tk kasus 1

31
LAPORAN KASUS Seorang Ibu yang Merasa Hamilnya tidak Bertambah Besar Kelompok XI 03010277 Wella Rusni 03010284 Yoshua Adhinugraha 03011178 Marisa Alfianty 03011186 Meiria Sari 03011198 M.Dejandra Rasyana 03011199 M.Yoga Ryananda I 03011200 Munfika Maulida 03011201 Mustafidah 03011208 Nancy Edison 03011210 Narjas Syam 03011242 Rayni Anugrah 03011245 Reynaldi Syarifu R. 03011246 Reynold Yusmar P. Benu 03011254 Rifrita Fransisca Halim

Upload: meiria-sari

Post on 02-Aug-2015

36 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TK Kasus 1

LAPORAN KASUS

Seorang Ibu yang Merasa Hamilnya tidak Bertambah Besar

Kelompok XI

03010277 Wella Rusni

03010284 Yoshua Adhinugraha

03011178 Marisa Alfianty

03011186 Meiria Sari

03011198 M.Dejandra Rasyana

03011199 M.Yoga Ryananda I

03011200 Munfika Maulida

03011201 Mustafidah

03011208 Nancy Edison

03011210 Narjas Syam

03011242 Rayni Anugrah

03011245 Reynaldi Syarifu R.

03011246 Reynold Yusmar P. Benu

03011254 Rifrita Fransisca Halim

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta, September 2012

Page 2: TK Kasus 1

Daftar Isi

Bab I

Pendahuluan...............................................................................................................1

Bab II

Laporan Kasus...........................................................................................................2

Bab III

Pembahasan................................................................................................................4

Bab IV

Tinjauan Pustaka........................................................................................................13

Bab V

Kesimpulan................................................................................................................17

Daftar Pustaka........................................................................................................................18

Page 3: TK Kasus 1

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan pertumbuhan pada janin merupakan kondisi dimana janin tidak dapat tumbuh

dengan baik karena faktor-faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi infeksi seperti

toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex serta siphilis. Kelainan kromosom juga dapat

mempengaruhi pertumbuhan pada janin selama periode gestasi dan termasuk dalam faktor intrinsik.

Sedangkan, faktor ekstrinsik meliputi insufisiensi uteroplasenta yang menyebabkan terganggunya

pasokan oksigen maupun nutrisi yang diperlukan janin saat masa pertumbuhan dan penyakit ibu

seperti pre-eklampsia, hipertensi serta malnutrisi.

Dampak bagi janin yang mengalami gangguan pertumbuhan yaitu kurangnya lemak tubuh,

protein total, glikogen, DNA-RNA dan asam lemak bebas. Gangguan pertumbuhan janin juga dikenal

sebagai PJT (Pertumbuhan Janin Terganggu) atau IUGR (Intrauterine Growth Restriction). PJT

memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga diperlukan pengawasan khusus oleh tenaga

medis. Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara berkembang.

Diagnosis PJT dapat ditegakan dengan pemeriksaan lanjutan yang akan dibahas pada makalah ini

termasuk hipotesis, komplikasi yang dapat timbul hingga prognosis.

Page 4: TK Kasus 1

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang ibu hamil datang ke poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS.FK.

Trisakti, di poliklinik rawat jalan. Pasien ini datang untuk kedua kalinya setelah dua yang

minggu lalu. Berikut data pasien tersebut:

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. Yanti

Usia : 26 tahun

Usia kehamilan : 8 bulan

Tanggal masuk : 5 September 2012

II. Anamnesa

Keluhan utama : Merasa hamilnya tidak bertambah besar.

Keluhan tambahan : - Gerakan janin terasa lemah

- Pusing

- Berat badan bertambah dengan cepat

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Kesadaran : compos mentis

Status gizi : tampak obesitas

Tanda Vital

Tekanan darah : 140/100 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Berat badan : 65 kg

Tinggi badan : 155 cm

Respirasi : -

Page 5: TK Kasus 1

Status Generalis

Toraks

Jantung : dbn

Paru : dbn

Abdomen : tampak buncit

Ekstremitas bawah: oedem (+)

IV. Pemeriksaan obstetri

Tinggi Fundus uteri : 32 cm

V. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium : dbn

USG : - usia kehamilan 34 minggu

- berat janin 1500 gr

- amnion sedikit

- plasenta stadium 2

- di fundus janin tunggal hidup

Page 6: TK Kasus 1

BAB III

PEMBAHASAN

Identifikasi Pasien

Dari hasil laporan di dapatkan usia pasien 26 tahun G1P0A0. G1 artinya Gravida

pertama yaitu kehamilan pertama atau primigravida. P0 artinya Partus atau melahirkan belum

pernah dan A0 artinya abortus belum pernah. Usia kehamilan 8 bulan atau 34 minggu. Ibu

merasa hamilnya tidak bertambah besar dan gerakan janin terasa lemah, hal ini bisa di

sebabkan oleh pertumbuhan janin terhambat sehingga ibu merasa janinnya tidak bertambah

besar. Selain itu ibu juga merasa pusing-pusing, berat badan bertambah dengat cepat, oedema

kaki(+). Pada pemeriksaan di dapatkan tensi 140/100mmHg, hal ini dapat dikatakan bahwa

ibu mengalami hipertensi tingkat pertama.

Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah

preeklamsi dan eklamsi. Diagnose dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuri atau oedem

atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah 20 minggu. Pada tingkat tanpa kejang disebut

preeklampsi dan pada tingkat dengan kejang disebut eklamsi. Preeklamsi adalah penyakit

primigravida dan kalau timbul pada seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi

seperti hipertensi, diabetes, atau kehamilan ganda.1

Preeklamsi diketahui dengan timbulnya hipertensi, proteinuria dan oedem pada

seorang gravid yang tadinya normal. Penyakit ini timbul sesudah minggu ke 20 dan paling

sering terjadi pada primigravida.1

Timbulnya oedema didahului oleh tambah berat badan yang berlebihan. Penambahan

½kg pada seorang yang hamil dianggap normal, tapi kalau mencapai 1kg seminggu atau 3kg

dalam sebulan maka preeklamsi harus dicurigai. Tambah berat yang sekonyong-konyong ini

Page 7: TK Kasus 1

disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian baru oedema tampak. Oedema ini

tidak hilang dengan istirahat.1

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kesadaran pasien compos mentis dengan status

gizi tampak obesitas. Berat badan pasien adalah 65 kg dengan tinggi badan 155 cm, dengan

ini diketahui bahwa body mass index atau index massa tubuh pasien tersebut adalah 27,06

kg/m2 ini menunjukkan bahwa pasien menderita obesitas grade I. Dari pemeriksaan juga

ditemukan tekanan darah pasien adalah 140/100 mmHg menunjukkan bahwa pasien juga

menderita hipertensi grade I.

Pada pasien juga ditemukan oedem pada tumgkai bawah, hal ini merupakan hal

normal yang biasanya terjadi pada wanita hamil. Mekanisme terjadinya oedem tungkai bawah

yaitu karena pembesaran dari uterus menyebabkan uterus menekan vena iliaca. Penekanan ini

menyebabkan tekanan hidrostatik vena meningkat, karena dinding pembuluh darah permeable

terhadap air, sehingga air dari pembuluh darah berpindah ke jaringan dan terjadilah oedem

pada daerah sekitar vena iliaca yang tertekan oleh uterus. Oedem

Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan obstetri yang perlu dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan

Leopold dan mengetahui hari pertama haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan yang

sebenarnya. Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 macam, yaitu :

1. Leopold I

Menentukan tinggi fundus uteri

Menentukan bagian janin yang terletak difundus

2. Leopold II

Page 8: TK Kasus 1

Menentukan dimana letak punggung anak

3. Leopold III

Menentukan bagian janin apa yang terletak dibawah

Menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul atau

belum

4. Leopold IV

Menentukan seberapa masuknya bagian bawah janin tersebut kedalam rongga

panggul

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan ibu hamil untuk menghitung usia kehamilannya yang

memiliki tingkata kurasi yang baik, diantaranya berdasar kepada : Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).

Maksud Hari Pertama Haid Terakhir adalah, hari pertama dari haid saat haid terakhir sebelum hamil. Untuk

dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu hamil yang

memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat

menggunakan rumus Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan

untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan tujuh

pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan tiga dan menambahkan satu

pada tahunnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi tiga, misalnya Januari, Februari, dan

Maret, maka bulannya ditambah sembilan, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu :

1. USG

Pemeriksaan Ultra Sono Grafi (USG) adalah alat diagnostik yang menggunakan

gelombang ultrasonik dengan frekwensi antara 1-10 MHz sedangkan dalam bidang

obstetri biasanya mempunyai frekwensi 3-5 MHz.

Page 9: TK Kasus 1

Dengan USG beberapa hal yang dapat dinilai selama masa kehamilan adalah :

1. Berat badan janin

2. Gerakan janin

3. Volume amnion ( oligohidramion atau polyhidramion )

4. Usia kehamilan

5. Pertumbuhan janin

6. Aliran darah plasenta (color doppler velocimetry)

7. Kelainan organ pada janin

Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari

plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat

mendeteksi pankreas, limpa, tiroid, dan lain-lain.

Pemeriksaan USG Dalam Obstetri Trimester I

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Kantong gestasi (lokasi, jumlah, diameter dan kondisi)

2.  Identifikasi embrio

3.  Jumlah embrio fetus

4.  Crown-rump length (jarak kepala badan)

5.  Ada/ tidaknya detak jantung

6.  Jumlah janin

7.  Evaluasi uterus dan bentuk organ sekitarnya.

Pemeriksaan USG Dalam Trimester II dan III

1. Menilai kesejahteraan janin

2. Menentukan kondisi plasenta

3. Menentukan ukuran janin

4. Menentukan letak janin

Page 10: TK Kasus 1

Kemungkinan pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka dapat kita

sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada

pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati. Tetapi yang

terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala dengan lingkar

perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris PJT.

Doppler Ultrasonografi 7

Doppler ultrasonografi arteri umbilikalis digunakan untuk menilai resistensi vaskular

plasenta. Gelombang normal menunjukkan bahwa janin yang kecil lebih cenderung adalah

janin yang mengalami Kecil Masa Kehamilan (SGA-‘small for gestasional age’ ) akibat

gangguan fungsi plasenta.

Reduksi atau hilangnya aliran end-diastolic menunjukkan bahwa janin berhadapan

dengan resiko hipoksia dan hilangnya gambaran aliran end-diastolic memperlihatkan bahwa

janin yang mengalami PJT akan mengalami resiko kematian intrauterin.

Pemeriksaan doppler ultrasonografi pada aliran cerebral otak juga memberikan

informasi yang baik mengenai keadaan janin. Janin yang mengalami PJT akan meredistribusi

aliran darah dari organ non-vital ke organ vital seperti otak sebagai respon atas hipoksia yang

terjadi. 

2. Kardiotokograf

Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan

melakukan pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam

hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin.

Denyut jantung janin dalam pemeriksaan kardiotokografi ada 2 macam :

a. Denyut jantung janin basal (basal fetal heart rate), yakni frekuensi dasar (baseline rate) dan

variabilitas (variability) denyut jantung janin saat uterus dalam keadaan istirahat (relaksasi).

Page 11: TK Kasus 1

b. Perubahan periodik (reactivity), merupakan perubahan denyut jantung janin yang terjadi saat

ada gerakan janin atau kontraksi uterus.

Frekuensi dasar denyut jantung janin ( Base Line Rate ) atau Frekuensi normal

berkisar antara 120 – 160 dpm. Disebut takikardi apabila frekuensi dasar >160dpm. Bila

terjadi peningkatan <1-2 menit disebut suatu akselerasi,keadaan ini paling sedikit 15dpm

diatas waktu 15 detik. Brakikardi bila frekuensi <120 dpm,bila terjadi penurunan disebut

deselerasi.

Cara pemeriksaan CTG terdiri dari :

1. Cara Langsung yaitu dengan cara memasukkan alat ke dalam rongga rahim, dan

2. Tidak langsung yaitu dengan memasang alat pada dinding perut ibu. Hal ini merupakan cara

yang paling populer karena bila dilakukan selama antenatal dan intranatal yang lebih praktis

dan aman.

Tes Non-Stress : dilakukan pada pasien preeklampsia dan mengalami PJT asimetrik.

a. Pada janin dengan PJT-simetrik, rasio akan normal

b. Pada janin dengan PJT asimetrik, rasio akan meningkat 

c. Penilaian PJT antara lain  rasio lingkar kepala : lingkar abdomen ( HC : AC ). Pada janin

dengan PJT-simetrik → rasio akan normal ; dan pada janin dengan PJT asimetrik rasio

akan meningkat.

Penentuan aliran darah plasenta dilakukan dengan “color doppler velocimetry”

3. Pemeriksaan Lab

Pemeriksaan yang dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan darah lengkap

Hitung darah lengkap (complete blood count/full blood count/blood panel) adalah

jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien. Hitung darah

Page 12: TK Kasus 1

lengkap digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti

anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya. Tinggi atau rendahnya hasil penghitungan

mungkin menunjukkan adanya berbagai bentuk kelainan, penyakit atau status kesehatan

pasien. Hitung darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap :

1) Kelainan sel darah (anemia, leukemia)

2) Adanya infeksi (bakterial, virus)

3) Kelainan perdarahan.

b. Pengukuran glukosa serial

Pemeriksaan glukosa dalam urine untuk menentukan jenis preeklamsia yang dialami

ibu hamil tersebut.

c. Penapisan TORCH ( Toksoplasma, Rubela, Cytomefalovirus/CMV, dan Herpes

Simplex). Yang menyebabkan cacat dan kematian pada bayi.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus ini adalah pasien perlu dirawat sebelum dilakukannya

tindakan oprasi. Selama perawatan ini, pasien beristirahat dengan berbaring pada sisi tubuh

menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih

banyak, tekanan vena pada ekstremitas bawah turun dan resorbsi cairan di daerah tersebut

bertambah, serta mampu mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. Sehingga

tekanan darah dapat menurun dan edema berkurang. Pemberian fenobarbital 3x30mg sehari

akan menenangkan penderita dan dapat menurunkan tekanan darah. Serta pemberian diuretika

dan antihipertensiva pada pre eklamsi ringan ridak dianjurkan karena tidak menghentikan

proses penyakit, serta pemberian obat tersebut dapat menutupi tanda dan gejala dari pre

eklampsi berta.2

Page 13: TK Kasus 1

Selain itu, pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan sebelum dilakukannya

oprasi seperti 3 :

1. Kadar hemoglobin

Normalnya 12-18 gr/100 ml. Jumlahnya menurun pada hemoragi dan anemia.

2. Leukosit

3. Masa perdarahan (Bleeding time)

Untuk mengetahui waktu yang terukur sejak timbulnya sampai berhentinya

pendarahan. Normalnya berlangsung selama 1-6 menit dimana bleeding time ini

menunjukkan kualitas dari trombosit. Waktu ini memanjang pada trombositopenia

4. Masa pembekuan darah (clotting time)

Untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Waktu normal masa

pembekuan darah ini 6-14 menit.

5. Jumlah trombosit

Jumlah trombosit ditujukan untuk mengukur kemampuan pembekuan darah.normal

nya ialah 140.000-34.000/ml.

Untuk dapat berlangsungnya operasi, perlu dipastikan agar seluruh kadar nya normal.

Untuk tindakan operasi, dapat dilakukan sectio caesaria dengan indikasi adanya gawat janin

dimana dapat terlihat dari pemeriksaan kardiotokografi yang ditemukan adanya pergerakan

bayi yang kurang reaktif serta variable DJJ kecil serta terjadinya oligohidramnion pada bayi

mungkin terjadi kompresi tali pusat dan sudah terjadi insufisiensi plasenta sehingga dapat

membahayakn janin.2

Setelah oprasi dilakukan, perawatan untuk janin, dimana janin akan menjalani

perawatan Neonatal Intensive care, dimana diantaranya ialah pengaturan suhu melalui

perawatan incubator karena bayi IUGR mudah menjadi hipotermik disebabkan oleh karena

Page 14: TK Kasus 1

luas permukaan tubuh bayi relative lebih besar dan jaringan lemak subkutan kurang,

pemberian makanan dini untuk menghindari terjadinya hipoglikemi, kemudian dilakukan

pengamatan kadar gula darah setiap 8-12 jam, pengawasan terhadap frekuensi pernafasan

terutama 24 jam pertama untuk mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium.4

Page 15: TK Kasus 1

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pre-eklamsia5

Preeklamsia dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,

bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : proteinuri, hipertensi, dan edema, yang

kadang-ladang disertai konvulsi sampai koma. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-

tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini

umumnya terjadi pada triwulan ke tiga pada kehamilan, tapi dapat juga terjadi sebelumnya.

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.

Patofisiologi preeklamsia yaitu terjadinya spasme pembuluh darah disertai retensi

garam dan air. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada

beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu

sel darah merah. Jadi, jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan

darah akan naik, sehingga usaha untuk mengatasi kenaikan perifer agar oksigenasi jaringan

dapat dicukupi.

Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang

berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi

air dan garam. Poteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan

glomerulus.

b. Pertumbuhan janin terhambat ( Intra uterine growth restriction) 6

PJT merupakan suatu bentuk deviasi atau reduksi pola pertumbuhan janin. Yang terjadi

pada PJT adalah proses patologi yang menghambat janin untuk mencapai potensi

pertumbuhannya. Pjt atau Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) merupakan suatu keadaan

Page 16: TK Kasus 1

dimana janin tidak mampu berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat adanya gangguan

nutrisi dan oksigenasi, atau dengan kata lain suatu keadaan yang dialami bayi dengan berat

badan lahir dibawah batasan tertentu dari umur kehamilannya. Definisi PJT yang sering

digunakan adalah bayi yang mempunyai berat badan lahir dibawah persentil ke-10 dari kurva

berat badan nprmal yang disesuaikan dengan usia kehamilan.

Terjadinya PJT dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok :

1. PJT tipe-1 (simetris, proporsional)

Pada PJT tipe-1 dijumpai tubuh janin secara keseluruhan berukuran kecil akibat

berkurangnya potensi pertumbuhan janin dan berkurangnya proliferasi seluler semua

organ janin. Ditandai dengan berat badan, lingkar kepala, dan panjang badan yang

berada dibawah persentil ke-10. PJT simetris ini terjadi selama kehamilan trisemester

ke-1 dan trisemester ke-2.

2. PJT tipe-2 (asimetris, disproporsional)

PJT tipe-2 terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan energi, sehingga sebagian

besar energi digunakan secara langsung untuk mempertahankan pertumbuhan organ

vital seperti otak dan jantung. Hal ini umumnya terjadi akibat insufisiensi plasenta.

PJT asimetris mempunyai ukuran kepala normal tetapi lingkar perut kecil. PJT tipe-2

memiliki berat badan yang kurang dari persentil ke-10, sedangkan ukuran kepala dan

panjang badan normal. PJT asimetris terjadi pada trisemester terakhir yang disebabkan

karena terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan.

3. PJT Kombinasi

Bayi mungkin mengalami permendekan skeletas, sedikit pengurangan dari masa

jaringan lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan parah, janin

kemungkinan akan kehilangan kemampuan untuk kompensasi sehingga terjadi

peralihan dari PJT kombinasi menjadi PJT tipe simetris.

Page 17: TK Kasus 1

Kecurigaan akan PJT ditegakkan berdasarkan pengamatan terhadap faktor risiko dan

ketidaksesuaian antara tingi fundus uteri (TFU) dengan usia kehamilan.

Faktor-faktor risiko PJT :

1. Lingkungan sosio-ekonomi rendah

2. Riwayat PJT dalam keluarga

3. Riwayat obstetri yang buruk

4. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah

5. Komplikasi obstetrik dalam kehamilan

6. Komplikasi medic dalam kehamilan

Secara keseluruhan, penyebab PJT bervariasi. PJT dapat disebabkan karena adanya

gangguan pada janin, plasenta, maupun maternal. Terdapat hubungan erat antara PJT,

kelainan susunan kromosom, dan malformasi congenital. PJT jarang dikaitkan dengan infeksi

janin pada kehamilan trisemester pertama atau kedua, termasuk sitomegalovirus, malaria,

parvovirus, dan rubella. Kebanyakan ke arah PJT simetris pada awal gestasi.

Penyakit pembuluh darah ibu yang kronis yang berkaitan dengan hipertensi, diabetes

mellitus, penyakit ginjal, atau penyakit kolagen pembuluh darah merupakan penyebab PJT

yang paling umum di negara berkembang. Pengaruh yang paling banyak ditimbulkan jika

terjadinya hipertensi pada awal kehamilan, dan lebih berat jika berhubungan dengan

hipertensi kronis dan superimposed preeklamsia.

Penyebab multifactor dari PJT ini disebabkan oleh tiga kemungkinan :

1. Gangguan fungsi plasenta

2. Faktor ibu, yaitu : berkurangnya suplai oksigen dan atau asupan gizi

3. Faktor janin, yaitu : penurunan kemampuan janin untuk menggunakan asupan gizi.

Plasenta memainkan peranan penting dalam dua kategori yang pertama.

Perkembangan abnormal, berkurangnya perfusi, dan disfungsi vili-vili plasenta sering

Page 18: TK Kasus 1

mengakibatkan PJT, khususnya pada tipe simetris. 3

Oligohidramnion sering berhubungan dengan PJT terutama yang asimetrikal, hal ini

menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan produksi urin. Bila terdapat oligohidramnion,

angka mortalitas perinatal akan meningkat lebih dari 50 kali lipat akibat komplikasi asfiksia.

Kemungkinan adanya kelainan bawaan yang menyebabkan oligohidramnion, seperti agenesis

atau disgenesis ginjal yang menyertai PJT juga perlu disingkirkan.

Page 19: TK Kasus 1

BAB V

KESIMPULAN

Seorang perempuan berusia 26 tahun G1P0A0, Gravida atau kehamilan pertama,

Partus atau melahirkan belum pernah, dan Abortus atau ab orsi belum pernah. kehamilan usia

8 bulan (34 minggu). Dari hasil pemeriksaan fisik kesadarannya compos menti, keadaan

umum tampak sakit dan kelebihan berat badan. Tanda vital tekanan darah 140/100 mmHg, berat

badan 65 kg, tinggi badan 155 cm.

Dari keadaan tersebut disimpulkan bahwa pada wanita ini terdapat gejala preeklamsia,

dengan janin IUGR / PJT dan dalam keadaan gawat janin dinilai dari arteri umbilikal yang SD

lebih dari 3 setelah usia gestasi 30 minggu, terdapat oligohidramnion, dan hasil NST adalah

nonreaktif.

Pemeriksaan lab dalam batas normal. Jadi, diagnosa pada pasien ini adalah seorang

preeklamsia ringan ditandai dengan hipertensi tanpa proteinuria dengan adanya IUGR.

Page 20: TK Kasus 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung. Obstetri Patologi. Bandung ; Elstar Offset. 1984. p. 90-92

2. Staf Bagian Kebidanan dan Kandungan Universitas Indonesia. In: Wiknjosastro H,

Saifuddin AB, Triyatmo R, editors. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 1999. p. 292, 700.

3. Anonymous. Common Laboratory Values. Available at:

http://www.aapd.org/media/Policies_Guidelines/RS_LabValues.pdf. Accessed on september

7, 2012.

4. Staf pengajar ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas Indonesia. In :

Hasan R, Alatas H, editors. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : bagian ilmu kesehatan anak

fakultas kedokteran universitas Indonesia; 1985. p. 1057.

5. Suparyanto. Pre eklamsia (keracunan kehamilan). 2012. Available at: http://dr-

suparyanto.blogspot.com/. Accessed September 7, 2012.

6. Hasibuan DS. Volume dan fungsi sekresi ginjal pada pertumbuhan janin terhambat

dan normal dengan pemeriksaan ultrasonografi. Medan : Departemen Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2009. p. 6-13.

7. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono

Prawirohardjo; 2008. p. ???