bagian isi.docx

57
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. PNS sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Adapun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ASN. Selain itu, Pegawai ASN juga berkedudukan sebagai unsur aparatur negara, yang melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah, harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga merupakan bagian dari ASN masa depan yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang pelatihan struktural, fungsional dan teknis kebencanaan. CPNS BNPB dituntut untuk terus mengembangkan kualitas dan kompetensi untuk untuk mendukung tugas tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, menyebutkan bahwa Pendidikan 1

Upload: ridwan-firdaus

Post on 13-Dec-2015

263 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah. PNS sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang

diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan

memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Adapun Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan Pegawai ASN yang diangkat

sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

(PPK) sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-

Undang ASN. Selain itu, Pegawai ASN juga berkedudukan sebagai unsur

aparatur negara, yang melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan

Instansi Pemerintah, harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan

dan partai politik.

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) di Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB) juga merupakan bagian dari ASN masa depan yang

mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di

bidang pelatihan struktural, fungsional dan teknis kebencanaan. CPNS BNPB

dituntut untuk terus mengembangkan kualitas dan kompetensi untuk untuk

mendukung tugas tersebut.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang

Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Sipil, menyebutkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan

Golongan III merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS Golongan III.

Ini merupakan langkah awal untuk mencetak ASN yang berkualitas dan memiliki

kompetensi. Diklat Prajabatan Golongan III angkatan 100 dilaksanakan dengan

tujuan untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam

menjalankan tugas di unit kerja masing-masing. Niai-nilai dasar yang dimaksud

adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti

Korupsi (ANEKA). Implementasi ANEKA pada saat bertugas diharapkan

membentuk ASN BNPB yang tanggap, tangkas dan tangguh.

1

Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan 100 menerapkan pola baru. Diklat

ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap on campus dan tahap off campus. Tahap on

campus yaitu tahapan diklat yang diselenggarakan di kampus atau di pusdiklat.

Tahap ini menjadi tahap dimana nilai-nilai dasar ANEKA diinternalisasikan pada

setiap peserta diklat melalui kegiatan di dalam kelas yang difasilitasi oleh

widyaiswara. Selanjutnya peserta dituntut untuk dapat mengimplementasikan

nilai dasar yang telah dipelajari. Sedangkan tahap off campus disebut juga

aktualisasi. Aktualisasi merupakan tahap implementasi hasil dari kegiatan materi

di kelas selama periode on campus. Aktualisasi dilakukan oleh setiap peserta

Diklat Prajabatan Golongan III di unit kerjanya masing-masing sesuai dengan

tugas dan fungsinya masing-masing. Dengan demikian ASN BNPB dapat lebih

menghayati nilai-nilai dasar yang telah dipelajari dan dapat

mengimplementasikannya pada setiap tugas yang akan dikerjakannya.

B. Tujuan Aktualisasi

Tujuan pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengimplementasikan rancangan kegiatan-kegiatan kurikulim

yang dikaitkan dengan beberapa indikator nilai-nilai dasar dari

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti

Korupsi (ANEKA).

2. Untuk menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar

tersebut tidak diimplementasikan.

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup atau batasan dalam tahap aktualisasi ini adalah

sebagai berikut:

1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang sesuai dengan

rancangan aktualisasi yang telah dibuat.

2. Waktu pelaksanaan aktualisasi dibatasi selama 13 hari.

3. Kegiatan yang akan dilakukan dibatasi dari hanya kegiatan pada sub

bidang kurikulum atau kegiataan sub bidang tetangga yaitu sub bidang

penyelenggara.

2

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) merupakan badan atau

lembaga pemerintah yang menanggani bencana yang terjadi di Indonesia. BNPB

memiliki visi yaitu ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana. Sedangkan

misi BNPB yaitu :

a. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko.

b. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal.

c. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,

terkoordinir, dan menyeluruh.

1. Tugas BNPB

Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) mempunyai tugas:

a. memberikan pedoman dan pengarahan usaha penanggulangan bencana

b. menetapkan standardisasi dan kebutuhan PB

c. menyampaikan informasi kepada masyarakat

d. melaporkan penyelenggaraan PB kepada Presiden setiap bulan

e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/ bantuan

nasional & internasional

f. mempertanggungjawaban penggunaan anggaran

g. melaksanakan kewajiban lain sesuai peraturan perundangan

h. menyusun pedoman pembentukan BPBD

2. Fungsi BNPB

Dalam melaksanakan tugas, BNPB menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan dan penetapan kebiajkan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif

dan efisien, dan;

b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana

secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BNPB dikoordinasikan oleh

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

3

3. Struktur Organisasi

Penulis ditempatkan di Sub Bidang Kurikulum, Bidang Kurikulum dan

Penyelenggaraan, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan Bencana,

BNPB. Struktur organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan

Bencana BNPB adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNPBSumber : https://pusdiklatbnpb.files.wordpress.com (diunduh tanggal 6 Agustus 2015)

Pusdiklat Penanggulangan Bencana memiliki 2 bidang, yaitu Bidang Kurikulum

dan Penyelenggaraan; dan Bidang Program dan Evaluasi. Di masing-masing bidang

terdapat 2 sub bidang. Bidang Kurikulum dan Penyelenggaraan terdapat Sub Bidang

Kurikulum dan Sub Bidang Penyelenggaraan. Sedangkan Bidang program dan

Evaluasi terdapat Sub Bidang Program dan Sub Bidang Evaluasi. Unit kerja paling

bawah dimana penulis ditempatkan adalah Sub Bidang Kurikulum. Berdasarkan

Perka No 1 Tahun 2008 Sub Bidang Kurikulum memiliki tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang kurikulum.

B. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas berdasarkan modul LAN merupakan kewajiban pertanggungjawaban

yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok,

atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah ini

4

lah yang menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Beberapa indikator yang mampu

mencirikan akuntabilitas adalah sebagai berikut:

a. Integritas

Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap

pegawai dalam pegabdianya kepada organisasi, dengan unsur-unsur dedikasi,

disiplin, konsisten, terbuka dan akuntabel.

b. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan suatu indikator akuntabilitas, dimana baik isntitusi

maupun perseorangan diberikan suatu kewajiban, bahwa ada suatu konsekuensi

dari setaip tindakan yang telah dilakukan oleh institusi perseorangan tersebut,

karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah

dibuat.

c. Keadilan

Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Ekadilan harus dipelihara dan

dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.

d. Kejelasan

Kejelasan merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan

akuntabiitas. Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,

peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi,

dan sistem pelaporan kinerja, bak individu maupun organisasi.

e. Laporan

Laporan sebagai salah satu bentuk sikap untuk memberikan keterangan mengenai

proses dan status pekerjaan yang diberikan oleh atas.

f. Konsistensi

Konsistensi menjamin stabilitas dari suatu kegiatan. Penerapan yang konsisten dari

sebuah kebijakan, prosedur, sumberdaya akan dapat menciptakan lingkungan

jerja yang akuntabel, karena adanya komitmen dan kredibilitas anggota

organisasi.

g. Kejujuran

Kejujuran merupakan sebuah perilaku yang senantiasa berkata benar (tidak

bohong), berbuat sesuai aturan, menepati janji yang di ucapkan, bersedia

menerima sesuatu atas dasar hak, menolak sesuatu pemberian yang bukan

haknya, berpihak pada kebenaran, menyampaikan pesan orang lain, serta

satunya kata dengan perbuatan.

5

h. Netralitas

Netralitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, netralitas adalah

keadaan dan sikap netral (tidak memihak, bebas).

i. Transparansi dan akses informasi

Transparansi dan akses informasi merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan. Keterbukaan akses informasi memungkinkan adanya ketersediaan

(aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip, meliputi Maximum

Access Limited Exemption (MALE), permintaan tidak perlu disertai alasan,

mekanisme yang sederhana, murah, dan cepat, informasi harus utuh dan benar,

informasi proaktif, serta perlindungan pejabat yang beritikad baik

j. Menghindari praktek kecurangan dan perilaku korup

Menghindari praktik kecurangan dan perilaku korup sebagai tindakan yang tidak

diperbolehkan dan melanggar hukum dengan unsur kecurangan yang disengaja.

k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara

Penggunaan Sumber Daya Milik Negara merupakan fasilitas publik yang

dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam melayani publik.

Penggunaannya di atur sesuai dengan prosedur berlaku, dilakukan secara

bertanggung jawab dan efiesien, serta pemeliharaan fasilitas secara benar dan

bertanggung jawab.

l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah

Penyimpanan dan penggunaan data serta informasi pemerintah adalah bagaimana

pemerintah atau aparatur dapat menjelaskan semua aktifitasnya dengan data

dan informasi yang akurat terhadap apa yang telah mereka laksanakan, sedang

laksanakan, dan akan dilaksanakan. Data dan informasi tersebut disajikan dan

dilaporkan kepada masyarakat atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi

dan data pemerintah lainnya.

m. Mengatasai konflik kepentingan

Mengatasi konflik kepentingan yang terjadi akibat tugas publik dan kepentingan

pribadi yang bertentangan. Terdapat dua jenis konflik kepentingan, yaitu

keuangan (penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan, atau

sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan non-keuangan

(penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan atau orang

lain).

6

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit juga disebut dengan nasionalisme yang negatif

karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya

yang sangat tinggi dan berlebihan, namun memandang rendah terhadap bangsa lain.

Sedangkan Nasionalisme arti luasnya atau yang berarti nasionalisme positif

merupakan suatu perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya

yang tinggi, tetapi tetap menghormati bangsa lain dengan cara tidak memandang

rendah bangsa lainnya. Indikator-indikator di dalam nilai nasionalisme adalah sebagai

berikut :

a. Takwa

Menurut bahasa Arab yang berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT, yaitu

dengan mengikuti segala perintah-Nya dari menjauhi segala larangan-Nya.

sebagai idikator takwa dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :

Mengucapkan Doa sebelum dan Sesudah bekerja

Tidak Melakukan Perbuatan tercela

Tetap Menyempatkan diri untuk beribadah dalam bekerja

b. Jujur

Jujur Merupakan mengakui, berkata, atau memberikan suatu informasi yang sesuai

dengan kenyataan dan kebenaran. Sebagai indikator dalam kegiatan sehari-hari

diantaranya:

Berkata apa adanya terhadap pimpinan atau orang lain.

Mampu mengakui kebenaran/kesalahan atas tindakan/pebuatannya.

c. Disiplin

Disiplin adalah kontrol yang diperoleh dengan menegakkan kepatuhan atau perintah.

Sebagai Indikator dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :

Masuk Kerja tepat waktu.

Bersedia mematui segala aturan dalam kantor.

7

d. Demokratis

Demokratis merupakan suatu keadaan yang diberikan secara bebas untuk

mengemukakan pendapatnya dalam mengungkapkan pendapat. Sebagai

indikator dalam kegiatan sehari-hari diantaranya sebagai berikut:

Menghargai pendapat orang lain

Tidak memaksakan kehendak orang lain

Membuat keputusan yang adil

e. Adil

Adil Merupakan menempatkan sesuatu pada tempatnya, sama rata, tidak memihak.

Sebagai Indikator dalam kehidupan sehari-hari diataranya sebagai berikut :

Memperlakukan orang lain pada haknya

Memperlakukan orang lain atas dasar kebenaran

Mampu meletakkan sesuatu pada tempatnya

f. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab menurut KBBI merupakan keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja yang berbuat sebagai

perwujudan kesadaran akan kewajibanya. Sebagai indikator dalam kehidupan

sehari-hari diantaranya sebagai berikut :

Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas

Tidak mencari-cari kesalahan orang lain

Bersedia menerima pujian/cacian terhadap tindakan orang yang dilakukan

g. Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan memiliki rasa cinta yang kuat dan tulus terhadap bangsa

dan seluruh tumpah darah tanah air indonesia. Sebagai indikator dalam

kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai berikut:

Bersedia membela tanah air untuk kejayaan bangsa

Bersedia Hidup dimanapun di wilayah NKRI

Menajaga persatuan dan kesatuan bangsa

h. Orientasi Pada Keunggulan

Orientasi pada keunggulan merupakan suatu tindakan pemikiran yang berusaha

untuk mendapatkann hasil yang terbaik dalam menjalankan pekerjaan/

tindakannya. Sebagai Indikator dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai

berikut :

8

Belajar dengan sungguh-sungguh.

Berusaha mendapatkan hasil yang terbaik.

Berani besaing dalam hal keunggulan.

i. Gotong-royong/Kerja sama

Gotong Royong/ kerjasama merupakan kegiatan yang saling bantu membantu dan

bekerja sama dalam memikul beban dan menikmati hasilnya secara bersama.

Sebagai Indikator dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai

berikut:

Bantu Membantu Untuk kepentinga umum.

Memahami bahwa kerjasama merupakan kekuatan.

Memahami hasil kejasama adalah untuk kebaikan besama.

j. Menghargai

Menghargai adalah menghormati, mengindahkan, memandang penting (bermanfaat

dan berguna). Menghargai pendapat orang lain merupakan memberikan

kebebasan kepada orang lain untuk berpendapat, bersedia mendengarkan

pendapat orang lain meskipun berbeda pendapat dengan dirinya. Sebagai

Indikator dalam kegiatan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut:

Mengucapakan terima kasih atas pemberian bantuan orang lain.

Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Tidak menggangu orang lain yang sedang beribadah.

3. Etika Publik

Etika merupakan suatu pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat diterima

oleh lingkungan pergaulan seseorang atau suatu organisasi tertentu. Dengan

demikian, etika direfleksikan atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau

bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada

kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.

9

Sebagai indikator-indikator dalam etika publik diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Professionalisme

Profesionalisme merupakan sifat seseorang yang dapat menempatkan diri pada

posisi yang sesuai dengan kempuannya.

b. Toleransi

Toleransi merupakan sikap untuk saling menghormati, menghargai dan bersikap

tenggang rasa terhadap orang lain.

c. Teliti

Teliti adalah mengerjakan dengan seksama, teliti dan berhati-hati sesuai dengan

teori dan standar.

d. Loyalitas

Loyalitas terjadi pada saat melaksanakan tugas yang sesuai dengan perintah

atasan selama tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Integritas Publik

Integritas publik adalah kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai, standar

ataupun moral yang diterima masyarakat.

f. Peduli

Peduli adalah sikap mengindakan, memperhatikan sesuatu yang terjadi di

lingkungan.

g. Pelayanan Prima

Pelayanan prima merupakan suatu usaha untuk melayani dengan sebaik-baiknya

sehingga dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan dan

keinginan.

h. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sikap menerima tugas dari atasan dan mengerjakan

dengan sebaik-baiknya.

i. Menjaga Kerahasiaan

Menjaga kerahasiaan merupakan sikap tegas yang memberikan informasi dan

atau data hanya kepada orang-orang tertentu.

j. Disiplin

Disiplin adalah kondisi yang merupakan perwujudan sikap mental dan perilaku

suatu bangsa ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan

peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

10

k. Komunikatif

Komunikatif adalah menyampaikan pesan dengan baik, sehingga penerima dan

pemberi pesan memiliki persepsi yang sama.

4. Komitmen Mutu

Mutu merupakan kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses,

lingkungan sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna. Secara

umum, mutu merupakan ukuran baik/buruk yang dipersepsikan oleh individu

terhadap produk/jasa. Komitmen mutu bisa diartikan sebagai suatu upaya menjaga

kondisi sesuatu agar tetap memiliki nilai yang tinggi/ baik.

Indikator nilai dasar komitmen mutu diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Efektivitas

Efektivitas organisasi menunjukan sejauh mana organisasi dapat mencapai

target (rencana) yang ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang coba

dikerjakan.

b. Efisien

Secara umum, efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan

mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan. Efisiensi organisasi

ditunjukkan dengan berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang

dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.

c. Berorientasi pada Mutu

Orientasi pada mutu berhubungan dengan bagaimana dalam proses maupun

hasil dari suatu pekerjaan dan senantiasa untuk menjaga mutu. Pelayanan

prima adalah pelayanan yang diberikan kepada pengguna produk/jasa sesuai

dengan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, bukan yang kita pikirkan

dibutuhkan oleh mereka.

d. Kreativitas

Kreativitas berpikir adalah proses menghasilkan ide, gagasan, imajinasi dan

khayalan. Hasil dari kreativitas berpikir kemudian ditransformasikan ke dalam

bentuk inovasi untuk meciptakan nilai tambah. Disini terlihat hubungan yang

jelas antara kreativitas dan juga lahirnya inovasi.

11

e. Inovasi

Secara umum inovasi adalah penemuan sesuatu yang baru atau mengandung

kebaruan. Inovasi barang dan jasa adalah cara utama dimana organisasi

dapat beradaptasi terhadap perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.

5. Anti Korupsi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), didefinisikan

“penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan, dan sebagainya

untuk keperluan pribadi”. Korupsi merupakan perbuatan mengambil sesuatu yang

sebenarnya bukan haknya, yang merugikan kepentingan publik atau masyarakat luas

untuk keuntungan pribadi atau golongan.

Anti korupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan menghilangkan peluang

bagi berkembangnya korupsi. Peluang bagi berkembangnya korupsi dapat

dihilangkan dengan melakukan perbaikan sistem (sistem hukum, sistem

kelembagaan) dan perbaikan manusianya (moral dan kesejahteraan). Nilai-nilai

indikator yang terkandung dalam anti korupsi adalah sebagai beriku:

a. Jujur

Jujur dapat diartikan sebagai hati yang lurus, tidak berbohong, dan tidak curang.

Nilai kejujuran dalam kehidupan dunia kerja yang diwarnai dengan budaya

kerja sangat-lah diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang

berlaku dimana-mana termasuk dalam kehidupan di dunia kerja.

b. Peduli

Peduli memiliki arti mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Sebagai

calon pemimpin masa depan, seorang pegawai perlu memiliki rasa kepedulian

terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam dunia kerja maupun

lingkungan di luar dunia kerja. Beberapa upaya yang bisa dilakukan sebagai

wujud kepedulian di antaranya adalah dengan menciptakan sikap tidak

berbuat curang atau tidak jujur.

c. Mandiri

Kondisi mandiri bagi pegawai dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri

yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan

tanggung jawabnya.

12

d. Disiplin

Disiplin adalah sikap individu untuk taat atau patuh kepada tata tertib dan

peraturan yang berlaku. Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam

bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh

peraturan dan ketentuan yang berlaku di dunia kerja, mengerjakan segala

sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan keadaan wajib menanggung segala sesuatunya

(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb).

f. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan dalam melakukan suatu tindakan

atau pekerjaan. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya

hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak

berguna jika tanpa adanya pengetahuan.

g. Sederhana

Sederhana merupakan gaya hidup yang tidak berlebihan terhadap suatu hal

tetapi lebih mementingkan tujuan dan manfaat. Dengan menerapkan prinsip

hidup sederhana, pegawai dibina untuk memprioritaskan kebutuhan di atas

keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini merupakan parameter penting

dalam menjalin hubungan antara sesama pegawai karena prinsip ini akan

mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan

yang sikap-sikap negatif lainnya lainnya. Prinsip hidup sederhana juga

menghindari seseorang dari keinginan yang berlebihan.

h. Berani

Sikap berani merupakan hal penting dalam menghentikan tindakan korupsi.

Dalam dunia kerja, terkadang terdapat pegawai yang sedang mengalami

kesulitan dan kekecewaan atas sesuatu hal. Meskipun demikian, untuk

menumbuhkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan

keyakinan pegawai, terutama sekali pegawai harus mempertimbangkan

berbagai masalah dengan sebaik-baiknya. Nilai keberanian dapat

dikembangkan oleh pegawai dalam kehidupan di dunia kerja dan di luar dunia

kerja, diantaranya dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan

membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab,

dan lain sebagainya.

13

i. Adil

Adil dapat diartikan sikap yang tidak berat sebelah, tidak memihak, ataupun

berpihak pada hal yang benar. Bagi pegawai karakter adil ini perlu sekali

dibina agar pegawai dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil

keputusan secara adil dan benar.

C. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan merupakan rincian proses-proses setiap kegiatan aktuasisasi.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang ada pada Sub Bidang Kurikulum di Pusdiklat

BNPB. Dalam rancangan aktualisasi, direncanakan akan melakukan 7 kegiatan sesuai

dengan Formulir 1 yang dilampirkan pada Lampiran 1, yaitu sebagai berikut :

1. Membuat Surat Keputusan Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Meminta kejelasan pada atasan dan senior mengenai Surat Keputusan yang

pernah dibuat sebelumnya dan Surat Keputusan yang akan dibuat.

b. Meminta format Surat Keputusan kepada atasan

c. Mempelajari format Surat Keputusan

d. Membuat draft Surat Keputusan Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan

e. Konsultasi kebenaran substansi Surat Keputusan pada atasan (Pengesahan)

f. Revisi dan finalisasi Surat Keputusan

2. Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, Menjadi Fasilitator Pada Kegiatan

Pendidikan Dan Latihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Meminta kejelasan pada atasan dan senior kegiatan Diklat SRC PB.

b. Memohon ijin pada atasan baik itu atasan langsung (Sub Bidang Kurikulum)

maupun atasan di Sub Bidang Penyelenggara untuk diijinkan membantu

kegiatan Diklat SRC PB.

c. Mempersiapkan peralatan kelas.

d. Mencatatat dan merekam kegiatan diklat.

e. Membuat laporan kegiatan harian diklat.

f. Melaporkan laporan kegiatan harian kepada atasan.

14

3. Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, Sebagai Petugas Dokumentasi

Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan

Bencana

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Meminta kejelasan pada atasan dan senior kegiatan Diklat SRC PB.

b. Memohon ijin pada atasan baik itu atasan langsung (Sub Bidang Kurikulum)

maupun atasan di Sub Bidang Penyelenggara untuk diijinkan membantu

kegiatan Diklat SRC PB.

c. Mempersiapkan peralatan dokumentasi.

d. Membuat laporan dokumentasi kegiatan.

e. Melaporkan apabila laporan dokumentasi telah selesai dikerjakan kepada

atasan.

4. Membuat Notulen Rapat Lokakarya Kurikulum Pusdalops PB

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Menerima tugas dari atasan dan atau senior, kemudian meminta kejelasan

mengenai garis besar pelaksanaan Lokakarya Kurikulum Pusdalops PB

b. Meminta kelengkapan berupa recorder rapat

c. Membaca notulensi sementara, yang telah dibuat

d. Mencocokkan dengan recorder

e. Konsultasi ke atasan mengenai hasi pencocokan

f. Mencetak notulen dan melaporkannya

5. Membuat Draft Laporan Sosialisasi Pemetaan Kompetensi

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Meminta penjelasan dari atasan mengenai laporan sosialisasi pemetaan

kompetensi.

b. Mengumpulkan dokumen-dokumen dan rekaman kegiatan yang menunjang.

c. Mempelajari dokumen dan rekaman kegiatan pemetaan kompetensi.

d. Membuat outline laporan pelaksanaan pemetaan kompetensi.

e. Membuat narasi isi laporan pelaksanaan pemetaan kompetensi.

f. Konsultasi tentang isian laporan ke atasan.

g. Pemeriksaan kesalahan.

h. Mencetak draft laporan

15

6. Membuat Draft Laporan Kegiatan Review Kurikulum Rencana Kontijensi

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Meminta penjelasan dari atasan mengenai laporan review kurikulum rencana

kontijensi.

b. Mengumpulkan dokumen-dokumen dan rekaman kegiatan yang menunjang.

c. Mempelajari dokumen dan rekaman kegiatan review kurikulum rencana

kontijensi.

d. Membuat outline laporan pelaksanaan review kurikulum rencana kontijensi.

e. Membuat narasi isi laporan pelaksanaan review kurikulum rencana kontijensi.

f. Konsultasi tentang isian laporan ke atasan.

g. Pemeriksaan kesalahan.

h. Mencetak draft laporan.

7. Mengkompilasi Bahan-Bahan Kurikulum Pusdalops, Kaji Cepat dan Adaptasi

Perubahan Iklim

Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan ini adalah :

a. Meminta penjelasan kepada atasan mengenai kurikulum rumkitlap dan kaji

cepat,

b. Meminta bahan-bahan kurikulum rumkitlap dan kaji cepat,

c. Menyiapkan bindex untuk tempat kompilasi bahan,

d. Berdiskusi kepada atasan mengenai bahan-bahan yang akan dikompilasi,

e. Melaporkan hasil kompilasi.

Adapun penjelasan mengenai keterkaitan masing-masing kegiatan dengan nilai-nilai

dasar profesi PNS secara lengkap, dapat dilihat pada Formulir 2 yang dilampirkan pada

lampiran 2.

16

BAB III

RENCANA AKSI

A. Jadwal Aktualisasi

Jadwal akutualisasi dibuat untuk membantu dalam Pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

Selain itu dengan dibuatnya jadwal aktualisasi bisa terlihat atau teroganisir dengan baik

kegiatan dan bisa memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan dalam mengerjakan

setiap kegiatan yang akan dilakukan. Jadwal aktualisasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jadwal Aktualisasi

No. Nama KegiatanAgustus 2015

Ket.*)14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1Membuat Surat Keputusan Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan.

1 Surat Keputusan

2

Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, menjadi fasilitator pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

1 laporan

3

Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, sebagai petugas dokumentasi pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

1 laporan

4Membuat Notulen Rapat Lokakarya Kurikulum Pusdalops PB.

1 notulensi

5Membuat Draft Laporan Sosialisasi Pemetaan Kompetensi.

1 draft laporan

6Membuat Draft Laporan Review Kurikulum Rencana Kontijensi.

1 draft laporan

7Mengkompilasi Bahan Kurikulum Adaptasi Perubahan Iklim, Pusdalops, Dan Kaji Cepat.

3 Bindeks

Keterangan :Pelaksanaan Kegiatan

Hari Libur

B. Kendala dan Antisipasi

Selama masa aktualisasi tidak menutup kemungkinan terjadi kendala-kendala dalam

melaksanakan kegiatan. Apabila terjadi kendala selama masa aktualisasi, penulis akan

mengkomuikasikan dengan mentor dan coach. Oleh karena itu diperlukan antisipasi atau

persiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan muncul, agar

pelaksanaan kegiatan dapat tetap berjalan. Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan

kendala yang akan terjadi dalam masa aktualisasi:

17

1. Adanya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena jadwal pelaksanaan kegiatan

tersebut diundur yang waktunya di luar masa aktualisasi. Rencana antisipasinya

adalah melaporkan ke coach dan memanipulasi tanggal yang berubah lagi.

2. Kemungkinan adanya tambahan kegiatan baru di luar rencana, yang diberikan oleh

atasan (mentor). Rencana antisipasinya adalah menerima kegiatan baru dan

melaporkan perubahan kegiatan kepada coach setelah mendapat persetujuan dari

atasan langsung dengan mempertimbangkan waktu aktualisasi, volume kegiatan,

dan beban kegiatan yang akan dilakukan.

Tabel 3.2. Kendala dan AntisipasiNo. Kegiatan Kendala Antisipasi

(1) (2) (3) (4)1 Membuat Surat Keputusan

Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan.

Lamanya proses pengesahan draft surat keputusan

Tidak tersedianya blanko kertas surat keputusan di kantor Sentul

berusaha langsung memberikan draft surat pada pagi hari, dan menanyakannya selalu pada atasan yang mengesahkan surat

Mencetak blangko surat melalui petugas administrasi atas ijin atasan

2 Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, menjadi fasilitator pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

Kurangnya koordinasi antar petugas fasilitator di masing masing bagian, yang mungkin berdampak pada misalnya, kekurangan bahan dan alat perlengkapan kelas/ ATK

Menyegerakan koordinasi sebelum kegiatan dimulai, agar masing masing bagian mempersiapkannya dengan baik, bila perlu meminta dipertegas kepada penanggung jawab kegiatan agar segala-sesuatu dipersiapkan sebaik mungkin.

3 Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, sebagai petugas dokumentasi pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

Kamera Kantor dipakai oleh kegiatan lain

Segera berkomunikasi dengan petugas BMN untuk memesan kamera secepatnya untuk digunakan pada kegiatan Diklat SRC PB

4 Membuat Notulen Rapat Lokakarya Kurikulum Pusdalops PB.

Lamanya proses pengumpulan bahan-bahan notulensi

Komunikasi yang baik dengan para pemegang bahan notulen dan dilakukan sedini mungkin, bila perlu meminta bantuan atasan untuk mengkomunikasikannya.

5 Membuat Draft Laporan Sosialisasi Pemetaan Kompetensi.

Lamanya proses pegumpulan bahan-bahan laporan

Komunikasi yang baik dengan para pemegang bahan laporan dan dilakukan sedini mungkin, bila perlu meminta bantuan atasan untuk mengkomunikasikannya.

6 Membuat Draft Laporan Review Kurikulum Rencana Kontijensi.

Lamanya proses pegumpulan bahan-bahan laporan

Komunikasi yang baik dengan para pemegang bahan laporan dan dilakukan sedini mungkin, bila perlu meminta bantuan atasan untuk mengkomunikasikannya.

7 Mengkompilasi Bahan Kurikulum Rumkitlap Dan Kaji Cepat.

Terjadi perbedaan format softfile bahan

Sesegera mungkin mengkonversi formati softfile bahan, karena cukup membutuhkan waktu

18

C. Jadwal Konsultasi

Selama masa aktualisasi, diperlukan bimbingan dan kontrol berupa konsultasi agar

memastikan kegiatan aktualisasi dapat terus berjalan. Untuk itu, dibuat jadwal konsultasi

dengan mentor dan coach. Kegiatan konsultasi dilakukan penulis dari waktu ke waktu, mulai

dari berjalannya kegiatan aktualisasi maupun masalah yang dihadapi. Berikut adalah jadwal

konsultasi yang dirancang penulis. Periode konsultasi selama aktualisasi dilaksanakan pada

interval waktu tanggal 14 Agustus sampai dengan 2 September 2015.

Tabel 3.3.Rencana Jadwal KonsultasiNo.

KonsultasiAgustus 2015 Sept. 2015

Ket.*)14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2

1 Mentor 6 kali

2. Coach 5 kali

Keterangan: Pelaksanaan Konsultasi

Hari Libur

Meskipun demikian jadwal konsultasi selama masa aktualisasi disesuaikan dengan

situasi dan kondisi, atau bersifat fleksibel. Konsultasi dapat dilaksanakan sesuai dengan

kesepakatan mentee dengan mentor dan coach.

19

BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI

A. Hasil Aktualisasi

Realisasi dari rencana aktualsasi sangat tergantung kepada dinamika situasi dan kondisi

di lapangan. Oleh karena itu terdapat beberapa perubahan selama aktualisasi. Berikut ini

tabel perubahan rancangan aktualisasi untuk mengetahui lebih jelas perubahan-perubahan

selama masa aktualisasi.

Tabel 4.1 Perubahan Rancangan Aktualisasi

No.

KegiatanRancangan Aktualisasi

KeteranganJadwal Output Jadwal Output

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1.Membuat Surat

Keputusan Lokakarya Kurikulum Rumah Sakit Lapangan.

14, 18, & 19 Agustus 2015

1 Surat Keputusan

26 sd 27 Agustus 2015

1 Surat Keputusan

Ada perubahan nama surat untuk kegiatan ini, yaitu menjadi Membuat Surat Keputusan Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi (Kegiatan 6)

2.Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, menjadi fasilitator pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

Kamis, 27/8/2015

1 laporan Selasa, 25/8/2015

2 surat undangan

Kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan oleh penulis karena pada masa aktualisasi ada hal yang lebih penting dilaksanakan pada sub bidang kurikulum yaitu membuat surat undangan peserta dan narasumber untuk kegiatan Lokakarya Pemetaan Kompetensi Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Tahap II (Kegiatan 5).

3.Membantu Sub Bidang Penyelenggaraan, sebagai petugas dokumentasi pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

Jumat, 28/8//2015

1 laporan Senin, 24/82015

2 surat tugas

Kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan oleh penulis karena pada masa aktualisasi ada hal yang lebih penting dilaksanakan pada sub bidang kurikulum yaitu membuat surat tugas peserta dan narasumber untuk kegiatan Lokakarya Finalisasi Penyusunan Pendidikan Dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi (Kegiatan 4).

4.Membuat Notulen Rapat Lokakarya Kurikulum Pusdalops PB.

Kamis, 20/8/2015

1 NotulenJumat, 28/8/2015

1 nota dinas

Kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan oleh penulis karena pada masa aktualisasi ada hal yang lebih penting dilaksanakan pada sub bidang kurikulum yaitu

20

No.

KegiatanRancangan Aktualisasi

KeteranganJadwal Output Jadwal Output

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)membuat Nota Dinas Permohonan Penandatananan Surat Keputusan Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi (Kegiatan 7).

5.Membuat Draft Laporan Sosialisasi Pemetaan Kompetensi.

21 dan 24 Agustus 2015

1 draft laporan

Rabu 19/8/2015

1 draft laporan

Nama kegiatan ini dilengkapi menjadi Membuat Draft Laporan Kegiatan Workshop Sosialisai Peta Kompetensi Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Kegiatan 2).

6.Membuat Draft Laporan Review Kurikulum Rencana Kontijensi.

25 sd 26 Agustus 2015

1 draft laporan

Selasa 18/8/2015

1 draft laporan

Nama kegiatan ini dilengkapi menjadi Membuat Draft Laporan Kegiatan Review Penyusunan Modul Dan Kurikulum Perencanaan Kontinjensi Tahap Ii (Kegiatan 1).

7.Mengkompilasi Bahan Kurikulum Adaptasi Perubahan Iklim, Pusdalops, Dan Kaji Cepat.

18 dan 31 Agustus 2015

3 Bindeks 20 dan 21 Agustus 2015

4 Bindeks Ada beberapa perubahan untuk kegiatan ini, yaitu Menjadi Mengkompilasi Bahan Kurikulum Untuk Pelatihan Adaptasi Dan Perubahan Iklim, Koordinasi Dan Kaji Cepat Bencana, Koordinasi Dan Pengelolaan Tempat Pengungsian, Serta Desain Pelatihan Perencanaan Dan Kontinjensi (Kegiatan 3)

Selain melaksanakan jadwal kegiatan yang sudah dirancang dengan beberapa

penyesuaian, penulis juga harus melaksanakan konsultasi dengan coach dan mentor.

Selama aktualisasi, dilaksanakan bimbingan dan kontrol berupa konsultasi agar memastikan

kegiatan aktualisasi bisa berjalan. Kegiatan konsultasi dilakukan penulis sebisa mungkin

sesuai dengan jadwal yang telah dirancang sebelumnya. Namun karena ada satu dan lain

hal terkait dinamika situasi dan kondisi di lapangan maka ada beberapa perubahan waktu

konsultasi. Periode konsultasi selama aktualisasi dilaksanakan pada interval waktu tanggal

14 Agustus sampai dengan 2 September 2015. Berikut adalah tabel jadwal konsultasi

selama masa aktualisasi.

21

Tabel 4.2. Jadwal Konsultasi Selama Masa Aktualisasi

No. KonsultasiAgustus 2015 Sept. 2015

Ket.*)14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2

1 Mentor 6 kali

2. Coach 3 kali

Keterangan: Pelaksanaan Konsultasi

Hari Libur

Berikut realisasi dari rancangan aktualisasi yang telah dibuat setelah mengalami

penyesuaian dengan situasi dan kondisi di lapangan:

1. Membuat Draft Laporan Kegiatan Review Penyusunan Modul dan Kurikulum

Perencanaan Kontingensi Tahap II

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015. Kegiatan ini merupakan

rangkaian dari kegiatan review penyusunan modul dan kurikulum perencanaan

kontinjensi yang dilaporkan kebagian evaluasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai

bentuk pertanggungjawaban dari telah dilaksanakannya suatu program kerja. Sehingga

kegiatan ini dapat dinilai dan dievaluasi.

Tahapan dari proses pembuatan draft laporan ini adalah sebagai berikut:

Pertama selalu diawali dengan berdoa kepada Allah SWT. Kemudian menanyakan

kejelasan kepada atasan mengenai gambaran umum review review penyusunan

kurikulum dan modul perencanaan kontinjensi. Kemudian saya diminta untuk

bekerjasama dengan pegawai pusdiklat yang senior, karena bahan-bahan untuk

pembuatan laporan ada di senior. Setelah itu saya mempelajari bahan-bahan yang

sudah dikumpulkan dari senior dan membuat draft sementara laporan. Ketika draft

sementara laporan sudah jadi, saya berkonsultasi dengan atasan dan senior untuk

mendapatkan perbaikan. Setelah dapat dipasrtikan semua isi laporan benar maka saya

menectaknya dengan menggunakan fasilitas kantor dan menyerahkan itu kepada atasan,

serta mengirimkannya dalam bentuk soft file ke bagian evaluasi sebagai bentuk laporan

atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Membuat Draft Laporan Kegiatan Workshop Sosialisasi Pemetaan Kompetensi

Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015. Kegiatan ini merupakan

rangkaian dari kegiatan workshop sosialisasi pemetaan kompetensi pendidikan dan

22

pelatihan penanggulangan bencana yang harus dilaporkan kebagian evaluasi. Tujuan

dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban dari telah dilaksanakannya

suatu program kerja. Sehingga kegiatan ini dapat dinilai dan dievaluasi.

Tahapan dari proses pembuatan draft laporan ini adalah sebagai berikut:

Pertama saya selalu berdoa kepada Allah SWT. Seperti kegiatan sebelumnya

kemudian menanyakan kejelasan kepada atasan mengenai gambaran umum workshop

sosialisasi pemetaan kompetensi pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana.

Kemudian saya diminta lagi untuk bekerjasama dengan pegawai pusdiklat yang senior,

karena bahan-bahan untuk pembuatan laporan ada di senior. Setelah itu saya

mempelajari bahan-bahan yang sudah dikumpulkan dari senior dan membuat draft

sementara atau narasi laporan sementara. saya berkonsultasi dengan atasan dan senior

untuk mendapatkan perbaikan isi laporan. Setelah dapat dipasrtikan semua isi laporan

benar maka saya menectaknya dengan menggunakan fasilitas kantor dan menyerahkan

itu kepada atasan, serta mengirimkannya dalam bentuk soft file ke bagian evaluasi

sebagai bentuk laporan atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

3. Kompilasi Bahan Kurikulum Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim, Koordinasi Kaji

Cepat Bencana, Koordinasi dan Pengelolaan Tempat Pengungsian, dan Desain

Pelatihan Rencana Kontinjensi

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2015. Kegiatan ini

bertujuan untuk menginventarisasi bahan-bahan kurikulum pendidikan dan pelatihan

penangulangan bencana. Bahan-bahan itu milsalnya adalah materi diklat, bahan tayang

dan bank soal, sehingga apabila ada yang membutuhkan lebih mudah untuk

memperolehnya.

Tahapan dari proses kompilasi bahan kurikulum adalah sebagai berikut:

Seperti biasa, saya mengawali hari Kamis, tanggal 20 Agustus 2015 dengan

berdoa kepada Allah SWT. Setelah itu saya membereskan perlengkapan pribadi (laptop

dan alat tulis) untuk memulai kerja. Saya mendapat perintah untuk mengkompilasi

bahan-bahan terkait kurikulum pelatihan adaptasi perubahan iklim, koordinasi kaji cepat

bencana, koordinasi dan pengelolaan tempat pengungsian, dan desain pelatihan

perencanaan kontinjensi. Kemudian saya mencoba meminta penjelasan kepada atasan

mengenai kompilasi bahan yang saya akan buat. Setelah mendapat arahan dari atasan,

23

saya meminta bahan-bahan kurikulum pada atasan, Kemudian mencari bindex yang

masih layak dipakai (bekas) dengan kondisi yang masih bagus di rak pengarsipan.

Bindex ini digunakan untuk tempat pengumpulan kompilasi bahan. Setelah itu, saya

membuat format rancangan kompilasi bahan kurikulum di laptop saya sendiri. Kemudian

saya konsultasi kepada atasan dengan membawa komputer sendiri memperlihatkan

format akan dibuat seperti apa kompilasi bahan-bahan kurikulum yang sedang dibuat.

Saya mengerjakan formatnya satu per satu (per bahan), menyusun dengan rincian:

silabus, materi ajar, bahan tayang, dan bank soal (bila ada) sesuai dengan permintaan

atasan. Proses penyusunan format tidak dapat diseselaikan dalam waktu satu hari kerja,

maka saya mengerjakannya di rumah

Hari kedua, tanggal 21 Agustus 2015 seperti biasa saya memulainya dengan

berdoa kepada Allah SWT agar diberi selalu kemudahan menjalankan setiap aktivitas.

Sesampainya di kantor, saya melanjutkan pekerjaan yang kemarin masih belum selesai.

Saya mulai mencetak bahan kurikulum yang sudah disusun kemarin dan semalam

dengan menggunakan printer kantor. Selesai mencetak bahan, kemudian saya

menyusunnya kembali per jenis kurikulum untuk dimasukkan ke dalam bindex yang

sudah disiapkan hari sebelumnya. Kemudian sebagai back up data, Saya

menggandakan softfile masing masing bahan ke dalam bentuk disk. Satu per satu bahan

saya susun di dalam bindex kurikulum ditambah disk softfile bahan-bahannya. Kemudian

saya memasukkannya ke dalam lemari dan menyusunnya di dalam rak. Terakhir saya

melaporkan hasil kompilasi kepada atasan.

4. Membuat Surat Tugas Peserta dan Narasumber untuk kegiatan Lokakarya

Finalisasi Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan

Kontinjensi

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2015. Kegiatan ini merupakan

bagian dari kegiatan Lokakarya Finalisasi Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan

Pelatihan Perencanaan Kontinjensi. Dimana narasumber dan peserta yang akan hadir

harus diberi tahu terlebih dahulu secara formal, agar dalam pelaksanaanya dapat

menjadi dasar kelompok atau instansinya mengijinkan untuk melaksanakan tugas. Bagi

BNPB ini akan menjadi bukti bahwa kegiatan itu berjalan dengan menggunakan

anggaran BNPB dan mengerahkan sumber daya manusia sebanyak yang ada dalam

lampiran surat tugas tersebut.

24

Tahapan dari proses pembuatan surat ini adalah sebagai berikut:

Seperti hari sebelumnya, saya mengawali hari Senin, tanggal 24 Agustus 2015

dengan berdoa kepada Allah SWT. Sesampainya di kantor saya mengikuti apel pagi

terlebih dahulu. Pada waktu apel saya diberi tugas untuk menjadi ajudan apel.

Mengingat padatnya kegiatan sub bidang kurikulum dalam bulan-bulan terakhir ini,

saya diberi tugas untuk membuat Surat Tugas Kegiatan Lokakarya Penyusunan

Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi. Saya diminta untuk

bekerja sama dengan senior yang satu sub bidang. Saya berusaha sekuat tenaga

bekerja sama dengan senior di bidang kurikulum. Tidak lupa saya meminta kejelasan

pada Ibu Tuti terkait surat tugas yang akan dibuat, menanyakan surat-surat kegiatan

sebelumnya dan meminta format/ contoh surat kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah

mendapat penjelasan, saya langsung mengerjakannya sesuai dengan format dan nota

dinas yang sudah dibuat pada hari Jumat, 21 Agustus 2015. Kemudian mencari data

siapa saja yang dimasukkan dalam lampiran surat tugas tersebut baik itu yang

narasumber maupun peserta. Setelah dikonsultasikan dengan membuat lembar

pengesahan sesuai dengan prosedur pembuatan surat kepada senior/ pejabat, maka

saya mencoba membaca kembali barangkali masih ada yang salah. Setelah bisa

dipasikan tidak ada yang salah, saya mencetaknya dengan menggunakan printer kantor.

Kemudian saya melanyampaikannya ke Sestama di kantor Pramuka hari berikutnya,

karena yang menandatanganinya adalah Sestama. Kegiatan hari ini saya laporkan ke

atasan saya.

5. Membuat Surat Undangan Peserta dan Narasumber untuk kegiatan Lokakarya

Pemetaan Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Tahap

II

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015. Kegiatan ini bagian awal

dari kegiatan Lokakarya Pemetaan Kompetensi Pendidikan dan

PelatihanPenanggulangan Bencana Tahap II. Dimana peserta dan narasumber yang

akan hadir harus diberitahu terlebih dahulu secara formal. Kegiatan ini bertujuan untuk

memberi gambaran waktu dan tempat di mana lokakarya akan dilaksanakan dan siapa

saja yang terlibat didalamnya kepada peserta dan narasumber.

Tahapan dari proses pembuatan surat ini adalah sebagai berikut:

25

Saya mengawali hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2015 dengan berdoa kepada

Allah SWT. Saya diminta untuk bekerja sama dengan senior yang satu sub bidang oleh

atasan saya. Saya menerimanya karena sudah menjadi bagian dari pekerjaan saya.

Kemudian saya meminta kejelasan pada Ibu Tuti terkait surat undangan yang akan

dibuat, menanyakan surat-surat kegiatan sebelumnya dan meminta format/ contoh surat

kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah mendapat penjelasan, saya langsung

mengerjakannya sesuai dengan format dan nota dinas yang sudah dibuat pada hari

Jumat, 21 Agustus 2015. Saya bekerja sama dengan Ibu Tuti (senior) untuk memperoleh

siapa saja yang akan diundang dalam kegiatan tersebut (karena Ibu Tuti yang mengikuti

kegiatan sebelumnya). Ibu Tuti menjadi contak person yang dicantumkan di dalam surat.

Oleh karenanya daftar peserta kegiatan dan narasumber kegiatan juga dipegang oleh Ibu

Tuti. Setelah itu saya menyesuaikannya dengan kebutuhan kegiatan yang akan

dilaksanakan. Surat yang dibuat dikonsultasikan dengan membuat lembar pengesahan

pada hari berikutnya sesuai dengan prosedur pembuatan surat. Lembar pengesahan itu

diajukan kepada senior/ pejabat. Setelah bisa dipasikan tidak ada yang salah, saya

mencetaknya dengan menggunakan printer kantor. Kemudian saya melanyampaikannya

ke Sestama, setelah disahkan oleh pejabat pusdiklat. Kegiatan ini saya laporkan ke

atasan saya.

6. Membuat Surat Keputusan Tim Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan

Perencanaan Kontinjensi

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2015. Kegiatan ini

seharusnya dilakukan dari sejak tim ini terbentuk yaitu caturwulan pertama tahun ini.

Pembuatan SK sangat diperlukan untuk menjadi dasar formal yang jelas dalam

menjalankan kegiatan. Di dalam SK dijelaskan apa yang menjadi latarbelakang, dasar

hukum sampai peran setiap anggota tim. SK juga menjadi acuan bagi anggota tim

ataupun yang lain untuk melaksanakan penyusunan kurikulum yang dimaksud.

Tahapan dari proses pembuatan surat ini adalah sebagai berikut:

Seperti biasa, saya mengawali hari Rabu, tanggal 26 Agustus 2015 dengan berdoa

kepada Allah SWT. Kemudian saya meminta kejelasan dengan bertutur kata yang baik

(ramah) dan dengan sopan santun pada senior mengenai Surat Keputusan (karena

atasan sedang dinas luar). Surat keputusan yang saya minta pejelasannya adalah surat

keputusan yang pernah dibuat sebelumnya dan Surat Keputusan yang akan dibuat

26

supaya terlihat detilnya. Setelah itu saya meminta format Surat Keputusan yang benar

kepada senior. Kemudian saya mempelajari format Surat Keputusan yang benar

berulang-ulang agar mudah disesuaikan dengan surat keputusan yang dibuat yaitu

mengenai SK Tim Penusunan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan

Kontinjensi. Setelah saya memahami dan menyesuaikan format surat keputusan dengan

kebutuhan surat keputusan yang akan dibuat, saya memulai Surat Keputusan Tim

Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi. Setelah

dibuatkan draft surat Keputusan, saya mengkonsultasikan berulangkali dengan kepada

senior untuk proses pengesahan Surat Keputusan ini. Selama proses konsultasi saya

merevisi perubahan perubahan sesuai dengan perintah senior dan aturan penulisan

surat. Selanjutnya, saya mencetak Surat Keputusan yang sudah dalam format yang

paling benar untuk ditandatangani oleh yang memiliki wewenang yaitu Sestama. Namun

untuk sampai ditandatangani oleh Sestama, harus melalui beberapa tahap. Tahapan

tersebut adalah telah disetujui oleh eselon 4, eselon 3, dan eselon 2 di Pusdiklat PB

BNPB. Untuk itu, saya juga membuat lembar pengesahannya. Kegiatan ini ternyata tidak

selesai di satu hari karena ada beberapa hal yang harus dipelajari terlebih dahulu, seperti

dasar hukum, daftar nama tim penyusun yang dimana diutamakan nama lengkap bukan

nama yang disingkat, serta jabatan yang tidak boleh salah. Saya berusaha dengan kerja

keras untuk memperoleh daftar nama tim penyusun dengan jabatannya, namun belum

selesai juga di hari yang sama. Oleh karena itu saya mengerjakannya di rumah

sesegera mungkin.

Di rumah saya berusaha mencari peraturan mengenai renkon melalui internet.

Saya membuka web instansi (www.bnpb.go.id) dan mencari publikasi hukum yang terkait

dengan SK yang sedang dibuat. Setelah menemukan beberapa Perka saya mencoba

mempelajarinya. Kemudian saya masukkan Perka itu ke dalam SK yang sedang dibuat di

bagian dasar hukum.

Keesokan harinya, sesampainya di kantor Ina DRTG, saya memulai dengan

meneruskan kegiatan di rumah yang belum selesai, yaitu membuat SK. Saya

mengkonsultasikan dasar hukum dan lain-lain kepada senior. Setelah menurut senior

sudah memadai untuk dicetak. Setelah saya cetak, kemudian saya cetak juga lembar

pengesahanya, kemudian saya sertakan lembar pengesahannya dengan SK yang belum

ditandatangani. Tahap selanjutnya adalah menyerahkannya pada pejabat untuk

27

mendapatkan acc, sebelum sampai ke Sestama. Terakhir saya melaporkannya pada

atasan bahwa pembuatan Surat Keputusan telah selesai.

7. Membuat Nota Dinas Permhonan Penandatanganan Surat Keputusan Tim

Penyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan Kontinjensi

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2015. Pembuatan nota dinas ini

merupakan bagian dari prosedur proses pembuatan Surat Keputusan. Karena

dibutuhkan tandatangan sestama (eselon 1), maka harus dibuatkan nota dinas sebagai

dokumen pengantar SK dari Kepala Pusdiklat (eselon 2) ke Sestama (eselon 1). Jadi

apabila tidak ada nota dinas maka secara administrasi SK tidak dapat ditindaklanjuti di

Sestama.

Tahapan dari proses pembuatan nota dinas ini adalah sebagai berikut:

Seperti biasa, saya mengawali hari tanggal 28 Agustus 2015 dengan berdoa

kepada Allah SWT. Sesuai dengan peraturan administrasi perkantoran, bahwa untuk

pengajuan penandatanganan Surat Keputusan yang sudah dibuat, maka dibutuhkan

Nota Dinas. Oleh karena itu saya kemudian meminta kejelasan pada senior mengenai

Nota Dinas Permohonan tanda tangan dari Sestama (karena atasan sedang dinas luar).

Saya meminta outline nota dinas pada Ibu Tuti. Setelah itu saya beruhsaha membuat

nota dinas sesuai dengan outline yang telah diberikan (orientasi mutu). Kemudian saya

selalu konsultasi dengan cara membawa print draft nota dinas dan dengan membawa

laptop lagsung menghadap kepada Ibu Tuti. Setelah dikonsultasikan dengan Ibu Tuti

nota dinas yang sedang dibuat terkait perihal, kemudian dari dan ditujukan kepada siapa,

serta redaksi surat; saya langsung mencetaknya. Setelah itu saya kemudian

menyertakannya dengan Surat keputusan yang sudah dibuat sebelumnya. Kemudian

saya meminta ttd Kepala pusdiklat untuk tindak lanjut dari pembuatan SK Penyusunan

Renkon. Setelah mendapat tanda-tangan Kapusdiklat (walaupun atas nama, karena Pa

Kapusdiklat sedang dinas luar) saya melaporkannya pada atasan bahwa pembuatan

nota dinas sudah selesai.

B. Analisis Dampak Nilai-Nilai Dasar

Pelaksanaan aktualisasi yang berkualitas sangat bergantung pada sejauh mana nilai-

nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Anti Korupsi)

diterapkan dalam setiap langkah-langkah kegiatan yang dilakukan. Namun jika nilai-nilai

28

dasar ini tidak diikutsertakan maka kemungkinan besar akan dihasilkan kegiatan yang tidak

sesuai dengan harapan.

1. Nilai Dasar Akuntabilitas

a. Kejelasan

Sebelum mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, pegawai perlu

untuk meminta penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan, hasil

yang diharapkan, maupun cara mengerjakannya. Jika tidak ada penjelasan

mengenai pekerjaan, maka kemungkinan pegawai akan mengerjakannya

dengan prosedur yang salah atau hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang

diharapkan oleh atasan. Misalnya untuk membuat surat keputusan tidak

terlebih dahulu meminta kejelasan maka mungkin akan terjadi surat

keputusan akan lamauntuk disahkan, bahkan tidak disahkan. Hal ini karena

untuk memperoleh tandatangan Sestama harus terlebih dahulu melalui

rangkaian tahap-tahap yang tidak bisa diloncat, harus mengurut.

b. Laporan

Pelaporan adalah salah satu bentuk dari tartibnya sebuah kegiatan dalam

sebuah organisasi. Jika tidak dilaksanakan maka sebuah kegiatan baik itu

yang sifatnya final maupun sementara. Pelaporan suatu pekerjaan sangat

penting untuk mengetahui apakah pekerjaan telah sesuai yang diharapkan

dan apakah sudah sesuai dengan tujuan. Pelaporan juga berguna untuk

sarana komunikasi untuk menyelesaikan apabila ada masalah dalam

melakukan kegiatan. Misal ada masalah nama yang kurang lengkap dalam

lampiran SK, dan kita sebagai yang membuat SK tidak tahu apa-apa, maka

laporan kepada atasan sangat penting. Setidaknya dengan laporan atasan

akan mengarahkan untuk melakukan apa selanjutnya sebagai contoh,

diarahkan untuk menghubungi yang memegang nomor kontak yang belum

lengkap namanya.

c. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara (SDMN)

Penggunaan Sumber Daya Milik negara diperlukan untuk membantu dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan, ketika adanya SDMN yang kurang

memadai akan menyebabkan tersendatnya suatu pekerjaan. Misal untuk

mencetak bahan kompilasi yang sangat banyak tidak ada printer kantor,

maka kita harus aklternatif lain, memutar otak. Mungkin kita harus ke rental

komputer untuk mencetaknya dan memutuhkan biaya yang lebih besar boleh

29

jadi maka disimpulkan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sangat

efektif dan efisien dalam penyelesaian suatu kegiatan.

d. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan suatu indikator akuntabilitas, dimana baik isntitusi

maupun perseorangan diberikan suatu kewajiban. Tanggung jawab

merepresentasikan bahwa ada suatu konsekuensi dari setaip tindakan yang

telah dilakukan oleh institusi perseorangan tersebut, karena adanya tuntutan

untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat. Misalnya

sebagai pegawai negeri melaksanakan perintah atasan merupakan

pekerjaan, setiap perintah dari atasan harus kita terima konsekwensinya.

2. Nilai Dasar Nasionalisme

a. Takwa

Semua pekerjaan yang telah selesai tidak terlepas dari bantuan Allah SWT

melalui doa, setiap kegiatan yang diawali dengan doa akan menjadikan

pekerjaan menjadi lebih berkah dan dimudahkan dalam pekerjaannya,

seperti semua kegiatan pada aktualisasi dengan nilai dasar takwa yaitu

berdoa setiap hari sebelum bekerja dimulai. Ini dimaksudkan agar dierikan

kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan amanah dan tugas.

Ketakwaan akan membuat pekerjaan yang dikerjakan menjadi lebih

bertanggungjawab karena suatu pekerjaan adalah amanah.

b. Kerjasama

Setiap pekerjaan tidak dapat dilakukan secara individu secara langsung pasti

pekerjaan memerlukan kerjasama dengan orang lain seperti meminta

kejelasan kepada atasan atau mengkomunikasikan pekerjaan kepada senior

yang lebih memahami. Seperti pada membuat surat undangan, diperlukan

kerjasama antara pegawai yang terlibat, bahwa diperlukan daftar nama yang

akan diundang. Maka bagian yang membuat surat harus bekerjasama

dengan yang memegang daftar nama yang akan diundang. Jika tidak ada

kerjasama dalam suatu pekerjaan maka pekerjaan akan memakan waktu

yang lebih lama dan bisa jadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

c. Rela berkorban

Rela berkorban merupakan kesediaan dan keikhlasan dalam melaksanakan

suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati. Hal ini sangat penting

karena akan menumbuhkan motivasi untuk mengerjakan pekerjaan.

30

Meluangkan waktu dengan mengerjakan pekerjaan yang belum selesai di

rumah, menggunakan fasilitas pribadi untuk membantu dalam mengerjakan

suatu pekerjaan yang berkaitan untuk kepentingan pemerintahan merupakan

salah satu bentuk dari rela berkorban. Rela berkorban tidak akan banyak

menuntut namun loyalitas dalam bekerja untuk menyelesaikan tugas. Jika

rela berkorban tidak ada dalam jiwa seorang aparatur sipil negara, maka

motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan akan berkurang.

d. Disiplin

Sikap yang selalu tepat janji dengan menyelesaikan tugas sepenuh hati dan

semangat untuk menyelesaikannya tepat waktu. Sikap disiplin sangat

diperlukan dalam menyelesaikan setiap tugas karena tugas adalah

tanggungjawab yang harus diselesaikan dengan tepat waktu. Misalnya untuk

hadir dikantor tepat waktu, yaitu sebelum jam kerja dimulai merupakan

bentuk disiplin. Sehingga bekerja tanpa adanya nilai disiplin akan

memperlambat selesainya suatu pekerjaan.

3. Nilai Dasar Etika Publik

a. Ramah

Ramah merupakan cara bertutur kata dan berkomunikasi lisan yang baik.

Bertutur kata dan berperilaku yang baik, suka bergaul dan terbuka dengan

siapa saja, berbudi baik, murah senyum dan senang menyapa orang lain

dalam proses bekerja juga sangat penting karena dimulai dengan tutur kata

yang baik maka orang lain akan lebih mudah menerima kita sehingga akan

lebih mudah dalam bekerjasama. Misal untuk meminta kejelasan dalam

membuat nota dinas harus dengan tutur kata yang ramah, jika tidak ramah

maka akan lebih sulit dalam menyelesaikan nota dinas tersebut. Karena

boleh jadi dengan tidak ramah, akan menimbulkan masalah baru di luar

pekerjaan yang sedang dikerjakan (pertengkaran dll). Jadi jika setiap

pekerjaan terutama dalam tim bila tidak dibarengi dengan ramah tamah

maka akan menghambat proses pekerjaan.

b. Sopan santun

Sama dengan nilai dasar ramah pada nilai dasar sopan santun juga untuk

semua kegiatan terdapat nilai dasar ini karena dalam meminta kejelasan

kepada atasan pasti kita harus bersikap ramah. Sikap dan perilaku yang

31

berbudi baik dan menjunjung tinggi tata krama dari setiap tingkah laku juga

sangat penting dalam menyelesaikan pekerjaan. Jadi jika setiap pekerjaan

terutama dalam tim bila tidak dibarengi dengan ramah tamah dan sopan

santun maka akan menghambat proses pekerjaan terutama dalam hal

kerjasama.

c. Komunikatif

Komunikatif merupakan sifat yang mencerminkan dimana ketika seseorang

melakukan komunikasi itu mudah untuk dipahami. Jika tidak maka akan

memperpanjang masa pekerjaan, atau molor dll. Sebagai contoh dalam

membuat rancangan kompilasi bahan kurikulum saya mencoba untuk

membawa laptop dan membicarakannya dengan atasan akan dibuat seperti

apa.

4. Nilai Dasar Komitmen Mutu

a. Efisien

Efisien dalam penggunaan waktu, sumber daya sehingga pekerjaan yang

dilakukan dapat terealisasi dengan tepat. Jika seorang pegawai melakukan

suatu pekerjaan tidak memiliki porsi dalam hal sumber daya atau

menggunakannya seenaknya saja maka dapat merugikan instansi, bisa saja

dapat memekan biaya yang lebih banyak, memakan waktu yang lebih lama

dan sebagainya. Misalnya pada pembuatan kompilasi bahan kurikulum

diperlukan bindeks untuk tempat kompilasinya. Saya menggunakan bindeks

bekas, yang banyak sekali disimpan di ruang pengarsipan dan masih layak

pakai serta masih bagus. Hal ini menghemat biaya daripada kita membelinya

di luar. Dengan efisien dalam bekerja maka pegawai dapat menghemat

waktu dan biaya yang harus dikeluarkan, sehingga dapat dialokasikan ke

kegiatan yang lain.

b. Efektif

Efektif dalam bekerja mampu mencapai target dengan baik dan menghasilkan

hasil kerja yang bermutu dan langkah kerja yang tidak berulang. Pekerjaan

yang efektif dapat mengukur sejauh mana pekerjaan dapat mencapai tujuan

yang ditetapkan.

c. Teliti

Teliti merupakan sifat kehati-hatian dan mencurahkan perhatian terhadap suatu

pekerjaan sehingga dapat meminimalisir kesalahan. Dengan keteltian,

32

pekerjaan yang dilakukan akan menjadi efektif dan hasilnya lebih baik. Jika

suatu pekerjaan hanya asal selesai maka belum tentu benar sehingga harus

cermat dan teliti setiap menyelesaikan pekerjaan. Seperti pada kegiatan

pembuatan draft laporan dalam mempelajari bahan-bahan laporan harus

teliti. karena dengan keteltian, pekerjaan yang dilakukan akan menjadi efektif

dan hasilnya lebih baik. Tidak mengakibatkan kesalahan dalam

pelaksanaan kegiatan lainnya.

d. Cermat

Cermat merupakan sifat kehati-hatian dan mencurahkan perhatian terhadap

suatu pekerjaan dari hal yang besar sampai hal yang kecil-kecil. Jika ini tidak

ada dalam pengerjaan pekerjaan maka akan menimbulkan kekeliruan.

Ketika keliru maka waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan

akan semakin banyak dan lama. Misal dalam pembuatan surat keputusan

kita harus cermat mengamati setiap kata jangan sampai ada yang keliru,

karena kalau keliru maka harus dibetulkan dan ini memerlukan waktu

tambahan.

5. Nilai Dasar Anti Korupsi

a. Jujur

Sikap jujur merupakan salah satu cara untuk menjadi pribadi yang berintegritas,

berintegritas dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dengan adanya sikap jujur jika ketika pegawai diberikan suatu tugas untuk

melaksanakan sebuah tugas, maka pegawai harus menjalankannya sesuai

perintah dengan tidak melakukan tindakan lain yang bisa merugikan negara.

Kejujuran akan membawa banyak dampak positif karena dengan kejujuran

maka didapatkan suatu kepercayaan. Tanpa adanya kejujuran dalam

bekerja maka tidak akan ada lagi kepercayaan untuknya.

b. Berani

Sikap berani merupakan hal penting dalam menghentikan tindakan korupsi.

untuk menumbuhkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan

keyakinan seseorang. Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh pegawai

dalam kehidupan di dunia kerja dan di luar dunia kerja, diantaranya dapat

diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,

berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya.

33

Sebagai contoh adalah berani menolak apabila diajak ke luar untuk sekedar

pergi ke kantin pada jam kantor.

C. Kendala dan Solusi

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi kegiatan yang telah dibuat pasti terdapat oleh

satu dan lain hal. Pembuatan strategi antisipasi merupakan suatu cara yang optimal agar

kendala tersebut tidak mengganggu aktivitas yang dilakukan saat aktualisasi di kegiatan

yang akan datang. Berikut ini merupakan analisis kendala dan strategi antisipasi yang aka

dilakukan

Tabel 4.3. Kendala dan Solusi

No. Kegiatan Kendala Solusi

5 Membuat Surat Undangan Peserta dan Narasumber untuk kegiatan Lokakarya Pemetaan Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana Tahap II

Ketika ditinggalkan atasan untuk pergi ke luar negeri dan ada perubahan jadwal kegiatan karena tidak tersedianya sumber daya manusia (pegawai yang stand by) di kantor

Berusaha selalu berkomuikasi menggunakan media whatsapp dan email kapada atasan

3 Mengkompilasi Bahan Kurikulum Terjadi perbedaan format softfile bahan

mengkonversi formati softfile bahan dengan menggunakan software yang update

34

BAB IV

PENUTUP

Dari uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai

berikut:

1. Internalisasi dari nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu dan Antikorupsi (ANEKA) sangat penting dalam rangka

menjalankan tugas sebagai aparatur sipil negara. Hal ini harus ditanamkan dari

mulai sekarang dan dari hal yang paling kecil. Diharapkan internalisasi nilai-nilai

ANEKA dapat langgeng dan laten menjiwai setiap kegiatan Aparatur Sipil Negara.

2. Peningkatan kinerja tidak hanya tergantung pada internalisasi nilai-nilai dasar

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi (ANEKA),

tetapi juga bergantung pada implementasi nilai-nilai dasar dalam setiap pekerjaan.

Implementasi nilai-nilai dasar ANEKA sangat penting bagi Aparatur Sipil Negara

(ASN), sehingga nilai-nilai dasar harus terpatri dalam setiap kegiatan dalam

menyelesaikan pekerjaan sehingga didapatkan hasil pekerjaan sesuai yang

diharapkan. Dengan mengimplementasikan ANEKA dan terus

menginternalisasikannya dalam setiap pekerjaan, Aparatur Sipil Negara diharapkan

dapat menjadi aparatur yang amanah, berkompeten dalam mengemban

tanggungjawab sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik.

35

DAFTAR ISTILAH

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak psikologis.

Bindeks (Odner) map besar berkulit tebal untuk menyimpan surat-surat dan berkas lainnya

Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu).

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yg diajarkan pd lembaga pendidikan atau bisa

juga perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus (tertentu).

Rencana Kontinjensi adalah rencana kesiapsiagaan yang disusun pada situasi terdapat

potensi bencana untuk menghadapi keadaan darurat yang didasarkan atas

skenario menghadapi bencana tertentu (single hazard).

Review adalah suatu proses pemeriksaan ulang atau mempelajari kembali sesuatu.

36

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Sulistyo Purnomo. 2015. Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Subbagian Perencanaan dan informasi Kepegawaian, Bagian Admiistrasi Kepegawaian, Badan Pusat Statistik.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana.2015.Visi dan Misi BNPB. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2015 dalam http://www.bnpb.go.id/.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Kebijakan Pemerintah :

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan BencanaUndang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraPeraturan Kepala BNPB No. 01 Tahun 2008.Rancangan Rencana Strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019.

Website:

https://pusdiklatbnpb.files.wordpress.com

37

38

LAMPIRAN

39