pelatihan softball bagi siswa dan guru …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/laporan_akhir... · 02...

51
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI TIM PELAKSANA: I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua) NIDN. 0020025403 I Putu Darmayasa, S.Pd., M. For.(Anggota 1) NIDN.0006026903 Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or. (Anggota 2) NIDN. 0017037903 Komang Sukarata Adnyana, S.Pd.,M.Or.(Tenaga Lapangan) NIR. 20130544 Dibiayai dari: Dana DIPA BLU Universitas Pendidikan Ganesha Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2017 tanggal 7 Desember 2016 sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor: 888/UN48.15/PM/2017 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2017

Upload: hoangnga

Post on 22-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU

PENJASORKES SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

TIM PELAKSANA:

I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua)

NIDN. 0020025403

I Putu Darmayasa, S.Pd., M. For.(Anggota 1)

NIDN.0006026903

Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or. (Anggota 2)

NIDN. 0017037903

Komang Sukarata Adnyana, S.Pd.,M.Or.(Tenaga Lapangan)

NIR. 20130544

Dibiayai dari:

Dana DIPA BLU

Universitas Pendidikan Ganesha

Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2017 tanggal 7 Desember 2016

sesuai dengan Kontrak Penelitian

Nomor: 888/UN48.15/PM/2017

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2017

Page 2: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

a. Judul Program : Pelatihan Soft Ball Bagi Siswa dan Guru Penjasorkes

SMA Negeri di Kabupaten Bangli

b. Jenis Program : Pelatihan

c. Bidang Kegiatan : Kependidikan

d. Identitas Pelaksana:

1. Ketua:

a) Nama : Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

b) NIP : 195402201989031001

c) NIDN : 0020025403

d) Pangkat/Gol. : Pembina Tk. I/ IVb

e) Alamat Kantor : Kampus Tengah Undiksha, Jln. Udayana Singaraja

f) Alamat Rumah : Jln. Parikesit II/3 Singaraja

2. Anggota 1:

a) Nama : Putu Darmayasa, S.Pd., M.For.

b) NIP/NIDN : 196902061996011001 / 0006026903

c) Pangkat/Gol. : Penata/III c

d) Alamat Kantor : Kampus Tengah Undiksha, Jln. Udayana Singaraja

e) Alamat Rumah : Jln.Pantai Indah III/18 Singaraja

3. Anggota 2:

a) Nama : Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or.

b) NIP/NIDN : 197903172008121005 / 0017037903

c) Pangkat/Gol. : Penata Muda / III a

d) Alamat Kantor : Kampus Tengah Undiksha, Jln. Udayana Singaraja

e) Alamat Rumah : Gang Bumi Asih II / 9 Pemaron, Singaraja, Bali

e. Jumlah Biaya yang diperlukan: Rp 8.000.000,- (delapan juta rupiah)

f. Lama Kegiatan : 8 bulan (Maret – Oktober 2017)

Mengetahui:

Dekan FOK Undiksha,

I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or.

NIP. 196804081997031002

Singaraja, 30 Oktober 2017

Ketua Pelaksana,

Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

NIP. 195402201989031001

Mengetahui:

Ketua LPPM Undiksha,

Prof. Dr. I Gede Astra Wesnama, M.Si.

NIP. 196204251990031002

Page 3: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

iii

TIM PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana

a. Nama Lengkap : Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 195402201989031001

d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Olahraga

e. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/IV b

f. Jabatan Fungsional/ Struktural : Lektor Kepala

g. Fakultas/Jurusan : FOK/Penjaskesrek

h. Waktu untuk Kegiatan ini : 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana 1

a) Nama Lengkap : Putu Darmayasa, S.Pd., M.For.

b) Jenis Kelamin : Pria

c) NIP/NIDN : 196902061996011001

d) Disiplin Ilmu : Fisiologi Olahraga

e) Pangkat/Gol. : Penata/III c

f) Jabatan Fungsional : Lektor

g) Fakultas/Jurusan : FOK/Penjaskesrek

h) Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana 2

a) Nama : Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or.

b) Jenis Kelamin : Pria

c) NIP : 197903172008121005

d) Disiplin Ilmu : Ilmu Keolahragaan

e) Pangkat/Gol. : Penata Muda / III a

f) Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

g) Fakultas/Jurusan : FOK/Penjaskesrek

h) Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

4. Tenaga Lapangan:

a) Nama : Komang Sukarata Adnyana, S.Pd., M.Or.

b) Jenis Kelamin : Pria

c) NIR : 20130544

d) Disiplin Ilmu : Ilmu Keolahragaan

e) Pangkat/Gol. : -

f) Jabatan Fungsional : -

g) Fakultas/Jurusan : FOK/Penjaskesrek

h) Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

Page 4: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

iv

PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMA

NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

Oleh

Budhiarta, I M. D., Darmayasa, P., Darmawan, G. E. B.

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan bermain softball bagi siswa dan guru penjasorkes di

Kabupaten Bangli. Sasaran kegiatan adalah siswa dan guru Penjasorkes SMA Negeri di

Kabupaten Bangli. Realisasi kegiatan dilakukan dengan memberikan pelatihan dan

praktek lapangan bertempat di SMA N 1 Bangli. Kegiatan dilaksanakan tanggal 9, 10

dan 21 Juni 2017. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan berjalan

lancar. Peserta sangat bersemangat mengkuti kegiatan ini sampai selesai. Penguasaan

siswa dan guru-guru Penjasorkes dalam teknik dasar melempar dan menangkap bola

softball menunjukkan adanya peningkatan yang positif. Pada keterampilan memukul

bola masih perlu lebih diintensifkan latihannya. Tanggapan siswa dan guru-guru

peserta adalah positif dan tingkat kehadiran peserta mencapai 100%. Kendala yang

ditemui dalam pelaksanaan pelatihan adalah belum adanya sarana permainan softball di

sekolah-sekolah. Kepada kepala sekolah disarankan agar membentuk club softball

sebagai suatu wadah dimana para guru dapat sharing pengetahuan dan berlatih teknik

dasar bermain softball secara berkelanjutan dan diupayakan agar sekolah mendapat

bantuan sarana olah raga softball dari KONI setempat.

Kata-kata kunci: permainan softball, siswa SMA, guru-guru penjasorkes

SOFTBALL TRAINING FOR STUDENTS AND PHYSICAL EDUCATION

TEACHERS OF SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

ABSTRACT

This Community service activities aim to improve the knowledge and skills of softball

playing for students and physical education teachers in SMA Negeri 1 Bangli. The

activities were conducted on 9, 10 and 21 June 2017. The results showed that the

training done smoothly and the participants were very excited to join the complete

activities. The students’ and teachers’ mastery in basic techniques of throwing and

catching the ball showed a positive increase. However, the skill of hitting the ball still

need to be practiced more intensively. The response of the students and teachers are

positive and the attendance rate of the participants reached 100% from total activities.

The obstacles encountered in the implementation of training is the absence of softball

game facilities in schools. Therefore, it is suggested to the principal to establish a

softball club in which the teachers can share their knowledge and practice of the basic

techniques of softball playing in a sustainable manner and able to get softball facilities

support from local KONI.

Keywords: softball games, high school students, physical teachers

Page 5: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena

berkat rakhmatNya-lah maka penulis dapat menyelesaikan laporan Pengabdian Kepada

Masyarakat, dengan judul: ―Pelatihan Soft Ball Bagi Siswa dan Guru Penjasorkes SMA

Negeri di Kabupaten Bangli‖.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak

yang telah memberikan kontribusi dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai

dengan penulisan laporan ini, diantaranya kepada yth:

1. Ketua LPPM Undiksha, atas bantuan dana yang diberikan.

2. Kepala SMAN 1 Bangli, SMAN 2 Bangli dan SMKN 1 Bangli, yang telah

membantu menyediakan fasilitas berupa ruang laboratorium dan lapangan

tempat kegiatan pelatihan.

3. KONI Kabupaten Bangli, Perbasasi Provinsi Bali, dan Dinas Pendidikan

Kabupaten Bangli atas dukungannya.

4. Semau pihak yang telah membantu menyukseskan kegiatan P2M ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan bagi siswa dan guru. Masukan dari

pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.

Singaraja, 30 Oktober 2017

Tim Pelaksana,

Page 6: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ……………………………………………………... i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………… ii

TIM PELAKSANA………………………………………………… iii

ABSTRAK….....…………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR…….....………………………………….…. v

DAFTAR ISI …………………………………………………....... vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN……...….……………………………….…. viii

I PENDAHULUAN .……………..………………………………. 1

A. Analisis Situasi………..……………………………………. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah…...………………..…. 3

C. Tujuan Kegiatan……... ……………………………………. 4

D. Manfaat Kegiatan………….. ……………………………… . 4

II TINJAUAN PUSTAKA..………………..……… ……………… .. 5

A. Sejarah Permainan Softball……………………………….…. 5

B. Sarana Dan Prasarana Soft Ball ……………………………... 7

C. Teknik Dasar Bermain SoftBall ……………………………... 13

D. Peraturan Permainan SoftBall………………………….……. 15

III METODE PELAKSANAAN………………….………………….. 21

A. Kerangka Pemecahan Masalah……….…………………….... 21

B. Realisasi Pemecahan Masalah………..……………………… 22

C. Khalayak Sasaran ……………………..……..…………….. .. 22

D. Metode Pelaksanaan Kegiatan……..………………………… 23

IV HASIL DAN PEMBAHASAN…..………………………………. 24

A. Hasil Kegiatan ………..……………………………………. .. 24

B. Pembahasan………….………………………………………. 24

V SIMPULAN DAN SARAN………………………...…………….. 26

A. Simpulan………………………………………………...…… 26

B. Saran…………………………………………………………. 26

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..…..... 27

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………….. 28

Page 7: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar:

1.1 Lapangan Softball ……………………………………………. 8

1.2 Bentuk Home Plate …………………………………………… 8

1.3 Ukuran Home Plate …………………………………………… 11

1.4 Pitcher Plate …………………………………………………… 11

1.5 Base ……………………………………………………………. 12

3.1 Skema Alur Kerja Pemecahan Masalah ………………………. 21

Page 8: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran:

01 Lembar Monitoring ………………………………………………….. 29

02 Materi Pelatihan……….. .…………………………………………… 30

03 Kontrak P2M ………………………………………………………… 55

04 Daftar Hadir Peserta Pelatihan P2M …………….………….. ……… 58

05 Foto Kegiatan ………………………………………………………... 60

Page 9: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

2

BAB I

PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI

Pembelajaran olahraga di SMP/SMA/SMK dewasa ini cenderung dilaksanakan

secara konvensional, dengan alternatif kegiatan berupa lari keliling lapangan,

permainan voli, atau senam kesegaran jasmani. Olahraga yang sama juga diberikan

sebagai pilihan ekstrakurikuler. Pilihan kegiatan olahraga yang terbatas tersebut

cenderung menjadi rutinitas dan menimbulkan kebosanan. Padahal, ada beberapa

olahraga lain yang dapat dan wajib dibelajarkan di sekolah-sekolah seperti Basketball,

Sepak bola, renang dan Softball sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013. Dengan

diberlakukannya kurikulum 2013 mulai Tahun Ajaran 2013/2014, maka setiap guru

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PENJASORKES) di SMP/SMA/SMK

harus menguasai berbagai jenis permainan bola besar seperti voli, basket, sepak bola

dan permainan bola kecil seperti softball (Kemdikbud, 2013).

Softball ini sebenarnya sudah tidak asing bagi siswa-siswi di kota-kota besar

dan di ibu kota setiap kabupaten dan kota. Olahraga ini mirip dengan permainan bola

kasti yang sudah sering diberikan di tingkat Sekolah Dasar. Softball ini merupakan

olahraga permainan penyesuaian dari baseball yang mempunyai permainan lebih lunak

(Budhiarta, 2007). Softball merupakan permainan yang mulai populer di Indonesia.

Manfaat melakukan olahraga ini, dapat menimbulkan perasaan gembira pada orang

yang memainkannya, sehingga menyenangkan bagi siswa SMP/SMA/SMK atau remaja

yang melakukannya. Selain itu, secara tidak langsung permainan Softball dapat melatih

dan meningkatkan kondisi fisik.

Permainan Softball dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik

wanita maupun pria. Olahraga softball dapat mengembangkan jasmani dan rohani, di

dalam gerakan-gerakan bermain, jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk

menggerakkan kemampuan yang telah dimiliki. Perkembangan jasmani digunakan

untuk pembentukan sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta

kemampuan jasmani yang mencakup kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan,

kelentukan dan lain sebagainya. Perkembangan rohani dimana segi kejiwaan,

keperibadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang positif sesuai dengan tuntutan

masyarakat Indonesia. Dengan bermain softball akan berkembang secara baik unsur-

Page 10: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

3

unsur: daya pikir, kemauan dan perasaan. Keperibadian juga berkembang dengan baik

terutama self kontrol, disiplin, rasa kerja sama, rasa tanggung jawab terhadap apa yang

diperbuatnya (Budhiarta, 2007). Disamping itu, pelatihan juga dapat meningkatkan

penguasaan teknik bermain softball. Hal ini berdasarkan pada hasil kegiatan

pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Budhiarta, dkk. (2014, 2015) yang telah

memberikan pelatihan di bidang softball bagi guru-guru SMP/SMA/SMK di Kota

Singaraja dan Negara. Hasil kegiatan menunjukkan adanya respon yang positif dari

para guru dan kemampuan penguasaan teknik bermain softball mengalami peningkatan

dengan cukup memuaskan. Agar bermain softball bisa menjadi kesenangan maka

pemahaman, penguasaan teknik dan pemahaman peraturan permainan diajarkan dengan

baik. Beberapa teknik yang harus dikuasai antara lain melempar bola, menangkap

bola, melambungkan bola, memukul bola dan lain sebagainya.

Melihat dampak positif yang dirasakan siswa dan guru dimana P2M ini pernah

dilaksanakan, stakeholder dan KONI di Kabupaten Bangli juga menyampaikan

permintaan agar P2M serupa dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bangli, sekaligus

sebagai persiapan menuju PORPROV 2017. Selain itu, KONI Kabupaten Bangli

memahami bahwa olahraga ini belum memasyarakat dan masih banyak siswa dan guru

penjasorkes di Kabupaten Bangli yang belum mengetahui apa itu olahraga softball, apa

saja sarana prasarananya dan bagaimana peraturan permainannya. Oleh karena itu,

dalam mendukung kurikulum 2013 dan sebagai upaya mempopulerkan olahraga

softball di Kabupaten Bangli, serta mengutip pernyataan ketua umum Persatuan

Softball dan Basdeball (PERBASASI) Bali bahwa Perbasasi Bali saat ini sedang

mencari pemain-pemain dari luar kota Denpasar dan Badung untuk mendukung

pembibitan pemain (Bali Post, hal16, 22-10- 2015). Sesuai dengan permasalahan di

atas melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat UNDIKSHA ingin mengenalkan

olahraga softball pada siswa dan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri yang

ada di Kabupaten Bangli.

Kabupaten Bangli sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Bali, memiliki visi

dan misi pembangunan yang berorientasi pada sektor pariwisata, pertanian, pendidikan,

dan kesehatan. Pada sektor pendidikan, salah satu misi pembangunan Kabupaten Bangli

adalah menjadikan Bangli sebagai kota pendidikan. Realisasi dari hal itu telah

dituangkan dalam berbagai kebijakan daerah, antara lain dengan memfasilitasi

pembangunan lembaga pendidikan mulai dari jenjang taman kanak-kanak (TK) sampai

Akademi, termasuk melengkapi sarana pendukung bidang keolahragaan.

Page 11: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

4

Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli

adalah terbatasnya dana untuk melaksanakan program in-service training bagi para

guru. Di sisi lain, kualifikasi dan profesionalisme para tenaga pendidik (guru) yang ada

di Kabupaten Bangli, khususnya guru bidang studi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan di SMP/SMA/SMK banyak yang belum menguasai bidang tugasnya,

khususnya masih kurangnya kemampuan dan keterampilan-keterampilan profesional

guru dalam mengajar permainan Softball.

Salah satu alternatif yang dipandang cukup visibel untuk dilakukan adalah

melalui penyegaran akademis (refreshing program) yang inti kegiatannya berupa

pelatihan softball bagi para siswa dan guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK Negeri

karena guru adalah ujung tombak dari pembelajaran dan siswa adalah generasi muda

yang bakat dan potensi dirinya perlu digali dan dikembangkan. Melalui program ini,

siswa dan guru diharapkan memperoleh ―sesuatu‖ yang baru dan dapat dijadikan

sebagai acuan dalam pengembangan tugas dan profesinya yang nantinya secara

langsung dapat meningkatkan produktivitas kerjanya seperti, mampu memberikan

pembinaan di bidang permainan softball bagi anak didiknya. Jika guru menguasai

permainan softball dengan baik, mereka akan dapat mengajarkannya dengan baik

kepada siswa di sekolahnya. Dengan kata lain, bila kualitas pengetahuan guru

penjasorkes meningkat, akan berimplikasi pada kualitas pelaksanaan PBM, dan

akhirnya bermuara pada peningkatan prestasi penjasorkes.

Dengan dasar tersebut nantinya softball bisa dijadikan sebagai salah satu

alternatif yang dipilih untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah, sehingga olahraga

menjadi lebih bervariasi dan siswa lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan

olahraga. Softball ini juga dapat dimasukkan sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler

sehingga menambah khasanah kegiatan ekstrakurikuler dan KONI Bangli dapat

mengambil manfaat dalam pembentukan organisasi Persatuan Softball dan Baseball

(PERBASASI) Kabupaten Bangli serta akan ikut mempopulerkan permainan softball di

Indonesia khususnya di Kabupaten Bangli.

Berdasarkan analisis situasi di atas, Tim Pelaksana merasa terpanggil untuk

mengadakan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul:‖ Pelatihan SoftBall Bagi

Siswa dan Guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli‖.

Page 12: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

5

B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Dari paparan di atas dapat diidentifikasi hal-hal berikut:

(1) bahwa siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli belum

memiliki penguasaan terhadap keterampilan dan peraturan olahraga Softball. Oleh

karena itu perlu diadakan program re-freshing bagi guru-guru dalam upaya

peningkatan kualitas penguasaan bidang Softball.

(2) siswa dan guru-guru penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli belum pernah

mengikuti pelatihan dalam permainan cabang Softball.

(3) bahwa hasil belajar penjasorkes siswa bergantung pada kualitas PBM yang

dilaksanakan guru.

Berdasarkan uraian dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pokok

yang hendak diurai melalui program ini adalah: perlunya meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan siswa serta guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli

dalam permainan cabang olahraga softball.

C. TUJUAN KEGIATAN

Berdasarkan analisis potensi dan rumusan masalah di atas, maka secara umum

tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa

dan guru-guru penjasorkes di Kabupaten Bangli dalam bidang softball. Secara khusus

tujuan kegiatan ini adalah:

1) Sebagai upaya memberikan pemahaman kepada siswa dan guru-guru Penjasorkes

SMA Negeri di Kabupaten Bangli dalam bidang softball.

2) Mempersiapkan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri yang berkualitas untuk

mengajarkan softball kepada siswa-siswanya.

3) Menumbuhkembangkan bakat, minat dan kebugaran jasmani siswa SMA Negeri di

Kabupaten Bangli melalui softball.

D. MANFAAT KEGIATAN

Melalui pelatihan softball bagi siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di

Kabupaten Bangli, diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan

keterampilan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli

dalam bidang softball, sehingga dapat mendidik, melatih dan meningkatkan

keterampilan olahraga softball para siswa, dan bisa dibentuk tim softball sekolah.

Page 13: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEJARAH PERMAINAN SOFT BALL

Permainan Softball berasal dari Amerika Serikat yang diciptakan oleh George

Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan softball ini merupakan penyesuaian

dari baseball dengan bentuk permainan lebih lunak. Pada mulanya softball dimainkan

hanya untuk kegiatan rekreasi semata dan dilakukan di lapangan tertutup. Namun,

ternyata dalam waktu singkat softball justru menjadi permainan yang digemari di

Amerika. Daya tarik yang utama mengapa permainan ini cepat dicintai masyarakat,

karena permainannya berbeda dengan baseball. Softball dapat dimainkan oleh setiap

orang dengan tidak memandang usia, baik pria maupun wanita, tidak memerlukan

lapangan yang luas dan yang terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup. Dari

Amerika softball ini berkembang ke Kanada dan dari sanalah softball makin

berkembang ke seluruh penjuru dunia.

Mengingat perkembangan softball dari permainan rekreasi menjadi satu cabang

olahraga, maka diperlukan peraturan-peraturan yang seragam sehingga dapat digunakan

sebagai pedoman bagi semua negara. Untuk membuat peraturan-peraturan tersebut

harus ada badan yang mempunyai wewenang untuk itu. Akhirnya terbentuklah Federasi

Softball Internasional (International Soft ball Federation) yang bertugas membuat

peraturan-peraturan menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh

dunia, termasuk Indonesia. Naskah asli peraturan softball tertulis dalam Bahasa Inggris,

yang kemudian diterjemahkan oleh negara-negara anggotanya. Dalam menjabarkan

peraturan ke bahasa nasional negara anggota, ada ditemui beberapa kesulitan untuk

memberi pengertian yang tepat. Untuk mengatasi adanya perbedaan pendapat mengenai

peraturan, maka untuk pemecahan masalahnya digunakan naskah aslinya, dalam

Bahasa Inggris.

Terbentuknya Federasi Softball Internasional ini memungkinkan diadakannya

pertandingan antar negara yang bersifat internasional. Kemudian diselenggarakan

kejuaraan-kejuaraan tingkat naional, regional dan dunia. Bahkan pada Olympiade

Mexiko, softball menjadi cabang olahraga yang didemonstrasikan untuk lebih dikenal

lagi.

Dari Amerika softball berkembang ke Kanada dan negara-negara barat lainnya,

lalu ke Asia, terutama setelah usai Perang Dunia II softball semakin dikenal dan

Page 14: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

7

digemari. Di Jepang, Philipina, Korea Selatan, dan Taiwan, softball telah menjadi

permainan rakyat. Di Indonesia, perkembangan softball sebenarnya sudah dari sebelum

perang kemerdekaan, namun sifatnya masih terbatas dan hanya dimainkan di sekolah-

sekolah tertentu. Bahkan anggapan softball hanya dimainkan oleh wanita saja terus

berlangsung hingga tahun 1966. Baru pada Asian Games Bangkok olahraga softball

dapat dimainkan baik oleh putri maupun putra, karena pada waktu itu mereka masih

menyenangi olahraga softball.

Melihat perkembangan softball sedemikian cepat dan adanya kompetisi antara

negara setiap tahun maka perhatian Indonesia pada cabang olahraga ini sudah serius. Di

Indonesia, softball mula-mula berkembang di Jakarta Bandung, Palembang, Semarang

dan Surabaya. Tetapi kini telah menjadi salah satu cabang olahraga yang sangat

digemari masyarakat, terutama para pelajar dan mahasiswa. Untuk menyalurkan

kegiatan-kegiatan softball di Indonesia diatur oleh suatu badan yang bernama

PERBASASI (Perserikatan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia). Dengan

adanya PERBASASI mulailah diadakan kompetisi softball tingkat nasional. Kejuaraan

Nasional I tahun 1967 di Jakarta dan sejak PON VII Surabaya, softball menjadi salah

satu cabang olahraga yang dipertandingkan.

Ada beberapa faktor penunjang mengapa olahraga softball bisa berkembang

pesat di Indonesia, yaitu:

1) Faktor lapangan, lapangan permainan softball tidak terlalu luas, berukuran 4 x

20 meter. Ukuran ini bisa diperkecil untuk keperluan latihan.

2) Faktor orang, softball dapat dimainkan oleh setiap orang baik pria maupun

wanita, dan tidak memandang usia. Setiap regu terdiri dari 9 orang, dalam

permainan ada 2 regu yang berlawanan.

3) Dasar-dasar permainan softball, sebetulnya sudah dikenal di Indonesia. Sebagai

contoh ada permainan kasti dan rounders.

4) Sifat-sifat, olahraga softball merupakan kombinasi dari olahraga ketangkasan

dan otak (pikiran), sehingga mempunyai pengaruh yang baik bagi si pemain.

5) Peralatan, karena softball adalah olahraga beregu maka peralatan dapat

disediakan bersama, sehingga peralatan yang mahal dapat dimiliki secara

bergotong royong.

6) Kelanjutan, oleh karena tiap-tiap tahun sudah disusun acara-acara pertandingan,

maka kontinuitas permainan dapat terjamin, seeprti kompetisi daerah, nasional,

PON, kompetisi internasional, dan sebagainya.

Page 15: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

8

B. SARANA DAN PRASARANA SOFT BALL

Cabang olahraga softball dikatakan olahraga yang paling digemari anak-anak

muda terutama para pelajar dan mahasiswa. Biasanya pada permainan menggunakan

seragam olahraga yang menarik. Dengan disertai teriakan-teriakan bahasa asing ketika

sedang bermain. Sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam permainan

softball diantaranya lapangan permainan dan peralatan untuk bermain softball.

Lapangan

Lapangan permainan softball berbentuk bujursangkar, dibagi menjadi daerah

fair (fair territory) dan daerah foult (foul territory). Daerah fair dibagi menjadi dua

bagian yaitu daerah diamond (infield) dan daerah di luar diamond (outfield). Lapangan

ini harus berupa tanah datar yang bebas dari rintangan pada radius 60 m terhitung dari

base IV (home plate). Di dalam daerah infield terdapat 4 marka atau pos yang disebut

base. Base diberi nomor berlawanan dengan arah jarum jam, dimulai dari base awal

yang disebut home plate. Kemudian base pertama, base kedua dan base ketiga. Base

berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi 38 cm yang dibuat sedikit lebih tinggi dari

permukaan tanah. Sudut dari keempat base membentuk bujur sangkar yang disebut

diamond. Di belakang home plate terdapat batasan yang disebut tembok penahan bola

di belakang lapangan (backstop) sejauh 7,62 dan 9,14 meter di belakang home plate

(lihat Gambar 2.1).

Lapangan permainan dibatasi oleh dua garis yang disebut fouline yang bertemu

pada sudut luar home plate (saling bertemu/berpotongan membentuk suatu sudut yang

menghadap ke dalam lapangan). Dari kedua fouline ini diukur ke arah luar suatu jarak

selebar 7,5 m yang bebas dari segala rintangan, demikian pula dari titik sudut luar home

plate ke backstop (supaya jelas maka pada jarak 7,5 m dari kedua fouline dibuat garis

atau pagar (fence) sejajar dengan kedua fouline tersebut, sebagai tempat penonton).

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lapangan dibuat menyerupai intan (diamond)

dengan ukuran sisi masing-masing 18,3 m, sedangkan jarak dari tempat pitcher ke titik

sudut home plate adalah 12,2 m untuk putri dan 14 m untuk putra.

Page 16: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

9

Gambar 2.1 Lapangan Softball

Gambar 2.2 Home Plate

Catatan: Jarak antara home plate dan pitcher plate bagi wanita: 12,2 m

Junior berusia 9 – 12 tahun : Jarak base ke base : 13,7 m dan Jarak pitching : 10,7 m

Base Coach

II

I III

IV

4,6 m 4,6 m

18,3 m 18,3 m

18,3 m 9,15 m m

1 m

Base Coach

14 m

1,8 m

25,8 m

3 m

73 cm

1,2 m

43 cm

1 m

2,73 m

1 m

22 cm

15 cm

Page 17: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

10

Cara membuat diamond dimulai dengan menempatkan letak home plate dengan

membuat garis yang sesuai dengan arah diamond yang dikehendaki. Tanamkanlah tiang

kecil (patok) pada sudut home plate yang terdekat dengan catcher. Ikatkan tali pada

patok ini dan tariklah tali itu ke arah tempat pitcher yang dikehendaki, diukur sekaligus

12,2 m (14 m), 18,3 m, 25,8 m dan 36,6 m pada tali. Letakkanlah tali itu pada 12,2 m

(14 m) tanamlah patok sebagai tanda tempat pitcher plate. Pada tanda 25,8 m tanamlah

patok (tiang kecil) juga sebagai tanda tempat pusat base II. Pasanglah tanda 36,6 m

tempat pada pusat base kedua (diikat pada patok), kemudian peganglah tali pada tanda

18,3 m dan berjalanlah ke luar ke arah kanan, menjauh dari arah tali semula. Tariklah

tali sampai lurus. Tanamlah patok disini untuk tanda letaknya sudut luar dari base

pertama dan kelihatan bahwa tali merupakan garis ke base I dan base II. Sekali lagi

peganglah tali pada tanda 18,3 m dan berjalanlah menyeberangi lapangan ke arah

kebalikan dari yang tadi dikerjakan, dan dengan demikian dapat ditentukan letak base

III. Home plate, base I dan base III ketiga-tiganya terletak di dalam diamond. Untuk

mengecek apakah lapangan sudah betul, ujung tali yang tadi di home plate dipindahkan

ke base I dan yang bertanda 36,6 m dipindahkan ke base III. Kalau sekarang tali ditarik

ke luar pada tanda 18,3 m, harus tepat menyentuh home plate dan base II. Setelah itu

telitilah ukuran-ukuran dengan pita pengukur baja.

Jadi jumlah seluruh base ada empat. Tiga diantaranya yaitu base I, base II, dan

base III berukuran masing-masing 38 x 38 cm, berbentuk bujur sangkar. Sedang yang

satu lagi yaitu base IV ukuran sisinya adalah 43 – 22 – 30 – 30 – 22 cm.

Pitcher plate (tempat pelambung), dibuat berukuran 15 x 60 cm. Selanjutnya

garis sepanjang 1 meter ditarik sejajar dengan base line, pada jarak 1 meter dari base

line, mulai dari titik tengah antara home plate (base IV) dan base I, terus sampai ke luar

dari base I. Garis 1 meter ini adalah batas yang diperbolehkan bagi baserunner atau

pelari base, untuk menghindari ketikan baseman atau penjaga base.

Batter Box (daerah pemukul) adalah daerah tempat pemukul, terletak pada

kedua sisi dari home plate dan berukuran 1 x 2,2 m, dengan sisi dalamnya sejauh 15 cm

dari home plate. Garis depan dari batter box berada sejauh 1,2 m di depan garis yang

ditarik melalui pusat home plate. Garis-garis pembatas dianggap bagian dalam dari

batter box. Daerah pemukul untuk pemain kidal posisinya ditaruh berlawanan dengan

pemain normal (di sebelah kiri).

Catcher Box (daerah catcher), luasnya 3 m x 2,73 m, dan diukur mulai dari

sudut belakang dan luar dari batter box.

Page 18: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

11

Batter on deck circle yaitu tempat batter menunggu giliran memukul, berupa

suatu lingkaran dengan radius 0,79 m, terletak berdekatan dengan ujung bangku

terakhir atau daerah dug out yang paling dekat dengan home plate.

Coach Box (daerah coach) ialah di belakang garis sepanjang 4,6 m yang dibuat

sejajar dengan sisi luar diamond pada jarak 1,8 m, mulai dari base I dan base III ke arah

home plate.

Back Stop. Daerah belakang untuk menahan bola agar bola tidak meloncat

terlalu jauh ke luar lapangan.

Tempat pembantu ada dua, masing-masing dibuat berjarak 4,6 meter dari garis

lapangan. Pada setiap permainan, masing-masing regu mempunyai dua pembantu yang

berseragam dengan regunya yang ditempatkan di tempat pembantu tadi. Seorang di

sebelah kanan dan yang seorang lagi di sebelah kiri. Tugasnya adalah memberi

petunjuk kepada pemukul dan pelari base.

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam permainan softball minimal sebuah bola. Alat – alat

yang dipergunakan untuk bermain softball adalah terdiri dari :

1. Alat Pemukul (Bat)

Alat pemukul yang sah harus bulat, terbuat dari batang kayu keras, atau dibubut

dari balok yang terdiri atas dua atau lebih lapisan kayu yang di lem satu sama lain

sedemikian rupa sehingga jalannya urat kayu itu sejajar ke panjangnya alat pukul.

Ukuran panjangnya 86 cm dengan diameter 5 cm. Panjang alat pemukul ini tidak

boleh lebih dari 86,36 cm dan diameternya (garis tengahnya) tidak boleh lebih dari

5,7 cm pada bagian yang terbesar. Pada pangkal kayu pemukul (tempat

pegangannya) harus dibalut dengan pita pembalut atau bahan lain yang sesuai demi

untuk ekselamatan (safety grip). Safety grip tersebut panjangnya kurang lebih 35

cm (tidak boleh kurang dari 25,4 cm dan tidak boleh lebih dari 38,1 cm) dari

pangkal yang terkecil dari kayu pemukul tersebut. Kayu pemukul harus ditandai

―OFFICIAL SOFTBALL‖ oleh pabrik pembuatnya.

2. Bola

Bola yang sah harus berbentuk bulat. Bagian dalamnya dibuat dari campuran gabus

dan karet dibalut dengan benang dan dibungkus dengan kulit kuda atau sapi atau

dibuat dari bahan sintetis dan berwarna putih, dengan jahitan yang halus dan tak

kentara. Ukuran kelilingnya sekitar 30 cm (lingkaran bola tidak boleh kurang dari

Page 19: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

12

30,2 cm dan tidak lebih dari 30,8 cm). Beratnya tidak boleh kurang dari 6 ¼ ons

dan tidak lebih dari 7 ons.

3. Base IV (home plate)

Home plate terbuat dari karet atau bahan lain yang sesuai, berbentuk segi lima

dengan ukuran 30 – 22—43 – 22 – 30 cm seperti gambar berikut.

Gambar 2.3 Home Plate

Panjang sisi yang berhadapan dengan pitcher 43 cm, panjang sisi yang sejajar

dengan garis sebelah dalam dari kotak si pemukul (batter box) 22 cm, sedang

panjang sisi yang melekat pada garis yang menghubungkan antara home plate

dengan base pertama dan base ketiga panjangnya 30 cm.

4. Pitcher Plate (Tempat Pelambung)

Dibuat dari karet atau kayu dengan ukuran panjang 60 cm dan lebar 15 cm,

berbentuk empat persegi panjang, permukaan harus rata dengan tanah, dipasang

sedemikian rupa.

Gambar 2.4 Pitcher Plate

22 cm

43 cm

22 cm

30 cm 30 cm

15 cm

60 cm

Page 20: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

13

5. Base (Tempat Hinggap) I, II dan III

Base untuk hinggap ke I, ke II, dan ke III, bentuknya bujur sangkar dengan

ukuran 38 x 38 cm. Base ini terbuat dari kanvas atau yang sejenis, masing-masing

diikat sedemikian rupa sehingga tidak mudah berpindah tempat.

Gambar 2.5 Base

6. Glove atau Sarung Tangan

Semua pemain lapangan memakai glove dari bahan kulit. Glove ini dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Mitts yaitu sarung tangan untuk catcher dan penjaga base I, sarung tangannya

lebih tebal dan bentuknya lain. Untuk Catcher, tanpa ibu jari atau bulat utuh.

Untuk Pitcher dan penjaga base I, juga bulat tetapi memakai ibu jari

b. Glove yang dipakai oleh pemain lapangan selain penjaga base pertama dan

catcher, bentuknya dengan lima jari yang terpisah.

7. Pelindung khusus untuk catcher terdiri dari:

a) Mask atau masker (penutup muka), yang harus dipakai oleh setiap catcher

sewaktu pitcher melemparkan bola kepada pemukul.

b) Body Protector (pelindung dada). Body protector ini terutama harus dipakai oleh

catcher wanita.

c) Leg quard yaitu penutup tungkai bawah.

8. Sepatu

Sepatu yang dianggap sah adalah yang terbuat dari kanvas, kulit halus atau yang

sejenis. Solnya boleh rata atau berpahat-pahat dari karet. Sol logam dan plat tumit

juga boleh dipergunakan, asal paku yang menonjol tidak lebih panjang dari tiga

perempat inci. Sepatu yang diberi metal spike disekelilingnya dianggap tidak sah.

Base I, II, III

38 cm 38 cm

38 cm 38 cm

Page 21: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

14

C. TEKNIK DASAR BERMAIN SOFTBALL

Setiap kali melakukan latihan maka perlu terlebih dahulu mengadakan

pemanasan. Meskipun maksud pemanasan ini adalah guna penyesuaian secara

fisiologis untuk latihan yang akan dilakukan tetapi bahan untuk pemanasan tadi

hendaknya dipilih sedemikian rupa sehingga cocok dan sesuai dengan gerak-gerak

tehnik untuk bermain softball. Dengan demikian didapat 2 keuntungan ialah di samping

otot-otot siap untuk melakukan aktivitas juga disiapkan tehnik dari gerakan badan

untuk aktivitas tersebut. Oleh karena itu hendaknya memiliki senam yang gerak-

geraknya sesuai dengan gerak pada permainan softball.

Adapun materi senam yang dimaksudkan di atas diantaranya seperti di bawah

ini :

1. Mengayun-ayunkan tangan ke muka, ke belakang, memutar tangan dengan titik

pusat pada sendi bahu dan sebagainya. Ini perlu untuk gerakan melempar.

2. Gerakan-gerakan untuk latihan otot-otot togok yang dapat membantu kekuatan

melempar dan memukul. Contohnya :

a. Berdiri kangkang tangan pada pinggang badan diputar ke kiri dan ke kanan

dengan lentur.

b. Meliuk-liukkan badan ke muka dan ke belakang, ke samping kiri dan kanan.

3. Meregangkan dan menguatkan otot-otot pergelangan tangan dan kaki:

a. Dengan bending tanpa alat

b. Loncat-loncat ke atas, jengket-jengket dan sebagainya.

4. Gerak-gerak yang mirip dengan gerak untuk mengambil bola yang menggeser

tanah (ground ball), yaitu dengan melangkahkan kaki ke depan badan

dibongkokkan dan tangan meraih ke tanah. Demikian berganti-ganti ke kiri dan

ke kanan di tempat maupun dengan gerak maju.

5. Latihan lari yang disesuaikan dengan ciri-ciri lari pada permainan softball, yaitu

:

a. Sprint, ialah lari secepat-cepatnya dengan jarak kurang lebih sejauh jarak

antar base.

b. Lari dengan cepat kemudian berhenti dengan sekonyong-konyong,

membalik dan lari kembali dengan cepat. Lari semacam ini perlu untuk

pelari base yang bermaksud maju ke base berikutnya tetapi terpaksa harus

kembali ke base semula agar tidak mati.

Page 22: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

15

Contoh-contoh seperti tersebut di atas tadi dapat diubah, ditambah atau

dikurangi disesuaikan dengan penekanan latihan yang akan dilakukan serta

banyaknya waktu yang disediakan untuk keperluan itu.

Latihan teknik bertujuan untuk dapat menguasai dan melakukan unsur-unsur

permainan tersebut secara baik. Adapun unsur-unsur teknik pada softball dapat dibagi

sebagai berikut :

1. Melempar

Yang perlu diperhatikan pada teknik melempar ini ialah :

a. Bagaimana cara memegang bola yang benar sebelum bola tersebut dilemparkan.

b. Bagaimana cara melakukan over hand throw (lemparan atas tangan)

c. Bagaimana cara melakukan lemparan samping (side – throw)

d. Bagaimana cara melakukan lemparan ayunan bawah (underhand throw)

2. Menangkap Bola

Unsur teknik menangkap bola pada pokoknya ada 3, sesuai dengan jalannya

bola hasil pukulan dari partai pemukul, ialah :

a. Bola yang datang lurus ke arah penangkapan atau straight ball.

b. Bola melambung (fly ball) untuk menangkap bola melambung ini di samping

tehnik menangkap bola yang datang dari atas perlu pemain itu dilatih untuk

dapat memperkirakan/memperhitungkan di mana bola tersebut akan jatuh,

sehingga selalau menempatkan diri tepat di bawah bola itu akan jatuh.

c. Bola guling tanah (ground ball).

3. Memukul

a. Cara memegang Bet (kayu pemukul).

b. Posisi berdiri. Dalam sikap pada waktu akan memukul dapat dibedakan menjadi

3 macam yaitu posisi berdiri yang disebut closed stance, parallel stance dan

open stance.

c. Sikap awal dari memukul.

d. Memukul dengan ayunan kayu pemukul atau pukulan swing yang merupakan

pukulan keras.

e. Pukulan tumbuk yaitu memukul tanpa mengayunkan kayu pemukul (bunt)

4. Pitching, yaitu cara pitcher melambungkan/menyajikan bola ke arah pemukul.

5. Catcher, yang akan dibicarakan adalah teknik catcher dalam menjaga bola

lemparan dari pitcher.

Page 23: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

16

6. Sliding, yaitu meluncur dengan jalan menjatuhkan badan menuju ke base dengan

maksud menghindari sehingga ia tidak out

7. Cara lari keliling lapangan dengan menyentuh setiap base secara efisien

Demikian pokok-pokok dari latihan tehnik yang penting dalam permainan

softball. Karena setiap lemparan yang tepat dan keras merupakan senjata yang baik

dalam jaga atau fielding. Pada latihan bagi pemula, hendaknya terlebih dahulu dilatih

macam lemparan yang disebut overhand throw, sampai lemparan ini dikuasai dasar-

dasarnya, baik kecepatan, ketepatan maupun pengontrolannya. Setelah overhand throw

dikuasai baru diajarkan macam lemparan yang lain ialah lemparan sampai dan

lemparan ayunan bawah.

D. PERATURAN PERMAINAN SOFTBALL

1) PEMAIN: satu regu terdiri dari sembilan orang pemain.

2) PENENTUAN REGU YANG BERTANDING: Regu yang mendapat giliran

memukul pertama atau terakhir dalam suatu ―inning‖, ditentukan dengan undian

pakai koin atau cara yang telah disetujui oleh regu yang bertanding.

3) PERMAINAN YANG SAH: Permainan dianggap sah bila terjadi dari tujuh

inning.

4) INNING: inning adalah bagian dari permainan dimana satu regu mengalami

menjadi regu pemukul dan regu bertahan, dan terjadi 3 mati (―out‖) untuk

masing-masing regu.

5) NILAI: Baik dengan pukulan sendiri atau tidak seorang pelari yang dapat

masuk ke ruang bebas dengan selamat mendapat nilai 1 (satu).

6) MATI atau OUT: Seorang pelari mati dan harus masuk ke ―ruang bebas‖

(keluar dari lapangan) apabila ia:

a) Telah memukul tiga kali dan yang ketiga ini tidak kena, sedangkan catcher

dapat menangkap lambungan pitcher sebelum bola jatuh. Jika catcher tidak

dapat menangkap lambungan pitcher pun, tetapi semua base isi, maka si

pemukul tetap mati.

b) Memukul betul atau salah, sedang partai lapangan dapat menangkap

pukulannya (tangkap bola). Bola yang dipukul kena tetapi tidak sempurna

dan tidak membuat suatu busur ke atas, jika ditangkap catcher, tidak

dianggap tangkap bola.

c) Belum sampai di base I, sedang base I ini telah di bakar.

Page 24: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

17

d) Dia tidak menginjak base yang dilewati.

e) Dia menghindar agar tidak disentuh bola, sehingga menyimpang lebih dari

satu meter di luar garis antara kedua base.

f) Dapat di tik sewaktu-waktu dan di mana saja, asal dia tidak menginjak

base.

g) Membuat ―infield fly‖

h) Membuat ―bunting‖ pada pukulan ketiga, sedang hasilnya adalah ―pukulan

salah‖.

i) Pada ―lari keharusan‖ belum sampai di base yang dituju, dan base ini telah

dibakar, atau dia di tik diperjalanan.

j) Langsung kena bola yang dipukul temannya.

7) PITCHER: Sebelum pitcher melambung, dia harus memenuhi tiga syarat, yaitu:

a) Menginjak pitcher plate (dari persiapan melambung sampai bola lepas dari

tangan).

b) Menghadap ke home base (base IV)

c) Menyentuhkan bola ke tangan yang lain

d) Pitcher hanya boleh melempar salah (membuat ―ball‖) empat kali. Setelah

empat kali ―ball‖, pemukul mendapat ―free walk‖.

8) LAMBUNGAN YANG BETUL: yaitu bila bola lewat tepat di atas base IV dan

tingginya di antara lutut dan bahu si pemukul, jika ia berdiri tegak. Lambungan

yang betul harus dipukul.

9) LAMBUNGAN YANG SALAH: yaitu bila bola tidak memenuhi syarat di atas.

Lambungan yang salah disebut ―ball‖. Bila ―ball‖ terjadi sampai empat kali, si

pemukul boleh ke base I dengan bebas (free walk).

10) MENOLAK LAMBUNGAN: Lambungan yang salah boleh tidak dipukul. Jika

dipukul, dianggap satu pukulan. Lambungan betul yang tidak dipukul dianggap

satu pukulan pula, pada saat itu wasit harus berseru ―strike‖

11) HAK MEMUKUL:

a) Hak memukul ada tiga kali, tetapi pada pukulan pertama atau kedua yang

betul, pemukul harus lari ke base I. Pada pukulan ketiga yang salah, pemukul

boleh memukul lagi, sampai ada pukulan yang betul atau tidak kena,

kemudian dia harus lari ke base I. Tetapi jika pukulan yang ketiga tidak kena

dan catcher dapat menangkap lambungan pitcher sebelum bola menyentuh

tanah, pemukul mati 1.

Page 25: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

18

b) Jika terjadi pergantian dan ada seorang pemukul yang belum selesai

menghabiskan haknya memukul, pemukul ini masih berhak memukul pada

inning selanjutnya.

12) PERGANTIAN: Pergantian dilakukan setelah ada 3 mati ( 3 out)

13) PUKULAN BETUL:

a) Jika bola setelah dipukul berhenti di dalam lapangan (di antara kedua garis

salah)

b) Jika bola setelah dipukul, jatuh di dalam lapangan, kemudian berputar ke

luar melalui lanjutan garis salah.

14) PUKULAN SALAH:

a) Jika bola jatuh di luar garis salah dan tetap berhenti di situ.

b) Jika bola jatuh di dalam lapangan, kemudian berputar ke luar melewati garis

salah antara base IV dengan base I dan antara base IV dengan base III.

15) PUKULAN MELESET (Tip Salah):

a) Jika bola dipukul tidak kena dengan sempurna dan bola tersebut ditangkap

oleh catcher, maka pukulan itu disebut ―tip salah‖ atau meleset.

b) ―Tip Salah‖ pada pukulan ketiga, si pemukul mati satu.

16) FREE WALK: free walk diberikan pemukul bila:

a) Sudah empat kali lambungan ―ball‖

b) Lambungan pitcher mengenai pemukul dan pemukul ini sudah berusaha

menghindari bola.

c) Pitcher membuat gerak tipu.

17) CATCHER: Catcher adalah penjaga belakang. Tempatnya di belakang base IV.

Tugas utamanya menangkap semua bola yang dilambungkan pitcher.

18) PENJAGA BASE: Tugas utamanya ―membakar‖ base (menginjak base dengan

membawa bola dan ―mengetik‖ (menyentuh pelari dengan bola yang digenggam

dan bola ini tidak boleh jatuh). Semua partai lapangan boleh mengetik dan

membakar base.

19) PELARI BASE:

a) Setelah sampai pada base yang dituju, pelari base tidak boleh terlanjur

larinya, kecuali pada base I.

b) Bila sampai terjadi, dia harus kembali menginjak base dan dapat ―ditik‖

sebelum kembali ke base tersebut.

Page 26: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

19

c) Setiap kali melepaskan base, dia dapat ―ditik‖. Jadi kalaupun dia bermaksud

meninggalkan base, dalam mengambil ancang-ancang untuk lari, salah satu

kakinya harus tetap menginjak base.

20) LARI KEHARUSAN: Tiap base dapat menjadi tujuan yang diharuskan bagi

seorang pelari, yaitu:

a) Base I, bagi pelari yang baru saja memukul

b) Base II, bila base I isi dan base III harus ditempati oleh pemukul (base I

juga keharusan).

c) Base III, bila base I dan II isi, sedang base I harus ditempati oleh pemukul

(base I dan II juga keharusan).

d) Base IV, bila semua base isi (base I, II dan III juga keharusan)

e) Tiap-tiap base yang ditinggalkan oleh pelari base, kemudian harus kembali

karena terjadi ―tangkap bola‖.

f) Pada lari keharusan ini, semua pelari dapat dimatikan dengan membakar

base yang dituju atau pelarinya yang ditik.

21) INFIELD FLY:

a) Apabila bola dipukul tinggi sampai hampir vertikal dan diperkirakan jatuh

diantara keempat base dan akan tertangkap, wasit berseru ―infield fly‖

b) Pada saat si pemukul mati dan semua pelari base tidak boleh lari. Wasit

menyerukan ―infield fly‖ apabila belum ada mati 2, base I dan II isi, atau

base I, II dan III isi.

22) CATCH BALL atau TANGKAP BOLA: pada tiap-tiap ―catch ball‖ (tangkap

bola), si pemukul mati satu. Pelari lainnya tidak boleh lari. Bila sudah terlanjur

lari, mereka harus kembali ke base semula. Mereka dapat mati bila basenya

dibakar atau ditik.

23) PEMENANG PERTANDINGAN: Pemenang pertandingan adalah regu yang

mengumpulkan ―run‖ lebih banyak selama pertandingan yang sah.

a) Hasil akhir dari pertandingan yang sah adalah hasil akhir dari inning

lengkap, kecuali bila regu yang mendapat giliran memukul terakhir telah

mengumpulkan run lebih banyak daripada run yang didapat oleh regu yang

mendapat giliran memukul sebelumnya dalam inning yang belum selesai.

Dalam hal ini nilai ditentukan pada inning yang belum selesai tersebut.

b) Hasil seri dari pertandingan yang sah adalah hasil seri sewaktu pertandingan

dihentikan. Pertandingan yang berakhir seri harus diulang dari permulaan.

Page 27: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

20

c) Nilai dari ―fortaited game‖ atau regu yang melanggar, dinyatakan kalah 7 –

0 untuk regu yang tidak bersalah.

24) RUN:

a) Satu run dihasilkan jika seorang pelari secara sah telah menyentuh base I, II,

III dan home plate (base IV) sebelum terjadi out ketiga.

b) Suatu run akan diabaikan bila terjadi out ketiga yang disebabkan oleh:

(1) Batter base-runner (pelari base pemukul) dimatikan sebelum

mencapai base I.

(2) Pelari base out karena harus meninggalkan basenya, karena

pemukul harus menjadi batter base runner. Kejadian ini disebut

―force out‖, yakni suatu out yang terjadi jika pelari kehilangan suatu

out yang terjadi jika pelari kehilangan haknya menempati base I, II,

dan III yang sedang dia tempati karena pemukul menjadi pelari

base, sebelum ia mencapai base didepannya dia sudah dimatikan

(mati terpaksa).

(3) Seorang pelari base meninggalkan basenya, sebelum pitcher

melepaskan lambungan bolanya kepada pemukul.

c) Pelari base yang berada di belakang, tidak dapat membuat run jika pelari

didepannya out ketiga di dalam satu inning.

d) Pelari base yang di belakang tidak dapat membuat run lebih dulu daripada

pelari didepannya di dalam ―batting order‖, jika pelari didepannya belum

dimatikan. ―Batting order‖ adalah daftar nama pemain yang akan melakukan

giliran memukul dari regu ofensif

25) WASIT: Ada empat orang. Satu kepala wasit dan tiga wasit base. Kepala wasit

bertugas di belakang catcher, menentukan ―ball‖, ―pukulan salah‖, dan ―pukulan

betul‖. Sedangkan wasit base bertugas di lapangan untuk menentukan

―mati‖nya para pelari base.

26) SCORER atau PENCATAT NILAI: Wasit dibantu oleh dua orang pencatat nilai

yang disediakan oleh masing-masing regu atau partai. Catatan tersebut berisi:

a. Tanggal dan jam permainan

b. Nama kedua regu yang bertanding

c. Nama kedua pemimpin atau kapten regu

d. Jumlah inning

Page 28: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

21

e. Banyaknya nilai, banyaknya mati dan banyaknya tangkap bola untuk

tiap pemain dari tiap regu.

27) PEMAIN PENGGANTI: Pergantian pemain hanya diperkenankan asal

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Kapten regu menghendakinya dan memberitahukannya kepada wasit. Wasit

akan menghentikan permainan untuk sementara dan memberitahukannya

kepada pencatat nilai.

b) Pemain pengganti dianggap telah masuk dalam pertandingan tanpa

hukuman, dalam hal sebagai berikut:

(1) Bila dia seorang pemukul, yaitu pada saat dia menempati posisinya

dalam tempat pemukul.

(2) Bila dia seorang fielder, yaitu saat dia menempati pemain yang

diganti.

(3) Bila dia seorang pelari, yaitu saat dia menempati pitcher plate.

c) Setiap pitcher yang namanya telah terdaftar dalam lembaran nilai, telah

diumumkan telah menempati posisinya di pitcher plate, harus

menyelesaikan tugasnya sampai pemukul pertama yang dihadapinya telah

menyelesaikan giliran memukul atau telah dikeluarkan dan pemain-pemain

lainnya boleh diganti setiap saat dengan pemain lain.

d) Pemain yang telah dikeluarkan dari permainan (karena suatu pelanggaran)

tidak boleh bermain lagi, kecuali sebagai pembantu.

Page 29: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

22

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Secara skematis kerangka pemecahan masalah yketerang dikembangkan terlihat

pada Gambar 3.1 berikut.

Keterangan: __________ alur kegiatan, - - - - - - - - - alur pengkajian

Gambar 3.1 Skema Alur Kerja Pemecahan Masalah

Berdasarkan skema di atas, langkah kegiatan untuk memecahkan permasalahan

sebagai berikut.

1. Melakukan observasi dan wawancara ke lapangan untuk mengumpulkan

permasalahan yang dihadapi siswa dan guru-guru penjasorkes SMA Negeri dalam

bidang softball.

2. Mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan sehingga ditemukan ada masalah

yang perlu mendapat penanganan yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan

guru dalam softball.

3. Melakukan pengkajian literatur, ditemukan alternatif yang visibel untuk

dilaksanakan yaitu melalui program refreshing.

Orientasi Lapangan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur Ceramah

Penyegaran Materi dan

keterampilan Softball

Produk

Menambah pengetahuan dan

keterampilan tentang Softball

Mampu membina siswa untuk

meningkatkan keterampilan siswa bermain

softball

Page 30: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

23

4. Pemberian pelatihan bidang softball untuk meningkatkan kualitas penguasaan dan

keterampilan guru penjasorkes dalam bidang softball sehingga mampu membina

kebugaran jasmani siswa melalui olahraga softball.

5. Pemberian pelatihan softball untuk menumbuhkembangkan bakat, minat dan

kebugaran jasmani siswal.

B. REALISASI PEMECAHAN MASALAH

Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai

permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja guru SMA Negeri di kabupaten Bangli,

khususnya pada bidang peningkatan kualitas guru yang saat ini tengah berkonsentrasi

pada pembangunan berbagai institusi pendidikan dan tenaga kependidikan di berbagai

pelosok wilayahnya dan meningkatkan kebugaran siswa. Berangkat dari rasional

tersebut, maka program ini akan dilaksanakan dengan menyelenggarakan pelatihan

untuk meningkatkan kualitas penguasaan teknik dasar bermain softball bagi siswa dan

guru-guru Penjaskesrek SMA Negeri di Kabupaten Bangli. Model pelaksanaan

kegiatan ini akan dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan bidang kajian yang

terkonsentrasi pada 2 (dua) hal yaitu, penambahan wawasan dan pengetahuan guru

tentang teknik dasar bermain softball melalui pembekalan materi, dan pelatihan

keterampilan bermain softball melalui kegiatan praktek lapangan.

Lama pelaksanaan kegiatan adalah 3 (tiga) hari dengan melibatkan perwakilan

siswa dan guru Penjaskesrek SMA Negeri 1 Bangli. Kegiatan dilaksanakan tanggal 9,

10 dan 21 Juni 2017. Pada akhir program dilakukan evaluasi kepada setiap peserta

untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta dalam keterampilan bermain softball.

Selanjutnya, diakhir kegiatan setiap peserta diberi sertifikat sebagai tanda bukti

partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Dengan demikian, diharapkan siswa dan guru

Penjasorkes SMA memperoleh penyegaran wawasan dan peningkatan keterampilan

dalam permainan softball untuk kepentingan tugas dan profesinya sebagai pengembang

dan pelaksana kurikulum.

C. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran yang dianggap strategis dalam kegiatan ini adalah para siswa

dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli. Sasaran yang dipilih dipandang

Page 31: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

24

cukup visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau hasil dari kegiatan ini

secara berkelanjutan dan terstruktur

Jumlah siswa dan guru yang dilibatkan pada mulanya 20 orang, tetapi dalam

pelaksanaannya peserta bertambah hingga 30 orang, terdiri dari siswa dan guru

Penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dengan sistem

kader. Siswa dan guru Penjasorkes SMA perwakilan yang ditunjuk akan diberikan

pelatihan. Mereka yang dijadikan kader dipersyaratkan agar mampu dan mau bekerja

sama, serta dapat menyebarkan hasil kegiatan kepada siswa dan guru lainnya.

D. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1) Metode ceramah, untuk menyampaikan teori tentang teknik dasar olahraga softball.

2) Metode praktek atau demonstrasi, untuk mendemonstrasikan teknik-teknik softball

yang benar kepada para peserta sehingga para peserta dapat dengan mudah melihat dan

menirukan gerakan-gerakan dengan benar.

3) Metode diskusi, untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan

sehingga terjadi interaksi timbal balik antara peserta dengan peserta dan antara peserta

dengan pelatih.

4) Metode pelatihan, dengan penerapan metode pelatihan ini para peserta dapat secara

langsung mengikuti pelatihan softball.

5) Tahapan-tahapan pelaksanaannya adalah mengadakan penjajagan, mengadakan

koordinasi, mengirim undangan kepada peserta, melaksanakan kegiatan pelatihan,

melaksanakan evaluasi terhadap proses pelaksanaan P2M dan melakukan monitoring

serta membuat laporan kegiatan.

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat

dilihat dari hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan, yaitu:

1. Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan pada pelaksanaan kegiatan

pelatihan ini.

2. Terjadinya peningkatan keterampilan bermain softball dipantau melalui tanya jawab,

demonstrasi dan pelatihan.

3. Terbentuknya tim softball di SMAN 1 Bangli

Page 32: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL KEGIATAN

Hasil-hasil yang diperoleh dari pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut.

Pertama, Kegiatan pelatihan berjalan dengan baik. Kehadiran peserta dalam kegiatan

ini sesuai dengan jumlah yang direncanakan yaitu 20 orang (daftar hadir terlampir).

Kedua, penyajian materi oleh pelatih tentang teknik dasar bermain softball, berjalan

dengan lancar. Narasumber berhasil mengantarkan materi dengan baik. Cakupan materi

terdiri dari: sejarah permainan softball, sarana dan prasarana softball, teknik dasar

bermain softball, dan peraturan permainan softball. Setelah pemantapan materi teknik

dasar bermain softball, dilanjutkan dengan praktek di lapangan.

Ketiga, pelatihan keterampilan/teknik dasar bermain softball dilakukan di

lapangan Kapten Mudita Bangli. Pelatihan dipandu oleh seorang pelatih dan beberapa

orang asisten. Pelatihan dimulai dengan membuat lapangan sesuai standar yang

ditetapkan. Selanjutnya mempraktekkan setiap teknik dasar secara bagian-bagian,

kemudian diakhiri dengan melakukan permainan secara utuh sebagai kesatuan.

Pelatihan lapangan ini dilakukan beberapa kali, hingga dipandang cukup. Dua minggu

kemudian dilakukan pelatihan pendampingan. Setelah 3 kali latihan, tampak

penguasaan siswa dan guru-guru Penjasorkes dalam teknik dasar melempar dan

menangkap bola softball menunjukkan adanya peningkatan yang positif. Pada

keterampilan memukul bola masih perlu lebih diintensifkan latihannya.

Tanggapan siswa dan guru-guru peserta adalah positif. Kendala yang ditemui

dalam pelaksanaan pelatihan adalah belum adanya sarana permainan softball di

sekolah-sekolah. Kepada kepala sekolah disarankan agar membentuk club softball

sebagai suatu wadah dimana para guru dapat sharing pengetahuan dan berlatih teknik

dasar bermain softball secara berkelanjutan dan diupayakan agar sekolah mendapat

bantuan sarana olah raga softball dari KONI setempat.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil –hasil yang diuraikan di atas dapat disampaikan bahwa

seluruh peserta pelatihan mengikuti kegiatan dengan tekun dari awal hingga akhir

program (jumlah peserta mencapai 20 orang). Kehadiran seluruh peserta menjadi bukti

bahwa animo siswa dan guru-guru dalam mengikuti pelatihan sangat baik. Hal ini

Page 33: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

26

menunjukkan bahwa siswa dan guru-guru penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten

Bangli sangat berminat dalam mengembangkan permainan softball. Temuan ini sejalan

dengan capaian hasil 2M yng dilakukan di kota negara (Budhiarta, 2016, dan 2017).

Pelaksanaan pelatihan yang diawali dengan pemaparan makalah mengenai

teknik dasar bermain softball secara teoritis disajikan oleh nara sumber Drs. I Made

Danu Budhiarta, M.Pd. dari FOK UNDIKSHA akan menambah wawasan dan

pengetahuan siswa dan guru-guru penjasorkes tentang teknik dasar bermain softball.

Selanjutnya untuk memantapkan penguasaan teknik bermain softball, maka para siswa

dan guru diajak untuk praktek di lapangan yang sebenarnya. Masing-masing peserta

secara bergantian diberi kesempatan untuk mencoba memainkan teknik ini seperti

teknik melempar/melambungkan bola, menangkap bola, memukul bola, dan teknik

berlari ke base dengan dibantu oleh dosen dan mahasiswa. Di bagian akhir pelatihan

dilakukan kegiatan bermain softball dan membagi peserta menjadi 2 regu, masing-

masing beranggotakan 9 orang. Pelatihan lapangan yang pertama dilakukan tanggal 9

Juni 2017, pelatihan kedua tanggal 10 Juni 2017 dan pelatihan pendampingan

dilakukan tanggal 21 Juni 2017.

Berkat ketekunan dan kesungguhan semua peserta dalam mengikuti pelatihan

softball maka terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan serta keterampilan guru-guru

Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli, yang dapat dibuktikan dengan

kemampuan para peserta mendemonstrasikan setiap bagian teknik permainan softball

secara benar, dan kemampuan peserta dalam melakukan permainan softball secara

keseluruhan. Ini berarti penguasaan teknik dasar bermain softball siswa dan guru-guru

penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli mengalami peningkatan.

Walaupun demikian, keterampilan yang telah diperoleh melalui pelatihan ini

hendaknya ditindaklanjuti dengan terus melatih siswa-siswi di sekolah tempat peserta

bertugas secara berkelanjutan. Apalagi dengan diterapkannya kurikulum 2013,

pelajaran penjasorkes di SMA menuntut guru-guru memahami teknik dasar bermain

softball. Bila saat mempraktekkan permainan ini di sekolah menemui kendala, para

guru dapat menghubungi pelatih selaku dosen di jurusan Penjaskesrek FOK

UNDIKSHA.

Di akhir kegiatan, pelatih menghimbau agar para guru merintis dibentuknya

club softball dan membentuk tim softball Kabupaten Bangli, sehingga nantinya dapat

mengharumkan nama Bangli dalam PORPROV 2017 yang digelar September 2017.

Page 34: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

27

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan uraian tentang hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal

berikut.

1. Kegiatan pelatihan permainan softball bagi siswa dan guru-guru penjasorkes

SMA Negeri 1 Bangli dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program yang

telah direncanakan. Kehadiran peserta mencapai 100%, dengan jumlah 20 orang.

2. Telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dan guru-guru

penjasorkes SMA peserta pelatihan permainan softball yang ditunjukkan dengan

kemampuan siswa dan guru dalam mendemonstrasikan teknik-teknik dasar

bermain softball dengan benar.

3. Sebagai tindak lanjut dibentuk tim softball SMA Negeri 1 Bangli. Kepala SMA

Negeri 1 Bangli sangat antusias memfasilitasi pembentukan tim softball SMA

Negeri 1 Bangli ini.

B. SARAN

Beberapa saran yang dapat diusulkan adalah:

1. Para siswa dan guru disarankan agar setelah pelatihan tetap menjaga kebugaran

kondisi fisik dengan baik agar lebih mudah dalam menguasai teknik dasar bermain

softball dengan benar.

2. Para guru diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan

yang telah diperoleh pada kegiatan pelatihan ini dalam pembelajaran olahraga di

kelas. Untuk selanjutnya guru diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat

siswa serta dapat memasyarakatkan permainan softball di kota Bangli, dan tekun

membina tim softball SMAN 1 Bangli yang baru terbentuk.

Page 35: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

28

DAFTAR PUSTAKA

Bethel, D. (1993). Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara Prize

Budhiarta, M. D. (2007). Teori dan Praktek Permainan SoftBall. Diktat. FOK

Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2014. Pelatihan Softball

bagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA di Kota Tabanan. Laporan Pengabdian

Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2015. Pelatihan Softball

bagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK di Kota Amlapura. Laporan

Pengabdian Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Budaya Astra, I K., dan Yoda, I K. 2016. Pelatihan Softball bagi

Siswa dan Guru Penjasorkes SMA Negeri di Kota Negara. Laporan Pengabdian

Pada Masyarakat. LPPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, I M. D. 2017. Pelatihan Softball bagi Siswa dan Guru Penjasorkes di Kota

Negara. Jurnal Widya Laksana. Vol 6(1) 2017. Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat. Undiksha.

Dohson, J.M. (1971). Softball for Girls. New York: The Ronald Press Company.

http://www.google.com. [30 Agustus 2013].

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi

Kurikulum 2013, SMP/MTs-Penjasorkes. Jakarta

Softball Canada. (1981). Coaching Manual, Level I,II-Thecnical. Canada: Canadian

Amateur Soft Ball Association. CASAP-300-1.

Universitas Pendidikan Ganesha. (2013). Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pada

Masyarakat. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. UNDIKSHA.

Page 36: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

29

Lampiran 1: Lembar monitoring

Page 37: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

30

Lampiran 02: Bukti saubmit artikel ke seminar nasional pengabdian masyarakat

(senadimas)

Page 38: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

31

Artikel P2M

PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES

DI SMA NEGERI 1 BANGLI

Oleh

I Made Danu Budhiarta

Universitas Pendidikan Ganesha

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bermain

softball bagi siswa dan guru penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli. Kegiatan

dilakukan dengan memberikan pelatihan dan praktek lapangan bertempat di SMAN 1

Bangli. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2017, kemudian dilanjutkan dengan

pendampingan tanggal 10 dan 21 Juni 2017. Hasil kegiatan menunjukkan: (1)

pelaksanaan pelatihan berjalan lancar. (2) keterampilan siswa dan guru dalam bermain

softball terkategori baik, dan (3) respon siswa dan guru-guru peserta adalah positif dan

mereka sangat antusias mengikuti pelatihan. Kendala yang ditemui dalam pelaksanaan

pelatihan adalah kurangnya waktu untuk latihan softball.

Kata-kata kunci: pelatihan, permainan softball, penjasorkes

ABSTRACT

This P2M activity aims to improve the knowledge and skills to play softball for

students and teachers of physical education, sports and health in SMA N at Kabupaten

Bangli. The realization of activities is done by giving discourse and practice at SMAN

1 Bangli. The training has been held three times, namely the 9th

, 10th

and June 21th

,

2017. The results of this activity show that (1) in general the implementation of training

lasted smoothly, (2) the competency of students and teachers of physical education,

sports and health about the basic techniques of playing softball was good. The response

of students and teachers was positive and they were very enthusiastic about the training.

The problem that is found in the implementation of the training is the lack of time to

practice.

Key words: training, softball games, physical education, sports and health.

PENDAHULUAN

Pembelajaran olahraga di sekolah menengah dewasa ini cenderung dilaksanakan

secara konvensional, dengan alternatif kegiatan berupa lari keliling lapangan,

permainan voli, atau senam kesegaran jasmani. Olahraga yang sama juga diberikan

sebagai pilihan ekstrakurikuler. Pilihan kegiatan olahraga yang terbatas tersebut

cenderung menjadi rutinitas dan menimbulkan kebosanan. Padahal, ada beberapa

olahraga lain yang dapat dan wajib dibelajarkan di sekolah-sekolah seperti basket,

sepak bola, renang dan soft ball sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013. Dengan

diberlakukannya kurikulum 2013 maka setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan (Penjasorkes) di SMP/SMA/SMK harus menguasai berbagai jenis permainan

Page 39: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

32

bola besar seperti voli, basket, sepak bola dan permainan bola kecil seperti soft ball

(Kemdikbud, 2013).

Softball merupakan olahraga permainan yang mirip dengan permainan bola

kasti yang sudah sering diberikan di tingkat Sekolah Dasar. Permainan Softball dapat

dilakukan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria. Olahraga

softball dapat mengembangkan jasmani dan rohani, di dalam gerakan-gerakan bermain,

jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan yang telah

dimiliki. Perkembangan jasmani digunakan untuk pembentukan sikap tubuh yang baik

meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta kemampuan jasmani yang mencakup

kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan, kelentukan dan lain sebagainya.

Perkembangan rohani dimana segi kejiwaan, keperibadian dan karakter akan tumbuh ke

arah yang positif sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Budhiarta (2007), bahwa dengan bermain soft ball akan berkembang secara

baik unsur-unsur: daya pikir, kemauan dan perasaan. Disamping itu keperibadian

berkembang dengan baik terutama self kontrol, disiplin, rasa kerja sama, rasa tanggung

jawab terhadap apa yang diperbuatnya.

Agar bermain softball menyenangkan maka pemahaman dan penguasaan

teknik perlu diajarkan dengan baik. Beberapa teknik yang harus dikuasai antara lain

melambungkan bola, menangkap bola dan lain sebagainya. Walaupun permainan ini

sudah mulai populer di Indonesia, namun di Kabupaten Bangli, olahraga ini belum

memasyarakat dan masih banyak siswa dan guru penjasorkes yang belum bisa bermain

softball, belum mengetahui apa itu olahraga softball, apa saja sarana prasarananya dan

bagaimana peraturan permainannya. Oleh karena itu, dalam mendukung kurikulum

2013 dan sebagai upaya mempopulerkan olahraga softball di Kabupaten Bangli,

melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat kami ingin mengenalkan olahraga

softball pada siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri yang ada di Kabupaten

Bangli.

Mencermati hal tersebut nantinya softball bisa dijadikan sebagai salah satu

alternatif yang dipilih untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah, sehingga olahraga

menjadi lebih bervariasi dan siswa lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan

olahraga. Soft ball ini juga dapat dimasukkan sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler

sehingga menambah khasanah kegiatan ekstrakurikuler serta akan ikut mempopulerkan

permainan softball di Indonesia khususnya di Kabupaten Bangli. Untuk itu perlu

dilakukan P2M yang berjudul: ―Pelatihan Softbaall bagi Siswa dan Guru

Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli”

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan

siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli terhadap teknik

dasar bermain softball. Adapun manfaat kegiatan diharapkan dapat meningkatkan

wawasan, pengetahuan, dan keterampilan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA dalam

bidang softball, sehingga dapat meningkatkan prestasi olahraga softball.

Softball adalah salah satu cabang olahraga yang berasal dari Amerika Serikat

yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan softball

ini merupakan penyesuaian dari baseball dengan bentuk permainan lebih lunak

(Budhiarta, 2007). Daya tarik utama olahraga ini adalah softball dapat dimainkan oleh

Page 40: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

33

setiap orang dengan tidak memandang usia, baik pria maupun wanita, tidak

memerlukan lapangan yang luas, terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup.

Softball merupakan olahraga yang paling digemari anak-anak muda terutama para

pelajar dan mahasiswa.

Latihan teknik bertujuan untuk dapat menguasai dan melakukan unsur-unsur

permainan tersebut secara baik. Adapun unsur-unsur teknik pada softball dapat dibagi

sebagai berikut : (1) Melempar, Menangkap Bola, Memukul, Pitching, Catcher,

Sliding, dan cara lari keliling lapangan dengan menyentuh setiap base secara efisien.

Teknik bermain softball ini sangat penting dikuasai guru, karena setiap lemparan yang

tepat dan keras merupakan senjata yang baik dalam jaga atau fielding. Pada latihan bagi

pemula, hendaknya terlebih dahulu dilatih macam lemparan yang disebut overhand

throw, sampai lemparan ini dikuasai dasar-dasarnya, baik kecepatan, ketepatan maupun

pengontrolannya. Setelah overhand throw dikuasai baru diajarkan macam lemparan

yang lain ialah lemparan sampai dan lemparan ayunan bawah.

METODE PELAKSANAAN

Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai

permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja guru sekolah menengah di Kabupaten

Bangli, khususnya pada bidang peningkatan kualitas guru yang saat ini tengah

berkonsentrasi pada pembangunan berbagai institusi pendidikan dan tenaga

kependidikan di berbagai pelosok wilayahnya. Berangkat dari rasional tersebut, maka

program ini dilaksanakan dengan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan

kualitas penguasaan teknik dasar bermain softball bagi siswa dan guru-guru

SMP/SMA/SMK khususnya guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli.

Model pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan

bidang kajian yang terkonsentrasi pada 2 (dua) hal yaitu, penambahan wawasan dan

pengetahuan siswa dan guru terhadap teknik dasar bermain softball melalui pembekalan

materi, dan pelatihan keterampilan bermain softball melalui kegiatan praktek lapangan.

Lama pelaksanaan kegiatan adalah 3(tiga) kali, yaitu tanggal 9, 10, dan 21 Juni 2017

dengan melibatkan perwakilan siswa dan guru SMA Negeri 1 Bangli. Pada akhir

program dilakukan evaluasi kepada setiap peserta untuk mengetahui tingkat

penguasaan peserta dalam keterampilan bermain softball. Selanjutnya, diakhir kegiatan

setiap peserta diberi sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini.

Dengan demikian, diharapkan para siswa dan guru penjasorkes SMA 1 Bangli

memperoleh penyegaran wawasan dan peningkatan keterampilan dalam permainan

softball untuk kepentingan tugas dan profesinya sebagai pengembang dan pelaksana

kurikulum.

Khalayak sasaran yang dianggap strategis dalam kegiatan ini adalah para siswa

dan guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli. Sasaran yang dipilih dipandang cukup

visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau hasil dari kegiatan ini secara

berkelanjutan dan terstruktur. Jumlah siswa dan guru yang dilibatkan adalah sebanyak

20 orang. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dengan sistem kader. Mereka yang

dijadikan kader dipersyaratkan agar mampu dan mau bekerja sama, serta dapat

menyebarkan hasil kegiatan kepada siswa dan guru lainnya

Page 41: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

34

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1) Metode ceramah, untuk menyampaikan materi-materi tentang olahraga softball.

2) Metode praktek atau demonstrasi, untuk mendemonstrasikan teknik-teknik softball

yang benar kepada para peserta sehingga para peserta dapat dengan mudah melihat

dan menirukan gerakan-gerakan dengan benar.

3) Metode diskusi, untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan

sehingga terjadi interaksi timbal balik antara peserta dengan peserta dan antara

peserta dengan pelatih.

4) Metode pelatihan, dengan penerapan metode pelatihan ini para peserta dapat secara

langsung mengikuti pelatihan softball.

5) Tahapan-tahapan pelaksanaannya adalah mengadakan penjajagan, mengadakan

koordinasi, mengirim undangan kepada peserta, melaksanakan kegiatan pelatihan,

melaksanakan evaluasi terhadap proses pelaksanaan P2M dan melakukan monitoring

serta membuat laporan kegiatan.

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat

dilihat dari hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan, yaitu:

1. Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam melibatkan diri pada

pelaksanaan kegiatan pelatihan ini.

2. Terjadinya peningkatan pemahaman dan keterampilan softball melalui tugas, tanya

jawab, demonstrasi dan pelatihan.

3. Para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam

melaksanakan pembelajaran softball di sekolah masing-masing.

4. Indikator keberhasilan yaitu peserta pelatihan dapat menguasai keterampilan dan

peraturan permainan soft ball.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan P2M yang diperoleh adalah sebagai berikut. Pertama, semua

peserta hadir dalam kegiatan ini yaitu 20 orang yang diundang. Kedua, penyajian

materi oleh pelatih tentang teknik dasar bermain softball, berjalan dengan lancar.

Cakupan materi terdiri dari: Sejarah permainan soft ball; Sarana dan prasarana

softball; Teknik dasar bermain softball; dan peraturan permainan softball. Ketiga,

Pelatihan dipandu oleh seorang pelatih dan beberapa orang asisten, dimulai dengan

membuat lapangan sesuai standar yang ditetapkan, selanjutnya mempraktekkan setiap

teknik dasar secara bagian-bagian, kemudian diakhiri dengan melakukan permainan

secara utuh sebagai kesatuan.

Berdasarkan hasil-hasil yang diuraikan di atas dapat disampaikan bahwa seluruh

peserta pelatihan mengikuti kegiatan dengan tekun dari awal hingga akhir program.

Kehadiran peserta mencapai 100%, hal ini membutikan bahwa animo siswa dan guru-

guru dalam mengikuti pelatihan cukup baik. Guru yang tidak hadir sebagian karena

melaksanakan tugas lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dan guru-guru penjasorkes

SMA Negeri 1 Bangli berminat dalam mengembangkan permainan softball.

Pelaksanaan pelatihan diawali dengan pemaparan makalah mengenai teknik

dasar bermain softball secara teoritis oleh nara sumber Drs. I Made Danu Budhiarta,

M.Pd., untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru-guru penjasorkes tentang

Page 42: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

35

teknik dasar bermain softball. Selanjutnya untuk memantapkan penguasaan teknik

bermain softball, maka para guru diajak untuk praktek di lapangan yang sebenarnya.

Masing-masing peserta secara bergantian diberi kesempatan untuk mencoba

memainkan teknik ini seperti teknik memukul bola, melempar/melambungkan bola,

menangkap bola, dan teknik berlari ke base dengan dibantu oleh dosen dan mahasiswa.

Berkat ketekunan dan kesungguhan semua peserta dalam mengikuti pelatihan

softball maka terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan serta keterampilan siswa dan

guru-guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli, yang dapat dibuktikan dengan

kemampuan para peserta mendemonstrasikan setiap bagian teknik permainan softball

secara benar, dan kemampuan peserta dalam melakukan permainan softball secara utuh.

Ini berarti penguasaan teknik dasar bermain softball siswa dan guru-guru penjasorkes

SMA Negeri 1 Bangli mengalami peningkatan.

Walaupun demikian, keterampilan yang telah diperoleh melalui pelatihan ini

hendaknya ditindaklanjuti dengan melatih siswa-siswi di sekolah tempat peserta

bertugas. Apalagi dengan diterapkannya kurikulum 2013, pelajaran penjasorkes di

SMP/SMA/SMK menuntut guru-guru memahami teknik dasar bermain softball. Bila

saat mempraktekkan permainan ini di sekolah menemui kendala para guru dapat

menghubungi pelatih selaku dosen di jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian tentang hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal

berikut. (1) Kegiatan pelatihan permainan softball bagi siswa dan guru-guru

penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program

yang telah direncanakan. Jumlah peserta yang hadir mencapai 100%; dan (2)

Pengetahuan, wawasan, dan keterampilan siswa dan guru-guru penjasorkes dalam

bermain softball mengalai peningkatan. (3) Respon siswa dan guru-guru terhadap

pelatihan softball adalah positif.

Beberapa saran yang dapat diusulkan adalah: (1) Para guru disarankan agar

setelah pelatihan tetap menjaga kesiapan kondisi fisik dengan baik agar lebih mudah

dalam menguasai teknik dasar bermain softball dengan benar; dan (2) Para guru

diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah

diperoleh pada kegiatan pelatihan ini dalam pembelajaran olahraga di sekolah. Selain

itu, guru diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat siswa serta dapat

memasyarakatkan permainan softball di Kabupaten Bangli.

DAFTAR PUSTAKA

Bethel, D. 1993. Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara Prize

Budhiarta, M. D. 2007. Teori dan Praktek Permainan SoftBall. Diktat. FOK

Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2014. Pelatihan Softball

bagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA di Kota Tabanan. Laporan Pengabdian

Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Page 43: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

36

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2015. Pelatihan Softball

bagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK di Kota Amlapura. Laporan

Pengabdian Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Budaya Astra, I K., dan Yoda, I K. 2016. Pelatihan Softball bagi

Siswa dan Guru Penjasorkes SMA Negeri di Kota Negara. Laporan Pengabdian

Pada Masyarakat. LPPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, I M. D. 2017. Pelatihan Softball bagi Siswa dan Guru Penjasorkes di Kota

Negara. Jurnal Widya Laksana. Vol 6(1) 2017. Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat. Undiksha.

Dohson, J.M. 1971. Softball for Girls. New York: The Ronald Press Company.

http://www.google.com. [30 Agustus 2013].

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi

Kurikulum 2013, SMP/MTs-Penjasorkes. Jakarta

Softball Canada. 1981. Coaching Manual, Level I,II-Thecnical. Canada: Canadian

Amateur Soft Ball Association. CASAP-300-1.

Universitas Pendidikan Ganesha. 2013. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pada

Masyarakat. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Undiksha.

Page 44: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

37

Lampiran 03: Foto-foto Kegiatan

Gambar 1: Pembukaan Kegiatan P2M oleh Kepala LPPM diwakili Ketua Pelaksana

Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

Gambar 2: Kegiatan P2M dihadiri oleh

Ketua Kepala Sekolah SMAN se Kabupaten Bangli

Page 45: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

38

Gambar 3. Sebagian Siswa dan Guru-guru Penjasorkes SMA di Kabupaten

Bangli, peserta pelatihan softball

Gambar 4. Pelatihan tentang teori teknik permainan softball oleh

narasumber Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

Page 46: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

39

ambar 5. Peserta Pelatihan dengan tekun mengikuti penjelasan narasumber

tentang teknik permainan softball di lapangan

Gambar 6. Peserta Pelatihan berlatih teknik melempar dan menangkap bola dalam

permainan softball di lapangan dengan gembira

Page 47: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

40

Gambar 7. Peserta Pelatihan berlatih teknik memukul bola dalam permainan softball di

lapangan dengan gembira

Gambar 7. Peserta mulai latihan bermainan softball secara utuh/lengkap di lapangan

Page 48: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

41

Gambar 8 Sebagian peralatan softball

Page 49: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

42

Lampiran 04 Daftar Hadir Peserta

Page 50: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

43

Lampiran 05 Surat Perjanjian Kerja P2M

Page 51: PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · 02 Materi Pelatihan…… ... secara konvensional, ... dan misi pembangunan yang berorientasi

44

Lampiran 06 Materi Pelatihan