jbptunpaspp gdl egiesagita 514 1 skripsi i

129
UPAYA DIPLOMATIK KOREA SELATAN-JEPANG TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA KEPULAUAN DOKDO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian siding sarjana Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Hubungan Internasional Diajukan Oleh; EGIE SAGITA 042030058 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2010

Upload: pinokio-pino

Post on 28-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

UPAYA DIPLOMATIK KOREA SELATAN-JEPANG TERHADAPPENYELESAIAN SENGKETA KEPULAUAN DOKDO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian siding sarjana

Program Strata Satu (S1) pada

Jurusan Hubungan Internasional

Diajukan Oleh;

EGIE SAGITA

042030058

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2010

Page 2: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA DIPLOMATIK KOREASELATAN-JEPANG DALAM

PENYELESAIAN SENGKETA KEPULAUAN DOKDO

Oleh:

Egie Sagita

NIM 042030058

Telah diujikan tanggal

.....................................

Menyetujui:

Pembimbing,

Drs. Iwan Gunawan, M.Si.

NIP 151 101 37

Mengetahui:

Dekan Ketua Jurusan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Hubungan Internasional,

Drs. Aswan Haryadi, M.Si. Drs. Iwan Gunawan, M.Si.

NIP 131 687 153 NIP 151 101 37

Page 3: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Pernyataan

dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar hasil pekerjaan

penelitian saya sendiri. Adapun semua referensi/kutipan (baik kutipan langsung

ataupun kutipan tidak langsung) dari hail karya ilmiah orang lain tiap-tiap satunya

telah saya sebutkan sumbernya sesuai dengan etika ilmiah. Apabila di kemudian hari

skripsi ini terbukti hasil meniru/plagiat dan terbukti mencantumkan kutipan karya

orang lain tanpa menyebutkan sumbernya, saya bersedia menerima sanksi

penangguhan gelar kesarjanaan dan menerima sanksi dari lembaga yang berwenang.

Bandung, 24 Agustus 2010

Egie Sagita

NIM 042030058

Page 4: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

DEDIKASI

Dan Guru Ku…

Adalah Semua Orang Pernah

Bertemu Dengan Ku…

Berbicara Dengan Ku…

Karena Aku Adalah Murid Abadi Kehidupan

(Yafigrata S. Graputin)

Ku Persembahkan Buat:

Almarhum Bapak Oman Heryaman, S.IP, M.Si di Surga

Orang yang Mengajarkan Bagaimana

Menghargai Pengetahuan

Page 5: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

ABSTRAK

Masalah perebutan/klaim suatu kepulauan oleh beberapa negara memang menjadimasalah yang rumit. Klaim suatu negara terhadap suatu wilayah negara lain sering kalimenimbulkan konflik yang berujung pada memburuknya hubungan antara negara yang sama-sama memiliki klaim atas wilayah yang sama. Status Pulau Dokdo/Takeshima diantara KoreaSelatan dan Jepang yang dipersengketakan kedua negara adalah status kedaulatannya, dimanakedua negara mengklaim berdasarkan konektivitas secara geografis dan historis ataskepemilikan pulau tersebut. Dokdo adalah pulau yang terletak kira-kira di pertengahan antaraSemenanjung Korea dan Kepulaun Jepang (pada 37º 14 26,8” N dan 131º 52 10,4” E).Sebenarnya, Dokdo bukan merupakan suatu pulau tapi gugusan pulau. Dokdo terdiri dari duapulau utama, yaitu Dongdo (Pulau Timur) dan Seodo (Pulau Barat). Kawasan Dongdo adalah73297 m², dan Seodo memiliki luas 88639m jadi total luas kawasan Dokdo 187.453 m².Wilayah Dokdo merupakan wilayah yang dipersengkatakan oleh Korea Selatan karenakepemilikannya. Berdasarkan pada perjanjian San Fransisco, kepulauan Dokdo tidaktermasuk kedalam wilayah yang harus dikembalikan oleh Jepang Pada pasal 2 perjanjian SanFransisco hanya dibicarakan pengembalian wilayah Pulau Kuril dan Senkaku pada Rusia. Halini dapat diartikan sebagai legalitas Jepang untuk memiliki pulau itu. Dalih lain yangdiberikan Jepang untuk menantang klaim Korea Selatan atas Kepemilikan pulau Dokdoberupa bukti akan perjanjian pendudukan Jepang atas Korea. Pada saat penandatangananperjanjian pendudukan Jepang atas Korea, secara otomatis wilayah Korea merupakan bagiandari wilayah jajahan Jepang. Namun, ada satu poin yang dianggap Jepang penting unukmengklaim pulau Dokdo tidak termasuk dalam wilayah Korea dan dapat dianggap sebagaidaerah tidak bertuan (Terra Nulius).

Adapun tujuan penelitian yang hendak /ingin di capai penulis adalah: Untukmengetahui bagaimana tentang pasang-surut hubungan diplomatik Korea Selatan-Jepang.Untuk mengetahui apa latar belakang sejarah konflik atas klaim Pulau Dokdo antaraKorea Selatan dan Jepang. Untuk mengetahui bagaimana upaya diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam menyelesaikan sengketa Pulau Dokdo.

Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah deskripsi yangbertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena upaya diplomatik Jepang dan Korea Selatandalam menyelesaikan sengketa dua Negara atas klaim Pulau Dokdo. Berdasarkan Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan datadengan mencari data-data dari kepustakaan buku, informasi-informasi berdasarkan penelaahliteratur atau referensi baik yang bersumber dari artikel-artikel, majalah, surat kabar, jurnal,buletin-buletin, internet maupun catatan-catatan penting mengenai hal-hal yang berkaitandengan permasalahan yang sedang di teliti oleh penulis.

Kesimpulan: upaya diplomatik Korea Selatan –Jepang dalam penyelesaian sengketaPulau Dokdo yang ditandai dengan adanya negosiasi dan pertemuan pimpinan kedua negaraterkait masalah status. kedaulatan Pulau Dokdo dianggap sebagai suatu upaya yang seriusyang berimplikasi pada hubungan baik dan kerjasama kedua negara yang salingketergantungan satu sama lain mengingat hingga saat ini konflik tersebut belum dapatdiselesaikan.

Kata kunci: sengketa pulau dokdo, status kedaulatan pulau dokdo, hubungandiplomatic Korea Selatan dan Jepang

Page 6: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

ABSTRACK

Seizure Problems / claim an island by some countries is a complex issue. Claims of acountry against other countries in the region that often cause conflicts that cause thedeterioration of relations between the countries that have the same claims to the same region.Status of the island of Dokdo / Takeshima between South Korea and Japan are two countriesdispute sovereignty status, in which both countries claim based on the geographical andhistorical connectivity over ownership of the island. Dokdo is an island located roughlyhalfway between the Korean Peninsula and Japan Islands (at 37 º 14 26.8 "N and 131 º 5210.4" E). Actually, Dokdo is not an island but a group of islands. Dokdo consists of two mainislands, namely Dongdo (East Island) and Seodo (West Island). Dongdo area is 73,297 m²,and has an area of 88639m Seodo so that the total area of 187,453 m² in area Dokdo. Dokdois a disputed territory of South Korean territory because of its ownership. Based in SanFrancisco treaty, the island of Dokdo was not included into the territory of which must bereturned by Japan In article 2 of the San Francisco treaty just discussed again Kuril Islandsand Senkaku in Russia. This can be interpreted as the legality of Japan to have the island.Japan gives another reason to challenge the claim of South Korea over Dokdo island in theform of proof of ownership will contract the Japanese occupation of Korea. At the time ofsigning the agreement the Japanese occupation of Korea, the Korean territory is automaticallya part of a Japanese colony. However, there is one thing that is considered important unukJapan claims Dokdo islands not included in the Korean territory and can be considered as anarea of no man's land (Terra Nulius).

As for research purposes who want / I want to achieve is: To know how to plug-SouthKorean diplomatic relations Jepang.Untuk know what the background history of the conflictover claims Dokdo Island between South Korea and Japan. To find out how South Korea'sdiplomatic efforts in resolving disputes-Japanese island of Dokdo.

The method used in conducting this research is the description that aims to describethe phenomenon of the diplomatic efforts of Japan and South Korea are two countries inresolving the dispute over Dokdo Island claims. Based on data collection techniques used isliterature study, namely data collection techniques to find the data from the literature book,information based on either literature reviews or references sourced from articles, magazines,newspapers, journals, newsletters, the Internet is also important notes on matters relating withthe issues being examined by the author.

Conclusion: South Korea's diplomatic efforts to resolve the dispute over DokdoIsland-Japan negotiations and meetings marked with leaders of both countries on the issue ofstatus. the sovereignty of Dokdo Island is considered as a serious effort that has implicationsfor good relations and cooperation between the two countries depend on each other given thatthe current conflict can not be resolved.

Keywords: dispute over Dokdo island, the island's sovereign status of Dokdo,diplomatic relations between South Korea and Japan

Page 7: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

ABSTRAK

Pangakuan salah sahiji pulau (pulo) ku sababaraha Nagara ngajadieun bangbaluh nukacida reugreugna. Pangakuan hii Nagara ka hij wilayah Nagara sejen loba pisan nimbulkeunadu reugeng nu ngalibatkeun jadi leuwih goreng hubungan jeung Nagara sejen nu mibandapangakuan lantaran pacogregan nu sarua hayang mibanda. Kaayaan Pulo dokdo/Takeshimaantara Korea bagean wilayah Kidul jeung Jepang nu di adurenyomkeun tea Nagara nyaetakaayaan Kadaulatan eta dua Nagara Ngaku dumasar kacindeukan Geografis jeung Sejarah,kasangtukang mibanda pulo eta. Pulo Dokdo nyaeta Pulo nu ayana kira-kira pateungahanantara sapananjung Korea jeung Pulo Jepang (di 370 14 268” N jeung 1310 52 10,4”

E).Sabeuneurna Dokdo lain mangrupakeun hiji pulo tapi gugus pulo. Dokdo gumantung ti 2pulo utama nyaeta Dongdo(Pulo Wetan ) jeung Saedo (Pulo Kulon). Kawasan Dongdo nyeta73297 m2 jeung Saedo ngabogaan luas 88639 m2 jadi jumlah luas eta kawasanteh 187.453 m2.Dokdo mangrupakeun wilayah nu jadi sangketa ku Korea kidul sabab hak milikna dumasardina parjanjian San Fransisco pulo Dokdo teu ka asup kana wilayah nu kudu diserenkeun kuJepangtina Pasal 2 janji San Fransisco ngan saukur carita nyerenkeun Pulo Kurit jeungSenkaku ka Rusia. Ieu the bisa dihartikeun kakuatan Jepang keur ngapimilik pulo eta, alesanlain nu dibikeun ku Jepang keur panguat tantangan pangakuan Korea Kidul nu jadi hakmilikna Pokdo Dokdo mangrupa bukti janji Penduduk Jepang ti Korea. Dina waktupanandatanganan pajanjian panduduk Jepang aya hiji poin nu dianggap Jepang penting jangngapimilik Pulo Dokdo henteu asup kana Wilayah Korea jeunh bisa dianggap mangrupakeundaerah nu teu ngapimilik (Terra Nulius).

Aya oge tujuan panalungtikan ieu nu hoyong dicapai panlis nyaeta: Jang mikanyahokumaha-kumahana hubungan diplomatic antara Korea Kidul jeung Jepang. Oge jangmikanyaho naon anu ngadasarkeun sajarak konflik anu haying ngapibanda Pul Dokdo anataraKorea Kidul jeung Jepang. Jang mikanyaho naon wae upaya diplmatik Korea kidul jengJepang dina ngarengsekeun sangketa Pulo Dokdo.

Metode anu digunakeun dina panalungtikan ieu nyaeta deskripsi anu tujuanna jangngagambarkeun Fenomena nu ngupayakeun diplomatic. Jepang jeung Korea Kidul dinangarengsekeun sangketa dua Nagara anu mibanda PuloDokdo. Ngadasarkeun kana Teknikpangumpulan data anu digunakeun nyaeta studi kapustakaan, nyaeta teknik pangumpulandata jeung neangan data-data ti kapustakaan buku, informasi-informasi, nu didasarkeunpenelaah literature atawa referensi alus anu bersumber artikel-ertikel, majalah, surat kabar,jurnal, buletin-buletin, internet ataupun catatan-catatan penting ngenaan hal-hal anu ngenaanjeung parkara nu keur ditaliti ku panalungtik.

Hasil tina Panalungtikan nyaeta: Upaya diplomatic Korea Kidul jeung Jepang dinangarensekeun sangketa Pulo Dokdo anu dicirian jeung ayana negosiasi jeung paamproknapamimpin kadua Nagara ngaitan masalah status. Kedaulatan Pulo Dokdo dianggap salakuupaya anu sarius nu ngimplikasi kana hubungan alus jeung rereogan kadua Nagara nu salingkatagantungan nu hiji jeung nu sejenna nu tepi ka ayena aya pasualan nu can bisadirengsekeun.

Kecap konci: Sangketa Pulo Dokdo, Status Kadaulatan Pulo Dokdo, HubunganDiplomatik Kore Kidul Jeung Jepang.

Page 8: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, skripsi saya ini yang berjudul UPAYA DIPLOMATIK KOREA

SELATAN-JEPANG TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA KEPULAUAN

DOKDO dapat selesai tepat waktu. Skripsi ini mengulas tentang masalah territorial antara

Korea Selatan dan Jepang serta penyelesaian yang telah di tempuh selama konflik terjadi,

Penulis mengharapkan skripsi ini dapat berguna bagi semua kalangan, dapat berguna

bagi para praktisi hubungan internasional, bagi mahasiswa Hubungan Internasional di seluruh

Indonesia serta di khususkan bagi para mahasiswa Hubungan Internasional Universitas

Pasundan Bandung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Semoga skripsi ini dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu para pembaca

apabila menemukan kekurangan dalam skripsi saya ini maka penulis harapkan dapat

memperbaharuinya.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT..puji yukur kehadirat-Mu ya ALLAH..karena selama ini Engkau

selalu ada buat saya…Makasih ALLAH SWT...

2. Nabi Muhammad SAW, yang selalu menjadi panutanku dalam kehidupan ini.

3. Bapak Prof. DR. HM Didi Turmudzi, M.Si, selaku Rektor Universitas Pasundan

Bandung.

4. Bapak Drs. Aswan Haryadi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pasundan Bandung.

Page 9: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

5. Bapak M Budianan, S.IP, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

6. Bapak Drs. Deden Ramdan, M.Si, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

7. Bapak Drs. Iwan Gunawan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung dan selaku

pembimbing skripsi.

8. Bapak Drs. Ade Priangani, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung dan selaku

dosen penguji.

9. Bapak Drs. Alif Oktavian selaku dosen penguji.

10. Bapak Drs. Iwan. B Irawan, ibu dra. Ottih Rostoyati M.Si, ibu dra. Hj. Rini

Afriantari M.Si, Bapak Drs. Agus Herlambang M.Si, ibu dra. Dewi Astuti Mudji,

alm Bapak Oman Heryaman, S.IP, M.Si, Bapak DR. Anton Minardi S.IP, M.Ag,

Bapak Drs. Ade Rosidin, Bapak Drs. Fahremi Imri, M.Si, Bapak Drs. T May

Rudi, SH, MIR, M.Si, Bapak Jajang Rohidin S. Pd, ibu Sri, Bapak Deden beserta

seluruh staff dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pasundan Bandung.

11. MY DADDY…thanks banget buat semuanya ya pah..buat semua doa dan support

yang dikasih ke Egie dalam hal apapun itu…maafin salah Egie selama ini yang sering

buat papah repot…moga Egie bias jadi anak yang selalu papah banggain.

Page 10: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

12. MY MOM…makasih buat semuanya…dukungan dan kasih sayang

mamah…Egie bangga punya ibu kaya mamah…maafin yaa klo selama ini Egie

banyak nyusahain mamah..YOU’RE BEAUTIFUL and THE BEST MOM..

13. Bobby…adiku yang paling ganteng, makasih udah jadi adik yang baik bwt aku, yang

nurut sama papah mamah yaa..kuliah yang bener, moga tahun depan bias lulus…

14. Rifka…adiku yang paling kecil…mulailah berfikir dewasa, sekarang kan dah bukan

di bangku Sma lagi…udah gedejangan bandel yhaa…

15. Buat Mang Coco, Mang Iing…makasih atas bantuan dan dukungannya..

16. Buat kelwrga besar di Cilamaya dan Kuningan…makasih banyak atas doanya.

17. Keluarga Depok…Aldy, Iam, Alm Ibu…makasih dah mau selalu direpotin sama

Egie selama berkunjung disana.

18. Buat Mba Mala…makasih dah mau bantuin berpikir dalam skripsi ini

19. Temen-temen seangkatan…Ardy, Tri, Anggra, Irwan, Arief, Arie, Nando, dan

masih banyak lagi yang ga bias disebutin satu-satu…makasih atas support dan

dukungannya..kenangan bersama kalian gaakan dilupain.

20. Buat anak-anak kosan CO3 dan Gelatik…makasih dah support dan ngedoaian

hingga akhirna lulus…Lope FUULLL

21. Keluarga Besar Mortir…terutama Mas Ibnu…makasih dah selalu support

22. Semua pihak yang saya kenal serta telah membantu saya namun tidak bias sebutkan

satu-persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala perhatiannya

Page 11: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. DATA DIRI :

Nama : Egie Sagita

Nama Panggilan : Egie

Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 27 November 1985

Jenis Kelamin : laki-laki

Status Anak : Anak ke 1 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Tinggi/Berat Badan : 185cm/60kg

Alamat : Jl. Tenis no 103 BTN Lama Karang Anyar

Indramayu

Hobby : Basketball, Touring

Telepon : 08132290260

2. DATA ORANG TUA :

Nama Ayah : Eddie Hermayadi

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Titin Sutini

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Tenis no 103 BTN Lama Karang Anyar

Indramayu

Page 12: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

3. PENDIDIKAN FORMAl :

1. Th 1990-Th 1992

TK Pertiwi

Indramayu

2. Th 1992-Th 1998

SD Negeri Paoman IV

Indramayu

3. Th 1998-Th 2001

SMP Negeri 2 Sindang

Indramayu

4. Th 2001-Th 2004

SMU Negeri 1 Sindang

Indramayu

5. Th 2004-s/d sekarang

Universitas Pasundan

Fakultas FISIP

Jur. Hubungan Internasional

Bandung- Jawa Barat

Page 13: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………… ii

PERNYATAAN…………………………………………………….. iii

MOTTO DAN DEDIKASI…………………………………………. iv

ABSTRAK BAHASA INDONESIA………………………………. v

ABSTRACT (Terjemahan Bhs Inggris)………………………….. vi

ABSTRAK (Terjemahan Bhs Sunda)……………………………. vii

KATA PENGANTAR…………………………………………….. viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………. xi

DAFTAR ISI………………………………………………………. xiii

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian..............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................................7

1. Pembatasan Masalah................................................................................................7

2. Perumusan Masalah..................................................................................................7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................................................9

1. Tujuan Penelitian......................................................................................................9

2. Kegunaan Penelitian.................................................................................................9

D. Kerangka Teoritis dan Hipotesis..................................................................................10

1. Kerangka Teoritis...................................................................................................10

2. Hipotesis.................................................................................................................20

3. Operasional Variabel..............................................................................................21

4. Skema Kerangka Teoritis.......................................................................................23

Page 14: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

E. Tingkat Analisis, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data..........................................24

1. Tingkat Analisis.....................................................................................................24

2. Metode Penelitian...................................................................................................24

3. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................25

F. Lokasi dan Lamanya Penelitian...................................................................................26

1. Lokasi Penelitian....................................................................................................26

2. Lamanya Penelitian................................................................................................26

3. Sistematika Penulisan.............................................................................................28

BAB II: Pasang Surut Hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang..............................29

A. Sejarah Singkat.............................................................................................................29

1. Kekebalan Diplomasi.............................................................................................29

2. Sejarah Hubungan Diplomatik Antar Negara........................................................30

B. Permasalahan Hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang.......................................33

1. Kerikil Tajam dalam Diplomasi Jepang.................................................................33

2. Sengketa Pulau, Hubungan Korea Selatan-Jepang Kembali Memanas.................37

3. Duta Besar Korea Selatan Di Jepang Ditarik.........................................................38

C. Hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang..............................................................39

1. Jepang dan Korea Selatan Satukan Sikap Hadapi Korea Utara.............................39

2. Roh Moo-Hyun Berkunjung ke Jepang untuk Membahas Masalah Korea

Utara.......................................................................................................................41

3. Pertemuan Puncak Korea Selatan dan Jepang........................................................43

BAB III: Latar Belakang Persengketaan Kepulauan Dokdo.............................................45

A. Gambaran Umum Kepulauan Dokdo...........................................................................45

Page 15: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

1. Geografis................................................................................................................45

2. Iklim dan Ekologi...................................................................................................46

3. Demografi...............................................................................................................48

B. Klaim............................................................................................................................48

1. Periode Sebelum PD II...........................................................................................48

2. Periode Setelah PD II.............................................................................................53

3. Keputusan Tertinggi Pasukan Sekutu....................................................................56

C. Penegasan Mahkamah Internasional Atas Pulau Dokdo Sebagai Bagian dari Wilayah

Korea Selatan...............................................................................................................56

D. Kepentingan Korea Selatan..........................................................................................57

1. Sejarah....................................................................................................................57

2. Kepentingan Ekonomi Korea Selatan terhadap Kepulauan Dokdo.......................61

E. Kepentingan Nasional Jepang......................................................................................65

1. Sejarah....................................................................................................................65

a. Prasejarah.........................................................................................................65

b. Zaman klasik....................................................................................................66

c. Zaman Pertengahan..........................................................................................67

d. Zaman Modern.................................................................................................69

2. Ekonomi Jepang.....................................................................................................71

3. Hubungan Luar Negeri dan Militer........................................................................75

4. Di Ambang Kebangkitan Militerisme Jepang........................................................77

BAB IV: Upaya Diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam Menyelesaikan Sengketa

Pulau Dokdo............................................................................................................................82

A. Implementasi Upaya-Upaya Diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam Penyelesaian

Sengketa Kepulauan Dokdo.........................................................................................82

Page 16: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

1. Korea Selatan-Jepang Kembali Pererat Hubungan................................................82

2. Bela Negara Korea Selatan Lewat Misi Kebudayaan............................................84

B. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Penyelesaian Sengketa Kepulauan

Dokdo...........................................................................................................................85

1. Ketidakjelasan Batas-Batas Negara dan Status Suatu Wilayah.............................85

2. Peningkatan Kontroversi Mengenai Status Kepulauan Dokdo..............................88

C. Langkah-Langkah yang Dilakukan Untuk Menghadapi Kendala yang Ada...............92

1. Negoisasi................................................................................................................92

2. Pertemuan Jepang dan Korea Selatan....................................................................94

3. Korea Selatan Larang Jepang Lakukan Riset di Pulau Sengketa...........................96

4. Mengenai Perjanjian Damai San Fransisco............................................................97

5. Keikutsertaan Komite Nama-Nama Geografis Amerika Serikat...........................99

D. Efektivitas Penyelesaian Sengketa Kepulauan Dokdo Secara Diplomatik................102

1. Dokdo Di Tahun 1965 dan Dasar Perjanjian Hubungan Korea Selatan-

Jepang...................................................................................................................102

2. Recent Konflik.....................................................................................................103

3. Penyelesaian Pulau Dokdo...................................................................................106

4. Hukum Adat “Warfare”........................................................................................107

5. Disposisi “Acquired Territory”............................................................................108

BAB V: KESIMPULAN......................................................................................................110

Daftar Pustaka

Page 17: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Masalah perebutan/klaim suatu kepulauan oleh beberapa negara memang menjadi

masalah yang rumit. Klaim suatu negara terhadap suatu wilayah negara lain sering kali

menimbulkan konflik yang berujung pada memburuknya hubungan antara negara yang sama-

sama memiliki klaim atas wilayah yang sama. Definisi kuno tentang negara, yakni kesatuan

antara wilayah, penduduk, dan pemerintahan, tetap menjadi pedoman yg di anut semua

negara. Seperti yang dialami oleh Jepang dan Korea Selatan atas klaim Kepulauan Dokdo

atau Takeshima1.

Status Pulau Dokdo/Takeshima diantara Korea Selatan dan Jepang yang

dipersengketakan kedua negara adalah status kedaulatannya, dimana kedua negara

mengklaim berdasarkan konektivitas secara geografis dan historis atas kepemilikan pulau

tersebut.

Dokdo adalah pulau yang terletak kira-kira di pertengahan antara Semenanjung Korea

dan Kepulaun Jepang (pada 37º 14 26,8” N dan 131º 52 10,4” E). Sebenarnya, Dokdo bukan

merupakan suatu pulau tapi gugusan pulau. Dokdo terdiri dari dua pulau utama, yaitu

Dongdo (Pulau Timur) dan Seodo (Pulau Barat). Kawasan Dongdo adalah 73297 m², dan

Seodo memiliki luas 88639m jadi total luas kawasan Dokdo 187.453 m². Pulau ini

merupakan suatu kawah yang berasal dari ledakan vulkanis yang berbentuk karang yang

dijadikan sebagai tempat perlindungan burung laut petrel, burung camar dan terdapat

beberapa tumbuhan endemik. Pulau ini juga terkenal akan kekayaan biota laut dan sumber

1 Surabaya post Rabu 18/07/2008 sengketa pulau dokdo diakses tanggal 12 oktober 2008

Page 18: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

daya gas alam yang terdapat disekitarnya. Dokdo memiliki ekosistem yang unik.

Memproduksi sejumlah kecil air tawar, permukaan gunung berapi, menjadi habitat dari 70-80

jenis tanaman, 22 jenis burung, dan 37 jenis serangga. Disekitar Pulau, arus dingin dan

hangat memenuhi arus laut, yang juga merupakan tempat bagi berbagai macam komunitas

dan organisme laut, termasuk anjing laut dan terdapat 100 lebih jenis ikan. Penampilan fisik

atas Pulau ini sangat mengesankan kedua Negara dan dianggap mencerminkan kepribadian

kedua Negara secara simbolik. Sehingga muncullah perdebatan kepemilikan atas pulau

Dokdo yang mencakup batas-batas kewilayahan secara maritim termasuk penggunaan dan

pemanfaatan sumber daya laut yang ada di dalamnya.

Sebagaimana hasil dari perang antara Jepang dan Rusia, Jepang memiliki hak untuk

mengambil alih wilayah yang dulunya menjadi bagian dari wilayah jajahan Rusia. Hal ini

berarti bahwa wilayah semenanjung Korea termasuk dalam wilayah yang menjadi bagian dari

hasil perang tersebut. Hal tersebut dikarenakan wilayah semenanjung Korea merupakan

bagian dari wilayah jajahan Jepang.

Bahkan sebelum perang berkobar antara Jepang dan Rusia, wilayah semenanjung

Korea telah dianeksasi oleh Jepang. Jepang menganeksasi semenanjung Korea dikarenakan

kebutuhan Jepang akan sumber daya alam Korea dan keinginannya untuk membangun

imperium Jepang yang lebih luas. Pada awalnya hubungan Korea dan Jepang hanya

berdasarkan pada hubungan dagang/ekonomi. Pemerintah Korea yang pada saat itu dipegang

oleh kerajaan Choson membangun pemukiman untuk warga Jepang di tiga pelabuhan di

Korea Selatan. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan perdagangan Korea bisa lebih

meningkat. Namun hal itu menjadi bumerang bagi Korea, dengan memanfaatkan kondisi

kacau di dalam negeri Korea karena perebutan kekuasaan, Jepang pun melakukan serangan.

Korea salah perhitungan akan serangan Jepang tersebut, Korea menganggap serangan Jepang

tidak akan mempengaruhi wilayah Korea karena kondisi dalam negeri Jepang yang sedang

Page 19: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kacau karena perebutan kekuasaan juga., sehingga Korea tidak mempersiapkan diri untuk

melawan serangan Jepang tersebut. Hal ini sudah dapat ditebak Jepang dan Jepang dapat

dengan mudah mengakhiri 518 tahun pemerintahan Choson dan sejak saat itu Jepang

menguasai Korea. Korea menandatangani perjanjian pendudukan dengan Jepang pada 22

Agustus 1910. Berdasarkan hal tersebut, secara otomatis Korea berada dalam kendali

Jepang2.

Sebelumnya pada tahun 1904, Korea menandatangani sebuah perjanjian dengan

Jepang. Pada perjanjian itu, Korea mutlak dalam kendali Jepang. Segala urusan diplomatik

dan pemerintahan berada dibawah kekuasaan Jepang dan Korea menjamin untuk memberikan

wilayahnya kepada Jepang jika dibutuhkan untuk kebutuhan perang Jepang3.

Jepang menggunakan wilayah Ulengdo dan Dokdo sebagai pusat komunikasi. Pusat

komunikasi tersebut sangat dibutuhkan Jepang untuk mencegah serangan dari Rusia. Jepang

membangun menara komunikasi di pulau Dokdo untuk memenuhi kebutuhan armada perang.

Wilayah semenanjung Korea meliputi wilayah yang berada dalam teritorial Korea

Utara maupun Selatan. Wilayah Korea Selatan memiliki pulau terluar yaitu Ulengdo dan

Dokdo. Pulau Dokdo merupakan kumpulan batu karang yang didalamnya terdapat dua karang

besar yaitu Dongdo (Timur) dan Seodo (Barat) ditambah dengan beberapa karang kecil yang

berjumlah kurang lebih 30 buah.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, secara otomatis wilayah yang dulu menjadi

wilayah jajahan Jepang dikembalikan kepada negara/wilayah yang berkuasa sebelumnya. Hal

ini tertuang dalam perjanjian damai Jepang atau yang lebih dikenal dengan perjajian San

Fransisco tanggal 8 september 1951, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang menunjukan

2 Yang Seung Yoon & Nur Aini Setiawati, Sejarah Korea Sejak awal abad hingga masa kotemporer. Hal 1373 Ibid hal 138.

Page 20: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

tanggung jawab Jepang sebagai negara yang harus menanggung beban biaya yang

ditimbulkan selama masa penjajahan. Dalam perjanjian San Fransisco juga tertuang pasal

tentang wilayah yang harus dikembalikan kepada negara asal.

Wilayah Dokdo merupakan wilayah yang dipersengkatakan oleh Korea Selatan

karena kepemilikannya. Berdasarkan pada perjanjian San Fransisco, kepulauan Dokdo tidak

termasuk kedalam wilayah yang harus dikembalikan oleh Jepang Pada pasal 2 perjanjian San

Fransisco hanya dibicarakan pengembalian wilayah Pulau Kuril dan Senkaku pada Rusia. Hal

ini dapat diartikan sebagai legalitas Jepang untuk memiliki pulau itu.4

Dengan dasar hukum berupa perjanjian San Fransico, Jepang memasukan wilayah

Dokdo kedalam kedaulatannya melalui prefektur shimane pada tanggal 22 februari 1905

dalam putusan dewan prefektur shimane no 40. Kebijakan Jepang ini diambil setelah adanya

sekelompok nelayan di prefektur Oki pada tanggal 17 mei 1905 yang menginginkan legalitas

pulau Dokdo dalam wilyah Jepang. Hal ini dilakukan karena nelayan tersebut mulai

melakukan aktivitas perburuan singa laut di pulau Dokdo5.

Dalih lain yang diberikan Jepang untuk menantang klaim Korea Selatan atas

Kepemilikan pulau Dokdo berupa bukti akan perjanjian pendudukan Jepang atas Korea. Pada

saat penandatanganan perjanjian pendudukan Jepang atas Korea, secara otomatis wilayah

Korea merupakan bagian dari wilayah jajahan Jepang. Namun, ada satu poin yang dianggap

Jepang penting unuk mengklaim pulau Dokdo tidak termasuk dalam wilayah Korea dan dapat

dianggap sebagai daerah tidak bertuan (Terra Nulius).

Pada setiap tanggal 2 Februari dirayakan hari Takeshima oleh Jepang, Takeshima

merupakan sebutan Jepang untuk pulau Dokdo. Secara historis, kepulauan Takeshima

4 World Radio kkomite nama-nama Geografis Amerika Serikat 2008-07-29 diakses tangga januari 24 20095 http://Wiki.com/liancourtrocks/dok/190708.htm. diakses tanggal 27 januari 2009

Page 21: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

merupakan wilayah kedaulatan Jepang, hal ini dibuktikan dengan masuknya Takeshima

dalam kedaulatan Jepang sejak masa Edo sekitar tahun 1603-1868. Pada tahun 1618 warga

Jepang sudah memulai perburuan singa laut dan pemanfaatan kayu serta bambu di wilayah

Ulengdo dan Dokdo. Bahkan pada tahun 1661, pemerintah Jepang telah memberikan ijin

kepada warganya untuk melakukan perjalanan ke Takeshima.

Pada tahun 2008, Jepang kembali mempertegas klaimnya dengan cara memasukan

kepulauan Dokdo kedalam buku kurikulum pendidikan sekolah menengah Jepang, hal ini

bertujuan untuk pengenalan kepada anak-anak sekolah menengah. Selain bertujuan untuk

pengenalan anak sekolah menengah, memasukan wilayah Takeshima kedalam buku pelajaran

sekolah menengah Jepang juga memiliki makna bahwa Jepang adalah pemilik Legalitas atas

kepulauan Takeshima, bukan Korea Selatan atau negara manapun.

Dalam kepemilikan pulau Takeshima, Jepang mendapat saingan atas kedaulatan di

pulau Takeshima atau Dokdo. Klaim atas kepemilikan Pulau Takeshima atau Dokdo juga di

tunjukan oleh Korea Selatan. Korea selatan menganggap Pulau tersebut merupakan bagian

dari wilayahnya.

Korea Selatan mengklaim bahwa Pulau Dokdo berada di bawah kedaulatannya

berdasar pada acuan historis yang dikutip dalam beberapa dokumentasi pemerintah Korea

Selatan, yang menyatakan bahwa Dokdo pada awalnya merupakan suatu independent island

yang dinamakan Ussankuk dan telah bersatu dengan Korea Selatan pada masa Dinasti Shilla

pada tahun 512 SM. Berdasarkan Dokumentasi tersebut Dokdo ditemukan setelah adanya

ekspedisi yang dilakukan oleh negara Perancis di bawah komando F.G. Jean yang

menyatakan bahwa Dokdo berada di wilayah Semenanjung Korea di bawah teritorial Korea

Selatan. Untuk itu Korea Selatan mengklaim bahwa pengakuan kedaulatan Dokdo dilakukan

lebih awal dibandingkan dengan pengakuan Jepang atas Takeshima. Sebagai penegasan atas

Page 22: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

klaim Korea Selatan terhadap Dokdo, maka telah dilakukan berbagai aktivitas yang dapat

menunjang proses pengakuannya dengan melaksanakan survei daratan dan dikonsepkan

dalam sebuah hasil pemetaan (topografi) yang dilakukan berdasarkan pada posisi ilmu bumi

secara akurat, bahkan sebagian dari dokumentasi yang telah terkumpul diterbitkan oleh

Jepang seperti yang di terbitkan oleh Dabuchi Tomohiko yang mengutip bahwa Dokdo

sebagai bagian dari wilayah Korea dalam “Kankoku Shinchishi” atau “Geografi Negara

Korea Baru”.6

Berdasarkan klaim kedua Negara tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

mengkaji, mencermati, dan mempelajari fenomena tersebut sebagai bahan penelitian dengan

mendeskripsikannya melalui judul: “UPAYA DIPLOMATIK KOREA SELATAN-

JEPANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PULAU DOKDO”

6 http://www.tokdo-sel.com/News/2005/03/18/index.html

Page 23: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan klaim atas Kepulauan Dokdo oleh Jepang dan Korea Selatan memang

tergolong kompleks, dimana kedua Negara tersebut sama-sama mengklaim bahwa kepulauan

Dokdo adalah milik mereka. Berbagai upaya pun dilakukan kedua belah pihak untuk

memperoleh hak kepemilikan atas Kepulauan Dokdo.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, maka penulis mengidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pasang-surut hubungan diplomatik Korea Selatan-Jepang?

2. Bagaimana latar belakang sejarah konflik atas klaim Pulau Dokdo antara Korea

Selatan dan Jepang?

3. Bagaimana upaya diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam menyelesaikan sengketa

Pulau Dokdo?

1. Pembatasan Masalah

Karena luasnya permasalahan, penulis memandang perlu untuk membatasi ruang

lingkup penelitian. Pembatasan masalah yang akan dibahas penulis mengacu pada pasang-

surut hubungan dipolomatik Korea Selatan-Jepang , membahas mengenai latar belakang

sejarah konflik Jepang-Korea Selatan atas klaim Pulau Dokdo serta upaya diplomatik yang

ditempuh Jepang-Korea dalam menyelesaikan sengketa Pulau Dokdo.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah diajukan untuk memudahkan penganalisaan mengenai

permasalahan yang didasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

Page 24: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, untuk memudahkan penulis dalam

melakukan pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana upaya diplomatik Jepang dan Korea Selatan dalam menyelesaikan

sengketa dua Negara atas klaim Pulau Dokdo?”

Page 25: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari usulan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana tentang pasang-surut hubungan diplomatik Korea

Selatan-Jepang

b. Untuk mengetahui apa latar belakang sejarah konflik atas klaim Pulau Dokdo antara

Korea Selatan dan Jepang

c. Untuk mengetahui bagaimana upaya diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam

menyelesaikan sengketa Pulau Dokdo

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dengan penelitian ini di harapkan, akan memperoleh dan menambah pengetahuan

penulis mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah internasional serta

melatih kemampuan berpikir dan menganalisis suatu permasalahan.

b. Sebagai dedikasi penulis dalam memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat

dunia juga bagi bangsa dan Negara tercinta sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

referensi dan rujukan bagi mereka yang membutuhkan.

c. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menempuh ujian strata-1 (S1)

pada Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Page 26: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

D. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

1. Kerangka Teoritis

Dalam kerangka pemikiran ini, penulis mencoba untuk mengemukakan batasan ilmiah

berupa kutipan teori-teori dan konsep dari para ahli yang ada hubungannya dengan objek

yang diteliti, yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan dengan

menyimpulkan hipotesis untuk memahami fenomena Hubungan Internasional termasuk

kedalamnya adalah Sistem Internasional, Politik Intrnasional dan Ekonomi Internasional yang

memiliki peran penting untuk memperoleh hasil penelitian dalam mendukung hipotesis.

Di dalam pergaulan Internasional, tiap-tiap Negara tidak bisa melepaskan diri dari

hubungan dengan Negara lain yang bersifat Internasional antara Negara yang satu dengan

Negara yang lainnya. Hubungan antar Negara yang melintasi batas Negara tersebut sangat

komplek dan memerlukan koordinasi yang baik serta tidak mudah karena bangsa-bangsa di

dunia memiliki kedaulatan. Untuk itu sangat diperlukan suatu hubungan yang komprehensif,

dimana antara satu Negara dengan Negara yang lainnya harus memiliki tingkat kesepahaman

yang tinggi. Konflik bisa timbul ketika suatu Negara melakukan hubungan dengan Negara

lain, karena setiap Negara memiliki kepentingan Nasional masing-masing.

Hubungan Internasional mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, yang pada

hakekatnya akan membentuk tiga pola hubungan, yaitu : Kerjasama (Cooperation),

Persaingan (Competition), dan Konflik (Conflict) antara yang satu dengan Negara yang lain.

Pola hubungan ini terbentuk karena adanya persamaan dan perbedaan kepentingan Nasional

pada masing-masing Negara di dunia. Hubungan Internasional merupakan landasan bagi

Negara-negara di dunia untuk meningkatkan kohesifitas antara satu sama lain.

Page 27: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Definisi Hubungan Internasional seperti yang dikemukakan oleh K.J Holsti dalam

bukunya Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis yang di terjemahkan oleh Wawan

Djuanda sebagai berikut:

Istilah Hubungan Internasioanl dapat mengacu kepada semua bentuk interaksi antar anggotamasyarakat yang berlainan, baik yang disponsori oleh pemerintah maupun tidak. HubunganInternasional akan meliputi analisa kebijakan luar negeri atau proses-proses politik antarbangsa, tetapi dengan lebih memperhatikan seluruh segi hubungan itu.7

Hubungan Internasional adalah segala bentuk interaksi diantara masyarakat Negara-negara,baik yang dilakukan oleh pemerintah atau Negara, termasuk didalamnya pengkajianterhadap politik luar negeri dan politik internasional dan meliputi segala segi hubungandiantara berbagai Negara didunia meliputi kajian terhadap lembaga perdaganganinternasional, transportasi, pariwisata, komunikasi, dan perkembangan nilai-nilai etikainternasional.8

Dalam pembahasan yang memiliki hubungan dengan masalah internasional

diperlukan suatu konsep dan teori untuk dijadikan sebagai landasan berpikir. Untuk itu

masalah internasional tidak dapat dilepaskan begitu saja dari system internasional. K.J Holsti

dalam bukunya Poltik Internasional Suatu Kerangka Analisis mengemukakan tentang sistem

internasional yang diterjemahkan oleh Wawan Djuanda:

Sistem internasional dapat didefinisikan sebagai kumpulan kesatuan politik uangindependen seperti suku, negara, kota, bangsa, dan kerajaan, yang berinteraksi dalamfrekuensi tinggi dengan proses teratur, para penguji mempunyai pengertian untukmenjelaskan keistimewaan atau karakteristik perilaku unit politik tersebut satu sama laindengan menerangkan berbagai perubahan besar dalam interaksinya.9

Disini dijelaskan bahwa Sistem Internasional merupakan satu kesatuan politik yang

komplek yang berhubungan secara teratur dengan masalah-masalah internasional.Sistem

Internasional disini sangat berhubungan dengan Politik Internasional yang dapat

mempengaruhi perilaku unit politik itu sendiri dalam menjelaskan perubahan-perubahan

yang terjadi di dalam hubungannya satu sama lain.

Untuk mempertajam tentang pemaknaan dari politik internasional, J.C Johari dalam

bukunya International Relation and Politics menyatakan sebagai berikut:

7. K.J Holsti, Politik Internasional; Suatu Kerangka Analisis, Bina Cipta, Bandung, 1987 hal 26-27.8 Ibid9 .Ibid, hal 35.

Page 28: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Politik internasional merupakan salah satu kajian yang penting dalam studi hubunganinternasional dan negara sebagai pelaku, berinteraksi dalam suatu sistem internasional,politik internasional peduli akan perdamaian power atau dengan kata lain politikinternasional lebih menitik beratkan pada sisi konflik dari suatu negara sebagai aktoryang berdaulat.10

Politik Internasional merupakan suatu hal yang sangat penting dalam Hubungan

Internasional. Politik Internasional dan Politik luar negeri suatu negara tidak bisa dilepaskan

begitu saja dari kepentingan dan tujuan nasional bangsa tersebut, karena kepentingan nasional

merupakan salah satu faktor terbentuknya suatu kebijakan politik luar negeri.

Perkembangan keadaan internasional akan mempengaruhi kebijakan politik luar

negeri suatu negara baik itu kebijakan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan

dan keamanan. Dari uraian diatas, jelas bahwa politik luar negeri suatu negara merupakan

dasar bagi posisi dan sikap masing-masing negara atau kelompok-kelompok negara didalam

hubungan internasional mereka.

Sedangkan menurut Paul Scaburi dalam bukunya Power, Freedom, and Diplomacy

yang di kutip oleh K.J Holsti dalam bukunya Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis,

Bahwa yang dimaksud tujuan nasional:

istilah tujuan nasional berkaitan dengan beberapa kumpulan cita-cita atautujuan suatu bangsa..... yang berusaha dicapainya melalui hubungandengan negara lain. Dengan kata lain, bahwa pengertian ini merupakankonsep umum tujuan nasional dan bersifat normatif. Pengertian lain yangbersifat deskritif tujuan nasional dianggap sebagai tujuan yang harus dicapai suatu bangsa secara bertahap melalui kepemimpinan pemerintah.11

Dalam konteks hubungan internasional adanya sistem internasional jelas sangat

diperlukan untuk mengatur segala aspek kehidupan dalam tatanan internasional, dalam sistem

internasional jelas akan adanya politik-politik dari sebuah negara menjadi politik

internasional, J.C Johari mengatakan bahwa:

10 .J.C Johari, International Relation and Politics, 1985 hal 9.11 . K.J Holsti, Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis, Binacipta, Bandung, 1987, hal 86

Page 29: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Politik internasional merupakan salah satu kajian yang penting dalam studihubungan internasioanl dan negara sebagai pelaku, berinteraksi dalamsuatu sistem internasional, politik internasional peduli akan perdamaianpower atau dengan kata lain politik internasional akan lebihmenitikberatkan pada sisi konflik dari suatu negara sebagai aktor yangberdaulat.12

Kebijakan luar negeri sutau negara menurut Raymond F. Hopkins dan Richard W.

Mansbach didefinisikan sebagai ... the point at which influences arising in the international

system cross into the domestic politics arena which domestics politics is transformed into

international behavior . 13 Kebijakan luar negeri dapat dipandang sebagai tindakan terencana

pemerintah suatu negara terhadap pemerintah negara lain yang timbul karena kebutuhan akan

pemenuhan kepentingan nasional dan merupakan respon terhadap lingkungan internasioal.14

Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun mengatakan, bahwa klaim Jepang terhadap

gugusan pulau kecil di laut Jepang di bawah pengawasan Korea Selatan tidak dapat di terima.

Roh mengecam Jepang atas klaimnya terhadap kepulauan Dokdo, yang dikenal Jepang

dengan nama Takeshima. Ia mengatakan pengakuan Jepang itu sama dengan membenarkan

kejahatan sejarahnya pada agresi perang dunia.” Bagi rakyat kami, Dokdo adalah simbol

sepenuhnya kedaulatan,” kata Roh. Pernyataan tersebut dibuat setelah Korea Selatan dan

Jepang berupaya menghindari konfrontasi. Para demonstran Korea Selatan membakar

bendera Jepang dan boneka Perdana Menteri Junichiro Koizumi. Demonstrasi Jepang terus

marak di seluruh Korea. Menteri Luar Negeri Korea Selatan Ban Ki-Moon mencela Jepang

karena terus mengklaim pulau-pulau karang kecil (Dokdo). Protes terus memarak di Korea

Selatan. Dua aktivis telah memotong jari kelingkingnya untuk mendramatisir perlawanan

mereka.

12 . J.C. Johari, international relations and Politics, 1985. Hal 9.13 . Raymond F. Hopkins and Richard W. Mansbach, Structure and Process in International Politics, Harper andRow Publisher, New York, 1973. Hal 13314 .Jack C. Plano dan Roy Olton, International Relations Dictionary, RineHart&Winston, USA. Hal 7

Page 30: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Meski demikian, prefektur Shimane di Jepang tetap memberlakukan peraturan yang

menetapkan 22 februari sebagai “Hari Takeshima”. Sikap pemerintahan sebuah prefektur

Jepang itu (semacam Provinsi) memicu protes dari Korea Selatan. Menteri Luar Negeri Ban

Ki-Moon mengecam langkah prefektur itu sebagai “tindakan tercela”. Departemen Luar

Negeri Korea Selatan mengatakan Pemerintah Tokyo harus bertanggung jawab penuh atas

hal itu.

Korea selatan siap mengambil resiko mengorbankan hubungan baik dengan Jepang

dalam persengketan teritorial atas gugusan Pulau Dokdo yang terletak di perairan laut antara

Korea Selatan dan Jepang. Ban Ki-Moon menyatakan, Korea Selatan akan bersikap keras

mempertahankan kedaulatan wilayah di gugusan pulau karang itu, yang juga diklaim Jepang

sebagai wilayahnya. Perseteruan soal gugusan pulau itu terjadi justru di saat Tokyo dan Seoul

tengah memperingati ulang tahun ke 40 hubungan diplomatik antara kedua negara. Hubungan

makin tegang akhir-akhir ini setelah seorang anggota parlemen tingkat provinsi di Jepang

mengusulkan penetapan sebuah hari peringatan untuk mendukung klaim Tokyo atas

Kepulauan Takeshima alias Dokdo. “Sengketa wilayah merupakan masalah yang terkait

dengan wilayah dan kedaulatan kami” ungkapnya. Dengan demikian, isu ini dianggap lebih

penting dibanding hubungan Korsel-Jepang dan masalah-masalah lainnya.” Kata menlu Ban

Ki-Moon.

Pernyataan Ban yang bernada keras ini di lansir setelah Pemerintah Korea Selatan

sebelumnya di hujani kecaman didalam negeri karena dianggap tidak mengambil langkah

yang cukup keras terhadap Jepang dalam persengketaan ini. Pemerintah Korea Selatan

menyadari adanya berbagai tuduhan bahwa mereka bersikap terlalu lunak dalam menanggapi

masalah ini.”Kami kini akan menangani masalah itu dengan cara yang dapat di terima rakyat

Korea Selatan.” Ban mengatakan dalam pidato singkatnya pada sidang pejabat tinggi

Page 31: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kementriannya, “ Saya ingin mengingatkan Pemimpin Poltik Jepang memiliki kebenaran

pengertian akan sejarah dan kehendak mewujudkannya dalam kenyataan”.

Klaim Jepang dan Korea Selatan atas kepulauan yang masih menjadi sengketa bagi

keduanya dikhawatirkan dapat mempengaruhi hubungan diplomatik dua negara Asia Timur

tersebut. . Ketegangan makin terlihat setelah Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Sang

Hee mengatakan di hadapan parlemen Korea Selatan bahwa ia akan mempertimbangkan opsi

penempatan personil militernya di kepulauan Dokdo. Menanggapi reaksi tersebut, Menteri

Sekertaris Kabinet Jepang Nobutaka Machimura, menyerukan sikap saling menjaga

ketenangan dan mengatakan bahwa aksi militer dapat merusak hubungan bilateral yang

terjalin selama ini. Jepang juga mengkritik rencana Korea Selatan yang akan menggelar

latihan militer di dekat gugusan pulau yang sedang diseketakan tersebut. Tokyo bahkan

memperingatkan Seoul bahwa tindakan seperti itu dapat meningkatkan ketegangan dan

mencederai hubungan kedua negara.

Menteri Sekertaris Kabinet yang juga Juru Bicara Pemerintahan Jepang, Nobutaka

Machimura mengatakan ”Menambah tensi milter tidak akan bertujuan baik untuk

memperkuat hubungan bilateral.”hubungan Korea Selatan dan Jepang sebenarnya terus

membaik sampai isu itu muncul Kembali. Jepang dan Korea Selatan memulai pertemuan di

Tokyo yang bertujuan untuk membahas dan mencari penyelesaian masalah batas-batas

wilayah perairan yang menyangkut masalah kepulauan yang di akui masing-masing pihak

sebagai bagian dari zona ekonomi eklusif, ZEE, dua negara. Pertemuan ini merupakan

pertemuan lanjutan setalah 6 tahun terhenti. Diperkirakan masih bnyak hal yang harus

diluruskan namun Korea Selatan telah menyampaikan harapannya untuk lebih mendorong ke

arah pembentukan ZEE yang diharapkan dapat merealisasikan harapan penyelesaian secara

damai.

Page 32: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Selain itu juga diharapkan hal itu dapat membawa hasil melebihi apa yang selama ini

mereka upayakan setelah terjadinya hubungan yang menegang yang disebabkan oleh belum

adanya ketentuan atas kesepakatan batas-batas teritori laut yang melibatkan sejumlah pulau

kecil yang dikuasai oleh Korea Selatan yang terletak di wilayah laut Jepang. Zona tersebut

diakui ada 9 oleh kedua negara sebagai zona tumpang tindih yang melingkupi kepulauan

Dokdo. Jepang berencana untuk tetap pada pendiriannya yang menarik garis pemisah antara

Takeshima dan Pulau Ullung (Korea Selatan) dengan Kepulauan Oki di Shimane prefektur.

So Choo Suk mengatakan, “ dalam situasi seperti ini kami tak memiliki pilihan lain selain

menjadikan kepulauan Dokdo sebagai titik awal garis Pemisah.” Kedua negara akhirnya

setuju untuk menghindari konfrontasi karena batas wilayah perairan di dalam pertemuan

tingkat tinggi wakil menteri di Seoul setelah Jepang menyatakan kesediannya untuk menarik

mundur pasukan yang semula akan survei disana.

Dalam menyusun rangkaian tindakan atau kebijakan, pemerintah negara tersebut

dipengaruhi oleh faktor-faktor rasionalitas, persepsi, interprestasi, dan definisi, serta situasi

saat pertumbuhan keputusan.15pemerintah sebagai decision makers dituntut untuk memilih

alternatif terbaik antara alternatif yang ada agar mencapai hasil yang optimal. Hal inilah yang

disebut sebagai rasionalitas. Persepsi berkaitan dengan kesadaran para aktor, dalam hal ini

negara, terhadap adanya events (kejadian-kejadian) dan demands (tuntutan-tuntutan) yang

mucul dalam lingkungan internasional yang perlu mendapatkan tanggapan. Jadi kebijakan

luar negeri suatu negara bergantung pada persepsi negara tersebut terhadap berbagai kejadian

di luar negeri. Interprestasi dan definisi adalah upaya para aktor dalam menafsirkan apakah

kejadian-kejadian dalam lingkungan eksternalnya dapat berkembang menjadi ancaman atau

hambatan atau justru menghadirkan kesempatan dalam rangka pencapaian tujuan

nasionalnya. Waktu pembuatan keputusan merujuk saat dimana para aktor dituntut untuk

15 .Ibid, hal 89

Page 33: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

secepat dan setepat mungkin dalam mengambil keputusan. Dengan kata lain, kebijakan luar

negeri suatu negara harus sesuai dengan kejadian atau perubahan yang belum terjadi

perubahan lebih lanjut. Dengan demikian, sutau negara akan membuat keputusan luar

negerinya setepat mungkin berdasarkan kesempatan dan kemampuan yang di milkinya.

Ada dua kondisi utama yang harus diperhatikan oleh suatu negara dalam menjalankan

poltik luar negerinya, yaitu tantangan atau hambatan (constrains), dan kesempatan

(opportunities).16 Constrains berkaitan dengan persepsi ancaman yang dimiliki suatu negara.

Sedangkan opportunities merupakan kondisi yang mendukung tercapainya tujuan nasional

negara, dalam hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi ekonomi.

Menurut Jack Plano dan Roy Olton Kepentingan Nasional merupakan:

“Tujuan mendasar serta faktor yang sangat menentukan yang memandu para pembuatkeputusan dalam merumuskan politik luar negeri, itu adalah kepentingan nasional.Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangant umum tetapi meupakan unsuryang menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah,keamanan militer, dan kesejahteraan nasional.”17

Keutuhan wilayah sebuah negara merupakan faktor yang sangat penting. Tidak

terkecuali bagi Korea Selatan. Wilayahnya merupakan sebuah identitas kedaulatan negara.

Sebuah negara wajib untuk melakukan tindakan terhadap ancaman apapun dan darimanapun

untuk melindungi keutuhan wilayahnya.

Keutuhan wilayah Korea Selatan telah terusik dengan adanya klaim sepihak oleh

Jepang atas kepemilikan Kepulauan Dokdo. Dapat diketahui bahwa Kepulauan dokdo sudah

merupakan bagian dari wilayah Korea Selatan sejak jaman tiga kerajaan Silla. Kepemilikan

Pulau Dokdo oleh Korea Selatan didukung oleh beberapa fakta atau bukti penting baik yang

berasal dari dalam negeri maupun dari Jepang sendiri. Kepentingan Korea Selatan untuk

menjaga kedaulatan Pulau Dokdo merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan legalitas

16 .Ibid, hal 10817 . Jack Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional (terjemahan). Putra A. Bardin, Jakarta, 1999,hal 6-7.

Page 34: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

sejarah.” Kepulauan Dokdo berdasarkan sejarah, geografi, maupun Hukum Internasional,

merupakan bagian wilayah kekuasaan Korea Selatan, dan mengatakan, Jepang seharusnya

tidak menderita kerugian besar karena ingin mendapatkan sesuatu yang kecil.”18 Kata Ban Ki

Moon.

Upaya Korea Selatan untuk melindungi keutuhan wilayahnya, dalam hal ini

mempertahankan Kepulauan Dokdo, menimbulkan konflik dengan Jepang. Korea Selatan

menganggap konflik teritori dengan Jepang merupakan hal yang terpenting, Korea Selatan

tak akan tinggal diam untuk merelakan Jepang mencaplok Kepulauan Dokdo dari kedaulatan

wilayah Korea Selatan. Bahkan untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya atas Kepulauan

Dokdo, Korea Selatan siap memutus hubungan bilateralnya dengan Jepang. “Sengketa Dokdo

merupakan masalah yang terkait dengan wilayah dan kedaulatan kami. Dengan demikian, isu

ini dapat dianggap lebih penting dibanding hubungan Korea Selatan-Jepang dan masalah-

masalah lainnya,19” kata Menlu Ban Ki-Moon dalam acara konferensi pers.

Adapun pengertian ekonomi internasional menurut Boediana dalam bukunya

Ekonomi Internasional adalah sebagai berikut: “Masalah-masalah yang berkaitan dengan

hubungan internasional antara satu negara dengan negara lain. Hubungan ekonomi bisa

berupa pertukaran hasil atau aliran sarana produksi, hubungan ekonomi bisa berbentuk

hubungan kreditnya.20

Pendapat lain tentang Ekonomi Internasional dikemukakan oleh Dominic Salvatore

dalam bukunya International Economic mengatakan bahwa definisi dari tujuan ekonomi

seperti dibawah ini: “ Untuk mencapai tingakat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat

manusia. Pelaksanaan ekonomi internasional adalah kerjasama bantu membantu antar bangsa

18 . Kompas korsel Tak Akan Pernah Mundur Untuk Memprotes Jepang Soal Dokdo Kamis, 17 Maret 2005. Diakses tanggal 13-12-200819. Kompas Demi Gugusan Pulau Dokdo, Korsel siap Putus Hubungan Dengan Jepang kamis, 10 Maret 2005.Diakses tanggal 13-12-200820. Boediana, Ekonomi Internasional (Jakarta:LP3S, 1981), hal 3.

Page 35: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

dan negara. Dengan adanya kerjasama ini maka kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh

persediaan di dalam negeri dapat terpenuhi melalui bantuan kerjasama dengan negara lain.21

Setiap negara berusaha meningkatkan dan mencapai kesejahteraan rakyatnya. Maka

makna kepentingan ekonomi merupakan faktor penting dalam tujuannya tersebut. Seperti

Korea Selatan sendiri , posisi geo politik, dan geo ekonominya pun merupakan sumber atau

raws materials. Jika salah satu negara tidak mempunyai, maka negara itu akan mengalami

kesulitan untuk membangun negaranya. Korea Selatan merupakan salah satu negara yang

minim akan sumber daya alam, walaupun wilayah Korea Selatan tergolong cukup luas namun

negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam yang dapat diandalkan. Kebutuhan industri

Korea Selatan tergantung pada pasokan sumber daya alam dari negara lain. Perkembangan

industri Korea Selatan yang dimulai pasca krisis menimpa negara tersebut pada tahun 1997

dinilai sangat pesat. Korea Selatan membuka lebar-lebar pasar domestiknya dan

melaksanakan kebijakan ekspor besar-besaran. Sehingga laju perekonomian Korea Selatan

tergantung pada sektor industri.

Mengingat tingginya pertumbuhan industri di Korea Selatan maka kebutuhan akan

sumber daya alam itu sendiri meningkat. Sumber daya alam yang dibutuhkan Korea Selatan

berupa material seperti minyak dan gas. Korea Selatan merupakan negara kedua konsumen

gas terbesar di dunia, setelah China. Ketergantungan Korea Selatan akan impor gas akan

sedikit terkurangi jika Pulau Dokdo berhasil dipertahankan Korea Selatan. Pulau Dokdo

disinyalir mengandung sumber gas hydrat. Potensi gas yang ada di pulau Dokdo diketahui

sama dengan jumlah impor gas Korea Selatan selama 30 tahun.

Selain potensi gas, Pulau Dokdo juga menyimpan kekayaan alam berupa hasil laut

yang melimpah. Kekayaan biota laut tersebut dapat dimanfaatkan Korea Selatan untuk

21 . Dominic, Salvatore, International Economic (Cambridge:Cambridge University, 1984) hal 1.

Page 36: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

memenuhi kebutuhan masyarakat Korea Selatan yang begitu tinggi. Disamping untuk

memenuhi kebutuhan masyarakatnya, hasil laut dapat juga dimanfaatkan untuk

mensejahterakan rakyatnya. Karena masyarakat khususnya nelayan dapat memanfaatkannya

sebagai mata pencaharian.

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis dan permasalahan di atas, maka penulis mencoba membuat

dan merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Dengan adanya upaya Negosiasi dan

pertemuan kedua Negara yang di sikapi secara akomodatif pada pola hubungan

diplomatik antara Korea Selatan dan Jepang maka konflik sengketa atas status

kedaulatan Kepulauan Dokdo akan dapat terselesaikan.”

Page 37: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

3. Operasional Operasionalisasi Variabel dan Indikator

(Konsep teoritik, empiric dan analisis)

3.1.Tabel Operasionalisasi Variable :

Variabel

(Teoritik)

Indikator

(Empirik)

Verifikasi

(Analisis)

Variabel bebas: “Dengan adanyaNegosiasi danpertemuan keduaNegara dalammengimplementasikanPerjanjian SanFransisco,

1. Adanya keinginan keduabelah pihak untukmemperbaiki kembalihubungan diplomatickedua Negara

1. Data (fakta danangka) keduaNegaramelakukanpertemuan dankunjunganbilateral secararutin khususnyauntukmeningkatkankerjasama duaNegara dalamberbagai bidangterutama dibidang ekonomi

2. Adanya pertemuan keduanegara dalam polahubungan diplomatikantara Korea Selatan danJepang

2.Data (fakta danangka) kedua belahpihak sepakat untukmemperbaikihubungan diplomatikdemi menopangdiplomasi ulang alikkedua negara yangsempat terhambatakibat kecaman Seoulterhadap perdanamenteri Jepang

Page 38: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Variabel terikat:

Maka konflik yangberlangsung diKepulauan Dokdoakan terselesaikan danhubungan baik antaraKorea Selatan danJepang akan tercipta

3. Adanya pemecahanmasalah terhadap konflikklaim atas Pulau Dokdoyang belum terselesaikan

3. Data (fakta danangka) mengenaiadanya upayadiplomatic darikedua Negaradalammenyelesaikankonflik sengketaPulau Dokdo

4. Adanyapengimplementasianupaya – upaya diplomatickedua Negara dalammenyelesaikan konfliksengketa atas PulauDokdo

4. Data (fakta danangka) mengenailangkah- langkahpenyelesaian,kendala-kendaladan efektivitaspenyelesaiansengketa pulauDokdo secaradiplomatic

Page 39: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

4.Skema Kerangka Teoritis

4.1. Gambar Skema Kerangka Teoritis

Page 40: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

E. Tingkat Analisis, Metode Penelitian, dan Teknik Pengumpulan Data

1. Tingkat Analisis

a. Analisis Reduksionis, yang unit eksplanasinya pada tingkat yang lebih rendah

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif analitis dan

metode historis analitis.

a. Metode deskritif analitis, yaitu metode yang digunakan untuk mendefinisikan

fenomena yang ada dan membahas realita yang ada serta berkembang dewasa ini

kendati yang setuju pada pencarian alternatif untuk membahas permasalahan yang

dihadapi. Metode ini pada akhirnya akan dapat dikomparasikan dengan prediksi

realita masa yang akan datang. Metode deskritif analitis menggambarkan,

mengklarifikasi, menelaah, serta menganalisis fenomena yang ada didasarkan atas

pengamatan dari beberapa kejadian dalam masalah yang bersifat aktual di tengah

realita yang ada untuk menggambarkan secara rinci fenomena sosial tertentu, serta

berusaha memecahkan masalah dalam prakteknya tidak sebatas pengumpulan dan

penyusunan data, melainkan meliputi juga analisis dari interprestasi data-data

tersebut.

b. Metode historis analitis, yaitu metode penelitian yang menghasilkan metode

pemecahannya yang ilmiah dan perspektif historis suatu masalah, yakni cara

pemecahan suatu masalah dengan cara pengumpulan data dan fakta-fakta khusus

mengenai kejadian masa lampau dalam hubungannya dengan masa kinisebagai

rangkaian yang tidak terputus dan saling berhubungan satu sama lain. Metode

penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan perisriwa masa lalu, metode ini

Page 41: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

ditarik kesimpulannya untuk kemudian dikomparasikan dan dicocokan dengan

kondisi yang tengan terjadi pada saat ini serta juga dapat dijadikan dasar untuk

melakukan prediksi-prediksi masa yang akan datang.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu teknik

pengumpulan data dengan mencari data-data dari kepustakaan buku, informasi-informasi

berdasarkan penelaah literatur atau referensi baik yang bersumber dari artikel-artikel,

majalah, surat kabar, jurnal, buletin-buletin, internet maupun catatan-catatan penting

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang di teliti oleh penulis

Page 42: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

F. Lokasi dan Lamanya Penelitian

1. Lokasi Penelitian

a. Departemen Luar Negeri Indonesia

Jl. Sisingamanganraja No. 73-75 Jakarta.

b. Kedutaan Besar Jepang

Jl. M. H. Thamrin Kav. 24 Jakarta Pusat

c. Kedutaan Besar Korea Selatan

Jl. Jendra Gatot Subroto Kav. 57 Jakarta

d. Pusat Dokumentasi dan Perpustakaan Departemen Luar Negeri RI

Jl. Taman Pejambon No. 4 (ex-BP7) Jakarta Pusat

e. Pusat Informasi Kompas

Jl. Palmerah Selatan No. 23-28 Jakarta

f. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi)

Jl. Gatot Subroto no. 10 Jakarta

2. Lamanya Penelitian

Penulis melakukan penelitian diperkirakan sejak . adapun tahapannya yang lebih rinci

dapat dilihat dalam tabel pada halaman berikutnya

Page 43: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i
Page 44: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

G. Sistematika Penulisan

BAB II: Bab ini membahas tentang Pasang-Surut Hubungan Diplomatik Korea Selatan-

Jepang

BAB III: Bab ini membahas tentang Latar Belakang Timbulnya Sengketa Kepulauan

Dokdo

BAB IV: Bab ini berisi tentang Upaya Diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam

Menyelesaikan Sengketa Pulau Dokdo

BAB V: Adalah bab penutup yang berisi tentang kesimpulan penelitian penelitian yang

menunjukan hubungan antara perumusan masalah dengan hipotesa serta

kerangka dasar teori sebagai salah satu landasannya dan kata penutup serta

saran

Page 45: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

BAB II

Pasang Surut Hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang

Diplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut Diplomat)

yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya

langsung terkait dengan diplomasi internasionalyang biasanya mengurus berbagai hal seperti

budaya, ekonomi, dan perdagangan. Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara

mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang halus.

A. Sejarah Singkat

Diplomasi yang paling sederhana dan tertua adalah diplomasi bilateral antara dua

pihak dan biasanya merupakan misi dari kedutaan besar dan kunjungan kenegaraan.

Contohnya adalah Persetujuan Perdagangan Bebas Amerika-Kanada. Jenis lainnya adalah

diplomasi multilateral yang melibatkan banyak pihak dan bisa ditelusuri dari Kongres Wina.

PBB adalah salah satu institusi diplomasi miltilateral. Beberapa diplomasi multilateral

berlangsung antara negara-negara yang berdekatan atau satu region dan diplomasi ini dikenal

sebagai diplomasi regional.

1. Kekebalan Diplomasi

Diplomat memiliki kekebalan hukum dan menurut Konvensi Wina tentang Hubungan

Diplomatik pada 1961, diplomat tidak dapat dituntut. Seorang diplomat yang melakukan

kejahatan besar akan dikembalikan ke negara asalnya dan di adili di sana.

Page 46: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

2. Sejarah Hubungan Diplomatik Antar Negara

Sampai dengan tahun 1815 ketentuan-ketentuan yang bertalian dengan hubungan

diplomatik berasal dari hukum kebiasaan. Pada Kongres Wina 1815 raja-raja yang ikut dalam

konferensi sepakat unutk memodifikasi hukum kebiasaan tersebut menjadi hukum tertulis.

Namun, tidak banyak yang telah dicapai dan mereka hanya menghasilkan satu naskah saja

yaitu hirarki diplomat yang kemudian dilengkapi dengan protokol Aix-La-Chapelle pada

tanggal 21 november 1818. Sebenarnya, Kongres Wina dari segi subtansi praktis tidak

menambah apa-apa terhadap praktik yang sudah ada sebelumnya selain menjadikannya

sebgai hukum tertulis.

Kemudian pada tahun 1927 dalam kerangka liga bangsa-bangsa diupayakanlah

modifikasi yang sesungguhnya. Namun, hasil-hasil yang dicapaikomisi ahli ditolak oleh

dewan liga bangsa-bangsa tersebut. Alasannya yaitu belum waktunya untuk merumuskan

kesepakatan global mengenai hak-hak istimewa dan kekebalan diplomatik yang cukup

kompleks. Karena itu, memutuskan untuk tidak memasukan masalah tersebut dalam agenda

konferensi Deen Haag yang diselenggarakan pada tahun 1930 unutk modifikasi hukum

internasional.

Disamping itu, di Havana pada tahun 1928 konferensi ke-6 oprganisasi negara-negara

Amerika (OAS) menerima konvensi dengan nama Convention of Diplomatic Officers.

Konvensi ini diratifikasi oleh 12 negara Amerika, kecuali Amerika Serikat yang

menandatangani saja dan tidak meratifikasikarena menolak ketentuan-ketentuan yang

menyetujui pemberian suaka politik. Mengingat sifatnya yang regional implementasi

konvensi ini tidak menyeluruh.

Page 47: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Pada tahun 1947, komisi hukum internasional yang dibentuk oleh majelis umum PBB

menetapkan 14 topikpembahasan yang didalamnya juga termasuk topik hubngan diplomatik

dan kekebalan-kekebalan. Namun pembahasan mengenai hubungan diplomatik tidak

mendapat prioritas. Selanjutnya, karena sering terjadi insinden diplomatik sebagai akibat

perang dingin dan dilanggarnya ketentuan-ketentuan tentang hubungan diplomatik, atas usul

delegasi Yugoslavia, majelis umum PBB pada tahun 1952 menerima resolusi yang meminta

komisi hukum internasional memberikan prioritas untuk melakukan modifikasi mengenai

hubungan dan kekebalan diplomatik.

Pada tahun 1954, komisi mulai membahas masalah-masalah hubungan dan kekebalan

diplomatik dan sebelum akhir 1959 majelis umum melalui resolusi 1450 memutuskan untuk

menyelenggarakan suatu konferensi internasional untuk membahas masalah-masalah dan

kekebalan-kekebalan diplomatik. Konferensi tersebut dengan nama United Nations

Conferences on Diplomatic Intercourse and Immunites mengadakan sidangnya di Wina dari

tanggal 2 maret sampai 14 april 1961. Wina dipilih dengan pertimbangan historis karena

konvensi pertama mengenai hubungan diplomatik diselenggarakan di kota tersebut tahun

1815.

Konferensi menghasilkan instrumen-instrumen: Vienna Convention on Diplomatic

Relation, Optional Protocol Concerning Acquisition of Nasionality, and Optional Protocol

Concerning the Compulsory Settlement of Disputes. Diantara ketiga instrumen tersebut

Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik (Convention on Diplomatic Relations), 18 april

1961 merupkan yang terpenting. Konvensi itu diterima oleh 72 negara, tidak ada yang

menolak dan satu negara abstain. Pada tahun 1961 wakilk dari 75 negara menandatangani

konvensi tersebut, yang terdiri dari mukamah, 53 pasal dan 2 protokol. Tiga tahun kemudian

tanggal 24 april 1964 konvensi tersebut mulai berlaku.

Page 48: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Sekarang hampir seluruh negara di dunia telah meratifikasi konvensi tersebuttermasuk

Indonesia yang telah meratifikasinyadengan undang-undang no.1 tahun 1982 pada tanggal 25

januari 1982. Pentingnya prinsip-prinsip yang tercantum dalam Konvensi Wina tersebut

digaris bawahi oleh Mahkamah Internasional dalam kasus melalui ordinasinya tangggal 15

desember 1979dan pendapat hukumnya (Advisory Opinion) tanggal 24 mei 1980. Koferensi

Wina ini sungguh merupakan kode diplomatik yang sebenarnya walaupun hukum kebiasaan

dalam konvensi ini tetap berlaku seperti disebut dalam pendahuluannya tetapi peranannya

hanya sebagai tambahan.

That the Rules of Costumary International Law Should Continue to Govern Question

not Expressly Regulated by the Provisions of the Present Convention. Selanjutnya Konvensi

Wina tersebut dilengkapi dengan konvensi mengenai misi-misi khusus (Convention on

Special Missions) yang diterima oleh majelis umum PBB pada tanggal 8 Desember 1969.

Dapat dikatakan bahwa himpunan ketentuan-ketentuan mengenai hak-hak istimewa dan

kekebalan diplomatik ini merupakan hukum hubungan diplomatik sebagai bagian dari hukum

internasional yang paling mapan dan sudah lama berkembang dalam kehidupan masyrakat

antar bangsa.

Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik sekarang ini telah menjadi konvensi

universal karena hampir seluruh negara di duniatelah menjadi pihak pada instrumen yuridik

tersebut. Banyak kasus dimana peradilan nasional mendasarkan hampir seluruh keputusan-

keputusannya atas ketentuan-ketentuan konvensi walaupun salah satu negara yang bertiklai

belum menjadi pihak. Barangkali yang merupakan kekuatan utama konvensi adalah

diterimanya prinsip resiprositas yang telah merupakan sanksi efektif dan tetap atas ketaatan

terhadap ketentuan-ketentuan konvensi.

Page 49: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Tiap negara sekaligus merupakan negara pengirim dan penerima. Bila suatu negara

lalai dalam memberikan hak istimewa, kekebalan atau perlindungan terhadap wakil-wakil

negara asing, maka negara asing tersebut diperkirakan akan mengambil sikap yang sama.

Oleh karena itu, merupakan kepentingan suatu negara untuk memberikan perlakuan yang

baik terhadap perweakilan-perwakilan asing dan anggota-anggotanyaagar wakil-wakilnya di

negara lain juga mendapat perlakuan yang sama pula. Walaupun konvensi ini sudah berumur

hampir 40 tahundan hubungan diplomatik telah menjadi sangat padat dan kompleks,

ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam konvensi tersebut masih tetap merupakan pedoman

dan landasan bagi penyelenggaraan hubungan dan kegiatan luar negeri antar negara.

B. Permasalahan hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang

1. Kerikil Tajam dalam Diplomasi Jepang

Untuk kelima kalinya , Perdana Menteri Junichiro Koizumi berkunjung ke Kuil

Yasukuni. Seperti yang sudah-sudah, kunjungan itu menuai kemarahan China dan Korea

Selatan. Hubungan diplomatik Jepang dan kedua negara itu berada di ujung tanduk. Kuil

Yakusuni yang berarti “negeri yang damai” itu memang menyimpan luka lama. Di kuil yang

dibangun tahun 1869 itu dimakamkan sekitar 2,5 juta orang Jepang yang tewas selama

perang. Meraka terdiri atas perawat, prajurit, dan pelajar yang maju ke medan perang. Bagi

sebagian besar orang Jepang, mereka dikuburkan di kuil itu adalah pahlawan sehingga patut

didoakan dan dihormati.

Namun, bagi rakyat China dan Korea Selatan, Kuil Yasukuni dipandang tak lebih

sebagai simbol kekejaman Jepang. Pasalnya, di kuil itu dimakamkan juga penjahat kelas A,

seperti Perdana Menteri Jendral Hideki Tojo yang bertanggung jawab atas kekejaman Jepang

selama perang dunia II. Karena itu, kunjungan para pejabat Jepang, termasuk Koizumi seakan

membangkitkan luka lama dan kenangan pahit Bangsa China dan Korea Selatan. Rakyat

Page 50: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

China, misalnya, segera teringat kembali peristiwa pembantaian ribuan orangdi Nanjing

antara Desember 1937 dan Maret 1938 yang diperkirakan memakan korban 250.00 hingga

300.000 jiwa. Sebagian diantara korban adalah anak-anak dan perempuan. Seorang

koresponden surat kabar Jepang melihat barisan orang-orang China yang akan dieksekusi di

tepi sungai Yangzte.

Selanjutnya, dia menyaksikan tumpukan mayat-mayat yang dibakar. Peristiwa ini

dicatat sebagai salah satu pembataian paling mengerikan di abad modern. Tidak hanya itu,

penjarahan dan pemerkosaan pun dilakukan secara massal. Sekitar 20.00 orang menjadi

korban. Inilah salah satu masa paling gelap yang dampaknya dirasakan hingga kini di China.

Rakyat Korea (dulu belum terpecah menjadi dua) juga merasakan kekejaman Jepang

selama masa pendudukan daro tahun 1910-1945. Ratusan ribu perempuan Korea dinistakan

sebagai budak seks tentara Jepang sejak tahun 1932. Sebagian dari mereka dibunuh. Hal yang

sama juga terjadi di Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Luka lama itulah

yang menyebabkan setiap kunjungan Koizumi di Kuil Yasukuni ditanggapi secara sangat

keras oleh Korea dan China. Meraka menganggap kunjungan tersebut sebagai simbol tidak

adanya penyesalan Pemerintah Jepang atas kekejaman militernya di masa lalu.

Agak mengherankan kenapa Koizumi “nekad” mengunjungi Yasukuni meski dengan

taruhan hancurnya hubungan diplomatik Jepang dengan negara tetangganya. Bethan

Jinkinson dalam analisisnya yang di muat di BBC NEWS Agustus 2005 mengatakan, banyak

orang Jepan masih terobsesi dengan sentimen nasionalisme yang diwariskan kelompok garis

keras nasionalis Jepang. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa sejumlah politisi

Jepang , termasuk Koizumi, merasa perlu memberikan penghormatan di Kuil Yasukuni.

Page 51: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Sentimen itu pula yang diduga membuat Jepang tidak serius mengadakan rekonsiliasi

dengan China dan Korea Selatan. Jepang memang sudah menyatakan maaf dan penyesalan di

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 di Jakarta. Namaun, permintaan maaf itu

dianggap tidakj ikhlas. Hal ini terlihat dari masih adanya upaya mengaburkan kekejaman

militer Jepang dalam buku-buku pelajaran sejarah yang diajarkan sekolah-sekolah Jepang.

Bisa ditebak upaya rekonsiliasi setengah hati ini tidak berhasil. Di China dan Korea Selatan,

unjuk rasa anti Jepang bahkan muncul lebih dashyat, April lalu, ketika mereka mengetahui

praktek pengaburan sejarah kembali dilakukan Jepang.

Apa yang dilakukan Jepang memang berbeda dengan Jerman yang mengakui

kekejaman Adolf Hitler dan memaparkan tragedi Holocaust secara detail disekolah-sekolah

agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Pemerintah Jerman juga meminta maaf sehingga

proses rekonsiliasi dengan bekas musuhnya berjalan mulus. Saat ini Jerman sudah bisa

bersekutu dengan musuh-musuh lamanya. Pemerintah Jepang dianggap tidak memiliki

pendekatan politik yang nyata untuk rekonsiliasi. Pemerintah dan kalangan bisnis hanya

melakukan pendekatan dengan menginvestasikan uang dalam jumlah besar di negara-negara

Asia Timur. Dngan cara itu, negara-negara Asia Timur akan bergantung dan tidak

mengungkit masa lalu.

Konflik akibat sejarah masa lalu yang berlarut-larut seperti ini tentu saja

membahayakan hubungan diplomatik Jepang dengan negara tetangganya. Menyusul

kunjungan Koizumi ke Kuil Yasukuni, Pemerintah China dan Korea Selatan langsung

mengajukan protes keras. China membalas tindakan Koizumi dengan membatalkan

kunjungan Menlu Jepang Nobutaka Machimura ke Beijing. China juga menegaskan

kunjungan Koizumi ke Kuil Yasukuni merupakan provokasi terhadap rakyat China.

Page 52: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Sikap pemerintah Korea Selatan tak kalah kerasnya. Pemerintah Korea Selatan

membatalkan kunjungan Menlu Ban Ki-moon ke Jepang dan mungkin akan membatalkan

kunjungan Presiden Roh Moo-hyun ke Jepang Desember nanti. Belakangan, Pemerintah

Korea Utara turut mengkritik keras kunjungan Koizumi dan menganggapnya sebagai

tindakan yang tidak bijaksana. Kunjungan Koizumi ke Yakusuni tampaknyta memang

membuat situasi politik di Asia Timur yang sudah panas menjadi bertambah panas. Sejumlah

pengamat politik internasional mengatakan, gesekan antara Jepang-China dan Jepang-Korea

Selatan akan mempertajam persaingan sengit di Asia Timur.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketiga negara itu memang bersaing untuk

mendapatkan pengaruh yang besar di Asia Timur. Persaingan paling sengit tentu saja antara

Jepang dengan China. Masahiro Wakabayashi, profesor politik internasional dan hubungan

Asia timur di Tokyo University, mengatakan, “Kedua negara tidak akan mundur datu inci

pun ketika mereka berlomba untuk memimpin Asia.” Di bidang ekonomi, misalnya,

pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di satu sisi menguntungakan Jepang. Namun, di sisi

lain juga mengkhawatirkan Jepang. Sebagai negara nomor dua dan tiga di dunia yang paling

rakus terhadap sumber energi, China dan Jepang terus mengamankan akses energi dan

sumber-sumber lainnya. Karena itu, kedua negara bentrok pada tahun 2004 berkaitan dengan

rute jalur pipa dari ladang minyak terbesar di timur Siberia.

Jepang meminta jalur pipa mengarah ke sebelah timur Pelabuhan Nakhodna agar

kapal-kapal Jepang mudah mengangkut minyak tersebut. China menuntut agar jalur pipa

berakhir di kota Daqing, China. Perseteruan itu dimenangkan Jepang. Kedua negara kembali

bertikai mengenai jalur perbatasan maritim di Laut China Timur di mana terdapat cadangan

minyak dan gas terbesar. Di bidang politik, China dan Jepang berkompetisi dalam menaruh

pengaruh di Asia Timur. Kedua negara kini terlibat persaingan dalam mendominasi kekuatan

di Asia Timur. Persaingan itu diikuti dengan perlombaan dalam memperluas kekuatan militer

Page 53: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

masing-masing negara. Unutk masalah Taiwan, Jepang mendukung AS untuk

mempertahankan Taiwan jika ada serangan dari China.

Dengan Korea Selatan, Jepang bertikai dalam memperebutkan gugusan Pulau

Dokdoyang kaya akan ikan. Pemerintah Korea Selatan menegaskan, mereka akan bersikap

keras untuk mempertahankan pulau karang tak berpenghuni itu. Mereka juga siap

memutuskan hubungan diplomatik dengan Jepang demi menjaga kedaulatan negaranya.

Dengan peta persaingan yang demikian sengit antara Jepang-Korea Selatan dan Jepang-

China, kunjungan Koizumi ke Kuil Yasukuni memang seperti memercikan bensin ke atas api.

Semuanya mudah tebakar.

2. Sengketa Pulau, Hubungan Korea Selatan-Jepang Kembali Memanas

Klaim Jepang dan Korea Selatan atas Pulau yang masih menjadi sengketa bagi

keduanya dikhawatirkan dapat mempengaruhi hubungan diplomatik kedua negaraAsia Timur

tersebut. Para pejabat Jepang mengakui hal tersebut sehingga kemungkinan dapat

mengganggu rencana kunjungan masing-masing kepala pemerintahan yang sudah

dijadwalkan. Ketegangan kedua negara semakin terlihat setelah Menteri Pertahanan Korea

Selatan Lee Sang Hee mengatakan di hadapan parlemen Korea Selatan mempertimbangkan

opsi penempatan personil militernya di kepulauan yang disebut Dokdo, yang oleh Jepang

diklaim sebagai Takeshima.

Menanggapi reaksi tersebut, Menteri Sekertaris Kabinet Jepang Nobutaka

Machimura, menyerukan sikap daling menjaga ketenangan dan mengatakan bahwa aksi

militer dapat merusak hubungan bilateral selama ini. Jepang juga mengkritik rencana Korea

Selatan yang akan menggelar latihan militer di dekat gugusan pulau sedang disengketakan

kedua negara. Tokyo bahkan memperingatkan Seoul bahwa tindakan seperti itu dapat

meningkatkan ketegangan dan mencederai hubungan keduanya. Sengketa gugusan pulau

Page 54: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

yang disebut Dokdo di Korea Selatan dan Takeshima di Jepang memanas lagi setelah Jepang

menegaskan kembali klaimnya terhadap pulau yang dikontrol Korea Selatan itu. Hubungan

Korea Selatan dan Jepang sebenarnya terus membaik sampai isu itu muncul kembali.

Jepang mencaplok Kepulauan Dokdo pada Perang Rusia-Jepang 1904 serta pada

penaklukan Semenanjung Korea 1910-1945 dan berlanjut di era modern. Menurut Korea

Selatan,Jepang jangan memaksakan klaim Takeshima yang diklaim pertama kalinya oleh

Jepang pada 22 Februari 1905, sebagai bagian Prefektur Shimane. Dalam sejarah Korea, dua

gugusankarang seluas 186 ribu meter persegi itu bagian dari Provinsi Gyeongsyang Utara dan

berkaitan dengan Pulau Daemodo yang ditaklukan Jendral Korea Selatan Yi Jong-mu pada 29

Juni 1914. Bahkan taun 512, Dokdo bagian teritori Dinasti Silla.

Dengan warisan sejarah dan legitimasi tersebut, Seoul menetapkan kembali Dokdo

sejak tahun 1953 dengan menempatkan pasukan kepolisian. Bahkan Korea Selatan berencana

membangun sebuah hotel untuk mempertegas kembali kepemilikannya yang sama atas

kepulauan tersebut. Gugudsn kepulauan yang diklaim kedua negara selain mnyangkut

persoalan legitimasi hukum, tetapi juga diduga memiliki kekayaan minyak dan gas.

3. Duta Besar Korea Selatan Di Jepang Ditarik

Departemen Luar Negeri Korea Selatan mengatakan Jepang telah menyatakan

kembali kedaulatan atas pulau-pulau tersebut, dimana pulau-pulau tersebut saat ini berada

dbawah kekuasaan Korea Selatan dan posisinya berada di wilayah kedua negara. Pernyataan

baru mengenai kepemilikan pulau Takashima oleh Jepang yang disebut Dokdo oleh Korea

Selatan dilaporkan muncul dalam sebuah buku petunjuk bagi para guru . Kepulauan itu kaya

akan ikan dan juga cadangan gas.

Page 55: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Duta Besar Kwon Chul-hyun akan kembali ke Seoul sementara setelah melakukan

protes keras terhadap Departemen Luar Negeri Jepang, demikian pernyataan Departemen

Luar Negeri Korea Selatan. Kementerian itu mengatakan Duta Besar Jepang untuk Korea

Selatan Toshinori Shigeie juga akan dipanggil. Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak

menyampaikan “kekecewaan yang mendalam dan penyesalan,” atas pernyataan kedaulatan

Tokyo, dimana Korea Selatan mengatakan hal itu muncul dalam buku petunjuk untuk guru

bagi murid sekolah menengah.

Presiden Lee sebelumnya berusaha menciptakan hubungan yang lebih baik dengan

Tokyo. Pada bulan April, dia mengatakan KTT bersama antara kedua negara, yang pertama

kali dalam tiga tahun terakhir. Sementara itu di Tokyo, juru bicara Pemerintah Nobutaka

Machimura mengatakan pemerintahnya berhati-hati mengenai pernyataan dalam buku itu dan

menyerukan semua pihak untuk tenang.

C. Hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang

1. Jepang dan Korea Selatan Satukan Sikap Hadapi Korea Utara

Korea selatan dan Jepang “tidak akan pernah mentoleransi” Korea Utara yang

bersenjata nuklir, demikin dikemukakan Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak setelah

perundingan dengan Perdana Menteri Jepang Taro Aso. Lee dan Aso sepakat menekan Korea

Utara agar meninggalkan program nuklirnya di tengah unjuk kekuatan militer Pyongyang

yang terus berlangsung. Dan mendesak China berperanan sebagai mediator untuk terus

membujuk sekutunya untuk segera melucuti senjatanya. Dengan pelaksanaan resolusi 1874

PBB, kami harus menunjukan kepada Korea Utara bahwa mereka tidak akan memperoleh

apapun dengan memiliki senjata nuklir, imbuh Lee,menunjuk pada sanksi-sanksi PBB

terhadap Pyongyang karena pengujian rudalnya akhir-akhir ini.

Page 56: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Aso juga mengatakan ” kami setuju memperkuat kerjasama antara Jepang, Korea

Selatan, dan Amerika Serikat, dan sepakat mengenai pentingnya memperdalam kerjasama

dengan China”. China, sekutu utama Korea Utara, selalu bersikap berhati-hati terhadap

Pyongyang, karena khawatir mengenai langkah-langkah yang bisa mendorong rezim terkucil

itu runtuh dan membuat jutaan pengungsi masuk ke wilayah perbatasannya. Pertemuan

puncak Korea Selatan dan Jepang itu dilakukan ketika Pyongyang meningkatkan retorika

konfrontasinya di tengah kecurigaan dunia bahwa pemerintah Kim Jong-Il bersiap-siap

menembakan rudal lain dan melakukan latihan militer di lepas pantai Korea Utara.

Ketegangan regional meningkat setelah Korea Utara pada 25 Mei melakukan

pengujian nuklir kedua, yang diikuti dengan peluncuran rudal. Korea Utara juga

meninggalkan perundingan enam pihak mengenai perlucutan nuklirnya, yang mencakup

kedua Negara Korea, AS, China, Rusia, dan Jepang. Lee dan Aso juga membahas gagasan

mengadakan perundingan lima pihak yang tidak melibatkan Pyongyang, dengan tujuan

membuat kemajuan dalam perundingan enam pihak. Tokyo dan Seoul mempelopori upaya di

Asia Timur untuk menentang sikap pembangkangan Korea Utara, termasuk peringatan

berulang kali Pyongyang mengenai konfrontasi militer.

Korea Utara telah berjanji membuat lebih banyak bom nuklir dan memulai program

senjata baru yang berlandaskan pengayaan uranium sebagai reaksi atas sanksi-sanksi PBB.

Korea Utara mengulangi ancamannya untuk meningkatkan pertahanan nuklir untuk membela

diri dari Amerika Serikat, sekutu dekat Korea Selatan dan Jepang. Korea Utara akan

memperkuat pangkalan nuklir bagi pertahanan negara menghadapi ancaman dan upaya

perang nuklir. Lawatan Lee ke Tokyo itu merupakan bagian dari diplomasi pertemuan

puncak bolak-balik yang tetap, sebuah sistem dimana pemimpin itu saling mengunjungi

negara masing-masing dua kali setahun unutk perundingan yang mencakup masalah-masalah

diplomatik dan ekonomi.

Page 57: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

2. Roh Moo-hyun Berkunjung ke Jepang untuk Membahas Masalah Korea Utara

Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun meninggalkan Seoul unutk mengadakan

kunjungan kenegaraan Di Jepang. Kunjungan kali ini merupakan sebagian dari rencana

kunjungannya, dengan tujuan mengkoordinasi lebih lanjut pendirian dengan pemerintah

Jepang mengenai penyelesaian masalah nuklir Korea Utara. Ini menunjukan betapa

pentingnya posisi Jepang dalam strategi diplomatik Korea Selatan. Roh Moo-hyun dan

Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi berkoordinasi dan melakukan pembicaraan lebih

lanjut pendirian kedua Negara. Menurut Pejabat dari Kepresidenan Korea Selatan , kedua

belah pihak akan mengeluarkan pernyataan bersama tentang pendiriannya untuk terus

menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara secara damai.

Mereka juga sepakat untuk menuntut Korea Utara melepaskan program nuklir, tidak

mengambil tindakan apa saja yang mungkin memperburuk lebih lanjut situasi ini. Selain itu,

Roh Moo-hyun dan Koizumi masih akan mengadakan konsultasi mengenai masalah

hubungan bilateral, yang antara lain adalah penandatanganan Kesepakatan Zona bebas

Perdagangan. Korea Selatan dan Jepang adalah dua negara tetangga yang berhadapan-

hadapan dan terpisah oleh laut. Perkembangan hubungan kedua negara dalam perkembangan

sejarahnya tidaklah lancar. Jepang pernah menjajah Semenanjung Korea selama 35 tahun.

Sampai tahun 1965 kedua negara baru menjalin hubungan diplomatik secara total. Selama

beberapa tahun ini, perkembangan hubungan kedua negara berturut-turut mengalami dampak

negatif akibat masalah buku pelajaran Jepang dan berziarahnya Koizumi ke Kuil Yasukuni.

Acara kunjungan Roh Moo-hyun kali ini juga sangat kontroversial di dalam negeri

Korea Selatan. Menurut rencana, setelah tiba di Tokyo, Roh Moo-hyun akan menghadiri

jamuan yang diadakan oleh Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko Shoda untuk

kehormatannya, sedangkan kunjungan Roh Moo-hyun bertepatan dengan Hari Belasungkawa

Page 58: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Korea Selatan untuk memperingati pahlawan-pahlawan nasional yang gugur untuk tanah air.

Sebagian tokoh Korea Selatan berpendapat, pertemuan Roh Moo-hyun dengan Kaisar Jepang

pada Hari Belasungkawa adalah tidak cocok. Selain itu, Majelis Rendah Jepang tak lama

berselang telah meluluskan tiga Rancangan Undang-undang Apabila Terjadi Peristiwa yang

akan dibahas dan diterima baik oleh Majelis Tinggi Jepang selama kunjungan Roh Moo-

hyun. Juru bicara Kepresidenan Korea Selatan kemarin mengungkapkan, pada saat yang

cocok, Roh Moo-hyun akan menyampaikan pendiriannya secara lisan, yakni isi tersebut tidak

dicantumkan dalam pernyataan bersama yang akan dikeluarkan seusai pembicaraan KTT

Korea Selatan-Jepang, namun dalam pidatonya di depan Majelis Jepang pada hari Senin

mendatang, ia akan menyatakan bahwa Korea Selatan mengharapkan Jepang memberikan

sumbangan demi perdamaian dan kestabilan regional di atas dasar Undang-Undang Dasar

Perdamaian, pertahanan dan tiga prinsip bebas nuklir.

Media Korea Selatan menaruh harapan besar pada kunjungan Roh Moo-hyun kali ini.

Surat kabar Korea Time Korea Selatan dalam editorialnya mengatakan, “Jepang adalah

negara tetangga penting Korea Selatan, dewasa ini, memperbaiki dan meningkatkan

hubungan kedua negara mempunyai arti penting bagi pemerintah baru Roh Moo-hyun untuk

memelihara kepentingan negara Korea Selatan melalui upaya diplomatik”. Meskipun

kunjungan kali ini akan terpengaruh oleh beberapa masalah peninggalan sejarah, namun

pihak Korea Selatan tetap mengharapkan kunjungan kali ini dapat mendorong momentum

perkembangan hubungan bersahabat dan tetangga baik oleh kedua negara. Editorial tersebut

menunjukkan pula, pembinaan hubungan saling percaya antara Korea Selatan dan Jepang

adalah tugas yang paling penting, akan tetapi apabila sejumlah negarawan Jepang tidak dapat

mengenal sejarah dengan tepat, pembinaan hubungan saling percaya tersebut akan sangat

sulit.

Page 59: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

3. Pertemuan Puncak Korea Selatan dan Jepang

Pertemuan antara Korea Selatan dan Jepang yang berlangsung di Seoul, Korea,

berakhir dengan kesepakatan atas berbagai persoalan yang sangat luas. Terutama dalam hal

ekonomi, untuk menghadapi badai sektor keuangan dunia yang mengancam kemapanan

ekonomi dua negara industri terkuat Asia itu. Menurut Taro Aso, kedua pemimpin sepakat,

bahwa Asia patut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Internasional, dan mengambil peran

utama dalam pemulihan ekonomi dunia. Di luar masalah kemelut ekonomi dunia, Korea

Selatan dan Jepang juga menyepakati kerjasama program pembangunan kembali

Afghanistan. Negeri yang menurut Perdana Menteri Jepang Taro Aso, sangat menentukan

dalam peta keamanan dunia. Plus dalam berbagai topik seperti sengketa nuklir Korea Utara

dan hubungan dengan Amerika di masa kekuasaan Obama. Singkatnya , disebutkan Taro

Aso, kedua negara sepakat untuk membangun hubungan baru yang memungkinkan Jepang

dan Korea Selatan memberikan sumbangannya untuk berbagai permasalahan dunia secara

bersama.

Diungkapkan pula oleh Perdana Menteri Taro Aso, bahwa "Belum pernah terjadi

sebelumnya, para pemimpin Korea Selatan dan Jepang melakukan pertemuan sesering ini,

dan bersetuju atas berbagai persoalan yang begitu luas cakupannya seperti ini".Yang cukup

khusus adalah kesepakatan untuk berkoordinasi secara erat dalam melakukan pembaharuan

sistem keuangan kedua negara, merumuskan ulang kebijakan-kebijakan makro-ekonomi, dan

strategi dalam berurusan dengan berbagai blok perdagangan. Korea Selatan dan Jepang juga

menjajaki kemungkinan diberlakukannya pakta perdagangan bebas kedua negara. Hal ini

tidak langsung dilaksanakan, namun akan dibahas lebih jauh oleh tim teknis yang akan

bertemu secara berkala. Kesepakatan-kesepakatan yang begitu luas ini seakan merupakan

salah satu puncak dari babak baru hubungan yang diwarnai pasang surut ketegangan terkait

sejarah kedua negara. Tahun 2005, Korea Selatan membekukan berbagai pertemuan tingkat

Page 60: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

tinggi kedua negara sebagai protes atas langkah Perdana Menteri jepang waktu itu, Yunichiro

Koizumi yang berulang kali secara demonstratif berziarah ke kuil penghormatan prajurit

Jepang yang tewas dalam Perang Dunia. Bagi Korea, ini merupakan pelecehan terhadap

penderitaan rakyat Korea dan banyak negara Asia lain yang menjadi korban kebrutalan

militer Jepang sejak 1910 hingga berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945.

Hubungan kedua negara baru pulih lagi setelah terpilihnya Lee Myung Bak sebagai

Presiden Korea Selatan . Lee Myung Bak memilih untuk mengambil jalan kooperatif.

Berbagai kerjasama dijajaki, bahkan kedua negara melangsungkan pertemuan

rutin."Hubungan bilateral Jepang dan Korea Selatan yang sering sekali menegang. Namun

kali ini kami mendekatkan hubungan, jauh lebih erat dari sebelumnya," ungkap Presiden

Korea Selatan Lee Myung Bak. Namun tak sedikit pengamat yang meragukan kelanggengan

hubungan erat ini. Masa lalu sebagai negara penjajah dan yang dijajah, dan masih tingginya

kecenderungan di kalangan banyak politikus dan masyarakat Jepang untuk melakukan

pembenaran terhadap kebrutalan militer Jepang di masa lalu, diyakini akan selalu

memercikan api ketegangan. Suksesnya Pertemuan di Seoul kali ini, yang seakan menjadi

puncak eratnya hubungan Korea Selatan-Jepang, dinilai lebih didorong oleh kesamaan

kepentingan menghadapi krisis ekonomi global. Kalau ekonomi dunia pulih, hubungan Korea

Selatan dan Jepang akan sangat gampang untuk meledak lagi dalam ketegangan.

Page 61: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

BAB III

Latar Belakang Persengketaan Kepulauan Dokdo

A. Gambaran Umum Kepulauan Dokdo

Dokdo memiliki nama yang berbeda tergantung pada siapa yang merujuknya dalam

rentang waktu sejarah yang berbeda. Pada masa lalu, Korea memiliki beberapa nama untuk

Kepulauan Dokdo yaitu Unsando, Sambongdo, Seokdo, dan Gajido (“-do” berarti pulau).

Alasan tidak kelanjutan dari nama-nama itu adalah tidak adanya penduduk yang mendiami

pulau itu.22 Yang pertama menyebutnya sebagai Unsando adalah Kerajaan Unsanguk pada

tahun 512 dan telah tergabung dalam Dinasti Silla.

Dalam beberapa teks menjelaskan sejarah Dokdo yang memiliki tiga puncak bila

dilihat dari sudut yang berbeda, maka nama Sambongdo yang berarti pulau tiga puncak

diberikan kepada Dokdo. Sedangkan Seokdo dan Dokdo merupakan dua nama Cina yang

memiliki arti yang sama yaitu pulau karang dan Gajido merupakan bahasa lama Korea.

1. Geografis

Dokdo berada di laut Jepang sebagai bagian dari gunung berapi yang telah berulang

kali meletus sekitar 4,6-2,5 juta tahun yang lalu. Karena proses pengendapan yang

berlangsung ribuan tahun, Dokdo terbentuk dua pulau karang yang bernama Seodo dan

Dongdo yang secara harfiah dapat diartikan sebagai pulau barat dan timur yang dipisahkan

satu sama lain sekitar 2 juta tahun yang lalu dan berjarak sekitar 151 meter satu sama lain.

Bagian barat atau Seodo merupakan bagian tertinggi dan lebih besar dibandingkan dengan

22 . http://www.koreaaward.com/profi korea/dokdo.htm. diakses tanggal 1 april 2009

Page 62: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Dongdo atau pulau timur. Dokdo juga terdiri dari 87 pulau kecil yang mengelilingi dua pulau

gugusan besar dan 30 diantaranya telah diberi nama oleh Kementrian Korea Selatan.

2. Iklim dan Ekologi

Kepulauan Dokdo memiliki iklim yang hangat yang dipengaruhi oleh arus laut yang

berkumpul di dekat pulau. Suhu rata-rata sepanjang tahun di Pulau ini mencapai 12° C dan

suhu paling ekstrem terjadi pada bulan Januari yang mencapai 1° C serta pada bulan Agustus

23°C. Rata-rata curah hujan tahunan adalah 1240 mm dan di musim dingin Dokdo akan

berselimut salju. Hujan dan salju rata-rata turun 150 hari dalam setahun dan hanya 160 hari

lebih yang berawan atau berkabut.

Dokdo adalah pulau yang terletak kira-kira di pertengahan antara Korea dan

Kepulauan Jepang (pada 37° 14 26,8” N dan 131° 52 10,4” E). Sebenarnya Dokdo bukan satu

pulau tapi merupakan gugusan pulau-pulau. Ia terdiri dari dua pulau utama, Dongdo (Pulau

Timur) dan Seodo (Pulau Barat), yang sekitar 89 batu-batu yang lebih kecil scattered

tersebar. Kawasan Dongdo adalah 73297m², dan Seodo memiliki luas 88639m². Total luas

kawasan Dokdo adalah 187.453m².

Dari beragam ekosistem yang ada di Kepulauan Dokdo sangat dipengaruhi oleh iklim

dan geofrafis. Posisi Kepulauan Dokdo yang berada di Laut Jepang menjadikannya tempat

yang strategis bagi kehidupan biota laut dan tempat persinggahan berbagai jenis burung. Di

antara berbagai jenis burung yang ditemukan di Dokdo yaitu Camar ekor hitam yang hadir

Page 63: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

antara bulan Mei dan Agustus dan merupakan populasi terbesar di pulau itu. Kepulaun Dokdo

yang juga memiliki beragam kehidupan laut kaya akan limpahan berupa plankton. Air sekitar

Kepulauan Dokdo yang hangat disebabkan oleh adanya pertemuan air dari Perairan Korea

Utara dan dari Tsusima di sekitar pulau yang menguntungkan bagi kehidupan biota laut

berupa ikan, rumput laut, udang dan kerang. Kekayaan ekositem lautnya telah dibuktikan

oleh sebuah penemuan karang di dekat Dokdo pada tahun 2007.23

Meskipun terdapat banyak koloni burung dan ikan yang berpopulasi di Kepulauan

Dokdo, tetapi Dokdo tidak cocok bagi tumbuh-tumbuhan. Angin laut yang kuat dengan

kecepatan rata-rata 4 m/s dan air laut yang asin, tanah yang gundul serta kekurangan air tawar

menyebabkan Dokdo tidak sesuai bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan. Selain itu, Dokdo juga

dapat mengalami kekeringan yang parah karena Dokdo mempunyai struktur tanah yang tipis

dan tidak dapat menyimpan debit air yang banyak, air yang dihasilkan oleh lumut juga tidak

dapat diandalkan karena jumlahnya sangat sedikit.

Walaupun ekosistem Dokdo sehat dan beragam, tpi hal itu pulalah yang membuat

rentan dan rumit daerah tersebut. Sebuah studi pada tahun 2006 menemukan bahwa dua jenis

mamalia yagn sebelumnya dilaporkan berpopulasi dan ada di Dokdo, yaitu singa laut dan

anjing laut telah punah. Dalam studi itu juga ditemukan bahwa 8 species terancam punah,

termasuk burung falcon, angsa, burung hantu, burung Siberian dan Murrelet Jepang.

Untuk melindungi ekosistem yang sehat namun rapuh ini, Pemerintah Korea Selatan

telah menerapkan beberapa kebijakan lingkungan megenai Dokdo. Pada tahun 1982,

peraturan pemerintah no 336 menjadikan Dokdo sebagai Monumen Alam, Dokdo dilarang

bagi pengunjung dan Wisatawan. Namun pada bulan Maret 2005, pemerintah Korea Selatan

mengeluarkan keputusan yang mengijinkan Dokdo dikunjungi oleh wisatawan dan dibatasi

23 Ibid

Page 64: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

hanya 70 orang setiap harinya dan hanya dibuka Pulau yang berada dibagian timur yaitu

Dongdo. Pada bulan yang sama Pemerintah Korea Selatan meningkatkan kuota wisatawan

menjadi 140 orang setiap harinya, namun pemerintah Korea Selatan tetap memberlakukan

aturan yang ketat mengenai kunjungan wistawan. Wisatawan diharapkan tidak melanggar

aturan mngenai polusi kebisingan dan mengambil benda-benda yang ada di pulau tersebut

untuk dijadikan souvenir.

3. Demografi

Pada bulan Mei 1968, seorang nelayan Korea Selatan bernama Chwe (atau Choi)

Jongdeok pindah ke Dokdo dan menjadi orang pertama yang ada di pulau tersebut. Sejak itu,

Dokdo telah dihuni oleh warga Korea Selatan . selain nelayan itu, Pemerintah Korea Selatan

juga menempatkan sejumlah pasukan patrol penjaga pantai sejak tahun 1954. Pada tahun

2006, pemerintah Korea Selatan mengumumkan wacana untuk menambah kuota penduduk di

pulau tersebut menjadi sekitar 20 orang.

B. Klaim

1. Periode sebelum PD II

Dokdo mulai bergabung ke dalam wilayah Korea Selatan saat wilayah Usan’guk

digabungkan kedalam kerajaan Silla pada tahun 512 (tahun ke 13 pemerintahan raja Jireng).

Fakta bahwa Usan’guk terdiri dari Ulengdo dan Dokdo (Unsando) tercatat dalam beberapa

dokumen dan peta-peta kuno, terlebih lagi Dokdo juga disebut Unsando hingga akhir abad

ke 19, yang jelas-jelas membuktikan bahwa Dokdo (Usando) merupakan bagian dari

Usan’guk.

Selama masa pendudukan Jepang pada tahun 1592-1598, tentara Jepang menginvasi

Ulengdo dan Dokdo, membunuh penduduk sipil dan mencuri harta benda mereka. Untuk

Page 65: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

menetralisir jatuhnya nyawa yang lebih banyak, pengadilan kerajaan Joseon membuta

kebijakan pengosongan pulau untuk mengakses rakyatnya meninggalkan pulau demi

keselamatan. Pada saat yang sama, Shogun era Tokugawa di Jepang memberi ijin dua

keluarga nelayan Jepang untuk melewati laut menuju Matsushima ke Dokdo tahun 1656 yang

berarti mengijinkan mereka untuk pergi ke luar negeri. Tak lama berselang tahun 1693,

muncul konflik antara mereka dan juga nelayan Korea bernama Ahn Yong-Bok.24

Tuan tanah asal Jepang, Tsushima merupakan tokoh sentral dalam konflik ini dan dia

juga yang menghasut sedemikian rupa sehingga persengketaan diplomatik Dokdo menjadi

bagian dari teritorial Jepang beberapa tahun. Pemerintah Korea terus bersikap konsisten dan

memiliki prinsip teguh atas kepemilikan mereka terhadap pulau-pulaunya dan Jepang

akhirnya menyerah. Pada bulan Januari 1696, administator pemerintah Tokugawa

menegaskan bahwa Ulendo dan Dokdo termasuk dalam wilayah Korea. Setelah itu, Jepang

melarang nelayannya untuk mencari ikan di sekitar pulau-pulau tersebut dan mencabut ijijn

Lintas Takeshima juga Lintas Matsushima. Ahn Yong-Bok, nelayan Korea dari Dong nae

ikut berperan dalam pengamanan Ulengdo dan Dokdo dari Jepang pada masa tersebut.

Demikian pula dengan buku Kunjusicheonghapgi yang diterbitkan oleh pemerintah

Jepang pada tahun 19667, dimana merekan menyatakan sebagai dokumen pertama yang

memuat Dokdo, yang mencatat bahwa Ulengdo (dalam bahasa Jepang dinamakan

Matsushima) dan Dokdo (dalam bahasa Jepang dinamakan Takeshima) termasuk wilayah

Goreo dan batas barat laut Jepang adalah Okishima. Seorang sarjana ilmu pasti terapan

Jepang, Hayushi Shihei menerbitkan peta “tiga negara yang diserangkaikan” tahun 1785,

yang menunjukan tiap negara dengan warna yang berbeda, Korea berwarna kuning, Jepang

berwarna hijau. Dalam peta itu, Ulengdo dan Dokdo (Usando) yang berada di tengah laut

24 http://www.dokdo-takeshima .com/dokdo-anyongbok.html diakses tanggal 27 februari 2009

Page 66: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Timur tidak hanya diwarnai kuning, tapi dimasukan sebagai bagian dari wilayah teritorial

Korea.25

Selain itu, terdapat pula fakta bahwa Dokdo (Usando) merupakan bagian dari Korea

dan Ulengdo tidak hanya diketahui oleh Jepang, tetapi juga oleh negara-negara barat. Pada

tahun 1737, ahli geografi Prancis. Peta dari Korea menandai Dokdo (Usando) merupakan

bagian dari wilayah Korea. Ulengdo dan Dokdo digariskan sangat dekat laut Timur Korea

Selatan. Dalam peta SinjeungDonggukyeojiseungram, Dokdo (Usando) digambarkan dekat

ke peninsula daripada Ulengdo, menitikberatkan pada fakta bahwa Dokdo merupakan bagian

dari Joseon (Korea).26

Era Tokugawa runtuh pada Januari 1868, dan masa Restorasi Meiji mulai terbentuk,

perdana menteri pemerintahan yang baru mengirimkan pejabat-pejabat tinggi dari kantor

urusan luar negeri ke Joseon untuk menyelisiki rahasia atas 14 masalah pada bulan Desember

1869. Saat itu terdapat perintah investigasi (suatu keadaan dimana Ulengdo dan Dokdo

termasuk wilayah Joseon) diantara mereka. Menteri luar negeri dan perdana menteri,

organisasi teritnggi pemerintahan Jepang pada waktu itu, mengetahui bahwa Ulengdo dan

Dokdo termasuk daerah Joseon. Laporan dari penyelidikan rahasia adalah berjudul Laporan

Penyelidikan Rahasia pada asosiasi nasional Joseon tahun 1876 juga termuat dalam catatan

diplomatik Jepang catatan ke 3 yang diterbitkan sekitar tahun 1930 oleh kantor urusan Luar

Negeri Jepang.27 Ini merupakan bukti nyata bahwa Jepang secara resmi telah menyatakan

bahwa Ulengdo dan Dokdo sebagai bagian dari wilayah teritorial Korea Selatan.

Pada tahun 1876, Departemen Dalam negeri Jepang memerintahkan setiap provinsi

untuk membuat dan mengirimkan peta wilayahnya masing-masing dan peta pendaftaran

25http://www.dokdo-takeshima.com/dokdo-hayashi-shihei.html diakses tanggal 1 april 200926 http://www.clickkorea.org/dokdo/03.html diakses tanggal 28 Maret 200927 http://www.dokdo-takeshima.com/dokdo-ulleungdo.html diakses tanggal 28 Maret 2009

Page 67: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

tanah untuk membuat sebuah peta modern dan peta pendaftaran Jepang. Pada waktu itu,

Shimane mengirimkan penyelidikan ke Departemen Dalam Negeri, menanyakan apakah

Ulengdo dan Dokdo dimasukkan ke Laut Timur. Departemen Dalam Negeri Jepang

menyarankan penyelidikan selama 5 bulan dan menegaskan bahwa Ulengdo dan Dokdo

termasuk dalam wilayah Joseon dan sudah tidak ada hubungannya dengan Jepang. Meski

demikian untuk menekankan betapa pentingnya masalah itu, Departemen Dalam Negeri

memutuskan untuk menyerahkan keputusan akhir masalah tersebut pada pusat pemerintah

tertinggi negara yaitu Perdana Menteri.28

Badan pemerintahan tertinggi Jepang, Perdana Menteri, meninjau ulang Departemen

Dalam Negeri bagian konsultasi dan pada 20 Maret 1977 menyatakan kembali bahwa

Ulengdo dan Dokdo merupakan bagian dari Joseon dan mengirim surat perintah resmi ke

Shimane dan diantaranya untuk menghapus 2 pulau itu di peta karena Ulengdo dan Dokdo

tidak lagi masuk dalam wilayah Jepan, namun masuk dalam wilayah Korea Selatan. Data ini

kemudian menjadi bukti bahwa Dokdo termasuk kedalam wilayah Korea Selatan.

Sebagai tanggapan atas tindakan memasuki Ulengdo secara ilegal oleh Jepang untuk

penebangan pohon dan menetap, Dinasti Joseon menghapus peraturan pengosongan pulau

tersebut pada 1882 dan mulai untuk memperbolehkan orang-orang tersebut untuk pindah lagi

ke pulau itu. Sebagai tambahan, peta modern dibuat setelah reformasi Gaco 1894 dengan

jelas menunjukan Dokdo sebagai sebuah wilayah dari Joseon bersama dengan Ulengdo.

Dehanjyenjido pada 1969 dan Daehanjeodo pada 1899 dari departemen di kerajaan Dehan

(Korea Selatan) menyatakan dengan jelas bahwa Dokdo (Usando) merupakan wilayah Korea

Selatan. Pada bulan Oktober 1900, kerajaan Dehan (Korea Selatan) membentuk ulang sistem

administrasi lokalnya sebagai bagian dari usaha pencegahan untuk menghentikan imigran

ilegal yang terus datang ke Ulengdo dari Jepang, mereka mengeluarkan surat peraturan

28 http://www.dokdo-takeshima.com/dokdo-mapping -errors.html diakses tanggal 23 Februari 2009

Page 68: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

setempat kerajaan No 41 dan menaikan skala tingkat pemerintahan Ulengdo dari Ujin-gun

menjadi Uldo-Gun dan mengangkat gubernur pemerintahan Uldo.29 Uldo-Gun mengelola

Ulengdo, Jukauedo (juko) dan Dokdo (Seokdo). Penataan kembali bentuk pemerintahan ini di

publikasikan dalam lembaran resmi negara milik pemerintahan pusat untuk mengumumkan

dengan resmi kepada kalangan luar negeri. Melalui surat peraturan setempat kerajaan NO 41

tahun 1900, posisi Dokdo sebagai bagian wilayah Korea Selatan secara tegas dibentuk

kembali saat kebijakan “pulau kosong” diganti oleh kebijakan “gerakan masuk”, banyak

nelayan dari timur laut Joseon pindah dan bertempat tinggal di pulau tersebut. Nelayan ini

menggunakan nama Dokseom yang artinya “yang terdiri dari batu” (doseom dalam dialek

Honam) lebih sering daripada “Usando”, nama resmi Dokdo. Maka dari itu “Dokdo” ditulis

dengan huruf China menurut arti sesungguhnya yakni “pulau batu”. Orang Barat menyebut

pulau itu “batu Liancourt”, diambil dari nama kapal yang pertma kali menggambar Dokdo

dalam peta perjalanannya.

Setelah munculnya perang Rusia-Jepang pada bulan Februari 1904, Jepang

membangun pangkalan Angkatan Laut di Laut Timur Dokdo. Sebelumnya, pengusaha

perikanan Jepang Nakai mengajukan kepada raja Daehan (Korea Selatan) untuk mendapat

menangkar anjing laut secara eksklusif. Pemerintah Jepang sesungguhnya menyadari bahwa

pulau tersebut milik Korea Selatan tapi mengklaim Dokdo sebagai pulau tak bertuan, dan

tetap saja menyatukan Dokdo ke dalam wilayahnya pada tanggal 18 Januari 1905. Jepang pun

menamai Dokdo sebagai “Takeshima” serta memutuskannya untuk menaruh dibawah

prefektur Shimane, selain itu Jepang juga tidak mendokumentasikan/menyebarluaskan

putusan ini dengan menerbitkan surat pemberitaan resmi.

Namun demikian, sejak 512 masehi, Dokdo telah menjadi bagian dari wilayah Korea

Selatan. Maka Jepang mengklaim Bahwa Korea mengambil Dokdo sebab Dokdo sejatinya

29 http://www.dokdo-takeshima .com/dokdo-ordinance-41.html diakses tanggal 23 Februari 2009

Page 69: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

tak bertuan, tidak pula memiliki bukti sejarah yang nyata. Saat Gubernur Uldo mengetahui

penyimpangan kepemilikan yang dilakukan Jepang pada tanggal 28 Maret 1906, ia

melaporkan pada Gubernur Pusat melalui Gubernur Provinsi Gangwon dan Gubernur

Kerajaan Daehan (Korea Selatan) segera mencela dan mengancam tindakan ilegal Jepang.

Namun, Kerajaan Daehan (Korea Selatan) direbut dari Jepang 4 tahun kemudian pada tanggal

29 Agustus 1910 dan Dokdo dikembalikan ke Korea Selatan saat Negar tersebut meraih

kemerdekaan.

2. Periode Setalah PD II

Saat Jepang menyerah pada sekutu tanggal 15 Agustus 1945, sekutu membuat

pemerintahan tinggi di Tokyo dan mulai mengembalikan wilayahnya kolonial yang dimiliki

Jepang kepada pemilik asalnya. Pada tanggal 29 Januari 1946, pemerintahan tinggi

mengeluarkan edaran militer No. 677 SCAPIN dan mengembalikan Jejudo, Ulengdo dan

Dokdo (Liancourt Rocks) kepada Korea Selatan.30 Tak lama berselang, pada tanggal 22 Juni

1946, pemerintah tertinggi sekutu mengeluarkan SCAPIN No. 133 dan melarang nelayan

Jepang datang ke Dokdo sebagai penegasan ulang bahwa Dokdo merupakan milik Korea.

Perintah militer tersebut masih memiliki kekuatan hukum internasional. Korea membentuk

pemerintah pada tanggal 15 Agustus 1945 dan mengambil alih Peninsula Korea, Dokdo dari

semua pulau lepas pantai sebagai wilayahnya dari sekutu, begitu pula dengan Korea diakui

juga daerah teritorialnya denah kekuasaannya oleh PBB secara resmi pada tanggal 12

Desember 1948.

Begitu pula dengan sekutu berjanji bahwa daerah yang telah direbut Jepang akan

dimerdekakan kembali tahun 1952 dan mencoba menyusun perjanjian perdamaian dengan

Jepang. Dalam persiapan perjanjian tersebut, sekutu membuat persetujuan untuk

30 http://www.dokdo-takeshima.com/SCAPIN.htm diakses tanggal 23 Januari 2009

Page 70: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

pengembalian wilayah yang tadinya diserobot Jepang pada tahun 1950. Artikel ke-3 dari

persetujuan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa daerah Peninsula Korea dan semua

pulau-pulau lepas pantai Korea Selatan akan dikembalikan. Diantara pulau-pulau yang

disebutkan diatas antara lain Jejudo, Geomundo, Ulengdo, dan Dokdo (liancourt Rocks) yang

jelas-jelas mengindikasikan bahwa pulau-pulau tersebut merupakan bagian dari wilayah

Korea selatan. Ini merupakan data tidak ternilai yang jelas membuktikan bahwa sekutu

mengatur Dokdo sebagai bagian dari wilaya Korea Selatan.

Saat Amerika membuat rancangan perjanjian perdamaian San Fransisco untuk sekutu,

mereka memasukan undang-undang bahwa Dokdo merupakan Wilayah Korea Selatan sejak

rancangan pertama hingga rancangan ke-5. Saat menyadari bahwa hal tersebut, Jepang

melobi Konsulat Amerika Serikat untuk menjadikan Dokdo sebagai pusat radar dan

meterologi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat. Atas desakan tersebut,Amerika serikat

menandai Dokdo bukan sebagai wilayah Korea Selatan tapi wilayah Jepang pada rancangan

yang ke-6. Namun, sekutu-sekutu lain seperti Inggris, New Zealand, dan Australia tidak

setuju pada rancangan ke-6 dari AS. Maka Dokdo tidak disbut lagi pada rancangan ke-7

hingga rancangan ke-9. Artikel ke-2 dari perjanjian San Fransisco yang disahkan di San

Fransico pada bulan September 1952, yang mengatakan bahwa Jepang mengakui

kemerdekaan Korea selatan dan mendutakan semua hak kedaulatan Jejudo, Geomundo,

Ulengdo pada Korea Selatan , dan Pulau Dokdo tidak disebutkan. Jadi, Jepang berhasil

mempertahankan pengakuan sekutu bahwa Dokdo adalah termasuk dalam wilayah Jepang.

Klaim Jepang tersebut secara fakta tidak akurat, karena Dokdo digabungkan dengan

Ulengdo,yang ketika dalam perjanjian disebutkan tentang Ulengdo yang berarti secara

otomatis menyadari bahwa Dokdo secara otomatis juga wilayah Korea Selatan. Kasus sama,

Jejudo misalnya, punya pulau yang digabungkan denga pulau Udo, dan hanya mencantumkan

Jejudo saja berarti pulau Udo secara otomatis juga menjadi wilayah Korea Selatan . maka,

Page 71: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

fakta ribuan pulau di Korea Selatan yang tidak disebutkan secara spesifik dalam perjanjian

perdamaian tidak berarti bahwa mereka menjadi milik Jepang karena suatu Kesalahan.

Terlebih lagi, sejak “perjanjian sekutu tentang pengembalian daerah teritorial” tahun

1950 dirancangkan dalam persiapan untuk perjanjian San Fransisco, menyatakan Dokdo

sebagai wilayah Korea Selatan dalam undang-undangnya, walaupun Dokdo tidak disebutkan

dalam perjanjian perdamaian San Fransisco, maka dapat disimpulkan bahwa Dokdo telah

diakui sebagai bagian dari wilayah Korea Selatan. Dengan demikian, Dokdo jelas dimiliki

Korea Selatan di bawah hukum internasional dan dunia internasional, kecuali Jepang

menyetujui (berpendapat sama)

Pada tanggal 30 Juni 1948, pasukan Angkatan Udara Amerika Berlatih pengeboman

dekat area Dokdo dan setelah itu mulailah rumor tentang Dokdo yang telah ditunjuk sebagai

pusat manuver Angkatan Udara Amerika oleh Komte Gabungan Jepang-Amerika Serikat

selama masa perang Korea. Maka pemerintah Jepang mengklaim, hal ini menunjukan jelas

bahwa pasukan PBB menganggap Dokdo sebagai teritorial Jepang.

Namun demikian, fakta-fakta kontradiktif terhadap klaim Jepang tersebut, pemerintah

Korea Selatan mengumumkan oposisinya pada tindakan Jepang dan Komandan Angkatan

Udara Amerika Serikat merespon dengan mengirimkan surat pada pemerintah Korea pada

tanggal 27 Februari 1953 yang menyatakan bahwa Dokdo tidak akan digunakan untuk tujuan

yang telah beredar dalam rumor tersebut. Terlebih lagi, saat perang Korea meletus pada bulan

Juni 1956, pasukan PBB dan Komandan Angkatan Udara Amerika Serikat membuat Zona

Pertahanan Serangan Udara Korea (KADIZ) untuk melindungi daerah teritori Korea Selatan

dari serangan udara dan terus berlanjut hingga saat ini, dan mereka memasukan Dokdo dalam

KADIZ dan telah melindunginya sebagai bagian dari teritori Korea Selatan, termasuk

Page 72: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

melindunginya dari serangan udara KADIZ. Ini juga merupakan fakta pendukung bahwa

pasukan udara PBB membela Dokdo sebagai bagian dari teritori Korea Selatan.

3. Keputusan Tertinggi Pasukan Sekutu

Setalah Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945 dan menandatangani

pernyataan menyerah pada tanggal 2 September 1945, tentara sekutu mengeluarkan

memorandum No. 677 pada tanggal 29 Januari 1946, yang isinyamenyatakan mengenai

wilayah Jepang dan garis-garis luar dari wilayah teritorial Jepang.31 Dalam memorandum

tersebut disebutkan bahwa kepulauan Dokdo ( Takeshima atau Liancourt Rocks) terpisah dari

wilayah kekuasaan Jepang dan Pemerintah Korea Selatan tidak menunggu lama setelah pulau

Dokdo dikembalikan menjadi wilayah Korea selatan oleh tentar sekutu, maka pada tanggal

15 Agustus 1948 Negara Republik Korea Selatan Secara Resmi lepas dari Pendudukan

Jepang.

C. Penegasan Mahkamah Internasional Atas Pulau Dokdo Sebagai Bagian Dari

Wilayah Korea Selatan

Dokdo telah tercatat dalam sejarah sebagai daerah teritori Korea Selatan, sah secara

Hukum Internasional dan esensi pendudukan. Korea Selatan mempunyai fakta kepemilikan

terhadap pulau Dokdo. Jika berbicara tentang skala, hak Korea Selatan terhadap pulau

tersebut akan bernilai 100 sedangkan Jepang 0. Tidak ada persengketaan yang cukup berarti

menyangkut hak kependudukan atas Dokdo antara Korea Selatan dan Jepang, karena itu

merupakan klaim tidak lazim dari Jepang.

Sejak tahun 1954, Jepang telah membuat strategi untuk membawa masalah Dokdo ke

Mahkamah Internasional sebagai bagian dari rencana Jepang untuk mengambil hak Korea

Selatan atas Pulau Dokdo. Tahun 1946, Jenderal Kepala Komando Pusat Pasukan Sekutu

31 Ibid

Page 73: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

memutuskan bahwa Dokdo merupakan daerah teritori Korea Selatan dan mengembalikannya

pada militer Amerika di Korea Selatan.

Saat Republik Korea Selatan dibentuk tanggal 15 agustus 1948, Dokdo telah diatur

oleh Korea Selatan sebagai bagian dari wilayahnya. Pada 12 Desember 1948 Korea Selatan

secara formal mengumumkan sebagai negara yang diakui kedaulatannya oleh PBB dan

meraih hak-hak untuk mengatur teritorialnya secara legal, termasuk Dokdo. Sebagai

tambahan, perjanjian pengambalian daerah teritori bekas jajahan Jepang (1950) dirancangkan

dalam persiapan untuk perjanjian San Fransisco (1951) yang menyatakan Dokdo sebagai “

Daerah Teritori Korea Selatan” dengan undang-undang nyata.

Maka dari itu, meskipun Dokdo tidak disebutkan dalam perjanjian perdamaian San

Fransisco, Dokdo telah diakui sebagai bagian dari daerah teritori Korea Selatan dalam

Persetujuan Pengambalian Daerah Teritori Bekas Jajahan Jepang (SCAPIN No. 667), Jepang

melakukan manuver untuk mendapatkan pulau Dokdo dengan cara melakukan lobi terhadap

senat AS dengan dalih Dokdo akan dijadikan pangkalan Angkatan Udara AS, sehingga AS

tidak mencantumkan Dokdo kedalam wilayah yang wajib dikembalikan Jepang.

D. Kepentingan Korea Selatan

1. Sejarah

Kepantingan yang melandasi Korea Selatan untuk mengklaim pulau Dokdo adalah

kepentingan Korea Selatan atas Legalitas Sejarah. Fakta sejarah yang membuktikan bahwa

wilayah pulau Dokdo merupakan bagian dari wilayah Korea Selatan sejak jaman tiga

kerajaan Silla merupakan fakta yang kuat untuk mendukung mereka.

Pemberian klaim oleh jepang atas pulau Dokdo dianggap sebagai legalitas kejahatan

Jepang selama pendudukan. Karena Jepang mendapatkan pulau tersebut pada masa

Page 74: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

pendudukan dalam sebuah perjanjian pendudukan yang ditandatangani pihak Korea Selatan.

Namun, dalam perjanjian tersebut memiliki catatan khusus bahwa Korea menandatangani

perjanjian tersebut dibawah tekanan militer Jepang sehingga peristiwa tersebut tidak bisa

disebut sebagai perjanjian karena salah satu pihak menyetujuinya dalam tekanan pihak kedua.

Bukti-bukti yang dimiliki Korea Selatan merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa

disangkal lagi oleh Jepang. Jepang memberikan bukti berupa sebuah perjanjian damai yaitu

perjanjian damai Jepang atau lebih dikenal dengan perjanjian San Fransisco. Namun, pihak

Korea Selatan meragukan keabsahan perjanjian tersebut terutama pada pasal 2 tentang

kewajiban pengembalian wilayah oleh Jepang. Senada dengan pihak Korea Selatan,

masyarakat Internasional pun menganggap perjanjian tersebut tidak sah.

Pembuatan perjanjian Internasional, khususnya menyoroti pada pasal 2 perjanjian

tersebut dirasa berbau akan kepentingan pihak selain Jepang. Dalam penyusunannya AS

memilki peran sentral dalam pelaksanaannya. Tidak dimasukannya pulau Ullengdo dan

Dokdo kedalam hak Korea dalam perjanjian tersebut mempunyai arti penting. AS

menginginkan pulau Dokdo sebagai pangkalan militer mereka di Asia Timur selain Okinawa.

Berdasarkan pada keinginan AS tersebut, As sengaja tidak memasukan kedua wilayah

tersebut kedalam perjanjian San Fransisco. Jepang merupakan negara sekutu AS dan sejak

kekalahan pada perang dunia II, Jepang berada dalam payung militer AS jadi segala sesuatu

yang dibutuhkan AS untuk kepentingan militer dalam payung melindungi kedaulatan Jepang

harus dipenuhi. Padahal,sebelum pembuatan perjanjian San Fransiscotersebut kepulauan

Dokdo telah masuk dalam draft rancangan perjanjian San Fransisco. Bahkan, Dokdo masuk

dalam draft rancangan 1 (satu) sampai 5 (lima). Pada draft rancangan perjanjian ke 6 (enam)

Dokdo tidak dimasukan Oleh Amerika Serikat.

Page 75: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Adanya lobi yang dilakukan oleh pihak Jepang terhadap Senat Amerika Serikat yang

pada waktu itu merancang perjanjian damai Jepang membuat Dokdo lepas dari kewajiban

Jepang untuk mengembalikannya pada Korea Selatan. Lobi yang dilakukan Jepang dengan

cara berusaha untuk mengakomodir kepantingan Amerika akan kebutuhan pangkalan

militernya. Dokdo, menurut Jepang dapat dijadikan sebagai area pengeboman. Pihak AS pun

menyetujui keinginan Jepang untuk tidak memasukan Dokdo ke dalam perjanjian San

Frsnsisco, namun hal tersebut ditentang oleh sekutu AS yang lain yaitu Inggris dan Austria

yang tetap menginginkan Dokdo balik ke negara asalnya, yaitu Korea Selatan. Terjadi

perdebatan yang cukup alot di antara pihak sekutu. Pada akhirnya Dokdo tidak dimasukan ke

dalam wilayah yang wajib di kembalikan oleh Jepang.

Fakta lain yang menyebutkan bahwa Korea Selatan merupakan negara pemilik

kedaulatan pulau Dokdo adalah bukti dari pernyataan Nakai Yozaburo. Nakai Yozaburo

merupakan seorang nelayan yang menginginkan hak ekslusif untuk mengelola perairan

Dokdo., khususnya hak ekslusif perburuan singa laut. Nakai Yozaburo memberikan proposal

kepada Jepang atas pengelolaan pulau Dokdo, pada saat itu Jepang menganggap bahwa pulau

Dokdo merupkan sebuah pulau tak bertuan (terra nullius) sehingga Jepang memasukannya

kedalam wilayah prefectur Shimane pada tahun 1905. Hal ini menjadi awal klaim Jepang.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kepentingan Jepang merupakan sebuah kepentingan

ekonomi saja tanpa dibarengi dengan fakta sejarah. Kepentingan Jepang tersebut hanya unutk

mengakomodir kepentingan nelayan untuk perburuan singa laut.

Selain dari pihak Korea Selatan, fakta lain yang menunjukan pulau Dokdo sebagai

bagian dari kedaulatan Korea Selatan berasal dari dalam negeri Jepang sendiri. Pada saat

pembuatan peta modern, prefektur Shimane menanyakan kepada pihak pemerinta pusat

Jepang, apakah pulau Dokdo dimasukkan kedalam wilayah Jepang. Namun, pemerintah

Jepang menganggap pulau tersebut tidak berada dlam wilayah Jepang sehingga tidak perlu

Page 76: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

memasukkannya kedalam wilayah Jepang, sehingga prefektur Shimane tidak mencantumkan

Ulengdo dan Dokdo kedalam wilayahnya dan mendaftarkannya kepada pemerintah pusat.

Seorang ahli sejarah dari Jepang pun memasukkan wilayah tersebut kedalam wilayah Korea

Selatan. Menurut peta berdampingan tiga negara. Korea Selatan diwarnai dengan warna

kjuning sedangkan Jepang berwarna hijau, dalam peta tersebut wilayah Ullengdo dan Dokdo

berwarna kuning, ini membuktikan bahwa sudah sejak jaman dulu Ullengdo dan Dokdo

merupakan bagian dari Korea Selatan.

Bagi pihak Korea Selatan kepemilikan Dokdo merupakan sebuah pengakuan dari

dunia internasional maupun Jepang atas kedaulatan wilayahnya. Jika pihak Jepang

bersikukuh untuk mendapatkan Kepulauan Dokdo berarti Jepang tidak mengakui kenyataan

sejarah yang dimiliki Korea Selatan atas Kepulauan Dokdo dan ini dapat diartikan Korea

Selatan belum sepenuhnya merdeka dari Jepang.

Dokdo merupakan warisan sejarah dari pendahulu bangsa Korea, sehingga Korea

Selatan merasa memiliki hak dan kewajiban untuk melindungi dari keinginan bangsa

manapun yang akan memilikinya. Korea selatan menganggap Jepang telah melakukan

legalitas sejarah yang kelam berupa penindasan dan kekejaman pada masa pendudukan. Masa

pendudukan Jepang merupakan sejarah paling buruk yang diterima bangsa Korea.

Kepentingan ekonomi merupakan bagian dari kepentingan nasional suatu negara

bangsa telah menjadi isu internasional yang telah lama dipelajari untuk melihat sejauh

manakepentingan nasional suatu bangsa dapat berpengaruh pada tatanan kepentingan

internasional (Balance Of Power).

Dewasa ini dengan runtuhnya sistem bipolar (Amerika Serikat dan Uni Soviet)

sebagai akibat dari berakhirnya perang dingin mengakibatkan banyak negara-negara yang

berusaha mendapatkan Power melalui kekuatan ekonomi mereka untuk mempertahankan

Page 77: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

eksistensi negara mereka, hal ini secara spontanitas mengubah kepentingan ekonomi (middle-

range objectives).

Kemampuan ekonomi bagi aktor-aktor internasional (negara, pemerintah, bangsa,

organisasi internasional, non goverment organization, individu) merupakan faktor utama

untuk menentukan seberapa besar pengaruh yang mereka miliki dalam menentukan kebijakan

internasional.

Beberapa aktor internasional memiliki kebutuhan yang besar untuk ikut berperan

dalam menentukan kebijakan ekonomi internasional, beberapa negara bengsa membutuhkan

sumber daya alam, yang lainnya membutuhkan pemasaran, dan beberapa lainnya masih harus

berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak dihasilkan oleh negara atau

biaya produksi dalam negeri yang terlalu mahal.

2. Kepentingan Ekonomi Korea Selatan terhadap Kepulauan Dokdo

Peranaan Kepulauan Dokdo yang hanya meiliki luas keseluruhan 186.121 km² dan

hanya memiliki 2 pulau utama dengan jarak kurang lebih 89 km dari daerah pantai Ullengdo,

tidak hanaya sebagai objek wisata semata-mata seperti yang terlihat sedang digalang oleh

pemerintah Korea Selatan. Berdasarkan data kementrian pariwisata Korea Selatan

menunjukan setiap tahun arus wisata ke pulau tersebut selalu meningkat. Pada tahun 2003

terdapat 1.503 orang dan pada tahun 2004 telah naik menjadi 1.597 orang wisatawan, yang

datang ke pulau tersebut dengan mengggunakan kapal dari pulau Ullengdo.32

Kepulauan tersebut terbuka untuk wisatawan domestik maupun wisatawan asing,

sebagai simbol kedaulatan Korea Selatan terhadap Kepulauan Dokdo.33 Tidak pernah

sebelumnya 2 pulau kecil yang berada di laut selatan menyita banyak perhatian public, di

32 Dwi Arjanto Berebut Si Sunyi, Koran Tempo, 21 April 2006, hal A2233 Korea Tidak Akan Pernah Mundur Untuk Memprotes Jepang Soal Dokdo, dalamhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/17/In/1626690.htm, diakses tanggal 2 oktober 2008

Page 78: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

mana pulau Dokdo menjadi titik penting sikap patriotisme penduduk Korea Selatan ketika

distrik Shimane di Jepang mengumumkan hari Takeshima (Takeshima Day) pada tanggal 16

maret.

Menteri kebudayaan Korea Selatan telah menyatakan Kepulauan Dokdo sebagai

daerah alam yang cocok untuk keperluan wisata penduduknya, bahkan kementrian

kebudayaan telah mencabut larangan untuk memasuki wilayah Dongdo (pulau yang ada di

selatan Kepulauan Dokdo) dan sejak 30 April 2005 para wisatawan sudah mengunjungi

wilayah Seado (pulau yang berada di sebelah barat).

Dalam usaha untuk menjaga kelestarian alam pulau Dongdo, para pengunjung yang

hendak memasuki pulau tersebut dibatasi 140 orang setiap harinya yang diangkut oleh 2

kapal dan juga para pengunjung tidak diperkenankan untuk bermain di tempat tersebut.

Meskipun kepulauan tersebut tidak memiliki tanaman khas, tetapi para pengunjung akan

selalu dipandu oleh para pemandu wisata, karena kunjungan mereka dibatasi hanya untuk

daerah-daerah yang telah terdapat jalan-jalan setapak. Selain menjaga kelestarian pulau

tersebut, menteri kebudayaan menyatakan tidak membangun bangunan baru di pulau tersebut,

tetapi hanya akan memperbaharui bangunan yang sudah ada, bahkan pemerintah telah

menunjuk seorang arsitek pemugaran bangunan untuk melakukan perbaikan terhadap

bangunan pulau tersebut. Sedangkan akses bagi warga Korea Selatan untuk memasuki

wilayah Kepulauan Dokdo hanyalah dengan mengikuti pelayaran yang berangkat seminggu

sekali dari dermaga kepulauan Ullengdo, yang hanya berjarak 90 km.

Pulau Ullengdo memiliki menara pengamat yang bisa digunakan oleh pengunjung

untuk melihat pemandangan pulau Dokdo, selain itu pulau Ullengdo juga memiliki museum

Dokdo yang telah ada sejak tahun 1997, dimana di dalamnya kaya akan material-material dari

pulau Dokdo.

Page 79: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Selain di bidang pariwisata daerah, kepulauan tersebut juga memiliki fungsi yang

lebih besar lagi, yaitu di bidang pangan. Walaupun teidak terdapat habitat khas di daratan

Kepulauan Dokdo, tetapi juga terdapat kekayaan ikan-ikan laut yang melimpa di wilayah itu

untuk dijadikan sebagai bahan makanan pokok penduduk Korea Selatan, bahkan hasil

tangkapan di perairan dokdo tercatat sekitar 20.000 ton ikan yang di tangkap secara rutin.34

Kekayaan laut ini dapat dijadikan sebagai cadangan penghasilan negara lain dari sektor

indutri, yang belakangan ini semakin pesat berkembang di Korea Selatan. Akan tetapi, bagi

Korea Selatan Pulau Dokdo tidak hanya dapat menyumbang pemasukan negara di bidang

pariwisata dan perikanan saja. Kepulauan tersebut juga masih memilki potensi lainnya, yaitu

sebagai penghasil energi alternative bagi Korea Selatan.

Dengan meningkatnya harga minyak dewasa ini, terlebih sejak terjadi invasi AS ke

Irak hingga berlanjut pada masalah nuklir di Iran yang mempengaruhi harga minyak dunia

hingga diatas 70 US dollar per barel, memaksa banyak negara-negara pengimpor minyak

berlomba untuk mencari sumber tenaga alternative untuk mengurangi jumlah impor minyak

mereka.

Demikian pula halnya denhan Korea Selatan sebagai negara pemakai minyak terbesar

keempat di dunia harus mencari sumber tenaga alternative baru dan mengamnkan persediaan

energi mereka untuk mengatasi kenaikan hargaminyak tersebut. Selama ini Korea Selatan

sangat bergantung pada impor minyak bumi dan gas alam untuk memenuhi kebutuhan

sumber energi mereka.

Tindakan lebih lanjut dari pemerintah Korea Selatan adalah mengumumkan suatu

kebijakan baru dengan meningkatkan pengembangan sumber energi baru, yaitu dengan

tenaga matahari, tenaga angin, dan tenaga uap.hal ini perlu dilakukan untuk menutupi

34 Kim Hoo-ran Dokdo Open To Visitor, Korea Now, 16 April 2005

Page 80: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kebutuhan minyak bumiyang sangat besar, karena pada tahun 2004 Korea Selatan memiliki

kebutuhan minyak sebesar 45,6% dari total kebutuhan energi.35

Perusahaan minyak nasional Korea Selatan dan perusahaan Woodside Pretroleum Ltd

yang berada di Australia dan merupakan perusahaan minyak dan gas terbesar kedua di

Australia telah menandatangani perjanjian kerjasama unutk meneliti potensi dari perairan

Uleng Rasin (dalam hal ini Pulau Dokdo termasuk di dalam perairan tersebut). Woodside

yang sahamnya dikuasai oleh Royal Dutch (anak cabang dari perusahaan Shell sebesar 34%

telah menginvestasikan 500.000 US Dollar untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan

data geologi terhadap are seluas 31.000 m² yang berada disebelah utara penambangan gas

Donghae 1).36

Perusahaan gas Korea Selatan telah mengeluarkan pernyataan pers, bahwa telah ada

proyek eksplorasi dan penyidikan terhadap perairan di sekitar pulau Dokdo untuk

kemungkinan terdapatnya kandungan gas alam di dalamnya. Bahkan perusahaan tersebut

manyatakan bahwa gas yang tersimpan cukup untuk melepas Korea Selatan dari kebutuhan

mengimpor gas alam cair selama 30 tahun kedepan (selama ini Korea Selatan telah menjadi

negara pengimpor gas alam cair terbesar kedua di dunia).37 Akan tetapi okupasi Jepang

terhadap Kepulauan Dokdo akan menyebabkan Korea Selatan kehilangan beberapa bagian

dari Zona Ekslusif Ekonomi Korea, termasuk di dalamnhya area yang saat ini sedang di

bawah penelitian.

35 http://tonto.eia.doe.gov/country /country_energy_data.cfm?fips=KS36 ibid37 INDENI Indonesia Energi Institute Meneropong Konsumsi Energi Dunia 14/01/2009

Page 81: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

E. Kepentingan Nasional Jepang

1. Sejarah

a. Prasejarah

Penelitian arkeologi menunjukan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba

setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik bawah. Setelah beberapa zaman es

yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan

daratan Asia melalui jembatab darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di

selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan

Jepang dari wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Cina Dan Korea. Zaman

paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang di poles yang pertama di dunia,

sekitar tahun 30.000 SM.

Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat,

kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-

pengumpulsemi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar

terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk jomon meruupakan nenek moyang suku

Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.

Dimulanya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadira teknologi-

teknologi baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik

pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau

Korea. Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naska sejarah klasik,

Buku Han yang di tulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut periode Kofun pada sekitar

tahun 250, yang bercirikan berdirinya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut catatan

Page 82: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah

Yamataikoku.

b. Zaman Klasik

Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-5 dan

ke-6 Masehi, saat sistem tulisan Cina, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya masuk

ke Jepang dari Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.perkembangan selanjutnya

Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar di pengaruhi oleh Buddhisme

Cina.38 Walaupun awalnya kedatangan agama Buddha ditentang penguasa penganut Shinto,

kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan agama Buddha di Jepang, dan menjadi

agama yang populer Di Jepang sejak Zaman Asuka.39 Melalui perintah Reformasi Taika pada

tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem pemerintahannya denga mencontoh dari Cina. Hal

ini membuka jalan bagi filsafat Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jpeang

hingga abad ke-19.

Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang denga kekuasaan yang

tersentralisasi. Ibu Kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-Kyo (kini Nara). Pada zaman

Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina.

Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada zman Nara adalah selesainya buku sejarah

Jepang yang di sebut Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720).40 Pada tahun 784, kaisar Kammu

memindahkan ibu Kota ke Nagaoka-Kyo, dan berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah

itu, ibu kota dipindahkan kembali ke Heian-Kyo (kini Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-

38 Delmer M. Brown (ed.), ed (1993). The Cambridge History of Japan. Cambridge University Press. pp. 140149.39 William Gerald Beasley (1999). The Japanese Experience: A Short History of Japan. University of CaliforniaPress. pp. 42.http://books.google.com/books?visbn=0520225600&id=9AivK7yMICgC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=Soga+Buddhism+intitle:History+intitle:of+intitle:Japan&sig=V65JQ4OzTFCopEoFVb8DWh5BD4Q#PPA42,M1. Retrieved2007-03-2740 Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. pp. 64 79.

Page 83: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Kyo mengawali periode Heian yang merupakan masa kekemasan kebudayaan klasik asli

Jepang, terutama di bidang seni, puisi, dan sastra Jepang. Hikayat Genji karya Murasaki

Shikibu dan lirik ladu kebangsaan Jepang Kimi Ga yo berasal dari periode Heian.41

c. Zaman Pertengahan

Abad pertengahan di Jepang merupakan zama feodalisme yang ditandai oleh

perebutan kekuasaan antar kelompok penguasa yang terdiri dari kesatria yang disebut

samurai. Pada tahun1185, setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan kla saingan

klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya

pemimpin milet yang berbagi kekuasan denga Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan

Minamoto no Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di

Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hojo

membantu keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para shogun.

Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Cina kekuasaan

Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara poltik terbilang stabil, keshogunan

Kamakura akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di

tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan Ashikaga Takauiji pada 1336.42

Keshogunan Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal

(daimyo) dan pecah perang saudara pada tahun 1467 (perang Onin) yang mengawali satu

abad yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang

atau periode Sengoku.43

Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba

untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan

41 Ibid,. Hal 122-12342 George Sansom (1961). A History of Japan: 1334 1615. Stanford. pp. 42.43 Ibid. Hal 217

Page 84: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

yang aktif antara Jepang dan Dunia Barat (perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang

menyebut orang asing dari Dunia Barat sebagaisebagai namban yang berarti orang barbar

dari selatan. Oda Nobunaga menaklukan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai

teknologi Eropa dam senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum

tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnoji 1582. Toyotomi Hodeyoshi, menggantikan

Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi

berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan invasi ke Korea, namun gagal setelah

kalah dalam pertempuran melawan pasukan Korea yang dibantu yang dibantu kekuatan

Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea

pada tahun 1598.44

Sepeninggalnya Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori

mewarisi kekuasaan sang ayah. Tokugawa Leyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati

bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain.

Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam pertempuran Sekighara tahun

1600, Leyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan

Leyosu di Edo (kini Tokyo) disebut keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga

terhada kegiatan misionaris Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang

Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima ,

Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebujakan seperti undang-

undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan

Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakosu (“negara tertutup”) yang berlangsung selama

dua stengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang

Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dunia Barat. Di Jepang, ilmu-ilmu dari buku-buku Barat

disebut rangaku (ilmu Belanda) karena berasal dari kontrak orang Jepang dengan enklave

44 Stephen Turnbull (2002). Samurai Invasion: Japan's Korean War. Cassel. pp. 227.

Page 85: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

orang Belanda di Dejima, Nagsaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga mulai studi tentang

Jepang, dan menamakan “studi nasional” tentang Jepang sebagai kokugaku.45

d. Zaman Modern

Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodotor Matthew Perry dan “kapal Hitam”

Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap dunia barat

melalui persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara

barat pada masa Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan

samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan

pemberontakanhingga pecah Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan

Tokugawa ditumbangkan kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan

sistem domain dihapus. Semasa Restoarasi Meiji, Jpeang mengadopsi sistem politik, hukum,

dan militer dari dunia Barat. Kabinet Jepang mengatur Dewan Penasihat kaisar, menyusun

Konstitusi Meiji, dan membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah

Kekaisaran Jepang menjadi negar industri modern dan sekaligus kekuatan milter dunia yang

menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia. Setelah

mengalahkan Cina dalam Perang Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang

menguasai Taiwan dari Sakhalin, dan Korea.46

Pada abad ke-20, Jepang mengalami “demikrasi Taisho” yang dibayang-bayangi

bangkitnya ekspansionisme dan militerime Jepang. Semasa Perang Dunia I, Jepang berada

dipihak Sekutu yang menang, hingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah

kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionisme denga menduduki Manchuria

pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah

45 ^ Hooker, Richard Japan Glossary; Kokugaku. Washington State University. Diakses pada 28 Desember 200646 ^ Jesse Arnold. Japan: The Making of a World Superpower (Imperial Japan). vt.edu/users/jearnol2. Diaksespada 27 Maret 2007

Page 86: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

mendapat kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang

menandatangani Pakta Anti-Komitmen dengan Jerman Nazi, dan bergabung bersama Jerman

dan Italia membentuk Blok Poros pada tahun 1941.47 Pada tahun 1937, invasi Jepang ke

Manchuria memicu terjadinya Perang Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat

Jepang dikeanakn embaro minyak oleh Amerika Serikat.48 Pada 7 Desember 1941, Jepang

menyerang Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Habor, dan menyatakan

perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda.

Serangan pearl Harbor menyeret AS ke dalam Perang Dunia ii. Setelah kampanye

militer yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang

dimilkinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap

Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan bom Atom di Hiroshima

dan Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945

(Hari Kemenangan Atas Jepang).49 Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan

rakyat di wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang

diduduki Jepang di bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia.hampir semua industri dan

infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu repatriasi besar-besaran etnik

Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.50

Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak

Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin

Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang. Pada tahun1974, Jepang

memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru. Berdasrkan Konstitusi baru, Jepang di tetapkan

47 ^ Kelley L. Ross. The Pearl Harbor Strike Force. friesian.com. Diakses pada 27 Maret 200748 ^ Roland H. Worth, Jr. (1995). No Choice But War: the United States Embargo Against Japan and the Eruptionof War in the Pacific. McFarland.49 ^ Japanese Instrument of Surrender. educationworld.net. Diakses pada 28 Desember 200650 ^ When Empire Comes Home : Repatriation and Reintegration in Postwar Japan by Lori Watt, HarvardUniversity Press

Page 87: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

sebagai negara yang menganut paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi

liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun 1952 denga

ditandatanganinya Perjanjian San Fransisco.51 Walaupun demikian, pasukan As tetap

mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di Okinawa.

Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menerima Jepang sebagai anggota pada tahun

1956.seusai pperang dunia ke II, Jpeang mengalami pertumbuhan ekoniomi yang sangat

pesat, den menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia,

dengan rata-rata pertumbuhan produk domesti bruto 10% per tahun selama empat dekade.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya

ekonomi gelembung.52

2. Ekonomi Jepang

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan

mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat

diterapkan di jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk

belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di

Jepang.53 Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta apai, jalan raya, dan

mulai mereformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal

untuk dijual kepada swata dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan

pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa diantaranya masih beroperasi

hingga kini.54

51 ^ Joseph Coleman. '52 coup plot bid to rearm Japan: CIA. The Japan Times. Diakses pada 3 April 200752 ^ a b c d Kobayashi, Kayo (2005). : Japanese Economy, The. IBC Publishing.53 ^ a b c (1994). Japan: Patterns of Development. country-data.com. Diakses pada 28 Desember 200654 ibid

Page 88: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an sering disebut “keajaiban ekonomi

Jepang”, yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada

tahun 1980-an.55 Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang

elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang

mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya perjanjian Plaza 1985, dolar

As mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat dikonto resmi diturunkan

hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi

kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan

penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestet terus

meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset.

Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya “mitos tanah” bahwa harga

tanah tidak akan jatuh.56 Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat

kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat

diskonto resmi menjadi 6%.57 Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistam baru pajak

penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-

rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.58

Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, denga angka rata-rata pertumbuhan

ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan

penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit

bermasalah karena telah mengeluarkan penjaman uang dengan jaminan tanah atau saham.

55 ibid56 ^ a b c d Kobayashi, Kayo (2005). : Japanese Economy, The. IBC Publishing.57 ibid58 ibid

Page 89: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan

selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.59

Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,60

denga PDB nominal sekitar AS $4,5 triliun,61 dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia

setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan belanja.62 Industri

utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi,

telekomunikasi, dan konstruksi.63 Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang

otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam besi, perkapalan, industri kimia, tekstil,

dan pengolahan makanan.64 Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal

dari sektor jasa. Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang.65

Tingkat pengangguran sekitar 4%. Pada tahun2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam

produktivitas tenaga kerja.66 Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah

per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT

DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Matsushita Elektric Industrial, Honda, Mitsubishi

Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun

2008.67 Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk dalam daftar Forbes Global 200 atau 16,3%

dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).68 Bursa Saham Tokyo

59 a b c d World Factbook; Japan Economy. CIA. Diakses pada 28 Desember 200660 a b World Economic Outlook Database; country comparisons. IMF. Diakses pada 14 Maret 200761 ibid62 NationMaster; Economy Statistics. NationMaster. Diakses pada 26 Maret 200763 er 6 Manufacturing and Construction, Statistical Handbook of Japan, Ministry of Internal Affairs andCommunications64 a b c d World Factbook; Japan Economy. CIA. Diakses pada 28 Desember 200665 http://www.prcdc.org/summaries/japan/japan.html66 Groningen Growth and Development Centre (GGDC)67 Japan 500 2008, Financial Times Diakses pada 8 Maret 2009]68 http://www.forbes.com/lists/2006/18/06f2000_The-Forbes-2000_Rank.html The Forbes 2000

Page 90: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham

perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.69

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan

termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model

Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan

perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. negosiasi upah

(shunto) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap

awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem

Nenko, Nemawashi, Slaryman, dan Office Lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan

pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.70 kejatuhan ekonomi

gelembung yang diikuti kabngkrutan besar-besaran dan pemutusan hubunga kerja

menyababkan jaminan pekerjaan seumur hidup.71 perusahaan Jepang di kenal dengan metide

manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang.72 Dalam

Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di

antara 41 negara Asia Pasifik lain.73

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 As per kapita. Pasar ekspor

terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina14,3%,

Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hongkong 5,6%. Produk ekspor Jepang adalah alat

transportasi, kendaraan bermotor, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.74 Negara sumber

impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa

10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dam

69 Market data. New York Stock Exchange (2006-01-31). Diakses pada 2007-08-11.70 Japan's Economy: Free at last. The Economist. Diakses pada 29 Maret 200771 Life-time Employment ( ). exBuzzWords. Diakses pada 28 Maret 200772 Activist shareholders swarm in Japan, The Economist73 Japan, Index of Economic Freedom74 a b c d World Factbook; Japan Economy. CIA. Diakses pada 28 Desember 2006

Page 91: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Indonesia 4,2%. Impor uatma Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan

makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.75 Jepang adalah pengimpor hasil laut

terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).76 Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC,

Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili denga tota; tangkapan ikan yang terus menurun

sejak 1996.77 pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang

Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian.

Sepanjang “masa keajaiban ekonomi Jepang” angkatan kerja di bidang pertanian terus

menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008.78 Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000

keluarga petani komersial, namun diantaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000

keluarga petani pengusaha.79 Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut,

sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.80

3. Hubungan Luar Negeri dan Militer

Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat denga Amerika Serikat, dan

menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.81 Sejak diterima

menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956, Jepang telah sepuluh kali

menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB termasuk tahun 2009-2010.82 Jepang

75 ibid76The State of World Fisheries and Aquaculture 2006. FAO Fisheries and Aquaculture Department FAO. Diaksespada 2 Maret 200977 (2006). Yearbooks of Fishery Statistics: World fisheries production, by capture and aquaculture, by country(2006) Fisheries and Aquaculture Department FAO. Diakses pada 8 Maret 200978 Employed person by occupation and sex ( ) StatisticsBureau, Director General for Policy Planning (Statistical Standards) . Diakses pada 9 Maret 200979 Zaidan H jin Yano Tsuneta Kinenkai, (2008). p.134 Tabel 13-6 dan catatan kaki."Definisi keluarga petani komersial (hambai n ka) adalah keluarga dengan luas tanah lebih dari 3.000 m² ataupendapatan kotor lebih dari \500.000 per tahun; definisi keluarga petani pengusaha (shugy n ka) adalahkeluarga yang berpenghasilan utama dari pertanian, dan memiliki kepala keluarga berumur di bawah 65 tahunyang bekerja di lahan pertanian lebih dari 60 hari per tahun."80 Zaidan H jin Yano Tsuneta Kinenkai (2008) p.136 Tabel 13-8. Report of Surveyon Movement of Agriculture Structure.81 Michael Green. Japan Is Back: Why Tokyo's New Assertiveness Is Good for Washington. Real Clear Politics.Diakses pada 8 Maret 200982 Japan: non-permanent member of the Security Council. United Nations. Diakses pada 10 Maret 2009

Page 92: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

adalah salah satu negara G4 yang sedang mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan

Keamanan PBB.83 Sebagai negara anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timurm Jepang aktif dalam hubungan internasional dan

mempererat persahabatan Jepang dengan negara-mgera lain di seluruh dunia. Pakta

pertahanan dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,84 dengan India pada Oktober

2008.85 Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan Resmi (ODA)

terbesar ke lima di dunia.86 Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang adalah

Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari tahun 1960 hingga 2006.87

Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril,88 dan dengan Korea

Selatan mengenai Batu Liancourt.89 Kepulauan Senkaku yang di bawah pemerintahan Jepang

dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Cina dan Taiwan.90 Pasal 9 konstitusi Jepang berisi

penolakan terhadap perang dan penggunaan kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan

persengketaan internasional. Pasal 9 ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan angkatan

bersenjata dan penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.91 jepang memiliki Pasukan Bela

Diri yang berada di bawah Kementrian Pertahanan, dan terdiri dari Angkatan Darat Bela Diri

Jepang (JGSDF), Angkatan Laut Bela Dri Jepang (JMSDF), dan Angkatan Udara Bela Diri

Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Bela Diri Jepang

ikut membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas pantai Kuwait) bersama kapal penyapu

83 Nile Gardiner, Ph.D. and Brett D. Schaefer. U.N. Security Council Expansion Is Not in the U.S. Interest.Heritage Foundation. Diakses pada 10 Maret 200984 Japan-Australia Joint Declaration on Security Cooperation85 Joint Declaration on Security Cooperation between Japan and India86 Debt Relief is down: Other ODA rises slightly. Organisation for Economic Co-Operation and Development.Diakses pada 10 Maret 200987 Sejarah Bantuan ODA Jepang di Indonesia. Situs Bantuan ODA Jepang di Indonesia. Diakses pada 10 Maret200988 Japan's island row with Russia. BBC News. Diakses pada 10 Maret 200989 Seoul and Tokyo hold island talks. BBC News. Diakses pada 10 Maret 200990 The Basic View on the Sovereignty over the Senkaku Islands. Kementerian Luar Negeri Jepang. Diakses pada10 Maret 200991 The Constitution of Japan. Diakses pada 12 Maret 2009

Page 93: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

ranjau dari delapan negara.92 Atas permintaan Pemerintahan Transisi PP di Kamboja (1992-

1993), Jepang mengirimkan pengamat gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi,

sipil, dan dukungan logistik seperti perbaikan jalan dan jembatan.93 Di Irak, pasukan non

tempur Jepang membantu misi kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi infrastruktur mulai

Desember 2003 hingga februari 2009.94

4. Di Ambang Kebangkitan Militrerisme Jepang

Pada pertengahan abad 19, ekonomi Jepang melesat setelah dilakukan reformasi.

Tentu saja perkembangan ekonomi disusul oleh perkembangan teknologi dan militer. Basis

militerisme yang memang sudah ternanam dalam budaya Jepang melalui Samurai tumbuh

dengan pesatnya. Jepang yang miskin sumber daya alam, mulai mengarahkan pandangannya

ke luar negeri mencari sumber tersebut. Yang terdekat jelas Korea, yang waktu itu negara

dalam lindungan Tiongkok (masih dinasti Qing) dan Tiongkok sendiri.

Kebalikan dengan Jepang, Tiongkok berada dalam situasi yang sangat buruk.

Pemerintah yang tidak becus, korupsi dan intervensi negara Barat yang masuk ke Tiongkok

dan memaksa Tiongkok membuka membuka pelabuhannya bagi mereka, memaksa Tiongkok

membuka diri untuk perdagangan candu, dan memberi konsesi tanah dan pelabuhan bagi

kepentingan mereka. Pemberontakan Taiping yang meletup menunjukan ketidakpuasaan

terhadap pemerintah dinasti Qing, maupun keadaan negara dari intervensi asing. Pada zaman

inilah Inggris memaksa Tiongkok menyerahkan Hongkong dan jazirah Kowloon, Portugal

merebut macao. Negara-negara lain meminta konsesi di kota-kota pantai. Tahun 1985 Jepang

92 Section 3. Japan's Response to the Post-Gulf Crisis Problems. Diplomatic Bluebook 1991: Japan's DiplomaticActivities. Kementerian Luar Negeri Jepang. Diakses pada 10 Maret 200993 Japan's Participation in UN Peacekeeping Operations: International Peace Cooperation Assignment inCambodia. Secretariat of the International Peace Cooperation Headquarters, Cabinet Office. Diakses pada 10Maret 200994 Prime Minister Encourages Japan Air Self-Defense Force (JASDF) to be Dispatched to Iraq. Kantor PerdanaMenteri Jepang. Diakses pada 10 Maret 2009

Page 94: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

memaksa Tiongkok menyerahkan Taiwan dan menduduki Korea. Mulai saat inilah rakyat

Tiongkok danTaiwan mengalami penindasan Jepang yang luar biasa.

Kemenangan revolusi Xinghai tahun 1911 yang menggulingkan dinasti qing dan

mendirikan Republik Tiongkok, tidak memperbaiki keadaan. Kekuasaan jatuh kepada raja-

raja perang dari utara (panglima militer yang berkuasa penuh seperti raja). Politik tidak stabil,

rakyat menderita. Sampai akhirnya Dr. Sun Yat Sen membentuk pasukan dan pemerintahan

baru di Guangzhou dan menyerang ke utara untuk mempersatukan Tiongkok. Dr Sun

meninggal sebelum tugasnya selesai, Chiang Kai-shek tampil sebagai pimpinan. Tahun 1928

Chiang Kai-shek mengadakan pembersihan terhadap tentararevolusi yang memang terdiri

dari orang-orang Koumintang dan orang Komunis,. Puluhan ribu orang Komunis dibantai,

tapi akhirnya Chiang Kai-shek berhasil menyatukan Tiongkok. Setelah bersatu ekonomi

Tiongkok melesat lebih dari Jepang. Antara tahun 1928 sampai 1937, tahun Jepang

menyerang Tiongkok, ekonomi tumbuh rata-rata 13%. Shanghai menjadi pusat keuangan

terbesar Asia. Produk Tiongkok mulai menyaingi produk Jepang di pasar. Karena tidak dapat

menerima kenyataan ini, tahun 1937 Jepang menyerbu Tiongkok Timur Laut, dan

memisahkan daerah itu dari Tiongkok dengan mendirikan negara Manchu-kuo (orang barat

menyebutnya Manchuria) dan kaisar Puyi, kaisar terakhir dinasti Qing, diangkat sebagai

kaisarnya.

Kejadian ini sudah jelas menunjukan ambisi Jepang untuk menguasi Asia.

Korea,Taiwan, Manchuria sudah direbut tanpa mendapat reaksi dari negara barat, yang turut

masuk membagi-bagi Tiongkok. Rusia yang menentang Jepang dikalahkan Jepang pada

tahun 1905.

Kita lihat keadaan sekarang. Situasi sudah tidak banyak berbeda.

Page 95: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Ekonomi Jepang sedemikina maju sudah merupakan superpower ekonomi dunia.

Akan tetapi bangkitnya Tiongkok menyebabkan Jepang tersaingi. Hal ini membangkitkan

kembali ambisi militer Jepang untuk mengulangi agresinya seperti sebelum perang dunia II.

Pemerintah Jepang mulai dengan beberapa tes.

1. Merubah buku sejarah dan mangclaim bahwa perang Asia Timur Raya adalah perang

pembebasan. Pembantaian Nanjing yang memakan korban puluhan ribu mungkin

ratusan ribu rakyat Tiongkok sipil dianggap tidak ada. Tiongkok kehilangan sekitar 30

juta rakyatnya dalam agresi Jepang ini.

2. Jepang mulai mencaplok pulau Tiaoyu wilayah Tiongkok dan dengan secara resmi

mengambil alih menara pengawas yang dibangun golongan kanan Jepang.

3. Jepang menyatakan bahwa pulau Dokdo atau Takeshima adalah wilayah Jepang yang

menimbulkan kemarahan besar rakyat Korea.

4. Jepang memprotes Tiongkok yang melakukan servei minyak pada dasar laut dekat

perbatasannya, dengan alasan minyak di wilayah Jepang dapat tersedot, tapi ia sendiri

memberi kontrak pada sebuah perusahaan Jepang untuk mensurvei minyak daerah

yang masih disengketakan.

5. Perdana menteri Koizumi tidak hentinya berziarah ke makam penjahat perang Jepang

sebagai manifestasi bahwa Jepang mendukung agresi Jepang ke Asia, saat perang

dunia II.

6. Ketua Partai Aliansi Taiwan yang pro Jepang berziarah untuk memberi

penghormatan kepada para penjahat Jepang baur-baru ini, untuk menunjukan bahwa

Taiwan adalah wilayah Jepang.

Page 96: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Bagaimana reaksi dunia? Kecuali Tiongkok dan Korea terparah agresi Jepang yang

sangat marah, yang lain tenang saja.

Hal ini mirip sebelum perang dunia kedua. Ketika Jepang mulai merebut Korea,

Taiwan, Manchuria dll, negara barat tidak peduli, mereka menghindar bentrokan dengan

Jepang. Ketika Jepang menyerang Tiongkok pada tahun 1973, merekapun diam saja. Sampai

Jepang menyerang Asia Tenggara. Perancis dan Inggris baru turut berperang malawan

Jepang, sedang Amerika Serikat baru turut berperang setelah Pearl Harbour dibom Jepang.

Amerika yang terkucil dalam masalah penyerangan terhadap Irak, dan harus melawan

terorisme, terpaksa mencari teman dalam melaksanakan opersainya. Akhirnya hanya Jepang

yang cocok, karena tidak ada negara lain yang mau jadi kacungnya. Mengapa? Jepang selalu

tunduk kepada Amerika, ia siap jadi pion Amerika. Bagi presiden Bush saat ini, itu sudah

cukup, daripada ia harus sendirian. Korban pemuda Amerika yang terus berjatuhan di Irak,

akhirnya dapat menyebabkan rakyat Amerika akan menjadi penentang utama perang Irak.

Untuk persiapan ini, tentara Jepang bisa menjadi pengganti.

Di pihak Jepang ini hal kebetulan. Dengan menjadi pion Amerika Serikat, Jepang bisa

mengubah Konstitusi Damainya, yang melarang Jepang membentuk pasukan bersenjata

kecuali untuk bela diri, menjadi konstitusi yang membolehkan membentuk kekuatan militer

yang agresif, bahkan yang harus melakukan pre-emptive action. Amerika memang tidak larut,

karena ia merasa lebih unggul. Jika suatu ketika Jepang mengulangi peristiwa Pearl Harbour,

Amerika sudah siap. Tidak demikian dengan negara lainnya, terutama Tiongkok dan Korea,

yang memang menjadi sasaran utama Jepang untuk membalas dendam. Negara lain akan

diam, asal tidak menjadi sasaran Jepang dan masih dapat keuntungan dari Jepang, seperti

penanaman modal, bantuan keuangan dll. Maklum dengan “uang” semua bisa diatur.

Page 97: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Zaobao.com Singapore pernah memuat sebuah karangan kiriman pembaca yang

diterjemahkan dari sebuah majalah Jepang. Meskipun karangan ini bukan pendapat resmi

pemerintah Jepang, tapi jelas adalah opini yang sedang dibentuk di Jepang. karangan itu

mengatakan bahwa dunia tidak adil, Jepang dengan manusia yang rajin dan pintar, hanya

menguasai wilayah yang kecil dan tak ada kekayaan alamnya. Sedang negara lain, terutama

Tiongkok yang manusianya bodoh dan malas, menguasai negara yang besar dan kaya sumber

daya alamnya. Oleh karena itu, memang sudah takdir Jepang harus ekspansi, harus

menguasai dunia. Ia memberi jadwal, tahun 2015 Jepang harus sudah menundukan Tiongkok,

dan tahun 2050 Jepang harus sudah menundukan seluruh dunia. Amerika Serikat, katanya,

adalah penduduk utama Jepang untuk target Tiongkok dan Asia Tenggara, akan tetapi akan

menjadi lawan kalau target Jepang sudah ingin menundukan dunia. Meskipun demikian,

Jepang sudah mempunyai perhitungan dan persiapan yang cukup untuk ini, katanya.

Page 98: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

BAB IV

Upaya Diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam Menyelesaikan Sengketa Pulau Dokdo

A. Implementasi Upaya-upaya Diplomatik Korea Selatan-Jepang dalam

Penyelesaian Sengketa Kepulauan Dokdo

1. Korea Selatan-Jepang kembali Pererat Hubungan

Seperti yang diketahui bahwa hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang mengalami

berbagai macam kendala terkait konflik berkepanjangan yang di alami kedua Negara

mengenai hak kepemilikan atas kepulauan Dokdo. Namun dalam perkembangannya kedua

belah pihak sama-sama berusaha untuk memperbaiki hubungan diplomatic mereka karena

sadar akan betapa besarnya kerugian yang akan dialami masing-masing Negara jika harus

terlibat konflik terus menerus.

Meski masih dbayang-bayangi kolonisasi brutal Jepang pada tahun 1910-1945, namun

Korea Selatan tetap menyambut baik kunjungan pemerintah Jepang ke Seoul dan berusaha

kembali untuk mencairkan suasana hubungan kedua Negara yang selama ini bersitegang. Ini

dilakukan sebagai salah satu cara untuk merajut kembali hubungan baik dan kerjasama dua

Negara demi kepentingan kedua belah pihak karena tanpa disadari keduanya saling

membutuhkan satu sama lain.

Untuk mempererat kembali hubungan dua Negara tersebut, Perdana Menteri Jepang

Taro Aso mengunjungi Seoul.Walaupun terjadi ketegangan namun Korea Selatan menyambut

baik kedatangan Perdana Menteri Jepang tersebut. Dan dalam pertemuan itu, kedua Negara

tampak berusaha menghangatkan hubungan diplomaticnya serta sepakat untuk mempererat

Page 99: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kembali hubungan ekonomi kedua Negara di tengah hantaman krisis keuangan global saat

ini.

Masao Okonogi, seorang ahli Korea dari Universitas Keio, Tokyo mengatakan

“pertemuan ini mrupakan sebuah formalitas untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki visi

yang berorientasi masa depan dan akan melihat kedepan, bukan menengok kembali masa

lalu”.95 Memang sejak awal tahun 2009, Jepang tampaknya memang terus berusaha menjalin

kedekatan dengan Korea Selatan. Perdana Menteri Jepang dan Presiden Korea Selatan rutin

mengadakan pertemuan setiap bulannya demi menggalang dan meningkatkan kerjasama.

Korea Selatan memang tengah merasakan hantaman keras dari krisis financial global.

Negara dengan ekonomi terbesar ke-13 di dunia dan keempat di Asia ini diprediksikan paling

rentan terhadap kekacauan ekonomi. Dan banyak analis memprediksikan ekonomi Korea

Selatan akan merosot sebanyak 3% untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.

Sementara Jepang adalah Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan mulai

mengalami resesi sejak Juli 2008. Banyak analis yang memprediksikan bahwa GDP Jepang

akan menukik tajam ke titik terendah dalam 34 tahun terakhir. Jadi tak heran bila kedua

Negara ini sama-sama berusaha untuk saling menguatkan agar tidak semakin terpuruk dalam

hantaman krisis dengan saling mendukung dan meningkatkan kerjasama khususnya di bidang

ekonomi.

Dalam pertemuan rutinnya, kedua Negara ini juga membahas masalah multilateral

menyangkut pelucutan program nuklir Korea Utara yang membuat resah akhir-akhir ini dan

juga kemungkinan mewujudkan kesepakatan perdagangan antara Jepang dan Korea Selatan

95 http://astriihsan.blogspot.com/2009/01/jepang-korsel-pererat-hubungan.html diakses tgl1agustus2010

Page 100: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

yang sempat tersendat selama bertahun-tahun. Kedua Negara ini juga berniat untuk

meningkatkan kerjasama dalam bidang antariksa dan program satelit. Hanya saja, hingga

sekarang masing-masing pihak terus membantah kalau pertemuan kedua Negara tersebut juga

membahas mengenai sengketa Kepulauan Dokdo.

2. Bela Negara Korea Selatan Lewat Misi Kebudayaan

Korea Selatan merupakan salah satu Negara di Asia yang aktif mengirimkan Perwira

Angkatan Bersenjata nya unutk mengikuti pendidikan Sesko Angkatan di Indonesia. Para

calon siswa dari mancanegara tersebut harus terlebih dahulu mengikuti Kursus Bahasa

Indonesia dan Kursus persiapan Sesko di Pusdiklat Bahasa Badiklat Departemen Pertahanan

(Dephan). Dan setiap tahunnya akan digelar acara Malam Internasional, seperti halnya

Negara lain Korea Selatan pun turut serta berpartisipasi pada acara tersebut. Seperti

partisipan lainnya, pada kesempatan ini Korea Selatan akan memperkenalkan aneka makanan

dan minuman khas Korea Selatan serta menampilkan sebuah atraksi budaya mereka. Pada

kesempatan ini para siswa Korea Selatan ini membawa satu rombongan kesenian yang cukup

besar dari Kedutaan Korea Selatan. Sekitar 12 orang seniman (pria dan wanita) tampil di

panggung memainkan seni seperti “Rampak Gendang” khas Korea. Pertunjukan yang

didomonasi oleh bunyi pukulan gendang itu sangat menarik, dinamis dan penuh semangat.

Namun sebagian penonton segera menyadari bahwa tujuan pertunjukan tersebut ternyata

bukan hanya sekedar atraksi kesenian, melainkan sebuah aksi nasionalisme yang tinggi yang

membawa pesan politik Korea Selatan ke dunia internasional.

Sebagai latar belakang pertunjukan seni perkusi itu mereka menggelar lima buah

spanduk vertikal yang bertuliskan huruf Korea yang tidak kita mengerti artinya, namun

spaduk yang berada paling tengah memuat satu kalimat pendek berbahasa Inggris yang

berbunyi: “Dokdo is Korean Territory”. Tentu saja kalimat itu segera mengingatkan kita

Page 101: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kepada sengketa territorial antara Korea Selatan dengan negara tetangganya Jepang yang

tidak kunjung selesai, memperebutkan gugusan pulau-pulau karang kecil (islet) yang terletak

hampir tepat tengah-tengah di antara daratan utama kedua negara. Sangat jelas di sini bahwa

siswa Korea Selatan dengan dukungan pihak kedutaan besar mereka telah memanfaatkan

even malam internasional di Pusdiklat Bahasa untuk melakukan kegiatan kampanye bela

negara.96

Ada pelajaran yang sangat berharga yang bisa kita lihat dari “kenakalan” siswa dan

kedutaan Korea Selatan tersebut, yaitu bagaimana caranya pemerintah dan masyarakat Korea

Selatan mengimplementasikan politik pertahanan Negara mereka secara kreatif dalam

berbagai kesempatan. Memang di dalam kenyataannya ada mekanisme hokum atau

Mahkamah Internasional yang secara formal akan bekerja untuk menyelesaikan dan

mengambil keputusan atas setiap sengketa yang terjadi antar Negara, namun besarnya

dukungan dari seluruh masyarakat dan rasa cinta tanah air yang tinggi pasti akan berpengaruh

secara moral terhadap para hakim internasional dalam mengambil keputusan.

B. Kendala-kendala Yang Dihadapi Dalam Penyelesaian Sengketa Kepulauan

Dokdo

1. Ketidakjelasan Batas-batas Negara dan status suatu wilayah

Masalah ketidakjelasan batas-batas Negara dan status suatu wilayah merupakan

bagian dari permasalahan “sengketa” diantara Negara-negara yang memiliki letak geografis

berdekatan dan berbatasan. Seperti halnya Negara-negara di kawasan Asia Timur yang

96 http://antonbiantoro.blogspot.com/2008/09/bela-negara-cara-korea-selatan.html diakses tgl1agustus2010

Page 102: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

mengalami konflik persengketaan mengenai ketentuan batas-batas teritorial dan status akan

pulau-pulau yang berada di Semenanjung Korea khususnya.

Bila kita cermati, banyak Negara-negara di Asia juga menghadapi masalah yang

sama. Anggapan bahwa situasi perbatasan atau posisi pulau-pulau dari suatu Negara akan

tetap aman dan damai mungkin ada benarnya, namun dibalik itu semua sebenarnya

bertaburan benih-benih konflik yang dapat menyulut persengketaan secara terbuka.

Ada beberapa faktor yang dapat menyulut persengketaan antar Negara-negara di

dunia, antara lain:

a. Ketidaksepahaman mengenai garis perbatasan antar Negara yang banyak yang belum

terselesaikan melalui mekanisme perundingan (bilateral).

b. Peningkatan persenjataan dan eskalasi kekuatan militer baik oleh Negara-negara yang

ada di satu kawasan maupun yang diluar kawasan.

c. Eskalasi aksi terorisme lintas Negara, dan gerakan separatis bersenjata yang

mengundang kesalahpahaman antar Negara bertetangga.97

Potensi konflik antar Negara-negara di kawasan Asia Pasific (Asia Tengah, Asia

Timur dan Asia Tenggara) sangat bervariasi, baik itu sifat, karakter maupun intensitasnya.

Namun kalau diperhatikan dari beberapa konflik terbatas dan berintensitas rendah yang

terjadi selama ini, terdapat beberapa hal yang dapat memicu terjadinya konflik terbuka yang

dapat berkembang menjadi konflik regional bahkan internasional. Faktor potensial yang

dapat menyulut persengketaan terbuka itu antara lain:

97http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/articleId/66/Default.aspx diakses tgl 7agustus2010

Page 103: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

a. Implikasi dari internasionalisasi konflik internal di suatu Negara yang dapat menyeret

Negara lain ikut terlibat dalam persengketaan.

b. Pertarungan antar elite di suatu Negara yang karena berbagai faktor merambat ke luar

negeri.

c. Meningkatnya persaingan antar Negara-negara maju dalam membangun pengaruh di

kawasannya.

d. Eskalasi konflik laten atau konflik intensitas rendah (low intensity) antar Negara yang

berkembang melampaui ambang batas toleransi keamanan regional sehingga menyeret

pihak ketiga untuk ikut terlibat di dalamnya. Ini biasanya berawal dari “dispute

territorial” antar Negara ama terutama mengenai garis batas perbatasan antar

Negara.98

Begitu pula dengan sengketa Pulau Dokdo antara Jepang dan Korea Selatan yang

belum terselesaikan hingga saat ini. Masing- masing Negara mengklaim bahwa Pulau Dokdo

adalah wilayah kedaulatannya. Sebenaranya permasalahan ini berawal dari status kedaulatan

Pulau Dokdo yang terletak di Semenanjung Korea, yang diakui kedaulatannya berada

dibawah kekuasaan territorial Korea dibawah kepemimpinan Dinasti Shilla pada 512M.

Namun sejak tahun 1905-1945 Jepang mulai melakukan imperialisasi atas wilayah

Korea dan seluruh daerah Semenanjung Korea, yang berdampak pada diakkuinya Pulau

Dokdo sebagai “pulau Takeshima” dan berada dibawah yuridiksi Dewan Prefektur Shimane

sejak tahun 1905. Padahal di dalam sejarah Korea, dua gugusan karang seluas 186.000m2 itu

merupakan wilayah bagian dari Provinsi Gyeongsang Utara dan berkaitan dengan Pulau

Daemodo yang ditaklukkan Jenderal Korea Selatan Yi Jong-mu pada 29Juni 1419. Karena

warisan sejarah dan legitimasi tersebut, Seoul menetapkan kembali Pulau Dokdo sebagai

98 ibid

Page 104: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

daerah kedaulatan Korea Selatan sejak tahun 1953 dengan menempatkan pasukan kepolisian

diwilayah tersebut. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan hukum dan politik atas sikap Jepang

yang setelah memenangkan perang dengan China pada 22 Agustus 1910 menganeksasi

Semenanjung Korea. Sengketa batas laut atau maritim Jepang-Korea Selatan atas Pulau

Dokdo berkonteks warisan historis yang logis sebagai tumpuan kedaulatan wilayah Korea

Selatan.99

2. Peningkatan Kontroversi mengenai Status Kepulauan Dokdo

Pada tahun 1952, masalah mengenai status kedaulatan pulau Dokdo semakin mencuat

kepermukaan terlebih setelah tujuh tahun pemerintahan Korea Selatan lepas dari pendudukan

Jepang mengeluarkan dekrit presiden tertanggal 18 Februari 1952 yang menetapkan

mengenai garis batas wilayah teritorial Korea Selatan yang dikenal dengan nama “garis

damai” di mana Kepulauan Dokdo termasuk dalam wilaya teritorial Korea Selatan sejak

512M.

Sepuluh hari sejak dikeluarkannya dekrit presiden oleh Korea Selatan, pemerintah

Jepang mengajukan protes terhadap pemerintah Korea Selatan yang isinya tidak mengakui

Pulau Dokdo sebagai bagian dari wilayah Korea Selatan dan justru mengklaim Kepulauan

Dokdo menjadi bagian dari teritorial Jepang. Menanggapi protes Jepang, pemerintah Korea

Selatan mengirim balasan bahwamereka tidak menanggapi dan tidak akan menganggap Pulau

Dokdo bagian Dari Jepang.

Semenjak saat itu kontroversi mengenai kedaulatan terhadap Pulau Dokdo tidak

pernah menemui titik temu karena kedua negara masing-masing tetap saling klaim Kepulauan

Dokdo sebagai bagian dari teritorial mereka, bahkan pihak Jepang selalu mengajukan protes

99 http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/03/opi01.html

Page 105: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kepada pemerintah Korea Selatan tiap tahunnya umtuk menjaga agara masalah ini terus

berlanjut.

Protes Jepang terhadap kedaulatan Pulau Dokdo perlahan menjadi keras sejak tahun

1996 dengan alasan-alasan:

1. Dokdo telah menjadi bagian teritorial Jepang sejak turun-temurun.

2. Dokdo adalah daerah tidak bertuan “terra Nullius” dan Jepang mendapatkannya

melalui Okupasi.

3. Kekaisaran Korea tidak melakukan protes atas aneksasi Jepang terhadap Kepulauan

Dokdo pada tahun 1905.

4. Daerah-daerah yang diakui dan dikembalikan kepada Korea Selatan adalah daerah

kekaisaran Korea ketika perjanjian aneksasi ditandatangani pada tanggal 10 Agustus

1910 dan tidak termasuk Pulau Dokdo. Karena Pulau Dokdo dianeksasi oleh Jepang

sebelum perjanjian tersebut dibuat (Pulau Dokdo dianeksasi Jepang pada tahun 1905).

5. Pemerintahan Meiji Jepang tidak pernah mengakui Pulau Dokdo sebagai bagian

wilayah teritorial Korea.

6. SCAPIN No. 677 yang dibuat oleh tentara sekutu tidak mengatur wilayah teritorial

Jepang, tetapi hanya ketentuan administratif.

Dari perspektif sejarah yang dikumpulkan secara sistematik oleh Korea Selatan

dengan menggunakan penemuan dokumen yang terbaru, menghasilkan enam point yang

menyangkal klaim Jepang atas Kepulauan Dokdo, yaitu:

Page 106: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

1. Dokdo telah menjadi bagian dari wilayah teritorial Korea sejak 512 M dan sejarah

yang dibuat Jepang mengatakan bahwa mereka mengenal Pulau Dokdo di tahun 1667

menguatkan fakta bahwa Pulau Dokdo telah lebih dahulu dikenal oleh Korea.

2. Kekaisaran Jepang mengetahui bahwa Pulau Dokdo bukanlah daerah tak bertuan

“terra nullius” ketika mereka pertama kali merebutnya secara paksa di tahun 1905

untuk tujuan militer yaitu membangun menara pengawas di pulau tersebut selama

berlangsungnya perang Rusia-Jepang.

3. Pemerintah Jepang mengklaim bahwa pihak Korea Selatan tidak mengajukan protes

terhadap aneksasi Pulau Dokdo yang menjadi teritorial Jepang, tetapi dalam

dokumentasi Korea mernyatakan bahwa baik pemerintah maupun rakyat Korea tidak

mengakui dan menolak aneksasi Jepang.

4. Pemerintah Jepang bersikukuh bahwa Pemerintah Meiji tidak mengetahui dan

menyadari bahwa Pulau Dokdo adalah bagian dari wilayah teritorial Jepang. Hal ini

berlawanan dengan pernyataan yang dikeluarkan dewan, yaitu yang dikeluarkan oleh

menteri luar negeri, menteri dalam negeri dan angkatan bersenjata bahkan angkatan

laut Pemerintahan Meiji, juga dalam peta yang dikeluarkannya.

5. Negara-negara anggota sekutu memutuskan bahwa Jepang harus mengembalikan

semua daerah yang pernah direbutnya secara paksa, tidak hanya ketika Jepang

melakukan aneksasi pada tahun 1910, tetapi juga sejak 1895 ketika Jepang

memenangkan perang Sino-Jepang dan menduduki wilayah Liatong Penninsula,

Taiwan, dan Pascadores, yang kemudian wilayah ini dikembalikan kepada Cina

setelah peran dunia kedua berakhir. Ketentuan ini berlaku juga untuk Pulau Dokdo

yang direbut Jepang dan Korea Selatan secara paksa pada tahun 1905.

Page 107: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

6. SCAPIN No. 677 menyatakan mengenai wilayah teritorial Jepang dan untuk daerah

yang terpisah dari Jepang harus dikembalikan kepada pemilik asalnya. Ketentuan ini

juga berlaku untuk Kepulauan Dokdo seperti yang telah terlebih dahulu dibicarakan.\

Berdasarkan pendapat masing-masing pihak yang tetap bersikukuh bahwa pulau

Dokdo adalah bagian dari wilayah teritorialnya, masalah ini terus berlanjut bahkan pihak

Jepang telah bertindak agak keras mengenai masalah ini sejakJanuari 1996 ketika ketentuan

yang dikeluarkan oleh perserikatan bangsa-bangsa mengenai hukum laut internasional

diratifikasi oleh Jepang dan batas zona ekonomi eksklusif 200 mil yang diberlakukan Jepang

mulai menarik perhatian dunia karena wilayah Pulau Dokdo masuk dalam ketentuan tersebut.

Selanjutnya pemerintah Jepang mengumumkan bahwa Pulau Dokdo masuk dalam

wilayah teritorial Jepang berdasarkan sejarah dan ketentuan hukum internasional dan

pemerintah Korea Selatan umtuk menarik batas “garis damai” mereka secepatnya dari

wilayah Pulau Dokdo serta memindahkan segala fasilitas mereka yang ada di pulau tersebut.

Pada tahun 1997 dihasilkan sebuah perjanjian kerjasama mengenai “fishing trade

area” di daerah Pulau Dokdo. Perjanjian ini dibuat mengingat bahwa daerah Kepulauan

Dokdo yang kaya akan sumber daya alam berupa ikan telah dijadikan wilayah penangkapan

ikan secara turun-temurun bagi nelayan di kedua negara, yang mana perjanjian ini dilakukan

untuk melindungi para nelayan selama belum ada penyelesaian diantara kedua negara.

Perjanjian ini merupakan bentuk dari “joinly controlled Korea-Japan Zone” yang dibuat pada

tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1996, dimana sebagai peredam sengketa antara kedua

negara dibuatlah sutau komisi kerjasama untuk mengatur wilayah Pulau Dokdo.tetapi

perjanjian tersebut tidak menghentikan sengketa antara kedua negara, karena pihak Korea

Selatan tetap melakukan pembangunan di pulau tersebut sebagai salah satu objek pariwisata

bagi negaranya. Hal ini oleh Jepang dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian yang

Page 108: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

menyatakan bahwa pengaturan wilayah Pulau Dokdo dilakukan secar bersama-sama antara

Korea Selatan dan Jepang. Bahkan pihak militer Korea Selatan menempatkan pasukannya di

perairan Pulau Dokdo untuk mengusir para nelayan Jepang yang hendak menagkap ikan.

Tentu saja pihak Jepang tidak tinggal diam, bahkan telah mengeluarkan peringatan keapada

Korea Selatan.

Tindakan kedua negara ini yang saling mengklaim tidak lepas dari kepentingan

nasional terhadap Kepulauan Dokdo pada abad 21 ini amatlah mungkin untuk mengekploitasi

sumberdaya alam yang ada di bawah laut maupun di dalam perut bumi di wilayah itu. Hal ini

dapat dilakukan apabila telah ada kepastian mengenai status Kepulauan Dokdo untuk

menentukan garis pangkal dari ketentuan zona ekonmi eksklusif 200 mil. Selain untuk

mengekploitasi sumber daya alamnya di masa yang akan datang, Kepulauan Dokdo juga

memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata.

C. Langkah-langkah Yang Dilakukan Untuk Menghadapi Kendala Yang Ada

1. Negosiasi

Konflik antar Jepang dan Korea tidak hanya mengenai kepemilikan suatu pulau.

Kedua negara mempertimbangkan kepemilikan Dokdo sebagai jangkar untuk kepentingan

masing-masing di perairan sekitarnya. Yang dipertaruhkan adalah klaim menjadi sekitar

16.600 mil persegi laut dan dasar laut, termasuk daerah yang mungkin menahan sekitar 600

juta ton gas hidrat (gas alan terkondensasi ke dalam bentuk semisolid). Hidrat gas ini diyakini

akan disimpan di sepanjang dasar laut yang luas terbentang dari Dokdo ke Guryongpo,

Propinsi Kyongsang Utara. Gas hidrat adalah generasi sumber energi yang dapat dibuat

menjadi gas alam cair jika teknologi yang memadai tersedia. Pulau ini di kelilingi oleh

pemancingan subur, dan kedua belah pihak sering melakukan upaya untuk mendukung klaim

mereka itu. Juga memacu persaingan yang memancing rasa takut terhadap sumber daya laut

Page 109: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

menyusut. Pejabat perikanan Jepang mengatakan menipisnya persediaan ikan di bagian lain

dunia berarti mereka harus mengandalkan lebih pada perairan dekat dengan rumah. Pasifik di

barat laut secara umum memiliki lebih kurang dimanfaatkan stok ikan dari daerah lain,

menurut PBB.

Beberapa wilayah laut di Asia Timur tetap tidak di klaim tumpang tindih. Hukum

global Konvensi Laut, yang mulai berlaku pada bulan November 1994 setelah lebih dari 20

tahun negosiasi, sebagian besar merupakan perwujudan negara hukum internasional dan

praktik yang berhubungan dengan lautan. Di bawah perjanjian, setiap bangsa dengan pantai,

berhak untuk melaksanakan yuridiksi atas sumber daya alam dan kegiatan tertentu di

peraiaran memperluas sebanyak 200 mil laut dari garis dasar pantai Zona Ekonomi Eksklusif

(ZEE). Masalah-masalah di sini terletak pada detailnya, dan ini adalah tempat yang lebih baik

daripada diilustrasikan dalam Undang-Undang Konvensi Laut, di mana besarnya dan derajat

latihan yuridiksi suatau bangsa ditentukan oleh sejumlah faktor misterius, termasuk gambar

baselines, jarak dari pantai, dan makna “continental shelf”, garis berjarak sama, dan

sejenisnya.

Menurut konvensi, sebuah bangsa dapat mengklaim hak-hak kedaulatan atas sumber

daya dan semua kegiatan terkait, serta yuridiksi atas struktur buatan, riset ilmiah, dan

perlindungan dan pelestarian lingkungan laut, di dalam 200 bahari mil Zona Ekonomi

Ekslusif (ZEE). Tapi karena pelau kecil yang hanya flyspecks pada peta dapat digunakan

sebagai dasar untuk mengklaim sebuah Zona Ekonomi Eksklusif, banyak maritim berfokus

pada sengketa kepemilikan pulau-pulau kecil, karang, dan fitur seperti Dokdo, yang d\Diaoyu

pulau-pulau di Laut Cina Timur, dan Spratly/Xisha Kepulauan di Laut Cina Selatan.

Sayangnya, konvensi kecil menawarkan bimbingan khusus untuk penyelesaian sengketa

batas. Jadi bangsa mungkin masih merasa perlu untuk terlibat dalam sikap militer yang

provoaktif, dan kemungkinan konflik militer tetap.

Page 110: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Pada tahun 1996 sengketa Dokdo lebih menekankan pada sudah rapuhnya hubungan

antara Korea Selatan dan Jepang. Meskipun demikian, cara-cara telah ditemukan untuk

mengatasi batas ketidakpastian. Di bawah bersama pendekatan pembangunan, negara-negara

ini sepakat mengenai luasnya wilayah sengketa, disamping menetapkan pertanyaan batas

yang sebenarnya, dan mencapai kesepakatan mengenai eksplorasi dan eksploitasi bersama

hidrokarbon. Strategi ini di dukung oleh Hukum Laut Konvensi, yang menyatakan bahwa,

sambil menunggu kesepakatan mengenai delineasi dari kontinen atau batas-batas Zona

Ekonomi Ekslusif (EEZs), Negara harus berusaha untuk masuk kedalam pengaturan

sementara. Mungkin alasan kuat bagi negara untuk melakukan usaha bersama adalah untuk

melindungi kepentingan potensi cadangan minyak atau gas, dikombinasikan dengan

keinginan untuk menjaga hubungan baik dengan negara lain. Pengembangan bersama adalah

ide yang mungkin terlihat dan semakin menarik karena kebutuhan minyak yang terus

meningkat. Jepang dan Korea Selatan telah mengambil pendekatan semacam itu dan telah

membentuk 230 mil EEZs di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Setelah bertahun-

tahun negosiasi, kedua negara menandatangani perjanjian pada bulan Juli 1996, menetapkan

kuota dan peraturan di masing-masing zona.

2. Pertemuan Jepang dan Korea Selatan

Jepang dan Korea Selatan (Korsel) memulai pertemuan dua hari di Tokyo, yang

bertujuan untuk membahas dan mencari penyelesaian masalah batas-batas wilayah perairan

yang menyangkut masalah kepulauan yang diakui masing-masing pihak sebagai bagian dari

zona ekonomi eklusif, EEZ, dua negara. Pertemuan kali ini merupakan pertemuan lanjutan

setelah enam tahun terhenti. Diperkirakan masih banyak hal yang harus diluruskan, namun

Korsel telah menyampaikan harapannya untuk lebih mendorong ke arah pembentukan EEZ

yang diharapkan dapat merealisasikan penyelesaian damai. Zona ini diakui oleh kedua negara

Page 111: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

sebagai zona tumpang tindih yang melingkupi kepulauan yang disebut Takeshima oleh

bangsa Jepang dan menurut bangsa Korsel bernama Kepulauan Dokdo.

Selain itu juga diharapkan hal itu dapat membawa hasil melebihi apa yang selama ini

mereka upayakan setelah terjadinya hubungan yang menegang yang disebabkan oleh belum

ada kententuan kesepakatan batas-bataa teritori laut yang melibatkan sejumlah pulau kecil

yang dikuasai oleh Korea Selatan yang terletak di wilayah laut Jepang. Jepang berencana

tetap pada pendiriannya yang menarik garis pemisah antara Takeshima dan pulau Ullung

yang masuk kedalam wilayah Korea Selatandan terletak disebelah barat kepulauan yang

menjadi sengketa. Korea Selatandalam pembicaraan tahap sebelumnya mengajukan usul

penarikan garis antara pulau Ullung (Korea Selatan) dengan Kepulauan Oki di Shimane

prefektur.

Korea Selatan mengindikasikan pihaknya akan bersikap tegas dalam pembahasan

menetapkan batas wilayah kedua negara dengan mengajukan usul penarikan garis batas

kedua negara ditarik dengan memasukan kepulauan yang dipermaslahkan, Dokdo kedalam

wilayah yang sekaligus menjadi garis batas teritorinya. Kantor berita Yonhap mengutip Soh

Choo Suk sebagai menteri pertahanan Korea Selatan mengatakan, “Dalam situasi seperti ini

kami tidak emiliki pelihan lain selain menjadikan Kepulauan Dokdo sebagai titik awal garis

pemisah”.

Pertemuan pembicaraan EEZ yang merupakan pertemuan ke lima diadakan setelah

Korea Selatan dan Jepang mengalami ketegangan saat polisi perairan Jepang menyatakan

rencana mereka untuk melakukan survei kelautan dekat kepulauan yang masih diperdebatkan

kepemilikannya dan menimbulkan protes keras dari pihak Korea Selatan. Kedua negara

akhirnya setuju untuk menghindari konfrontasi karena batas wilayah perairan Jepang di

Page 112: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

dalam pertemuan tingkat wakil menteri di Seoul setelah Jepang menyatakan kesediaannya

untuk menarik mundur pasukannya yang semula akan melakukan survei disana.

Dalam pembicaraan yang membahas batas wilayah perairan kedua negara Korea

Selatan diwakili oleh sejumlah pejabat tinggi dari Departemen Luar Negeri dan Departemen

Perikanan. Pembicaraan sebelumnya pada tahun 2000 berakhir tanpa kesepakatan. Jepang

bersikeras Takeshima yang terdiri dari dua pulau kecil dan sejumlah gugus karang dengan

luas 0,23 km persegi adalah masuk wilayah Jepang Barat sementara Korea Selatan tetap

menyatakan kepulauan tersebut merupakan bagian teritorinya yang masuk provinsi

Gyeonsang.

Dalam pertemuan ini memang belum didapat kata sepakat berkaitan dengan ststus

Pulau Dokdo hingga sekarang, Namun dalam perkembangannya kedua belah pihak terus

berusaha keras untuk menyelesaikan sengketa yang tak berujung ini. Ini dikarenakan kedua

Negara yang sama-sama memiliki kepentingan atas Pulau Dokdo yang dikabarkan banyak

mengandung kekayaan alam yang belum tersentuh sama sekali.

3. Korea Selatan Larang Jepang Lakukan Riset di Pulau Sengketa

Korea Selatan mendesak Jepang untuk tidak melakukan riset di dekat satu gugusan

pulau yang menjadi sengketa wilayah yang sudah lama berlangsung antara kedua negara.

Kementrian Luar Negeri di Seoul mengatakan pihaknya telah menyampaikan satu pesan guna

meminta Jepang tidak melakukan proyek-proyek riset di sekitar pulau-pulau berbatu yang

terletak di antara kedua negara, tetapi di kuasai oleh Seoul. Surat kabar Yomiuri Shimbun,

Jepang, memberitakan Tokyo telah menyusun satu rencana 10 tahun untuk melaksanakan

satu survei di dekat pulau itu dalam usaha mencari sumber energi.

Page 113: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Pulau-pulau itu telah puluhan tahunmenjadi titik api dalam hubungan kedua negara,

dan kedua belah pihak mengklaim kedaulatan.landasan laut sekitar pulau itu kaya akan gas.

Berita itu muncul ketika kedua negara sedang mengusahakan hubungan baru setelah

bertahun-tahun tegang menyangkut klaim baru Jepang atas kepulauan itu. Perdana Menteri

Jepang Taro Aso akan mengunjungi Korea Selatan, untuk melakukan perundingan dengan

Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak. Itu merupakan kunjungan pertama Aso ke Seoul

sejak dia memangku jabatan. Jepang mengklaim pulau-pulau itu tahun 1905, setelah menang

perang melawan Rusia. Tokyo kemudian mencaplok seluruh Semenanjung Korea dari tahun

1910 sampai negara itu kalah tahun 1945, pada akhir Perang Dunia II. Akan tetapi Korea

Selatan mengatakan pihaknya memiliki pulau-pulau tersebut sejak berabad-abad lalu.

4. Mengenai Perjanjian Damai San Fransisco

Sengketa antara Korea Selatan dan Jepang atas kepemilikan Dokdo pada akhirnnya

dari Perjanjian Damai San Fransisco tahun 1951, yang merupakan kesepakatan formal pada

akhir Perang Pasifik dan kembalinya kedaulatan nasional yang diduduki Jepang.100 Perjanjian

pada umunya tidak menentukan negara Jepang yang meninggalkan bekas wilayah dan tepat

membatasi teritori ini terpanjang,101 dalam kasus sengketa Takeshima/Dokdo , pertanyaan

utama mengenai perjanjian damai adalah apakah pulau-pulau yang termasuk dalam Korea,

Jepang menolak di Perjanjian San Fransisco.102

Bahkan dalam rancangan awal perjanjian yang ditulis antara akhir 1946 dan

November 1949, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat disebutkan bahwa Jepang

mengembalikan Dokdo ke daratan Korea. Namun, William J. Sebald, yang merupakan

penasihat politik Jendral macArthur menyarankan dalam komentarnya kepada Departemen

100 Korea Selatan dan Jepang, Dokdo / Takeshima Sengketa escalates Menjelang Konfrontasi, Dr Michael A.Weinstein, The Power and Interest News Report, 2006/05/10, diakses tanggal :2008-07-08101 Hara, 2001, hlm. 362102 Ibid hlm 368

Page 114: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Luar Negeri yang didefinisikan Dokdo sebagai wilayah Jepang untuk alasan-alasan historis

dan strategis. Pertama, Sebald berpikir bahwa kedaulatan Jepang atas Dokdo muncul sah dan

bahwa sulit untuk menganggap...(Dokdo) sebagai pulau-pulau lepas pantai Korea. Kedua,

Sebald menunjukan bahwa, jika Dokdo yang menjadi wilayah Korea Selatan, Amerika

Serikat beresiko kehilangan kepulauan sebagai stasiun potensial untuk cuaca dan radar

pengawasan karena ancaman komunis dari Utara. Oleh karena itu, rancangan Desember San

Fransisco perjanjian telah diubah untuk menyatakan bahwa Takeshima (Liancourt Rocks)

akan menjadi milik Jepang. (Bab II, Teritorial Clauses, pasal 3) pergeseran dalam posisi

Amerika Serrikat mungkin juga telah dipengaruhi oleh kantor Luar Negeri Jepang, yang pada

awal tahun pasca perang yang disediakan pemerintah Amerika Serrikat dengan beberapa

pamlet tentang wilayah Jepang.103

Lalu tiba-tiba, setelah John foster Dulles ditugaskan dari perjanjian perdamaian dan

menimbulkan Perang Korea, rancangan perjanjian dari bulan Agustus dan seterusnya berhenti

untuk menyebutkan Takeshima (sebagai pulau yang dimaksud) sama sekali. Seluruh

perjanjian menjadi lebih pendek dan sederhana, dan banyak dari spesifik pada koordinat,

perbatasan dan pulau-pulau menghilang. Kemungkinan besar sengaja menulis ulang Dulles

untuk membuka ruang bagi sengketa antara Jepang dan negara-negara lain, dan dengan

demikian memberikan penyangga terhadap efek domino yang potensial dalam hal ekspansi

komunis. Dulles diharapkan bahwa, jika Korea Selatan tidak jatuh di tangan komunis itu akan

membawa sengketa dengan Jepang ke Mahkamah Internasionalseperti yang disarankan oleh

perjanjian dalam Bab 6, pasal 22.104

103 Ibid hlm 369-371104 Ibid hlm 371

Page 115: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

5. Keikutsertaan Komite Nama-Nama Geografis Amerika Serikat

Komite Nama-Nama Geografis atau BGN (Board on Geographic Names) adalah

badan federal di Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1890 dan bertujuan untuk

menangani perselisihan terkait dengan penamaan geografis di AS. Badan itu berperan untuk

mengembangkan berbagai prinsip, kebijakan dan prosedur penggunaan nama-nama geografis

baik di dalam negeri maupun di luar negeri.105

Keikutsertaan Komite Nama-nama Geoegrafis Amerika Serikat disini adalah karena

selain mengklaim Pulau Dokdo sebagai wilayahnya, Jepang juga berusaha untuk mengubah

nama dari Pulau ini. Memang pada intinya ini adalah masalah klaim hak territorial Jepang

atas Pulau Dokdo yang terletak di ujung paling timur Semenanjung Korea ini. Jepang

Kadangkala menuntut hak territorial atas kepemilikan Pulau Dokdo dengan niat untuk

membuat wilayah tersebut menjadi wilayah sengketa Internasional. Bersamaan itu pula,

Jepang mencurahkan segala daya dan upayanya di panggung Internasional untuk mengubah

nama Pulau Dokdo dengan nama “Takeshima”. Pihak Jepang terus berusaha agar paling tidak

nama wilayah yang disengketakan tersebut tidak identik dengan nama Korea Selatan di

kalangan masyarakat Internasional.

Saat Korea dan Jepang terlibat konflik diplomatik mengenai pulau itu, sebagian besar

negara barangkali sulit memihak pada salah satu negara. Dengan alasan demikian, mereka

memilih untuk menyebut nama pulau itu sebagai ‘Liancourt Rock’ untuk memperlihatkan

kenetralan. Namun, karena pulau itu secara tradisional disebut “Dokdo,” maka penggunaan

105 http://rki.kbs.co.kr/indonesian///news/news_zoom_detail.htm?No=4370&id=zoom diakses tgl6agustus2010

Page 116: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

nama Liancourt Rock, sebagai ganti Dokdo, pasti menjadi keuntungan besar bagi Jepang dan

menjadi kerugian besar bagi Korea Selatan.106

Pemerintah Korea Selatan pun tak mau tinggal diam, pada tanggal 28 Juli 2008

mengadakan pertemuan satuan tugas Dokdo dan menekankan akan adanya upaya dari

instansi-instansi terkait yang menangani masalah ini agar membenahi dan memperbaiki

kesalahan deskripsi mengenai Pulau Dokdo dan mempromosikan nama pulau yang benar

kepada masyarakat internasional. Pemerintah Korea Selatan juga meminta adanya upaya

diplomatic secara menyeluruh dan sistematis terhadap klaim Jepang atas Pulau Dokdo.

Satuan Tugas Dokdo yang baru dibentuk ini berada dibawah Departemen Luar Negeri

dan diharapkan dapat bertindak tepat serta efektif untuk memperbaiki kesalahan deskripsi

mengenai nama Pulau Dokdo. Satuan Tugas Dokdo terdiri atas 6 kepala bagian di bawah

Departemen Luar Negeri termasuk yang membidangi wilayah Asia Timur Laut dan amerika

Utara serta 4 wilayah lain di dunia.

Untuk itu, komite Nama-nama Geografis Amerika Serikat atau BGN (Board on

Geographic Names) mengubah deskripsi Pulau Dokdo dari semula sebagai wilayah Korea

Selatan menjadi Pulau dengan “kedaulatan yang belum ditetapkan”. Menurut BGN,

pemerintah Amerika Serikat telah lama mengubah nama pulau kecil milik Korea Selatan ini

menjadi “Liancourt Rocks” sehingga sebenarnya pihak Amerika Serikat mengganti deskripsi

nama wilayah dan status atas Dokdo.

Beberapa waktu kemudian. Komite Nama-nama Geografi Amerika Serikat (BGN)

memperbaiki kembali status Pulau Dokdo sebagai “wilayah kedaulatan Korea Selatan” dari

106 http://rki.kbs.co.kr/indonesian///news/news_zoom_detail.htm?No=4370&id=zoom diakses tgl6agustus2010

Page 117: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

sebelumnya “wilayah yang belum ditetapkan kedaulatannya”. BGN menyatakan bahwa Pulau

Dokdo atau yang sering disebut “Liancourt Rocks” sebagai milik Korea Selatan.

Ada beberapa alasan sehingga Washington membuat keputusan seperti ini,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Korea Selatan tidak perlu membuang-buang waktu dengan sia-sia dalam

meyakinkan pejabat Departemen Luar Negeri AS melalui jalur diplomasi tentang

kegawatan masalah ini, dan presiden AS pada saat itu memberikan respon yang cepat

agar dilakukan perubahan.

2. Washington telah membuat keputusan politik yang bijak dan strategis untuk

menghindari pengaruh yang merugikan dalam hubungannya dengan Korea Selatan.107

Dengan kata lain, penetapan Pulau Dokdo sebagai suatu wilayah yang belum

ditetapkan kedaulatannya dapat dipandang sebagai “standar ganda” terkait sengketa Pulau

Kuril yang seharusnya masih dinyatakan sebagai wilayah kekuasaan Rusia. Sebenarnya

dalam hal ini, ini sangat bertentangan dengan kebijakan Dewan Standarisasi Nama-nama

Geografi PBB yang menyatakan bahwa “sebuah wilayah harus dinyatakan sebgai kedaulatan

sebuah Negara yang sedang menguasainya secara aktif”. Jadi, dalam hal ini Washington telah

membuat keputusan yang bijak dan tidak memihak. Karena dilihat dari segi sejarah dan

kenyataan yang ada, Pulau Dokdo jelas merupakan wilayah kedaulatan Korea Selatan.

Keputusan Washington untuk memperbaiki kembali status kepemilikan Pulau Dokdo

sebagai Wilayah kedaulatan Korea Selatan memang cukup wajar dan patut disambut baik

oleh semua pihak. Namun keputusan tersebut juga tidak perlu dipandang sebagi keberpihakan

107 http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue_detail.htm?No=13371 diakses tgl3agustus2010

Page 118: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Washington terhadap Korea Selatan karena AS dalam hal ini belum pernah menyatakan

posisinya terkait kedaulatan Pulau Dokdo. Dengan adanya ketetapan ini, maka tugas utama

Seoul adalah mendapatkan kembali penggunaan kata “Dokdo” bukan “Liancourt Rocks”

seperti sebelum tahun 1977.

Jadi dalam hal ini keikutsertaan Amerika Serikat untuk menyelesaikan sengketa ini

sangatlah penting. Ini didasari juga oleh Perjanjian Perdamaian San Fransisco yang isinya

bertujuan unruk mengakhiri Perang Dunia II dan menentukan status kekuasaan Jepang.

Karena menurut Pasal 2 bab kedua dalam Perjanjian Perdamaian San Fransisco, “Jepang

mengakui kemerdekaan Korea dan menyerahkan semua hak atas Pulau Jeju, Geomundo dan

Uleungdo. Sedangkan Pulau Dokdo memang tidak dicantumkan dalam perjanjian tersebut.

Maka pihak Jepang memanfaatkan poin tersebut sebagai dasar utama untuk mengajukan

klaim territorial Jepang atas Pulau Dokdo.

Masalah Pulau Dokdo bukanlah masalah yang mudah untuk diselesaikan, kecuali

Jepang mau melepaskan keinginannya untuk memiliki Pulau Dokdo. Namun sepertinya

Jepang akan terus berusaha untuk mengangkat masalah ini ke dalam banyak aspek, tidak

hanya nama, letak geografis, namun juga pendidikan sejarah dan hukum internasional. Oleh

karena itulah, pemerintah dan seluruh masyarakat Korea Selatan harus terus berusaha dan

mempertahankan fakta-fakta sejarah yang ada untuk meyakinkan masyarakat Internasional

bahwa Pulau Dokdo adalah bagian dari wilayah kedaulatan Korea Selatan.

D. Efektivitas Penyelesaian Sengketa Kepulauan Dokdo Secara Diplomatik

1. Dokdo Di Tahun 1965 dan Dasar Perjanjian Hubungan Korea Selatan-Jepang

Perselisihan Dokdo menghambat normalisasi hubungan diplomatik antara Jepang dan

Republik Korea (ROK) dari akhir Perang Pasifik pada tahun 1945, sampai Juni 1965 ketika

Page 119: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Dasar Perjanjian ini ditandatangani antara Jepang dan Korea Selatan seperti tahun 1952

dalam Perjanjian Damai San Fransisco, kedalaulatan atas Pulau Dokdo ini sengaja tidak

dimasukkan dalam teks akhir perjanjian tersebut atas permintaan dari pihak Korea Selatan.

Namun demikian, Dokdo telah dibahas dalam pembicaraaan antara Menteri Luar Negeri

Korea Selatan Lee Dwong-won dan Menteri Luar Negeri Jepang Etsusaburo Shiina. Pada

normalisasi hubungan dengan Jepang tidak populer di kalangan masyarakat Korea, yang

menuntut batas teritorial yang jelas antara Korea dan Jepang (yang dikenal sebagai jalur

perdamaian atau Rhee line), reparasi perang dari Jepang, dan kepemilikan Dokdo pada Korea

Selatan sisi garis perdamaian. Oleh karena itu, bahkan perjanjian tahun 1965 tidak

menyelesaikan kepemilikan Dokdo antara kedua negara.

Posisi Amerika tentang Dokdo (meskipun mungkin akan berbeda di masa lalu) pada

dasarnya adalah salah satu dari “non-pengakuan” dari kedua Korea dan Jepang yang

mengklaim kedaulatan atas pulau tersebut. Amerika Serikat telah mengambil sikap ini karena

mempertahankan pakta pertahanan dengan kedua Republik Korea dan Jepang. Dalam kasus

Jepang-US Reksa perjanjian Keamanan . dan dalam kaitannya dengan klaim Korea ,

memungkinkan Amerika Serikat untuk mengkaji lebih jauh perihal klaim Korea Selatan atas

pulau Dokdo berdasarkan sejarah sengketa. Dengan demikian, Perjanjian Pertahanan

Bersama antara As dan Korsel juga tampaknya tidak dapat diterapkan karena perjanjian

mengharuskan As hanya mempertahankan wilayah yang di akui oleh As sebagai milik Seoul.

2. Recent Konflik

Yang paling serius dari baris terakhir di atas adalah bahwa pulau Dokdo pada

Februari 1996 ketika Menteri Luar Negeri Jepang Ikeda Yukihiko publik teritorial Jepang

menegaskan kembali klaim atas pulau setelah Korea Selatan merencanakan untuk

membangun sebuah dermaga di pulau tersebut. Terutama para pejabat kementrian Jepang

Page 120: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

seperti Ikeda Miyaki dan lain-lain yang kadang-kadang membuat pernyataan yang

memancing amarah rakyat Korea Selatan dengan menyatakan bahwa pulau Dokdo adalah

milik Jepang.

Dalam kasus ini, kementrian pertahanan Korea telah memutuskan untuk membatalkan

musim semi tahun itu dan menghindari manuver militer di dekat Dokdo untuk menghindari

gesekan politik, tetapi hal itu berubah karena pernyataan Ikeda. Beberapa waktu kemudian,

Jepang membela diri dengan kekuatan militernya dan dilakukan latihan di laut yang sama

yang dimaksudkan untuk melatih pendudukan kembali sebuah pulau. Jepang kemudian

mengganti latihannya menjadi latihan pendaratan karena takut reaksi keras dari Korea Selatan

. Walaupun sebenarnya Korea Selatan memang meragukan latihan militer yang dilakukan

Jepang tersebut.

Ada juga kontrovensi mengenai penolakan dari Jepang yang terus-menerus dilakukan

untuk tidak mengakui sejarah penuh kedaulataan Dokdo. Selain itu pemerintah Jepang

membuat konflik semakin memanas dengan menerbitkan buku teks sejarah untuk sekolah-

sekolah tinggi Jepang. Pada bulan April 2002, Kementrian Kebudayaan Jepang dan Sains

menyetujui teks-teks dari perusahaan penerbitan buku, Meiseisha dan Jitkyosha, yang

mempertanyakan klaim Pulau Dokdo oleh Korea Selatan bahkan tidak berusaha untuk

menjelaskan argumen Korea mengenai hal ini. Seperti penolakan yang dilakukan oleh pejabat

Jepang untuk bahkan mempertimbangkan adanya klaim Korea ke pulau sejarah yang ditulis

di Jepang mencerminkan perlawanan Jepang untuk mencapai penutupan dengan tetangga

Korea atas sengketa pulau Dokdo. Ia juga menunjukan betapa sikap Jepang belum matang

menyelesaikan masalah ini.

Dilihat dari berbagai sudut pandang, kasus sengketa klaim kepemilikan Pulau Dokdo

bukanlah masalah yang mudah untuk diselesaikan. Karena ini menyangkut kepentingan

Page 121: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

kedua Negara serta menyangkut harga diri dan memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi

Korea Selatan. Karena sudah sejak dulu pemerintah Korea Selatan dan kerajaan-kerajaan

sebelumnya menaklukkan wilayah Dokdo dan memasukkan Pulau Dokdo ke dalam peta

Negara Korea.

Namun bagi Jepang ini menyangkut harga diri dan terkait SDA yang luar biasa yang

terdapat di Pulau Dokdo yang dapat mendukung sector industry dan ekonomi Jepang. Karena

jika Jepang melepaskan Pulau Dokdo kepada Korea Selatan maka ini akan menjadi dilemma

dan masalah baru bagi Jepang dan semua Negara yang bersengketa dengan Jepang terkait

sengketa wilayah dan garis batas akan menekan Jepang untuk mengalah. Ini lah yang

ditakutkan oleh Jepang. Dan hal ini pulalah yang membuat upaya-upaya yang dilakukan

kedua Negara tidak efektif secara diplomatic.

Memang kedua Negara yang bersengketa ini selalu berusaha untuk memperbaiki

hubungan yang ada demi kepentingan bersama, hanya saja dalam perkembangannya salah

satu dari pihak yang bertikai ini selalu saja memancing amarah dengan berbagai propaganda

yang dibuatnya. Terutama Jepang yang selalu memancing amarah masyarakat Korea Selatan

dengan berbagai upaya yang dilakukannya untuk mendapatkan Pulau Dokdo. Dan yang

paling membuat masyarakat Korea Selatan bereaksi sat itu adalah ketika Jepang memasukkan

Pulau Dokdo kedalam buku pelajaran SMP untuk diajarkan sebagai bagian wilayah dari

Jepang.

Padahal pemerintah Korea Selatan dan masyarakatnya sudah mulai menerima Jepang

sebagi Negara tetangganya dan bukan sebagai Negara penjajah yang dulu menjajah Korea

dan menindah rakyatnya. Namun selalu saja Jepang menyulut kembali amarah masyarakat

dengan berbagai macam tingkah lakunya.

Page 122: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Untuk menyelesaikan sengketa yang telah bertahun-tahun tak kunjung selesai ini

Korea Selatan dan Jepang melakukan berbagai upaya diantaranya Negosiasi, mengadakan

pertemuan yang intens dan kembali melakukan kerjasama di berbagai bidang terutama di

bidang ekonomi. Keikutsertaan Negara ketiga untuk menyelesaikan maslah ini sangat

diperlukan serta tanggapan dunia internasional tentang masalah ini. Hanya saja upaya ini

semua belum seefektif yang diharapkan. Ketidakefektifan ini terkait sikap keras kedua

Negara dan adanya kepentingan tersembunyi untuk memiliki Pulau Dokdo.

3. Penyelesaian Pulau Dokdo

Dalam menangani sengketa teritorial dalam wilayah geografis yang terdapat dalam

perjanjian damai San Fransisco tahun 1952 perjanjian damai (SFPT), dua masalah timbul:

bagaimana kita untuk menafsirkan kepemilikan (1) pulau-pulau yang diberikan oleh Jepang,

tetapi dimana tidak ada “negara penerima” ditentukan? Atau (2) dari pulau-pulau yang

bahkan tidak jelas disebutkan dalam perjanjian?

Tatanama wilayah dimana tidak ada “negara penerima” dapat di sebut “limbo

cessions”. Wilayah yang tidak jelas dan ditangani secara khusus dapat disebut “un-batas

wilayah. SFPT ini ditulis dalam kerangka hukum perang yang sering disebut “hukum adat

perang.” Dalam cakupan geografis sendiri, itu merupakan peringkat tertinggi dokumen

hukum internasional dalam era pasca Perang Dunia II. Jelas, masih SFPT berlaku sampai

sekarang, dan ada suatu metodologi untuk menentukan bagaimana “kedaulatan teritorial”

sengketa dapat diselesaikan di bawah perjanjian seperti struktur.

Page 123: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

4. Hukum Adat “Warfare”

Dalam periodenya pra- Napoleon, penaklukan dan aneksasi yang sering dilihat

sebagai metode yang diterima tretorial akusisi. Namun, setelah perang Napoleon, hukum

internasional mengalammi transformasi, dan “aneksasi” tidak lagi diijinkan. Di era modern,

penaklukanharus diikuti oleh pendudukan militer. Peraturan Den Haag (1907) menentukan

bahwa “ wilayah dianggap sibuk ketika itu sebenarnya ditempatkan di bawah kekuasaan

tentara yang bermusuhan.”

Hubungan hukum tidak akan muncuk dari tentara pertimbangan yang menerima

penyerahan pasukan yang lain, atau yang pasukan militer yang menang dalam pertempuran

tertentu, atau ada komposisi sekutu berada di titik tertentu dalam waktu, atauapa niat yang

tercantum dalam dokumen atau lainnya menyerah pra-menyerahkan pernyataan tentang masa

depan wilayah disposisi, dan lain-lain hubungan hukum timbul dari pertimbangan “siapa

penjajah?” dalam era pasca-Napoleon, ini kembali ke tekad dari “siapa penakluk?”

Penting, terminologi dari kekuatan pendudukan digunakan dengan hanya beberapa

variasi kecil dalam semua konvensi dan perjanjian yang relevan yang menndikte norma

internasional mengenai disposisi orang dan properti di daerah-daerah di bawah pendudukan

militer sebagai contoh, sementara Konvebsu Jenewa umumnya merujuk kepada kekuatan

pendudukan, Konvensu Den Haag sering berbicara tentang negara pendudukan. Namun

dalam menangani masalah-masalah pendudukan militer, dengan “badan hukum” adalah

selalu tersedia. Ketika kewenangan administratif pendudukan militer daerah tertentu

didelegasikan kepada pasukan lain, terminologi kekuatan pendudukan utama yang paling

sering dilihat, dan kepala sekolah agen hubungan yang berlaku.

Setelah Pearl Harbor, kongres As menyatakan perang terhadap Jepang pada 8

Desember 1941. Semua serangan militer terhadap empat pulau utama Jepang dilakukan oleh

Page 124: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

pasukan militer Amerika Serikat, sehingga dapat diselenggarakan bahwa Amerika Serikat

adalah penakluk dari Jepang dan wilayah di luar negeri. Denga kata lain, Amerika serikat

telah diperoleh daearah di bawah prinsip penaklukan, dan disposisi daripadanya dilakukan

sesuai dengan hukum perang. Umum Ordo Nomor 1 dikeluarkan pada 2 September 1945.

Presiden Harry Truman menyetujui ordo ini sebelum diundangkan, amerika Serikat adalah

penakluk dari Jepang dan wilayah di luar negeri, dan Jendral MacArthur adalah kepala

pasukan militer Amerika Serikat. Oleh karena itu terkuat anggapan bahwa Amerika serikat

adlah kekuatan pendudukan utama. Penting, pasal 23 dari SFPT sepenuhnya membenarkan

hal ini.

Pendudukan militer dilakukan di bawah pemerintah militer. Untuk teritorial cessions

dan un-batas wilayah penting untuk menyadari bhwa pemerintah militer kekuatan utama

pendudukan tidak berakhit dengan berlakunya perjanjian damai. Hal ini mudah dijelaskan

dengan melakukan ikhtisar sejarah militer Filipina, Guam, dan Puerto Riko, dan Kuba setelah

Perang Amerika Spanyol. Dokdo adalah wilayah yang termasuk dalam, dan atau tambahan

untuk daerah diperoleh oleh Amerika Serikat dan dengan demikian di bawah yuridiksi

penguasa militer Amerika Serikat. Seperti un-btas wilayah di bawah syarat-syarat perjanjian,

pada saat ini Dokdo tunduk pada yuridiksi Pemerintah Milter Amerika Serikat (USMG).

Dokdo meskipun tidak memilki penduduk asli.

5. Disposisi “Acquired Territory”

Klausal teritorial dari Konstitusi Amerika Seerikat megatakan “ Kongres harus

mempunyai Power untuk membuang dan membuat semua yang diperlukan peraturan dan Tat

wilayah atau menghormati Properti lain milik Amerika Serikat....” Oleh karena itu, di bawah

ketentuan SFPT untuk (1) limbo cessions (seperti Kuriles, Kepulauan Spratly, Taiwan, dll)

atau untuk (2) un-batas wilayah, jelas bahwa gelar ke wilayah escheats untuk sang penakluk,

Page 125: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

yang pada periode pasca Napoleon adalah kekuatan penduduk utama. Ini kepemilikan dalam

arti memiliki hak hukum, atau memiliki judul, namun, ini lebih tepat digambarkan sebagai

semacam “quasi-perwalian”.

Oleh karena itu, para pejabat Korea harus mengajukan petisi Kongres Amerika

Serikat untuk membuat disposisi akhir ini “properti” yang diselenggarakan di bawah USMG,

dan tunduk pada yuridiksi Kongres Amerika Serikat di bawah klausal teritorial Konstitusi

Amerika Serikat. Analisis yang agak serupa dapat dilakukan untuk cessions limbo di SFPT.

Pejabat pemerintah Jepang harus mengajukan petisi kepada Kongres Amerika Serikat untuk

membuat penentuan hak-hak sipil atau status politik dari pendudukan Kepulauan Kurile.

Dengan cara ini, Dokdo dapat di berikan ke Korea, dan Pulau Kurile sengketa dapat

diselesaikan dalam mendukung Jepang . tentu saja, tanggung jawab atas pelaksanaan

keputusan tersebut akan beristirahat dengan Panglima Amerika Serikat

Page 126: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

BAB V

KESIMPULAN

Bedasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan,

yaitu:

Pertama, Masalah perebutan/klaim suatu kepulauan oleh beberapa negara memang

menjadi masalah yang rumit. Klaim suatu negara terhadap suatu wilayah negara lain sering

kali menimbulkan konflik yang berujung pada memburuknya hubungan antara negara yang

sama-sama memiliki klaim atas wilayah yang sama. Seperti yang dialami oleh Jepang dan

Korea Selatan atas klaim Kepulauan Dokdo atau Takeshima. Status Pulau Dokdo/Takeshima

diantara Korea Selatan dan Jepang yang dipersengketakan kedua negara adalah status

kedaulatannya, dimana kedua negara mengklaim berdasarkan konektivitas secara geografis

dan historis atas kepemilikan pulau tersebut. Sebagaimana hasil dari perang antara Jepang

dan Rusia, Jepang memiliki hak untuk mengambil alih wilayah yang dulunya menjadi bagian

dari wilayah jajahan Rusia. Bahkan sebelum perang berkobar antara Jepang dan Rusia,

wilayah semenanjung Korea telah dianeksasi oleh Jepang.

Kedua, pada awalnya hubungan diplomatik Jepang dan Korea Selatan hanya

berdasarkan hubungan ekonomi dan dagang. Tetapi, seiring berkembangnya zaman hubungan

diplomatik kedua negara juga semakin erat tidak hanya dalam hal dagang dan ekonomi saja.

Seiring berjalannya waktu hubungan diplomatik kedua negara mengalami pasang-surut dalam

menjalankannya. Seperti, kunjungan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi ke Kuil

Yasukuni. Kunjungan itu menuai kemarahan China dan Korea Selatan. Hubungan diplomatik

Jepang dan kedua negara itu berada di ujung tanduk. Kuil Yakusuni yang berarti “negeri yang

damai” itu memang menyimpan luka lama. Namun, bagi rakyat China dan Korea Selatan,

Kuil Yasukuni dipandang tak lebih sebagai simbol kekejaman Jepang.

Page 127: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

Ketiga, Klaim Jepang dan Korea Selatan atas Pulau yang masih menjadi sengketa

bagi keduanya dikhawatirkan dapat mempengaruhi hubungan diplomatik kedua negaraAsia

Timur tersebut. Sengketa gugusan pulau yang disebut Dokdo di Korea Selatan dan

Takeshima di Jepang memanas lagi setelah Jepang menegaskan kembali klaimnya terhadap

pulau yang dikontrol Korea Selatan itu. Hubungan Korea Selatan dan Jepang sebenarnya

terus membaik sampai isu itu muncul kembali. Jepang mencaplok Kepulauan Dokdo pada

Perang Rusia-Jepang 1904 serta pada penaklukan Semenanjung Korea 1910-1945 dan

berlanjut di era modern. Menurut Korea Selatan,Jepang jangan memaksakan klaim

Takeshima yang diklaim pertama kalinya oleh Jepang pada 22 Februari 1905, sebagai bagian

Prefektur Shimane. Saat Jepang menyerah pada sekutu tanggal 15 Agustus 1945, sekutu

membuat pemerintahan tinggi di Tokyo dan mulai mengembalikan wilayahnya kolonial yang

dimiliki Jepang kepada pemilik asalnya.

Keempat, Seperti yang diketahui bahwa hubungan Diplomatik Korea Selatan-Jepang

mengalami berbagai macam kendala terkait konflik berkepanjangan yang di alami kedua

Negara mengenai hak kepemilikan atas kepulauan Dokdo. Namun dalam perkembangannya

kedua belah pihak sama-sama berusaha untuk memperbaiki hubungan diplomatic mereka

karena sadar akan betapa besarnya kerugian yang akan dialami masing-masing Negara jika

harus terlibat konflik terus menerus. Demi memperbaiki hubungan diplomatik kedua negara

ada beberapa langkah yang dilakukan untuk meredam sengketa kepulauan yang terjadi.

Seperti, hukum adat “warfare”, recent conflict, dan disposisi “acquired territory”

Akan tetapi semua langkah yang dilakukan belum mennemui kata sepakat untuk

mengakhiri sengketa kepulauan ini. Sengketa ini akan mucul kembali apabila Jepang coba

mengklaim Dokdo sebagai salah satu teritori dari negara tersebut.

Page 128: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Budihardjo, Miriam.2000. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Bunge, Frederica M.1991. Japan Country Study: Foreign Policy, The American

University.

Byung-Joon Aha.1996. Semenanjung Korea dan Keamanan Asia Timur, Seizaburo

Sato (ed), Masalah Kemanan Asia, CSIS.

Drifte, Reinhard.1998. Japan s Foreign Policy for the 21 Cemtury: From Economic

Super Power to What Power, The Royal Institute of International Affairs,

Council on Foreign Relation Press, New York.

Holsty, K.J. 1987. Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis, Bina Cipta,

Bandung.

Irsan, Abdul.2005. Jepang: Politik Domestik, Global & Regional, Makasar:

Hasanudin University Press.

Marbun B.N. 2003. Kamus Politik, CV Muliasari, Jakarta.

May Rudy, Teuku.1994. Administrasi dan Organisasi Internasional, Eresco, Jakarta.

Morgenthau, J. Hans. 1991. Poitik Antar Bangsa: Perjuangan Untuk Mencapai

Kedamaian dan Kekuatan, Binacipta, Bandung.

Plano Jack & Olton Roy. 1999. Kamus Hubungan Internasional, Putra Abardin.

Suryokusumo, Sumaryo.2004. Praktik Diplomasi, Bpiblam, Jakarta

Page 129: Jbptunpaspp Gdl Egiesagita 514 1 Skripsi i

B. Website

www.yahoo.com

www.google.com

www.wikipedia.com

http://jaejungism.blogspot.com/2008/10/dokdo-vs-takeshima.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_Liancourt

http:// dokdo/2008-07-29-voa2.cfm.htm

http:// dokdo/95.htm

http:// dokdo/2008_10_01_archive.html

http://dokdo/korsel-tolak-berunding-dengan-jepang.htm