ira referat flunarizine

20
REFERAT FLUNARIZINE Ira Damayanti NIM. 0910015019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: ira-damayanti

Post on 01-Feb-2016

411 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

farmako

TRANSCRIPT

Page 1: IRA Referat Flunarizine

REFERAT

FLUNARIZINE

Ira Damayanti

NIM. 0910015019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

OKTOBER 2014

Page 2: IRA Referat Flunarizine

REFERAT

FLUNARIZINE

Ira Damayanti

NIM. 0910015019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

OKTOBER 2014

i

Page 3: IRA Referat Flunarizine

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hanya atas berkah, rahmat

dan hidayah-Nyalah Referat “Flunarizine” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Referat

ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada program pendidikan profesi dokter di stase

farmakologi. Referat ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari belajar mandiri.

Referat ini secara menyeluruh membahas tentang profil obat flunarizine.

Dalam proses penyusunan referat ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dra. Khemasili Kosala, Apt. Sp. FRS sebagai dosen pembimbing penulisan referat

2. Para dosen pembimbing di stase farmakologi

3. Teman-teman sekelompok stase farmakologi

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis mengharapkan agar referat ini dapat berguna baik bagi penulis sendiri maupun bagi

pembaca.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tentunya referat ini masih belum sempurna. Oleh

karena itu, saran serta kritik yang membangun penuli harapkan demi tercapainya kesempurnaan

dari isi referat ini.

Samarinda, 06 Oktober 2014

Penulis

ii

Page 4: IRA Referat Flunarizine

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................................... i

Kata Pengantar..............................................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................................iii

BAB 1 Pendahuluan......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................................................1

1.3 Manfaat Penulisan...............................................................................................................................1

BAB 2 Pembahasan.......................................................................................................................3

A. Morfologi...........................................................................................................................................3

B. Farmakodinamik................................................................................................................................4

C. Farmakokinetik..................................................................................................................................5

D. Dosis obat Dan Cara pemberian........................................................................................................5

E. Bentuk sediaan obat...........................................................................................................................6

F. Indikasi...............................................................................................................................................7

G. Kontraindikasi....................................................................................................................................7

H. Efek Samping dan Toksisitas.............................................................................................................7

I. Interaksi Obat.....................................................................................................................................8

BAB 3 Penutup...............................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................9

3.2 Saran...................................................................................................................................................9

Daftar Pustaka................................................................................................................................10

iii

Page 5: IRA Referat Flunarizine

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam masyarakat salah satu penyakit atau gejala penyakit yang sering ditemui adalah

migrain. Kita atau orang sekitar kita pasti pernah mengalami migrain. Salah satu obat yang

sering digunakan untuk terapi migrain adalah Flunarizine. Flunarizine adalah antagonis Ca++ Non

Selektif. Flunarizine adalah derivat dari cinnarizine , yang mempunyai antihistamin, sedatif dan

penghambat kanal kalsium. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa flunarizine adalah obat

yang tepat dalam pengobatan migrain. Flunarizine tidak mempunyai efek miogenik pada sel otot

polos di pembuluh darah, hal ini menjadikan bahwa flunarizine adalah satu-satunya antagonis

Ca++ yang mampu melindungi sel otak dari hipoksia (Sweetman, 2009).

Pada pasien usia lanjut flunarizine sering menyebabkan efek samping yang umum seperti

mengantuk, sedasi, kelemahan dan depresi. Flunarizine digunakan untuk beberapa

tahun sebagai terapi utama untuk gangguan vestibular serta pilihan pengobatan untuk penyakit

serebrovaskular. Baru-baru ini flunarizine juga telah digunakan sebagai ajuran pengobatan

epilepsi (Helio A.G Teive, 2003).

Golongan antagonis kalsium adalah golongan obat yang digunakan pada beberapa kondisi

klinis. WHO baru-baru mengklasifikasikan menjadi dua tipe utama : tipe selektif yang aktif

terhadap kanal kalsium lambat dan tipe yang tidak selektif (Massimo Leone, 1991).

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan referat ini bertujuan agar para dokter muda mengetahui profil obat flunarizine

yang meliputi tentang :

1. Morfologi obat

2. Farmakokinetik

3. Farmakodinamik

4. Dosis obat

5. Bentuk sediaan obat

6. Indikasi

7. Kontraindikasi

8. Efek samping obat

9. Interaksi obat

1

Page 6: IRA Referat Flunarizine

1.3 Manfaat Penulisan

Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun

pembacanya mengenai profil obat flunarizine meliputi morfologi obat, farmakokinetik,

farmakodinamik, dosis obat, bentuk sediaan obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping obat

dan interaksi obat sesehingga kita dapat memanfaatkan obat ini sebagaimana mestinya.

2

Page 7: IRA Referat Flunarizine

BAB 2

PEMBAHASANFLUNARIZINE

A. MorfologiFlunarizine dengan zat aktif flunarizine 2HCl tersedia dalam tablet 5mg.

Berat molekul: 477,4 g/mol

Rumus empirik: C16H26F2N2. 2HCl

Flunarizine atau flunarizine dihidroklorida mempunyai rumus bangun seperti gambar

dibawah ini.

Flunarizine adalah derivat dari cinnarizine , yang mempunyai antihistamin, sedatif dan

penghambat kanal kalsium (Sweetman, Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth

Edition, 2009). penghambat kanal Ca++ yang digunakan di eropa, melalui berbagai uji klinis,

yang dilaporkan efektif menurunkan keparahan serangan migren akut dan mencegah rekurensi

(Katzung, 2011).

Penghambat Kanal Ca++ (PKC), yang pertama kali ditemukan ( Hass & Hartfelder, 1962)

adalah verapamil. Pada tahun-tahun selanjutnya kemudian ditemukan berbagai macam

penghambal kanal Ca++ yang kemudian ditemukan dalam klinik. Penghambat kanal Ca++ yang

memiliki struktur kimia berbeda satu sama lain, dikenal sebagai derivat fenilalkilamin

3

Page 8: IRA Referat Flunarizine

(verapamil), dihidropiridin (nifedipin,nikardipin,amlodipin), benzotiazepin (diltiazem),

difenilpiperizin (sinerizin, flunarizin) dan diarilaminopropilamin eter (bepridil). Tiga golongan

pertama merupakan penghambat kanal Ca++ yang selektif bekerja terhadap kanal Ca++ (90-

100%), sedangkan kelompok lainnya menghambat kanal Ca++ (50-70%) dan kanal Na+ (FKUI,

2007). Flunarizine juga dapat memblokade reseptor dopamine (D2), meskipun tidak

mempengaruhi kontraksi dan konduksi otot jantung.

Flunarizine memiliki rumus kimia yang sama dengan trifluoperazine , dimana sebagai

obat antipsikotik, flunarizine juga memiliki efek sebagai neuroprotektif, vasodilator, anti

serotoninergic, migrain dan vertigo (Manjir Sarma Kataki, 2010)

B. FarmakodinamikPada otot Masuknya Ca++ terutama berlangsung lewat slow channel. Slow channel

berbeda dengan fast Na channel yang melewatkan ion Na+ dari ruang ekstrasel menuju rruang

intrasel dan dihambat oleh tetrodotaksin. Kanal Ca++ tidak dihambat oleh tetrodotoksin. jantung

dan otot polos vaskuler, Ca++ terutama berperan dalam peristiwa kontraksi. Meningkatnya kadar

Ca++ dalam sitosol akan meningkatkan kontraksi. Masuknya Ca++ dari ruang ekstrasel ke dalam

intrasel dipacu oleh perbedaan kadar Ca++ ekstrasel 10.000 lebih tinggi daripada kadar Ca++

intrasel sewaktu diastole karena pada ruang intrasel bermuatan negatif. Pada otot jantung

mamalia, masuknya Ca++ meningkatkan kadar Ca++ sitosol dan mencetuskan pelepasan Ca++

dalam jumlah cukup banyak dari depot intrasel (retikulumsarkoplasmik) sehingga aparat

kontraktil (sarkomil) bekerja.

Secara umum ada 2 jenis kanal Ca++. Pertama Voltage-sensitive (VSC) atau potential

dependent calcium channels (PDC), kanal Ca++ jenis ini akan membuka bila ada depolarisasi

membran sel. Kedua , recector-operated calcium channels (ROC) yang membuka bila suatu

agonis menempati reseptor dalam kompleks sistem kanal ini. Contoh : hormon, neurohormon

misalnya norepinefrin.

Penghambat kanal Ca++ mempunyai 3 efek hemodinamik yang utama yaitu berhubungan

dengan pengurangan kebutuhan oksigen otot jantung, yaitu :

1. Vasodilatasi koroner dan perifer

2. Penurunan kontraksi jantung

3. Penurunan automatisitas serta kecepatan konduksi pada nodus SA dan AV.

4

Page 9: IRA Referat Flunarizine

C. FarmakokinetikFlunarizine Hidroklorida diabsorpsi dengan baik pada gastrointestinal, dan konsentrasi

puncak pada plasma dicapai dalam 2 sampai 4 jam setelah dosis oral. Flunarizine sangat lipofilik

dan lebih dari 90% terikat pada protein plasma. Waktu paruh dari flunarizine sekitar 18 hari.

Flunarizine dan metabolitnya dieksresi bersama feces melalui empedu (Sweetman, Martindale

The Complete Drug Reference Thirty-Sixth Edition, 2009).

D. Dosis obat Dan Cara pemberianFlunarizine diberikan pada terapi profilaksis migren , gangguan vestibular, gangguan

sirkulasi perifer dan cerebral.

Dosis awal pencegahan Migrain:

- <65th : 10mg/ hari pada malam hari.

- > 65th : 5mg/hari.

- Jika setelah 2 bulan pemberian pengobatan, tidak ada tanda-tanda perbaikan yang

signifikan, sebaiknya pengobatan segera dihentikan

Dosis pemeliharaan :

Diberikan 5hr/minggu dengan lama terapi 6 bulan, dan pengobatan harus dihentikan

setelah 6 bulan, dan diulangi jika kambuh. Dosis maksimal flunarizine adalah 10mg/hari (MIMS,

2013).

Dosis awal pencegahan gangguan vestibuler, sirkulasi serebral & perifer :

- <65th : 10mg/hari pada malam hari

- >65 : 5mg/hari

- Diberikan hingga gejala membaik ( kurang dari 2 bulan ), dan hentikan terapi sesudah

2 bulan jika tidak diperoleh respon terapeutik.

Flunarizine diberikan pada malam hari untuk meminimalkan efek mengantuk (Sweetman,

Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth Edition, 2009). Cara pemberian obat

flunarizine bisa dengan atau tanpa makanan (MIMS, 2013).

Perlu diperhatikan :

- Tidak dianjurkan untuk diberikan pada ibu hamil dan ibu menyusui.

- Pengobatan dengan flunarizine dapat menimbulkan efek ekstra-piramidal, depresi dan

Parkinsonisme, terutama pada penderita dengan faktor predisposisi, seperti usia

5

Page 10: IRA Referat Flunarizine

lanjut. Oleh karena itu, pemberian obat ini harus dilakukan dan dipertimbangkan

dengan hati-hati.

- Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan tekanan darah rendah, karena dapat

terjadi hipotensi yang berlebihan.

- Selama minum obat ini, jangan mengemudikan kendaraan bermotor.

- Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan, terutama saat terapi pemeliharaan agar

gejala ekstrapiramidal dan depresi dapat dideteksi sedini mungkin, dan pengobatan

dapat segera dihentikan bila hal tersebut terjadi.

- Hati-hati penggunaan pada penderita usia lanjut dan penderita kelainan fungsi ginjal

(MIMS, 2013).

E. Bentuk sediaan obatFlunarizine berbentuk seperti bubuk higroskopis putih atau hampir putih. Sedikit larut

dalam air, alkohol, dan dalam diklorometana; sedikit larut dalam metil alkohol. Flunarizine

harus di simpan dalam wadah kedap udara. Dan terlindungi dari cahaya.

Sediaan obat flunarizine dalam bentuk tablet yaitu 5mg x 5 x 10 dan 10mg x 5 x 10

(MIMS, 2013).

Merk flunarizine yang tersedia di Indonesia (MIMS, 2013):

1. Bartolium [ Nufarindo ]

2. Cevadil 5/ Cevadil 10 [ Global Multi Pharmalab (GMP) ]

3. Cymalium [ Imedco Djaja ]

4. Degrium [ Ferron ]

5. Dizine [ Pharos ]

6. Frego[ Kalbe Farma ]

7. Galium [ Global Health Pharma ]

8. Gratizin[ Sanbe ]

9. Seremig [ Ifars ]

10. Sibelium-5 / sibelium-10 [ Johnson&Johnson]

11. Siberid-5 / Siberid-10 [ Pyridam ]

6

Page 11: IRA Referat Flunarizine

12. Silum-5 / Silum-10 [ Metsifarma TM  ]

13. Sinral [ Bernofarm ]

F. Indikasi- Mencegah migrain, mengurangi frekuensi serangan dan meringankan gejalanya

- Mencegah dan mengobati vestibular dan gangguan peredaran darah central dan

perifer, seperti :

- Tinitus, pusing vertigo

- Sulit berkonsentrasi dan bingung

- Gangguan memori dan irama tidur serta iritabilitas

- Kejang sewaktu berjalan atau berbaring, ekstremitas dingin dan gangguan

tropik (Drs. Tan Hoan Tjay, 2010).

G. Kontraindikasi- Alergi terhadap komponen obat ini

- Penderita dengan riwayat penyakit depresi

- Parkinson dan gangguan ekstrapiramidal lainnya

- Dan pasien yang sedang menjalani terapi dengan penyekat β-blocker (MIMS, 2013)

H. Efek Samping dan ToksisitasSama halnya dengan golongan antihistamin lainnya. efek samping flunarizine adalah

(MIMS, 2013) :

- mengantuk & kelelahan menyeluruh

- peningkatan BB selama terapi profilaksis migren

- depresi, dan gejala ekstrapiramidal terutama pada lansia

- gangguan GIT jarang ditemukan

- insomnia

- kecemasan

- galaktore

- mulut kering

- nyeri otot, dan

7

Page 12: IRA Referat Flunarizine

- ruam kulit.

Menurut penelitian yang dilakukan di belgia, pada pasien dengan Gangguan

ekstrapiramidal ( termasuk parkinsonisme, diskinesia dan akatisia )

dilaporkan pada 12 pasien yang diberikan flunarizine 10 - 40 mg setiap hari selama 3 minggu

sampai 15 bulan menimbulkan gejala depresi, tetapi keadaan tersebut akan kembali normal jika

pemberian flunarizine dihentikan (Sweetman, Martindale The Complete Drug Reference Thirty-

Sixth Edition, 2009).

I. Interaksi ObatPemberian flunarizine bersama dengan alkohol, antiepilpsi, obat tidur, obat-obat hipnotik

atau tranquillizer dapat meningkatkan efek sedasi yang hebat atau menimbulkan efek samping

obat. Galaktore dapat terjadi jika digunakan bersama-sama dengan kontrasepsi oral (Sweetman,

Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth Edition, 2009).

8

Page 13: IRA Referat Flunarizine

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa flunarizine adalah derivat dari

cinnarizine , yang mempunyai antihistamin, sedatif dan penghambat kanal kalsium. Flunarizine

dapat diberikan sebagai profilaksis migren, vertigo. Gangguan vestibuler dan sirkulasi central

dan perifer.

3.2 Saran

Masih banyak hal-hal yang belum diketahui dari obat flunarizine ini terutama

perbandingan efektivitasnya dengan obat jenis lainnya. Penelitian masih terus dikembangkan,

oleh sebab itu kita senantiasa perlu update informasi baik melalui internet maupun textbook agar

tidak ketinggalan.

9

Page 14: IRA Referat Flunarizine

DAFTAR PUSTAKA

Brunton, L. L., Lazo, J. S., & Parker, K. L. (2006). Goodman & Gilman's The Pharmacological

Basis of Therapeutics, 7th Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Drs. Tan Hoan Tjay, D. K. (2010). Obat - Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek

Sampingnya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

FKUI. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru.

Helio A.G Teive, A. R. (2003). Flunarizine and cinnarizine-induced parkinsonism: a historical.

Elseveir.

Katzung, B. G. (2011). Farmakologi Dasar & Klinik Edisi. 10. Jakarta: EGC.

Manjir Sarma Kataki, K. T. (2010). Neuropsychopharmacological Profiling of a flunarizine :

Calcium Cannhel Blocker. International Journal of PharmTech Research, Vol.2, No.3,

pp 1703-1713.

Massimo Leone, L. G. (1991). Flunarizine in Migraine: A Minireview. Milano, Italy: Centro

Cefalee, Istituto Neurologico.

MIMS. (2013). MIMS Bahasa Indonesia edisi 14. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer (kelompok

Gramedia).

Sweetman, S. C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth Edition.

London, Chicago: Pharmacevtical Press.

10