kabar alumni #10
TRANSCRIPT
Maret 2016 - Mei 2016
10
Tips Sukses Hari Pertama Kerja
Dr. Sulistyowati: Menyapa Alumni Melalui Kantor Alumni
DKAUI Gelar Workshop Pemantapan Kegiatan Alumni dan Karier
Peran Alumni Menyukseskan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
Edisi Mei 2016
Peran Alumni Menyukseskan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tuti Indarsih
Sri Suryawati
Dr. Sulistyowati: Menyapa Alumni Melalui Kantor Alumni
Tips Sukses Hari Pertama Kerja
Subdirektorat Hubungan Alumni
Pengantar Redaksi
Halo Alumni UGM,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
diberikan sehingga Majalah Kabar Alumni ini dapat diterbitkan.
Selamat kami ucapkan kepada para wisudawan yang sudah menjadi
alumni UGM. Semoga ilmu dan pengetahuan yang didapatkan
mampu berkontribusi bagi kemajuan masyarakat, Bangsa dan
Negara.
Alumni universitas memiliki peran penting dalam memajukan
kualitas institusi pendidikan formal. Alumni pula yang menjadi
'duta' universitas di kancah dunia profesional. UGM sebagai kampus
terbesar di Indonesia memiliki alumni yang tersebar di penjuru
Indonesia dan dunia. Kiprah dan kontribusi alumni UGM sudah
banyak dirasakan oleh masyarakat luas. Pada edisi ke-10 ini kami
mengangkat fokus tentang kontribusi alumni UGM dalam
pembangunan bangsa. Selain itu, kami menampilkan dua profil
srikandi alumni UGM inspiratif, yakni Tuti Indarsih, Wakil Ketua
Persatuan Wanita KAGAMA dan Sri Suryawati, Wakil Presiden
International Narcotics Control Board (INCB).
Pada majalah Kabar Alumni ini, kami juga menampilkan Bincang
Alumni bersama Dr. Sulistyowati, Kepala Subdirektorat Hubungan
Alumni UGM. Selain itu menampilkan pula beberapa kegiatan
Kantor Hubungan Alumni, agenda KAGAMA, tips karier, dan
berita pembekalan calon wisudawan pascasarjana April 2016.
Pada rubrik 'Nostalgia', kami mengharapkan partisipasi Alumni
untuk mengirimkan foto nostalgia, juga saran dan kritik, dikirim ke
email [email protected]. Foto, saran, dan kritik yang telah dikirim
akan kami muat pada edisi berikutnya.
Salam sukses. Salam alumni UGM!
Masgustian
Penanggung Jawab:
Direktur Kemitraan,
Dr. Sulistyowati, S.S., M.Hum.
Kabar Alumni
Fokus
Ratusan tukik berjalan menyusuri pasir pantai
setelah dilepas oleh 86 orang yang tergabung dalam
kegiatan “Bakti Kami untuk Karimunjawa,” akhir tahun
lalu. Ini merupakan program kepedulian yang digagas
oleh Keluarga Alumni Gadjah Mada bekerjasama
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Program
kepedulian ini akan berjalan selama tiga tahun dengan
fokus kegiatan berupa konservasi karang, pelayanan
kesehatan, dan pariwisata di Karimunjawa. Satgas
Kagama untuk Karimunjawa bahkan dibentuk sebagai
wujud keseriusan program ini.
Kerjasama yang dijalankan Kagama dengan
pemerintah daerah bukan itu saja. Pada awal April lalu
misalnya, Kagama Wonogiri menggelar seminar
pembangunan sebagai bentuk sumbang saran Kagama
kepada Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam
mengembangkan ekonomi dan program legislasi daerah.
Poin-poin penting yang dipaparkan diapresiasi bupati
sebagai masukan positif yang dapat dibahas dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2016-2021.
Peran Alumni Menyukseskan
Tri Dharma Perguruan Tinggi
Subdirektorat Hubungan Alumni dibentuk secara khusus menjadi penghubung antara UGM dan alumni.
Maret 2016 - Mei 2016
Fokus
Dua hal di atas adalah contoh kecil peran alumni
UGM dalam keikutsertaannya membangun daerah. Ganjar
Pranowo, Ketua Umum PP Kagama selalu mengingatkan
bahwa alumni UGM harus ikut berkontribusi terhadap
daerahnya. Banyaknya alumni UGM yang tersebar di
berbagai sektor menjadi modal sosial yang kuat. Potensi
kontributif yang besar ini bahkan dilihat presiden Jokowi.
“Kagama diminta ikut memikirkan strategi nasional jangka
panjang dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya,
hukum. Kira-kira kalau Indonesia ini 10 tahun sampai 15
tahun lagi akan seperti apa,” ujar Ganjar seusai audiensi
dengan presiden pada Kamis (28/4).
Bagi alumni, melepas status mahasiswa bukan
berarti menghilangkan ikatan dengan almamaternya.
Segudang ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
didapat saat berkuliah tentu menjadi bekal masa depan
ketika lulus. Tak hanya itu, manis pahit kehidupan menjadi
perantau, interaksi dengan orang dari bermacam daerah,
dan kegiatan-kegiatan kampus yang dilakukan bersama-
sama membentuk ikatan persaudaraan. Kelak di masa
depan, kenangan-kenangan inilah yang menuntun alumni
untuk pulang kembali ke kampusnya.
Cara alumni pulang ke kampus bermacam-
macam. Ada yang meluangkan waktunya untuk
mendampingi mahasiswa dalam mengembangkan minat
dan bakatnya di UKM. Ada pula yang bekerjasama dengan
dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian
bersama. Beberapa bahkan turut memberikan bantuan
sarana prasarana dan beasiswa untuk membantu proses
pendidikan mahasiswa. Misalnya, PP Kagama setiap
tahunnya rutin memberikan beasiswa kepada mahasiswa
yang kurang mampu. Beasiswa yang diberikan berasal dari
sumbangan-sumbangan alumni di seluruh dunia.
Berdasarkan hal tersebut, Dr. Sulistyowati, Kepala
Kantor Subdirektorat Hubungan Alumni UGM
berpandangan bahwa keberadaan alumni sangat penting
bagi almamater. Alumni menjadi representasi kampus, di
mana ia menunjukkan kualitas pendidikan yang didapatnya
sewaktu menempuh pendidikan tinggi. Bagi Sulistyowati,
alumni memiliki peran strategis dalam membantu
universitas mewujudkan visi Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat.
Di UGM, keseriusan dalam mengelola alumni
muncul pada medio 2014. Melalui Peraturan Rektor
Nomor 332/P/SK/HT/2014, Sub Direktorat Hubungan
Alumni dibentuk secara khusus untuk menjadi
penghubung antara UGM dan alumni. Selain bertanggung
jawab sebagai media penghubungan antara kampus dan
alumni, Subdirektorat ini juga diberi tanggung jawab untuk
ikut mempersiapkan calon alumni agar siap terjun di dunia
profesional. Berbagai kegiatan pun dilakukan, seperti tracer
study, workshop dan seminar karier, serta pelayanan alumni
lainnya.
Kini, kantor Subdirektorat Alumni telah pindah
dari Gedung Pusat UGM ke Kompleks Perumahan Dosen
UGM Nomor D5, Bulaksumur. Rumah baru ini
diharapkan menjadi pusat pelayanan alumni sekaligus pusat
kegiatan untuk menyiapkan calon alumni. Para alumni yang
rindu suasana kampus UGM dapat pula singgah di rumah
ini. Begitu juga ketika para alumni tersebut ingin berbagi
pengalaman dan tips sukses kepada adik-adik tingkatnya.
“Kita bisa menyiapkan fasilitas untuk mentoring tematik
dan konsultasi karier bagi mahasiswa untuk
mempersiapkan diri bersaing di dunia profesional,” ujar
Sulistyowati. [Khairul]
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
Tuti Indarsih
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
PembelajarSeumur Hidup
Pendidikan bisa didapat dari mana saja. Tak hanya dari
sekolah, seseorang juga bisa belajar banyak hal konkret
dengan bergabung dalam organisasi dan terjun langsung ke masyarakat.
Balas Budi Lewat Organisasi
S e n y u m t a k p e r n a h
meninggalkan wajahnya yang jauh dari
keriput. Walau di tahun 2016 ini usianya
menginjak 70 tahun, namun Tuti Indarsih
masih cakap mengemudikan mobilnya
sendiri. Hari-harinya sekarang masih
penuh dengan agenda rapat di berbagai
organisasi yang beliau pegang. Tak
tanggung-tanggung, saat ini nenek dari
lima cucu ini memiliki jabatan penting di
empat organisasi berbeda. Di antaranya
adalah Wakil Ketua I Persatuan Wanita
Keluarga Gadjah Mada (PWK UGM),
Wakil Ketua V Yayasan Kanker
Indonesia, Wakil Sekretaris Umum I
KONI DIY, serta Ketua I BKOW DIY.
“Saya sudah tidak muda lagi.
Sudah cukup saya menerima, saya ingin
memberikan sesuatu pada masyarakat
lewat organisasi-organisasi ini,” jelas Tuti.
Beliau membuktikan bahwa lewat
pengalaman organisasinya, ia bisa
membantu mewujudkan kehidupan
masyarakat yang lebih baik. Misalnya,
selama menjadi anggota Komisi IX DPR
R I t a h u n 2 0 0 4 – 2 0 0 9 , Tu t i
memperjuangkan disahkannya empat
undang-undang. Di antaranya adalah UU
kesehatan tentang ASI eksklusif bagi
bayi, UU Narkoba, UU Kependudukan
t e r k a i t B K K B N , s e r t a U U
Kewarganegaraan tahun 2005 tentang
kewarganegaraan anak hasil kawin
campur.
Belajar Dari Kehidupan
Tuti sempat mencicipi enam
tahun tinggal di Belanda dan Amerika di
tahun 1974 hingga 1980 ketika menemani
suaminya melanjutkan pendidikan. Oleh
karena itu, beliau bersimpati pada
keluarga berkewarganegaraan asing yang
tinggal di negara lain. “Saya tahu sekali
bagaimana susahnya mendapatkan
pendidikan bagi anak ketika tidak di
negara asal,” jelas wanita yang hobi
menyany i i n i . A l a san t e r sebu t
menguatkannya untuk menjadi pengurus
Yayasan Yogya International School,
sebuah yayasan yang menyediakan
pendidikan bagi anak dari keluarga asing
yang tinggal di Yogyakarta, pada 1981 –
1990.
Memang, Tuti berpandangan
bahwa pendidikan merupakan hal yang
sangat penting. Namun menurutnya
pendidikan tidak hanya berasal dari
bangku kuliah saja. “Belajar itu bisa dari
mana saja, termasuk dari organisasi,”
tandasnya. Dari organisasi, seseorang bisa
mendapat banyak teman, mendapat
pengalaman, kemudian belajar bergaul
dengan orang, serta belajar berlaku adil
pada orang lain.
Sebagai sosok pembelajar yang
aktif, Tuti menyebut bahwa buku
mer upakan s a l ah s a tu sumber
pengetahuan terbaik. Hingga kini, wanita
yang menguasai bahasa Inggris, Perancis,
Jerman, dan Belanda ini masih suka
membaca berbagai buku. Kemampuan
bahasanya dapa t membantunya
memperluas bahan bacaan dari berbagai
negara. “Anak saya masih suka
mengirimkan buku yang menurut dia
bagus,” ungkap ibu dari dua anak ini.
“Berkat banyak membaca pula, dulu saya
kerap diminta mewakili komisi di DPR
untuk menyampaikan paper pada berbagai
agenda terkait kesehatan di PBB,” jelas
wanita yang sempat menempuh
pendidikan S1 di jurusan Sastra Inggris
UGM ini.
Bagi Tuti, beraktivitas di luar
ruang lebih baik dibanding jika harus
duduk di rumah saja. Kesibukannya yang
banyak ini justru membuatnya merasa
lebih hidup. “Ada banyak hal yang bisa
dilakukan yang bermanfaat bagi orang
lain. Keluarlah! Berorganisasilah! Dengan
begitu, kamu akan merasa kaya dan
merasa hidup,” pesannya. [Nirmala]
Kepuasan batin tidak bisa dibeli dengan uang. Ini yang sering dilupakan orang.
Maret 2016 - Mei 2016
Profil
Setelah resmi diterima bergabung dalam suatu
perusahaan, Anda jangan langsung bersenang hati. Ini
baru awal perjalanan panjang mengarungi jalan panjang
kesuksesan. Sebab, hal yang akan menentukan
kesuksesan Anda bukan soal bonafide atau tidaknya
perusahaan. Justru cara Anda beradaptasi pada
lingkungan kerjalah yang memuluskan langkah demi
langkah perjalanan menuju kesuksesan. Agar lebih
mantap melangkah ke dunia karier, beberapa tips berikut
dapat Anda perhatikan:
Siapkan pakaian terbaik Anda
Kenapa muncul istilah 'don't judge a book by its
cover'? Sebab kecenderungan orang akan menilai sesuatu
dari tampilan luarnya terlebih dahulu. Agar tak langsung
dilabeli buruk gara-gara cara berpakaian Anda, segera
pilih koleksi pakaian di almari yang masih bagus. Hindari
memakai pakaian dengan warna-warna yang mencolok.
Warna natural sepeti biru atau krem lebih tepat dipakai
untuk memberi kesan mendalam. Anda juga dapat
menambahkan aksesoris agar tampilan menjadi lebih
stylish.
Meminta arahan dari atasan
Sebelum masuk lebih jauh, Anda perlu minta
arahan terlebih dahulu dari atasan terkait lingkungan
kerja yang akan dimasuki. Tanyakan standard operational
procedure (SOP) yang berlaku di perusahaan tersebut dan
bagian-bagian mana saja yang akan masuk dalam
cakupan kerja Anda. Jangan sungkan bertanya
karakteristik rekan-rekan Anda nanti atau hal-hal yang
diharapkan oleh atasan terkait dengan kinerja yang
diharapkan kepada Anda.
Observasi lingkungan kerja
Sebagai orang baru, Anda harus mulai
mengobservasi lingkungan kerja secara detil. Mulai dari
aktivitas kerja orang-orangnya, interaksi antara sesama
pegawai atau dengan atasan, hingga hal-hal kecil seperti
cara bercanda. Perhatikan juga bagaimana karakter setiap
orang di tempat kerja tersebut.
Berkenalan dengan rekan baru
Meski Anda orang baru, jangan merasa sungkan
untuk mulai memperkenalkan diri kepada orang lain.
Ingat, Anda jangan menutup diri. Tunjukkan kepada
orang-orang di kantor bahwa Anda orang yang ramah
dan enak untuk diajak berbincang-bincang. Kenali satu
persatu bagaimana karakter orang masing-masing. Anda
bisa mulai dengan orang yang duduk di dekat Anda.
Jaga profesionalisme dan etika
Ketika atasan telah memberikan arahan dan
penjelasan SOP yang berlaku, Anda harus
melaksanakannya sebaik mungkin. Anda harus bekerja
secara profesional sebagai pembuktian bahwa
perusahaan telah memilih orang yang tepat untuk duduk
dalam posisi tersebut. Selain bekerja secara profesional,
perhatikan juga standar etika yang berlaku. Hilangkan
kebiasaan buruk Anda agar tidak menyalahi norma yang
berlaku. [Khairul]
Tips Sukses Hari Pertama Kerja
Kabar Alumni
tIps
Foto: Freepik
Kiprah alumni di dunia profesional pasca kampus
menjadi salah satu penentu baik buruknya citra sebuah
universitas. Mereka menjadi tolak ukur sejauh mana
universitas mampu berkembang dan meningkatkan mutu
lulusannya. Selain itu, jejaring alumni juga memiliki peran
strategis dalam membuka peluang peningkatan mutu dan
daya saing civitas academica. Pada edisi kali ini, Kabar
Alumni berkesempatan berbincang dengan Dr.
Sulistyowati, S.S., M.Hum., Kepala Subdirektorat
Hubungan Alumni UGM untuk mengulik kiprah kantor
Hubungan Alumni UGM dalam upayanya membentuk
alumni yang berkualitas sekaligus mengelola kerjasama
dan jejaring antar alumni yang telah tersebar di segala
penjuru dunia. Berikut petikan wawancara bersama
beliau.
Karakter dan potensi alumni UGM seperti apa?
Ada anggapan umum yang menyebut alumni UGM
sebagai orang yang low profile dan rendah hati. Disebut low
profile kerena kebanyakan dari mereka tidak suka
menonjolkan diri. Meski demikian, semua orang tahu
kalau alumni UGM itu memiliki etos kerja yang tinggi
dan berkemauan besar. Kini kita bisa melihat banyak
alumni yang luar biasa. Di antara mereka ada yang
berhasil menduduki posisi strategis di perusahaan,
pemerintahan atau organisasi non-pemerintah, dan
sektor lainnya.
Bagaimana upaya menangkap jejaring alumni
potensial tadi?
Banyaknya alumni yang duduk di posisi strategis dapat
membuka peluang kerjasama dalam pengembangan
akademik dan karier mahasiswa UGM. Kita dapat
bekerja sama dengan perusahaan tempat mereka
berkarier. Misalnya dengan memberikan kesempatan
magang atau membimbing tugas akhir mahasiswa. Selain
itu, kita memfasilitasi perusahaan yang ingin menggelar
rekruitmen pegawai di kampus. Harapannya, mahasiswa
UGM mudah terserap dalam dunia profesional.
Apa yang dilakukan untuk mempersiapkan calon
alumni UGM?
Dalam rangka mempersiapkan calon alumni, berbagai
program pengembangan karier sudah kita siapkan.
Misalnya ada seminar karier, konsultasi karier, layanan
lowongan kerja dan agenda Integrated Career Days. Upaya
ini dilakukan agar nantinya para alumni dan calon alumni
selalu dekat dan kontributif terhadap almamaternya.
Bagaimana cara merangkul alumni agar terus
terikat dengan UGM?
Di samping menyapa melalui media, para alumni juga
sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kampus.
Misalnya menjadi pembicara di seminar karier,
pembekalan wisuda, dan general lecture yang bertujuan
untuk menginspirasi mahasiswa. Penting bagi kita untuk
Menyapa Alumni Melalui Kantor Alumni
Dr. Sulistyowati
Maret 2016 - Mei 2016
Bincang alumni
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
menginspirasi mahasiswa. Penting bagi kita untuk
menyapa para alumni sehingga mereka terus merasa
menjadi bagian dari UGM.
Kantor Hubungan Alumni memiliki “Rumah
Alumni”, apa itu?
Rumah alumni kita rancang sebagai tempat menyapa dan
berbagi alumni UGM. Jika ada alumni yang ingin berbagi
dengan adik-adik mahasiswa, kita bisa menyediakan
fasilitasnya di sini. Misalnya untuk mentoring perkuliahan
atau tempat konsultasi karier. Tak hanya itu, Rumah
Alumni bisa menjadi tempat singgah para alumni UGM
yang ingin bernostalgia dengan suasana kampus UGM
atau Yogyakarta sehingga kesinambungan hubungan
antar alumni tidak putus dan selalu tetap ada ikatan sampai
kapanpun.
Apa rencana jangka panjangnya?
Hubungan antara alumni, mitra, dan universitas ke
depannya harus menjadi kesatuan integral dalam berbagai
bidang. Salah satunya kita memiliki program Sahabat
UGM. Program ini dirancang bagi alumni dan mitra-mitra
UGM untuk berkontr ibus i l angsung da lam
pengembangan universitas. Bentuk kontribusinya bisa
berupa sarana prasarana fisik, beasiswa dan lain
sebagainya. Kita juga berjejaring dengan pusat karier antar
universitas di seluruh Indonesia untuk memperkuat
pelayanan karier sehingga lulusan yang dihasilkan
memiliki daya saing global. [Ramadhan]
Kabar Alumni
Perang melawan narkoba adalah salah satu isu
global yang kuat digerakkan di semua negara. Tidak hanya
karena barang haram ini merusak manusia,
penyelundupan yang dilakukan para gembong narkoba
telah menginjak-injak marwah negara. Karenanya,
penguatan kerja sama regional sangat diperlukan untuk
menanggulanginya.
Pada upaya penganggulangan ini, International
Narcotics Control Board (INCB) dibentuk. INCB adalah
dewan yang bertugas untuk memonitor peredaran
narkoba di dunia. Mereka menjamin ketersediaan senyawa
yang termasuk daftar obat esensial untuk kebutuhan
medis dan membatasi distribusinya agar tidak
disalahgunakan orang. Siapa sangka, satu dari tiga belas
anggota dewan INCB ini merupakan alumni Universitas
Gadjah Mada tahun 1979. Beliau adalah Prof. Dr. Sri
Suryawati, Kepala Divisi Farmakologi Klinis dan
Kebijakan Medis, Bagian Farmakologi dan Terapi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.
Berbekal Ilmu Farmasi yang ditekuninya,
Suryawati memulai kariernya di kancah internasional sejak
tahun 1999 dengan bergabung dalam WHO Advisory Panel
on Medicine Policy and Management. Berbagai jabatan di
beragam komite internasional pernah dijabatnya, seperti
Prof. Dr. Sri Suryawati
Kiprah Srikandi UGM bagi Dunia
profil
Maret 2016 - Mei 2016
dipercaya menjadi Wakil Presiden II di INCB hingga
tahun 2007 dan Wakil Presiden I INCB di tahun 2013.
Ia juga menjadi kepala Standing Committee on Estimates.
Perempuan dari tujuh cucu ini berusaha memastikan
negara di dunia melakukan tindakan pencegahan,
deteksi dini penyalahgunaan narkoba, rehabilitasi,
hingga reintegrasi sosial bagi mantan pengguna. “Ini
salah satu tugas saya, memimpin delegasi INCB ke
negara-negara yang memerlukan,” papar Suryawati.
Terbiasa bekerja dengan orang dari berbagai
negara membuat Suryawati merasakan langsung
pentingnya pemahaman terhadap perbedaan latar
belakang budaya yang membentuk pendapat
seseorang. “Ketika diskusi kita harus fokus pada
argumen ilmiah yang dicetuskan, bukan pribadi
orangnya atau etnisnya,” ungkap ibu yang punya hobi
menjahit ini. “Jelas, rasis adalah sikap yang sangat
tercela dan merupakan isu serius dalam pergaulan
internasional,” tambahnya.
Menurut Suryawati, setiap orang boleh
beradu argumen, tapi harus dijaga jangan sampai
mempermalukan seseorang. Cara berkomunikasi
sangatlah penting. Baginya, syarat utama keberhasilan
seseorang adalah kematangan emosi dan keluasan
wawasan. “Kalau teman diskusi saya tersinggung atau
marah, berarti yang salah saya karena tak bisa
berdiplomasi dengan baik,” ungkapnya dosen yang
telah mendampingi lebih dari 150 tesis dan disertasi ini.
Saat ini, secara kuantitas jumlah wanita yang
menduduki posisi strategis tidak banyak jumlahnya,
bahkan di tingkat global sekalipun. Menurutnya, hal ini
disebabkan karena tidak semua wanita yang
berkualifikasi bersedia menduduki tempat tertinggi.
Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Meski
begitu, ibu yang memiliki hobi mengembangkan
jejaring via media sosial ini berpesan, “Bila anda punya
kapasitas dan kesempatan memungkinkan, raihlah
kedudukan setinggi-tingginya.” [Nirmala]
Profil
Foto: Dok. Pribadi
Kabar Alumni
agenda
Direktorat Kemitraan, Alumni,
dan Urusan Internasional (DKAUI)
Universitas Gadjah Mada menggelar
workshop pemantapan Unit Pelayanan
Alumni dan Karier pada Kamis (7/4).
Acara yang melibatkan Unit Pelayanan
Alumni (UPA) dan Karier dari seluruh
Faku l t a s/Seko l ah d i UGM in i
dilaksanakan di Hotel Grand Tjokro
Yogyakarta. Workshop ini menghadirkan
pembicara Dr. Anna Marie Wattie,
Direktur KAUI UGM, Aminoto, M.Si, Kepala Kantor Hukum dan Organisasi,
Drs. Fathul Himam, Ph.D, Praktisi
Pengembangan Organisasi, dan Nurhadi,
S.T., Direktur Engineering Career Center
Fakultas Teknik UGM. Workshop ini terdapat tiga sesi
utama. Sesi pertama membahas tentang
pembentukan Struktur Organisasi dan
Tata Kelola (SOTK) UPA dan karier di
Fa k u l t a s / S e k o l a h . S e s i k e d u a
mendiskusikan tentang pengelolaan
sumber daya manusia dan anggaran.
Sementara di sesi ketiga membahas
legalisasi dan verifikasi online bagi alumni
UGM serta informasi terkini tentang
layanan alumni dan pengembangan
karier.A c a r a i n i d i h a r a p k a n m a m p u
membangun hubungan yang terintegrasi
antara Unit Pelayanan Alumni dan Karier
di masing-masing Fakultas/Sekolah dan
Universitas. Tak hanya itu, para undangan
diharapkan mampu memfasilitasi dan
melayani para mahasiswa dan alumni
untuk mengembangkan kompetensi
dalam mempersiapkan karier. Workshop
ini juga menjadi momen untuk saling
menyampaikan masukan dan saran
terkait pengembangan alumni dan karier
di masing-masing Fakultas/Sekolah yang
ada di UGM. Dr. Anna Mar ie Watt ie
b e r h a r a p w o r k s h o p i n i m a m p u
menghasilkan output yang terbaik bagi
pengembangan dan pelayanan UPA dan
karier yang ada di Fakultas/Sekolah dan
Universitas. “Semua kegiatan pelayanan
alumni dan karier yang kita kerjakan agar
bisa bersinergi. Kita bisa mantap punya
satu suara dan satu data untuk membantu
para alumni yang ingin berkarier maupun
membantu perusahaan yang ingin
mencari kandidat potensial di UGM,”
ujarnya. [Ramadhan]
DKAUI Gelar Workshop Pemantapan Kegiatan Alumni dan Karier
Cover letter dan curriculum vitae
(CV) adalah senjata utama seseorang
ketika ingin masuk ke dunia kerja.
Keduanya adalah alat bagi HRD untuk
menilai calon pegawai agar sesuai dengan
yang dibutuhkan. Oleh karena itu, kesan
pertama perusahaan terhadap calon
pegawainnya ditentukan oleh cover letter
dan CV yang dibacanya. A t a s d a s a r t e r s e b u t ,
Subdirektorat Hubungan Alumni UGM
menyelenggarakan seminar Career Talks
and Explorations #3 bertajuk “Everything
about Curriculum Vitae and Cover Letter”
pada Sabtu pagi (16/4). Acara yang
dihelat di ruang seminar Perpustakaan
Pusat UGM ini menghadirkan Eka Setia
Utami dan Dela Dwinanda, Asessor
Recuiter BNI sebagai pembicara. Mengawali diskusi, Eka melihat
banyaknya mahasiswa dan fresh graduate
yang belum memahami bagaimana
menulis cover letter dan CV dengan baik.
Parahnya, banyak di antaranya yang tidak
melampirkan cover letter ketika melamar
pekerjaan. Padahal, fungsi cover letter
sangat penting untuk melihat maksud dan
tujuan pelamar saat melamar. “Jangan
membuang peluang! Buatlah cover letter
dan CV sebaik mungkin dan kirimkan
Menjual Kompetensi Diri dalam CV dan Cover Letter
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
Maret 2016 - Mei 2016
seputar kampus
Unive r s i t a s Gad j ah Mada
m e n g g e l a r p e r e s m i a n K a n t o r
Subdirektorat Hubungan Alumni di
Bulaksumur D5 pada Rabu (11/5).
Kantor Subdirektorat Hubungan Alumni
UGM diresmikan oleh Wakil Rektor
Bidang Kerja Sama dan Alumni Dr.
Paripurna P. Sugarda, S.H., L.L.M. Turut
hadir, Dr. Anna Marie Wattie, Direktur
Kemitraan, Alumni, dan Urusan
Internasional. Acara ini diikuti pula oleh
seluruh staf Wakil Rektor Bidang Kerja
Sama dan Alumni (WRKSA) UGM,
perwakilan pengurus PP KAGAMA, dan
perwakilan beberapa Direktorat dan unit
kerja di UGM. Melalui sambutannya, Dr. Anna
mengungkapkan bahwa rumah ini telah
lama dinanti-nantikan. Rumah ini akan
digunakan sebagai tempat berkumpulnya
alumni UGM. "Akhirnya rumah yang
diimpi-impikan dengan proses yang
panjang telah selesai. Semoga ini menjadi
tempat yang indah dan menyenangkan
bagi para tamu," harap Dr. Anna.Senada dengan Dr. Anna, Dr.
P a r i p u r n a b e r h a r a p K a n t o r
Subdirektorat Hubungan Alumni UGM
adalah perwujudan impian kita yang
disampaikan khusus oleh Pak Pratikno,
Menteri Sekretaris Negara. Ketika
menjadi rektor dulu, Pak Pratikno
memiliki angan-angan untuk menyatukan
kantor alumni UGM dengan kantor
Keluarga Alumni Gadjah Mada
(KAGAMA) dalam satu atap. "Ini harus
kita wujudkan dan kantor itu akan ada di
sini. Mungkin ini kantor sementara
karena mungkin sebentar lagi kita akan
memiliki gedung yang lebih besar untuk
mengakomodasi kepentingan para
alumni," ujar Dr. Paripurna.kepentingan
para alumni,” ujar Dr. Paripurna.
[Khairul]
keduanya saat melamar pekerjaan,”
ujarnya. Dela juga mengingatkan,
bahwa ketika membuat cover letter dan CV
para pelamar harus memperhatikan
penulisan yang baik dan benar. Cover letter
sebaiknya dibuat singkat, padat, dan
hindari penggunaan kata yang tak perlu.
Begitu pula dengan CV. Cantumkan
kompetensi dalam CV yang selaras
dengan posisi yang dilamar, ringkas dan
mampu membuat HRD terbuai ketika
membacanya. “Perusahaan besar ketika
membuka lowongan tentu pelamarnya
sangat banyak. Buatlah cover letter dan CV
seringkas mungkin agar HRD memahami
dengan baik dan cepat saat proses
seleksi,” sarannya. [Ramadhan]
Kantor Subdirektorat Hubungan Alumni UGM Diresmikan
Foto: Subdit Hubungan Alumni UGM
12 Kabar Alumni
memori
Berfoto di depan Fakultas Hukum UGM
Soennur Dhata Dinata [Alumni Fakultas Hukum 1984]
Sekitar tahun 2007/2008 pada tanggal 12 Mei
dalam rangka memperingati Hari Keperawatan sedunia di Malioboro
Anni Suprihandayani [Alumni Ilmu Keperawatan 2006] Malam keakraban jurusan Arkeologi 2007
Soumun Khair Hafid, S.S [Alumni Arkeologi 2007]
Pelepasan mahasiswa KKN UGM, Kebumen 2002
Ical Chaniago [Alumni Fakultas Kehutanan 1998]Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Surabaya-Bali
Tanaria Wau [Alumni Vokasi Teknik Sipil 2011]
$$$
Anda punya kritik, saran, ataufoto nostalgia yang inginAnda bagi pada pembaca Kabar Alumni?
Kirim file Anda beserta nama lengkap,jurusan, dan angkatan ke alamat [email protected]