isi.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah kebutuhan dasar manuasia untuk kehidupan sehari-hari, distribusi air yang
cukup tergantung pada desain sebuah tangki penampungan air didaerah tersebut. Sebuah menara
tangki air adalah wadah penyimpanan air yang dibangun untuk tujuan memenuhi pasokan air
dan
pada ketinggian tertentu untuk memperlancar sistem distribusi air.Ukuran tangki air tergantun
g pada kuantitas air yang dibutuhkan pada penggunaan puncak maksimum harian suatudaera
h tertentu. Selain dari desain struktur menara tangki air, tujuan utama dari konstruksi
ini adalah untukmendistribusikan air secara efektif dan cukup untuk kawasan tertentu.
Air sangat penting bagi manusia untukmemenuhi kebutuhan seharihari, baik dalam pem
akaian rumah tangga, kawasan pabrik, perindustrian ataupunkomersial. Ini menjadi pentin
g untuk dibahas ketika kita harus memikirkan apa yang akan terjadi pada menaratangki
penampunga air jika terjadi gempa yang cukup besar pada kawasan-kawasan tersebut?
Pasokan air dalam sistem yang kompleks pertama dikembangkan di Jerman pada
pertengahan abad ke-19, mengarah ke perbaikan penting dalam standar higienis. Unsur
utama dari sistem pasokan air modern adalah menara tangki air. Awal tahun 1900, dan 30-40
tahun kemudian jumlah terbesar menara air dibangun ketika desa-desa dan kota-kota yang
dilengkapi dengan system distribusi air untuk keperluan publik. Ketika memasuki abad ke
20, bangunan tinggi banyak dibangun dan menara tangki air mulai jarang dipakai karena
tangki dimasukkan dalam bangunan. Namun, menara tangki air masih sering digunakan
untuk kebutuhan industri dan pengembangan kota pada tempat-tempat tertentu di beberapa
negara dan tetap dengan desain elemen struktur.
1.1. LATAR BELAKANG
Universitas pamulang teknik mesin s-1 1 | P a g e
Tangki digolongkan sebagai struktur bukan bangunan. Tetapi meskipun demikian,
tangki tetap harus direncanaka dengan baik terutama untuk menahan gaya gempa yang
mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada tangki
dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar. Tangki terdiri dari tipe
yang berbeda berdasarkan jenis material konstruksi, tipe penyimpanan dan bahkan lokasi
penyimpanan. Setiap jenis tangki tersebut didasarkan pada peraturan dan metodologi
perencanaan yang berbeda-beda. Untuk tangki-tangki yang terbuat dari pelat-pelat baja yang
disatukan dengan cara dilas dan digunakan untuk menyimpan minyak, perencanaannya
adalah berdasarkan ASCE 7-05 terbaru, yang juga mengacu pada peraturan AWWA D100
yang dipublikasikan oleh American Water Work Association (AWWA) dan peraturan API
650 yang dipubikasikan oleh American Petroleum Institute (API).
Ketahanan tangki air, minyak, ataupun bahan kimia dan bendungan terhadap
gempa sangat penting bagi masyarakat. Persediaan air sangat penting untuk kebutuhan air
pasca gempa atau mengendalikan kebakaran yang umum terjadi pada saat gempa yang mana
bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang lebih besar daripada gempa itu sendiri.
Tangki minyak yang rusak (bocor) berpotensi untuk menyebabkan terjadinya kebakaran
besar yang sangat sulit untuk diatasi. Sedangkan tangki berisi bahan kimia yang mengalami
kebocoran dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup fatal baik bagi manusia
maupun makhluk hidup lainnya.
Studi awal yang dilakukan Housner (1963) menunjukkan perilaku hydrodynamic dari
fluida dalam tangki yang kaku akibat gerakan tanah, dimana diketahui bahwa sebagian air di
atas bergerak dalam perioda yang panjang disebut sebagai convective wave dan bagian air di
bawah akan bergerak bersamaan dengan dinding tangki yang disebut sebagai impulsive
wave seperti ditunjukkan pada gambar 1. Gerakan massa air bagian atas (convective mass)
ini yang akan menimbulkan ossilasi yang disebut dengan sloshing. Pengaruh slosing ini
digunakan sebagai persyaratan untuk ketinggian fluida dalam tangki (free board) dan juga
menyumbangkan kontribusi yang kecil terhadap gaya
geser dan momen guling (overtuning moment) pada dasar tangki. Sedangkan, impulsive mass
dengan perioda pendek sekitar 0.1 s/d 0.25 detik merupakan faktor dominan dalam
menimbulkan gaya geser dan momen guling.
Pada gambar 1.2(a) dan 1.2(b) dapat dilihat distribusi hydrodynamic pressure pada
dinding tangki
Universitas pamulang teknik mesin s-1 2 | P a g e
Gambar 1.2. Distribusi tekanan hidrodinamik:
(a) tekanan impulsif, (b) tekanan konvektif
(Sumber: Analysis And Design Conventional And Base IsolatedGround Supported Tank:Static And Dynamic Apprac)
1.2. PEMBATASAN MASALAH.
a. Tangki yang dibahas adalah tangki yang berbentuk silinder yang berada diatas m
enara baja dengan ketinggian 3m dengan jari-jari tangki 1.25m dan tinggi tangki 3m.
b. Pada saat gempa terjadi maka akan menyebabkan goncangan air (sloshing) yang
terjadi dalam tangkiyang cukup membahayakan
konstruksi tangki tersebut.Hal inilah yang akan kita bahas pada tugas akhir
ini dengan metode persamaan dinamika.
c. Pondasi tangki tidak akan dihitung.
d. Buckling (tekuk) pada badan tangki diabaikan.
e. Pengaruh goncangan air akibat gempa yang diperoleh dalam perhitungan
tugas akhir ini akan dimasukkan menjadi beban permukaan pada dinding tangki.
goncangan air ini dinotasikan sebagai P dalam hal ini diartikan sebagai distribusi
tekanan permukaanpada dinding tangki yang telah direncanakan.
1.3. METODE PENULISAN.
Dalam melakukan perencanaan ini dilakukan dengan dua metode:
a. Metode multimodal untuk sloshing dua dimensi.
b. Metode dinamika untuk sloshing dua dimensi.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 3 | P a g e
Sistematika yang digunakan dalam penulisan perencanaan penelitian ini adalah:
Bab I : Pendahuluan.
Bab ini berisikan tentang latar belakang perencanaan, tujuan perencanaan,
batasan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II : Pembahasan.
Bab ini menjelaskan tentang penelitian rangka menara penyimpanan air
secara spesifik.
Bab III : Data modifikasi Perencanaan Kopling.
Bab ini menguraikan ( JUDUL)
Bab IV : Kesimpulan Dan Saran.
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran – saran dari keseluruhan
tugas elemen mesin ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan umum.
Dalam menganalisa struktur perlu ditetapkan kriteria yang dapat digunakan sebagai
ukuran apakah suatu struktur dapat diterima untuk penggunaan yang diinginkan atau ada
maksud desain tertentu. Proses perencanaan tower yang terstruktur dan sistematis sangat
diperlukan untuk menghasilkan produk perencanaan yang efektif dan efisien.
2.1.1 Kekuatan dan kekokohan.
Struktur harus memiliki cukup kekuatan struktural untuk dapat mendukung beban
rencana terfaktor yang bekerja padanya. Struktur dan segenap koponennya harus direncanakan
sehingga penampangnya mempunyai kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu yang
dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor yang sesuai.
Tabel 2.2. Sifat mekanis baja struktural.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 4 | P a g e
Jenis baja Tegangan putus
minimum, fu
(MPA)
Tegangan leleh
minimum, fy
(MPA)
Peregangan
minimum
(%)BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
2.1.2 Kemampuan layan ( Serviceability ).
Komponen structural harus memenuhi kemampuanlayananpada tingkat beban kerja
atau mampu menjamin tercapainya perilaku struktur yang cukup baik pada strata beban kerja.
2.1.3. Efisiensi.
Kriteria ini mencakup tujuan desain struktur yang ekonomis, ukuran dalam kriteria ini
adalah banyaknya material yang digunakan untuk memikul beban dalam ruang pada kondisi
dan kendala yang ditemukan.
2.1.4. Konstruksi dan perakitan.
Tinjauan ini sangat mempengaruhi struktur, Kriteria ini sangat luas cakupannya,
termasuk didalammya peralatan, waktu, biaya, dan manpower yang diperlukan.
2.1.5. Harga.
Harga merupakan kriteria yang sangat penting dalam pemilihan struktur, Kriteria ini
tidak lepas dari efisiensi bahan dan kemudahan pelaksanaan. Struktur harus didesain secara
ekonomis dan efisien serta mudah dalam pelaksanaannya.
2.2. Desain struktur.
Desain merupakan perhitungan setelah dilakukan analisis struktur. Struktur bangunan
tower terdiri dari dua bagian, yaitu : Struktur bangunan atas dan struktur bangunan bawah.
Struktur bangunan atas merupakan konsep struktur bangunan ringan dan tahan gempa,
merupakan Struktur Rangka Baja ( Truss ) dan struktur bangunan bawah berupa pondasi bore
pile.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 5 | P a g e
2.2.1. Beberapa desain perencanaan struktur baja, yaitu :
a. Desain Elastis ( elastic design ).
Pada desain struktur ini beban yang digunakan adalah beban kerja, tanpa menggunakan
faktor beban, desain kekuatan penampang tidak boleh melebihi tegangan ijin. Prinsip
desain ini diadopsi dalam desain ADS ( allowble stress design ).
b. Desain Kekuatan Batas (Ultimate Strength Design).
Desain Plastis (Plastic Design).
Pada desain ini baja dianggap telah mecapai tegangan leleh. Sedangkan beban yang
digunakan adalah beban kerja dikalikan koefisien beban. Mekanisme keruntuhan
struktur ditandai dengan terbentuknya sendi plastis ( plastice hinge ).
LRFD (Load and Resistance Factor Design).
Merupakan desain struktur baja dengan menggunakan faktor beban dan factor
resistansi.Metode ini mulai diperkenalkan pada tahun 1986 dengan terbitnya
AISC-LRFD. Para ahli berpendapat bahwa desain ini lebih rasional karena
menggunakan angka keamanan yang berbeda untuk setiap macam beban, dan
kekuata penampang yang berbeda untuk setiap kondisi pembebanan.
Dalam proses perancangan struktural perlu dicari derajat kedekatan antara
sistem struktural yang digunakan dengan tujuan desain ( tujuan yang dikaitkan
dengan masalah fungsional, serviceability, kemudahan pelaksanaan, dan biaya ).
1. Aspek Fungsional.
Aspek ini berkaitan dengan penentuan tinggi tower pada suatu daerah
tersebut agar berfungsi dengan baik dalam memancarkan sinyal dari operator yang
bersangkutan.
2. Aspek Realita ( pelaksanaan ) dan Biaya.
Dalam pelaksanaan suatu tower dapat digunakan beberapa sistem struktur yang
bisa digunakan, maka faktor ekonomi dan tingkat kemudahan dalam
pelaksanaan pengerjaannya mempengaruhi pemilihan
sistem struktur yang digunakan. Adapun hal – hal yang menentukan dalam
pemilihan sistem struktur yang akan dilaksanakan adalah :
- Mudah dan cepat dilaksanakan serta biaya murah.
- Alat dan bahan mudah didapat.
- Tidak mengganggu lingkungan (suara / material).
3. Aspek Serviceability (kemampuan layan).
Universitas pamulang teknik mesin s-1 6 | P a g e
Aspek ini berkaitan dalam penentuan perpindahan horisontal ( swaying )
maksimal pada tower agar panel-panel pemancar pada tower tetap bekerja baik.
2.3. Pembebanan.
2.3.1. Beban pada struktur.Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Penentuan secara pasti
besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur selama umur layannya merupakan salah
satu pekerjaan yang cukup sulit. Dan pada umumnya penentuan besarnya beban hanya
merupakan suatu estimasi saja. Meskipun beban yang bekerja pada suatu lokasi dari struktur
dapat diketahui secara pasti, namun distribusi beban dari elemen ke elemen, dalam suatu
struktur umumnya memerlukan asumsi dan pendekatan. Jika beban – beban yang bekerja
pada struktur telah diestimasi, maka masalah berikutnya adalah menentukan kombinasi
kombinasi beban yang paling dominan yang mungkin bekerja pada struktur tersebut. Besar
beban yang bekerja pada suatu struktur diatur oleh peraturan pembebanan yang berlaku,
sedangkan masalah dari kombinasi beban – beban yang bekerja telah diatur dalam SNI 03-
1729-2002 pasal 6.2.2.
a. Beban mati ( Dead load ).
Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan yang bersifat tetap, termasuk
unsur-unsur tambahan seperti berat struktur , pipa-pipa, toren dll. Beberapa contoh berat dari
beberapa komponen yang digunakan, seperti :
Bahan konstruksi ( baja, plat baja dll ).
Tangki air.
b. Beban hidup ( Live load ).
Beban hidup adalah beban gravitasi yang bekerja pada strukturdala masa
layannya dan akibat penggunaan suatu konstruksi. Contohnya seperti : manusia itu
sendiri.
c. Beban angin ( Wind load ).
Beban angin adalah beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan dari gerakan
angin, beban angin sangat tergantug dari lokasi dan ketinggian. Besar tekanan angin harus
diambil minimum 25 kg/m3 , kecuali seperti bangunan-bangunan berikut :
Bangunan ditepi laut hingga 5km dari pantai diambil minimum 40km/m2.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 7 | P a g e
Untuk didaerah lain yang bertekanan lebih dari 40km/m2 , diambil P = V2/16.
Nilai tekanan tiup yang diperoleh dari perhitungan harus dikalikan dengan koefisien
angin agar mendapatkan gaya resultan yang bekerja pada bidang kontak tersebut.
d. Beban gempa.Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada struktur akibat
adanya pergerakan tanah oleh gempa bumi, baik pergerakan arah vertikal maupun
horizontal. Namun pada umumnya percepatan tanah arah horizontal lebih besar daripada
arah vertikalnya, sehingga pengaruh gempa horizontal jauh lebih menentukan daripada
gempa vertikal. Besarnya gaya geser dasar (statik ekivalen) ditentukan berdasarkan
persamaan.
Menurut SNI 03-1726-2002, harus direncanakan untuk menahan suatu beban geser
dasar akibat gempa ( V ) dalam arah-arah yang ditentukan menurut rumus :
V=(C × I ×Wt )/ R Dimana :
C = Koefisien Gempa Dasar.
I = Faktor Keutamaan.
Wt = Kombinasi dari beban mati dan beban hidup.
R = Faktor Reduksi Gempa.
Wt = 1,05(BM + 0,3 BH).
2.4. Metode multimodal untuk sloshing dua dimensi.
Sloshing harus dipertimbangkan pada struktur yang mengandung cairan dengan
permukaan bebas ataupun pada semua kendaraan yang bergerak. Perhitungan hidrodinamika
sloshing cukup rumit, tergantung pada bentuk tangki, kedalaman cairan dan kondisi darurat
yang terjadi. Untuk perhitungannya dibutuhkan kombinasi dari teori, komputasi dinamika
fluida (CFD) dan percobaan-percobaan. Kita harus membedakan dari sudut pandang fisik
antara aliran arus global dan lokal terkait dengan dampak antara permukaan bebas dan
struktur tangki. Metode ini berkonsentrasi pada arus global dan beban hidrodinamik yang
dihasilkan karena untuk memaksa agar sloshing dua dimensi melintang dalam tangki yang
Universitas pamulang teknik mesin s-1 8 | P a g e
berbentuk silinder. Metode ini juga diperlukan dalam memprediksi dinamika pada tangki
kendaraan dan struktur yang relevan, misalnya untuk wadah penyimpanan yang terkena
beban gempa bumi, gerakan gelombang cairan dalam tangki truk, tangki kapal selam, tangki
kereta api dan lain-lain. Metode multimodal telah banyak digunakan untuk analisis tangki
silinder tegak, tangki silinder horizontal, tangki persegi dua dimensi dan tiga dimensi.
Metode ini menggunakan penjabaran dari teori Fourier dalam hal mode sloshing
alami sehingga gerakan cairan dijelaskan dengan persamaan modal, yaitu persamaan
diferensial biasa untuk sambungan koordinat bebas dari sebuah tinggi permukaan. Fakta
bahwa analitis mode alami untuk bentuk tangki tersebut memberikan hasil yang tepat untuk
koefisien hidrodinamika persamaan modal. Metode ini dapat memberikan hasil yang akurat
untuk karakteristik hidrodinamika dan beban dalam asumsi teoritis, dan dengan demikian
digunakan untuk validasi hasil CFD ketika asumsi dari metode modal tentang aliran tak-
berotasi dari suatu fluida. Meskipun skema umum dari metode multimodal dikenal dari
literatur (lihat buku Faltinsen & Timokha 2009), penerapan yang ditunjukkan hanya untuk
sebagian bentuk tangki. Setiap bentuk tangki memerlukan kajian matematika yang khusus.
Secara khusus, metode multimodal linear dan nonlinear perlu perkiraan dengan akurat dari
model sloshing yang harus memenuhi persamaan Laplace.
2.5. Metode dinamika untuk sloshing dua dimensi.
Dalam dunia kontruksi teknik sipil dan jaringan kawasan perindustrian sangat penting
dalam mendesign menara tangki tersebut dalam keadaan safety selama dan setelah gempa
bumi untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan menghindari ledakan ataupun kerusakan
lingkungan.
Pada tahun 1957, Housner menghitung tekanan hidrodinamik air pada dinding tangki
dengan suatu metode analisis kemudian dia menggantikan tekanan air dengan model massa
pegas. Model ini didasarkan pada sifat dari dinding tangki. Kemudian ia mengembangkan
Universitas pamulang teknik mesin s-1 9 | P a g e
model dua massa untuk menara tangki air. Pada tahun 1979, Fisher memecahkan persamaan
tekanan hidrodinamik dengan mempertimbangkan fleksibilitas dinding dan sloshing yang
terjadi. Pada tahun 1985, Haroun kemudian menyajikan model sloshing yang lebih lengkap
dari metode pegas dan massa impulsive, dimana fleksibilitas dan massa struktur yang berada
di bawah juga dipertimbangkan.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 10 | P a g e
Para peneliti kemudian berkonsentrasi terutama pada fenomena nonlinier seperti
tumpah besar (great sloshing), tangki yang bergerak atau geometri tangki yang berbeda.
Permodelan tangki air dapat disederhanakan dengan menggunakan beberapa peraturan,
antara lain AWWA, API dan UBC. AWWA menggunakan model massa tunggal untuk
perhitungan dasar geser dan model dua massa untuk memperhitungkan momen guling.
2.6. Hidrodinamika dalam tangki cairan.
Pada tulisan ini, penelitian yang dilakukan didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
Cairan adalah mampat dan inviscid.
Perpindahan permukaan air kecil.
Tangki tinggi silinder dengan jari-jari "R", dinding kaku dan menara tangki fleksibel
(kolom).
Perangsangan dasar arah horisontal saja.
Materi adalah linear dan interaksi dasar tanah diabaikan.
Dasar struktur tetap. efek Δp dan derajat rotasi kebebasan sekitar sumbu θ = 0 diabaikan.
Berdasarkan persamaan asumsi Laplace akan mendominasi persamaan dalam media cairan:
∇2 ϕ = 0(1)
Kondisi batas dalam hal ini adalah sebagai berikut:
∂∅∂ Z
= 0 di bagian bawah (2)
∂∅∂ r
= 0 di dinding (3)
∂∅∂ r2+ g
∂∅∂ Z
+ r. cos a (t) = 0 di permukaan air (4)
Dimana (r, z, θ) adalah parameter dimensi silinder, dengan percepatan horisontal pada
dasar θ = 0 dan t adalah waktu. Jika λn adalah akar turunan n dari fungsi Bessel pada kondisi
batas yang disebutkan dan dengan metode pemisahan parameter, kita akan memperoleh
persamaan:
Universitas pamulang teknik mesin s-1 11 | P a g e
ϕ (r, θ, z, t) = cost θ ∑n=1
∞
Fn ( t ){λn
rR }× cost h { λn z
R }j 1 ( λn ) cost h {λn z
R }(5)
Dengan menggabungkan persamaan (4) dan (5), maka frekuensi sloshing dalam mode ke-n akan
menjadi:
βn= √ ɡλ nR
tan h {λnHR } (6)
Karena:
Pd(r, θ, z, t) = - ρ [{∂∅∂ r }+r . cos∅ α (t)] (7)
Dimana tekanan dinamis. Sehingga:
Pd (r ,∅ , z ,∅ , t )=−[cost θ∑n=1
∞ { 2 R1− λn
α (t )−βn∫0
t
α ( t )¿}j 1 {λn
rR }cost h {λn
ZR }
j1 ( λn ) cost h {λnHR }
+r . cos∅ α ( t)]¿ (0.767 )( e4.404−e−4.404
e4.404+e−4.404 ) (144390.94 )
¿ (0.767 × 0.999× 144390.94 )
¿110637.103 N
Universitas pamulang teknik mesin s-1 12 | P a g e
BAB III
PERENCANAAN
3.1. SIMULASI DAN APLIKASI.
Dengan melakukan simulasi pada software SAP 2000 pada keadaan tangki yang diasumsik
an sebagai berikut:
Cairan adalah mampat dan inviscid.
Terjadi goncangan pada permukaan air dalam tangki.
Bentuk tangki silinder dengan jari-jari “R”, dinding kaku dan menara tangki fleksibel.
(R = 1.25m; H= 3m; tinggi menara t = 3m).
Pengaruh gempa diperhitungkan.
Interaksi dasar tanah diabaikan.
Dasar struktur tetap. Efek Δp dan derajat rotasi kebebasan sekitar sumbu θ = 0 diabaikan.
Gambar 3.2: Ilustrasi Menara tangki air
3.2. PERHITUNGAN GAYA PADA TOREN:
1. Berat total fluida dalam tangki ( Wp ).
℘=ρ ×V × g
¿ (1000 ) × ¿2 × 3 ) × ( 9.81 )
Universitas pamulang teknik mesin s-1 13 | P a g e
¿144.390,94 N
2. Gaya lateral impulsive ( wi ).
Wi ¿0,818 ×℘
¿0,818 × (144.390,94 )
¿118.111,789 N
3. Gaya lateral convective ( Wc ).
Wc ¿℘ – W
¿144.390,94−118.111,789
¿26279,151 N
3.3. PERHITUNGAN PADA MENARA TOREN
1. Titik tangkap impulsive ( Xi )
Xi ¿ [0.5−0.094DH ] (H )
¿ [0.5−0.0942.53 ] (3 )
¿1.265 m.
2. Titik tangkap convective ( Xc )
Xc ¿ [1.0−Cost ( 3.67 H
D )−1
( 3.67 HD )sin( 3.67 H
D ) ] (H )
¿ [1.0−Cost (4.404 )−1
(4.404 )sin ( 4.404 ) ] (3 )
Universitas pamulang teknik mesin s-1 14 | P a g e
¿ [1.0−( e4.404+e−4.404
2 )−1
( 4.404 )( e4.404−e−4.404
2 ) ] (3 )
¿(1− 40.876−14.404 × 40.864 ) (3 )
¿2.335 m
3. Distribusi tekanan
X H (t )=e−ωt
¿ 1
eωt
¿ 1
2.718(4.42 ) (1)
¿ 0.01204
Dimana : e = 2.718
W = 4.42 rad/s
t1 = 1, t2 = 2, t3 = 3
t4 = 4, t5 = 5
P ¿−ρ[{∂ φ∂r }+X H ( t ) r .cos∅+gz¿]
¿−1000 [ {0 }+X H (t ) 1.25 .cos 0+(9.81 ×−2.33 ) ]=22842.2
5 Kg/m2s2
Dimana : ρ = 1000 Kg/m3
g = 9.81 m/s2
z = 2.33 m
4. Turunan pertama fungsi Bessel
Jn ( X )=∑
s=0
∞ (−1)s
s ! ( n+s ) !( x2 )
n+2s
Jn ( X )=J n+1 ( X )=2 Jn ( X )
J ' ( X )=12 {J n−1 ( X )−J n+1 ( X )}
Universitas pamulang teknik mesin s-1 15 | P a g e
3.4. PERHITUNGAN TURUNAN
Masukan n = 0, dimana s = 0
J '1 ( X )=1
2{J0 ( X )−J 2 ( X ) }
J '1 ( X )=1
2 {∑s=0
∞ (−1 ) s
s ! s ! ( x2 )
2 s
−∑s=0
∞ (−1 )s
s ! (2+s) ! ( x2 )
2+2 s}J '
1 ( X )=12 {1−1
2 ( x2 )
2}Maka nilai K :
J '1 ( Kr0 )=0
J '1 ( Kr0 )=1
2 {1−12 ( k 5
2 )2}
J '1 ( Kr0 )=1
2 {1−12 ( 25 k2
4 )}12 {1−1
2 ( 25 k2
4 )}=0
12 ( 25 k2
4 )=1
K2= 825
K=0.565
Masukan n = 1, s = 0,1
Persamaan awal :
Jn ( X )=∑
s=0
∞ (−1)s
s ! ( n+s ) !( x2 )
n+2s
Jn ( X )=∑
s=0
∞ (−1)s
s ! ( 1+s )! ( x2 )
1 +2 s
Jn ( X )−J n−1 ( X )=2 J n ( X )
J 'n ( X )=1
2{J n−1 ( X )−J n+1 ( X ) }
Universitas pamulang teknik mesin s-1 16 | P a g e
Masukan s = 0,1
J 'n ( X )=1
2{J n−1 ( X )−J n+1 ( X ) }
J '1 ( X )=1
2 {∑s=0
∞ (−1 ) s
s ! s ! ( x2 )
2 s
−∑s=0
∞ (−1 )s
s ! (2+s) ! ( x2 )
2+2 s}Untuk s = 0 diperoleh :
J '1 ( X )=1
2 {1−12 ( x
2 )2}
Untuk s = 1
J '1 ( Kr0 )=1
2 {(−1 )( 5 k2 )
2
−16 ( 5 k
2 )4}
Sehingga diperoleh :
J '1 ( Kr0 )=1
2 {1−12 ( 5k
2 )2}+ 1
2 {(−1 )( 5k2 )
2
−16 ( 5 k
2 )4}=0
{12−1
4 (5 k2 )
2}+{(−12 )(5 k
4 )2
− 112 ( 5 k
4 )4}=0
{12−( 25 k4
4 )}+{(−12 )( 25 k 2
4 )− 112 ( 625 k 4
16 )}=0
{12−( 25 k2
16 )}+{(−25 k2
16 )−( 625 k4
192 )}=0
625 k 4+600 k2−96=0
k=0.394
Masukan n = 1, s = 0,1
Persamaan awal :
Universitas pamulang teknik mesin s-1 17 | P a g e
Jn ( X )=∑
s=0
∞ (−1)s
s ! ( n+s ) !( x2 )
n+2s
Jn ( X )=∑
s=0
∞ (−1)s
s ! ( 1+s )! ( x2 )
1 +2 s
Jn ( X )−J n−1 ( X )=2 J n ( X )
J 'n ( X )=1
2{J n−1 ( X )−J n+1 ( X ) }
Masukan s = 0,1
J 'n ( X )=1
2{J n−1 ( X )−J n+1 ( X ) }
J '1 ( X )=1
2 {∑s=0
∞ (−1 ) s
s! s ! ( x2 )
2 s
−∑s=0
∞ (−1 )s
s ! (2+s) ! ( x2 )
2+2 s}
Untuk s = 0 diperoleh :
J '1 ( X )=1
2 {1−12 ( x
2 )2}
Untuk s = 1
J '1 ( Kr0 )=1
2 {(−1 )( 5k2 )
2
−16 ( 5k
2 )4}
Untuk s = 2
J '1 ( Kr0 )=1
2 {14 ( 5 k
2 )4
− 112 (5 k
2 )6}
Sehingga diperoleh :
J '1 ( Kr0 )=1
2 {1−12 ( 5k
2 )2}+ 1
2 {(−1 )( 5k2 )
2
−16 ( 5 k
2 )4}+1
2 {14 ( 5k
2 )4
− 112 (5 k
2 )6}=0
J '1 ( Kr0 )={1
2−( 25 k 2
16 )}+{(−25 k 2
16 )−( 625 k 4
192 )}+{( 625 k4
128 )−(15625 k6
1536 )}=0
Universitas pamulang teknik mesin s-1 18 | P a g e
J '1 ( Kr0 )=( 15625 k6
1536 )−( 625 k 4
384 )+( 50 k 2
16 )−12=0
15625 k6−2500 k4−4.800 k 2−768=0
K=0.399
Maka diambil K dominan yaitu = 0.565
Mencari tekanan permukaan akibat sloshing dengan mathematical analisys
P= ρcos e−iωt∑n=1
∞ Cne−iωt
Bn−ω2 cost Kn ( z+H ) J1 ( Kn r0 )− ρr 0cost e−iωt
Dimana, Bn=ɡkn tanah ( kn H )
¿9.81 ×0.565 tanah (0.565× 3 )
¿5.543 tanah (1.695 )
¿5.543e1.695−e−1.695
e1.695+e−1.695
¿5.5435.446−0.1845.446+0.184
¿5.5435.2625.630
¿5.1812m
s2
Cn=−2 r0
[ ( Kn r0 )2−1 ]1
Cost ( Kn H ) J1 ( Kn r0 )
¿− 2× 1.25
[ (0.565× 1.25 )2−1 ]1
Cost (0.565 ×3 ) (0.0012 )
¿ 2.50.501
1
e1.695+e−1.695
2(0.0012 )
¿4.990 (296.033 )
¿1476.5l
m3
Sehingga :
Dik : ρ=1000Kg
m3
r0=1.25 m
Universitas pamulang teknik mesin s-1 19 | P a g e
ω=4.42rad
s
Bn=51812m2
s2
Cn=1476.5l
m3
Kn=0.565
Cost Kn ( z+ H )=0.287
J1 ( Kn r0 )=0.0012
Dit : P…?
Penyelesaian :
P= ρ cost e−iωt∑n=1
∞ Cn e−iωt
Bn−ω2 cost K n ( z+H ) J 1 ( Kn r0 )−ρ r0 cost e−iωt
P=1000 cost ( 4.42×1 )−isin ( 4.42× 1 ) −94.197 cost (4.42 ×1 )−isin ( 4.42× 1 )5.504−4.422
(0.287 ×0.0012 )−10000 cost (4.42× 1 )−i sin (4.42 ×1 )
P=1000 (0.997−i 0.077 ) ¿
P= (0.997−0.077i ) (6.693−0.517 i ) (0.344 )−(−9970+770 i)
P=−1765.8Kg
m2
3.5. HASIL DISPLACEMENT.
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat kita simp ulkan bahwa displacement
menghasilkan nilai yan g berbeda. Perbedaan yang terjadi sanat
yang terjadi tanpa b eban sloshing dan dengan beban sloshing signifikan, lebih kuran g 300%.
Maka diperoleh perbandingan data-data sebagai berikut:
A. Displacement Terhadap U1 sejajar sumbu X:
Rumus ¿ Beban sloshing−bebanmatiBebanmati
×100 %
Displacement untuk joint 1 = 0.039085−(−0.007011)
−0.007011× 100 %=657.48 %
Universitas pamulang teknik mesin s-1 20 | P a g e
Displacement untuk joint 2 = 0.088475−(−0.012326 )
−0.012326× 100 %=817.79 %
Displacement untuk joint 5 = 0.041613−(−0.003385 )
−0.003385×100 %=1329.33 %
Displacement untuk joint 7 =−0.017473− (− .0.002741 )
−.0.002741×100 %=537.46 %
Displacement untuk joint 9 =−0.01906−(0.001557 )
0.001557× 100 %=1324.14 %
Displacement untuk joint 11 =−0.017128− (0.005185 )
0.005185×100 %=430.33 %
Displacement rata-rata ¿ joint 1+ joint 2+ joint 5+ joint 7+ joint 9+ joint 116
×100 %
¿ 657.48+817.79+1329.33+537.46+1324.14+430.336
×100 %
¿859.40 ≈ 900 % (9× lipat )
B. Displacement Terhadap U1 sejajar sumbu Y:
Rumus ¿ Beban sloshing−beban matiBebanmati
×100 %
Displacement untuk joint 1 = 0.001144−(−0.000066 )
−0.000066×100 %=1833.33 %
Displacement untuk joint 2 = −0.000368− (−0.004323 )
−0.004323×100 %=91.48 %
Displacement untuk joint 5 = 0.043106− (−0.003417 )
−0.003417× 100 %=1361.51 %
Displacement untuk joint 7 =0.089215−(−.0 .012147 )
− .0.012147×100 %=834.46 %
Displacement untuk joint 9 =0.067777− (−0.01189)
−0.01189×100 %=670.03 %
Universitas pamulang teknik mesin s-1 21 | P a g e
Displacement untuk joint 11 =0.057782−(−0.008182 )
−0.008182×100 %=806.20 %
Displacement rata-rata ¿ joint 1+ joint 2+ joint 5+ joint 7+ joint 9+ joint 116
×100 %
¿ 1833.33+91.48+1361.51+834.46+670.03+806.206
×100 %
¿934.33 ≈ 900 % (9 ×lipat )
C. Displacement Terhadap U3 sejajar sumbu Z:
Rumus ¿ Beban sloshing−beban matiBebanmati
×100 %
Displacement untuk joint 1 = −7.61228−(0.105785 )
0.105785×100 %=7295.99 %
Displacement untuk joint 2 = −6.229967− (0.086867 )
0.086867× 100 %=7271.84 %
Displacement untuk joint 5 = −0.515323− (0.007106 )
0.007106× 100 %=7351.94 %
Displacement untuk joint 7 =−6.46465−( 0.090421 )
0.090421×100 %=7249.50 %
Displacement untuk joint 9 =−8.165276−(0.114198 )
0.114198×100 %=7250.10 %
Displacement untuk joint 11 =−6.274142−(0.087615 )
0.08761×100 %=7261.03 %
Displacement rata-rata ¿ joint 1+ joint 2+ joint 5+ joint 7+ joint 9+ joint 116
×100 %
¿ 7295.99+7271.84+7351.94+7249.50+7250.10+7261.036
× 100 %
¿7295.99 ≈ 7300 % (73 ×lipat )
Universitas pamulang teknik mesin s-1 22 | P a g e
Sehingga diperoleh rata-rata displacement masing-masin g U1, U2 dan U3 sebagai berikut:
U1 = 900% atau Sembilan Kali Lipat
U2 = 900% atau Sembilan Kali Lipat
U3 = 7300% atau Tujuh Puluh Tiga Kali Lipat
Dimana displacement U3 yakni terhadap Sumbu-Z memiliki perbedaan yang sangat signifikan
jika dibandingkan U1 dan U2 yang masing-masing sejajar sumbu-X dan sumbu-Y. Dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:
Universitas pamulang teknik mesin s-1 23 | P a g e
BAB IVPENUTUP
4.1. Kesimpulan.
Dari hasil analisa respon menara tangki akibat beban sloshing dari pengaruh gempa yang telah
dikaji pada bab-bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Tabel : displacement tanpa beban sloshing dan dengan beban sloshing.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 24 | P a g e
1. Perancangan suatu menara tangki merupakan perencanaan yang cukup kompleks,
dimana banyak pengeruh dari dalam maupun luar struktur menara tangki itu sendiri,
seperti akibat beban sloshing beban-beban dinamis, beban-beban hidrodinamis, zona gempa
yang direncanakan dan semuanya harus diperkirakan d alam suatu perencanaan yang baik.
2. Gerakan cairan dalam tangki dapat dibedakan atas dua (2) bagian yaitu bagian cairan
yang bergerak bersamaan dengan dinding tangki (impulsive mass) dan bagian cairan
dipermukaan yang menimbulkan sloshing convective mass.
3. Kontribusi impulsive mass jauh lebih besar dari impulsive mass terhadap respon struktur
tangki terhadap gerakan tanah disebabkan perioda alamiah impulsive berada pada period a
dominan dari gempa.
4. Terdapat perbedaan displacement struktur yang direncanakan akibat pembebanan tanpa
beban sloshing dan pembebanan dengan beban sloshing, tapi perbandingan yang terjadi tidak
terlalu signifikan, hanya berkisar lebih kurang 9.20%.
4.2. Kritik
Kami menyadari bahwa laporan yang kami selesaikan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar laporan yang selesaikan ini lebih baik lagi,
khususnya bagi kami dan umumnya yang membaca laporan ini.
Saran
Universitas pamulang teknik mesin s-1 25 | P a g e
Perencanaan analisa kekuatan rangka menara penyiimpanan air ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan masukan untuk konsultan yang merancang
instalasi air bersih di suatu bangunan.
Universitas pamulang teknik mesin s-1 26 | P a g e