kabar perbanas jatim

40
KABAR Jawa Timur Edisi November 2013 02 PERBANAS Awas Cyber Crime Perbankan Halaman 22 Halaman 34 Haruskah Terpaku SOP Rp 11.000 Equilibrium Baru Nilai Tukar? Dwi Perkuat 3 Program Harga Rumah Pun Menggunung Halaman 5 Halaman 12 Halaman 17

Upload: knrknr

Post on 14-Mar-2016

262 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Majalah Kabar Perbanas Jatim - Indonesian Banks Association

TRANSCRIPT

Page 1: KABAR PERBANAS JATIM

KABAR

Jawa TimurEdisi

November 201302 PERBANAS

Awas Cyber Crime Perbankan

Halaman 22 Halaman 34

Haruskah Terpaku SOP

Rp 11.000 Equilibrium

Baru Nilai Tukar?

Dwi Perkuat 3 Program

Harga Rumah Pun

Menggunung

Halaman 5

Halaman 12

Halaman 17

Page 2: KABAR PERBANAS JATIM
Page 3: KABAR PERBANAS JATIM

3PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

terbit : 3 bulan sekalitebal : 40 halaman full colourUkuran Halaman : 21,5 cm x 28,5 cmJumlah kolom : 3 kolom

sUsUNaN rEdaksiPenanggungjawab : Perbanas Daerah Jawa Timur Pemimpin Umum/Pemimpin redaksi : Herman Halim koordinator redaksi : M Pujiono Santoso redaktur ahli : Joko Sumiatno, Deviana Widjaja, Tan Surya Agung, Judi Agus Setiawan redaktur Pelaksana : Erfandi Putraredaktur : Gatot Gus Santo sekretaris redaksi : Tri Setyaningsih reporter surabaya : Mashita, Tamam Malaka reporter Jakarta : Djauhari Effendi, Fariq Rofiq Fotografer : Zaky Al-Pakong Layout : T. O. Vianto

daftar isi

PERBANASKABAR

Jawa Timur

Pemerintah, Pengusaha dan RakyatBila kita cermati, penu-

runan nilai tukar rupiah se-cara drastis sejak 7 Juni 2013 terjadi karena aliran keluar modal jangka pendek dari Indonesia. Nilai tukar rupi-ah merosot karena pemodal asing mengurangi kepemili-kan atas surat-surat berhar-ga yang diperjualbelikan di pasar uang ataupun modal Indonesia yang masih dang-kal dan sempit.

Pada awal Juni 2013, posisi rupiah bera-da pada kisaran Rp 9.9000-an, pada 7 No-vember 2013 di posisi Rp 11.416 per dollar AS. Suatu lonjakan yang cukup signifikan dalm kurung waktu sekitar 4 bulan.

Persoalan ekonomi, termasuk di da-lamnya persoalan kurs, tidak bisa hanya diselesaikan dengan satu lembaga, in-stansi dan lainnya. Akan tetapi, di sini memerlukan suatu kebersamaan demi In-donesia. Bertolak pada kenyataan inilah, persoalan ekonomi sudah seharusnya menjadi tugas kita semua. Baik pemerin-tah, pengusaha hingga kalangan rakyat. Bagi pemerintah, diperlukan regulasi yang dapat mendinginkan mesin-mesin ekonomi. Misalnya, kebijakan-kebijakan untuk menekan impor. Bank Indonesia sendiri, diharapkan tidak akan pernah “tidur” dalam menjaga mata uang kita.

BI diharapkan terus memperbanyak cadangan devisa dengan memperluas jangka waktu term deposit valas. Juga

pembelian SBN, saham dan Obligasi Korporasi Indonesia untuk menjaga ketersediaan rupiah untuk antisipasi nai-knya yield obligasi sehingga asing gak masuk lebih dalam.

Pengusaha, diharapkan tidak hanya memikirkan kepentingan sesaat. Dalam posisi ini, terutama devisa dari eksportir menjadi suatu keharusan untuk segera masuk ke dalam negeri. Jan-

gan main “parkir” di luar negeri. Indonesia harus bisa mencontoh Thai-

land. Negara Gajah itu memiliki keten-tuan terkait dengan Devisa Hasil Ekspor (DHE) seperti apa yang dimiliki Indone-sia. Akan tetapi, di Thailand ada kewa-jiban dari para eksportir untuk menukar-kan hasil ekspornya (dollar AS) ke dalam mata uang Thailand (Bath). Mungkin ini merupakan salah satu solusi.

Bagaimana dengan rakyat sendiri? Pada kondisi seperti ini, rakyat sudah sepantasnya pula mengoptimalkan produk-produk dalam negeri, sehingga angka ketergantungan pada impor da-pat diperkecilDi bulan November ini, di-mana pada 10 November 2013 lalu, kita memperingati Hari Pahlawan, mari kita jadikan momentum untuk membangkit-kan gejolak nasionalisme kita. Mari kita berpegangan erat, bahu membahu antara pemerintah, pengusaha dan rakyat untuk mengatasi penurunan ekonomi ini.

HERMAN HALIM

iklan / LanggananTri Setyaningsih HP : 081.230389256E-mail : [email protected] atau [email protected]

1 Cover3 Salam redakSi (daftar iSi)5 laporan Utama

Rp 11.000 Equilibrium Baru Nilai Tukar?

10 laporan UtamaEkonomi RI Sudah Sesuai Arah

12 periStiwaDwi Perkuat Tiga Program

18 kreditMengamati Kredit Perumahan

24 regUlaSiPRODUK PERTAMA OJK, POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

28 periStiwaBI Surabaya Gebrak GIM 2013

30 keSehatanMaag Pun Bisa Mengintai Nyawa Anda

14 wawanCaraAgus Martowardojo, Rupiah Sekarang Bagus Untuk Obati Penyakit

alamat : Sekretariat Perbanas Kampus STIE Perbanas Gedung D Lantai 2 Jl Nginden Semolo No. 34 – 36 SurabayaTelp : 031-5930243; Fax : 031-5947151

DEWAN PENASIHAT : Freddy Suliman Dasuki Amsir Hadi SukriantoPENGURUS HARIANKetua : Herman HalimWk. Ketua Bid. Organisasi : Eko Antono& Hub. Antar Daerah Wk. Ketua Bid. Penelitian/ : M Pujiono SantosoPengkajian Perbankan & Hukum Wk. Ketua Bid. Pendidikan & : Th M Pramudito NugrohoPengembangan SDM Wk. Ketua Bid. Umum & Olahraga : Tang Amir Sekretaris : Djaki DjajaatmadjaBendahara : Suharjanto DjunaidiAnggota :Bidang Organisasi & : Anita Prasetio, AufriedaHubungan Antar Daerah Artsiana Dewi, Chandra Tjong, JudiartoBidang Penelitian/Pengkajian : Deviana Widjaja, TanPerbankan & Hukum Surya Agung, Joko Sumiatno, Judi Agus SetiawanBidang Pendidikan & : Iis Herijati, Selvy Hutomo,Pengembangan SDM Dicky Dwidiarto, Untung PujadiBidang Umum & Olahraga : Soelistiyono Halim, Henry Tjowari, Benny Arjuna, Darmaisah

sUsUNaN dEWaN PENasiHat / PENGUrUsPErbaNas daEraH JaWa timUr

Salam Redaksi

Page 4: KABAR PERBANAS JATIM

4 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN Kilas

Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengeluarkan kebijakan jumlah lot saham yang menurut rencana efektif akan berlaku 2 Desember 2013 mendatang. Jika sebelumnya jumlah lot saham 500 lembar per lot, selanjut-nya menjadi 100 lembar per lot.

Ketentuan tersebut bertujuan untuk men-ingkatkan likuiditas, efisiensi dan pendalaman pasar. “Perubahan lot juga bertujuan untuk memperkecil rasio antara permintaan dan tran-saksi. Sekarang ini rasionya antara 1:3 sampai 1:4, ini masih besar jadi pelaksanaan perdagan-gan tidak efisien,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Samsul Hidayat Samsul di Jakarta, Kamis (17/10/2013).

Menurut dia, untuk bisa meningkatkan li-kuiditas di pasar saham, selain memperkecil lot saham, pihaknya juga akan memperkecil fraksi harga dan kelompok harga. Saat ini, kata dia, pihak bursa masih memberlakukan 5 kelompok harga. Nantinya, kelompok ini akan diperkecil menjadi 3 kelompok saja dengan fraksi harga yang lebih kecil.

Kelompok-kelompok harga di aturan yang baru yaitu kelompok harga di bawah Rp 200 per saham, Rp 200-5.000 per saham, dan harga di atas Rp 5.000 per saham. Selain itu, otoritas bur-sa juga akan mengatur fraksi harga. Fraksi harga untuk setiap kelompok harga akan semakin kecil bila dibandingkan dengan sebelumnya. jef

sUrabaYa – Dalam rangka mendukung program Pemerintah RI terhadap proyek Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kalimantan Selatan, PT Pelindo III (Per-sero) telah menyelesaikan pembangunan terminal peti kemas dan dermaga Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Dalam program MP3EI terse-but, Pelabuhan memegang peranan penting dalam aspek konektivitas dengan menekankan pembangunan yang terintegrasi antara sistem transportasi, logistik, serta komunikasi dan informasi untuk membuka akses daerah. Dalam menunjang program tersebut, beberapa proyek pembangunan untuk peningkatan infrastruktur pelabuhan.

General Manager PT Pelindo III (Persero), Toto Heli Yanto menjelas-kan bahwa perkembangan pelayanan pelabuhan trisakti sebelumnya hanya dapat beroperasi selama 8 jam karena faktor kedalaman alur sungai Barito yang hanya mengandalkan pasang surut. Namun kini dengan adanya pemeliharaan alur Barito maka kapal dapat beroperasi keluar dan masuk pelabuhan selama 24 jam nonstop. Hal tak lepas adanya sinergi antara PT Pelindo III dengan Pemerintah Daerah Kali-mantan Selatan yang membentuk anak perusahaan untuk pengelola alur sungai Barito yang kedalamannya terbatas.

Toto Heli Yanto lebih lanjut merinci, keseluruhan proyek yang dibangun Pelindo III merupakan proyek vital dari perusahaan dalam rangka mendukung visinya mamacu integrasi logistik nasional. fan

Jakarta- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk optimis dapat mempertahankan kinerja perusahaan di tengah kondisi ekonomi mak-ro yang tidak kondusif pada Triwulan III 2013. Perseroan berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2013 berhasil meningkatkan per-olehan Laba Bersih sebesar Rp 1,057 Triliun. Perolehan laba ini didor-ong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang disalurkan sebe-sar Rp 96,53 Triliun dan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp.88,537 Triliun.

“Pertumbuhan kredit perseroan berada diatas rata-rata pertum-buhan kredit nasional sebesar 22%. Kami bersyukur Bank BTN dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan kinerja perseroan walau-pun kondusi makro kurang kondusif,”. Demikian Maryono, Direktur Utama Bank BTN menjelaskan pada saat paparan kinerja Triwulan III tahun 2013 di Jakarta, Senin (28/10/2013).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2013 terse-but Bank BTN membukukan Asset sebesar Rp 123,319 Triliun atau tumbuh 24,87% dari posisi yang sama tahun 2012 yang sebesar Rp 98,756 Triliun. Sementara dari sisi Kredit dan Pembiayaan tumbuh dari Rp 76,566 Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 96,539 Triliun. Pertumbuhan kredit ini menca-pai 26% atau berada diatas pertumbuhan kredit nasional yang sebesar 22%. Bank BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada pada kisaran 20% sd 25% sampai dengan akhir tahun 2013. Sementara untuk Dana Pihak Ketiga ( DPK) Perseroan pada posisi yang sama tumbuh dari Rp 69,331 Triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 88,537 Triliun pada tahun 2013. Dana Phak Ke-tiga Bank BTN pada tahun 2013 pertumbuhannya mencapai 28%. jef

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat seki-tar 1.170 pegawainya akan pindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun sampai saat ini baru 80 orang yang secara resmi aktif sebagai pegawai OJK.

“Jumlah pegawai yang akan ditugaskan ke OJK itu jumlahnya 1.170. Saat ini sudah ada 80 pegawai yang bertugas di bagian self function di OJK, sudah di awal tahun kemarin,” ungkap Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (18/10/2013).

Dikatakan Agus, pegawai yang ‘hijrah’ ini nantinya berada di bawah koordinasi OJK dan tidak lagi di bawah BI.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad menambahkan pegawai BI yang hijrah

ini akan membantu OJK di luar fungsi-fungsi pengawasan. Karena pengawasan bank baru berlaku di 1 Januari 2014 nanti. “Untuk logis-tik, kita support dari BI 80 orang dari awal ta-hun ini, namanya bedol desa sehingga semua penugasan bisa dilakukan dan tidak boleh ada gangguan sedikitpun jadi smooth sak-ing smoothnya tak kerasa sudah pindah,” tu-turnya.

Setelah pengawasan bank pindah ke OJK nantinya, akan ada 34 kantor di daerah. Pegawai yang mencapai seribuan itu akan ditempatkan juga di daerah. Dari sisi fasilitas, Muliaman memastikan pegawai OJK yang merupakan pindahan dari BI juga mendapat-kan fasilitas yang sama. fiq

Harus Pintar Pilih Asuransi

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini mengawasi penuh seluruh perusahaan asur-ansi di Indonesia. Selaku regulator, OJK me-minta nasabah lebih pintar dalam memilih produk asuransi.

Kepala Eksekutif OJK bidang Asuransi, Fir-daus Djaelani mengatakan polis sebuah asur-ansi yang tertuang dalam prospektus harus dibaca hingga selesai sebelum membeli produk tersebut. Jika ada klausul yang tidak sesuai atau tidak membuat nasabah nyaman maka jangan dibeli produknya. “Ya gini, ya harusnya dibaca (prospektus) kenapa dia tak baca. Itu kan polis kan perjanjian jadi harus dibaca,” kata Firdaus di Jakarta, Jumat (18/10/2013).

Untuk mempermudah nasabah, Firdaus mengatakan perusahaan asuransi nantinya akan diwajibkan membuat ringkasan eksekutif. “Sehingga ringkasan eksekutif cukup selembar atau dua lembar paling banyak sehingga mudah dibaca, kita mau coba sarankan,” ungkapnya.

Lebih jauh Firdaus mengatakan, nasabah jangan hanya setuju saja atas apa yang telah disampaikan oleh sang agen asuransi. Namun perlu dicermati seluruh klausul satu demi satu sehingga ke depan tak ada lagi sengketa antara nasabah dan perusahaan asuransi. “Polis itu kan perjanjian harus dibaca supaya dia tau apakah kewajiban dia, dia kan harus bayar premi mem-bayar setoran, sakit apa, kalau misalkan ada pe-rubahan gedung perubahan seperti apa ya dia harus bisa jelaskan supaya perusahaan asuransi bisa menganalisis risiko,” tutur Firdaus. jef, bbs

Satu Lot Tak Lagi 500 Tapi 100 Lembar Saham

Seribuan Pegawai BI Bakal Hijrah ke OJK

Pelindo III Antisipasi Peningkatan Pertumbuhan Pelabuhan Banjarmasin

Kredit dan DPK BTN Tumbuh

Page 5: KABAR PERBANAS JATIM

5PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

ALAM berbagai pernyataan-nya, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa pergerakan

rupiah menunjukan faktor-faktor fun-damental dalam perekonomian Indo-nesia saat ini. Secara tidak langsung, ini merupakan satu sinyal bahwa kita harus mulai membiasakan diri dengan USD/IDR di level 11.000 dan ke atas. Ini adalah pengertian dari kondisi nor-mal baru yang harus kita terima.

Pada saat bersamaan, BI akan terus mencermati pergerakan pasar. Adanya pergerakan USD/IDR yang berlebihan merupakan satu perihal yang akan mengganggu momentum pertumbu-han ekonomi. Diharapkan, BI dapat menaikan suku bunga FASBI rate se-banyak 25-50 bps ke depan, namun un-tuk BI rate diperkirakan akan bertahan di tingkat 7,25 persen.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, nilai tukar

D

Laporan Utama

Rp 11.000 Equilibrium Baru

Nilai Tukar?setelah sebulan penuh “bergejolak”, bahkan nilai tukar rupiah sempat menembus 11.618 per dollar as pada 1

oktober 2013 lalu, kini berangsur-angsur menguat. Pada 23 oktober rupiah menguat ke level rp 10.766 pada. itu terjadi menyusul perpanjangan sementara kenaikan plafon utang amerika serikat hingga awal 2014. Hanya saja, setelah itu

kembali melemah lagi, sehingga 1 November 2013 tercatat sudah ke 11.324 per dollar as, bahkan hingga 7 November

2013 tercatat rp 11.416 per dollar as.

Page 6: KABAR PERBANAS JATIM

6 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

rupiah terhadap USD di kisaran Rp 11.000, dinilai BI sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Utamanya untuk menekan impor dan meningkatkan nilai ekspor. BI melihat pelemah rupiah beberapa waktu lalu adalah dalam rangka menyesuaikan dengan fundamental perekonomian Indonesia, sehingga tercipta titik kes-eimbangan (equilibrium) baru dari sisi nilai tukar.

“Begini, pada waktu rupiah itu di level Rp 9.500-Rp 9.600 per USD itu kan kita bicara tahun 2010, 2011 dan 2012 yang mana pada waktu itu cur-rent account (neraca transaksi berjalan) masih surplus. Kurs itu sebenarnya kan menggambarkan fundamental ekonomi, menggambarkan kondisi ne-raca pembayaran,” terangnya.

Ia menambahkan, melihat kondisi saat ini di mana kondisi transaksi ber-jalan mengalami defisit, membutuh-kan tingkat impor yang terkendali, dan di sisi lain memerlukan kenaikan ek-spor sehingga dibutuhkan nilai tukar di level yang baru. Lewat pelemahan nilai tukar, diharapkan impor barang-barang sekunder yang tidak jadi pri-oritas bisa ditekan, sementara dari sisi ekspor nilainya akan bertambah.

“Makannya disebut equilibrium baru. Diharapkan kurs yang bisa men-gendalikan impor dan mendorong ek-spor,” tukasnya.

Bank sentral mencatat nilai tukar

rupiah terhadap USD dalam sepekan terakhir (25/10 -1/11) melemah 212 poin (1,9%) ke di posisi Rp 11.354, dari pekan sebelumnya 11.142 se-bagaimana dalam kurs tengah BI. Adapun untuk neraca transaksi ber-jalan pada tahun ini tercatat masih mengalami defisit, sebesar USD 5,8 miliar pada triwulan satu, menjadi USD 9,8 miliar pada triwulan dua 2013. Defisit neraca transaksi berjalan mau tak mau memengaruhi Neraca Pembayaran Indonesia.

“Kalau fundamental kita sudah baik lagi seperti 2010, baru kita bicara kurs yang levelnya berbeda, lebih kuat. Ka-lau fundamental neraca pembayaran belum berubah, kurs saat ini adalah kurs yang cukup baik untuk mengen-dalikan impor dan menyehatkan ne-raca pembayaran,” tutup Mirza.

tersanderaKalangan analis pasar uang menilai,

rupiah masih akan bergejolak sep-erti yoyo sampai dengan akhir 2013. perkembangan di AS menjadi faktor utama, ditambah kondisi perekono-mian dalam negeri khususnya neraca pembayaran menjadi faktor tambahan.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah kembali berbalik arah melemah sepanjang sepekan dipen-ghujung Oktober hingga awal Novem-ber 2013. Awalnya, rupiah masih ber-

tahan di area positif setelah dollar AS menunjukkan pelemahan. Adanya rilis kenaikan durable goods order yang juga diikuti dengan peningkatan wholesale inventories AS sempat membuat laju dollar AS sedikit menguat.

“Akan tetapi, dollar AS kembali me-lemah dengan adanya rilis consumer confidence index yang tercatat lebih rendah dari periode sebelumnya,” ujarnya.

Kondisi itu, kata dia, diasumsikan akan memperkuat alasan The Fed mempertahankan kebijakan stimulus-nya. Terapresiasinya rupiah di awal pekan (November) juga terimbas dari penguatan sejumlah mata uang Asia.

Sayangnya, laju nilai tukar rupiah mulai berbalik melemah seiring den-gan penantian pelaku pasar terhadap pertemuan 2 hari The Fed. “Pelaku pasar pun cenderung long position pada dollar AS sebagai langkah anti-sipasi terhadap hasil pertemuan Fed-eral Open Market Committee (FOMC) tersebut,” papar Reza.

Padahal, lanjut dia, dari rilis data-data ekonomi AS masih menunjukkan angka yang variatif. Data home sales nya membaik namun, produksi indus-trinya menurun. Rupiah masih melan-jutkan pelemahannya seiring aksi pelaku pasar yang mencoba mendis-kon sentimen The Fed.

“Selain itu, ekspektasi mulai men-ingkatnya kebutuhan dollar AS jelang

Laporan Utama

mirza aditYasWaraDeputi Gubernur Senior BI

aviLiaNisekretaris KEN (Komite Ekonomi Nasional)

mUHamad idrUsKetua Umum APVA Indonesia

Page 7: KABAR PERBANAS JATIM

7PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

akhir bulan dan variatif cenderung me-lemahnya rilis beberapa data ekonomi di Asia turut memperlambat laju ru-piah,” ucapnya.

Sementara itu Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Fu-tures mengatakan, pelemahan rupiah akhir Oktober hingga awal Novem-ber masih dipengaruhi oleh hasil ra-pat Federal Open Market Committe (FOMC). Sebab, The Fed membuka kembali kemungkinan tapering (pe-mangkasan stimulus moneter) terja-di pada rapat FOMC 17-18 Desember 2013.

“Karena itu, sepanjang perdagan-gan, rupiah mencapai level terlemah-nya 11.380 dengan level terkuat 11.290 dari posisi pembukaan di level terkuat-nya itu terhadap dolar AS,” katanya.

Peluang tapering Desember, lanjut dia, seiring The Fed yang tidak men-gubah pernyataannya. “Hampir sama dengan pernyataan pada rapat bulan September,” ujarnya.

Soal perumahan, lanjut Ariston, The Fed memang bertambah dovish (pro moneter longgar). Tapi, secara umum tidak ada yang berubah signifikan. Fed juga tidak menyinggung akibat yang ditimbulkan oleh government shut-down terhadap perekonomian AS.

“Sebelumnya, pasar banyak yang be-rasumsi tapering bakal ditunda hingga Maret 2014,” papar dia.

Itulah, yang menyebabkan dollar AS menguat dan jadi tekanan negatif bagi mata uang utama dan mata uang emerging market termasuk rupiah. Se-lain itu, sentimen negatif datang dari neraca perdagangan Indonesia yang kembali defisit. Tapi, yang jadi tekanan terbesar bagi rupiah adalah tapering The Fed itu.

“Menjelang FOMC, rupiah sudah melemah dan setelahnya pun, rupiah terus tertekan. Jadi, defisit neraca per-dagangan Indonesia hanya sentimen tambahan,” tuturnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).

rupiah sebenarnya?Sementara ekonom Aviliani yang

juga sekretaris KEN (Komite Ekonomi

Nasional) dan Komisaris BRI, menga-takan, tidak terlalu cemas dan galau dengan kondisi nilai tukar saat ini di sekiar Rp 11.300 - Rp 11.500 per dol-lar AS. Bahkan, Aviliani menilai kurs rupiah paling ideal dengan kondisi ekonomi yang paling tepat menggam-barkan kondisi fundamental Indonesia saat ini berada di kisaran 12 ribu per dollar AS.

“Inilah Indonesia yang sebenarnya, Rp 12.000 (per dollar AS),” ungkap-nya.

Indonesia sia saat ini bukan negara yang harus mati-matian mempertah-ankan nilai tukar rupiah terhadap dol-lar. Apalagi kurs rupiah terus tertekan seiring rencana AS yang akan mengu-rangi program stimulusnya. Tak hanya dari luar negeri, pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi sentimen do-mestik.

Upaya untuk meningkatkan kualitas barang-barang ekspor demi mengem-balikan surplus neraca transaksi ber-jalan masih menjadi satu pemicu vola-tilitas mata uang rupiah. “Ini bukan sedang mencari keseimbangan baru. Ini kembali ke basic,” kata Aviliani.

Terlepas dari itu semua, Aviliani mengapresiasi langkah pemerintah yang tidak harus bekerja keras mem-pertahankan nilai tukar namun cend-erung menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan-kebijakan yang relevan. “Kalau sudah di atas Rp

12.000 itu bahaya, inflasi bisa double digit. Itu PR pemerintah,” tutup Avil-iani.

Berbeda lagi yang dikemukakan ka-langan Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Indonesia. Ketua Umum Aso-siasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Indonesia, Muhamad Idrus mem-perkirakan posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS untuk kembali ke sekitar Rp 9.000 membutuhkan waktu 1- 1,5 tahun, dari saat ini di sekitar Rp 11 ribu. Terkait itu, pemerintah, BI, dan elemen masyarakat perlu bersinergi memperbaiki kondisi ekonomi dan moneter agar rupiah bisa terapresiasi kembali

Ia mengatakan, kondisi perekono-mian saat ini lumayan baik dengan di-rilisnya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan adanya deflasi pada September 2013. Kondisi perlam-batan ekonomi Indonesia saat ini juga dipengaruhi oleh adanya penghentian operasi pemerintah (shutdown) dan penundaan tapering di Amerika Ser-ikat (AS).

“Jadi, upaya untuk mengembalikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di kisaran Rp 9.000 bukan hal mudah, mungkin bisa sampai 1-1,5 tahun. Ini tidak seperti membalikkan tangan, karena ini adalah kerja keras bersama,” katanya.

Dia optimistis nilai tukar rupiah dapat kembali ke kisaran Rp 9.000.

Laporan Utama

Page 8: KABAR PERBANAS JATIM

8 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

Pasalnya, Indonesia memiliki fun-damental ekonomi yang baik. Hal ini juga didukung oleh adanya sum-ber daya alam yang memadai, jum-lah penduduk usia produktif cukup banyak, dari sisi kebijakan pemerin-tah dan BI juga cukup positif untuk memajukan kepentingan nasional meski belum optimal.

sesuai Fundamentalnya?Sementara Gubernur BI, Agus Mar-

towardojo mengatakan, nilai tukar ru-piah pada akhir kuartal III-2013 men-galami depresiasi sebesar 8,18% dari kuartal sebelumnya.

Sementara itu secara point to point dari kuartal sebelumnya, rupiah menu-run 14,29% ke Rp 11.580 per dollar AS. Agus Martowardojo menjelaskan, nilai tukar rupiah hingga kuartal III-2013 ini mengalani depresiasi sejalan den-gan fundamentalnya. “Seperti halnya pelemahan mata uang negara-negara di kawasan Asia, depresiasi nilai tu-kar rupiah terutama dipengaruhi pe-nyesuaian kepemilikan nonresiden di aset keuangan domestik dipicu senti-men terkait pengurangan (tapering off) stimulus moneter oleh the Fed,” kata Agus.

Dari sisi fundamental, tekanan depresiasi rupiah lebih besar dengan relatif tingginya defisit transaksi ber-jalan di Indonesia. Pada akhir kuartal III-2013, tekanan rupiah berkurang sejalan dengan membaiknya kinerja inflasi dan neraca perdagangan serta sentimen positif penundaan tapering off oleh the Fed.

Di sisi lain, keyakinan pasar valas semakin pulih dengan permintaan dan penawaran yang semakin aktif dan berimbang dalam membentuk nilai tukar rupiah di pasar. BI memandang perkembangan nilai tukar pada saat ini menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

BI akan terus berada di pasar un-tuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Apalagi dengan kondisi perekono-mian global yang belum pulih, maka pemerintah harus siap mengantisipasi kondisi yang terburuk.

Agus Martowardojo mengatakan, bank sentral akan terus mewaspadai perkembangan eksternal dan senantia-

sa siap merespon dengan bauran kebi-jakan. Saat ini, BI sedang mempelajari instrumen lain untuk merespon kon-disi pasar yang terjadi. Namun bank sentral belum mau menjelaskan kebi-jakan apa yang dimaksud untuk lebih menstabilkan nilai tukar rupiah terse-but. “Kita akan pelajari instrumen lain untuk merespon. Yang ingin kita tam-bahkan, langkah-langkah apa dalam menjaga makroprudential,” katanya.

Tidak ada seorang pun yang dapat meramal tepat apakah krisis akan kem-bali terjadi, akan seperti apa rupiah nanti? Pasalnya, krisis membutuhkan semacam penyulut. Dan, jujur harus diakui, dalam perekonomian Indone-sia banyak “api” yang akan menyulut krisis.

Hanya butuh semacam trigger, maka krisis langsung membakar pasar modal, pasar keuangan—termasuk di dalamnya perbankan—lalu melumat-kan perekonomian, seperti penurunan pertumbuhan ekonomi. Pada akhirnya krisis akan masuk fase krisis sosial dan krisis politik.

Kondisi pasar global diakui me-mang tengah mengalami perlambatan akibat melemahnya harga komodi-tas—termasuk pengurangan likuiditas dari The Fed. Indonesia mengalami defisit current account (CA) yang terus

melebar akibat pelemahan harga ko-moditas. Defisit neraca perdagangan merupakan cerita pilu baru yang juga menegangkan.

Nilai tukar rupiah yang tak kua-sa menahan keperkasaan dollar AS dan rontoknya bursa saham menjadi pemicu babak baru krisis Indonesia. Jika demikian, yang diperlukan adalah sejumlah kebijakan agar krisis rupiah ini tidak merembet ke sektor keuangan dan perbankan. Sebab, sejarah mem-buktikan bahwa sektor perbankan merupakan transmisi krisis yang pal-ing mudah.

Pada 1998 krisis besar didorong oleh beban pinjaman luar negeri yang tidak diimbangi dengan cadangan devisa. Waktu itu nilai dollar AS mencapai Rp 17.000. Saat itu negara mem-bail out bank-bank hingga mencapai Rp 650 triliun. Sedangkan, pada 2008 sub-prime mortgage di AS memaksa Indo-nesia masuk ke krisis kecil. Waktu itu investor kehilangan Rp 2.000 triliun akibat pasar saham tergelincir dan nilai tukar rupiah menembus angka Rp 12.000 per dollar AS. Hanya Bank Century yang di-bail out dengan uang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar Rp 6,7 triliun.

Banyak negara menilai Indonesia baik, karena pada 2008 perekonomian Indonesia tidak terjerembat lebih da-lam. Hal itu bisa jadi karena kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat, termasuk bail out Bank Century, seh-ingga tidak menimbulkan dampak ter-hadap bank-bank lain.

Jika tidak ditangani secara hati-hati, krisis yang terjadi pada rupiah dan harga saham saat ini akan terus berlan-jut dan semakin luas. Berbeda dengan 2008, saat ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampil menenang-kan pasar. Sehingga, pemerintah pun mengambil kebijakan agar krisis tidak merembet serta membakar bank-bank, perekonomian, dan tentu politik.

Lebih penting dari itu adalah mengembalikan market confidence den-gan membuat pernyataan yang melihat sisi positif dari perekonomian. Jangan sampai menteri perdagangan bicara mengenai cara menanam hortikultura dan menteri pertanian bicara tentang impor daging dan lainnya.

Laporan Utama

1. Mei 2012 Rp. 9.400

2. September 2012 Rp. 9.605

3. Januari 2013 Rp. 9.698

4 Mei 2013 Rp. 9.875

5. Juni 2013 Rp.10.071

6. Juli 2013 Rp.10.605

7. Agustus 2013 Rp.10.920

8. September 2013 Rp......

9. Oktober 2013 Rp .....

10. Awal Nobember 2013 Rp.....

Monthly avarege (rata-rata bulanan)

PERKEMBANgAN NILAI TuKAR RuPIAH TERHADAP DOLLAR AS

sumber : Bank Indonesia

Page 9: KABAR PERBANAS JATIM

9PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

1 29 agustus 2913BI menyelenggarakan RDG

bulanan tambahan untuk mem-perkuat bauran kebijakan moneer dan makroprudential, yaitu dengan menaik-kan BI rate sebesar 50 bps menjadi 7,00, dan suku bunga lending facility (LF) sebesar 25 bps menjadi 7% dan suku bunga deposit facility (DF) sebesar 50 bps menjadi 5,25.

212 september 2013BI menaikkan BI rate sebesar

25 bps menjadi 7,25%, LF sebesar 25 bps menjadi 7,25% dan DF sebesar 25 bps menjadi 5, 50% . BI meyakini bauran kebijakan tersebut akan memadai untuk mengarahkan inflasi tahun 2014 sesuai sasaran sebesar 4,5% plus minus 1%.

38 oktober 2013Rapat Dewan Gubernur Bank

Indonesia per 8 Oktober 2013 lalu memutuskan mempertahankan ting-

kat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,25 persen. Bank Indonesia melihat tren inflasi ke depan akan kembali ke pola sebelum terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM-red) pada akhir Juni lalu. Dengan perkemban-gan tersebut, inflasi 2013 diperkirakan berada pada kisaran 9-9,8 persen pada 2013 Selain mempertahankan suku bunga acuan, Bank Indonesia juga tidak mengubah suku bunga fasilitas pinjaman (lending facility) sebesar 7,25 persen. Begitu juga dengan suku bun-ga fasilitas simpanan (deposit facility) sebesar 5,5 persen.

49 oktober 2013Bank Indonesia (BI) pada 9

Oktober 2013 menerbitkan pera-turan tentang transaksi lindung nilai (hedging) kepada bank. Melalui PBI No.15/8/PBI/2013 ini, bank sentral ingin mengurangi ketergantungan pelaku ekonomi (nasabah bank) terhadap tran-

saksi spot di pasar keuangan dalam me-menuhi kebutuhan valuta asing (valas).

Sesuai data Bank Indonesia, nilai tran-saksi valas rerata harian dari Juli-Sep-tember tahun 2013 di pasar valas domes-tik mencapai secara berurutan 2,8 miliar dollar AS , 2,2 miliar dollar AS , dan 2,4 miliar dollar AS. Dari total transaksi ha-rian tersebut, transaksi spot memiliki pangsa pasar sebesar 73%. Kemudian transaksi swap mencapai 21%, dan tran-saksi forward dan option sebesar 6%.

Banyaknya pelaku ekonomi ter-masuk sebagian besar BUMN yang mencari dollar dari transaksi spot di pasar valas domestik, ini memberi tekanan pada nilai tukar rupiah. Per-mintaan valas di pasar uang dalam negeri selalu lebih besar daripada su-plai. Kondisi ini membuat nilai tukar rupiah rentan melemah. Pergerakan nilai tukar semakin bergejolak saat ter-jadi risiko ketidakseimbangan internal dan eksternal.

Laporan Utama

Kebijakan BI Dalam Rangka Stabilitasi Nilai Tukar

Gejolak melemahnya rupiah saat ini tidak perlu dikawatirkan. Pasalnya, pemer-intah terus mengambil langkah-langkah positif, sedang di sisi lainnya Bank Indo-nesia (BI) mengeluarkan koridor-koridor sangat ketat untuk menyikapi keadaan.

“Menguatnya dollar AS belakangan ini, juga tidak terlepas dari peran para speku-lan. Dengan kondisi demikian, masyarakat diharapkan untuk tenang dan tidak panik serta ikut-ikutan untuk memborong dol-lar. Di pasar valas kondisi masih tetap aman dan tidak terjadi rush,” kata Herman Halim, Ketua Perbanas Jatim.

Dia mengajak berbagai elemen bang-sa, khususnya pengusaha untuk ikut mengamankan pasar. “Saran saya kepada pemerintah agar dalam mengambil lang-kah-langkah harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Jangan dikaitkan den-gan politik. Pemerintah juga harus dapat menciptakan ketenangan pasar. Peran

media pun di sini cukup besar untuk memberi ketenangan pada pembacanya,” katanya.

Terpenting inflasi harus tetap terjaga, karena inflasi momok bersama. Terkait infla-si, Herman menyarankan agar pemerintah menjaga suplai sembako, sehingga tidak ter-jadi gejolak. Dia bersyukur, be-berapa bulan terakhir ini inflasi sudah dapat dikendalikan.

Disamping itu, neraca per-dagangan kita harus dijaga juga. Terutama impor harus bisa di rem untuk komoditas tertentu. “Yang ingin saya katakan, impor untuk produk-produk tertentu memang seharusnya dikurangi kalau bisa diganti oleh produk dalam neg-eri,” katanya.

Suatu misal, impor BBM yang setiap harinya mencapai kisaran Rp 1,5 triliun

per harinya itu, sebaiknya ditahan lagi. “Kita kan bisa memproduksi BBM dari bahan bakar nabati (BBN). Dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi impor,” jelasnya.

Lebih lanjut Herman menga-takan, kondisi demikian harus diperhatikan oleh pemerintah untuk mengambil peran ber-sama BUMN guna menciptakan produk-produk dalam negeri yang biasanya diimpor. Mene-

kan impor, merupakan salah satu kebijakan yang harus diambil saat ini.

Herman meyakini, bila semua elemen masyarakat (pemerintah, pengusaha dan masyarakat) bersepakat untuk menjaga perekonomian, setidaknya bayangan penurunan ekonomi ini tidak akan separah yang kita bayangkan. tri setyaningsih

Herman: Tak Perlu Dikhawatirkan

HErmaN HaLim Ketua Perbanas Jatim

Page 10: KABAR PERBANAS JATIM

10 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

AMI (BI) terus memantau-perkembangan perekono-mian dunia dan dampak-

nya kepada Indonesia. Bahkan, tiap bulannya BI juga terus membahas per-soalan tersebut pada Rapat Dewan Gu-bernur (RDG), dengan harapan mem-beri respon yang berdampak positif,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seusai acara serah teri-ma Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, dari M Ishak kepada Dwi Pranoto di Kantor BI Surabaya, Jumat (25/10/2013). M Ishak selanjutnya me-masuki masa pensiun.

Sejauh ini BI terus memantau perkembangan dan kondisi perekono-mian dunia. BI terus melakukan pem-bahasan dan membahas rumusan pe-nyelesaian manakala terjadi seknario yang tidak diinginkan pada perekono-

mian dunia dan imbasnya kepada In-donesia.

“Untuk makro terus dipantau. Ke-marin RDG terakhir menghasilkan bahwa pertama perkembangan ekono-mi makro sudah sesuai dengan arah yang diinginkan,” kata Perry.

Perry juga mengklaim arah ekonomi Indonesia sudah sesuai, yakni tingkat inflasi sudah mulai menurun, defisit transaksi berjalan mulai mereda, nilai tukar Rupiah mulai stabil dan juga stabilnya pasar keuangan Indonesia. Artinya, BI akan terus memantau agar baiknya indikator ekonomi dimaksud dapat terus terjaga.

Berbagai respon yang telah dikelu-arkan BI, baik paket kebijakan ataupun menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate merupakan langkah-langkah agar perekonomian Indonesia dapat terus

terjaga dengan baik, terutama mem-baiknya indikator perekonomian Ta-nah Air.

Lebih lanjut Perry mengatakan, berkait dengan neraca transaksi ber-jalan, mau tidak mau kita harus me-nyeimbangkan neraca perdagangan. Untuk saat kita perlu mengurangi im-por, sehingga ada “ketenangan” pada neraca berjalan. “Sudah saat kita me-manfaatkan apa yang ada di dalam negeri untuk mengurangi impor,” ka-tanya.

Coba kita lihat, bagaimana impor BBM yang setiap harinya mencapai kisaran Rp 1,5 triliun. Nah seperti inilah yang harus dikurangi dengan memanfaatkan peluang yang ada di dalam negeri. Untuk mengurangi im-por BBM, di dalam negeri di galakkan peroduki BBM dari bahan nabati. Ka-lau ini kita seriusi, hasilnya cukup lu-mayan menekan angka impor.

Juga demikian dengan produk-produk lainnya. Kalau bisa kita produksi sendiri mengapa harus mengimpornya. Hal-hal seperti ini memerlukan gerakan untuk mengop-timalkan produksi dalam negeri. Bank

Laporan Utama

Ekonomi RI Sudah Sesuai ArahPerkembangan ekonomi dunia memang mempunyai dampak yang kurang menguntungkan bagi perkembangan di dalam negeri. Kurs yang belum menemukan titik kestabilannya (berfluktuatif), sehingga rupiah terseok-seok hingga pada persoalan neraca transaksi berjalan yang turut menghambat perekonomian menjadi perhatian serius Bank Indonesia (BI).

“K

KEGIATAN ekspor harus digalakkan untuk meningkatkan devisa.

Page 11: KABAR PERBANAS JATIM

11PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

Indonesia (BI) memprediksi neraca transaksi berjalan akan membaik pada semester kedua 2013, setelah pada tri-wulan II mengalami defisit sebesar 9,8 miliar dollar AS (Rp 98 triliun) atau sekitar 4,4 persen dari PDB. “Prospek tersebut dipengaruhi prakiraan pe-mulihan kondisi ekonomi global dan dampak penyesuaian ekonomi domes-tik,” kata Deputi Gubernur Bank Indo-nesia Perry Warjiyo.

Pada satu sisi, lanjut Perry, prospek pemulihan ekonomi global yang diiku-ti peningkatan harga komoditi global yang diprakirakan terjadi pada semes-ter II-2013 diharapkan dapat mendu-kung peningkatan kinerja ekspor na-sional. Pada sisi lain, tren perlambatan ekonomi domestik serta perkemban-gan nilai tukar rupiah yang melemah diprakirakan akan dapat mengendali-kan impor menjadi lebih rendah.

Selain itu, impor minyak diharap-kan juga akan menurun antara lain dipengaruhi dampak positif kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juni 2013 dan pengaruh perlambatan pertumbu-han ekonomi domestik. Secara keselu-ruhan berbagai kondisi tersebut akan mendorong defisit neraca transaksi berjalan pada semester II-2013 menjadi lebih rendah dan terkendali.

Perry menegaskan ke depan pros-pek penurunan defisit neraca transaksi berjalan diharapkan dapat semakin mendukung prospek kesinambungan keseimbangan eksternal karena defisit transaksi berjalan dapat dibiayai se-cara memadai oleh penanaman modal asing, baik dalam bentuk investasi langsung (FDI) maupun investasi por-tofolio.

Ekonomi 2014 Jakarta–Bank Indonesia (BI) berada

pada posisi optimis untuk menatap pertumbuhan ekonomi 2014. Dengan terjaganya inflasi dilevel aman per-tumbuhan ekonomi 2014 bisa menca-pai angka 5,8% hingga 6,2%.

Gubernur BI Agus D.W. Martowar-dojo mengatakan, sejauh ini BI me-mandang tekanan terhadap inflasi pada masa mendatang akan semakin mereda. Bahkan, tekanan atas inflasi bila dikaitkan dengan adanya Pemi-lihan Umum (Pemilu) 2014 diperkira-

kan tidak akan terlalu liar dan tidak signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Kami optimis tekanan atas kebutu-han pokok tidak akan terjadi lagi pada tahun depan. Jadi, inflasi memang tidak menjadi kendala”, ujar Agus, saat Seminar “Infobank Outlook 2014,” dengan tema Membangun Optimisme di Tengah Ketidakpastian, di Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Agus juga yakin, proses Pemilu 2014 tidak akan meningkatkan permintaan secara berlebihan dan pengaruhnya ter-hadap tingkat inflasi. Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah agar ting-kat inflasi dapat terjaga untuk mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Saya rasa kekuatan konsumsi do-mestik masih menjadi pijakan untuk bertumbuh, namun BI sudah mengerem pertumbuhan kredit perbankan untuk berada dikisaran ideal”, jelas Agus.

Sementara itu, mantan Menteri Keuangan itu juga siap membantu usa-ha pemerintah untuk menurunkan de-fisit transaksi berjalan, yakni di bawah angka 3%. Penekanan itu diharapkan memberikan keringanan bagi beban nilai tukar Rupiah, yang nantinya di-harapkan mampu memberikan du-kungan bagi perekonomian.

“Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan defisit neraca berjalan. Kita juga mendorong dari sisi dunia perbankan. Pengendalian ini dilaku-

kan secara rasional dan ketahanan tertentu dan kinerja oleh perbankan”, ungkap Agus.

Tahun 2014 mendatang, kata Agus, tantangan yang dihadapi di sektor per-ekonomian Indonesia tidaklah ringan. Bank Indonesia (BI) menilai bahwa tantangan yang dihadapi ekonomi In-donesia saat ini tidak hanya dari menu-runnya pertumbuhan ekonomi, namun juga tingkat inflasi yang liar yang perlu diwaspadai dan dikelola dengan berb-agai bauran kebijakan.

Diakuinya, sejauh ini persoalan yang memengaruhi perekonomian Indo-nesia perlu diselesaikan dengan baik dan tepat sasaran dengan respon kebi-jakan. Bahkan, perlu ada pertumbuhan indikator ekonomi diberbagai bidang untuk menumbuhkan pilar kuat bagi ekonomi Indonesia.

“Ekonomi dengan berbagai aspek perlu mendapat perhatian. Dari sisi in-flasi juga perlu dijaga dan dikendalikan dengan baik. Termasuk mengendalikan defisit transaksi berjalan,” ujar Agus.

BI sendiri, diakui Agus, siap ber-fokus menjaga tingkat inflasi agar terkendali dengan baik. Bahkan, up-aya pengendalian inflasi dilevel yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, telah dilakukan BI. Seperti menjaga bahan kebutuhan masyarakat agar terjadi keseimbangan antara supply dan demand.

Kita bersyukur inflasi sudah ke pola normal. Soal BBM juga sudah hilang se-jalan respon BI dan pemerintah walau puncak inflasi sempat terjadi di bulan Juli. Tapi, sekarang sudah menurun,” jelas Agus.

Agus juga memandang bahwa tan-tangan perekonomian Indonesia 2014 juga tidak ringan. Banyak, persoalan yang akan dihadapi. Apalagi, pereko-nomian dunia akan terjadi perubahan, yang pada akhirnya memengaruhi landscape ekonomi dunia. Tidak dita-mpik akan ada perubahan terhadap perekonomian Indonesia.

Efek policy akan dilakukan bila ekono-mi AS mengalami penguatan. Bila itu terjadi, konsekuensinya adalah adanya arus modal ke negara AS. Jadi, meskip-un diperkirakan membaik. Tapi, dunia akan terjadi perubahan landscape,” ujar Agus. Erfandi Putra-Djauhari Effendi

Laporan Utama

PErrY WarJiYoDeputi Gubernur Bank Indonesia

Page 12: KABAR PERBANAS JATIM

12 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

ER 25 Oktober 2013, Dwi Pra-noto resmi menjabat sebagai Kepala Perwakilan BI Wilayah

IV Jawa Timur, menggantikan M Ishak yang sudah memasuki masa pensiun. Lalu apa program Dwi selanjutnya un-tuk memperkuat perekonomian Jatim?.

“Yang jelas saya akan meneruskan program-program yang telah dicanan-gkan oleh pak Ishak. Secara umum ada tiga pokok utama program untuk jangka pendek ini. Jadi Perwakilan-perwakilan Bank Indonesia (BI) di

P

Peristiwa

daerah akan konsentrasi 3 hal utama pasca pemindahan wewenang penga-was perbankan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang akan dimulai 1 Januari 2014,” katanya.

Pertama, BI akan memberi dukun-gan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui kajian ekonomi regional. ‘’Ini bisa dijadikan referensi bagi masing-masing pemerintah daerah,” katanya.

Kedua, BI juga akan perkuat fungsi pengendalian inflasi daerah melalui pembentukan Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) di tiap-tiap kota dan kabupaten. Kami akan menambah 13 TPID di Jawa Timur.

Ketiga, BI Surabaya akan mendu-kung upaya peningkatan ketahanan pangan dan UMKM. Ini akan dilaku-kan melalui pengembangan wirau-saha sehingga bisa meningkatkan pen-ciptaan lapangan kerja.

Dwi Pranoto yang sebelumnya meru-pakan Kepala Perwakilan BI Wilayah III Bali Nusa Tenggara. Ia menggantikan M Ishak yang menjabat sebagai Kepala Per-wakilan BI Wilayah IV sejak 2009. Dalam serah terima jabatan tersebut, hadir se-jumlah pejabat penting seperti Deputi Gu-bernur BI, Perry Warjiyo, Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf, serta para pimpi-nan perbankan lainnya di Surabaya.

Sementara itu, Syaifullah Yusuf ber-harap agar Dwi Pranoto dapat melan-jutkan program-program yang telah dicanangkan oleh Pak Ishak. “Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ishak, dimana beliau mempu-nyai peran penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi di Jatim selama ini,” kata Wagub

Dwi Perkuat Tiga ProgramFOTO bersama seusai acara serah terima Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, dari M Ishak (kanan) kepada Dwi Pranoto (empat dari kanan) di Kantor BI Surabaya, Jumat (25/10/2013). Paling kiri Hamid Ponco Wibowo, Pj Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV.

Kiri ke kanan: Hamid Ponco Wibowo, Dwi Pranoto dan M Ishak.

Page 13: KABAR PERBANAS JATIM

13PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNPeristiwa

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada pada 2012 sebesar 7,27 persen, lebih baik dibanding 2011 sebesar 7,22 persen. Pencapaian ini jauh lebih ting-gi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional yang pada 2012 sebesar 6,23 persen.

Secara umum, struktur ekonomi Jatim didukung oleh sektor perda-gangan, hotel, dan restoran , sektor industri pengolahan, dan sektor per-tanian. Bahkan sektor pertanian, tahun 2012 ada peningkatan pertumbuhan meski ada anomali cuaca. Hal ini bisa mendongkrak ekonomi Jatim, karena provinsi ini memiliki jaringan irigasi dan embung penampung air yang ba-gus.

Sementara di sektor industri pengo-lahan, pertumbuhan 2012 sebesar 6,34 persen, lebih tinggi dibanding 2011 sebesar 6,06 persen. Penurunan ekspor industri dikompensasi permintaan do-mestik dan realisasi kredit.

Bahkan soal inflasi, pada 2012 inflasi pangan mengalami penurunan besar karena upaya stabilitas harga pangan daerah berupa inovasi Gubernur Ja-tim Soekarwo dalam melakukan op-erasi pasar, subsidi biaya angkut, dan pengembangan pusat informasi harga menjadi kunci sukses Jatim.

Mengenai tingkat pengangguran ter-buka (TPT), selama Februari 2011, Agus-tus 2011, sampai Pebruari 2012 Jawa Timur memiliki angka pengangguran terbuka terendah di Pulau Jawa sebesar 4,91 persen, 4,25 persen dan 4,18 persen. Begitu juga masalah kemiskinan, selama 2009-2011 terdapat penurunan angka kemiskinan di seluruh provinsi di Jawa kecuali DKI Jakarta.

Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang paling cepat mengalami penu-runan jumlah penduduk miskin sebe-sar 1,03 persen pada 2010-2011. Kenai-kan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2013 sempat dikhawatirkan

akan membuat pelaku usaha heng-kang ke daerah lain. Padahal berdasar-kan sebuah survei, hampir 75 persen pemilik usaha di jatim tetap memilih engembangkan usaha di provinsi ini.

Tidak bisa dipungkiri, Jawa Timur sebagai provinsi paling timur Pulau Jawa memiliki kekuatan ekonomi yang sangat mengagumkan, pertumbuhan ekonomi selalu di atas rata-rata na-sional. Badan Pusat Statistik (BPS) Ja-tim mencatat pertumbuhan ekonomi Jatim semester I tahun 2013 sebesar 6,81 persen, di atas nasional yang per-tumbuhannya 6,1 persen.

Tinggal bagaimana aksi para pelaku usaha, berbagai regulasi pemerintah daerah, terutama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur dalam mempertahankan bahkan men-ingkatkan prestasi ekonomi yang su-dah berjalan baik di tahun 2014 terlebih gong berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015. Erfandi Putra

Page 14: KABAR PERBANAS JATIM

14 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN Wawancara

Inflasi 2013 menurut BI akan seperti apa?

BI melihat tren inflasi ke depan akan kembali ke pola sebelum terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM-red) pada akhir Juni lalu. Dengan perkembangan tersebut, inflasi 2013 diperkirakan berada pada kisaran 9-9,8 persen pada 2013.

Selain mempertahankan suku bunga acuan, BI juga tidak mengubah suku bunga fasilitas pinjaman (lending facility) sebesar 7,25 persen. Begitu juga dengan suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) sebesar 5,5 persen. Dari sisi eksternal, kinerja neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III-2013 diper-kirakan membaik. Defisit transaksi ber-jalan akan berkurang terutama dengan menurunnya permintaan impor akibat berkurangnya permintaan domestik dan dampak pelemahan nilai tukar.

Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial akan lebih besar seiring kembali masuknya investor asing pada instrumen sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat utang negara (SUN). Selain itu berkurangnya jual bersih as-ing atas saham domestik sebagai respon kebijakan BI dan pemerintah juga menyebabkan surplus transaksi modal, di samping juga adanya penundaan tapering off di Amerika Serikat. Den-gan perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir September 2013 naik

menjadi 95,7 miliar dollar AS, dari posisi akhir Agustus 2013 sebesar 93 miliar dollar AS. Cadangan devisa itu setara dengan 5,2 bulan impor dan pemba-yaran utang luar negeri pemerintah.

Terkait perekonomian global?BI tengah mencermati perekonomian

global cenderung melambat dan diliputi ketidakpastian yang tinggi. Kinerja per-ekonomian di negara-negara maju sep-erti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang belum kuat meski mulai menunjukkan perbaikan. Sementara itu, perekonomian negara berkembang dibayangi risiko penurunan pertumbuhan ekonomi serta menurunnya kinerja transaksi berjalan dan pelemahan nilai tukar. Pada saat yang sama, penurunan harga komodi-tas masih terus terjadi kecuali harga minyak.

Di pasar keuangan, sejumlah risiko terkait dengan penundaan kebijakan pengurangan stimulus The Fed (taper-ing), perbebatan pagu utang (debt ceiling) dan penghentian sementara layanan pemerintah AS (govermnent shutdown). Secara keseluruhan, perkembangan perekonomian global tersebut mem-berikan tekanan pada kinerja ekspor negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun dalam jangka pendek mata uang Asia akan menguat seiring masuknya aliran dana ke bursa saham dan obligasi.

Sejalan dengan pelemahan ekonomi global, bagaimana kinerja perekonomian domestik?

.Kita tahu bahwa ekonomi dunia dan China cukup menantang. Kita lihat di Amerika sudah berhari hari berdebat soal masalah APBN-nya pemerintah Amerika antara Parlemen Amerika dan pemerintahnya, sehingga bagian yang menjadi fungsi pemerintahan di Ameri-ka itu tutup ya. Tapi memang, namanya negeri pencetak dollar ya, Amerika sekarang belum belum terlihat pengar-uhnya. Tapi kalau deadlock di Amerika ini berlangsung terlalu lama ya, pasti akan berpengaruh.

Di Indonesia sendiri kita tahu bahwa tantangan jangka pendek yang harus kita selesaikan adalah pada masalah neraca pembayaran dan itu yang dilihat oleh kreditur luar negeri, dilihat oleh in-vestor, bagaimana Indonesia mengatasi masalah jangka pendek tentang neraca pembayaran. Dan jangka pendek kita harus mengurangi impor dan ekspor da-lam jangka pendek juga perlu ditingkat-kan meski memang kita sudah melihat tanda-tanda bahwa China pertumbu-han ekonominya dimana, nampaknya sudah tidak turun lagi. Dan tanda-tanda ekonomi China penurunannya sudah sudah bagus istilahnya sudah Bottom. Ekonomi Amerika, ekonomi Amerika, Jepang, sebenanrnya pada situasi yang sedang recovery ya. Jadi kalau kita

Rupiah Sekarang Bagus Untuk Obati Penyakit

GUbErNUr baNk iNdoNEsia aGUs martoWardoJo

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) per 8 Oktober 2013 lalu memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,25 persen. BI menilai tekanan inflasi sudah mereda, dan terjadi deflasi 0,35 persen pada September. Bagaimana BI melihat perkembangan perekonomian terkini, dan tantangan serta prospek ekonomi Indonesia? Berikut wawancara wartawan Kabar Perbanas Jatim (KPJ) Djauhari Effendi dengan Gubernur BI Agus Martowardojo.

Page 15: KABAR PERBANAS JATIM

15PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNWawancara

bicara jangka menengah, sebenarnya ekspor kita ada harapan. Sebenarnya dalam jangka pendek ini bagaimana kita mengurangi impor terlebih dahulu.

Jadi?Jadi memang kurs seperti yang

diutarakan beberapa waktu yang lalu oleh BI sekarang ini berada di kisaran harga yang baru. Setelah kita berhasil membenahi fundamental dan neraca pembayaran tentunya, harapan kurs itu bisa menguat kembali itu tetap ada. Tapi pada intinya, bahwa tantangan neraca pembayaran ini harus kita atasi.

Bagaimana kita melihat apa yang terjai di AS sekarang?

Amerika sendiri sebetulnya negara yang mempunyai utang yang besar. Dari sisi hutang terhadap PDB, utang Ameri-ka terlalu besar jika dibandingkan Indo-nesia. Indonesia sekarang rationya pe-merintah terhadap PDB itu sebenarnya sudah sehat sekitar 30 persenan, se-mentara amerika itu diatas 60 persenan dari PDB-nya. Jadi memang pemerintah Amerika itu limit utangnya itu memang harus dinaikan terus, yang memang sebenarnya dalam jangka panjang tidak sehat juga bagi pemerintah Amerika. Jadi memang pemerintah Amerika pun kalau mereka harus mengajari negara berkembang harus belajar disiplin fiskal, ya Amerika sebagai negara maju harus disiplin juga. Dalam jangka panjang mereka harus mengurangi utangnya. Jangan menambah utang. Yang sekarang ada memang, bernegosiasi bagaimana menambah utang di Amerika sekarang ini. Tapi untuk jangka panjang Amerika harus bisa mengurangi utangnya.

Soal rupiah bisa lebih spesifik?Untuk rupiah, begini ya, mata uang

itu menggambarkan fundamental suatu ekonomi. Bukan berarti kalau suatu mata uang menguat terus itu akan bagus buat ekonominya. Jangan-jangan dua tahun lalu waktu itu di level 9.200 per dollar, malah itu rupiah yang terlalu kuat. Malah terlalu kuat terus membuat kredit digenjot terlalu kencang, orang kemudian pinjam dollar. Gak merasa bahwa rupiahnya terasa kuat, dollarnya terasa murah.

Tapi kita lupa disaat bersamaan kemudian rupiah yang terlalu kuat itu malah mendorong impor yang terlalu kencang. Jadi jangan melihat, hanya dari sisi kurs. Kita lihat bahkan seperti Jepang seperti itu malah mungkin Yen-

nya jangan terlalu kuat, supaya ekspor jepang bisa meningkat. Tapi , sama seperti Indonesia, dengan kurs yang ada saat ini sekitar Rp 11 ribuan itu malah bagus untuk meningkatkan daya saing. Yang kedua, akan bagus untuk impor-impor barang yang tidak terlalu penting.

Apa tantangan jangka pendek perekonomian omestik?

Kita harus atasi tantangan neraca pembayaran dari faktor eksternal. Ked-ua, yang namanya tugas BI bagaimana mengendalikan inflasi. Inflasi yang bisa dikendalikan dari sisi moneter itu juga ada batasnya. Karena kalau faktor inflasi yang berasal dari sisi suplay, produksi. Maka itu harus kerjasama dengan pemerintah baik pusat maupun daerah.

Tapi, dari sisi BI , tantangan eksternal adalah bagaimana sama-sama pemerintah kita juga untuk sementara waktu kita mengurangi impor-impor yang tidak berguna. Kedua, utang luar negeri swasta yang memang tidak terlalu penting ras-anya juga harus mulai dikenda-likan untuk nanti pada saatnya akan berkembang lagi utang luar negeri swasta harus mulai hati-hati. Yang tidak penting itu seperti proyek-proyek yang memang tidak priotitas, bagi si perusahaan swasta itu sendiri, itu mungkin bisa di lihat apakah memang di priotitaskan tahun ini, karena memang sekarang kan juga tren suku bunga ameri-ka-nya juga meningkat, jadi lebih baik debitur itu juga melihat kedepan. Karena tantangan 2014 itu bukan hal yang mudah.

Intinya?Intinya adalah, tumbuhlah

dengan kemampuan sendiri yang sehat, karena kalau tumbuhnya itu karena terlalu banyak utang meskipun tum-buh namun rasio utangnya akan memburuk. Tumbuh tapi kemudian tumbuhnya ke barang-barang yang semuanya sektor dengan porsi permodalan sektor ba-rang modal, tidak menyerap tenaga kerja juga. Jadi jangan cuma melihat dari tumbuhnya ekonomi lho, tumbuhnya ekonomi ini ketika kalau tumbuhnya karena kebanyakan utang ya nggak bagus.

Nah sekarang ini saatnya kita untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa kita bisa mengendalikan masalah impor barang dan jasa yang kemaren itu terlalu tinggi. Karena ekspornya sekarang sedang dibawah. Kalau nanti pada saatnya, kita bisa naikan lagi. Kita lihat contoh China, China secara sengaja menurunkan pertumbuhan ekonominya, dalam rangka apa? Dalam rangka supaya tidak terjadi buble ekonomi di China, karena kalao bable ekonomi di China maka harga properti di China akan naik

ga karuan dan ini akan mer-ugikan masyarakat china.

Kita jangan melihat hanya dari pertumbu-han ekonomi, tumbuh yang sehat yang penting. Seperti kita makan terus, me-mang tumbuh, tapi perutnya buncit, ga se-

hat. Saya juga buncit hahaha…

Page 16: KABAR PERBANAS JATIM

16 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

Oleh: rYaN kirYaNto Kepala Ekonom BNI

Analisis

NILAI tukar dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah. Ru-piah seperti tergelincir dan kehilangan kendali. Setidaknya ada dua faktor pe-nyebabnya, yaitu faktor fundamental dan faktor non fundamenal. Faktor fun-damental, terdiri dari tiga hal.

Pertama, Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang menurun, ditan-dai oleh defisit neraca transaksi berjalan (ekspor lebih rendah daripada impor), defisit neraca primer (penerimaan ang-garan lebih kecil dari pengeluaran), dan defisit sektor jasa (pembayaran jasa TKA, reasuransi, pelayaran).

Kedua, inflasi yang tinggi (diproyek-sikan 9,2-9,8%) melampaui BI Rate (7,25%), menciptakan negative interest rate dan sentimen negatif di pasar.

Ketiga, meningkatnya kebutuhan dolar AS oleh korporasi swasta dan BUMN un-tuk pembayaran impor (terutama BBM oleh Pertamina) dan utang luar negeri yang jatuh tempo bersamaan.

Dari sisi non fundamental adanya sen-timen negatif di kalangan investor asing dan kepanikan di kalangan investor lokal. Sejumlah faktor yang menyebabkan sen-timen negatif itu diantaranya:

Pertama, mata uang Euro melemah terhadap dolar AS, mendorong pelema-han mata uang kawasan Asia (termasuk rupiah).

Kedua, rencana The Fed menghenti-kan stimulus fiskal (Quantitive Easing III) atau tapering off senilai 85 miliar dollar AS mulai Januari 2014.

Ketiga, kekhawatiran pasar global bakal mengalami kekeringan likuiditas dollar AS karena dollar AS keluar (capital outflow) dari kawasan emerging econo-mies Asia -termasuk Indonesia- kembali ke AS dan negara maju lainnya.

Keempat, sentimen negatif inves-tor global atas memburuknya ekonomi China, India dan Thailand yang kondis-inya mirip dengan Indonesia.

Kelima, asimetris informasi yang membuat investor lokal panik dan galau.

Untuk menguatkan rupiah kembali, harus melihat dan memperbaiki empat aspek yaitu, aspek fundamental, non fundamental, aspek BUMN dan paspek

Menguatkan Kembali Rupiah

perbankan nasional. Dari aspek funda-mental, ada empat hal:

Pertama, memperbaiki kinerja NPI dengan cara, meningkatkan ekspor non migas dengan cara diversifikasi ekspor, menekan impor bahan baku dan bahan penolong dengan cara memproduksi di dalam negeri. Lalu, mengurangi impor BBM dengan cara hemat BBM, pengembangan energi alternatif (non fosil), penggunaan gas, dan renewable energy lainnya (ethanol) serta perbesar biodiesel. Selanjunya, menekan defisit transaksi sektor jasa dengan cara men-goptimalkan sumber daya lokal (sektor tenaga kerja, asuransi dan pelayaran).

Kedua, menjadwal ulang (reschedule) atau menunda kewajiban utang luar negeri pemerintah, BUMN dan korpo-rasi swasta.

Ketiga, mendorong BUMN melaku-kan buy back saham untuk menaikkan kembali IHSG sesuai dengan regulasi yang berlaku. Keempat mendorong peningkatan investasi langsung (PMA/FDI dan PMDN) dengan memberikan insentif fiskal.

Sementara dari aspek non funda-mental meliputi empat hal. Pertama, menciptakan sentimen positif ke pasar melalui strategi komunikasi yang efek-tif dan konstruktif. Kedua, meredam kepanikan dan kekhawatiran di pasar dengan pernyataan-pernyataan yang menyejukkan dan optimistis. Ketiga, mengeluarkan paket kebijakan bidang ekonomi yang komprehensif dan ra-mah investor. Keempat, menaikkan BI rate ke arah 7,5%.

Perbankan dan bUmNDalam konteks dari aspek perbankan

nasional, setidaknya ada 7 hal yang mesti dilakukan. Pertama, tetap menjaga li-

kuiditas dollar AS dalam batas aman sesuai engan regulasi Bank Indonesia (Net Open Position/NOP dan Second-ary Reserve (SR). Kedua, menghentikan sementara waktu pengajuan dan/atau pencairan kreit alam dolar AS. Tiga, tetap memberikan fasilitas kredit dalam dolar AS sejauh orientasi usaha debitur untuk pasar ekspor (bukan pasar domestik).

Empat, mendorong debitur dolar AS untuk melakukan lindung nilai (hedg-ing) untuk menghindari kerugian karena selisih kurs (forex risk) di kemudian hari. Lima,menerapkan strategi forward (3 atau 6 bulan ke depan) untuk pemenuhan kebutuhan dollar AS bagi nasabahnya di kemudian hari. Enam, tidak melakukan aksi spekulasi untuk keuntungan sesaat. Tujuh, untuk bank BUMN, melapor-kan kepaa otoritas (pemerintah dan BI) sekiranya memiliki utang dalam dollar AS dan jatuh temponya.

Sedangkan dari aspek BUMN, juga ada tujuh hal yang semestinya diterap-kan. Pertama, tidak melakukan tinda-kan spekulasi untuk keuntungan jangka pendek. Kedua, menjadwal ulang atau menagguhkan pemenuhan kewajiban dalam dolar AS. Tiga, tidak menempat-kan ekses dana dalam dollar AS dengan melakukan bidding atau sistem lelang kepada bank bank. Empat, jika dari sisi regulasi mendukung, maka jika memi-liki ekses dana dapat dioptimalkan un-tuk membeli (buy back) sahamnya yang berear di bursa. Kelima, pembayaran kewajiban antar BUMN menggunakan denominasi rupiah (bukan dollar AS). Enam, kebutuhan dollar AS hendaknya melalui bank BUMN dan Bank Indo-nesia saja. Tujuh, melaporkan kepada otoritas (pemerintah dan BI) sekiranya memiliki utang dalam dolar AS dan jatuh temponya.

Mudah-mudahan dengan berbagai langkah itu, rupiah bisa mencapai ke-stabilan sebagai tujuan tunggal BI. Da-lam hal ini kestabilan nilai tukar rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabi-lan nilai mata uang rupiah terhadap ba-rang dan jasa yang terrcermin pada laju inflasi, dan kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar.

Page 17: KABAR PERBANAS JATIM

17PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

ARGA rumah melambung tinggi di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo belakangan ini. Hal

ini disebabkan, bunga KPR yang naik cukup signifikan, sehingga berdampak pada penjualan rumah, khususnya kelas menengah ke bawah.

Enny Rukmana, marketing sebuah pe-rusahaan di Surabaya mengatakan, harga rumah di perbatasan Satelit Surabaya (per-batasan Surabaya dengan Sidoarjo-Gresik) dalams setahun ini naik cukup signifikan. Untuk tipe 36, pada dua tahun lalu hargan-ya masih kisaran Rp 200 jutaan, kini sudah mencapai kisaran Rp 400 jutaan.

Kenaikan sangat terasa pada tahun 2013 ini. Hal ini disebabkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), dan yang paling terasa, yakni naiknya suku bunga bank. Pada awal tahun ini bunga bank (KPR) masih kisaran 7-8 persen, kini melonjak menjadi kisaran 10-11 persen.”Inilah yang membuat harga ru-mah ‘tak terkendali’,” katanya kepada wartawan Kabar Perbanas Jatim (KPJ) di sela-sela pameran perumahan di City Tomorrow, Rabu (6/11/2013) lalu.

Suku bunga bank KPR sampai dengan tipe 21 tertimbang sampai Agustus 2013 sebesar 11,07 persen, naik sedikit dari Juni 2013 yang hanya 10,99 persen. Selanjutnya, KPR tipe 22-70 mendapati suku bunga pada periode yang sama sebesar 10,52 persen dan tipe diatas 70 tercatat sampai dengan Agustus sebesar 9,4 persen.

Untuk Ruko dan Rukan suku bunga hanya 9,43 persen. Sedangkan, kredit pemilikan apartemen (KPA) tipe sampai dengan 21 suku bunganya 8,42%, kemu-dian tipe 22-70 suku bunganya kisaran 8,29 persen dan KPA diatas 70 dengan suku bunga 8,44 persen.

Ada pengaruhnya pada penjualan? Tentang Enny mengatakan, sudah pasti keadaan ini berpengaruh penjualan unit rumah. Terutama, pada rumah-rumah kelas menengah bawah. Merek pasti ber-hitung dengan harga rumah yang menju-lang itu. Belum lagi adanya kebijakan uang muka yang mencapai 30% itu, sehingga membuat kalangan menengah bawah ber-fikir lagi untuk memiliki rumah.

Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebijakan di sektor properti. Dalam aturan ini, BI member-lakukan aturan pembatasan besaran kredit (loan to value/LTV) di perbankan konvensional dan financing to value (FTV) bagi perbankan syariah untuk kredit pemilikan properti (KPR) dan

H

kredit konsumsi beragun properti.Dalam aturan baru ini untuk pembi-

ayaan di perbankan konvensional, kredit rumah pertama tipe 70 meter ke atas akan dikenakan LTV maksimal 70 persen atau uang muka (DP) sebesar 30 persen dari harga jual, rumah kedua 60 persen (DP 40 persen), rumah ketiga dan seter-usnya 50 persen (DP 50 persen). Keten-tuan serupa juga berlaku untuk Kredit Pemilikan Rumah Susun (KPRS) tipe 70 meter persegi ke atas. Kemudian untuk kredit rumah pertama tipe 22-70 meter persegi tidak dikenakan LTV, tetapi ru-mah kedua dikenakan LTV 70 persen, ru-mah ketiga dan selebihnya 60 persen.

Sedangkan, untuk KPRS tipe 21 meter persegi dan rumah toko (ruko) atau rumah kantor (rukan), untuk kepemilikan pertama tidak dikenakan LTV. Namun, di kepemili-kan kedua baru dikenakan LTV maksimal 70 persen, kepemilikan ketiga dan seterus-nya dikenakan LTV sebesar 60 persen.

Deputy Gubernur BI, Perry Deputi Gu-bernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seu-sai acara serah terima Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur, dari M Ishak kepa-da Dwi Pranoto di Kantor BI Surabaya, Ju-mat (25/10/2013) mengatakan, BI memang mengeluarkan kebijakan di sektor properti. “Salah satu tujuannya mengapa pembeli rumah kedua dikenakan uang muka yang

cukup tinggi, hal ini disebabkan untuk menciptakan pemerataan. Ya...yang sudah punya rumah biar ngalah dulu kepada yang belum punya rumah,” katanya

Pengembang terpukulSejumlah pengembang mengatakan,

aturan BI tersebut secara keseluruhan san-gat berpengaruh, khususnya dalam pen-jualan unit rumah. Terutama bagi mereka yang mengandalkan KPR untuk kelang-sungan usahanya. Kalau pengembang be-sar, mereka sudah tidak lagi mengandal-kan KPR karena mereka bisa memberikan pembiayaan sendiri bagi konsumennya.

Real Estate Indonesia (REI) Jatim memprediksi pertumbuhan properti di Jatim bakal menurun hingga 20%-30%. Apalagi, hampir 70% konsumen yang belum terlayani tempat tinggalnya meru-pakan masyarakat yang tidak bankable. Sedangkan BI sendiri, belum bisa mem-beri aturan tersendiri atau perlindungan terhadap konsumen perumahan dari ka-langan berpenghasilan rendah.

Ini yang akhirnya menjadi masalah di kemudian hari. Kalau dulu, pembatasan dalam aturan itu hanya rumah dengan tipe besar saja, tapi sekarang tipe kecil juga ikut terbatasi ruangnya. Bagaimana, mereka akan bisa menikmati perumahan layak? Erfandi Putra

Bunga Melambung, Harga Rumah Pun Menggunung

Infrastruktur

BUNGA KPR yang naik membuat harga rumah ikut membuntutinya.

Page 18: KABAR PERBANAS JATIM

18 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

KOTA 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)BandungDenpasar

PalembangSemarang

YogyakartaMedan

MakasarSurabaya

Jabodetabek

3,71,01,81,41,42,95,13,33,0

3,41,61,91,51,85,96,03,76,7

6,910,09,22,93,38,811,98,26,8

5,812,07,94,72,713,914,114,711,9

Nasional 2,9 5,1 7,0 10,7

TABEL INDEx KENAIKAN

HARgA PROPERTI

DI INDONESIA 2010-2013

Sumber : Bank Indonesia

PERKEMBANgAN KREDIT KPR/KPA BERDASARKAN OBYEK PEMBIAYAAN

Sumber : Bank Indonesia, Info Bank

OBYEK KPR/KPA DESEMBER 2012 (trilyun rupiah JULI 2013 (trilyun rupiah) PERTUMBUHAN (%)

Rumah tinggal

Apartemen

Ruko / Rukan

211,5

10,3

20,0

255,1

11,1

23,8

21

8

19

5 BESAR PORTOFOLIO KREDIT PERBANKAN INDONESIA 2013 BERDASARKAN LAPANgAN uSAHA

Sumber : Bank Indonesia, Info Bank

LAPANgAN uSAHA PORTOFOLIO KREDIT PER JuLI 2013 (trilyun rupiah)

Perdagangan besar dan Eceran

industri pengolahan

pemilikan rumah tangga (rumah tinggal, apartemen dan Ruko/Rukan )

Real Estate, Persewaan, Jasa perusahaan

Pertanian, perburuan, kehutanan

605

501

290

179

157

Mengamati Kredit Perumahan

oLEH: PUJioNo

PEMBIAYAAN bank pada bisnis di bi-dang properti yang sangat marak akhir –akhir ini sempat mengundang dug-aan akan mendorong timbulnya bubble di sektor properti.

Dikhawatirkan harga properti di Indonesia khususnya di kota-kota besar akan terdongkrak naik tanpa terkendali dan bergerak diluar kewa-jaran, sehingga dapat menimbulkan dampak yang buruk pada kualitas kredit perbankan seperti krisis yang terjadi di Amerika serikat sekitar ta-hun 2004.

Harga properti yang meningkat di-luar kewajaran juga dapat menyulitkan masyarakat khususnya masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah yang masih membutuhkan ketersedi-aan rumah tinggal yang terjangkau.

Dari data dibawah ini terlihat bah-wa di tahun 2012-2013 terjadi lonjakan harga properti yang mencolok secara nasional dan bahkan index kenaikan dibeberapa kota yaitu Denpasar, Me-dan, Makasar, Surabaya, Jabodetabek bergerak diatas angka index kenaikan nasional dan angka inflasi nasional

Hasil survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2013 meng-indikasikan bahwa pembelian rumah baru 75,5% menggunakan kredit bank, sedangkan rumah second sebesar 58,6% menggunakan kredit bank. Adapun baki debet portofolio kredit KPR dan KPA pada perbankan Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :

Dari data diatas, terlihat bahwa por-tofolio kredit perbankan Indonesia pada sektor usaha properti yang total-nya pada bulan juli 2013 telah mencapai Rp 290 triliun, jumlahnya sudah sangat besar bahkan mengungguli portofolio pada sektor-sektor usaha lainnya kec-uali sektor usaha perdagangan besar dan eceran serta industri pengolahan, seperti tersaji pada tabel berikut.

Kredit

Page 19: KABAR PERBANAS JATIM

19PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

Selain pembatasan diatas, ditetap-kan aturan lainnya sebagai berikut: Penentuan urutan fasilitas kredit/

pembiayaan dalam perhitungan LTV harus memperhitungkan seluruh fasilitas KPR yang telah diterima debitur disemua Bank.

Dalam hal perjanjian KPR antara Bank dan debitur mengikat lebih dari 1 (satu) unit Properti pada saat bersamaan dan/atau beberapa perjanjian KPR terhadap beberapa Properti yang dilakukan pada tang-gal yang sama, Bank wajib men-etapkan urutan fasilitas kredit/pem-biayaan berdasarkan urutan nilai agunan dimulai dari nilai agunan yang paling rendah.

Pengaturan atas hal-hal yang harus dipenuhi Bank dalam rangka melaksanakan pengaturan LTV,

antara lain persyaratan dokumen, perlakuan debitur suami istri, dan penerapan prinsip kehati-hatian berupa pengaturan top up kredit atau pembiayaan baru berdasarkan Properti yang masih menjadi agu-nan dari fasilitas KPR sebelumnya.

KPR untuk pembiayaan rumah inden ( masih dalam progres pem-bangunan) , hanya diperkenankan bagi rumah pertama.

Bank dilarang memberikan kredit untuk uang muka pembelian ru-mah.

Debitur wajib melaporkan selu-ruh fasilitas kredit konsumsi yang terkait dengan pemilikan properti dan/ atau beragunan properti

Debitur suami istri diperlakukan sebagai 1 obligor, kecuali terdapat perjanjian pisah harta di notaris.

Pengaturan LTV diatas tidak berlaku bagi Program Perumahan Pemerintah Pusat dan/atau Pemer-intah Daerah sebagaimana dimak-sud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan adanya penataan pada KPR, diharapkan maka kondisi bubble pada sektor properti di Indonesia dapat di-hindari sehingga masyarakat dikelas menengah kebawah dapat memper-oleh rumah tinggal yang terjangkau dan sekaligus dapat menjadi program pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, diharapkan pula kon-disi perbankan Indonesia tidak akan masuk kedalam jerat problem kredit macet yang tinggi yang disebabkan oleh kredit properti seperti yang ter-jadi di negeri Paman Sam.

Type Rumah 1 (%) Rumah 2 (%) Rumah 3 (%)

KPR > 70 m2

KPRS > 70 m2

KPR 22 – 70 m2

KPRS 22 – 70 M2

KPRS sd type 21Ruko/ Rukan

7070 -8--

606070707070

505060606060

TABEL LTV KPR RuMAH, RuKO/ RuKAN BANK KONVENSIONAL & SYARIAH

Sumber : Bank Indonesia

Memperhatikan tabel diatas, wajarlah jika pada akhirnya Bank Indonesia memandang perlu untuk menata ulang persyaratan kredit bagi KPR/ KPA pada perbankan Indonesia.

Penata ulangan yang dilakukan oleh Bank In-donesia disampaikan dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 Sep-tember 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragunan Properti, dan Kredit Kendaraan Bermotor, dengan pembatasan Loan To Value (LTV) sebagai berikut :

Kredit

Page 20: KABAR PERBANAS JATIM

20 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

SURABAYA - Persaingan makin sengit di tengah suburnya hotel berkonsep bud-get di Surabaya. Tahun depan sudah ada 15 hotel budget yang akan meramaikan dunia akomodasi di Surabaya.

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Res-tauran Indonesia (PHRI) Jatim, Budhy Guntur Iriansyah mengungkapkan be-lasan hotel budget itu sudah pasti hadir di tahun 2014 mendatang. Mereka sudah menyatakan untuk ikut bersaing dalam dunia perhotelan di Surabaya yang se-lama ini sudah sangat ketat.

Dia mengatakan saat ini ada 100 ho-tel yang terdaftar sebagai anggota PHRI Jatim, diluar bisnis restoran. Dari angka tersebut 20-an hotel berkonsep budget. “Akan ada 15 hotel budget lagi berdiri. Ini hanya untuk areal Surabaya,” ka-tanya saat ditemui di Hotel Singgasana beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan tahun ini sudah ada sepuluh hotel yang terdaftar dan berop-erasional di Surabaya. Kebanyakan me-mang menyasar konsumen dengan seg-mnen yang sangat khusus seperti mereka yang hanya menjadikan Surabaya lokasi singgah, memiliki waktu kunjungan singkat atau pebisnis. Dari segi luas ban-gunan, hotel budget tidak memiliki luas yang memadai bahkan beberapa hotel di Surabaya memanfaatkan ruko di lokasi strategis atau memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas.

“Hotel budget ini kan seperti tren juga dan suatu ketika akan mengalami ke-jenuhan. Kapan itu, saya tidak bisa mem-prediksinya,” katanya.

Budhy mengatakan, kehadiran hotel buget jelas menambah persaingan yang selama ini sudah sangat ketat. Hanya saja, kehadiran mereka tidak terlalu mengganggu tingkat okupansi hotel-hotel berbintang yang ada di Surabaya. Dia menjabarkan untuk hotel bintang empat, tingkat hunian masih mencapai 85 persen ke atas. Disusul hotel bintang lima sekitar 60% hingga 70%. Sedang-kan hotel bintang empat ke bawah, oku-pansinya masih di bawah 70% saja.

Tapi pria yang juga menjabat sebagai General Manager Hotel Singgasana ini

juga menyatakan kehadiran hotel budget juga tidak mengganggu tingkat hunian hotel yang dipimpinnya. Bahkan kun-jungan tamu bule juga masih di atas 20 persen, tamu dari Asia sebesar 30 persen dan sisanya adalah tamu lokal.

“Memang jadi kompetitor untuk hal-hal tertentu, tapi konsep sama sekali beda. Hotel budget kan hanya bisnis properti sedangkan kami mengutama-kan servis kepada tamu,” katanya.

Toh, Budhy menegaskan kehadiran hotel-hotel berkonsep budget ini sangat membantu Surabaya yang dikenal seba-gai kota MICE (Meeting, Incentives, Con-ferences and Exhibition). Kota ini me-mang sering jadi tuan rumah even-even bertaraf nasional bahkan internasional seperti penyelenggaraan forum APEC pada awal April 2013 lalu.

Marketing Communication Manager Hotel Garden Palace Setiawan Nanang berpendapat persaingan yang makin ketat malah menyuntikkan semangat untuk melayani konsumen agar lebih baik. Ke-hadiran hotel budget hanya mengurangi okupansi dalam waktu singkat karena konsumen akan coba-coba. “Kami senang ada persaingan karena kalau tidak maka akan terlena dengan kondisi sekarang. Ka-lau ada persaingan, kan kita akan terpacu untuk memberi servis yang lebih baik,” ka-tanya pertengahan Oktober lalu.

Pendapat ini diungkap berdasarkan

pengalaman yang disampaikan oleh se-jumlah konsumen. Menurut dia, wajar bila ada pembukaan hotel baru menarik untuk dicoba termasuk hotel budget. Alasannya tentu karena harga yang lebih rendah dibandingkan hotel berbintang.

“Mereka (konsumen, red) pasti akan mencoba untuk tinggal di hotel tersebut karena promo yang lebih murah. Tapi itu untuk jangka pendek,” bebernya.

Ada beberapa faktor yang membuat dia pede tidak akan kalah bersaing dengan hotel bujet yang sekarang bermunculan di Surabaya. Satu adalah segmen yang di-bidik beda dengan bidikan Hotel Garden Palace. Kedua, dari sisi layout atau tata ru-angan hotel yang kadang kurang disukai oleh konsumen itu sendiri. Dia mencon-tohkan, outlet untuk restoran dalam hotel tidak dimiliki oleh hotel budget yang dis-ebabkan keterbatasan bangunan.

“Padahal orang Indonesia sudah memiliki patokan bahwa menginap di hotel itu sekaligus mendapatkan break-fast (sarapan, red),” ujarnya.

Di era persaingan pelayanan, hotel non-budget memiliki alokasi personel yang lebih lengkap dan berpengalaman yang baik. Ini jelas memberi perbedaan sig-nifikan bila dibandingkan dengan hotel budget.”Pengalaman kami, tamu-tamu seka-rang lebih ke arah servis. Yang paling baik (serisnya, red) akan didatangi konsumen dengan sendirinya,” katanya. nanimashita

Tahun Depan Surabaya Tambah 15 Hotel

PEMBANGUNAN hotel di Surabaya terus menggeliat.

Infrastruktur

Page 21: KABAR PERBANAS JATIM

21PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNPeristiwa

ERtEPAtAN dengan per-ingatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-68, 17 Agustus 2013,

majalah Kabar Perbanas Jatim akhirnya di-launching Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV, Mu-hammad Ishak di Kantor BI Surabaya. Harapannya, media ini jadi jembatan informasi baik untuk kalangan anggota Perbanas Jatim maupun masyarakat.

Peluncuran majalah Kabar Perbanas Jatim ini berlangsung hangat dan di-

hadiri seluruh anggota Perbanas dan juga jajaran perbankan di Jawa Timur maupun stakeholder lainnya.

“Kehadiran majalah ini bisa diman-faatkan untuk organisasi Perbanas Jatim baik dengan para anggotanya maupun dunia luar yang membutuhkan infor-masi tentang perbankan,” katanya.

Pemimpin Umum dan Pemimpin Rredaksi, Herman Halim mengataka, untuk tahap awal, majalah ini akan me-nyapa para pembacanya tiap tiga bulan

Perbankan Jatimsekali. Selanjutnya kita akan pertim-bangkan untuk terbit dua bulan sekali bahkan sebulan sekali,” kata Herman.

Namun, dia mengharapkan agar se-luruh anggota Perbanas Jatim maupun masyarakat memberikan kritik dan saran. Tujuannya tentu saja agar ada peningkatan majalah baik dari segi penyajian maupun pemberitaan yang akurat. nanimashita

KPJ, Jembatan Informasi

B

Herman Halim (kanan) Pimpinan Umum Perbanas

Jatim bersama Kepala BI Surabaya M Ishak saat

lounching majalah Kabar Perbanas Jatim pada 17

Agustus 2013 di kantor BI Surabaya.

Page 22: KABAR PERBANAS JATIM

22 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN Peristiwa

Perbankan

teknologi sebagai unsur utamanya. Elektronic Banking (EB) yang

berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir telah memudahkan perbank-an dalam memberi pelayanan terhadap nasabah. Sifatnya yang cepat, mu-dah, efisien dan jadi gaya hidup saat ini membuat perbankan ramai-ramai memberikan layanan ini.

“Teknologi informasi di bidang per-bankan itu ibarat wanita cantik, semua suka. Tapi ya memang ada resikonya,” kata Wakil Ketua Perbanas Jatim, Ir. M. Pujiono Santoso MM dalam Seminar Nasional, Ancaman Cyber Crime: Pa-hami, Hindari, Atasi di Kampus STIE Perbanas, Sabtu (11/10/2013).

Indonesia masuk dalam daftar hitam sebagai negara yang memiliki pelaku kejahatan carding atau membeli ba-rang secara online menggunakan kartu kredit orang lain. Serangan cyber crime dari Indonesia juga meningkat drastis sepanjang 2012 hingga 2013.

Dia sendiri sudah pernah menga-lami cyber crime ketika masih bertu-

Cyber CrimeAwAS

Ancaman cyber crime menjadi salah satu isu yang harus diatasi terkait makin maraknya penerapan teknologi informasi di bidang perbankan. Edukasi terkait produk perbankan jadi salah satu cara untuk menghindari ancaman kejahatan dunia maya.

S ELAMA ini, penerapan TI telah membawa sistem pe-layanan perbankan ke era

baru yang lebih cepat, efektif dan aku-

rat. Kecanggihan teknologi membawa perubahan signifikan dalam pelayanan perbankan yang mana dituntut un-tuk membuat strategi bisnis dengan

PARA narasumber saat memberikan materi seminar.

Page 23: KABAR PERBANAS JATIM

23PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNPeristiwa

gas di Bank CIMB Niaga Tbk. Kala itu, terjadi perampokan senilai Rp 1,6 miliar di Bank Niaga Malang. Dengan pelacakan menggunakan TI, perampo-kan tersebut akhirnya bisa dikuak dan diketahui pelakunya adalah kalangan internal bank itu sendiri.

Beruntung, uang yang dirampok bisa diambil kembali. “TI banyak membantu tetapi memang ada resiko cyber crime pada electronic banking,” kata pria yang kini menjabat sebagai komisaris independen PT Bank Mas-pion Indonesia Tbk itu.

Ahmad Zaid Zam Zami, staf ID-SIRTII Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastruc-ture mengatakan, pembuktian fisik terjadinya cyber crime sangat sulit di-lakukan. Ini berbeda dengan peristiwa kriminal biasa yang terjadi di kesehar-ian dimana bisa diketahui tempat keja-dian perkara, saksi dan barang bukti.

“Ini yang jadi polemik bagaimana hal ini bisa diatasi,” katanya.

Dituturkannya, Amerika sudah me-nyiapkan jauh-jauh hari cyber army untuk menghadapi kejahatan maya. “Di Indonesia masih belum dan ini su-dah sangat terlambat,” ujarnya.

Beberapa kejahatan cyber crime yang bisa dilakukan di antaranya adalah pencurian data, gangguan layanan, modifikasi data, propaganda informa-si dan penyebaran program jahat. Dia menuturkan ada salah kaprah bahwa program operasi tertentu aman dari gangguan kejahatan cyber.

“Operating system yang baik ada-lah yang selalu diperbaharui. Bukan perkara Mac, Linux atau Windows semata-mata. Kalau memang banyak yang kena bobol hacker adalah Win-dows, itu karena kebanyakan orang memakai system ini,” bebernya.

Adapun di perbankan, ada banyak kasus yang berhasil diungkap yang salah satunya dilakukan oleh Kristina Svechin-skaya. Anggota cyber crime internasional ini melakukan pencurian sejumlah juta dollar AS dari rekening bank-bank di Amerika dan Inggris. Zaid mengingat-kan salah satu pencegahan agar tidak diserang hacker adalah dengan selalu memperbaharui password dalam kegia-tan perbankan.

“Ada analogi password itu seperti

maaf, celana dalam. Jangan ditunjuk-kin ke orang, dipinjamkan, digeletak-kan, dan diganti secara regular,” pung-kasnya.

Empat Pilar

Kepala Deputi Divisi Pengawasan Bank Kanwil IV Bank Indonesia, Bambang Widjanarko tidak me-nampik ada beberapa resiko dengan diterapkannya teknologi informasi dalam sistem perbankan. Bank Indo-nesia sudah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

“Perbankan saat ini mengguna-kan vendor pihak luar untuk inovasi produknya sehingga harus menerap-kan prinsip kehati-hatian,” tegasnya.

Secara singkat, berdasarkan pera-turan itu ada empat pilar dalam mana-jemen resiko terkait penggunaan TI da-lam sistem perbankan. Yang pertama adalah penggunaan IT harus melibat-kan pengurus, direksi, dan komisaris. “Mereka diharapkan melakukan pen-gawasan secara kontinyu dalam peng-gunaan TI,” katanya.

Pilar kedua adalah bagaimana kebi-jakan TI memadai dalam prosedur op-

erasional standar, pilar ketiga adalah kecukupan tenaga dalam memonitor kegiatan operasional maupun produk tertentu seperti internet banking.”BI akan melihat juga apakah infrastruk-turnya sudah siap sebelum produk itu diluncurkan oleh bank,” jelasnya.

Beberapa acuan kesiapan infrastruk-tur adalah pengamanan TI yang efek-tif agar terjaga kerahasiaan integritas dana, dan ketersediaannya. Infrastruk-tur lain berupa pengamanan teknologi, sumber daya manusia dan prosessnya. Dari beberapa kasus cyber crime terjadi, kata Bambang, karena keteledoran na-sabah yang sembarangan memberikan password kepada orang lain. Acuan lain adalah pengamanan fisik, akses dan operasional sehingga ada sistem yang dibangun serta penanganan in-siden dan informasi terhadap resiko yang dimiliki.

“Faktor keempat adalah pengen-dalian internal lewat manajemen dan audit internal sehingga dalam aturan ini perbankan juga wajib mengeduka-si nasabah tentang produknya yang menggunakan TI.Dengan demikian, penggunaan TI tidak didominasi oleh bank tapi juga penggunanya harus tahu termasuk resikonya,” tutupnya. Nanimashita

Page 24: KABAR PERBANAS JATIM

24 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

o

Regulasi

ProdUk PErtama oJk

POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

tORItAS Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan aturan bagi Pelaku Usaha Jasa

Keuangan (PUJK). Dengan kerangka pemenuhan hak dan kewajiban kon-sumen. Tanpa mengabaikan peluang tumbuh PUJK. Peraturan OJK (POJK) berlaku sejak satu tahun setelah di-undang-undangkan, ditandatangani Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada 6 Agustus, artinya regulasi tersebut ber-laku di Agustus 2014.

Selama ini, lima masalah utama yang dihadapi konsumen pada pelaku usa-ha jasa keuangan, antara lain informasi

yang asimetris, perlakuan yang tidak adil, kualitas layanan yang belum me-madai, penggunaan data pribadi, dan penangangan pengaduan yang kurang efektif.

OJK akhirnya mengeluarkan per-aturan tentang perlindungan kon-sumen sektor jasa keuangan. Pelaku usaha jasa keuangan tak bisa lagi sembarangan mengeluarkan dan me-nawarkan produknya. Masyarakat terlindungi, industri keuangan se-makin maju berkembang. Setelah melalui pembahasan yang cukup pan-jang sejak mulai beroperasi 2 Januari lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

meluncurkan Peraturan OJK (POJK) pertama bernomor 01/POJK.07/2013 yang ditandatangani 26 Juli 2013 ten-tang perlindungan konsumen Sektor Jasa Keuangan.

Pembahasan POJK ini telah melalui serangkaian uji publik dengan melaku-kan pertemuan dengan asosiasi indus-tri perbankan, industri keuangan non bank dan pasar modal. Tenaga ahli di bidang hukum perlindungan kon-sumen dan pemasaran juga diminta-kan pendapatnya.

“Tujuan peraturan ini adalah me-lindungi kepentingan konsumen in-dustri jasa keuangan dan masyarakat di satu sisi dan tetap mendukung per-tumbuhan lembaga dan industri sek-tor jasa keuangan,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat penjelasan POJK tersebut di Ja-karta.

Kesenjangan informasi atas produk atau layanan keuangan menyebabkan konsumen jasa keuangan berada di posisi yang lemah. Karena itu perlunya aturan untuk menciptakan budaya perlindungan konsumen.

Page 25: KABAR PERBANAS JATIM

25PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNRegulasi

Lebih rinci, POJK perlindungan konsumen ini diterbitkan untuk memi-nimalkan informasi asimetris, men-dorong transparansi dan pengungka-pan informasi mengenai biaya, risiko dan manfaat produk dan/atau layan-an keuangan, serta meminta pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) mema-hami kebutuhan konsumen, dan tu-juan penggunaan produk dan/atau layanan keuangan guna memastikan adanya kesesuaian antara produk dan/atau layanan dengan kebutuhan yang diperlukan konsumen.

Selain itu, aturan ini juga mendor-ong pengkinian informasi kepada konsumen jika terjadi perubahan atau persyaratan lain yang terkait dengan produk dan/atau layanan jasa keuan-gan serta mempertegas proses penan-ganan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen keuangan oleh PUJK.

Peraturan perlindungan konsumen keuangan ini diterbitkan atas kebutu-han mendasar untuk menyikapi inova-si dan kompleksitas produk dan/atau layanan keuangan serta perubahan teknologi yang cepat, terutama karena masih terdapat keterbatasan akses ter-hadap produk dan/atau layanan jasa keuangan dan tingkat literasi keuan-gan yang masih rendah.

Sejalan dengan perkembangan pasar keuangan yang cepat dan ino-vatif, adanya produk investasi yang menawarkan penghasilan tinggi yang tidak diatur atau tidak cukup diatur, akan meningkatkan risiko yang dih-adapi oleh konsumen terhadap keja-hatan keuangan dan perlakuan yang merugikan.

Kepercayaan dan keyakinan kon-sumen pada suatu pasar keuangan yang berfungsi secara baik merupakan prasyarat dalam menjaga stabilitas, pertumbuhan, efisiensi dan inovasi keuangan dalam jangka panjang. Seh-ingga menjadi penting untuk menjaga kepercayaan tersebut melalui peng-aturan dan pengawasan perilaku di pasar keuangan serta penguatan lit-erasi keuangan yang ditujukan untuk melindungi konsumen dalam rangka mendukung stabilitas sistem keuan-gan.

POJK ini juga merupakan pen-

Perusahaan jasa keuangan berke-pentingan menjaga reputasi dan perilaku bisnis dalam industri keuangan. Sehingga program menum-buhkembangkan budaya melindungi dan mengedukasi konsumen keuan-gan menjadi salah satu hal terpent-ing dalam menjaga reputasi industri keuangan.

Terhadap industri keuangan, OJK juga bertugas untuk terus mendorong pertumbuhannya melalui berbagai ke-bijakan yang menekankan pada pen-egakan tata kelola, manajemen risiko yang baik, peningkatan kualitas sum-ber daya manusia serta penyediaan data dan informasi yang lebih lengkap dan komprehensif untuk kebutuhan industri.

Program pengembangan edukasi masyarakat mengenai literasi keuan-gan juga akan terus digalakkan oleh OJK untuk memberikan pemahaman

yang lebih baik kepada masyarakat mengenai berbagai jasa layanan keuan-gan yang ada.

Membaiknya tingkat “melek keuan-gan” masyarakat tentunya akan membuka akses yang semakin besar terhadap produk dan layanan jasa keuangan, sehingga akan membantu pertumbuhan industri keuangan na-sional.

Dalam POJK mengenai perlindun-gan konsumen ini, OJK memberikan tenggat waktu satu tahun kepada in-dustri untuk memenuhi semua keten-tuan yang tercantum. Selama kurun waktu itu pula, OJK akan melengkapi peraturan ini dengan menerbitkan be-berapa peraturan teknis yang disesuai-kan dengan masing-masing karakteris-tik industri sektor jasa keuangan.

“Peraturan teknis tersebut nantinya akan sangat krusial karena akan meng-atur hal-hal yang bersifat sektoral dan spesifik untuk diterapkan di setiap sektor jasa keuangan,” tambah Mulia-man.

Dijelaskannya peraturan ini juga ber-laku untuk seluruh sektor jasa keuan-gan yaitu industri perbankan, keuan-gan non bank, dan pasar modal,” tutur Muliaman. Sehingga ketentuan terkait perlindungan konsumen yang sudah ada di masing-masing sektor tetap dinyatakan berlaku sepanjang tidak bertentangan dan harus disempurna-kan berpedoman kepada POJK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan ini. Djauhari Effendi

jabaran dari Pasal 4 UU OJK yang pada dasarnya menekankan prinsip keseimbangan, yaitu antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan secara berkesinambungan dan se-cara bersamaan terlindunginya kon-sumen dan masyarakat pengguna jasa keuangan.

Page 26: KABAR PERBANAS JATIM

26 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

TREN perlambatan ekonomi Indo-nesia dan tekanan yang dialami nilai tukar rupiah tidak menyurut-

kan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk tetap mencatatkan laba yang cukup tinggi pada kuartal III tahun 2013 sebesar Rp 6,54 triliun atau naik 29,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih itu tercapai kar-ena ekspansi kredit yang terus tumbuh, dan pengelolaan aset yang semakin pru-dent serta efisien, sehingga pendapatan operasional naik secara signifikan.

Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Jumat (18/10/2013). Menurut Gatot, den-gan pertumbuhan laba tersebut, BNI mampu meningkatkan rasio return on asset (ROA) dari 2,8% pada kuartal III 2012 men-jadi 3,3% pada kuartal III 2013. Begitu pula dengan return on equity (ROE) yang juga menguat dari 19,7% pada kuartal III 2012 menjadi 21,8% pada kuartal III 2013.

BNI juga mampu membukukan pen-ingkatan Net Interest Margin (NIM) dari 5,8% pada kuartal III 2012 menjadi 6,1% pada kuartal III 2013. Di samping itu,

Korporasi

BNI juga berhasil menurunkan Cost to Income Ratio (CIR) dari 47,1% pada kuar-tal III 2012 menjadi 44,0% pada kuartal III 2013 dan Biaya Operasional Penda-patan Operasional (BOPO) dari 72,0% pada kuartal III 2012 menjadi 66,8% pada kuartal III 2013. CIR dan BOPO yang se-makin baik tersebut juga menjadi faktor penyumbang terbentuknya laba bersih BNI yang tumbuh 29,8% tersebut.

Membaiknya rasio-rasio tersebut meru-

pakan perwujudan dari pelaksanaan ke-bijakan strategis BNI dalam meningkat-kan efisiensi dan efektivitas operasional melalui berbagai inisiatif strategis, antara lain upaya mengoptimalkan sumber daya manusia, logistik, dan infrastruktur; men-ingkatkan efektivitas biaya promosi dan pemasaran; memaksimalkan penggunaan channel-channel berbiaya rendah; serta membangun budaya menjual melalui pen-ingkatan kapasitas pegawai.

“Sinergi antara Business Banking dengan Consumer and Retail Banking secara konsis-ten terus kami perkuat. Kami melakukan ekspansi Business Banking pada industri-industri yang memiliki potensi pertumbu-han tinggi sembari mengoptimalkan rantai nilai bagi para nasabah korporasi dan na-sabah perorangan,” tutur Gatot.

Pendapatan bungaMenurut Gatot, penyumbang pen-

ingkatan laba BNI dan semakin mem-baiknya rasio-rasio keuangan tersebut di atas, antara lain adalah pendapatan bunga bersih (net interest income) yang bertumbuh 23,4% dari Rp 11,20 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 13,82 triliun pada kuartal III 2013.

Penyumbang lainnya adalah pendap-atan non-bunga (non interest income) yang tumbuh 24,2% dari Rp 5,75 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 7,15 triliun pada kuartal III 2013. Dari kedua sum-ber pendapatan itu, secara keseluruhan pendapatan operasional BNI tumbuh

Laba Bersih BNI Tumbuh 29,8%

RASIO-RASIO KEuANgAN (dalam Persen)

Kuartal III Kuartal III 2012 2013n Loan to Deposit Ratio 76,8 84,7n Cost of Fund 2,8 2,3n Gross Non Performing Loan 3,4 2,4n Net Interest Margin 5,8 6,1n Cost to Income Ratio 47,1 44,0n Return of Equity *) 19,7 21,8n Return of Asset *) 2,8 3,3n Tier I Capital 15,5 14,3n Capital Adequacy Ratio 17,1 15,7

*) berdasarkan perhitungan rumus yang ditentukan oleh Bank Indonesia

Rasio Keuangan

SEORANG customer service bank BNI sedang melayani nasabahnya.

Page 27: KABAR PERBANAS JATIM

27PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNKorporasi

23,7% dari Rp 16,96 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 20,97 triliun pada kuartal III 2013.

“Pertumbuhan pendapatan operasional merupakan hasil dari upaya BNI dalam meningkatkan ekspansi kredit dengan fokus pada 8 sektor unggulan yang saat ini mencakup sekitar 70% dari total portofolio Business Banking BNI. Ekspansi kredit itu kami lakukan secara hati-hati dan selektif dengan terus meningkatkan pemantauan kinerja kredit sebagai bagian dari early warning system” ujar Gatot.

Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 76,8% pada kuartal III 2012 menjadi 84,7% pada kuartal III 2013. Kredit yang dikucurkan BNI meningkat 27,3% yaitu dari Rp 184,48 triliun pada Kuartal III 2012 menjadi Rp 234,91 triliun pada Kuartal III 2013. Kualitas kredit pun membaik, ditan-dai dengan menurunnya net NPL maupun gross NPL. Net NPL turun dari 0,8% pada Kuartal III 2012 menjadi 0,6% pada Kuartal III 2012, sedangkan Gross NPL turun dari 3,4% pada Kuartal III 2012 menjadi 2,4% pada Kuartal III 2013. Sebagai tambahan, sesuai prinsip kehati-hatian BNI juga men-ingkatkan rasio pencadangan (coverage ra-tio) dari 120,4% di Kuartal III 2012 menjadi 125,2% di Kuartal III 2013.

Pertumbuhan kredit tetap didominasi oleh kredit dalam mata uang rupiah, yaitu 86% dari portofolio kredit BNI, karena BNI tetap ingin mendukung per-tumbuhan ekonomi di Tanah Air. Pen-ingkatan kredit ini menunjukkan fungsi BNI sebagai lembaga intermediary yang semakin baik.

Dukungan BNI pada perekonomian nasional tampak dengan mengalirnya kredit ke sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja, seperti sektor manufaktur yang meliputi 18% dari portofolio kredit BNI; lalu sektor perdagangan, restoran, dan perhotelan mencapai 16%, serta sektor pertanian sebesar 8%. Pada business bank-ing, sektor-sektor yang menjadi target pen-gucuran kredit adalah infrastruktur, yaitu: konstruksi dan transportasi, pembangkit listrik, telekomunikasi, serta minyak dan

gas. Adapun di sektor konsumer dan ritel, kucuran kredit properti melalui BNI Griya menunjukkan pertumbuhan signifikan, yaitu 34,81% dengan NPL yang semakin membaik di level 2,05%; dan pangsa pasar yang meningkat menjadi 11,54%.

dana masyarakat

Ekspansi kredit BNI tersebut didu-kung oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 15,4% dari Rp 238,94 triliun pada kuartal III 2012 menjadi Rp 275,63 triliun pada kuartal III 2013. Peningkatan DPK itu dilakukan dengan fokus utama pada upaya-upaya penghimpunan dana murah. Upaya itu telah menghasilkan pertumbuhan dana murah (CASA) sebe-sar Rp 34,9 triliun atau 22,8%.Dengan penambahan CASA tersebut, komposisi dana murah yang dikelola BNI mening-kat dari 64,0% terhadap DPK pada kuar-tal III 2012 menjadi 68,0% terhadap DPK pada kuartal III 2013.

BNI secara konsisten juga terus men-dorong pertumbuhan CASA melalui berbagai upaya, antara lain, dengan memelihara siklus transaksi di BNI se-hingga secara paralel dapat meningkat-kan pendapatan berbasis biaya (fee based income); meningkatkan cash management yang berorientasi pada rantai nilai; dan mengoptimalkan pengembangan pen-

gelolaan transaksi pembayaran kon-sumer. Dengan berbagai upaya tersebut, biaya dana yang ditanggung BNI terus menurun. Meskipun kondisi suku bunga dalam kecenderungan meningkat, na-mun BNI mampu mencapai penurunan biaya bunga yang pada kuartal III 2012 masih mencapai 2,8%, menjadi 2,3% pada kuartal III 2013.

Kesetiaan nasabah baik ritel maupun korporasi kepada BNI tidak terlepas dari peningkatan service level BNI yang be-rada di posisi kedua terbaik di industri perbankan nasional, melompat dari posi-si tahun sebelumnya, yaitu pada pering-kat keempat. Pencapaian itu melampaui target BNI sendiri pada tahun 2013 yang menargetkan service level di posisi ketiga terbaik. Prestasi ini diperoleh BNI mela-lui survei Best Service Excellence Monitor (BSEM) 2013 yang diadakan oleh Market-ing Research Indonesia (MRI).

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari upaya BNI memperkuat pelayanannya melalui penambahan jumlah outlet dan ATM. Jumlah outlet hingga akhir Kuartal III 2013 mencapai 1.659 atau bertambah dibandingkan jumlah outlet pada peri-ode yang sama tahun lalu, yang seban-yak 1.550 outlet. Begitu juga jumlah ATM yang meningkat dari 7.505 unit pada akhir Kuartal III 2012 menjadi 8.817 unit pada akhir pada Kuartal III 2013.

Meskipun rasio kecukupan modal (CAR) BNI pada Kuartal III 2013 turun dari 17,1% menjadi 15,7% sebagai kon-sekuensi ekspansi kredit, namun CAR tersebut masih jauh melampaui syarat minimal yang diatur oleh regulator, se-hingga BNI memiliki modal yang cu-kup untuk terus bertumbuh di masa mendatang. Djauhari Effendi

(dalam Rp. Triliun)

INDIKATOR KEuANgAN

uTAMA

Indikator Kuartal III 2012 Kuartal III 2013 +/- (%)n Pendapatan Bunga Bersih 11,20 13,82 23,4n Pendapatan Non-bunga 5,75 7,15 24,2n Pendapatan Operasional 16,96 20,97 23,7n Biaya Operasional (8,66) (10,24) 18,2n Laba Sebelum Pajak 6,28 8,11 29,3n Laba Bersih 5,04 6,54 29,8n Laba per Lembar Saham (Rp) 270 351 30,0

Page 28: KABAR PERBANAS JATIM

28 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN Peristiwa

SURABAYA - Bank Indonesia (BI) Sura-baya bekerjasama dengan sejumlah bank nasional kembali menggelar sosialisasi gerakan Indonesia Menabung (GIM), Minggu (27/10/2013). Dengan adanya gerakan ini, diharapkan jumlah penab-ung, khususnya dari kalangan pelajar terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hamid Ponco Wibowo, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indo-nesia Wilayah IV mengatakan, acara yang yang digelar bersama perbankan di Jawa Timur tersebut, telah melaku-kan beberapa program sosialisasi dan edukasi secara berkala kepada masyarakat, terutama kalangan pela-jar, dalam rangka mendukung Gera-kan Indonesia Menabung.

“Dalam waktu dekat, Kantor Per-wakilan Bank Indonesia Wilayah IV akan melakukan sosialisasi diikuti dengan pembukaan rekening Tabun-ganKu kepada masyarakat daerah (Bo-jonegoro) bekerja sama dengan BPR Jatim,” katanya.

Pada acara acara puncak Kegiatan Edukasi Keuangan dan kampanye

GIM 2013 di bawah koordinasi Kantor Wilayah BI dilakukan oleh 4 anggota Bank Pokja yakni BPD Jatim, BCA, BNI, Bank Mandiri dan melibatkan sekitar 1.000 orang pelajar.

Pencanangan edukasi keuangan dan Kampanye GIM sendiri dicanangkan pada 20 Februari 2010 oleh Presiden Re-publik Indonesia dan Gubernur BI. Pen-canangan GIM dilakukan bersamaan dengan peluncuran produk Tabun-ganKu oleh perbankan nasional sebagai tabungan tanpa biaya administratif den-gan syarat setoran awal yang rendah.

Menurut Dia, sebagai bagian dari pelaksanaan GIM, BI dan Perbankan te-lah melakukan kampanye bersama pada 27 Juni 2012. Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden RI, Boediono telah me-netapkan Hari Rabu setiap awal bulan sebagai Hari Rajin Menabung.

“Pada hari itu, Perbankan diharap-kan dapat memberikan pelayanan khusus kepada nasabah yang akan menabung di kantor bank atau bank dapat memobilisasi untuk mendatangi sekolah untuk anak-anak dapat mena-

bung di sekolah yang didatangi oleh bank,” katanya lagi.

Dikatakan, pihaknya secara aktif ikut serta mendorong program nasional terse-but dengan melakukan kegiatan pen-canangan Hari Rabu setiap awal bulan melalui perbankan sebagai Hari Rajin Me-nabung dan pembukaan rekening tabun-gan baru oleh pelajar dan masyarakat ter-masuk produk TabunganKu.

meningkatSementara itu, Pungki Purnomo,

Direktur Departemen Pengembangan Akses Keuangan & UMKM Bank In-donesia mengatakan, jumlah rekening TabunganKu hingga Agustus 2013 su-dah mencapai 5.201.856 rekening. Jum-lah ini meningkat 1.566.237 rekening di akhir 2012 atau naik 43 persen.

“Saya optimis, jumlah ini masih akan meningkat sejalan dengan pencairan Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk 12,5 juta siswa oleh pemerintah melalui rek-ening TabunganKu pada Bank Pemban-gunan Daerah (BPD) di seluruh wilayah Indonesia untuk periode pencairan Sep-

BI Surabaya gebrak gIM 2013HAMID PONCO WIBOWO (tengah) saat memberikan sambutan dalam acara sosialisasi GIM 2013 berlangsung Minggu (27/10/2013).

Page 29: KABAR PERBANAS JATIM

29PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNPeristiwa

tember-Desember 2013,” katanya.Upaya perluasan penyediaan dan pe-

manfaatan TabunganKu telah dilakukan Bank Indonesia, antara lain, melalui peng-gunaan TabunganKu untuk pencairan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun 2013 bekerjasama dengan Kementerian Pen-didikan Nasional, Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) dan seluruh Bank Pembangu-nan Daerah (BPD) di Indonesia.

Sementara untuk Tabungan Pelajar dan/atau Basic Saving Account lainnya sebesar 1,6 juta rekening pada posisi September 2013). ‘’Kampanye ini untuk lebih meningkatkan akses keuangan kepada pelajar dan masyarakat mela-lui TabunganKu, serta mempengaruhi perilaku masyarakat agar gemar me-nyisihkan pendapatannya untuk hari depan yang lebih terencana,’’ujarnya.

Selama Oktober sampai November 2013, Bank Indonesia bekerja sama dengan perbankan melaksanakan GIM yang difokuskan pada 9 wilayah Kan-tor Koordinator Bank Indonesia, yakni Makassar, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya, Semarang, Bandung, Palem-bang, Pekanbaru, dan Medan.

Gerakan Kampanye GIM dilaksana-kan BI bersama perbankan di Jawa Timur di depan Kantor Perwakilan BI Jawa Timur. Tampak dalam foto dari kiri ke kanan : Kepala Cabang Utama BCA Hendrik Sia, Hamid Ponco Wibo-wo, Direktur Departemen Pengemban-gan Akses Keuangan & UMKM Bank Indonesia Pungki Purnomo, Direktur Operasional Bank Jatim Eko Antono, Soekowardojo Deputi Kepala Kantor BI Jatim dan CEO Kanwil BNI Sura-baya Dasuki Amsir.

Penuh keakrapanAcara sosialisasi GIM 2013 berlang-

sung dalam suasana penuh keakra-

ban tersebut dimulai sejak pagi pukul: 06.00 WIB hingga selesai pukul 10.00 WIB, Minggu (27/10/2013) dengan pembukaan acara Fun Walk yang me-libatkan 1000 pelajar SMP dan SMA se Kota Surabaya.

Acara pelepasan Fun Walk yang di-helat ini kali tak kurang dari sekian pe-jabat Bank nasional turut memeriahkan diantaranya adalah Deputi Kepala Per-wakilan Bank Indonesia, Hamid Ponco Wibowo, Pungki Purnomo (Direktur De-partemen Pengembangan Akses Keuan-gan dan UMKM Bank Indonesia), CEO Kanwil BNI Surabaya, Dasuki Amsir, Eko Antono (Direktur Operasional Bank Jatim), Edwin (Senior Vice President PT. Bank Mandiri Kanwil VIII), tak keting-galan Hendrik Sia selaku (Kepala Ca-

bang Utama BCA) pun nampak hadir.Dalam acara ini, ada 1000 peserta

yang mendapatkan rekening baru Tabunganku, dengan saldo awal Rp 25 ribu, dari Bank Indonesia dan hadiah - hadiah menarik yang dipersembahkan oleh Perbankan. Kemeriahana dalam acara tersebut juga tidak lepas dari ke-hadiran chearleader asal SMAN 1 Sura-baya, Paduan Suara SMPN 6 Surabaya, Joget Poco Poco dari SMK KAL (Angka-tan Laut), flashmob Joget Caesar. Selain penampilan para chearleader itu tampi-lan menarik dari parade Komunitas Cosplay Surabaya dan ditutup dengan bintang tamu Ska Band - Heavy Mon-ster juga patut diacungi jempol dalam acara kampanye Gerakan Indonesia Menabung (GIM). Jacky AP

Page 30: KABAR PERBANAS JATIM

30 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

RANG awam sering menye-but peradangan pada lambung dengan sebutan sakit maag.

Tak jarang penderita segera mengon-sumsi obat pereda rasa nyeri begitu merasakan nyeri pada lambungnya. Ada pula yang langsung berobat ke dokter, namun beberapa waktu kemu-dian kambuh lagi.

Kesehatan

o Menurut Prof Dr H Iswan A Nusi, SpPD, KGEH, Kepala Sub Departemen Divisi Gastroentero – Hepatologi RSU dr Soetomo, maag merupakan sindrom dispepsia atau peradangan luka pada lambung. Bila ini dibiarkan berlarut-larut bisa berkembang menjadi kanker lambung yang bukan tidak mungkin berujung pada kematian.

Selama ini masyarakat juga sering salah persepsi dengan keluhan sakit maag yang hanya berhubungan dengan lam-bung. Padahal bagian organ tubuh lain juga kerap sebagai akibat sakit maag.

“Maag itu sindrom dispepsia, lam-bungnya itu luka. Orang sering ke-liru kalau keluhan maag hanya seputar lambung. Tapi organ lain juga bisa jadi pemicu kalau ada yang bermasalah, mis-alnya pankreas atau ginjalnya,” tuturnya.

Diperkirakan hampir 30% kasus pada dokter praktik umum dan 60% pada dokter spesialis gastroenterologist yang datang merupakan kasus dispep-sia. Di negara-negara barat 40% pasien dengan keluhan gastrointestinal men-gunjungi klinik-klinik penyakit gastro-intestinal. Pada penelitian di populasi umum didapatkan 15-30% orang de-wasa pernah mengalami dispepsia da-lam beberapa hari. Pada sebagian besar penderita dispepsia akan menimbulkan keluhan yang berulang seumur hidup, karena itu akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang.

Sakit maag sering terjadi akibat pola hidup yang kurang baik. Berbagai kes-ibukan atau rutinitas kerja setiap hari terkadang membuat kita jadi terlambat untuk makan, sehingga kemungkinan sakit maag itu akan datang tanpa kita sadari. Pola hidup semacam ini sering

Kalau mau menghitung, sebenarnya banyak orang yang terkena sakit maag. Persoalannya mereka acapkali menyepelekan luka pada lambungnya itu, padahal dampaknya cukup besar dan dapat menyebabkan kematian.

Maag Pun Bisa MengintaiNyawa Anda

Foto: GS

KESIBUKAN kerja mengakibatkan eksekutif muda melalaikan jam makannya, sehingga mengakibatkan maag.

Page 31: KABAR PERBANAS JATIM

31PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

PENYEBAB DISPEPSIA Esofago-gastro-duodenal Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan (esofagus, lambung, duodenum)

Obat-obatan 0bat anti-inflamasi non steroid, teofilin, digitalis, antibiotik

Hepatobilier Hepatitis, kolesistitis, kolelitiasis, keganasan, disfungsi sfingter odii

Pankreas Pankreatitis, keganasan

Penyakit sistemik lain Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit jantung koroner iskemik

Gangguan fungsional Dispepsia fungsional, irritable bowel syndrome

Kesehatandialami banyak orang tanpa memerhati-kan kesehatannya. Terlebih mereka yang mementingkan pekerjaan daripada kes-ehatan tubuh, pekerjaan yang menum-puk akhirnya menimbulkan stres.

Iswan menandaskan, sakit maag mempunyai multifaktor penyebab. “Pe-nyebabnya itu multi faktor, jadi macam-macam. Bisa karena pola makan, stres, dan ada kelainan pada lambungnya maupun organ lain yang akhirnya berak-ibat sakit maag,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya di RSU dr Soetomo.

Budiarto, salah seorang penderita penyakit maag, menyebut, lambungnya bermasalah akibat kerap mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri dan obat alergi. “Sudah setahun ini dia divonis mengalami gastritis kronis. Dari hasil foto endoskopi kelihatan ada semacam sariawan di dalam lambung,” ujar war-ga Taman Pondok Jati Sidoarjo ini.

Akibat adanya gangguan itu, kini ayah dua anak itu tak boleh terlalu capek, telat makan, stres, selain harus menghindari makanan pedas, asam, dan asin

Berbeda dengan Yanti. Setiap kali maagnya kambuh dia harus berurusan dengan rumah sakit. Bahkan sempat pula masuk ICU. Dia menduga maagnya terganggu akibat makanan yang pedas atau salah makan. Waktu itu dia sudah coba patuhi larangan itu, tapi terka-dang rasa sakit itu masih muncul. Be-lakangan dia menduga sakit maagnya itu dipicu stres masalah rumah tangga. “Setelah pisah dengan suami, karena sesuatu hal, memang sudah nggak per-

nah kambuh lagi. Mungkin karena stres itu ya,” ujarnya.

PENYEbab sakit maaGIswan mengatakan maag memiliki

banyak penyebab dan tergantung dari jenisnya pula. Dalam kasus sakit maag dibedakan menjadi dua jenis penyebab, organik dan fungsional. Berdasarkan tipe ini kita dapat mengetahui apa yang menjadi pemicu.

“Dari dua tipe itu penyebabnya ber-beda-beda. Prosentase yang diakibat-kan tipe organik 40% sedangkan yang fungsional 60%,” katanya.

OrganikPada tipe ini orang biasanya memiliki kelainan pada bagian organ tubuh-nya atau mempunyai sakit tertentu. Penyakit yang dapat menyebabkan maag di antaranya diabetes mellitus DM) dan gagal ginjal. Sedangkan pada organ tertentu seperti kelainan pada pankreas yang meradang, batu

kandung empedu, dan terjadi luka maupun peradangan pada lambung. Lapisan mukosa lambung mengala-mi yang luka diakibatkan kelebihan asam lambung dan pepsin sehingga fungsi mukosa jadi menurun dan be-rakibat pada timbulnya luka, iritasi, peradangan pada lambung.

FungsionalDalam jenis fungsional tidak ditemu-kan adanya kelainan pada organ tu-buh maupun penyakit tertentu. Bi-asanya dalam kasus ini disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur seperti menunda waktu makan dan makan makanan yang tidak sehat. Akibat pola makan yang tidak sehat misalnya mengonsumsi makanan yang pedas, asam, dan merokok. Selain itu juga akibat faktor stres

yang berlebihan. Stres akut akan menu-runkan kontraktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stim-ulus stres. GS

oraNG awam menganggap bahwa penyakit maag selalu berhubungan dengan lambung. Padahal penyakit maag letak kelainannya tidak se-lalu di lambung, bisa juga di organ tubuh lainnya. Penderita penyakit maag atau sindroma dispepsia dapat datang dengan keluhan yang berbagai macam. Berikut ini merupakan gejala yang muncul sebagai indikasi bahwa seseorang menderita sakit maag.

Rasa mual pada perut seringkali timbul dan selalu ingin muntah.

Ulu hati sering terasa nyeri dan pedih serta diselingi dengan nafas sesak dan perut kembung.

Kurangnya nafsu makan ketika rasa mual itu datang, wajah menjadi pucat dan sering sendawa karena perut menjadi kembung.

Kepala terasa pusing, sulit untuk tidur serta suhu badan naik dan keluar keringat dingin.

Perut menjadi membesar akibat kembung.

Air liur terasa asam atau pahit. Selain itu beberapa penderita den-

gan radang lambung yang sudah terlalu parah juga mengalami pen-darahan pada lambung sehingga ketika penderita muntah maka akan mengeluarkan darah berwarna kehitaman seperti kopi. Radang lambung yang sudah telanjur kronis dapat menyebabkan kematian. GS

Gejala Sakit Maag

Page 32: KABAR PERBANAS JATIM

32 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN SDM

RD Perbanas Club Surabaya pertama kali menggelar Job Fair pada 29 Juli 2009 bekerjasama

dengan Perbanas Career Centre (PCC) STIE Perbanas Surabaya. Pelaksanaan bur-sa kerja khusus perbankan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di In-donesia.

“Kami berharap dengan adanya kegia-tan ini tidak ada lagi bajak membajak SDM di kalangan perbankan Jatim, seperti sebelum sebelumnya. Kami memberikan wadah bursa kerja, sehingga kalangan perbankan dengan fair akan mendap-atkan SDM yang dibutuhkan. Tidak perlu lagi bajak-membajak,” kata Toni Towoliu, Ketua Perbanas HRD Club Surabaya.

Toni mengatakan, pelaksanaan Job Fair itu setelah dievaluasi manfaatnya cukup besar. Terutama untuk memenuhi ke-

butuhan tenaga di kalangan perbankan. Bertolak pada kenyataan inilah, pelak-sanaannya ditingkatkan menjadi dua kali setahun.

“Tidak hanya itu. Mulai tahun depan, kami sedang merencanakan untuk Job Fair akan diperluas. Artinya, tidak hanya kalangan perbankan pesertanya, tetapi perusahaan-perusahaan yang terkait den-gan perbankan. Misalnya lembaga pem-biayaan dan sejumlah perusahaan pen-dukung perbankan lainnya,” kata Toni.

Seperti perusahaan pembiyaan yang ada keterkaitan dengan bank. Juga demi-kian dengan asuransi yang ada kaitan-nya dengan bank. Misalnya BCA kan mempunyai Central Sejahtera Insurance (asuransi), juga Mandiri yang mempun-yai perusahaan asuransi dan lainnya.

Dengan demikian, ajang bursa kerja

tersebut akan lebih berwarna dan ter-integrated. “Soal ini, kami akan terus berembug dengan pengurus lainnya,” katanya.

Ditanya sejauhmana manfaat Job Fair tersebut? Tentang ini, Toni mengatakan, hingga saat ini pelaksanaan kegiatan terse-but cukup bagus. “Kalau tidak mendapat respon positif mengapa kita harus mengge-lar Job Fair setahun dua kali,” katanya.

Dia menjelaskan, berdasrkan data yang ada, Job Fair bisa memenuhi ke-butuhan perbankan atas SDM-nya seki-tar 20%. Ini, katanya, suatu angka yang cukup bagus dalam seleksi tenaga kerja.

Lebih lanjut Toni mengatakan, di samp-ing itu kegiatan tersebut, work shoop akan lebih sering lagi digelar. Biasanya tema yang dibahas berkaitan dengan (ter-utama) hubungan industrial perbankan di Indonesia. Banyak hal yang harus dicer-mati hubungan industrial dengan ketena-gakerjaan. Terutama yang berkait dengan UMK. “Tahun depan kami akan mencoba menggelar lagi work shoop. Saya agen-dakan setelah Job Fair 2014. Ya...setelah Februari lah,” kata Toni.

Toni mengatakan, banyak yang harus dibahas oleh kalangan perbankan yang berkait dengan ketenagakerjaan belakan-

Job Fair, Program Serius Perbanas HRD Club SurabayaHRD Perbanas Club Surabaya akan terus memacu program-programnya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di kalangan perbankan, khususnya di Jatim. Salah satu program yang akan ditingkatkan itu, yakni pelaksanaan Perbanas Banking Job Fair dengan frekuensi penyelenggaraan dua tahun sekali, dari sebelumnya yang hanya setahun sekali. Tidak itu saja, peserta pun akan lebih diperluas.

H

PELAKSANAAN Perbanas Banking Job Fair yang digelar oleh HRD Perbanas Club Surabaya.

Page 33: KABAR PERBANAS JATIM

33PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNSDM

gan ini. Terutama tuntutan buruh yang berkait dengan UMK. Juga demikian den-gan tenaga outsourcing yang masih men-jadi perdebatan.

Hingga saat ini masalah outsourcing di Indonesia masih merupakan suatu po-lemik, walaupun Mahkamah Konstitusi telah menguatkan serta mengeluarkan keputusan terkait isu Outsourcing tersebut melalui judicial review terhadap beberapa pasal yang berkaitan dengan kegiatan out-sourcing di dalam UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Masalah outsourcing tersebut juga menjadi issue di bidang perbankan di Indonesia sehingga Bank Indonesia telah mengatur kegiatan outsourcing di bidang Perbankan melalui Peraturan Bank Indo-nesia No.13/25/PBI/2011 tentang Prinsip Kehati-Hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelak-sanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain.

Dalam penerapan mengenai Issue ma-salah outsourcing tersebut, praktisi SDM di Perbankan masih belum sepenuhnya men-dapatkan pemahaman yang baik mengenai masalah outsourcing tersebut diantaranya

mengenai kejelasan definisi Pekerjaan Core dan Non Core didalam perbankan di dalam sistem alih daya pekerjaan yang membuat para pihak ketiga (vendor) merasa belum mendap-atkan kepastian yang jelas berkaitan dengan PBI yang dikeluarkan oleh Bank In-donesia tersebut.

Lebih lanjut Toni menga-takan, Perbanas HRD Club Surabaya juga melakukan program Campus Hiring dengan tujuan memberikan bekal dan wawasan tentang dunia kerja kepada mahasiswa-mahsiswi STIE Perbanas. “Biasanya kami memberi-kan atau mengadakan program itu pada mahasiswa akhir yang siap diwisuda,” kata Toni.

Juga menyelenggarakan Perbanas HRD Club Gathering di Kampus STIE Perbanas Surabaya yang dihadiri oleh peserta dari bank-bank anggota perbanas Jawa Timur. “Yang jelas, kami akan terus memberikan

yang terbaik bagi perkem-bangan perbankan di Jatim, terutama yang menyangkut HRD,” kata Toni.

Seperti diketahui, Per-banas HRD Club merupa-kan suatu club di bawah Pembinaan dan Koordinasi Perbanas Jawa Timur yang dimotori oleh para Manajer HRD dari bank-bank ang-gota Perbanas Jawa Timur.

Sesuai dengan Visi Perbanas HRD Club yaitu menjadi organisasi manaje-men sumber daya manusia di bidang perbankan, den-

gan misinya mendorong peningkatan kompetensi profesional praktisi mana-jemen sumber daya manusia di bidang perbankan.

Tujuan Perbanas HRD Club yaitu menghimpun anggota perbankan Jatim yang secara langsung atau tidak lang-sung bertugas dan/atau menaruh minat yang tinggi dalam pengelolaan sumber daya manusia. Erfandi Putra

toNi toWoLiUKetua Perbanas

HRD Club Surabaya

Page 34: KABAR PERBANAS JATIM

34 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN Marketing

DM pada bidang perusahaan jasa harus memiliki jiwa me-layani, siapa pun dan apa pun

profesinya. Jiwa melayani bukan berarti pelayan yang dianggap rendahan. Jiwa melayani harus dimiliki oleh bawahan hingga atasan. Jiwa melayani ini harus dimiliki secara profesional.

Indayati Oetomo, Direktur Internasional John Robert Powers mengatakan, khusus-nya di sektor perbankan yang tugasnya menjual produk yang terkait masalah uang, pelayanan menjadi salah satu kunci sebuah keberhasilan. Karena itu, di sektor pelayan-an ini, faktor SDM menjadi penentu.

Seperti diketahui, katanya, jika orang atau nasabah mau menitipkan uang di bank, salah satu faktor penting adanya trust (kepercayaan). Oleh karenanya, ke-percayaan harus dibangun dengan jalan re-lationship yang baik. Dengan terbangunnya relationship, selanjutnya terbangunlah ke-percayaan. Sudah barang tentu setiap SDM membutuhkan proses dalam masalah ini.

“Ini yang terkadang kurang disadari di kalangan perbankan. Padahal mem-bangun hubungan adalah aset yang yang cukup mahal,” katanya.

Soal relationship ini banyak orang yang tidak menyadarinya bahwa hal itu meru-pakan aset yang sangat berharga. Salah bila sebuah perusahaan yang hanya atau berorientasi ke produknya saja.

“Sebagus apapun produknya, bila yang melayani kurang frendly ya percuma. Masih adakah yang seperti itu? Saya kira masih ada. Kalau ditanya nasabah, jawab-nya seperti terpaksa, dan lainnya,” kata Indayati yang tetap awet muda itu.

Bila terbangun relationship, seperti melayani dengan ramah, maka efek selanjutnya akan terus terpupuk kepercayaan, sehigga pada akh-irnya terjadilah interaksi.

Secara umum, relationship men-jadi salah satu kunci. Tertutama sekali bagi para marketing. Pasalnya, bila seseorang mempu-nyai jaringan yang luas,

dalam suatu bisnis, termasuk di dalamnya para marketing, itu menjadi salah satu modal untuk meraih suatu keberhasilan.

Di samping itu, membangun komu-nikasi yang baik tak kalah pentingnya juga. Khususnya dalam memasarkan produk. Di sini, pemasar (SDM) sudah seharusnya men-guasahi terlebih dahulu product knowledge yang ditawarkan. Mengapa? “Tanpa menge-tahui produk yang akan dipasarakan, bisa kerepotan, meski dalam komunikasinya cu-kup memungkinkan,” kata Indayati.

soP

Lalu bagaimana Indayati mengamati para tenaga kerja belakangan ini? Khusus-nya para pekerja yang berada di “ujung tombak” sebuah bisnis seperti, customer service, marketing dan lainnya? “Bagaima-na ya....Menurut pengamatan saya masih ada atau masih cukup banyak karyawan terpaku pada SOP (Standard Operating Prosedure),” jelasnya.

SOP, katanya, kan dibuat oleh manajemen.

Haruskah Terpaku SOPBisnis bidang jasa membutuhkan pelayanan yang pasti guna mencapai target yang telah direncanakan. Untuk itu, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kata kunci untuk meraih keberhasilan itu. Secara umum, setiap SDM di sektor ini harus sigap dan memiliki jiwa untuk melayani secara profesional.

S

Misalnya di perbankan. Seorang customer ser-vice, selalu mengatakan, “Selamat siang, pagi atau sore, sambil ‘mengumbar’ senyum. Bisa kami bantu, blaaa, blaa, blaa.”. Juga demiki-an, bila kita masuk ke salah satu minimarket. Pasti karyawannya, “Selamat datang di.......Selamat berbelanja, blaaa, blaaa, blaaa.”

“Kalimat-kalimat (aturan) itu merupa-kan kebijakan manajemen kan. Saya ka-takan, SOP itu tidak seluruhnya jelek. Ada pekerjaan yang harus tegas dan menjadi peraturan perusahaan, tapi tidak semuan-ya harus sesuai SOP. Seperti halnya harus tersenyum sambil berdiri menghadapi nasabah. Celakanya senyumnya terpaksa, tidak tulus. Celaka itu,” katanya.

Di sektor pelayanan bank, nasabah itu sebenarnya yang paling utama, pingin cepat dilayani dengan keihlasan dan ketulusan. “Mungkin ini yang lebih penting, dari pada tersenyum sambil berdiri karena ‘terpaksa’ untuk menjalankan SOP,” katanya.

Sebaiknya menurut Ibu Indayati? “Khusus soal pelayanan di bank, saya kira tidak harus ‘lebay’ kata anak muda seka-rang. Menghargai nasabah tidak harus den-gan senyum sambil berdiri. Kasihan kary-awannya setiap ada nasabah harus bergitu. Sekali lagi, bagi nasabah yang terpenting ba-gaimana customer service itu cepat melayani nasabah. Itu saja kan yang paling pokok. Berdiri sambil mengucapkan selamat da-tang dan apalah, itu kan waktu,” katanya.

Karyawan, jangan sampai bekerja sep-erti robot dan menghafal apa yang sudah diterapkan di SOP. Untuk menentukan dan menciptakan SDM khususnya di bagian customer service sangat diperlu diperhatikan motivasi bekerja dengan orang yang suka membangun hubungan, budaya kerja, jadi dirinya sendiri, performanace, team work, sabar (tingkat emosi), telaten dan fleksibel.

SDM yang terpaku SOP, terpaku pada jawaban yang standar dan tidak memberikan solusi apa yang dibutuhkan nasabah. Me-layani diperlukan kepastian. Buktinya sebagai

contoh pada bagian customer service meskipun diberikan wanita cantik, tetapi jiwanya tidak melayani, seh-ingga terpaksa senyumnya. Tidak bisa lepas dan terlihat terpaksa, dan akhirnya tidak menyenang-kan jika dipandang.

Harus diakui, kata Indayati, pelayanan perlu kepastian bukan etika, meski etika tetap dibutuh-kan. Mengapa? Karena nasabah bank berpacu dengan waktu juga. Tri Setyaningsih

iNdaYati oEtomo

Page 35: KABAR PERBANAS JATIM
Page 36: KABAR PERBANAS JATIM

36 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN Akademika

SURABAYA – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya pada 2013 hingga November berhasil mengantongi dua penghargaan. Se-mentara, guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan ditargetkan tahun 2014 lebih fokus berkompetisi skala internasional.

“Dua penghargaan tersebut, yakni STIE Perbanas Surabaya berhasil meraih Anugrah Kampus Unggul (AKU) 2013 dan Indonesia Best University 2013 da-lam kategori private university dari Mix Marketing Communications Magazine. Penghargaan Indonesia Best university ini berbasis survei yang disebarkan ke 5 (lima) kota besar meliputi Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makasar dan Medan

pada bulan April-Juni 2013,” kata Prof Dr Tatik Suryani, Ketua STIE Perbanas Sura-baya mengatakan hal itu kepada Kabar Perbanas Jatim (KPJ) baru-baru ini.

Dia mengatakan, survei ke 5 (lima) kota besar itu, penyebarannya ke 2.100 responden yang meliputi orang tua siswa, calon mahasiswa (Siswa kelas III SMA) dan praktisi Human Resource (HR) dari berbagai perusahaan di Indo-nesia sebagai pengguna.

Penghargaan yang diraih STIE Per-banas Surabaya, kali ini sangat mem-banggakan karena STIE Perbanas bisa mengungguli ribuan penguruan tinggi swasta di Indonesia yang tercatat di Bank Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Terpenting lagi, peng-

hargaan ini yang diperoleh STIE Perba-nas bukan berdasarkan pada penjurian beberapa orang, melainkan dari hasil survei lima kota abesar di Indonesia.

Dalam survei ini, responden menda-patkan pertanyaan dengan delapan parameter penilaian yaitu reputasi, kualitas kelulusan, kesesuaian antara biaya dan manfaat pendidikan yang dirasakan, kesetaraan dengan pergu-ruan tinggi berkualitas di luar negeri, fasilitas pendidikan, kontribusi sosial bagi lingkungan sekitar, capaian dan prestasi lain serta rekomendasi.

Penghargaan Indonesia Best Universi-ty dari Mix Marketing Communications Magazine adalah Tahun ke 4 dengan memberikan penghargaan kepada 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 10 Perguruan Tinggi Swasta (PT Swasta).

Piagam penghargaan Indonesia Best University diberikan pada tanggal 15 September 2013 di Hotel Shangrila La Jakarta. Piagam perhargaan Indonesia Best University diterima langsung oleh Ketua STIE Perbanas Surabaya, Prof Dr Tatik Suryani.

kampus UnggulDi tahun 2013, bagi STIE Perbanas

Surabaya merupakan tahun anugerah yang luar biasa. “Semoga ke depan menjadikan lebih baik dengan kualitas yang lebih meningkat,” katanya.

Di tahun 2013 ini, STIE Perbanas Surabaya mendapatkan dua penghar-gaan yang berskala regional dan nasio-nal. Untuk skala nasional sudah diraih-nya dengan mendapatkan penghargaan Indonesia Best University, sedangkan untuk penghargaan skala regional su-dah terlebih dahulu diperolehnya yaitu penghargaan Anugrah Kampus Ung-gul (AKU) 2013 dari Kopertis Wilayah 7 beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Tatik mengatakan, un-tuk meraih keberhasilan harus berjuang dan berkerja keras. Strategi bidang pen-didikan juga perlu diperhatikan terkait fasilitas gedung, daya serap kelulusan yang mendapatkan pekerjaan dan mam-pu berkompetisi. Selama ini pihaknya selalu berusaha untuk menciptakan lu-lusan yang benar-benar berkualitas dan layak jual (siap bekerja).

Untuk menciptakan lulusan yang layak jual, STIE Perbanas Surabaya dalam sistem pengajaran memberikan bekal kepada mahasiswanya selain bidang keilmuan

STIE Perbanas Raih Indonesia Best

university 20132014, bErkomPEtisi iNtErNasioNaL

Prof Dr Tatik Suryani (kanan) Ketua STIE Perbanas Surabaya dan Lindiawati usai menerima penghargaan.

Page 37: KABAR PERBANAS JATIM

37PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNAkademika

juga dibekali ilmu mengenai pengemban-gan kepribadian dan etika profesi.

Program pendidikan Akutansi dan Manajemen STIE Perbanas Surabaya memi-liki keandalan dan ciri khas tersen diri dan yang tidak dimiliki oleh Perguruan Tinggi lainnya yaitu Akutansi dan Manajemen yang tahu tentang Perbankan.

Pembentukan karakter juga perlu diperhatikan, terpenting lagi STIE Per-banas Surabaya sudah nge-link dengan Perbanas HRD Club yang setiap tahun mengadakan Job Fair di Kampus STIE Perbanas Surabaya.

Menurut dia, mahasiswa pun juga dididik untuk menjadi entrepreneur yang andal. Terbukti, mahasiswa Perba-nas banyak yang lolos program kreati-vitas mahasiswa (PKM) kewirausahaan serta penunjukan Kopertis wilayah 7 Surabaya sebagai koordinator program mahasiswa wirausaha.

kompetisi internasionalSementara itu, guna mempertahankan

predikat dan anugerah yang diperoleh-nya STIE Perbanas Surabaya terus beru-pa ya mengejar parameter-parameter kinerja yang telah ditetapkan oleh Dikti dengan program yang telah direncana-kan secara bersama-sama. “Pada tahun 2014, target STIE Perbanas Surabaya akan berkompetisi dengan orientasi ke internasional,” kata Tatik Suryani

Untuk itu, sarana dan prasarana pendidikan perlu dikembangkan dan saat ini ruang untuk kreatifitas sangat terbatas dengan harapan penggunaan Kampus II yang terletak di Jl. Wonorejo Utara No. 16 Rungkut Surabaya dapat

memberikan wadah ruang lebih luas bagi mahasiswa lebih berkreatif.

Pada bagian lain, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIE Perbanas Surabaya, Lindiawati mengatakan, dengan penghargaan yang dapat diraih oleh STIE Perbanas Surabaya membuat semakin lebih giat dan bersemangat untuk menjadikan kampus terdepan di wilayah regional

berskala nasional dan internasional.Terkait program internasionalisasi

ini, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan luar negeri, khususnya dengan negara-negara anggota ASEAN. ”Setiap tahun kami selalu mengirimkan maha-siswa untuk belajar ke negara-negara ASEAN,”katanya.

Selain mahasiswa, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas dosen se-hingga mereka bisa menciptakan karya-karya yang bermutu.

Menurut Lindiawati, penghargaan ini membuat pihaknya bisa mengevaluasi kualitas pendidikannya. ”Pengharga-an ini memberi keyakinan kita bahwa kami bisa bersaing di tingkat interna-sional,” katanya.

Kerjasama tingkat internasional di-lakukan dengan memagangkan maha-siswanya di Universitas Sains Malaysia (USM) bidang CSR – Malindo for Youth. Bukan saja di Malaysia STIE Perbanas Surabaya menjalin kerjasama dengan Sripatum University Thailand yang te-lah bersepakat dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) pada tanggal 4 Juni 2013 bertempat di STIE Per-banas Surabaya. Tri Setyaningsih

INDONESIA BEST uNIVERSITY 2013Perguruan Tinggi Negeri

Perguruan Tinggi Swasta

No Perguruan Tinggi Negeri Indeks Siswa & Orangtua Indeks User Indeks Total 1 Universitas Indonesia, Depok 8,46 8,21 8,34 2 Institut Teknologi Bandung 8,20 7,94 8,07 3 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 8,03 8,02 8,03 4 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta 8,42 7,56 7,99 5 Institut Teknologi Surabaya 8,65 7,30 7,98 6 Institut Pertanian Bogor 8,16 7,42 7,79 7 Universitas Padjadjaran Bandung 8,06 7,44 7,75 8 Universitas Airlangga, Surabaya 8,40 7,09 7,75 9 Universitas Brawijaya, Malang 8,06 7,08 7,57 10 Universitas Hasanuddin, Makassar 8,10 6,67 7,39

No Perguruan Tinggi Swasta Indeks Siswa & Orangtua Indeks User Indeks Total 1 Universitas Bina Nusantara (UBINUS), Jakarta 7,72 7,59 7,65 2 Universitas Katolik Parahyangan, Bandung 7,82 7,42 7,62 3 Universitas Trisakti, Jakarta 7,61 7,18 7,40 4 Universitas Atma Jaya, Jakarta 7,57 7,16 7,37 5 STIE Perbanas Surabaya 7,66 7,68 7,17 6 Universitas Jayabaya, Jakarta 7,59 6,27 6,93 7 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung 7,53 6,30 6,92 8 Universitas Surabaya (UBAYA) 7,57 6,25 6,91 9 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika 7,51 6,20 6,85 dan Komputer (STMIK STIKOM), Surabaya 10 Univeristas Muslim Indonesia (UMI), Makassar 7,50 5,99 6,75

Prof Dr Tatik Suryani menunjukkan piagam penghargaan dengan penuh kebanggaan.

Page 38: KABAR PERBANAS JATIM

38 PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN PlesirPERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

AMPIR di segala penjuru kota yang terletak di pesi-sir pantai utara pulau Jawa

ini pengunjung bisa menemukan goa. Keberadaan dari goa itu sudah mem-berikan daya tarik sendiri, karena pengunjung tak perlu harus ke pelo-sok atau tempat yang medannya sulit ditempuh.

Beberapa goa sudah memiliki nama, karena sejarah yang mengikutinya. Salah satunya adalah Goa Akbar yang letaknya tepat di belakang Pasar Baru Tuban yang tak pernah sepi. Jarak tem-puh goa ini hanya 10 menit dari alun-alun Tuban.

Goa Akbar dikenal sebagai pe-ninggalan para wali songo. Goa yang memiliki stalagtit dan stalagmit yang eksotis ini ditemukan Sunan Bonang pada 500 tahun silam. Di dalam goa yang dipercaya pernah dipakai Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga bertapa, ini juga terdapat sebuah mushala.

“Berbeda dengan Goa Ngerong yang masih alami. Dalam goa ini dialiri sungai yang airnya tidak pernah surut. Airnya jernih sekali sehingga bisa di-gunakan untuk mandi,” kata Siswi Ha-riati, pengelola Goa Ngerong.

Di dalam goa itu hidup jutaan ikan dan kelelawar yang tak pernah punah. Menurut Siswi goa ini masih alami, ti-dak seperti Goa Akbar dan Goa Putia-sih yang sudah mengalami renovasi di sana sini.

Kedalaman Goa Ngerong yang mencapai 1,8 km, pernah dibuktikan para mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta dan kru salah satu sta-siun televisi. “Mereka masuk ke dalam goa ini dengan menaiki perahu karet sampai dalam, hingga mencapai 1,8 km. Di dalam sana sudah tidak ada ja-lan lagi, tapi katanya ada sumber alir-an sungai,” imbuh pria yang berusia 59 tahun ini.

Untuk menikmati wisata alam yang

berada di desa Rangel, kecamatan Rangel, kabupaten Tuban ini, Anda tak perlu mengeluarkan biaya besar. Hanya dengan Rp 3.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak usia lima tahun ke atas, pengunjung bisa menikmati ke-indahan alami di goa dan mandi sekali-gus terapi ikan di tempat ini.

Terapi ikan yang ada di kawasan goa tersebut mengingatkan terapi ikan yang pernah ngetren di Surabaya. Sambil me-nikmati suasana mal, Anda memang bisa menjalani terapi ikan garra rufa. Dengan membayar Rp 15 ribu untuk treatmen selama 15 menit dan Rp 25 ribu untuk treatmen 30 menit, Anda bisa menik-mati gigitan ikan-ikan kecil --konon dari Turki-- yang diklaim bisa mengangkat sel-sel kulit mati yang ada di kaki.

Di Goa Ngerong, pengunjung bebas menikmati gigitan ikan kecil tanpa ada hitungan waktu

“Sudah banyak yang mendatangi goa ini, seperti dari Surabaya, Solo,

Mencari Tenang di Goa Ngerong

Tuban terkenal dengan julukannya sebagai kota seribu goa. Keunikan dari masing-masing

goa itu memberikan daya tarik tersendiri.

H

Page 39: KABAR PERBANAS JATIM

39PErbaNas Jatim | Edisi 2 | November 2013

PERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioNPlesirPERBANASiNdoNEsiaN baNks associatioN

termasuk dari Jakarta. Selain berwisa-ta, mereka juga ingin terapi ikan dan mandi di air yang mengalir dari goa,” ungkap Siswi.

Menurut pria berkepala gundul itu, ikan-ikan yang ada di lingkungan goa tidak membahayakan pengunjung yang ingin mandi. “Justru ikan-ikan di sini membantu proses terapi. Kalau tidak enak badan atau meriang, mandi saja pada pagi hari setelah subuh, lang-sung masuk kealam air yang mengalir dari dalam goa, secara otomatis ikan-ikan yang ada di dalam air itu de ngan sendirinya akan menitili anggota tu-buh,” tambah pria yang mengelola Goa Ngerong ini sejak 20 tahun silam.

Selain tidak enak badan, mandi di aliran sungai itu dipercaya juga dapat menyembuhkan penyakit seperti sesak nafas, flu. Bahkan warga sekitar yang mengalami cacar air berangsur sem-buh setelah mandi di sungai tersebut.

“Bukan berarti setelah mandi lang-sung sembuh, tapi melalui proses mandi rutin setiap hari. Dengan cara itu akan lebih mudah sembuh diban-ding orang yang sakit tapi belum per-nah mandi di sini,” kata Jumain, pe-ngunjung Goa Ngerong.

Berbeda dengan terapi ikan di kota, di sungai ini tak ada garra rufa me-lainkan ikan bader, lele, tawes, serta penyu. Sedang di mulut goa terdapat ribuan kelelawar bergantungan.

Ikan-ikan tersebut bisa diberi ma-kan biji pohon randu, namun tersedia juga makanan khusus untuk ikan. Bila ingin melihat ikan-ikannya mengum-pul di sekitar Anda, tebarkan makanan ikan itu dengan sendirinya ikan akan berdatangan memakannya.

Kalau diamati, ikan di tempat wisata ini tidak pernah berkurang jumlahnya sebaliknya justru bertambah banyak. Warga tak ada yang berani mengam-bil karena ikan-ikan ini dianggap ikan yang dikeramatkan. “Nggak ada yang berani, soalnya bila mengambil akan mengalami musibah,” kata Siswi.

Diceritakan, awalnya tempat ini di-gunakan sebagai punden (tempat se-sembahan) oleh masyarakat sekitar dan baru dibuka sebagai tempat wisata sekitar 1980-an.

Selain sebagai tempat terapi ikan, oleh sebagian orang lokasi ini sering

digunakan sebagai tempat untuk me-nenangkan pikiran.

“Saya ke sini tiga sampai empat kali dalam sebulan untuk mencari ketenangan hati, karena di sini tempat-nya enak, dingin, banyak ikannya, dan juga airnya jernih. Terkadang saya juga mandi di sini dengan teman-teman,” ungkap Samsul Ma’arif (20) pengun-jung Goa Ngerong.

Karena tempatnya dinilai aman dan nyaman, para orangtua tak ragu mem-biarkan anak-anaknya bermain dan be-renang di aliran sungai tersebut. “Dulu

Mencari Tenang di Goa Ngerong

juga pernah ada seorang bapak dengan anaknya dari Surabaya datang kemari. Dia senang melihat anaknya bermain-main dengan pelampung karet dari ban, dan dia sendiri bisa merasakan ketenangan,” tambah Siswi.

manfaat EkonomiBanyaknya pengunjung Goa Nge-

rong tentu saja memberikan keuntun-gan pada masyarakat sekitarnya, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Pada hari-hari libur goa ini sangat ra-mai dikunjungi warga baik dari Tuban sendiri maupun dari luar kota. Saat tempat wisata ini ramai, penduduk bisa mengais rezeki dengan berjualan di sekitar area wisata. Ada pula yang memanfaatkan lahan rumahnya seba-gai tempat parkiran.

“Dalam sebulan goa ini dapat meng-hasilkan pendapatan kurang lebih Rp 8 juta, itu semua tergantung dari hari-nya. Paling ramai ya hari Minggu dan hari besar atau liburan anak sekolah. Dalam setahun terkadang bisa menca-pai Rp 125 juta. Tapi saya setor kepada desa mingguan,” kata Siswi.

“Kalau yang mengelola Goa Nge-rong itu ya pemerintah desa (Pemdes). Pendapatan dari tempat itu merupa-kan pendapatan asli desa,” tambah Muhammad Mokhtar, kepala desa Rangel. GS

Page 40: KABAR PERBANAS JATIM

KEN

ALI RUPIAH ANDA !3DD

ILIHAT, DIRABA, DITERAWAN

G

K

D

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVJl. Pahlawan No. 105 Surabaya

Telp. (031) 3520011 Fax. (031) 3520025

Kenali Rupiah Anda

Sayangi Hasil Kerja Keras Anda

Didapat Disayang Disimpan