jurusan diploma iii akuntansi fakultas …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/laporan_akhir... ·...

38
LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUKUAN SERTA PENGHITUNGAN PROFIT AND LOSS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS PADA UMKM DI KABUPATEN BULELENG Oleh: I Gusti Ayu Purnamawati, SE, M.Si, Ak (Ketua) NIP. 197911042008122003 Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd, M.Hum (Anggota) NIP. 198202042009122004 Drs. I Nyoman Suditha, M.Pd (Anggota) NIP. 1950071519780301002 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 174/UN48.15/LPM/2014 tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2015

Upload: ngohanh

Post on 02-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUKUAN

SERTA PENGHITUNGAN PROFIT AND LOSS

SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS

PADA UMKM DI KABUPATEN BULELENG

Oleh:

I Gusti Ayu Purnamawati, SE, M.Si, Ak (Ketua)

NIP. 197911042008122003

Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd, M.Hum (Anggota)

NIP. 198202042009122004

Drs. I Nyoman Suditha, M.Pd (Anggota)

NIP. 1950071519780301002

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 174/UN48.15/LPM/2014

tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN 2015

Page 2: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan
Page 3: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur yang sedalam-dalamnya kami panjatkan atas kehadirat Ida

Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga laporan

akhir pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat diselesaikan.

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat ini dari awal sampai dengan selesai.

Laporan ini memaparkan kegiatan pengabdian masyarakat tentang

Pelatihan Pembukuan Serta Penghitungan Profit and Loss Sebagai Dasar

Pengambilan Keputusan Bisnis pada UMKM di Kabupaten Buleleng. Proses

pelatihan disertai dengan pemberian materi dan modul tentang laporan keuangan

yang mendukung.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

ini merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,

dimana nantinya diharapkan para pelaku UMKM khususnya yang ada di

Kabupaten Buleleng dapat menyusun laporan profit and loss dengan baik dan

benar, karena saat ini sangat sedikit sekali UMKM di Kabupaten Buleleng yang

menyusun dan membuat laporan keuangan.

Walaupun penyusunan laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, namun

kami berharap dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Singaraja, 5 Oktober 2015

Ketua Pelaksana

Page 4: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan ................................................................................................... 1

1.2. Analisis Situasi ............................................................................................... 5

1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah .............................................................. 8

1.4. Tujuan Kegiatan ............................................................................................. 8

1.5. Manfaat Kegiatan ........................................................................................... 9

1.6. Khalayak Sasaran ........................................................................................... 9

1.7. Keterkaitan ..................................................................................................... 10

BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1. Kerangka Pemecahan Masalah ....................................................................... 11

2.2. Metode Pelaksanaan Program ........................................................................ 12

2.3. Rancangan Evaluasi ....................................................................................... 12

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kegiatan ............................................................................................... 14

3.2. Pembahasan ................................................................................................... 21

BAB V PENUTUP

4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 23

4.2. Saran .............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25

Page 5: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Kegiatan ........................................................... 13

Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kegiatan ........................................................... 22

Page 6: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Peta Lokasi Kegiatan......................................................... 27

LAMPIRAN 2 Foto-foto Dokumentasi Kegiatan...................................... 28

LAMPIRAN 3 Daftar Hadir Peserta P2M................................................. 29

LAMPIRAN 4 Hasil Monitoring Pelaksanaan Kegiatan P2M.................. 31

Page 7: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

ABSTRAK

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam membuat Pembukuan Serta Penghitungan

Profit and Loss Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis pada UMKM di

Kabupaten Buleleng. Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah pelaku

UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng. Dimana pertumbuhan sektor UMKM di

Kabupaten Buleleng juga sangat tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten

lainnya di Bali. Kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan

pihak Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Buleleng.

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode pelatihan terprogram

dengan sistem kelompok yang bersifat terminal. Artinya untuk melatih pelaku

UMKM, akan dilakukan program pelatihan secara terjadwal kepada setiap

kelompok usaha. Luaran kegiatan ini adalah: buku panduan pembukuan bagi

UMKM serta artikel ilmiah.

Adapun materi yang diberikan selama pelatihan dan pendampingan

meliputi : (1) pentingnya pembukuan sederhana dalam usaha, (2) keuntungan

penggunaan pembukuan dalam menjalankan usaha, (3) pengitungan laba rugi

(profit and loss) dengan sistem pembukuan dan (4) dokumentasi alat-alat poduksi

melalui pembukuan. Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah

dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi

proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Pada kegiatan pelatihan ini,

pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng akan dilibatkan secara

kolaboratif dari awal sampai akhir kegiatan. Para pelaku UMKM akan dilibatkan

dalam merencanakan program, penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan

sampai pada tahap uji coba produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil

pelatihan ini akan dilakukan pada semua jenis usaha yang mendapatkan pelatihan.

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1) sebagian besar para pelaku

UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng setelah diberikan pelatihan mengaku

tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal

usaha, pendapatan dan biaya-biaya usaha, (3) Pengeluaran untuk kegiatan usaha

sekarang bisa diefisiensi, artinya dapat ditentukan biaya-biaya yang dirasa kurang

efisien dapat dikurangi, (4) penentuan gaji (upah) bagi karyawan yang diajak

bekerja sekarang sudah ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan

pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha.

Kata Kunci: pembukuan, profit and loss, keputusan bisnis, UMKM.

Page 8: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Perekonomian Indonesia yang saat ini bertumpu pada usaha mikro, kecil

dan menengah (UMKM) merupakan salah satu dasar penetapan strategi

Pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yaitu pembangunan yang

terfokus pada pemberdayaan UMKM. UMKM mempunyai paling tidak tiga

indikator yang menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian Indonesia.

Pertama, jumlahnya banyak dan mencakup setiap sektor ekonomi. Kedua, UMKM

memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Ketiga, UMKM

memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan nasional (Anwar, 2013: 1).

Sejak Indonesia dilanda krisis, tidak semua posisi penting UMKM ini dapat

dipertahankan. Namun dibandingkan perusahaan besar, UMKM cukup kuat

menahan gejolak krisis ekonomi (Ediraras, 2010: 1). Meski ketangguhan UMKM

telah teruji dalam menghadapi krisis yang terjadi pada tahun 1998, sampai

sekarang UMKM masih menghadapi berbagai masalah klasik antara lain

rendahnya produktifitas, kesulitan akses terhadap permodalan, pasar, teknologi

dan informasi, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia.

Negara Indonesia merupakan Negara yang ekonominya sedang

berkembang dan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sektor finansial

dan sektor riil.Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu dari

sektor riil yang paling banyak dijalani oleh pengusaha di Indonesia. Hal ini

dikarenakan pengelolaannya yang tidak sulit dan juga mudah untuk dilakukan

oleh pihak dari kalangan manapun serta tidak membutuhkan biaya yang besar

(Amanah, 2014: 1).

Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah

UMKM, sedangkan 0,01 persen lainnya tergolong sebagai usaha besar. Jumlah

UMKM yang mencapai 53,82 juta unit mampu menyerap 99,40 juta tenaga kerja

Indonesia. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap total Produk Domestik Bruto

(PDB) yang mencapai 57,12 persen. Kontribusi UMKM terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) menurut harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp

Page 9: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

4.303.571,5 Milyar atau 57,12% dari total PDB. Jumlah terebut didapat dari

Usaha Mikro Rp 2.579.388,4 Milyar, Usaha Kecil Rp 722.012,8 Milyar, dan

Usaha Menengah Rp 1.002.170,3 Milyar. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut masih

kurang dibandingkan dengan kontribusi Usaha Besar terhadap PDB menurut

harga berlaku yakni sebesar Rp 3.123.514,6 Milyar atau sekitar 42,06% dari total

PDB. Dinas Koperasi dan UMKM (2011) mencatat jumlah UMKM yang tersebar

di 1 kota dan 8 kabupaten di Bali pada tahun 2010 sebanyak 239.357 unit usaha.

UMKM di wilayah Bali sebagian besar bergerak di sektor usaha perdagangan,

yaitu sebanyak 105.342 unit usaha atau sebesar 44,01% dari keseluruhan jumlah

UMKM di Bali (Insani, 2013: 4).

Tidak kalah dengan perkembangan sektor usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) di kabupaten lain di Bali, pertumbuhan sektor ini di

Kabupaten Buleleng juga sangat tinggi. Jenis usaha yang digeluti pelaku UMKM

di kabupaten paling utara Bali itu lebih variatif dan prospektif. Mengacu kepada

Riset Bank Indonesia pada pertengahan tahun 2012, yang menyatakan bahwa

sekitar 13.677 unit UMKM yang tersebar di bali menandakan bahwa peran

strategis UMKM ini sebagai sektor potensial penopang penggerak ekonomi

masyarakat bali.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

perkembangan UMKM belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas

UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas.

Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu:

rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan

teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan

terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar,

serta faktor produksi lainnya.

Seiring dengan peran strategis UMKM sebagai sektor potensial penopang

penggerak ekonomi masyarakat bali maka sektor UMKM dalam aktivitas dan

perkembangannya dihadapkan pada berbagai persoalan-persoalan yang

memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam penyelesaiannya. Sehingga,

dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan maupun

sebagai seorang pelaku bisnis mereka seringkali dihadapkan pada berbagai

Page 10: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

keputusan yang harus segera diambil. Setiap pelaku bisnis tentu saja menyadari

akan pentingnya peran sebuah keputusan dalam mendukung berlangsungnya

aktivitas perusahaan. Bahkan seringkali keputusan-keputusan yang akan diambil

selalu diiringi oleh permasalahan-permasalahan yang terjadi, seperti konflik,

ketidakadilan, kerugian biaya dan waktu, pemilihan lokasi bisnis, serta berbagai

persoalan lainnya.

Keputusan merupakan suatu proses penelusuran masalah yang berawal

dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya

kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan

digunakan sebagai pedoman dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu,

begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang

dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang

tersembunyi karena faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkajian

masalah (Fahmi, 2014: 38).

Suatu keputusan dapat dikatakan baik jika berdasarkan pada analisa yang

dilakukan secara menyeluruh atau komprehensif. Melalui penganilisaan secara

menyeluruh atau komprehensif maka akan menghasilkan pula kesimpulan yang

komprehensif. Menurut Robbins dan Coulter (1999: 172) keputusan merupakan

suatu pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternatif. Lahirnya suatu keputusan

sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan watak yang dimiliki oleh oleh seorang

individu, dan ini bisa saja dipengaruhi oleh persepsi seorang individu terhadap

suatu masalah, misalnya saja cara dia memandang masalah tersebut.

Agar proses dalam pengambilan keputusan dapat lebih mudah dan

menghasilkan keputusan yang komprehensif dan juga fokus maka kiranya

penggunaan laporan keuangan (financial report) dapat memudahkan para manajer

maupun pihak lainnya untuk melihat suatu suatu keputusan yang diambil secara

lebih terang dan tepat.

Financial performance (kinerja keuangan) digunakan oleh pengguna

informasi (stakeholders) untuk pengambilan keputusan bisnis, terutama oleh para

pelaku bisnis. Financial performance juga digunakan oleh pihak manajemen

dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan

yang dihadapi perusahaan. Pengambilan keputusan bisnis menggunakan laporan

Page 11: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

keuangan merupakan suatu langkah penting yang menentukan keberhasilan

perusahaan.

Informasi keuangan suatu usaha bisnis dapat diperoleh melalui catatan

keuangan atau laporan keuangan. Melalui informasi keuangan tersebut selanjutnya

dapat dilakukan analisis menggunakan rasio-rasio keuangan. Sedangkan informasi

non-keuangan dapat diperoleh melalui penerapan manajemen apakah sudah sesuai

dengan kaidah-kaidah dan konsep manajemen yang berlaku.

Diantara tujuannya melakukan ekspansi usaha, sektor usaha mikro

dihadapkan pada kendala kesulitan untuk memperoleh modal usaha dan minimnya

pemahaman atas penyusunan pembukuan. Bahkan sebagian besar UMKM belum

menerapkan penyusunan pembukuan yang baik dan benar. Dimana saat ini masih

banyaknya terdapat sektor usaha mikro yang kesulitan dalam melakukan akses

dengan sektor perbankan. Minimnya akses ke sektor perbankan tersebut

diakibatkan oleh kesulitan dalam hal persyaratan yang harus dipenuhi dalam

meminjam kredit untuk modal usaha seperti persyaratan agunan maupun jaminan.

Padahal jika dilihat sektor usaha mikro sebenarnya telah masuk dalam kategori

visible namun belum bankable. Sedangkan usaha menengah banyak yang mampu

untuk mengakses sektor perbankan. Seperti yang dikatakan Sekretaris

Kementerian Koperasi dan UKM yaitu jumlah pelaku UKM yang bisa mengakses

kredit dari lembaga keuangan formal atau perbankan di Indonesia hanya sekitar 12

persen dari total jumlah UKM di Indonesia yang mencapai 55,2 juta UKM. Hal

tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu produk bank yang tidak sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi UKM. Selain itu akibat adanya anggapan

berlebihan terhadap besarnya resiko kredit terhadap UKM. Faktor lainnya juga

karena biaya transaksi kredit UKM yang masih dianggap relatif tinggi. Umumnya

kredit perbankan diselenggarakan atas dasar pertimbangan komersial sehingga

sulit diakses UKM (Bali Post, 2013).

Laporan keuangan adalah alat utama perusahaan untuk menyampaikan

informasi akuntansi kepada pihak luar perusahaan (SFAC No 1 (1978). Laporan

keuangan, umumnya terdiri dari neraca atau laporan posisi keuangan, laporan laba

rugi (profit and loss) serta laporan perhitungan arus kas (Kieso dkk, 2002).

Arti penting dari program pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat

Page 12: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

memberikan manfaat bagi UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng dalam

penyusunan pembukuan dan laporan laba rugi (profit and loss).

1.2. Analisis Situasi

Kabupaten Buleleng adalah kabupaten terluas di Propinsi Bali dengan luas

daerah 1.365,88 km2 atau 24,25% dari luas Propinsi Bali

(www.bulelengkab.go.id). Selain sebagai daerah yang terluas, Kabupaten

Buleleng juga memiliki jumlah penduduk yang banyak, yaitu 575.038 jiwa (BPS

Bali, 2010 dalam Ardiana dan Sari, 2010). Jumlah penduduk yang banyak tersebut

sangat memungkinkan bagi pertumbuhan sektor UMKM di Kabupaten Buleleng.

Dimana, sebagian besar sektor UMKM di kabupaten Buleleng terdiri atas usaha

dagang.

Dinas Koperasi dan UMKM (2011) mencatat jumlah UMKM yang

tersebar di 1 kota dan 8 kabupaten di Bali pada tahun 2010 sebanyak 239.357 unit

usaha. UMKM di wilayah Bali sebagian besar bergerak di sektor usaha

perdagangan, yaitu sebanyak 105.342 unit usaha atau sebesar 44,01% dari

keseluruhan jumlah UMKM di Bali. Tidak kalah dengan perkembangan sektor

usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kabupaten lain di Bali,

pertumbuhan sektor ini di Kabupaten Buleleng juga sangat tinggi. Jenis usaha

yang digeluti pelaku UMKM di kabupaten paling utara Bali itu lebih variatif dan

prospektif. Mengacu kepada Riset Bank Indonesia pada pertengahan tahun 2012,

yang menyatakan bahwa sekitar 13.677 unit UMKM yang tersebar di bali

menandakan bahwa peran strategis UMKM ini sebagai sektor potensial penopang

penggerak ekonomi masyarakat bali.

Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah

UMKM, sedangkan 0,01 persen lainnya tergolong sebagai usaha besar. Jumlah

UMKM yang mencapai 53,82 juta unit mampu menyerap 99,40 juta tenaga kerja

Indonesia. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap total Produk Domestik Bruto

(PDB) yang mencapai 57,12 persen. Kontribusi UMKM terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) menurut harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp

4.303.571,5 Milyar atau 57,12% dari total PDB. Jumlah terebut didapat dari

Usaha Mikro Rp 2.579.388,4 Milyar, Usaha Kecil Rp 722.012,8 Milyar, dan

Page 13: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

Usaha Menengah Rp 1.002.170,3 Milyar. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut masih

kurang dibandingkan dengan kontribusi Usaha Besar terhadap PDB menurut

harga berlaku yakni sebesar Rp 3.123.514,6 Milyar atau sekitar 42,06% dari total

PDB (Insani, 2013: 4).

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

perkembangan UMKM belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas

UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas.

Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu:

rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan

teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan

terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar,

serta faktor produksi lainnya.

Siklus akuntansi dimulai dengan menganalisis transaksi keuangan,

selanjutnya dicatat dalam jurnal, diposting ke buku besar, dan dibuat laporan.

Laporan yang dihasilkan antara lain: neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan

modal, dan laporan arus kas. Laporan keuangan adalah salah satu sumber

informasi penting yang dapat digunakan oleh pihak-pihak pengguna laporan

keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Penelitian Pinesti dan Kusuma (2013) mengenai Pengembangan Sistem

Penunjang Keputusan Kelayakan Ekonomi dan Finansial Bagi Usaha Mikro Kecil

Menengah dengan menggunakan sebuah pedoman pengambilan keputusan

pengembangan investasi UMKM berbasis teknologi yaitu sistem penunjang

keputusan (decision support system atau DSS). Metode pengembangan sistem

yang digunakan yakni metode RAD dengan menggunakan Dotnet Framework dan

XML. Sedangkan untuk merancang sistem digunakan perancangan berbasiskan

UML. Pelaku UMKM dapat mengukur tingkat kelayakan dengan melihat masing-

masing aspek kelayakan meliputi aspek pemasaran, aspek produksi, aspek

manajemen SDM, aspek lingkungan serta aspek keuangan. Output dari aplikasi

DSS ini adalah analisis bisnis dari masing-masing aspek kelayakan tersebut yakni

analisis pemasaran, produksi, manajemen SDM, lingkungan serta analisis

keuangan. Dengan adanya Aplikasi DSS ini, diharapkan dapat memberikan

efektifitas dan efisiensi bagi para pelaku bisnis UMKM dalam melakukan

Page 14: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

pengambilan keputusan terutama dalam hal perluasan atau pengembangan usaha

dari UMKM itu sendiri.

Penelitian Ediraras (2010) mengenai Akuntansi dan Kinerja UKM. Hasil

penelitian menunujukkan bahwa sebagian besar UKM telah menerapkan

akuntansi, dan dari hasil akuntansi tersebut dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan usaha. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat

menyadarkan dan meletakkan tanggung jawab para pelaku UKM akan arti

pentingnya akuntansi terhadap kinerja usahanya, sehingga mereka mulai dan terus

menerapkan akuntansi untuk peningkatan UKM.

Penelitian Insani (2013) mengenai Family Funding dan Formal Funding

Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Umkm) di Kabupaten Jepara. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa UMKM di Kabupaten Jepara lebih memilih

menggunakan formal funding daripada family funding dengan persentase 67%

formal funding dan 37% family funding. Dari 8 variabel yang diteliti ditemukan

ada 3 variabel yang mempengaruhi keputusan penggunaan formal funding yaitu

variabel pengalaman, bunga kredit, dan risiko usaha dengan variabel bunga kredit

sebagai variabel yang paling dominan. Kemudian ditemukan hanya ada 1 variabel

yang mempengaruhi family funding yaitu prosedur kredit.

Penelitian Anwar (2013) mengenai Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan,

Lama Usaha, Persepsi Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Usia

Terhadap Keputusan UMKM Mengambil Kredit Perbankan (Studi Kasus:

Kabupaten Kudus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah aset,

keuntungan, jenis kelamin, dan pendidikan berpengaruh positif signifikan

terhadap probabilitas UMKM mengambil kredit dari perbankan, sedangkan untuk

variabel persepsi tingkat bunga berpengaruh negatif signifikan, dan untuk variabel

lama usaha serta usia tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian Harlyani (2013) mengenai Keputusan Nasabah Mengajukan

Kredit Usaha Mikro Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi

Keputusan Nasabah Mengajukan Kredit Usaha Mikro Pada Sahabat UKM-SMF

Cabang Samarinda. Hasil pengujian dengan uji t diketahui bahwa variabel people

merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap keputusan nasabah

Page 15: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

mengajukan kredit usaha mikro pada “Sahabat UKM-Sampoerna Micro Finance

Cabang Samarinda”.

1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisi situasi dan kondisi empirik di atas, maka

permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM adalah: sebagian besar

UMKM belum bisa membuat pembukuan sederhana dan laporan profit and loss

yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan bisnis. Berdasarkan

identifikasi permasalahan tersebut, maka permasalahan pokok yang hendak

dicarikan solusi dalam pengabdian masyarakat ini adalah: “bagaimanakah caranya

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM dalam

membuat pembukuan sederhana dan penghitungan profit and loss dalam rangka

pengambilan keputusan bisnis?”. Melalui pelatihan dan pendampingan ini

diharapkan para pelaku UMKM dapat membuat pembukuan sederhana dan

menentukan laba rugi (profit and loss) usaha yang dilakukan, yang kemudian

dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan bisnis yang

berkaitan dengan modal awal, biaya produksi, biaya finising, menentukan harga

jual yang sesuai dengan biaya produksi

1.4. Tujuan Kegiatan

Berdasarkan analisis siatuasi dan rumusan masalah di atas, maka yang

menjadi tujuan utama dalam program pegabdian pada masyarakat ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM dalam

membuat pembukuan sederhana dan penghitungan laba rugi (profit and loss)

sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Secara rinci tujuan program

pengabdian masyarakat ini adalah untuk:

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembuatan pembukuan

sederhana bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng dalam rangka

pengambilan keputusan bisnis.

2. Meningkatkan keterampilan penghitungan laba rugi (profit and loss) dan

mengadakan pendampingan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng

dalam rangka pengambilan keputusan bisnis.

Page 16: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

3. Meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM melalui informasi yang

didapatkan dari laporan keuangan.

1.5. Manfaat Kegiatan

Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka secara

realistik implementasi pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan dan

perhitungan laba rugi (profit and loss) bagi pelaku UMKM di kabupaten Buleleng

sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Para Pelaku UMKM, pelatihan pembuatan pembukuan sederhana ini akan

sangat membantu mereka dalam pengelolaan kas, sehingga mereka dapat

mengetahui keuntungan dan kerugian yang diperoleh untuk kemudian

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis.

2. Para karyawan, dengan adanya sistem pembukuan, maka semua modal

usaha dan biaya produksi dapat terhitung dengan baik dan meningkatkan

pengetahuan mereka.

3. Kabupaten Buleleng, peningkatan pendapatan UMKM akan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Buleleng dan meningkatkan pendapatan asli

daerah (PAD) dari sektor retribusi dan pajak pendapatan yang dapat

dijadikan untuk melaksanakan berbagai program yang direncanakan oleh

daerah.

1.6. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah pelaku UMKM yang

ada di Kabupaten Buleleng. Dimana pertumbuhan sektor UMKM di Kabupaten

Buleleng juga sangat tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Bali.

Jenis usaha yang digeluti pelaku UMKM di kabupaten paling utara Bali tersebut

lebih variatif dan prospektif. Selain itu, sebagian besar UMKM belum

menerapkan pembukuan yang baik dan benar sehingga mereka seringkali

mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan bisnis. Padahal informasi

akuntansi atau keuangan merupakan syarat penting yang harus dimiliki dan

diketahui oleh para pengambil keputusan (pelaku bisnis / stakeholders).

Page 17: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

1.7. Keterkaitan

Kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan pihak

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Buleleng, dan

diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini maka akan diperoleh

manfaat yang sangat esensial dan aplikatif dalam kaitannya dengan upaya

peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pelaku UMKM.

Page 18: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana

program ini akan dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat

permasalahan yang saat ini dihadapi oleh para pengelola UMKM, yaitu: (1)

sebagian besar pelaku UMKM belum bisa membuat pembukuan sederhana yang

digunakan sebagai dasar dalam menentukan keputusan bisnis, (2) pelaku UMKM

sering kesulitan dalam mengelola kas-nya, sehingga mereka tidak mengetahui

keuntungan maupun kerugian dari usahanya. Salah satu alternatif yang dipandang

cukup visibel untuk dilakukan adalah dengan melaksanakan pelatihan dan

pendampingan dalam membuat pembukuan sederhana dan penghitungan laba rugi

( profit and loss ). Melalui pelatihan ini diharapkan para pelaku UMKM dapat

membuat pembukuan sederhana yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

mengambil keputusan bisnis seperti biaya produksi, menentukan harga jual yang

sesuai dengan biaya produksi dan menentukan laba rugi usaha yang dilakukan.

Pelatihan dan pembukuan dan penghitungan laba rugi (profit and loss)

bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, akan diawali dengan orientasi

lapangan, dilanjutkan dengan identifikasi masalah, studi literatur, dan

oprasionalisasi kegiatan. Orintasi lapangan dan identifikasi masalah adalah cara

untuk lebih mengenali masalah yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di

Kabupaten Buleleng, sehingga dari sana bisa dicarikan alternatif pemecahan

masalahnya. Kegiatan selanjutnya adalah mencari solusi terhadap permasalahan

yang dialami oleh para pelaku UMKM melalui studi literatur. Terakhir adalah

pelaksanaan program sebagaimana telah disepakati bersama. Untuk memperlancar

pelatihan dengan sistem kelompok ini, maka para pengerajin yang ada di

Kabupaten Buleleng akan dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing

kelompok akan mendapatkan paket pelatihan dengan materi yang sama.

Page 19: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

2.2. Metode Pelaksanaan Program

Sesuai dengan fokus masalah dan tujuan dari kegiatan ini, maka metode

yang digunakan adalah metode pelatihan dan pendampingan terprogram dengan

sistem kelompok yang bersifat terminal. Artinya untuk melatih pelaku UMKM,

akan dilakukan program pelatihan dan pendampingan secara terjadwal kepada

setiap kelompok usaha. Pelatihan dan pendampingan tersebut akan menggunakan

sistem kelompok, dimana kepada setiap kelompok usaha akan diberikan satu

paket program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan secara demokratis,

yang diawali dengan pengenalan pengetahuan dan keterampilan tentang

pembukuan sederhana, kemudian dilanjutkan dengan praktek langusung membuat

pembukuan sederhana dengan tutor dari Undiksha Singaraja (Akhli Akuntansi),

kemudian kepada mereka akan dikondisikan untuk bisa membuat pembukuan

sederhana secara mandiri dengan tetap didampingi oleh tim pelaksana/tutor.

Setelah dianggap mahir maka tim pelaksana akan melanjutkan pelatihan dan

pendampingan pada kelompok usaha lainnya dengan prosedur yang sama. Lama

pelaksanaan kegiatan adalah 6 (enam) bulan yang dimulai dari tahap pengajuan

proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan melibatkan

kelompok-kelompok usaha sektor UMKM di kabupaten Buleleng. Pada akhir

program setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi

mereka dalam kegiatan ini.

Adapun materi yang diberikan selama pelatihan meliputi : (1) pentingnya

pembukuan sederhana dalam usaha, (2) keuntungan penggunaan pembukuan

dalam menjalankan usaha, (3) pengitungan laba rugi (profit and loss) dengan

sistem pembukuan dan (4) dokumentasi alat-alat poduksi melalui pembukuan.

2.3. Rancangan Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka

akan dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi

akhir, dan evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan

tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan

tolak ukur yang digunakan untuk menjustifikasi tingkat keberhasilan kegiatan

dapat diuraikan pada tabel berikut :

Page 20: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Kegiatan

No Jenis Data Sumber

Data

Indikator Kriteria

Keberhasilan

Instrumen

1. Pengetahuan dan

keterampilan

tentang

pembukuan

sederhana

Pelaku

UMKM

Pengetahuan

dan

keterampilan

pelaku UMKM

Terjadi perubahan

yang positif

terhadap

pengetahuan dan

keterampilan

pelaku UMKM

Pedoman

wawancara

2. Keterampilan

para pelaku

UMKM dalam

membuat

pembukuan

sederhana sesuai

dengan yang

dilatih

Pelaku

UMKM

Keterampilan

pelaku UMKM

Terjadinya

perubahan yang

positif terhadap

keterampilan

pelaku UMKM

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

3. Kemampuan dan

keterampilan

pelaku UMKM

menggunakan

pembukuan

dalam usaha

Pelaku

UMKM

Pengetahuan

dan

keterampilan

pelaku UMKM

Terjadinya

perubahan

kemampuan dan

keterampilan pada

pelaku UMKM

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Pada kegiatan pelatihan dan pendampingan ini, pelaku UMKM yang ada

di Kabupaten Buleleng akan dilibatkan secara kolaboratif dari awal sampai akhir

kegiatan. Para pelaku UMKM akan dilibatkan dalam merencanakan program,

penjadwalan kegiatan, ikut serta dalam pelatihan sampai pada tahap uji coba

produk pelatihan. Untuk uji coba produk hasil pelatihan ini akan dilakukan pada

semua jenis usaha yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan.

Page 21: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kegiatan

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di

Kabupaten Buleleng dalam kaitannya dengan mengembangkan kemampuan dan

keterampilan membuat pembukuan serta penghitungan profit and loss (laba rugi)

untuk menentukan pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

usahanya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis, maka program

pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan

bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng. Pelatihan membuat pembukuan

serta penghitungan profit and loss untuk menentukan pendapatan dan biaya yang

dikeluarkan oleh pelaku UMKM sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis

dilakukan pada bulan Mei di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan dengan

mendatangkan tim pakar dari Universitas Pendidikan Ganesha, khususnya pakar

pembukuan dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Adapun alur

pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan profit and loss dimulai dari, 1)

Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan bahan administrasi sesuai

dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b) melakukan koordinasi dengan para

pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, (c) menyiapkan materi pelatihan, (d)

menyiapkan narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan target dan

tujuan pelatihan (pakar Akuntansi), dan (e) menyiapkan jadwal pelatihan selama 1

hari efektif, 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a) melakukan pelatihan

membuat pembukuan dan penghitungan profit and loss yang dilaksanakan di Desa

Kerobokan Kecamatan Sawan, (b) simulasi terbatas membuat pembukuan serta

profit and loss yang telah dibuat dalam pelatihan, dan 3) tahap evaluasi, yang

terdiri dari (a) persentasi hasil pelatihan, (b) koreksi dari pakar, dan (c)

memberikan hasil membuat pembukuan serta laporan profit and loss untuk

menentukan pendapatan dan biaya-biaya usaha yang dibuat dalam pelatihan.

Pada pelatihan membuat pembukuan serta penghitungan profit and loss

untuk menentukan pendapatan dan biaya-biaya usaha pada para pelaku UMKM

Page 22: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

terlebih dahulu diberikan pemahaman mengenai pentingnya penggunaan

pembukuan dalam melaksanakan usaha dan pengambilan keputusan bisnis.

Banyak orang malas membuat pembukuan untuk usahanya. Sehingga fenomena

tersebut merupakan fakta yang sering dihindari oleh para pengusaha, khususnya

mereka para pengusaha baru sebab kualitas sumber daya manusia yang menguasai

pembukuan ini masih sangat kurang. Jika dilihat secara teoritis, pembukuan

merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan

data dan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Pencatatan itu

meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga

perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun

laporan keuangan berupa neraca , dan laporan laba rugi untuk periode tahun fiskal

tersebut.

Pembukuan sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha dalam

kondisi untung/rugi. Selain itu dengan membandingkan kondisi keuangan tahun

sebelumnya dengan tahun saat ini, maka kita dapat mengetahui apakah perusahaan

memiliki kenaikan laba, atau justru sebaliknya malah merugi. Beberapa hal yang

menjadi parameter sukses tidaknya sebuah perusahaan/usaha ada banyak, yaitu:

kinerja SDM, kinerja keuangan, kinerja operasi dan sebagainya. Walau demikian

semuanya akan berujung pada satu keputusan yaitu perusahaan itu untung atau

tidak. Sehingga membuat parameter kinerja keuangan menjadi sangat berperan

bagi perusahaan. Pembukuan dapat digunakan sebagai alat kontrol keuangan

usaha. Kita dapat mengetahui biaya-biaya mana yang tidak perlu, biaya mana

yang merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga biaya tersebut dipotong dan

akan mengefisienkan usaha dengan lebih baik. Tanpa adanya pembukuan, hal

tersebut tidak akan mungkin bisa dilakukan, karena secara nyata angka itu tidak

pernah tercatat. Pembukuan dapat dijadikan alat pengambilan keputusan.

Mengapa demikian? Karena dengan melihat perkembangan keuangan dari tahun

ke tahun, kita dapat melihat, haruskah perusahaan berinvestasi kembali ke alat-

alat produksi misalnya (jika memiliki banyak uang kas), atau fokus pada

pemasaran (jika angka penjualan turun) atau keputusan-keputusan lainnya, yang

didasarkan pada kondisi keuangan saat ini. Dengan melakukan pembukuan berarti

kita sudah berperan sebagai warga negara yang baik, yaitu dengan melaporkan

Page 23: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

pajak hasil usaha yang dilakukan. Perhitungan pajak didasarkan pada laporan

keuangan usaha yaitu dari neraca dan laporan laga rugi. Pembukuan usaha, yang

nantinya berakhir ke dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai

dasar, layak tidaknya usaha tersebut jika menerima tambahan modal dari pihak

lain seperti investor, pihak perbankan, dan perusahaan ventura. Dasar laporan

keuangan ini merupakan ketentuan wajib bagi lembaga keuangan untuk

berinvestasi di perusahaan tersebut, karena laporan keuangan ini menunjukkan

baik tidaknya kondisi perusahaan, dilihat dari untung-rugi, efisien-boros, dan

pengelolaan aset usaha.

Salah satu tantangan bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan

usahanya adalah masalah membuat dan mengembangkan pembukuan untuk usaha

yang mereka jalankan. Masalah management bisnis kerap menjadi kendala besar

terutama bagi para pelaku usaha kecil atau orang yang baru terjun ke dunia bisnis,

termasuk pelaku UMKM, tidak hanya menyangkut cara mengelola produk atau

produksinya, namun yang kerap menjadi kendala adalah pada pengelolaan

keuangannya. Belum lagi semua bidang tak jarang diurus seorang diri sehingga

menyebabkan perkembangan usahanya menjadi kurang baik dan tentu saja

mengancam kelangsungan bisnisnya. Sebenarnya hampir semua bagian dalam

sebuah pengelolaan usaha merupakan kendala sekaligus tantangan yang dihadapi

para pelaku UMKM. Sejumlah riset menemukan bahwa masalah manajemen

keuangan merupakan problem utama yang sering muncul. Kendala ini terutama

tumpang tindihnya antara pengelolaan keuangan bisnis dengan keuangan

keluarga. Akibatnya, selain terhambatnya perkembangan bisnis, dampaknya juga

berimbas pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Forum Daerah Usaha Kecil

dan Menengah (Dorda UKM) Yogyakarta juga pernah melakukan riset kecil-

kecilan tetang kendala utama yang dialami para pelaku bisnis UKM. Ternyata,

masalah pemasaran justru lebih mendominasi problem tersebut. Tak sedikit

pelaku UKM yang mampu membuat produk yang berkualitas dengan standar

tinggi, namun kesulitan dalam memasarkannya. Dengan kata lain, manajemen

pemasaran menjadi hambatan untuk pengembangan usaha mereka. Seperti yang

ditulis para pengusaha kecil “Tips Memulai Usaha Kecil” jika anda baru pertama

kali terjun ke dunia bisnis anda tak perlu teori apapun untuk menjalankan dan

Page 24: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

mengembangkan usaha anda. Langsung jalankan saja, dan apapun tantangan dan

hambatan yang anda alami merupakan pengalaman yang sangat berharga yang

dapat menjadikan anda menjadi besar. Rasanya kita semua tentu paham dan

sepakat bahwa untuk menjadi besar haruslah berangkat dari yang kecil terlebih

dahulu. Tak ada pengusaha besar dan sukses saat ini yang tidak dimulai dari hal

kecil. Kalau pun ada, mungkin mereka adalah anak-anak pengusaha yang masuk

untuk meneruskan bisnis orang tuanya yang memang sudah besar. Dan

jumlahnya, mungkin bisa dihitung dengan jari, dan itu bukan merupakan contoh

yang baik dalam membangun sebuah bisnis. Menurut para peserta pelatihan,

selama ini mereka tidak menggunakan pembukuan untuk menjalankan usahanya

disebabkan karena beberapa faktor, yaitu; (1) sebagian besar pelaku UMKM

memiliki pengetahuan tentang pembukuan yang sangat minim (kurang memadai),

sehingga secara rasional tidak mengetahui bagaimana cara membuat pembukuan,

(2) hampir semua pelaku UMKM menjadikan keuangan keluarga dengan

keuangan usaha menjadi satu, dan tak jarang harus saling melengkapi satu dengan

lainnya, sehingga tidak mungkin bisa mengetahui mana pendapatan atau

keuntungan usahanya (3) biaya-biaya usaha yang dikeluarkan dalam menjalankan

usaha tidak dihitung terlebih dahulu, sehingga terkadang terjadi pembengkakan

biaya operasional sehingga sangat sulit untuk menentukan laba usaha, (4) menurut

persepsi pelaku Usaha Mikro dan Kecil tidak perlu membuatkan pembukuan,

karena akan menyebabkan sebakin banyak waktu tersita untuk membuatkan

pembukuan, dan (5) pembukuan menurut masyarakat masih terlalu sulit untuk

dibuat dan membutuhkan waktu yang sangat banyak untuk membuatnya. Kondisi

ini menyebabkan masyarakat menjadi malas untuk membuatkan pembukuan bagi

usahanya. Implikasinya adalah sering sekali para pelaku UMKM mengalami

kerugian karena kesalahan modal dasar yang mengakibatkan penurunan pada

penjualan.

Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan

kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan. Suatu laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk

Page 25: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa

yang akan terjadi di masa mendatang. Semakin baik kualitas laporan keuangan

yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat

kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau

aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Juminang (2008:2)

menyatakan, Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang

berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak–

pihak yang berkempentingan tersebut diantaranya manajemen, pemilik, kreditor,

investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum. Jusup

(2005:11) menyatakan, Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi.

Dalam definisi ini disebutkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang

meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan, (3) peringkasan, (4) pelaporan, dan (5)

penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan

penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang

setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan

penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu. Dari pengertian di

atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang

menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang

menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

Sebenarnya laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang

berguna bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasar pertimbangan dalam

proses pengambilan keputusan. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan

keuangan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses

pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan

mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan

keuangan dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan

keuangan yang dibuatnya. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan

Page 26: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai

posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

Sedangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2004:25) menyatakan, “ Tujuan

laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang

posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewerdship)

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada

mereka” . Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi keuangan kepada pemakai informasi keuangan untuk

mengetahui posisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan serta

digunakan dalam pengambilan keputusan. Secara prinsip pembukuan atau laporan

keuangan terdiri dari beberapa komponen yang sangat urgen untuk sebuah

perusahaan untuk mengetahui sehat tidaknya sebuah usaha.

Menurut Standar Akuntansi Keungan (2004), menyatakan bahwa laporan

keuangan terdiri dari:

a) Neraca

Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan. Menurut Jusuf

(2001:21) neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta

kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Neraca dibuat

dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada saat

tertentu.

Komponen neraca antara lain:

1. Aktiva (asset) yang terdiri atas akitva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain.

2. Kewajiban (liability) yang terdiri atas kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

3. Modal yang terdiri dari Modal setor dan Laba yang ditahan.

b) Laporan Laba rugi

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukan pendapatan-

pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.

Selisih antara pendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi

Page 27: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut

laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang

menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan tali

perhubungan dua neraca yang berurutan.

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil

operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, laporan laba-

rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam

upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi perusahaan diukur dengan

membandingkan antara pendapatan perusahaan tersebut (Jusuf, 2001:24). Apabila

pendapatan lebih besar daripada biaya, maka perusahaan dikatakan memperoleh

laba. Sedangkan apabila terjadi sebaliknya dimana biaya yang dikeluarkan lebih

besar daripada pendapatan yang diperoleh, maka perusahaan dikatakan rugi.

c) Laporan Perubahan Modal

Menurut Astuti (2012: 155), laporan perubahan modal menyediakan

informasi peningkatan atau penurunan modal pemilik dalam periode akuntansi

tertentu. Tambahan modal pemilik dan laba bersih merupakan hal yang dapat

meningkatkan modal pemilik, sedangkan rugi, prive atau pembagian deviden

merupakan pengurang modal pemilik. Informasi yang disajikan dalam laporan

perubahan modal berkaitan dengan laporan laba rugi yang telah tersusun

sebelumnya. Oleh karenanya, sangat tidak mungkin untuk menyusun laporan

perubahan modal tanpa sebelumnya menyusun laporan laba rugi terlebih dahulu.

d) Laporan Arus Kas

Menurut Kasmir (2008:29), laporan arus kas adalah laporan yang

menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang

berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas terdiri

dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode

tertentu. Laporan arus kas terdiri atas:

1. Kas dari atau untuk kegiatan operasional

2. Kas dari atau untuk kegiatan investasi

3. Kas dari atau untuk kegiatan pendanaan

Page 28: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

e) Catatan atas Laporan Keuangan

Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan

akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi.

Bilamana penjelasan tiap akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka

dijabarkan dalam lampiran. Penjelasan tiap-tiap akun merinci akun-akun dalam

neraca dan laba rugi. Dengan membaca perincian ini akan dapat dilihat bagaimana

perilaku akun secara lebih detail. Dalam penjelasan per akun akan diinformasikan

berbagai hal, misalnya tingkat suku bunga hutang bank dan sebagainya. Kalau

semua komponen tersebut sudah dibuat dalam perusahaan maka dapat dipastikan

semuam aktivitas usaha yang dilakukan akan terekam dengan baik.

3.2. Pembahasan

Setelah diberikan pelatihan dan pendampingan para pelaku UMKM yang

ada di Kabupaten Buleleng mengakui mereka memiliki kemampuan dan

keterampilan yang memadai dalam membuat pembukuan yang digunakan untuk

menghitung aliran masuk dan keluarnya dana. Adapun hasil dari kegiatan

pelatihan pembukuan dan penghitungan profit and loss yang telah dirasakan oleh

para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, yaitu: (1) sebagian besar para pelaku

UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng belum bisa membuat pembukuan

sederhana yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis

seperti menentukan modal, pengeluaran biaya-biaya serta harga jual barang yang

dihasilkan dalam kegiatan usahanya, namun sekarang setelah diberikan pelatihan

mengaku tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual,

modal usaha, pendapatan dan biaya-biaya usaha, (3) Pengeluaran untuk kegiatan

usaha sekarang bisa diefisiensi, artinya dapat ditentukan biaya-biaya yang dirasa

kurang efisien dapat dikurangi, (4) penentuan gaji (upah) bagi karyawan yang

diajak bekerja sekarang sudah ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan

pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha.

Page 29: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kegiatan

No Jumlah

Pelaku

UMKM

Indikator Target

Keberhasilan

Instrumen Produk

1. 10 Orang Pengetahuan

dan

keterampilan

pelaku UMKM

Terjadi perubahan

yang positif

terhadap

pengetahuan dan

keterampilan

pelaku UMKM

sebesar 100%

Pedoman

wawancara

Modul

tentang

pembukuan

dan

penghitung

an L/R

2. 10 Orang Keterampilan

pelaku UMKM

Terjadinya

perubahan yang

positif terhadap

keterampilan

pelaku UMKM

sebesar 100%

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Pembukuan

dan

Penghitung

an L/R

Usaha

3. 10 orang Pengetahuan

dan

keterampilan

pelaku UMKM

Terjadinya

perubahan

kemampuan dan

keterampilan pada

pelaku UMKM

sebesar 100%

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Pembukuan

dan

penghitung

an L/R

Usaha

Page 30: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan profit and loss sebagai

dasar pengambilan keputusan bisnis bagi pada UMKM di Kabupaten Buleleng ini

dilakukan pada bulan Mei 2015 di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan Kabupaten

Buleleng dengan mendatangkan tim pakar dari Universitas Pendidikan Ganesha,

khususnya pakar pembukuan dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. Adapun alur pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan profit and

loss sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis bagi UMKM di Kabupaten

Buleleng ini dimulai dari, Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan

bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b)

melakukan koordinasi dengan para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, (c)

menyiapkan materi pelatihan, (d) menyiapkan narasumber yang memiliki

kompetensi sesuai dengan target dan tujuan pelatihan (pakar Akuntansi), dan (e)

menyiapkan jadwal pelatihan selama 1 hari efektif, 2) tahap pelaksanaan, yang

terdiri dari : (a) melakukan pelatihan membuat pembukuan dan penghitungan

profit and loss yang dilaksanakan di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan, (b)

simulasi terbatas membuat pembukuan serta profit and loss yang telah dibuat

dalam pelatihan, dan 3) tahap evaluasi, yang terdiri dari (a) persentasi hasil

pelatihan, (b) koreksi dari pakar, dan (c) memberikan hasil membuat pembukuan

serta laporan profit and loss untuk menentukan pendapatan dan biaya-biaya usaha

yang dibuat dalam pelatihan.

Adapun hasil dari kegiatan pelatihan pembukuan dan penghitungan profit

and loss yang telah dirasakan oleh para pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng,

yaitu: (1) sebagian besar para pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng

belum bisa membuat pembukuan sederhana yang digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan bisnis seperti menentukan modal, pengeluaran biaya-

biaya serta harga jual barang yang dihasilkan dalam kegiatan usahanya, namun

sekarang setelah diberikan pelatihan mengaku tidak lagi mengalami kasus

kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan dan biaya-

Page 31: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

biaya usaha, (3) Pengeluaran untuk kegiatan usaha sekarang bisa diefisiensi,

artinya dapat ditentukan biaya-biaya yang dirasa kurang efisien dapat dikurangi,

(4) penentuan gaji (upah) bagi karyawan yang diajak bekerja sekarang sudah

ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh dari

hasil usaha.

4.2. Saran

Berdasarkan pada proses pelatihan dan pendampingan yang dilakukan

pada pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng, ada beberapa hal yang bisa dijadikan

rekomendasi dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini:

1. Sebaiknya setiap pelaku UMKM untuk menjaga kelangsungan usahanya

dapat mengembangkan sistem pembukuan yang baik dan benar terutama

penghitungan laba rugi (profit and loss) untuk mengetahui pendapatan dan

biaya usaha segingga nantinya dapat menjamin kesehatan usaha yang

dijalankan.

2. Semestinya pemerintah daerah, melalui Dinas Koprasi dan UMKM selalu

memberikan pembinaan dan pelatihan bagi para pelaku UMKM yang ada

di Kabupaten Buleleng, karena hasil usaha yang mereka dapatkan turut

menyumbang anggaran dan pendapatan belanja daerah Kabupaten

Buleleng.

Page 32: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

Daftar Pustaka

Harapan, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1.

Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.

Hanafi, Mahmud M. dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi

Ke-4. Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKP

Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba

Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba

Empat

Juminang. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara

_______. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Jusup, Al. Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 6. Cetakan Ke-5.

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada.

Aisyah, M, N., Nugroho, M, A., dan Sagoro, E, M. 2013. Pengaruh Technology

Readiness Terhadap Penerimaan Teknologi Komputer Pada UMKM Di

Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Amanah, S. 2013. Analisis Penerapan Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Kecil

Dan Menegah Binaan Dinas Koperasiumkm Perindustrian Dan

Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Kota. Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Download: http:

www.google.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2014. Pukul 21.00 Wita.

Anwar, A. 2013. Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan, Lama Usaha, Persepsi

Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Usia Terhadap

Keputusan UMKM Mengambil Kredit Perbankan (Studi Kasus:

Kabupaten Kudus). Skripsi. Download: http://www.google.com.

Diakses tanggal 20 Agustus 2014. Pukul 20.15 Wita.

Ediraras, D, T. 2010. Akuntansi dan Kinerja UMKM. Jurnal Ekonomi Bisnis No.

2, Volume 15, Agustus.

Page 33: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

Fahmi, I., Syahiruddin, dan Hadi, Y, L. 2009. Studi Kelayakan Bisnis; Teori dan

Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, I. 2014. Etika Bisnis; Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.

Harlyani, H. 2013. Keputusan Nasabah Mengajukan Kredit Usaha Mikro Faktor-

Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah

Mengajukan Kredit Usaha Mikro Pada Sahabat UKM-SMF Cabang

Samarinda. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.1, No.1, Februari 2013:8-

16.

Insani, F, A. 2013. Family Funding Dan Formal Funding Pada Usaha Mikro,

Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di Kabupaten Jepara. Skripsi.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis: Universitas Diponegoro.

Download://http: www.google.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2014.

Pukul 20.00 wita.

Pinesti, M., dan Kusuma, W. 2013. Pengembangan Sistem Penunjang Keputusan

Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Bagi Usaha Mikro Kecil

Menengah. Program Magister Manajemen Sistem Informasi,

Universitas Gunadarma.

Ravelia dan Rahmawati. 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Perusahaan Perbankan Publik Di Indonesia Pada Masa Selama Krisis

Dan Setelah Krisis Ekonomi. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1 Vol. 14,

April.

Septiarini, N. L. S. dan Ramantha, I. W. 2014. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal

Dan Rasio Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas Dengan

Moderasi Rasio Kredit Bermasalah. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana 7.1 (2014): 192-206.

Wolk, H. I., Tearney, M. G., Dodd, J. L. 2001. Accounting Theory. A Conceptual

and Institutional Approach. South-Western College Publishing, 5th

Edition.

Page 34: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

LAMPIRAN 1

PETA LOKASI KEGIATAN

Page 35: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

LAMPIRAN 2

FOTO-FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 36: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan

LAMPIRAN 3

DAFTAR HADIR PESERTA P2M

Page 37: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan
Page 38: JURUSAN DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · tidak lagi mengalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, modal usaha, pendapatan