kolitis ppt

34
KOLITIS Oleh : FADINI RIZKY INAYATI GREVY YANIKA ESTI OKTAFANI Pembimbing : Dr. Shofiatul M , SpRad

Upload: fadini-rizki-inawati

Post on 06-Sep-2015

135 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

kolitis

TRANSCRIPT

TB Usus

KolitisOleh :FADINI RIZKY INAYATIGREVY YANIKAESTI OKTAFANIPembimbing : Dr. Shofiatul M , SpRadKOLITIS penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui jelas. Secara garis besar IBD terdiri dari 3 jenis, yaitu colitis ulseratif, penyakit chron dan bila sulit membedakan kedua hal tersebut, maka dimasukkan dalam kategori indeterminate colitisInflammatory Bowel Disease (IBD), selain Crohn disease. Crohn disease bagian paling sering terkena bagian ileum distal dan usus besarKolitis caecum dan ileum terminal.

ANATOMI FISIOLOGIUsus besar memiliki diameter lebih besar dari usus halus, dengan panjang 6,5 cm sedangkan usus halus 2,5 cmberbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden, Usus Buntu (Sekum), Umbai Cacing (Appendix), Rektum dan Anus.

Terdapat 3 Flexura:

Flexura Hepatica: dibawah hati, peralihan dari colon ascendens ke colon transversum.Flexura Linealis: dibawah pancreas, peralihan dari colon transversum ke colon descendens.Flexura Sigmoidea: peralihan dari colon desecendens ke colon sigmoid

FUNGSI KOLONMenyerap air selama proses pencernaan.Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.Membentuk massa fesesMendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.

EPIDEMIOLOGIInsiden terjadi sama banyak antara laki-laki dan perempuan pada usia 15 dan 35 tahun.Kolitis ulceratif lebih sering terjadi tetapi penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa penyakit Chron juga sedang mengalami peningkatan jumlah insiden

ETIOLOGIIdiopatikDiperkirakan faktor genetik Agen-agen infeksi seperti bakteri, protozoa, dan virusFaktor imunitas dan autoimun diperkiran juga memiliki hubungan. FIBROSIS PEMENDEKAN KOLONPenyakit Chrondinding usus,mesenterium kelenjar getah bening regional. Bisa muncul gejala ileitis akut.

REAKSI RADANGMUKOSA KOLONULCERABSES PADA KRIPTA DINDING MUKOSA TIPISPERADANGAN KE LAPISAN SEROSAPERFORASIHAUSTRA KOLON HILANGPSEUDOPOLIP MENONJOL KE LUMEN KOLONKARSINNOMAMESENTERIUM MENEBAL PERADANGAN SEROSAFISTULPERLENGKETAN GIT DAN MENCAPAI PERITONEUMGambaran klinisDemamNyeri abdomenDiare berdarahAnemia perdarahan rektal dan tenesmus dengan gejala penyakit yang cukup ringan dan manifestasi ektsra kolon yang lebih minimal.perforasi kolon.Obstruksi usus dan fistula

DIAGNOSA BANDINGGAMBARANPENYAKIT CHRONKOLITIS ULSERATIVEDiare dengan darah Tidak pasti+Tinja++Nyeri perut+++Massa abdomen+Fistula+Perforasi+Megakolon toksik+Keganasan+(kemungkinan)+Keterlibatan Retkum+Ulkus+ (ulkus tunggal di rektum, liner, dll+ (superficial, irreguler, multiple)Perlengketan Messenter+Fistul+Pseudopolip+PredileksiSeluruh GIT (Jarang Retkum)Kolon RetkumDiagnosis Anamnesis Gambaran klinisPemeriksaan laboratoriumPemeriksaan radiologisKolon normalPada radiografi akan terlihat bangunan haustrae sepanjang kolon.Mulai dari distal kolon desenden sampai sigmoid. Haustrae semakin tampak berkurang. Dalam keadaan normal garis haustrae haruslah dapat diikuti dengan jelas berkesinambungan. Caliber kolon berubah secara perlahan mulai dari sekum (8,5 cm) sampai sigmoid2,5 cm. panjang kolon sangat bervariasi untuk tiap individu berkisar antara 91-25 cm bahkan lebih.

Perbedaan crohn disease & kolitis ulserativeCrohn disease Kolitis ulserativeRetkum terlibat di sebagian kasusRetkum terlibat di semua kasusKolon mungkin berpengaruh segmentalKolon selalu berpengaruh terus menerusUlkus dalamUlkus dangkalBeberapa kasus menunjukan hilangnya haustrae asimetrisHilangnya haustrae simetrisTampak fistulaSangat jarang terjadi fistulaLebih sering mengenai lesi anal,perianalJarang mengenai lesi anal,perianalUmumnya melibatkan usus halus khusnya ileum terminal dengan penyempita di region katup ileocaecalUsus halus normal,dapat dilihat dari dilatasi ileum terminalGambaran kolitis

GAMBARAN CROHN DISEASE

Pemeriksaan radiologik kolonTeknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan menggunakan media kontras secara retrograde.Tujuan : Mendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit/ kelainan-kelainan pada kolon

Persiapan pemeriksaanPersiapan pasien48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak kapsul per anus selanjutnya dilavement Seterusnya puasa sampai pemeriksaan30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 1 mg / oral untuk mengurangi pembentukan lendir15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk mengurangi peristaltic usus.

Persiapan alatPesawat sinar x yang dilengkapi fluoroscopyKaset dan film sesuai kebutuhan MarkerStandart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube Sarung tanganPenjepit atau klemSpuit Kain pembersihTempat mengaduk media kontrasKantong barium disposible

Persiapan bahanMedia kontras BaSO4 = 70 80 % W/V ( Weight / VolumeAir hangatVaselin atau jelly

Teknik pemasukan media kontrasMetode Kontras Tunggal: Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4 sebagai media kontras. Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid, desenden, transversum, ascenden sampai daerah seikum. Dilakukan pemotretan full fillng Evakuasi, dibuat foto post evakuasiMetode Kontras Ganda: Kontras Ganda Satu Tingkat Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium melapisi kolonSelanjutnya dibuat foto full filling

Proyeksi pemotretanProyeksi APPosisi Pasien : supine diatas meja pemeriksaan, tubuh tegak lurus , kedua tangan disamping tubuh dan kaki lurusPosisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubisKriteria Radiograf : seluruh kolon, termasuk fleksura dan rectum

Proyeksi RPOKriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi disbanding PA, colon descendenProyeksi RAOKriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi disbanding PA, colon ascenden, sigmoid dan sekumProyeksi LAOKriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi dibanding PA, colon ascenden

Proyeksi LateralPosisi Pasien : tidur miring dgn MSP sejajar kaset, genu sedikit fleksi untuk fiksasiPosisi Objek : obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas Bawah: Simp.pubisProyeksi LPO Kriteria Radiograf : daerah sigmoid, rektosigmoid fleksura hepatica sedikit superposisi disbanding PA, colon ascenden, seikum

usgSebelum dilakukan pemeriksaan USG sebaiknya pasien dipersiapkan saluran cernanya dengan menyarankan pasien untuk makan makanan rendah residu dan banyak minum air putih. Dengan USG Doppler, pada colitis ulseratif selain dapat dievaluasi penebalan dinding usus dapat pula dilihat adanya hypervascular pada dinding usus tersebut.

DIAGNOSA BANDING Dari gambaran usgPENYAKIT CROHNPenyakit crohn sering menyebabkan gejala berkepanjanganPada fase aktif akut dari penyakit crohn ileocaecal, penciteraan menunjukkan penebalan dinding usus transmural, sering predominan pada lapisan submukosa, dengan perubahan inflamasi yang sering pada lemak sekitar.

Diverticulitis colonkolon bagian kanan bisa secara klinis menyerupai appendicitis atau cholecystitis.dibandingkan dengan divertikel sigmoid, divertikel kolon bagian kanan biasanya adalah true diverticula, yang mengantung keluar di dinding kolon yang terdiri dari semua lapisan dinding.hal ini dapat menjelaskan karakter benign self limiting dari diverticulitis bagian kanan.

Intusepsi ileocecalperdominan terjadi pada anak kecil dengan riwayat gastroenteritis dan menunjukkan gejala pada kuadran kanan bawah.Penciteraan menunjukkan konfigurasi usus didalam usus dengan massa seperti target pada sonografi yang terdiri dari cincin konsentik multiple berhubungan dengan invaginasi lapisan dinding usus.

Tata laksanaTerapi Umum. Pasien dipuasakan, karena pemberian cairan saja mampu merangang kolon. Terapi medik. Pemberian antispasmodik, antikolinergik (papaverin), obat anti diare (loperamid). Pemberian Sulfasalazin (sulpiridin dan aminosalisilat) 2-4 gr/ hari hingga remisi kemudian dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan. Terapi bedah. Tindakan bedah dapat dilakukan bila diketemukan komplikasi lain seperti perforasi, stenosis, mega kolon toksik, sll.Psikoterapi. Pemberian pengertian kepada pasien penderita penyakit kronis sangat diperlukan.Komplikasi PerforasiDilatasi kolon toksik. Stenosis akibat fibrosis dan obstruksi.KarsinomaprognosisKolitis adalah penyakit seumur hidup dikarakteristikkan dengan eksaserbasi dan remisi. Untuk sebagian besar pasien penyakit dapat dikontrol dengan terapi obat-obatan tanpa operasi. Sebagian besar tidak memerlukan rawat inap. Manajemen yang tepat, sebagian besar pasien dapat membuat hidup lebih produktif.

kesimpulankolitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan ulkus pada kolon (usus besar). Penyebab kolitis ulseratif masih belum diketahui tetapi kolitis ulseratif mungkin menyebabkan aktifasi abnormal dari sistem kekebalan tubuh di dalam usus. Diagnosa dilakukan dengan cara mengetahui Anamnesis,Gambaran klinis,Pemeriksaan laboratorium dan Pemeriksaan radiologisPembedahan biasanya diperlukan untuk kasus yang serius untuk mencegah pecahnya kolonTerima kasih