pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/laporan_akhir... ·...

46
i LAPORAN P2M DANA DIPA Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Bermuatan Pendidikan Karakter sesuai Amanat Kurikulum 2013 pada Guru-guru Sekolah Dasar Nomor 1 Kapal Oleh Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd.(NIDN: 0020036501) Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd.(NID: 0024046007) Drs. Ida Bagus Sutresna, M.Si. (NIDN: 00313105602) Dra. Sang Ayu Putu Sriasih, M.Pd.(NIDN: 0007066006) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS GANESHA SINGARAJA 2014

Upload: lythu

Post on 03-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

i

LAPORAN P2M DANA DIPA

Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Bermuatan Pendidikan Karakter sesuai Amanat Kurikulum 2013

pada Guru-guru Sekolah Dasar Nomor 1 Kapal

Oleh Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd.(NIDN: 0020036501)

Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd.(NID: 0024046007) Drs. Ida Bagus Sutresna, M.Si. (NIDN: 00313105602)

Dra. Sang Ayu Putu Sriasih, M.Pd.(NIDN: 0007066006)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 023.04.2.552581/2013 revisi 2

tanggal 01 Mei 2013

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS GANESHA SINGARAJA

2014

Page 2: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT a. Judul Program :

Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Bermuatan Pendidikan Karakter sesuai Amanat Kurikulum 2013 pada Guru-guru Sekolah Dasar Nomor 1 Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung

b. Jenis Program : Pelatihan

c. Bidang Kegiatan : Peningkatan SDM

d. Identitas Pelaksana :

1. Ketua Pelaksana

a. Nama : Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd. b. NIP : 196503201990031002 c. Pangkat/Golongan : Pembina/IVa d. Alamat Kantor : Jalan Ahmad Yani 67 Singaraja e. Alamat Rumah : Griya Pemaron

2. Anggota 1

a. Nama : Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd. b. NIP : 196004241986031002 c. Pangkat/Golongan : Pembina/IVb d. Alamat Kantor : Jalan Ahmad Yani 67 Singaraja e. Alamat Rumah :

3. Anggota 2

a. Nama : Drs. Ida Bagus Sutresna, M.Si. b. NIP : 196503201990031002 c. Pangkat/Golongan : Pembina/IVc d. Alamat Kantor : Jalan Ahmad Yani 67 Singaraja e. Alamat Rumah :

4. Anggota 3

a. Nama : Dra. Sang Ayu Putu Sriasih, M.Pd. b. NIP : 196012311987031015 c. Pangkat/Golongan : Pembina/IVc d. Alamat Kantor : Jalan Ahmad Yani 67 Singaraja e. Alamat Rumah :

Page 3: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

e. Biaya yang diperlukan

f. Lama Kegiatan

iii

Biaya yang diperlukan : Rp. 10.00.000,00 (Sepuluh juta

: 6 bulan

Singaraja, 6 September 2014

Menyetujui, Ketua LPM Undiksha,

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIP 19591011984031003

Sepuluh juta rupiah)

Singaraja, 6 September 2014

Page 4: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Sampai saat ini, perangkat pembelajaran dan implementasi pembelajaran di

sekolah tampaknya belum mengarah pada pembentukan kompetensi siswa secara

utuh. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan Pusat Kurikulum

Depdiknas yang menyatakan bahwa (1) sebagian besar siswa tidak mampu

mengaplikaksikan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan nyata dan (2)

pengajaran tidak menitikberatkan pada prinsip bahwa ilmu (mata pelajaran)

mencakup pemahaman konsep, dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-

hari. Hal senada juga ditemukan pada studi Suastra, dkk (2006) yang menyatakan

bahwa metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar dalam pembelajaran

di sekolah, sedangkan metode demonstrasi dan eksperimen hampir tidak mendapat

perhatian serius. Kualitas metode ceramah pun juga mengalami kemerosotan, siswa

tidak lagi mendengarkan dengan seksama penjelasan guru, banyak siswa tidak

mencatat, dan sangat jarang siswa bertanya. Dalam kondisi seperti ini, tidak akan

terjadi pemrosesan informasi dalam otak siswa. Lebih lanjut, Zamroni (2001:1)

menyatakan bahwa dewasa ini pendidikan cenderung menjadi sarana stratifikasi

sosial dan sistem persekolahan yang hanya mentransfer kepada peserta didik apa

yang disebut sebagai the dead knowledge, yaitu pengetahuan yang terlalu bersifat

teksbookish, sehingga bagaikan sudah diceraikan dari akar sumbernya dan

aplikasinya. Dengan kata lain, pembelajaran di sekolah menjadi tidak bermakna

bagi siswa dan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Selain kurang bermaknanya pembelajaran dalam hal mendokrak prestasi

siswa, karakter siswa pun sepertinya mengarah ke tanda-tanda negatif yang

mengkhawatirkan para orang tua. Banyak kejadian tidak terpuji yang dilakukan

oleh siswa, misalnya ada siswa yang melakukan tawuran masal, pembalakan,

pencurian, kurangnya rasa hormat pada orang tua, guru, maupun tokoh masyarakat.

Oleh karena itulah, tampaknya memang perlu pendidikan karakter secara lebih

Page 5: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

intens diberikan kepada para siswa. Semua guru seharusnya punya tanggung jawab

moral untuk pendidikan karakter ini.

Oleh karena permasalahan seperti itulah, dimunculkan kurikulum 2013.

Kurikulum ini didasari oleh pergeseran paradigma belajar abad 21 seperti yang

diliris pada kemdikbud.go.id/kemdikbud, 12 Juni 2013. Dalam laman tersebut

dikemukakan bahwa t

menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui

penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan

(tahu apa) yang terintegrasi. D

pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun

model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1

menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21 yang berdasark

dan model pembelajaran yang harus dilakukan.

2

intens diberikan kepada para siswa. Semua guru seharusnya punya tanggung jawab

pendidikan karakter ini.

Oleh karena permasalahan seperti itulah, dimunculkan kurikulum 2013.

Kurikulum ini didasari oleh pergeseran paradigma belajar abad 21 seperti yang

diliris pada kemdikbud.go.id/kemdikbud, 12 Juni 2013. Dalam laman tersebut

akan bahwa tema pengembangan kurikulum 2013 adalah agar dapat

menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui

penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan

(tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu

pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun

model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1

menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21 yang berdasark

dan model pembelajaran yang harus dilakukan.

intens diberikan kepada para siswa. Semua guru seharusnya punya tanggung jawab

Oleh karena permasalahan seperti itulah, dimunculkan kurikulum 2013.

Kurikulum ini didasari oleh pergeseran paradigma belajar abad 21 seperti yang

diliris pada kemdikbud.go.id/kemdikbud, 12 Juni 2013. Dalam laman tersebut

ema pengembangan kurikulum 2013 adalah agar dapat

menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui

penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan

iakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu

pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun

model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1

menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21 yang berdasarkan ciri abad 21

Page 6: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

3

Dari 2 skema di atas, terlihat dengan jelas kemana arah pembelajaran yang

diharapkan. Peserta didik tidak hanya diharapkan verbalistik tetapi terpadu antara

pengetahuan, keterampilan dan sikap mulianya sebagai manusia.

Dalam rangka menyikapi pengimplementasian 2013, para guru perlu

merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar, LKS, media

pembelajaran, dan alat evaluasi) agar sesuai dengan kebijakan tersebut. Salah

satunya adalah pendidikan karakter yang harus terintegrasi pada semua mata

pelajaran di sekolah. Keadaan yang terjadi pada kalangan guru di Bali ,umumnya,

belum seperti harapan yang dicanangkan. Jangankan perangkat pembelajaran yang

Page 7: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

4

bermuatan karakter, RPP yang standar saja banyak yang belum memenuhi standar

yang ditetapkan pada Permendikbud No 41 tahun 2007 maupun Permendikbud

nomor 65 tahun 2013. Sering juga mereka membuat RPP hanya sebatas ‘asal buat’

untuk kelengkapan administrasi belaka. Padahal, RPP adalah tonggak awal untuk

menghasilkan pembelajaran yang bermutu. Sesuai dengan prosedur standar seorang

akademik, maka membuat perencanaan pembelajaran adalah langkah permulaan

yang menentukan langkah-langkah berikutnya.

Pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan di SD No. 1 Kapal. Jumlah

guru di SD No 1 Kapal adalah seperti tabel berikut.

Tabel 01 : Guru dan Pegawai di SD No 1 Kapal

No Guru/Pegawai Status

1 Guru PNS 10

2 Guru Honorer 3

3 Tata Usaha 2

Dari tabe di atas dapat diketahui bahwa ada 13 guru yang mengasuh siswa-

siswi di SD No 1 Kapal. Dari tiga belas guru tersebut, ada 3 orang guru yang masih

honorer. Guru-guru PNS yang ada di sekolah tersebut sebanyak 10 orang (77%)

sudah tersertifikasi dan hanya 3 orang (23%) yang belum tersertifikasi.

Walaupun hampir semua guru sudah tersertifikasi, keadaan kemampuan

guru menyususn perangkat pembelajaran di SD No. 1 Kapal juga tidak jauh

berbeda dengan guru di sekolah lain. Banyak guru-guru yang kebingungan

membuat perangkat pembelajaran apalagi harus diintegrasikan dengan pendidikan

karakter. Hal ini tampaknya berkaitan juga dengan pola sertifikasi guru yang

mereka ikuti. Sebagaian besar guru di SD N 1 Kapal mengikuti sertifikasi dengan

pola fortofolio. Hanya 5 orang dari 13 guru PNS yang ada di sekolah tersebut yang

mengikuti sertifikasi guru dengan pola PLPG. Sayangnya, kelima guru yang ikut

sertifikasi dengan PLPG pun belum paham dengan Permendikbud 41 tahun 2007

apalagi permendikbud nomor 65 tahun 2013. Keadaan ini diperparah lagi dengan

canangan pemerintah untuk menyelipkan pendidikan karakter bangsa (karbang)

dalam pembelajaran di kelas.

Page 8: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

5

Memperhatikan perangkat pembelajaran yang sudah dihasilkan oleh para

guru di sekolah ini, umumnya mereka membuat perencanaan dan perangkat

pembelajara hanya sebagai pelengkap administrasi. Alasannya sangat klise yaitu

perencanaan pembelajaran hanya sekadar persyaratan. Perangkat pembelajaran

sering tidak dibuat karena tidak bisa membuat dan juga sudah ada buku yang dibeli

oleh siswa, yang penting pelaksanaannya, begitu alaasannya. Sayangnya, setelah

diperhatikan pelaksanaannya, ternyata mereka menggunakan perencanaan dan

perangkat pembelajaran yang ‘agak amburadul’ tersebut sebagai pegangan

mengajar. Ini tentu sangat ironis dengan alasan klisenya. Ketika ditelusuri lebih

jauh sebab-sebab mereka membuat perencanaan dan perangkat pembelajaran

seperti itu, ada beberapa faktor penyebabnya, diantaranya, (1) para guru kurang

mendapat arahan/pelatihan secara praktis tentang penyusuanan dan pengemasan

perencanaan dan perangkat pembelajaran yang benar, (2) guru masih kebingungan

membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan harapan kurikulum apalagi

ditambah dengan pendidikan karakter.

Selain data keberadaan guru, data penting lainnya yang tampaknya perlu

diungkap adalah keberadaan lingkungan tempat SD No 1 Kapal. Mengamati

lingkungan sekitar sekolah, tampak bahwa lingkungannya adalah lingkungan yang

baru berkembang secara bisnis. Akibatnya, masyarakat sekitar mulai bersikap

materialistis dan kadang-kadang melupakan idealisme. Budaya konsumtif dan

instan tampaknya ikut serta membentuk watak para siswa yang sebenarnya masih

memiliki idealisme tinggi. Pergaulan siswa pada lingkungan seperti itu banyak

berpengaruh pada karakternya. Umumnya para siswanya agak egaliter, tetapi sering

juga mengarah ke keadaan karakter siswa yang kurang diinginkan.

Menilik kondisi masyarakat dan input dari sekolah ini, maka penanaman

karakter yang kuat tampaknya menjadi hal yang urgen. Jika tidak, ditakutkan

nantinya mereka bersekolah hanya sekadar mendapat ijazah. Karakter generasinya

pun tentu akan memprihatinkan, padahal karakter sangat penting bagi

kelangsungan bangsa yang beradab dan berdaya saing.

Page 9: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

6

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Para guru masih banyak yang kebingungan membuat perangkat

pembelajaran sesuai yang diharapkan. Kebingungan itu bertambah lagi setelah

munculnya kebijakan agar memasukkan pendidikan karakter dalam setiap

pembelajaran. Masalah pertama belum tuntas, sudah muncul masalah kedua berupa

pendidikan karakter.

Akibat dari keadaan di atas adalah perangkat pembelajaran yang dihasilkan

para guru sangat jauh dari tuntutan. Selain itu, Banyak juga para yang apriori

menganggap perencanaan pembelajaran dan segenap perangkat pembelajaran

tersebut hanya sebatas kelengkapan administrasi dan tidak tahu bahwa alasan

penyusunan itu merupakan prosedur standar dari pola kerja seorang akademik.

Mereka mengesampingkan kalau mengajar itu merupakan rangkaian sistem mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi.

Akibat dari pandangan yang keliru di atas penyusunan perangkat

pembelajaran hanya sebatas ‘asal buat’. Masalah inilah yang sekarang ini perlu

penanganan.

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan kepada para guru di SD No. 1 Kapal tentang penyusunan dan

pengemasan perangkat pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter. Untuk

dapat menghasilkan perangkat pembelajaran yang inovatif seperti itu, minimal para

guru memiliki bekal pengetahuan berupa (1) pemahaman konsep-konsep tentang

kurikulum, khususnya Kurikulum 2013, (2) pemahaman konsep tentang perangkat

pembelajaran dan Permendikbud nomor 14 tahun 2007 dan permendikbud nomor

65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan, (2) pemahaman hakikat

pendidikan karakter dan memadukan dengan bidang studi yang akan diasuh.

Dengan bekal pemahaman itu, mereka dilatihkan untuk trampil menyusun

perangkat pembelajaran yang dikehendaki.

Page 10: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

7

1.3 Manfaat Kegiatan

Pelatihan model pembelajaran bahasa Bali bagi guru-guru ini bermanfaat untuk

pihak-pihak tertentu, antara lain :

1. Guru

Bermanfaat bagi guru-guru peserta pelatihan dalam menyusun perangkat

pembelajaran bermuatan karakter yang dijadikan landasan untuk mengajar

sehingga pembelajaran yang dilaksanakan betul-betul berawal dari

perencanaan yang matang.

2. Siswa

Para siswa yang menjadi komponen dalam pembelajaran akan mendapatkan

manfaat yang cukup besar dari persiapan guru. Karena dengan kesiapan

gurunya, maka situasi pembelajaran yang berlangsung akan lebih baik dan

siswa diuntungkan oleh keadaan ini dalam meningkatkan prestasi dan

karakternya

3. Instansi terkait

Instansi terkait seperti diknas juga mendapat manfaat paling tidak berupa

inspirasi untuk meningkatkan mutu pendidikan yang seharusnya menjadi

tanggung jawabnya. Dengan demikian, tugas Diknas dapat menjadi lebih

ringan karena ada pihak lain yang membantu.

Page 11: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kurikulum 2013

Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan dan tematik-

integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di

antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan

banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat

kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya

berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional;

(iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,

keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai

dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi

pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum

terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap

perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v)

standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang

rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung

pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum

mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum

secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP

memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi

tafsir. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam

menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi

perkembangan masa depan.

Titik beratnya bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu

lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan

mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka

ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Cara belajar seperti merupakan

rangkaian dari pendekatan saintifik dari Kurikulum 2013. Adapun obyek yang

Page 12: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

9

menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013

menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.

Melalui pendekatan saintifik itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,

inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam

menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan

yang lebih baik.

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan

pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada

tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada penjelasan pasal 35. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai

dengan standar nasional yang telah disepakati.

Pada Kurikulum 2013, ada beberapa beberapa perubahan sejalan dengan

kebutuhan bangsa Indonesia menghadapi abad global ini. pada Kurikulum 2013,

tidak dikenal lagi Standar Kompetensi tetapi menjadi Kompetensi Inti yang

diarahkan kepada penekanan tiga ranah yaitu sikap, keterampilan, dan sikap.

2.2 Perangkat Pembelajaran

Untuk menunjang keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran

diperlukan suatu persiapan yang matang. Suparno (2002) mengemukakan sebelum

guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan

yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan

digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif

belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta

mempelajari pengetahuan awal siswa. Dengan demikian, seorang guru memerlukan

perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran menurut Suhadi, (2007:24) adalah sejumlah bahan,

alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses

Page 13: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

10

pembelajaran. Dari uraian tersebut dapatlah dikemukakan bahwa perangkat

pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan

siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran yang harus

dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas, antara lain (a)

Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa (BS), Buku Pegangan Guru

(BPG), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar.

Berikut akan dipaparkan masing-masing perangkat pembelajaran yang dimaksud.

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan panduan kegiatan guru

dalam kegiatan pembelajaran sekaligus uraian kegiatan siswa yang berhubungan

dengan kegiatan guru yang dimaksudkan. RPP ini disusun berdasarkan indikator-

indikator yang telah disusun mengacu pada prinsip dan karakteristik pembelajaran

yang dipilih. Berkaitan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini,

O’Meara (2000) menyarankan agar dapat digunakan secara praktis oleh guru dan

dapat dengan mudah diobservasi.

Komponen-komponen minimal yang mesti ada dalam RPP meliputi : (1)

indikator pencapaian kompetensi, (2) materi ajar, (3) kegiatan pembelajaran

(skenario pembelajaran), (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.

Adapun langkah-langkah penyusunan RPP adalah sebari diuraikan berikut

ini.

Langkah 1 : Mengisi kolom identitas

Mengisi kolom identitas mata pelajaran yang antara lain berisi : (1) nama

sekolah, (2) mata pelajaran, dan (3) kelas/semester.

Langkah 2 : Menentukan alokasi waktu

Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan. Penentuan alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan

kegiatan yang direncanakan.

Langkah 3 : Menuliskan Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan

indikator.

Page 14: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

11

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi

pada RPP diambil dari silabus mata pelajaran tersebut.

Langkah 4 : Mengidentifikasi materi ajar

Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang

terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian singkat dari materi

pokok, bukan judul-judul/topik-topik melainkan konsep-konsep

operasional. Materi pokok/pembelajaran yang dituangkan dalam RPP

hendaknya mempertimbangkan: (1) potensi peserta didik, (2) relevansi

dengan karakteristik daerah, (3) sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektual, emosional, sosial, serta spiritual peserta didik, (4)

kebermanfaatan bagi peserta didik, (5) struktur keilmuan, (6) aktualitas,

kedalam, dan keluasan materi pembelajaran, (7) relevansi dengan

kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan (8) alokasi waktu.

Langkah 5 : Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui

interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan

sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar atau

indikator yang telah dirumuskan. Pembelajaran yang dimaksud dapat

diperoleh melalui berbagai pendekatan, model-model pembelajaran

inovatif, dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi ajar,

dan sumber belajar yang tersedia. Pengalaman belajar hendaknya memuat

kecakapan hidup (life skill) yang harus dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran dalam RPP sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan bantuan kepada

guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara lengkap dan berurutan untuk

mencapai suatu kompetensi dasar atau sering disebut dengan “skenario

pembelajaran”.

Page 15: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

12

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan belajar siswa dan interaksinya

dengan materi ajar.

Langkah 6 : Menentukan alat dan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,

narasumber, lingkungan fisik, lingkungan alam, dan lingkungan sosial

budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi.

Pada bagain ini tercakup dua hal yaitu alat berupa media pembelajaran dan

sumber belajar seperti buku pegangan siswa, dan lain-lainnya.

Langkah 7: Menentukan jenis penilaian

Penilaian (asesmen) merupakan bagian integral dari pembelajaran yang

merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinmabungan, sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan kesimpulan.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan mengacu

pada indikator pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan

tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pegamatan kinerja, pengukuran

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas proyek, dan/atau produk, pengembangan

penilaian portofolio, dan penilaian diri (self evaluation).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian sebagai berikut.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

Page 16: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

13

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis

untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta

untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.

d. Hasil belajar siswa dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta

didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan

program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

ketuntasan.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan

metode eksperimen, maka penilaian hendaknya menyangkut keterampilan proses

siswa atau kinerjanya dalam melakukan eksperimen, seharusnya menggunakan

metode observasi kinerja praktikum, produk dalam bentuk laporan praktikum, dan

kemampuan mengkomunikasikan hasilnya secara lisan. Jika pembelajaran

menggunakan pendekatan proyek untuk menyelidiki suatu kasus tertentu maka

penilaian harus dilakukan baik pada keterampilan proses dalam melakukan

pengumpulan data/informasi maupun dari produk yang berupa laporan hasil

observasi lapangan yang telah dilakukan. Laporan siswa sebaiknya ditulis dalam

bentuk laporan ilmiah.

2) Bahan ajar

Bahan ajar sebagai rangkaian dari perangkat pembelajaran tentunya harus

memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Bahan ajar berisi suatu ilmu

pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis menggunakan

bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi

dengan gambar dan keterangan-keterangannya. Depdiknas (2008) menyebutkan

bahwa bahan pelajaran berisi ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta

didik untuk belajar. Sumber lain tentang buku adalah Permendiknas RI No. 2 tahun

2008. Tentang buku panduan pendidik dijelaskan dalam bab I, pasal 1, butir 4,

bahwa “Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur,

Page 17: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

14

deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para

pendidik.” (Depdiknas, 2008b:2).

Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menulis bahan

ajar/buku sebagai pelengkap perangkat pembelajaran adalah: (1) menganalisis

kurikulum, (2) menentukan judul bahan ajar yang akan ditulis, (3) merancang

outline bahan ajar memenuhi aspek kecukupan, (4) mengumpulkan referensi

sebagai bahan penulisan, (5) menulis bahan ajar dengan memperhatikan

kebahasaan yang sesuai dengan pembacanya, (6) mengedit dan merevisi hasil

tulisan, (7) memperbaiki tulisan, (8) menggunakan berbagai sumber belajar yang

relevan (Depdiknas, 2008).

3) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Perangkat pembelajaran menjadi pendukung buku dalam pencapaian

kompetensi dasar siswa adalah lembar kegiatan peserta didik (LKPD). Lembar ini

diperlukan guna mengarahkan proses belajar siswa agar pembelajaran berorientasi

kepada peserta didik. Dengan adanya lembar kegiatan siswa ini, maka partisipasi

aktif peserta didik sangat diharapkan sehingga dapat memberikan kesempatan lebih

luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya. Trianto (2007)

menguraikan bahwa lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan

ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun

panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan

eksperimen atau demonstrasi.

Untuk menyusun perangkat pembelajaran berupa LKPD yang dulu disebut

LKS, Depdiknas (2008) menguraikan rambu-rambunya sebagai berikut. LKS

memuat paling tidak judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu

penyelesaian, peralatan/ bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,

informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang

harus dikerjakan.

Langkah-langkah persiapan LKS dijelaskan dalam Depdiknas (2008)

sebagai berikut:

Page 18: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

15

a) Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi

pokok, pengalaman belajar siswa, dan kompetensi yang harus dicapai

siswa.

b) Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan LKS berguna untuk

mengetahui jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS.

c) Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS harus sesuai dengan KD, materi

pokok dan pengalaman belajar.

d) Penulisan LKS. Langkah-langkahnya: (1) perumusan KD yang harus

dikuasai, (2) menentukan alat penilaian, (3) penyusunan materi dari

berbagai sumber, (4) memperhatikan struktur LKS, yang meliputi: (a) judul,

(b) petunjuk belajar, (c) kompetensi yang akan dicapai, (d) informasi

pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah kerja, dan (f) penilaian.

4) Tes Hasil Belajar (THB)

Untuk mengetahui tercapai tidaknya KD, guru perlu mengadakan tes setiap

selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Fungsi penilaian ini adalah

memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar

mengajar dan melaksanakan program berikutnya bagi siswa yang belum berhasil.

Tes hasil belajar menurut Trianto (2007a:76) adalah butir tes yang

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Tes ini dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai,

dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan

kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar

observasi penilaian psikomotor kinerja siswa.

Idealnnya sebelum tes dipergunakan maka tes tersebut harus memenuhi

syarat-syarat tes yang baik memenuhi kriteria validitas dan reliabel. Validitas

adalah ketepatan tes dalam mengukur apa yang harus diukur, seberapa baikkah tes

tersebut dapat melaksanakan tugas yang diembannya, sedangkan realiabilitas

adalah kekonsistenan alat ukur.

Page 19: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

16

2.3 Pentingnya Pendidikan Karakter

Pada Kurikulum 2013, pendidikan karakter yang terakomodasi pada dua

Kompetensi Inti, yaitu KI-1 dan KI-2 menjadi semakin eksplisit. Penekanan

pendidikan karakter sebagai bentuk dari sikap siswa telah dituangkan pada dua KI

tersebut sebagai bagian dari pengembangan sikap, yaitu sikap spiritual dan sikap

sosial. Kedua sikap tersebut adalah pendidikan karakter. Untuk itulah bahasan

tentang karakter penting dilakukan dalam implementasi kurikulum 2013.

Karakter merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu

seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan

perbuatan (Imam Ghozali, 1986)

Timothy Wibowo (2012) pada http://www.pendidikankarakter.com/

kekuatan-karakter-bagi-masa-depan-anak/ mengatakan bahwa manusia sebenarnya

memiliki daya cipta, rasa dan karsa. Karena itu, ketika hanya daya cipta (IQ) saja

yang diasah, maka terjadi ketidakseimbangan. Efek dari pola pendidikan yang

hanya menitik beratkan pada daya cipta (kognisi / IQ) saja dan mengabaikan rasa

(afeksi / EQ) dan karsa (action) akan terasa dan terlihat di kala si anak tumbuh

dewasa. Si anak tersebut akan lumpuh sosial. Lumpuh sosial terjadi ketika si anak

tidak mampu menjalin hubungan di lingkungan sosialnya. Padahal, dalam setiap

pergaulan di masyarakat, baik pergaulan dalam pekerjaan, pergaulan organisasi,

pergaulan di sekolah dan lain-lain pasti butuh untuk menjalin hubungan dan

bekerjasama dengan sesama. Keadaan seperti itu, pada akhirnya bisa menghambat

perkembangan potensi dirinya.

Sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi manusia untuk saling

bekerjasama. Dengan bekerjasama, sebenarnya kita membuka banyak peluang

untuk mempelajari banyak hal. Dengan begitu kita bisa menambah kesempatan

untuk mengeksplore diri kita. Inilah letak pentingnya pergaulan dan interaksi

sosial.

Dulu, orang tua memang mengarahkan anak-anaknya untuk mengasah IQ-

nya. Sebab, IQ yang tinggi diartikan sebagai tingkat kecerdasan yang tinggi pula

(dan konon jadi resep sukses kalo IQ tinggi). Namun, sebuah kesadaran baru

akhirnya muncul bahwa ada kecerdasan lain yang juga tidak bisa diabaikan, yakni

kecerdasan emosional.

Page 20: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

17

Keseimbangan antara kecerdasan kognitif (pengetahuan), perasaan (afektif)

dan tindakan (action) akan membangun kekuatan karakter diri yang baik. Karakter

diri sangatlah penting peranannya. Sebab, karakter diri adalah cara pikir dan

prilaku yang khas dari individu untuk hidup dan bekerjasama dengan sekitarnya.

Terkadang, karakter diri seseorang terasa tidak seimbang. Ada orang yang

memiliki ide-ide brilian namun tidak mampu bekerjasama dengan teamworknya.

Itu menunjukkan orang tersebut memiliki kecerdasan IQ yang baik sedang

kecerdasan emosionalnya buruk. Ada juga orang yang memiliki otak cemerlang,

dia juga baik, namun malas bekerja. Itu menunjukkan actionnya lebih lemah

dibanding IQ dan EQ nya.

Karakter diri akan semakin kuat jika ketiga aspek tersebut terpenuhi.

Karakter diri yang baik ini akan sangat menentukan proses pengambilan keputusan,

berperilaku dan cara pikir kita. Yang pada akhirnya akan menentukan kesuksesan

kita. Lihat saja, seorang Nelson Mandela meraih simpati dunia dengan ide

perdamaiannya. Bunda Teresa menggetarkan dunia dengan rasa cinta dan

kepedulian terhadap sesamanya. Bung Karno dengan ide, kegigihan dan

kecerdasannya masih terasa bagi kita bangsa Indonesia yang telah melalui tahun

millennium.

Semua itu adalah wujud dari kekuatan karakter yang mereka miliki. Ini

menegaskan bahwa, karakter seseorang menentukan kesuksesan individu. Dan

menurut penelitian, kesuksesan seseorang justru 80 persen ditentukan oleh

kecerdasan emosinya, sedangkan kecerdasan intelegensianya mendapat porsi 20

persen.

2.4 Nilai-nilai Dasar dalam Pendidikan Karakter

Tugas pendidikan adalah mencerdaskan dan membangun karakter

(character building) anak didik. Karakter merupakan standar-standar batin yang

terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Karakter diri dilandasi nilai-

nilai serta cara berpikir berdasarkan nilai-nilai tersebut dan terwujud di dalam

perilaku. Bentuk-bentuk karakter yang dikembangkan telah dirumuskan secara

berbeda.

Page 21: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

18

Indonesia Heritage Foundation merumuskan beberapa bentuk karakter

yang harus ada dalam setiap individu bangsa Indonesia di antaranya; cinta kepada

Allah dan semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin dan mandiri, jujur,

hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja

keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati,

dan toleransi, cinta damai dan persatuan.

Sementara itu, character counts di Amerika mengidentifikasikan bahwa

karakter-karakter yang menjadi pilar adalah; dapat dipercaya (trustworthiness), rasa

hormat dan perhatian (respect), tanggung jawab (responsibility), jujur (fairness),

peduli (caring), kewarganegaraan (citizenship), ketulusan (honesty), berani

(courage), tekun (diligence) dan integritas.

Terkait dengan pendeklarasian pendidikan karakter, Pemerintah Indonesia

telah merumusan kebijakan dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Dalam

Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 ditegaskan

bahwa karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah

pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Olah hati terkait dengan perasaan

sikap dan keyakinan/keimanan, olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna

mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif, olah

raga terkait dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan

aktivitas baru disertai sportivitas, serta olah rasa dan karsa berhubungan dengan

kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan

penciptaan kebaruan (Pemerintah RI, 2010: 21).

Nilai-nilai karakter yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-

masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain beriman dan bertakwa,

jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani

mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik;

2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,

inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif;

Page 22: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

19

3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan

sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,

determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih; dan

4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain

kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah,

hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan

kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa

dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Dari nilai-nilai karakter di atas, Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) mencanangkan empat nilai karakter

utama yang menjadi ujung tombak penerapan karakter di kalangan peserta didik di

sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari olah

raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa).

Dengan demikian, ada banyak nilai karakter yang dapat dikembangkan dan

diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah. Menanamkan semua butir nilai

tersebut merupakan tugas yang sangat berat. Oleh karena itu, perlu dipilih nilai-

nilai tertentu yang diprioritaskan penanamannya pada peserta didik. Direktorat

Pembinaan SMP Kemdiknas RI mengembangkan nilai-nilai utama yang disarikan

dari butir-butir standar kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23 tahun 2006) dan

dari nilai-nilai utama yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas RI

(Pusat Kurikulum Kemdiknas, 2009). Dari kedua sumber tersebut nilai-nilai utama

yang harus dicapai dalam pembelajaran di sekolah (institusi pendidikan) di

antaranya adalah:

1. Kereligiusan, yakni pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang

diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau

ajaran agamanya.

2. Kejujuran, yakni perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

3. Kecerdasan, yakni kemampuan seseorang dalam melakukan suatu

tugas secara cermat, tepat, dan cepat.

Page 23: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

20

4. Ketangguhan, yakni sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak

pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam

melaksanakan kegiatan atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan

tersebut dalam mencapai tujuan.

5. Kedemokratisan, yakni cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

6. Kepedulian, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan

tatanan) di sekitar dirinya.

7. Kemandirian, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, yakni berpikir dan

melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

9. Keberanian mengambil risiko, yakni kesiapan menerima risiko/akibat

yang mungkin timbul dari tindakan nyata.

10. Berorientasi pada tindakan, yakni kemampuan untuk mewujudkan

gagasan menjadi tindakan nyata.

11. Berjiwa kepemimpinan, yakni kemampuan mengarahkan dan

mengajak individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan

berpegang pada asas-asas kepemimpinan berbasis budaya bangsa.

12. Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas

(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

13. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya

dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya), negara dan Tuhan YME.

14. Gaya hidup sehat, yakni segala upaya untuk menerapkan kebiasaan

yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan

kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

Page 24: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

21

15. Kedisiplinan, yakni tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

16. Percaya diri, yakni sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap

pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

17. Keingintahuan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

18. Cinta ilmu, yakni cara berpikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap pengetahuan.

19. Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, yakni sikap

tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri

sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

20. Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, yakni sikap menurut dan

taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan

kepentingan umum.

21. Menghargai karya dan prestasi orang lain, yakni sikap dan tindakan

yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

22. Kesantunan, yakni sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata

bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

23. Nasionalisme, yakni cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik

bangsanya.

24. Menghargai keberagaman, yakni sikap memberikan respek/hormat

terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat,

budaya, suku, dan agama (Dit. PSMP Kemdiknas, 2010).

Dari 24 nilai dasar karakter di atas, guru (pendidik) dapat memilih nilai-

nilai karakter tertentu untuk diterapkan pada peserta didik disesuaikan dengan

muatan materi dari setiap mata pelajaran (mapel) yang ada. Guru juga dapat

Page 25: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

22

mengintegrasikan karakter dalam setiap proses pembelajaran yang dirancang

(skenario pembelajaran) dengan memilih metode yang cocok untuk

dikembangkannya karakter peserta didik.

2.5 Membangun Kekuatan Karakter

Pada diri setiap individu memiliki karakternya masing-masing. Lingkungan

memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Karakter seseorang memiliki

peran penting dalam proses kehidupan sebab karakter mengendalikan pikiran dan

perilaku seseorang, yang tentu saja menentukan kesuksesan, cara kita menjalani

hidup, meraih obsesi dan menyelesaikan masalah.

Sebenarnya masing-masing dari kita memiliki karakter yang khas. Dan,

kekhasan karakter tersebut merupakan kekuatan karakter kita. Sebab, kekhasan

atau keunikan itulah yang membedakan kita dengan individu lainnya. Si penghibur

akan menebarkan semangat, si pengatur akan memanajemen organisasi. Mereka

yang bijak dan tidak suka konflik bisa menjadi pendamai. Itu semua adalah

kekuatan karakter. Dan, setiap karakter akan dibutuhkan dalam setiap pergaulan,

baik pergaulan kerja, organisasi atau masyarakat.

Kekuatan karakter harus dibangun sejak awal. Membangun kekuatan

karakter bisa dilakukan melalui pendidikan karakter, baik di lingkungan formal

seperti sekolah, atau non-formal seperti keluarga dan masyarakat. Pendidikan

karakter diberikan melalui penanaman nilai-nilai karakter. Bisa berupa

pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-

nilai tersebut. Output pendidikan karakter akan terlihat pada terciptanya hubungan

baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, masyarakat

luas dan lain-lain.

Pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara teoritik di sekolah, namun

juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan menjadi

kebiasaan. Kebiasaan itu adalah bukti bahwa pendidikan yang diberikan telah

merasuk dalam diri seseorang. Ketika makan bersikap sopan, ketika hendak tidur

membaca doa, ketika keluar rumah berpamitan, tekun dan semangat mewujudkan

obsesi dan cita-cita, jujur, berbuat baik kepada hewan dan tumbuhan, tidak

membuang sampah di sembarang tempat dan lain-lain.

Page 26: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

23

Membangun kekuatan karakter dilakukan dengan melibatkan seluruh

elemen. Sebab, setiap elemen akan berpengaruh dalam proses pembentukan

karakter individu. Seorang anak akan meniru dan mengidentifikasi apa yang ada di

sekelilingnya. Role model positif akan membentuk karakter yang positif dan

sebaliknya role model negatif akan membentuk keprbadian dan karakter negatif.

Karena itu, setiap unsur lingkungan hendaknya dibangun secara positif,

sehingga karakter anak akan terbentuk secara positif juga.

Lalu bagaimana cara membangun kekuatan karakter itu? Kekuatan

karakter akan terbentuk dengan sendirinya jika ada dukungan dan dorongan

dari lingkungan sekitar. Bayangkan sebuah lidi tidak akan memiliki daya untuk

menghalau sampah-sampah. Namun, jika didukung oleh ratusan lidi yang lain

akan membentuk satu kekuatan untuk membersihkan halaman rumah. Begitu juga

dengan karakter, akan menjadi kuat ketika didukung oleh lingkungan. Peran

keluarga, sekolah, masyarakat sangat dominan dalam mendukung dan membangun

kekuatan karakter.

Karakter yang kuat pada akhirnya akan berperan optimal di setiap interaksi

sosial. Sehingga, individu dengan karakter kuat tersebut akan memberikan

sumbangsih –baik moril atau spirituil- yang berdaya guna bagi sekitarnya.

Page 27: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

24

BAB III

METODE PELAKSANAAN DAN MATERI

3.1 Metode Pelaksanaan

3.1.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan yang telah dikemukakan di depan, dipecahkan dengan

memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada para guru untuk

menyusun perangkat pembelajaran sesuai amanat kurikulum 2013. Peremendikbud

yang khusus dipakai membahas tentang hal ini adalah Permendikbud nomor 81a

tahun 2013 beserta lampirannya. Selain itu, juga digunakan Permendikbud Nomor

65 Tahun 2013 tentang Standar Proses yang ditambahkan dengan muatan

pendidikan karakter. Para peserta pelatihan terlebih dahulu diajak sharing tentang

implementasi kurikulum 2013 dari sosialisasi yang telah dilaksanakan. Setelah itu,

baru pada hari berikut dialkukan penyegaran tentang penyusunan perangkat

pembelajaran. Dari penyegaran dan sosialisasi ini, para guru diajak bekerja

membuat perangkat pembelajaran dengan bimbingan tim instruktur. Kegiatan

pembimbingan ini dilaksanakan selama 2 kali. Hasil berupa perangkat

pembelajaran tersebut selanjutnya diimplementasikan di kelas.

3.1.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Realisasi pemecahan masalah ini adalah berupa pendampingan bagi guru-

guru yang dimulai tanggal 9 s.d. 30 Agustus 2014. Kegiatan ini meliputi

pembekalan awal tentang tentang pedoman penyusunan perangkat pembelajaran

sesuai amanat Kurikulum 2013 beserta muatan pendidikan karakternya. Kegiatan

ini dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2014. Setelah itu, pada tanggal 14 dan 21

Agustus 2014 dilakukan pendampingan dan pembimbingan dalam penyusunan

perangkat pembelajaran. Tanggal 30 Agustus 2014 dilakukan pengimplementasian

perangkat yang disusun di kelas. Pemilihan waktu pelaksanaan tersebut sesuai

dengan kesepakatan dari pihak panitia dengan para kepala sekolah. Pelatihan ini

dilaksanakan di SD No. 1 Kapal dengan jumlah guru peserta sebanyak 13 orang.

Page 28: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

25

Teknik yang dipakai dalam pemecahan masalah adalah dengan memberikan

pelatihan kepada peserta. Lama pelaksanaan pelatihan ini adalah 4 jam untuk

pembekalan dengan rincian sebagai berikut. Sesi pertama, berupa dua jam pertama

adalah untuk penjelasan konsep kurikulum 2013 dilanjutkan pedoman penyusunan

perangkat pembelajaran sesuai amanat kurikulum 2013. Pada sesi ini, dijelaskan

secara lebih mendalam tentang permendikbud nomor 81a tahun 2013. Sesi kedua

berupa tanya jawab seputar seputar kurikulum 2013 dan Penyusunan perangkat

pembelajaran sesuai amanat kurikulum 2013. Sesi ini dilaksanakan pada tanggal 9

Agusutus 2014.

Setelah sesi pembekalan tersebut, maka dilanjutkan dengan sesi

pendampingan penyusunan perangkat pembelajaan. Sesi ini dilaksanakan pada

tanggal 14 Agustus 2014. Selanjutnya pada tanggal 21 Agusutus 2014 dilanjutkan

dengan presentasi draf perangkat pembelajaran oleh peserta. Penyempurnaan

perangkat yang disusun dilaksanakan di rumah oleh masing-masing guru. Setelah

dilaksanakan pendampingan, maka pada tanggal 30 Agustus 2014 dilaksanakan

implementasi pembelajaran di kelas, dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap

kegiatan yang telah dilaksanakan.

3.1.3 Khalayak Sasaran antara yang Strategis

Untuk keberhasilan kegiatan ini, pihak yang dilibatkan dalam pelatihan ini

adalah para guru di SD No. 1 Kapal. Mereka ini merupakan guru-guru yang

memiliki beban cukup berat dalam mendidikan karakter siswanya yang banyak

dipengaruhi oleh gaya hidup konsumtif, instan, dan perkotaan yang kadang tidak

menentu.

3.1.4 Keterkaitan

Kegiatan ini memiliki keterkaitan dengan lembaga formal yang menangani

masalah kependidikan. Untuk tingkat dasar dan menengah, penanganan masalah

pendidikan adalah wewenang dan tanggung jawab Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, yang dalam hal ini Dinas tingkat Kabupaten Badung, para kepala

sekolah, dan pengawas. Selain instansi tersebut, Universitas Pendidikan Ganesha

Page 29: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

26

(Undiksha) Singaraja juga merupakan lembaga yang terkait dengan kegiatan ini.

Bantuan dari lembaga ini akan memuluskan jalannya kegiatan ini.

3.1.5. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi dalam pelatihan ini menggunakan model evaluasi dalam proses

dan produk. Evaluasi proses berupa observasi selama kegiatan pelatihan dan

observasi ketika mereka menerapkan RPPnya di depan kelas. Untuk penilaian

pelaksanaan pembelajaran, menggunakan alat penilaian seperti pada PLPG.

Sementara untuk evaluasi produk, berupa penilaian terhadap unjuk kerja peserta

berupa perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Untuk penilaian produk

menggunakan format penilaian untuk masing-masing bidang (RPP, LKS, Media,

Evaluasi).

3.2 Materi Kegiatan

Sesuai dengan tujuan pelatihan ini, yaitu bermaksud memberikan bekal

pengetahuan dan keterampilan yang memadai kepada guru-guru SD No. 1 Kapal

dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter

sesuai amanat Kurikulum 2013, maka materi pelatihan ini diarahkan kepada dua

hal tersebut, yaitu materi terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai

amanat kurikulum 2013 dan pendidikan karakter. Materi pelatihan ini disampaikan

oleh Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd.

Page 30: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

27

BAB IV HASIL PELATIHAN

4.1 Hasil Pelatihan

Pelatihan pertama berupa pembekalan awal tentang hakikat Kurikulum

2013 dan pengembangan perangkat pembelajarannya dilaksanakan pada hari Sabtu,

9 Agustus 2014. Tempat kegiatan ini dilaksanakan adalah di salah satu ruang kelas

SD No. 1 Kapal. Secara rinci, tempat pelatihan dapat disebutkan sebagai berikut (1)

untuk pelatihan dan pendampingan penyusunan RPP dilaksanakan di Perpustakaan

SD No 1 Kapal, (2) pendampingan dalam implementasi RPP dilaksanakan di kelas

tempat guru tersebut mengajar.

Rangkaian kegiatan pada sesi pertama berupa pembekalan materi

Kurikulum 2013 dan perangkat pembelajarannya dapat diuraikan sebagai berikut.

Acara pembukaan berlangsung dari pukul 08.30 Wita sampai pukul 09.30 Wita.

Pembukaan pelatihan diisi pengarahan singkat dari Kepala Sekolah SD Nomor 1

Kapal. Setelah pembukaan , yaitu pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.30

dilanjutkan dengan pembekalan awal Kurikulum 2013 dan pengembangan

perangkat pembelajarannya. Sesi ini diisi dengan pemaparan tentang hakikat

kurikulum 2013 dan diskusi tentang pengembangan perangkat pembelajaran yang

sesuai amanat Kurikulum 2013. Pengenalan Kurikulum 2013 ini dimulai dengan

menguraikan tantangan bangsa Indonesia menghadapi persaingan global dan

rasional kemunculan Kurikulum 2013. Setelah itu, dilanjutkan dengan hakikat

Kurikulum 2013 serta perubahan yang terjadi sebagai penyempurnaan KBK yang

telah dirintis tahun 2004.

Pada sesi ini, tampaknya peserta cukup antusias mengikuti pemaparan

materi ini. Hal ini tampak dari pertanyaan yang muncul dari peserta dan juga

keaktifannya selama penjelasan. Ada beberapa pertanyaan yang muncul. Seperti

“Mengapa Kurikulum diubah terus sehingga membingungkan guru?”. Pertanyaan

ini tentu saja dengan mudah dijawab oleh instruktur mengingat teori dan keharusan

kurikulum tersebut berubah sesuai dengan perkembangan kondisi masyarakat dan

perkembangan IPTEKS. Tuntutan masyarakat secara global menjadikan rasional

yang penting tentang perubahan kurikulum. Pertanyaan lainnya misalnya, tentang

Page 31: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

28

Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar, arah pengembangan pendidikan sikap dan

karakter pada Kurikulum 2013, tentang pembelajaran tematik-integratif sesuai

amanat Kurikulum 2013, dan pendekatan saintifik sebagai salah satu penciri

pembelajaran dalam kurikulum 2013.

Pada pemaparan tentang perangkat pembelajaran sesuai amanat Kurikulum

2013, diskusi klasik kembali muncul walaupun sudah beberapa kali diberikan

pelatihan, bahkan tahun sebelumnya juga sudah ada pelatihan tentang penyusunan

RPP. Diskusi tersebut Seperti anggapan RPP hanya untuk kelengkapan

administrasi bagi seorang guru, karena ketika mengajar di kelas, biasanya guru

akan bebas berimprovisasi. Pertanyaan ini tampaknya cukup serius. Buktinya

banyak guru yang setuju dengan ungkapan itu. Para guru mengatakan mereka

justru merasa terkungkung dengan adanya RPP. Kreatifitasnya juga dipasung.

Pendapat guru yang demikian tentu merupakan angin segar untuk menjelaskan

lebih jauh tentang hakikat dan pentingnya RPP. RPP adalah langkah awal untuk

memulai pembelajaran yang terarah karena di dalam RPP tercantum indikator

maupun tujuan pembelajaran. Mengajar tentu saja harus memiliki arah yang jelas.

Tanpa arah maka besar kemungkinan pelaksanaan pembelajaran akan berjalan

sekehendak hati. Ada guru yang suka dengan topik tertentu dalam mata

pelajarannya maka setiap mengajar dia akan mengajar topik yang disukainya saja.

RPP mencegah hal seperti ini. RPP tidaklah memasung kreatifitas guru, kreatifitas

guru sebaiknya sudah terlihat dari RPP yang disusun. Misalnya bagaimana

merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang inovatif dan kreatif, tentu dapat

dituangkan dalam butir pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka,

inti, sampai pada penutup.

Pertanyaan lain yang juga muncul adalah komponen yang harus ada dalam

RPP dan bagaimana susunannya yang benar? Apakah perlu lagi komponen tujuan

pembelajaran kalau sudah ada indikator? Untuk pertanyaan ini kembali dijelaskan

tentang komponen RPP sesuai dengan Standar Proses Pendidikan yang telah

ditetapkan pada Permendikbud 41 tahun 2007 maupun Permendikbud Nomor 81a

tahun 2013. Secara jelas pada Permen itu sudah tercantum komponen RPP sebagai

berikut.

Page 32: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

29

1) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

pertemuan.

2) Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah gambaran mengenai kompetensi utama yang

dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk

suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

3) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

4) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu

yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian

kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang

dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

5) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6) Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi.

7) Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD

dan beban belajar.

8) Metode pembelajaran

Page 33: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

30

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi

dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta

karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada

setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk

peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

9) Kegiatan pembelajaran

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan

sistemik melalui proses dalam pendekatan saintifik.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10) Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan

dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar

Penilaian.

11) Sumber belajar

Page 34: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

31

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kom petensi.

Dengan keberadaan tujuan pada Permendikbud tersebut, maka tujuan

pembelajaran wajib ada dalam RPP. Namun, penjelasan tentang komponen RPP di

atas kembali mengundang pertanyaan dari guru. Banyak guru yang masih belum

paham dan juga bingung dengan istilah eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Padahal, tiga hal ini dituntut keberadaannya secara eksplisit oleh Permendikbud.

Untuk itu, dikemukakan kembali penjelasan tentang langkah-langkah pendekatan

saintifik berupa 5M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan

mengomunikasikan. Diskusi tentang pendekatan saintifik ini memakan waktu yang

cukup lama juga.

Pertanyaan tentang keberadaan model pembelajaran sesuai Permendikbud

41 tahun 2007 dan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Dalam hal ini

narasumber menyampaikan bahwa dalam kegiatan pembelajaran di RPP menurut

Permen 41 tahun 2007 harus mencantumkan model/metode/ pendekatan/strategi.

Dalam Kurikulum 2013, model pembelajaran yang disarankan adalah pendekatan

saintifik. Nara sumber juga menekankan perbedaan antara alat, media, dan sumber

belajar.

Diskusi kemudian berlanjut ke prosedur pembuatan RPP. Pada diskusi ini

tampak muncul beberapa pertanyaan. Misalnya keberadaan materi pembelajaran.

Apakah cukup dibuat judul-judulnya. Untuk ini penyaji menjelaskan indikator

penilaian RPP untuk sertifikasi guru.

Kalau merperhatikan rambu-rambu penilaian RPP, maka materi

pembelajaran dalam RPP perlu terlihat sistematikanya, keruntutannya, dan

kesesuaiannya dengan alokasi waktu yang ada. Materi pelajaran cukup dibuat poin-

ponnya saja, apalagi jika menggunakan Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013

sudah ada buku siswa dan buku guru yang berikan materi yang lengkap dan juga

prosedur pembelajarannya. Jawaban ini cukup memuaskan peserta.

Page 35: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

32

Yang cukup menarik perhatian adalah prosedur penyusunan RPP. Hal ini

dijelaskan secara agak panjang karena menyangkut teknis bekerja nantinya. Secara

umum prosedurnya terdiri atas 7 langkah berikut.

Langkah 1 : Mengisi kolom identitas

Mengisi kolom identitas mata pelajaran yang antara lain berisi : (1) nama

sekolah, (2) mata pelajaran, dan (3) kelas/semester.

Langkah 2 : Menentukan alokasi waktu

Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan. Penentuan alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan

kegiatan yang direncanakan.

Langkah 3 : Menuliskan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan

Indikator (Standar kompetensi masih dipakai karena di SD N 1 Kapal masih

ada kelas yang menggunakan KTSP, yaitu klas III dan klas VI).

Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian

kompetensi pada RPP diambil dari silabus mata pelajaran tersebut.

Langkah 4 : Mengidentifikasi materi ajar

Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang

terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian singkat dari materi

pokok, bukan judul-judul/topik-topik melainkan konsep-konsep

operasional. Materi pokok/pembelajaran yang dituangkan dalam RPP

hendaknya mempertimbangkan: (1) potensi peserta didik, (2) relevansi

dengan karakteristik daerah, (3) sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektual, emosional, sosial, serta spiritual peserta didik, (4)

kebermanfaatan bagi peserta didik, (5) struktur keilmuan, (6) aktualitas,

kedalam, dan keluasan materi pembelajaran, (7) relevansi dengan

kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan (8) alokasi waktu.

Langkah 5 : Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui

interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan

sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar atau

Page 36: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

33

indikator yang telah dirumuskan. Pembelajaran yang dimaksud dapat

diperoleh melalui berbagai pendekatan, model-model pembelajaran

inovatif, dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi ajar,

dan sumber belajar yang tersedia. Pengalaman belajar hendaknya memuat

kecakapan hidup (life skill) yang harus dikuasai peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran dalam RPP sebagai berikut.

e. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan bantuan kepada

guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

f. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara lengkap dan berurutan untuk

mencapai suatu kompetensi dasar atau sering disebut dengan “skenario

pembelajaran”.

g. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pelajaran.

h. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan belajar siswa dan interaksinya

dengan materi ajar.

Langkah 6 : Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,

narasumber, lingkungan fisik, lingkungan alam, dan lingkungan sosial

budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi.

Langkah 7: Menentukan jenis penilaian

Penilaian (asesmen) merupakan bagian integral dari pembelajaran yang

merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

Page 37: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

34

dilakukan secara sistematis dan berkesinmabungan, sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan kesimpulan.

Penjelasan tentang prosedur ini tidak begitu banyak memunculkan

pertanyaan dari peserta. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan praktik

penyusunan RPP. Dalam praktik penyusunan RPP, kembali muncul beberapa

pertanyaan, seperti tentang evaluasi. Namun secara umum, praktik berjalan dengan

lancar. Para guru dapat menyusun RPP dengan lancar karena memang sebelum

pelaksanaan pelatihan sudah diberitahukan agar mempersiapkan bahan untuk

menyusun sebuah RPP. Setelah mereka selesai menyusun RPP, maka dilakukan

“peer corection” terhadap RPP yang telah dibuat. Pedoman koreksi sejawat ini

adalah pedoman yang digunakan dalam penilaian RPP pada sertifikasi guru.

Format yang digunakan seperti tercantum pada Bab III

Sesi berikutnya, yaitu praktik menyusun RPP sesuai dengan konsep yang

telah dibahas. Pada saat praktik di sekolah, para guru didampingi oleh para

instruktur. Untuk penyempurnaan RPPnya, guru diijinkan untuk mengerjakan di

rumah agar kelengkapan RPP dapat terpenuhi.

Dari praktik menyusun RPP ini dihasilkan 12 RPP. Dari keduabelas RPP

tersebut rata-rata skor yang didapat setelah dinilai berdasarkan pedoman penilaian

RPP dengan ƩN = 40 adalah seperti tabel berikut.

Page 38: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

35

Tabel 4.1: Rata nilai RPP produk pelatihan

NO ASPEK YANG DINILAI Rata-rata 1 Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak

menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)

3,2

2 Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)

4,1

3 Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi, dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

4,2

4 Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik)

3,8

5 Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran : awal, inti, penutup)

4,1

6 Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

4

7 Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 4,1 8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran 4,1

Skor Total 31,6

Rata-rata sebesar 31,6 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat keterampilan

guru menyusun RPP bermuatan karakter adalah 79 pada skala 100. Nilai ini tentu

perlu ditingkatkan lagi.

4.2 Pembahasan

Ada beberapa hal yang patut dibahas dari hasil pelatihan yang telah

dilaksanakan. Pertama berkaitan dengan antusias guru untuk mengikuti pelatihan

ini. Keantusiasan ini tentu saja sesuatu yang dapat kita sebut sebagai fantastis.

Keantusiasan guru juga mendapat sokongan dari manta kepala sekolahnya juga ikut

datang pada saat pelatihan untuk memberikan motivasi kepada para guru yang

memang masih kebingungan mengimplemetasikan Kurikulum 2013. Selain itu,

kehadiran ketua komite sekolah yang secara penuh ikut mendampingi para guru

selama pelatihan juga menjadikan motivasi tersendiri bagi guru dan bagi instruktur.

Keantusiasan guru itu juga tampak dari kehadiran dan kedisiplinan para guru

selama pelatihan. Tidak ada guru yang minta ijin tidak masuk apalagi bolos.

Motivasi yang tinggi dari guru saat mengikuti pelatihan ini tampaknya

menjadi sebuah temuan yang pantas untuk dibahas. Mengapa guru begitu antusias

Page 39: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

36

dan memiliki motivasi yang tinggi? Hal ini tampaknya didorong oleh beberapa hal.

Pertama, mungkin pelatihan yang mengarah kepada keterampilan semacam ini

sangat jarang dilakukan. Jika benar demikian, maka ini membuktikan bahwa guru

kita bukanlah sosok yang pasif dan ortodok yang selama ini sering terdengar.

Mereka bukannya tidak senang dengan perubahan yang inovatif hanya mungkin

strategi yang kita gunakan perlu dipikirkan. Model pengajaran anak kecil

(pedagogi) jelas sangat tidak cocok dengan mereka yang sudah pada tua-tua. Oleh

karena itu, pelatih yang akan memberikan bekal kepada para guru seharusnya

paham dengan andragogi (pengajaran untuk orang dewasa). Dari minat dan

motivasi yang diperlihatkan tampaknya para guru juga merupakan sosok yang

gelisah mencari pengetahuan dan keterampilan baru. Rasa ingin tahu dan keinginan

untuk berkembang yang tinggi dari guru sangat tampak. Hal ini sebenarnya

merupakan potensi yang sangat mungkin dikembangkan menjadi sesuatu yang

berhasil guna. Kalau ada yang mengatakan bahwa guru kurang aktif, loyo, malas

dan lain-lainnya, tampaknya tidaklah selalu benar. Mereka selalu ingin

berkembang. Mereka juga ingin menghasilkan sesuatu yang fundamental. Mereka

menjadi kurang aktif karena kurangnya rangsangan untuk berkarya secara nyata,

kurangnya kepraktisan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Mungkin cara-cara

pelatihan, penataran dan sebagainya yang selama ini lebih banyak menanamkan

pemahaman terhadap teori yang verbalistik, tanpa adanya realisasi dalam

kehidupan guru di sekolah. Kedua, guru tampaknya merasa bahwa segala yang

mereka dapatkan dalam pelatihan ini bermanfaat langsung untuk kehidupannya

profesinya. Ini berarti prinsip kebermaknaan dan keterkaitan sangat menopang

antusias dan motivasi guru untuk mengikuti kegiatan sejenis ini.

Pelatihan ini yang meruapakan salah satu bentuk pembelajaran ini perlu

dibuat sealamiah mungkin sehingga mereka merasakan kebermaknaan dan

kepraktisannya.

Guru akan senang jika mereka langsung dapat melihat hasil karyanya. Ini

adalah teori yang sudah cukup lama, tetapi sering dilupakan dalam pembelajaran.

Dalam pelatihan ini, kebenaran konsep ini tampaknya muncul. Dengan langsung

dapat melihat hasil kerjanya berupa RPP, dan perangkat pembelajaran lainnya,

Page 40: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

37

tampak lebih menantang dan menggairahkan mereka lebih giat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya atau keprofesionalannya.

Dari rata-rata kemampuan guru sebesar 79 dapat dijelaskan bahwa nilai

tersebut masih dapat ditingkatkan lagi. Alasannya, jika perencanaan pembelajaran

belum maksimal maka dapat diduga pelaksanaan pembelajaran tidak akan berjalan

dengan baik.

Page 41: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pelaksanaan pelatihan ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1) Rata-rata skor yang diperoleh oleh guru SD N 1 Kapal dalam penyusunan RPP

dan perangkat pembelajaran sesuai amanat Kurikulum 2013 yang bermuatan

karakter adalah 31,6. Skor ini setara dengan nilai 79 pada skala 100.

2) Sebagaian besar guru, masih kebingungan dan kesulitan dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh karena itu, para guru sangat

memerlukan adanya pelatihan semacam ini. Hal ini dapat dilihat dari

keantusiasan mereka saat mengikuti pelatihan. Mereka sangat menikmati

pelatihan ini sehingga semua tugas yang diberikan dikerjakan dengan motivasi

yang tinggi.

3) Sebagian besar guru yang menjadi peserta pelatihan membawa pengetahuan

awal mengenai pelatihan sebagai sesuatu yang hanya sekadar formalitas belaka

dan verbalistik sehingga tidak dapat diterapkan secara nyata dalam

kesehariannya sebagai guru.

4) Pelaksanaan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan para peserta dalam hal

menyusun perangkat pembelajaran sesuai amanat Kurikulum 2013.

5) Pelaksanaan pelatihan juga dapat meningkatkan apresiasi guru tentang

pentingnya teori-teori baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaranan yang

dilaksanakan di sekolahnya.

5.2 Saran-saran

Sehubungan dengan hasil pelatihan seperti di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut.

1) Perlu diadakan pelatihan lanjutan untuk lebih meningkatkan kemampuan guru

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

2) Guru perlu lebih dimotivasi dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan pelatihan

karena mereka tampak sangat antusias untuk melakukan kegiatan semacam ini.

Page 42: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

39

Daftar Pustaka Chauhan, S.S. 1979. Inovation in Teaching-Learning Process. New Delhi : Vikas

Publishing House. Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Depdiknas. 2006. Penjelasan Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (Kemampuan

Merencanakan Pembelajaran). Jakarta: Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan dan Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti.

Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas. Depdiknas. 2008b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 tahun 2008

Tentang Buku. Jakarta: Depdiknas.

Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences : The Theory in Practice. New York :

Basic Books

Hudoyo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2007 tentang Standar Proses Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Permendikbud nomor 81a tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Suastra, I,W. 2006. Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Inovatif. Makalah Disajikan pada Pelatihan ”Pakem” bagi Guru-guru di Kabupaten Bangli. Tanggal 4 s.d 22 Desember 2006.

Suastra, I.W. 2006. Pengembangan Sistem Asesmen Otentik dalam Pembelajaran

Fisika di SMA. Hasil Penelitian. Tidak Dipublikasikan.

Page 43: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

40

Timothy Wibowo (2012) pada http://www.pendidikankarakter.com/ kekuatan-

karakter-bagi-masa-depan-anak/ Trianto. 2007. Model Pembelajaran inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya:

Prestasi Pustaka Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya:

Prestasi Pustaka Zamroni. 2001. School and University Colaboration for Improving Science and

Mathematics Instruction in School. Paper Presented in National Seminar on Science and Mathematics Education. Bandung, August, 21,2001.

Page 44: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

1

Lampiran 01 : Foto Kegiatan

Page 45: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

2

Page 46: Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · d. Alamat Kantor : Jalan ... merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan

3

Lampiran 02 : Produk Pelatihan