lembaga pengabdian kepada masyarakat universitas...

101
LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I b M Songket Jinengdalem Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Oleh: I Made Pradana Adiputra,SE,SH,M.Si, 0009117307 Ketua Tim Pengusul Gede Putu Agus Jana Susila, SE.,MBA, 0031088203 Anggota Tim Pengusul I Gd Mahendra Darmawiguna, S.Kom, M.Sc, 0004018502 Anggota Tim Pengusul Dibiayai Oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 383/UN48.15/LPM/2014 Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2014

Upload: phungquynh

Post on 03-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IbM Songket Jinengdalem

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Oleh:

I Made Pradana Adiputra,SE,SH,M.Si, 0009117307 Ketua Tim Pengusul

Gede Putu Agus Jana Susila, SE.,MBA, 0031088203 Anggota Tim Pengusul

I Gd Mahendra Darmawiguna, S.Kom, M.Sc, 0004018502 Anggota Tim Pengusul

Dibiayai Oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat

Nomor : 383/UN48.15/LPM/2014

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Pendidikan Ganesha

Tahun 2014

Page 2: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

ii

Page 3: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

iii

RINGKASAN

Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional yang setiap daerah

memiliki ciri khas dan corak sendiri, tak terkecuali songket Bali. Sampai saat ini songket

Bali yang sangat dikenal oleh masyarakat luas baik dalam dan luar negeri adalah yang

dihasilkan oleh Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem, sedangkan songket

yang dihasilkan oleh Kabupaten Buleleng kalah bersaing di pasaran karena disebabkan

desain motif, produksi dan pola pemasaran dan promosi yang lebih baik secara kualitas

dan kuantitas.

Desa Jinengdalem oleh beberapa masyarakat Bali khususnya masyarakat

Buleleng mengenalnya sebagai desa penghasil kerajinan tenun songket yang sangat

dikenal. Harga bahan yang terus naik, sementara harga songket yang terus menurun

sehingga minat pengrajin songket di desa ini untuk menggeluti usaha tersebut juga ikut

menurun.tak adanya pola produksi dan pemasaran produksi songket yang efektif dan

rendahnya harga jual tenun songket sebagai bagian dari kurang pahamnya manajemen

produksi dan perencanaan bisnis pengrajin turut berkontribusi akan turunnya produksi

songket.

Dengan tujuan dan metode kegiatan IbM yang telah dibuat maka telah

dilaksanakan kegiatan pengabdian yaitu pembentukan pola kemitraan pengrajin dengan

pemerintah daerah melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)

Propinsi/Kabupaten dengan dibuatnya sentra industri songket Jinengdalem,

pemberdayaan pengrajin tenun songket melalui penguatan pemasaran produksi tenun

songket melalui dibuatnya media informasi dan teknologi web songket Jinengdalem,

pendampingan dan pelatihan perencanaan bisnis usaha tenun songket kepada para

pengrajin melalui penyusunan buku panduan perencanaan bisnis, pendampingan dan

pelatihan pembukuan (akuntansi) sederhana bagi para pengrajin dengan disusunnya buku

pembukuan (akuntansi) sesderhana dan melakukan penyusunan Buku Profil “Songket

Jinengdalem”.

Kata Kunci : Songket Jinengdalem, Pola Kemitraan, Perencanaan Bisnis, Pembukuan

Sederhana, Web Songket, Buku Profil

Page 4: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

iv

PRAKATA

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa/Hyang Widhi sehingga laporan

kemajuan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) judul “IbM Songket Jinengdalem” dapat

terselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah ditentukan. Laporan kemajuan ini

disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kelompok pelaksana IbM yang telah diberi

kesempatan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI

melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat Undiksha dalam melaksanakan kegiatan

pengabdian kepada masyarakat Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) bagi para pengrajin

songket di Desa Jinengdalem Kabupaten Buleleng.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan RImelalui Lembaga Pengabdian Masyarakat Undiksha atas

bantuan dananya sekaligus ucapan terimakasih untuk Kelompok Pengrajin Songket Desa

Jinengdalem yang telah menjadi mitra baik serta semua pihak yang telah membantu

pelaksanaan kegiatan IbM ini. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Tim Penyusun

Page 5: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………….. i

Lembar Pengesahan…………………………………………………………….. ii

Ringkasan……………………………………………………………………….. iii

Prakata…………………………………………………………………………... iv

Daftar Isi………………………………………………………………………… v

Bab 1. Pendahuluan ……………………………………………………………. 1

1.1. Analisis Situasi …………………………………………………….. 1

1.2. Permasalahan Mitra ……………………………………………….. 5

Bab 2. Target dan Luaran ……………………………………………………… 10

2.1. Target ……………………………………………………………… 10

2.2. Luaran ……………………………………………………………... 10

Bab 3. Metode Pelaksanaan ……………………………………………………. 11

Bab 4. Hasil dan Pembahasan ………………………………………………….. 13

4.1. Hasil Kegiatan ……………………………………………………... 13

4.2. Pembahasan Kegiatan ……………………………………………… 14

Bab 5. Penutup …………………………………………………………………. 18

5.1. Kesimpulan …………………………………………………………. 18

5.2. Saran ……………………………………………………………….. 18

Daftar Pustaka

Lampiran :

1. Kegiatan Pendampingan dan Pelatihan …………………………………. 21

2. Pola Kemitraan Sentra Industri Songket ………………………………... 24

3. Bahan Baku ……………………………………………………………… 25

4. Web Songket Jinengdalem ……………………………………………… 26

5. Panduan Perencanaan Bisnis Songket …………………………………... 27

6. Panduan Pembukuan Sederhana Pengrajin Songket ……………………. 41

7. Buku Profil Songket Jinengdalem ………………………………………. 73

Page 6: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional yang setiap daerah

memiliki ciri khas dan corak sendiri, tak terkecuali songket Bali. Di Bali terdapat

beberapa daerah pengerajin kain songket, diantaranya adalah Kabupaten Karangasem,

Klungkung dan Buleleng.Sekitar akhir tahuan 1990an sampai awal tahun 2000an

permintaan kain songket sedang tinggi-tingginya, sehingga pilihan sebagian besar

masyarakat beralih menjadi pengerajin kain tenun karena upah dan penghasilan yang

diterima lumayan tinggi untuk kerja rumahan.

Corak dan motif songket Bali terus berinovasi dari tahun ke tahun seiring dengan

pesatnya permintaan pasar dan sumber daya manusia (SDM) yang semakin berkembang.

Selain untuk kebutuhan pasar lokal, songket Bali juga terkenal sampai ke mancanegara

sehingga menjadi komuditas ekspor.Geliat permintaan pasar untuk songket Bali naik lagi

diawal tahun 2010 ditandai dengan mulai bermunculannya pengerajin songket yang terus

meningkat.

Sampai saat ini songket Bali yang sangat dikenal oleh masyarakat luas baik

dalam dan luar negeri adalah yang dihasilkan oleh Kabupaten Klungkung dan Kabupaten

Karangasem, sedangkan songket yang dihasilkan oleh Kabupaten Buleleng kalah

bersaing di pasaran karena disebabkan desain motif, produksi dan pola pemasaran dan

promosi yang lebih baik secara kualitas dan kuantitas. Berikut ini beberapa contoh desain

motif dari 3 (tiga) kabupaten tersebut :

Ganbar 1. Tenun Kabupaten Klungkung

Tenun Songket Benang Sutra Tenun Songket Benang Emas

Page 7: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

2

Gambar 2. Tenun Kabupaten Karangasem

Tenun Songket Benang Sutra Tenun Songket Benang Emas

Gambar 3. Tenun Kabupaten Buleleng

Tenun Songket Benang Sutra Tenun Songket Benang Emas

Desa Jinengdalem oleh beberapa masyarakat Bali khususnya masyarakat

Buleleng mengenalnya sebagai desa penghasil kerajinan tenun songket yang sangat

dikenal selain beberapa desa lainnya di Bali seperti Desa Beratan, Desa Kalianget dan

Desa Petemon. Khusus Desa Kalianget dan Desa Petemon lebih berfokus pada penghasil

tenun endek sedangkan Desa Beratan sebagai penghasil tenun songket yang menurut

sejarah para pengrajinnya adalah masyarakat yang dulunya berasal dari Desa

Jinengdalem yang akhirnya menetap di Desa Beratan.

Kain songket yang diproduksi di Desa Jinangdalem tetap eksis dan mampu

bersaing di pasaran. Meski persaingan makin ketat, kain songket yang diproduksi di

daerah tersebut, tetap dicari konsumen. Kondisi ini tentu saja menyebabkan kualitas kain

songket menjadi hal yang amat penting. Untuk itu, pengrajin songket di Desa

Page 8: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

3

Jinengdalem tetap mengutamakan kualitas produk yang akan dijual. Desain motif

songket di masing-masing kabupaten penghasil kain songket, pada dasarnya memang

tidak bisa disamakan karena hal tersebut merupakan ciri khas dan keunggulan setiap

kabupaten. Para pengrajin di Desa Jinengdalem mengakui bahwa mereka merasa tidak

akan kalah bersaing dengan pengrajin dari kabupten lainnya karena produksi tenun

songket khas Desa Jinengdalem memiliki motifnya sendiri (khas Buleleng) dan tidak

mungkin akan disamakan dengan motif di luar Kabupaten Buleleng. Mereka menyatakan

tidak takut akan pengakuan desain motif karena mereka yakin bahwa hanya mereka yang

bisa membuat desain motif khas Bali Utara. Pilihan produk ada pada konsumsen, motif

yang mana yang menjadi pihan atau selera mereka.

Saat ini jumlah pengrajin tenin songket di Desa Jinengdalem sebanyak kurang

lebih 70 pengrajin. Dari sekian banyak pengrajin kain songket di Desa Jinengdalem yang

masih bertahan sampai saat ini adalah pengrajin Ketut Sriponi dan Ketut Suami. Mereka

adalah pengrajin sekaligus pengepul kain songket. Ketut Sriponi memiliki 10 anggota

pengrajin sedangkan Ketut Suami memiliki anggota 3 pengrajin. Perbedaan keduanya

adalah apabila Ketut Sriponi masih cukup lancar menjalankan usahanya dengan tetap

melakukan proses produksi tenun dengan inisiatifnya melakukan pemasaran sendiri ke

pembeli, sementara Ketut Suami dapat dikatakan macet proses produksinya hanya

mengandalkan pesanan atau pemberian order penyelesaian kain songket dari Ketut

Sriponi. Apabila tidak ada pesanan maka Ketut Suami dan pengrajin-pengrajinnya akan

kembali menjadi ibu rumah tangga di rumahnya.

Kebanyakan pengrajin melakukan usahanya secara sendiri-sendiri dengan

berkelompok dengan ibu-ibu rumah tangga lainnya sebagai pekerjaan sampingan untuk

membantu menambah pendapatan keluarga. Songket yang dikerjakan tangan-tangan

terampil di desa setempat ada dua jenis, yakni songket dengan sebutan pinggiran.

Artinya, kain jenis ini motif tenunannya tidak sepenuhnya pada selembar kain. Hanya

sebagiannya saja ditenun dengan memakai benang sutra berwarna kuning keemasan.

Sementara songket jenis lain, yakni pada selembar kain penuh ditenun. Harganya

berbeda, karena pemakaian bahan bakunya juga berbeda. Jika tenunannya penuh,

harganya mahal. Namun, kalau sebagian saja, harganya lebih murah. Saat ini

perkembangan penggunaan bahan baku tenun songket beralih menggunakan benang

biasa/sutra bukan benang emas dengan bahan dasar kain menggunakan kain sutra.

Manajemen usaha yang dilakukan para pengrajin adalah manajemen usaha rumah

tangga secara sederhana dengan satu orang sebagai koordinator atau pengepul. Setiap

Page 9: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

4

pengrajin yang dalam hal ini adalah para ibu rumah tangga bekerja dengan alat tenun

yang disebut “cag-cag”, bekerja sesuai pesanan maupun produksi massa/terus-menerus.

Sebagaimana manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

(Machfoedz, 2007), dimana para pengepul kemudian memberikan upah kepada para

pengrajin yang telah menyelesaikan proses produksi tenun songket.

Sementara itu aspek pemasaran termasuk promosi produksi yang masih dilakukan

secara parsial/sendiri-sendiri semakin membedakan kuantitas produksi dan penghasilan

para pengrajin. Bahkan sebagian pengrajin bersikap pasif hanya menunggu pesanan

datang. Mereka mencari pembeli produk dengan hanya mengandalkan perkenalan dan

membawa sendiri produksi kain songket ke kota Denpasar dan cenderung lebih banyak

ditawarkan kepada pengusaha salon pengantin bali.

Kondisi tersebut sebetulnya akan menjadi lebih efektif apabila pola pemasaran

atau promosi produk dilakukan melalui penggunaan akses teknologi informasi seperti

web yang dapat menunjang pula pada meningkatnya jumlah produksi dan penghasilan

bagi para pengrajin. Dalam web tersebut secara efektif akan diperkenalkan desain motif

kain songket ciri khas Buleleng khususnya dari Desa Jinengdalem sehingga akan

menggairahkan produksi tenun songket. Dikenalnya Desa Jinengdalem sebagai sentra

industri kain songket di Kabupaten Buleleng jaman dulu akan kembali memilki

eksistensi dengan dibuatnya Buku Profil Songket Jinengdalem yang akan dipasarkan ke

masyarakat luas baik dari dalam maupun luar negeri untuk memperkenalkan bahwa

tenun songket Bali bukan hanya dari Klungkung dan Karangasem.

Diterapkannya manajemen rumah tangga dalam pengelolaan hasil produksi kain

songket di Desa Jinengdalem tentu saja akan berdampak pada pengelolaan keuangan

pengrajin yang masih sangat minim pengetahuan tentang perencanaan usaha/bisnis yang

baik. Pengetahuan bagaimana seharusnya melakukan perhitungan harga jual, keuntungan

dan pemberian upah bagi para pengrajin tentu saja tanpa disadari dapat menjadi kendala

bagi proses produksi selanjutnya dan bahkan kerugian karena salah menaksir biaya-biaya

produksi dan margin keuntungan yang harusnya diperoleh.

Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan pengrajin kain songket di Desa

Jinengdalem tersebut dengan menguatkan pola produksi dan pemasaran/promosi melalui

penguatan kelompok pengarjin dengan pembuatan web yang bertujuan agar kedepannya

Desa Jinengdalem akan dikenal sebagai Desa Tenun Songket Bali Utara/ sentra industri,

upaya penyadaran melalui pengelolaan manajemen bisnis melalui pembukuan dan

perencanaan bisnis dan penyusunan Buku Profil Songket Jinengdalem.Pemberdayaan

Page 10: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

5

diterjemahkan bahwa masyarakat memiliki pilihan untuk kepentingannya sendiri,

sehingga mereka harus bisa mempengaruhi keputusan yang terkait dengan hidup mereka

(Mahbub Ul Haq dalam Mardikanto, 2010)

1.2. Permasalahan Mitra

Desa Jinengdalem dahulu dikenal sebagai desa sentra industri tenun songket yang

memiliki nama besar khususnya di Kabupaten Buleleng. Harga bahan yang terus naik,

sementara harga songket yang terus menurun sehingga minat pengrajin songket di desa

ini untuk menggeluti usaha tersebut juga ikut menurun. Kondisi tersebut disertai dengan

minimnya modal yang dimiliki oleh pengrajin sebagai masalah klasik. Sementara itu tak

adanya pola produksi dan pemasaran produksi songket yang efektif dan rendahnya harga

jual tenun songket sebagai bagian dari kurang pahamnya manajemen produksi dan

perencanaan bisnis pengrajin turut berkontribusi akan turunnya produksi songket.

Padahal dilihat dari desain motif dan inovasi motif desain oleh para pengrajin sudah

dapat bersaing dengan penghasil tenun songket lainnya di Bali seperti Klungkung dan

Karangasem sesuai dengan ciri khas songket masing-masing daerah. Harapan para

pengrajin adalah tradisi menenun songket bisa kembali bergairah dengan adanya

perhatian dari pemerintah daerah untuk akses pemasaran dan strategi penjualan tenun

songket sehingga dapat dinilai dengan harga sesuai kualitas motif dan biaya

produksinya.Dalam hal ini pemerintah daerah dapat bersinergi dengan pihak swasta yang

memilki kepedulian atas hasil kerajinan tenun songket khas Desa Jinengdalem.

Pengrajin Tenun Songket Ketut Sriponi yang telah menekuni usaha tenun songket

selama 2 tahun menyatakan bahwa pengrajin tenun songket di Desa Jinengdalem saat ini

berjumlah kurang lebih 70 orang pengrajin. Ironisnya data tersebut tidak terdapat dalam

Buku Profil Desa Jinengdalem karena jumlah tersebut mengalami penurunan sangat

tajam dari jumlah pengrajin sebelumnya saat masa kejayaan tenun songket saat itu masih

dimana masih banyak ditekuni sebagai mata pencaharian oleh sebagian besar masyarakat

Desa Jinengdalem.

Untuk bahan baku tenun songket para pengrajin memperoleh bahan bakunya

sendiri baik benang emas maupun benang sutra dari Denpasar, Singaraja (satu-satunya di

UD Artha Dharma) ataupun dari Klungkung. Motif desain khas Buleleng diantaranya

Patra Sari, Patra Punggul, Cakra Kurung, Tambalan dan motif lainnya. Sedangkan jenis

produksi kain songket mayoritas yang dihasilkan adalah saput dan kamben. Produksi

dilakukan baik secara non order dengan inovasi desain motif maupun melalui by

Page 11: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

6

orderdengan desain motif berdasarkan pesanan konsumen. Saput dikerjakan selama

kurang lebih 1 minggu dengan panjang rata-rata 60 – 90 cm dengan upah pembuatan

rata-rata Rp. 100.000,- s/d Rp 150.000 per saput per orang untuk panjang 60 cm

sedangkan upah pembuatan rata-rata Rp 200.000,- per saput per orang untuk panjang 90

cm. Untuk jenis kamben dengan panjang 2 meter dengan waktu pengerjaan rata-rata 1

bulan diberikan upah pembuatan rata-rata Rp. 450.000,- per kamben per orang. Produksi

tenun songket baik kamben maupun saput sebanyak rata-rata 10-15 lembar/bulan. Harga

jual untuk kamben songket antara Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.500.000,- per lembar, untuk

saput songket berkisar Rp. 600.000 s/d Rp. Rp. 1.000.000,- per lembar. Omzet bersih

yang diperoleh rata-rata Rp. 15.000.000,- s/d 20.000.000,- /bulan.

Pengrajin tenun songket Ketut Suami lebih tidak seberuntung Ketut Sriponi.

Produksi tenun songketnya rata-rata 5 s/d 6 lembar per bulan dengan harga jual untuk

kain kamben rata-rata Rp. 1.500.000/lembar dan saput rata-rata Rp. 500.000/leebar.

Omzet bersih yang diperoleh rata-rata sebesar Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-.

Pemasaran tenun songket yang dihasilkan oleh Ketut Sriponi dan Ketut Suami hanya

dilakukan hanya di seputaran kota Singaraja dan Denpasar. Pola pemasaran yang

dilakukan hanya berdasarkan door to door dan kepercayaan antara pedagang dan

pembeli. Padahal bagi Ketut Sriponi dan Ketut Suami, pemasaran merupakan aspek

penting bagi peningkatan produksi dan keuntungan mereka. Dalam hal ini tugas pemasar

adalah merencanakan aktivitas-aktivitas pemasaran dan membentuk program pemasaran

yang terintegrasi penuh untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menghantarkan

nilai kepada pelanggan (Kotler dan Keller, 2009)

Sementara itu dalam proses penjualan produksi tenun songket berdasarkan

taksiran harga jual yang hanya melihat keuntungan yang diperoleh, bukan berdasarkan

metode akuntansi biaya yang harus memasukkan aspek lain seperti biaya produksi,

penentuan harga pokok produksi dan margin keuntungan.Ketut Sriponi dan Ketut Suami

selama ini hanya melakukan pencatatan sederhana terhadap biaya produksi, upah tenaga

kerja dan keuntungan berdasarkan order tanpa mempertimbangkan biaya-biaya lain yang

sebenarnya sangat berpengaruh terhadap harga jual produk tenun songket.

Perkembangan kain tenun songket asli Jinengdalem sebenarnya telah

mendapatkan perhatian oleh perusahaan penerbangan Garuda dan Yayasan Cita Tenun

Indonesia (CTI) yang pernah pelatihan dan pengembangan tenun bagi pengrajin tenun

songket dari Desa Jinengdalem. Akan tetapi kegiatan tersebut belum memberikan

Page 12: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

7

stimulus baik bagi para pengrajin karena hanya bersifat tanggungjawab sosial dan belum

menyentuh substansi permasalahan pengrajin.

Analisis permasalahan mitra akan dilihat berdasarkan analisis SWOT sesuai

dengan kondisi di lapangan sekaligus sebagai permasalahan bagi pengrajin tenun songket

di Desa Jinengdalem adalah :

1. Kekuatan (Streng)

a. Pangsa Pasar yang masih luas

b. Variasi Desain dan Motif

c. Ketrampilan/keuletan pengrajin

d. Lembaga Perkreditan Desa untuk pemberian fasilitas simpan pinjam

2. Kelemahan (Weakness)

a. Kesulitan akses pembiayaan

b. Kurangnya ketersediaan ruang publik untuk pemasaran/promosi

3. Peluang (Opportunities)

a. Perkembangan industri pariwisata

b. Program bantuan modal pemerintah

c. Kemungkinan kerjasama akademisi, pelaku usaha dan pemerintah

d. Pengembangan desain

e. Kemungkinan dikembangkan menjadi komoditi unggulan daerah

4. Ancaman (Threats)

a. Letak usaha yang jauh dari pusat Ibukota Propinsi

b. Rendahnya daya beli masyarakat

c. Rendahnya apresiasi terhadap karya seni

d. Daya saing produk lemah jika dibandingkan dengan daerah lain yang lebih

maju

Berdasarkan analisis SWOT diatas maka akan dianalisis permasalahan mitra sebagai

berikut :

1. Pengrajin tenun songket di Desa Jinengdalem mengalami kesulitan mendapatkan

akses informasi pangsa pasar dan pemasaran karena merasa kalah bersaing

dengan para pengrajin tenun songket dari Kabupaten Klungkung dan Kabupaten

Karangasem karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

2. Kondisi pengrajin tenun Desa Jinengdalem hanya berdasarkan idealisme dan

pasrah dengan kemampuan masing semata tanpa tujuan usaha yang pasti padahal

Page 13: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

8

potensi pengrajin sangat besar dengan kemampuan ide motif desain yang

bersaing membuat para pengrajin menjual dan memasarkan hasil produksi tenun

songket secara sendiri-sendiri dan tak terarah. Mereka menekuni tenun songket

ini selain sebagai usaha keluarga, pengisi waktu sebagai istri juga untuk

mempertahankan dan melestarikan nama Desa Jinengdalem sebagai penghasil

tenun songket ternama di Kabupaten Buleleng sejak dahulu kala.

3. Belum dimilikinya kemampuan mengelola usaha dan berbagai hal-hal yang

terkait dengan perencanaan bisnis sehingga setiap pengrajin belum dapat

memperkirakan berapa jumlah produksi, penentuan harga jual, peramalan

penjualan dan perhitungan keuntungan/laba yang baik.Pencatatan sederhana

terhadap setiap hasil produksi dan omzet keuntungan yang diterima

mengakibatkan pengrajin belum dapat memahami proses akuntansi yang

baik.Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan pencatatan atas

laporan keuangan usahanya dengan baik. Bahkan, ada juga yang tidak melakukan

pencatatan. Pelaku UMKM memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (Kementerian Koperasi dan

UMKM, 2013).

4. Perhatian pemerintah daearah yang minim menambah kesulitan para pengrajin

tenun songket untuk dapat bertahan untuk menjalankan usahanya. Mereka

memilki skill yang sangat luar biasa dengan desain motif sesuai dengan ide

kreatif sendiri maupun pesanan para pembeli. Pelatihan apapun bentuknya

bukanlah hal yang mereka inginkan selama ini akan tetapi akses promosi

sekaligus penjualan produknya adalah hal yang mereka harapkan. Di setiap

kabupaten/kota dan propinsi terdapat Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Pasal 3

Anggaran Dasar Dekranas) yang harusnya merangkul dan membina para

pengrajin. Seperti dalam Pasal 5 point c Anggaran Dasar Dewan Kerajinan

Nasional (Dekranas) disebutkan bahwa Dekranasda : “memperhatikan dan

memperjuangkan kepentingan perajin dan peminat dengan mendorong semangat

kewirausahaan mereka”. Selanjutnya point e bahwa Dekranasda :

“mempromosikan produk hasil kerajinan dalam rangka perluasan pangsa pasar di

dalam dan di luar negeri. Kenyataannya, para pengrajin merasa belum ada

perhatian dari dewan ini. Menurut ibu Ketut Sriponi, pihak perusahaan Garuda

dan Lembaga Cita Tenun Indonesia yang lebih menujukkan perhatiannya pada

kondisi pengrajin dalam memberikan pelatihan dan pemberdayaan pengrajin.

Page 14: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

9

Akan tetapi upaya tersebut belum maksimal karena hanya bersifat parsial dan

insidentil dan tergantung dari kemauan pengrajin apakah mau maju atau hanya

bertahan dalam menjalankan usahanya.

5. Tenun songket Desa Jinengdalem telah dikenal sebagai songket yang memiliki

nilai seni tinggi dari Kabupaten Buleleng sama seperti halnya tenun songket dari

Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Ketiadaan informasi untuk publik atas

kenyataan tersebut membuat tenun songket Desa Jinengdalem hanya diketahui

oleh sebagian kecil pihak luar. Banyak yang tidak tahu bahwa kualitas tenun

songket dan nilai seni yang tinggi atas produksi tenun songket Desa Jinengdalem

sebagai ciri khas tenun songket Kabupaten Buleleng adalah karya seni yang harus

dipertahankan dan diangkat sebagai kebudayaan daerah yang patut dikenal dan

dilestarikan.

Berdasarkan permasalahan mitra tersebut maka justifikasi tim pengusul dengan mitra

dalam menentukan persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama

pelaksanaan IbM adalah :

1. Pola kemitraan pengrajin dengan pemerintah daerah dan Dewan Kerajinan

Nasional Daerah (Dekranasda) Propinsi Bali/Kabupaten Buleleng dengan

dibuatnya sentra songket Jinengdalem.

2. Pemberdayaan pengrajin tenun songket melalui penguatan produksi dan

pemasaran produksi tenun songket melalui dibuatnya media informasi dan

teknologi web songket Jinengdalem.

3. Pemahaman perencanaan bisnis usaha tenun songket kepada para pengrajin.

4. Pemahaman pelatihan pembukuan (akuntansi) sederhana bagi para pengrajin.

5. Penyusunan Buku Profil “Songket Jinengdalem”

Page 15: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

10

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

2.1. Target

Target pengabdian pada masyarakat IbM ini adalah Kelompok Pengrajin Songket

Desa Jinengdalem yang terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu Kelompok Pengrajin Songket

Ketut Sriponi dan Kelompok Pengrajin Songket Ketut Suami. Mereka adalah para

pengrajin yang bertahan sampai saat ini dalam melakukan produksi tenun songket

berdasarkan idealisme dan pasrah dengan kemampuan masing-masing semata. Mereka

tidak memiliki tujuan usaha yang pasti padahal potensi pengrajin sangat besar dengan

kemampuan ide motif desain yang bersaing membuat para pengrajin menjual dan

memasarkan hasil produksi tenun songket secara sendiri-sendiri dan tak terarah

pengelolaanya.

2.2. Luaran

Kegiatan Pengabdian Masyarakat IbM yang dilaksanakan untuk pengrajin tenun

songket di Desa Jinengdalem dilakukan melalui sosialisasi, pendampingan dan pelatihan

tersebut akan menghasilkan luaran sebagai berikut :

1. Pola kemitraan pengrajin dengan pemerintah daerah dan Dekranasda Propinsi

Bali atau Kabupaten Buleleng.

2. Web Songket Jinengdalem berisi informasi tentang perkembangan songket

khususnya desain motif songket Bali Utara dan akses pemasaran songket.

3. Buku perencanaan bisnis/usaha produksi songket ruang lingkup industri rumah

tangga.

4. Buku panduan pembukuan (akuntansi) pengelolaan usaha kecil/industri rumah

tangga

5. Buku Profil “Songket Jinengdalem”

Page 16: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

11

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan

dari bulan Mei sampai dengan Nopember 2014 di Desa Jinengdalem melalui metode

pelaksanaan meliputi tahap sosialisasi dan diseminasi, tahap pelatihan dan tahap

pendampingan usaha mitra yang dilakukan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengatasi persoalan mitra yaitu :

1. Melakukan pola kemitraan dengan baik dengan pemerintah daerah dan

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda Kabupaten Buleleng dan

Propinsi Bali) dengan dibuatnya sentra songket Jinegdalem. Pola kemitraan

ini akan dilakukan dengan metode sosialisasi dan diseminasi Dengan hal ini

maka pengrajin akan mendapat akses produksi dan akses promosi/pemasaran

hasil kerajinan.

2. Pemberdayaan pengrajin melalui penyediaan fasilitas berupa komputer dan

jaringan internet untuk akses informasi perkembangan tenun songket di

Indonesia, pola produksi dan promosi/pemasaran, pangsa pasar tenun songket

sekaligus pembuatan website. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan

pendampingan pada pengrajin yang dilibatkan dengan menjadi informan

untuk melengkapi bahan web sehingga terjadi penguatan produksi dan akses

pemasaran dengan saranan IT.

3. Perencanaan bisnis bagi pengrajin dengan metode sosialisasi, pedampingan

dan pelatihan perencanaan bisnis bagi pengrajin terkait perencanaan usaha

songket. Langkah selanjutnya dilakukan penyusunan buku panduan

perencanaan bisnis.

4. Proses kegiatan pembukuan (akuntansi) sederhana dengan metode sosialisasi,

pendampingan dan pelatihan kepada pengrajin terkait cara pembukuan yang

baik dan benar sehingga mereka dapat melakukan perhitungan harga pokok

produksi, harga jual, dan keuntungan penjualan. Langkah selanjutnya

dilakukan penyusunan pembukuan (akuntansi) bagi pengrajin.

5. Menyusun buku profil industri tenun songket Desa Jinengdalem dengan judul

“SONGKET JINENGDALEM”. Dengan metode sosialisasi dan

pendampingan, pengrajin sebagai informan untuk menggali informasi sejarah,

motif desain Jinengdalem, produksi dan pemasaran songket.

Page 17: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

12

Seluruh pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat akan diformulasikan

seperti gambar 1. berikut ini :

Gambar 1. Gambaran Ipteks Yang Akan Ditransfer Kepada Mitra

Transfer Ilmu Manajemen

Produksi, Bisnis, Pemasaran

Akuntansi dan IT

Pengrajin

Tenun

Songket yang

mandiri secara

desain motif

dan alat

produksi

MASALAH

MITRA

SOLUSI YANG

DITAWARKAN

TARGET

LUARAN

PEMECAHAN MASALAH MITRA MELALUI :

1. POLA KEMITRAAN PENGRAJIN DENGAN PEMDA DAN

DEKRANASDA

2. PEMBUATAN WEB UNTUK INFORMASI

PERKEMBANGAN SONGKET DAN AKSES PEMASARAN

SONGKET

3. PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN PERENCANAAN

BISNIS KEPADA PARA PENGRAJIN SONGKET

4. PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN PEMBUKUAN

(AKUNTANSI) SEDERHANA KEPADA PARA PENGRAJIN

5. PENYUSUNAN BUKU PROFIL SONGKET

Page 18: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

13

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Kegiatan

Pelaksanaan program IbM Songket Jinengdalem yang dilaksanakan dari

Bulan Mei sampai September 2014 telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan

seperti ditampilkan dalam Tabel 1. Hasil Kegiatan IbM Songket Jinengdalem

berikut ini.

Tabel 1. Hasil Kegiatan IbM Songket Jinengdalem

No. Kegiatan Target Capaian

1. Pola Kemitraan

Pengrajin dengan

Dekranasda

Sentra Songket

Jinengdalem

Sentra Songket Jinengdalem

2. Pembuatan website

songket

Website songket

Jinengdalem

Website diakses melalui laman

www.songketjinengdalem.com

3. Perencanaan bisnis

bagi pengrajin pada

tahapan penyusunan

buku panduan

perencanaan bisnis.

Buku Panduan

Perencanaan Bisnis

Buku Panduan Perencanaan

Bisnis sebagai pemotivasi bagi

pengrajin tentang alasan

wirausaha, memulai usaha, kiat

usaha, logo dan kemasan

produk

4. Penyusunan buku

panduan pembukuan

(akuntansi)

sederhana bagi

pengrajin songket

Buku panduan

pembukuan

(akuntansi) sederhana

bagi pengrajin songket

Buku panduan pembukuan

(akuntansi) sederhana bagi

pengrajin songket : Penentuan

Harga Pokok Produksi dan

Harga Jual Produk

5. Penyusunan buku

profil industri tenun

songket Desa

Jinengdalem dengan

judul “SONGKET

JINENGDALEM”.

Buku profil industri

tenun songket Desa

Jinengdalem dengan

judul “SONGKET

JINENGDALEM”.

Buku profil industri tenun

songket Desa Jinengdalem

dengan judul “SONGKET

JINENGDALEM”.

Page 19: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

14

4.2. Pembahasan Kegiatan

Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat IbM Songket Jinengdalem bagi para

pengrajin songket dengan melibatkan 2 (dua) kelompok pengrajin songket Ni Ketut

Sriponi dan Ketut Suami elah melaksanakan seluruh kegiatan yang meliputi beberapa

kegiatan yaitu tahap sosialisasi dan diseminasi, tahap pelatihan dan tahap pendampingan

usaha mitra. Tahapan kegiatan pengabdian dilakukan berdasarkan analisis situasi mitra

khususnya menentukan waktu bagi mitra dan kelompok pengrajin untuk berkumpul

bersama menerima tahapan kegiatan baik oleh tim pelaksana kegiatan dan narasumber.

Sebelum kegiatan pengabdian dilaksanakan sebelumnya telah dilakukan

penentuan lokasi pelatihan dan pendampingan berdasarkan kalender kerja dan

kesepakatan tim pelaksana dengan mitra sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan

dengan efektif mengingat para pengrajin songket adalah para ibu rumah tangga yang

juga mempunyai kesibukan baik dalam lingkungan rumah tangga dan kegiatan desa.

Sebelumya juga dilakukan koordinasi dengan pihak desa dengan bertemu kepala desa

guna mendapatkan dukungan pelaksanaan kegiatan pengabdian pada mastarakat IbM ini

karena diharapkan kedepan akan terbentuk sentra industri songket Jinengdalem.

Pada dasarnya kegiatan pengabdian IbM ini adalah untuk mengangkat kembali

songket Jinegdalem yang telah mati suri untuk beberapa waktu lamanya dilihat

berdasarkan kemampuan pengrajin secara individu dan bukan berdasarkan pola produksi

selama ini yaitu menghasilkan produksi songket secara pesanan akan tetapi diambil oleh

pengepul di wilayah Buleleng untuk dijual kembali.Oleh karena itu kegiatan IbM ini

lebih banyak difokuskan pada kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi para pengrajin

utamanya dalam desain motif songket.

Kegiatan awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan tukar pikiran dengan

salah satu pengrajin dari Kabupaten Karangasem untuk mengubah pola pikir pengrajin

yang masih bertahan pada pola produksi lama yang sangat mempertahankan motif khas

Buleleng yang minim diminati oleh masyarakat. Selanjutnya dilakukan pelatihan

pembuatan songket dengan memberi sentuhan modifikasi pada songket motif khas Bali

Utara berikut upaya-upaya menentukan pola produksi yang efektif sehingga dapat

membangkitkan semangat berproduksi dan akan menguntungkan bagi kelompok

pengrajin.

Komunikasi antara tim pelaksana dengan kelompok pengrajin selama

kegiatanberjalan dirasakan sangat efektif guna mendapatkan informasi tentang aktivitas

Page 20: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

15

produksi songket sehingga memberikan informasi untuk penyusunan buku perencanaan

bisnis, pembukuan sederhana dan buku profil songket Jinengdalem.

a. Melakukan pola kemitraan dengan baik dengan pemerintah daerah dan

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda Kabupaten Buleleng dan

Propinsi Bali).

Penyiapan pola kemitraan dilakukan melalui koordinasi dengan pihak

Dekranasda Kabupaten Buleleng untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi

tentang keberadaan songket Jinengdalem dan upaya untuk membangkitkan kembali

potensi pengrajin dan kerajinan songket untuk pemberdayaan individu pada

kelompok pengrajin. Kegiatan dilakukan oleh tim pelaksana ke Kantor Dekranasda

Kabupaten Buleleng di Jalan Melur Singaraja. Tim pelaksana memberikan

penjelasan kegiatan pengabdian pada masyarakat IbM dan meminta pihak

Dekranasda untuk turut mendukung rencana pola kemitraan antara pengrajin

songket Jinengdalem dengan pihak Dekranasda dan penyiapan materi pola

kemitraan. Pada kegiatan ini disiapkan sentra industri songket Jinengdalem dengan

penyediaan ruangan yang berisikan display hasil produksi songket dan penyediaan

sarana komputer untuk digunakan pengrajin dalam akses produksi dan pemasaran

produk songket.

b. Pembuatan Website Songket Jinengdalem.

Pada kegiatan pembuatan web ini dilakukan pengumpulan data/materi isian

web songket meliputi sejarah umum songket, sejarah khusus songket Jinengdalem,

profil pengrajin songket di Desa Jinengdalem dan dokumentasi songket untuk

ditampilkan di web. Kegiatan dilaksanakan oleh tim pelaksana dengan dukungan

para pengrajin dan aparat desa yaitu Kepala Desa dan tokoh adat Desa

Jinengdalem. Sampai saat ini proses pembuatan web masih berjalan untuk

melengkapi isian web. Dengan adanya web ini diharapkan dapat membantu

pengrajin dalam melakukan promosi hasil kerajinan songket dan sarana komunikasi

secara on line dengan pengrajin dibantu oleh keluarga pengrajin yang paham

tentang IT, mengingat pengrajin adalah ibu-ibu yang tidak paham tentang IT. Web

songket Jinengdalem telah dapat diaskes melaui www.songketjinengdalem.com.

Page 21: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

16

c. Perencanaan bisnis bagi pengrajin pada tahapan penyusunan buku panduan

perencanaan bisnis.

Pada kegiatan perencanaan bisnis bagi pengrajin, kegiatan yang

dilaksanakan meliputi pengumpulan data/materi sehubungan aktivitas usaha

pengrajin songket guna mendapatkan masukan penyusunan materi buku panduan

perencanaan bisnis sebelum nantinya dilakukan sosialisasi dan pendampingan dan

pelatihan perencanaan bisnis. Untuk lebih meningkatkan produktivitas pengrajin

songket dilakukan pendampingan dan pelatihan motif songket Jinengdalem dengan

menghadirkan pengrajin songket Made Suabawa asal Karangasem. Pada pelatihan

ini dilakukan tukar pikiran tentang pola produksi dan upaya penciptaan motif-motif

baru songket tanpa meninggalkan kekhasan songket Jinengdalem/Bali Utara.

Kegiatan dihadiri 2 (dua) kelompok pengrajin songket sebanyak 30 orang dan

diikuti dengan antusias oleh pengrajin. Kegiatan pendampingan dan pelatihan

dilaksanakan secara kontinyu dengan cara komunikasi efektif dan dua arah antara

tim pelaksana dengan pengrajin. Pada dasarnya diharapkan dengan sebuah

perencanaan bisnis (usaha) bagi pengrajin songket adalah adanya motivasi untuk

melakukan usaha melalui pemahaman terhadap alasan wirausaha, memulai usaha,

kiat usaha, logo dan kemasan produk.

d. Buku panduan pembukuan (akuntansi) sederhana bagi pengrajin songket.

Pada kegiatan penyusunan buku pembukuan sederhana bagi pengrajin ini,

kegiatan yang dilaksanakanmelaluiinterview dengan para pengrajin sehubungan

dengan biaya-biaya produksi songket, penentuan harga jual sampai dengan

penentuan laba usaha sebagai pedoman bagi pengrajin agar paham dan cermat

dalam melakukan aktivitas usahanya sebelum nantinya dilakaukan pendampingan

dan pelatihan. Mengingat keberadaan pengrajin yang rata-rata berpendidikan SD,

maka dilakukan pendampingan terlebih dahulu tentang bagaimana melakukan

perhitungan keuntungan usahanya secara sederhana dari berapa modal usaha yang

dikeluarkan sampai dengan besarnya biaya produksi sampai menentukan tingkat

keuntungan setiap produk songket yang dihasilkan. Kegiatan pengumpulan datadan

pendampingan dilaksanakan dengan secara kontinyu melalui pertemuan di tempat

pengrajin dengan penyampaian materi secara sederhana dengan bahasa yang

dipahami oleh pengrajin.

Page 22: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

17

e. Penyusunan buku profil industri tenun songket Desa Jinengdalem dengan

judul “SONGKET JINENGDALEM”.

Pada kegiatan penyusunan buku profil ini, para pengrajin sebagai informan

untuk menggali informasi sejarah, motif desain Jinengdalem, produksi dan

pemasaran songket.Upaya pencarian sejarah tentang songket di Bali dan sejarah

songket Jinengdalem dilakukan ke beberapa pusat referensi yaitu perpustakaan

daerah di Buleleng dan di Denpasar. Kegiatan proses pengumpulan materi

terkendala mencari sejarah songket Jinengdalem berikut jenis motif yang

dihasilkan pengrajin yang ternyata sebagian besar merupakan ide para pengrajin

yang tidak ada kaitannya dengan makna motif songket. Solusi yang dilakukan oleh

tim pelaksana adalah melakukan pencarian materi baik melalui tulisan maupun

hasil penelitian dari web, melakukan interaksi dan komunikasi dengan pengrajin

songket yang dapat ditemui langsung baik yang berdomisili di Denpasar dan

Klungkung dan sejarah makna songket dari pengrajin Desa Jinengdalem sendiri.

Page 23: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

18

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada

masyarakat IbM Songket Jinengdalem adalah:

1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian pada masyarakat

memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program. Hal ini terlihat dari

antusiasme pengrajin songket dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan pengabdian,

efektivitas komunikasi dan kerjasama antara pengrajin dengan tim pelaksana,

sehingga dapat berjalan dengan lancar.

2. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat mampu menghasilkan luaran-

luaran yang diharapkan oleh tim pelaksana sesuai dengan target pelaksanaan

kegiatan pengabdian IbM Songket Jinengdalem

5.2. Saran

Songket Jinengdalem yang saat ini sedang mengalami masalah dalam

produksinya semestiya mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak yaitu

pemerintah daerah dan pihak swasta sehingga keberadannya dapat disejajarkan dan

bersaing dengan songket dari daeah lain di Bali khususnya Kabupaten Klungkung dan

Karangasem yang hasil produksi songketnya lebih diminati oleh masyarakat.

Page 24: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

19

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Web :

Kementerian Koperasi dan UMKM. 2013. “Kadin & LPDB Kemenkop Bergandengan

Tangan Demi UKM”. Tersedia www.depkop.go.id diakses pada 2 Oktober

2014.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1,

Erlangga Jakarta.

Machfoedz, Mahfud. 2007. Pengantar Bisnis Modern, Andi Yogyakarta.

Mardikanto, Totok. 2010. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat Acuan Bagi

Akademisi dan Praktisi Pemberdayaan Masyarakat, Sebelas Maret University

Press Surakarta.

Peraturan Undang-Undang :

Anggaran Dasar Dewan Kerajinan Nasional

Page 25: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

20

LAMPIRAN

KEGIATAN DAN LUARAN P2M

IbM SONGKET JINEGDALEM

Page 26: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

21

LAMPIRAN KEGIATAN PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN:

Page 27: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

22

Page 28: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

23

Page 29: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

24

LAMPIRAN POLA KEMITRAAN MELALUI SENTRA INDUSTRI SONGKET

Page 30: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

25

LAMPIRAN BAHAN BAKU BENANG SUTRA DAN HASIL KERAJINAN

Page 31: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

26

LAMPIRAN WEB SONGKET JINENGDALEM

Alamat Web : www.songketjinengdalem.com

Page 32: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

27

PANDUAN

PERENCANAAN BISNIS SONGKET

OLEH

TIM PELAKSANA

IbM Songket Jinengdalem

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

Page 33: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

28

USAHA UNTUK MENCARI SEBUAH KEBAHAGIAAN

ALASAN WIRAUSAHA —

Banyak orang mencoba memasuki dunia wirausaha setelah ditolak bekerja pada

beberapa instansi atau perusahaan atau sudah bekerja pada sebuah instansi tetapi

kemudian keluar dan merintis sebuah usaha. Sektor wiraswasta menjadi alternatif

terakhir setelah gagal menjadi PNS, gagal diterima kerja. Jiwa wirausaha atau

enterpreneurship merupakan sesuatu yang langka dan tidak dimiliki semua orang.

Berwiraswasta atau berwirausaha memerlukan keberanian dan tekad yang kuat serta

halangan yang tidak mudah. Harus ada semangat dan komitmen yang kuat serta siap

bersusah payah di awal untuk menuai kebahagiaan di akhir. Kemauan dan tekad yang

kuat merupakan modal utama dalam membangun sebuah usaha.

Mengapa pekerjaan yang “berat” tersebut banyak disarankan orang untuk

dilakukan? Tentu dibalik kesusahan dan tantangan yang berat ada sesuatu yang besar

bisa dicapai. Ada banyak alasan mengapa kita harus berwiraswasta . Sektor wiraswasta

dari kalangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) terbukti menjadi bidang usaha yang

tahan terhadap deraan krisis keuangan global. Di saat perusahaan-perusahaan besar

mengencangkan ikat pinggang dan PHK massal demi efisiensi, sektor UKM dan

Wirausaha justru berkembang. Mantan Karyawan perusahaan yang terkena PHK justru

beramai-ramai membuka usaha baru.

Ada beberapa alasan mengapa menjadi wirausahawan menjadi pilihan yang perlu

dipertimbangkan:

1. Merdeka Secara Finansial

Menjadi Pegawai baik itu Pegawai Swasta atau Pegawai Negeri ada batas

maksimal gajinya. Misal pegawai negeri dengan golongan tertinggi ada aturan-

aturan gaji pokok dan beberapa tunjangan dan fasilitasnya. Meskipun seorang

pegawai dapat menghasilkan laba milyaran rupiah bagi suatu perusahaan,

kenaikan gajinya tidak akan sebanding dengan kenaikan laba perusahaan yang

diperoleh. Selain itu kenaikan gaji terkadang tidak bisa mengimbangi kenaikan

harga-harga kebutuhan hidup yang makin meningkat pesat. Selain itu meski kita

memiliki prestasi yang baik jika pendidikan kita tidak cukup tinggi maka akan

sulit untuk mendapatkan gaji yang tinggi. Seorang Wirausaha bisa menentukan

besarnya finansial yang sampai secara tak terbatas. Banyak orang bekerja pada

orang lain hanya sebagai loncatan untuk mencari modal usaha dan modal relasi.

Page 34: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

29

Meski telah mendapatkan fasilitas yang bagus di perusaaan tidak jarang seorang

dengan jiwa wiraswasta keluar dan mengembangkan usaha sendiri dengan modal

pengalaman bekerja.

2. Merdeka Waktu

Dengan mempunyai usaha sendiri, seorang wirausaha akan mempunyai

jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor , serta bebas dari pelanggaran

disiplin kantor.Jika bisnis yang dijalankan sudah berjalann dengan baik tidak

perlu setiap hari kita pergi ke kantor karena bisa didelegasikan kepada orang lain.

waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang lain atau aktifitas lain. Meski

wirausaha memerlukan disiplin yang tinggi tetapi dengan memiliki usaha sendiri

kita bisa mengatur waktu semau kita sendiri tanpa diatur oleh orang lain. Dari

segi waktu wiraswasta membuat kita merdeka dari segi waktu.

3. Mewujudkan Cita-Cita Hidup

Banyak orang yang memiliki cita-cita dan harapan hidup memberi banyak

manfaat bagi banyak orang dan hidup sejahtera dari segi finansial. Menjadi

wiraswasta akan memberi peluang orang lain mengembangkan usaha juga, paling

tidak memberi peluang orang lain mendapatkan penghidupan dari usaha yang kita

jalankan dengan menjadi karyawan.

Dalam berwirausaha yang paling perlu perlu dikembangkan adalah motif

berprestasi, kesuksesan dalam berwirausaha adalah prestasi yang ditentukan oleh

diri sendiri bukan ditentukan orang lain . Motif ini mestinya menjadi filofofi

dasar seorang enterpreneur.Hal kedua adalah semangat berkompetisi secara sehat,

bisnis adalah persaingan menjadi yang terbaik. Persaingan yang ketat

memerlukan kemauan dan tekad keras,serta kesanggupan berpacu dengan

keunggulan. Motif berafiliasi juga juga perlu perlu diperhatikan karena karena

wirausaha harus pandai pandai meningkatkan meningkatkan kemampuan

manajerial yang mampu menggerakkan orang lain dengan sebaik-baiknya yang

dilakukan dengan menjalin hubungan antar sesama yang yang baik.

Pengrajin songket yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan Bali atau ibu-ibu

rumah tangga dapat membuat usaha kerajinan songket menjadi sumber kebahagiaan.

Seluruh proses penenunan songket dilakukan di rumah, waktunya tidak terikat, masih

dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, kegiatan adat dan kegiatan lainnya.

Page 35: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

30

Usaha tenun songket yang mengutamakan keterampilan tangan dan semangat

menenun dari sebuah alat kayu yang disebut “cag-cag” telah banyak menghasilkan karya

adiluhung yang dapat dijual dengan harga yang sangat tinggi, asalkan hasil produksinya

memenuhi standar kualitas yang tinggi untuk dipasarkan ke konsumen. Tenun songket

dilakukan dengan suasana hati yang riang dimana para pengrajin sambil bekerja bias

bercengkerama, tidak menggunakan pikiran atau tenaga yang terlalu berat dan sesuai

kemampuan fisik yang mendukung.

Dengan hanya bekerja di rumah, para pengrajin dapat menghasilan pemasukan

keuangan bagi diri sendiri dan keluarga. Apabila dilakukan dengan keseriusan dan

komitmen yang baik maka kesejateraan pengrajin dapat lebih ditingkatkan.

Page 36: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

31

MEMULAI USAHA

CARA MEMULAI USAHA —

Bagaimana harus memulai usaha? Bagaimana Cara Memulai Usaha? Pertanyaan

yang seringkali menghinggapi banyak orang. Salah satu jawabannya adalah mulai

melakukan usaha bisnis.

Memulai suatu usaha boleh dibilang sesuatu yang cukup berat. Tidak banyak

orang berani memulai usaha pada akhirnya tidak pernah berusaha. Akhirnya tidak pernah

menjadi pengusaha. Berbeda dengan menjalankan suatu bisnis udaha yang sudah mapan,

relatif lebih mudah. Tetapi lebih banyak orang harus memulai suatu usaha dari nol

dibandingkan dengan menjalankan usaha yang sudah mapan.

Menjalankan usaha dengan merintis usaha dari nol menjadikan pondasi usaha

yang kuat. Kadang orang memulai usaha dari kondisi tidak tahu bagaimana memulai

usaha, tetapi tetap melakukan apa adanya saja hingga akhirnya menemukan formula

yang tepat dalam usahanya. Sering kita jumpai banyak orang yang berpendidikan formil

tinggi menjadi pegawai dari orang yang berpendidikan lebih rendah atau bahkan “tidak

berpendidikan”. Meski sebenarnya setiap orang pernah mengalami pendidikan walaupun

tidak formal.

Pengalaman hidup, proses melihat, mendengar dan merasakan kejadian-kejadian

di sekitar kita sebenarnya adalah proses pendidikan juga. Sejauh mana seseorang bisa

mengambil pelajaran dari semua itu sangat berbeda-beda. Pembelajaran berdasarkan

pada pengalaman-pengalaman ini sebenarnya bisa menjadi modal untuk memulai usaha

bisnis tertentu.

Pertanyaan yang patut kita ajukan adalah mengapa orang yang “berpendidikan

rendah” atau “tidak berpendidikan” bisalebih sukses dibandingkan dengan orang yang

pendidikannya lebih tinggi? Salah satu jawaban kunci suksesnya adakah keberanian.

Orang yang berpendidikan rendah sering lebih berani mengambil resiko dibandingkan

dengan orang lain. Dia lebih berani untuk memulai suatu usaha tanpa banyak

pertimbangan resiko dan analisa yang muluk-muluk.

Keberanian dan tekad menjadi modal pertama dalam memulai suatu usaha/bisnis.

Semakin cepat seseorang berani mengambil keputusan untuk memulai usaha semakin

cepat orang itu akan sukses. Naluri bisnis kadang malah muncul di kalangan orang-orang

yang berpendidikan tidak tinggi, meski tidak semua. Naluri untuk menjalankan suatu

bisnis didukung keberanian untuk mengambil kesempatan dan bertindak menjadi kunci

Page 37: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

32

kesuksesan seseorang. Naluri untuk menangkap peluang bisnis bukanlah sesuatu yang

sifatnya begitu saja melekat dalam diri seseorang.

Kemampuan menangkap peluang bisnis datang dari proses belajar dari memulai

usaha bisnis, menjalankan roda bisnis setahap demi setahap dan akhirnya melakukan

evaluasi terhadap usaha bisnis yang dijalankan. Tanpa keberanian untuk memulai suatu

usaha bisnis tidak akan pernah punya pengalaman dalam sebuah bisnis pada akhirnya

tidak akan memiliki kepekaan menangkap peluang bisnis. Kemampuan menangkap

peluang usaha ini biasanya akan terasah seiring dengan perjalanan memulai usaha. Usaha

lama yang sudah mapan akan membuka peluang usaha baru, sehingga pelaku akan

tergerak untuk memulai usaha baru untuk mendukung usaha lama.

Bisnis yang berkembang akan memacu untuk memulai usaha yang baru,

kuncinya adalah keberanian untuk memulai usaha. Orang yang berani mengambil

langkah memulai usaha bisnis, apabila dalam perjalanan usahanya mengalami kegagalan

tidak pernah dipikirkan terlalu jauh. Kegagalan adalah pelajaran dan cambuk untuk

meraih keberhasilan. Ketakutan akan kegagalan justru sering menghinggapi orang-orang

berpendidikan tinggi. Karena senantiasa dibayang-bayangi ketakutan akan kegagalan.

Ketakutan akan kegagalan justru menghambat diri untuk memulai usaha. Akhirnya

usaha tidak pernah dilakukan. Sebagian orang merasa nyaman dengan gaji menjadi

pegawai di sebuah instansi dengan berbagai macam fasilitas. Tetapi sebagian orang

merasa dirinya terbatas jika bekerja pada orang lain, dan lebih bisa berkembang jika

memiliki usaha sendiri.

Memulai usaha bisnis harus didasari oleh impian yang muluk-muluk tetapi

memulai dengan hal yang kecil, selanjutnya hal yang lebih besar dan pada akhirnya

mimpi bisa diraih. Jangan pernah melakukan yang besar jika hal yang kecil belum bisa

dikerjakan. Maka kata kunci pertama dalam merintis suatu usaha adalahkeberanian untuk

memulai usaha.

Jawaban dari pertanyaan bagaimana memulai usaha? Jawabannya adalah berani

melakukan usaha. Keberanian memulai usaha adalah salah satu faktor penting yang

menentukan keberhasilan usaha.

Keberanian pengrajin songket adalah tuntutan untuk mau mengembangkan diri

dan berani melakukan pemasaran produksi songket kemanapun hasil tersebut dapat

dipasarkan. Berani melakukan terobosan baru dengan mengasah kemampuan diri akan

temuan motif-motif songket yang dibutuhkan oleh pasar dan melakukan diversifikasi

produk berbahan baku songket. Berani bertanya berani mencoba dan berani untuk

Page 38: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

33

menghasilkan produk songket dan diversifikasinya yang belum ada di pasar dengan

melakukan pembelajaran terus menerus sehingga muncul ide murni dari seorang

pengrajin songket untuk menghasilkan produk tenun songket yang lebih kompetitif.

Page 39: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

34

KIAT-KIAT USAHA

Memulai bisnis bukan sesuatu yang mudah. Banyak hal harus dipertimbangkan

dan dijalankan. Selain keberanian, kiat-kiat berikut ini perlu menjadi perhatian.

1. Jangan berpikir negatif

Cobalah untuk selalu berpikir positif. Jangan penuhi pikiran dengan ketakutan

akan kegagalan atau bangkrut. Pikiran negatif takkan membawa keberhasilan.

2. Lihat sasaran ke depan

Jangan hanya melihat bisnis sebagai peluang jangka pendek. Pikirkan

kelangsungan bisnis jangka panjang. Tentukan sasaran pencapaian bisnis.

3. Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis

Bagi para pebisnis pemula terutama anak muda, mencampurkan keuangan

seringkali merupakan kesalahan yang terjadi berulang kali.Lebih baik keuangan

dipisah apalagi jika bisnis yang mau Anda rintis adalah bisnis kongsi bersama

rekan Anda. Selain memudahkan manajemen keuangan Anda, transparansi

terjaga, juga menghindarkan pertengkaran dengan rekan Anda.

4. Ikuti passion anda dan berbagi

Merintis bisnis harus mengikuti passion, tidak mengikuti arus trend. Kerahkan

tenaga dan modal pada bidang yang disukai. Untuk awal, tidak berharap profit

yang besar akan tetapi mengedepankan kualitas yang terbaik bagi pelanggan.

Berbagi ilmu dengan dengan rekan. Dengan berbagi, uang senantiasa mengikuti.

5. Fokus

Jika sudah tahu apa yang ingin dicapai, fokuslah dengan hal itu. Jangan mudah

atau cepat berubah dalam menentukan tujuan dan haluan. Ini akan mempersulit

dan mengganggu kestabilan bisnis.

6. Jadilah konsultan bisnis bagi diri sendiri

Bisnis yang baru dirintis adalah tempat dan waktu yang tepat untuk belajar dan

mencari pengalaman. Tidak perlu terburu-buru menyewa konsultan bisnis. Selain,

membutuhkan dana, berdampak pada kurang dipahaminya bisnis sendiri.Jalani

dulu jadi konsultan bisnis untuk diri sendiri. Jika bisnis sudah stabil dengan

keuangan yang memadai, sudah paham seluk beluk bisnis, dan sudah mulai sibuk

untuk menangani semuanya sendiri, baru mulailah cari konsultan untuk

membantu bisnis.

Page 40: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

35

Kebanyakan dari sebagian besar orang ketika akan membuka suatu usaha, maka

tentunya mereka berfikir terlebih dahulu, tentang usaha apa yang terus laku dari waktu

ke waktu atau usaha yang cepat laku. Padahal seharusnya laku tidak laku suatu usaha itu

tergantung keapada orang yang menjalankannya.

Banyak orang yang sukses dari berbisnis, namun banyak juga yang bangkrut di

dalam bisnis tersebut. Banyak orang yang berhasil dengan membuka bisnis yang sedang

trend, namun juga tidak sedikit yang membuka bisnis yang sedang trend tersebut namun

sepi pembeli/peminat. Banyak juga orang yang telah sukses dalam menjalankan bisnis

online, namun juga tak sedikit yang gagal dalam bisnis ini.

Oleh karena itu sebelum memulai suatu usaha yang paling penting untuk

dilakukan adalah melakukan riset atau penelitian terhadap kondisi pasar bisnis. Apa yang

menjadi trend kebutuhan masyarakat sekitar yang belum terpenuhi dengan baik atas

berbagai usaha bisnis yang sudah ada. Atau bisa juga mengembangkan usaha bisnis yang

dikembangkan oleh orang lain, asalkan punya konsep bisnis yang berbeda, konsep itu lah

yang akan membuat bisnis kita nantinya berbeda dengan orang lain.

Berikut ini adalah beberapa usaha bisnis di Indonesia yang kebanyakan laku pada

umumnya adalah :

1. Usaha elektronik dan otomotif

Telah banyak kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia pada umunya paling hobi

bergaya dengan barang-barang elektronik meski mereka sendiri sama sekali tak

mampu untuk membuatnya. Untuk itu, usaha di bidang elektronik dan otomotif

merupakan salah satu jenis usaha yang cukup laris di Indonesia. Meskipun

harganya terbilang cukup mahal, namun tak menghalangi minat para konsumen

di Indonesia untuk memilikinya. Masyarakat Indonesia memang paling suka

bergaya dengan produk elektronil dan otomotif. Tradisi inilah yang bisa dijadikan

sebagai peluang untuk membuka sebuah usaha bisnis tersebut.

2. Usaha makanan

Makan adalah kepentingan nomor satu, setiap hari manusia harus makan. Ini

adalah peluang usaha yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha. Usaha bisnis

ini memang boleh dibilang sebagai usaha bisnis nomor satu yang paling banyak

dikembangkan orang. Mengapa bisnis makanan hampir dibilang sebagai bisnis

nomor satu yang banyak dilakukan orang? faktor salah satunya karena memang

jumlah penduduk yang cukup besar, dan makanan merupakan kebutuhan primer

Page 41: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

36

manusia yang harus dipenuhi terlebih dahulu dibandingkan dengan jenis

kebutuhan lainnya.

Apa yang menjadi kunci kesuksesan mengembangkan usaha bisnis makanan?Ada

dua unsur penting yang menjadi syarat bertahannya usaha tersebut. Jika ke dua

syarat itu bisa dipertahankan, maka bisnis yang satu ini sangat tepat untuk

dikembangkan. Syarat yang pertama adalah syarat cita rasa. Soal makanan

mayoritas orang sangat butuh rasa enak. Jika makanan yang dijual rasanya enak,

maka percayalah usaha tersebut akan laris manis. Karena Rasa itu adalah harapan

alami seseorang saat menikmati suatu makanan. Jika punya cita rasa yang

berkualitas, maka jualan produk bisnis kita pasti akan dicari orang, meski dari

luar daerah yang jauh.Syarat kedua yang harus diperhatikan adalah harga. Harga

yang terjangkau dan rasa berkualitas adalah kunci sukses usaha makanan yang di

kelola. Buat yang ingin membuka usaha makanan dan belum mendapatkan resep

yang cocok dengan usaha makanan yang sedang trend saat ini, Kita bisa

mendapatkan referensi aneka resep kelas restoran dari internet atau dari buku

resep makanan.

3. Usaha fashion

Jenis usaha ini juga merupakan contoh usaha yang sangat menjanjikan di

Indonesia. Produk-produk aksesoris fashion seperti pakaian, tas, dompet, sepatu,

sendal dan sebagainya. Usaha bisnis ini cukup potensial dikembangkan di

Indonesia mengingat sandang merupakan bagian dari kebutuhan primer kedua

yang harus dipenuhi setelah pangan. Jumlah penduduk yang besar dituntut untuk

menciptakan produk usaha fashion yang sesuai dengan kelas ekonomi masing-

masing.

Sebagai jenis usaha yang masih dibutuhkan oleh masyarakat, maka seharusnya

perkembangan songket juga harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju dan

berkembang sepanjang masa. Kebutuhan masyrakat akan dunia pakaian/fashion terlebih

di Bali pakaian dapat digunakan pada saat upcara keagamaan/adat dan mode, ,maka

songket akan selalu mendapat tempat di hati pengggemar dan penggunanya. Para

pengrajin songket khususnya di Desa Jinengdalem juga akan mendapat kesempatan besar

untuk mendapatkan pagsa pasar apabila menjaga dan mengembangkan motif songket

sehingga dapat bersaing dengan songket dari daerah lain di Bali. Tahu dan memahami

pangsa pasar menjadi tuntutan bagi para pengrajin untuk dapat maju dalam persaingan

Page 42: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

37

songket di Bali. Mencari jati diri songket dengan menggali dan menetapkan ciri khas

songket Bali Utara menjadi tantangan bagi para pengrajin tanpa menutup diri dari trend

atau perkembangan songket yang sedang diminati masyarakat/konsumen.

Oleh karena itu bagi para pengrajin diperlukan komitmen dan keseriusan. Sikap

yang mudah bergaul, ulet dan jeli melihat peluang menjadi keunggulan dalam bersaing di

dunia bisnis.Para pengrajin harus menunjukkan gairah terhadap usaha yang

digeluti/dikerjakan. Selalu belajar secara terus menerus untuk mengembangkan diri.

Berani menghadapi dunia luar untuk pemasaran produk, belajar berkomunikasi dengan

orang lain khususnya dalam menghadapi konsumen dalam proses tawar menawar atau

pada saat transaksi jual beli

Pengrajin yang terkumpul dalam suatu kelompok harus memiliki ketua yang

tegas dalam pengambilan keputusan baik dalam proses produksi maupun pada saat

menentukan harga jual produk songket. Ketegasan dalam urusan keuangan khususnya

pada saat bagi hasil keuntungan juga harus dimiliki oleh seorang ketua kelompok

pengrajin. Perhatikan tujuan utama dan fokus pada langkah kecil untuk menggapai

tujuan tadi. Misalnya, bila ingin mendapatkan keuntungan 50 juta, harus dipikirkan

terlebih dahulu dulu bagaimana cara mendapatkan 10 juta, kemudian 20 juta dan

seterusnya. Akan lebih baik jika segala sesuatu diatur menjadi beberapa bagian.

Bagi para pengrajin yang merupakan perempuan desa yang berlatarbelakang

pendidikan formal yang minim harus belajar meningkatkan pengetahuan/wawasan diri

pada saat proses produksi dan pada saat memasarkan produk. Belajar menghilangkan

segala keraguan dan membuat lebih sederhana setiap masalah yang timbul pada saat

proses produksi dan pemasaran produk. Pengrajin harus percaya diri sebagai hal yang

utama dengan menyampaikan pendapat atau berkomunikasi dengan sesame pengrajin

atau dengan pihak lain.

Page 43: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

38

LOGO DAN KEMASAN PRODUK

Membuka usaha atau bisnis baru memang bukan hal yang mudah tetapi bukan

juga tergantung bakat. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti perubahan teknologi

dan persaingan pasar yang kian ketat. Ketatnya persaingan ini semakin memaksa kita

untuk melakukan inovasi dan kreatifitas dalam segala bidang dalam melancarkan strategi

bisnis dan marketing yang handal untuk memenangkan pertempuran merebut pangsa

pasar ataupun mempertahankan pangsa pasar yang sudah dengan susah payah dikuasai.

Mengenali pasar, mengenali pesaing hingga menilai potensi pasar adalah hal

wajib dan penting untuk dilakukan sebelum memilih strategi mana yang akan dipakai.

Ada banyak cara dalam memilih dan menerapkan strategi yang dianggap terbaik.

Tetapi dari semua hal yang telah disebut diatas yang paling penting dan paling

sering dilupakan banyak perusahaan adalah pentingnya logo pada kemasan produk dan

tidak sedikit pula perusahaan yang tidak memiliki logo untuk produk mereka. Seberapa

jitu dan hebatnya strategi bisnis dan pemasaran sebuah perusahaan apabila melupakan

logo pada kemasan produk atau logo produk akan sangat sulit untuk berhasil karena logo

merupakan pintu gerbang kedalam pikiran konsumen.

Logo adalah simbol pengingat produk bagi konsumen. Jadi penggunaan sebuah

logo pada produk atau kemasan produk akan membantu konsumen mengingat produk

kita lebih mudah. Pemakaian logo pada produk atau kemasan produk dapat

meningkatkan gengsi pemakai atau konsumennya. Hal ini terlihat jelas pada bidang

fashion seperi beberapa merek desainer terkemuka dengan membuat symbol atau tanda

tertentu pada produk dan kemasan produk sehingga mampu menaikan gengsi dan akan

selalu diingat oleh para pemakainya.

Semuanya ini dikarenakan oleh kebiasaan manusia yang lebih mudah untuk

mengingat sebuah gambar atau simbol dalam mengenali sesuatu yang baru. Karenanya

tidak jarang para konsumen membeli sebuah produk berdasarkan bentuk, simbol atau

gambar yang mereka ingat tertera dalam kemasan produk walaupun sebenarnya mereka

lupa akan nama produk tersebut.

Banyak dari pelaku industri skala kecil menengah (UKM) berkilah dengan

menyatakan bahwa perusahaan mereka masih kecil atau pemain baru dan karenanya

memiliki alasan untuk tidak mencantumkan logo pada kemasan produk atau pada

produknya. Perlu diketahui bahwa kesemua perusahaan besar dulunya memulai

perusahaannya berpuluh-puluh tahun yang lalu dari kecil dan telah menyadari

Page 44: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

39

pentingnya logo serta melakukan secara konsisten program pemasaran dan branding

dengan mencantumkan logo mereka pada kemasan produk.

Bagi para perusahaan yang telah menyadari pentingnya logo dalam kemasan

produk untuk tujuan memudahkan pemasaran maka perusahaan tersebut menjadi logo

mereka sebagai salah satu media promosi untuk mengenalkan brand perusahaan kepada

konsumen dan calon konsumen.

Hal-hal yang perlu dipikirkan dalam membuat logo pada kemasan produk adalah

agar produk dapat menarik dan mudah diingat oleh konsumen. Logo harus dibuat sesuai

dengan pesan produk tersebut sehingga membantu konsumen dan calon konsumen untuk

mengingat produk tersebut. Logo harus berbeda dari para pesaing. Pembuatan logo yang

unik dan berbeda dapat sangat membantu program branding dan pemasaran dalam

memenangkan pangsa pasar.

Sementara itu desain kemasan harus dapat menguraikan mulai dari mendesain

suatu kemasan sampai maksud yang terkandung didalamnya agar tercapai sasaran. Ada

tiga kategori untuk menentukan desain kemasan. Pertama, soal makna kemasan.

Kemasan sebaiknya bermakna personal, sosial, dan publik. Berdasarkan sifat komunikasi

antara pengirim ke penerima pesan atau dari produsen ke konsumen, kemasan harus

punya nilai maksudnya produk tersebut hanya ingin diketahui oleh pelakunya, tidak

ingin orang lain tahu apa isi produk dalam kemasan itu. Sedang kemasan yang bermakna

sosial, biasanya untuk penghargaan atau penghormatan atas prestasi atau hasil yang

dicapai. Sementara kemasan yang bernilai publik, biasanya untuk produk untuk

komersial, jadi pesan kemasannya harus dapat dimengerti oleh semua orang yang

membacanya. Kedua, kemasan dalam bentuk fisik. Terdiri dari kemasan primer melekat

pada produknya), kemasan sekunder (melindungi produk), kemasan tersier (fungsi

kemudahan dan praktis pembawaannya), kemudian kemasan transport dan sebagainya.

Kemasan harus mampu menyampaikan pesan lewat komunikasi informatif, seperti

halnya komunikasi antara penjual dengan pembeli. Tampilan kemasan tidak lepas dari

perkembangan jaman. Misalnya kemasan untuk individu, disesuaikan dengan jumlah

suatu keluarga yang makin sedikit. Bahkan orang-orang kota lebih menyukai kemasan

yang praktis, mudah dibuka dan disimpan.

Desain kemasan sebaiknya sudah mengarah pada pada jenis dan fungsi produk.

Kemasan juga harus mempertimbangkan kekuatan sebagai pelindung produk. Kemasan

juga harus nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini memberikan rasa nyaman jika

disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan,

Page 45: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

40

disimpan, stabil bila diletakkan. Kemasan yang mampu menampilkan citra produk dan

segmentasi pasar pemakainya. Kemasan juga berprinsip mendukung keselarasan

lingkungan. Kemasan yang baik adalah yang; mudah didaur ulang (recycle) ke produk

baru dan tidak terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat kembali ke produk (re-use) asal.

Bagi para pengrajin songket di Desa Jinengdalem harus memikirkan dan mencari

ide untuk membuat logo dan kemasan produk ini sebagai nilai tambah dari hasil akhir

sebuah produk yang akan memberikan kepuasan pembeli/konsumen. Sebagai bagian dari

kegiatan berusaha tersebut, maka terlebih masyrakat Bali yang sangat kaya dengan ide

seni, maka pengrajin songket Jinengdalem dapat membuat logo dan kemasan produk

songket memiliki ciri khas dan seni tersendiri di hati konsumen/pembeli.

Page 46: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

41

PANDUAN

PEMBUKUAN SEDERHANA PENGRAJIN SONGKET

OLEH

TIM PELAKSANA

IbM Songket Jinengdalem

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

Page 47: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

42

Pemahaman Umum Akuntansi Untuk UKM

Dalam proses pembukuan itulah diperlukan Akuntansi. Fungsi sederhana dari

akuntansi itu sendiri agar dap pertanyaan berikut:

1. Apakah bisnis kita menguntungkan atau justru malah sebaliknya?

2. Jika laporan keuangan kita bagus, kita pun akan lebih percaya diri untuk

mengajukan pendanaan kepada investor atau bank.

Banyak hal yang lebih luas lagi yang bisa kita dapatkan dari laporan keuangan,

namun dalam konteks UKM kita sederhana kan saja biar tidak terlalu rumit.Dalam

akuntansi UKM, laporan keuangan yang dibutuhkan itu terdiri dari Neraca, Laba Rugi,

dan Arus Kas.

1. Neraca, berisikan nilai Aset, kewajiban dan Modal suatu usaha dalam suatu

periode akuntansi.

2. Laba Rugi, berisikan tentang aktivitas perusahaan berupa Penjualan, Harga

Pokok Penjualan dan Biaya -biaya yang terjadi .

3. Laporan arus kas, berisi informasi mengenai kas masuk dan keluar dalam periode

akuntansi yang berjalan.

Nah, yang biasa sudah dilakukan teman-teman UKM adalah aliran keluar masuk kas atau

Cash Flow.

Basis Pencatatan Akuntansi

1. Basis Kas, pendapatan atau beban diakui setelah adanya kas keluar atau kas

masuk , yang menganut basis ini dalam laporan keuangan adalah laporan arus

kas.

2. Basis Akrual, Pendapatan dan beban diakui tanpa memperhatikan uang masuk

atau keluar, basis ini dianut oleh Neraca dan Laba rugi, contoh: Transaksi

Penjualan Kredit.

Poin poin yang harus di pegang teguh oleh para pengusaha UKM, bahkan bukan

hanya UKM tetapi Perusahaan besar juga.

Page 48: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

43

Keuangan usaha harus terpisah dari keungan pribadi

Objektivitas pencatatan transaksi harus berdasar bukti contoh: kwitansi, tagihan

dari pemasok, dan lain-lain.

Kegiatan yang dicatat diukur dengan uang.

Lalu selanjutnya kita masuk ke persamaan akuntansi, akan terlihat rumit jika kita tidak

memahami logika sederhana ini:

Aset = Kewajiban + Modal

Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan.

Kewajiban adalah dana yang berasal dari pihak ketiga

Modal adalah dana yang disetorkan oleh pemilik usaha

Siklus Akuntansi adalah:

Transaksi – Jurnal – Buku Besar – Laporan Keuangan

Setelah transaksi terjadi, segala dokumen telah disiapkan dan dikonversi menjadi Jurnal,

lalu dari kumpulan jurnal tersebut jadilah Buku Besar dan akhirnya berakhir pada

penyajian laporan keuangan.

Trik Menjurnal:

1. Pahami Posisi “Nature of account” dari suatu akun. Contoh: kas,persediaan

dalam neraca berada di sisi debet dan hutang dalam posisi kredit.

2. Identifikasikan transaksi yang ada dalam usaha kita lalu modifikasi kan kode

nomer akun sesuai dengan usahanya.

3. Setiap jurnal selalu berpasangan jumlah antara debet dan kredit, keduanya harus

balance.

Contoh PT X menjual barang dengan Nilai Rp 15.000.000 secara kredit, maka jurnalnya:

Piutang (D) 15.000.000

Penjualan (K) 15.000.000

Page 49: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

44

Piutang bertambah di debet, karena secara alaminya posisi piutang dalam neraca

ada di debet.

Penjualan bertambah di kredit, karena secara alamiahnya posisi penjualan di

Laporan Laba rugi berada di kredit.

Secara sederhana itulah akuntansi, jadi pada intinya, apa yang harus dilakukan

teman-teman UKM secara bertahap.

1. Buatlah laporan masuk keluar kas dan Bank (sepertinya rata-rata sudah

melakukannya)

2. Buat jurnal dari transaksi-transaksi kas tersebut pisahkan transaksi penjualan,

pembelian, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan transaksi lain-lain.

3. Pisahkan Jurnal menjadi dua kategori, mana yang berbasis akrual mana yang

berbasis kas.

4. Setelah jurnal siap, ikhtisarkan menjadi buku besar.

5. Lalu sudah mulai bisa disusun laporan keungannya.

Pembukuan Sederhana Untuk UKM

Pembukuan adalah kegiatan pencatatan keuangan yang terjadi di dalam bisnis

atau usaha yang sedang kita jalankan. Pembukuan ini sangat penting untuk dilakukan

sebagai evaluasi kita untuk melihat perkembangan usaha dan mengetahui keuntungan

atau kerugian yang kita dapatkan dari usaha yang kita jalankan tersebut. Pembukuan juga

dapat dikatakan sebagai kompas atau petunjuk arah bagi kita dalam menjalankan bisnis

kita.Sebagai pelaku Usaha Kecil Menengah, kita diwajibkan untuk mengetahui dan

melaksanakan pembukuan sederhana ini. Tidak diperlukan pendidikan khusus dalam hal

ini, karena pembukuan sederhana ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan bisa dengan

mudah dipelajari. Rata-rata pendidikan di Indonesia saat ini sudah mengajarkan

pembukuan sederhana sejak di bangku sekolah menengah, sehingga bagi kita, hal ini

pastilah bisa kita lakukan dan kita pelajari.

Alasan mengapa pembukuan ini penting untuk dilakukan adalah :

Mengetahui arus keluar masuk uang yang ada di dalam bisnis atau usaha yang

sedang kita jalankan.

Page 50: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

45

Mengetahui posisi modal yang terpakai dan modal yang telah kembali. Jangan

sampai, karena tidak ada pencatatan pembukuan, modal yang seharusnya kembali

malah hilang begitu saja tanpa kita ketahui di bagian mana uang modal tersebut

terpakai.

Mencegah tercampurnya, pengeluaran (keuangan) pribadi dan keuangan usaha.

Para pelaku usaha, jika ingin melakukan pengembangan usaha yang lebih baik

haruslah benar-benar memperhatikan hal ini karena pencampuran keuangan

pribadi dan keuangan bisnis akan mengakibatkan arus kas dan arus uang yang

beredar di dalam bisnis yang sedang dijalankan menjadi kacau balau.

Yang harus diingat adalah banyak sekali usaha kecil yang mengalami

kebangkrutan dan terpaksa menutup usahanya karena tidak adanya pencatatan

keuangan atau pembukuan ini.

Dengan pencatatan dan pembukuan sederhana yang kita lakukan maka kita bisa

menganalisa dan mengambil tindakan yang perlu dilakukan dari hasil analisa

keuangan yang telah kita lakukan.

Bagian-bagian Di Dalam Pembukuan Sederhana

1. Neraca

Di dalam neraca ini kita melakukan pencatatan terhadap aset bisnis yang kita

miliki seperti berapa modal yang telah kita tanamkan untuk menjalankan bisnis ini,

berapa kewajiban yang harus kita bayarkan dan berapa harta termasuk piutan yang kita

miliki. Biasanya pembuatan neraca keuangan ini dilakukan setahun sekali dan dicatatkan

setiap akhir tahun pembukuan, misalnya tanggal 31 Desember.

2. Laporan rugi laba

Di dalam laporan rugi laba, yang harus kita catat adalah berbagai informasi

tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di dalam bisnis yang kita jalankan seperti

berapa besar hasil dari penjualan yang telah kita lakukan dan seberapa besar beban dan

biaya yang harus kita lakukan. Dari hasil penjualan kotor yang dikurangi dengan beban

dan biaya yang harus dikeluarkan itulah maka kita akan mengetahui apakah bisnis yang

kita jalankan ini mendapatkan laba atau keuntungan atau malah mengalami kerugian.

Page 51: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

46

3. Laporan arus kas

Di dalam laporan arus kas, kita melakukan pencatatan sejumlah pengeluaran dan

penerimaan kas yang terjadi di dalam bisnis kita termasuk bukti sumber-sumbernya.

Contohnya adalah jika kita melakukan pembelian bahan baku maka kita harus

melakukan pencatatan berapa jumlah uang yang harus kita lakukan untuk melakukan

pembelian tersebut dan kita mencatat pula di mana kita melakukan pembelian bahan

baku itu. Bukti pengeluaran atau penerimaan kas seperti faktur, nota atau bon harus

disimpan untuk melengkapi laporan arus kas ini.

Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan

Pendapatan atau pemasukan yang diakui dan wajib di catat di dalam pembukuan

sederhana ini adalah ketika uang telah diterima, atau ketika beban dan biaya telah

benar-benar terbayarkan. Jika belum terjadi penerimaan atau pembayaran, maka

kegiatan ini tidak dicatat di dalam pembukuan.

Pencatatan yang dilakukan di dalam pembukuan sederhana ini harus dipisahkan

antara keuangan usaha dan keuangan pribadi. Hal ini bertujuan agar memudahkan

kita untuk menganalisa hasil usaha dan melihat perkembangan usaha kita secara

lebih terperinci berdasarkan data-data dan fakta yang ada. Pencampuran

keuangan membuat kita tidak bisa dengan pasti menentukan apakah usaha yang

kita jalankan ini benar-benar menghasilkan keuntungan atau sebenarnya dalam

kondisi rugi namun sering kali tertutup dengan pemasukan yang berasal dari

keuangan pribadi.

Pencatatan yang kita lakukan di dalam pembukuan sederhana haruslah

berdasarkan bukti-bukti seperti kuitansi dan tagihan dari supplier, nota pembelian

bahan baku, faktur-faktur penjualan dan bukti lainnya. Jika terjadi pengeluaran

yang tidak memiliki bukti yang konkret maka pengeluaran tersebut tidak diakui

dan tidak dicatatkan di dalam pembukuan.

Seluruh transaksi yang terjadi di dalam menjalankan usaha harus dicatat dengan

jelas. Transaksi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kondisi usaha

secara keseluruhan di mana kegiatan tersebut mengubah, baik menambah

maupun mengurangi, kewajiban usaha, modal pemilik serta aset usaha yang

dimiliki. Di dalam pencatatan transaksi ini juga disebutkan (dicatatkan) biaya-

Page 52: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

47

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan serta pendapatan yang diperoleh

dalam satu periode tertentu.

Tahapan Pencatatan Transaksi yang Harus Diketahui

1. Transaksi yang dilakukan.

2. Transaksi yang terjadi.

3. Mempersiapkan dokumen berdasarkan transaksi yang terjadi.

4. Melakukan pencatatan di jurnal keuangan

5. Memindahkan seluruh pencatatan pembukuan yang telah dilakukan di jurnal ke

buku besar.

MENGENAL USAHA KECIL DAN MENENGAH

A. Mengenal UKM

1. Berdasarkan UU Nomor 9 tahun 1995 ukm adalah sebuah usaha milik rakyat

atau warga negara indonesia yang kemungkinan besar masih menggunakan

sistem tradisional dan belum terdaftar atau tercatat didalam badan hukum,

yang memiliki omzet paling banyak Rp 83.330.000,00 per bulan atau Rp

1.000.000.000,00 per tahun, dimana belum memiliki sistem yang begitu kuat

sehingga masih membutuhkan bantuan pemerintah dari persaingan usaha

tidak sehat serta perkembangan dari UKM itu.

2. Berdasarkan Keppres Nomor 99 Tahun 1998 UKM addalah usaha rakyat

yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara umum merupakan

kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah usaha yang tidak

sehat.

3. Berdasarkan BPS, UKM adalah sebuah usaha rakyat yang dapat dilihat dari

banyaknya tenaga kerja, biasanya antara 5-9 orang atau 20-99 orang.

4. Berdasarkan Kepmenkeu Nomer 316/KMK.016/1996 UKM adalahsebuah

usaha perorangan yang berbentuk badan usaha dengan omzet paling banyak

Rp 600.000.000 pertahun atau asset/aktiva paling banyak Rp 600.000.000,

belum termasuk tanah dan bangunan usaha, yang mana UKM dapat terdiri

dari:

Page 53: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

48

a. Perusahaan perorangan, contohnya peternak sapi, ayam, bebek dsb.

b. Pedagang barang, contohnya pemiliki toko kosmetik, toko baju, toko

sembako grosir atau eceran.

c. Pelayan jasa, contohnya counter pengiriman barang, laundry kecantikan,

alat alat, dsb.

d. Penambangan, contohnya penambang emas, batu bara, pasir, batu

belerang, dsb.

e. Pengrajin, contohnya pengrajin meja kursi kayu, jati, tas, sepatu, dompet,

gazebo, dsb.

f. Industri rumahan, contohnya industri konveksi yang menghasilkan

pakaian ibadah, pakaian santai, pakaian kantoran, dsb.

Badan Usaha, yang meliputi:

1. Firma (FA)contohnya FA Yunior Sutanto, Fa Sandi Bakri, FA Rizki Santi

dsb.

2. Perseroan Terbatas (PT), contoh: PT Gemilang Abadi, PT Jaya Makmur, PT

Agung, Tbk, dsb

3. Persekutuan Komanditer (CV), contoh: CV, Wahyu Sejahtera, CV Mitra

Salma Mandiri, CV Global Planet.

4. Koperasi, contohnya: Koperasi Maju Lestari, Koperasi Boyolali Makmur,

Koperasi Madani Indonesia, dsb.

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008, UKM memiliki dua pengertian, yakni:

a. Usaha kecil, adalah sebuah usaha yang memiliki kriteria kekayaan bersih

antara Rp 50.000.000,00 – Rp 500.000.000,00, dan omzet tahunan antara Rp

300.000.000,00 – Rp 2.500.000.000,00.

b. Usaha menengah adalah adalah sebuah usaha yang memiliki kriteria kekayaan

bersih antara Rp 500.000.000,00 – Rp 10.000.000.000,00, dan omzet tahunan

antara Rp 2.500.000.000,00 – Rp 50.000.000.000,00.

B. Kriteria UKM

Kriteria UKM yaitu:

1. Manajemen bisnis sendiri

Page 54: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

49

2. Modal usaha terbatas

3. Karyawan kebanyakan dari penduduk lokal

4. Bersifat usaha keluarga

5. Posisi kunci dipegang oleh pemilik

6. Menuntut motivasi tinggi

7. Menggunakan teknologi sederhana dalam proses produksi

C. Kelebihan dan Kekurangan UKM

a. Kelebihan UKM

1. Pemiliki memiliki kebebasan dalam bertindak

2. Meningkatkan perubahan struktur ekonomi didaerah tempat berdirinya

UKM

3. Meningkatkan kemampuan produktif sumber daya manusia

b. Kekurangan UKM

1. Sistem produksi dan pemasaran relatif lemah

2. Sulit mendapatkan modal jangka panjang

3. Pemiliki tidak mampu mengelola usaha dan sumber daya manusia

c. Jenis-jenis perusahaan dalam Lingkup UKM

Terdapat tiga jenis sistem perusahaan dalam lingkup UKM yang mana terdiri

dari:

1. Perusahaan manufaktur (manufacturing) adalah perusahaan yang

melakukan pembelian atas bahan baku, kemudian melakukan pengolahan

bahan baku, tersebut menjadi barang setengah jadi, dan bahan jadi untuk

dijual dipasarkan. Contoh: perusahaan kain, perusahaan minyak goreng,

rokok, tisu, sepatu, penerbitan buku, dsb.

2. Perusahaan dagang (merchandising) adalah perusahaan yang melakukan

pembelian atas produk( barang jadi), kemudian menjualnya langsung

kepada konsumen atau pelanggan tanpa mengeluh kembali atas produk

yang dibeli tersebut. Contoh: minimarket swayalan (berskala kecil), toko

pakaian (grosir dan eceran), toko sembako (grosir eceran), toko kelontong

(grosir atau eceran).

3. Perusahaan jasa (service) adalah perusahaan yang kegiatan utamanya

menyediakan layanan jasa (bukan barang atau produk) untuk pelanggan.

Page 55: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

50

Contoh: laundry, agen naskah, jasa konsultasi hukum, jasa konsultasi

Skripsi, Tesis, Disertasi, Tailor, salon kecantikan dan lain sebagainya.

AKUNTANSI UKM SECARA UMUM

A. Bukti Bukti Transaksi

Bukti bukti transaksi suatu UKM sangat diperlukan guna untuk memperkuat

transaksi-transaksi yang telah terjadi dan untuk menghindari kemungkinan

adanya penyelewengan dana dari orang orang yang tidak bertanggung jawab

antara lain:

1. Bukti Transaksi Penjualan yang dilakukan secara tunai contohnya nota kontan

atau bukti kas masuk (BKM), seperti contoh dibawah ini :

2. Bukti transaksi pembelian yang dilakukan secara tunai, misalnya nota kontan

(bukti kas keluar/BKK). Seperti contoh dibawah ini :

3. Bukti transaksi penerimaan uang tunai, misalnya kuitansi (bukti kas

masuk/BKM) yang formnya sama persis dengan form penjualan tunai (bukti

kas masuk/BKM)

4. Bukti transaksi penjualan dan pembelian yang dilakukan secara kredit,

misalnya: faktur . berikut ini contoh faktur penjualan dan faktur pembelian.

Page 56: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

51

5. Bukti transaksi retur penjualan dan pembelian, misalnya nota debit dan nota

kredit.

B. Akun

Akun adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat untuk mencatat

transaksi-trasaksi sejenis yang terjadi, misalnya akun pemasukan, akun

pengeluaran, akun kewajiban dan sebagainya.

1. Akun Riil adalah kelompok akun yang dilaporkan dineraca yang

keberadaannya dapat mengubah saldo dineraca, akun riil terdiri dari :

a. Akun Harta (Aktiva/ Asset) adalah sumber ekonomi yang dimiliki

perusahaan, yang kedepannya diharapkan dapat memberikan keuntungan

lebih pada perusahaan. Akun harta terdiri dari:

1. Harta lancar adalah dapat diambil dalam jangka waktu satu tahun,

contoh wesel tagih, kas, piutang, persediaan beban dibayar

dimuka, perlengkapan dan surat surat berharga.

2. Harta jangka panjang adalah harta yang dapat diambil manfaat

ekonomisnya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, contoh

gedung, tanah, saham obligasi dsb.

Kepada Yth. UD........ No Faktur

Tn............. Tanggal:

No. Keterangan Jumlah

Yang Menyerahkan Yang Menerima

Page 57: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

52

3. Harta tetap adalah harta yang dapat diambil manfaat ekonomisnya

untuk kegiatan produksi atau penyediaan barang/jasa perusahaan,

misalnya properti, bangunan pabrik, alat-alat produksi,

perlengkapan kantor, kendaraan operasional, dan sebagainya.

4. Harta tidak berwujud adalah harta yang dapat diambil manfaat

ekonomisnya, namun tanpa teridentifikasi atau tanpa wujud fisik,

misalnya merek dagang.

b. Akun Kewajiban adalah kewajiban membayar kepada pihak lain yang

disebabkan oleh tindakan/transaksi sebelumnya. Berdasarkan jangka

waktu pelunasannya kewajiban diklasifikasikan kedalam tiga kelompok,

yaitu kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang dan kewajiban lain-

lain.

1. Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar/utang lancar/utang jangka pendek (current

liabilities) adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu tidak

elbih dalam waktu satu tahun atau satu siklus normal operasi

perusahaan, antara lain:

a. Utang usaha (account payable), yaitu kewajiban yang harus

dilunasi karena pembelian barang atau jasa secara kredit.

b. Utang wesel/wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis yang

membayar kepada pihak lain dalam jumlah tertentu dan pada

tanggal yang telah ditetapkan.

c. Utang beban adalah kewajiban membayar karena perusahaan telah

menerima manfaatnya. Seperti utang bunga (interest payable),

utang gaji (salaries payable), utang sewa (rent payable).

d. Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang belum

menjadi hak, tetapi sudah diterima pembayarannya. Contohnya:

sewa diterima di muka, bunga diterima di muka.

2. Kewajiban Jangka Panjang atau utang jangka panjang (long term

debt) adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari

satu tahun atau satu siklus normal operasi perusahaan. yang termasuk

kewajiban jangka panjang antara lain sebagai berikut:

a. Utang Hipotek adalah pinjaman jangka panjang dengan jaminan

aktiva tetap.

Page 58: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

53

b. Utang obligasi adalah pinjaman jangka panjang yang timbul

karena perusahaan menjual/mengeluarkan surat-surat obligasi.

Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang

obligasi meminjamkan uang kepada perusahaan yang

mengeluarkan obligasi tersebut. Pemegang obligasi akan

mendapat bunga tetap secara berkala yang disebut kupon.

c. Kredit Investasi adalah pinjaman jangka panjang yang diterima

dari bank atau lembaga keuangan lain, yang digunakan untuk

pelunasan perusahaan.

3. Kewajiban/utang lain-lain adalah meliputi semua kewajiban yang

tidak sesuai untuk diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dan

kewajiban jangka panjang. Misalnya, uang jaminan yang diterima dari

pelanggan.

c. Akun Modal

Modal adalah aeset bersih yang diperlukan sebagai pokok untuk

membangun perusahaan berserta operasionalnya dengan dikurangi

kewajiban.

2. Akun Nominal

Akun nominal adalah suatu akun yang akan dilaprkan kedalam laporan laba

rugi, termasuk Akun Nominal/sementara dan berikut penjelasannya :

1. Akun Pendapatan

Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.

Pendapatan dibedakan atas:

1. Pendapatan Usaha, adalah pendapatan yang berhubungan langsung

dengan kegiatan usaha.

2. Pendapatan di luar usaha, adalah pendapatan yang tidak

berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Misalnya :

a. pendapatan sewa, pada perusahaan dagang menyewakan sebagian

ruang yang tidak dipakai untuk kegiatan usaha, tetapi disewakan

kepada pihak lain.

b. Pendapatan bunga, pendapatan yang diterima perusahaan karena

memiliki simpanan di bank atau pihak lain.

Page 59: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

54

2. Akun Beban

Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan

kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan

atas:

1) Beban Usaha, adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan

kegiatan usaha.

a. Beban gaji

b. Beban listrik, air dan telepon

c. Beban iklan

d. Beban penyusutan

2) Beban Lain-lain, adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan

dengan

kegiatan pokok usaha. Misalnya

a. Beban bunga. Beban (biaya) yang dibayar oleh perusahaan pada saat

tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari Bank.

b. Beban macam-macam

C. Kode Akun

Kode akun adalah pemberian tanda pada akun-akun tertentu dengan memakai angka,

huruf, atau kombinasi antara keduanya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kode akun, yaitu :

a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.

b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.

c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah kode yang

sudah ada .

Berikut beberapa macam kode akun :

1. Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan nomor (0-

9).

a. Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara berurutan.

Nomor yang diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100 atau sesuai yang diinginkan.

Contoh :

Page 60: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

55

Nomor

Kode

Nama Akun

100

101

102

103

121

122

201

202

Kas

Bank

Piutang Usaha

Wesel Tagih

Tanah

Gedung

Utang Usaha

Wesel Bayar

b. Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi golongan dan

seterusnya diberi nomor kode tersendiri. Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4

angka yang masing-masing mempunya arti tersendiri, misal : suatu akun kas

diberi kode 111 (1 pertama : kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan

golongan akun Harta Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun kas

Nomor

Kode

Arti

Angka

pertama

Angka

kedua

Angka

ketiga

Angka

keempat

Kelompok Akun

Golongan Akun

Subgolongan

Akun

Jenis Akun

c. Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan, dan tiap golongan

Page 61: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

56

menjadi beberapa jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu

blok nomor kode yang berbeda. Contoh :

Kelompok Kode

Harta

Utang

Modal

Pendapatan

Beban

100 – 199

200 – 299

300 – 399

400 – 499

500 – 599

Golongan Kode

Harata Lancar

Harta Tetap

Utang Lancar

Utang Jgk. Pnjg

100 – 149

150 – 199

200 – 249

500 – 299

Jenis Kode

Kas

Piutang

Peralatan

Kendaraan

Utang usaha

100

101

150

151

201

2. Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau rubrik,

tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis akun. Setiap

rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0 sampai 9.

a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya :

Rubrik 0 : Akun Harta Lancar

Rubrik 1 : Akun Harta Tetap

Rubrik 2 : Akun Utang Lancar

Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang

Page 62: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

57

Rubrik 4 : Akun Modal

Rubrik 5 : Akun Pendapatan

Rubrik 6 : Rubrik Beban

b. Rubrik dibagi menjadi beberapa golongan, misalnya :

Rubrik 2 : Akun Utang Lancar

Golongan 20 : Utang Usaha

Golongan 21 : Utang Wesel

c. Golongan dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya :

Golongan 20 : Utang Usaha

Jenis 201 : Utang Gaji

Jenis 202 : Utang Sewa

3. Kode Mnemonik, pada cara ini pemberian kode dilakukan dengan menggunakan

huruf. Contoh :

Jenis Kode

Harta

Harta Lancar

Harta Tetap

Utang

Utang Lancar

Modal

H

HL

HT

U

UL

M

4. Kode Kombinasi Huruf dan Angka, Cara ini dilakukan dengan mengkombinasikan

huruf dan angka untuk membentuk kode yang diinginkan. Contoh :

Page 63: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

58

Jenis Kode

Harta

Harta Lancar

Kas

Piutang

Harta Tetap

Utang

Utang Lancar

Utang Dagang

Modal

H

HL

HL 01

HL 02

HT

U

UL

UL 01

M

D. Neraca Saldo Awal

Dalam neraca saldo awal dibuat berdasarkan sisa saldo suatu akun, yang mana

didalam neraca saldo awal terdapat tiga kolom yaitu kolom nomer akun,

keterangan/nama akun, dan saldo yang terdiri dari debit dan kredit.

d. Jurnal Umum

Jurnal umum dimaksudkan untuk menampung data yang telah dimasukkan kedalam

neraca saldo awal. Kriteria yang harus diperhatikan dalam menyusun jurnal umum dalam

UKM adalah :

1. Judul jurnal umum yang terdiri dari nama UKM, dan tanggal periode jurnal umum

tersebut. Judul ini harus disertakan dan tidak boleh tidak disertakan untuk

menghindari kekeliruan dalam penyusunan buku besar.

2. Persamaan dasar akuntansi: harta = utang + modal dan utang= harta – modal.

3. Pertambahan akun-akun yang ada didalam ilmu akuntansi, seperti harta, utang,

beban, modal dan pendapatan, dengan pertambahan sebagai berikut

a. Harta bertambah didebit dan berkurang dikredit

b. Utang bertambah dikredit dan berkurang didebit

c. Modal bertambah dikredit dan berkurang didebit

d. Pendapatan bertambah dikredit dan berkurang didebit

4. Didalam jurnal umum terdapat empat kolom, yakni kolom tanggal, keterangan,

debit (yang terdiri dari nomor akun, nama akun dan jumlah), dan kredit (yang

terdiri dari nomor akun, nama akun, dan jumlah).

Page 64: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

59

5. Ada juga jurnal umum yang didalamnya terdapat lima kolom, yakni kolom

tanggal, keterangan, ref, debit dan kredit.

6. Jumlah total saldo debit harus seimbang dengan jumlah total saldo kredit.

e. Jurnal Khusus

Jurnal khusus digunakan untuk mencatat transaksi yang sejenis dan sering terjadi.

Jurnal ini biasanya digunakan UKM untuk mencatat transaksi banyak dan beraneka

ragam, sehingga kurang efisien jika dilakukan pencatatan hanya dalam satu jurnal umum.

Berikut ini adalah macam macam jurnal khusus terdiri dari

1. Jurnal Pembelian itu hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara

kredit maka analisis transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet,

sedangkan utang usaha di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak

bagan jurnal pembelian beserta kolom-kolomnya sebagai berikut.

2. Jurnal Pengeluaran Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua

transaksi- transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai. Berikut

merupakan contoh bagan Jurnal Pengeluaran Kas :

Page 65: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

60

3. Jurnal Penjualan merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi

penjualan barang dagang secara kredit. Berikut merupakan contoh bagan jurnal

penjualan :

4. Jurnal Penerimaan Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat

transaksi penerimaan yang terjadi di dalm suatu perusahaan. Berikut merupakan

contoh bagan Jurnal Penerimaan Kas :

5. Jurnal Memorial Jurnal Umum merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat

semua transaksi yang tidak dapat dicatat pada jurnal khusus. Perlu diingat,

Page 66: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

61

terdapat transaksi-transaksi yang biasanya dicatat dalam Jurnal Umum.

Transaksi-transaksi tersebut adalah:

1. Retur pembelian barang dagang, yang dahulu dibeli dengan kredit

karena barang rusak;

2. Retur penjualan barang dagang, yang dahulu dijual dengan secara

kredit karena barang rusak;

3. Pengubahan utang usaha menjadi utang wesel;

4. Pengubahan piutang usaha menjadi piutang wesel;

5. Penjualan sebagian aktiva tetap yang sudah tidak layak pakai secara

kredit;

6. Pengurangan harga.

f. Buku Besar

Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang digunakan untuk

meringkas akun akun transaksi yang telah dicatat didalam jurnal umum. Dalam

menyusun buku besar untuk UKM ada harus yang diperhatikan yaitu:

1. Judul buku besar terdiri dari nama UKM dan tanggal periode buku besar

tersebut.

2. Jenis/nama akun dan nomor akun harus disertakan untuk memperjelas

rincian akun buku besar

3. Di dalam buku besar terdapat enam kolom yaitu kolom tanggal,

keterangan, ref, debit, kredit, dan saldo yang terdiri dari kolom debit dan

kredit.

Page 67: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

62

4. Nilai kolom transaksi yang akan dimasukkan kedalam kolom debit dan

kredit harus sesuai dengan jurnal umum.

5. Kolom saldo merupakan hasil hasil penjumlahan dari saldo transaksi

sebelumnya ditambah transaksi yang terjadi pada kolom debit. Atau,

dikurangi transaksi yang terjadi pada kolom kredit.

6. Memperhatikan mekanisme pencatatan pada buku besar sebagai berikut:

No Kelompok Penambahan Pengurangan

1. Perkiraan harta Debit Kredit

2. Perkiraan utang Kredit Debit

3. Perkiraan modal Kredit Debit

4. Perkiraan pendapatan Kredit Debit

5. Perkiraan biaya Debit Kredit

g. Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu merupakan perincian dari buku besar umum, bentuk dari

buku besaar pembantu sama dengan buku besar umum. Yang mana ada dua jenis yaitu

form pembantu utang dan piutang.

Page 68: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

63

h. Neraca Saldo

Neraca saldo adalah ringkasan dari saldo-saldo yang telah dicatat didalam buku

besar, yang keberadaannya digunakan untuk memastikan kebenaran dari setiap akun

transaksi yang dicatat dalam buku besar. Berikut dibawah ini adalah form neraca saldo.

i. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo yang

tercatat didalam jurnal umum dan buku besar. Jurnal penyesuaian terdiri dari:

1. Jurnal penyesuaian untuk taksiran kerugian piutang. Dimana pencatatannya

beban kerugian piutang dicatat didebit dan cadangan kerugian dicatat piutang

dikredit

2. Jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan ada dua jenis

pencatatan, yang pertama, jika menggunakan pencatatan Ikhtisar laba rugi,

maka pencatatannya adalah pada awal periode ikhtisar laba rugi dicatat

didebit, sedangkan persediaan barang dagang dicatat dikredit. Sedangkan

jika pada akhir periode adalah persediaan barang dagang dicatat didebit,

sedangkan ikhtisar laba rugi dicatat dikredit. Yang kedua menggunakan

perkiraan harga pokok penjualan, untuk unsur-unsur yang menambah

harga pokok penjualan pencatatannya adalah harga pokok penjualan

dicatat didebit, sedangkan persediaan barang dagang, pembelian, dan

beban angkut pembelian dicatat dikredit. Untuk unsur-unsur yang

mengurangi harga pokok penjualan , berikut ini pencatatannya adalah

persediaan barang dagang, retur pembelian, potongan pembelian dicatat

didebit, sedangkan harga pokok penjualan dicatat dikredit.

Page 69: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

64

3. Jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, ada dua jenis pencatatan.

Yang pertama jika dicatat sebesar harga perlengkapan yang dipakai selama

periode akuntansi bersangkutan maka beban perlengkapan dicatat didebit,

sedangkan perlengkapan dicatat dikredit. Sedangkan yang kedua

perlengkapan yang masih ada pada akhir akuntansi maka perlengkapan

dicatat didebit, sedangkan beban perlengkapan dicatat dikredit.

4. Jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka, ada dua cara yang pertama

jika dicatat sebagai harta maka beban...... dicatat didebit, sedangkan

......dibayar dimuka dicatat dikredit (dicatat sebesar beban yang dipakai

selama periode akuntansi yang bersangkutan dan nama perkiraan dilengkapi

dengan jenis beban yang dibayar). Yang kedua jika dicatat sebagai beban

maka ...... dibayar dimuka dicatat didebit, sedangkan beban....... dicatat

dikredit (dicatat sebesar beban yang dipakai selama periode akuntansi yang

bersangkutan dan nama perkiraan dilengkapi dengan jenis beban yang

dibayar).

5. Jurnal penyesuaian untuk beban penyusutan harta tetap. Maka beban

penyusutan dicatat didebit, sedangkan akumulasi penyusutan...... dicatat

dikredit. nama perkiraan pada titik titik itu dilengkapi dengan nama harta

tetap yang disesuaikan.

6. Jurnal penyesuaian untuk utang biaya. Maka pencatatannya beban dicatat

didebit, sedangkan utang dicatat dikredit.

7. Jurnal penyusuaian untuk piutang pendapatan, maka pencatatannya

piutang......... dicatat didebit, sedangkan pendapatan....... dicatat dikredit

j. Neraca lajur

Neraca lajur adalah kertas berkolom yang digunakan untuk meringkas seluruh data

transaksi keuangan UKM yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan. Berikut

langkah langkah dalam menyusun neraca lajur.

1. Memasukkan saldo kedalam kolom neraca saldo.

2. Memasukkan data jurnal penyusuaian kedalam kolom ayat jurnal

penyesuaian.

3. Memasukkan data neraca saldo dan ayat jurnal penyesuaian kedalam

kolom neraca, dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 70: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

65

a. Perkiraan yang hanya memiliki angka dalam neraca saldo atau ayat

jurnal penyesuaian, angka tersebut langsung dipindahkan kedalam

kolom neraca saldo sesuai dengan letaknya, debit atau kredit.

b. Perkiaraan yang memiliki angka dalam kolom neraca saldo dan

kolom ayat jurnal penyesuaian yang terletak pada sisi yang sama,

yang ditulis dalam kolom neraca saldo disesuaikan, adalah kedua

jumlah angka tersebut.

c. Perkiraan yang memiliki angka dalam neraca saldo dan ayat jurnal

penyesuaian yang terletak pada sisi yang berbeda, ditulis dalam

kolom neraca saldo disesuaikan dengan selisih kedua angka atau

selisih angka dalam neraca saldo dengan ayat penyesuaian dan letak

penulisannya mengikuti angka yang lebih besar.

4. Memindahkan saldo kolom neraca saldo disesuaikan kedalam kolom rugi

laba dan kolom neraca.

5. Menghitung saldo laba atau rugi pada kolom rugi laba dan neraca dengan

cara membandingkan jumlah sisi debit dengan jumlah sisi kredit.

Dibawah ini adalah contoh Neraca Lajur

k. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah bagian dari laporran keuangan yang mencatat unsur-unsur

pendapatan dan beban UKM sampai akhirnya menghasilkan suatu laba atau rugi. (Yang

intinya mencatat seluruh pendapatan/pemasukan dan pengeluaran/beban dalam kurun

waktu tertentu. Berikut ini adalah unsur- unsur dalam laporan laba rugi:

Page 71: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

66

1. Judul laporan laba rugi yang terdiri dari nama UKM dan tanggal periode

laporan laba rugi tersebut, yang mana judul harus disertakan dan tidak boleh

tidak disertakan.

2. Penghasilan yang mencakup macam-macam penghasilan usaha dan

penghasilan luar usaha.

3. Total semua penghasilan.

4. Beban yang mencakup macam-macam beban usaha dan diluar usaha

5. Jumlah semua beban.

6. Hasil akhir (laba/rugi) =total semua penghasilan-jumlah semua beban.

7. Bentuk form laporan laba rugi:

Page 72: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

67

HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL PRODUK

Harga pokok dapat dirumuskan sebagai biaya yang tidak dapat dihindarkan

terhisap dalam proses produksi yang dapat diperhitungkan sebelumnya dan yang secara

kuantitatif dapat dihitung. Harga pokok adalah biaya yang tidak dapat

dihindarkan/inhaerent/melekat pada produk,dapat diperhitungkan sebelumnya, dan

secara kuantitatif dapat dihitung dengan satuan moneter misanya rupiah. Untuk

menghitung harga pokok hendaknya diketahui dengan baik biaya dan jenis-

jenisnya.Komponen/ elemen harga pokok adalah BIaya Bahan Baku ditambah Biaya

Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik. Tidak dapat dihindarkan berarti bahwa tanpa

pengeluaran biaya proses produksi tidak dapat berjalan dan tidak akan ada hasil. Bahan

baku dan tenaga kerja langsung termasuk yang tidak dapat dihindarkan di dalam proses

produksi, akan tetapi tidak berarti semua pengeluaran biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja diperhitungkan ke dalam harga pokok.Misalnya seloyang roti memerlukan dua

setengah ons tepung gandum, dua setengah ons tepung gandum adalah biaya yang

inhaerent untuk roti dengan ukuran tertentu. Bila karena satu dan lain hal kemudian

dikeluarkan tiga ons tepung gandum maka yang setengah ons ini tidak inhaerent, oleh

karena itu tidak dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok. Tepung gandum yang

setengah ons dianggap pemborosan yang menjadi kerugian perusahaan.

Biaya yang akan diperhitungkan ke dalam harga pokok hendaknya dapat diduga

sebelumnya sebelum proses produksi. Dua setengah ons tepung gandum dalam seloyang

roti dalam contoh di atas hendaknya dapat diduga sebelumnya, atau dapat diketahui

terlerbih dahulu. Demikian pula halnya dengan perhitungan-perhitungan yang lain

hendaknya dapat diduga sebelumnya untuk dapat diperhitungkan dalam harga pokok.

Misanya setiap membuat dua puluh Loyang ada yang rusak satu, Maka satu loyang yang

rusak sudah dapat diramalkan sebelumnya. Dianggap masih dalam kewajaran, Akan

tetapi kalau yang rusak lebih dari satu maka kelebihan itu tidak lagi dianggap sebagai

biaya yang diperhitungkan ke dalam harga pokok. Yang berarti harga pokok dua puluh

loyang roti sama dengan biaya untuk membuat dua puluh satu loyang roti.

Tujuan menghitung harga pokok:

1. Untuk menentukan harga penjualan, harga pokok penjualan tidak dapat

ditentukan sebelum harga pokoknya ditentukan terlebih dahulu.

Page 73: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

68

2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan. Laba dihitung dengan cara

penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Padahal harga pokok

penjualan baru dapat ditentukan setelah harga pokok ditentukan terlebih dahulu.

3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang berupa neraca. Harta

dalam neraca yang berupa persediaan produk jadi harus dinilai, diberi harga.

Dengan pemberian harga tersebut dapat diketahui kekayaan perusahaan.

Penilaian atau pemberian harga tersebut informasinya dari harga pokok.

4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya dalam kasus akan memberi

potongan harga pada saat menjual secara besar-besaran.Dalam pengambilan

kebijakan ini jangan sampai harga yang ditentukan berada di bawah harga pokok.

5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan

membandingkan perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses produksi

dikaksanakan dengan perhitungan harga pokok setelah proses produksi

dikerjakan.

Tujuan perhitungan harga pokok tersebut di atas tidak dapat terpisah satu dengan yang

lain. Masing-masing tujuan saling terkait.

Komponen harga pokok:

Komponen harga pokok juga sering disebut elemen harga pokok, yang terdiri Biaya

bahan baku , biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Bahan baku adalah bahan yang melekat dan dapat diidentifikasi secara jelas pada

produk jadi.misalnya kain untuk baju , kedelai untuk tempe. Bahan pembantu adalah

bahan yang membatu untuk proses produksi . Tenaga kerja adalah tenaga kerja manusia,

ini ada yang langsung berhubungan dengan pengerjaan proses produksi ada yang tidak

langsung berhubungan dengan dengan pengerjaan proses produksi.Biaya overhead

pabrik merupakan biaya umum selain bahan baku dan tenaga kerja langsung. Contohnya

biaya penyusutan, biaya-biaya listrik, air, telepon, asuransi, perbaikan mesin,dan masi

banyak contoh yang lain.

Biaya Bahan baku, ada dua hal yang penting yakni penetapan kuantitas yang digunakan

dan penetapan harga bahan ynag digunakan.Penetapan jumlah dapat dilakukan secara

fisik dengan mencatat berapa yang masuk dalam proses produksi dengan

memperhatikan syrarat-syaratnya atau dengan mempergunakan standart.Untuk

produksi potongan dipergunakan dengan mencatat apa yang masuk dalam proses

produksi dengan mengingat criteria harga pokok. Sedang untuk produksi massa

Page 74: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

69

memakai cara standart atas dasar pengalaman dengan mengeluarkan yang bersifat

pemborosan dan atas dasar teknis penelitian laboratorium.

Mengenai harga dapat dipergunakan : Harga beli/ harga historis/ harga perolehan, Harga

pengganti yakni harga yang terjadi di pasar pembelian sesudah menjual produk. Harga

rata-rata sedehana, tertimbang ,bergerak. Metode masuk pertama keluar pertam, Metode

masuk terakhir keluar pertama. Hasil dari metode metode tersebut tidak sama dan akan

berpengaruh kepada perhitungan harga pokok. Setiap metode mempunyai kebaikan dan

kelemahan masing-masing.

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga

pekerja. Perhitungan upah dapat dilakukan dengan dua cara : Upah berdasarkan waktu

dan upah berdasarkan unit/ prestasi.Upah berdasarkan waktu dapat ditentukan per jam ,

per hari, per minggu, per bulan.Upah berdasarkan prestasi merupakan upah atas dasar

prestasi kerja karyawan. Makin tinggi prestasinya makin besar upahnya. Masing-masing

cara pengupahan memiliki kelebihan dan kelemahan.

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung. Penetapan besarnya biaya dapat dibebankan misalnya 80% dari biaya bahan

baku , atau 50% dari biaya tenaga kerja . Karena banyak cara membebankan biaya

overhead pabrik.

Untuk ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut: Untuk Memproduksi 6 uni produk

dibutuhkan 5 kg bahan baku @ Rp 8000,00 , Biaya tenaga kerja 6 Jam kerja @ Rp

5000,00 per jam. Biaya overhead pabrik 50% dari Biaya bahan baku.

Perhitungan:

Biaya Bahan Baku 5 x Rp 8000,00 = Rp 40.000.00

Biaya tenaga Kerja 6 x Rp 5000,00 = Rp30.000.00

Biaya Overhead Pabrik 50% x Rp 40.000 ,00 = Rp 20.000,00

Harga pokok = BBB + BTK + BOP = Rp 40.000,00 + Rp 30.000,00 + Rp 20.000,00

= Rp. 90.000,00

Harga pokok 1 unit produk = Rp 90.000.00 : 6 = Rp 15.000.00

Apabila produk tersebut dijual per unit Rp 20.000.00 maka :

Penjualan = 6x Rp 20.000.00 = Rp 120.000,00

Harga Pokok Penjualan = 6 x Rp 15.000,00 = Rp 90.000,00

Laba = Penjualan - Harga Pokok penjualan = Rp 120.000.00 – Rp 90.000,00= Rp

30.000,00

Page 75: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

70

Dari contoh tersebut diatas dapat diketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk

pedoman menetukan harga jual, dan dapat diketahui besarnya laba yakni :

( Rp 30.000,00 : Rp 120.000,00) x 100% = 25 %

Dengan keuntungan sebesar 25% tersebut maka dapat diketahui tujuan perusahaan

tercapai atau tidak . Juga efisien atau tidak. Bila mengingat besar bunga Bank untuk

waktu sekarang tidak ada 25% maka dapat disebut bahwa efisien juga tercapai.

PENENTUAN HARGA JUAL

Penentuan harga jual produk haruslah dilakukan dengan pertimbangan dan

perhitungan yang cermat, karena sangat mempengaruhi bagaimana pengelolaan

keuangan dan strategi pemasaran perusahaan. Kesalahan dalam menentukan harga jual

dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. Jika harga jual terlalu murah, maka

perusahaan akan mengalami kerugian, sedangkan jika harga jual terlalu mahal, maka

produk tersebut tidak laku di pasaran, sehingga perusahaan rugi.Oleh karena itu, harga

jual harus ditentukan secara tepat, agar menguntungkan perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual, yaitu:

1. Customers atau pelanggan. Pelanggan dapat mempengaruhi harga berdasarkan

fitur yang terdapat pada produk tersebut serta kualitasnya.

2. Competitors atau pesaing. Perusahaan harus memperhatikan apa yang dilakukan

oleh pesaingnya, termasuk harga jual produk mereka, yang bisa menjadi

substitusi produk tersebut.

3. Costs atau biaya. Semakin tinggi biaya produksi produk tersebut, maka semakin

mahal produk tersebut dijual.

Perhitungan Penentuan Harga Jual Produk

Sebelum kita menentukan harga jualnya, ada baiknya kita terlebih dahulu

menghitung berapa titik impas atau break event point (BEP)nya, yaitu titik di mana kita

tidak untung dan tidak rugi. Dengan demikian, kita tidak akan membuat harga yang

terlalu rendah.Beberapa biaya yang harus diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja,

biaya material/bahan baku, dan biaya lain-lain seperti biaya administrasi, biaya

pemasaran, dan sebagainya. Setelah itu, baru ditentukan berapa keuntungan yang ingin

kita peroleh, lalu dinaikkan harganya (mark up).

Ilustrasi perhitungan harga jual:

Page 76: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

71

Total biaya untuk memproduksi Produk A adalah Rp250.000.-, kemudian ingin

mengambil keuntungan sebesar 20%, maka besar harga jual yang ditetapkan adalah (1 +

20%) x Rp250.000,- = Rp300.000,-.

Dalam penentuan besarnya mark up, kita juga harus memperhatikan kondisi pasar

produk kita, jangan sampai harganya terlalu mahal, sehingga produk tersebut tidak laku

di pasaran. Hal lain yang harus diperhatikan adalah penentuan harga jual pada produk

yang dikerjakan secara proses maupun pesanan. Secara sederhana para pelaku usaha

dapat menerapkan cara-cara tersebut diatas untuk memudahkan menentukan harga pokok

produk dan harga jual produknya.

Page 77: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

72

BUKU PROFIL

SONGKET JINENGDALEM

OLEH

TIM PELAKSANA

IbM Songket Jinengdalem

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

Page 78: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

73

Ni Ketut Sriponi :

“mudah-mudahan semakin banyak dikenal oleh orang-orang di luar Buleleng”

Ni Ketut Suami :

“mudah-mudahan songket jinengdalem biar bisa maju ”

Songket Bali sebagai produk budaya Bali merefleksikan cara hidup sehari-hari dari

masyarakat Bali. Pandangan hidup masyarakat dapat direpresentasikanmelalui ragam

hias motif pada lembaran-lembaran songket yang mengandungmakna-makna yang

tertanam kuat dalam filsafat Hidu. Selain itu latar belakangsejarah merupakan hal yang

melekat inheren pada nilai estetika songket Bali,dimana di dalamnya ada banyak

peristiwa hidup yang membentuk sejarahkebudayaan Bali.

Page 79: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

74

BALI : PULAU KECIL YANG LEBIH DIKENAL DUNIA

Pulau Bali merupakan sebuah pulau kecil yang sangat menawan sehingga banyak

diminati wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bali sangat menonjol dengan objek

wisatanya, baik untuk wisata alam maupun wisata budaya. Bahkan tidak jarang orang

asing lebih tahu Pulau Bali daripada Indonesia atau dapat dikatakan bahwa nama Bali

lebih terkenal dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bali punya

daya tarik yang sangat kuat di mata internasional. Bahkan dalam buku “Indonesians

Portraits from an Archipelago” yang ditulis oleh Ian Charles Stewart, Bali disebutkan

sebagai “Permata” di ujung timur Pulau Jawa. Sepanjang malam terdengar musik

gamelan dan anak-anak berhias emas menarikan legong. Bali disebutkan sebagai “Green

Island”, di mana lereng bukit yang bertingkat-tingkat memenuhi langit. Di pulau ini

setiap orang adalah seniman.

Penduduk Pulau Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu menjadikannya

sebagai tempat dengan budaya yang sangat unik. Agama merupakan kekuatan yang

mendominasi dan meresap ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Bali. Hampir

semua unsur kebudayaan Bali mengintegrasikan bagian dari nilai-nilai keagamaan.

Misalnya seni tari dan drama Bali, pertunjukannya ditujukan untuk memuja Tuhan

(Dewa). Bali sangat identik dengan keberadaan pura-pura yang terdiri atas pura keluarga

dan klan, pura desa dan kerajaan, gunung dan danau, serta pura hutan dan sumber air,

sehingga dijuluki “Pulau Seribu Pura”. Pura-pura tersebut digunakan untuk upacara-

upacara tertentu dan sebagai tempat di mana manuasia dapat berhubungan dengan

sesama manusia dan dewa-dewanya. Tidak heran apabila pulau ini juga terkenal dengan

sebutan “Pulau Dewata”. Kesemuanya ini menjadikan Bali sebagai sebuah pulau yang

mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan pulau-pulau yang lain di Indonesia.

Selain keunikan budayanya, keindahan alam di pulau ini juga sangat eksotik. Pantai-

Page 80: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

75

pantai di Pulau Bali (Sanur, Kuta dan Legian) merupakan tempat wisata alam yang

sangat indah.

Adat dan Kebudayaan

Adat dan kebudayaan di Bali sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan

religius masyarakatnya. Adat dan kebudayaan tersebut memiliki akar sejarah yang sangat

panjang sehingga mencerminkan konfigurasi yang ekspresif dengan dominannya nilai

religius dari agama Hindu. Kongifurasi tersebut meliputi agama, pola kehidupan, pola

pemukiman, lembaga kemasyarakatan, dan kesenian pada masyarakat Bali.

Page 81: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

76

Pola Kehidupan

Pola kehidupan masyarakat umat Hindu di Bali sangat terikat pada segi-segi

kehidupannya yaitu diwajibkan melakukan pemujaan atau sembahyang pada pura

tertentu, diwajibkan pada satu tempat tinggal bersama dalam komunitas, dalam

kepemilikan tanah pertanian diwajibkan dalam satu subak tertentu, diwajibkan dalam

status sosial berdasarkan warna, pada ikatan kekerabatan diwajibkan menurut prinsip

patrilineal, diwajibkan menjadi anggota terhadap sekeha tertentu, dan diwajibkan dalam

satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.

Kesenian

Kesenian pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsur yang tampak

digemari oleh warga masyarakatnya, sehingga terlihat seolah-olah mendominasi seluruh

kehidupan masyarakat Bali. Atas dasar fungsinya yang demikian maka kesenian

merupakan satu fokus kebudayaan Bali. Daerah Bali sangat kaya dalam bidang kesenian,

seluruh cabang kesenian tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakatnya yang

meliputi seni rupa, seni pertunjukan dan seni suara.

Page 82: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

77

Kerajinan

Seni kerajinan berkembang dan dilakukan melalui tradisi sosial suatu masyarakat

yang berfungsi untuk menopang dan mempertahankan kolektivitas sosial. Seni kerajinan

merupakan bagian penting dalam sistem perekonomian masyarakat. Peran tersebut

menjadikan seni kerajinan itu, memiliki posisi yang unik dalam membentuk identitas

masyarakat. Hal ini dapat dilihat melalui sudut pandang perajin yang bersangkutan

sebagai penghasil karya seni tersebut, eksistensi seni kerajinan yang terdiri dari beberapa

unit usaha baik yang bersifat kelompok maupun perseorangan bergerak dalam jenis

usaha yang sama dan jenis produk yang sama pula. Dalam prosesnya dilandasi sifat

gotong-royong, tenggang rasa, solidaritas dan loyalitas dalam menjunjung tinggi

kehidupan berkelompok. Sifat-sifat ini sangat mewarnai iklim kerja para perajin yang

terdiri dari kelompok-kelompok usaha. Suatu karya seni karajinan tidak lepas dari

keterlibatan person, proses dan produk. Sebab itu jika dari proses atau aktivitas perajin

dalam bentuk kolektif, maka aktivitas kesenian ini, berfungsi sebagai pengikat solidaritas

masyarakat.

Page 83: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

78

SONGKET : SEMANGAT DENTINGAN TENUN CAG-CAG

Kain Tenun songket Bali bukan hanya buah keterampilan turun-temurun bagi

masyarakat Bali, melainkan juga bentuk identitas kultural dan artefak ritual. Di luar

lingkup tradisi masyarakat daerah tujuan wisata, kain songket Bali pun tidak sebatas

cenderamata atau sekedar oleh-oleh khas Bali semata, tetapi terus berkembang sebagai

komoditas ke dunia fashion yang berbasiskan budaya.

Masyarakat pengrajin kain tenun songket Balitersebar hampir di seluruh pelosok

Pulau Bali dari ujung barat sampai timur dan dari selatan sampai ujung utara pulau

seribu pura ini. Kain tenun songket Bali digunakan untuk beragam upacara penting

dalam siklus kehidupan masyarakat Bali, antara lain upacara potong gigi, perkawinan,

hari raya, kremasi, dan upacara keagamaan serta dalam acara adat.Pada tenun songket

Bali, kain ditenun dengan menyisipkan benang perak, emas, tembaga, atau benang warna

di atas lungsin yang mendasari. Penempatan tambahan benang ini membentuk corak

yang diinginkan dan adakalanya dipadu pula dengan teknik ikat.

Songket dihasilkan dari kelihaian gerakan tangan para perempuan Bali pada

sebuah alat yang disebut “cag-cag” atau alat tenun bukan mesin (atbm). Kebanyakan

para perempuan bali di berbagai belahan desa menggunakan “cag-cag” sebagai penghasil

karya cipta yang dituangkan dari olah rasa, selera, ketelitian dan perpaduan benang-

benang sutra, benang emas atau kolaborasi kedua jenis bahan benang tersebut. Dentingan

suara akibat benturan kayu-kayu cag-cag menjadi penyemangat perempuan pengrajin

songket untuk menghasilkan songket yang indah dan elegan sebagai ciri khas dan citra

fashion Bali.

Cag-cag adalah alat penghasil tenun songket, berupa kumpulan bongkahan kayu

yang disusun sedemikian rupa sehingga fisiknya disesuaikan dengan anatomi tubuh

pengrajin ataupun sesuai kebutuhan produksi agar dapat menghasilkan songket yang

sesuai dengan yang diharapkan sebagai produksi massa atau pesanan. Cag-cag sebagai

alat tenun yang sangat tradisional akan tetapi dapat menghasilkan karya adiluhung.

Menenun cagcag selama ini dianggap sebagai bagian dari kehidupan perempuan

Bali. Jaman dahulu perempuan akan dianggap tidak pantas lahir sebagai perempuan jika

belum bisa menenun. Oleh karena itu, sejak kanak-kanak perempuan di Jembrana diajari

dan dilatih menenun oleh ibunya. Merupakan suatu keharusan bagi setiap gadis di daerah

itu untuk menenun sebelum mereka menemukan jodohnya.

Kegiatan itu, di samping untuk mengisi waktu lowong, juga sekaligus membuat

hasil tenun yang dapat dipergunakan untuk membantu ekonomi keluarga, terutama pada

Page 84: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

79

saat musim paceklik. Tradisi itu demikian kuatnya sehingga bertahan dari generasi ke

generasi. Tradisi itu juga mengandung nilai-nilai sosial budaya sehingga menjadikannya

tetap eksis.

Gambar Alat Tenun Cag-Cag Jaman Dahulu

Page 85: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

80

Gambar Alat Tenun Cag-Cag Kini

Page 86: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

81

MOTIF SONGKET BALI

Selain memiliki keindahan alam dan budayanya yang unik dan menarik hingga

banyak menarik minat kalangan wisatawan asing, Pulau Bali juga memiliki tradisi

memakai kain tenun songket yang sangat kuat. Hal itu terjadi karena budaya memakai

kain tenun songket diantara masyarakat Bali sudah berlangsungsejak lama, yaitu sejak

masih berkuasanya dinastidinasti kerajaan di daerah tersebut. Tradisi dan budaya

memakai kain tenun songket itu kini terus diturunkan dan dilestarikan oleh

kalanganmasyarakat Bali, khususnya oleh kalangan keturunan keluarga kerajaan.

Walaupun pada awalnya kain tenun songket digunakan hanya terbatas di kalangan

anggota keluarga puri (kerajaan), namun kini hamper seluruh lapisan masyarakat Bali

juga menggunakan kain songket, terutama pada saat penyelengaraan upacara-upacara

adat keagamaan. Adanya budaya dan tradisi yang sangat kuat dalam menggunakan kain

tenun songket di kalangan masyarakat Bali inilah yang telah mengakibatkan tradisi dan

budaya pembuatan kain tenun songket di Bali dapat tetap hidup dan bertahan walaupun

teknologi pembuatan kain kini sudah jauh berkembang. Dukungan tradisi dan budaya

untuk menggunakan kain tenun songket inilah yang telah membuat kalangan perajin kain

songket di Bali untuk tetap eksis dan secara turun temurun melestarikan seni kerajinan

pembuatan kain tenun songket Bali kepada generasi berikutnya. Keaslian dan keunikan

motif maupun teknik pembuatannya yang sangat menarik dan indah tidak lekang

dimakan usia maupun jaman. Faktoritulah yang justru membuat kain songket Bali tetap

memiliki ciri khas dan daya tarik yang tidak akan dapat digantikan oleh kain hasil

produksi mesin-mesin modern.

Songket adalah merupakan hasil karya tenun tradisional di mana motif-motifnya

dibuat bervariasi seperti sebuah anyaman sehingga menghasilkan corak dan ciri khas

tersendiri. Di Indonesia pusat kerajinan tenun songket bisa ditemukan diberbagai daerah

seperti Sulawesi, Sumatera, Sumbawa, Lombok, Kalimantan dan tidak terkecuali Bali,

pengrajin songket di Bali bisa ditemukan di Desa Sidemen, Kabupaten Karangasem dan

Gelgel di Kabupaten Klungkung, mereka juga menghasilkan kain tenun endek. Bali yang

memiliki seni budaya tradisional sangat mempengaruhi hasil tenun songket ini, hasil

kerajinan terus berkembang dari jaman ke jaman.

Kebutuhan kain tenun tradisional ini sangat tinggi di dalam negeri, apalagi Bali

identik dengan berbagai kegiatan upacara agama yang menggunakan pakaian tradisional,

memakai kain songket adalah kelebihan, kemewahan dan gengsi tersendiri yang lebih

Page 87: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

82

dominan dipakai oleh kaum wanita, karena harga daripada kain songket ini melebihi nilai

rata-rata kain yang lainnya. Pada jaman kerajaan kerajaan kain songket hanya digunakan

oleh kalangan raja, namun semenjak tahun 1990-an permintaan kain ini mulai tinggi.

Hasil karya ini merupakan kekayaan intelektual Bali, yang masih dilestarikan sampai

sekarang dan menjadi salah satu komoditi eksport. Sehingga membuat pengrajin songket

di Bali terus bertambah.

Kain songket menggunakan bahan dasar benang sutera, dipadu dengan benang

berwarna emas ataupun perak, kemudian diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan

corak yang bervariasi dan sesuai yang kita inginkan. Kain songket yang dulunya

diperuntukkan untuk kamben/ sarung dan juga udeng, sekarang dalam perkembangannya

kain songket dengan motif endek digunakan untuk seragam, tas, dompet dan souvenier

lainnya.Pembuatan kain ini membutuhkan kesabaran, untuk menghasilkan karya yang

maksimal dan sempurna bisa menghabiskan waktu selama satu bulan, jadi tidak mustahil

harga songket menjadi tinggi dan cenderung mahal.

Berbagai jenis dan motif songket Bali secara umum yang telah dihasilkan dan

dikenal oleh pengrajin dan masyarakat luas seperti berikut ini:

1. Songket Bali Benang Emas

Page 88: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

83

Sesuai dengan namanya, Songket Bali benang emas hanya menggunakan benang

emas dalam designnya. Karena harga benangnya yang mahal, harga Songket Bali

benang emas biasanya sangat mahal. Terutama bila songket ini didesign dengan motif

yang sangat rapat dan padat. Semakin rapat tingkat kepadatan motifnya, tentu semakin

banyak benang emas yang dibutuhkan dan semakin rumit cara pembuatannya yang

mengakibatkan harga jenis songket Bali ini menjadi sangat tinggi.

2. Songket Bali Benang Perak

Songket Bali benang perak memiliki bahan baku benang perak. Walaupun

keberadaannya sudah diakui sejak dulu kala, saat ini songket Bali benang perak memiliki

tingkat popularitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan songket Bali benang emas. Ini

terlihat dari lebih banyaknya jenis songket Bali ini yang beredar di pasaranmenggunakan

benang perak.

Page 89: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

84

3. Songket Bali Benang Katun

Songket Bali benang katu memiliki warna warni yang sangat indah yang tidak

dimiliki oleh jenis songket Bali benang emas maupun perak. Designnya pun kelihatan

jauh lebih menawan dan lebih kreatif. Selain itu, jika digunakan juga tidak seberat dan

sekaku kain songket yang menggunakan benang emas atau perak, sehingga lebih disukai

untuk acara yang lebih santai tidak terlalu formil.

4. Songket Bali Campuran

Songket Bali jenis ini yang sedang diminati dan disukai. Songket Bali benang

campuran menggunakan kombinasi jenis benang. Benang Katun – Emas, atau benang

Katun- Perak, atau benang Emas- Perak. Kombinasi ini tentu memberikan alternative dan

dukungan bagi pengembangan motif-motif dan design baru yang dikeluarkan oleh para

designer kain songket traditional. Kombinasi tidak saja menghasilkan songket Bali

Page 90: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

85

berkualitas baik dalam harga yang lebih terjangkau, namun sekaligus juga memberikan

inovasi dan trend yang lebih disukai oleh generasi yang lebih muda.

Budaya Indonesia memang sangat luar biasa, termasuk tenun songket Bali.

Sebuah Songket Bali yang dihargai jutaan merupakan bukti bahwa budaya dan tradisi

merupakan sesuatu yang tidak murah harganya, bahkan sangat berharga. Dengan kerja

keraspara pengrajin songket Bali, sangat masuk akal jika sebenarnya banyak peminat

songket dari belahan dunia ini baik sebagai pengagum karya cipta adiluhung ini sampai

dengan inovasi dan terobosan pemakaian songket sebagai bahan fashion dengan segala

diversifikasi produk yang menyertainya.

Page 91: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

86

SONGKET JINENGDALEM : SEMANGAT NYARINGNYA BELIDE

Berita Bali Post tentang Songket Jinengdalem beberapa waktu menyebutkan:

”Kerajinan tenun songket yang cukup terkenal di Desa Jinangdalem Kecamatan

Buleleng, terancam punah. Hal ini dipicu harga bahan yang terus naik, sementara harga

songket menurun sehingga minat penenun di desa ini untuk menggeluti usaha tersebut

juga ikut turun.

Sekretaris Desa (Sekdes) Jinangdalem Kecamatan Buleleng, Ketut Sumerta, yang

ditemui di kantornya Jumat (14/12) kemarin, menuturkan, dari hasil penelusurannya di

lapangan menurunnya minat penenun berproduksi dipicu karena harga tenun songket di

pasaran memang terus menurun. Sementara harga benang untuk bahan baku semakin

melambung. Kondisi ini memaksa penenun yang modalnya pas-pasan harus berpikir dua

kali untuk meneruskan produksinya”.(balipost.co.id tanggal 15 Desember 2012)

“Keberadaan usaha tenun endek dan songket di Buleleng belakangan ini makin

mengkhawatirkan. Perajin yang sebelumnya mampu berproduksi, kini usaha tradisional

tersebut banyak yang gulung tikar karena berbagai persoalan. Atas kondisi ini, usaha

pertenunan di Buleleng kini terancam punah. Mencegah usaha tenun ini lenyap ditelan

modernisasi, Pemkab Buleleng mulai serius membangkitkan kembali usaha pertenunan

di Bali Utara. Selain menyerap produksinya, perajin kini diajarkan dalam teknik

pewarnaan, sehingga kain tenun endek dan songket yang dihasilkan kualitasnya

meningkat dan bisa bersaing dengan kain tenun endek dari daerah lain di

Bali.Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, Minggu (13/7), usaha tenun endek di

Buleleng menyebar di beberapa lokasi seperti di Desa Tejakula (Kecamatan Tejakula),

Desa Sinabun (Kecamatan Sawan), Desa Jinang Dalem (Kecamatan Buleleng), dan Desa

Kalianget (Kecamatan Seririt). Dari beberapa desa yang sebelumnya dikenal sebagai

sentra usaha kain tenun endek maupun kain tenun songket, hingga kini yang tetap

bertahan eksis dan pengelolaanya cukup baik adalah tenun di Desa Sinabun. Sementara

desa lain, situasinya mulai terancam punah dan walaupun ada, perajinnya berproduksi

ketika menerima order” (balipost.com tanggal 13 Juli 2014)

Desa Jinengdalem merupakan wilayah desa yang berjarak 10 kilometer dari

Ibukota Kabupaten Buleleng, Singaraja. Di desa ini sebetulnya merupakan sejarah

lahirnya songket khas Bali Utara sebelum. Para pengrajin perempuan songket yang

mahir lahir dari desa ini sebelum akhirnya beberapa diantara mereka akhirnya hijrah ke

desa lain untuk kemudian mengembangkan songket di tempat yang baru.

Page 92: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

87

Singaraja Jinengdalem

Selama ini songket Bali yang lebih dikenal masyarakat Bali khususnya dan

Indonesia umumnya adalah yang dihasilkan pengrajin dari Klungkung dan Karangasem.

Kerajinan songket dari 2 (dua) kabupaten tersebut memang lebih mendominasi

pemasaran songket dan memang lebih diminati masyarakat. Sebagian besar masyarakat

Buleleng pun ironisnya juga belum mengetahui bahwa di Jinengdalem merupakan desa

penghasil songket sejak dulu. Karena kemudian produktivitas pengrajin di Desa

Jinengdalem menurun dan “mati suri”, maka nama songket Jinengdalem pun bak hilang

ditelan bumi.

Hingga sampai pada tahun 2010, beberapa pengrajin songket Desa Jinegdalem

akhirnya bangkit dan mulai mulai meneruskan tradisi menenun meskipun hanya sebatas

melakukannya karena mendapat pesanan dari konsumen. Hal itupun karena kegigihan

seorang pengrajin bernama Ni Ketut Sriponi yang menjadi motor penggerak bangkitnya

Songket Jinengdalem dibantu pengrajin Ni Ketut Suami sebagai ahli motif sehingga

mulai merintis melakukan aktivitas produksi songket sampai sekarang ini. Mereka

membangkitkan semangat ibu-ibu pengrajin songket lainnya yang kesehariannya juga

sebagai ibu rumah tangga. Mereka berjuang kembali untuk mengangkat nama Songket

Jinengdalem agar kembali dan mulai dikenal masyarakat agar menjadi alternative pilihan

Page 93: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

88

pemakaian bahan baku songket untuk keperluan upacara keagamaan maupun

fashion/mode pakaian.

Ni Ketut Sriponi Ni Ketut Suami

Berkembangnya seni tenun songket di Desa Jinengdalem sangat besar

peranannya terhadap keberadaan kain tenun songket yang ada di Kabupaten Buleleng,

dan bahkan satu-satunya yang masih berkembang dengan baik sebagai seni kerajinan

tenun songket yang memiliki ciri khas sebagai karya kain tenun songket Buleleng. Tentu

saja hal ini yang menjadi perbedaan dengan hasil tenun songket yang ada di daerah lain

di Bali.

Meskipun pengrajin tenun songket mengalami pasang surut dalam memproduksi

karyanya, namun sebagai seni kerajinan yang menjadi warisan tradisi secara turun-

temurun masih tetap berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan melalui jenis-jenis

kain tenun songket dan penerapan motif hiasnya yang dihasilkan oleh pengrajin

Jinengdalem sampai saat ini sangat beragam.

Keragaman hasil tenun songket yang dihasilkan oleh perajin tidak hanya beragam

pada jenis ragam hiasnya, akan tetapi juga kain tenun songket yang dihasilkan, termasuk

juga keanekaragaman warna yang ditampilkan dari tenunan benang emas, benang perak,

dan jenis benang berwarna lainnya yang memberikan estetika tersendiri hasil tenun

songket Jinengdalem. Tidak dapat dipungkiri pada zaman sekarang ini, bahwa perajin

selalu setia memroduksi barang kerajinan karena hanya mengisi waktu luang, akan tetapi

semangat kerja selalu tumbuh berkat pesanan dari para konsumen.

Proses penenunan songket Jinegdalem dengan berbagai hasil produk utama yaitu

kamben dan saput merupakan sebuah olah pikir, rasa dan fisik para pengrajin. Akan

tetapi banyak yang tidak tahu bahwa semangat menenun dengan cag-cag adalah bukan

karena selalu dilihat dari hasil akhir dari perpaduan benang-benang yang membentuk

Page 94: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

89

songket, melainkan lengkingan suara “belide” yang akan membuat para pengrajin akan

lebih bersemangat dalam memenuhi panggilan jiwa sebagai seorang pengrajin songket.

Cag-cag yang merupakan kumpulan bongkahan kayu jati, nangka, piling atau kayu besi.

Bahan cag-cag dari jenis kayu tersebut akan membentuk satu kesatuan berfungsinya cag-

cag dalam menghasilkan songket, sehingga pengrajin merasa nyaman selama proses

penenunan berlangsung. Siapa sangka bahwa usia alat tenun cag-cag dapat melebihi usia

sang pengrajin yaitu antara 30-50 tahun, tetap dapat menghasilkan hasil karya kerajinan

songket yang luar biasa indah dan menawan. Oleh karena itu cag-cag yang masih

digunakan oleh pengrajin songket Desa Jinengdalem sebagaian besar adalah cag-cag

warisan orang tua. Alasan pengrajin mengapa tidak mau membuat alat tenun cag-cag

baru, hal itu disebabkan lengkingan kayu yang disebut “belide” yang kurang sehingga

membuat pengrajin tidak bersemangat dan akibatnya secara fisik akan cepat merasa lelah

dalam proses penenunan berlangsung.

PROSES TENUN SONGKET DAN ALAT TENUN CAG-CAG

Berbagai jenis songket khas Jinengdalem telah dihasilkan melalui proses

penenunan yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Benang sebagai bahan dasar songket dicuci dengan air kanji kemudian

dijemur sampai kering

2. Setelah kering lalu digulung dengan menggunakan “degkrek” dan “undar”

3. Kemudian dilanjutkan dengan proses “anyinin” dengan alat “panyinan”

Page 95: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

90

4. Selanjutnya proses suntik untuk dimasukkan ke sisir/serat

5. Setelah itu proses disasah/dipanjangkan yang kemudian digulung dengan

menggunakan pandalan.

Page 96: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

91

6. Tahap berikutnya adalah membuat motif dengan “guwon”

7. Usai motif dibuat maka diteruskan dengan proses penenunan melalui ruas-

ruas bamboo di sepanjang bahan dasar benang

Ketahanan pengrajin selama proses penenunan songket didukung oleh beberapa

alat yang mendukung alat tenun cag-cag sekaligus sebagai semangat bagi para pengrajin

untuk menghasilkan songket yang indah dan berkualitas baik.

1. Prorogan dari bambu berfungsi untuk tempat meletakkan belide dan

pebungbungan selama proses penenunan berlangsung.

Page 97: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

92

2. Belide (sebelah kiri) yang mengeluarkan lengkingan yang keras dan

pebungbungan

Jenis-jenis kerajinan tenun songket yang dihasilkan oleh perajin Desa

Jinengdalem adalah: kain/kemben, saput/kampuh, ada juga beberapa jenis yang lainnya

seperti selendang, dan taplak meja. Semua jenis produk ini sebagai ciri produksi perajin

Jinengdalem. Sebagai karya seni kerajinan yang tradisional alat-alat yang digunakan

untuk memroduksi masih bersifat tradisional, atau disebut juga alat tenun cagcag.

Ketekunan dan keuletan para perajin wanita dalam berkarya/menenun menjadi modal

dasar sehingga kualitas barang yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Motif Bade

Bade atau juga disebut wadah adalah sarana religius dalam upacara ngaben yang

digunakan untuk membawa sawa atau jenasah ke setra.Bentuk bangunan wadah/bade ini

Page 98: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

93

di hiasi oleh beragam ornamen Bali yang dalam dominasi ornamen patra punggel pada

bangunan wadah/bade disebutkan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :Bagian

kepala, Bagian badan, dan Bagian kaki. Hiasan patra punggel pada bangunan bade yang

dapat memberikan nilai artistik dari segi reringgitan dan kerumitan serta kesan yang

angker dan magis dalam prosesi kematian sebagai jalan yang tidak bisa kita

hindari. Secara keseluruhan disebutkan pula bahwa bangunan wadah/bade yang dihiasi

patra - patra punggel akan memberikan kesan keagungan.

Motif Patra Punggel Motif Patra Sari

Motif flora atau patra adalah motif yang paling banyak digunakan dalam kain songket

termasuk songket Bali. Motif flora mencakup motif pohon, sulur- suluran, daun, bunga,

biji-bijian dan tunas tumbuhan. Bunga secara umum bagi umat Hindu menggambarkan

kesucian hati karena itu dipakai untuk memuja Sang Hyang Widhi dan para leluhur.

Patra adalah tumbuhan yang merambat dan menjalar sebagai bagian jejepan dari rumus

perhitungan wariga dan dewasa ayu dalam kalender bali yang digunakan untuk

menentukan hari baik berdasarkan wariga dan dewasa ayu. Patra yang digunakan dalam

motif hias ukir - ukiran sebagaimana disebutkan dalam keketusan dan kekarangan, yang

berbeda halnya dengan ukiran kekarangan, pepatran ini merupakan jenis ragam hias yang

berwujud gubahan - gubahan keindahan hiasan dalam patern - patern yang juga disebut

patra. Ide dasar pepatran sebagaimana ditambahkan, banyak motif patra yang diambil

dari bentuk - bentuk keindahan flora yang diambil sedemikian rupa sehingga jalur daun,

bunga, putik dan ranting dibuat berulang - ulang. Patra Punggel yang ide dasarnya

diambil dari potongan tumbuh - tumbuhan menjalar, terutamanya ujung daun paku yang

masih muda.

Page 99: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

94

Motif Wayang

Motif wayang adalah motif yang menggunakan gambar-gambar manusia. Tokoh-tokoh

yang digambarkan dalam motif songket Bali ini adalah karakter yang berasal dari epos

Mahabarata dan Ramayana. Motif motif seperti cili, wayangdan topeng merupakan

simbol penghormatan kepada roh leluhur

Motir Sekar Gejora

Motif ini merupakan bagian dari motif patra. Bunga secara umum bagiumat Hindu

menggambarkan kesucian hati karena itu dipakai untuk memuja SangHyang Widhi dan

para leluhur.

Motif Pinggiran Merak

Songket bermotif fauna atau karang menampilkan gambar-gambar berbagi jenis hewan.

Hewan-hewan ini melambangkan sifat-sifat sakral dari dewa-dewa dalam agama Hindu

atau juga merupakan sahabat atau tunggangan para dewa. Simbol-simbol hewan yang

dianggap sakral antara lain: singa, naga, sapi, angsa, buruk merak, manuk dewata, kupu-

kupu dan sebagainya.Motif burung merak juga disakralkankarena merak adalah

kendaraan dewa Kumara atau Subramanyam.

Page 100: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

95

Motif Semanggi Gunung

Merupakan bagian dari motif tumbuh-tumbuhan (flora) yang diilhami dari adanya

tumbuhan semanggi yang diberi modifikasi dengan dibuatnya kotak-kotak membentuk

gunung di sekelilingnya diberi hiasan tumbuhan semanggi

Motif Ancak Bingin

Merupakan perpaduan motif tumbuhan dan binatang (flora dan fauna) yaitu tumbuhan

beringin (daun beringin) dan pohonnya (ancak) ditambahkan motif burung dalam

songket.

Motif Cakra Kurung

Motif cakra kurung pada dasarnya berfokus pada cakra sebagai delapan arah mata angin.

Selain itu, secara kasat mata terdapat empat garis panjang dan empat garis pendek yang

sama ukurannya. Hal ini menunjukkan adanya makna keseimbangan yang tersirat di

balik simbol tersebut. Untuk itu, motif cakra dimaknai sebagai simbol keseimbangan

antara raga dan jiwa manusia.

Page 101: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas ...lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197311092010121001_2013.pdf · Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional

96

Dan motif-motif lain yang merupakan penuangan ide pengrajin dengan didasari pada

motif tumbuhan dan binatang atau alam, seperti berikut ini:

Motif Tambalan

Motif Bulan

Motif Tirta Nadi

Motif Cakar Ayam