iskemic kolitis

33

Upload: rakha-ar-rayyan

Post on 02-Jul-2015

318 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Iskemic Kolitis
Page 2: Iskemic Kolitis

BAB II

MATERI

A. KONSEP DASAR ISCHEMIK KOLITIS

1. Definisi Ischemic Kolitis

Kolitis iskemik adalah gangguan yang mengembangkan aliran ketika

darah ke suatu bagian dari usus besar (kolon) Anda berkurang.. Hal ini dapat

menyebabkan daerah peradangan usus besar dan, dalam beberapa kasus,

kerusakan usus permanen.

Dalam arti lain Ishemic Colitis adalah cedera pada usus besar akibat

gangguan pasokan darah. Penderita akan mengalami sakit perut dan tinja

berdarah. Kebanyakan orang menjadi lebih baik dengan diberikan cairan

intravena untuk dimakan, tetapi beberapa membutuhkan pembedah.

2. Etiologi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ischemic Colitis merupakan akibat

dari penyumbatan sementara aliran darah melalui arteri yang memasok usus

besar. Penyakit ini berkaitan dengan berkurangnya aliran darah, tetapi itu lebih

umum di antara orang dengan jantung dan pembuluh darah penyakit, orang-

orang yang telah menjalani operasi pada aorta, atau orang-orang yang memiliki

masalah dengan pembekuan darah meningkat. Penyakit ini menyerang orang

Page 3: Iskemic Kolitis

berusia lebih dari 50 tahun. Kebanyakan dari penderita memiliki riwayat

penyakit peripheral vascular. Faktor resiko lain meliputi :

- Diabetes

- Riwayat stroke

- Tekanan darah rendah.

Kolitis iskemik dapat mempengaruhi setiap bagian dari usus besar Anda,

tapi kebanyakan orang terkena mengembangkan rasa sakit di sisi kiri perut..

Mendesak buang air besar dan diare berdarah juga umum untuk kolitis iskemik.

3. Patofisiologi

Meskipun insiden kolitis iskemik meningkat pada orang tua dan banyak

dengan faktor risiko untuk penyakit pembuluh darah, lesi indeks pada angiografi

tidak biasa.. Saat ini, kelainan mungkin termasuk penyempitan pembuluh kecil

dan tortuosity dari arteri kolik panjang pada lesi vaskular tertentu, tampaknya ada

suatu diri, terhambatnya aliran darah akut dalam usus, yang tidak memadai untuk

memenuhi kebutuhan metabolik usus besar. penyakit pembuluh darah kecil,

kapal segmental mungkin membuat usus besar rentan terhadap penyakit iskemik

pada pasien tertentu. Usus ini juga cenderung untuk iskemia oleh aliran darah

rendah relatif dibandingkan dengan sisa saluran pencernaan.

Kolon perfusi juga dipengaruhi oleh aktivitas motorik fungsional dari

usus besar dan oleh pasien tegang dari sembelit. Dari catatan, sembelit kronis

ditemukan dalam sebuah studi akan sangat terkait dengan kolitis iskemik.

Distensi percobaan telah ditemukan untuk meningkatkan tekanan

intraluminal, mengurangi total darah, dan mengurangi gradien oksigen

Page 4: Iskemic Kolitis

arteriovenosa di dinding kolon. Hal ini mungkin adalah mekanisme untuk

terjadinya langka kolitis iskemik selama atau barium enema colonoscopy.

Pleksus microvasculature kolon juga kurang berkembang dengan baik

dan tertanam dalam dinding yang relatif lebih tebal dibandingkan dengan usus

kecil. The vasa recta (end-pembuluh yang memberikan darah langsung ke

dinding usus) lebih kecil dan kurang berkembang di kanan usus besar

dibandingkan dengan usus besar kiri. The vasa recta sangat sensitif terhadap

vasospasme, dan jaminan aliran darah pada tingkat ini sangat jarang. Hal ini

mungkin menjelaskan kerentanan dari usus besar hak untuk iskemia dari negara-

negara aliran rendah. Daerah aliran sungai dari usus besar (yang lentur lienalis

dan junction rectosigmoid) memiliki jaminan jaringan lebih terbatas dan juga

rentan terhadap aliran darah yang rendah.

Dalam studi lebih dari 1.000 kasus, kolon kiri terlibat pada 75% kasus,

dengan 23% melibatkan lentur lienalis khusus. Tanda titik dua yang benar

terlibat dalam hanya 8% kasus, namun keterlibatannya telah berkisar dari 12%

menjadi 47% dalam seri yang lebih baru.

4. Manifestasi Klinis

Kebanyakan kasus kolitis iskemik ringan dapat menyelesaikan sendiri

dalam beberapa hari. Namun, karena kondisinya bisa menjadi parah, hubungi

dokter anda segera jika Anda mengembangkan gejala kolitis iskemik.

Gejala umum pada penderita Ichemic Kolitis diantaranya :

1. Diare dan tinja berdarah

Page 5: Iskemic Kolitis

2. Sakit kuning

3. Muntah

4. Sakit pada bagian abdiminal.

5. Penyakit Yang Terkait

a. Tenesmus

Deskripsi

Tenesmus adalah perasaan konstan kebutuhan untuk mengosongkan usus,

disertai rasa sakit, kram, dan spontan upaya tegang. Tenesmus berkaitan dengan

masalah buang air besar. Terkadang perasaan itu hilang timbul. Tenesmus

umumnya dikaitkan dengan penyakit radang usus, yang dapat disebabkan oleh

infeksi atau oleh kondisi lain.

Tanda

Tenesmus ditandai dengan rasa sakit, kram, dan tegang di perut. 

Perawatan

Penderita disarankan untuk mengkonsumsi cairan sebanyak mungkin.

b. APP

Deskripsi

Radang usus buntu timbul ketika usus buntu tersumbat benda keras di

dalam tinja atau bengkaknya cabang kelenjar getah bening pada usus yang dapat

terjadi oleh karena berbagai macam infeksi. Pada kasus yang sama, usus buntu

bengkak, dan kuman dapat berkembang di dalamnya. Jika radang usus buntu

tidak dapat dikenali atau diobati, usus buntu bisa pecah, membuat kantung

Page 6: Iskemic Kolitis

meradang di luar usus tersebut dan menimbulkan nanah. Akibat lanjut, benda

dari usus buntu masuk ke rongga perut, menyebabkan peradangan serius

(peritonitis).

Gejala

Penderita usus buntu umumnya mengalami sakit perut, terutama dimulai di

sekitar pusar dan bergerak kesamping kanan bawah, penurunan nafsu makan,

mual dan muntah, serta diare.

Pengobatan

Pengobatan yang paling baik untuk penyakit usus buntu adalah operasi

pengangkatan usus buntu yang bengkak.

5. Perawatan Ischemik Kolitis

Orang dengan kolitis iskemik dirawat di rumah sakit.  Awalnya, orang

tidak diberi makanan maupun cairan melalui mulut sehingga usus bisa

beristirahat. Sebaliknya, cairan, elektrolit, dan nutrisi yang diberikan melalui

pembuluh darah. Antibiotik sering diberikan untuk mencegah infeksi yang

mungkin mengikuti peradangan.

6. Pengobatan

Pengobatan ditujukan untuk mengendalikan peradangan, mengurangi gejala dan

mengganti cairan dan zat gizi yang hilang. Penderita sebaiknya menghindari

buah dan sayuran mentah untuk mengurangi cedera fisik pada lapisan usus besar

yang meradang.

Page 7: Iskemic Kolitis

Diet bebas susu bisa mengurangi gejala. Penambahan zat besi bisa

menyembuhkan anemia yang disebabkan oleh hilangnya darah dalam tinja.

Obat-obatan antikolinergik atau dosis kecil loperamide atau difenoksilat,

diberikan pada diare yang relatif ringan.

Untuk diare yang lebih berat, mungkin dibutuhkan dosis yang lebih besar

dari difenoksilat atau opium yang dilarutkan dalam alkohol, loperamide atau

codein. Pada kasus-kasus yang berat, pemberian obat-obat anti-diare ini harus

diawasi secara ketat, untuk menghindari terjadinya megakolon toksik.

Sulfasalazine, olsalazine atau mesalamine sering digunakan untuk

mengurangi peradangan pada kolitis ulserativa dan untuk mencegah timbulnya

gejala. Obat-obatan ini biasanya diminum namun bisa juga diberikan sebagai

enema (cairan yang disuntikkan ke dalam usus) atau supositoria (obat yang

dimasukka melalui dubur).

Penderita dengan kolitis berat menengah yang tidak menjalani perawatan

rumah sakit, biasanya mendapatkan kortikosteroid per-oral (melalui mulut),

seperti prednisone. Prednisone dosis tinggi sering memicu proses penyembuhan.

Setelah prednisone mengendalikan peradangannya, sering diberikan

sulfasalazine, olsalazine atau mesalamine.

Secara bertahap dosis prednisone diturunkan dan akhirnya dihentikan.

Pemberian kortikosteroid jangka panjang menimbulkan efek samping, meskipun

kebanyakan akan menghilang jika pengobatan dihentikan.

Bila kolitis ischemikyang ringan atau sedang terbatas pada sisi kiri usus besar

(kolon desendens) dan di rektum, bisa diberikan enema dengan kortikosteroid

atau mesalamine.

Page 8: Iskemic Kolitis

Bila penyakitnya menjadi berat, penderita harus dirawat di rumah sakit dan

diberikan kortikosteroid intravena (melalui pembuluh darah).

Penderita dengan perdarahan rektum yang berat mungkin memerlukan

transfusi darah dan cairan intravena.

Untuk mempertahankan fase penyembuhan, diberikan azathioprine dan

merkaptopurin. Siklosporin diberikan kepada penderita yang mendapat serangan

berat dan tidak memberikan respon terhadap kortikosteroid. Tetapi sekitar 50%

dari penderitaini ,akhirnya memerlukan terapi pembedahan.

7. Pembedahan

Ischemik kolitis pada stadium lanjut merupakan suatu keadaan gawat

darurat. Segera setelah terditeksi atau bila terjadi ancaman megakolon toksik,

semua obat anti-diare dihentikan, penderita dipuasakan, selang dimasukan ke

dalam lambung atau usus kecil dan semua cairan, makanan dan obat-obatan

diberikan melalui pembuluh darah.

Pasien diawasi dengan ketat untuk menghindari adanya peritonitis atau

perforasi. Bila tindakan ini tidak berhasil memperbaiki kondisi pasien dalam 24-

48 jam, segera dilakukan pembedahan, dimana semua atau hampir sebagian besar

usus besar diangkat. Jika didiagnosis kanker atau adanya perubahan pre-kanker

pada usus besar, maka pembedahan dilakukan bukan berdasarkan kedaruratan.

Pembedahan non-darurat juga dilakukan karena adanya penyempitan dari usus

besar atau adanya gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

Page 9: Iskemic Kolitis

Alasan paling umum dari pembedahan adalah penyakit menahun yang

tidak sembuh-sembuh, sehingga membuat penderita tergantung kepada

kortikosteroid dosis tinggi.

Pengangkatan seluruh usus besar dan rektum, secara permanen akan

menyembuhkan kolitis ischemic. Penderita hidup dengan ileostomi (hubungan

antara bagian terendah usus kecil dengan lubang di dinding perut) dan kantong

ileostomi.

Prosedur pilihan lainnya adalah anastomosa ileo-anal, dimana usus besar

dan sebagian besar rektum diangkat, dan sebuah reservoir dibuat dari usus kecil

dan ditempatkan pada rektum yang tersisa, tepat diatas anus.(medicastore)

Page 10: Iskemic Kolitis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PENDERITA ISCHEMIK KOLITIS

A. Prosedur Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan:

1.      Anamnesis yang teliti, meliputi:

Perubahan pola/kebiasaan defekasi baik berupa diare maupun konstipasi (change

of bowel habit) Perdarahan per anum

Penurunan berat badan

Faktor predisposisi:

o Riwayat kanker dalam keluarga

o Riwayat polip usus

o Riwayat kolitis ulserosa

o Riwayat kanker pada organ lain (payudara/ovarium)

o Uretero-sigmoidostomi

o Kebiasaan makan (tinggi lemak rendah serat)

o Benjolan/massa di abdomen

o Nyeri tekan

o Pembesaran kelenjar limfe

o Pembesaran hati/limpa

o Colok rektum(rectal toucher)

Page 11: Iskemic Kolitis

2.      Pemeriksaan fisik dengan perhatian pada:

- Status gizi

- Anemia

3.      Pemeriksaan laboratorium

4.      Pemeriksaan radiologis

5.      Endoskopi dan biopsi

6.      Ultrasonografi

Uraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut dalam fokus pengkajian

keperawatan.

B. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu

dikaji adalah:

1. Aktivitas/istirahat:

Gejala:

-       Kelemahan, kelelahan/keletihan

-       Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.

-       Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat

stres tinggi.

2. Sirkulasi:

Gejala:

Page 12: Iskemic Kolitis

-   Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas

Tanda:

-       Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

3 Integritas ego:

Gejala:

-       Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan

religius/spiritual)

-       Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)

-       Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,

tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda:

-       Menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi:

Gejala:

-       Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi

Tanda:

-       Perubahan bising usus, distensi abdomen

-       Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

5. Makanan/cairan:

Gejala:

-       Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat

aditif dan bahan pengawet)

-       Anoreksia, mual, muntah

Page 13: Iskemic Kolitis

-       Intoleransi makanan

Tanda:

-       Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot

6. Nyeri/ketidaknyamanan:

Gejala:

-       Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses

penyakit

7. Keamanan:

Gejala:

-       Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.

Tanda:

-       Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

8. Interaksi sosial

Gejala:

-       Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)

-       Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status

kesehatan.

9. Penyuluhan/pembelajaran:

-       Riwayat kanker dalam keluarga

-       Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya

-       Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.

-       Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

Page 14: Iskemic Kolitis

b. Tes Diagnostik

Tes diagnostik yang sering dilakukan diuraikan pada tabel berikut:

Jenis Pemeriksaan Tujuan/Interpretasi Hasil

1.   Pemeriksaan laboratorium:

TinjaCEA (Carcino-

embryonic anti gen)

2.   Pemeriksaan radiologis

3.   Endoskopi dan biopsi

4.   Ultrasonografi

Untuk mengetahui adanya darah dalam tinja

(makroskopis/mikroskopis)

Kurang bermakna untuk diagnosis awal

karena hasilnya yang tidak spesifik serta

dapat terjadi psoitif/negatif palsu tetapi

bermanfaat dalam mengevaluasi dampak

terapi dan kemungkinan residif atau

metastase.

Perlu dikerjakan dengan cara kontras ganda

(double contrast) untuk melihat gambaran

lesi secara radiologis.

Endoskopi dengan fiberscope untuk melihat

kelainan struktur dari rektum sampai

sekum. Biopsi diperlukan untuk

menentukan jenis tumor secara patologi-

anatomis.

Diperlukan untuk mengtahui adanya

metastasis ke hati.

Page 15: Iskemic Kolitis

c. Prioritas Keperawatan

1. Dukungan proses adaptasi dan kemandirian

2. Meningkatkan kenyamanan

3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal

4. Mencegah komplikasi

5. Memberikan informasi tentang penyakit, perawatan dan kebutuhan terapi.

C.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial

lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.

Ditandai dengan:

Peningkatan bunyi usus/peristaltik

Peningkatan defekasi cair

Perubahan warna feses

Nyeri/kram abdomen

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.

Ditandai dengan:

Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/massa otot, tonus otot

buruk

Peningkatan bunyi usus

Konjungtiva dan membran mukosa pucat

Page 16: Iskemic Kolitis

Mual, muntah, diare

3. Ansietas (uraikan tingkatannya) b/d faktor psikologis (ancaman

perubahan status kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-peran, pola

interaksi) dan rangsang simpatis (proses neoplasma)

Ditandai dengan:

Eksaserbasi penyakit tahap akut

Penigkatan ketegangan, distres, ketakutan

Iritabel

Fokus perhatian menyempit

4. Koping individu tak efektif b/d intensitas dan pengulangan stesor

melampaui ambang adaptif (penyakit kronis, ancaman kematian,

kerentanan individu, nyeri hebat, sistem pendukung tak adekuat)

Ditandai dengan:

Menyatakan ketidakmampuan menghadapi masalah, putus asa, ansietas

Menyatakan diri tidak berharga

Depresi dan ketergantungan

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi

informasi.

Ditandai dengan:

Page 17: Iskemic Kolitis

Mengajukan pertanyaan, meminta informasi atau kesalahan pernyataan

konsep

Tidak akurat mengikuti instruksi

Terjadi komplikasi/eksaserbasi yang dapat dicegah

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial lumen

usus sekunder terhadap proses keganasan usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Bantu kebutuhan defekasi (bila

tirah baring siapkan alat yang

diperlukan dekat tempat tidur,

pasang tirai dan segera buang

feses setelah defekasi).

2. Tingkatkan/pertahankan asupan

cairan per oral.

3. Ajarkan tentang makanan-

minuman yang dapat

memperburuk/mencetus-kan

diare.

4. Observasi dan catat frekuensi

defekasi, volume dan

karakteristik feses.

5. Observasi demam, takikardia,

Defekasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa

tanda sehingga perlu diantisipasi

dengan menyiapkan keperluan klien.

Mencegah timbulnya maslah

kekurangan cairan.

Membantu klien menghindari agen

pencetus diare.

Menilai perkembangan maslah.

Mengantisipasi tanda-tanda bahaya

perforasi dan peritonitis yang

memerlukan tindakan kedaruratan.

Antibiotika untuk

membunuh/menghambat pertumbuhan

agen patogen biologik, antikolinergik

untuk menurunkan peristaltik usus dan

Page 18: Iskemic Kolitis

letargi, leukositosis, penurunan

protein serum, ansietas dan

kelesuan.

6. Kolaborasi pemberian obat-

obatan sesuai program terapi

(antibiotika, antikolinergik,

kortikosteroid).

menurunkan sekresi digestif,

kortikosteroid untuk menurunkan

proses inflamasi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien,

status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Pertahankan tirah baring selama

fase akut/pasca terapi

2. Bantu perawatan kebersihan

rongga mulut (oral hygiene).

3. Berikan diet TKTP, sajikan

dalam bentuk yang sesuai

perkembangan kesehatan klien

(lunak, bubur kasar, nasi biasa)

4. Kolaborasi pemberian obat-

obatan sesuai indikasi

(roborantia)

5. Bila perlu, kolaborasi pemberian

nutrisi parenteral.

Menurunkan kebutuhan metabolik untuk

mencegah penurunan kalori dan

simpanan energi.

Meningkatkan kenyamanan dan selera

makan.

Asupan kalori dan protein tinggi perlu

diberikan untuk mengimbangi status

hipermetabolisme klien keganasan.

Pemberian preparat zat besi dan vitamin

B12 dapat mencegah anemia; pemberian

asam folat mungkin perlu untuk

mengatasi defisiensi karen amalbasorbsi.

Pemberian peroral mungkin dihentikan

sementara untuk mengistirahatkan

Page 19: Iskemic Kolitis

saluran cerna.

3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d faktor psikologis (ancaman perubahan

status kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-peran, pola interaksi) dan

rangsang simpatis (proses neoplasma).

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Orientasikan klien dan orang

terdekat terhadap prosedur rutin

dan aktivitas yang diharapkan.

2. Eksplorasi kecemasan klien dan

berikan umpan balik.

3. Tekankan bahwa kecemasan

adalah masalah yang lazim

dialami oleh banyak orang

dalam situasi klien saat ini.

4. Ijinkan klien ditemani keluarga

(significant others) selama fase

kecemasan dan pertahankan

ketenangan lingkungan.

5. Kolaborasi pemberian obat

sedatif.

Informasi yang tepat tentang situasi yang

dihadapi klien dapat menurunkan

kecemasan/rasa asing terhadap

lingkungan sekitar dan membantu klien

mengantisipasi dan menerima situasi

yang terjadi.

Mengidentifikasi faktor

pencetus/pemberat masalah kecemasan

dan menawarkan solusi yang dapat

dilakukan klien.

Menunjukkan bahwa kecemasan adalah

wajar dan tidak hanya dialami oleh klien

satu-satunya dengan harapan klien dapat

memahami dan menerima keadaanya.

Memobilisasi sistem pendukung,

Page 20: Iskemic Kolitis

6. Pantau dan catat respon verbal

dan non verbal klien yang

menunjukan kecemasan.

mencegah perasaan terisolasi dan

menurunkan kecemsan.

Menurunkan kecemasan, memudahkan

istirahat.

Menilai perkembangan masalah klien.

4. Koping individu tak efektif (koping menyangkal/defensif/depresi/agresi) b/d

intensitas dan pengulangan stesor melampaui ambang adaptif (penyakit kronis,

ancaman kematian, kerentanan individu, nyeri hebat, sistem pendukung tak

adekuat).

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Bantu klien mengembangkan

strategi pemecahan masalah

yang sesuai didasarkan pada

kekuatan pribadi dan

pengalamannya.

2. Mobilisasi dukungan emosional

dari orang lain (keluarga, teman,

tokoh agama, penderita kanker

lainnya)

3. Kolaborasi terapi

medis/keperawatan psikiatri bila

klien mengalami depresi/agresi

yang ekstrim.

Penderita kanker tahap dini dapat hidup

survive dengan mengikuti  program

terapi yang tepat dan dengan pengaturan

diet dan aktivitas yang sesuai

Dukungan SO dapat membantu

meningkatkan spirit klien untuk

mengikuti program terapi.

Terapi psikiatri mungkin diperlukan

pada keadaan depresi/agresi yang berat

dan lama sehingga dapat memperburuk

keadaan kesehatan klien.

Menilai perkembangan masalah klien.

Page 21: Iskemic Kolitis

4. Kaji fase penolakan-penerimaan

klien terhadap penyakitnya

(sesuai teori Kubler-Ross)

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d

kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Kaji tingkat pengetahuan

klien/orang terdekat dan

kemampuan/kesiapan  belajar

klien.

2. Jelaskan tentang proses penyakit,

penyebab/faktor risiko, dan

dampak penyakit terhadap

perubahan status kesehatan-

sosio-ekonomi, fungsi-peran dan

pola interaksi sosial klien.

3. Jelaskan tentang terapi

pembedahan, radiasi dan

kemoterapi serta efek samping

yang dapat terjadi

4. Tekankan pentingnya

mempertahan-kan asupan nutrisi

Proses pembelajaran sangat dipengaruhi

oleh kesiapan fisik dan mental klien.

Meningkatkan pengetahuan klien

tentang masalah yang dialaminya.

Meningkatkan partisipasi dan

kemandirian klien untuk mengikuti

program terapi.

Penderita kanker yang mengikuti

program terapi yang tepat dengan status

gizi yang adekuat meningkatkan kualitas

hidupnya.

Page 22: Iskemic Kolitis

dan cairan yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6,

EGC, Jakarta

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Panduan Askep Nic dan Noc

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

Ed.4, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.

Page 23: Iskemic Kolitis