kabar bahari iv

40
KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 1 Juli - Agustus 2013 TOKOH Kem u d i KONSULTASI HUKUM KESEHATAN DAP U R Garam Sate Odheng dari Madura Nyeri Lutut? Konsumsi Ikan Yuk! Tegas Dalam Melestarikan Pulau Haruku UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil: Tetap Mengkapling, Mengkomersialisasi dan Mengkriminalisasi Nelayan Impor [kok]

Upload: kiara-indonesia

Post on 21-Jul-2016

234 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

TRANSCRIPT

Page 1: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 1

Juli - Agustus 2013

TOKOH

Kemudi

KONSULTASI HUKUM

KESEHATAN

DAPUR

Garam

Sate Odheng dari Madura

Nyeri Lutut? Konsumsi Ikan Yuk!

Tegas Dalam Melestarikan Pulau Haruku

UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil:Tetap Mengkapling, Mengkomersialisasi dan Mengkriminalisasi Nelayan

Impor[kok]

Page 2: Kabar Bahari IV

Juli - Agustus 2013

Garam [Kok] Impor

Selamatkan Pesisir Laut Indonesia, Sejahterakan Nelayan

Eliza Kissya, Kepala Kewang Negeri Haruku: Tegas Dalam Melestarikan Lingkungan Pulau Haruku

Sate Odheng dari Madura

Nyeri Lutut? Konsumsi Ikan Yuk!

Mimpi Darsini untuk Anak Petani Garam

Timah, Logam yang Mencelakai

Happy Salma, Jaga Laut Indonesia dari Kerakusan

UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil:Tetap Mengkapling, Mengkomersialisasi dan Mengkriminalisasi Nelayan

4

12

18

21

28

29

36

38

39

DAF TAR ISI

Kebijakan

Kemudi

Setara

Jelajah

Nama dan Peristiwa

Konsultasi Hukum

Tokoh

Dapur

Kesehatan

Page 3: Kabar Bahari IV

J Garam, Tak Perlu Impor!Saat sayur yang kita hidangkan terasa hambar, bumbunya adalah garam. Dengan sesendok garam, selera makan menjadi nikmat. Tetapi, sadarkah Anda jika Indonesia mengimpor bumbu penyedap yang dikonsumsi lebih dari 230 juta rumah tangga ini?

Data Badan Pusat Statistik (Agustus 2013) menyebut impor garam berasal dari Australia sebesar 128,7 ribu ton atau US$ 5,73 juta, Selandia Baru 143 ton atau US$ 60,3 juta, Jerman 35 ton atau US$ 26,8 ribu, Denmark 44 ton atau US$ 17 ribu dan negara lainnya dengan total 124 ton atau US$ 26 ribu.

Tingginya kuota impor mesti dikoreksi. Apakah kran impor tidak bisa ditutup? Pusat Data dan Informasi KIARA (Agustus 2013) menemukan fakta produksi garam nasional mengalami kenaikan. Dari tahun 2011 sebesar 1,621,594 ton menjadi 2,473,716 ton (2012). Kenaikan ini mestinya menutup kran impor. Di saat yang sama, pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan petani dan buruh tambak garam. Bukan semata urusan produksi, melainkan teknologi, pengolahan, dan pemasarannya. Tak kalah penting kemudian adalah mengharuskan industri menyerap garam lokal.

Apalagi terdapat 3 kementerian yang memiliki kewenangan pengelolaan dan perdagangan garam minus koordinasi, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan. Ini pula yang harus dikoreksi.

Garam adalah komoditas strategis bangsa Indonesia. Selain sebagai bumbu penyedap masakan, ternyata garam memiliki banyak kegunaan, di antaranya kesehatan tubuh, kecantikan, dan kebersihan.

Sebagai negeri yang memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia, tak pantas jika impor terus membanjiri pasar dalam negeri.

Pada KABAR BAHARI edisi keempat ini, garam menjadi hidangan yang kami sajikan. Semoga memberi manfaat.

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

DEWAN REDAKSI

Pemimpin Redaksi : Abdul Halim Redaktur Pelaksana : Selamet DaroyniSidang Redaksi : Susan HerawatiAhmad Marthin HadiwinataDesain Grafis :DodoFoto Cover :KIARA

Alamat Redaksi:Jl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah Jakarta 12750 Telp./Faks: +62 21 799 3528 Email: [email protected]

CatatanREDAKSI

Page 4: Kabar Bahari IV

Garam memiliki banyak manfaat. Salah satunya menjadi bumbu penyedap masakan yang tidak boleh dikesampingkan. Tanpa garam, selera makan bisa berkurang. Tak berlebihan jika garam harus senantiasa tersedia di dapur. Tahukah Anda mengenai sejarah garam?

Berbagai sifat kimia dan fisik garam memungkinkan 14.000 kegunaan yang dikenal saat ini. Garam adalah mineral berharga yang telah menyulut peperangan dan revolusi perjuangan untuk mendapatkan akses terhadap garam. Sekitar 40% garam di seluruh dunia digunakan sebagai bahan baku perusahaan kimia yang berubah menjadi klorin dan soda abu, serta dasar-dasar kimia anorganik.

Beberapa kegunaan dan fungsi dari garam mineral:

No Kegunaan Fungsi

1 Yodium/Iodium/I

Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.

2 Phospor/Fosfor/P

Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.

[kok]

Kemudi

IMPORGARAM

Page 5: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 5

3 Cobalt/Kobal/Kobalt/Co

Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun B.

4 Chlor/Klor/Cl

Chlor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

5 Magnesium/Mg

Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.

6 Mangaan/Mangan/Mn

Mangan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.

7 Tembaga/Cuprum/Cu

Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada sel darah merah.

8 Kalsium/Calcium/Ca

Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.

9 Kalium/K Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.

10 Zincum/Zinc/Seng/Zn

Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.

11 Sulfur atau Belerang

Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.

12 Natrium/Na Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.

13 Flour/F Flour berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi.

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 5

Page 6: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 6

Sejarah mencatat, garam adalah komoditas strategis di Indonesia. Garam (wuyah) merupakan salah satu komoditas makanan dan bumbu-bumbuan yang dibawa para pedagang yang lebih profesional serta memiliki jangkauan yang lebih luas di Jawa (Rahardjo 2002:331; Nastiti 1995:88-89 dalam Sunjayadi, 2007). Hal ini dapat ditemukan dalam prasasti abad IX-XV Masehi, di mana garam merupakan salah satu komoditas yang diangkut oleh transportasi air (Prihatmoko, 2011). Dalam hal ini garam yang diperoleh dengan cara kuno erat kaitannya dengan proses pengawetan ikan (ikan asin) pada masa itu (Sunjayadi, 2007).

Dilihat dari sejarah, produksi garam di Indonesia sebelum dikembangkannya pembuatan garam secara modern oleh Pemerintah Kolonial pada abad ke-19, hampir seluruhnya dikuasai orang Tionghoa. Pemerintah Kolonial lalu mengambil alih tambak-tambak garam besar yang terdapat di sekitar Gresik dan Sumenep (Madura) di Jawa Timur (Sunjayadi, 2007).

Sebagai bukti garam bernilai ekonomi dan politik dalam sejarah, tahun 1813, Raffles menyelenggarakan monopoli garam di seluruh daerah kekuasaannya, baik produksi maupun distribusi. Namun, karena kaum buruh garam, terutama di pantai utara Jawa seperti di Banten, Karawang, Cirebon dan Semarang berhasil menyiasati peraturan monopoli itu, maka pada tahun 1870 pengusahaan garam dibatasi dengan sewenang-wenang hanya di Pulau Madura saja. Dengan alasan lebih mudah diawasi. Kemudian pada awalnya pemerintah kolonial

hanya membeli garam dari pembuat-pembuatnya dengan harga tetap, lalu mereka membuka perusahaan pada tahun 1918 dan pada akhirnya pada tahun 1936 mengambil alih seluruh produksinya. Sistem yang dipakai masih berlangsung hingga sekarang. Para buruh membawa garam ke gudang. Lalu garam itu dibersihkan dan dibentuk briket sebelum didistribusikan. Garam itu berasal dari tambak garam yang luasnya kini kira-kira 6000 ha, terletak di berbagai tempat di pantai selatan, terutama di sebelah timur daerah Sumenep, 600 ha terletak di pantai Jawa, di sekitar Gresik. Sementara itu produksi tahunan dari waktu ke waktu berubah banyak, rata-rata ditaksir sebesar 50 ton per hektare, kira-kira secara keseluruhan sebanyak 300.000 ton. Perusahaan itu mempekerjakan 5000 buruh tetap dan 15.000 buruh musiman (Lombard II 2000:98 dalam Sunjayadi, 2007).

Monopoli pemerintah kolonial tidak hanya di Jawa dan Madura, monopoli meluas ke beberapa distrik di Sumatra dan hampir seluruh Borneo (Kalimantan). Sementara itu di barat daya Sulawesi pembuatan garam masih berada di tangan pihak swasta (Handbook of the Netherlands Indies 1930:121 dalam Sunjayadi, 2007). Pada jaman Jepang ketika produksi garam di Pulau Jawa berhenti, penduduk Sumatra ramai-ramai merebus air laut untuk mendapatkan garam. Pada 1957 monopoli garam dihapus. Garam negara pun berubah menjadi perusahaan negara pada 1960 (Cribb 2004: 382 dalam Sunjayadi, 2007).

Page 7: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 7

J ImporIndonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 kilometer (PBB, 2008). Sentra-sentra produksi garam tersebar di 11 wilayah, yaitu Pati, Rembang, Demak (Jateng), Indramayu dan Cirebon (Jabar), Sampang, Pamekasan, Pasuruan (Jatim), Jeneponto (Sulsel), Bima (NTB), Kupang (NTT).

Garam telah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia. Garam dapur telah menjadi bahan makanan yang paling dibutuhkan di semua lapisan masyarakat. Akan tetapi, tahukah Anda bila Indonesia mengimpor garam dalam jumlah yang sangat besar?

Pusat Data dan Informasi KIARA (Agustus 2013) menemukan fakta produksi garam nasional mengalami kenaikan. Dari tahun 2011 sebesar 1,621,594 ton menjadi 2,473,716 ton (2012). Kenaikan ini mestinya menutup kran impor. Di saat yang sama, pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan petani dan buruh tambak garam. Bukan semata urusan produksi, melainkan teknologi, pengolahan, dan pemasarannya. Tak kalah penting kemudian adalah mengharuskan industri menyerap garam lokal.

Ironisnya, Pemerintah Indonesia kembali mengimpor garam dalam jumlah besar, kebijakan ini berimbas terhadap anjloknya penyerapan garam dan buntungnya petani garam lokal. Sepanjang Januari-Oktober 2013, impor garam sebanyak 1,63 juta ton atau US$ 75,3 juta.

Data Badan Pusat Statistik (Agustus 2013) menyebut impor garam berasal

dari Australia sebesar 128,7 ribu ton atau US$ 5,73 juta, Selandia Baru 143 ton atau US$ 60,3 juta, Jerman 35 ton atau US$ 26,8 ribu, Denmark 44 ton atau US$ 17 ribu dan negara lainnya dengan total 124 ton atau US$ 26 ribu.

Di Losarang, misalnya, harga garam petani hanya dihargai Rp600/kg. Padahal, Harga Penjualan Pokok (HPP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp750/kg. Praktek ini jelas tidak mampu menyejahterakan petani dan buruh garam lokal. Apalagi terdapat 3 kementerian yang memiliki kewenangan pengelolaan dan perdagangan garam minus koordinasi, yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.

Selain bumbu penyedap masakan, ternyata garam memiliki banyak kegunaan, di antaranya kesehatan tubuh, kecantikan, dan kebersihan.

Page 8: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 8

J Manfaat Garam untuk Kesehatan Tubuh

No Kegunaan Keterangan

1 Sistem Imun Manfaat dari Garam laut secara alami bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh, menjadikan tubuh mampu melawan berbagai virus yang menyerang tubuh seperti, flu, demam, alergi serta penyakit autoimun lainnya.

2 Depresi Garam laut juga terbukti bermanfaat untuk mengobati berbagai jenis depresi. Garam laut juga dapat membantu mempertahankan dua hormon penting dalam tubuh, yaitu serotonin dan melatonin. Kedua hormon tersebut bisa membuat Anda menjadi relaks dan tidur lelap di malam hari.

3 Otot Kejang Kalium adalah salah satu kandungan yang terdapat dalam garam laut. Kandungan kalium ini berguna untuk membantu otot supaya berfungsi dengan baik. Selain itu, garam juga bisa menjadikan tubuh menyerap lebih banyak nutrisi dalam makanan. Jadi, garam adalah obat sangat efektif untuk mencegah nyeri otot, kejang dan kram.

4 Osteoporosis Yang dapat memicu osteoporosis adalah Saat tubuh kekurangan garam dan gula, tubuh 'menarik' sodium ke tulang dan hal itu bisa memicu terjadinya Osteoporosis. Oleh karena itu mengkonsumsi garam dan air secara rutin setiap hari dalam jumlah yang tepat bisa bantu mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis).

5 Diabetes Manfaat lain dari Garam laut adalah bisa bantu mengurangi kebutuhan insulin dengan menjaga kadar gula yang tepat dalam tubuh. Jadi, garam merupakan salah satu bagian penting dalam diet bagi penderita diabetes atau orang yang berisisko terkenan penyakit tersebut.

Page 9: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 9

6 Jantung Ketika garam menyatu dengan air, dapat memberikan fungsi menurunkan kadar kolesterol tinggi, tekanan darah inggi, serta dapat membantu mengatur detak ketika jantung berdetak tidak teratur. Dengan demikian, garam laut dapat mencegah serangan aterosklerosis pada jantung dan serangan stroke.

7 Asma Garam laut juga bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada sistem pernapasan dan mengurangi produksi dahak pada tubuh, sehingga Anda bisa bernapas dengan lebih lega. Garam laut ini tidak menimbulkan efek samping selama penggunaannya sesuai kebutuhan.

8 Pencuci mulut dan obat kumur

Selain manfaat diatas, garam laut juga bisa digunakan sebagai pencuci mulut dan obat kumur. Caranya juga tidak terlalu sulit, Larutkan kurang lebih seperempat sendok teh garam ke dalam setengah sendok makan air hangat. Ratakan ke sekeliling mulut Anda lalu kumur-kumur.

J Manfaat Garam untuk Kecantikan

No Kegunaan Keterangan

1 Pembersih Wajah

Selain bermanfaat untuk tubuh, garam juga bermanfaat untuk kecantikan. Salah satunya adalah sebagai pembersih wajah. Caranya campurlah 1 sdt garam dan 1 sdt minyak zaitun dalam mangkuk kecil. Setelah itu gunakan campuran garam dan minyak zaitun tadi sebagai pembersih dengan memijatnya dengan lembut didaerah sekitar wajah dan leher. Garam berfungsi sebagai pembersih untuk mengangkat make up dan kotoran tebal pada wajah. Setelah itu cucilah wajah dengan sabun cuci muka, dan bilas hingga bersih.

2 Merawat kulit berminyak

Garam juga bermanfaat untuk mengurangi minyak pada wajah. Caranya, Isilah botol spray kecil dengan air hangat dan tambahkan 1 sendok teh garam. Kemudian, semprotkanlah pada wajah, keringkanlah dengan cara menepuk-nepuk dengan handuk.

Page 10: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 10

3 Mata lelah Jika suatu saat mata anda terasa lelah, tidak salahnya mencoba tips ini. Caranya larutkan 1/4 sdt garam dengan 1/2 liter air hangat, dan basuhkan larutan air garam pada mata yang lelah. Jika ingin menghilangakn gembung pada mata, larutkan 1 sdt garam dengan 1 liter air hangat, dan celupkan kapas pada mata sahabat sambil berbaring dengan rileks.

4 Eksfoliator Sehabis mandi dan pada saat kulit masih dalam keadaan basah, ambil segenggam garam dan gosokkan secara lembut dan perlahan pada seluruh kulit tubuh. Manfaatnya akan meluruhkan sel kulit mati dan membuat kulit terasa lebih halus dan lembut.

J Manfaat Garam untuk Kebersihan

No Kegunaan Keterangan

1 Cerobong Cerobong asap dapur paling banyak terkena minyak, lembab karena uap. Bersihkan dengan garam, cuka atau baking soda.

2 Karpet Karpet bisa kotor karena lumpur, tumpahan makanan atau noda anggur. Cukup taburi garam, gosok dengan spons yang basah dengan air.

3 Menghilangkan bau dari peralatan

Bau bawang putih, telur, daging, bawang merah dan minyak dapat mematikan. Jadi bersihkan peralatan baja, perak, atau tanah liat dengan garam dan air jeruk nipis.

4 Peralatan perak Satu set peralatan perak dan barang-barang perak lainnya dapat dibersihkan dengan garam. Anda dapat menyimpan perak mengkilap dengan garam.

5 Pembersih setrika

Berkali-kali, setrika besi mengangkat sedikit demi sedikit kotoran yang mengakibatkan mereka menempel ketika Anda menggosok pakaian Anda. Untuk mengatasi semua kotoran yang menempel pada setrika Caranya sangat mudah, taburkan garam ke atas selembar kertas lalu disetrika di atasnya. Gunakan sedikit uap panas untuk membersihkan pancaran air, lalu bersihkan alas setrika dengan kain lembab jika setrika sudah tidak panas.

Page 11: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 11

6 Membersihkan jeans

Jika jeans Anda benar-benar kotor dan ingin membersihkannya, gunakan garam. garam tidak hanya membersihkan jeans tapi juga mempertahankan stretchbility dan warna denim. Hanya dengan menambahkan 1 sendok teh garam dalam setengah ember berisi air. Rendam jeans selamam 10-15 menit. lalu bersihkan dengan deterjen.

7 Tembaga atau kuningan

Anda dapat mengangkat kotoran atau karat yang melekat pada hiasan tembaga dan kuningan di rumah Anda. Tambahkan beberapa cuka garam kemudian bersihkan kuningan atau tembaga milik Anda.

8 Pakaian Untuk menghilangan bau dari pakaian yang dicuci, cukup rendam dalam garam selama 5-10 menit. hal ini juga mencegah warna pakaian pudar.

9 Peralatan masak dari besi

Untuk menghilangkan noda minyak dari peralatan masak besi Anda, cukup gosok dengan air panas dan garam.

10 Stoples kaca Kaca stoples mudah menjadi kuning. Bersihkan dengan cuka dan garam scrub untuk tetap bersih dan bebas dari bakteri.

11 Bersihkan kulkas

Hanya dengan sepotong kain dalam larutan garam atau cuka, Anda dapat menghilangkan noda dalam kulkas. Selain bersih, kulkas Anda juga terhindar dari bau.

J PerbaikanDiperlukan kesungguhan untuk melakukan langkah-langkah perbaikan atas usaha garam nasional dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan jumlah produksi garam yang dihasilkan petani garam dalam negeri. Terdapat tiga upaya sistematik yang bisa dilakukan dan dijadikan solusi, yaitu pertama mengidentifikasi berbagai sentra produksi garam berdasarkan

karakteristik wilayah dan kondisi ekologisnya.

Upaya kedua, menata ulang peta produksi, distribusi, dan konsumsi garam termasuk dalam hal menentukan berapa jumlah kebutuhan konsumsi garam nasional.

Upaya ketiga, melakukan pemberdayaan dan penyerapan hasil produksi garam petani lokal dengan insentif dan harga yang lebih baik. Tak ketinggalan pula sentuhan teknologinya.

Page 12: Kabar Bahari IV

Kebijakan

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan terdapat lebih dari 13.487 pulau (data tidak resmi menyebutkan 17.508 pulau) dengan dua per tiga kawasannya adalah perairan yang memiliki sumber daya alam hayati laut yang

sangat potensial. Luas laut Indonesia mencapai sekitar 3.257.483 km2 dari luas utuh RI seluas 5.180.053 km2. Indonesia tercatat memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km dan menjadikan sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia. Perairan Indonesia memilik potensi sumberdaya perikanan tangkap 6,4 juta ton per tahun.

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 1998, luas terumbu karang Indonesia adalah 42.000 km2 atau 16,5% dari luasan terumbu karang dunia, yaitu seluas 255.300 km2. Dengan estimasi di atas Indonesia menduduki peringkat terluas ke-2 di dunia setelah Australia, yang mempunyai luasan terumbu karang sebesar 48.000 km2. Dilihat dari sisi keanekaragaman hayati, terumbu karang Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia dengan 70 genera dan 450 spesies. Dengan begitu, semestinya laut Indonesia bisa mensejahterakan nelayan, masyarakat adat dan lapisan masyarakat lainnya.

Fakta hari ini terdapat lebih dari 2.755.794 jiwa nelayan yang berada di Republik Indonesia, baik mereka yang beroperasi di laut maupun perairan umum. Adapun secara teknis, armada perikanan tangkap yang saat ini mereka pergunakan didominasi kapal-kapal berukuran kecil, di antaranya perahu tanpa motor 170.938 unit, kapal motor tempel 225.786 unit, serta kapal motor di bawah 5 GT mencapai 123.748 unit. Ditambah kapal motor ukuran 5 GT s.d 10 GT mencapai 35.877 unit. Secara keseluruhan ada 556.349 unit kapal yang sedang beroperasi dan 95,6 persen

Selamatkan Pesisir dan Laut Indonesia,

SEJAHTERAKAN NELAYAN

Page 13: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 13

di antaranya adalah kapal skala kecil yang beroperasi di sekitar pesisir pantai atau beberapa mil saja dari pantai. Jadi dapat dikatakan sebanyak 95,6 persen nelayan Indonesia mayoritas adalah nelayan tradisional.

J 7,8 Juta Nelayan Ingin Sejahtera!

Namun, kenyataan berbicara berbeda antara potensi perikanan yang sangat melimpah dengan kondisi kesejahteraan nelayan Indonesia. Kualitas kesejahteraan nelayan tradisional belum menunjukkan peningkatan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penduduk miskin di 10.666 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota dari total sekitar 524 kabupaten/kota se-Indonesia mencapai 7,87 juta jiwa atau 25,14% dari total penduduk miskin nasional yang berjumlah 31,02 juta jiwa. Keterpurukan ekonomi

nelayan tidak hadir begitu saja. Ada beragam faktor yang mendasari, di antaranya pencemaran laut yang merusak ekosistem perikanan nasional dan kebijakan yang tidak melindungi nelayan.

Sepanjang tahun 2011, KIARA menemukan 33 kasus pencemaran serta perusakan kawasan pesisir dan laut. Kasus yang mendominasi adalah pertambangan dan pembuangan limbah tambang. Faktor lain keterpurukan nelayan adalah pola pengelolaan sektor perikanan yang hanya berpatokan pada satu jalur yakni pengurasan sumber daya alam, mulai dari ekspor produk perikanan yang dijadikan target pembangunan, eksploitasi barang tambang, dan pengabaian nelayan dengan tidak menyediakan akses subsidi BBM yang layak bagi mereka.

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 13

Page 14: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 14

Selain faktor ekonomi yang tidak mensejahterkan, nelayan Indonesia tidak dilindungi Negara melalui kebijakan yang tidak memihak nelayan. Pusat Data dan Informasi KIARA bulan Agustus 2013 menyebutkan bahwa: dalam rentang bulan Januari – Juli 2013, tercatat ada 22 Kasus kecelakaan dialami oleh nelayan dan mengakibatkan sedikitnya 147 nelayan meninggal dunia dan hilang akibat cuaca esktrem. Dan ironisnya negara tidak memberikan perlindungan apapun, baik asuransi maupun masa depan keluarga korban.

Jumlah Kecelakaan dan nelayan meninggal dunia di laut pada bulan Januari-Juli 2013

No Bulan Jumlah Kecelakaan Jumlah Nelayan Meninggal Dunia1 Januari 8 kasus 49 orang 2 Februari 1 kasus 1 orang3 Maret 1 kasus 1 orang4 April 3 kasus 60 orang5 Mei 2 kasus 11 orang6 Juni 3 kasus 14 orang7 Juli 4 kasus 11 orang

Jumlah total 22 Kasus 147 orangPusat Data dan Informasi KIARA (Agustus 2013).

J Ironi Negeri Pengekspor Ikan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam melakukan tugasnya sebagai fungsi pemerintah yang mengelola sektor perikanan masih berpatok pada angka pencapaian nilai penjualan ikan ke luar negeri. KKP menargetkan nilai ekspor pada 2013 sekitar 5 milliar dollar AS atau tumbuh sebesar 19 persen dari target pada 2012 lalu. KKP optimis untuk mencapai target 5 miliar dollar AS yang diikuti

volume ekspor 1,4 juta ton, apalagi setelah membuka pasar baru di Eropa, Afrika dan Timur Tengah.

Berkaitan dengan prestasi nilai ekspor tersebut, Pemerintah tidak memperhatikan keberlanjutan Sumber Daya Ikan nasional bagi masa mendatang. Menteri kelautan sendiri telah menetapkan diantara 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)

Dalam rentang bulan Januari - Juli 2013, tercatat ada 22 Kasus kecelakaan dialami oleh nelayan dan mengakibatkan sedikitnya

147 nelayan meninggal dunia dan hilang akibat

cuaca esktrem.

Pusat Data dan Informasi KIARA[Agustus 2013]

Page 15: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 15

terdapat 5 WPP yang telah mengalami eksploitasi dan over eksploitasi komoditas ikan tertentu sehingga orientasi meningkatkan nilai ekspor perikanan berbanding terbalik dengan kondisi keberlanjutan pengelolaan perikanan Indonesia.

Pengelolaan perikanan Indonesia saat ini membutuhkan penanganan serius, beberapa upaya yaitu adanya penetapan kuota eksploitasi sumber daya perikanan tangkap serta moratorium eksploitasi sumber daya ikan di kawasan-kawasan yang sudah tereksploitasi berlebihan. Solusi ke depan sudah jelas, untuk tidak menjadikan ekspor perikanan menjadi target, melainkan perlindungan sumber daya ikan yang nyata menjadi target kerja KKP.

Di samping terjadi peningkatan ekspor, terjadi pembiaran membanjirnya produk perikanan impor yang jelas akan berdampak negatif. Di antaranya karena: (1) penurunan harga ikan lokal di pasar domestik. Hal ini akan berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan nelayan dan daya saing produk perikanan dalam negeri, misalnya, harga ikan kembung impor dari China berkisar Rp 5.000 per kilogram, sedangkan ikan kembung lokal mencapai Rp15.000-Rp20.000 per

kilogram; dan (2) diloloskannya ikan impor ilegal, dan kemudian berdampak pada tiadanya perlindungan terhadap konsumen ikan dalam negeri.

J Sejahterakan Nelayan Tradisional

Biaya operasional penangkapan ikan nelayan tradisional untuk melaut sebagian besar digunakan untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan perhitungan alokasi sekitar 60-70% biaya untuk membeli (BBM). Sementara itu, sejak 22 Juni 2013, Pemerintah telah mengurangi subsidi BBM Solar dengan menaikkan harganya menjadi Rp. 5.500 per liter. Selain terbebani dengan harga yang tinggi, pemerintah tidak pernah menyelesaikan masalah distribusi solar.

Dengan harga Rp. 4.500 per liter KIARA menemukan fakta di Langkat dan Serdang Bedagai, Sumatera Utara harga eceran Solar bagi nelayan adalah antara Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per liter di tingkat pengecer. Selain itu, terjadi kelangkaan solar di koperasi-koperasi nelayan, sehingga mereka terpaksa membawa jerigen ke SPBU resmi. Itu pun tidak mudah memperolehnya, karena pihak pengelola SPBU melarang pembelian dengan jerigen dan kalaupun ada nelayan yang membeli

Tabel 1. Ekspor Produk Perikanan (2006-2012)

TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)

Volume ekspor (ton)

911.674 881.413 1,103,575 602,778 1.270.000 1.400.000

Nilai ekspor (US$ 1.000.000)

2.699 2.466 2.660 3.520 3.900 5.000

*) angka prediksi

Page 16: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 16

dengan drum/jerigen seringkali pihak SPBU resmi menuduh mereka menimbun BBM. Situasi serupa sedang terjadi di pesisir Pulau Jawa, pesisir Kalimantan, Sumatera dan sejumlah pulau-pulau kecil.

Alokasi Solar untuk nelayan selama ini berlangsung tidak adil dan merata. Bahkan potensi penyalahgunaan BBM bersubsidi oleh industri (termasuk kapal-kapal di atas 30 GT) secara langsung maupun tidak langsung sangat tinggi. Misalnya penjualan BBM di perairan perbatasan RI yang sering dipakai oleh kapal-kapal komersil. Persoalan ini sering luput, dan malah dalam banyak kesempatan nelayan tradisional yang dikriminalisasi atas tuduhan menimbun BBM. Padahal, permasalahan ini lebih dikarenakan alokasi BBM bersubsidi (maupun non subsidi) tidak tersedia secara berkelanjutan di kampung-kampung nelayan.

J Hentikan BisnisMenurut hasil penelitian Pusat Pengembangan Oseanologi (P2O) LIPI yang dilakukan pada tahun 2000, kondisi terumbu karang Indonesia 41,78% dalam keadaan rusak, 28,30% dalam keadaan sedang, 23,72% dalam keadaan baik, dan 6,20% dalam keadaan sangat baik. Dalam menyelesaikan kondisi terumbu karang rusak yang tinggi tersebut Pemerintah justru menyelenggarakan program konservasi terumbu karang yang dberi nama COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Project) dengan pembiayaan berbasis hutang. Program yang diklaim pemerintah sebagai

upaya pengelolaan kawasan konservasi perairan secara berkelanjutan, penambahan luas kawasan konservasi perairan serta terkelolaanya jenis biota laut yang terancam punah, langka, endemik, dan dilindungi.

COREMAP yang melibatkan instansi pemerintah, LSM internasional dan dibiayai dengan menggunakan dana utang dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) ini tidak memberikan dampak yang lebih baik bagi perbaikan kawasan terumbu karang. Pada periode 2004-2011, total anggaran COREMAP tahap II mencapai lebih dari Rp. 1,3 triliun yang diantaranya dibiayai melalui utang luar negeri dari Bank Dunia (WB), Bank Pembangunan Asia (ADB) dan AusAID.

Dalam pelaksanaannya, program konservasi terumbu karang ini gagal, tidak efektif dan rawan kebocoran dana. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Program Coremap, antara Tahun 2011 s.d Semester I 2012. Hasil audit BPK menunjukkan hampir semua program COREMAP laut berujung pada kegagalan. COREMAP tidak mencapai indikator perencanaan, implementasi hingga pengawasan. Bukti-bukti sejalan berdasarkan fakta lapangan ditemukan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara sejak 2009 lalu. Pada akhirnya, program konservasi dari hutang luar negeri seperti COREMAP menjadi mesin ATM baru, dan bahkan miskin prestasi.

KIARA mengidentifikasi penyelewengan dana COREMAP II mencapai Rp 11,401

Page 17: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 17

milyar. Dana tersebut semestinya untuk kebutuhan masyarakat nelayan melalui implementasi empat komponen, yakni: pembangunan pusat informasi dan penyadaran perlindungan terumbu karang; penghidupan alternatif untuk mereduksi tekanan atas ekosistem karang; pengawasan kawasan konservasi laut; dan sarana fisik seperti posyandu, bangsal kerja dan bangunan MCK (mandi, cuci, kakus).

Selain utang konservasi, praktek bisnis di sektor perikanan juga telah melanggar hak asasi manusia dengan mengakibatkan penderitaan terhadap 7.512 petambak udang di wilayah eks-Dipasena yang berada di Kecamatan Rawajitu, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Sejak Mei 2011, Perusahaan Inti PT. Aruna Wijaya Sakti yang merupakan afiliasi dari PT. Central Proteina Prima telah memutus aliran listrik di pertambakan yang seluas 16.250 ha yang terbagi dalam 16 Blok yang terdiri atas 8 kampung. Sejak itu, sengketa antara petambak eks-Dipasena dengan PT. AWS/CPP tidak pernah mencapai penyelesaian ditambah lagi PT. AWS/CPP tidak pernah beriktikad baik untuk melaksanakan kewajibannya membayar SHU dengan total mencapai lebih kurang Rp. 38 miliar.

PT. AWS/CPP tidak pernah beriktikad baik untuk menyelesaikan masalah dengan memaksakan adanya upaya hukum gugatan ke Pengadilan Negeri Menggala. Padahal, Komnas HAM tengah memediasi penyelesaian kasus tersebut. Ironisnya, PT. AWS/CPP menggugat 400 Petambak Plasma dengan masing-masing 200 petambak

sebagai tergugat dalam gugatan dengan nomor perkara: 01/PDT.G/2012/PN.MGL dan 04/PDT.G/2012/PN.MGL. gugatan tersebut didaftarkan pada awal Januari 2012 lalu dan telah dibacakan didepan publik 17 Januari 2013.

Majelis Hakim PN Menggala memutus gugatan PT. AWS/CPP tidak dapat diterima berdasarkan eksepsi karena melakukan penggabungan gugatan terhadap 400 tergugat petambak plasma. Hingga kini Putusan PN Menggala tersebut belum memiki kekuatan hukum tetap karena PT. AWS/CPP telah menyatakan banding pada 20 Februari 2013. Kemenangan kecil petambak plasma di PN Menggala tertunda.

Page 18: Kabar Bahari IV

18

MIMPI DARSINI UNTUK ANAK PETANI GARAM

MIMPI DARSINI UNTUK ANAK PETANI GARAM

Setara

Di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, terik matahari tepat berada di atas kepala. Darsini (45) mengambil air dari kolam kecil sebesar 3x2 meter menggunakan ember yang diikat dengan kayu,

kemudian disiramkan ke atas garam yang sudah ada di dalam jaring. Terdengar bunyi ‘sreeekk sreeek’ sewaktu Darsini menarik jaring ke arah kiri dan kanan. Air berwarna cokelat kemudian luruh dari sela-sela bambu.

Alat pencuci garam hanya terbuat dari 4 batang kayu yang ditanam di tanah. Pada bagian tengahnya dipasang bambu sebagai alas menahan beratnya garam, di bagian atas jala rapat diikat pada 4 kayu. Jaring yang dipenuhi garam memiliki berat kurang lebih 10 kilogram. Dibutuhkan kekuatan ekstra saat Darsini harus mencuci garam yang baru saja dipanen oleh suaminya, Sarjam. Kegiatan mencuci garam (Dermayu: ngosek) merupakan kegiatan yang sering dilakukan perempuan petani garam.

Garam yang sudah dicuci berkilau putih, tandanya garam sudah cukup baik untuk kemudian dimasukkan ke dalam karung. Ironisnya, garam yang berkilau di jaring tempat Darsini ngosek tidak serupa dengan nasib para petani garam yang semakin terpuruk. Penyebabnya harga jual garam yang anjlok akibat maraknya garam impor.

Page 19: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 19

J Pantang menyerahKetika terik, Darsini melindungi tubuhnya dengan tiga baju lapis yang menutupi lengan dan kakinya. Di bagian kepala, kaos yang sudah tidak layak pakai ia bentuk menjadi seperti kerudung yang menutupi wajahnya, kemudian caping berwarna hijau diikat ke dagunya.

Darsini adalah petani garam yang lahir dan besar di Desa Muntur, Kecamatan Losarang, Indramayu. Sarjam, suami Darsini pun lahir di Muntur. Dari generasi ke generasi, keluarga mereka menjadi petani garam. Asinnya garam menjadi tumpuan hidup mereka.

Sudah 30 tahun Darsini dan Sarjam menikah, tiga orang anaknya pun telah tumbuh menjadi dewasa. Kebanggaan tersendiri bagi Darsini ketika menceritakan salah satu anaknya telah berhasil kerja di Jakarta. Di dalam diri Darsini, teriknya matahari di Losarang tidak pernah memadamkan usahanya untuk menghadirkan nasi di piring-piring makan keluarganya.

“Panas ya panas, cape ya cape, kalau cape istirahat. Kerja lagi, cari makan lagi. Tidak boleh malas,” ujar Darsini sambil tersenyum.

Jika cuaca sedang terik, Darsini dan Sarjam bersuka cita. Teriknya matahari mampu mempercepat panen garam mereka. Dalam empat hari mereka bisa menghasilkan 40 karung garam dengan berat perkarungnya mencapai 50 kilogram.

Sekalipun menggarap lahan milik orang lain, Darsini tidak merasa kekurangan. Sistem bagi hasil yang diterapkan di Losarang adalah 3:1. Pembagian tersebut berdasarkan kebiasaan penggarapan lahan tambak yang dilakukan suami istri. “Sistemnya itu, kalau ada 15 karung, kami petani suami istri dapat masing-masing 5 karung dan juragan lima karung. Saya dan bapak mendapatkan 10 karung. Sementara juragan 5 karung,” jelas Darsini.

J Garam imporTahun 2010 adalah masa jaya para petani garam lokal. Per kilogram garam dihargai Rp1.300 dan Darsini bisa meraup pendapatan dalam satu bulan kurang lebih Rp4.000.000.

" Paling penting, saya akan terus menggarap garam. Terus

berusaha supaya anak-anak kami bisa makan dan sekolah tinggi.

Harapannya anak-anak kami bisa lebih pintar dan kelak membantu kami membuat garam dengan

kualitas bagus", Darsini.

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 19

Page 20: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 20

Namun, gempuran impor garam mulai menghancurkan petani garam skala kecil pada tahun 2011. Petani garam dibuat morat-marit oleh limpahan garam impor asal Australia. Sempat ada usaha pemerintah dalam menjaga impor garam dengan menangkap dan memberi sanksi pelaku impor. Darsini merasakan sesaat keberpihakan pemerintah, namun kini pengimpor garam bebas memasukkan produk garamnya ke pasar-pasar dalam negeri.

Dengan membanjirnya garam impor, petani garam hanya bisa menjual seharga Rp. 280 sampai Rp. 380 perkilogram. Kini pendapatan Darsini hanya Rp2.000.000 perbulan.

“Bukan hanya saya sebagai petani garam yang semakin susah hidupnya. Di Losarang, semua warga menggantungkan hidupnya pada garam. Ada tukang ojek yang bawa hasil garam ini ke gudang, lalu ada orang yang kerja jadi buruh di gudang, ada juga yang kerja jadi sopir untuk mengirimkan garam. Hampir semua penduduk Losarang berprofesi sebagai petani garam,” kata Darsini dengan wajah murung.

Hingga kini Darsini tidak paham kenapa harus ada garam impor ketika gudang-gudang milik petani lokal masih menumpuk. Ia mengakui, dalam suatu kesempatan, ia diberitahu juragannya bahwa garam hasil garapannya dianggap kalah kualitas.

“Anak-anak kami banyak yang cari kerja di Jakarta. Harga garam murah, untuk makan saja susah. Kalau sudah lelah sekali, kadangkala saya tidak makan supaya bisa irit nasi untuk makan

malam si bungsu,” cerita Darsini sambil tersenyum.

Minimnya usaha membangkitkan daya saing petani lokal akan membunuh satu persatu petani garam lokal. Mereka akan kalah bersaing ketika pasar bebas mulai berlaku. Pun pemerintah seperti menutup mata pada kenyataan pemiskinan terstruktur yang dijalankan melalui kran-kran impor.

Darsini dan Sarjam berharap pemerintah memfasilitasi para petani garam di Losarang. Dengan produksi yang cukup besar, kehadiran pemerintah masih dinanti melalui kebijakan manajemen garam yang adil.

“Paling penting, saya akan terus menggarap garam. Terus berusaha supaya anak-anak kami bisa makan dan sekolah tinggi. Harapannya anak-anak kami bisa lebih pintar dan kelak membantu kami membuat garam dengan kualitas bagus,” tutup Darsini.*** (GS)

Page 21: Kabar Bahari IV

Jelajah

J Sejarah timahBermula dari aktivitas pertambangan timah yang terjadi sejak abad ke 18 dan sempat menjadi rebutan berbagai bangsa, antara lain Inggris, Belanda, dan Kesultanan Palembang.

Pada masa kolonial, pertambangan timah di Pulau Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial Banka Tin Winning Bedrijf (BTW). Sedangkan di Belitung dan Singkep dikelola oleh perusahaan swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM).

Setelah Indonesia merdeka, 3 perusahan tersebut dinasionalisasi. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut. Pada tahun 1968, ketiga perusahaan negara dan BPU tersebut digabung menjadi satu perusahaan,

TIMAH, LOGAM YANG MENCELAKAI

w

ww

.foe.

co.u

k

" Dalam Kurun Waktu 10 Tahun Menjadi

Daerah Otonom, Sejak Pertambangan Timah

Bisa Diakses Oleh Swasta Lokal; Bangka Belitung Tercatat Telah

Kehilangan Lahan Produktif Seluas

320.760 Ha Akibat Keharusan Memasok Kebutuhan Timah di

Pasar Global "

Page 22: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 22

yaitu Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero).

Krisis industri timah dunia akibat hancurnya The International Tin Council (ITC) sejak tahun 1985 memicu perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar agar bisa bertahan hidup.

PT. Timah dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia. Sebanyak 35 persen saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Sementara 65 persen sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Dalam laporan Commodity Research Unit pada tahun 2005, disebutkan bahwa kontribusi Bangka Belitung sekitar 90.000 ton dari sekitar 333.900 ton kebutuhan timah dunia. Sebagai kontributor pemasok timah terbesar, produksi timah asal Indonesia menjadi pijakan untuk menentukan harga pasar dunia.

J Pengerukan timahSejak dulu telah tercatat berbagai teknik penambangan timah yang terjadi di Bangka Belitung. Proses penambangan timah terdiri dari

beberapa tahapan yang dilakukan secara menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan Penambangan Timah Terpadu. Tahapannya sebagai berikut: pertama, eksplorasi. Tahapan ini merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahui seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam operasional kegiatan eksplorasi melibatkan beberapa komponen seperti surveyor (pemetaan awal), sumur bor/small bore (mengambil sampel timah dengan teknik bor tanah), analisis laboratorium, hingga pemetaan akhir geologis (geological map). Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses penambangan timah. Karena dari tahap inilah muncul Data Peta Geologis secara lengkap sebagai panduan utama dalam kebijakan penambangan timah. Sehingga proses selanjutnya dapat ditempuh dengan berbagai analisa operasional yang baik, termasuk rencana anggaran dan sebagainya.

Kedua, operasi penambangan. Di dalam proses penambangan timah, dikenal 2 jenis penambangan di Bangka Belitung: (a) Penambangan Lepas Pantai. Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan.

Page 23: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 23

Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun. Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) dan dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah, serta ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan, yaitu minimal 70-72% Sn; dan (b) Penambangan Darat. Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan Pulau Bangka Belitung. Tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Prosesnya menggunakan pompa semprot (gravel pump).

Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama. Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan air dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar.

Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 23

Page 24: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 24

mitra usaha di bawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat, mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam. Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar tertentu.

Ketiga, pengolahan (smelting). Tahapan ini untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah. Bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20–30% Sn menjadi 72% Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan.

Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dan memiliki kandungan pengotor (impurities) yang rendah.

Keempat, peleburan (refining). Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan alat pemurnian yang disebut crystallizer. Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan dan mempunyai merek dagang yang

terdaftar di London Metal Exchange (LME).

Kelima, distribusi dan pemasaran. Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah. Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik (Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura); wilayah Eropa (Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol, Italia, dan Kanada). Di luar wilayah itu, Amerika Serikat juga menjadi pasar logam timah. Pendistribusian dilakukan di Pelabuhan Singapura untuk ekspor. Sedangkan untuk pasar domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di Jakarta.

Tipe pembeli logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user), seperti pabrik atau industri solder, industri pelat timah, dan pedagang besar (trader). Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar internasional dan terdaftar dalam pasar bursa logam di London (London Metal Exchange).

Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange (LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditas di pasar bursa logam.

Page 25: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 25

Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah dibedakan atas kualitas dan bentuknya:

No Kualitas Produk Bentuk1 Banka Tin (kadar Sn 99.9%) Banka Small Ingot2 Mentok Tin (kadar Sn 99,85%) Banka Tin Shot3 Banka Low Lead (Banka LL), terdiri atas Banka

LL100ppm, Banka LL50ppm, Banka LL40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm

Banka Pyramid

4 Tin Alloy, dalam bentuk babbit (kadar Sn 80-88%) dan Pewter (kadar Sn 91-95%)

Banka Anoda

5 Tin Solder, produk solder

J Kerusakan lingkunganIndonesia merupakan salah satu sumber utama pengerukan bahan mentah kebutuhan dunia, baik mineral maupun energi fosil. Tidak mengherankan bila untuk memenuhi kebutuhan permintaan dunia atas timah, penguasaan lahan dalam bentuk KK-IUP (Kontrak Karya-Izin Usaha Tambang) oleh PT. Timah Tbk maupun swasta asing, seperti PT. Kobatin yang memiliki izin hingga 2025, telah mencapai ¾ dari seluruh luasan Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 1,6 juta hektar.

Lemahnya perhatian pemerintah terhadap masa depan lingkungan hidup dan keberlanjutan Bangka Belitung telah mendorong maraknya pertambangan inkonvensional. WALHI Kepulauan Bangka Belitung mencatat sejak tahun 2004 hingga 2013 sedikitnya tersebar 81.000 Unit Tambang Inkonvensional, 54 Perusahaan Smelter swasta, dan lebih dari 1.000 izin usaha pertambangan timah.

Dampak kegiatan pertambangan tersebut, di antaranya tersebarnya

lahan kritis dan lubang-lubang bekas tambang di sebagaian besar wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Hingga saat ini, kurang lebih 1.053.253,19 hektar atau 64,12% dari luasan daratan Kepulauan Bangka Belitung, dan terbanyak Pulau Bangka yang mencapai 810.059,87 (76,91%) dalam kondisi sangat kritis. Sebagian besar lubang itu merupakan lahan bekas penambangan timah oleh PT Timah, PT Kobatin, dan pertambangan inkonvensional.

Kondisi kritis lahan tersebut ditandai dengan adanya penggundulan area hutan,, di antaranya hutan fungsi khusus, hutan lindung, hutan produksi, hutan konservasi atau reklamasi eks tambang timah hingga hutan mangrove.

Ekosistem hutan yang berganti menjadi area pertambangan telah menghilangkan fungsi ekosistem hutan sebagai pertukaran energi (energy circuits), siklus hidrologi, rantai makanan makhluk hidup (food chains), mempertahankan keanekaragaman hayati (diversity patterns), daur nutrien

Page 26: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 26

(nutrien cycles), dan pengendali ketika terjadi pencemaran (cybernetics).

Lebih dari itu, limbah tambang (tailing) yang dibuang ke sungai mengakibatkan kerusakan ekosistem sungai. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh bagi kehidupan petani dan nelayan yang sangat menggantungkan perekonomian mereka pada kelestarian lingkungan hidup, baik di darat maupun pesisir.

Lebih ironis lagi, aktivitas pertambangan timah telah mengakibatkan maraknya penyakit malaria akibat banyaknya lubang tambang yang tergenang air. Bahkan pada tahun 2012, penyebaran penyakit malaria, terutama di Bangka, termasuk yang tertinggi di Indonesia setelah Papua dengan jumlah penderita lebih dari 2 juta tiap tahunnya (Dinas Kesehatan Bangka Belitung, 2012).

Di samping itu, resiko yang mulai dirasakan akibat radiasi (terdapat lebih dari 25 mineral ikutan yang berbahaya di dalam biji timah), di antaranya kadar radioaktif diperoleh dari proses

ekstraksi biji/pasir menjadi balok timah, yang terdapat di mineral Monazit (mengandung Thorium-Uranium), Elminit dan Zirkon.

Secara klinis, muncul fakta pasien pengidap kanker otak, balita dengan pembengkakan cairan kepala, dan bayi yang lahir tanpa anus. Fenomena ini diduga kuat akibat dampak pertambangan timah.

Sementara permasalahan sosial yang ditimbulkan antara lain: jumlah anak putus sekolah meningkat karena tergiur untuk bekerja di tambang.

J Nelayan dirugikan Pada tahun 1995, PT. Timah mulai memaksimalkan eksploitasi biji timah di wilayah pesisir dan laut. Hal ini disebabkan oleh menipisnya cadangan timah di daratan. Praktek ini dilakukan dengan menggunakan alat kapal keruk dan kapal isap. Sejak tahun 2006 hingga saat ini, tercatat sedikitnya telah terjadi 26 konflik antara nelayan dengan perusahan yang melakukan aktivitas

Tabel 1. Konflik Masyarakat dengan Perusahaan Tambang Timah

No Konflik Tambang Timah1 Di wilayah perairan Sungai Liat, nelayan tradisional dan kelompok pelaku

pariwisata lokal menolak aktivitas pertambangan pasir dan timah yang menggunakan kapal isap produksi milik PT. Pulo Mas Sentosa.

2 Nelayan tradisional Pantai Pasir Padi dan masyarakat Kota Pangkalpinang memprotes rencana operasi kapal isap produksi PT. Tinindo Internusa karena IUP yang dikeluarkan Pemkot Pangkalpinang bertentangan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Pangkalpinang.

3 Nelayan tradisional yang ada di Batu Perahu, Sukadamai, Mempunai dan Dusun Limus Kecamatan Toboali menyampaikan penolakan mereka terhadap rencana beroperasinya kapal Isap milik PT SJI di perairan Gusung dan Mempunai Bangka Selatan.

Page 27: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 27

pertambangan di 7 Kabupaten/Kota, Kepulauan Bangka Belitung (lihat Tabel 1).

Meski penolakan membesar, PT. Timah Tbk. Justru menggandeng pihak lain guna mengoperasikan sekitar 38 kapal isap dari 72 Kapal Isap Produksi yang ada di Bangka. Kapal-kapal tersebut merupakan kapal hisap yang pernah dioperasikan di Phuket, Thailand.

Penolakan masyarakat nelayan didasari oleh karena menurunnya pendapatan nelayan akibat rusaknya ekosistem pesisir akibat praktek pertambangan timah. Pak Marta, nelayan yang berada di muara Sungai Plaben, Desa Batu Rusa, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka mengeluhkan akibat pertambangan timah telah terjadi sedimentasi dan hilangnya padang lamun dan mangrove. Buntutnya, setelah pertambangan beroperasi dan memuncak di tahun 2011, pendapatan nelayan menurun drastis. Untuk mendapatkan 3 kg/hari atau Rp150.000 tergolong beruntung. Padahal sebelum itu, nelayan bisa mendapatkan 20 kg udang/hari atau berpenghasilan hingga Rp1 juta/hari.

Pengalaman Pak Sarpan, nelayan asal Belitung, tidak jauh berbeda. Akibat aktivitas tambang di darat, telah mengakibatkan sedimentasi di muara-muara sungai, khususnya pada musim penghujan. Partikel limbah tambang timah yang berada di hulu sungai tersebut telah mengakibatkan kekeruhan air di muara dan pesisir, serta mencemari pantai hingga 2 mil ke wilayah laut.

Nelayan semakin khawatir dengan adanya aktivitas tambang ilegal dan rencana terbitnya izin 12 perusahan di 22 titik tambang pesisir dan laut di tahun 2013.

J Konsumen cerdasDengan hitungan sederhana, dalam satu hari, satu buah Kapal Isap Produksi (KIP) menghasillkan limbah sedimentasi sebesar 2.700 m3, maka PT. Timah dan Perusahaan swasta lainnya telah menggelontorkan sedikitnya 70,9 juta m3 per tahun. Selanjutnya partikel sedimen buangan tersebut menutup dan merusak terumbu karang, padang lamun, dan mangrove di sebagian besar pesisir Kepulauan Bangka Belitung.

Bahan mentah yang diekspor diolah menjadi barang elektronik, seperti senjata, otomotif, dan perhiasan, yang kemudian diimpor kembali ke Indonesia dengan harga fantastis. Satu di antaranya adalah seluler. Di tiap seluler, sedikitnya terkandung 2 gram timah asal Bangka. Celakanya, menurut The Globe Journal (21/8/2013), Indonesia tidak saja menjadi konsumen pemakai seluler ke-5 di dunia dengan jumlah 236,8 juta, akan tetapi juga menjadi tong sampah seluler bekas warga dunia. Masih ingin merusak lingkungan dan merugikan nelayan? Yuk berperilaku cerdas sebagai konsumen!***

Page 28: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 28

Happy Salma belakangan terlibat aktif dalam kampanye penyelamatan laut di Indonesia. Pada tanggal 17 Oktober 2013, ia mengikuti demonstrasi ke Gedung DPRD dan Kantor Gubernur Bali untuk menolak rencana reklamasi

Teluk Benoa. Ia datang bersama pentolan grup band Superman Is Dead (SID), Jerinx.

Baginya, menyuarakan pentingnya melestarikan laut adalah tanggung jawab kemanusiaan. "Ini untuk kemanusiaan, karena ini tidak hanya terjadi di Bali saja. Hati nurani warga Bali pasti sama. Mereka ingin ekosistem terjaga, keseimbangan terjaga. Apalagi Bali percaya pada hukum karmapala (buah dari perbuatan) dan Tri Hita Karana (Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan). Juga pada Desa Kala Patra (sesuai dengan kebiasaan adat istiadat setempat)," katanya.

Bukan hanya di Bali, sebelumnya ia juga terlibat dalam Festival Baleo di Lamalera pada tanggal 29-31 Oktober 2010. Pada festival tersebut digelar acara adat dan kebudayaan Lamalera, sebuah kampung nelayan tradisional di pesisir selatan Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Lamalera dikenal sebagai ahli waris tradisi berburu ikan paus.

“Lamalera sudah dikenal di luar negeri, tetapi aku belum pernah ke sana. Ini suatu kehormatan,” kata Happy yang selama ini hanya mengenal Lamalera dari foto-foto.

Happy mengaku memiliki ikatan batin dengan masyarakat Nusa Tenggara Timur. “Aku pernah bikin program sastra keliling di Kupang dan masyarakat di sana perhatian banget,” katanya.

”Aku nanti di Festival Baleo akan membaca puisi di atas perahu,” kata Happy tentang festival yang digelar Forum Peduli Adat Istiadat, Tradisi dan Kebudayaan Lamalera serta Forum Pemuda Kupang Jakarta itu.

Sebelum berangkat ke Lamalera, Happy telah mendapat bekal berupa sarung perempuan khas Lamalera bermotif perahu adat. Ia juga mendapat sebuah gigi ikan paus pembunuh (killer whale) yang oleh sementara orang dipercaya sebagai penolak bala.

Nama dan Peristiwa

HAPPY SALMA:

JAGA LAUT INDONESIA

DARI KERAKUSAN

Page 29: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 29

Konsultasi dipandu oleh: Ahmad Marthin Hadiwinata, SH(Divisi Advokasi Hukum dan Kebijakan)

Redaksi KABAR BAHARI membuka forum diskusi dan tanya jawab tentang hukum kelautan dan perikanan. Pertanyaan atau topik diskusi dapat disampaikan ke alamat Redaksi KABAR BAHARI, Jl. Lengkeng Blok J No. 5, Perumahan Kalibata Indah, Jakarta 12750, atau email [email protected]

Setelah Putusan MK terhadap uji materi UU No27 Tahun 2007 dibacakan pada tanggal 16 Juni 2011, maka keseluruhan pasal terait dengan HP-3 batal demi hukum. Selain itu, Mahkamah Konstitusi juga melakukan penilaian terhadap

Pasal 14 ayat (1) UU Pesisir yang mengatur mengenai partisipasi masyarakat dalam penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3K, RPWP-3-K, dan RAPEP-3-K telah dianggap bertentangan dengan UUD 1945.

UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil:

TETAP MENGKAPLING, MENGKOMERSIALISASI DAN MENGKRIMINALISASI NELAYAN

J Perubahan hak ke izinDalam naskah akademik RUU Revisi UU Pesisir, dikenalkan adanya Izin Pemanfaatan Perairan Pesisir (IP-3) dan Izin pemanfaatan ruang pesisir (IPRP-2) yang secara prinsip mengubah pendekatan hak menjadi pendekatan perizinan.

Jika membandingkan definisi dari IP-3 dan IPRP-2 dengan definisi dari HP-3 di UU Pesisir tidak terdapat perbedaan signifikan. Perbandingan definisinya sebagai berikut:

Konsultasi Hukum

Page 30: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 30

IP-31 IPRP-22 HP-3

Izin Pemanfaatan Perairan Pesisir, selanjutnya disebut IP-3, adalah izin yang diberikan untuk memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari perairan pesisir, yang mencakup permukaan laut, kolom air sampai dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentu, untuk usaha yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.

Izin pemanfaatan ruang perairan pesisir, selanjutnya disebut IPRP-2, adalah izin yang diberikan untk penetapan ruang lokasi tertentu pada kawasan perairan pesisir sebagai tempat untuk melakukan kegiatan usaha.

Hak Pengusahaan Perairan Pesisir, selanjutnya disebut HP-3, adalah hak atas bagian-bagian tertentu dari perairan pesisir untuk usaha kelautan dan perikanan, serta usaha lain yang terkait dengan pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mencakup atas permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentu.

Dalam naskah akademik dijelaskan bahwa penggunaan izin sesuai dengan doktrin terhadap benda bergerak sumber kewenangan untuk pemanfaatannya adalah perizinan yang diberikan Negara. Kedua konsep izin sesuai dengan doktrin Negara sebagai personifikasi dan sekaligus organisasi public dari seluruh rakyat yang berkedudukan diatas dan sekaligus cerminan dari seluruh individu warga negaranya.

IP-3 diberi makna sebagai izin penunjukan bagian tertentu dari kawasan perairan pesisir sebagai lokasi tempat dilakukan kegiatan usaha. Sehingga makna dan fungsinya bukan lagi sebagai pemberian kewenangan

untuk melakukan usaha namun hanya sebagai penunjukan bagian tertentu dari perairan pesisir sebagai lokasi temapt kegiatan usaha yang akan dilakukan.

IPRP-2 diberikan tambahan kata Ruang yang dimaksudkan untuk memberikan tekanan bahwa izin yang diberikan mengandung penunjukan ruang lokasi tertentu di kawasan pesisir sebagai tempat untuk melakukan kegiatan usaha tertentu. Penambahan kata ruang bersifat konkordansi atau adopsi dari UU 26/2007 tentang Penataan Ruang yaitu izin pemanfaatan ruang sebagai instrument pengendalian pemanfaatan ruang yang sudah ada.

1 Pasal 1 angka 18 RUU Revisi UU Pesisir.2 Pasal 1 angka 18a RUU Revisi UU Pesisir.

Page 31: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 31

J Usaha pemanfaatanIP-3 dan IPRP-2 bukan izin final untuk dapat melakukan kegiatan usaha pemanfaatan sumber daya pesisir. IP-3 dan IPRP-2 merupakan izin lokasi yang memberikan kewenangan dalam melakukan kegiatan usaha pemanfaatan sumber daya pesisir serta penunjukan lokasi tempat dilakukan kegiatan usaha. Setelah mendapatkan IP-3 dan IPRP, untuk menjadi syarat untuk dapat melakukan kegiatan di pesisir diperlukan izin usaha atau hak atas tanah dari instansi yang terkait. Maka IP-3 dan IPRP-2 bukan izin final karena diperlukan izin usaha atau hak atas tanah untuk dapat melakukan usaha pemanfaatan sumber daya pesisir.3

Kegiatan usaha yang dimaksud dalam pemanfaatan perairan pesisir dalam RUU revisi meliputi: (Pasal 16 ayat (4) RUU PWP3K Revisi)

Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi:

a. Perikanan budidaya;

b. Bangunan terapung seperti perumahan, rumah makan, dan bagan;

c. Sumber tenaga gelombang laut;

d. Kawasan konservasi;

f. Pemanfaatan sumber daya pemandangan/keindahan laut;

g. Wisata bahari.

Pemberian izin usaha atau hak atas tanah merupakan pemberian kewenangan menggunakan kawasan perairan pesisir. Pemberian kewenangan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sektoral masing-masing kegiatan usaha.4

3 Pasal 16 RUU Revisi UU Pesisir;4 Naskah Akademik halaman 78 bagian Kedua;

Subyek yang dapat diberikan Izin Lokasi

Pasal 18 RUU PWP3K Revisi Pasal 18 UU PWP3KIP-3 dapat diberikan kepada:

1. orang perseorangan warga Negara Indonesia

2. Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia

3. dihapuskan

HP-3 dapat diberikan kepada:

1. Orang perseorangan warga Negara Indonesia;

2. Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia; atau

3. Masyarakat Adat.

Page 32: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 32

Alasan dihapuskannya Masyarakat Adat dari pihak yang dapat diberikan IP-3 adalah terjadi inkonsistensi dengan diberikannya HP-3 kepada masayarakt adat.

IP-3 dan IPRP-2 tidak dapat dijadikan jaminan hutang, namun benda tertentu yang dipasang oleh pemegang izin tersebut atau sesuatu yang dihasilkan dari kegiatan pemanfaatan perairan pesisir dapat dijadikan jaminan hutang karena benda atau sesuatu tesebut menjadi milik individu pemegang izin. Penjaminan dapat dilaksanakan melalui lembaga penjaminan Fidusia.5

J Partisipasi masyarakatPasal lain yang dibatalkan oleh MK adalah pasal subyek yang dapat

5 Pasal 20 RUU Revisi UU Pesisir;

berpartisipasi dalam melakukan penyusunan Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dalam RUU Revisi UU Pesisir, keterlibatan masyarakat diakomodir dan dilibatkan dalam usulan penyusunan. Selain itu terdapat mandate untuk memperhatikan ruang perairan pesisir menurut kearifan local.

Pasal 14 ayat (1) dan ayat (1a) RUU Revisi UU Pesisir

Pasal 14 ayat (1) UU Pesisir

Pasal 14 ayat (1):

• Usulan penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K dilakukan oleh Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat.

Pasal 14 ayat (1a):

• Usulan penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K di lingkungan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan ruang perairan pesisir menurut kearifan lokal.

Pasal 14

• (1) Usulan penyusunan RSWP-3-K, RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K dilakukan oleh Pemerintah Daerah serta dunia usaha.

Page 33: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 33

Pelibatan masyarakat dalam penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam Pasal 14 ayat (1) dan ayat (1a) seakan-akan hanya tempelan semata untuk memenuhi putusa MK. Pelibatan masyarakat yang dimaksud dari Judicial review adalah pelibatan secara substantif dan harus mengaomodir dengan baik. Salah satu poinnya adalah terjadi indirect discrimination terhadap masyarakat dikarenakan keterbatasan akses, modal dan teknologi dalam pengelolaan sumber daya pesisir. Sehingga diperlukan upaya yang tidak hanya menyebarluaskan rencana usulan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain itu di Pasal 61 RUU Revisi UU Pesisir terjadi penghapusan subyek Masyarakat Adat dan Masyarakat Tradisional. Berikut pasal revisinya:

Pasal 61 RUU Revisi UU Pesisir Pasal 61 UU Pesisir(1) Pemerintah mengakui, menghormati, dan melindungi hak-hak masyarakat dan kearifan lokal atas Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun.

(1) Pemerintah mengakui, menghormati, dan melindungi hak-hak Masyarakat Adat, Masyarakat Tradisional, dan Kearifan Lokal atas Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun.

(2) Pengakuan hak-hak masyarakat dan kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan acuan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang berkelanjutan.

(2) Pengakuan hak-hak Masyarakat Adat, Masyarakat Tradisional, dan Kearifan Lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan acuan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang berkelanjutan.

Page 34: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 34

J Analisa KIARATidak jauh berbeda dengan HP-3 yang akan mengeksploitasi wilayah pesisir dengan memberikan Izin kepada subyek hukum baik individu dan badan hukum. Terjadi privatisasi pemanfaatan perairan pesisir dengan mengkriminalkan usaha pemanfaatan sumber daya pesisir yang terlebih dahulu ada namun tidak memiliki IP-3 atau IPRP-2. Adanya kompensasi kepada masyarakat di Pasal 60 ayat (1) huruf b menunjukkan potensi peminggiran kepada masyarakat pesisir. Konsep pemanfaatan sumber daya pesisir adalah open acces (terbuka) sehingga dengan adanya IP-3 dan IPRP-2 akan menghasilakan pertentangan dengan konsep pemanfaatan sumber daya pesisir yang akses terbuka.

Tidak menempatkan nelayan tradisional sebagai subyek penting dalam pemanfaatan sumber daya pesisir. Bahkan lebih jauh, terjadi kemunduran aturan subyek yang dapat melakukan permohonan izin hanya orang baik perseorangan maupun badan hukum. Proses perizinan yang diterapkan dalam RUU Revisi UU Pesisir masih menempatkan nelayan tradisional untuk bersaing dengan swasta untuk dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya pesisir.

Masih dikenal penguasaan areal lokasi yang sudah ditunjuk dalam izin-izin tersebut. Pemegang IP-3 dan IPRP-2 dapat melakukan pembebasan terhadap kegiatan usaha yang sudah ada yang terletak dalam wilayah yang diberikan IP-3 dan IPRP-2. Terlebih lagi dengan adanya skema untuk

meminggirkan pengelolaan sumber daya pesisir yang sudah ada terlebih dahulu ketika telah diberikan IP-3 atau IPRP-2 dengan pemberian kompensasi dan adanya kriminalisasi terhadap pemanfaatan sumber daya pesisir yang tidak memiliki IP-3 dan IPRP-2 (Pasal 60 ayat (2) dan Pasal 75 RUU Revisi UU Pesisir).

Dikenalkannya konsep kerja sama kemitraan antara subyek pemanfaat berbentuk PT dengan penduduk setempat. Dengan adanya konsep kemitraan patut dicermati apakah ada kemungkinan terjadi kemitraan inti-plasma yang tidak adil sehingga

Page 35: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 35

meminggirkan penduduk setempat dalam konteksnya adalah masyarakat nelayan.

Di Pasal 75 RUU Revisi UU Pesisir terdapat ancaman kriminalisasi. Kriminalisasi dapat muncul dengan adanya sanksi pidana terhadap subyek pemanfaat perairan pesisir yang melakukan kegiatan usaha di kawasan perairan pesisir tanpa adanya IP-3 yang sah.

Di dalam Pasal 23 ayat (4) RUU Revisi UU Pesisir tertera aturan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya oleh orang asing atas persetujuan Menteri. Aturan ini jelas

bertentangan dengan UUD 1945. Meski belum diterapkan, namun pada prakteknya sudah terjadi pengkaplingan dan komersialisasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di banyak daerah. Olehnya, perlu dikoreksi agar hak nelayan dan masyarakat pesisir tidak terlanggar.***

Page 36: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 36

Eliza Kissya, Kepala Kewang Negeri Haruku

Tokoh

Caranya menatap lawan bicara tajam. Nada bicaranya tegas. Apalagi menyangkut pelestarian lingkungan dan perjuangan masyarakat adat. Ia setia pada pekerjaannya, meski penuh tekanan, beresiko tinggi dan nyawa taruhannya.

Mimpi besarnya adalah menjaga Pulau Haruku agar lingkungannya terus terkendali dan masyarakat adat yang diperjuangkannya mendapatkan hak-hak konstitusionalnya. Ia sendiri juga bercita-cita mampu mengharumkan nama Haruku dan Indonesia di mata dunia.

Haruku adalah sebuah pulau kecil dengan 11 desa yang di antaranya terdapat desa Haruku, dan wilayah administrasi Haruku termasuk ke dalam Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

Sedikitnya 26 tahun lamanya ia dipercaya memimpin KEWANG, dewan adat penyelamat lingkungan. Kewang adalah suatu lembaga adat yang berfungsi mengatur pemanfaatan dan perlindungan terhadap sumberdaya alam laut maupun darat di Haruku.

Berkat keteguhan perjuangannya, ia mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 1985. Disusul pada tahun 2010, ia dianugerahi Coastal Award oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, serta Tokoh Inspiratif oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2012.

Berbagai penghargaan yang ia terima, nyatanya tidak membuat Om Eli, sapaan akrabnya berpuas diri. Sebaliknya, ia terus lantang mendesak kehadiran

TEGAS DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGANPULAU HARUKU

Page 37: Kabar Bahari IV

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 37

pemerintah agar tidak berhenti sebatas penghargaan. Tetapi turut aktif menyelamatkan lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat.

Om Eli terlahir pada 12 Maret 1949. Di usianya yang ke-64 tahun, ia dianugerahi 3 putra dan 3 putri buah perkawinannya dengan Ibu Elizabeth (lahir 1948). Mereka adalah Cliff, Maxmilian, Golda, Benito, Johana, dan Alida.

Om Eli menyampaikan bahwa mayoritas penduduk Maluku tinggal di wilayah pesisir. Mereka berkebun cengkeh, pala, kelapa, dan hasil hutan lainnya. Selain itu, mereka juga mengisi kebutuhan proteinnya dengan memanfaatkan aneka hasil laut. Untuk itulah, pelestarian lingkungan amatlah penting.

Dalam sebuah pantun, Om Eli berpesan: cerita ini kedengarannya lucu, cerita rakyat dari Talaud, kalau cinta anak dan cucu, stop bom ikan di laut.

Pemakaian potasium, bom, dan alat tangkap yang merusak lainnya adalah musuh bersama masyarakat nelayan. Tak terkecuali bagi Om Eli. Bahkan ia pernah memenjarakan pelaku pengebom ikan pada tahun 1991.

Tak hanya itu, selang tahun 1992-1997, bersama dengan masyarakat Haruku, ia aktif mengusir perusahaan tambang. Kini perjuangannya tidaklah mudah. Ia bersama masyarakat Haruku dihadapkan pada persoalan: pengkaplingan, komersialisasi, dan kriminalisasi masyarakat pesisir menyangkut pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Om Eli tak tinggal diam. Ia terus menyuarakan pentingnya melestarikan lingkungan laut dan dipenuhinya hak-hak masyarakat adat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, di antaranya menjaga laut dengan sistem sasi: larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumberdaya hayati (hewani maupun nabati) alam tersebut. Karena peraturan-peraturan dalam pelaksanaan larangan ini juga menyangkut pengaturan hubungan manusia dengan alam dan antar manusia dalam wilayah yang dikenakan larangan tersebut, maka sasi, pada hakekatnya, juga merupakan suatu upaya untuk memelihara tata-krama hidup bermasyarakat, termasuk upaya ke arah pemerataan pembagian atau pendapatan dari hasil sumberdaya alam sekitar kepada seluruh warga/penduduk setempat.

Bagi Om Eli, sumber daya alam bukanlah komoditas yang bisa diperdagangkan dan dieksploitasi untuk memenuhi keserakahan segilintir orang. Tetapi alam adalah anugerah umat manusia yang harus dimanfaatkan secara adil dan berkelanjutan.

Di Rumah Belajar Haruku, ia menulis sebuah buku kumpulan pantun. Pesan yang menarik untuk kita praktekkan, di antaranya untuk mencegah banjir dan mencemari laut adalah: mari mendaki Gunung Binaya, bersama temanku bernama Saut, kalau itu berbahaya, mengapa buang sampah di laut?***

KABAR BAHARI IV 1 Juli-Agustus 2013 37

Page 38: Kabar Bahari IV

Dapur

J Bahan :1. 1 kg udang besar, belah

punggungnya

2. 1 buah jeruk nipis, peras airnya

3. 1 sdt garam

4. Tusuk sate secukupnya

J Bumbu yang dihaluskan :

1. 8 butir bawang merah

2. 5 siung bawang putih

3. 3 buah cabai merah besar

4. 5 buah cabai merah keriting

5. 1/2 sdt merica

6. 5 butir kemiri

Sum

ber f

oto:

http

://w

ww

.tige

rlim

.com

Sate Odheng dari Madura

J Cara Membuat :1. Lumuri udang dengan air jeruk

nipis dan garam. Campur dengan bumbu yang dihaluskan. Diamkan selama 30 menit.

2. Tusuk udang dengan tusuk sate dari arah ekor ke arah kepala.

3. Bakar diatas bara api sambil diolesi bumbu hingga matang. Angkat, sajikan dalam keadaan hangat.

Page 39: Kabar Bahari IV

Kesehatan

Sering merasakan lutut kaku? Atau mengalami osteoarthritis yang diakibatkan oleh kelebihan berat badan, kelainan tulang sendi atau riwayat keluarga? Ternyata ada beberapa jenis makanan yang bisa membantu mengurangi nyeri lutut. Yuk kita coba mengonsumsi makanan ini:

J IkanBanyak penelitan yang menemukan bahwa ikan dan minyak ikan bisa mengurangi nyeri sendi dan radang sendi (rheumatoid arthritis). Sebuah studi menunjukkan asam lemak omega -3 ditemukan dalam ikan yang dapat menghalangi bahan kimia penyebab penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis). Bukan hanya itu, ikan juga memiliki protein yang dapat

mengurangi rasa nyeri pada bagian bawah tulang rawan lutut.

Nah, untuk mengurangi nyeri pada bagian lutut, disarankan untuk makan ikan yang mengandung minyak ikan tiap minggu. Ayo makan ikan lokal!

J KedelaiSalah satu riset yang dilakukan Pusat Studi Universitas Oklahoma menyebutkan nyeri lutut disebabkan oleh kurangnya asupan kedelai dalam jangka waktu tiga bulan. Padahal, kedelai itu kaya dengan kandungan isoflavon, yaitu salah satu jenis tumbuhan yang kaya dengan hormon anti inflamasi.

J JerukDi Australia, ada 293 orang dewasa yang mengikuti sebuah studi dengan mengonsumsi banyak buah-buahan. Hasilnya, buah-buahan bisa mengurangi risiko berkembangnya penyakit pada sumsum tulang belakang. Ternyata lutut sangat cocok dengan segala jenis buah yang mengandung vitamin C, seperti buah Kiwi, Jeruk, Mangga, Anggur, dan Pepaya. Vitamin C dalam buah dapat melindungi sendi lutut dan struktur pendukung tulang lainnya.***

NYERI LUTUT?KONSUMSI IKAN YUK!

Diolah dari Reader Digest Asia 2010 dengan judul Fix it with Food.

Page 40: Kabar Bahari IV

www.kiara.or.idFB: kiaraT: @sahabatkiara