a n .Selanjutnya Konsili menegaskan bahwa “dalam sakramen Ekaristi yang terhormat di bawah masing-masing rupa dan di bawah setiap bagian dari kedua rupa tersendiri ada seluruh

Kristus” (DS 885/1653). Dengan pernyataan ini mau ditegaskan bahwa menerima dua rupa (roti dan anggur) atau menerima satu rupa (roti atau anggur saja) atau bahkan separonya mempunyai nilai yang sama. Menurut pendapat saya kita tidak perlu memasuki diskusi-diskusi yang sangat teologis dan tehnis. Yang lebih penting ialah sikap batin kita terhadap kehadiran Tuhan itu. Konkretnya: semakin khidmat, serius dan penuh hormat dalam merayakan Ekaristi baik di Gereja maupun di Lingkungan, semakin rajin dalam mengikuti Adorasi (= penyembahan) terhadap Sakramen Mahakudus yang dilaksanakan di kapel adorasi dan sebagainya. In i penje lasan saya. Semoga bermanfaat. Berkah Dalem.

Page 34: Buletin Paroki Mei 2012

Merah – Biru – Abu-abu.

Itulah lambang jenjang pendidikan

yang merupakan pergantian warna

seragam yang dikombinasikan dengan

warna putih.

Untuk berganti warna yang

baru dan meninggalkan warna yang

lama tidaklah semudah memutar

balikan telapak tangan, namun butuh

proses perjalanan dan tentunya ujian.

Seiring berjalannya waktu,

standar kelulusan pada ujian terus

CERITA PUTIH ABU-ABUDALAM UJIAN NASIONAL YANG TELAH BERLALU

Jangan Katakan “Cuma” Tapi Jangan Pula Katakan “Tidak Bisa”!

dinaikan demi mendapatkan generasi

yang leb ih ba ik . Pengawasan

pelaksanaan ujian pun kian diperketat.

Soal pun semakin dibuat bervariasi.

Ujian adalah hukum wajib bagi

mereka yang ingin naik tingkat. Apalagi

bagi mereka yang kini menyandang

warna abu-abu putih. Ujian adalah

syarat mutlak untuk bisa mendapatkan

tambahan kata “maha” pada statusnya

sekarang sebagai “siswa”.

Panitia Ujian Nasional (UN)

tahun ini menyediakan lima paket

soal, meliputi tipe paket soal A – E.

Setiap hati, setiap mata

pelajaran dan setiap siswa

akan menerima paket soal

yang berbeda. Selain panitia

pusat, tidak ada panitia lokal

bahkan satu siswa pun yang

mengetahui baga imana

denah distribusi soal pada

setiap ruangan ujian sebelum

segel kantong soal dibuka.

Sistem baru dari kementerian

pendidikan ini dilakukan agar

tindak kecurangan dapat

diminimalisir dan tujuan UN

dapat tercapai.

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201232

Page 35: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201233

M e n u r u t k e m e n t r i a n

pendidikan, tujuan dilaksanakan UN

adalah mengukut pencapaian standar

kompetensi lulusan perta didik secara

nasional, sebagai hasil dari proses

pembelajaran dan sekaligus untuk

memetakan tingkat pencapaian hasil

belajar siswa pada tingkat sekolah dan

daerah. Maka dari itu, tindakan

meminimalisir kecurangan mutlak

dilakukan agar tujuan ini dapat

terealisasi.

Selain sistem mengenai variasi

tipe paket soal, ada sebuah sistem

b a r u y a n g b i s a d i k a t a k a n

menguntungkan siswa. Sistem ini

berkenaan dengan penentuan nilai

akhir (NA) yang akan dicantumkan

dalam ijazah. Penentuan NA bagi siswa

di jenjag pendidikan SMA terdiri dari

40% nilai sekolah (nilai rapor semester

3 – 5, ujian praktek, ujian sekolah) dan

60% nilai ujian. Dengan sistem ini,

sebenarnya, jumlah siswa yang tidak

lulus akan semakin sedikit.

Walaupun sistem penentuan

NA tersebut menguntungkan siswa,

namun ini bukan berarti keseriusan

siswa dalam menempuh UN menjadi

berkurang. Kesuksesan meraih nilai

yang baik tentu saja memerlukan

persiapan yang serius dan perjuangan.

Sebelum dilaksanakan UN, dinas

pendidikan kabupaten Klaten dan

k a r e s i d e n a n S u r a k a r t a t e l a h

menyelenggarakan Try Out (TO) atau

uji coba demi mempersiapkan siswa/I

dalam menghadapi UN. Yah, namanya

saja uji coba, ada banyak sekali siswa

yang dinyatakan tidak lulus, terutama

pada TO pertama. Namun, hasil dari

TO sama sekali tidak berpengaruh

pada pengolahan NA siswa. To 1

berganti TO 2 dan kemudian berganti

TO 3, jumlah siswa yang tidak lulus pun

semakin sedikit. Dan akhirnya TO 3 pun

berganti dengan UN.

UN tingkat SMA dilaksanakan

pada tanggal 16 – 19 April 2012 dengan

melibatkan enam mata pelajaran yang

diujikan sesuai jurusan ilmu masing-

masing siswa.

Dalam pelaksanaannya, ada

banyak sekali hal-hal menarik yang

bisa d iperhat ikan. Mulai dar i

ditegurnya siswa yang berbuat curang ,

kesalahan pada distribusi paket soal

hingga kabar bocornya kunci jawab!

Lho, kok bisa?Darimana asalnya?

S e b e r a p a p e r s e n t i n g k a t

kebenarannya?

Tak perlu ditutupi, kabar kunci

jawaban yang disebarkan melalui

pesan singkat sampai juga di kota

Klaten bersinar. Ketika redaksi

mewawancarai beberapa siswa dari

asal sekolah yang berbeda, mereka

mengatakan bahwa mereka menerima

Page 36: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201234

kunci jawaban melalui SMS. Lalu, apa

s i ka p m e re ka ? M e re ka t i d a k

mempercayainya, karena mereka juga

tidak mengetahui pasti dari mana asal

kunci jawaban tersebut dan tingkat

kebenarannya. Syukurlaah. ̂ ^

Senin, Selasa, Rabu, Kamis.

Dari Bahasa Indonesia sampai

biologi/geografi. Usai sudah. UN

tingkat SMA selesai ditempuh. Siswa/I

di kota Klaten pun melakukan sujud

syukur dengan cara mereka masing-

masing. Ada yang berkunjung di

ruangan AC di bagian depan GMA

s a m p a i a d a y a n g m e l a k u ka n

p e n g g a l a n g a n d a n a u n t u k

disumbangkan ke panti asuhan. Dinas

pendidikan menyatakan bahwa hasil

dari UN SMA akan diumumkan paling

lambat tanggal 26 bulan ini.

L a l u , a p a k a h d e n g a n

selesainya UN berarti siswa kelas XII

merdeka? T idak! K in i mereka

memasuki saat-saat untuk lebih rajin

berdoa. Apalagi bagi mereka yang

mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri) jalur

undangan, tanggal 28 Mei ini nasib

mereka akan diputuskan. Apakah

mereka diterima atau tidak di

perguruan tinggi pilihan masing-

masing. Dan bagi mereka yang tidak

mengikuti seleksi jalur ini, jalur seleksi

yang lain sudah ngawe-awe, yang

berarti mereka harus tetap berkutat

dengan buku pelajaran dan materi.

Itulah sepenggal kisah anak-anak putih

abu-abu dalam proses merampungkan

masa “sekolahnya” menuju masa

kuliah. Sulit itu pasti. Menyerah itu

sayang sekali. Dibilang “cuma” jangan

sampai, dibilang “tidak bisa” berarti

kalah sebelum berperang.

Tetap semangat dan sukses

selalu untuk kawan-kawan kelas XII

SMA!

Tuhan memberkati.

Page 37: Buletin Paroki Mei 2012

PENDAHULUAN

Suatu pertanyaan yang selalu menghantui diri saya ketika akan menghadapi purna tugas (pensiun) ialah : “Apa yang bisa saya lakukan setelah saya memasuki masa pensiun? Apa saja yang bisa saya perbuat untuk mengisi waktu saya? Bisakah saya masih berguna bagi keluarga, masyarakat sekeliling saya? Cukupkah gaji pensiun saya untuk kehidupan keluarga?

Untuk menjawab semuanya itu diperlukan pengamatan yang cukup memakan waktu dan pikiran. Namun semuanya itu akan harus terjadi dan tidak bisa dihindari. Kenyataan itu mendorong saya untuk merenungkan apa makna dan artinya menjadi orang yang sudah lansia. Proses menuju masa lanjut usia adalah suatu yang amat wajar dan pasti terjadi pada setiap orang. Tetapi mengapa ada s e b a g i a n o ra n g ya n g e n g ga n m e n e r i m a n y a w a l a u h a n y a memikirkannya saja dan kemudian lupa mempersiapkannya. Bahkan ada orang yang secara berlebihan berusaha mencegahnya, entah dengan berbagai obat ataupun ramuan jampi-jampi maupun dengan mengubah

penampilan dan wajahnya dengan alat-alat kosmetika bahkan sampai harus menjalani oprasi segala.

Dari pengalaman saya yang telah saya jalani dalam memasuki usia lanjut ( pensiun), saya berusaha mengungkapkan perasaan saya walaupun mungkin ada yang tidak sesuai dengan pendapat para pembaca yang lebih senior daripada saya. Saya berharap dengan semua yang telah terjadi kepada diri saya, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa usia lanjut bukanlah sesuatu yang perlu diratapi, tetapi bisa merupakan suatu berkat bagi diri sendiri atau mungkin juga bagi orang lain.

I. PENGERTIAN LANJUT USIA

BAB 1 ARTI MASA LANJUT USIA.

Masa lanjut usia merupakan sesuatu yang mesti dialami oleh setiap makhluk yang pernah hidup. Tetapi hal itu kerapkali merupakan sesuatu yang sering diingkari, bahkan ditolak dan dianggap t idak sesuai dengan keinginan hati nurani banyak orang. Mengapa? Karena masa lanjut usia dianggap sebagai masa kemunduran, m u l a i t e r j a d i n y a ke l e m a h a n

LANSIA, MENAKUTKANKAH?Dirangkum oleh : Th. Warsono

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201235

Page 38: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201236

manusiawi dan sosial. Pandangan ini sebetulnya adalah pandangan yang kurang benar namun telah menjadi cap dan yang begitu saja diterima oleh banyak orang. Orang yang memasuki masa lanjut usia tidaklah terdiri dari kelompok yang sejenis, apalagi masa itu dialami dengan aneka cara yang berbeda. Ada kaum lansia yang masih mampu menyerap makna penting masa lansia dalam konteks eksistensi manusia, sehingga mereka bisa menghadapinya dengan suka-cita dan bermatabat, karena masa lansia dipandang sebagai tahap kehidupan yang telah tumbuh berkembang dan masih bisa memberi manfaat kepada sesama. Tetapi ada sebagian kaum lansia memandangnya sebagai p e n g a l a m a n t ra u m a t i s , y a n g menyedihkan, yang bisa membawa duka dan derita serta keputusasaan, sehingga mereka dengan cepat mengalami kemrosotan jasmani dan mental. Karena begitu banyaknya ragam pengalaman tentang masa lansia, maka baiklah kita lebih dahulu memahami apa arti lanjut usia. Masa lanjut usia, menurut Prof.Dr. W.F.Maramis dalam bukunya 'Siap Menjadi Tua' didefinisikan sebagai “ B e r k u r a n g n y a k e m a m p u a n organisme untuk mempertahankan hidup' atau'Suatu proses kemunduran yang terjadi dalam tahap-tahap akhir dari hidup dan yang akhirnya

mengakibatkan kematian”. Dengan berkurangnya kemampuan organisme i n i m a k a b e r m a c a m - m a c a m perubahan secara alami terjadi pada diri orang lansia itu. Kita sering mendengar keluhan-keluhan rekan-rekan yang memasuki masa lansia. Ada yang mengeluh: “Sekarang saya kok cepat capai ya!” ada yang berkata: “ Wah payah, sekarang saya makin sulit mengingat nama-nama, istilah-istilah, peristiwa-peristiwa yang terjadi.” Ada yang berkata : “ Kalau saya mau pergi, mesti ada saja yang ketinggalan, entah kacamata, HP ataupun kunci, sampai-sampai semua kunci saya jadikan satu bendel”. Ada yang mengeluh :” Setelah pensiun ini banyak penyakit yang semakin akrab dengan saya.”

Begitulah fungsi-fungsi badani dan kejiwaan orang lansia mulai berkurang, bisa secara perlahan-lahan ataupun bisa juga secara cepat, tergantung pada faktor keturunan, gaya hidup dan lingkungan seseorang. Kita semua akan, sedang atau sudah menghadapi kenyataan itu, kecuali kalau kita termasuk orang yang mengalami kematian dalam usia muda.

BAB 2 KAPAN KITA MEMASUKI MASA LANJUT USIA

Pada umur berapakah kita memasuki masa lansia itu dan apa tanda-tandanya? Yang dimaksud usia

Page 39: Buletin Paroki Mei 2012

Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 201237

di sini ialah usia kronologis, yaitu pada usia tahun ke berapa kita mulai disebut lansia. Agar lebih jelas, marilah kita lihat tahap-tahap usia seseorang.

Perubahan-perubahan dalam tubuh kita sudah mulai terjadi jauh sebelum kita masuk usia lansia. Kita t a h u s e c a r a m e d i s b a h w a perkembangan tubuh kita mencapai puncaknya pada usia kira-kira 16- 25 tahun.

1. Tahap itu kita sebut tahap Adolescentia. Pada tahap ini keinginan untuk kematangan i d e nt i ta s d i r i m e m u n ca k . Usahanya untuk mencapai prestasi kerja sangat kuat.

2. Tahap selanjutnya disebut tahap Juventus ( 26 – 40 tahun). Pada tahap in i orang mencoba berprestasi dan mencurahkan waktu untuk mencapai karier. Pekerjaan dipandang sebagai sesuatu yang terpenting dalam hidup. Maka ia kerap tenggelam dalam tugas dan pekerjaannya.

3. Tahap berikutnya disebut tahap Virilitas. Pada tahap ini biasanya banyak cita-cita dan prestasi yang sudah tercapai. Tetapi pada saat yang sama dirasakan proses ketuaan mulai melanda dirinya. Perubahan-perubahan f is ik terjadi pada dirinya. Perkem-b a n ga n s e l h o r m o n p a d a umumnya, tenaga dan kekuatan f i s i k m u l a i m e n u r u n .

Pada tahap ini orang mengalami masa krisis, yang sering disebut “Remaja Kedua”. Pada tahap ini uban-uban mulai menampakkan diri dibarengi dengan rontoknya sebagian rambutnya.

4. Tahap berikutnya disebut tahap Praesenium ( 55 – 65 tahun). Pada usia ini orang mulai menghadapi usia pensiun. Bersamaan dengan itu biasanya kesehatannya mulai menjadi masalah dan semakin mundur. Jika krisis yang terjadi pada tahap virilitas tidak teratasi, orang pada tahap praesenium ini a ka n m e n ga l a m i d e p re s s i (tekanan jiwa) dan apati (lebih suka melamun).

5. Tahap terakhir, usia diatas 65 tahun disebut tahap Sanectus. Tahap ini yang kita kenal dengan masa lanjut usia (lansia). Kita kenal ada dua kategori masa lansia: * Lansia Muda : usia antara 65 dan 75 tahun.

* Lansia Tua : usia diatas 75 tahun

Pada usia tahap sanectus ini semakin banyak perubahan fisik dalam dirinya.

T e t a p i s i a p a y a n g mempersiapkan diri dengan baik pada tahap-tahap sebelumnya, yaitu melihat dunianya dari sudut positip. Tidak akan mengalami terlalu banyak gangguan dalam masa lansia.

Page 40: Buletin Paroki Mei 2012

BAB 3 PROSES MEMASUKI MASA LANSIA

Proses penuaan sejatinya sudah terjadi dan berlangsung terus sejak awal manusia terbentuk. Dalam ilmu kedokteran kita tahu bahwa proses tersebut terjadi pada unsur yang paling dasar, yang kita kenal sebagai suatu molekul yang disebut DNA (Desoxyribonucleic Acid). Sekarang ini DNA dianggap sebagai dasar kehidupan sel yang juga menjadi dasar kehidupan makhluk hidup. Dalam tubuh kita setiap sel memiliki bagian yang disebut Nucleus (inti). Ada nucleus ini terdapat benang-benang kehidupan yang disebut kromatin dan disitulah terdapa molekul DNA. Dari sinilah kita dapat menentukan berbagai ciri dan sifat yang ada pada manusia.

Dalam proses kehidupan setiap makhluk, kerusakan-kerusakan kecil pada DNA secara berangsur-angsur ter jadi dan sayangnya kerusakan-kerusakan itu tak dapat dipulihkan.. Kerusakan-kerusakan yang tak dapat dipulihkan itu secara “macro” mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia sebagai proses menua, proses memasuki masa lansia atau m e n j a d i l e b i h t u a d a r i p a d a sebelumnya.

Proses menua yang alamiah dan disertai kerusakan-kerusakan

pada DNA ini mengakibatkan fungsi-fungsi pada tubuh dan mental mulai berkurang. Dan hal itu tidak disenangi oleh banyak orang yang ingin menghindari dan mencegahnya. Tetapi hidup kita ini bisa diibaratkan sebuah lilin yang bernyala yang mau tidak mau makin lama makin habis dan akhirnya padam. Demikian juga hidup kita dalam perjalanan waktu setelah dimakan usia pelan-pelan semakin tua dan sampai akhirnya juga habis. Tak seorangpun bisa mencegah proses menua ini. Dokter ahlipun tak mampu mencegah seseorang untuk tidak menjadi tua. Yang dapat dilakukan hanyalah membantu agar proses menua bisa ditolerir, yaitu dengan menangani setiap kemunduran fisik, kemunduran fungsi organ atau menurunnya mental dengan cara s e p e r t i m e n a n ga n i ga n g g u a n kesehatan pada umumnya. Dengan kata lain membantu sesorang agar bisa memasuki masa lansianya secara sehat, gembira dan penuh syukur, sehingga orang bisa menikmati usia lebih panjang dengan rasa bahagia tanpa keluhan-keluhan yang berarti dan yang paling penting tidak menambah beban orang lain baik saudara ataupun yang merawatnya.

38Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

Page 41: Buletin Paroki Mei 2012

ibasan angin yang menderu

malam itu membangunkan Alta.

Perlahan ia bangun dari Ktidurnya. Suasana gelap, langit

nampak hitam dan tersaput awan putih

yang nampak memantulkan sinar yang

tersisa dari lampu kota sekitar.

Rupanya angin membawa uap air yang

membuat kemah Alta basah oleh

embun. “masih jam 2, malam ini terasa

lama bergulir” gumannya sambil

melihat jam pada telpon genggamnya.

Dalam sayup-sayup lamunanya

menerawang jauh mengingat peristiwa

lima tahun yang lalu ketika ia bersama

ke sebelas temannya mendaki di

Merapi. Malam itu ia melihat ke arah

bintang biduk, namun Merapi tidak

terlihat. Angin bertambah kencang, dan

kabut pun mulai menyelimuti kemah

mereka. “hm.. mirip peristiwa Merapi.

Mungkinkah hal itu akan terulang

kembali malam ini?” tanyanya dalam

hati. Ia melihat kesebelahnya dan Astra

masih tidur lelap.

“Ia tidak sadar kalau malam ini

bahaya mengintainya. Ia cukup

kelelahan dan kapanpun detak

jantungnya bisa berhenti, karena

darahnya beku tidak beraktifitas akibat

suhu yang dingin. Hipiotermia. Apakah

perlu ku bangunkan?” Ia memastikan

temannya tidur dengan nyaman.

MendengarkanTuhan Bertuturdi Sabana Merbabu

MendengarkanTuhan Bertuturdi Sabana Merbabu

39Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

Page 42: Buletin Paroki Mei 2012

40Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

”Bagimanapun ia sahabatku.

Mau menemaniku untuk melihat

keindahan dunia. Keberhasilan

pendakian ini bukan saja aku sampai

puncak dengan selamat, namun aku

harus mampu menjadi pemimpin bagi

diriku dan orang lain. Aku akan bangga

bi la ia bisa berceri ta tentang

petualangan ini kepada yang lain.””Perasaanku kurang nyaman

dengan angin ini. Mungkin sebentar

lagi akan turun hujan. Mungkin juga

tidak. Cuaca adalah alam, yang

mempunyai kekuatan dan tidak ada

satupun orang di dunia ini mampu

mengendalikannya. Dibelahan bumi

manapun ketika mereka merekayasa

alam, sama saja menciptakan masalah

baru dalam kehidupannya-karma

alam-ia menebang pohon, maka kelak

ia akan kekurangan air.”Apapun yang kurasakan, ini

adalah hadiah dari pilihanku. Sudah

lebih dari separo perjalanan ini aku lalui

dan sayang jika tidak dilanjutkan. Jika

pendakianku ke Merapi dulu Tuhan

telah mengirimkan banyak orang yang

mau mengingatkanku akan bahaya

“lamok” atau kabut tebal Merapi,

namun tidak untuk saat ini. Itu saja aku

masih mengacuhkannya, yang

membuat aku bersama temanku

tersesat di lereng Timur merapi. Ada

puluhan orang yang telah menegur

kami; lebih baik jangan diteruskan,

karena jarak pandang di pasar bubrah

hanya 5 meter, dan kamu akan

kehilangan orientasi terhadap arah.

Kamu bisa jalan kemanapun tanpa

tahu tujuannya, walaupun kamu punya

kompas, belum tentu arahmu benar

menuju jalurnya. Itulah peringatan

mereka, tapi aku dan teman-temanku

tidak menggubrisnya. Kami punya

idealisme dan cita-cita. Hal itulah yang

terkadang menyumbat telinga dan hati

untuk mau mendengarkan sapaan

Tuhan. Kami terlalu sombong. Kami bersama teman sudah

memulai mendaki dari pasar bubrah.

Perjalanan pun terhenti ketika hujan

mulai turun dengan deras. Air hujan

yang mengalir dari arah puncak terasa

panas. Teman-teman panik, takut kalau

Merapi meletus dan kami putuskan

untuk turun kembali. Masalahnya kabut

putih cukup tebal dan kami tidak bisa

melihat dimana kemah kami. Pakaian

kami sudah basah, dan membuat kami

semak in ked ing inan . Dengan

ketakutannya, kami asal memilih jalan

turun, dan benar kami kehilangan jalur.

Kami mulai curiga dan menghentikan

perjalanan ketika kami mendengar

suara luncuran air mirip air terjun di

bawah sana. Teman kami berteriak

”statis” bawah mungkin jurang, karena

ada suara air seperti air terjun.

Langkah kami pun terhenti. Kami

berkumpul dan berteriak dengan keras,

mungkin dua orang teman yang tinggal

di dalam tenda akan mendengar,

Page 43: Buletin Paroki Mei 2012

41Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

sehingga suara akan menjadi

pemandu arah menuju kemah. Sayang

teriakan kami tidak mereka dengar.

Salah seorang teman kemudian

berkata ”baiknya kita berdoa bersama

saja, keyakinanku mengatakan Tuhan

akan memberikan arah” kami pun

mulai berdoa, sebelum doa selesai,

tangan Tuhan menyibakkan angin

yang mampu mengusir kabut tebal itu.

Kami merasa senang, karena gunung

gajah mungkur nampak dengan

perkasa di sebelah timur, itulah acuan

kami menuju kemah, berarti kami harus

berjalan ke arah Utara untuk dapat

sampai ke kemah pasar bubrah.

Sesampainya di pasar bubrah temanku

yang satu nampak panik menolong

teman satunya yang terkena penyakit

aneh di gunung. Orang banyak

menyebutnya ”h ipotermia” . Ia

ngomong ngacau, dan berteriak-teriak

kalau dadanya sesak, bahka ia marah

d a n m e n u d u h k a m i t e l a h

meninggalkannya sendiri, padahal ia

sendiri yang meminta tetap tinggal di

kemah. Wah ada yang tidak beres.

Pertolongan pun segera diberikan, dari

menyiapkan air hangat sampai

makanan yang mampu memberikan

energi untuk tubuhnya. Semua

anggota tim masuk ke tenda karena di

luar hujan deras masih turun.Berangsur-angsur suasana

nampak tenang, rasa panik kami pun

mereda. Kondisi teman yang sakit

semakin membaik, namun cuaca

masih tetap sama. Karena sudah sore,

dan kondisi teman yang sakit sudah

membaik, maka kami putuskan untuk

packing dan turun. Rupanya kami

menghadapi masalah baru. Jalur

kembali tidak terlihat. Seorang anggota

tim mengeluarkan kompas kecil yang

berada di jam tangannya untuk

orientasi medan, namun tetap saja

tidak mampu untuk berorientasi arah

mana yang harus diambil untuk

kembali ke jalur pendakian semula

atau pintu menuju pasar bubrah

Merapi. Pilihan kami bulat untuk tetap

menuju ke utara berdaarkan jarum

kompas, agar kembali ke jalur

pendakian. Dan ”Syukur pada Tuhan”

r u p a n y a t i m d a r i P M I t e l a h

meninggalkan tanda jejak yang berupa

lempeng seng di cat warna biru ada

”red cross” nya, itulah yang menjadi

petunjuk menuju jalur semula. Kami

bergandengan, karena berpisah 2

meter saja, teman di depan ataupun di

belakang sudah tidak kelihatan karena

tebalnya kabut. Ketekunan tersebut

dok. pelita/jbst

Page 44: Buletin Paroki Mei 2012

42Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

membuahkan. Kami pun sampai di

jalur semula dan dengan mantap kami

terus melangkah turun menuju base

camp. Sampai di basecamp New Selo

jam 8 malam. Setelah makan, kami pun

pulang menuju ke rumah, dan kami

selamat walau kami harus mengakui

bahwa kami gagal belum sampai

”Puncak Garuda”.] Pagi i tu, lamunan akan

kenangan perjalanan bersama para

sahabat seakan mempercepat waktu

dan mampu mengusir rasa gundah

cemasnya. Lamunanya menyihir

perasaannya yang membuatnya

menjadi tenang.”Saat ini, di sabana Merbabu,

Tuhan benar-benar menguji ku untuk

menggunakan hati, kapan aku akan

berhenti dan kapan aku akan

melanjutkan perjalanan ini. apakah

perlu ku bangunkan Astra?” hatiku

mengatakan ia baik-baik saja. Jika saat

ini tidak ada orang lain yang mampu

mengingatkanku akan bahayanya

alam, hatiku semakin paham, bahwa

alam mempunyai cara sendiri untuk

menghentikan langkahku. Selagi aku

mampu dan sinyal hatiku mengatakan

berani untuk meneruskan, maka aku

yakin perjalanan ini akan baik-baik

saja.K e t e n t r a m a n b a t i n n y a

membuat matanya kembali terpejam

meneruskan mimpi indahnya di sabana

Merbabu.

Oleh: Sahabat Perjalanan PELITA

(Pecinta Alam Maria Assumpta)

dok. pelita/jbst

Page 45: Buletin Paroki Mei 2012

43Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

arna pengorbanan sang Ibu,

Mon i ca b i sa mengubah

hidupnya. Kini Monica menjadi Kseorang biarawati, dan mengajar di

sebuah Sekolah Dasar bernama

Harapan Mulia. Sudah 3 tahun Monica

mengajar sebagai guru, tapi berkat

ketekunan dan kerja kerasnya Monica

kini diangkat sebagai Kepala Sekolah.

Betapa senang hati Monica, bahkan

dalam doanya monica mengatakan

“Ibu, aku berterimakasih kepada ibu,

karna berkat pengorbanan ibu, aku

bisa mengubah hidup dan meraih cita –

citaku. Sekarang aku menjadi Kepala

Sekolah bu, aku senang sekali karena

cita- citaku selama ini bisa tercapai.

Terimakasih bu, semoga di Surga sana

ibu bisa mendengar doaku, aku sayang

ibu ”.Suatu hari ketika Monica

sedang members ihkan b ia ra ,

d a t a n g l a h P a m a n , B i b i d a n

Keponakannya. Monica sangat terkejut

dengan kedatangan mereka, karna

sudah 5 tahun mereka tidak bertemu.

Mereka sangat bahagia akhirnya bisa

bertemu kembali. Saat mereka sedang

mengobrol, Monica bertanya kepada

keponakan nya bernama Myta. “Myta,

ANAK YANG MEMILIH

ORANG TUA YANG MEMBIMBING

Page 46: Buletin Paroki Mei 2012

44Buletin Paroki Edisi ke-103 Mei 2012

kamu sekarang sudah kelas 3 SMP

kan? Rencananya kamu mau

melanjutkan kemana? SMA /SMK ?”,

lalu dengan tegas ibu Monica

menjawab “ Myta mau masuk ke SMK

Cindrawasih, SMK yang terbaik dan

mewah di Bandung.” “Monica mau

masuk jurusan Tata Boga, iya kan

Myta?” Tanya Monica kepada Myta.

Myta pun menjawap dengan ragu –

ragu. Dengan jawaban yang di berikan

Myta, Monica merasa ada yang tidak

beres. Ketika ayah Myta sedang

menerima telepon dan ibu Myta ke

kamar mandi, Myta mengungkapkan isi

hati nya pada Monica. Myta bercerita

“Tante, Myta nggak mau sekolah di

SMK Cinderawasih, apa lagi masuk

jurusan Tata Boga, Myta mau

menggapai cita – cita Myta, Myta mau

masuk SMA Gabriel, karna disana ada

kelas kusus Matematika, Myta suka

Matematika, karna cita- cita Myta

menjadi Dosen Matematika, Myta ingin

lebih mendalami Matematika”.Setelah Myta mengikuti Ujian

Nasional, terjadilah pertengkaran

hebat di rumah Myta. Orang tua Myta

tetap bersikeras untuk memasukkan

Myta ke SMK, tetapi Myta ingin masuk

SMA. Karna pertengkaran itu, Myta

memutuskan untuk menemui Monica di

Biara. Sesampai nya di Biara, Myta

menceritakan semua yang terjadi di

rumah Myta kepada Monica. Orang tua

Myta pun khawatir dan bingung dengan

keadaan Myta, karena Myta pergi dari

rumah. 3 hari sudah Myta tinggal di

Biara, Monica memutuskan untuk

menghubungi orang tua Myta agar

mereka datang ke Biara. Setelah

mereka sampai di Biara, Monica

menceritakan apa yang ada dalam hati

Myta dan orang tua Mytapun sadar

bahwa sebenarnya memaksakan

kehendak orang tua pada anak itu tidak

baik, biarlah sang anak yang memilih

apa yang menjadi cita – citanya dan

tugas orang tua adalah mendampingi

dan memberi masukan yang baik

untuk masa depannya. Karna

pendidikan yang mencerdaskan anak

bukanlah pendidikan yang serba

mewah, tetapi pendidikan yang

mencerdaskan i tu te rgan tung

bagaimana sang anak menerima

materi yang diberikan dan adanya niat

dalam diri anak tersebut.

Page 47: Buletin Paroki Mei 2012

membutuhkan tanpa memandang s u k u , r a s , a g a m a d a n kepercayaannya. Jumlah semua paket ada 147 paket alat tulis. Dan rupanya, perikop Injil Yohanes di atas sangat relevan dengan kondisi seka rang ; apa usaha k i t a selanjutnya agar banyak anak kurang mampu terbantu dalam mewujudkan cita mulianya?Sukses dan salut atas usaha PIA Gereja Maria Assumpta Klaten menjadi umat "Katolik sejati yang mau peduli dan berbagi"

**@john_elia

ampaknya hal ini seperti berita basi yang harusnya Ndimuat dalam Buletin Paroki

bulan Mei yang lalu. Namun makna dan nilai dari peristiwa ini sungguh abadi dan tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Minggu Paskah, 8 April 2012 yang lalu anak-anak PIA dari penjuru Paroki Santa Maria Assumpta Klaten berbondong-bondong mengikuti perayaan Ekaristi Paskah anak. Yang istimewa dari perayaan itu, karena anak-anak membawa bingkisan berupa alat tulis; ada buku, pensil dan lain sebagainya. Tentunya ini perwujudan menjadi "Katolik sejati yang mau peduli dan berbagi". Bingkisan yang telah terkumpul tersebut pada tanggal 27 April 2012 oleh pendamping PIA (ada Bu Kris, Bu Karno, Mbak Endang, Mbak Susilowati, Mbak Anik, Mbak Harmuj i , Mbak Tat ik, Mbak Widyaningsih, Mbak Rini, Pak Paris, Mbak Ester, Mbak Esti) di kemas dalam paket-paket untuk dibagikan kepada anak yang

Yohanes 6:9

“Di sini ada seorang anak, yang mempunyailima roti jelai dan dua ikan;

tetapi apakah artinya ituuntuk orang sebanyak ini?"

Page 48: Buletin Paroki Mei 2012