k om non verbal

3
A Pengertian Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata -kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran atau gagasan, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal bahasa memiliki peranan yang sangat penting. 1 Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu: 1) Bahasa Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang dalam berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal baik lisan, tertulis pada kertas, maupun yang tertulis disuatu media teknologi. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain. 2 Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah: a) Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita b) Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia c) Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. 2) Kata Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah suatu lambang yang menjelaskan sesuatu hal, baik orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. 3 Adapun tujuan menggunakannya komunikasi verbal (lisan dan tulisan) antara lain: Penyampaian penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya, Presentasi penjualan dihadapan para audien, Penyelenggaraan rapat, Wawancara dengan orang lain, dsb. A. Pengertian Komunikasi Non Verbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverba l ikut 1 Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, (Yogy akarta: Kanisius, 2003), hlm. 22 2 Ibid., hlm. 23 3 Ibid, hlm. 24 digunakan. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. 4 Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri. Ini mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata, lingkungan yang mempengaruhi interaksi, dan benda - benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi. Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan atau perbuatan (action) atau objek (object). 5 Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal. Dalam komunikasi nonverbal tanda dapat menggantikan kata-kata, misalnya, bendera, rambu- rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga. Tindakan atau perbuatan juga dapat menggantikan kata-kata, selain itu berfungsi sebagai penghantar makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras -keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri. Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah. Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition) Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution) Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna B. Proses Komunikasi Verbal dan Non Verbal Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, 4 Ibid,. hlm. 26 5 Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik , (Jakarta, graha Ilmu: 2009). Hlm. 81

Upload: nur-alfiyatur-rochmah

Post on 03-Jul-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: K om non verbal

A Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan.

Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia . Mela lui kata -kata, mereka

mengungkapkan perasaan, emos i , pemikiran atau gagasan, menyampaikan fakta, data, dan

informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, sa l ing berdebat, dan

bertengkar. Dalam komunikas i verbal bahasa memi l iki peranan yang sangat penting. 1

Ada beberapa unsur penting da lam komu nikas i verbal , ya i tu:

1) Bahasa

Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang dalam berbagi

makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal ba ik

l i san, tertulis pada kertas, maupun yang tertulis disuatu media teknologi. Bahasa suatu bangsa atau

suku berasa l dari interaks i dan hubungan antara warganya satu sama la in. 2

Bahasa memi l iki banyak fungs i , namun sekurang-kurangnya ada tiga fungs i yang erat

hubungannya dalam menciptakan komunikas i yang efe kti f. Ketiga fungs i i tu adalah:

a) Untuk mempela jari tentang dunia sekel i l ing ki ta

b) Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manus ia

c) Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manus ia .

2) Kata

Kata merupakan inti lambang terkeci l da lam bahasa. Kata adalah suatu lambang yang

menjelaskan sesuatu hal, baik orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi , kata i tu bukan orang,

barang, kejadian, atau keadaan sendiri .3

Adapun tujuan menggunakannya komunikas i verbal (l i san dan tul i san) antara la in:

Penyampaian penjelasan, pemberi tahuan, arahan dan la in sebagainya,

Presentas i penjualan dihadapan para audien,

Penyelenggaraan rapat,

Wawancara dengan orang la in, dsb.

A. Pengertian Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal ,

tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada

komuniasi verbal. Dalam berkomunikas i hampir secara otomatis komunikas i nonverba l ikut

1 Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 22 2 Ibid., hlm. 23 3 Ibid, hlm. 24

digunakan. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikas i nonverbal

lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. 4

Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri . Ini mencakup

bagaimana kita mengucapkan kata-kata, lingkungan yang mempengaruhi interaks i , dan benda -

benda yang mempengaruhi ci tra pribadi dan pola interaks i .

Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan atau perbuatan (action)

atau objek (object).5

Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala , gerak tangan, gerak -gerik tubuh

mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang merupakan salah

satu bentuk komunikas i non verbal .

Dalam komunikasi nonverbal tanda dapat menggantikan kata-kata, misalnya, bendera, rambu-

rambu la lu l intas darat, laut, udara; aba -aba dalam olahraga.

Tindakan atau perbuatan juga dapat menggantikan kata -kata, sela in i tu berfungs i sebagai

penghantar makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras -keras

pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua i tu mengandung makna

tersendiri .

Objek sebagai bentuk komunikas i nonverbal juga tidak mengganti kata , tetapi dapat

menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta

benda, kendaraan, hadiah.

Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal da lam berkomunikas i

memi l iki fungs i untuk

Meyakinkan apa yang diucapkannya (repeti tion)

Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata -kata (substi tution)

Menunjukkan jati di ri sehingga orang la in bisa mengenalnya (identi ty)

Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna

B. Proses Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Proses komunikas i adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada

komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan

komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikas i yang efekti f

(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses

penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak la in dimana seseorang atau beberapa orang,

4 Ibid,. hlm. 26 5 Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Jakarta, graha Ilmu: 2009). Hlm. 81

Page 2: K om non verbal

kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informas i agar terhubun g

dengan l ingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti

sama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan

dan orang yang menerima pesan.

Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh

kedua belah pihak. Apabi la tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,

komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap

tertentu seperti tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikas i

nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan

tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabi la ada interaks i anta r

manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikas i . Mela lui komunikas i

s ikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak la in.

Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang diki rimkan kepada satu atau l ebih

penerima dengan maksud sekedar untuk mempengaruhi tingkah laku s i penerima.

Sedangkan secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal

maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih

luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga

juga merupakan sebentuk komunikas i

(Johnson 1981)

Komunikas i antara dua orang memi l iki tujuh unsur ya i tu :

1) Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri pengirim serta

bentuk tingkah laku yang dipilihnya. Semua i tu menjadi awal bagi perbuatan komunikati fnya, yakni

mengirimkan suatu pesan yang mengandung is i tertentu.

2) Proses kodifikas i pesan oleh pengirim. Pengirim meru bah gagasan, perasaan dan maksud-

maksudnya kedalam bentuk pesan yang dapat diki rimkan.

3) Proses pengiriman pesan kepada penerima.

4) Adanya sa luran (Channel ) atau media , mela lui mana pesan diki rimkan.

5) Proses dekodifikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan atau menafs i rkan makna

pesan.

6) Tanggapan batin oleh penerima terhadap has i l interpretas inya tentang makna pesan yang

di tangkap.

7) Kemungkinan adanya hambatan(noise) tertentu

Ada l ima taraf yang dapat diukur da lam proses komunikas i :

1) Taraf pertama adalah hubungan puncak.

2) Taraf kedua adalah taraf hati atau perasaan.

3) Taraf ketiga adalah menyatakan gagasan dan pendapat.

4) Taraf ke empat membicarakan orang la in.

5) Taraf kel ima adalah basa -bas i .

Dalam lima taraf Komunikasi, ketika dua orang bertemu maka akan terjadi komunikasi , namun

komunikasinya itu dapat berlangsung pada taraf kedalaman yang berbeda-beda. Taraf kedalaman

komunikasi ini dapat diukur dari apa dan siapa yang saling dibicarakan : pikiran atau perasaan obyek

tertentu, orang lain atau dirinya sendiri, Semakin orang mau saling membicarakan tentang perasaan

yang ada didalam dirinya semakin dalamlah taraf komunikasi yang terjadi. Atas dasar kedalamannya

ini lah John Powel l (Staf CLC,1985) membedakan komunikas i da lam l ima taraf.

1) Taraf pertama adalah hubungan puncak.

Komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan sa l ing percaya yang

mutlak diantara kedua belah pihak. Tidak ada lagi ganjalan-ganjalan berupa rasa takut, rasa khawatir

jangan-jangan kepercayaan kita disia-siakan. Selain merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan,

biasanya keduanya juga memil iki perasaan yang sama tentang banyak hal . Dengan kata la in

komunikasi tersebut telah berkembang begitu mendalam sehingga kedua belah pihak merasakan

kesatuan perasaan timbal ba l ik yang hampir sempurna.

2) Taraf kedua adalah taraf hati atau perasaan.

Ada yang mengatakan bahwa emosi atau perasaan adalah unsur yang membedakan orang yang

satu dengan yang lain. Contohnya sama-sama mengibarkan bendera mantan pejuang yang sukses

dan yang bernasib kurang beruntung, maupun rakyat biasa yang tidak mengalami masa perang tentu

melakukanya dengan perasaan berbeda. Kalau kita berani mengungkapkan perasaan ki ta da lam

komunikasi, maka hubungan kita akan berkesan dan memberikan manfaat bagi perkemba ngan

pribadi ki ta mas ing-mas ing.

3) Taraf ketiga adalah menyatakan gagasan dan pendapat.

Ki ta sudah mau saling membuka diri, saling mengungkapkan diri , namun pengungkapan diri

tersebut masih terbatas pada taraf pikiran. Ibaratnya, waktu dipersilakan duduk, tetangga itu mas ih

segan masuk keruang tamu dan memi l ih duduk di teras . Dalam pembicaraan ki ta sdh mau

mengemukakan pendapat kita, misal berbicara tantang kebutuhan bahan pokok, namun kita mas ih

bers ikap saling hati-hati, kita berusaha keras menghindarkan di ri menunjukan kesan bahwa ki ta

mempunyai pendapat yang berbeda. Ki ta cenderung menyenangkan lawan bicara ki ta .

Page 3: K om non verbal

4) Taraf ke empat membicarakan orang la in.

Dis ini orang sudah saling menanggapi, namun tetap masih pada taraf dangkal, khususnya belum

mau berbicara tentang diri mas ing-mas ing. Contohnya tetangga ki ta pers i lahkan mampir i tu

mungkin sungguh-sungguh mau singgah, namun waktu dipersi lakan masuk, namun dia memi l ih

mengobrol sambi l berdiri didepan rumah, yang dibicarakanpun obyek di luar ki ta .

5) Taraf kel ima a dalah basa -bas i .

Ini merupakan taraf komunikas i pa l ing dangkal . Biasanya terjadi antara dua orang yang

bertemu secara kebetulan, misalnya kita sedang duduk diteras, seorang tetangga lewat didepan

rumah kita. Sebagai sopan santun kita menegur, misalkan dengan mengatakan s i lahkan mampir,

maka biasanya hanya dijawab terimakasih lain kali, dan tetanggapun terus berlalu. Jadi pada taraf ini

tidak terjadi komunikas i da lam arti sebenarnya.

Komunikas i Efekti f

Komunikasi disebut efektif apabi la penerima menginterpre tas ikan pesan yang di terima

sebagaimana dimaksud oleh pengirim. Kenyataanya, kita sering gagal memahami. Sumber utama

kesalahan dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap suatu pesan, berbeda dari yang

dimaksud pengirim, karena pengirim gagal mengkomu nikas ikan pesannya dengan tepat.

A. Beberapa sumber kesa lah fahaman

Kegagalan dalam komunikas i yang timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang

sebenarnya dimaksud pengirim dengan apa yang oleh penerima diduga dimaksud oleh pengirim,

bersumber pada sejumlah faktor sebagai berikut. (Johnson,1981)

Sumber-sumber hambatan yang bersifat emosional dan sosial atau kultural. Misa lnya, karena ki ta

tidak suka pada seseorang, maka semua kata-katnya kita tafsi rkan negati f, atau ki ta ters inggung

ketika seorang teman dari barat membelai kepala kita, yang sebetulnya i tu merupakan ungkapan

keakraban.

Sering kita mendengarkan dengan maksud sadar atau tidak sadar untuk memberikan penila ian dan

menghakimi pembicara. Akibatnya ia menjadi bersikap defens i f. Artinya s ikap menutup diri dan

sangat berhati -hati da lam berkata -kata.

Kesalahfahaman atau distorsi dalam komunikasi sering terjadi karena kita saling tidak mempercayai .

B. Mengirimkan Pesan Secara Efekti f

Menurut Johnson ada 3 syarat yang harus dipenuhi .

ki ta harus mengusahakan agar pesan-pesan yang ki ta ki rimkan mudah dipahami.

Sebagai pengirim ki ta harus memi l iki kredibi l i tas dimata penerima.

Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan ki ta i tu

da lam diri penerima. Dengan kata lain, kita harus memilki kredibi l i tas dan terampi l megirimkan

pesan.

a . Kredibi l i tas Pengirim

Yang dimaksud adalah kadar kepercayaan. Kredibilitas memiliki beberapa aspek (Johnson 1981)

:

Si fat bisa dipercaya si pengirim sebagai sumber informasi, sebagai pribadi menunjukan s i fat-s i fat

bisa diandalkan, bisa diharapkan dan kons is ten.

Intens i , ya i tu maksud atau motivas i ba ik dari pihak pengirim.

Ungkapan s ikap hangat dan bersahabat dari pengirim.

Predikat atau cap yang telah diberikan masyarakat kepada pengirim menyangkut sifatnya yang bisa

dipercaya.

Apakah pengirim memiliki keahlian menyangkut pokok pembicaraan yang akan disampaikannya.

Si fat dinamis (proakti f, agres i f dan empatik) pengirim.

b. Ketrampi lan mengirimkan pesan.

Beberapa bentuk ketrampilan mengirimkan pesan yang penting sebagai berikut (Johnson 1981)

Secara jelas kita harus meng-aku-I pesan yang kita kirimkan. Caranya dengan menggunakan kata

ganti orang pertama tunggal da lam pembicaraan ki ta . Jadi sedapat mungkin dengan tegas

menyatakan”saya…” atau “aku…”

Membuat pesan ki ta lengkap dan mudah dipahami.

Redudansi pesan-pesan sebaiknya kita ulang seperlunya, termasuk menggunakan lebih dari satu

media untuk mengirimkan pesan yang sama.

Berusaha mendapatkan umpan balik tentang cara pesan kita tangkap oleh lawan komunikas i ki ta .

Kita perlu menyesuaikan cara penyampaian pesan ki ta dengan kerangka acuan, sudut pandang

maupun kemampuan atau daya tangkap lawan komunikas i ki ta .

Dalam mengungkapkan perasaan, sebaiknya ditempuh salah satu dari tiga cara berikut, ya itu dengan

menyebut namanya, bentuk tindakannya, ataupun menggunakan kiasan. Misalnya menyebut nama

perasaan “ Maaf saya sedang sedih” menyebut bentuk tindakan yang disebabkan oleh perasaan

sedang dialami. ”Ingin menangis rasanya “ untuk menyatakan kesedihan, menggunakan kiasan, “

Hati saya seperti disayat sembi lu” juga untuk mengungkapkan kepedihan.

Menunjukan tingkah laku lawan komunikasi kita tanpa memberikan penilaian maupun interpretasi .6

6 Dr. A. Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, (Yogyakarta : kanisius, 1995). Hlm. 31-36.