bab ii kajian teori dan hipotesis a. kajian teori 1. softball · teknik dasar permainan softball...

51
7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Hakekat Permainan Softball Olahraga Softball lahir di Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc pada tahun 1887 di kota Chiccago. Semula, permainan ini hanya sebagai rekreasi dan dimainkan dalam ruangan tertutup. Daya tarik utama adalah permainan ini dapat dimainkan oleh semua usia, baik pria maupun wanita. Perkembangan selanjutnya, terbentuklah Federasi Softball internasional dan lahir pula peraturan peraturan permainan ini. Terutama untuk pertandingan antar Negara. Untuk pertemuan ini biasanya diawali dengan kejuaraan nasional dan regional dibelahan Negara peserta.Softball merupakan perkembangan dari olahraga sejenis yaitu bisbol (Softball ) atau hardball (Suharja 2010 : 104). Menurut Kurniawan (2012 : 108 ) Softball adalah permainan berbeda dari bisbol/basseball.karena lebih pada aplikasi daripada dalam peraturan.Sampai 1996, di Indonesia olahraga Softball masih dianggap sebagai olahraga kaum wanita. Akan tetapi setelah melihat Asean game di Bangkok, diketahui bahwa kaum pria juga bermain Sooftball. Melihat keterbukaan ini, Indonesia mulai serius. Perkembangan mulai tampak di Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang, dan Surabaya. Melihat perkembangan yang sangat pesat dan Softball menjadi olahraga masyarakat, maka dibentuklah organisasi Softball yang bernama “Perserikatan Softball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia (PERBASASI)”. Kejuaraan nasional diadakan pada 1967 di Jakarta. Pada PON VII 1969 di Surabaya, Softball merupakan salah satu cabang yang dipertandingkan. a. Peraturan yang penting untuk diperhatikan dalam permainan Softball. Menurut Suranto (2010: 16) regu yang mendapat giliran memukul,maka setiap pemain mendapatkan kesempatan tiga kali memukul dengan ketentuan bila pukulan yang pertama atau kedua baik pemukul harus segera lari. Peraturan yang penting untuk diperhatikan pemain sebagai berikut: 1) Satu regu terdiri dari 9 orang pemain 2) Pergantian pemain harus memberitahukan kepada umpire/ wasit 3) Pemain yang sudah diganti tidak boleh bermain lagi. Peraturan untuk pemain sebagai berikut: 1) Untuk

Upload: dangdung

Post on 08-Mar-2019

289 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakekat Permainan Softball

Olahraga Softball lahir di Amerika Serikat yang diciptakan oleh George

Hancoc pada tahun 1887 di kota Chiccago. Semula, permainan ini hanya sebagai

rekreasi dan dimainkan dalam ruangan tertutup. Daya tarik utama adalah permainan ini

dapat dimainkan oleh semua usia, baik pria maupun wanita. Perkembangan selanjutnya,

terbentuklah Federasi Softball internasional dan lahir pula peraturan – peraturan

permainan ini. Terutama untuk pertandingan antar Negara. Untuk pertemuan ini

biasanya diawali dengan kejuaraan nasional dan regional dibelahan Negara

peserta.Softball merupakan perkembangan dari olahraga sejenis yaitu bisbol (Softball )

atau hardball (Suharja 2010 : 104).

Menurut Kurniawan (2012 : 108 ) Softball adalah permainan berbeda dari

bisbol/basseball.karena lebih pada aplikasi daripada dalam peraturan.Sampai 1996, di

Indonesia olahraga Softball masih dianggap sebagai olahraga kaum wanita. Akan tetapi

setelah melihat Asean game di Bangkok, diketahui bahwa kaum pria juga bermain

Sooftball. Melihat keterbukaan ini, Indonesia mulai serius. Perkembangan mulai tampak

di Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang, dan Surabaya. Melihat perkembangan yang

sangat pesat dan Softball menjadi olahraga masyarakat, maka dibentuklah organisasi

Softball yang bernama “Perserikatan Softball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia

(PERBASASI)”. Kejuaraan nasional diadakan pada 1967 di Jakarta. Pada PON VII

1969 di Surabaya, Softball merupakan salah satu cabang yang dipertandingkan.

a. Peraturan yang penting untuk diperhatikan dalam permainan Softball.

Menurut Suranto (2010: 16) regu yang mendapat giliran memukul,maka setiap

pemain mendapatkan kesempatan tiga kali memukul dengan ketentuan bila pukulan

yang pertama atau kedua baik pemukul harus segera lari. Peraturan yang penting untuk

diperhatikan pemain sebagai berikut: 1) Satu regu terdiri dari 9 orang pemain 2)

Pergantian pemain harus memberitahukan kepada umpire/ wasit 3) Pemain yang sudah

diganti tidak boleh bermain lagi. Peraturan untuk pemain sebagai berikut: 1) Untuk

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

8

menentukan siapa yang menjadi partai penjaga (home team/HT) dan siapa partai

pemukul (Visiting team/VT) harus dilakukan undian / toss dengan uang logam. 2)

Permainan dilakukan dalam 7 inning. Untuk pertandingan antar sekolah dapat dibatasi

dengan waktu 1 ½ jam, tetapi dengan catatan sudah mencapai inning penuh (perjanjian

setempat) 3) Apabila satu regu tidak dating dilapangan pada waktu bertanding, regu

dinyatakan kalah dan regu yang menang mendapat nilai 7-0. 4) Nilai tidak dihitung bila

terjadi bersamaan dengan terjadinya out yang ke- 3 di first-base atau dikatuk ditempat

lain (sebelum mencapai base).

Peraturan tentang nilai sebagian berikut : 1) Menurut Faridha (2010 : 18) setiap

pelari dengan pukulan yang baik dan dapat kembali dengan selamat melampaui “home

base” mendapatkan nilai 1 (satu). 2) Dalam permainan Softball, pemain jaga dapat

dibedakan menjadi dua yaitu : infielders ialah left fielders, centerfielders, dan right

fielders. 3) Posisi jaga mereka diluar lapangan segi empat.

b. Lapangan permainan Softball

Dalam permainan yang sebenarnya, permainan Softball pada sebuah lapangan

yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran:

1) Panjang tiap–tiap sisinya : 16,76 meter.

2) Jarak home base ke tempat pelempar : 13,07 meter.

3) Tempat pelempar bending : 60 x 15 cm.

4) Terdapat tiga tempat hingga pelari yang dinamakan Base, yakni base I, base II,

base III sedangkan base IV merupakan temapy memukul, ukuran base itu sendiri

38 x 38 cm kecuali IV (home base) berukuran 42,5 – 43 x21,5 cm.

c. Peralatan pokok yang digunakan dalam permaian Softball.

Menurut Sarjono (2010 : 30) peralatan dalm olahraga Softball terdiri atas alat

pemukul, bola, sarung tangan, dan tempat hinggap (base). Peralatan pokok yang

digunakan dalam permaian di antaranya adalah:

1) Glove

Yaitu, sarung tangan untuk menangkap bola dengan berat 283,33 gram yang

terbuat dari kulit.

2) Bat (pemukul)

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

9

Yaitu, untuk memukul bola berukuran panjang 86,5 cm.

3) Bola

Berukuran beratnya tidak lebih dari 700 gram, keliling 30,5 cm.

4) Tempat atau hinggap (base)

Base dapat dibuat dari karet, kanvas, atau kayu yang bentuknya pipih serta

sebaiknya berwarna putih.

2. Teknik Dasar Permainan Softball

Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh

setiap pemain. Permainan Softball akan menarik jika para pemainnya menguasai

teknik dasar permainan Softball. Teknik dasar yang terdapat dalam permainan

Softball berkaitan erat dengan taktik dan strategi pertahanan dan menyerang. Teknik

dasar yang utama dalam Softball antara lain: teknik memukul, teknik melempar,

teknik menangkap, dan teknik Sliding. Dibawah ini akan dibahas mengenai teknik –

teknik untuk bertahan dan menyerang yakni melempar, menangkap dan memukul

bola.

a. Teknik melempar bola

Menurut Sutrisno (2010: 27) lemparan dalam Softball dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu lemparan atas (Overhand Throw), lemparan samping (sidehand throw), dan

lemparan bawah (underhand throw). Sebelum membahas ketiga lemparan tersebut

secara rinci perlu dibahas tentang cara memegang bola.

Cara memegang bola yang dilakukan oleh pemain akan berpengaruh pada

lemparan yang akan dilakukan. Kesalahan – kesalahan melakukan lemparan dapat

dicegah, jika para pemain memahami dan dapat melakukan cara memegang bola dengan

selayaknya. Ada tiga jenis cara memegang bola diantaranya sebagai berikut:

a) Pegangan 4 jari (Four Finger Grip) Cara memegang bola dengan four finger grip

adalah menempatkan kelima bagian jari pada sekeliling bola sedemikian rupa

menjadi satu genggaman. Jalannnya bola akan terjadi putaran samping, sehingga

arah bola ke samping luar. Hal tersebut terjadi karena pengaruh dari lecutan jari

kelingking terhadap bola pada saat pelepasan. Lintasan jalan bola akan parabol

kesamping, sehingga bola lambat dan ketepatan lemparan terhadap sasaran

berkurang.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

10

b) Pegangan 3 jari (Three Finger Grip) Cara memegang bola tiga jari adalah suatu

bentuk pegangan terhadap bola menempatkan atau meletakkan tiga jari yaitu jari

telunjuk, jari tengah, dan jari manis pada bagian atas bola. Disanggah dengan jari

kelingking dabn ibu jari pada bagian bawah bola. Lintasan jalannya bola mendatar

dengan putaran ke arah belakang, Karena pengaruh lecutan dari tiga jari tangan

tersebut.

c) Pegangan 2 jari (Two Finger Grip) Cara memegang bola dengan dua jari adalah

suatu bentuk pegangan terhadap bola dengan menempatkan/meletakkan jari

telunjuk dengan jari tengah pada bagian atas bola, dengan disanggah oleh ketiga

jari lainnya pada bagian bawah bola. Pegangan ini menghasilkan putaran bola kea

rah belakang (Back spin) sehingga lintasan jalannya bola mendatar karena

pengaruh putaran nola kearah belakang akibat gerakan lecutan tangan terhadap

bola dari kedua jari pada bagian atas bola.

Gambar 2.1 Teknik Memegang Bola Softball

(Slamet Suherman, 1996: 41)

1) Teknik lemparan atas (Overhand Throw)

Santoso (2010: 141) menjelaskan bahwa melempar bola melambung,

cengkeraman harus dijaga konstan sehingga pemain dapat mengembangkan suatu

kontrol dan ritme yang baik dalam melakukan lemparan. Kontrol bola yang

banyak digunakan adalah mencengkeram bola di antara ibu jari dan jari telunjuk

serta jari tengah. Lemparan atas ini biasanya digunakan untuk melempar bola

kesasaran yang jauh. Mekanisme gerakan yang terjadi pada teknik lemparan atas

adalah sebagai berikut : (1) Sikap Awal Berdiri dengan posisi kaki sedemikian

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

11

rupa sehingga badan dalam keadaan seimbang untuk melakukan gerakan

melempar. Kaki kiri melangkah ke depan, pegang bola di dalam glove dengan

grip yang cocok. Konsentrasikan pandangan dan pikiran kea rah lemparan yang

akan dituju. (2) Gerakan melempar bola Angkat kaki kiri menyilang ke depan,

berat badan dpindah kaki tumpu atau kaki kanan, tarik tangan kanan ke belakang

dengan diikuti putaran bahu ke belakang. Gerakan melempar selanjutnya,

pindahkan berat badan ke kaki kiri dengan meletakkan kaki dan agak ditekuk,

bersamaan dengan itu lemparkan bola dengan mengayun lengan dengan

pergerakkan /lecutan tangan di atas kepala serta bahu berputar ke depan. (3)

Gerakan Lanjutan Gerakan akhir dari melempar bola atas adalah gerakan lanjutan

yang dilakukan setelah bola terlepas dari lecutan tangan, seolah-olah gerakan

mengikuti gerak bola yang terlempar ke depan. Gerakan terakhir, posisi kaki kiri

melangkah sejajar dengan kaki kanan.

Gambar 2.2 Teknik Lemparan Atas (Overhand Throw)

(Slamet Suherman, 1996: 41)

2) Teknik lemparan bawah (Underhand Toss)

Menurut Khafadi (2010: 26) Lemparan bawah digunakan biasanya dalam

keadaan darurat dan dilakukan dalam waktu yang cepat,posisi tubuh membungkuk

dengan kedua kaki ditekuk. Lemparan bawah adalah suatu lemparan yang

dilakukan dengan cepat dan dilakukan dari jarak dekat. Teknik lemparan ini

bukanlah teknik lemparan pitcher untuk memberikan bola pada batter.

Mekanisme/tahap-tahap teknik lemparan bawah antara lain : (1) Sikap awal posisi

sikap awal melakukan lemparan bawah bukan faktor dominan, karena lemparan

bawah ini adalah kelanjutan dari penerimaan/menangkap bola yang berasal dari

bola bergulir maupun bola melambung. (2) Gerakan melempar bola setelah

menerima bola atau menangkap bola, ayunkan lengan ke belakang dekat dengan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

12

badan atau kaki sesuai dengan posisi saat menerima bola. Setelah itu pindahkan

berat badan ke depan, ayunkan lengan dari belakang dengan gerakan menjulurkan

tangan ke depan secara lambat, disertai dengan mencondongkan badan ke depan

dan berat badan pada kaki di depan. Lemparan dengan cara ini dilakukan tanpa

ada lecutan dari pergelangan tangan. Gerakan lanjutan Setelah bola terlepas dari

tangan, gerakan lengan diluruskan mengikuti jalannya bola ke arah sasaran,

disertai pandangan dan perhatian menuju sasaran. Bersamaan dengan itu,

pindahkan kaki belakang ke depan untuk mengikuti keseimbangan badan.

Gambar 2.3 Teknik Lemparan Bawah (Underhand Toss)

(Slamet Suherman, 1996: 41)

3) Teknik lemparan samping (slidehand throw)

Teknik lemparan samping ini biasanya dipergunakan untuk melempar

pada jarak dekat dengan memerlukan waktu yang cepat. Jalannya bola teknik ini

bergerak lurus dan lebih cepat mencapai sasaran. Lemparan ini biasanya

dipergunakan pemain in field yang membutuhkan kecepatan dan keakuratan

tangkapan bola. Tahapan – tahapan teknik lemparan samping adalah: (1) Sikap

awal berdiri pada kedua kaki dengan jarak selebar bahu. Ini untuk memperoleh

keseimbangan dan melakukan gerakan dengan lebih leluasa. Miringkan posisi

badan, tarik tangan kiri ke belakang dengan memutar pinggang, pindahkan berat

badan pada kaki belakang, bisa dengan melakukan striding (mengangkat/menarik

kaki ke atas) mendekati kaki belakang. (2) Gerakan melempar bola, Menurut

Sutrisno (2010 : 26) Pada waktu melempar lengan bawah sejajar dengan bahu dan

sedikit lecutan pergelangan tangan.Lemparkan bola mulai dari belakang, melalui

samping badan di bawah bahu ke arah sasaran. Posisi lengan setinggi pinggang

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

13

horizontal dan sejajar dengan tanah. Lepaskan bola dengan lecutan pergelangan

tangan untuk member kecepatan jalannya bola. (3) Gerakan lanjutan setelah bola

terlepas dari pergelangan tangan, gerakan tangan seolah-olah mengikuti jalannya

bola kearah sasaran, berakhir disebelah/sisi badan si pelempar. Berat badan yang

semula berada di belakang, kemudian ke kaki depan. Selanjutnya tarik kaki

belakang sejajar. Gerakan ini berfungsi sebagai keseimbangan.

Gambar 2.4 Teknik Lemparan Samping (Slidehand throw)

(Slamet Suherman, 1996: 41)

4) Teknik lemparan pitcher

Lemparan pitcher adalah suatu teknik lemparan yang dilakukan untuk

memberi lambungan kepada pemukul/batter pada awal permainan. Lemparan

tersebut harus masuk pada zona yang sah/strike zona, yaitu setinggi lutut dan di

bawah bahu, di atas home base.

Menurut Sutarmin (2010 : 46) untuk dapat melempar dengan baik perlu

memperhatikan beberapa factor sebagai berikut seperti kaki kanan sedikit ditarik

kebelakang,berat badan diletakkan pada kaki kanan,badan sedikit serong dan

waktu melempar dapat diikuti dengan melangkahkan kaki kedepan satu

langkah.Lemparan pitcher ada dua macam yaitu teknik slingshot dan teknik

windwill. (1) Teknik adalah lemparan bola yang dilakukan oleh pitcher dengan

cara mengayun lengan ke belakang dengan pelan,kemudian ayunkan kembali ke

depan dengan cepat dan kuat di ikuti oleh pelepasan bola.Gerakan lengan berayun

seperti gerak bandul dengan sudut tidak lebih dari 180 derajat,berporos pada

persendian bahu. Lemparan ini sangat cocok untuk atlet pemula,karena

gerakannya yang sangat mudah. (2) Teknik Wildmill adalah lemparan bola yang

di lakukan dengan memutar lengan dari bawah ke atas,kemudian ke belakang

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

14

dilanjutkan dengan ayunan ke depan,berporos pada persendian bahu,memutar 360

derajat. Dengan lintasan yang panjang sehingga menambah pelepasan bola lebih

kencang atau cepat.

Gambar 2.5 Teknik Lemparan Pitcher

(Slamet Suherman, 1996: 41)

5) Lemparan pitcher yang sah

Untuk melakukan lemparan, pitcher harus siap pada posisi menginjak

pitcher plate. (1) Bola berada pada kedua tangan di depan badan. (2) Pelepasan

bola yang sah kearah batter dilakukan dengan lemparan bawah tangan. (3) Salah

satu dari kaki pitcher harus selalu menempel pada pitcher plate sampai bola

terlepas dari tangan. Melepas kaki harus diseret dan tetap menempel tanah. (4)

Sebelum menentukan lemparan pitcher harus diam dan menghadapkan bahu

segaris dengan base I dan base II. (5) Tangan harus berada dibawah pinggang dan

pergelangan tangan tidak boleh lebih tinggi dari siku. (6) Setelah pelepasan bola,

maka diikuti dengan gerakan lanjutan dari lengan dan pergelangan tangan ke

muka melewati garis lurus dari badan.

6) Lemparan pitcher yang salah

Berikut ini gerakan-gerakan pitcher yang dianggap tidak sah/salah: (1)

Kaki terlepas dari pitcher plate. (2) Langkah melakukan lemparan pitcher tanpa

henti. (3) Terhenti untuk mengayun tangan kebelakang dan ke depan. (4) Gerakan

ayunan ke belakang dan ke depan tidak menjadi satu kesatuan. (5) Gerakan

ayunan lengan kembali bersama lagi ke depan badan tanpa melepas bola. (6) Maju

ke depan lebih dari dua langkah dari posisi pitcher plate. (7) Terjadi langkah kecil

pada salah satu kaki yang berada pada pitcher plate. (8) Melangkah ke belakang

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

15

dengan mengangkat kaki dari pitcher plate. (9) Pitcher melakukan gerakan

melempar bola tanpa pelepasan bola. 10) Kaki bagian belakang tidak

berada/menyentuh pitcher plate selam dalam posisi melempar. (11) Ayunan

lengan terlalu jauh dari posisi badan pitcher.

b. Teknik Menangkap Bola

Menangkap bola adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk

dapat menguasai bola dengan bantuan glove dari hasil pukulan atau lemparan teman.

Keterampilan menangkap bola perlu dilatih dengan baik dan tekun untuk mencapai

teknik yang benar (Endang Widyayastuti, 2009:25). Menurut Sutrisno (2010 : 26 )

teknik menangkap bola dibagi menjadi tiga macam ,sesuai dengan arah datangnya

bola, yaitu bola datar (straight ball),bola lambung,dan bola menggelinding (ground

ball). Berikut contoh gambar teknik melempar bola Softball:

Gambar 2.6 Teknik Menangkap Bola

(Slamet Suherman, 1996: 41)

1) Menangkap bola lurus

Untuk menangkap bola yang datang lurus, hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain:

a) Bersikaplah siap dengan kedua kaki dibuka (kuda-kuda), dengan cara

memegang glove di depan dada, tangan dijulurkan ke depan agak ditekuk.

b) Ketika bola datang, gerakan kaki bertumpu ke depan jika bola datang dari arah

depan, kesamping kiri atau kanan.

c) Lihatlah bola sampai benar-benar tertangkap dan amsuk pada kantong glove,

tidak ditelapak tangan atau jari.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

16

d) Tangkaplah bola denga bantuan tangan yang satu dengan cara menutup glove

ketika bola telah masuk pada kantong glove.

e) Redamlah tangkapan bola dari lemparan dengan cara menarik tangan atau

glove kearah badan agar bola memantul keluar.

2) Menangkap bola bergulir (groundball)

Menurut Khafadi (2010 : 26) bola yang datangnya bergelinding diatas

tanah ditangkap dengan cara berlutut sedemikian rupa dan tangan yang memakai

glove ditempatkan tepat pada arah datangnya bola,sedangkan tangan yang lainnya

siap untuk menangkap dan melemparkan bola. Beberapa petunjuk teknik

menangkap bola menggelinding, antara lain:

a) Bersiaplah dengan posisi menerima bola.

b) Pandangan mata tertuju pada arah lemparan atau pukulan bola.

c) Ketika bola datang, songsonglah bola dengan berlari. Setelah bola dekat

letakkan lutut bertumpuh pada tanah, kaki yang satu sebagai tolakan untuk

berlari. Letakkan punggung glove di tanah menghadap bola, tangan yang kanan

bersiap membantu menjaga bola yang telah masuk di glove agar tidak mental

keluar.

d) Bola tertangkap berada antara kedua kaki.

e) Setelah bola masuk glove, segera berdiri bertumpu kaki kanan, kaki kiri

melangkah untuk melempar bola

3) Menangkap bola lambung

Menangkap bola lambung atau fly ball adalah suatu usaha untuk

menguasai bola dengan glove jika bola dengan datang dari atas kepala atau

melambung, baik hasil pukulan atau lemparan dari teman. Usahakan saat

menangkap bola, bola dalam posisi di atas depan kepala. Menurut Tarmudi (2011:

180) “Bola melambung biasanya menyilang ke beberapa posisi sehingga harus

lebih dari satu pemain untuk menjaga bola”. Adapun cara menjaga bola lambung

adalah sebagai berikut. a) Ketika pukulan bola lambung mengarah ke sebelah

kanan atau kiri centre field, centre field memiliki prioritas tanggung jawab pada

out fielder. b) Gerak arah bola lebih mudah ditangkap sambil lari ke depan

daripada mundur, karena itu out fielder mempunyai prioritas daripada in fielder. c)

Karena pitcher dan catcher biasanya tidak dalam posisi yang baik, untuk menjaga

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

17

infield fly rute maka pemain lain memiliki prioritas daripada pitcher dan catcher.

d) Second baseman dan short stop berdiri pada posisinya dan menjaga bola

lambung antara base 1 dan base 3 (first baseman dan third basemen). Oleh karena

itu, ketika bola dipukul melambung antara base 1 dan base 3, diprioritaskan untuk

second basemen dan short stop. e) Catcher memiliki prioritas bola hasil pukulan

lambung dekat dengan home plate f) Oleh karena gerak lanjutan pitcher membuat

sukar untuk bergerak menangkap bola melambung maka pitcher akan membantu

menangkap bola lambung yang tiba-tiba jika diperlukan.

c. Teknik Memukul Bola

Menurut Aan Sunjata (2010: 33) teknik memukul bola dalam Softball dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu pukulan swing (ayunan sekeras- kerasnya) dan

pukulan bunt (pukulan untuk mengelabui lawan).Memukul bola pada permainan

Softball bertujuan untuk mencapai base di depannya serta member kesempatan

pemain yang lain untuk dapat maju ke base berikutnya dan mendapatkan nilai.

Menurut Sri Wahyuni (2010: 45) untuk dapat memukul bola dengan baik

perlu memperhatikan beberapa faktor seperti sikap badan harus membongkok,kaki

kiri sedikit dibuka,dan waktu memukul dapat diikuti badan sedikit memutar.

Memukul bola perlu memperhatikan prinsip atau dasar-dasar yang benar agar

pukulan tersebut mencapai sasaran. Dasar- dasar melakukan pukulan adalah sebagai

berikut:

1) Cara memegang alat pemukul (grip)

Menurut Santosa (2010 : 32) pegangan stik disini sangat menentukan

berhasil dan tidaknya gerakan memukul bola.Untuk itu, kayu pemukul dipegang

erat-erat dengan kedua tangan yang rapat atau sedikit jaraknya.tangan yang diatas

segaris dengan pertengahan ruas ketiga pada tangan yang ada dibawahnya.

Apabila pemukul tidak kidal, tangan kanan di bawah dan tangan kanan ada di atas.

2) Cara berdiri (stance)

Posisi batter berdiri pada kedua kaki sedikit ditekuk, berdiri sejajar

dengan home base. Badan sedikit bungkuk dan relaks, dengan pandangan kearah

pitcher. Ada tiga cara berdiri awalan memukul bola, anatara lain open stance,

closed stance, dan square stance. Open stance (posisi terbuka) Pemukul berdiri

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

18

dengan kaki depan (dekat pitcher) mengarah keluar dari garis batter box yang

berdekatan dengan home base. Jika ditarik garis lurus dari posisi kaki akan

membentuk sudut yang melebar dengan home plate. Posisi ini berguna bagi batter

antara lain: (1) Dengan posisi kaki depan mengarah keluar dari garis batte’s box,

batter dapat melangkah ke samping badan dalam batter’s box kea rah pitcher,

sehingga akan menambah kekuatan memukul. (2) Posisi ini membantu untuk

lebih awal memukul bola. Ini sangat berguna untuk menghadapi lemparan pitcher

yang keras atau jika batter terlambat memukul. (3) Posisi ini membantu batter

untuk melakukan pukulan kea rah sepanjang garis base ke tiga batter yang tidak

kidal dan mengarah sepanjang garis base pertama. Closed Stance (posisi tertutup)

Pada sikap ini posisi batter berdiri dengan kaki depan mengarah ke dalam batter’s

box yang berdekatan dengan home plate. Sedangkan kaki yang lain menjauh dari

home plate. Posisi ini berlawanan dengan open stance. Kegunaan posisi ini bagi

batter sebagai berikut : (1) Posisi ini membantu batter untuk mengontrol dan

mengoreksi kaki depan agar tidak mudah keluar dari batter’s box (2) Membantu

bagi batter yang sering melakukan pukulan terlalu awal dan cepat atau

menghadapi bola pitcher yang lambat. (3) Mengarahkan bola ke kanan dari posisi

batter. Square stance (posisi sejajar) Pada posisi ini batter berdiri dengan sikap

yang wajar, dengan kedua tumit dalam keadaan sejajar dengan garis batter’s box

yang berdekatan dengan home plate. Batter dapat melangkah ke luar atau ke

dalam jika ingin mengarahkan bola ke lapangan yang dikehendaki.

3) Cara melangkah atau menggerakkan kaki (stride)

Setelah dapat memegang pemukul dengan baik, kemudian berdiri di

batter box, posisi bahu dan lengan mengikuti posisi kaki, bahu di belakang lebih

rendah dari posisi depan, kepala dan pandangan mata harus selalu menghadap

bola sampai terjadi perkenaan bola dengan pemukul. Melangkah melakukan

bersamaan dengan datangnya bola dan mengayun tongkat/pemukul.

4) Cara mengayun alat pemukul mengayun lengan atau mengayun pemukul

merupakan kelanjutan dari gerak melangkahkan kaki.

Gerakan mengayun lengan disertai dengan memutar pinggang setelah

kaki mendarat. Gerak pergelangan tangan sangat membantu kekuatan perkenaan

pemukul dengan bola. Jika menginginkan bola melambung, pukullah di bagian

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

19

bawah bola. Jika hasil bola menyusur tanah, perkenaan bola di atas, dan jika di

tengah-tengah bola maka arah bola mendatar ini sangat penting. Gerak lanjut

Gerak ini merupakan gerak akhir dari melakukan ayunan memukul bola. Pada

tahap ini pergelangan tangan terus berputar sehingga lengan menyilang pada

tubuh dan pinggang berputar penuh dan setelah gerakan ini sebaiknya pemukul

dilepas hanya tangan kiri yang memgang pemukul. Kemudian berlari dengan

sebelumnya meletakkan tongkat pemukul terlebih dahulu. g. Berlari ke base /

antar base Setelah memukul bola, batter harus segera berlari menuju base I, tanpa

menoleh kearah manapun. Karena khusus base I, pelari yang telah menginjak base

tidak dimatikan walaupun tidak menempel di base. Ketentuan ini tidak berlaku di

base II, atau III. Terkecuali di base IV atau home base karena pelari langsung

masuk. Untuk itu kemampuan pelari harus menggunakan lari cepat (sprint),

dengan teknik lari sprint : berlari dengan ujung kaki, ayunan lengan tidak tegang,

badan condong ke depan dan paha di angkat tinggi. Jika akan melewati lebih dari

satu base (home run) mengambil tikungan sebaiknya tidak terlalu dekat dengan

base tetapi ± 2-4 meter sudah melakukan lari menikung.

Teknik memukul bola dengan ayunan

Teknik memukul bola tanpa ayunan

Gambar 2.7. Teknik Memukul Bola

(Slamet Suherman, 1996: 41)

d. Sliding (Meluncur)

Sliding adalah teknik gerakan meluncur badan untuk mencapai ke base yang

dituju dengan tidak mengurangi kecepatan dengan kaki atau tangan menyentuh base

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

20

(Endang Widyastuti, 2009: 34). Tujuan melakukan Sliding adalah dapat mencapai

base tanpa mengurangi kecepatan dan menghindari ketikan atau sentuhan lawan

dengan cara menjatuhkan diri, memegang base dengan kaki ataupun dengan tangan

terlebih dahulu.

Gambar 2.8. Teknik Sliding

(Slamet Suherman, 1996: 41)

Pada dasarnya ada tiga macam cara melakukan Sliding yaitu: (1) Sliding

lurus (straight in slide), (2) Sliding mengait (hock slide), Sliding dengan kepala

lebih dahulu (head first slide). Dari komponen-komponen tersebut berhubungan erat

satu dengan yang lain dan saling melengkapi, untuk teknik menangkap dan

melempar berguna untuk bertahan, teknik memukul bola, Sliding dan base running

berguna untuk penyerangan.

1) Sliding lurus (straight slide)

Teknik ini merupakan teknik yang termudah dilakukan, yaitu teknik

yang sampai di base dengan kaki terlebih dahulu. Caranya 2-3 meter sebelum

base, mulailah memindahkan berat badan ke belakang. Kemudian jatuhkan

pinggul pada tanah. Bersamaan denganitu ayunkan atau julurkan kaki (dua atau

salah satu) kea rah base. Posisi badan adalah telentang dengan seluruh badan

menyentuh tanah kecuali kepala.

2) Sliding mengait (hook slide)

Teknik ini sama – sama menggunakan kaki dahulu yang menyentuh base, tetapi

pelari tetlntang/merebahkan dirinya kearah samping luar atau dalam lapangan, di

kanan maupun di kiri base.Badan dibiarkan melewati base dengan salah satu kaki

lurus dan yang lain mengait base agar tidak terlepas.

3) Teknik Sliding dengan kepala terlebih dahulu

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

21

Teknik ini biasanya dipergunakan jika pelari yang sudah meninggalkan base akan

kembali ke base terlebih dahulu. Karena berat badan sudah ke depan, maka

dengan tolakan kaki, badan didorong ke depan meluncur di atas tanah dengan

posisi telungkup. Posisi kepala di depan dengan lengan lurus untuk menyentuh

base.

e. Taktik Penyerangan

Taktik penyerangan adalah suatu siasat yang digunakan oleh semua regu untuk

menyerang pihak lawan dan memperoleh nilai sehingga dapat memenangkan

pertandingan (Rithaudin, 2010: 85). Taktik penyerangan yang sering digunakan

dalam permainan Softball diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pukulan tanpa ayunan (sacrifice bunt) adalah usaha batter melakukan pukulan ke

arah base 1, pitcher atau base ketiga dengan tujuan untuk membantu pelari

menuju base di depannya. Adapun cara melakukannya adalah: (1) Jika ada pelari

pada base I agar dapat mencapai base II maka batter mengarahkan pukulan ke

arah base I. Dengan demikian memaksa penjaga base I mengejar bola bunt

tersebut sehingga pelari pada base I dapat selamat mencapai base II; (2) Apabila

ada pelari pada base I dan II maka bunt diarahkan pada base 3. Sehingga penjaga

base III terpaksa memungut bola dengan harapan tidak terjadi force play ataupun

Double play. Dengan demikian, pelari pada base I dan base II dapat melanjutkan

ke base berikutnya.

2) Pukul dan lari (hit and run) taktik ini dilakukan oleh batter dengan tujuan

membantu base runner agar dapat berlari ke base berikutnya dengan selamat.

Keuntungan dari taktik ini adalah kemungkinan kecil untuk terjadinya out pada

saat pelari berlari di base berikutnya. Sebaiknya pemain yang melakukan taktik hit

dan run adalah seorang pemain yang dapat mengontrol pukulannya sehingga

pukulan yang dilakukan dapat menerobos celah di antara pemain yang Berjaya.

3) Mencuri base (the steal) taktik ini dilakukan oleh pelari di base. Keberhasilan dari

taktik the steal tergantung dari kecepatan dan kejelian pelari dalam melihat

pelepasan bola dari pitcher. The steal bisa dilakukan oleh satu orang atau lebih.

Jika hanya satu orang yang melakukan stealing maka disebut single steal. Jika ada

dua pelari pada dua base yang melakukan stealing maka disebut double steal.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

22

4) Pukulan melayang (sacrifice fly) Pukulan ini sangat tepat dilakukan pada saat

pertandingan berlangsung ketat. Hal ini dilakukan sebelum terjadi dua mati atau

selisih nilai tidak lebih dari II, ada pemain pada base III, atau base II dan base III.

Pukulan melayang harus dilakukan oleh seorang batter yang baik karena harus

memukul bola melambung ke arah out fielder. Ketika bola dipukul jauh dan

melambung ke arah out fielder, pelari pada base bersiap meninggalkan base.

f. Taktik Pertahanan

Taktik pertahanan adalah suatu taktik dari regu penjaga lapangan untuk

mempertahankan atau menangkis serangan lawan dengan cara mematikan batter atau

pelari yang berlari menuju base berikutnya sehingga tidak mendapat nilai (Ali

Mashar, 2010 : 120).

3. Analisis Gerak Teknik Dasar Bermain Softball

Gerakan yang menjadi dasar permainan Softball yang dominan untuk

menunjang pengasaan keterampilan antara lain gerakan lemparan atas (Overhand

Throw), gerakan pukulan (batting) dan gerakan berlari (sprint). Analisis ketiga

gerakan dasar tersebut ditinjau dari segi anatomi dan biomekaniknya adalah:

a. Analisis Lemparan

Melempar terdiri atas dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap lemparan,

gerakan tubuh banyak terjadi pada pemutaran di garis melintang (transverse

plane) dan poros membujur (longitudinal axis) diantara dua sambungan terutama

yang dilibatkan oleh siku dan bahu. Siku adalah suatu sambungan engsel yang

dibentuk oleh the humerus and ulna. Tulang sendi bahu-paha membentuk antara

tulang lengan atas (humerus) and tulang belikat (scapula).

Tabel 2.1 Analisis gerakan lempar

Tahap persiapan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

23

Tahap Lemparan

Sumber : (http://www.brianmac.co.uk/moveanal.htm)

b. Analisis Berlari

Gerakan tungkai pada saat berlari adalah suatu gerakan di daerah sagital

plane disekitar transverse axis. dan melibatkan pinggul , lutut dan sambungan

mata kaki (ankle joints). Tulang pada pinggul yang dilibatkan adalah femur dan

cekungan pada tulang panggul (Pelvic girdle). Tulang lutut yang dilibatkan

adalah femur dan tibia yang menjadi satu engsel sambungan. Tulang mata kaki

yang dilibatkan adalah tibia dan calcaneus dari sebuah sambungan modifikasi.

Masing-masing sambungan menghasilkan dua gerakan, pertama ketika tungkai

menyentuh tanah (driving phase) dan kedua ketika tungkai tidak menyentuh

tanah (recovery phase).

Tabel 2.2 Analisis gerakan lari tahap kaki menyentuh tanah (driving phase)

Tahap Kaki Menyentuh Tanah (Diving Phase)

Tahap Kaki Tidak Menyentuh Tanah (Recovery Phase)

Sumber : (http://www.brianmac.co.uk/moveanal.htm)

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

24

c. Analisis Pukulan

Ada dua tahap dalam gerakan memukul, yang pertama adalah tahap

persiapan (Preparatory Phase) dan yang kedua tahap perkenaan alat pemukul

dengan bola (Striking Phase). Gerakan putaran yang dominant pada transverse plane

dan longitudinal axis dan ada tiga sambungan yang terlibat yaitu: pergelangan

tangan, siku, dan bahu. Siku terdiri dari sambungan tulang humerus dan ulna. Bahu

terdiri dari dari sambungan antara caput humeri dan scapula, serta pergelangan

tangan terbentuk dari sambungan antara ulna dan tulang-tulang carpalea.

Tabel 2.3 Analisis gerakan pukul Tahap Persiapan (Preparation Phase)

Tahap Pukulan (Striking Phase)

Sumber : (http://www.brianmac.co.uk/moveanal.htm)

d. Kajian Anatomi Otot Yang Dilatih

Sesuai dengan keterampilan yang harus dikuasai oleh para pemain Softball,

maka otot-otot yang perlu di latih untuk peningkatan kondisi fisiknya antara lain:

1) Tubuh bagian atas (upper body)

Yaitu otot-otot tubuh bagian atas khususnya pada anggota gerak atas

(extremitas superior) batasannya mulai dari persendian bahu (arthiculatio humeri)

sampai dengan seluruh lengan atas dan bawah hingga tangan dan togok bagian

atas. Otot – otot itu antara lain: Otot deltoid, Otot palmaris longus, Otot trisep

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

25

brakhii, Otot flexor retinaculum, Otot bisep brakhii, Otot extensor digitonun d)

Otot brakhialis, Otot extensor karpi radialis longus, Otot brachioradialis, Otot

extensor karpiulnaris, Otot pranator teres, Otot anconeus, Otot flekxor carpi

radialis, Otot extensor retinakulu. Cingulum membri superioris dan axila, Regio

Pectoralis Musculi: m.pectoralis major, m.pectoralis minor, m.subclavius

m.serratus anterior. b) Regio Dorsum Musculi: m.trapezius, m.latissimus dorsi,

m.levator scapulae, m.rhomboideus major, m.rhomboideus minor .

Otot- otot tersebut memiliki fungsi untuk melaksanakan gerakan

melempar, menangkap serta memukul bola. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di

bawah ini:

Gambar 2.9 Otot Manusia Dilihat Dari Sisi Anterior

Sumber: (Marieb. E, 1998: 309)

2) Tubuh bagian bawah (lower body)

Yaitu otot-otot tubuh bagian bawah khususnya pada anggota gerak bawah

(extremitas inferior) batasannya mulai dari persendian panggul , tungkai atas dan

bawah hingga kaki dan togok bagian bawah. Otot-otot tersebut antara lain: (1)

Otot tungkai atas (Tigh) terdiri dari: Regio Glutea: m.gluteus maximus: n.gluteus

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

26

inferior, a.glutea inferior gerakannya: extensi/exorotasi. m.gluteus medius.

n.gluteus superius m.gluteus minimus. a.glutea inferior gerakan yang dihasilkan:

abductie/endorotasi. m.tensor fasciae latae: n.gluteus superius. flexi/endorotasi.

Regio femur anterior: 1) m.sartorius, (2) quadriceps femoris terdiri dari: m.vastus

lateralis, m.vastus intermedius, m.vastus medialis, m.rectus femoris (3)

m.articularis genus. Regio femur medialis terdiri dari: - m.gracilis, m.pectineus,

m.adductor longus, brevis, magnus. Regio femur posterior (disebut hamstring

muscle) terdiri dari: m.biceps femoris , m.semitendinosus, m.semimembranosus.

(3) Otot Tungkai bawah (leg) terdiri dari: retinaculum mm.extensorum terdiri dari:

m.tibialis anterior, m.extensor hallucis longus, m.extensor digitorum longus,

m.peroneus tertius, retinaculum mm.peroneorum terdiri dari: m.peroneus longus,

m.peroneus brevis, retinaculum mm.flexorum terdiri dari: a) Superficialis:

m.triceps surae, b). Profunda terdiri dari: - m.popliteus, m.tibialis posterior,

m.flexor digitorum longus, m.flexor hallucis longus, m.gastrocnemii , m.soleus,

m.plantaris. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:

Gambar 2.10 Otot Manusia Dilihat Dari Sisi Posterior

(Sumber: Marieb. E, 1998: 310)

e. Sistem Energi Permainan Softball

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

27

Apapun olahraga yang dimainkan, tubuh kita memerlukan energi untuk

prestasi puncak. Energi disediakan kedalam otot dari makanan yang di makan. Tubuh

memecah makanan ke dalam blok energi yang dapat dipakai disebut Adenosine

Triphosphate (ATP). ATP menjadi sumber energi yang segera untuk kontraksi otot.

Tubuh membuat ATP yang tersedia untuk kontraksi otot melalui tiga sistem energi

utama yang terletak di dalam serabut otot. Sistem energi yang digunakan tergantung

pada jangka waktu dan intensitas dari aktivitas. ATP-PC, atau Creatine Fosfat

Sistem, tidak memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi. Anaerobic Glycolysis

menggunakan glycogen menyimpan di dalam otot untuk menghasilkan energi tanpa

oksigen. Aerobic Glycolysis menggunakan glycogen otot untuk menghasilkan energi

dan terjadi menggunakan oksigen. Oxidative Phosphorylation menggunakan

simpanan lemak di dalam badan untuk menghasilkan energi dan juga memerlukan

oksigen.

1) Sistem ATP-PC

ATP-PC (Adenosine Triphosphate Phospho-Creatine) sistem adalah utama pada

aktivitas maksimal atau sub-maximal sampai dengan 20 detik. Ketika jangka

waktu aktivitas meningkat ATP-PC sistem menyediakan suatu porsi yang lebih

kecil dari total energi. ATP-PC sistem digunakan sepanjang transisi dari istirahat

untuk berlatih, dan juga sepanjang transisi dari seseorang berlatih dengan

intensitas yang lebih tinggi . Masa 30 detik hingga 3 menit diperlukan untuk

mengisi energi di dalam sistem ini, selama latihan aerobic ATP-PC cadangan

dapat dirubah.

2) Anaerobic Glycolysis

Ketika ATP-PC sistem mulai memudar setelah di sekitar sepuluh detik, suatu

proses Anaerobic Glycolysis mulai terjadi. Anaerobic Glycolysis menjadi sumber

energi yang utama di dalam aktivitas antara 20 detik hingga 2 menit. Anaerobic

Glycolysis meneruskan untuk menyediakan energi selama latihan berlangsung

sampai dengan 10 menit. Sistem ini pecah dan glycogen otot menyimpan tanpa

penggunaan oksigen. Hasil dari sistem ini adalah asam laktat. Bagaimanapun,

kecepatan dan power sering menentukan faktor menang dan kalah. Oleh karena

itu perhatian saksama harus dicurahkan pada kedua sistem energi ini untuk

mencapai prestasi puncak. b). Tujuan dari latihan anaerobic: i) Untuk

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

28

mengembangkan kecepatan dan kekuatan. ii) Untuk mengembangkan kemampuan

untuk melaksanakan pekerjaan intensitas tinggi. iii) Untuk mempercepat waktu

pulih. iv) Kepindahan asam laktat yang lebih cepat dari otot. v) Memperpanjang

serangan kelelahan. Olahraga permainan Softball memerlukan sistem energi

anerobic yang dominan hal itu disebabkan karena gerakan yang ada didalamnya

memerlukan waktu yang cepat seperti gerakan melempar bola, memukul, dan

berlari semuanya itu memakan waktu kurang dari 30 detik. Pendapat ini diperkuat

oleh James (2007: 189) yang tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.4 Efek Peristiwa Jangka Waktu Pada Energi Utama System Yang

Digunakan

Sumber: http://www.amazingcounters.com/

Dari tabel diatas jelas terlihat bahwa olahraga yang gerakannya

memerlukan waktu dibawah 30 detik menggunakan system energi Phosphagen

and Anaerobic glycolysis. Selain tabel di atas ditegaskan lagi mengenai beberapa

cabang olahraga sesuai dengan sistim energinya yang tercantum dalam lampiran

10.

Dilihat dari tabel yang ada pada lampiran 10 bahwa sistem energi yang

digunakan pada permainan Softball yaitu Phosphagen system tinggi dan

Anaerobic glycolysis rendah sedangkan Aerobic metabolisme tidak nampak. Dari

uraian diatas jelas bahwa olahraga Softball memerlukan sistim energy yang sama

dengan Softball yaitu cenderung menggunakan sistem ATP-PC tinggi dan sistem

Anerobis glycolisys rendah. Sebab Softball merupakan permainan gerak cepat

seperti melempar, memukul, dan sprint antar base, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan menggunakan sistem aerobic pada waktu hinggap di base atau

menunggu giliran mukul. Untuk lebih jelasnya perhatikan analysis dibawah ini:

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

29

Gambar 2.11. Metabolic Sumber Energi Pada Permainan Softball

Sumber: Rushcill dan (Pyke, 1991 :18)

Berdasarkan sumber energy yang dibutuhkan pada permainan Softball,

maka kondisi fisik yang mendominani pemain Softball adalah kekuatan otot,

kecepatan, dan power hal ini sesuai dengan tabel dari Rushcill dan (Pyke, 1991

:18). Tercantum pada lampiran 11.

Pada lampiran 11 dapat disimpulkan bahwa untuk gerakan melempar,

menangkap, memukul bola, serta berlari pada permainan Softball memerlukan

aktivitas dengan waktu yang pendek irama cepat (Short explosive) dengan waktu

yang kurang dari 5 detik, sehingga attribute secara physiological yang dominan

menggunakan kekuatan otot, kecepatan, dan power, sehingga sistem energi yang

dominan menggunakan ATP-PC Pendapat tersebut dikuatkan kembali oleh Fox

(1993: 290) seperti yang tercantum seperti table berikut ini :

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

30

Tabel 2.5 Berbagai Olahraga Dan Aktititas Dan Sistem-Sistem Energinya Yang

Dominan

Sumber : (Fox. et .al. 1993 : 290)

Dari tabel diatas terlihat jelas sistem energi Softball adalah ATP-PC dan

LA 80, LA dan O2 15 sedangkan O2 5.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

31

4. Ketepatan

Menurut M. Sajoto (1995:9) ketepatan atau accuration adalah seseorang

untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap sasaran. Sedangkan Parno (1992:

98) mengatakan ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu

gerak kesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan merupakan suatu

komponen-komponen kondisi fisik. Kondisi fisik adalah salah satu prasarat yang

diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi setiap atlet. Bahkan dapat

dikatakan sebagai dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut

Singer (1980:30) accuration merupakan bagian dari keterampilan gerak. Ketepatan

diperlukan dalam menentukan bagaimana agar aktivitas gerak dapat dilakukan.

Untuk melatih accuracy dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang

gerakan yang diberikan sampai menjadi gerakan otomatisasi, jarak sasaran dari dekat

diubah menjadi agak jauh dan terus ditambah, intensitas gerakan mulai dari lambat

cepat. Perbedaan ketepatan dan kekuatan ini merupakan gerak yang cukup kompleks

vagi atlet pemula.

a. Cara Memegang Pukulan

Ada dua cara pegangan pada pemukul, yaitu gerakan ayunan (swing) penuh

dilakukan dengan cara meletakkan tangan dekat dengan bagian bawah pemukul

(knob) dan untuk pukulan bola tanggung dengan cara meletakkan tangan pada

bagian akhir dari lilitan pembalut bat (barrel). Sedangkan Meyer (1984:76) dalam

hal pegangan pukulan membagi dalam tiga kategori yaitu: “long grip or power

grip, choke grip or short grip. And regular grip”.

Dalam memukul ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pegangan terhadap alat pemukul, menurut C adalah sebagai berikut:

1) Bentuk pegangan seperti bersalaman dengan pemukul

2) Peganglah pemukul dengan kedua tangan bersama-sama saling

berhadapan dan tertutup rapat

3) Peganglah pemukul erat tetapi mudah digerakkan

4) Aturlah pegangan pada bagian ujung pemukul (knob) diacungkan ke atas

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

32

Dalam memukul bola pemain harus mengetahui kapan memakai

pegangan tanggung dan kapan harus menggunakan pegangan swing karena dalam

permainan laju bola selalu berubah.

1) Gerakan Ayunan Pemukul

Ayunan (swing) dilakukan dengan menggerakkan alat pemukul kearah bola ke

depan. Dalam hal ini Housworth dan Rivkin dalam Parno (1992: 85)

mengemukakan bahwa: "ada tiga fase dalam gerakan mengayun yaitu:

melangkah, putaran lengan, dan gerakan lanjutan". Memukul bola dengan alat

pemukul terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher adalah sangat sulit

dilakukan karena memerlukan koordinasi dan ketepatan, oleh karena itu

gerakan ini perlu dilatih terus menerus agar diperoleh keterampilan yang

memadai.

2) Gerakan Lanjutan

Setelah melakukan gerakan pukulan dan perkenaan pemukul dengan bola

dilanjutkan dengan gerak lanjutan yaitu ayunan lengan semaksimal mungkin

sampai habis perputaran pinggang.

Dengan memperhatikan pelaksanaan dari teknik memukul di atas, dalam

melakukan pukulan seorang pemain menggunakan implus yang sebenar-benarnya.

Yang dimaksud dengan implus menurut Soedarmanto (1991:174) yaitu “hasil

perkalian dari gaya dan waktu selama bekerjanya gaya.” Dalam hukum gerak

Newton II, kecuali besarnya gaya, harus dipertimbangkan juga waktu selama

bekerjanya gaya. Persamaan untuk implus diperoleh dengan cara menggantikan

harga percepatan (a) ke dalam persamaan.

G= m x a........................................a= (Vt-Vo) / t

G= m (Vt-Vo)

t

Dari persamaan di atas, implus sama dengan hasil perkalian dari massa

suatu objek dan perubahan kecepatannya. Dari bentuk persamaan ini jelaslah

bahwa gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan kecepatan tertentu

selama waktu tertentu adalah sebanding dengan massa objek.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

33

b. Ketepatan Memukul Bola Softball

Suharno HR. Menjelaskan bahwa “ketepatan ialah kemampuan atlet untuk

mengarahkan suatu gerak ke sasaran atau target sesuai dengan tujuannya.” Menurut

M. Sajoto (1995:9) bahwa “ketepatan atau accuracy adalah seseorang untuk

mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat

merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai salah

satu bagian tubuh.”

Dengan memperhatikan pendapat-pendapat di atas diketahui bahwa

ketepatan memukul dalam penelitian ini adalah kemampuan atlet dalam memukul

bola ke sasaran yang dituju. Hal ini sangat bermanfaat bagi atlet untuk mencetak

poin angka bagi timnya.

5. Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan adalah kegiatan sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang.

Tujuannya ialah untuk mendapatkan gerakan ototamatis. Menurut Harsono (1988:

323), Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis, kontinyu di mana

beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, yang pada akhirnya

memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk

meningkatkan fisik dan mental secara bersama-sama. Menurut Dietrich Martin dalam

Yosef Nossek (1982: 12) latihan adalah suatu proses yang direncanakan yang

dikembangkan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode-metode

latihan, tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan maksud dan tujuan.

Menurut Sudjarwo (1993 : 14) mengemukakan bahwa latihan adalah “suatu proses

yang sistematis secara berulang-ulang secara ajeg dengan selalu peningkatan beban

latihan. Harsono (1988 : 101) latihan adalah “proses yang sistematis berulang-ulang

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan “.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan (training) merupakan

proses kerja yang sistematis, dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban

latihan yang kian meningkat. Latihan yang sistematis adalah program latihan yang

direncanakan secara matang, dan dilaksanakan sesuai jasdwal menurut pola yang

telah ditetapkan, serta dievaluasi sesuai dengan alat yang benar.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

34

Tujuan utama pelatihan olahraga prestasi adalah untuk meningkatkan

keterampilan atau prestasi olahraga semaksimal mungkin. Menurut Bompa (1990:

98) tujuan latihan yang harus dipahami adalah sebagai berikut: (a) untuk

meningkatkan perkembangan fisik secara umum; (b) untuk mengembangkan fisik

khusus yang ditentukan oleh kebutuhan olahraga tersebut; (c) untuk

menyempurnakan teknik olahraga dan koordinasi gerak; (d) meningkatkan dan

menyempurnakan strategi; (e) meningkatkan kepribadian seperti kemauan keras,

kepercayaan diri, ketekunan, semangat, disiplin; (f) menjamin dan mengamankan

persiapan tim secara optimal; (g) mempertahankan kesehatan atlit; (h) untuk

mencegah cedera; (i) memperkaya pengetahuan teori dengan memperhatikan dasar

fisiologis, psikologis, dan gizi.

b. Latihan Teknik

Setiap cabang olahraga selalu memiliki teknik-teknik sesuai dengan cabang

olahraga yang bersangkutan. Untuk menguasai teknik dengan baik, diperlukan lathan

teknik yang sistematis dan kontinyu. Berikut ini disajikan pengertian-pengertian

latihan teknik oleh beberapa ahli, diantaranya: 1) menurut Sudjarwo (1993: 41)

“latihan teknik bertujuan untuk pengembangan dan pembentukan sikap dan gerak

melalui pengembangan motorik dan sistem persyarafan menuju gerakan otomatis.”

2) menurut Hadisasmita dan Aip Syariffudin (1996:127) “latihan teknik adalah

latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan

kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromoskular.”

Berdasarkan pengertian di atas maka, dapat diambil kesimpulan bahwa

latihan teknik merupakan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan

menyempurnakan teknik-teknik gerakan pada cabang olahraga. Suatu teknik dalam

cabang olahraga dapat dikuasai dengan baik apabila dilakukan secara sistematis dan

kotinyu dengan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang tepat.

c. Prinsip-prinsip Latihan

Dalam pelaksanaan latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan

prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan hal tersebut maka diharapkan

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

35

kemampuan atlet akan meningkat dan mengurangi akibat buruk yang terjadi pada

fisik maupun teknik atlet.

Menurut Bompa (1990: 101) prinsip-prinsip latihan dalam olahraga

meliputi:

1) Prinsip Beban Berlebih

Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah

yang lebih tinggi dan cukup bengis. Jika latihan dilakukan secara sistematis maka

tubuh atlet akan dapat menyesuiakan diri semaksimal mungkin. Jika beban latihan

terlalu ringan peningkatan prestasi tidak akan terjadi. Jangan memberikan beban

latihan yang terlalu berat. Jika terlalu berat maka system faaliah tubuh tidak

mampu untuk beradaptasai. Pelatih disarankan untuk menerapkan atau sering

diistilahkan dengan sistem ombak, yaitu penambahan beban latihan secara

bertahap yang diselingi dengan tahap pengurangan beban. Pelatih harus berhati-

hati memberikan beban latihan kepada atletnya. Jangan karena pelatih terlalu

bermbisi atlet dibebani dengan latihan yang berat.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Pelatih sebaiknya jangan terlalu cepat membatasi atlet dengan program latihan

yang menjurus pada spesialisasi yang sempit terlalu dini. Atlet harus diberi

kebebasan untuk menjelajahi beragam aktivitas keterampilan fisik lainnya. Atlet

yang dasar perkembangan multilateralnya baik, biasanya juga akan mencapai

prestasi optimalnya dalam waktu yang lebih cepat dan juga biasanya juga akan

bisa bertahan di puncak.

3) Prinsip Spesialisasi

Apa pun cabang olahraga yang diikutinya, tujuan serta motif atlet biasanya adalah

untuk melakukan spesialisasi cabang olahraga tersebut. Menurut Bompa (1990:

99) menganjurkan agar aktivitas-aktivitas motorik yang khusus mempunyai

pengaruh yang baik terhadap latihan, maka latihan harus didasarkan pada dua hal,

yaitu (a) melakukan latihan yang spesifik bagi cabang olahraga tersebut, dan (b)

melakukan latihan khusus untuk mengembangkan kemampuan biomotorik pada

olahraga tersebut. Penerapan prinsip spesialisasi kepada nak-anak dan atlet-atlet

muda harus dilakukan dengan hati-hati dan pertimbangan yang cerdik.

4) Prinsip Individualisasi

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

36

Setiap atlet berbeda dalam kemampuan, potensi dan karakteristik belajarnya.

Seluruh konsep latihan haruslah disusun sesuai dengan kekhasasn setiap individu

agar tujuan latihan dapat tercpai semaksimal mungkin. Jadi kesimpulannya,

bahwa latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu agar

dengan demikian latihan tersebut memberikan hasil yang maksimal.

5) Prinsip Intensitas Latihan

Intensitas latihan mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan dalam satu unit

waktu tertentu, atau berat ringnnya kinerja yang dilakukan dalam latihan. Makin

banyak kerja yang dilakukan dalam suatu unit tertentu, makin tinggi intensitas

latihannya.contoh: satu menit lempar bola 60 bola adalah lebih intensif daripada

30 bola. Intensif tidaknya latihan tergantung dari beberapa faktor: (1) Beban

latihan, (2) Kecepatan dalam melakukan gerakan-gerakan, (3) Lama-tidaknya

interval di antara repetisi-repetisi, (4) Stres mental yang dituntut dalam latihan.

6) Prinsip Kualitas Latihan

Latihan yang berkualitas haruslah penuh dengan makna dan harus dilandasi oleh

konsep yang jelas tentang apa yang akan dan harus dilakukan atlet, demikian pula

manakala intervensi IPTEK diterapkan dalam latihan. Latihan-latihan yang

walaupun kurang intensif, namun bermutu seringkali lebih bermanfaat daripada

latihan yang intensif namun tidak bermutu.

7) Prinsip Variasi Dalam Latihan

Tidak mengherankan kalau latihan dan kerja keras sering dapat menyebabkan rasa

bosan dan lesu pada atlet. Hal ini sering terjadi pada program latihan jangka

panjang. Oleh karena itu, sesi-sesi latihan harus diselingi dengan variasi-variasi

latihan untuk menyegarkan atlet kembali baik fisik maupun psikis.

8) Prinsip Kembali Asal (Revesibility)

Freeman (1991: 76) mengatakan bahwa fitness akan meurun kalau beban latihan

tidak ditambah secara berkelanjutan (kontinu). Freeman juga menganjurkan agar

beban latihan secara periodic ditingkatkan. Perlu dicatat bahwa, agar terasa

manfaatnya dari latihan, beban atau intensitas latihan harus sedikitnya di antara

60% - 70% dari kemampuan maksimal atlet (MHR). Jadi, atlet yang ingin

meningkatkan prestasinya secara progresif harus berlatih secara kontinu. Deikian

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

37

pula untuk meningkatkan aspek-aspek teknik dan taktik. Atlet-atlet professional

berlatih sedikitnya 5 hari dalam seminggu pagi dan sore (10 sesi).

9) Prinsip Spesifik

Prinsip spesifik mengatakan bahwa manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari

rangsangan latihan hanya akan terjadi jika rangsangan tersebut mirip atau

menyerupai gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut. Contohnya:

untuk menguasai olahraga gulat, orang harus berlatih gerakan-gerakan gulat,

bukan gerakan judo meskipun gulat dan judo ada kemiripan. Pelatih wajib tahu

sistem energy apa dan unsur-usur fisik apa yang paling dibutuhkan dan paling

dominan untuk cabang olahraga yang dilatihnya. Pada waktu melatih kelompok

otot-otot pun tetap berlaku prinsip spesifik. Boleh saja memeberikan latihan bagi

unsur-unsur fisik yang lain seperti kekuatan, daya ledak, kelincahan, dll., asal

porsi latihannya tidak sebanyak porsi latihan untuk unsur-unsur yang paling

dominan.

10) Prinsip Pemulihan (Recovery)

Perkembangan prestasi atlet bukan semata-mata bergantung pada intensitas berat-

ringannya latihan, namun juga pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan,

atau antara dua rangsangan latihan. Density atau densitas mengacu pada hubungan

yang dinyatakan antara latihan dan fase istirahat. Densitas yang cukup antara dua

rangsangan latihan akan bisa menjamin efisiensi latihan sehingga bisa

menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan.

Lamanya recovery tergantung dari kelelahan yang dirasakan atlet dari rangsangan

latihan sebelumnya. Metode yang cukup obyektif untuk menentukan lamanya

istirahat antara dua rangsangan latihan ialah dengan sistem penghitungan HR

(Heart Rate) atau metode denyut nadi. Dianjurkan denyut nadi turun dulu antara

120 - 140 sebelum rangsangan berikutnya diberikan.

11) Prinsip Asas Overkompensasi

Overkompensasi mengacu kepada dampak latihan dan regenerasi pada organisme

tubuh kita yang merupakan dasar biologis. Selama masa istirahat ini, sumber-

sumber energy biokemikal bukan saja diganti/dikompensasi, namun akan pula

meningkat sampai melewati keadaan dan tingkat kondisi semula. Namun perlu

dicatat bahwa overkompensasi maksimal hanya bisa dicapai kalau stimulus yang

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

38

diberikan dalam latihan cukup tinggi, artinya lebih dari 60% agar terasa training

effectnya. Kalau masa istirahatnya berlangsung terlalu lama, maka

overkompensasi akan memudar atau menghilang sama sekali sehingga akan

terjadi proses yang disebut involusi. Fase involusi adalah fase perkembangan yang

amat minim dari kemampuan peforma kita. Apabila pada fase yang optimal, yaitu

pada tahap overkompensasi ini, tubuh tidak diberikan stimulus atau rangsangan

lain, maka akan terjadi involusi. Karena itu, jika latihannya tidak dilakukan secara

kontinu maka potensi peforma lama-kelamaan akan menurun.

12) Prinsip Volume Latihan

Volume latihan ialah kuantitas beban latihan dan materi latihan yang dilaksanakan

secara aktif. Volume latihan bisa dinyatakan dalam: (1) Total waktu berlangsunya

kegiatan, (2) Jarak yang harus ditempuh atau berat beban yang harus diangkat per

satuan detik. Jumlah repetisi dalam melakukan suatu aktivitas, atau dalam melatih

suatu unsur.teknik tertentu. Semakin tinggi tingkat prestasi atlet, semakin banyak

pula jumlah volume latihan yang harus dilakukan. Volume yang terlalu sedikit,

demikian pula intensitasnya rendah, maka proses adaptasi tidak akan terjadi.

13) Prinsip Lama Latihan

Waktu latihan sebaiknya adalah pendek akan tetapi berisi dan padat dengan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Kecuali waktunya yang pendek, latihan harus

juga dilakukan sesering mungkin. Suatu keuntungan, dari latihan-latihan yang

pendek adalah bahwa hal ini akan terus membawa atlet dalam alam berfikir

tentanglatihannya. Apabila waktu latihan berlangsung terlalu lama dan terlalu

melelahkan maka bahayanya adalah bahwa atlet akan memandang setiap latihan

sebagai suatu siksaan.

14) Prinsip Tes-tes Uji Coba

Tujuan mengikuti pertandingan-pertandingan uji coba tersebut adalah: (1) Untuk

memberikan pengalaman atlet dan tim untuk bertanding dalam suasana

pertandingan yang sebenarnya, (2) Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

atlet atau tim, (3) Untuk menguji kemampuan taktis regu kita dalam

menghadapiberbagai strategi dan taktik lawan, (4) Untuk memberikan

pengalaman terlibat dalam situasi-situasi stress fisik dan mental pertandingan.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

39

Jadwal pertandingan uji coba harus disusun dengan cerdik dan sedemukuan rupa

sehingga menjamin atlet untuk mencapai prestasi puncaknya pada saat yang tepat.

Setiap pertandingan uji coba haruslah diarahkan kepada sasaran utama.

15) Prinsip Adaptasi Latihan

Jika stress yang diberikan dalam latihan tidak cukup berat guna menantang tubuh

kita, maka adaptasi tidak akan terjadi. Kalau beban latihan yang dirasakan terlalu

ringan oleh atlet, maka proses adaptasi juga tidak akan terjadi. Oleh karena

itu, pelatih harus pandai mengira-ngira bahwa beban yang diberikan pada atlet

tidaklah terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Diperkirakan bahwa beban

yang kurang dari 60% dari MHR adalah terlalu ringan untuk memfasilitasi

terjadinya adaptasi.

16) Prinsip Pemanasan (Warming-up)

Tujuan utama pemanasan ialah untuk menghindari diri dari kemungkinan

terjadinya cedera pada otot, sendi, atau bagian tubuh lain. Prosedur pelaksanaan

pemanasan adalah:

a) Peregangan statis : untuk semua sendi dan otot, sekedar agar jangan terasa

kaku.

b) Jogging: usai peregangan statis dilanjutkan dengan lari sejauh 1500 meter.

c) Usai jogging lakukan bentuk-bentuk latihan kalistenik dengan peregangan

dinamis.

d) Prosedur pemanasan diakhiri dengan melakukan tiga atau empat wind sprint.

Lamanya waktu pemansan bisa sekitar 30 menit, namun bisa juga di tambah

tergantung dari suhu udara daerah tertentu atau cabang olahraganya. Cool down

atau pendinginan. Cooling down didesain untuk mengembalikan fungsi-fungsi

tubuh ke normal secara bertahap.

d. Komponen Latihan

Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet akan mengarah kepada

sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biomekanika, dan kejiwaan.

Menurut depdiknas (2000: 105) bahwa, “dalam proes latihan yang efisien dipengaruhi:

1) Intensitas Latihan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

40

Intensitas adalah ukuran yang menunjukkan kualitas suatu rangsang yang

diberikan selama latihan berlangsung (stimulus berupa aktivitas gerak). Hidayat

(1990:53) menyatakan, “Semua gerakan yang eksplosif memerlukan energi yang

besar”. Ini berarti pengeluaran energi merupakan indikasi tingkat intensitas suatu

pekerjaan. Tentang intensitas latihan oleh Moeloek (1984:12) dijelaskan,

“Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan”. Kemudian (Slentz, 2004: 19)

menyatakan, “Intensity is effort involved inperforming a given task”. Jadi

intensitas latihan adalah besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam

waktu tertentu. Menurut Andersen (1999: 45) pada umumnya, intensitas latihan

dimulai 40 sampai dengan 85% kapasitas fungsional. Pada orang dengan dengan

permasalahan jantung, intensitas latihan dapat ditetapkan antara 40 sampai dengan

60% kapasitas fungsional. Durasi latihan dapat ditetapkan sesuai dengan respon

seseorang terhadap latihan. Sebagai contoh, seseorang sudah harus merasa pulih

dalam satu jam setelah latihan. Terlepas dari teknik penetapan intensitas dan level

intensitas yang dipilih, intensitas latihan tersebut merupakan intensitas yang dapat

dilakukan selama 15 sampai dengan 60 menit. Pada dasarnya tujuan akhir

menentukan besaran intensitas latihan adalah untuk memberikan petunjuk bagi

seseorang tentang intensitas latihan yang akan dapat memberikan manfaat yang

maksimal untuk dirinya sekaligus meminimalisir resiko terjadinya cedera (Slentz,

2004: 23). Menurut Suharto (1997:98) menyatakan bahwa intensitas latihan

merupakan komponen kualitatif yang mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan

dalam suatu unit waktu tertentu. Dan intensitas latihan dapat dikalisfikasikan

tinggi rendahnya berdasarkan beberapa indikator, antara lain: 1) berdasarkan

persentase kecepatan dan kekuatan yang digunakan dalam latihan, 2) berdasarkan

jumlah denyut nadi dalam mereaksi beban latihan. Skala intensitas untuk latihan

kecepatan dan kekuatan sebagai berikut (Suharno, 1993:22): (1) super maksimal

101% – ke atas dari prestasi terbaik, (2) maksimal 100% dari prestasi terbaik, (3)

sub maksimal 80% – 99% dari prestasi terbaik, (4) medium 60% – 70% dari

prestasi terbaik, (5)low (rendah) 59% ke bawah dari prestasi terbaik. Cara

menghitung intensitas dengan MR (maximum repeatation), MR push-up atlet

dapat dihitung misalnya: mampu 30 kali, ini berarti intensitas maksimal untuk

atlet tersebut 30 kali/100%. Bila pelatih menginginkan intensitas sub-maksimal

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

41

dalam latihan, berarti dalam satu giliran latihan push-up ditemukan 80% x 30 kali

(MR) = 24 kali. Sedangkan untuk menghitung denyut nadi yaitu pertama

dihitung DNM (denyut nadi maksimal) dengan rumus: 220 – umur. Kemudian

tentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80% dari DNM dan umur atlet 20

tahun, maka 80% x (220 – 20) = 160 kali/menit (intensitas sub maksimal). Untuk

mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah dengan mengukur

denyut jantungnya. Cara mengukur intensitas ini oleh Harsono (1988:115)

dijelaskan, “Intensitas latihan dapat diukur dengan berbagai cara, yang paling

mudah adalah dengan cara mengukur denyut jantung (heart rate)”. Selanjutnya

Katch dan Mc Ardle yang dikutip oleh Harsono (1988:116) menjelaskan:

a) Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi

dengan rumus: denyut nadu meksimum (DNM) = 220 – umur (dalam tahun).

Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200. Takaran

intensitas latihan untuk olahraga prestasi: antara 80%-90% dari DNM. Jadi

bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut taakaran intensitas yang harus

dicapainya dalam latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160 sampai dengan 180

denyut nadi/menit. Untuk olahraga kesehatan: antara 70%-85% daari DNM.

Jadi untuk orang yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan

dan kondisi fisik, takaaran intensitas latihannya sebaiknya adalah70%-85%

kaali (220 – 40), sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit. Angka-angka

160 s/d 180 denyut nadi/menit dan 126 s/d 153 denyut nadi/menit menunjukan

bahwa atlet yang berumur 20 tahun dan oraaang yang berumum 40 tahun

tersebut berlatih dalam training sensitive zone, atau secara singkat biasanya

disebut training zone. Lamanya berlatih di dalam training zone: Untuk olah

raga prestasi: 45 – 120 menit. Untuk olahraga kesehatan: 20 – 30 menit.

Ukuran intensitas latihan dapat ditentukan oleh: (1) One Repetition Maximum

(1 RM) adalah kemampuan melakukan atau mengangkat beban secara

maksimal dalam satu kali kerja. (2) Denyut Jantung Per Menit. (3) Dihitung

atas dasar usia olahragawan dan denyut jatung istirahat (dihitung pada saat pagi

hari, yaitu setelah tidur). Untuk menentukan intensitas berdasarkan kenaikan

denyut jantung dipergunakan grafik yang disebut Training Zone, yaitu dengan

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

42

menghitung berapa % dari denyut jantung maksimum (MHR: Maximum Heart

Rate).

b) Kecepatan (WaktuTempuh) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan

waktu tertentu untuk menempuh jarak tertentu.

c) Jarak tempuh adalah kemampuan seseorang dalam menempuh jarak tertentu

dengan waktu tertentu.

d) Jumlah Repetisi (Ulangan) Per Menit adalah jumlah repetisi (ulangan) yang

dapat dilakukan seseorang dalam waktu satu menit.

e) Lama Recovery dan Interval. Lama singkatnya pemberian waktu untuk

recovery dan interval pada umumnya digunakan untuk menentukan intensitas

latihan teknik. Secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah

pengulangan gerakan (repetition), serta kadar dari repetisi. Intensitas latihan

dapat diukur dengan cara menghitung denyut nadi dengan rumus : Denyut nadi

maksimal (DNM) = 220 -umur (dalam tahun). Takaran intensitas latihan:

Untuk olahraga prestasi: antara 80% -90% dari DNM. Untuk olahraga

kesehatan : antara 70% -85% dari DNM. Lamanya berlatih di dalam training

zone : Untuk olahraga prestasi: 45 -120 menit. Untuk olahraga kesehatan: 20 -

30 menit.

2) Durasi Latihan

Ukuran yang menunjukkan lamanya waktu perangsangan (lamanya waktu

latihan). Contoh: Dalam satu sesi/unit latihan perlu waktu selama 2 jam, maka

durasi latihan adalah selama 2 jam. Dengan demikian durasi latihan adalah jumlah

waktu secara keseluruhan dalam satu sesi/unit latihan mulai dari pembukaan

sampai dengan penutup. Durasi latihan inti berkisar antara 15 sampai dengan 60

menit. Durasi waktu ini dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas fungsional

tubuh. Durasi waktu yang diaksanakan berbanding terbalik dengan intensitas

latihan. Latihan dengan intensitas tinggi dan durasi latihan pendek menimbulkan

respons tubuh yang sama dengan latihan dengan intensitas yang rendah dan durasi

yang lama. Latihan selama 5 sampai 10 menit dengan intensitas 90% kapasitas

fungsional tubuh dapat memperbaiki kerja kardiovaskular. Walaupun demikian

latihan dengan intensita tinggi dan durasi yang pendek tersebut tidak dapat

diterapkan pada kebanyakan orang, sehingga lebih disarankan untuk

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

43

melaksanakan program latihan dengan intensitas yang sedang dan durasi yang

lebih lama. Untuk orang yang terbiasa dengan aktivitas yang rendah, durasi yang

disarankan adalah 20 sampai dengan 30 menit dengan intensitas (40 sampai

dengan 60% kapasitas fungsional). Penyesuaian durasi dan intensitas latihan

didasarkan pada respon fisiologis individu terhadap latihan, status kesehatan dan

tujuan latihan (misalkan: penurunan berat badan). Pada umumnya pada fase awal

durasi latihan dapat bertahap ditingkatkan dari 20 menit menjadi 45 menit.

3) Recovery

Recovery adalah waktu istirahat yang diberikan antar set atau repetisi (ulangan)

pada saat latihan berlangsung. Recovery adalah waktu yang digunakan untuk

pemulihan tenaga kembali antara satu dengan elemen bahan latihan elemen

berikutnya. Kepekatan rangsangan densitas tergantung lama dan pendeknya

waktu recovery.

4) Interval Latihan

Latihan Interval merupakan program latihan yang terdiri dari periode pengulangan

kerja yang diselingi oleh periode istirahat (Fox,E.L, 1993: 45), atau merupakan

serangkaian latihan yang diulang-ulang dan diselingi dengan periode istirahat.

Latihan ringan biasanya dilakukan pada periode istirahat ini (Fox, Bowers & Foss,

1984; Fox & Mathews, 1993). Interval training adalah serangkaian acara latihan

fisik yang diulang-ulang yang diseling dengan periode-periode pemulihan.

Latihan fisik ringan biasanya mengisi periode pemulihannya. Untuk memahami

mengapa metode pelatihan ini sedemikian berhasilnya, maka akan kita mulai

dengan uraian mengenai produksi energi dan keletihan selama kegiatan intermiten

ini. Produksi energi selama latihan fisik berlaku juga bagi kegiatan yang

dilakukan secara intermiten maupun yang dilakukan secara kontinyu/terus

menerus. Meskipun demikian, ada satu perbedaan yang sangat penting.

Interval adalah waktu istirahat yang diberikan antar seri, antar sirkuit, atau antar

sesi per unit latihan. Latihan Interval (Interval Training) adalah suatu system

latihan yang berganti-ganti melakukan dengan giat (interval kerja) teratur dan

berulang-ulang dengan periode kegiatan dengan intensitas rendah (periode sela)

dalam setiap latihan Freeman (1991: 108). Latihan interval adalah latihan kondisi

yang sangat dianjurkan oleh semua pelatih terkenal karena dalam

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

44

mengembangkan daya tahan dan stamina atlet hasilnya sangat positif (Aip

Syarifuddin, 1996:106), Metode latihan lari bermain-main kecepatan (speed play

atau fartlek) adalah suatu system latihan daya tahan untuk membangun,

mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seorang atlet. Menurut Suharno

(1993:2) menyatakan bahwa speed play atau fartlek adalah suatu system latihan

daya tahan yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan, atau

memelihara kondisi tubuh seseorang.

5) Repetisi Latihan

Jumlah ulangan yang dilakukan untuk tiap butir latihan (beberapa jenis). Contoh:

Seorang pesilat melakukan tendangan sabit, depan, dan “T” sebanyak-banyaknya

dalam waktu 10 detik mampu melakukan sebanyak 22 kali. Banyaknya interval

kerja dalam satu set. Misalnya, lari 220 yard enam kali berarti satu set dan enam

pengulangan.

6) Set Latihan

Jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan. Set adalah serangkaian interval

kerja dan pemulihan. Misalnya, lari 220 yard sebanyak enam kali dengan waktu

yang telah ditentukan dengan interval-interval pemulihan yang telah ditentukan

pula.

7) Seri / Sirkuit Latihan

Keberhasilan dalam menyelesaikan serangkaian butir latihan yang berbeda-beda.

Artinya, dalam satu seri terdiri dari beberapa macam latihan yang secara

keseluruhan harus diselesaikan dalam satu rangkaian. latihan sirkuit (circuit

training) adalah suatu sistem latihan yang selain menghasilkan perubahan-

perubahan positif pada kemampuan motorik, juga memperbaiki secara serempak

kesegaran jasmani daripada tubuh, kekuatan otot, daya tahan, kecepatan dan

fleksibelitas, (2) Metode latihan beban(weight training) adalah latihan-latihan

yang sistematis, dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah

tahanan terhadap kontraksi otot, untuk mencapai tujuan tertentu (Aip Syarifuddin,

1996:109). Menurut Bompa (2004: 71) Weight training adalah program latihan

kekuatan menggunakan tahanan yang diberikan oleh beban seperti barbel dan

dumbell.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

45

8) Volume Latihan

Volume adalah beban latihan yang biasa dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah

beberapa elemen jenis latihan, total waktu latihan, beban berat yang diangkat,

jumlah set dalam latihan interval dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik

dalam suatu unit latihan. Begitu juga menurut Suharto (1997:97) menyatakan

bahwa pada dasarnya volume latihan meliputi unsur-unsur: waktu atau lama

latihan, jarak tempuh atau berat beban, jumlah ulangan latihan atau unsur teknik

yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dan unsur tersebut mencerminkan

kwantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan.Ukuran yang

menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat

ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set, dan panjang jarak yang ditempuh.

Dalam latihan harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dua jenis volume (1)

volume relatif dan (2) volume absolut. Ukuran yang menunjukkan kuantitas

(jumlah) suatu rangsang. Volume latihan dapat ditentukan melalui: a) Jumlah

bobot beban tiap butir (item) latihan, b) Jumlah repetisi per sesi, c) Jumlah set /

sesi, e) Jumlah pembebanan per sesi, f) Jumlah seri / sirkuit per sesi.

9) Densitas Latihan

Pengertian densitas adalah ukuran yang menunjukkan padatnya perangsangan.

Artinya semakin pendek waktu recovery dan interval yang diberikan selama

dalam latihan, maka densitas latihan semakin tinggi. Dengan demikian densitas

latihan sangat dipengaruhi oleh pemberian waktu recovery dan interval.

10) Irama Latihan

Pengertian irama adalah ukuran waktu yang menunjukkan kecepatan pelaksanaan

perangsangan. irama adalah sifat irama latihan yang berhubungan dengan tinggi

rendahnya tempo dan berat ringannya suatu latihan dalam satu unit latihan

maupun mingguan, bulanan dan tahunan. Ada tiga macam irama latihan, yaitu:

lambat, sedang, dan cepat.

11) Frekuensi Latihan

Pengertian frekuensi adalah jumlah latihan dalam periode tertentu. Frekuensi

adalah ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran.

Frekuensi tinggi berarti ulangan gerak banyak sekali dalam satu giliran, sedang

frekuensi rendah artinya ulangan gerak sedikit dalam satu giliran. Frekuensi dapat

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

46

juga diartikan berapa kali latihan perhari atau berapa hari latihan perminggunya.

Pada umumnya frekuensi merupakan jumlah tatap muka latihan yang dilakukan

dalam satu minggu. Frekuensi latihan tergantung dari durasi dan intensitas latihan.

Frekuensi latihan yang dapat dilakukan dapat beberapa laki dalam sehari sampai

dengan 5 kali dalam seminggu tergantung jenis latihan, keadaan fisik dan tujuan

latihan. Pada orang dengan kondisi fisik yang rendah dapat dilakukan latihan

dengan intensitas 3 METs selama 5 menit yang dilakukan beberapa kali sehari.

Sesorang dengan kapasitas fungsional 3-5 METs, latihan dapat dilakukan 1-2 kali

sehari. Individu dengan kapasitas fisik >5METs disarankan untuk berlatih 3 kali

per minggu pada har yang berselingan. Individu dengan jenis latihan beban

sebaiknya juga berlatih tiga kali dalam semimngu pada hari yang berselingan.

Latihan dengan frekuensi intensif sebaiknya juga dilakukan dengan jenis latihan

beban dan non beban secara bergantian. Hal yang dihindari adalah latihan beban

yang dilakukan lebih dari 5 kali dalam seminggu. Latihan jenis ini dengan

frekuensi yang tinggi meningkatkan resiko cedera ortopedik (Andersen, 1999: 97).

12) Sesi Unit Latihan

Pengertian sesi/unit adalah materi program latihan yang harus dilakukan dalam

satu kali tatap muka.

6. Latihan Memukul Dengan Metode Jarak Pukul Bertahap

a. Pelaksanaan Latihan Memukul Dengan Metode Jarak Pukul Bertahap

Latihan memukul dengan menggunakan metode jarak pukul bertahap

digunakan atau diterapkan pada mereka yang belum siap atau belum begitu

mengenal jarak antara base yang sesungguuhnya. Seringkali gerakan memukul

bola tidak dapat dilakukan dengan baik pada jarak yang sesungguhnya, seperti

cara memegang pemukul yang salah, gerakan mengayun pemukul yang masih

tidak pas dengan datangnya bola dan tidak akuratnya pada saat memukul.

Menurut Marta Dinata (2006: 12) bahwa:

“Semua bentuk latihan akan direncanakan dari yang paling sederhana meningkat

kepada yang agak susah dan seterusnya. Apabila anda belum emnguasai bentuk

yang sederhana dengan benar, jangan terlalu berkeinginan untuk meningkatkan

ke yang lebih susah, karena gerakan yang salah pada permulaan apabila tidak

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

47

dapat dibetulkan akan lebih sulit dirapikan dikemudian hari, dan apabila sudah

dapat melakukan gerakan yang mudah dengan betul, maka baru boleh untuk

melanjutkan ke gerakan yang lebih susah.”

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa latihan memukul

dengan metode jarak bertahap merupakan cara untuk meningkatkan

keterampilan memukull bola Softball. Kemampuan fsik dan gerak akan

berkembang sejalan dengan aktivitas mempraktekan gerakan secara berulang-

ulang, dengan meningkatkannya daya teknik dan gerak akan menjadi siap untuk

mempelajari gerakan-gerakan yang semakin komplek.

b. Kelemahan dan Kelebihan Latihan Memukul Dengan Metode Jarak Pukul

Bertahap

Latihan memukul dengan metode jarak pukul bertahap memiliki kelemahan dan

kelebihan. Kelemahan latihan ini adalah sebagai berikut:

1) Memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses latihannya.

2) Dibutuhkan penyesuaian yang lebih untuk melakukan pukulan, karena tiap-

tiap tahapan jarak yang dilatih dilakukan secara berulang-ulang.

Sedangkan kelebihan dari latihan ini adalah sebagai berikut:

1) Pemain dapat menguasai teknik memukul dengan baik dan benar.

2) Pemain dapat terhindar dari kesalahan teknik, karena dilakukan metode jarak

pukul secara bertahap.

3) Pemain dapat meningkatkan ketepatan memukul.

4) Pemain dapat memperagakan teknik memukul dari masing-masing jarak

yang ditentukan sampai ke teknik keseluruhan dengan baik dan benar.

7. Latihan Memukul Dengan Metode Jarak Pukul Tetap

a. Pelaksanaan Latihan Memukul Dengan Metode Jarak Pukul Tetap

Latihan memukul dengan menggunakan metode jarak pukul tetap

dilakukan dengan cara keseluruhan dan utuh. Menurut Sugiyanto (1996: 67),

metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal peserta didik

diarahkan untuk mempraktekan keseluruhan rangkaian gerakan yang

dipelajarinya. Berdasarkan pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa,

metode latihan dengan jarak pukul tetap adalah cara latihan yang menitik

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

48

beratkan pada keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Dalam belajar

keterampilan secara keseluruhan, banyak pelatih yang menerapkan metode ini

dengan tidak mengabaikan metode bagian. Hal ini dikarenakan metode

keseluruhan mempunyai berbagai keuntungan.

Dalam metode latihan jarak pukul tetap ini, peserta didik melakukan

gerakan memukul bola Softball pada satu jarak pukul dengan intensitas yang

sering dan waktu istirahat yang singkat sehingga peserta didik akan lebih ingat

terhadap pukulan– pukulan yang telah dilakukan sebelumnya karena faktor

banyaknya rutinitas pukulan yang dilakukan.

b. Kelemahan dan Kelebihan Latihan Memukul Dengan Metode Jarak Pukul

Tetap

Pada dasarnya setiap latihan memiliki kelebihan dan kelemahan,

berdasarkan karakteristik latihan memukul dengan metode jarak pukul tetap

dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan ini adalah:

1) Dapat menghemat waktu, jika pemain dapat cepat menyesuaikan diri dengan

metode latihan jarak pukul tetap.

2) Pemain lebih jelas menerima konsep gerakan yang dilatihkan secara jelas,

bermakna,dan logis mengenai keseluruhan teknik memukul.

3) Pemain lebih mudah dalam menyesuaikan diri untuk memukul bola secara

tepat, karena jaraknya tdak berubah-ubah.

Sedangkan untuk kelemahannya dari metode ini adalah:

1) Menimbulkan rasa bosan, karena gerakan dan jarak base hanya tetap.

2) Penguasaan terhadap teknik gerakan akan kurang karena konsentrasi lebih

terfokus pada berapa besar tenaga yang diperlukan.

8. Persepsi Kinestetik

Istilah kinestetik berasal dari Yunani yaitu dari asal kata “Kin” (motion,gerak)

dan “esthesia” (sensasi) yang berarti pengamatan seseorang tentang geraknya sendiri,

baik tentang gerakan anggota badannya dengan memperhatikan anggota badan lain,

maupun gerakan tubuh secara keseluruhan.

Penelitian ini mengunakan istilah kinestetik karena terbatas pada kepekaan yang

timbul dari organ tubuh manusia yang erat hubungannya dengan gerakan tubuh. Banyak

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

49

ahli yang mendefinisikan kinestetik untuk menemukan ruang lingkupnya. Menurut

Harsono (1988: 521) mendefinisikan kinestetik sebagai berikut: “Sense atau keadaan

yang memberikan kita kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian dari tubuh pada

waktu bergerak atau berada di udara. Karena sense tersebut maka kita akan dapat

mengontrol gerakan-gerakan yang lebih akurat. ”Sedangkan menurut Barry L. Johnson

dan Nelson (1986:440) bahwa: ”Persepsi kinestetik adalah kemampuan seluruh tubuh

selama otot bereaksi dan berhubungan dengan indera”. Untuk mengklasifikasi

kemampuan persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang, dilakukan pengambilan data

secara statistik, yakni melalui kegiatan tes dan pengukuran pada kemampuan persepsi

kinestetik Vertival Linier Space Test dan Horizontal Linier Space Test dari Barry L.

Johnson & K. Nelson (1970: 188-190). Tes ini dipilih karena memiliki kelebihan antara

lain: memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, keakuratan dan ketepatan cukup

meyakinkan artinya bahwa tes ini betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Adapun

pelaksanaan dari tes itu sendiri yaitu, pada saat atlet melakukan latihan memukul

dengan metode jarak pukul bertahap posisi pemukul berada sangat dekat dengan picthur

yaitu dimulai dari jarak 1 meter, kemudian jarak pemukul ditambah menjadi 2 meter, 3

meter, 4 meter begitu seterusnya hingga jarak ditambah sampai jarak sebenarnya yaitu 9

meter. Dari jarak yang pendek kemudian bertahap tersebut diharapkan atlet akan

menemukan jarak pukul yang tepat sehingga menghasilkan pukulan yang baik dan

benar, serta pukulan dapat lebih terarah pada posisi yang diinginkan agar bola tidak

mudah terjangkau oleh tim lawan. Begitu juga halnya pada saat atlet melakukan latihan

memukul dengan metode jarak pukul tetap, posisi pemukul dan picthur tepat pada jarak

sebenarnya yaitu 9 meter. Kemudian pemukul memukul bola yang diumpankan oleh

pitchur secara terus menerus dan diarahkan ke daerah lapangan yang sulit atau sesuai

posisi yang diinginkan agar bola tidak mudah terjangkau oleh tim lawan. Dalam metode

latihan jarak pukul tetap ini, peserta didik melakukan gerakan memukul bola pada satu

jarak pukul dengan intensitas yang sering sehingga peserta didik akan lebih ingat

terhadap pukulan– pukulan yang telah dilakukan sebelumnya karena faktor banyaknya

rutinitas pukulan yang dilakukan.

Beberapa ahli mempunyai definisi sendiri-sendiri tentang persepsi kinestetik ini.

Sugiyanto (1996: 213) bahwa “Persepsi adalah tangkapan arti dari isyarat yang diterima

indera. Arti kata dari isyarat itu disebut informasi, dan informasi yang ditangkap melalui

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

50

indera kemudian diproses dalam kerja mental untuk menemukan atau mengenali

informasi, mengungkapkan kembali informasi yang terkumpul dan membuat penilaian

terhadap informasi yang diterima.” Dengan demikian dapat memberikan kesadaran akan

posisi tubuh atau bagian-bagian tubuh yang bergerak, juga mengenal kontraksi otot dan

keseimbangan tubuh. Dari hal tersebut maka kita akan mengontrol gerakan-gerakan

yang dilakukan lebih akurat. Dengan kemampuan mengontrol yang lebih akurat berarti

kondisi gerakan menjadi semakain baik dan gerakan yang dihasilkan akan lebih efektif.

Individu dengan tingkat kinestetik yang tinggi akan lebih mudah untuk melakukan

ketepatan memukul bola Softball. Pemain akan mampu menuju gerakan yang lebih

konsisten.

Persepsi kinestetik melaksanakan fungsinya melalui suatu mekanisme perseptual.

Mekanisme perseptual pada dasarnya berhubungan pemprosesan informasi dalam diri

individu, informasi yang ditangkap individu akan dideteksi untuk dikomparasi membuat

keputusan penilaian yang absolut. Kemampuan persepsi bagi seseorang sangat penting

dalam setiap keterampilan. Karena persepsi itu sendiri yaitu proses di mana seseorang

menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkunganya melalui indera-indera yang

dimiliki. Jadi kemampuan yang dimiliki atau yang diperoleh melalui interprestasi data

indera.

Setiap kecakapan persepsi sangat menentukan suatu keterampilan dalam

keterampilan gerak yang biasanya berubah-ubah. Keberhasilan gerak tergantung pada

individu untuk menangkap stimulus atau rangsang dari lingkungan dan mengirim

infoarmasi pada berbagai tubuh untuk membentuk suatu respon. Berbagai stimuli

menentukan pemilihan tanda sensori misalnya stimuli auditori diperoleh dari suara. Ada

dua macam stimuli menurut jenisnya yaitu stimuli eksternal dan internal. Stimuli

eksternal adalah bentuk stimuli yang berada diluar tubuh manusia. Sedangkan stimuli

internal muncul dari energi mekanis atau kimia di dalam individu.

Persepsi kinestetik merupakan serangkaian fungsi yang memproses stimuli yang

ditangkap oleh organ indera sampai stimulus tersebut bisa dimengerti. Proses masuknya

stimulus tersebut disebut proses perceptual. Jadi persepsi adalah proses dimana

seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkunganya melalui inder-indera

yang dimilikinya yaitu pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interprestasi

data indera.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

51

Persepsi kinestetik sangat diperlukan agar seorang pemain Softball pada saat

melakukan perubahan gerak waktu akan memukul bola. Walaupun orang tersebut

tersebut dapat memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pukulan,

ditunjang dengan persepsi kinestetik yang baik seorang pemain Softball akan

menentukan jarak pada waktu kapan akan melakukan gerakan saat melakukan pukulan.

Analisis gerakan persepsi kinestetik ketepatan memukul dipengaruhi oleh

integrasi indera dari berbagai macam tipe organ saraf. Secara umum hubungan antara

indera dan persepsi untuk berbagai system adalah sama walau berbeda dari segi reseptor

khusus, jalur yang di tempuh, dan daerah dari keterlibatan otak. Untuk memperoleh

gambaran dan pemahaman tentang persepsi akan disajikan analisis tentang hal ini

menurut Singer (1980:163) reseptor berdasarkan tempatnya dibagi menjadi empat

kategori, yaitu: proprioceptor, exteroceptors, interoceptors, dan distance receptor.

Proprioceptors adalah reseptor yang ditemukan di seluruh tubuh dalam otot, tendon dan

pesendian. Ada berbagai jenis proprioceptors yang berada pada struktur ini seperti,

puntalan saraf di otot, organ dan tendon golgi, sel pacinian dan ruffini yang berakhir di

jaringan sekitar persendian. Puntalan saraf distimulasi ketika otot teregang dan

menyebabkan otot berkontraksi secara refleks. Proprioceptors menyediakan informasi

pada tubuh tentang perubahan posisi tubuh, gerakan juga mendeteksi tekanan.

Bersamaan impuls yang berasal dari telinga bagian dalam, proprioceptors bertanggung

jawab terhadap rasa kinestetik. Selaput pada telinga bagian dalam berisi proprioceptors

yang menyediakan informasi tentang gerakan kepala. Ini merupakan sumber dari

sensasi gerak.

Exteroceptors adalah reseptors pada kulit dan menyediakan informasi mengenai

lingkungan luar secara cepat. Struktur ini berfungsi mengenali sentuhan (reseptor taktil),

tekanan (reseptor tekanan), hangat dan dingin (reseptor thermal), dan rasa sakit

(reseptor sakit). Interoceptors adalah reseptor yang ditemukan di dalam viscera dan

bertanggung jawab mengenali di lingkungan dalam tubuh. Reseptor ini umumnya

adalah simpul-simpul saraf akhir bebas yang ditemukan pada struktur internal tubuh,

seperti pada dinding hati, pembuluh darah dan paru-paru. Sensasi visceral berupa

perasaan-perasaan lapar, sakit, dan panas yang disebabkan oleh organ internal tubuh.

Distance receptor termasuk mata, telinga dan hidung, menyediakan informasi tentang

lingkungan yang jauh. Ini perlu di pisahkan dengan indera penglihatan, penciuman,

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

52

pendengaran, keseimbangan, dan perasa (yang disebut indera khusus), karena informasi

yang lebih detil yang disediakan pada mekanisme yang melibatkan fungsi-fungsi ini.

a. Sistem Saraf Dan Organisasi Sel

Menurut Singer (1975: 168) Sistem saraf adalah serangkaian organ yang

kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam

mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau

dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas atau sensivitas terhadap

stimulus , dan kinduktivitas atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respon

terhadap stimulasi, diatur oleh system saraf dalam tiga cara utama:

1) Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui

reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun

internal (reseptor viseral).

2) Aktivitas Integritas. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik

yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang

kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus sehingga

respons terhadap informasi bias terjadi.

3) Output motorik. Impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons

yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.

b. Organisasi Struktural System Saraf

Terdiri dari: 1) Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medulla spinalis

yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral. 2) Sistem saraf perifer

meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf

cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan

reseptor dan efektor. Secara fungsional system saraf perifer terbagi menjadi

system aferen dan system eferen. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi

dari reseptor sensorik ke SSP. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi

dari SSP ke otot dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki

dua subdivisi. Divisi somatik (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan

eksternal dan pembentukan respons motorik volunter pada otot rangka. Divisi

otonom (involunter) mengendalikan seluruh respons involunter pada otot polos,

otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

53

jalur, yaitu: 1) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla

spinalis. 2) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla

spinalis. 3) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki

inervasi simpatis dan parasimpatis.

c. Peranan Persepsi Kinestetik Terhadap Ketepatan memukul Dalam

Permaian Softball

Dalam permainan Softball, persepsi kinestetik diperlukan karena akan

sangat menunjang untuk menguasai jalannya permainan. Persepsi kinestetik

merupakan unsur penunjang untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam

memukul bola.

Ketepatan memukul dalam permainan Softball merupakan gerakan yang

cukup komplek karena ketepatan memukul merupakan gabungan dari berbagai

unsur seperti gerakan memukul, mengontrol, serta melihat situasi di lapangan.

Ketepatan memukul dalam Softball merupakan kemampuan memukul ke arah

daerah yang dituju agar tidak jerjangkau oleh tim lawan. Pemain juga dituntut

untuk mengintegrasikan gerakan memukul, mengontrol, melihat situasi di

lapangan untuk menentukan target sasaran, serta memiliki persepsi kinestetik

yang baik. Dengan mempunyai persepsi kinestetik yang baik, maka seorang

pemain akan dapat melakukan ketepatan memukul bola Softball dengan baik pula.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang sama di lakukan oleh: 1) Woodworlh (Schmidt, 1988) tentang

kontrol gerak yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kecepatan berkurang

apabila kecepatan meningkat (Lutan, 1988:279). Dalam penelitian ini suatu metode

latihan yaitu dengan cara tee ball dan soft toss ball merupakan bentuk latihan untuk

pukulan bola Softball dan kemudian dikembangkan dengan adanya penggunaan suatu

metode. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode latihan tee ball dan pelatihan

soft toss ball. Hungannya dengan kedua pola pelatihan tersebut, dimungkinkan faktor

koordinasi mata tangan yang berperan dalam pelaksanaan pukulan berpengaruh

terhadap keterampilan memukul bola Softball , 2) penelitian kedua oleh Robson yang

mengemukakan tentang “bentuk-bentuk latihan tee ball, soft toss ball, dan pitch ball

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

54

akan dapat membantu meningkatkan pemukul muda. Dimana latihan tersebut di desain

untuk membantu menjadi lebih efisien dalam memukul bola. Badan pemukul harus

belajar bagaimana cara waktu dan mengenali semua jenis lemparan. Kemudian

pemukul harus mengayunkan pemukul menuju bola dan mengenai bola tersebut.

Semua ini perlu untuk terpenuhi kurang dari 0.4 detik.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Pengaruh Antara Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap Dan

Jarak Pukul Tetap Terhadap Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball.

Ketepatan memukul bola kearah daerah lawan dengan sasaran yang tepat

sesuai yang diinginkan pemukul merupakan unsur terpenting guna mencetak poin

dalam permainan Softball. Agar dapat melakukan ketepatan pukulan yang baik,

maka perlu dilakukan latihan dengan menggunakan metode latihan jarak pukul

bertahap dan jarak pukul tetap.

Metode latihan jarak pukul bertahap merupakan bentuk latihan dengan

menggunakan jarak bertahap dimana ditinjau dari pelaksanannya di mulai dari jarak

1 meter dan berangsur-angsur ke jarak sebenarnya yaitu 13,07 meter. Kemampuan

fisik dan gerak akan berkembang sejalan dengan aktivitas mempraktekkan gerakan

secara berulang-ulang, sehingga peserta siap untuk menghadapi gerakan yang lebih

kompleks. Adapun beberapa kelebihan dari metode ini adalah: pemain dapat

menguasai teknik memukul dengan baik dan benar, pemain dapat terhindar dari

kesalahan teknik karena dilakukan dengan cara pendekatan jarak secara bertahap,

pemain dapat memperagakan teknik memukul dari masing-masing jarak yang

ditentukan sampai keseluruhan dengan baik dan benar. Disamping dari beberapa

kelebihan di atas latihan ini juga memiliki kelemahan diantaranya, memerlukan

waktu yang lebih lama dalam proses latihannya, dibutuhkan penyesuaian yang lebih

untuk melakukan pukulan karena jarak yang berubah-ubah dan dilakukan secara

berulang-ulang.

Sedangkan metode latihan guna meningkatkan ketepatan memukul dengan

menggunakan metode latihan jarak pukul tetap adalah suatu bentuk latihan yang

menuntut seorang peserta untuk melakukan gerakan memukul secara berulang-ulang

tanpa memperhatikan kondisi peserta yaitu kondisi tahap belajar maupun postur

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

55

tubuh. Ditinjau dari pelaksanaan latihan menggunakan metode latihan jarak pukul

tetap menggunakan jarak 13,07 meter, termasuk metode latihan secara keseluruhan.

Dimana peserta dituntut melakukan pukulan secara berulang-ulang meskipun baru

pertama kali mengenal atau belum menguasai teknik tersebut. Latihan ini memiliki

beberapa kelebihan, antara lain: dapat menghemat waktu, jika pemain dapat cepat

menyesuaikan diri dengan latihan ini maka pemain akan lebih jelas menerima

konsep gerakan yang dilatih secara jelas, bermakna,dan logis mengenai keseluruhan

teknik memukul, pemain lebih mudah dalam menyesuaikan diri untuk memukul

bola dengan tepat karenajaraknya tidak berubah-ubah. Adapaun kelemahan dari

metode ini adalah: menimbulkan rasa bosan karena gerakan dan jarak lemparan

selalu tetap dan tidak berubah, penguasaan teknik gerakan akan kurang karena

konsentrasi hanya akan terfkus pada seberapa besar tenaga yang diperlukan.

Berdasarkan karakteristik dan perbedaan kelebihan dan kekurangan dari

masing-masing metode latihan jarak pukul bertahap dan jarak pukul tetap tersebut

tentunya akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan ketepatan

memukul bola softball. Dengan demikian diduga, latihan memukul bola dengan

metode jarak pukul bertahap dan jarak pukul tetap memiliki perbedaan pengaruh

terhadap peningkatan ketepatan memukul bola Softball.

2. Perbedaan Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball Antara Atlet Yang

Memiliki Persepsi Kinestetik Baik, Persepsi Kinestetik Sedang, Dan Persepsi

Kinestetik Kurang.

Persepsi adalah kemampuan seseorang untuk merasakan beberapa unsur gerak

menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras dan dapat disebut juga sebagai bagian

penting dari semua gerakan aktivitas olahraga. Persepsi kinestetik yang dimiliki oleh

setiap orang tidak semuanya sama, ada yang baik, sedang dan ada pula yang kurang.

Baik, sedang dan kurangnya persepsi kinestetik yang dimiliki oleh seorang siswa

tentunya akan berpengaruh terhadap keterampilan pemain yang bersangkutan. Hal

ini dikarenakan persepsi kinestetik merupakan salah satu unsur yang dominan dalam

gerakan yang memerlukan tingkat eksplosifitas tinggi.

Dari uraian di atas, dapat diduga bahwa perbedaan persepsi kinestetik yang

baik, sedang dan kurang dapat memberikan pengaruh berbeda terhadap peningkatan

ketepatan memukul bola Softball. Persepsi kinestetik yang baik memungkinkan atlet

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

56

mudah melakukan pukulan dan siap dalam melakukan gerakan-gerakan yang

membutuhkan gerak yang lebih kompleks dengan membutuhkan keterampilan yang

tinggi dan kondisi fisik yang baik, sedangkan atlet yang memiliki persepsi kinestetik

sedang dimungkinkan harus lebih giat untuk berlatih agar gerakan-gerakan yang

kompleks dalam permainan Softball dapat lebih dikuasai. Sebaliknya pada atlet

yang memiliki persepsi kinestetik yang kurang akan menemui kesulitan dalam

mempelajari gerakan-gerakan yang lebih kompleks untuk meeningkatkan

keterampilan yang tinggi dan kondisi fisik yang baik. Maksudnya adalah dengan

persepsi kinestetik yang kurang berarti orang tersebut memiliki modal dasar yang

kurang untuk mendukung ketepatan memukul bola Softball.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perbedaan persepsi kinestetik baik,

sedang, dan kurang dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil

ketepatan memukul bola Softball.

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan Dengan Persepsi Kinestetik

Terhadap Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball.

Peningkatan ketepatan memukul dalam permainan Softball yaitu peningkatan

memukul bola ke arah daerah yang dituju dengan hasil yang baik. Dalam melatih

dan meningkatkan ketepatan memukul dalam permainan sepakbola, ada beberapa

hal yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah metode latihan jarak

pukul. Kecermatan dan ketepatan dalam menerapkan metode latihan jarak pukul

merupakan faktor yang sangat penting untuk memperoleh ketepatan memukul dalam

permainan Softball yang lebih baik.

Metode latihan jarak pukul yang dapat digunakan untuk meningkatkan

ketepatan memukul dalam permainan Softball diantaranya adalah metode latiha

jarak pukul bertahap dan jarak pukul tetap. Kedua macam bentuk metode latihan ini

dapat digunakan sebagai alternatif dan variasi latihan untuk mengembangkan dan

meningkatkan ketepatan memukul dalam permainan Softball.

Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul bertahap dengan

kategori persepsi kinestetik baik tentu berbeda hasilnya dengan kelompok atlet

yang mengikuti metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi

sedang, dan kurang. Demikian halnya akan terjadi perbedaan pula pada kelompok

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Softball · Teknik dasar permainan Softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan Softball akan menarik

57

atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi

kinestetik baik, sedang, dan kurang.

Interaksi yang terjadi antara metode latihan dan persepsi kinestetik akan terjadi

pada kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok metode latihan jarak pukul bertahap, persepsi kinestetik baik.

2. Kelompok metode latihan jarak pukul bertahap, persepsi kinestetik sedang.

3. Kelompok metode latihan jarak pukul bertahap, persepsi kinestetik kurang.

4. Kelompok metode latihan jarak pukul tetap, persepsi kinestetik baik.

5. Kelompok metode latihan jarak pukul tetap, persepsi kinestetik sedang.

6. Kelompok metode latihan jarak pukul tetap, persepsi kinestetik kurang.

Dari uraian di atas, maka dapat diduga terdapat interaksi antara metode latihan

dan persepsi kinestetik terhadap ketepatan memukul bola Softball.

D. Hipotesis

Bertolak pada kerangka pemikiran yang mengacu pada jawaban sementara,

maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan jarak pukul bertahap dan jarak

pukul tetap terhadap peningkatan ketepatan memukul bola Softball.

2) Ada perbedaan peningkatan ketepatan memukul bola Softball antara atlet yang

memiliki persepsi kinestetik baik, persepsi kinestetik sedang, dan persepsi

kinestetik kurang.

3) Ada pengaruh interaksi antara metode latihan dengan persepsi kinestetik

terhadap peningkatan ketepatan memukul bola Softball.