kasus 1

3
Kasus 1 BANDUNG - KetuaPusatPelayananTerpaduPemberdayaanPerempuandanAnak (P2TP2A) Jawa Barat NettyPrasetiyanimengatakan, kawasan Bandung Raya tidakramahterhadapperempuandananak. Daerah tersebut, katanya, kerapterjadikasuskekerasanseksualterhadapperempuandananak.Wilayah paling rawanberada di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, danKabupaten Bandung Barat."Itu paling tinggi (jumlahkasusnya) di daerah-daerahitu," kata Netty, kepadawartawan, di Bandung, Selasa (18/8/2015).Tapi, secarajumlahrinci, menurutnyaangkanyaperludikonfirmasikeberbagaipihakterkait.Yang jelas, berdasarkancatatan P2TP2A, tigadaerahitujadi 'juara'.Meskibegitu, bukanberartidaerah lain rendahjumlahkasusnya. Banyaknyajumlahkasusdarikawasan Bandung Raya yang dilaporkanke P2TP2A Jawa Barat disinyalirkarenakantornyaberada di Kota Bandung yang wilayahnyacukupdekatdengantigadaerahitu. "Yang lainjugabanyak (tapibanyak yang tidakdilaporkanke P2TP2A Jawa Barat). Cumaterkaitlaporan, itukarenajarakmerekalebihdekatlaporke kami.Tapikalaumisalnya P2TP2A Jawa Barat ada di Ciamis, mungkinbanyakjugadariCiamis yang laporke kami," jelasNetty.Kasuskekerasantersebutmenurutnyaterjadikarenaadanyaket impanganrelasikuasa.Sehingga, orang yang dianggaplebihberkuasa, sepertiorangtua, guru, suami, danbos di tempatkerja, melakukankekerasanterhadapanakdanperempuan."Kalau (ketimpanganrelasikuasa) ituterjadi, berikutnyaakanterjadikejahatantersembunyi.Anakmisalnya, diatidakakanberani (mengungkap), apalagikalaudiancam," ucapnya.Diamencontohkan, adasalahsatukasuskekerasan yang dilakukanoleh guru terhadapsiswinyasejakKelas 3 SMP hinggaKelas 3 SMA.Sang anaktakberanimengungkapataumelaporkannyapadaorangtuadankepolisian ."Itujadisatucontohbahwakejahatandankekerasanseksual yang

Upload: asep-ramdan

Post on 01-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus kekerasan

TRANSCRIPT

Kasus 1BANDUNG - KetuaPusatPelayananTerpaduPemberdayaanPerempuandanAnak (P2TP2A) Jawa Barat NettyPrasetiyanimengatakan, kawasan Bandung Raya tidakramahterhadapperempuandananak. Daerah tersebut, katanya, kerapterjadikasuskekerasanseksualterhadapperempuandananak.Wilayah paling rawanberada di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, danKabupaten Bandung Barat."Itu paling tinggi (jumlahkasusnya) di daerah-daerahitu," kata Netty, kepadawartawan, di Bandung, Selasa (18/8/2015).Tapi, secarajumlahrinci, menurutnyaangkanyaperludikonfirmasikeberbagaipihakterkait.Yang jelas, berdasarkancatatan P2TP2A, tigadaerahitujadi 'juara'.Meskibegitu, bukanberartidaerah lain rendahjumlahkasusnya. Banyaknyajumlahkasusdarikawasan Bandung Raya yang dilaporkanke P2TP2A Jawa Barat disinyalirkarenakantornyaberada di Kota Bandung yang wilayahnyacukupdekatdengantigadaerahitu. "Yang lainjugabanyak (tapibanyak yang tidakdilaporkanke P2TP2A Jawa Barat). Cumaterkaitlaporan, itukarenajarakmerekalebihdekatlaporke kami.Tapikalaumisalnya P2TP2A Jawa Barat ada di Ciamis, mungkinbanyakjugadariCiamis yang laporke kami," jelasNetty.Kasuskekerasantersebutmenurutnyaterjadikarenaadanyaketimpanganrelasikuasa.Sehingga, orang yang dianggaplebihberkuasa, sepertiorangtua, guru, suami, danbos di tempatkerja, melakukankekerasanterhadapanakdanperempuan."Kalau (ketimpanganrelasikuasa) ituterjadi, berikutnyaakanterjadikejahatantersembunyi.Anakmisalnya, diatidakakanberani (mengungkap), apalagikalaudiancam," ucapnya.Diamencontohkan, adasalahsatukasuskekerasan yang dilakukanoleh guru terhadapsiswinyasejakKelas 3 SMP hinggaKelas 3 SMA.Sang anaktakberanimengungkapataumelaporkannyapadaorangtuadankepolisian."Itujadisatucontohbahwakejahatandankekerasanseksual yang tersembunyi, danbenar-benarharusdiperangi.Ini yang inginsayasosialisasikan, hiden crime itumengerikan," pungkasnya.

Kasus 2JAYAPURA Natasyah Dita Saputri bocah berusia sepuluh tahun mengalami luka bakar pada bagian wajah kiri dan lutut kanan akibat disiram air panas oleh ibu tirinya, Hasmiyati. Aksi kekejaman sang ibu tiri kepada Natasyah ini dilakukan sebanyak dua kali. Kaur Bin Ops Reskrim Polres Jayapura Kota Iptu Piet Hein mengatakan, kejadian pertama dilakukan Hasmiayati terhadap anak tirinya pada saat Hari Raya Idul Fitri 17 Juli sehingga melukai lutut korban. Sementara kejadian kedua terjadi hari Rabu 29 Juli kemarin dimana sang ibu tiri menyiram korban dengan air panas saat korban sedang tidur. Setelah melakukan kekerasan terhadap anak tirinya pelaku kemudian melarikan diri, kata Piet Hein, Kamis (30/7/2015). Untuk menindak lanjuti kasus ini, kata dia, pihak kepolisian telah melakukan visum terhadap korban dan polisi akan mengenakan pasal berlapis bagi ibu tiri korban yakni pasal kasus kekerasan terhadap anak. Sebelumnya pada Juni 2015 lalu di Jayapura seorang bocah berusia lima tahun bernama Syawal menjadi korban kekerasan yang dilakukan kedua orang tuanya. Syawal mengalami sejumlah luka serius pada tubuhnya akibat tindak kekerasan oleh ibu dan bapaknya. Saat ini kedua orang tua Syawal telah ditetapkan menjadi tersangka dan kasus ini telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jayapura.

Kasus 3MALANG Perilaku Alimun (49) sungguh di luar batas kewajaran. Warga Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ini tega menganiaya isterinya Paini (46) yang menderita stroke. Kasat Reskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat menceritakan, kejadian ini terjadi pada Jumat 18 September 2015. Penyebabnya, korban yang mengerang kesakitan akibat penyakit yang dideritanya, justru menyulut emosi tersangka. "Tanpa kontrol dia melepaskan pukulan ke wajah isterinya yang lagi menderita stroke," ujar Wahyu Hidayat, di Mapolres Malang, Selasa (22/9/2015). Tersangka memiliki dua orang anak dari dua orang isteri ini berhasil diringkus di rumahnya, pada Senin 21 September 2015, setelah keluarga korban melaporkan kasus ini di Polres Malang. Menurut Wahyu, korban sudah dua tahun terakhir tidak bisa berjalan karena lumpuh. Korban merupakan isteri sah tersangka. Namun ketika jatuh sakit, tersangka memilih nikah lagi. Terkait pernikahan keduanya, tersangka mengaku dilakukan lantaran Paini menderita stroke. "Dia sudah dua kali menderita stroke, makanya saya nikah lagi," terangnya. Isteri keduanya JM (40) dinikahi secara sirih. Tersangka menikah lagi dengan alasan agar isteri kedua ini bisa memperhatikan dan merawat Paini yang dalam keadaan sakit. Sementara tersangka bekerja mencari telur semut angkrang untuk dijual. Dari pernikahannya ini, mereka memiliki dua orang putra. Anak pertama diadopsi, sementara anak bungsu merupakan hasil perkawinan dengan Paini. Berdasarkan hasil investigasi, penyidik bagian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang menyimpulkan, luka lebam di pipi dan rongga mata korban di duga akibat pukulan tangan kosong pelaku. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka yang kini mendekam di balik jeruji besi Polres Malang, dijerat dengan Pasal 44 ayat (1) dan (4) UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).