jurnal fix dr murdoyo

6
Latar Belakang : Bayi yang disusu menerima perlindungan alami trhadap infeksi tertentu. Meskipun banyak keuntungan yang diketahui dari ASI eksklusif. Banyak ibu Indonesia yang memilih susu formula. Ada beberapa penelitian di Indonesia mengenai efek ASI ekslusif dalam menurunkan infeksi pernafasan akut pada bayi berat lahir rendah pada 4 bulan pertama kehidupan. Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ASI eksklusif guna menurunkan kejadian infeksi saluran nafas akut pada bayi dengan BBLR selama 4 bulan pertama kehidupan. Metode : Peneliti melakukan prospektif kohort study pada bayi berat lahir rendah di RS Sanglah Denpasar. Jumlah subjek adalah 181. Kejadian infeksi saluran pernafasan akut selama 4 bulan pertama kehidupan dan durasi menyusui menggunakan kuesiner. Data dianalisa menggunakan chi-square dan TRS regresi logistik. Hasil : bayi yang diberi ASI eksklusif selama 4 bulan memiliki resiko kecil untuk mengalami infeksi saluran pernafasan akut dibandingkan dengan mereka yang tidak diberikan ASI eksklusif (rr 0,07 , 95% ci 0,03 , p = 0,001). Setelah pengukuran dari unsur kehamilan, kelahiran dan status nutrisi kehamilan, jumlah keluarga, paparan rokok, riwayat atropi, bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki resiko kecil untuk terjadi infeksi pernafasan akut dari pada yang tidak. Kesimpulan : ASI eksklusif dapat menurunkan resiko angka terjadinya infeksi saluran pernafasan akut pada BBLR setelah 4 bulan pertama kehidupan.

Upload: vidianka-rembulan

Post on 03-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Latar Belakang : Bayi yang disusu menerima perlindungan alami trhadap infeksi tertentu. Meskipun banyak keuntungan yang diketahui dari ASI eksklusif. Banyak ibu Indonesia yang memilih susu formula. Ada beberapa penelitian di Indonesia mengenai efek ASI ekslusif dalam menurunkan infeksi pernafasan akut pada bayi berat lahir rendah pada 4 bulan pertama kehidupan. Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ASI eksklusif guna menurunkan kejadian infeksi saluran nafas akut pada bayi dengan BBLR selama 4 bulan pertama kehidupan.Metode: Peneliti melakukan prospektif kohort study pada bayi berat lahir rendah di RS Sanglah Denpasar. Jumlah subjek adalah 181. Kejadian infeksi saluran pernafasan akut selama 4 bulan pertama kehidupan dan durasi menyusui menggunakan kuesiner. Data dianalisa menggunakan chi-square dan TRS regresi logistik.Hasil : bayi yang diberi ASI eksklusif selama 4 bulan memiliki resiko kecil untuk mengalami infeksi saluran pernafasan akut dibandingkan dengan mereka yang tidak diberikan ASI eksklusif (rr 0,07 , 95% ci 0,03 , p = 0,001). Setelah pengukuran dari unsur kehamilan, kelahiran dan status nutrisi kehamilan, jumlah keluarga, paparan rokok, riwayat atropi, bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki resiko kecil untuk terjadi infeksi pernafasan akut dari pada yang tidak.Kesimpulan : ASI eksklusif dapat menurunkan resiko angka terjadinya infeksi saluran pernafasan akut pada BBLR setelah 4 bulan pertama kehidupan.

Berat kelahiran merupakan indikasi kuat untuk pertumbuhandan kelangsungan hidup bayi. BBLR mempunyai masalah spesifik karena terjadi ketidakmatangan dari banyaknya sistem organ. Oleh karena itu BBLR memiliki resiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi, khususnya infeksi pernafasan. Infeksi pernafasan akut merupakan penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas bayi di indonesia (24-25%). Tatacara pemberian ASI berbeda-beda di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Indonesian Demografi Health Survey tahun 2002, hanya 3,7% dari bayi baru lahir yang menerima IMD pada hari pertama. Data dari menteri kesehatan melaporkan bahwa presentase ASI eksklusif pada tahun 2003 di Bali adalah 37,98%.

ASI dapat melindungi bayi dari infeksi tertentu seperti infeksi pernafasan, infeksi gastro dan sepsis. Kita bertujuan untuk menentukan efek ASI eksklusif dalam mengurangi infeksi pernafasan akut pada bayi BBLR selama 4 bulan pertama kehidupan. METODEPenelitian kohort perspektif ini dilakukan di rumah sakit Denpasar pada Januari 2010-April 2011. Subjek penelitian merupakan BBLR di rumah sakit dengan berat bayi 2000-2500 gram dan umur kehamilan >34 minggu, dan juga mereka mendapatkan ASI atau pemberian ASI dengan kombinasi susu formula secara langsung atau dengan botol, sendok atau NGT. Subjek yang menerima ASI yang dikombinasi dengan susu formula dan atau disapih atau hanya susu formula tidak masuk sebagai kriteria ASI eksklusif. Orang tua subjek harus dilakukan inform consent secara tertulis. Subjek yang kelur dan kriteria inklusi yaitu mereka yang mendapat komplikasi infeksi selama mendapat perawatan di RS atau memiliki kontraindikasi untuk pemberian ASI atau kelainan kongenital. Total dari seluruh subjek adalah 181. Berdasarkan a = 5% dan power = 80% subjek dipilih dengan concecutive sampling dan dipisahkan ke grup antara grup ASI eksklusif atau grup ASI non eksklusif.Saat dikeluarkan dari RS, para ibu diberikan buku catatan tuntuk mencatat pemberian ASI dan penyakit yang diderita anaknya. Mereka diberi arahan untuk mngunjungi klinik di Departement of Child health, Rumah Sakit Denpasar, perbulannya. Setiap visit, ibu mengisis kuesioner tentang episode infeksi pernafasan akut pada anak mereka dan juga memantau dalam pemberian ASI pada anaknya. Para orang tua diarahkan untuk membawa anak mereka sesegera mungkin ke klinik pediatri jika bayi mereka sakit. Bayi yang sakit kemudian diperiksa oleh dokter Sp. A. Jika bayi dan orang tua tidak bisa secara berkala mendatangi RS yang secara perbulan. Asisten peneliti akan menelpon atau melakukan kunjungan rumah di hari yang sudah ditentukan. Lalu kuesioner diiisi dirumah subjek.Peneliti menggunakan chi-square dan tes regresi logistik untuk analisa data. Nilai AP