komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

24
iii TESIS KOMODIFIKASI KAIN TENUN SONGKET BALI DI TENGAH PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF FESYEN DI DENPASAR Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana A.A. NGR ANOM MAYUN K. TENAYA NIM: 1190261006 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Upload: lengoc

Post on 31-Dec-2016

290 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

iii

TESIS

KOMODIFIKASI KAIN TENUN SONGKET BALI

DI TENGAH PERKEMBANGAN

INDUSTRI KREATIF FESYEN DI DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya

Program Pascasarjana Universitas Udayana

A.A. NGR ANOM MAYUN K. TENAYA

NIM: 1190261006

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 2: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

iv

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 28 JANUARI 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr. Emiliana Mariyah, M.S Dr. A.A.I.N.Marhaeni, SE.,MS

NIP.194305211983032001 NIP. 19621231198601

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Direktur Program Pascasarjana

Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana

Universitas Udayana

Dr. I.Gst.Kt.Gde Arsana, M.Si Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi,Sp.S (K)

NIP. 195208151981031004 NIP. 195902151985102001

Page 3: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

v

Lembar Penetapan Panitia Penguji

TESIS TELAH DIUJI

PADA TANGGAL 28 JANUARI 2014

Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana No. 0127/UN.14.4/HK/2014

tanggal 24 Januari 2014

Ketua :

Ketua : Prof.Dr. Emiliana Mariyah, M.S

Anggota :

1. Dr. A.A.I.N.Marhaeni, SE.,MS

2. Prof.Dr.A.A.Bagus Wirawan, S.U

3. Dr. I Nyoman Dhana, M.A

4. Dr.Ni Luh Nyoman Kebayantini, M.Si

Page 4: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : A.A. NGR. ANOM MAYUN K. TENAYA

NIM : 1190261006

PROGRAM STUDI : S2 Kajian Budaya

JUDUL TESIS : Komodifikasi Kain Tenun Songket Bali di tengah

Perkembangan Industri Kreatif Fesyen di Denpasar.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka

saya bersedia menerima sanksi peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 5 Februari 2014

( A.A.Ngr. Anom Mayun Konta )

Page 5: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

OM SUASTYASTU

Dengan rasa syukur peneliti akhirnya menyelesaikan tesis yang berjudul

”Komodifikasi Kain Tenun di Tengah Perkembangan Industri Kreatif Fesyen di

Denpasar”. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah berkenan mendukung dan membantu selama proses penelitian

dan penulisan tesis ini, baik dalam bentuk bimbingan, partisipasi, dukungan moral

dan material. Secara khusus ucapan terimakasih ditujukan kepada:

1. Rektor Universitas Udayana dan Direktur Program Pascasarjana atas

kesempatan belajar di Program Pascasarjana di Universitas Udayana.

2. Ketua Program Studi Magister Kajian Budaya Program Pascasarjana

Universitas Udayana atas bimbingan selama peneliti mengikuti perkuliahan

di Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, di Universitas Udayana

3. Prof.Dr. Emiliana Mariyah, M.S sebagai Pembimbing I dan Dr.

A.A.I.N.Marhaeni, SE.,MS sebagai Pembimbing II, atas saran dan masukan

serta dengan sabar memberikan bimbingan kepada peneliti.

4. Dosen penguji atas sumbang saran, koreksi, masukan dan kritik yang

konstruktif.

5. Prof.Dr.Wayan Rai S, MA, Rektor ISI Denpasar yang telah memberikan ijin

dan penugasan untuk mengikuti studi di Program Studi Magister (S2) Kajian

Budaya Universitas Udayana.

Page 6: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

viii

6. Dosen pengampu yang telah membimbing peneliti bersama teman-teman

angkatan 2011 dengan berbagai teoritis yang memperluas khazanah ilmu

pengetahuan peneliti.

7. Staf sekretariat Program Studi Magister Kajian Budaya Program

Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dan

kemudahan dalam proses administrasi selama perkuliahan dan berjalanya

penulisan.

8. Terimakasih juga kepada rekan-rekan di Citra Tenun Indonesia (CTI), dan

Mobas Bali yang memberikan informasi dan merelakan waktunya untuk

melakukan wawancara.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Denpasar, Desember 2013

Peneliti

Page 7: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

ix

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah gejala komoditisasi terhadap

artefak budaya Bali, salah satunya adalah kain tenun tradisional songket Bali.

Dahulu, hak produksi dan konsumsi songket Bali secara terbatas dimiliki oleh

keluarga bangsawan dan para pendeta Hindu Bali. Sebagai artefak budaya yang

eksklusif, songket Bali ditenun secara khusus dengan menggunakan bahan-bahan

berkualitas seperti benang emas, benang perak dan sutra. Namun seiring

meningkatnya sektor pariwisata dan industri kreatif di Bali, songket Bali menjadi

objek komodifikasi. Unsur estetika songket Bali yang dilatarbelakangi oleh budaya Bali

yang adiluhung mengalami pedangkalan makna, daur ulang, parodi, kekacauan tanda dan

seterusnya. Proses ini menjadikan songket Bali sebagai komoditi dan proses

demokrasi menjadikanya milik semua lapisan masyarakat.

Penelitian memfokuskan pada pembahasan mengenai (1) bentuk

komodifikasi kain tenun songket Bali (2) faktor-faktor yang menyebabkan

komodifikasi kain tenun songket Bali dan (3) dampak dan makna komodifikasi

kain tenun songket Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

kualitatif, dengan alat analisis teori-teori kritis yaitu 1) Teori Komodifikasi, 2)

Teori Perubahan Sosial dan Budaya, 3) Teori Simeotika dan 4) Teori Estetika Post

Modern. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara

terhadap informan. Data sekunder didapatkan melalui studi referensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi songket Bali terjadi

sejak proses produksi sampai konsumsi. Bentuk-bentuk persuasi dan eksplotasi

hasrat terlihat jelas pada proses distribusi. Komodifikasi songket Bali terjadi

karena faktor perubahan struktur sosial masyarakat, peningkatan kesejahteraan,

pendidikan, pengaruh media dan globalisasi, serta berkembangnya pariwisata dan

industri kreatif fesyen di Bali. Dampak komodifikasi songket Bali secara sosial

budaya adalah memperkuat kecenderungan “masyarakat komoditi” dan erosi

budaya, serta secara ekonomi adalah peluang bagi peningkatan pendapatan

masyarakat melalui multiplier effect yang diciptakan oleh industri kreatif fesyen.

Komodifikasi songket Bali juga mengandung makna-makna lain seperti makna

sakral ke profan, egalitarian, kesejahteraan, kreativitas, pelestarian, identitas, dan

estetika.

Kata Kunci : Komodifikasi, Songket Bali, Industri Kreatif, Fesyen, Multiplier

Effect

Page 8: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

x

ABSTRACT

This thesis is based on commoditization phenomenon over Bali’s cultural

artifacts, one of which is a traditional woven clothe, namely songket Bali.

Formerly, the right of production and consumption of songket Bali was limited

owned by the royal family and the Balinese Hindu priests. As an exclusive

cultural artifact, it was specially woven by using fine materials such as gold, silver

and silk threads. Given tourism expansive growth and creative industry in Bali,

songket Bali subsequently encountered commodification. The esthetic elements of songket Bali supported by Bali’s high culture suffered meaning trivialization, recycling,

parody, chaotic, and so on.This process made songket Bali as a commodity, whereas democratization as times zeitgeist having transformed it into public asset.

The focus of this study was to discuss (1) the structures of commodification

songket Bali? (2) the factors why the commodification of songket Bali occurred,

and (3) the impact and the meaning of commodification songket Bali. This study

used qualitative interpretative methods, in which it was applying critical theories,

namely: 1) Commodification Theory, 2) Social Change Theory, 3) Semiotic

Theory and 4) Post Modern Aesthetic Theory. Primary data obtained through

field observations and in-depth interview, as for secondary data derived from

references study.

The results showed that the commodification of songket Bali occurred since

the beginning of production process until its consumption. The persuasive and

libido economic took place during the distribution process. Commodification of

songket Bali occurred in Bali implicated by several factors such as social

structure, economic leverage, education, the influence of media and globalization,

and the development of tourism and creative fashion industry in Bali. Socio-

culturally, commodification of songket Bali strengthen the tendency of

“commodity society” created in the Bali social structure . While economically, it

was an opportunity to increase income for communities through the multiplier

effect created by the creative fashion industry. Commodification of songket Bali

expanded the meaning included sacred to profane, egalitarian, wellfare, creativity,

sustainability, identity, and aesthetics meaning.

Keywords: Commodification, Songket Bali, Creative Industries, Fashion,

Multiplier Effect

Page 9: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xi

RINGKASAN

Komodifikasi songket Bali merupakan proses yang berkaitan dengan

masuknya modernisasi melalui sektor pariwisata di Bali (Picard, 2006 dan

Griya,1996). Pengaruh unsur asing yang datang ke Bali seiring mengglobalnya

dunia (Wolf,1994 dan Giddens, 1990). Bali kemudian mengalami perubahan

menjadi lebih modern dimana struktur masyarakatnya yang dahulu agraris

menjadi industrialis (Vickers, 1989 dan Howe, 2005). Menurut Appadurai (2001)

globalisasi membawa perubahan-perubahan melalui ideologi, modernisasi melalui

teknologi dan media, serta kapitalisasi dalam berbagai sektor kehidupan. Wujud

dari kapitalisasi sektor kehidupan di Bali adalah berupa upaya menjadikan artefak

budaya Bali sebagai komoditi. Budaya Bali termasuk songket Bali sebagai sebuah

kapital menurut Hobart (dalam Johnson, 2002) menjadi basis yang mendorong

kreativitas orang Bali untuk memproduksi karya-karya seni yang dinikmati oleh

konsumen. Ini karena songket Bali memiliki keistimewaan dalam berbagai hal

antara lain terlihat pada motif ragam hiasnya yang merupakan refleksi budaya

Bali yang kaya akan makna dan inheren dengan filsafat Hindu, teknik pembuatan

yang khas, pewarnaan yang istimewa seperti; warna kuning, marun, dan ungu

memberi pencirian yang khusus bagi songket Bali.

Realitas perkembangan industri songket dan proses komodifikasi songket

Bali di Denpasar sendiri tidak terlepas dari fakta adanya perkembangan industri

kreatif fesyen dan peningkatan jumlah kelas menengah Bali yang berkorelasi

positif dengan kenaikan konsumsi masyarakat. Kecenderungannya terlihat dengan

semaraknya sektor fesyen dan menjamurnya butik atau rumah busana serta

kemunculan perancang-perancang Bali yang tertarik dengan kain tradisional.

Frekuensi pagelaran-pagelaran adibusana di Denpasar pun juga cukup

menunjukkan peningkatan, misalnya terselenggaranya pagelaran Bali Fashion

Week atau BFW dan agenda kegiatan APPMI Bali tiap tahunnya.

Menggejalanya industri kreatif fesyen di Bali menyebabkan kain-kain tenun

tradisional seperti songket Bali menjadi objek kreativitas yang terus digali oleh

para desainer. Songket Bali oleh kreativitas desainer dan daya tarik pasar

Page 10: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xii

mengalami perubahan atau komodifikasi dalam bentuk, fungsi dan makna. Untuk

mengungkap proses komodifikasi tersebut, maka disusun rumusan permasalahan

penelitian yakni 1) Bagaimanakah bentuk komodifikasi kain tenun songket Bali?

2) Mengapa terjadi komodifikasi kain tenun songket Bali? dan 3) Apakah dampak

dan makna komodifikasi kain tenun songket Bali? Untuk menganalisis

permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa teori kritis anatara

lain 1) Teori Komodifikasi, 2) Teori Perubahan Sosial, 3 Teori Estetika

Postmodern dan 4) Teori Simeotika. Data penelitian ini diperoleh melalui

wawancara mendalam dengan narasumber yang memliki latar belakang

pengetahuan dan kemampuan kompetensi tentang kain tenun songket Bali seperti

pengrajin songket Bali, desainer, pemerhati busana, aktivis Citra Tenun Indonesia

(CTI) dan beberapa informan sambil lalu. Selain itu data diperkaya dengan

informasi dari berbagai sumber kepustakaan.

Hasil temuan di lapangan yang melalui observasi terhadap proses

komodifikasi secara keseluruhan dari mulai hilir (proses produksi) berlanjut pada

proses distribusi dan sampai ke hulu dimana songket Bali dikonsumsi oleh

masyarakat, menunjukkan adanya perubahan seperti yang dikemukakan oleh

Fairclough (1995: 207). Kain–kain tenun yang dahulu diproduksi dalam bentuk

helaian digunakan sebagai wastra laki-laki dan perempuan yang membalut tubuh,

tetapi saat ini digunakan sebagai bahan atau material bagi industri kreatif fesyen

untuk busana-busana yang berkesan modern dan mutahir serta sekaligus sebagai

pelengkap busana atau asesoris. Songket tidak lagi diproduksi sebagai sebuah

kegiatan yang khidmat, sebagai perwujudan pengabdian kepada Sang Hyang

Widhi, tetapi menjadi sebuah kegiatan ekonomi-produksi semata. Teknik–teknik

menyongket lebih berfokus pada efisiensi dengan tujuan produksi dengan biaya

yang semurah mungkin. Penggunaan bahan berkualitas kedua dan sisir yang

jarang bertujuan menekan biaya produksi.

Trend busana dan permintaan pasar menjadi faktor determinan dalam

perubahan warna, desain dan motif songket. Motif-motif sakral mengalami

fragmentasi dan simplifikasi sesuai dengan tujuan produksi busana. Unsur estetika

songket Bali yang dilatarbelakangi oleh budaya Bali yang adiluhung mengalami

Page 11: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xiii

pedangkalan makna, daur ulang, parodi, kekacauan tanda dan seterusnya yang

merupakan unsur-unsur estetika postmodern. Dalam proses distribusi,

komodifikasi terjadi pada proses pemasaran, dimana tataniaga tradisonal yang

sederhana berkembang menjadi modern dan lebih kompleks. Proses distribusi

modern ini ditandai dengan intesifikasi pemasaran yang bersifat persuasif,

memanjakan pembeli dan menghasut hasrat untuk membeli lebih banyak.

Penggunaan etalase, mannequin, kenyamanan toko, butik dan panggung fesyen

merupakan strategi yang mengacu pada upaya peningkatan volume penjualan. Di

Bali sendiri, keberadaan aktivitas fashion show mulai ramai sejak tahun 2000.

Salah satu pagelaran fashion show yang memiliki gaung luas adalah Bali Fashion

Week. Dalam penyelenggaraan fesyen seperti BFW, desainer memacu pembelian

melalui komodifikasi hasrat; melalui eksplorasi dan visualisasi tubuh pria dan

wanita (model atau peraga busana) untuk manipulasi indera-indera yang

menggugah alam bawah sadar.

Dalam proses konsumsi, terlihat kecenderungan pergeseran motif konsumsi

instrumental yang berdasar pada kebutuhan (need) menjadi keinginan (want)

dimana kebutuhan simbolik atau prestige lebih diutamakan dari fungsi songket

Bali. Status songket Bali sebagai kain atau wastra triwangsa mengangkat citra

pemakainya, demikian pula setelah produk songket ini mendapat polesan para

desainer yang bersifat eksklusif. Akibatnya songket Bali menjadi objek

komodifikasi bagi pengguna yang ingin mendapatkan karya-karya desainer yang

terbatas sebagai pelambang status mereka.

Fenomena komodifikasi artefak budaya termasuk komodifikasi songket Bali

tidak serta merta terjadi. Proses ini diawali oleh perubahan struktur sosial

masyarakat Bali yang kian industrialis (jasa). Struktur masyarakat agraris Bali

mewariskan kearifan lokal berupa keahlian menenun kepada masyarakat. Nilai-

nilai baru masuk dan berkembang ketika terjadi transformasi masyarakt Bali yang

tradisional agraris menjadi non agraris. Ide-ide baru yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat Bali modern relevan dengan prinsip-prinsip

ekonomi (Weber, 1996). Ini yang mendorong masyarakat Bali menjadi kian

bussines oriented dalam membina hubungan sosial kemasyarakatan. Bali yang

Page 12: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xiv

kian terkenal sebagai tujuan pariwisata menarik investor dari berbagai penjuru

dunia. Hal ini diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Bali dengan

jumlah kelas menengah yang kian bertumbuh dari waktu ke waktu. Meningkatnya

income masyarakat Bali memacu tingkat konsumsi, secara khusus ini terjadi pada

barang-barang yang bersifat simbolik yang dianggap dapat meningkatkan status

bagi pemakainya seperti produk-produk fesyen.

Tingkat pendidikan merupakan syarat mutlak terhadap proses modernisasi

di Bali. Angka melek hurup telah mencapai di atas 90 persen dari seluruh

masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang lebih berpendidikan relatif lebih terbuka

dan peka terhadap hal-hal yang baru. Menurut Huntington dan Rostow (1995)

pendidikan adalah sebuah medium homogenisasi budaya dan penyebaran budaya

konsumerisme. Selain itu peranan media sebagai agen globalisasi menyediakan

dan mendistribusikan informasi yang mengedukasi masyarakat tentang realitas

dunia. Masyarakat Bali menjadi kian terbuka dengan perubahan dan ide-ide baru,

terutama faham-faham kapitalistik yang sudah mencengkram dunia. Dari

perspektif ini komodofikasi artefak seni budaya Bali mendapatkan pintu masuk.

Salah satu yang menyebabkan cepatnya trasformasi struktur sosial

masyarakat Bali adalah mencuatnya sektor pariwisata yang menjadi penggerak

utama ekonomi Bali. Pariwisata tidak saja membawa orang-orang dari seluruh

dunia, bahkan juga ideologi dan faham-faham dunia. Melalui pariwisata

komersialisasi seni budaya Bali pertama kali terjadi. Komodifikasi menjadi cara

lihai menarik perhatian tamu (Ardika: 2007). Industri kreatif pun tumbuh subur

mengkomodifikasi artefak budaya Bali sebagai barang dagangan. Salah satu yang

ikut menggeliat adalah industri kreatif fesyen. Industri kreatif fesyen Bali

merespon dengan baik perhatian dan ketertarikan khalayak luas terhadap kain

tenun tradisional Bali. Sebagai sebuah artefak budaya, songket Bali juga menjadi

objek komoditi oleh ekonomi pariwisata untuk dieksplorasi (Ramsayer, 1997).

Bisnis pariwisata yang baik merupakan lahan subur bagi tumbuhnya industri

kreatif fesyen. Komodifikasi songket Bali pun dapat ditemukan melalui ajang

fashion show seperti BFW. Bagi para disainer, BFW I tahun 2000 adalah

momentum pertama melakukan modifikasi songket Bali.

Page 13: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xv

Komodifikasi songket Bali memberi dampak secara sosial dan ekonomi.

Salah satunya adalah adanya sebuah realitas baru yang terbentuk dalam

masyarakat yaitu kecenderungan “masyarakat komoditi” dimana citra atau

penampilan dan gaya hidup (life styles) menjadi fokus perhatian masyarakat.

Dalam realitas baru ini ditunjukkan bagaimana berbusana menjadi signifikansi

atau pembeda dalam masyarakat. Kemampuan mengkonsumsi produk fesyen dari

bahan songket ini dianggap sebuah “kelas” baru dalam stratifikasi sosial. Busana-

busana songket Bali dalam sentuhan fesyen adalah penanda bagi status kalangan

the have. Selain itu terjadi erosi budaya yakni melunturnya simpul-simpul budaya

akibat komodifikasi artefak budaya termasuk songket Bali. Secara ekonomi

komodifikasi membawa dampak multiplier efek bagi industri disekitar kain tenun

dan fesyen.

Kompleksitas relasi dan interaksi di dalam masyarakat Bali yang kian

modern memunculkan perubahan dan perluasan makna terhadap komodifikasi

songket Bali. Makna ekonomi tidak lagi mendominasi, komodifikasi songket Bali

kini dimaknai sebagai perubahan makna sakral ke profan, makna egalitarian atau

peluruhan stratifikasi sosial dalam hak produksi dan konsumsi songket Bali.

makna kesejahteraan, makna kreativitas, makna pelestarian, makna identitas dan

makna estetika.

Page 14: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............... iv

UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................. x

RINGKASAN ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xxi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xxii

GLOSARIUM ............................................................................................... xxiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxvi

BAB I.PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 11

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 12

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................... 12

1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 12

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 12

1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................... 13

Page 15: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xvii

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITITIAN ............................................................. 14

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................ 14

2.2 Konsep Yang Digunakan ............................................................... 19

2.2.1 Komodifikasi Kain Tenun Songket Bali .............................. 19

2.2.2 Industri Kreatif Fesyen ......................................................... 21

2.2.3 Globalisasi ............................................................................ 24

2.3 Landasan Teori ................................................................................ 26

2.3.1 Teori Komodifikasi .............................................................. 26

2.3.2 Teori Perubahan Sosial dan Budaya .................................... 28

2.3.3 Teori Estetika Post Modern .................................................. 30

2.3.4 Teori Semiotika .................................................................... 32

2.4 Model Penelitian ............................................................................. 35

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 37

3.1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 37

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 38

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 39

3.3.1 Jenis data ............................................................................... 39

3.3.2 Sumber data ........................................................................... 40

3.4 Penentuan Informan ........................................................................ 41

3.5 Instrumen Penelitian ....................................................................... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 42

3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 44

3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian .................................................. 45

Page 16: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xviii

BAB IV. GAMBARAN UMUM PENGGUNAAN SONGKET

BALI ............................................................................................ 46

4.1 Sejarah dan Perkembangan Kain Tenun Songket Bali .................... 46

4.2. Ritual dan Penggunaan Songket Dalam Budaya Tradisional

Bali ................................................................................................... 53

4.3 Motif Ragam Hias Songket Bali ...................................................... 60

4.3.1 Kekayaan Makna Motif Ragam Hias Songket Bali ................. 60

4.3.2 Jenis-jenis Motif Kain Songket Bali ........................................ 61

4.4 Industri Songket Bali Dewasa Ini .................................................... 69

4.5 Songket Bali dan Fesyen dalam Sudut Pandang Estetika Klasik ..... 73

BAB V. BENTUK KOMODIFIKASI KAIN TENUN SONGKET

BALI .............................................................................................. 76

5.1 Komodifikasi Produksi ................................................................... 76

5.1.1 Komodifikasi Motif dan Warna ............................................. 81

5.1.2 Komodifikasi Desain .............................................................. 85

5.1.3 Komodifikasi Pakem .............................................................. 96

5.2 Komodifikasi Distribusi .................................................................. 102

5.2.1 Tataniaga Songket Bali secara Tradisional dan Pemasaran

Modern ................................................................................... 103

5.2.2 Komodifikasi Hasrat dalam Pagelaran Fashion Show .......... 109

5.3 Komodifikasi Konsumsi.................................................................. 116

BAB VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KOMODIFIKASI KAIN

TENUN SONGKET BALI .......................................................... 121

6.1 Perubahan Struktur Sosial Masyarakat ............................................. 121

6.1.1. Struktur Masyarakat Agraris ke Masyarakat Non Agraris ...... 122

Page 17: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xix

6.1.2. Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat ................................... 132

6.2. Tingkat Pendidikan ......................................................................... 136

6.3. Media dan Globalisasi ..................................................................... 139

6.4 Pariwisata dan Industri Kreatif........................................................ 144

6.4.1 Perkembangan Pariwisata dan Industri Kreatif ...................... 147

6.4.2 Industri Kreatif Fesyen Bali ................................................... 150

BABVII. DAMPAK DAN MAKNA KOMODIFIKASI KAIN TENUN

SONGKET BALI ........................................................................... 156

7.1. Dampak Sosial Budaya ................................................................... 156

7.1.1 Menuju “Masyararat Komoditas”…………………………... 157

7.1.2 Erosi Budaya……………………………………………….. 161

7.2. Dampak Sosial Ekonomi ................................................................. 163

7.3. Makna Komodifikasi Kain Tenun Songket Bali ............................. 165

7.3.1 Makna Sakral ke Profan ........................................................ 166

7.3.2 Makna Egalitarian ................................................................. 168

7.3.3 Makna Kesejahteraan ............................................................ 171

7.3.4 Makna Kreativitas ................................................................. 172

7.3.5 Makna Pelestarian ................................................................. 176

7.3.6 Makna Identitas ..................................................................... 178

7.3.7 Makna Estetika ...................................................................... 182

7.4 Refleksi…………………………………………………………… ....... 184

Page 18: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xx

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 186

8.1 Simpulan .......................................................................................... 186

8.2 Saran ................................................................................................. 189

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 191

LAMPIRAN .................................................................................................. 201

Page 19: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xxi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keterlibatan Berbagai Industri Pendukung Dalam Bali Fesyen

Week V, Mei 2004 ................................................................. 7

Matriks 4.1 Jenis, Motif dan Fungsi Songket Bali ....................................... 63

Tabel 4.2 Sentra Industri Songket di Bali ................................................. 70

Tabel 5.1 Model Tataniaga Tradisional Songket Bali .............................. 104

Tabel 5.2 Model Tataniaga Songket Bali Secara Modern ........................ 106

Tabel 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Periode 1995-1999 ............................................................... 124

Tabel 6.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Bali Tahun 2005 s.d.2007 ..... 137

Page 20: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xxii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Alat Tenun Tradisional Cagcag.............................................. 47

Gambar 4.2 Pemakaian Songket Bali di Kalangan Puri ............................ 52

Gambar 4.3 Songket dan Prada Sebagai Penghias Pelinggih .................... 55

Gambar 4.4 Payas Agung Busana Tradisional Bali ................................... 57

Gambar 4.5 Motif Patra Sari ...................................................................... 64

Gambar 4.6 Motif Singa Makampid sebagai motif Rarajahan ................. 65

Gambar 4.7 Motif Wayang Epos Ramayana.............................................. 67

Gambar 4.8 Motif Tumpal ......................................................................... 68

Gambar 4.9 Motif Barong .......................................................................... 68

Gambar 4.10 Kolom Oase Pada Koran Kompas .......................................... 72

Gambar 5.1 Tahap-tahapan dalam menenun pada struktur mendatar

horizontal............................................................................... 77

Gambar 5.2 Motif Komodifikasi Geometri ................................................ 82

Gambar 5.3. Warna-Warna yang Umum pada Songket Bali ...................... 83

Gambar 5.4 Warna-Warna Songket Bali yang Mengikuti Trend Fesyen

dan Pasar ............................................................................... 83

Gambar 5.5 Warna-Warna Lembut Songket Bal Pesanan Desainer .......... 84

Gambar 5.6 Cheongsam Modern Rancangan Pryo Oktaviano .................. 86

Gambar 5.7 Gaun Songket Bali dengan linen, katun dan chiffon ............. 87

Gambar 5.8 Rok Mini Berbahan Songket Bali Karya Tjok Abi ............... 89

Gambar 5.9 Clutch Berbahan Songket Bali Karya Pengrajin Bali ............ 89

Page 21: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xxiii

Gambar 5.10 Tumpang Tindih Gaya Songket Bali ...................................... 94

Gambar 5.11 Etalase Tradisional Pasar Songket Bali ................................. 105

Gambar 5.12 Etalase Modern dengan Manikin........................................... 107

Gambar 5.13 Dramatisasi Gaya di BFW 2008............................................ 110

Gambar 5.14 Explorasi Tubuh pada BFW 2008 ......................................... 114

Gambar 5.15 Pemasaran Songket Melalui Media Online Facebook .......... 115

Gambar 5.16 Songket Bali Sebagai Taplak Meja ....................................... 120

Gambar 5.17 Songket Bali Sebagai Karpet ................................................ 120

Gambar 5.18 Songket Bali Sebagai Unsur Dekorasi Dinding .................... 120

Gambar 6.1 Kesederhanaan Masyarakat Agraris Bali dalam Berbusana 123

Gambar 6.2 Wanita Bali Pasca Agraris dengan Busana Kebaya Modern 128

Gambar 6.3 Songket Bali dalam Pagelaran Busana Karya Priyo

Octaviano pada APEC 2013 Nusa Dua ............................... 148

Gambar 6.4 Ika Mardiana Inisiator Bali Fashion Week ........................... 152

Gambar 6.5 Logo Bali Fashion Week IV ................................................ 153

Gambar 7.1 Lomba Pakaian Anteng ke Pura tahun 1980 ........................ 169

Page 22: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xxiv

GLOSARIUM

awig-awig : peraturan-peraturan yang diterapkan pada tingkat

banjar.

basmasesa : kearifan lokal dalam masyarakat Bali berupa

propaganda untuk bekerja keras dan persaingan.

bebali : benda-benda sakral yang digunakan oleh manusia

atau kain yang digunakan untuk menghias pratima.

bebintangan : kelompok motif berbentuk bintang.

cagcag : alat tenun tradisional.

daksina : penghias bale atau pelinggih.

dastar : atau udeng, merupakan kain penutup kepala pria.

gigin barong : motif gigi dari binatang magis.

kamben : kain penutup tubuh bawah pria (sarung).

lungsi : benang yang ditempatkan secara horizontal.

mamukur : upacara yang dilakukan setelah upacara membakar

mayat atau ngaben .

nganyih : kegiatan mengatur benang dengan jumlah lidi diikuti

memutar benang keliling pada ulakan.

ngeliying : kegiatan membentangtkan benang dan melepaskan tali

pusarnya agar benang dapat terbuka.

nyuntik : kegiatan memasukkan lipatan benang pada serat

menggunakan lidi atau ijuk.

pakan : benang yang ditempatkan secara vertikal.

pangider bhuwana : konsep filsafat tentang kedekatan manusia dengan alam

khusunya dengan hewan.

payes agung : busana tradisional Bali unttuk upacara agung.

pelinggih : tempat pemujaan atau tempat stana Hyang Widhi dengan

segala manifestasinya.

Page 23: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xxv

poleng : kain tenun tradisional Bali dengan motif kotak-kotak

dipakai sebagai penghias patung dan sanggah.

pratima : medium pemujaan yang berbentuk tidak teratur seperti

batu.

prada : teknik mendekorasi kain dengan menempel hiasan emas

berbentuk pola pola sulur-suluran atau floral.

prembon : ragam hias kombinasi.

rwa bineda : konsep harmoni dari dua element berbeda dalam sendi-

sendi kehidupan.

taksu : kekuatan spiritual yang membuat seseorang memiliki

kemampuan, keahlian, atau watak tertentu.

tapih : kain yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga

berbentuk kurung atau pipa.

triwangsa : tiga kasta utama dalam masyarakat Hindu Bali yakni

Kesatria, Brahmana dan Waisya.

triangga : konsep yang membagi setiap makhluk hidup terbagi

kedalam tiga tingkatan (kepala, badan, kaki).

tumpal : motif segitiga rebung yang menghiasi tepian kain

songket.

wastra : kain penutup tubuh bagian atas pria maupun wanita.

yadnya : persembahan, upacara.

Page 24: komodifikasi kain tenun songket bali di tengah perkembangan

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Informan ...................................................................... 201

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ............................................................. 202

Lampiran 3 Peta Penyebaran Budaya Tenun Dong-son ke Nusantara ..... 204

Lampiran 4 Karya-Karya Fesyen Songket Bali……………………...…… 205