eka kolitis

18
KOLITIS Eka Ulfatul Fitriani 13.001

Upload: eka-ulfatul-fitriani

Post on 10-Dec-2015

260 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

colitis by eka

TRANSCRIPT

KOLITIS

Eka Ulfatul Fitriani13.001

Kolitis adalah peradangan akut atau kronik yang mengenai kolon. Terbagi atas:

Infeksi

• Kolitis amebik• Shigelosis• Kolitis

tuberkulosa• Kolitis

pseudomembran

• Kolitis karena virus/bakteri/parasit lain seperti Eschericia coli

Non infeksi

• Kolitis ulseratif• Penyakit

Crohn’s• Indeterminate

colitis• Kolitis radiasi• Kolitis iskemik

Kolitis Infeksi

Kolitis amebik◦Infeksi pada kolon yang disebabkan

oleh protozoa Entamoeba hystolytica (E. hystolytica).

◦Diperkirakan sekitar 10% populasi dunia terinfeksi. Prevalensi tertinggi adalah di daerah tropis, yaitu sekitar 50-80%.

◦Gejala : 90% asimptomatik; Derajat : karier, ringan, sedang, berat,

kronik.

Amebisidal: ◦ Iodoquinol◦ Tetrasiklin◦ Metronidazol◦ Emetin

Shigelosis◦ Infeksi akut pada ileum terminalis dan

kolon yang disebabkan oleh bakteri genus Shigella.

◦ Terdapat 4 spesies Shigella dengan berbagai serotipenya, yaitu S. dysentriae, S. boydii, S. flexneri, dan S. Sonnei

◦ Gejala klinis: nyeri pada abdomen bawah, rasa panas pada rektal, dan diare yang sering disertai lendir serta darah, kejang.

◦ Diagnostik baku emas: kultur tinja.◦ Tatalaksana : rehidrasi dan antibiotik

(ampicillin, kotrimoksazol, tetrasiklin)

Kolitis Tuberkulosa.

◦ Infeksi kolon oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

◦ Gejala klinis : tidak khas (diare ringan tercampur darah, konstipasi, anoreksia, demam ringan, penurunan berat badan dan terdapat massa abdomen kanan bawah).

◦ Diagnosis baku emas : Ditemukannya kuman M. tuberculosis

melalui pemeriksaan mikroskopik langsung ataupun kultur biopsi jaringan

◦ Tatalaksana : sama dengan TB paru.

Kolitis Pseudomembran◦ Peradangan kolon akibat toksin yang ditandai

dengan terbentuknya lapisan eksudatif (pseudomem bran) yang lekat di permukaan mukosa. Disebut pula sebagai kolitis terkait antibiotik sebab umumnya timbul setelah menggunakan antibiotik.

◦ 75-90% kuman adalah Clostridium difficile.◦ Gejala timbul setela 3-9 hari penggunaan

antibiotik.◦ Diagnosis : kultur feses, pemeriksaan toksin

kuman dan kolonoskopi. Sebagai gold standard adalah ditemukannya toksin B (sitotoksin) pada tinja.

◦ Tatalaksana : stop antibiotik, berikan metronidazol dan vankomisin (kasus berat)

Kolitis akibat Escherichia coli

◦ Gastroenteritis yang disebabkan oleh strain bakteri Escherichia coli (E.coli), yang menginfeksi usus besar dan menghasilkan racun (toksin) yang secara tiba-tiba. Stereotype E. Coli yang dapat menyebabkan kolitis adalah E. Coli 0157:H7.

◦ Gejala : asimtomatik, diare tanpa darah, diare berdarah (kolitis hemoragika), purpura trombositopenia.

◦ Diagnosis pasti : Ditemukannya strain E. Coli 0157:H7 melalui kultur tinja menggunakan agar MacConkey.

◦ Kira-kira 5% dari orang yang terinfeksi E.coli berkembang menjadi SHU yang gejalanya terdiri dari:

- anemia karena penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

- trombosit yang menurun (trombositopenia) - gagal ginjal akut.

◦ Tatalaksana : rehidrasi.

Inflamatory bowel disease (IBD)

Kolitis ulseratif◦Suatu penyakit inflamasi menahun

yang mengenai kolon dan rektum dengan karakteristik eksaserbasi intermiten dan remisi.

◦Biasanya dimulai di rektum atau kolon sigmoid, menyebar --> pankolitis.

◦Gejala yang sering ditemukan berupa diare berdarah dan kram perut.

Diagnosis :◦ Berdasarkan gejala-gejala dan hasil

pemeriksaan tinja.◦ Pemeriksaan penunjang :

sigmoidoskopi dan kolonoskopi.Tatalaksana:

◦ 5-aminosalicyclic acid (5-ASA), seperti sulfasalazin, olsalazin, mesalamin dan balsalazid

◦ Obat Imunosupresif, seperti azatioprin dan 6-merkapto purin (6-MP)

◦ Kortikosteroid, seperti prednison, metilprednison dan hidrokortison

Indikasi pembedahan pada kolitis ulseratif◦Emergensi : perforasi kolon,

perdarahan masif dan kolitis fulminan yang gagal bersepon dengan terapi medis

◦Elektif : kanker kolon, penyakit menahun yang tidak sembuh-sembuh sehingga membuat penderita tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi.

Penyakit Chron◦ Seperti kolitis ulseratif.◦ Terdapat 3 gejala khas:

Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut kanan bawah, malabsorpsi, penurunan berat badan.

Fibrostenotik (striktur) gejala awal penyumbatan parsial, berupa nyeri hebat di dinding usus, nausea, muntah, kembung dan distensi perut.

Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan diare profus, demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri.

◦ Gejala klasik dari penyakit Crohn adalah nyeri kolik perut kanan bawah dan diare.

Diagnosis :◦Berdasarkan gejala-gejala dan hasil

pemeriksaan tinja. Pemeriksaan laboraturium: Leukositosis dan trombositosis ringan,

anemia dan peningkatan laju endap darah.

Hipoalbuminemia menunjukkan keadaan yang berat dan kronik.

◦Penemuan khas pada pemeriksaan barium enema : skip lesions, cobblestone appearance dan penyempitan lumen usus (string sign).

Perbedaan Kolitis ulseratif Penyakit Crohn

Gambaran klinis penyakit perianal Fistula Abses Striktur Toksik megakolon

jarangjarangjarangjarangsering

sering (1/3 pasien)sering (>40% pasien)20% pasienseringjarang

Kolonoskopi Keterlibatan rektum Pola

selalukontiniu, perluasan ke arah proksimal dari rektum

jarangdiskontiniu (skip lesion)

Radiologis Keterlibatan ileum jarang 75% pasien

Histopatologi Kedalaman

inflamasi Granuloma

biasa terbatas pada mukosa dan submukosa, kecuali kolitis fulminanhanya pada kripta pada stadium berat

Transmural20% dari biopsi endoskopi

Kolitis radiasi.◦ Penyakit peradangan kolon sebagai komplikasi

abdominal dan pelvis akibat terapi radiasi terhadap kanker ginekologi (karsinoma serviks), urologi (karsinoma prostat, kandung kemih dan testis) serta rektum.

◦ Gejala umum : Gejala akut berupa mual, muntah-muntah, diare dan

tenesmus. Terjadi dalam 6 minggu setelah radiasi. Gejala kronik berupa hematoskezia, diare, kolik dan

tenesmus. Terjadi dalam 2 tahun pasca radiasi, umumnya 6-9 bulan setelah terapi radiasi selesai.

◦Pada umumnya terapi dimulai pemberian steroid enema, sulfasalazin/mesalazin dan sukralfat enema.

Kolitis Iskemik◦Inflamasi kolon yang disebabkan

oleh inadekuat suplai darah ke kolon.◦Gejala klinis:

Nyeri perut (78%) Perdarahan saluran cerna bawah (62%) Diare (38%) Demam lebih tinggi dari 38oC (34%)

◦Diagnosis kolitis iskemik ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hasil laboratorium menunjukkan leukositosis (>15.000/mm3) dan penurunan kadar bikarbonat <24 mmol/L.

Tatalaksana :◦IVFD (Intravenous fluid drift) ◦Puasa ◦Antibiotik◦Analgesik

Daftar Pustaka Oesman N. Kolitis Infeksi. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk,

editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2007. 368-72

Reed SL. Amebiasis and Infection with Free-Living Amebas. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th Edition. USA: McGraw-Hill, 2005.1214-8

Keusch GT. Shigellosis. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th Edition. USA: McGraw-Hill, 2005.

Naval GR, Chua ML. Diagnosis of Intestinal Tuberculosis Among Patients with Chronic Diarrhea : Role of Intubation Biopsy; http://www.psmid.oiy.ph/vol27/vol27numltopics.pdf  

Djojoningrat D. Inflamatory Bowel Disease: Alur Diagnosis dan Pengobatannya di Indonesia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2007. 384-8

The National Digestive Diseases Information Clearinghouse (NDDIC). Ulcerative Colitis 2006; http://digestive.niddk.nih.gov

Makmun D. Kolitis radiasi. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2007. 379

Rasyad SB. Penyakit Vaskular Mesenterika. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,2007.400-1