laporan akhir penerapan ipteks - lembaga penelitian dan...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIRPENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN DASAR-DASAR KEUANGAN UNTUKMENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN di KALANGAN
MAHASISWA
Oleh:
Nyoman Trisna Herawati, S.E,Ak,M.Pd/NIDN 0015037701 (Ketua)
Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0001027701 (Anggota)
Ni Kadek Sinarwati,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0020107205 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK Nomor: 52/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMILEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2016
LAPORAN AKHIRPENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN DASAR-DASAR KEUANGAN UNTUKMENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN di KALANGAN
MAHASISWA
Oleh:
Nyoman Trisna Herawati, S.E,Ak,M.Pd/NIDN 0015037701 (Ketua)
Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0001027701 (Anggota)
Ni Kadek Sinarwati,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0020107205 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK Nomor: 52/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMILEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2016
LAPORAN AKHIRPENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN DASAR-DASAR KEUANGAN UNTUKMENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN di KALANGAN
MAHASISWA
Oleh:
Nyoman Trisna Herawati, S.E,Ak,M.Pd/NIDN 0015037701 (Ketua)
Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0001027701 (Anggota)
Ni Kadek Sinarwati,S.E.,M.Si.,Ak/NIDN 0020107205 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK Nomor: 52/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMILEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2016
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, maka kegiatan P2M yang berjudul ”Pelatihan Dasar-Dasar
Keuangan Untuk Meningkatkan Literasi Keuangan Di Kalangan Mahasiswa” dapat
berjalan sesuai dengan rencana kegiatan dan dapat dilaporkan tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan laporan kegiatan P2M yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.
Kegiatan ini terlaksana berkat bantuan berbagai pihak terutama Lembaga Pengabdian
pada Masyarakat, KOPMA Undiksha, serta mahasiswa Jurusan Akuntansi S1 untuk
partisipasinya dalam menyukseskan acara pelatihan ini. Untuk itu tidak berlebihan
kiranya jika kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, kerjasama,
sumbang saran, serta partisipasinya dalam penelitian ini
.Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tiada usaha yang bisa dilakukan
sesempurna mungkin. Untuk itu semua saran, masukan, maupun kritik yang
membangun diterima dengan segenap hati. Mudah-mudahan bantuan dan kerjasama
melalui kegiatan penelitian ini dapat dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.
Singaraja, Oktober 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar ……………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………….
i
ii
iii
I. Pendahuluan ………………………………………………………
A. Analisis Situasi ……………………………………………….
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah..….………………………
C. Tujuan kegiatan …...………………………………………….
D. Manfaat Kegiatan ……………………………………………..
II. Metode Pelaksanaan ……………………………………………..
III. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………
IV. Kesimpulan dan Saran …………………………………………
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
1
2
4
4
4
6
9
17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia ekonomi global dewasa ini, membawa perubahan ke
dalam sistem keuangan masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari kompleksitas dan
jasa produk keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat. Ditambah lagi, dampak
teknologi terhadap produk dan jasa keuangan dan peningkatan akses terhadap kredit.
Hal ini dapat dilihat dari sangat meluasnya sumber-sumber kredit dan sumber-sumber
investasi. Perkembangan ini memerlukan suatu pemahaman tentang literasi keuangan.
Literasi keuangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mendapatkan, memahami, dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk
pengambilan keputusan dengan memahami konsekuensi financial yang
ditimbulkannya (Krisna,et.al, dalam Susanti, 2012). Literasi keuangan terjadi
manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang
membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan. Pengetahuan finansial merupakan dimensi yang tidak terpisahkan
dari literasi keuangan, namun belum dapat menggambarkan literasi keuangan
seseorang. Literasi keuangan memiliki dimensi aplikasi tambahan yang menyiratkan
bahwa seseorang harus memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk
menggunakan pengetahuan finansialnya untuk membuat keputusan. Individu yang
memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak
akan memiliki masalah keuangan di masa depan dan dapat menunjukkan perilaku
keuangan yang sehat serta mampu menentukan prioritas kebutuhan bukan keinginan
(Chinen dan Endo,2012).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan
di Indonesia hanya 21,7 persen, dibandingkan dengan penetrasi di Filipina yang sudah
mencapai di atas 30% dan Malaysia 60-70%. Masyarakat di Indonesia dinilai belum
begitu memahami produk keuangan seperti bank, asuransi, dan pasar modal. Tingkat
literasi yang rendah ini disebabkan oleh kurang imbangnya tingkat pertumbuhan
industri jasa keuangan dan kesadaran masyarakat terhadap produk keuangan. (Berita
Kompas. Com) .
Sejumlah negara dan lembaga keuangan yang terkait, telah secara rutin
melaksanakan survei literasi keuangan dan mengembangkan indeks literasi keuangan.
2
Data dari hasil survei tersebut terbukti bermanfaat merancang berbagai kebijakan
yang tepat untuk meningkatkan literasi keuangan. Rendahnya literasi keuangan di
Indonesia, mendorong OJK untuk melakukan edukasi keuangan untuk meningkatkan
pengetahua masyarakat akan produk-produk investasi dan manajemen keuangan
pribadi. Upaya peningkatan literasi keuanganyang dilakukan oleh OJK meliputi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan (confident) konsumen
dan masyarakat luas, sehingga mereka mampu mengelola keuangan pribadi (Permana
dalam Laily,2014).
Disamping itu terkait dengan perkembangan literasi keuangan di berbagai
negara, para pembuat kebijakan di Indonesia telah menyadari pentingnya literasi
keuangan melalui berbagai program pendidikan keuangan. Di Indonesia sendiri
mengembangkan "Developing Indonesian Financial Literacy Index" yang merupakan
studi kerja sama antara DEFINIT, SEADI (The Support for Economic Analysis
Development in Indonesia), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam upaya
mengembangkan metodologi andal dalam mengukur tingkat literasi keuangan
masyarakat Indonesia.
A. ANALISIS SITUASI
Sejalan dengan temuan OJK mengenai rendahnya tingkat literasi keuangan di
Indonesia, maka penelitian (Herawati, 2015) menunjukkan hal yang sama. Penelitian
yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiksha,
menunjukkan rata-rata literasi keuangan mereka tergolong masih rendah. Dari
keempat jurusan yang dijadikan subjek penelitian, Jurusan Akuntansi S1 memiliki
tingkat rata-rata (mean) literasi keuangan tertinggi yang tergolong sedang. Namun
dilihat dari rata-rata 65% maka dapat dikatakan sedang cenderung rendah. Dari
beberapa soal yang diajukan dalam kuesioner literasi keuangan, poin konsep nilai
waktu dari uang (bunga majemuk, nilai sekarang, nilai bersih sekarang) hampir semua
responden menjawab salah (90% responden). Disamping itu mempertimbangkan
resiko dalam investasi sebanyak (75%) responden menjawab salah. Sedangkan
pertanyaan seputar pengelolaan keuangan hampir sebagian besar responden menjawab
dengan benar (85%).
Literasi keuangan tidak akan diperoleh secara eksplisit dalam pembelajaran di
sekolah maupun di perguruan tinggi. Jika ada matakuliah manajemen keuangan, lebih
menenkankan pada seluk beluk keuangan dalam perusahaan. Sehingga pelajaran
3
menggunakan uang tidak ada sama sekali. Jadi kita bisa melihat bahwa perguruan
tinggi atau sekolah hanya berusaha memenuhi kebutuhan suatu industry, bukan
kebutuhan akan penggunaan uang oleh manusianya sendiri. Padahal dalam kehidupan
nanti ilmu pengelolaan uang sangatlah penting agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
dengan lebih baik.
Literasi keuangan juga merupakan landasan menjadi seorang wirausaha yang
sukses. Pengetahuan entrepreneurship yang telah diberikan melalui kuliah-kuliah di
kampus lebih menekankan pada aspek teknis, dan kurang memberikan filosofi dalam
pengelolaan keuangannya. Hal ini dapat dilihat dari kegagalan beberapa usaha yang
baru dirintis, mengalami kebangkrutan karena pengelolaan keuangannya yang kurang
baik. Demikian halnya program PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) yang sangat
jarang usahanya dapat bertahan melebihi kontrak yang ditetapkan, salah satu
persoalannya juga adalah pengelolaan keuangan.
Para remaja/ mahasiswa, kelak suatu saat akan bekerja. Baik bekerja pada
orang lain (sebagai karyawan) maupun membuka pekerjaan untuk diri sendiri
(berwirausaha). Hasil dari bekerja adalah pengahasilan yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan usaha. Sangatlah penting
pemahaman akan literasi keuangan yang baik mulai dikenalkan sejak dini, sebelum
memiliki pengahasilan. Hal ini bertujuan agar nantinya setelah memiliki
pengahasilan, mereka dapat mampu mengelola pengahsilannya dengan bijak dan
akhirnya dapat memperoleh kebahagian hidup yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan P2M ini dirancang untuk
memberikan pemahaman konsep mengenai pengelolaan keuangan dan dasar-dasar
keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan mahasiswa. Dasar-
dasar keuangan ini meliputi antara lain : (1) Konsep aset dan kewajiban, (2) nilai
waktu dari uang, (3) resiko dalam keuangan, (4) mengenal kepentingan dan karakter,
(5) strategi keuangan dan membuat keputusan keuangan. Disamping itu kegiatan P2M
ini mengaitkan pengelolaan keuangan pribadi dalam dunia bisnis. Jadi mahasiswa
yang sudah memiliki wawasan kewirausahaan dapat memahami secara mendalam
bagaimana pengelolaan keuangan dalam dunia usaha.
4
B. IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan mengenai
rendahnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa, maka dapat diuraikan beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1. Permasalahan mengenai rendahnya pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa dalam pengelolaan keuangan. Dalam hal ini bagaimana
mengatur pengeluaran dengan bijak.
2. Permasalahan mengenai rendahnya pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa dalam konsep-konsep dasar keuangan yang meliputi, konsep
asset dan kewajiban, konsep nilai uang, resiko dalam keuangan, dan
strategi yang diperlukan dalam membuat keputusan keuangan.
C. TUJUAN KEGIATAN
Berdasarkan permasalahan diatas, maka kegiatan P2M ini bertujuan untuk
memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai konsep dasar-dasar keuangan
dalam literasi keuangan. Adapun pelatihan yang diberikan meliputi:
1. Pemahaman konsep Aset dan Kewajiban
2. Pemahaman konsep nilai waktu dari uang
3. Pemahaman konsep resiko dalam keuangan
4. Mengenal kepentingan dan karakter pribadi kita dalam mengelola keuangan
5. Pemahaman strategi keuangan dalam membuat keputusan
D. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang dapat dihasilkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat
ini adalah meningkatnya pemahaman mahasiswa dalam hal dasar-dasar keuangan
untuk meningkatkan literasi keuangan mereka. Indikator pencapaian target ini adalah :
a. Melalui seminar dan pelatihan dasar-dasar keuangan dapat membedakan
secara jelas antara aset dan kewajiban
b. Melalui seminar dan pelatihan dasar-dasar keuangan dapat menghitung
bunga majemuk, nilai sekarang, dan nilai bersih sekarang (NPV) sebagai
dasar mengelola investasi
c. Melalui seminar dan pelatihan dasar-dasar keuangan dapat mengelola
resiko keuangan baik yang ditimbulkan dari aset maupun kewajiban
5
d. Melalui seminar dan pelatihan dapat mengenali kepentingan dan
karaketistik pribadi dalam mengelola keuangan.
e. Melalui seminar dan pelatihan dasar-dasar keuangan dapat merencanakan
strategi keuangan untuk menjamin kehidupan yang layak untuk masa kini
dan masa depan.
6
BAB II
METODE KEGIATAN
Pada dasarnya, hampir semua orang memiliki arus keuangan yang sama,
dimana setiap bulan mereka mendapatkan pemasukan, dan dari pemasukan tersebut
mereka mengambilnya untuk membayar pengeluaran-pengeluarannya. Jumlah
pemasukan dan pengeluaran itu bisa berbeda-beda pada setiap orang, bergantung
pekerjaan dan gaya hidup seseorang. Yang sering menjadi masalah adalah berapapun
pemasukan, hal itu tidak menjamin bahwa seseorang bisa mengatur pengeluarannya.
Inilah yang menyebabkan seringnya terjadi defisit. Defisit adalah sumber dari hampir
segala masalah keuangan. Dengan adanya defisit, maka lama-lama simpanan akan
habis, harta benda akan habis, dan akhirnya berutang yang melebihi kemampuan
untuk melunasinya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya permasalahan dalam
hidup, seperti kehilangan rasa aman, pertengkaran dalam keluarga, menurunnya rasa
percaya diri, serta kehilangan kemandirian secara financial. Pendidikan financial tidak
diperoleh di bangku kuliah ataupun sekolah, padahal pendidikan ini sangatlah penting
untuk dipergunakan dalam kehidupannya kelak. Melalui kegiatan P2M inilah digagas
adanya kegiatan pelatihan dan seminar mengenai dasar-dasar keuangan untuk
meningkatkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa. Kerangka pemecahan
masalah dapat dilihat dalam Gambar 1.
Berdasarkan permasalahan mitra yang telah disebutkan di atas, maka tahapan
rencana kegiatan yang dilakukan adalah, pertama mengadakan pendekatan dengan
perwakilan mahasiswa di lingkungan Undiksha. Pada tahap ini diputuskan untuk
menggunakan perwakilan mahasiswa Undiksha dari UKM KOPMA, dengan
pertimbangan bahwa UKM KOPMA telah mewakili seluruh jurusan yang ada di
Lingkungan Undiksha dan pernah mengikuti kegiatan PMW Undiksha. Disamping itu
UKM ini terlibat secara aktif dalam proses pengelolaan keuangan yang dilakukan
pada Koperasi Mahasiswa Undiksha.
Kedua adalah pelaksanaan kegiatan pelatihan. Berdasarkan permasalahan
yang telah dianalisis, maka pelatihan yang dirancang kali ini meliputi:
1. Seminar dan pelatihan mengenai konsep aset dan kewajiban
2. Seminar dan pelatihan mengenai konsep nilai waktu dari uang
3. Seminar dan pelatihan mengenai konsep resiko dalam keuangan
4. Seminar mengenal kepentingan dan karakter pribadi dalam keuangan
7
5. Seminar dan pelatihan dalam menentukan strategi keuangan dalam
membuat keputusan. Dalam hal ini menyusun perencanaan keuangan
pribadi.
Pada tahapan seminar ini, pemateri dilakukan oleh anggota tim pelaksana dan
seorang entrepreneur (Ibu Ketut Hana Ariani) pemilik perusahaan kue “Hana Pie
Susu” yang telah berhasil mengembangkan usaha kuenya sampai ke luar kota.
Pemilihan narasumber yang terlibat langsung dalam kegiatan usaha, akan lebih
memotivasi mahasiswa untuk mengetahui bagiamana pengelolaan keuangan dalam
berwirausaha.
Ketiga, tahap akhir dari kegiatan ini adalah evaluasi dan refleksi mengenai
keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Hal ini ditempuh dengan cara menyebarkan
kuesioner maupun Tanya jawab secara langsung apakah kegiatan ini dapat diterapkan
secara maksimal dan dapat memberikan kebermanfaatan bagi mahasiswa. di akhir sesi
pserta diminta untuk mengisi kuesioner literasi keuangan dan menyusun perencanaan
keuangan pribadi dengan simulasi kasus.
8
Gambar 1Kerangka Pemecahan Masalah
Rendahnya Literasi Keuangan di KalanganMahasiswa
Diperlukan seminar dan pelatihan mengenaikonsep dasar-dasar keuangan
Adanya P2MUndiksha
Pengetahuan dan Wawasan konsep dasarkeuangan yang meliputi :1. Konsep Aset dan Kewajiban2. Konsep nilai waktu dari uang3. Konsep resiko dalam keuangan4. Kepentingan dan karakter pribadi dalammengelola keuangan5. Strategi keuangan dalam membuatkeputusan
PemberianSeminar dan
Pelatihan
Digunakan sebagai pedoman dalammengelola keuangan di masa depan
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat penerapan IPTEKS yang
mengambil tema pelatihan dasar-dasar keuangan untuk meningkatkan literasi
keuangan di kalangan mahasiswa diselenggarakan pada tanggal 23 -24 Juni 2016.
Kegiatan ini dilaksanakan di gedung seminar Fakultas Ekonomi Undiksha dan
dihadiri oleh 43 peserta perwakilan dari masing-masing fakultas.
Kegiatan ini dimulai dari tahap penjajagan kepada mahasiswa yang
dilaksanakan tanggal 12 Juni 2015. Penjajagan ini membahas tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan serta kesiapan mahasiswa yang akan menjadi peserta kegiatan P2M
kali ini. Nara sumber yang terlibat dalam kegiatan ini adalah tim pelaksana dibantu
oleh seorang entrepreneur (Pemilik Hana Pie Susu), sebagai pelaku langsung dalam
dunia usaha.
Kegiatan seminar dan pelatihan ini dimulai dari pemaparan materi yang
dilakukan oleh Nyoman Trisna Herawati (sebagai narasumber pertama), yang
memaparkan materi mengenai :
1. Konsep Aset dan Kewajiban
2. Konsep nilai waktu dari uang
3. Konsep resiko dalam keuangan
4. Kepentingan dan karakter pribadi dalam mengelola keuangan
5. Strategi keuangan dalam membuat keputusan
Pemaparan materi diselingi dengan pemberian simulasi kasus (contoh kasus
dapat dilihat dalam lampiran). Dalam menyelesaikan simulasi kasus peserta
didampingi oleh tim pelaksana lainnya, dan dilakukan pembahasan melalui diskusi
mengenai hasil simulasi. Simulasi pertama, mahasiswa diberikan kasus mengenai
perbedaan antara aset dan kewajiban. Pada intinya aset keuangan adalah sesuatu yang
bernilai untuk dimiliki karena aset tersebut bagus untuk mendukung keadaan finansial
sederhana kita dapat menyebutkan bahwa aset adalah segala sesuatu yang
mengalirkan kas masuk ke dalam pundi-pundi keuangan kita. Kewajiban adalah
sesuatu yang mengandung biaya, yang mana kita senantiasa akan mengeluarkan atau
menguras aset keuangan yang kita miliki, jadi kewajiban atau utang adalah segala
sesuatu yang mengairkan kas keluar dari pundi-pundi keuangan kita. Pada
10
pembahasan hasil simulasi ini banyak terjadi perbededaan pendapat antara peserta dan
nara sumber, misalnya untuk menyatakan apakah gadget dan keanggotaan klub
termasuk aset ataukah utang. Gadget dan keanggotaan klub dilihat dari konsep aset
dan utang di atas, jelas-jelas termasuk dalam kategori utang. Namun ada benarnya
kedua poin ini jika dimasukkan ke dalam kategori aset, kenapa? Jawabannya karena
gadget dan keanggotaan klub jika dimanfaatkan dengan semestinya (berdasarkan
fungsinya), maka poin ini dapat mengalirkan kas masuk. Misalnya di era IT dewasa
ini, maka memasarkan produk secara on-line melalui media sosial (facebook, twitter,
blog) sangat membantu untuk meningkatkan penjualan. Demikian halnya dengan
keanggotaan klub, yang difungsikan sebagai komunitas bersama untuk
mempromosikan produk yang kita jual. Jadi yang dapat ditarik kesimpulannya adalah,
gadget dan keanggotaan klub akan merupakan utang jika pemanfaatannya hanya
digunakan untuk memenuhi gaya hidup semata, sebaliknya jika difungsikan untuk
meningkatkan pendapatan dari penjualan produk yang kita tawarkan maka gadget dan
keanggotaan klub merupakan aset.
Simulasi kedua, mahasiswa di berikan pemahaman mengenai konsep nilai
uang. Waktu adalah elemen yang penting bagi dunia keuangan terutama dalam hal
pembuatan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan keuangan. Konsep nilai
waktu dari uang adalah konsep berkaitan dengan waktu dalam menghitung nilai uang.
Artinya, uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan
satu tahun yang akan datang. Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar
daripada uang yang diterima di masa mendatang. Lebih awal uang anda menghasilkan
bunga, lebih cepat bunga tersebut menghasilkan bunga. Hal ini memberikan
pemahaman kepada mahasiswa mengenai bunga atas uang yang kita terima atau kita
bayarkan. Konsep ini mengajarkan kita bahwa dengan berinvestasi (menyimpan dana)
akan menguntungkan karena uang yang kita simpan bertumbuh karena bunga,
kebalikannya jika kita berutang maka konsep bunga ini akan menghabiskan pundi-
pundi kita. Untuk simulasi ini, mahasiswa diberikan kasus untuk menghitung future
value (FV), present value (PV), dan net present value (NPV). Bagi mahasiswa yang
berasal dari fakultas non- ekonomi, merasa masih bingung dengan perhitungan ini,
namun dengan bantuan program excel ataupun kalkulator pintar, maka perhitunga
yang rumit dapat dicari dengan mudah (hasil simulasi dapat dilihat dalam lapmpiran).
Konsep nilai waktu dari uang merupakan salah satu alat ukur penting dalam
dunia keuangan. Perannya sama seperti helm bagi pengendara sepeda motor atau
11
pelampung bagi nelayan, jadi peran NPV merupakan peralatan pelindung anda di
dunia keuangan. Ada beberapa kegunaan NPV dalam hal keuangan antara lain: (1)
menentukan apakah berinvestasi atau tidak, (2) memutuskan jenis investasi yang akan
dipakai, (3) menentukan bagaimana anda akan melakukan pembayaran seiring
berjalannya waktu, (4) memilih jenis pinjaman atau kredit, (5) secara garis besar akan
memberikan petunjuk bagi anda untuk membandingkan arus pembayaran (kas keluar)
atau pendapatan (kas masuk) seiring berjalannya waktu.
Simulasi ketiga, pada poin ini mahasiswa diberikan pemahaman mengenai
profil resiko dalam keuangan dengan mengenal karakter diri sendiri. Resiko keuangan
merupakan sesuatu yang amat berhubungan dengan sifat manusia. Meskipun kita
telah memahami statistik dan matematika tingkat atas namun jika mengabaikan
elemen manusia maka dapat menimbulkan kegagalan dalam pengelolaan resiko
keuangan. Terdapat dua pendekatan yang berbeda dalam menangani sebuah resiko
keuanga. Pertama, “jangan taruh seluruh telur dalam satu keranjang” atau pendekatan
Kedua, “ taruh semua telur dalam satu keranjang”. Namun sejarah menunjukkan
pendekatan yang pertama jauh lebih aman dari yang kedua. Diversifikasi adalah
istilah dalam dunia keuangan yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan
pertama. Dan bagi pemula, maka pemikiran diversifikasi adalah bagian dari
manajemen resiko. Dalam simulasi ini mahasiswa diberikan simulasi mengenai
pengenalan karakteri diri apakah termasuk dalam kategori konservatif, moderat,
ataukah agresif (simulasi dapat dilihat dalam lampiran).
1) Sangat Konservatif (conservative)
Orang yang berada di zona ini adalah pribadi yang mencari perlindungan
yang maksimal atas modal dan bersedia mengorbankan potensi tingkat
imbal hasil yang lebih tinggi untuk mendapatkan kestabilan jangka pendek
dan menjaga keamanan modal agar tidak berkurang. Lebih
memprioritaskan arus pendapatan dan likuiditas, sehingga cenderung
memilih produk investasi dengan resiko rendah. Produk investasi yang
sesuai dengan tipe ini adalah : tabungan, deposito, dan reksadana pasar
uang.
2) Berhati-hari (cautious), konservatif
Orang yang bertipe cautious, mencari kestabilan pendapatan sebagai
prioritas utama, mementingkan keamanan modal dalam jangka menengah
sampai panjang. Mereka masih mentoleransi adanya fluktuasi jangka
12
pendek untuk menjaga nilai jangka panjang dari portofolio yang
dimilikinya. Umumnya, mereka yang termasuk golongan ini lebih berani
untuk berinvestasi daripada si konservatif meski tetap saja masih takut
menghadapi kemungkinan kehilangan modal awal investasi. Produk
investasi yang sesuai untuk tipe ini adalah : produk kas, pasar uang, dan
pendapatan tetap.
3) Moderat (balance)
Profil resiko moderat mencari pertumbuhan yang lebih tinggi dari
pertumbuhan biasa (deposito) dari modal yang diinvestasikan untuk
memperoleh pertumbuhan portofolio riil sepanjang waktu. Anda hanya
mencari stabilitas tingkat pendapatan yang moderat. Naik turunnya
investasi modal masih bisa diterima selama tujuannya untuk
mengantisipasi tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka
menengah dan panjang. Anda yang bertipe moderat menginginkan hasil
investasi yang lebih tinggi, tetapi masih ragu saat mengambil resiko tinggi.
Tingkat toleransi terhadap resiko investasi sama besar dengan keinginan
untuk mendapatkan tingkat imbal hasil yang sesuai. Produk investasi yang
cocok adalah produk investasi yang mempunyai komposisi saham,
obligasi, dan deposito atau reksadana campuran
4) Agresif (aggressive)
Tipe agresif selalu mencari pertumbuhan yang tinggi atas modal investasi.
Pergerakan naik turun harga saham yang tinggi mengakibatkan modal
yang ditanam beresiko naik atau turun dalam jangka pendek masih dapat
diterima dengan tujuan untuk mencari tingkat pertumbuhan yang tinggi
dalam jangka panjang. Investor tipe ini memiliki jargon “No Pain, No
Gain”. Untuk memperoleh imbalan setinggi-tingginya, mereka berani
menghadapi resiko setinggi-tingginya, yang artinya siap jika menghadapi
potensial loss yang signifikan (alias kehilangan seluruh modal). Dengan
demikian, produk investasi yang cocok dengan tipe ini adalah investasi
yang memiliki komposisi saham yang cukup tinggi.
Dari hasil simulasi ini rata-rata mahasiswa berada pada ketogeri moderat
cenderung agresif. Apapun karakter diri kita, yang perlu dipahami adalah resiko yang
menyertai investasi yang kita ambil. Apabila anda memilih jenis investasi dengan
karakter yang tidak sesuai dengan profil resiko tersebut, jenis pilihan investasi
13
tersebut adalah semata-mata berdasarkan keinginan sendiri. Anda mengerti dan
bersedia menerima resiko atas investasi yang dilakukan tersebut. Akhirnya dalam
investasi hukum “high risk, high return” tidak bisa diabaikan. Return yang tinggi juga
memiliki resiko yang tinggi pula. Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar,
harus siap dengan resiko yang besar. Sebaliknya, jika hanya ingin resiko yang kecil,
keuntungannya juga kecil. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang terjadi di masa
depan, apakah dolar naik atau turun, harga bbm naik atau turun, dan lainnya. Artinya
dalam berinvestasi keuntungan juga berdampingan dengan kerugian. Resiko bukan
sesuatu yang harus dihindari, melainkan dikelola. Caranya adalah mengambil
investasi dengan tingkat resiko tertentu yang sesuai dengan profil resiko yang kita
miliki. Proses investasi merupakan bagian dari strategi mengelola resiko. Dengan
memahmi jenis-jenis resiko dan melakukan pengelolaan resiko, anda dapat
mengoptimalkan keuntungan investasi sambil menekan resiko serendah-rendahnya
(Lina, D.R,2016).
Simulasi keempat adalah mengenai perencanaan keuangan pribadi. Dalam
simulasi ini, mahasiswa diberikan contoh kasus untuk menyusun anggaran keuangan
pribadi. Misalnya mereka telah bekerja dan memiliki penghasilan total sebesar
Rp5.000.000/ bulan dengan asumsi belum menikah, namun sudah mandiri (tidak
tinggal dengan orang tua) dengan biaya hidup standar sebesar Rp2.500.000,- .
Pertanyaan muncul, apakah jika pengahasilan kita dibawah Rp2.500.000 (atau
dibawah UMR), kita tetap harus menyusun anggaran keuangan pribadi? Jawabannya :
iya. Sebenarnya tidak masalah berapun penghasilan yang kita terima, namun
masalahnya bagaimana kita mengelolanya. Karena masalah kaya dan miskin adalah
masalah mind set. Seperti dikutip dalam Gozali, A (2016), menyatakan bahwa kaya
sebetulnya bukan dilihat dari ukuran kuantitas seberapa penghasilan atau total aset
yang dimiliki. Kaya adalah kondisi ketika kita sudah merasa tidak memerlukan lagi
atau merasa cukup dengan penghasilan anda. Jadi mentalitas kaya adalah mental
orang yang tidak merasa kekurangan, atau merasa cukup dengan yang dimilikinya.
Sebaliknya mentalitas miskin adalah adalah selalu merasa kurang dan ingin lebih
sampai tidak terbatas. Jadi intinya, berapun penghasilan yang kita terima besar
kecilnya sangatlah relatif. Bagi sebagian orang pengahasilan Rp5.000.000 sudah
lumayan besar, namun sebagian lagi tidaklah seberapa, untuk itu perencanaan
keuangan tetaplah diperlukan berapun jumlah penghasilan yang kita peroleh. Hasil
simulasi, rata-rata mahasiswa telah menyusun dengan baik yang salah satu
14
indikatornya menempatkan utang (maksimal 30%) dari jumlah penghasilan jadi
maksimal Rp1.500.000, dan terdapat sisa yang ditabung/diinvestasikan. Namun masih
ada beberapa mahasiswa yang tidak melakukan kegiatan menabung tetapi membeli
barang-barang yang sifatnya konsumtif dan masih sedikit yang menyisihkan
pengeluaran untuk melakukan kegiatan amal (sedekah, memberi orang tua, punia, dan
lainya). Untuk itu dalam akhir sesi ini diberikan pemaparan mengenai bagiamana
seharusnya angaran keuangan dengan kasus di atas (simulasi dapat dilihat dalam
lampiran).
Sesi berikutnya pemaparan materi oleh pelaku bisnis yaitu Ibu Ketut Hana
Ariani. Dalam pembahasan beliau menekankan bagaimana memulai suatu usaha
(bisnis) dan pengelolaan keuangannya (materi dapat dilihat dalam lampiran). Setelah
penyampain materi dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dapat dirangkum dalam
tanya jawab sebagai berikut.
Tabel 4.1Hasil Diskusi Terkait Entrepreneurship
NO PENANYA PERTANYAAN TANGGAPAN
1 Rismadewi Cara mengatasikeragu-raguan dalamberwirausaha
Itu hal yang wajar dalam memulaisuatu usaha. Kebangkrutan adalahsuatu resiko yang biasa dalam sebuahusaha. Ibu Hana sendiri sebelummenjalani usaha sekarang (bisniskuliner), juga telah mengalamikegagalan dalam menjalani usahasebelumnya (usaha laundry dan salon).Namun prinsipnya, usaha yang dijalaniharus ditekuni secara sungguh-sungguh, dan pengelolaan keuanganjuga menjadi salah satu faktor pentingdalam kesuksesan sebuah usaha
2 Devi Manakah yang lebihpenting dalammembuka suatuusaha, apakah ideataukah modal (uang)
Bagi Ibu Hana, kedua-duanya hal yangpenting. Hanya saja modal uang tidakbisa dimiliki oleh semua orang. Jadimodal uang bukanlah sesuatu hal yangmutlak. Beliau menceritakan bahwausaha kuliner yang ia rintis sejak 2010ini bermodal yang tidak terlalu besar.Namun sekarang sudah memiliki 5
15
karyawan tetap, dan jika pesananbanyak menggunakan puluhan tenagatambahan. Jadi yang terpenting adalah,jika ada ide usaha harus dilaksanakanatau buka saja dulu. Jika usaha telahberkembang, maka modal akan lebihmudah diperoleh.
3 Pande Bagaimana mengenalipassion kita danbagaimana bersaingdgn produk yang sama
Usaha yang dijalankan dengan passionatau hobi, lebih memudahkan kitauntuk mejalankan bisnis denganperasaan bahagia. Karena denganbahagia semua energy positif akandatang dan menyertai bisnis yang kitageluti. Untuk menemukan apa passionkita sebenarnya adalah melaluikegiatan-kegiatan yang kita lakukandengan sukarela. Dalam artian kitasenang melakukan hal tersebutmeskipun untungnya tidak seberapa.Tetapi dalam hal ini bukan berartidalam usaha tidak mementingkankeuntungan. Tetapi dalam memulaisebuah usaha ada baiknya keuntungandiletakkan di nomer sekian. Nomorpertama adalah kepuasan konsumendan loyalitas mereka. Jika kita telahmemiliki konsumen tetap ataukonsumen yang loyal dengan produkkita, maka keuntungan dapat kitaperhitungkan dengan baik. Jadiintinya, passion kita adalah apa yangkita lakukan dengan senang hati tidakmenjadi beban dan sangat enjoy jikamelakukannya.
4 Candra Investasi dalamberwirausaha atau dipasar modal
Hakekat investasi adalah pengorbanansejumlah uang saat ini untukmemperoleh keuntungan di masa yangakan datang. Jadi baik berwirausahaatau membeli saham/reksadana semuaitu adalah kegiatan investasi. Setiapinvestasi resiko akan menyertainya.Dari pengalaman Ibu Hana, beliau
16
tidak menyukai berinvestasi dalampasar modal, karena pengalamanbeliau yang pernah merugi saatmembeli saham/reksadana. Namunyang perlu dicermati dalamberinvestasi dalam pasar modal adalahbagaimana kita memahami bagaimanaprofil resiko yang menyertainya, “highrisk high return” adalah hukum yangberlaku dalam berinvestasi.
Kegiatan seminar dan pelatihan ini ditutup dengan pengisian tes literasi
keuangan. Tes literasi keuangan yang digunakan disusun pelaksana berdasarkan
kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Hasil tes ini menunjukkan bahwa
indeks literasi keuangan mahasiswa terkategori cukup baik, dengan skor rata-rata 70.
Kebanyakan mahasiswa telah mampu membedakan konsep antara aset dan utang,
melakukan perencanaan keuangan yang baik, dan konsep perhitungan bunga. Namun
mahasiswa masih lemah dalam hal mejawab konsep investasi baik itu dalam hal
tabungan, deposito, asuransi, maupun pasar modal. Kelemahan ini bisa dimaklumi
karena mahasiswa yang non akuntansi, maka pemahaman konsep ini masih
merupakan pengetahuan baru bagi mereka.
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari kegiatan yang sudah berlangsung, maka P2M kali ini yang mengambil
tema Seminar dan Pelatihan Dasar-Dasar Keuangan untuk Meningkatkan Literasi
Keuangan di Kalangan Mahasiswa telah berjalan sesuai dengan yag direncanakana.
Antusias peserta dalam kegiatan yang dilakukan dapat diamati melalui proses diskusi
yang dilakukan. Dari kegiata ini diharapkan mahasiswa mempunyai wawasan baru
mengenai literasi keuangan. Literasi keuangan ini menjadi hal yang penting manakala
mahasiswa nantinya telah bekerja dan memperoleh penghasilan. Baik bekerja dengan
orang lain (menjadi pegawai) ataupun berwirausaha (menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri). Dengan literasi keuangan yang baik, nantinya mahasiswa mampu menjadi
insan yang bertanggung jawab, mandiri dalam hal keuangan, dan mampu menata
keuangan untuk masa depan dengan lebih baik.
6.2 Saran
Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini agar ditindaklanjuti dengan
kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang dengan memperluas kajian materi
tentang financial planning, safari produk-produk investasi dan peserta yang berbeda.
Hal ini mengingat pentingnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang harus
diketahui oleh peserta didik untuk bekal masa depan keuangannya kelak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Jean Chatzky, Bikin Uang Bukan Utang, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 2008
Kamaruddin Ahmad,S.E.,M.M, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio,Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Kiyosaki, T, Robert dan Lechter, L., Sharon. 2013. The Cashflow Quadrant (PanduanAyah Kaya Menuju Kebebasan finansial). terjemahan oleh Rina Buntaran.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Liana.D.Rina. 2015. Bisa Investasi dengan Gaji < Rop5 juta. Jakarta: Penebar Plus
Nokes, Sebastian. 2014. Finance Plain and Simple. terjemahan Riga DomenicPonziani. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Senduk, Safir.2008.Mengatur Keuangan Secara Bijak. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo
______. 2001. Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: Elex Media Komputindo
William Tanuwidjaja, 8 Intisari Kecerdasan Finansial, MedPress, Yogyakarta, 2009
_______ http://dyaeducationblog.blogspot.com/2013/06/definisi-perencanaan-keuangan.html, diakses tanggal 10 September 2014
_______ http://www.belajarinvestasi.net/saham/cara-berbisnis-jual-beli-saham-di-bursa-efek, diakses tanggal 10 September 2014
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
20
FOTO-FOTO KEGIATAN
21
22
SIMULASI 1 : PERSEPSI TENTANG ASET (KEKAYAAN/HARTA) DAN
LIABILITAS (UTANG/KEWAJIBAN)
Pentunjuk : Berikanlah tanda (√) pada kolom Aset atau Liablitas (pilih salah satu)
terhadap item barang dibawah ini.
NO KETERANGAN ASET LIABILITAS
1 Mobil untuk keperluan pribadi
2 Rumah untuk tempat tinggal
3 Bisnis kuliner, butik, salon, dll
4 Reputasi yang baik
5 Alat-alat elektonik; TV, AC, Kulkas
6 Smartphone/Gadget
7 Bisnis narkoba
8 Biaya kuliah anak pada universitas ternama
9 Mobil untuk disewakan
10 Rumah yang dikontrakkan
11 Kartu kredit
12 Keanggotaan klub
13 Koleksi busana, tas, atau sepatu
* Jawaban dapat dilihat pada Lampiran 1
Kriteria penilaian:
Skor = 100No Skor Keterangan
1 80-100 Mampu membedakan asset dan utang
2 40-79 Cukup mampu membedakan asset dan utang
3 0-39 Belum mampu membedakan asset dan utang
Kunci Jawaban :No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jwb. L L A A L L L L A A L L L
23
SIMULASI 2 KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG
MENGHITUNG FUTURE VALUE (FV)Kasus : jika anda menabung Rp5.000.000, dan bank setempat menawarkan bungasebesar 5%/tahun, maka tentukanlah nilai masa depan dari dana tersebut 5 (lima)tahun dari sekarang.
Jawaban :
Tabel 1.1 Mengerjakan bunga majemuk tahun demi tahun, dengan tingkat bungatahunan sebesar 5 % yang dibungakan secara majemuk selama lima tahun.
Tahun 0 1 2 3 4Deposit Awal 5,000,000.00 5,250,000.00 5,512,500.00 5,788,125.00 6,077,531.25Tingkat SukuBunga/Tahun
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Bunga 250,000.00 262,500.00 275,625.00 289,406.25 303,876.56Saldo Akhir 5,250,000.00 5,512,500.00 5,788,125.00 6,077,531.25 6,381,407.81
MENGHITUNG PRESENT VALUE (PV) DAN NET PRESENT VALUE(NPV)Kasus : kebalikan dari FV di atas, maka kita ingin mengetaihui berapakah nilaisekarang dari Rp.5.000.000 yang akan kita dapatkan 5 tahun depan.
Jawaban :
Tabel 1.2 Menghitung nilai bersih sekarang (NPV)Tahun 0 1 2 3 4
Deposit awal 5,000,000.00
5,000,000.00
5,000,000.00
5,000,000.00
5,000,000.00
Tingkat sukubunga/tahun
0.0% 4.5% 9.2% 14.1% 19.3%
Bunga 5.00 225,000.00
460,125.00
705,830.62
962,593.00
Saldo akhir 5,000,000 4,784,689 4,578,649 4,381,483 4,192,806
Cobalah analisis bagaimana hasil dari perhitungan FV dan NPV di atas?………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Jawaban:
1. Dengan perhitungan future value, maka nilai uang Rp5.000.000 yang kita
simpan tahun ini (asumsi dengan bunga 5%) 5 tahun mendatang akan menjadi
Rp6.381.408
2. Dengan perhitungan NPV kita akan membayangkan bahwa Rp5.000.000 lima
tahun mendatang nilainya sama dengan Rp4.192.806 tahun ini