jumat, 17 september 2010 | media indonesia iran dakwaan ... filejuga diprotes lewat petisi di surat...

1
PAUS Benedictus XVI tiba di Edinburgh, Inggris, kemarin, untuk kunjung an selama empat hari. Kunjungan itu diwarnai sejumlah protes, antara lain terhadap skandal seks yang merusak kepercayaan banyak warga Inggris atas gereja Katolik. Itu menjadi lawatan pertama paus ke Inggris sejak Paus Yohanes Paulus II datang pada 1982. Paus Benedictus XVI akan diterima Ratu Elizabeth II di istana ratu di Skotlandia. Saat ini gereja Katolik di Inggris diterpa isu pelecehan seksual terhadap anak-anak. Sejumlah warga Inggris beranggapan gereja memelihara kera- hasiaan dan tidak mengambil langkah keras untuk menyelesaikan isu itu. Sejumlah demonstrasi telah direncana- kan walaupun gereja Katolik berjanji akan mengatur pertemuan antara paus dan korban pelecehan untuk menga- tasi permasalahan. Kedatangan paus juga diprotes lewat petisi di surat kabar Guardian di Inggris. Dalam surat kabar itu edisi Rabu (15/9), 50 tokoh Inggris menandatangani surat yang mengatakan paus sebaiknya tidak diberi ‘kehormatan’ untuk mengunjungi Inggris. Sejumlah pihak juga berencana menggelar protes mengenai kebijakan Vatikan tentang kontrol kelahiran, hak homoseksual, penggunaan kondom, dan aborsi. Sementara itu, penasihat senior paus, Kardinal Walter Kasper, memilih tidak menyertai paus. Dalam sebuah wawan- cara, kardinal itu pernah menyindir Ing- gris sebagai ‘negara dunia ketiga’. Walaupun diprotes, paus juga disam- but warga Inggris secara besar-besaran. Sebanyak 65 ribu warga Katolik telah membeli tiket acara penyambutan ke- datangan pemimpin mereka di Taman Bellahouston di Glasgow, Skotlandia. (*/AP/BBC/I-1) T ERIAKAN lantang ‘Viva Mexico’ dari mulut ratus- an ribu rakyat ‘Negeri Sombrero’ berkumandang di Mexico City, kemarin. Kota seluas 1.485 kilometer persegi atau 130 km persegi lebih luas ketimbang DKI Jakarta, Kota Madya Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi disatu- kan itu begitu larut dalam perayaan ulang tahun ke-200 Meksiko. Di tengah jalan, orang tak sungkan berjoget, parade karton warna-warni berben- tuk ular, dan liukan boneka semacam ondel-ondel di Jakarta setinggi 4 meter. Puncak perayaan malam itu adalah sambutan Presiden Felipe Calderon, tepat pada pukul 23.00. Sesuai dengan tradisi yang akrab dengan julukan el grito, Calderon membunyikan lonceng di balkon alun-alun Zocalo seraya memekik ‘Hidup kemerde- kaan. Hidup dua abad. Hidup Meksiko!’ Sekadar catatan, el grito adalah pekikan yang disuarakan Miguel Hidalgo y Costilla, seorang pendeta Katolik dari Desa Dolores pada 16 September 1810. Kala itu, Costilla berusaha membangkit- kan semangat rakyat Meksiko untuk memberontak terhadap kolonial Spanyol dengan me- neriakkan ‘Viva Mexico’. Sejak saat itu, pekikan Castillo dikenal dengan grito de Dolores (pekikan dari Dolores) atau el grito de la independencia (pekikan kemerdekaan). Lebih lagi, teriakan dan aksi Castillo ditirukan setiap kali Meksiko berulang tahun. Teriakan Calderon malam kemarin rupanya menggugah nasionalisme rakyat Meksiko. Ribuan orang menanggapi pekikan sang presiden dengan meneriakkan kalimat senada. Sementara itu, atraksi kembang api meletup di langit Mexico City menerangi wajah sekian banyak insan yang menye- limuti alun-alun Zocalo hingga Patung Malaikat Kemerdekaan sejauh 3,2 kilometer. “Perayaan ini sangat spe- sial,” ujar Iris Mari Rodriguez Montiel yang sengaja pergi ke ibu kota guna menghadiri perayaan kemerdekaan. “Saya sampai merinding ketika me- mikirkannya,” sambungnya. Jauh dari ingar-bingar ibu kota dan perayaan yang memakan dana US$40 juta, ulang tahun kemerdekaan tidak seberapa ramai. Di Ciu- dad Juarez, penduduk hanya mengibarkan bendera nasional tanpa menghadiri upacara kemerdekaan lantaran kha- watir akan bahaya kekerasan kartel narkoba. Kecemasan itu beralasan mengingat pada 2008 pawai kemerdekaan dilempari granat hingga menewaskan delapan orang. (Jer/I-4) Iran kembali Dikecam 8 | Internasional JUMAT, 17 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA REUTERS/LEFTERIS PITARAKIS BERJALAN BERSAMA: Ratu Inggris Elizabeth berjalan berdampingan dengan pemimpin umat Katolik dunia Paus Benedictus XVI saat tiba di Istana Holyroodhouse di Edinburgh, Skotlandia, kemarin. 200 TAHUN: Kembang api menghiasi langit saat perayaan 200 tahun kemerdekaan Meksiko di Kota Mexico City, Rabu (15/9). A MERIKA Serikat, Inggris, dan Prancis kembali menyuara- kan kecemasan me- reka terhadap pengembangan program nuklir Iran yang terus berlanjut dan senjata balistiknya yang kini mampu membawa hulu ledak nuklir. Kecemasan itu bermula dari laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan ko- mentar kepala IAEA Yukiya Amano, Senin (13/9). Amano mengatakan ia tidak dapat men- jamin klaim Iran bahwa pro- gram nuklirnya bertujuan da- mai. Pasalnya, negeri itu sangat membatasi kerja sama mereka dengan pengawas nuklir PBB itu dan menolak kedatangan para inspektur mereka. Amano mengatakan penolakan itu telah menghambat IAEA. Dubes AS untuk PBB Susan Rice menyatakan Iran telah de ngan jelas menolak menun- jukkan langkah-langkah guna meredam kekhawatiran bahwa mereka mengembangkan senjata nuklir. ‘Negeri Mullah’ itu justru terus melakukan tindakan yang justru memperparah kekha- watiran Barat. “Laporan IAEA itu menjadi bukti paling jelas bahwa Iran tidak mengindahkan kekhawatiran kami dan terus meningkatkan kemampuan sen- jata nuklirnya,” tegas Rice. Ia juga mencemaskan pengem- bangan rudal balistik Iran yang kini mampu membawa hulu ledak nuklir. Hal itu merupakan pelanggaran sanksi PBB. Kecemasan serupa juga disu- arakan Dubes Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant dan Dubes Prancis Gerard Araud. Bahkan, China dan PBB yang selama ini dekat dengan Iran ikut men- desak Iran kembali ke meja pe- rundingan. Dubes China untuk PBB Wang Ming mengatakan saat ini merupakan saat terbaik memulai kembali dialog. Iran telah empat kali dijatuhi sanksi PBB terkait dengan pro- gram nuklirnya itu. Sanksi ter- akhir dijatuhkan Juni lalu setelah Teheran menolak untuk meng- hentikan program pengayaan uranium dan bernegosiasi kem- bali dengan lima anggota per- manen PBB plus Jerman. Dubes negara-negara Barat tersebut mendesak komite sank- si PBB untuk segera menunjuk panel pakar guna membantu mengawasi penerapan sanksi tersebut. Komite itu sendiri telah meminta semua negara untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan yang mereka lakukan dalam menerapkan sanksi terhadap Iran. Sejauh ini, baru 36 negara yang melaku- kannya. Dikecam Di Teheran, Presiden Mah- moud Ahmadinejad mengecam rencana negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi kem- bali. Ia menegaskan Iran tetap mampu bertahan tanpa bantuan AS dan sekutu-sekutunya. Kepada NBC News ia menga- takan Iran memiliki hak untuk melarang kunjungan lanjutan para inspektur IAEA. “Kami telah memenuhi persyaratan- persyaratan kami,” tegasnya. Kepada televisi tersebut, Ah- madinejad menyatakan bahwa semestinya IAEA lebih meng- khawatirkan Israel. Penolakan kedatangan ins- pektur-inspektur IAEA ini kem- bali memanaskan hubungan Iran dengan IAEA dan negara- negara Barat serta kekhawatiran atas program nuklirnya yang dicurigai Barat untuk mengem- bangkan senjata nuklir. “Hubungan Iran dan IAEA berada di titik terendah,” ung- kap seorang diplomat Barat seusai pertemuan antara Dubes Iran di PBB Ali Ashgar Soltanieh dengan IAEA di Washington yang berlangsung panas. (AP/ Reuters/I-5) heryadi@ mediaindonesia.com SIDANG pengadilan genosida di Kamboja, ke- marin, resmi mendakwa empat pemimpin rezim Khmer Merah yang masih hidup atas kematian 1,7 juta warga Kamboja pada 1970-an. Keputusan sidang tersebut membuka jalan untuk dilakukannya sidang panel kedua tahun depan yang selama ini telah lama dinantikan. Pengadilan yang dibantu PBB itu berharap bisa me- mulai sidang pada perte- ngahan tahun depan ter- hadap pemimpin ideologis Khmer Merah, yakni Nuon Chea, lalu mantan kepala negara Khieu Samphan, mantan Menteri Luar Ne- geri Ieng Sary, dan istrinya, Ieng Thirith, yang juga man- tan menteri sosial. Jaksa penyidik You Bun- leng mengatakan keem- pat terdakwa menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, kejahatan perang, dan be- berapa jenis tuduhan pem- bunuhan, penyiksaan, dan penganiayaan agama. Ke- empatnya telah diperiksa jaksa sebanyak 46 kali sejak menjadi tahanan pengadil- an pada 2007. Sementara itu, seorang tokoh Khmer lainnya, yakni kepala penjara bernama Ka- ing Guek Eav alias Duch, telah lebih dulu dijatuhi hukuman 19 tahun penjara karena terbukti bersalah atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. Masa hukuman Duch dikritik banyak pihak ka- rena dianggap terlalu ri- ngan, namun para hakim mengatakan keputusan diambil berdasarkan kon- teks historis dari kekejam- an Khmer Merah selama berkuasa pada 1975-1979. (*/AP/I-1) Aneka Protes Menanti Paus di Inggris Dakwaan Resmi bagi Pemimpin Khmer Penolakan kedatangan para inspektur IAEA kembali memanaskan hubungan Iran dan negara Barat. Heryadi Sarodji AP Susan Rice Dubes AS untuk PBB Laporan IAEA itu menjadi bukti paling jelas bahwa Iran tidak mengindahkan kekhawatiran kami.” Pekikan Lantang untuk Meksiko AP/ALEXANDRE MENEGHINI

Upload: vanhanh

Post on 04-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PAUS Benedictus XVI tiba di Edinburgh, Inggris, kemarin, untuk kunjung an selama empat hari. Kunjungan itu diwarnai sejumlah protes, antara lain terhadap skandal seks yang merusak kepercayaan banyak warga Inggris atas gereja Katolik.

Itu menjadi lawatan pertama paus ke Inggris sejak Paus Yohanes Paulus II datang pada 1982. Paus Benedictus XVI akan diterima Ratu Elizabeth II di istana ratu di Skotlandia.

Saat ini gereja Katolik di Inggris diterpa isu pelecehan seksual terhadap anak-anak. Sejumlah warga Inggris beranggap an gereja memelihara kera-hasiaan dan tidak mengambil langkah keras untuk menyelesaikan isu itu.

Sejumlah demonstrasi telah direncana-kan walaupun gereja Katolik berjanji akan mengatur pertemuan antara paus dan korban pelecehan untuk menga-tasi permasalahan. Kedatangan paus juga diprotes lewat petisi di surat kabar Guardian di Inggris. Dalam surat kabar itu edisi Rabu (15/9), 50 tokoh Inggris menandatangani surat yang me ngatakan paus sebaiknya tidak

diberi ‘kehormatan’ untuk mengunjungi Inggris. Sejumlah pihak juga berencana menggelar protes mengenai kebijakan Vatikan tentang kontrol kelahiran, hak homoseksual, penggunaan kondom, dan aborsi.

Sementara itu, penasihat senior paus, Kardinal Walter Kasper, memilih tidak menyertai paus. Dalam sebuah wawan-cara, kardinal itu pernah menyindir Ing-gris sebagai ‘negara dunia ketiga’.

Walaupun diprotes, paus juga disam-

but warga Inggris secara besar-besaran. Sebanyak 65 ribu warga Katolik telah membeli tiket acara penyambutan ke-datangan pemimpin mereka di Taman Bellahouston di Glasgow, Skotlandia. (*/AP/BBC/I-1)

TERIAKAN lantang ‘Viva Mexico’ dari mulut ratus-an ribu rakyat ‘Negeri

Sombrero’ berkumandang di Mexico City, kemarin. Kota seluas 1.485 kilometer persegi atau 130 km persegi lebih luas ketimbang DKI Jakarta, Kota Madya Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi disatu-kan itu begitu larut dalam perayaan ulang tahun ke-200 Meksiko.

Di tengah jalan, orang tak sungkan berjoget, parade karton warna-warni berben-tuk ular, dan liukan boneka semacam ondel-ondel di Jakarta setinggi 4 meter.

Puncak perayaan malam itu adalah sambutan Presiden Felipe Calderon, tepat pada pukul 23.00. Sesuai dengan tradisi yang akrab dengan julukan el grito, Calderon membunyikan lonceng di balkon alun-alun Zocalo seraya memekik ‘Hidup kemerde-kaan. Hidup dua abad. Hidup Meksiko!’ Sekadar catatan, el grito adalah pekikan yang disuarakan Miguel Hidalgo y Costilla, seorang pendeta Katolik dari Desa Dolores pada 16 September 1810. Kala itu, Costilla berusaha membangkit-kan semangat rakyat Meksiko untuk memberontak terhadap kolonial Spanyol dengan me-neriakkan ‘Viva Mexico’.

Sejak saat itu, pekikan Castillo dikenal dengan grito de Dolores (pekikan dari Dolores) atau el grito de la independencia (pekikan kemerdekaan). Lebih lagi, teriakan dan aksi Castillo ditirukan setiap kali Meksiko berulang tahun.

Teriakan Calderon malam kemarin rupanya menggugah nasionalisme rakyat Meksiko. Ribuan orang menanggapi pekikan sang presiden dengan meneriakkan kalimat senada.

Sementara itu, atraksi kembang api meletup di langit Mexico City menerangi wajah sekian banyak insan yang menye-limuti alun-alun Zocalo hingga Patung Malaikat Kemerdekaan sejauh 3,2 kilometer.

“Perayaan ini sangat spe-sial,” ujar Iris Mari Rodriguez Montiel yang sengaja pergi ke ibu kota guna menghadiri perayaan kemerdekaan. “Saya sampai merinding ketika me-mikirkannya,” sambungnya.

Jauh dari ingar-bingar ibu kota dan perayaan yang memakan dana US$40 juta, ulang tahun kemerdekaan tidak seberapa ramai. Di Ciu-dad Juarez, penduduk hanya mengibarkan bendera nasional tanpa menghadiri upacara kemerdekaan lantaran kha-watir akan bahaya kekerasan kartel narkoba. Kecemasan itu beralasan mengingat pada 2008 pawai kemerdekaan dilempari granat hingga menewaskan delapan orang. (Jer/I-4)

IrankembaliDikecam

8 | Internasional JUMAT, 17 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

REUTERS/LEFTERIS PITARAKIS

BERJALAN BERSAMA: Ratu Inggris Elizabeth berjalan berdampingan dengan pemimpin umat Katolik dunia Paus Benedictus XVI saat tiba di Istana Holyroodhouse di Edinburgh, Skotlandia, kemarin.

200 TAHUN: Kembang api menghiasi langit saat perayaan 200 tahun kemerdekaan Meksiko di Kota Mexico City, Rabu (15/9).

AMERIKA Serikat, Inggris, dan Prancis kembali menyuara-kan kecemasan me-

reka terhadap pengembangan program nuklir Iran yang terus berlanjut dan senjata balistiknya yang kini mampu membawa hulu ledak nuklir.

Kecemasan itu bermula dari laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan ko-mentar kepala IAEA Yukiya Amano, Senin (13/9). Amano mengatakan ia tidak dapat men-jamin klaim Iran bahwa pro-gram nuklirnya bertujuan da-mai. Pasalnya, negeri itu sangat membatasi kerja sama mereka dengan pengawas nuklir PBB itu dan menolak kedatangan para inspektur mereka. Amano mengatakan penolakan itu telah menghambat IAEA.

Dubes AS untuk PBB Susan Rice menyatakan Iran telah de ngan jelas menolak menun-jukkan langkah-langkah guna meredam kekhawatiran bahwa mereka mengembangkan senjata nuklir. ‘Negeri Mullah’ itu justru terus melakukan tindakan yang justru memperparah kekha-watiran Barat. “Laporan IAEA itu menjadi bukti paling jelas bahwa Iran tidak mengindahkan kekhawatiran kami dan terus meningkatkan kemampuan sen-jata nuklirnya,” tegas Rice.

Ia juga mencemaskan pengem-bangan rudal balistik Iran yang kini mampu membawa hulu ledak nuklir. Hal itu merupakan pelanggaran sanksi PBB.

Kecemasan serupa juga disu-

arakan Dubes Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant dan Dubes Prancis Gerard Araud. Bahkan, China dan PBB yang selama ini dekat dengan Iran ikut men-desak Iran kembali ke meja pe-rundingan. Dubes China untuk PBB Wang Ming mengatakan saat ini merupakan saat terbaik memulai kembali dialog.

Iran telah empat kali dijatuhi sanksi PBB terkait dengan pro-gram nuklirnya itu. Sanksi ter-akhir dijatuhkan Juni lalu setelah Teheran menolak untuk meng-hentikan program pengayaan uranium dan bernegosiasi kem-bali dengan lima anggota per-manen PBB plus Jerman.

Dubes negara-negara Barat tersebut mendesak komite sank-si PBB untuk segera menunjuk

panel pakar guna membantu mengawasi penerapan sanksi tersebut. Komite itu sendiri telah meminta semua negara untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan yang mereka lakukan dalam menerapkan sanksi terhadap Iran. Sejauh ini, baru 36 negara yang melaku-kannya.

DikecamDi Teheran, Presiden Mah-

moud Ahmadinejad mengecam rencana negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi kem-bali. Ia menegaskan Iran tetap mampu bertahan tanpa bantuan AS dan sekutu-sekutunya.

Kepada NBC News ia menga-takan Iran memiliki hak untuk melarang kunjungan lanjutan para inspektur IAEA. “Kami telah memenuhi persyaratan-persyaratan kami,” tegasnya. Kepada televisi tersebut, Ah-madinejad menyatakan bahwa semestinya IAEA lebih meng-khawatirkan Israel.

Penolakan kedatangan ins-pektur-inspektur IAEA ini kem-bali memanaskan hubungan Iran dengan IAEA dan negara-negara Barat serta kekhawatiran atas program nuklirnya yang dicurigai Barat untuk mengem-bangkan senjata nuklir.

“Hubungan Iran dan IAEA berada di titik terendah,” ung-kap seorang diplomat Barat seusai pertemuan antara Dubes Iran di PBB Ali Ashgar Soltanieh dengan IAEA di Washington yang berlangsung panas. (AP/Reuters/I-5)

[email protected]

S I D A N G p e n g a d i l a n genosida di Kamboja, ke-marin, resmi mendakwa empat pemimpin rezim Khmer Merah yang masih hidup atas kematian 1,7 juta warga Kamboja pada 1970-an. Keputusan sidang tersebut membuka jalan untuk dilakukannya sidang panel kedua tahun depan yang selama ini telah lama dinantikan.

Pengadilan yang dibantu PBB itu berharap bisa me-mulai sidang pada perte-ngahan tahun depan ter-hadap pemimpin ideologis Khmer Merah, yakni Nuon Chea, lalu mantan kepala negara Khieu Samphan, mantan Menteri Luar Ne-geri Ieng Sary, dan istrinya, Ieng Thirith, yang juga man-tan menteri sosial.

Jaksa penyidik You Bun-leng mengatakan keem-pat terdakwa menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, kejahatan perang, dan be-berapa jenis tuduhan pem-bunuhan, penyiksaan, dan penganiayaan agama. Ke-empatnya telah diperiksa jaksa sebanyak 46 kali sejak menjadi tahanan pengadil-an pada 2007.

Sementara itu, seorang tokoh Khmer lainnya, yakni kepala penjara bernama Ka-ing Guek Eav alias Duch, telah lebih dulu dijatuhi hukuman 19 tahun penjara karena terbukti bersalah atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.

Masa hukuman Duch dikritik banyak pihak ka-rena dianggap terlalu ri-ngan, namun para hakim mengatakan keputusan diambil berdasarkan kon-teks historis dari kekejam-an Khmer Merah selama berkuasa pada 1975-1979. (*/AP/I-1)

Aneka Protes Menanti Paus di Inggris

Dakwaan Resmi bagi Pemimpin Khmer

Penolakan kedatangan para inspektur IAEAkembali memanaskan hubungan Iran dan negara Barat.

Heryadi Sarodji

AP

Susan RiceDubes AS untuk PBB

Laporan IAEA itu menjadi bukti paling jelas bahwa Iran tidak mengindahkan kekhawatiran kami.”

Pekikan Lantanguntuk Meksiko

AP/ALEXANDRE MENEGHINI